Anda di halaman 1dari 21

TUGAS SURVEI

BANGUNAN IRIGASI

Disusun Oleh:
Irene Luzca Tishanya Sarinastiti NIM I0121072
Juvriko Aldirivanto NIM I0121076
Lubna Arifah Sulistyowati NIM I0121084
Muh. Asnan Mursyidan NIM I0121098

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Dalam laporan ini kami
membahas tentang Bendung Jaban. Laporan ini dibuat untuk memperdalam
pengetahuan tentang bangunan air khususnya Bendung dan sekaligus sebagai
tugas yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam mata kuliah Irigasi.

Kami menyadari sungguh bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan laporan ini.

Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat.

Surakarta, 24 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

Daftar Gambar......................................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Survei ................................................................................................... 2

1.3 Tempat dan Pelaksanaan .................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.2 Review Fungsi dan Kondisi Bangunan............................................................. 3

2.1.1 Bendung ................................................................................................. 3

2.1.2 Bangunan Bagi........................................................................................ 4

2.1.3 Bangunan Sadap ..................................................................................... 5

2.1.4 Saluran Primer ....................................................................................... 6

2.1.5 Saluran Sekunder ................................................................................... 7

2.1.6 Saluran Tersier ....................................................................................... 8

2.1.7 Gorong-gorong ....................................................................................... 9

2.1.8 Talang .................................................................................................. 10

2.1.9 Bangunan Terjun .................................................................................. 11

2.1.10 Jembatan ............................................................................................ 12

iii
2.1.11 Tangga Cuci ....................................................................................... 13

2.1.12 Talud .................................................................................................. 13

2.1.13 Petak Persawahan ............................................................................... 14

Lampiran .............................................................................................................. 16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Daerah Survei...................................................................................... 2

Gambar 2.1 Skema Daerah Irigasi Jaban ............................................................... 3

Gambar 2.2 Bendung Jaban ................................................................................... 3

Gambar 2.3 Bangunan Bagi ................................................................................... 4

Gambar 2.4 Bangunan Sadap ................................................................................. 5

Gambar 2.5 Saluran Primer .................................................................................... 7

Gambar 2.6 Saluran Sekunder ............................................................................... 8

Gambar 2.7 Saluran Tersier ................................................................................... 9

Gambar 2.8 Gorong-gorong ................................................................................. 10

Gambar 2.9 Talang ............................................................................................... 11

Gambar 2.10 Bangunan Terjun ............................................................................ 12

Gambar 2.11 Jembatan ......................................................................................... 12

Gambar 2.12 Tenaga Cuci ................................................................................... 13

Gambar 2.13 Talud .............................................................................................. 14

Gambar 2.14 Petak Persawahan ........................................................................... 14

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bendung atau pelimpah adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan
batu kali, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang
tentu saja bangunan ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi,
seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk pengendali
banjir.

Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu bendung tetap dan bendung
sementara, bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar konstruksi terdiri
dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air sungai,
sedangkan bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk
meninggikan muka air di sungai, sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air
dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.

Begitu pula dengan Bendung Jaban yang berada di Dusun 1, Sidomulyo,


Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bendung Jaban
merupakan suatu bangunan yang terbuat dari pasangan batu kali, beronjong, atau
beton yang dibangun secara melintang pada sebuah sungai yang tentu saja
bangunan ini dapat digunakan untuk pengaturan air dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Banyak perihal yang perlu di perhatikan karena suatu pengaturan
pengairan tidak hanya melihat suatu air yang sudah mencapai tempat lain, namun
banyak hal yang perlu di perhatikan agar dapat mengatur air dengan baik dan
maksimal. Hal tersebut seperti bagaimana kualitas air, bagaimana air tersebut
dapat rusak, bagaimana air dapat bertahan, bagaimana pengelolaan air agar
efesien dan bagaimana air tersebut tidak merugikan.

1
1.2 Tujuan Survei
Adapun tujuan dari survei yang dilakukan adalah
1. Mengetahui bagian – bagian pendistribusian air bending
2. Mengetahui manfaat dari bending
3. Untuk mengetahui pengaturan air dari suatu tempat ke tempat yang lain.

1.3 Tempat dan Pelaksanaan


Lokasi : Daerah Irigasi Jaban
Desa : Dusun 1, Sidomulyo
Kecamatan : Delanggu
Kabupaten : Klaten
Provinsi : Jawa Tengah
Hari, tanggal : Senin, 23 Oktober 2023

Gambar 1.1 Daerah Survei

Survei dilaksanakan pada titik awal Bendung Jaban kemudian


mengikuti aliran sungai (saluran primer) menuju ke saluran sekunder,
saluran tersier, dan bangunan air lainnya di kawasan petak sawah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Skema Daerah Irigasi Jaban

2.1 Review Fungsi dan Kondisi Bangunan


2.1.1 Bendung
Bendung adalah sebuah bangunan yang terletak melintang pada sebuah
sungai dengan tujuan untuk meninggikan muka air sedemikian rupa, sehingga
memungkinkan untuk penyadapan (pengambilan air) yang berguna
dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan mulai dari sebagai pembangkit
tenaga listrik, keperluan air minum, pengendalian banjir, maupun irigasi.

3
Gambar 2.2 Bendung Jaban

Pada Senin, 23 Oktober 2023, kelompok kami mendatangi Bendung


Jaban di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah untuk melakukan survei terhadap
bendung tersebut. Bendung Jaban mengaliri air ke 1092,91 Ha luas kawasan.
Dari pengamatan kami, bendung ini dalam kondisi yang baik, dengan aliran
yang cukup untuk mengalirkan air ke wilayah persawahan warga
disekitarnya. Terjadi penumpukan sampah di beberapa titik namun tidak
mempengaruhi aliran air yang tetap mengalir cukup deras. Pada samping
kanan dan kiri bendung terdapat bangunan bagi untuk mengalirkan air ke
saluran irigasi.

2.1.2 Bangunan Bagi


Bangunan bagi adalah bagian dari bendung yang memungkinkan
pengaturan jumlah air yang melewati bendung. Ini biasanya berupa pintu-
pintu, katup, atau elemen-elemen lain yang dapat dibuka atau ditutup sesuai
kebutuhan untuk mengendalikan debit air.

Gambar 2.3 Bangunan Bagi


Terdapat tumpukan sampah pada aliran di bangunan bagi ini yang
memiliki potensi menghambat saluran jika tidak segera dibersihkan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan perawatan rutin dan pembersihan, dan juga

4
penting bagi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai agar
mencegah penumpukan limbah dan menjaga agar saluran tetap berfungsi
dengan baik.
2.1.3 Bangunan Sadap
Bangunan sadap pada saluran irigasi adalah struktur atau instalasi yang
digunakan dalam sistem irigasi untuk mengatur aliran air dari saluran
sekunder ke saluran distribusi yang lebih kecil (saluran tersier). Terdiri atas
bangunan sadap sekunder dan bangunan sadap tersier. Bangunan sadap
sekunder berfungsi untuk memberikan air pada saluran sekunder sehingga
melayani lebih dari satu petak tersier. Sedangkan bangunan sadap tersier
berfungi untuk memberikan air ke petak-petak tersier. Tujuan dari bangunan
sadap adalah untuk mengendalikan aliran air, memungkinkan pengguna
irigasi untuk mengambil air sesuai kebutuhan, dan mendistribusikannya ke
lahan pertanian atau area yang membutuhkan penyiraman.

5
Gambar 2.4 Bangunan Sadap
Bangunan sadap pada lokasi survei masih berfungsi dengan baik. Karena
bangunan sadap masih dapat berfungsi dengan normal dan mampu
mengalirkan air ke petak persawahan warga dari saluran primer atau
sekunder. Karena terdapat banyak bangunan sadap yang berada pada daerah
irigasi Jaban yang mengakibatkan butuh usaha lebih untuk menjaga kondisi
bangunan sadap. Dari pengamatan saat survei terlihat bangunannya masih
dalam kondisi baik namun juga ada bangunan sadap yang sudah berkarat.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya perawatan yang merata sehingga
memastikan fungsional alat dapat bekerja dengan baik.

2.1.4 Saluran Primer


Saluran primer atau saluran induk adalah saluran yang membawa air dari
jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang akan
dialiri. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
Saluran primer Bendung Jaban memiliki ketinggian kurang lebih 35 cm yang
dilihat melalui alat pengukur ketinggian yang ada.

6
Gambar 2.5 Saluran Primer
Kondisi air pada saluran primer pada saat survei cukup melimpah,
sehingga masyarakat bisa memanfaatkan air untuk mencukupi kebutuhan
pertanian warga, serta untuk kebutuhan yang lainnya seperti mandi, mencuci,
dan lain sebagainya. Meskipun dalam kondisi kemarau panjang, suplai air
pada saluran masih tetap terjaga.

2.1.5 Saluran Sekunder


Saluran sekunder berfungsi untuk membawa air dari saluran primer ke
petak‐petak tersier yang terhubung dengan saluran sekunder tersebut. Batas
ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir. Saluran sekunder pada
umumnya terletak pada punggung mengairi daerah sisi kanan dan kiri saluran

7
tersebut sampai saluran drainase yang membatasinya. Saluran sekunder juga
dapat direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng medan
yang lebih rendah.

Gambar 2.6 Saluran Sekunder


Air yang mengalir pada saluran sekunder memiliki jumlah debit yang
cukup deras. Dari pengamatan untuk kualitas air yang berada pada saluran
sekunder terlihat jernih, walaupun masih terdapat beberapa sampah.

2.1.6 Saluran Tersier


Saluran tersier merupakan jenis saluran yang berfungsi untuk
mengalirkan air menuju saluran ataupun petak kuarter yang masing-masing
memiliki luas 8 sampai dengan 15 hektar. Perlunya Batasan luas petak tersier
yang ideal hingga maksimum adalah agar pembagian air di saluran tersier
lebih efektif dan efisien hingga mencapai lokasi sawah terjauh.

8
Gambar 2.7 Saluran Tersier

9
Pada saat mengamati debit cukup deras dan kualitas airnya jernih. Jarang
terlihat sampah pada saluran tersier ini. Aliran air mampu mengairi sawah
dengan baik, karena tanaman padi tumbuh dengan subur.

2.1.7 Gorong – Gorong


Gorong-gorong pada saluran irigasi adalah struktur penting yang
digunakan untuk melewati atau mengalirkan air irigasi di bawah jalan atau
penghalang lainnya. Gorong-gorong ini berfungsi untuk menjaga kontinuitas
aliran air di saluran irigasi tanpa menghambat lalu lintas jalan, jalan kereta api
atau struktur lain di atasnya.

Gambar 2.8 Gorong-gorong


Pada lokasi survei, terdapat banyak gorong – gorong yang kebanyakan
gorong-gorong tersebut melewati jalan namun ada gorong-gorong yang
melewati jalan kereta api. Dari pengamatan saat survei di sekitar gorong-
gorong juga ada beberapa sampah sehingga harus ada kegiatan pembersihan
dan pemelihaaraan berkala karena jika dibiarkan dapat membuat gorong-
gorong tersumbat dan irigasinya akan tidak maksimal.

2.1.8 Talang
Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang,
kayu atau baja maupun beton ferrocement, didalamnya air mengalir dengan

10
permukaan bebas, dibuat melintas diatas lembah dengan panjang tertentu
(umumnya dibawah 100 m), saluran pembuang, sungai, jalan atau rel kereta
api, dan sebagainya.

Gambar 2.9 Talang


Talang yang berada pada lokasi survei ini berfungsi untuk mengalirkan air
ke petak tersier (sawah). Dari pengamatan saat melakukan survei talang ini
masih berfungsi dengan sangat baik. Namun perlu adanya maintenance untuk
menambah umur talang . Talang ini juga didukung oleh beberapa kolom yang
dibuat dari beton.

2.1.9 Bangunan Terjun


Bangunan terjun adalah konstruksi bangunan irigasi yang berfungsi untuk
menurunkan tinggi muka air dimana kemiringan dasar saluran jauh lebih
landai dari kemiringan medan lapangan. Bangunan terjun berfungsi untuk
mengatasi kemiringan medan yang terlalu curam, sementara kemiringan yang
dibutuhkan oleh saluran tergolong landai.

11
Gambar 2.10 Bangunan Terjun
Pada saat melakukan pengamatan Bangunan Terjun berfungsi dengan
baik, namun terdapat beberapa sampah yang tersangkut pada bangunan
tersebut. Sehingga harus dilakukan pembersihan dan perawatan secara rutin,
agar tidak mengganggu aliran air.

2.1.10 Jembatan
Jembatan pada saluran irigasi adalah struktur yang dirancang dan
dibangun untuk menghubungkan dua sisi atau area yang dipisahkan oleh
saluran irigasi, memungkinkan pergerakan manusia, kendaraan, atau barang
melintasi saluran tersebut. Ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas,
efisiensi pertanian, dan transportasi di wilayah yang terpengaruh oleh sistem
irigasi.

12
Gambar 2.11 Jembatan

Jembatan terlihat berfungsi dengan baik, karena dapat dilalui oleh


kendaraan bermotor maupun mobil. Namun hanya terdapat 1 jalur, sehingga
tidak dapat dilewati oleh 2 mobil sekaligus. Untuk ketinggian jembatan sudah
cukup karena tidak mengganggu aliran irigasi.

2.1.11 Tangga Cuci


Tempat cuci yang berupa tangga pada tanggul saluran akan
memungkinkan penduduk yang tinggal di daerah dekat saluran untuk
mencapai air saluran. Dengan menyediakan tempat-tempat cuci berarti
mencegah penduduk agar mereka tidak membuat fasilitas-fasilitas itu sendiri
dengan cara merusak atau menghalangi saluran.

Gambar 2.12 Tangga Cuci

2.1.12 Talud
Talud saluran irigasi adalah kemiringan atau lereng dari dinding atau tepi
saluran irigasi. Talud ini dirancang untuk menjaga kestabilan dan mencegah
erosi pada dinding saluran serta memastikan aliran air yang lancar. Jadi, talud
saluran irigasi adalah elemen penting dalam desain dan konstruksi saluran
irigasi untuk memastikan distribusi air yang efisien ke lahan pertanian.

13
Gambar 2.13 Talud

2.1.13 Petak Persawahan


Petak persawahan irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi
dari saluran Petak persawahan irigasi merupakan bagian dari jaringan irigasi
yang terdiri dari petak-petak tersier, sekunder, dan primer. etak persawahan
irigasi memiliki luas yang bervariasi, tergantung pada kondisi topografi dan
kebutuhan air. Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 ha - 100
ha, namun dapat mencapai maksimum 150 ha jika keadaan memaksa.
Pemberian air pada petak persawahan irigasi diserahkan pada petani.

Gambar 2.14 Petak Persawahan

14
Persawahan pada daerah Jaban mayoritas berada pada kondisi pertengahan
hingga siap panen, karena padi masih berwarna hijau dan sudah ada yang
menguning (daun bendera telah mengering). Padi tumbuh subur karena suplai
air dari saluran irigasi yang cukup. Namun, di sekitar daerah irigasi tersebut
sudah ditemukan beberapa bangunan sehingga terjadi pengalihan fungsi
lahan.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai