dan
PRESERVASI JEMBATAN
PERATURAN-PERATURAN
PERENCANAAN JEMBATAN
PEMBEBANAN
PERENCANAAN FONDASI
PERENCANAAN BETON
PERENCANAAN BAJA
PERSYARATAN UMUM
PERENCANAAN JEMBATAN
DASAR UMUM PERENCANAAN
Keadaan batas :
- Keadaaan Batas Ultimit
- Keadaan Batas Layan
PERENCANAAN BERDASARKAN BEBAN DAN
KEKUATAN TERFAKTOR (PBKT)
Pengurangan kekuatan
Perubahan bentuk
Kerusakan permanen
Getaran
Penggerusan
UMUR RENCANA
TINGGI TIPIKAL
JENIS PILAR
0 10 20 30
Pilar dinding
Ujung dibuat bundar, sesuaikan dengan
alinemen aliran air
TINGGI TIPIKAL
JENIS PILAR
0 10 20 30
Ruang bebas horisontal dan vertikal di bawah jembatan disesuaikan kebutuhan lalu lintas
kapal dengan mengambil free-board minimal 1,0 meter dari muka air banjir.
Ruang bebas vertikal jembatan di atas jalan minimal 5,1 meter.
2 1
R 3 S 2
V
n
Resiko gerakan-gerakan
Reaksi tanah terhadap gempa di lapangan
Sifat reaksi dinamis dari seluruh struktur
ANALISIS STRUKTUR UNTUK
BANGUNAN ATAS
Lebar tetap
Kondisi perletakan hampir ekuivalen dengan per-letakan
garis
Jembatan pelat yang dilaksanakan dengan meng-gunakan
perancah, sudut siku tidak boleh melebihi 200
Untuk BA dengan gel.memanjang dan pelat lantai
kantilever, kantilever tidak boleh lebih dari 60% dari jarak
rata-rata antar gelagar memanjang dan juga tidak lebih
dari 1,8 m.
POKOK-POKOK PERENCANAAN
Kriteria umum
Kekuatan unsur struktural dan stabilitas keseluruhan
Kelayanan struktural
Keawetan
Kemudahan pelaksanaan
Ekonomis dapat diterima
Bentuk estetika
Fasilitas pemeliharaan
TAHAP PERENCANAAN
Rancangan percobaan
Jenis dan dimensi bangunan atas dan bangunan bawah
tipikal :
* Bangunan atas kayu
* Bangunan atas baja, komposit
* Bangunan atas beton bertulang
* Bangunan atas beton prategang
* Bangunan bawah tanah dengan pondasi langsung,
sumuran dan tiang pancang
Pilihan alternatif
LEBAR JEMBATAN DAN BEBAN
Beam Units
Beton
Biasa Plat- Slab Units
Balok
Pelengkung
Beton Pratekan
(Arch)
Balok
Box
Baja
Post-tensioned
Balok
Aksi Tetap
Beban Lalu Lintas
Aksi Lingkungan
Aksi-aksi Lainnya
KLASIFIKASI
Aksi tetap
Aksi transient
BEBAN JEMBATAN
Ketahui Aksi Yang Terkait
Cek kombinasi
FAKTOR BEBAN
JANGKA
WAKTU
KTDS KTDU
S/4,2 S/3,4
Pelat lantai beton di atas:
(bila S > 3,0 m lihat Catatan 1) (bila S > 4,3 m lihat Catatan 1)
balok baja I atau balok
S/4,0 S/3,6
beton pratekan
(bila S > 1,8 m lihat Catatan 1) (bila S > 3,0 m lihat Catatan 1)
balok beton bertulang T
S/4,8 S/4,2
balok kayu
(bila S > 3,7 m lihat Catatan 1) (bila S > 4,9 m lihat Catatan 1)
CATATAN 1 Dalam hal ini, beban pada tiap balok memanjang adalah reaksi beban roda dengan menganggap lantai antara gelagar
sebagai balok sederhana.
CATATAN 2 Geser balok dihitung untuk beban roda dengan reaksi 2S yang disebarkan oleh S/faktor 0,5.
CATATAN 3 S adalah jarak rata-rata antara balok memanjang (m).
BEBAN TERBAGI RATA
10
9
8
7
6
BTR
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Panjang dibebani (m)
PENYEBARAN PEMBEBANAN ARAH
MELINTANG
b
nl x 2,75
SUSUNAN
PEMBEBANAN “D”
FAKTOR BEBAN DINAMIS UNTUK BEBAN GARIS
TERPUSAT (BGT)
50
40
30
FBD
20
10
0
0 50 100 150 200
Bentang (m)
Beban Rem
500
400
300
Gaya rem (kN)
200
100
0
0 50 100 150 200 250
Bentang (m)
Gaya Sentrifugal
Besarnya gaya sentrifugal ditentukan
oleh rumus di bawah ini, dan berlaku
hanya untuk beban merata yang
bekerja pada elevasi 1,8 m di atas
permukaan lantai kendaraan
V2
TTR 0,79 TT
Beban lajur D tidak dikalikan dengan FBD r
dan tidak direduksi untuk bentang >
30 m dengan
q = 9 kPa TTR = gaya sentrifugal
Tt = pembebanan lalu lintas total
Untuk beban 70% dan faktor pembesaran V = kecepatan lalau lintas rencana (km/jam)
di atas 100% BGT dan BTR, gaya
R = jari-jari lengkungan (m)
sentrifugal berlaku
PEMBEBANAN UNTUK PEJALAN KAKI
Pembebanan untuk Pejalan Kaki
FAKTOR BEBAN
GAYA REM KTBS = 1,0 KTBU = 2,0
GAYA SENTRIFUGAL KTRS = 1,0 KTRU = 2,0
ULTIMIT :
Jembatan Besar Dan Penting 100 tahun 2,0
Jika tidak ada data yang tepat, proyeksi benda hanyutan dihitung
dengan cara:
M (Va ) 2
Gaya akibat tumbukan dengan TEF [kN ]
d
batang kayu
– Dianggap mempunyai
massa minimum 2 ton M = massa batang kayu = 2 ton
hanyut pada kecepatan Va = kecepatan air permukaan (m/dt)
aliran rencana atau 1,4 x kecepatan rata-rata Vs
D = lendutan elastis ekuivalen (m)
BEBAN ANGIN
K h CS
T*EQ = gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau (kN)
Kh = koefisien beban gempa horizontal
C = koefisien geser dasar untuk daerah, waktu dan kondisi setempat
I = faktor kepentingan
S = faktor tipe bangunan
WT = berat total nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa (
beban mati + beban mati tambahan) kN
AKSI-AKSI LAIN
Pondasi
Baja
Kayu
Tiang pancang
Pondasi dalam
Beton
Tiang Bor
Sumuran
DIMENSI PONDASI TIPIKAL
Tiang Pancang
Pondasi
Uraian Sumuran
langsung Baja Tiang pipa T.P.Beton T.P.beton
Tiang H baja Pracetak Pratekan
Beban maksimum
ULS (KN) untuk 20.000 + 20.000 + 3.750 3.000 1.300 13.000
keadaan biasa
Variasi optimum
Beban ULS (KN) - - 500-1.500 600-1.500 500-1.000 500-5.000
Dasar Perencanaan Fondasi Dangkal
• Beban dan reaksi yang meliputi aspek perhitungan aksi beban dan reaksi serta
reaksi dari pondasi yang sendirian dan yang berkelompok.
• Momen lentur yang meliputi aspek perhitungan penampang kritis dan distribusi
dari pembesian.
• Gaya geser yang meliputi aspek perhitungan penampang kritis, dan tulangan
geser bila jenis strukturnya memungkinkan.
• Pembesian tulangan yang meliputi aspek penyaluran panjang dan penampang
kritis.
• Transfer gaya pada dasar kolom yang meliputi aspek perhitungan transfer gaya
vertikal dan lateral, perletakan, penulangan, ukuran dowel, penyaluran panjang,
dan splicing.
PONDASI LANGSUNG
PERSYARATAN :
tanah asli
D
Dasar Perencanaan Fondasi Sumuran
PERSYARATAN:
h •Cukup kuat -
•daya dukung terjadi < Daya
dukung izin
•d > 3 M
•h < h izin timbunan
•D > kedalaman scouring
Max scouring (s)
D
•Bila D < s < D’, maka perlu
protection
D’
d
PERENCANAAN FONDASI TIANG
• Kondisi pembebanan A
– Kapasitas fondasi harus proporsional dengan bahan yang digunakan
• Kondisi pembebanan B
– Kapasitas pondasi ditentukan oleh kapasitas daya dukung tanahnya
– Daya dukung berdasarkan hasil penyelidikan tanah
– Digunakan faktor pengali sesuai dengan kondisi batas yang
digunakan
• Kondisi pembebanan C
– Ditentukan oleh kestabilan longsor atau puntir termasuk lingkaran
gelincir
– Faktor dikalikan sesuai dengan faktor kondisi batas yang digunakan
PERENCANAAN KEADAAN BATAS
Batuan yang terlaminasi Kuat geser rendah ketika beban horizontal sebagai
anisotropi yang tinggi dan adanya lapisan lemah
KONDISI TANAH DENGAN PERHATIAN KHUSUS
Kuat tekan
– Adalah kuat tekan fc’ 28 hari
– Benda uji silinder diameter 150
mm dan tinggi 300 mm
– Kemungkinan kegagalan 5%
– < 20 MPa tidak digunakan sebagai
beton struktur
cs .t t / 35 t cs .u
cs K .K .K .K .K .K
s
h
s
d
s
s
s
f
s
b
s
ac
A 35 30 25 25 25
B1 (65) 45 40 35 25
B2 - (75) 55 40 35
C - - (90) 70 60
PERSYARATAN UMUM PERENCANAAN
STRUKTUR BAJA
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
PEKERJAAN BETON
PENGENDALIAN MUTU BETON
Sebelum Pada saat Setelah
pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
PENAKARAN PERAWATAN
SELEKSI MATERIAL (Berat atau volume) (waktu, cara)
PENGECORAN
(jenis konstruksi, waktu
PERALATAN
Setting)
(JUMLAH,
KONDISI)
PEMADATAN, FINISHING
• Semen
– Jenis semen portland sesuai SNI
– Hanya satu merk dalam satu campuran
• Air
– Bersih, bebas dari bahan organik seperti minyak, garam, asam,
basa, gula
– Lolos pengujian sesuai AASHTO T 26
• Agregat
– Ketentuan gradasi agregat sesuai ketentuan
– Ukuran maksimum agregat kasar ¾ jarak bersih tulangan
– Sifat agregat harus bersih, kuat, keras dan berasal dari
pemecahan batu
– Bebas bahan organik
Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja
– Kontraktor harus
mengirimkan contoh semua
bahan yang akan digunakan
dan dilengkapi dengan data
pengujian seluruh sifat bahan
– Kontraktor harus
mengirimkan rancangan
campuran untuk masing-
masing mutu beton 30 hari
sebelum dilaksanakan untuk
kemudian dilakukan
pembuatan trial mix dalam
langkah membuat job mix.
– Kontraktor menyerahkan
secara tertulis hasil pengujian
pengendalian mutu
Pengajuan Kesiapan Kerja
Suhu Beton =
0,1 Suhu Pasta semen +
0,3 Suhu air +
0,6 Suhu agregat
Pedoman Awal
Rancangan campuran
• Tidak diperkenankan adanya sambungan konstruksi pada daerah air asin pada
tempat 75 cm di bawah muka air tertinngi atau 75 cm di atas muka air
terendah
Tujuan perawatan
• Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton lebih awet terhadap
agresi kimia
• Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena lau lintas dan lebih
kedap air
• Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton
tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa
air masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia
f f c.m
2
ci
S 1
n 1
• Jumlah benda uji 1 set (3 buah) setiap 10 m3 pada setiap jenis struktur.
Benda uji yang diuji adalah 2 buah, apabila dari 2 buah benda uji tersebut
terdapat perbedaan > 5%, maka benda uji ke-3 diuji, dan untuk
perhitungan S digunakan 2 buah benda uji dengan nilai terdekat
• Syarat tidak boleh ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc target ,
yang disyaratkan
FAKTOR PENGALI UNTUK JUMLAH BENDA UJI 30
Jumlah benda uji yang harus diuji adalah 30 benda uji, apabila kurang
dari 30 maka harus dilakukan penyesuaian deviasi dengan faktor
pengali sebagai berikut:
Jumlah benda uji Faktor pengali Jumlah benda uji Faktor pengali
10 1.36 21 1.08
11 1.31 22 1.07
12 1.27 23 1.06
13 1.24 24 1.05
14 1.21 25 1.04
15 1.18
16 1.16 26 1.03
17 1.14 27 1.02
18 1.12 28 1.02
19 1.11 29 1.01
20 1.09 30 1.00
Untuk jumlah benda uji kurang dari
10 buah
• Lemahnya pemeliharaan
• Kurang Sempurnanya mutu pelaksanaan
• Pengaruh lingkungan
• Beban berlebih/ Dimensi tidak standar
• Perubahan fungsi Jalan
MST 10 ton
Volume Lalulintas
BM 70
PERMASALAHAN Fenomena Beban berlebih
Fenomena Kurangnya
Pemeliharaan
Beton keropos
Akibat gerusan
Akibat kebakaran
KERUNTUHAN
JEMBATAN CIPUNEGARA
KERUNTUHAN
JEMBATAN LINGSING
PENURUNAN KONDISI JEMBATAN
FUNGSI DARI WAKTU
PEMELIHARAAN PENGGANTIAN
1 PEMELIHARAAN
RUTIN
2
KONDISI
REHABILITASI
3
4
REHABILITASI
5 PENGGANTIAN
50 TAHUN
Dalam masa pelayanannya, jembatan akan
mengalami penurunan nilai kondisi
PEMERIKSAAN
JEMBATAN
NILAI KONDISI
Pemeliharaan berkala,
Pemeliharaan Penggantian
rehabilitasi dan
rutin jembatan
perkuatan
Pemeliharaan Pemeriksaan
berkala dan khusus
Perkuatan
perbaikan/
rehabilitasi
Perencanaan
Perkuatan
PEMERIKSAAN JEMBATAN
• INVENTARISASI
• RUTIN
• DETAIL
• KHUSUS (TAMBAHAN)
• PEMERIKSAAN SEWAKTU-WAKTU
PEMERIKSAAN INVENTARISASI
(1 KALI SEUMUR JEMBATAN)
Maksud :
• Data administrasi jembatan (no & lokasi)
• Data geometri jembatan
• Jenis / tipe jembatan, tgl/th konstruksi
• Kondisi elemen jembatan
• Data lalu-lintas
• Data kapasitas jembatan
PEMERIKSAAN INVENTARISASI
PEMERIKSAAN RUTIN
Tujuan :
• Pemeriksaan rutin kondisi jembatan
Maksud :
• Mengecek/pemutakhiran data kondisi jembatan
• Mencatat dan melaporkan pekerjaan darurat
• Melaporkan hasil pemeliharaan rutin
PEMERIKSAAN RUTIN
PEMERIKSAAN RUTIN
PEMERIKSAAN DETAIL
Tujuan :
• Mengetahui kondisi jembatan secara detail
Maksud :
• Mendata kerusakan elemen jembatan
• Penilaian ulang kondisi jembatan
• Tindakan darurat yang diperlukan
• Melaporkan hasil pemeliharaan rutin
• Foto-foto kerusakan jembatan
URUTAN PEMERIKSAAN
Akhir
Atas jembatan
Arah Jalan
Arah Jalan
Atas jembatan
Bawah
Bawah
jembatan
jembatan
0 : BAIK SEKALI
1 : BAIK
2 : RUSAK
3 : RUSAK BERAT
4 : RUSAK KRITIS
5 : RUNTUH / TIDAK BERFUNGSI
PENOMORAN atau IDENTIFIKASI
JEMBATAN
NOMOR JEMBATAN
No. Jembatan
A B C D E F
0 Non Status
PENOMORAN KOMPONEN DAN
ELEMEN JEMBATAN
Tiang Km
KOTA ASAL
ARAH RUAS
PENOMORAN ELEMEN
(arah memanjang)
PENOMORAN ELEMEN
(arah melintang)
Gelagar ke-1 B2
T.Pancang ke-1 A1
Kolom ke-1 P2
T.Pancang ke-2 A1
T.Pancang ke-3 A1 -
Kolom ke-2 P2
T.Pancang ke-4 A1
Gelagar ke-4 B2
PENOMORAN ELEMEN
(arah vertikal)
Penghubung
B3.5.2.2
Penghubung
B3.5.2.2
Arah
Jalur
Bentang no.3
Penghubung
B3.4.2.3
HIERARKI ELEMEN
DAN
JENIS-JENIS KERUSAKAN
Hirarki dan Elemen Jembatan
UMUM
Level 1 Jembatan
• 1.000 Jembatan
Level 2 : Bagian Jembatan
4.311 Pondasi
(Tiang Pancang) 4.212 Aliran Air Utama
4.465 Ikatan angin atas
3.620 Sandaran
3.620 Sandaran
4.506 Trotoar/Kerb 4.505 Lapis Permukaan
4.502 Lantai
4.731 Utilitas
3.610 Perletakan
4.507 Pipa cucuran
4.325 Balok kepala
4.502 Lantai
4.411 Gelagar utama
4.411 Gelagar utama
4.331 Balok tiang
Ref : XI – 37
JENIS-JENIS KERUSAKAN
Faktor yang Mempengaruhi pada
Jembatan Selama Pelayanan
Drainase yang
Kecelakaan
tidak efektif
kendaraan Angin
Lalu-lintas normal
siar-muai
Variasi ketinggian
air
Kegagalan dari
lereng
Penurunan pilar
jembatan Air +
variasi bahan kimia
Beban hidup Tidak menerus
Menerus
Beban hidup
A. Faktor dari dalam
A.I. Objektif
A.I.1. Umur struktur jembatan
A.II. Subjektif
A.II.1. Kualitas penelitian
A.II.2. Sistem struktural - sensitif terhadap kerusakan
A.II.10. Ketercukupan perancangan untuk kondisi-kondisi layan yang nyata (termasuk parameter geometris)
A.II.4. Kualitas pekerjaan konstruksi pada setiap tahap pelaksanaan
A.II.5. Kualitas elemen bahan struktural dan peralatan jembatan (sebagai contoh, penyekatan, sambungan siar muai. elemen sistem drainase, dll.)
D.II.8. Keadaan semua tipe saluran pipa dan instalasi lain yang berada
pada jembatan
Kode kerusakan
• Kode 10x - Batu bata
• Kode 20x - Beton
• Kode 30x - Baja
• Kode 40x - Kayu
• Kode 50x - Aliran Sungai – 3.210
• Kode 51x - Bangunan Pengaman – 3.220
• Kode 52x - Timbunan – 3.230
• Kode 53x - Tanah bertulang – 4.235
• Kode 54x - Angkur Jembatan berkabel – 4.314
Kode kerusakan
• Kode 55x - Kepala jembatan dan pilar – 3.220
• Kode 56x - Landasan penahan gempa
• Kode 60x - Landasan perletakan – 3.610
• Kode 70x - Pelat dan Lantai – 4.421, 4.502
• Kode 71x - Pipa drainase dinding, cucuran dan lantai – 4.329, 4.507, 4.508
• Kode 72x - Lapis permukaan – 4.505
• Kode 73x - Trotoar/kerb – 4.506
• Kode 80x - Expansion joint – 3.600
• Kode 90x – Pembatas/portal – 4.701
• Kode 91x – Rambu-rambu lalu-lintas & marka jalan – 4.711, 4.712
• Kode 92x – Lampu, tiang lampu dan kabel listrik – 4.721, 4.722, 4.723
• Kode 93x – Utilitas – 4.731
Sistem Penilaian Elemen
Kode Kerusakan
Contoh kerusakan yang berkaitan dengan material adalah :
Ref : VIII - 6
Kriteria Penentuan Nilai Kondisi
Nilai Kriteria Nilai
Struktur (S) Berbahya 1
Tidak berbahaya 0
Elemen Kerusakan
Lokasi
Uraian
Kode Kode Uraian (pilihan)
(pilihan) A/P/B X Y Z
Abutmen 1, semua
4.612 PERLETAKAN 604 PERUBAHAN BENTUK A1
perletakan
Lantai permukaan
4.505 LANTAI PERMUKAAN 903 BERGELOMBANG
seluruhnya
Pemberian Nilai Kondisi
Contoh Pemberian Nilai pada Level 5 dan Level 3-4
n
4 Truck with payload only to the Port direction
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Metoda Pembebanan
n
4 Truck with payload only to the Port direction
Pelaksanaan
Penempatan Sensor Regangan
Pemasangan sensor regangan
Strain gauge
Vibrating
wire
Steel
welded
Strain gauge
Penempatan sensor lendutan
Deflectometer
Kabel
Screen display
= deflection position
Teodolit
Manufacture : Wild Heerbrugg, Switzerland
TO - 226678
Total Station
Pengukuran torsi
Rekomendasi teknis dari pemeriksaan
khusus
REHABILITASI JEMBATAN
BEBERAPA TEKNIK
PERBAIKAN JEMBATAN
PENILAIAN KERUSAKAN
Penyelidikan kerusakan
Untuk
• Beton bertulang
• Beton prategang
• Lantai gelagar komposit
• Lantai jembatan rangka baja
• Gelagar balok pelengkung
• dll
Survai secara visual
Dampak Penyebab
• Retak • Perencanaan
• Keropos • Material
• Pelaksanaan
• Korosi
• Kondisi penggunaan
• Spalling (pecah) – Kimia
• Bocor (rembes) – Beban
• Settlement
• Defleksi
Terjadinya retak
• Penyebab
– Bleeding pada beton yang berlebihan
– Kurangnya pemadatan
• Early thermal
– Karena panas yang berlebihan
– Dicegah dengan mengurangi terjadinya panas
pada beton
Retak Struktural
• Akibat Momen
– Umumnya di tengah
bentang
– Disebabkan karena
kurangnya tulangan
– Mutu beton yang rendah
• Uji tekan
• Uji kelekatan antara tulangan dan beton
• Uji retak – voids
• Lokasi tulangan
• Kedalaman karbonasi
• Chloride content
• Korosi
• Pergerakan
EVALUASI
Umur rencana
Do nothing
Tingkat
Pencegahan
kepentingan
tanpa
Analisa Keamanan perbaikan
Kebutuhan Do repair
struktur
Demolition
Harga
Aestetika
Strategi perbaikan
Kekuatan
Metode
Lingkungan
Analisa Dapat
perbaikan dilaksanakan
Waktu Bahan
Biaya
Keawetan
Metoda perbaikan
• Concreting
• Patching
• Grouting
• Shotcrete
• Injection
• Coating
Perbaikan Karat Pada Tulangan
Rangka Baja
• Lantai retak
• Lantai Pecah
• Rangka baja kurang
kaku
Teknik Perbaikan
• Ganti lantai
• Perbaikan retak
lantai
• Perkuatan lantai
• Peningkatan kekakuan
rangka baja
Peningkatan kapasitas
• Gelagar beton
• Gelagar komposit
• Rangka baja
Kerusakan gorong-gorong baja gelombang
Pengembungan di bagian bawah atau turun di bagian atas
Penyebab:
• Tidak dengan tepat diberi lapisan dasar atau timbunan
• Aliran air di bawah gorong-gorong
• Pengembungan
bagian bawah
Gerusan di bagian
bawah yang serius
Gerusan di bagian
bawah yang serius
• Gerusan pada
bagian bawah
• Dibiarkan saja
• Potong sekitarnya dan tambal dengan fast setting
concrete
• Tambal dengan aspal
Penyebab
• Korosi baja tulangan
• Selimut beton tidak memadai, dan baja tulangan
terlaklu dekat dengan permukaan
Potholes
Cek dengan
mendengarkan
kepadatan beton
Penambalan selesai
Penambalan
aspal selesai