Anda di halaman 1dari 385

PENGELOLAAN DAS

TUGAS UTS
PENGELOLAAN DAS SUNGAI BARITO

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pengelolaan DAS


Dosen Pembimbing : Dr. Nurhamidah, M.T.,M.Eng.Sc.

NAMA : Ari Setiawan


NIM : 2220922009
S-2 TEKNIK SIPIL
REKAYASA SUMBERDAYA AIR

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas UTS mata kuliah Pengelolaan DAS yang kami beri judul “Pengelolaan
DAS Sungai Barito”.
Adapun tugas mata kuliah Pengelolaan DAS tentang “Pengelolaan DAS
Sungai Barito” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan tugas
ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan tugas mata kuliah Pengelolaan DAS ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari tugas Pengelolaan DAS
tentang “Pengelolaan DAS Sungai Barito” ini dapat diambil manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari
Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Padang, Oktober 2023

Ari Setiawan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Bendung .................................................................................................... 1

B. Lokasi Peninjauan Bendung ..................................................................... 1

BAB II KOLEKSI DATA BENDUNG ATAU BENDUNGAN ............................ 7


2.1 Foto Fisik Bendung ................................................................................... 7

2.2 Foto Kerusakan Dominan ....................................................................... 10

2.3 Spesifikasi Bendung Secara Hidrolik ..................................................... 12

2.4 Informasi Bendung Batang Anai ............................................................ 14

2.4.1 Profil Bendung Batang Anai .................................................................... 14

2.4.2 Manfaat Bendung Batang Anai ................................................................ 15

2.5 Informasi Bendung Batang Anai ............................................................ 15

2.5.1 Pekerjaan Penggalian dan Disposal .......................................................... 15

2.5.2 Pekerjaan Penimbunan ............................................................................. 16

2.5.3 Pekerjaan Pemadatan ................................................................................ 16

2.5.4 Pekerjaan Cross Drainage......................................................................... 17

2.5.5 Pekerjaan Bekisting Kantong Lump ......................................................... 18

2.5.6 Pekerjaan Bekisting Pilar/Tiang Congcreta Slab ..................................... 18

2.5.7 Pengecoran Tiang Congcrete Slab............................................................ 19

2.5.8 Pekerjaan plat Congcrete Slab .................................................................. 19

2.5.9 Pekerjaan Road Metaling ......................................................................... 19

2.5.10 Pekerjaan Bangunan Terjun ................................................................... 20

iii
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 21
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 21

3.2 Saran ............................................................................................................ 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Bendung
Bendung merupakan struktur teknik umum dalam sistem irigasi. Bendung dapat
digunakan untuk mengontrol debit, penurunan kemiringan air di kanal untuk
mendistribusikan air ke irigasi (Saad & Fattouh, 2017). Oleh karena itu, bendung
menjadi salah satu prioritas dalam pemeliharaannya. Di awal pembangunannya
bendung akan berada di kondisi terbaiknya, dalam segi pelayanan juga masih
optimal (tingkat pelayanan; 100%). Namun, seiring bertambahnya usia pada
bangunan tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kualitas layanan pada
bangunan. Kondisi bendung saat ini pada umumnya mulai mengalami berbagai
permasalahan yang dapat mempengaruhi kinerja bangunan, seperti kerusakan
pada komponen bangunan sehingga perlu dilakukan pemeliharaan (Yurbangsai et
al., 2020). Adanya kerusakan pada bangunan bendung akan mengurangi fungsi
dari bendung tersebut, sehingga penanganan kerusakan atau rehabilitasi pada
bendung perlu dilakukan.

B. Lokasi Peninjauan Bendung


Secara geografis lokasi bendung terletak di desa Simongan, Kecamatan Lubuk
Alung Padang Pariaman.

Gambar 1. Lokasi Bendung Batang Anai

1
BAB II
KOLEKSI DATA BENDUNG ATAU BENDUNGAN

2.1 Foto Fisik Bendung

Gambar 2. Foto Fisik Lokasi

Bendung Batang Anai merupakan bangunan air yang dibuat di Lubuk Alung
berupa bendung tetap dengan lebar bendung 100 m dan tinggi 2,5 m yang
berfungsi untuk menangkap air sungai guna keperluan irigasi dll.

Tubuh Bendung (Weir) Tubuh bendung merupakan struktur utama yang


berfungsi untuk membendung laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air
sungai dari elevasi awal. Tubuh bendung dibuat melintang pada aliran sungai.
Tubuh Bendung Batang Anai terdiri dari beton.

7
Gambar 3. Bangunan Intake

Bangunan Intake Terdapat 8 bangunan intake pada Bendung Batang Anai,


dengan rincian 4 buah pada sisi kanan dan 4 buah pada sisi kiri. Bangunan
intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap
aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan
sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke intake. Terletak di bagian sisi
bendung, di tembok pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan bangunan
pembilas. Bangunan intake terdiri dari lantai/ ambang dasar, pintu, dinding
banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayan, dan rumah pintu. Untuk
intakenya merupakan intake biasa dengan pintu berlubang satu dan terletak
tegak lurus terhadap sumbu sungai.

Gambar 4. Bangunan Penguras

8
Pada Bendung Batang Anai terdapat 4 buah bangunan penguras yang terletak
pada kanan dan kiri bendung. Hal ini disebabkan letak daripada pintu
pengambilan pada Bendung Simongan terletak pada sebelah kiri dan kanan
bendung. Bangunan penguras ini berfungsi untuk menguras bahan-bahan
endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas
kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka
setiap harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda hanyut
mengganggu eksploitasi pintu penguras, sebaiknya dipertimbangkan untuk
membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga bagian atas dapat diturunkan dan
benda-benda hanyut dapat lewat diatasnya.

Gambar 5. Bangunan Pelimpah

Pelimpah pada bendung berguna untuk penguatan bendungan dan


memperlambat aliran air yang datang dari hulu sungai.

9
Gambar 6. Kantong lumpur

Kantong lumpur digunakan untuk menahan lumpur yang terbawa air yang akan
masuk ke intake. Sehingga pada saluran intake tidak terjadi sedimentasi.

2.2 Foto Kerusakan Dominan

Gambar 7. Bangunan Tempat Cuci BS 4 (4) Saluran Sekunder Sekayan

Gambar 8. Tempat Cuci BLS 7 (2) Saluran Primer Lubuk Simantung

10
Gambar 9. Terjunan (BLM 3c) Saluran Sekunder Lanta Mengkudu

Gambar 10. Bangunan Bagi BL 1 Saluran Sekunder Lutang

Gambar 11. Box Tersier BML 1 TE Saluran Sekunder Lutang

11
Gambar 12. Gorong-Gorong BMPC 3 Ki a Saluran Sekunder Padang Cakur

Gambar 13. Box Tersier BMPC 3 Ki b Saluran Sekunder Padang Cakur

2.3 Spesifikasi Bendung Secara Hidrolik

Gambar 14. Bendung Batang Anai

12
Nama Bendung : Bendung DI. Anai
Tipe Bendung : Bendung Tetap
Mercu
Type Mercu : Ogee
Jenis Konstruksi : Pasang Batu Dilapisi Beton
Elevasi Mercu : EL. 43.0 m
Type Kolam Olak : USBR Type IV
Lebar Bendung : 75 m
Intake Pengambilan
• Kapasitas Intake : Kanan 0,356 m3/s; Kiri 21,8 m3/s
• Jumlah Pintu : Kanan 4 bh; Kiri 1 buah
Kantong Lumpur
• Panjang : 100 m
• Lebar Bruto : 20,5 m
• Jumlah Ruas :2
• Lebar Tiap Ruas : 10,25 m

 Luas permen 14/2015 : 13604 Ha

 Status kewenangan: Kewenangan Pusat

 Nama bendung: Bendung Anai

 Panjang saluran primer: 4200 m

 Panjang saluran sekunder: 55562m

 Panjang saluran pembuang: 45730m

 Jumlah bangunan bagi: 60 bh

 Jumlah bangunan bagi sadap : 8 bh

 Jumlah bangunan sadap : 10 bh

 Jumlah pintu : 31 buah

13
2.4 Informasi Bendung Batang Anai

2.4.1 Profil Bendung Batang Anai

Gambar 15. Bendung Batang Anai

Daerah Irigasi Batang Anai (13.604 ha) merupakan suatu daerah irigasi di
Sumatera Barat yang pembangunannya dilaksanakan secara bertahap :

Sumber Air dari Batang Anai dengan debit andalan (Q) 42 m²/dt, terdiri dari
Batang Anai 12 m3/dt dan dari outlet PLTA Singkarak 30 m3/dt.

Tahap I (Kecamatan Lubuk Alung & Batang Anai), 6.764 ha dilaksanakan


1994 sd. 1997

Tahap II meliputi 3 Kecamatan di Kab Padang Pariaman dan 1 Kecamatan di


Kota Pariaman yaitu Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, Ulakan Tapakis, Nan
Sabaris dan Kec Pariaman Selatan, 6.840 ha dilaksanakan 2009 sd.2013

Daerah Irigasi Batang Anai (13.604 Ha) merupakan suatu Daerah Irigasi di
Sumatera Barat yang berada di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota
Pariaman dimana Pembangunannya dilaksanakan secara bertahap, Tahap I
(6.764 Ha) sudah selesai dan dibiayai dari Loan ADB No. 1017/1018 (SF)-
INO sebesar US$ 17,53 juta ditambah APBN sebesar 12% sebagai dana

14
pendamping sisanya Tahap II seluas (6.840 Ha) dilanjutkan pelaksanaannya
melalui Program PIRIMP.

2.4.2 Manfaat Bendung Batang Anai


-Sumber air berasal dari Sungai Batang Anai dengan debit (Q) andalan 42
m3/dtk, terdiri dari Sungai Batang Anai 12 m 3/dtk, dan dari Outlet PLTA
Singkarak 30 m3/dtk.

-Menambah areal sawah beririgasi teknis yang semula 6.764 Ha menjadi


13.604 Ha.

-Meningkatkan intensitas tanam padi dari 100% menjadi 250%.

-Meningkatkan produktivitas lahan semak belukar serta lahan sawah tadah


hujan dari 2,5 ton/ha dan lahan sawah irigasi

sederhana dari 3,2 ton/ha. menjadi 5 ton/ha atau lebih.

-Menyediakan kesempatan kerja disektor pertanian sebesar 1,3 juta orang-hari


per tahun.

-Memberdayakan petani serta mengembang wilayah perdesaan.

-Menopang Ketahanan Pangan Nasional dengan kontribusi sebesar 36.760


ton setara beras per tahun.

-Meningkatkan pendapatan petani minimal sebesar 16 milyar per tahun.

2.5 Informasi Bendung Batang Anai

2.5.1 Pekerjaan Penggalian dan Disposal


Pada pekerjaan ini alat berat yang digunakan mesin pengelupas) dan
excavator sebagai alat penggali. Tahap pekerjaan penggalian :
a) Penggalian di lakukan apabila lokasi lebih tinggi dari daerah saluran
yang akan direncanakan.
b) Hasil galian di angkut oleh dump truk ketempat penimbunan.
c) Agar kemiringan galian sama maka terlebih dahulu harus di beri patok.

15
Gambar 16. Pekerjaan Penggalian dan Disposa
Sumber : dokumentasi proyek

2.5.2 Pekerjaan Penimbunan


Penimbunan dilakukan apabila daerah yang akan di lalui saluran terlalu
rendah dari saluran yang di rencanakan, supaya menghemat biaya dan
waktu tanah timbun diambil dari tempat galian saluran, walaupun tidak
semuanya terpenuhi.

Gambar 17. Pekerjaan penimbunan


Sumber : dokumentasi proyek

2.5.3 Pekerjaan Pemadatan


Pemadatan dilakukan tiap lapis hamparan agar memperoleh kemadatan
yang di izinkan.

16
Gambar 18. Pekerjaan Pemadatan
Sumber : dokumentasi proyek

2.5.4 Pekerjaan Cross Drainage


Cross Drainage adalah bangunan air yang dibangun ditempat-tempat
dimana saluran pembuang lewat dibawah bangunan (jalan kecil).
Bangunan cross drainage berfungsi menampung air dari saluran samping
dan membuangnya. Pembuangan dari saluran dan gorong-gorong harus
diperkirakan untuk mencegah kerusakan akibat pengaliran air yang tidak
terkendali.Tapi hal ini tidaklah cukup jika perencana tidak memperhatikan
muka air maksimum yang bisa terjadi.Air harus dapat menemukan jalur
keluarnya jika telah mencapai badan jalan.Suatu lekukan di jalan yang
dapat menghalangi air harus segera dihilangkan karena dapat merusak
jalan secara prematur.

Gambar 19. Pekerjaan Cross Drainage


Sumber : dokumentasi proyek

17
2.5.5 Pekerjaan Bekisting Kantong Lump
Kantong Lumpur/saluran penangkap pasir merupakan perbesaran dari
potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi
kecepatan aliran sehingga memungkinkan partikel-partikel/sedimen untuk
mengendap.Bangunan ini terletak pada bagian awal saluran primer/saluran
induk dibelakang bangunan pengambilan. Kantong Lumpur
mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir
halus (0,06 – 0,07 mm) dan biasanya ditempatkan disebelah hilir saluran
pengambilan. Peninggian kantong lumpur karna partikel-partikel yang
masuk terlalu banyak, walaupun telah di bersihkan sekali seminggu oleh
warga sekitar.

Gambar 20. Pekerjaan bekisting kantong lumpur


Sumber : dokumentasi proyek

2.5.6 Pekerjaan Bekisting Pilar/Tiang Congcreta Slab

Gambar 21. Pekerjaan bekisting Pilar/tiang Congcreta Slab


Sumber : dokumentasi proyek

18
2.5.7 Pengecoran Tiang Congcrete Slab

Gambar 22. Pengecoran tiang Congcrete Slab


Sumber : dokumentasi proyek

2.5.8 Pekerjaan plat Congcrete Slab


Pada pekerjaan plat ini tahap pelaksanaannya dibagi jadi beberapa segmen.
Tiap segmen dihubungkan oleh joint filler yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dan sebagai sambungan satu segmen dengan segmen
lainnya.Dibuat menjadi beberapa segmen dimaksudkan apabila terjadi
kerusakan pada struktur maka untuk perbaikannya tidak perlu
membongkar struktur secara keseluruhan, cukup memperbaiki bagian
segmen yang rusak saja

Gambar 23. Plat Congcrete Slab


Sumber : dokumentasi proyek

2.5.9 Pekerjaan Road Metaling


Pekerjaan road metaling dilaksanakan di sisi kiri kanan saluran setinggi 20
cm. Penghamparan material di lakukan dua kali hamparan setinggi 12 cm
supaya mendapat kepadatan yang sesuai standar.

19
Gambar 24. Pekerjaan road metaling
Sumber : dokumentasi proyek

2.5.10 Pekerjaan Bangunan Terjun


Karena kondisi saluran di sepanjang NS 24-NS 25 (BNS.1C) terlalu
curam, sementara kemiringan yang dibutuhkan oleh saluran tergolong
landai. Untuk mengatasi kemiringan tersebut maka dibuatlah Bangunan
Terjun.

Gambar 25. Pekerjaan Bangunan Terjun


Sumber : Dokumentasi Proyek

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setelah membuat tugas OP bendungan ini Koleksi data bendung
Batang Anai, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada Proyek Rehabilitasi dan Pekerjaan Jaringan Induk Irigasi Batang
Anai, cendrung banyak terjadi revisi terhadap gambar perencanaan untuk
pelaksanaan di lapangan, maksudnya perencanaan suatu konstruksi harus
disesuaikan dengan kondisi dan situasi pada daerah setempat yang
sewaktu-waktu bisa berubah.
2. Dari hasil analisis bagian pengontrol Bangunan Terjun, bagian pengontrol
yang tepat digunakan adalah dengan menggunakan Pintu Sorong.
3. Dengan memilih Pintu Sorong sebagai pengontrol Bangunan terjun
diharapkan tidak ada pengendapan material di saluran

3.2 Saran
Dalam pelaksanaan setiap pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal, maka diperlukan :
1. Selama pembuatan bangunan-bangunan Irigasi harus mengadakan
peramalan tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa
yang akan datang sehingga konstruksi hasil perencanaan tersebut dapat
memenuhi standar untuk masa kini dan masa yang akan datang.
2. Pemerintah daerah Kab. Padang Pariaman harus menindak lanjuti
bangunan-bangunan Irigasi yang sudah berkurang fungsinya.
3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Batang Anai ini merupakan tanggung jawab
bersama, baik Pemerintah Kab. Padang Pariaman maupun warga di
sekitar.

21
POLA

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


WILAYAH SUNGAI BARITO

TAHUN 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran 3
1.2.1. Maksud ................................................................................................ 3
1.2.2. Tujuan ................................................................................................. 3
1.2.3. Sasaran ................................................................................................ 3
1.3. Isu-Isu Strategis 4
1.3.1. Isu Strategis Nasional........................................................................... 4
1.3.2. Isu Strategis Lokal................................................................................ 8
BAB II ................................................................................................................... 10
KONDISI PADA WILAYAH SUNGAI ........................................................................ 10
2.1 Peraturan Perundang-undangan di Bidang Sumber Daya Air dan Peraturan
Lainnya yang Terkait 10
2.2 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air 13
2.3 Inventarisasi Data WS Barito 47
2.3.1. Data Umum........................................................................................ 47
2.3.2. Data Sumber Daya Air ....................................................................... 84
2.3.3. Data Kebutuhan Air ......................................................................... 152
2.3.4. Data Lain-lain .................................................................................. 167
2.4 Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Permasalahan 172
2.4.1 Aspek Konservasi Sumber Daya Air.................................................. 172
2.4.2 Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air .......................................... 172
2.4.3 Aspek Pengendalian Daya Rusak Air ................................................ 173
2.4.4 Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia
Usaha............................................................................................... 173
2.4.5 Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) ........................... 174
2.5 Identifikasi Terhadap Potensi yang Bisa Dikembangkan 174
2.5.1 Aspek Konservasi Sumber Daya Air.................................................. 174
2.5.2 Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air .......................................... 174
2.5.3 Aspek Pengendalian Daya Rusak Air ................................................ 175

i
2.5.4 Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air ........................................ 175
2.5.5 Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia
Usaha............................................................................................... 175
BAB III ANALISA DATA ....................................................................................... 176
3.1 Asumsi, Kriteria dan Standar 176
3.1.1. Asumsi ............................................................................................. 176
3.1.2. Kriteria ............................................................................................. 177
3.1.3. Standar ............................................................................................ 177
3.2 Skenario Kondisi Ekonomi, Politik dan Perubahan Iklim 178
3.2.1. Asumsi Skenario Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 178
3.2.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk .................................................... 179
3.2.3. Skenario Pemenuhan Air .................................................................. 185
3.3 Alternatif Pilihan Strategi 195
3.3.1. Aspek Konservasi Sumber Daya Air.................................................. 195
3.3.2. Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air .......................................... 199
3.3.3. Aspek Pengendalian Daya Rusak Air ................................................ 204
3.3.4. Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air ........................................ 206
3.3.5. Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia
Usaha............................................................................................... 207
BAB IV ................................................................................................................ 209
KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WS BARITO .. 209

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nama dan Luas DAS di WS Barito ...........................................................3
Tabel 1.2 Capaian Penyediaan Air Bersih Kabupaten/Kota di WS Barito ................5

Tabel 2.1 Acuan Rencana Tata Ruang di WS Barito ..............................................14


Tabel 2.2 Cakupan wilayah administrasi Kabupaten/Kota di WS Barito ...............47
Tabel 2.3 Rerata debit harian sungai-sungai di Kalimantan Selatan .....................51
Tabel 2.4 Luasan WD WS Barito ...........................................................................52
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kabupaten dalam WS Barito Tahun 2011-2016.......54
Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan Penduduk ...............................................................54
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Tiap WD pada WS Barito .........................................55
Tabel 2.8 Deskripsi kemiringan lereng pada WS Barito .........................................60
Tabel 2.9 Luas Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2006, Tahun 2011, Tahun 2015
(satuan: km2) .....................................................................................67
Tabel 2.10 Perbandingan Kesesuaian Penggunaan Lahan Dengan Tata Ruang .....73
Tabel 2.11 Prosentase Kekritisan Lahan DAS di WS Barito ...................................76
Tabel 2.12 Perbandingan Kekritisan Lahan Terhadap Kawasan Lindung di WS Barito
...........................................................................................................76
Tabel 2.13 Rekapitulasi Kejadian Banjir di WS Barito Tahun 2012-2013..............78
Tabel 2.14 Rekapitulasi Kondisi Pantai di WS Barito (2014) .................................83
Tabel 2.15 Stasiun Hujan Eksisting di WS Barito .................................................86
Tabel 2.16 Stasiun Pos Duga Air di WS Barito ......................................................89
Tabel 2.17 Ketersediaan air tiap WD pada WS Barito............................................92
Tabel 2.18 Rasio Debit Sungai-Sungai di WS Barito .............................................94
Tabel 2.19 Potensi CAT di WS Barito ....................................................................95
Tabel 2.20 Jumlah Sedimen di Beberapa Sungai Utama di WS Barito ..................98
Tabel 2.21 Erosi tahunan terhadap Kemiringan lereng .......................................100
Tabel 2.22 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Barito Tahap I (Bulan Mei 2007)102
Tabel 2.23 Hasil Analisa Kualitas Air Tahun 2012 ..............................................104
Tabel 2.24 Nama Stasiun Pengamatan Kualitas Air Tahun 2012 ........................106
Tabel 2.25 Hasil Analisa Coli Uji Kualitas Air Tahun 2012..................................109
Tabel 2.26 Penentuan Status Mutu Air Menurut Sistem Nilai STORET Tahun 2007
.........................................................................................................110
Tabel 2.27 Penentuan Status Mutu Air Menurut Sistem Nilai STORET Tahun 2012
.........................................................................................................110

iii
Tabel 2.28 Data Daerah Irigasi di WS Barito .......................................................112
Tabel 2.29 Data Daerah Irigasi Rawa di WS Barito .............................................126
Tabel 2.30 Data Bendungan dan Bendung Eksisting di WS Barito .....................145
Tabel 2.31 Potensi Bendungan di WS Barito .......................................................147
Tabel 2.32 Unit Produksi PDAM Intan Banjar .....................................................147
Tabel 2.33 SPAM Regional Banjar Bakula ...........................................................148
Tabel 2.34 Bangunan Intake PDAM Bandarmasih ..............................................148
Tabel 2.35 Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Bandarmasih ...........................149
Tabel 2.36 Kapasitas Produksi Air Bersih Menurut Lokasi Perusahaan Daerah Air
Minum di WS Barito .........................................................................149
Tabel 2.37 Rekap Suplai Air Eksisting WS Barito Eksisting ................................152
Tabel 2.38 Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan Menurut Jenis Konsumen dan
Kabupaten/Kota (m3) .......................................................................152
Tabel 2.39 Kebutuhan Air Rumah Tangga ..........................................................153
Tabel 2.40 Kebutuhan Air Perkotaan (K) dan Industri (I) ....................................155
Tabel 2.41 Kebutuhan Air R-K-I..........................................................................155
Tabel 2.42 Luas Daerah Irigasi WS Barito...........................................................156
Tabel 2.43 Kebutuhan Air Irigasi di WS Barito ....................................................158
Tabel 2.44 Jumlah Ternak Berkaki Empat .........................................................158
Tabel 2.45 Jumlah Ternak Unggas .....................................................................158
Tabel 2.46 Jumlah Produksi Ikan dan Luas Kolam Per Kabupaten .....................159
Tabel 2.47 Rekap Kebutuhan Air Ternak dan Kolam Perikanan ..........................160
Tabel 2.48 Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan ..................................................160
Tabel 2.49 Produksi dan Distribusi Listrik Terjual se Kabupaten/Kota pada WS
Barito (satuan KWh) .........................................................................167
Tabel 2.50 Banyaknya Tenaga Listrik yang Terjual menurut Jenis Pelanggan dan
Kabupaten/Kota Tahun 2015 (satuan MWh) ....................................168
Tabel 2.51 Identifikasi Potensi PLTA ...................................................................169
Tabel 2.52 Jumlah Obyek Wisata (Se Kabupaten/Kota) di Provinsi Kalimantan
Tengah .............................................................................................169
Tabel 2.53 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Kecil dan Jumlah Tenaga Kerja
di Kalimantan Tengah ......................................................................171
Tabel 2.54 Industri Kecil Menengah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah ..........................................................................171
Tabel 2.55 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2014
.........................................................................................................172

iv
Tabel 3.1 Standar Perhitungan Kebutuhan Air Domestik ...................................177
Tabel 3.2 Jenis Tanaman dan Periode Pertumbuhan ..........................................178
Tabel 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Nasional .........................................................179
Tabel 3.4 Proyeksi Jumlah Penduduk pada skenario ekonomi rendah
(i=1,35%/tahun) ...............................................................................179
Tabel 3.5 Proyeksi Jumlah Penduduk pada skenario ekonomi sedang
(i=1,67%/tahun) ...............................................................................181
Tabel 3.6 Proyeksi Jumlah Penduduk pada skenario ekonomi tinggi (i=2,04%/tahun)
.........................................................................................................182
Tabel 3.7 Parameter Skenario dalam Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito ...184
Tabel 3.8 Asumsi Skenario dalam Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito .......185
Tabel 3.9 Proyeksi Kebutuhan Air Skenario Ekonomi Rendah ............................186
Tabel 3.10 Rekap Suplai Air WS Barito Skenario Ekonomi Rendah ....................186
Tabel 3.11 Proyeksi Kebutuhan Air Skenario Ekonomi Sedang ...........................189
Tabel 3.12 Rekap Suplai Air WS Barito Skenario Ekonomi Sedang .....................189
Tabel 3.13 Proyeksi Kebutuhan Air Skenario Ekonomi Tinggi .............................192
Tabel 3.14 Rekap Suplai Air WS Barito Skenario Ekonomi Tinggi .......................192
Tabel 4.1 Matrik Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Skenario Rendah)
.........................................................................................................210
Tabel4.2 Matrik Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Skenario
Sedang) ............................................................................................251
Tabel 4.3 Matrik Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Skenario Tinggi)294

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Peta WS Barito .................................................................................2
Gambar 2.1. Peta Pola Ruang WS Barito.............................................................46
Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten/Kota di WS Barito............................48
Gambar 2.3. Peta DAS Kapuas (Kalteng), DAS Barito, DAS Maluka dan DAS
Tabonio di WS Barito......................................................................50
Gambar 2.4. Water District WS Barito ................................................................53
Gambar 2.5. Grafik PDRB Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015 .........57
Gambar 2.6. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2011-2015 .....................................................................................57
Gambar 2.7. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2011-2014 .....................................................................................58
Gambar 2.8. Pertumbuhan Ekonomi Regional di WS Barito ...............................59
Gambar 2.9. Peta Kemiringan Lereng WS Barito .................................................61
Gambar 2.10. Peta Geologi WS Barito ...................................................................64
Gambar 2.11. Penyebaran Jenis Tanah di WS Barito ............................................66
Gambar 2.12. Peta Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2006 ............................68
Gambar 2.13. Peta Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2011 ............................69
Gambar 2.14. Peta Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2015 ............................70
Gambar 2.15. Sebaran Lokasi Penggunaan Lahan Yang Tidak Sesuai Dengan Tata
Ruang di WS Barito ........................................................................72
Gambar 2.16. Peta Kekritisan Lahan WS Barito ...................................................75
Gambar 2.17. (a) Banjir di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, (b) Keadaan
Banjir Lapangan Dwi Warna Kabupaten Hulu Sungai Tengah........78
Gambar 2.18. Peta Rawan Banjir WS Barito .........................................................80
Gambar 2.19. Hidrograf banjir DAS Barito ...........................................................81
Gambar 2.20. Hidrograf banjir DAS Kapuas (Kalteng)...........................................81
Gambar 2.21. Hidrograf banjir DAS Maluka .........................................................82
Gambar 2.22. Hidrograf banjir DAS Tabonio.........................................................82
Gambar 2.23. Peta Pantai Kritis di WS Barito .......................................................83
Gambar 2.24. Sebaran Stasiun Hidrometeorologi WS Barito .................................85
Gambar 2.25. Sebaran Stasiun Duga Air pada WS Barito .....................................88
Gambar 2.26. Peta Sebaran Hujan WS Barito .......................................................91
Gambar 2.27. Distribusi Debit Aliran Bulanan di WS Barito.................................94
Gambar 2.28. Peta Cekungan Air Tanah WS Barito ..............................................97

vi
Gambar 2.29. Peta Erosi Tahunan WS Barito .......................................................99
Gambar 2.30. Peta Lokasi Pengukuran Kualitas Air ...........................................108
Gambar 2.31. Skema Air Kondisi Eksisting ........................................................161
Gambar 2.32. Neraca Air Eksisting DAS Barito...................................................162
Gambar 2.33. Neraca Air Eksisting DAS Kapuas (Kalteng) ..................................163
Gambar 2.34. Neraca Air Eksisting DAS Maluka ................................................164
Gambar 2.35. Neraca Air Eksisting DAS Tabonio ................................................165
Gambar 2.36. Neraca Air Eksisting WS Barito ....................................................166
Gambar 3.1 Neraca Air WS Barito Skenario 1 (Ekonomi Rendah) .......................187
Gambar 3.2 Skema WS Barito Skenario 1 (Ekonomi Rendah) .............................188
Gambar 3.3 Neraca Air WS Barito Skenario 2 (Ekonomi Sedang) ........................190
Gambar 3.4 Skema WS Barito Skenario 2 (Ekonomi Sedang)..............................191
Gambar 3.5 Neraca Air WS Barito Skenario 3 (Ekonomi Tinggi) ..........................193
Gambar 3.6 Skema WS Barito Skenario 3 (Ekonomi Tinggi) ...............................194
Gambar 4.1. Peta Tematik Aspek Konservasi (Skenario Ekonomi Rendah) ........337
Gambar 4.2. Peta Tematik Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air Barito
(Skenario Ekonomi Rendah) .........................................................338
Gambar 4.3. Peta Tematik Aspek Daya Rusak (Skenario Ekonomi Rendah) ......339
Gambar 4.4. Peta Tematik Sistem Informasi Sumber Daya Air (Skenario Ekonomi
Rendah)........................................................................................340
Gambar 4.5. Peta Tematik Aspek Pemberdayaan dan Peran Masyarakat Dan
Dunia Usaha (Skenario Ekonomi Rendah) ....................................341
Gambar 4.6. Peta Tematik Aspek Konservasi (Skenario Ekonomi Sedang) ........342
Gambar 4.7. Peta Tematik Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air Barito
(Skenario Ekonomi Sedang) ..........................................................343
Gambar 4.8. Peta Tematik Aspek Daya Rusak (Skenario Ekonomi Sedang) ......344
Gambar 4.9. Peta Tematik Sistem Informasi Sumber Daya Air (Skenario Ekonomi
Sedang) ........................................................................................345
Gambar 4.10. Peta Tematik Aspek Pemberdayaan dan Peran Masyarakat Dan
Dunia Usaha (Skenario Ekonomi Sedang) ....................................346
Gambar 4.11. Peta Tematik Aspek Konservasi (Skenario Ekonomi Tinggi) ..........347
Gambar 4.12. Peta Tematik Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air Barito
(Skenario Ekonomi Tinggi) ............................................................348
Gambar 4.13. Peta Tematik Aspek Daya Rusak (Skenario Ekonomi Tinggi) ........349
Gambar 4.14. Peta Tematik Sistem Informasi Sumber Daya Air (Skenario Ekonomi
Tinggi) ..........................................................................................350

vii
Gambar 4.15. Peta Tematik Aspek Pemberdayaan dan Peran Masyarakat Dan
Dunia Usaha (Skenario Ekonomi Tinggi) ......................................351

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai keperluan di satu pihak terus
meningkat dari tahun ke tahun, sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan
pengembangan aktivitasnya. Sementara itu disisi lain ketersediaan sumber daya air
semakin terbatas bahkan cenderung semakin langka, terutama akibat penurunan
kualitas lingkungan dan penurunan kualitas akibat pencemaran.
Apabila hal seperti ini tidak diantisipasi, maka dapat dikhawatirkan dapat
menimbulkan ketegangan dan bahkan konflik akibat terjadinya benturan
kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan
ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhannnya (supply). Oleh karena itu
perlu upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian,
dan pemanfaatan sumber daya air baik dilihat dari aspek teknis maupun dari aspek
legal.
Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan,
diperlukan suatu perencanaan yang terpadu yang berbasis Wilayah Sungai (WS)
guna menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan potensi pengembangan
sumber daya air, melindungi/melestarikan serta meningkatkan sumber daya air
dan lahan.
Mengingat pengelolaan sumber daya air merupakan masalah yang kompleks
dan melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola,
tidak dapat dihindari perlunya upaya bersama untuk mempergunakan pendekatan
one river basin, one plan, and one integrated management. Keterpaduan dalam
perencanaan, kebersamaan dan pelaksanaan, dan kepedulian dalam pengendalian
sudah waktunya untuk diwujudkan.
Perencanaan pengelolaan sumber daya air merupakan suatu pendekatan
holistik, yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut
merumuskan dokumen inventarisasi sumber daya air wilayah sungai, identifikasi
ketersediaan saat ini dan masa mendatang, pengguna air dan estimasi kebutuhan
mereka baik pada saat ini maupun dimasa mendatang, serta analisis upaya
alternatif agar lebih baik dalam penggunaan sumber daya air. Termasuk didalamnya
evaluasi dampak dari upaya alternatif terhadap kualitas air, dan rekomendasi upaya
yang akan menjadi dasar dan pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai dimasa
mendatang.
Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam
segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air. Pola
pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan WS dengan prinsip keterpaduan
antara air permukaan dan air bawah. Pola pengelolaan sumber daya air adalah

1
kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, dan pengendalian daya rusak
air.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai,
ditetapkan bahwa WS Barito merupakan WS Lintas Provinsi yang pengelolaannya
ditangani oleh Pusat. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air untuk WS
Barito guna mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya air
diwilayah sungai tersebut secara serasi dan optimal, sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai dengan kebijakan pembangunan
nasional dan daerah yang berkelanjutan. Sesuai tingkat kewenangannya, Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air untuk WS Barito ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Peta lokasi WS Barito dapat dilihat pada Gambar
1.1, dan Luas DAS wilayah sungai disajikan dalam Tabel 1.1.

Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 04/PRT/M/2015
Gambar 1.1 Peta WS Barito

2
Tabel 1.1 Nama dan Luas DAS di WS Barito
Kode DAS Nama DAS Luas DAS (km2) % Dalam WS
001 Kapuas (Kalteng) 16.582,67 21,04
002 Barito 60.425,46 76,68
003 Maluka 924,57 1,17
004 Tabunio 873,87 1,11
Total 78.806,57 100,00
Sumber: Analisis Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.2.1. Maksud
Maksud dari penyusunan pola pengelolaan sumber daya air WS Barito adalah
memberikan arah pengelolaan sumber daya air yang ada di WS Barito dengan
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah serta keseimbangan
antara upaya konservasi sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air,
sehingga dapat menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air secara
terpadu, terkoordinasi dan berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu sampai
20 (dua puluh) tahun kedepan.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan pola pengelolaan sumber daya air WS Barito adalah
terwujudnya kelestarian sumber daya air, pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber daya air yang serasi dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daya dukung lingkungan dan mengurangi daya rusak air serta sesuai dengan
kebijakan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.
1.2.3. Sasaran
Sasaran dari penyusunan pola pengelolaan sumber daya air WS Barito
sebagai pedoman yang mengikat bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan di WS
Barito memberikan arahan penyelenggaraan:
1. Konservasi sumber daya air terpadu di WS Barito;
2. Pendayagunaan sumber daya air di WS Barito dengan mempertimbangkan
kebijakan daerah, termasuk arahan zonasi dalam penataan ruang;
3. Pengendalian daya rusak air di WS Barito;
4. Sistem informasi sumber daya air di WS Barito; dan
5. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pengelolaan sumber daya air di WS Barito.
Visi penyusunan pola pengelolaan sumber daya air WS Barito adalah
“Terwujudnya pengelolaan sumber daya air di WS Barito secara adil, menyeluruh,
terpadu, dan berwawasan lingkungan, untuk mewujudkan kemanfaatan sumber
daya air yang berkelanjutan dengan mendorong peran masyarakat dan dunia
usaha”. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas maka disusun Misi Pengelolaan
Sumber Daya Air di WS Barito yaitu:
1. Menyelenggarakan konservasi sumber daya air secara terpadu dan
berkelanjutan dalam rangka menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung,
daya tampung, dan fungsi sumber daya air;

3
2. Mendayagunakan sumber daya air secara adil dan merata melalui kegiatan
penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan
sumber daya air;
3. Mengendalikan daya rusak air yang dilakukan secara menyeluruh mencakup
upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan;
4. Menyelenggarakan pengelolaan sistem infomasi sumber daya air secara terpadu,
berkelanjutan dan mudah diakses oleh masyarakat; dan
5. Menyelenggarakan pemberdayaan para pemangku kepentingan sumber daya air
secara terencana dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja sumber daya
air.

1.3. Isu-Isu Strategis


Mengingat pengelolaan sumber daya air merupakan masalah yang kompleks
dan melibatkan semua pihak sebagai pengguna, pemanfaat, maupun pengelola,
maka pengelolaan sumber daya air di WS Barito perlu dilakukan secara terpadu
dan dilaksanakan secara holistik serta melibatkan seluruh stakeholder sumber daya
air. Pengelolaan sumber daya air di WS Barito sedikit banyak juga dipengaruhi oleh
isu-isu strategis yang terjadi, baik isu strategis nasional maupun lokal.
1.3.1. Isu Strategis Nasional
A. Ketahanan Air
Sesuai dengan target sasaran Millennium Development Goals (MDG’s) untuk
penyediaan air minum pada Tahun 2015 (tingkat nasional) cakupan
pelayanan air perpipaan di perkotaan ditargetkan sampai 99,94%, sedangkan
capaian nasional Tahun 2015 untuk akses air minum pada masyarakat
masih 70,97% dan akses sanitasi baru 62,14%. Target proporsi rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Provinsi
Kalimantan Tengah pada Tahun 2015 sebesar 76,9% untuk Perkotaan dan
27,6% untuk pedesaan. Sedangkan Target proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Provinsi Kalimantan
Selatan pada Tahun 2015 lebih tinggi sebesar 85,0% untuk Perkotaan dan
75,0% untuk pedesaan.
Pada Tahun 2015 produksi air bersih terbesar adalah air sungai sebagai
sumber utamanya, yakni mencapai 102.173.764 m3. Di samping itu juga
digunakan sumber lainnya seperti: air dari mata air/air tanah sebesar
11.986.497 m3 (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, 2016).
Kapasitas produksi mengalami peningkatan sebesar 4,14% pada Tahun 2015
sebesar 6.104 lt/det. Jumlah pelanggan air Provinsi Kalimantan Selatan
338.662 pelanggan. Berdasarkan Statistik Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah (Tahun 2016) sebagian besar rumah tangga di Provinsi Kalimantan
Tengah telah memiliki akses terhadap air minum pada Tahun 2015 secara
sendiri/mandiri sebesar 55,46%, bersama 18,20%, umum 14,91%, dan yang
belum memiliki akses air minum sebesar 11,47%.
Capaian penyediaan air bersih Kabupaten/Kota di WS Barito pada Tahun
2015 diperlihatkan pada Tabel 1.2.

4
Tabel 1.2 Capaian Penyediaan Air Bersih Kabupaten/Kota di WS Barito
Air Produksi Air
Cakupan
No Kabupaten/Kota Pelanggan disalurkan Minum
Pelayanan
(m3) /tahun (m3)/tahun
Provinsi Kalimantan Selatan
1 Balangan* - 2.537.037 3.314.074 -
2 Banjar 54.923 8.444.538 7.719.750 40%
3 Barito Kuala 18.021 4.224.641 6.192.847 24%
4 Hulu Sungai Selatan 15.382 4.767.794 5.413.517 27%
5 Hulu Sungai Tengah 14.737 3.321.007 3.321.007 23%
6 Hulu Sungai Utara 19.182 7.101.402 5.481.607 34%
7 Kota Banjar Baru** - - 13.949.660 -
8 Kota Banjarmasin 165.207 54.673.200 58.017.071 98%
9 Kota Baru* 12.556 3.089.708 1.104.379 16%
10 Tabalong 4.181 3.370.161 5.481.607 7%
11 Tanah Laut 6.344 810.693 1.104.379 8%
12 Tapin 13.115 2.801.501 4.000.000 29%
Jumlah 323.648 95.141.682 115.099.898
Provinsi Kalimantan Tengah
13 Barito Selatan 9.825 3.438.811 - 30%
14 Barito Timur 3.740 695.891 - 13%
15 Barito Utara 11.489 4.159.529 - 36%
16 Gunungmas 3.275 551.733 - 12%
17 Kapuas 16.996 2.820.629 - 20%
18 Murung Raya 3.887 913.150 - 14%
Jumlah 45.846 12.579.743 -
Rerata 27%
Keterangan: *Data Tahun 2004 **Masuk di Kab Banjar
Sumber: Analisa Data Badan Pusat Statistik, Tahun 2016

Seiring telah berakhirnya Millennium Development Goals (MDG’s) sebagai


nomenklatur pembangunan pada Tahun 2015. Agenda ke depan untuk
melanjutkan MDG’s, dikembangkan suatu konsepsi dalam konteks
kerangka/agenda pembangunan pasca 2015, yang disebut Sustainable
Development Goals (SDG’s). Konsep SDG’s ini diperlukan sebagai kerangka
pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi
pasca 2015-MDG’s. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia
sejak Tahun 2000 mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan
lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and
energy security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin.
Sesuai dengan arahan United Nations mengenai 17 (tujuh belas) ilustrasi
tujuan SDG’s, salah satunya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air
yaitu tujuan 6 (enam): memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan
sanitasi. Target pada Tahun 2020, seluruh masyarakat telah terpenuhi
kebutuhan air minumnya, meningkatkan kualitas air, meningkatkan

5
efisiensi penggunaan air. Berdasarkan target penyediaan air SDG’s yang juga
ditargetkan oleh Pemerintah pada Tahun 2019 dengan target:
1. 100% Akses air minum
Terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat;
2. 0% Luas kawasan kumuh perkotaan
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung, menuju Kota Tanpa Kumuh; dan
3. 100% Akses sanitasi
Terpenuhinya penyediaan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat (Persampahan, limbah, dan drainase lingkungan).

Target diatas juga menjadi target didalam Pengelolaan Sumber Daya Air di
WS Barito dalam mendukung penyediaan air baku, yang dapat dialokasikan
dari sungai dan waduk yang ada atau yang akan dibangun di WS Barito.

B. Ketahanan Pangan
Indonesia sebagai Negara yang subur, hal ini ditunjukkan oleh beberapa
Provinsi memilki keandalan dalam menghasilkan sumber pangan. Meskipun
tidak semua Provinsi mampu melakukan swasembada, namun pada
dasarnya Indonesia mempunyai potensi untuk memenuhi visi swasembada
atau produktif dalam bidang pangan. Ketahanan pangan di Indonesia
didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Tahun 2015 diketahui
Produktivitas tanaman padi mencapai rata-rata 61.500.000 ton per tahun
dengan efisiensi lahan antara 45-50%. Provinsi sebagai lumbung nasional
memegang peranan penting dalam penyediaan pangan, baik berupa padi
atau bahan pangan lain. Luas sawah irigasi, teknik budidaya, dan
infrastruktur pertanian memegang peranan penting dalam peningkatan
produktivitas pertanian. Data BPS Pusat Tahun 2015 menunjukkan dengan
Luas Panen Provinsi Kalimantan Selatan 479.721 Ha menghasilkan Produksi
Padi 2.031.029 ton atau Produktivitas 4,23 ton/Ha. Luas daerah Irigasi (DI)
di WS Barito pada saat ini (Tahun 2016) mencapai 176.576 ha sedangkan
untuk Daerah Irigasi Rawa (DIR) mencapai 476.838 ha. Berdasarkan
rekapitulasi lahan sawah dan kebutuhan penduduk, maka dapat
disimulasikan kebutuhan lahan pertanian yang akan datang agar ketahanan
pangan WS Barito dapat terpenuhi hingga 5-10 Tahun kedepan. Berdasarkan
data Tahun 2014 dapat dibandingkan data jumlah penduduk dan luas lahan
pertanian, dengan asumsi kebutuhan pangan padi per orang adalah 130 Kg
beras per tahun, sedangkan produktivitas pertanian di DI WS Barito adalah
2 (dua) kali masa tanam dan DIR 1 (satu) kali masa tanam dengan rerata
produktivitas 4,16 ton/ha. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa total

6
produksi untuk DI di WS Barito mencapai 1.469.112,32 ton sedangkan
untuk produksi DI rawa mencapai 1.983.646,08 ton. Jika dijumlahkan maka
total produksi padi di WS Barito dalam setahun sejumlah 3.452.758,40 ton.
Berdasarkan nilai produktifitas padi tersebut, kebutuhan beras untuk
penduduk WS Barito didapatkan nilai surplus sebesar 3.027.666,85 ton Per
Tahun.
Dalam rangka mendukung ketahanan pangan Nasional, WS Barito memiliki
Potensi pengembangan pelayanan areal pertanian yang berupa DI dan DIR
seperti di DI Amandit (5.472 ha), DI Batang alai (5.692 ha), DIR Alabio (6.000
ha).

C. Ketersediaan Energi
Kondisi energi Provinsi Kalimantan Selatan yang meliputi sistem kelistrikan
Provinsi Kalimantan Selatan saat ini didukung oleh Sistem Barito, Sistem
Kotabaru, dan Sistem Batu Licin. Sistem Barito terdiri atas Pembangkit
Listrik tenaga Diesel (PLTD) Tanjung 7 MW, PLTD Panangkalaan 6,50 MW,
PLTD Selat 4 MW, PLTD Trisakti 90 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Gas alam
(PLTG) Trisakti 21 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Riam Kanan 3
x 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam Unit 1 dan 2: 2
x 65 MW, PLTU Asam-Asam Unit 3 dan 4 (2 x 65 MW) Sistem Kota Baru terdiri
atas PLTD dengan daya terpasang 15,10 MW dan daya produksi 10,80 MW;
sedangkan Sistem Batulicin terdiri atas PLTD dengan daya terpasang 16,00
MW dan daya produksi 15,36 MW. Sebagai daerah penghasil batubara,
namun sebagian besar pembangkit lisrik Provinsi Kalimantan Selatan
menggunakan tenaga diesel. Untuk sumber listrik Provinsi Kalimantan
Tengah pada WS Barito berasal dari PLTU Pulang Pisau (2 x 60 MW). Total
Ketersediaan listrik terpasang pada WS Barito sebesar 504,6 MW.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat harus diimbangi dengan
ketersediaan tenaga listrik karena meningkatnya permintaan tenaga listrik.
Rasio elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014 masih di
bawah 100%, namun lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 81,70%.
Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang
berlistrik dan jumlah keseluruhan rumah tangga (Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2015-2024). Rasio elektrifikasi ini
menggambarkan tingkat ketersediaan energi listrik untuk masyarakat.
Dengan jumlah penduduk WS Barito sebesar 3.269.935 (atau 817.484 KK)
membutuhkan ketersediaan listrik sebesar 735,74 MW. Dengan kondisi
tersebut diketahui kondisi kelistrikan WS Barito dalam kondisi defisit
sebesar 231,14 MW.
Kebutuhan energi seperti energi listrik mengalami peningkatan setiap
tahunnya, tetapi PLTA masih terbatas. Ketersediaan sumber energi listrik di
WS Barito yang sebagian besar mengandalkan tenaga diesel tentu tidak dapat
diharapkan dalam jangka waktu yang panjang. Potensi sumber daya air yang
berlimpah di WS Barito dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
terbarukan. Pada saat ini pengembangan PLTA sudah dilakukan di Provinsi
Kalimantan Selatan dengan membangun PLTA Riam Kanan (10MW), namun

7
kebutuhan energi listrik yang terus meningkat perlu dipikirkan sumberdaya
energi listrik dari potensi sumber daya air yang lain. Potensi sumber daya air
di WS Barito yang dapat dikembangkan sebagai PLTA diantaranya di PLTA
Muara Juloi (282,90MW), PLTA Teweh (34MW), PLTA Tapin (33MW), dan
PLTA Lahai (32,30MW), sedangkan potensi PLTMH diantaranya: PLTMH
Muara Kendihin (0,60MW) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan PLTMH
Kiram Atas (0,86MW) di Kabupaten Banjar.

D. Perubahan Iklim Global


Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekwensi,
maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa pemanasan global dapat
menyebabkan terjadi perubahan yang signifikan dalam sistem fisik dan
biologis seperti peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola
presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin.
Perubahan iklim secara global secara langsung tidak berdampak pada isu di
WS Barito, namun pada jangka panjang dapat menambah resiko, dampak
atau intensitas permasalahan lingkungan. Contohnya bila terjadi penurunan
intensitas hujan dan peningkatan suhu dapat merusak lahan gambut melalui
kekeringan atau kebakaran area lahan gambut. Beberapa daerah rawan
kebakaran yang harus diwaspadai contohnya di Kecamatan Martapura,
Kecamatan Martapura Timur, Kecamatan Astambul, Kecamatan Sungai
Tabuk, Kecamatan Kertak Hanyar dan Kecamatan Gambut. Resiko lainnya
juga dapat ditimbulkan bila perubahan iklim menimbulkan peningkatan
curah hujan, dampaknya secara tidak langsung dapat meningkatkan resiko
banjir di Kota Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan dan meluapnya sungai Negara di Kabupaten Balangan akibat
peningkatan intensitas hujan.

1.3.2. Isu Strategis Lokal


Isu-isu strategis lokal di WS Barito yang merupakan bagian dalam
pembahasan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air mencakup:
1. Terdapat potensi peningkatan lahan kritis oleh pembalakan liar dan pembukaan
lahan untuk perkebunan di Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas,
Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Tabalong. WS Barito mengalami
peningkatan status kekritisan dari rendah ke sedang. Data Tahun 2003 sampai
Tahun 2009 menunjukkan luas daerah kritis WS Barito di Provinsi Kalimantan
Selatan sekitar 555.983 Ha menjadi 761.042,6 Ha. Data kawasan status sangat
kritis dan kritis, kurang dari 16,00 % pada masing-masing DAS. Namun terdapat
potensi kritis pada setiap DAS, misalnya DAS Barito 53,11 %, dan DAS Kapuas
(Kalteng) 60,07 %;
2. Terjadinya erosi di WS Barito dengan rerata erosi 69,04 Ton/ha/tahun (tingkat
erosi sedang) dan sedimentasi akibat penambangan batu bara dan emas di
kawasan Pegunungan Meratus dan Kabupaten Murung raya;

8
3. Peningkatan pemanfaatan air baku seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
perkotaan dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional
Banjar Bakula di Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang berasal dari beberapa
sumber yaitu Sungai Riam Kanan (1,20 m3/det), Sungai Martapura (4,80 m3/det)
dan Sumur Dalam (0,48 m3/det);
4. Permasalahan Banjir di Kabupaten Murung raya (anak Sungai Barito, Sungai
Menawing), Kabupaten Barito Utara (Sungai Barito di Kecamatan Muarateweh,
Kecamatan Lahei, Kecamatan Montalat), Kabupaten Barito Timur (Kecamatan
Pematang Karau, Kecamatan Bambulung), Kabupaten Barito Kuala (Kecamatan
Tabunganen), Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Banjar (Kecamatan Matraman, Kecamatan Astambul) dan
meluapnya Sungai Negara (Kabupaten Hulu Sungai Utara); dan
5. Pendangkalan di muara Sungai Kapuas (Kalteng) dan pada hilir Barito di
Kecamatan Tabunganen akibat laju sedimen dan erosi yang besar dari hulu.
Pendangkalan sungai ini dapat mengancam arus lalulintas kapal yang melintasi
Sungai Barito dan Sungai Kapuas (Kalteng) dikarenakan sungai dimanfaatkan
sebagai sarana transportasi air.

9
BAB II
KONDISI PADA WILAYAH SUNGAI

2.1 Peraturan Perundang-undangan di Bidang Sumber Daya Air dan


Peraturan Lainnya yang Terkait
Peraturan perundang-undangan di bidang sumber daya air dan peraturan
lainnya yang terkait yang dijadikan acuan dalam penyusunan pola pengelolaan
sumber daya air WS Barito antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanganantara
Pusat dan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
11. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara;
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
14. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
15. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air;
16. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
17. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;

10
24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengamatan dan Pengelolaan Data Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber
Daya Air;
33. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum;
34. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
35. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional;
36. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.61/Menhut-II/2014 tentang Monitoring
dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
4/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
38. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
7/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai;
39. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
8/PRT/M/2015 tentang Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
40. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
9/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
41. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Pengaturan Air dan Tata
Pengairan;
42. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi
Rawa Pasang Surut;
43. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;

11
44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13/PRT/M/2015 tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak
Air;
45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa
Lebak;
46. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
16/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa
Lebak;
47. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan
Pengairan;
48. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan
Pengairan;
49. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan;
50. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Danau;
51. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
29/PRT/M/2015 tentang Rawa;
52. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi;
53. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
37/PRT/M/2015 tentang Ijin Penggunaan Air;
54. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air
dan Penggunaan Sumber Daya Air;
55. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2017 tentang Cekungan Air Tanah di Indonesia;
56. Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0272/KUM/2012
tentang Pembentukan Tim Persiapan Pemilihan Calon Anggota Dewan Sumber
Daya Air Provinsi Kalimantan Selatan;
57. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015-2035;
58. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035;
59. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Sungai;
60. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 31 Tahun 2012 tentang Penetapan
Pengaturan Pemanfaatan Sepadan Sungai;
61. Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 15 Tahun 2011 tentang Lingkungan
Hidup;
62. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2012-2032;
63. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru Tahun 2012-2032;

12
64. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012-2032;
65. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kabupaten Banjar Tahun 2013-2033;
66. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 24 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Balangan Tahun 2013-2033;
67. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 15 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kota Banjarmasin Tahun 2013-2033;
68. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 3 Tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun
2014-2034;
69. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Selatan Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014-2034;
70. Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Mas Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunung Mas Tahun 2014-2034;
71. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Timur Tahun 2014-2034;
72. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 10 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapin Tahun 2015-2034;
73. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kota Banjarbaru Tahun 2014-2034;
74. Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 19 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2034; dan
75. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016-2036.

2.2 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air


Kompleksitas permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air, maka
pengelolaan sumber daya air harus melibatkan berbagai pihak secara terpadu dan
dilaksanakan secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh pemilik kepentingan
sumber daya air di WS Barito.
Pengelolaan sumber daya air mencakup kepentingan lintas sektor dan lintas
wilayah yang memerlukan keterpaduan tindakan untuk menjaga kelangsungan
fungsi dan manfaat air dan sumber daya air. Hal tersebut dapat dilaksanakan
melalui koordinasi dengan memadukan berbagai kepentingan antar sektor dan
antar wilayah dan para pemilik kepentingan dalam bidang sumber daya air.
Sehingga diperlukan wadah koordinasi yang terdiri dari berbagai unsur dan wilayah
dalam satu kesatuan wilayah sungai.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), adalah merupakan payung
perencanaan tata ruang secara makro dan kebijakannya meliputi kebijakan
pengembangan struktur ruang dan pola ruang.
Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
1. Peningkatan akses pelayanan perkotaan/perdesaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan

13
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu
dan merata di seluruh wilayah nasional.
Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi:
1. Kebijakan pengembangan kawasan lindung;
2. Kebijakan pengembangan kawasan budi daya; dan
3. Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional.

Kebijakan daerah yang digunakan sebagai acuan yang tertuang dalam


Rencana Tata Ruang Wilayah dalam pengelolaan sumber daya air WS Barito
seperti Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Acuan Rencana Tata Ruang di WS Barito
No Administrasi Acuan
RTRW Provinsi Kalimantan Tengah
1. Provinsi Kalimantan Tengah Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah Nomor 5 Tahun 2015
2. Kabupaten Murung Raya Persetujuan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor HK.01.03 Dr/209/16 Maret 2012
3. Kabupaten Barito Utara Persetujuan Menteri Pekerjaan Umum
No.HK.01.03 Dr/211/16 Maret 2012
4. Kabupaten Kapuas Persetujuan Menteri Pekerjaan Umum
No.HK.01.03-246/5 Januari 2012
5. Kabupaten Gunung Mas Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Mas
Nomor 5 Tahun 2014
6. Kabupaten Barito Selatan Peraturan Daerah Kabupaten Barito
Selatan Nomor 4 Tahun 2014
7. Kabupaten Barito Timur Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur
Nomor 6 Tahun 2014
RTRW Provinsi Kalimantan Selatan
1. Provinsi Kalimantan Selatan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Nomor 9 Tahun 2015
2. Kabupaten Barito Kuala Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala
Nomor 6 Tahun 2012
3. Kota baru Peraturan Daerah Kotabaru Nomor 11
Tahun 2012
4. Kabupaten Hulu Sungai Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai
Utara Utara Nomor 12 Tahun 2012
5. Kabupaten Balangan Peraturan Daerah Kabupaten Balangan
Nomor 24 Tahun 2013
6. Kabupaten Banjar Peraturan Daerah Kabupaten Banjar
Nomor 3 Tahun 2013
7. Kota Banjarmasin Peraturan Daerah Kota Banjarmasin
Nomor 15 Tahun 2013

14
No Administrasi Acuan
8. Kabupaten Hulu Sungai Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Selatan Nomor 3 Tahun 2014
9. Kota Banjarbaru Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor
15 Tahun 2014
10. Kabupaten Tabalong Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong
Nomor 19 Tahun 2014
11. Kabupaten Tapin Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor
10 Tahun 2014
12. Kabupaten Hulu Sungai Persetujuan Menteri Pekerjaan Umum
Tengah Nomor HK.01.03 Dr/114/31 Januari 2012
13. Kabupaten Tanah Laut Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut
Nomor 3 Tahun 2016
Sumber: Direktorat Jenderal Penataan Ruang (2017)

A. Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Selatan


Menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun
2015 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2015 - 2035, rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air
wilayah Provinsi seluas kurang lebih 43.489 ha dalam bentuk tubuh air
terdiri atas:
1. Sistem jaringan prasarana sumberdaya air nasional yang terkait dengan
Provinsi Kalimantan Selatan; dan
2. Pengembangan sistem jaringan prasarana air wilayah Provinsi.
Rencana pengembangan jaringan irigasi nasional terdiri atas:
1. Bendungan nasional meliputi Bendungan PLTA Ir. Pangeran Muhammad
Noor, Riam Kanan di Kabupaten Banjar;
2. Bendung nasional, meliputi Bendung Tapin di Kabupaten Tapin, Bendung
Telaga Langsat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Bendung Karang Intan
di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Bendung Batang Alai di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Bendung Amandit di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Bendung Pitap di Kabupaten Balangan;
3. Jaringan irigasi nasional yang meliputi saluran irigasi primer dan
sekunder;
4. Saluran irigasi primer meliputi: DI Tapin di Kabupaten Tapin, DI Jejangkit
II di Kabupaten Barito Kuala, DI Telaga Langsat di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, DI Riam Kanan di Kabupaten Banjar dan Kota
Banjarbaru, DI Batang Alai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, DI
Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, DI Pitap di Kabupaten
Balangan;
5. Saluran irigasi sekunder meliputi: DI Tapin di Kabupaten Tapin, DI Telaga
Langsat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, DI Riam Kanan di Kabupaten
Banjar dan Kota Banjarbaru, DI Batang Alai di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, DI Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, DI Pitap di
Kabupaten Balangan; dan

15
6. Pengembangan DI nasional meliputi DI Jejangkit II di Kabupaten Barito
Kuala, DI Tapin Kabupaten Tapin, DI Telaga Langsat dan DI Amandit di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, DI Sungai Bungur di Kabupaten
Kotabaru, DI Riam Kanan di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru, DI
Batang Alai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah,dan DI Pitap di Kabupaten
Balangan.

Rencana pengembangan Jaringan rawa dan pantai nasional atas:


1. Saluran rawa nasional meliputi Anjir Tamban, Anjir Serapat, Barambai,
Belawang, Handil Bakti, Jejangkit I, Jelapat, Sakalagun, Seluang,
Terantang, Tanipah, Tabunganen, Talaran di Kabupaten Barito Kuala;
Belanti dan Alalak Padang di Kabupaten Banjar; Muning di Kabupaten
Tapin, Negara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,dan Polder Alabio di
Kabupaten Hulu Sungai Utara;
2. DIR nasional meliputi: DIR Anjir Tamban, DIR Anjir Serapat, DIR
Barambai, DIR Belawang, DIR Handil Bakti, DIR Jejangkit I, DIR Jelapat,
DIR Sakalagun, DIR Seluang, DIR Terantang, DIR Tanipah, DIR
Tabunganen, DIR Talaran di Kabupaten Barito Kuala, DIR Belanti, dan
DIR Anjir Alalak Padang di Kabupaten Banjar, DIR Muning di Kabupaten
Tapin, DIR Negara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Polder Alabio di
Kabupaten Hulu Sungai Utara; dan
3. Saluran/kanal banjir nasional meliputi: Sungai Barabai di Kabupaten
Hulu Sungai Tengah dan Sungai Balangan di Kabupaten Balangan.

Sedangkan rencana pengembangan Jaringan air bersih nasional terdiri atas:


a. Sumber Mata Air (SMA) meliputi: SMA Sungai Martapura di Kabupaten
Banjar, SMA Sungai Cengal di Kabupaten Kotabaru, SMA Sungai
Cantung di Kabupaten Kotabaru, SMA Negara di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, SMA Tapin di Kabupaten Tapin; dan
b. Saluran Air Baku (SAB) nasional meliputi: SAB Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Banjarmasih di Kota Banjarmasin, SAB Intan di
Kabupaten Banjar, SAB Tapin di Kabupaten Tapin, SAB Hulu Sungai
Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, SAB Hulu Sungai Tengah di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, SAB Hulu Sungai Utara di Kabupaten
Hulu Sungai Utara, SAB Balangan di Kabupaten Balangan, SAB
Tabalong di Kabupaten Tabalong, SAB Kotabaru di Kabupaten
Kotabaru, SAB Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut, SAB Barito Kuala
di Kabupaten Barito Kuala.

B. Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah


Menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun
2015 Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015-
2035, rencana pengembangan irigasi adalah dengan meningkatkan
pemanfaatan, pengembangan dan pengendalian irigasi, khususnya atau WS
dan sumber air bawah tanah untuk maksud pelestarian kemampuan sumber

16
daya alam dan lingkungan hidup serta peningkatan produktivitas tanah yang
pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bentuk pengembangan dan perlindungan WS di Provinsi Kalimantan Tengah
antara lain:
1. Perlindungan daerah tangkapan air, sempadan sungai, sempadan waduk
dan danau dari pemanfaatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
2. Pemeliharaan, peningkatan dan perluasan jaringan irigasi teknis pada
kawasan sentra pangan nasional meliputi kawasan pertanian tanaman
pangan. Meliputi wilayah Kabupaten Barito, Kabupaten Barito Timur,
Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten
Gunung Mas;
3. Penyediaan air baku untuk mendukung pengembangan kawasan budidaya
di Provinsi Kalimantan Tengah untuk kawasan budidaya perkebunan,
peternakan, perikanan tambak, dan perikanan tangkap sesuai dengan
komoditas unggulan masing-masing wilayah, dengan memanfaatkan air di
WS Barito beserta anak sungai;
4. Penghutanan kembali kawasan lindung pada hulu sungai; dan
5. Pengendalian pencemaran sungai dan air permukaan lain secara ketat
yang bersumber dari kegiatan permukiman perkotaan, pertanian, industri,
pertambangan, dan kegiatan pariwisata.

Fungsi jaringan irigasi yang telah berjalan baik harus dijaga kelestariannya
dengan pemeliharaan, pengopersian dan pengendaliannya yang lebih baik.
Hal ini mengingat fungsi pengairan dikaitkan dengan perubahan
pemanfaatan ruang masih menunjukkan peningkatan penggunaan lahan
sawah teknis maupun setengah teknis dari tahun ke tahun. Untuk jenis
penggunaan lahan sawah teknis diharapkan pada akhir tahun perencanaan
mampu mencapai peningkatan luas, dan untuk lahan sawah irigasi setengah
teknis dipertahankan seperti keadaan saat ini.
Bentuk rencana pengembangan dan perlindungan waduk atau danau di
Pronvinsi Kalimantan Tengah antara lain:
1. Rencana pengembangan bendung meliputi: bendung Montalat (408 ha),
bendung Jamut (380 ha) di Kabupaten Barito Utara, bendung Takwam 500
ha di Kabupaten Barito Timur;
2. Rencana pengembangan waduk/bendungan meliputi: bendungan Muara
Juloi di Kabupaten Murung Raya; dan
3. Rencana pengembangan danau meliputi: Danau Malawen dan Danau
Pamait di Kabupaten Barito Selatan.

C. Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota

1. Kota Banjarmasin
Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
a. konservasi sumber daya air, meliputi:
1) Kawasan resapan air seluas ±914 ha yang terdapat pada Kelurahan
Mantuil, Kelurahan Kelayan Selatan, Kelurahan Kelayan Timur dan

17
Kelurahan Basirih Selatan di Kecamatan Banjarmasin Selatan dan
akan dikembangkan menjadi ±1.183 ha.
2) Kawasan sempadan sungai berada di seluruh DAS Sungai Barito dan
Sungai Martapura.
3) Ruang Terbuka Hijau (RTH) 30 % dari luas meliputi:
a) RTH di kecamatan Banjarmasin Timur seluas 0,65 ha;
b) RTH di kecamatan Banjarmasin Barat seluas 0,09 ha;
c) RTH di kecamatan Banjarmasin Tengah seluas 6,47 ha;
d) RTH di kecamatan Banjarmasin Utara seluas 691,79 ha;
e) RTH di kecamatan Banjarmasin Selatan seluas 914,22 ha; dan
f) RTH pemakaman seluas 62,64 ha.
4) RTH sempadan sungai seluas 1,25 ha pengembangan RTH meliputi:
a) pengembangan RTH publik terdiri atas: RTH Sungai Lulut seluas
22 ha, aman Kamboja seluas 2,2 ha, RTH Resapan Air Mantuil
seluas 44,47 ha, RTH Resapan Air Kelayan Timur seluas 111,89
ha, RTH Resapan Air Tanjung Pagar seluas 98,23 ha, RTH Resapan
Air Pemurus Dalam seluas 15,33 ha, Hutan Kota Basirih seluas 3
ha, Rencana Hutan Kota Antasan Bondan di Kecamatan
Banjarmasin Selatan seluas 15 ha dan Banua Anyar seluas 3 ha,
Kawasan Stadion Lambung Mangkurat 2 ha; dan
b) pengembangan RTH privat minimal 10% dari luas kota seluas 984
ha.
5) Pertanian Berkelanjutan Sungai Lulut seluas 5 ha.
6) Pengendalian limbah dengan kebijakan:
a) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Lambung Mangkurat
dengan kapasitas 1.000 m3/hari, IPAL Pekapuran Raya dengan
kapasitas 2.500 m3/hari, IPAL HKSN/Hasan Basri dengan
kapasitas 5.100 m3/hari dan 1 unit Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja dan Lindi Sampah (IPLTL) Basirih dengan kapasitas 2.000
m3/hari;
b) Pembangunan sarana septik tank komunal untuk permukiman
masyarakat prioritas utama, sebanyak 901 unit yang tersebar di 7
(tujuh) kelurahan;
c) Pengembangan sarana IPAL tingkat kelurahan; dan
d) Pencana pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat di
Sungai Andai untuk kawasan Banjarmasin Utara, kawasan
Banjarmasin Barat, sebagian kawasan Banjarmasin Tengah; dan
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih untuk kawasan
Banjarmasin Timur, kawasan Banjarmasin Selatan, sebagian
kawasan Banjarmasin Tengah.
7) Rencana pengembangan sistem persampahan kota meliputi:
a) Pengembangan metode pengelolaan TPA yang akan dikembangkan
menjadi SPA (Stasiun Peralihan Antara);
b) Tempat Pembuangan Sementara (TPS) akan dikembangkan
menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Reduce,
Reuse dan Recycle (TPST 3R) di setiap kelurahan; dan

18
c) Pengembangan sistem jaringan persampahan kota yang akan
disinergikan dengan pengembangan persampahan regional Kota
Metropolitan Banjar Bakula.
b. pendayagunaan sumber daya air, meliputi:
1) Instalasi pengolahan air minum (IPA) A. Yani di Kelurahan Kuripan
dengan kapasitas 500 lt/det dan instalasi pengolahan air minum (IPA)
Pangambangan di Kelurahan Pengambangan dengan kapasitas 1.000
lt/det;
2) Rencana penambahan kapasitas IPA A. Yani dan IPA Pangambangan
menjadi 3.500 lt/det;
3) Rencana sistem penyediaan air minum dengan swadaya murni dari
masyarakat bagi wilayah yang belum mendapat pelayanan sistem
jaringan perpipaan air minum;
4) Rencana sistem sambungan langsung yang dapat melayani seluruh
kawasan perumahan, seluruh pusat kegiatan komersil, industri
maupun pusat pemerintahan;
5) Rencana sistem sambungan kran/hidran umum melayani seluruh
kawasan perkotaan dan pengelolaannya dapat dilakukan oleh suatu
badan usaha atau diserahkan kepada masyarakat dengan membentuk
kelompok pemakai air; dan
6) Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum mengacu
kepada rencana pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM)
regional Banjarbaru.
c. Pengendalian daya rusak air
1) Kawasan Rawan Bencana: kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir dibantaran Sungai Barito dan di bantaran
Sungai Martapura;
2) Pengembangan sistem drainase primer di sungai pada jalan utama
untuk mengurangi banjir;
3) Pegembangan sistem drainase sekunder, dan saluran drainase jalan
raya yang berada di setiap jalan arteri;
4) Pengembangan jalur evakuasi bencana banjir memanfaatkan jaringan
jalan meliputi Jalan Perdagangan, Jalan P.M. Noor, Jalan Sutoyo S.,
Banjarmasin Inner Ringroad, Jalan Pramuka, Sungai Martapura, dan
Sungai Alalak menuju bangunan-bangunan pemerintahan berlantai
dua; dan,
5) Pengembangan jalur evakuasi bencana kebakaran memanfaatkan
jaringan jalan meliputi Jalan Perdagangan, Jalan P.M Noor, Jalan
Sutoyo S., Banjarmasin Inner Ringroad, Jalan Pramuka menuju RTH
publik di kawasan tersebut.

2. Kabupaten Hulu Sungai Tengah


Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
a. konservasi sumber daya air, meliputi:
1) Kawasan lindung, terdiri dari:
a) Kawasan konservasi perairan (KKP), meliputi: KKP Paminggir, KKP
Danau Panggang dan KKP Amuntai Selatan; dan

19
b) Kawasan perlindungan plasma nutfah, meliputi perlindungan itik
alabio di Kecamatan Amuntai Selatan; dan perlindungan kerbau
rawa di Kecamatan Danau Panggang dan Kecamatan Paminggir.
2) Hutan produksi adalah kawasan hutan yang dapat dikonversi
terutama pada wilayah Kecamatan Paminggir, Danau Panggang,
Babirik, Haur Gading dan Kecamatan Amuntai Selatan dengan luasan
±40.972 Ha;
3) Kawasan budidaya perkebunan terdiri atas perkebunan rakyat dan
kawasan kebun yang dikelola oleh swasta dengan luas kawasan
perkebunan seluas ±7.624 ha meliputi: kawasan perkebunan kelapa
sawit terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Banjang dan
Kecamatan Amuntai Tengah; kawasan perkebunan rakyat berupa
kawasan perkebunan karet, terdapat di Kecamatan Amuntai Utara;
4) Kawasan sempadan sungai direncanakan seluas ±1.095 ha dengan
pengembangan kawasan tepi sungai yang berada di jalan Basuki
Rahmat seluas ±0,5 (nol koma lima) ha dan jalur sempadan sungai
meliputi sungai Tabalong, sungai Balangan, sungai Negara, dan
sungai Paminggir;
5) Kawasan sekitar danaudirencanakan seluas ±144 ha di sekitar Danau
yang ada di Kecamatan Danau Panggang;
6) Kawasan RTH adalah ruang terbuka hijau publik dengan luas seluas
±25 ha meliputi Taman Kota, Hutan Kota dan tanaman peneduh yang
berada di samping kanan dan kiri jalan serta kawasan olah raga
berupa GOR dan lapangan olah raga;
7) Kengendalian limbah dan sampah dengan kebijakan;
8) Pengembangan sistem jaringan prasarana persampahan Provinsi
berupa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Banua Anam di
Tebing Liring;
9) Pengembangan sistem jaringan prasarana persampahan Kabupaten,
meliputi:
a) Lokasi TPA Regional Tebing Liring adalah di Desa Tebing Liring,
Kecamatan Amuntai Utara;
b) Pengembangan teknologi ramah lingkungan sesuai dengan kaidah
teknis dan dengan konsep 3R;
c) Penambahan jumlah TPS dan TPST perluasan jangkauan
pelayanan;
d) Pengembangan pengolahan sampah di TPA Regional Tebing Liring
dengan metode Sanitary Landfill (pembuangan tertutup); dan
fungsi TPA Regional Tebing Liring sebagai tempat pengolahan
sampah dan industri daur ulang; dan
e) Pengembangan cakupan daerah pelayanan TPA Regional Tebing
Liring berupa wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara dan
Kecamatan Kelua, Kecamatan Pugaan, Kecamatan Muara Harus
dan Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong.
10) Pengembangan Sistem jaringan air limbah melalui:
a) Rencana pembangunan IPAL dengan sistem pengelolaan limbah
secara terpusat (off site) di Perkotaan Amuntai;

20
b) Rencana pembuatan jaringan Sistem Penyaluran Air Buangan
(SPAB) yang dilengkapi dengan pengolahan air limbah terpusat
(IPAL) di dalam kawasan perkotaan Amuntai;
c) Rencana Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
d) Menggunakan metode penanganan limbah cair “on site” dengan
sistem komunal pada wilayah yang belum memiliki septic tank;
dan rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) di seluruh kawasan Kabupaten yang berada di perkotaan;
dan
e) Rencana pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
dengan sistem pengelolaan limbah terpadu baik on site atau off site
sehingga memungkinkan adanya pengurangan, pengolahan dan
pemanfaatan limbah.
b. Pendayagunaan sumber daya air, meliputi:
1) Rencana pengembangan sistem sambungan langsung dari PDAM
direncanakan melayani kawasan perkotaan, pusat kegiatan komersil,
industri maupun pusat pemerintahan pada kawasan perkotaan di
setiap kecamatan di Kabupaten; dan
2) Penyediaan air dengan swadaya murni dari masyarakat dengan
menggunakan sumur bor.
c. Pengendalian daya rusak air, meliputi:
1) Kawasan rawan bencana alam berupa kawasan rawan banjir yang
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, yaitu di Kecamatan Sungai
Tabukan dengan luas ±1.850 ha, Kecamatan Sungai Pandan dengan
luas ±2.956 ha, Kecamatan Paminggir dengan luas ±13.197 ha, di
Kecamatan Haur Gading dengan luas ±2.211 ha, Kecamatan Danau
Panggang dengan luas ±7.714 ha, Kecamatan Banjang dengan luas
±4.804 ha, Kecamatan Babirik dengan luas ±4.239 ha, Kecamatan
Amuntai Utara dengan luas ±2.567 ha, Kecamatan Amuntai Tengah
dengan luas ±4.503 ha, Kecamatan Amuntai Selatan dengan luas
±8.320 ha;
2) Jalur evakuasi menggunakan jalur utama berupa jalan dari lokasi
bencana banjir ke ruang terbuka hijau dan fasilitas umum yang dapat
digunakan untuk pengungsian sementara, yang ada pada setiap
kecamatan; dan
3) Untuk mengurangi genangan banjir dilakukan pengembangan:
a) Sistem drainase primer adalah seluruh jaringan sungai;
b) Sistem drainase sekunder di sepanjang jalan kolektor primer dan
lokal primer yang terdapat pada desa-desa, pusat perkotaan dan
pada kompleks perumahan;
c) Rencana sistem jaringan drainase adalah dengan normalisasi
jaringan drainase yang ada dan pembangunan serta
pengembangan jaringan drainase di kawasan perkotaan; dan
d) Pemeliharaan sistem jaringan drainase perkotaan secara berkala.

21
3. Kabupaten Hulu Sungai Utara
Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
a. Konservasi sumber daya air, meliputi:
1) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di
Kecamatan Paminggir, Kecamatan Danau Panggang, Kecamatan
Babirik, Kecamatan Haur Gading dan Kecamatan Amuntai Selatan
dengan luas ±40.972 Ha;
2) Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:
a) Kawasan sempadan sungai direncanakan seluas ±1.095 ha dengan
pengembangan kawasan tepi sungai yang berada di jalan Basuki
Rahmat seluas ±0,5 ha dan jalur sempadan sungai meliputi Sungai
Tabalong, Sungai Balangan, Sungai Negara, dan Sungai Paminggir;
dan
b) Kawasan sekitar danau direncanakan seluas ±144 ha di sekitar
danau yang ada di Kecamatan Danau Panggang.
3) Kawasan ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka hijau publik
dengan luas seluas ±25 ha meliputi Taman Kota, Hutan Kota dan
tanaman peneduh yang berada di samping kanan dan kiri jalan serta
kawasan Olah Raga berupa gelanggang olah raga (GOR) dan lapangan
olah raga, meliputi:
a) Taman kota ditetapkan di Kecamatan Amuntai Tengah seluas ±1
ha;
b) Kawasan Hutan Kota di sekitar Lokasi Candi Agung, Kelurahan
Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah seluas ±9 ha; dan
c) Kawasan olah raga ditetapkan di Desa Sungai Karias Kecamatan
Amuntai Tengah (Perkotaan Amuntai) seluas ±15 ha.
4) Sistem jaringan persampahan, terdiri atas:
a) Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Provinsi
berupa TPA Regional Banua Anam di Tebing Liring;
b) Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Persampahan
Kabupaten, meliputi:
(1) Lokasi TPA Regional Tebing Liring adalah di Desa Tebing
Liring Kecamatan Amuntai Utara;
(2) Pengembangan teknologi ramah lingkungan sesuai dengan
kaidah teknis dan dengan konsep 3R;
(3) Penambahan jumlah TPS dan TPST perluasan jangkauan
pelayanan;
(4) Pengembangan pengolahan sampah di TPA Regional Tebing
Liring dengan metode Sanitary Landfill (pembuangan
tertutup); dan
(5) Fungsi TPA Regional Tebing Liring sebagai tempat
pengolahan sampah dan industri daur ulang; dan
(6) Pengembangan cakupan daerah pelayanan TPA Regional
Tebing Liring berupa wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara
dan Kecamatan Kelua, Kecamatan Pugaan, Kecamatan
Muara Harus dan Kecamatan Banua Lawas Kabupaten
Tabalong.

22
c) Sistem jaringan air limbah, terdiri atas:
(1) Rencana pembangunan IPAL dengan sistem pengelolaan
limbah secara terpusat (off site) di Perkotaan Amuntai;
(2) Rencana pembuatan jaringan SPAB yang dilengkapi dengan
IPAL di dalam kawasan perkotaan Amuntai;
(3) Rencana Pengembangan IPAL menggunakan metode
penanganan limbah cair “on site” dengan sistem komunal
pada wilayah yang belum memiliki septik tank;
(4) Rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) di seluruh kawasan Kabupaten yang berada di
perkotaan; dan
(5) Rencana pengelolaan limbah B3 dengan sistem pengelolaan
limbah terpadu baik on site atau off site sehingga
memungkinkan adanya pengurangan, pengolahan dan
pemanfaatan limbah.

b. Pendayagunaan sumber daya air, meliputi:


1) Rencana pengembangan irigasi
a) Jaringan rawa nasional, terdiri atas:
(1) Saluran rawa nasional berupa polder Alabio; dan
(2) DIR nasional berupa polder Alabio.
b) Jaringan air bersih nasional berupa saluran air baku nasional
Hulu Sungai Utara.
c) Rencana pengembangan saluran rawa Provinsi, terdiri atas:
(1) Polder Bakar;
(2) Polder Pakacangan;
(3) Polder Murung Bayur;
(4) Rawa Pinang Habang;
(5) Polder Kaludan; Dan
(6) Polder Simpang Empat.
d) Rencana pengembangan daerah rawa Provinsi, terdiri atas:
(1) Polder Bakar;
(2) Polder Pakacangan;
(3) Polder Murung Bayur;
(4) Rawa Pinang Habang;
(5) Polder Kaludan; Dan
(6) Polder Simpang Empat.
e) DI terdiri atas DI kewenangan pemerintah Kabupaten meliputi:
rawa/polder Padang Gusti, Tambak Sari Panji, Pulantani,
Panawakan, Pihaung, Muara Tapus, Pinangkara, Mawar Sari,
Padang Bangkal, Kayakah, Bajawit, Pawalutan, Pulau Damar,
Beringin, Karias Dalam, Murung Kupang, Teluk Limbung, Sungai
Papuyu, Papurukan, Sungai Nyiur, Pajukungan Hilir, Pajukungan
Hulu, Sungai Dalam, Danau Panggang, Pararain, Pandamaan,
Palukahan, Darussalam, Baru, Teluk Mesjid, Bitin, Manarap,
Manarap Hulu, Longkong, Sungai Namang, Sungai Panangah,

23
Antasari – Pasar Senin, rawa Banyu Hirang, rawa Murung
Panggang, Sungai Durait, Rantau Karau,dan Bakar Banyu Miris;
f) Rencana pengembangan saluran rawa Kabupaten adalah Rawa
Pinang Habang;
g) Pemeliharaan, rehabilitasi, dan peningkatan jaringan irigasi yang
ada;
h) Pengembangan DI diarahkan untuk mendukung ketahanan
pangan dan pengelolaan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
dan
i) Membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah
teknis menjadi kegiatan budidaya lainnya.
2) Pengembangan jaringan air baku untuk air minum meliputi:
a) Pengembangan sumber air baku untuk air minum dari air
permukaan berupa Sungai Balangan;
b) Rencana pengembangan sarana prasarana perpipaan, meliputi:
(1) Peningkatan kapasitas produksi berupa rencana penambahan
(2) Kapasitas 50 lt/det di wilayah Kecamatan Amuntai Selatan
dan beberapa wilayah Kecamatan yang masih belum
mendapatkan air minum;
(3) Pengembangan jaringan pipa distribusi diprioritaskan pada
kecamatan yang belum terlayani dengan jaringan perpipaan;
(4) Mengurangi kebocoran air;
(5) Penggantian meter air produksi dan distribusi; dan
(6) Penambahan jumlah pelanggan.
c) Jaringan air minum ke kelompok pengguna terdiri atas:
(1) Saluran Air Baku (SAB) nasional yaitu PDAM Hulu Sungai
Utara; dan
(2) Rencana penyediaan jaringan air baku untuk air minum di
wilayah Kabupaten dengan dua macam fasilitas dengan
persentase pemakaian masing-masing berbeda, meliputi
sambungan rumah (SR) hidran umum (HU).
d) Rencana pengembangan sarana dan prasarana non perpipaan/
perdesaan berupa penambahkan sarana dan prasarana air minum
yang diperuntukkan pada beberapa daerah yang memerlukan
pelayanan air minum, terdiri atas:
(1) Desa Tampakang, Desa Bararawa, Desa Pal Batu di
Kecamatan Paminggir karena jauh dari IKK Paminggir;
(2) Desa Pondok Babaris, Desa Murung Asam di Kecamatan
Sungai Pandan; dan
(3) daerah pedesaan di Kecamatan Amuntai Selatan yaitu Desa
Pulau Tambak, Rukam Hilir Rukam Hulu dan seluruh desa-
desa di kecamatan lain yang rawan air.
e) Rencana pengembangan sarana dan prasarana non perpipaan/
pedesaan terdiri atas:
(1) Rencana pembangunan Sumur Pompa Tangan (SPT); dan
(2) Rencana pembangunan Sumur Pompa Dalam Listrik
(SPDL).

24
f) Sistem jaringan air minum meliputi:
(1) Rencana pengembangan sistem sambungan langsung dari
PDAM direncanakan melayani kawasan perkotaan, pusat
kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan
pada kawasan perkotaan di setiap kecamatan di Kabupaten;
dan
(2) Penyediaan air dengan swadaya murni dari masyarakat
dengan menggunakan sumur bor.

c. Pengendalian Daya Rusak Air


1) Kawasan rawan bencana alam berupa kawasan rawan banjir yang
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, yaitu di Kecamatan Sungai
Tabukan dengan luas ±1.850 ha, Kecamatan Sungai Pandan dengan
luas ±2.956 ha, Kecamatan Paminggir dengan luas ±13.197 ha, di
Kecamatan Haur Gading dengan luas ±2.211 ha, Kecamatan Danau
Panggang dengan luas ±7.714 ha, Kecamatan Banjang dengan luas
±4.804 ha, Kecamatan Babirik dengan luas ±4.239 ha, Kecamatan
Amuntai Utara dengan luas ±2.567 ha, Kecamatan Amuntai Tengah
dengan luas ±4.503 ha, Kecamatan Amuntai Selatan dengan luas
±8.320 ha;
2) Sistem pengendalian banjir meliputi:
a) Rencana pembangunan saluran atau kanal kandang jaya yang
berada di wilayah Kabupaten Balangan yang letaknya berbatasan
dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara;
b) Pembangunan prasarana pengendali banjir; dan
c) Pengendalian erosi/longsor dilakukan melalui penanaman
vegetasi di bantaran/pinggir sungai dan melalui pembangunan
siring pada daerah-daerah yang rawan longsor.
3) Pembuatan dan pemeliharaan Sistem jaringan drainase untuk
penanggulangan banjir, terdiri atas:
a) Sistem drainase primer adalah seluruh jaringan sungai;
b) Sistem drainase sekunder di sepanjang jalan kolektor primer dan
lokal primer yang terdapat pada desa-desa, pusat perkotaan dan
pada kompleks perumahan;
c) Rencana sistem jaringan drainase adalah dengan normalisasi
jaringan drainase yang ada dan pembangunan serta
pengembangan jaringan drainase di kawasan perkotaan; dan
d) Pemeliharaan sistem jaringan drainase perkotaan secara berkala.
4) Jalur evakuasi bencana, meliputi jalur utama berupa jalan dari
lokasi bencana banjir ke ruang terbuka hijau dan fasilitas umum
yang dapat digunakan untuk pengungsian sementara, yang ada pada
setiap kecamatan.

4. Kabupaten Kotabaru
Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
1. Kecamatan yang masuk kedalam WS Barito sedikit, sehingga kebijakan
yang terekam dalam WS Barito juga tidak banyak, Kecamatan yang

25
dimaksud adalah Kecamatan Limbur dan Cantung Kanan, kebijakan
sumber daya air pada kota baru adalah sebagai berikut:
a. pengembangan prasarana air baku untuk air bersih sebagaimana
dimaksud pada Sumber Mata Air (SMA) di Sungai Cantung;
b. Saluran Air Baku (SAB) meliputi: SAB PDAM Kotabaru, dan Cantung;
dan
c. Pengembangan prasarana dan sarana air baku untuk kawasan
tertinggal dan terisolasi di pulau-pulau kecil dilakukan.
2. Jaringan air bersih ke kelompok pengguna berupa:
a. Pemanfaatan air permukaan dengan pembangunan embung
khususnya di daerah dengan ketinggian diatas 600 m dpl;
b. Pemenuhan kebutuhan air untuk kawasan industri, perdagangan,
jasa, fasilitas umum dan permukiman diarahkan menggunakan jasa
PDAM dan Proyek Sarana Air Bersih (PSAB) perdesaan;
c. Pemenuhan kebutuhan air untuk industri skala besar diarahkan
untuk memanfaatkan sumber air permukaan terdekat dan air bawah
tanah;
d. Sistem truk tangki dan pengembangan air bawah tanah melalui
pengembangan Mata Air Pompa (MAP), Sumur Pompa Tangan (SPT)
dan pembangunan Penampungan Air Hujan (PAH), meliputi seluruh
desa di Kabupaten Kotabaru; dan
e. Pengembangan potensi air tanah untuk memenuhi kebutuhan
domestik pada kawasan-kawasan rawan kekeringan, didukung
dengan studi kelayakan.
3. Sistem pengendalian banjir, meliputi:
a. Normalisasi sungai;
b. Pembangunan tanggul sungai;
c. Pengembangan lubang-lubang biopori di permukiman;
d. Penghijauan di sempadan sungai, waduk dan lahan-lahan kritis; dan
e. Pembangunan dan pengelolaan bendungan.
f. Penataan saluran-saluran sekunder dan tersier dari lingkungan
permukiman ke badan-badan sungai
g. Pembangunan talud;
h. Pembangunan kolam pengendali banjir; dan
i. Pembangunan waduk, embung, dan chekdam.
4. Sistem Jaringan persampahan, meliputi:
a. Sistem pengelolaan persampahan perkotaan yang ada di Kabupaten
menggunakan sistem Sanitary Landfill pada TPA sampah yang
tersebar pada wilayah Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kecamatan
Kelumpang Hilir, Kecamatan Kelumpang Selatan, Kecamatan Pulau
Laut Barat, dan Kecamatan Pamukan Barat; dan
b. TPS dialokasikan tersebar di titik tertentu pada masing-masing
ibukota Kecamatan, kawasan strategis ekonomi dan sosial budaya.
5. Sistem jaringan air minum, meliputi:
a. Peningkatan pelayanan jaringan perpipaan yang melayani PKW dan
PKLp; dan

26
b. Pengembangan sistem penyediaan air minum pada daerah non
perpipaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kotabaru.
6. Sistem jaringan drainase, meliputi:
a. Pengembangan sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan
sistem dan sub sistem tata air meliputi jaringan primer berupa sungai
utama, jaringan sekunder berupa parit atau saluran-saluran yang ada
di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran-saluran kecil yang
masuk pada kawasan perumahan;
b. Pengembangan sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro
dengan sistem mikro mengikuti sistem jaringan eksisting dan daerah
tangkapan air hujan (catchment area) sehingga limpasan air hujan (run
off) dapat dikendalikan mengikuti jaringan yang ada;
c. Peningkatan kapasitas sungai dan jaringan drainase melalui
normalisasi alur sungai, pembuatam kolam retensi pada muara
sungai, penggelontoran jaringan drenase secara rutin, pengalihan
sebagian aliran air melalui pembuatan sudetan, pembuatan polder di
lengkapi sistem pengendali dan pompa;
d. Pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai
dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang
dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak penampungan
sedimen, pembuatan konstruksi baru berupa turap/senderan,
rehabilatasi saluran alam yang ada, pembuatan parit infiltrasi, operasi
dan pemeliharaan; dan
e. Pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan
jaringan air limbah.
7. Sistem jaringan pengelolaan limbah, meliputi:
a. Pengembangan instalasi pengolahan kecil/terbatas/tertentu pada
sumber-sumber limbah; dan
b. Pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT) pada
kawasan-kawasan fungsional.
8. Kawasan hutan lindung seluas 164.075,12 ha, terdiri atas:
a. Kawasan hutan lindung Pegunungan Meratus dengan luas kurang
lebih 141.227,21 Ha berada di Kecamatan Pamukan Barat, Kecamatan
Sungai Durian dan Kecamatan Hampang;
b. Kawasan hutan lindung Gunung Sebatung dengan luas kurang lebih
7.441,14 Ha berada di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kecamatan Pulau
Laut Tengah dan Kecamatan Pulau Laut Timur; dan
c. Kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindung dengan luas kurang
lebih 15.406,77 Ha berada di Kecamatan Kelumpang Hulu, Kecamatan
Sampanahan, Kecamatan Pulau Laut Timur, Kecamatan Pulau Laut
Tengah, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, dan Kecamatan Pulau
Sebuku.
9. Kawasan suaka alam berupa: Cagar Alam (CA) seluas kurang lebih
50.504,68 ha, meliputi CA Teluk Kelumpang, Selat Laut dan Selat
Sebuku, CA Teluk Pamukan, CA Sungai Lulan dan Sungai Bulan.
10. Kawasan pelestarian alam meliputi Kawasan pantai berhutan bakau
seluas kurang lebih 50.806,36 ha.

27
11. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
a. Kawasan rawan tanah longsor, kebakaran dan banjir di semua
kecamatan di Kabupaten; dan
b. Kawasan rawan gelombang pasang meliputi kawasan pantai di
Selat Makassar.
12. Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi kawasan hutan
produksi tetap seluas 232.896,79 ha berada di Kecamatan Pamukan
Barat, Kecamatan Hampang, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kecamatan
Kelumpang Barat, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kecamatan
Kelumpang Tengah, Kecamatan Kelumpang Utara, Kecamatan
Pamukan Selatan, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan Pulau
Laut Kepulauan, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kecamatan Pulau
Laut Selatan, Kecamatan Pulau Laut Timur, Kecamatan Pulau Laut
Utara, Kecamatan Sungai Durian, Kecamatan Pulau Sebuku, dan
Kecamatan Sampanahan.
13. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi kawasan peruntukan
tanaman pangan seluas kurang lebih 45.270,96 ha, meliputi:
a. Kawasan pertanian lahan basah seluas 29.024,64 ha,
dikembangkan di Kecamatan Pamukan Utara, Kecamatan
Pamukan Selatan, Kecamatan Sampanahan, Kecamatan
Kelumpang Utara, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kecamatan
Kelumpang Selatan, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kecamatan
Pulau Laut Utara, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kecamatan
Pulau Laut Timur, Kecamatan Pulau Laut Selatan dan Kecamatan
Pulau Sebuku, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan
Kelumpang Hulu dan Kecamatan Hampang; 6.246,321 ha;
b. Kawasan pertanian lahan kering seluas 16.246,32 ha,
dikembangkan tersebar di seluruh Kecamatan;
c. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 19.513 ha
dan merupakan bagian dari kawasan pertanian lahan; dan
d. Kawasan peruntukan perkebunan seluas kurang lebih 424.728,73
ha dengan komoditas utama kelapa sawit, karet, dan kelapa dalam,
terdapat hampir diseluruh wilayah Kabupaten Kotabaru.

5. Kabupaten Barito Kuala


Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
a. Konservasi sumber daya air, meliputi:
1. Kawasan peruntukan hutan produksi konversi terdapat di Kecamatan
Tamban, Kecamatan Tabukan, Kecamatan Kuripan, Kecamatan
Wanaraya, Kecamatan Barambai dan Kecamatan Mekarsari dengan
luas sebesar ±8.000 ha;
2. Kawasan sempadan pantai terdapat di sebagian Wilayah Tabunganen
seluas ±202 ha;
3. Kawasan sempadan sungai terdapat di sebagian DAS Barito
(Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban, Kecamatan Mekarsari,
Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan Alalak,
Kecamatan Mandastana, KecamatanBelawang, Kecamatan

28
Wanaraya, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Barambai,
Kecamatan Cerbon, Kecamatan Marabahan, Kecamatan Bakumpai,
Kecamatan Kuripan, Kecamatan Jejangkit), DAS Kapuas (Kalteng)
(Kecamatan Tabukan) seluas ±10.367 ha;
4. Kawasan RTH perkotaan sebesar ±43.675 ha di:
a) Kecamatan Tabunganen seluas ±3.844 ha;
b) Kecamatan Tamban seluas ±2.330 ha;
c) Kecamatan Mekarsari seluas ±1.914 ha;
d) Kecamatan Anjir Pasar seluas ±1.564 ha;
e) Kecamatan Anjir Muara seluas ±1.389 ha;
f) Kecamatan Alalak seluas ±1.181 ha;
g) Kecamatan Mandastana seluas ±1.764 ha;
h) Kecamatan Belawang seluas ±649 ha;
i) Kecamatan Wanaraya seluas ±750 ha;
j) Kecamatan Rantau Badauh seluas ±4.280 ha;
k) Kecamatan Cerbon seluas ±3.164 ha;
l) Kecamatan Barambai seluas ±2.704 ha;
m) Kecamatan Bakumpai seluas ±4.264 ha;
n) Kecamatan Marabahan seluas ±3.464 ha;
o) Kecamatan Tabukan seluas ±2.364 ha;
p) Kecamatan Kuripan seluas ±5.914 ha; dan
q) Kecamatan Jejangkit seluas ±3.104 ha.
5. Kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Tabunganen;
6. Sistem jaringan persampahan, meliputi:
a) Pewadahan sumber sampah yaitu dilakukan dengan
menggunakan alat yang beraneka ragam yang tersedia pada tiap
unit–unit lingkungan;
b) Pengumpulan dan pemindahan penyediaan fasilitas pemilahan
sampah pada kawasan permukiman, kawasan komersil, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan
fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah;
c) Pembangunan TPA yang berlokasi di Wilayah Tabing Rimbah/Lok
Rawa Kecamatan Mandastana menggunakan sistem sanitary
landfill dengan cakupan layanan seluruh Kabupaten Barito kuala;
dan
d) Pemerintah Kabupaten memiliki kewenangan untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan
selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir
sampah.
7. Sistem jaringan air limbah, meliputi:
a) Pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan sistem
sanitasi setempat (on site sanitation) yang dilengkapi dengan
tangki septik;
b) Kewajiban menyediakan sistem pembuangan air limbah terpusat
dan pengorganisasian (system off-site) bagi pengelola kawasan
industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas besar;

29
c) Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat
kegiatan fasilitas umum;
d) Pengolahan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) adalah
dengan sistem pengolahan limbah terpadu on site dan off site; dan
e) Limbah B3 pertambangan cair ditampung dalam kolam
pengendap limbah, serta bisa dimanfaatkan kembali.
b. Pendayagunaan sumber daya air, meliputi:
1. Rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi yang ada;
yaitu Daerah Irigasi (DI) kewenangan Kabupaten adalah DI Andaman
II, DI Anjir Muara Lama; DI Anjir Pasar Kota II, DI Anjir Pasar Lama,
DI Anjir Serapat Baru, DI Anjir Serapat Muara, DI Antar Baru, DI
Antar Jaya, DI Antar Raya, DI Antasan Segera, DI As. besar II, DI As
Pasar I, DI Bagagap, DI Bahalayung, DI Bahandang, DI Balukung, DI
Bandar Karya, DI Bangkir Baru, DI Banitan, DI Bantuil, DI Banua
Hanyar, DI Barambai Muara, DI Barunai Baru, DI Batik, DI
Belandean, DI Beringin, DI Cahaya Baru, DI Desa Bagus, DI Desa
Baliuk, DI Handil Barabai, DI Hilir Mesjid, DI Indah Sari, DI Jelapat
Baru, DI Karya Baru, DI Karya Indah, DI Karya Jadi, DI Kelurahan
Lepasan, DI Marabahan Baru, DI Marabahan Kota, DI Muara Pulau,
DI Murung Raya, DI Panca Karya, DI Pandan Sari, DI Pantai
Hambawang, DI Pantang Baru, DI Pantang Raya, DI Patih Muhur
Lama, DI Pendalaman, DI Pendalaman Baru, DI Pindahan Baru, DI
Rantau Bamban, DI Roham Raya, DI Sampurna, DI Sungai Gampa,
DI Sungai Habaya, DI Sungai Jingah Besar, DI Sungai Kali, DI Sungai
Lirik, DI Sungai Lumbah, DI Sungai Pantai, DI Sungai Pitung, DI
Sungai Sahurai, DI Sungai Telan Kecil, DI Telan Muara, DI Teras
Dalam, DI Sungai Teras Luar, DI Semangat Bakti, DI Semangat
Dalam, DI Semangat Karya, DI Sepakat Bersama, DI Sepakat
Bersama Kalimantan Tengah, DI Simpang Arja, DI Simpang Nungki,
DI Suka Ramai, DI Sungai Punggu Baru, DI Sungai Punggu Lama, DI
Tabunganen Kecil, DI Tabunganen Muara, DI Tamban Bangun, DI
Tamban Raya, DI Tanjung Harapan, DI Tatah Mesjid, DI Teluk Tamba,
DI Tinggiran Baru, DI Tabukan Raya;
2. Pengembangan DI pada seluruh daerah potensial yang memiliki lahan
pertanian yang ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan
pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan;
3. Membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah
teknis menjadi kegiatan budidaya lokal lainnya;
4. Rencana pengembangan sumber air baku, meliputi:
a) Air Sungai Nagara, Sungai Barito di Utara Kota Marabahan masuk
dalam wilayah Kecamatan Tabukan, Kecamatan Bakumpai,
Kecamatan Kuripan, Sungai Alalak dan Sungai Puntik di
Kecamatan Mandastana serta Sungai Martapura;
b) Air tanah terdapat di Kecamatan Marabahan, Kecamatan
Barambai, Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Belawang,
Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Mandastana, Kecamatan
Anjir Pasar, Kecamatan Tabukan dan Kecamatan Bakumpai;

30
c) Rencana pengembangan jaringan sumber air baku
mengutamakan air permukaan dengan prinsip keterpaduan air
tanah;
d) Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di Kabupaten dipadukan
dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin
ketersediaan air baku;
e) Prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan
perpipaan air minum, saluran perpipaan air baku dan instalasi
pengolahan air minum yang dikembangkan pada lokasi air baku
potensial serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan;
f) Pelayanan air minum terdapat di 2 (dua) lokasi yaitu Perkotaan
Marabahan dan Handil Bakti (Kecamatan Alalak);
g) Pelayanan air bersih dengan menggunakan PDAM terdapat di 11
(sebelas) kecamatan yaitu Kecamatan Marabahan, Kecamatan
Rantau Badauh, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Cerbon,
Kecamatan Alalak, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir
Muara, Anjir Tamban, Kecamatan Tabunganen, Kecamatan
Barambai dan Kecamatan Tabukan;
h) Pelayanan air bersih dengan menggunakan sumur bor terdapat di
sebagian wilayah Kecamatan Tabukan, Kecamatan Marabahan,
Kecamatan Rantau Badauh, Wanaraya, Anjir Pasar, Anjir Muara,
Tamban, Tabunganen dan Kecamatan Belawang;
i) Pelayanan air bersih non perpipaan dengan menggunakan
Penampungan Air Hujan (PAH) dan terminal air diseluruh
Kecamatan dalam Kabupaten Barito Kuala; dan
j) Pelayanan air bersih non perpipaan dengan SPAM di Kecamatan
Kuripan, sebagian Kecamatan Mandastana, Kecamatan Rantau
Badauh, Kecamatan Belawang, Kecamatan Wanaraya dan
Kecamatan Bakumpai.
c. Pengendalian daya rusak air, meliputi:
1. Kawasan Rawan Gelombang pasang, terdapat di Kecamatan
Tabukan, Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan
Rantau Badauh, Kecamatan Belawang, Kecamatan Anjir Pasar,
Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan Alalak, Kecamatan Tamban dan
Kecamatan Tabunganen;
2. Kawasan rawan terdapat di Kecamatan Kuripan, Kecamatan
Bakumpai, Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Mandastana,
Kecamatan Jejangkit dan Kecamatan Tabukan terdiri atas:
a) Daerah pesisir/pantai, meliputi sepanjang pantai selatan dan
wilayah Kecamatan Tabunganen;
b) Daerah dataran banjir tersebar pada daerah rendah dan rawa di
Kecamatan Bakumpai; dan
c) Daerah sempadan sungai meliputi Kecamatan Tabukan dan
Kecamatan Kuripan.

31
3. Sistem pengendalian banjir meliputi:
a) Pembuatan daerah tangkapan air;
b) Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan
bangunan-bangunan pengendali banjir di seluruh sungai rawan
banjir; dan
c) Normalisasi sungai-sungai di Kabupaten Barito Kuala meliputi
Sungai Barito dan sebaran sungai lainnya.
4. Sistem jaringan drainase
a) Pengaturan sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu
sesuai fungsinya;
b) Normalisasi, rehabilitasi dan redesain saluran primer, sekunder
ataupun tersier sepanjang sungai barito, agar proses pencucian
air dari sungai menuju lahan-lahan dapat sempurna, untuk
mendapatkan air yang berkualitas serta mencegah terjadinya
luapan akibat air sungai;
c) Pengembangan kanal-kanal sebagai sistem jaringan drainase
primer (utama) selebar 2-3 meter;
d) Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder selebar 1,5 –
2,0 meter pada setiap sisi jalan yang dialiri dan disesuaikan
dengan topografinya;
e) Pembuatan sistem saluran drainase tersier selebar 0,5 – 1,0 meter
yang pengembangannya saling terintegrasi dan terpadu dengan
sistem jaringan drainase wilayahnya;
f) Pengembangan sistem perencanaan drainase yang terpadu sistem
makro dan mikro dengan pengaturan dan pengelolaan sungai; dan
g) Pemeliharaan saluran drainase secara berkala.
5. Jalur evakuasi bencana
a) Jalur evakuasi rawan gelombang pasang yakni pada jalur utama
dari kawasan rawan gelombang pasang di Kecamatan Tabukan,
Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Rantau
Badauh, Kecamatan Belawang, Kecamatan Anjir Pasar,
Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan Alalak, Kecamatan Tamban
dan Kecamatan Tabunganen menuju dataran yang lebih tinggi,
RTH dan fasilitas umum terdekat yang dipergunakan untuk
pengungsian sementara;
b) Jalur evakuasi rawan banjir yakni pada jalur utama dari kawasan
rawan banjir di Kecamatan Kuripan, Kecamatan Bakumpai,
Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Mandastana, Kecamatan
Jejangkit dan Kecamatan Tabukan menuju ruang terbuka hijau
dan fasilitas umum terdekat yang dipergunakan untuk
pengungsian sementara; dan
c) Jalur evakuasi rawan kebakaran lahan yakni pada jalur utama
dari kawasan rawan kebakaran lahan di seluruh kecamatan
menuju ruang terbuka hijau dan fasilitas umum terdekat yang
bisa dipergunakan untuk pengungsian sementara dan disetiap
kecamatan harus adanya system proteksi kebakaran meliputi:
penyediaan sumber air untuk pemadaman kebakaran, pompa

32
pemadam kebakaran, sistem perpipaan pemadam kebakaran
pada bangunan, fasilitas dan lingkungan permukiman yang
berpotensi terjadi kebakaran.

6. Kabupaten Balangan
Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
a. Konservasi sumber daya air, meliputi:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di
bawahnya adalah kawasan hutan lindung yang berfungsi sebagai
kawasan resapan air dengan luas ±60.313 ha. Luas kawasan hutan
lindung pada setiap kecamatan adalah:
a) Kawasan hutan lindung di Kecamatan Tebing Tinggi adalah seluas
±14.718 ha; dan
b) Kawasan hutan lindung di Kecamatan Halong adalah seluas
±45.595 ha.
2. Kawasan sempadan sungai, meliputi:
a) Sempadan sungai besar dengan luas ±2.946 ha meliputi Sungai
Pitap dan Sungai Balangan; dan
b) Sempadan sungai kecil dengan luas ±8.195 ha meliputi Sungai
Mantuyan, Sungai Tabuan, Sungai Galumbang, Sungai Halong,
Sungai Uren, Sungai Ninian, Sungai Jauk, Sungai Batumandi,
Sungai Lokbatu dan Sungai Juai baik yang mengalir di kawasan
perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan.
3. Kawasan sempadan danau direncanakan sebesar ±59 ha di Danau
Baruh Bahinu Dalam di Kecamatan Paringin Selatan.
4. Kawasan sempadan bendung direncanakan sebesar ±6 ha di Bendung
Pitap di Kecamatan Awayan.
5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota direncanakan sebagai RTH
seluas 30 % dari luas kawasan perkotaan.
6. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
a) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap adalah kawasan
hutan produksi tetap seluas ±23.899 ha, tersebar di Kecamatan
Halong, Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Paringin,
Kecamatan Juai dan Kecamatan Awayan.
b) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kecamatan Tebing
Tinggi adalah seluas ±6.617 ha.
c) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kecamatan Paringin
adalah seluas ±1.012 ha.
d) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kecamatan Juai
adalah seluas ±1.131 ha.
e) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kecamatan Halong
adalah seluas ±15.083 ha.
f) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap di Kecamatan Awayan
adalah seluas ±56 ha.

33
7. Sistem pengelolaan persampahan, meliputi:
a) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana persampahan
berupa TPA Batu Merah di Desa Batu Merah, Kecamatan
Lampihong dengan cakupan pelayanan Kabupaten Balangan;
b) Rencana pengembangan TPA dilakukan dengan pengelolaan
sampah menggunakan sistem sanitary landfill atau minimal
dengan sistem control landfill untuk sampah domestik dan
sampah non domestik dan melakukan pemantauan dan evaluasi
secara berkala terhadap TPA sistem sanitary landfill dan/atau
sistem control landfill serta TPA sistem pembuangan terbuka yang
telah ditutup;
c) Rencana pengembangan tempat pembuangan sampah (TPS)
diarahkan untuk diletakkan di pusat-pusat permukiman dan
pusat kegiatan di seluruh kawasan perkotaan di daerah; dan
d) Rencana pengembangan tempat pengolahan sampah dengan
konsep 3R yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan
mendaur ulang yang terdapat di seluruh Kecamatan.
8. Sistem jaringan air limbah, meliputi:
a) Pengolahan limbah B3 dengan sistem pengolahan limbah terpadu
dengan menggunakan sistem sanitasi setempat (on site) yang
dilengkapi dengan tangki septik dan sistem pembuangan air
limbah terpusat dan pengorganisasian (off site) bagi pengelola
kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan dengan
kapasitas yang besar;
b) Pengolahan limbah B3 dari pertambangan cair ditampung dalam
kolam pengendap limbah, pembuangan limbah cair tersebut
setelah melalui proses pengolahan dan telah memenuhi standar
mutu yang di tetapkan harus memperhatikan daya dukung beban
pencemar pada media penerima limbah serta bisa dimanfaatkan
kembali; dan
c) Kewajiban pengolahan limbah untuk rumah tangga, industri kecil
dan industri sedang dengan menggunakan sistem sanitasi
setempat (on site) yang dilengkapi dengan tangki septik.
b. Pendayagunaan sumberdaya air, melalui:
1. Pengelolaan jaringan irigasi, meliputi:
jaringan irigasi yang merupakan kewenangan pemerintah Provinsi
berupa DI Bendung Pitap di Kecamatan Awayan yang merupakan
penggabungan dari beberapa jaringan irigasi, terdiri dari:
a) DI Paringin;
b) DI Putat Basiun;
c) DI Lok Batu; dan
d) DI Sikuntan.
2. Rencana pembangunan Bendung Bihara untuk mengatasi
permasalahan air pada daerah hulu agar pembagian aliran ke daerah
hilir dapat terbagi dengan baik;

34
3. Jaringan irigasi yang merupakan kewenangan Pemerintah Daerah,
terdiri atas:
a) DI Batumandi;
b) DI Lok Batu;
c) DI Paran;
d) DI Suapin; dan
e) DI Tundakan.
f) Bendung Pitap yang merupakan bendung Nasional dalam jaringan
irigasi Nasional yang meliputi saluran irigasi primer dan sekunder;
g) Rencana pengembangan kapasitas jaringan irigasi Provinsi di
Bendungan Balangan;
h) Rencana pengembangan DI Provinsi berupa DI Bendung Pitap;
i) Rencana pengembangan saluran rawa Provinsi di Kecamatan
Batumandi; dan
j) Rencana pengembangan DIR di Kecamatan Batumandi dan DIR
Batumandi yang merupakan kewenangan Provinsi.
4. Pengembangan jaringan air baku untuk air minum; jaringan air baku
untuk air minum berupa:
a) Rencana pengembangan sumber air baku, meliputi:
1) Bendung Pitap, Bendung Bihara; dan
2) Sungai Balangan.
b) SAB Perusahaan Air Minum di Balangan yang merupakan SAB
Nasional dalam jaringan air bersih nasional.
5. Sistem jaringan air minum
a) SAB Perusahaan Air Minum Balangan yang merupakan SAB
Nasional dalam jaringan air bersih Nasional;
b) Rencana jaringan air bersih ke kelompok pengguna berupa
rencana Instalasi Pengolahan Air (IPA) bersih, meliputi:
1) IPA Buntu Pilanduk di Kecamatan Halong;
2) IPA Sungai Batung di Kecamatan Juai;
3) IPA Mantimin di Kecamatan Batumandi;
4) IPA Sungai Balangan di Kecamatan Lampihong;
5) IPA Simpang Nadung di Kecamatan Tebing Tinggi;
6) IPA Awayan di Kecamatan Awayan;
7) IPA Paringin I;
8) IPA Paringin II; dan
9) IPA Paringin III.
6. Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat berupa
penyediaan sarana air bersih meliputi sumur bor, sumur gali dan
hidran umum di seluruh Kecamatan.
c. Pengendalian daya rusak air, melalui:
1. Kawasan Rawan Bencana:
a) Kawasan rawan tanah longsor di Kecamatan Halong dengan luas
±347 ha, Kecamatan Tebing Tinggi dengan luas ±176 ha,
Kecamatan Juai dengan luas ±1 ha, Kecamatan Paringin Selatan
±55 ha dan Kecamatan Awayan dengan luas ±26 ha, maka total
luas kawasan rawan longsor ±605 ha.

35
b) Kawasan rawan banjir meliputi kawasan di Kecamatan Paringin
±572 ha, Kecamatan Paringan Selatan ±396 ha, Kecamatan
Halong ±177 ha, Kecamatan Juai ±705 ha, Kecamatan Batumandi
±1.703 ha dan Kecamatan Lampihong ±1.323 ha, maka luas total
kawasan rawan banjir ±4.876 ha.
2. Sistem pengendalian banjir meliputi:
a) Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan
bangunan-bangunan pengendali banjir di seluruh sungai rawan
banjir; dan
b) Normalisasi sungai-sungai di Kabupaten balangan.
3. Pengelolaan sistem drainase
a) Redesain sistem drainase primer sepanjang jalan arteri di
Kabupaten Balangan;
b) Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder pada setiap sisi
jalan yang dialiri dan disesuaikan dengan topografinya;
c) Pembuatan sistem saluran drainase tersier yang
pengembangannya saling terintegrasi dan terpadu dengan sistem
jaringan drainase wilayahnya;
d) Pengembangan sistem perencanaan drainase yang terpadu
dengan pengaturan dan pengelolaan sungai; dan
e) Pemeliharaan saluran drainase secara berkala.
4. Jalur evakuasi bencana; dan
a) Jalur evakuasi bencana banjir yakni pada jalur utama pada
kawasan rawan bencana banjir berada di Kecamatan Paringin,
Kecamatan Paringin Selatan,Kecamatan Halong, Kecamatan Juai,
Kecamatan Batumandi, dan Kecamatan Lampihong menuju ke
ruang terbuka hijau dan fasilitas umum terdekat yang
dipergunakan untuk pengungsian sementara; dan
b) Jalur evakuasi bencana longsor yakni jalur utama pada kawasan
rawan bencana longsor di Kecamatan Halong, Kecamatan Tebing
Tinggi, Kecamatan Juai, Kecamatan Paringin dan Kecamatan
Awayan menuju fasilitas umum yang bisa dijadikan tempat
pengungsian sementara.

7. Kabupaten Tapin
Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
a. Konservasi sumber daya air, melalui:
1. Kawasan hutan lindung seluas ±10.970 ha berada di Kecamatan
Piani, Kecamatan Lokpaikat dan Kecamatan Hatungun;
2. Kawasan resapan air atau kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan dibawahnya:
a) Kecamatan Salam Babaris;
b) Kecamatan Hatungan;
c) Hulu Sungai Tapin meliputi:
1) Kecamatan Piani;
2) Kecamatan Bungur; dan
3) Kecamatan Tapin Utara.

36
d) Hulu Sungai Negara meliputi:
1) Kecamatan Candilaras Utara; dan
2) Kecamatan Candilaras Selatan.
3. Kawasan Sempadan Sungai
a) Kecamatan Bakarangan seluas ±10 ha;
b) Kecamatan Bungur seluas ±7 ha;
c) Kecamatan Lokpaikat seluas ±385 ha;
d) Kecamatan Piani seluas ±592 ha;
e) Kecamatan Tapin Utara seluas ±106 ha;
f) Kecamatan Binuang seluas ±460 ha;
g) Kecamatan Hatungan seluas ±126 ha;
h) Kecamatan Salam Babaris seluas ±290 ha;
i) Kecamatan Tapin Selatan seluas ±460 ha;
j) Kecamatan Candi Laras Selatan seluas ± 855 ha;
k) Kecamatan Candi Laras Utara seluas ±1.190 ha; dan
l) Kecamatan Tapin Tengah seluas ±632 ha.
m) Kawasan sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 100
meter di kiri kanan sungai besar, dan 50 meter di kiri kanan anak
sungai yang berada di luar pemukiman.
Kawasan sempadan sungai di kawasan permukiman yaitu berupa
sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan
inspeksi antara 10 – 15 meter.
Kawasan sempadan sungai meliputi Kecamatan Bakarangan 296
Ha; Kecamatan Bungur 7 Ha; Kecamatan Lokpaikat 385 Ha;
Kecamatan Piani 592 Ha; KecamatanTapin Utara 106 Ha;
Kecamatan Binuang 460 Ha; Kecamatan Hatungan 126 Ha;
Kecamatan Salam Babaris Ha; Kecamatan Tapin Selatan 460 Ha;
Kecamatan Candi Laras Selatan 855 Ha; Kecamatan Candi Laras
Utara 1.190 Ha; Kecamatan Tapin Tengah 632 Ha.
4. Kawasan Sekitar Danau / Waduk (lima ribu empat ratus tujuh puluh
dua) ha; dan
a) Waduk Tapin di Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 14.955
ha.
b) Kawasan perlindungan sekitar waduk ditetapkan dengan
ketentuan: daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai
dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air waduk tertinggi;
atau daratan sepanjang tepian waduk lebar proporsional sesuai
bentuk dan kondisi fisik.
5. Kawasan Sekitar Mata Air
a) Mata Air di Desa Hatungan, Desa Batu Hapu, Desa Gunung Ulin,
Desa Kembang Kuning, dan Kecamatan Binuang;
b) Mata Air di Desa Baramban, Desa Bagandah, Desa Batu Ampar,
Desa Harakit, Desa Balawaian, Desa Batung-Lapin, Desa Miawa,
Desa Gunung Barung , Desa Buni’in Kecamatan Piani;
c) Mata Air di Desa Rantau Bujur, Desa Hangui, Desa Linuh, Desa
Limpana, Kecamatan Bungur; dan

37
d) Mata Air di Desa Matang Batas, Desa Asam Randah, Desa Bagak,
Sarang Burung Tungkap Kecamatan Hatungun. Kawasan dengan
radius sekurang-kurangnya 200 meter di lokasi hulu sungai dan
mata air.

8. Kabupaten Banjar
Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
1. Pembangkit tenaga listrik di wilayah Kabupaten Banjar, meliputi:
a) PLTA Ir. Pangeran Mohammad Noor di Kecamatan Aranio;
b) Rencana PLTA Riam Kiwa di Kecamatan Aranio;
c) Rencana PLTU; dan
d) Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
2. Prasarana sumber daya air
a) Bendungan PLTA Ir. Pangeran Muhammad Noor, Riam Kanan;
b) Bendung Karang Intan;
c) Bendung Sungkai;
d) Bendung Mandiangin;
e) Bendung Takuti; dan
f) Rencana Check Dam Madurejo.
3. Jaringan Irigasi
a) DI dan DIR Kewenangan Nasional adalah DI Riam Kanan seluas
kurang lebih 5.000 (lima ribu) ha dan DIR Belanti;
b) DIR Kewenangan Provinsi adalah DIR Polder Liang, DIR Polder
Tambak Hanyar, DIR Antasan Sutun, DIR Antasan Bawah Ringin,
DIR Antasan Kiayi, DIR Antasan Tanipah, DIR Tanggul Martapura;
c) DIR Kewenangan Kabupaten yang tercantum dalam RTRW
Kabupaten Banjar;
d) Rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan irigasi yang
ada;
e) Pengembangan DI pada seluruh daerah potensial yang memiliki
lahan pertanian yang ditujukan untuk mendukung ketahanan
pangan dan pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan; dan
f) Membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah
teknis menjadi kegiatan budidaya lokal lainnya.
4. Jaringan air baku untuk air bersih, meliputi:
a) Saluran Air Baku PDAM Intan Banjar;
b) Sungai Martapura;
c) Bendungan Riam Kanan; Air tanah;
d) Mata air Pegunungan Meratus; dan
e) Air Gambut.
5. Rencana pengembangan jaringan sumber air baku mengutamakan air
permukaan dengan prinsip keterpaduan air tanah;
a) Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di Kabupaten dipadukan
dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin
ketersediaan air baku; dan
b) Prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan
perpipaan air baku dan instalasi pengolahan air minum yang

38
dikembangkan pada lokasi air baku potensial serta pusat-pusat
permukiman di seluruh kecamatan dan pembangunan rehabilitasi
serta operasi pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air
baku untuk air minum.
6. Sistem Pengendalian Banjir, meliputi:
a) Bendungan Riam Kanan di Kecamatan Aranio
b) Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan
bangunan-bangunan pengendali banjir di seluruh sungai rawan
banjir;
c) Normalisasi sungai-sungai di Kabupaten Banjar; dan
d) Rencana Bendungan Riam Kiwa di Kecamatan Alabio.
7. Rencana sistem pengelolaan infrastruktur dan prasarana wilayah,
meliputi:
a) Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
pengelolaan infrastruktur dan prasarana wilayah; dan
b) Peningkatan cakupan pelayanan infrastruktur dan prasarana
wilayah, khususnyaair minum, persampahan, air limbah dan
drainase.
8. Sistem jaringan air minum, meliputi:
a) Pelayanan air minum dengan menggunakan PDAM terdapat di
seluruh kecamatan se Kabupaten Banjar; dan
b) Rencana jaringan pipa transmisi, reservoir distribusi, jaringan
pipa distribusi dan sambungan pelayanan dan meter air tersebar
pada daerah pelayanan PDAM Intan Banjar yaitu pada Kecamatan
Aluh-Aluh, Kecamatan Beruntung Baru, Kecamatan Gambut,
Kecamatan Tatah Makmur, Kecamatan Kertak Hanyar,
Kecamatan Sungai Tabuk, Kecamatan Martapura Barat,
Kecamatan Martapura Timur, Kecamatan Martapura, Kecamatan
Karang Intan, Kecamatan Astambul, Kecamatan Mataraman,
Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Pengaron.
9. Sistem jaringan limbah, meliputi:
a) Penggunaan septic tank dan peresapan air dilakukan dengan
memperhatikan desain peresapan;
b) Kewajiban menyediakan sistem pembuangan air limbah terpusat
dan pengorganisasian bagi pengelola kawasan industri dan pusat
kegiatan perdagangan kapasitas besar;
c) Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat
kegiatan fasilitas umum;
d) Pengembangan pengolahan air limbah dengan menggunakan
teknologi tepat guna yang ramah lingkungan;
e) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
direncanakan di Kawasan Perkotaan Martapura;
f) Pembangunan IPAL Terpusat Regional direncanakan di Kawasan
Perkotaan Martapura;
g) Pembangunan IPAL skala kawasan/lingkungan di bantaran
Sungai Martapura dan lingkungan perumahan di wilayah
Kabupaten Banjar; dan

39
h) Pembangunan IPLT skala Kabupaten.
10. Sistem pengelolaan persampahan, meliputi:
a) Penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit
lingkungan dan pusat kegiatan pelayanan yang terintegrasi
dengan TPS;
b) TPS tersebar pada setiap desa yang terintegrasi dengan
penyediaan sarana dan prasarana transportasi persampahan;
c) Pengembangan pengolahan sampah menggunakan teknologi tepat
guna yang ramah lingkungan oleh masyarakat di sekitar lokasi
TPS berbasis sistem 3R dan Sanitary Landfill;
d) TPA Skala Regional terdapat di Desa Padang Panjang, Kecamatan
Karang Intan; dan
e) Tempat Stasiun Peralihan Antara Sampah terdapat di Kecamatan
Gambut.
11. Sistem jaringan drainase, meliputi:
a) Sistem drainase primer adalah seluruh jaringan sungai;
b) Sistem drainase sekunder di sepanjang kolektor primer dan lokal
primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan pada
kompleks perumahan; dan
c) Wilayah–wilayah yang merupakan daerah genangan perlu
disediakan pompa air yang sesuai dengan luasan yang tergenang.
12. Sistem proteksi kebakaran, meliputi:
a) Pengembangan sistem proteksi kebakaran dimaksudkan untuk
mencegah dan menanggulangi kebakaran dalam lingkup kota,
lingkungan, dan bangunan.
b) Sistem proteksi kebakaran, meliputi layanan:
(1) Pecegahan kebakaran;
(2) Pemberdayaan peran masyarakat;
(3) Pemadam kebakaran; dan
(4) Penyelamatan jiwa dan harta benda.
c) Sistem proteksi kebakaran akan diatur lebih lanjut dalam Rencana
Induk Sistem Proteksi Kebakaran.
13. Jalur evakuasi bencana/mitigasi bencana meliputi jalur utama dari
lokasi bencana ke ruang terbuka hijau dan fasilitas umum yang dapat
digunakan untuk pengungsian sementara, yang ada pada setiap
kecamatan
14. Kawasan hutan lindung tersebar di Kecamatan Beruntung Baru,
Kecamatan Gambut, Kecamatan Aranio, Kecamatan Sungai Pinang,
Kecamatan Sambung Makmur, Kecamatan Telaga Bauntung, dan
Kecamatan Paramasan dengan luas kurang lebih 42.901 ha.
15. Kawasan resapan air meliputi kawasan taman hutan raya, kawasan
lindung di Pegunungan Meratus termasuk kawasan lindung geologi
sekitar kawasan mata air
16. Kawasan Sempadan Pantai berada di sepanjang tepian pantai di
Kecamatan Aluh-Aluh, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 (seratus)
meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; dan

40
b) Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap
bentuk dan kondisi pantai.
17. Kawasan Sempadan Sungai.
Manfaat penting untuk melestarikan fungsi sungai, dengan ketentuan:
a) Garis sempadan sungai bertanggul di tetapkan sebagai berikut:
b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan,
ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul; dan
c) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan,
ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul.
d) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan pada sungai besar yang mempunyai daerah pengaliran
sungai seluas 500 (lima ratus) km2 atau lebih ditetapkan
sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter, sedangkan pada sungai
kecil yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang
dari 500 (lima ratus) km2 sekurang-kurangnya 50 (lima puluh)
meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan
e) Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam
kawasan perkotaan ditetapkan sebagai berikut:
(1) Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga)
meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan;
(2) Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter
sampai dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung
dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan
(3) Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20
(dua puluh) meter, garis sempadan sungai sekurang-
sekurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai
pada waktu ditetapkan.
18. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk
Terdapat di Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Aranio dengan
sempadan danau/tangkapan air mencakup daratan sepanjang tepian
danau/tangkapan air yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik danau/tangkapan air antara 50 (lima puluh) sampai 100
(seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Kawasan Sekitar Mata Air, tersebar di Kabupaten Banjar, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk
mempertahankan fungsi mata air; dan
b) Wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari
mata air.

41
19. Kawasan RTH Perkotaan, tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Banjar, dengan ketentuan:
a) RTH privat 10% terdiri atas:
(1) Pekarangan rumah tinggal;
(2) Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha;
(3) Taman; dan
(4) Lapangan olahraga.
b) RTH publik 20% terdiri atas:
(1) RTH taman dan hutan kota terdiri atas:
(a) Taman RT, taman RW, taman kelurahan dan taman
kecamatan;
(b) Taman kota meliputi tugu selamat datang, kanan dan kiri
saluran irigasi, dibawah jembatan pesayangan dan dalam
pagar;
( c ) Hutan kota di Indrasari; dan
(d ) Sabuk hijau (green belt).
(2) RTH jalur hijau jalan terdiri atas:
(a) Pulau jalan dan median jalan;
(b) Jalur pejalan kaki; dan
(c) Ruang dibawah jalan layang.
(3) RTH fungsi tertentu terdiri atas:
(a) RTH sempadan rel kereta api;
(b) Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi;
(c) RTH sempadan sungai;
(d) RTH sempadan pantai;
(e) RTH pengamanan sumber air baku/mata air;
(f) Lapangan olahraga; dan
(g) Pemakaman.
20. Kawasan suaka alam, meliputi:
a) Kawasan taman hutan raya Sultan Adam terdapat di Kecamatan
Aranio, Kecamatan Karang Intan, Kecamatan Mataraman, Sungai
Pinang, Pengaron dengan luas kurang lebih 88.394 ha;
b) Kawasan Pantai Berhutan Bakau terdapat di Kecamatan Aluh-
Aluh dengan luas kurang lebih 481 ha;
c) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, terdiri atas:
(1) Kawasan Hutan Pendidikan di Taman Hutan Raya (TAHURA)
Sultan Adam dengan luas kurang lebih 1.704 (seribu tujuh
ratus empat) ha; dan
(2) Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dengan
luas kurang lebih 3.033 ha di Kecamatan Pengaron,
Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Karang Intan;
(3) Kawasan Cagar Budaya Suku Dayak Bukit di Kawasan
Pegunungan Meratus;
(4) Kawasan Cagar Budaya Banjar di Desa Telok Selong;
(5) Kawasan Cagar Budaya Banjar di Desa Pesayangan; dan

42
(6) Kawasan keagamaan yang tersebar di seluruh Kabupaten
Banjar yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan
perlindungan kepada kawasan sekitar sebagai tempat
pengembangan pendidikan agama maupun tempat ibadah.
21. Kawasan rawan tanah longsor terdapat di Kecamatan Aranio,
Kecamatan Karang Intan, Kecamatan Paramasan, Kecamatan
Pengaron, Kecamatan Sambung Makmur dan Kecamatan Sungai
Pinang;
22. Kawasan rawan banjir terdapat di Kecamatan Karang Intan,
Kecamatan Astambul, Kecamatan Pengaron, Kecamatan Martapura
Timur dan Kecamatan Martapura Barat;
23. Kawasan rawan kebakaran terdapat di Martapura, Kecamatan
Martapura Timur, Kecamatan Astambul, Kecamatan Sungai Tabuk,
Kecamatan Kertak Hanyar dan Kecamatan Gambut;
24. Kawasan angin puting beliung terdapat di Kecamatan Gambut,
Kecamatan Aluh-Aluh, Kecamatan Kertak Hanyar, Kecamatan
Mataraman, Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Martapura
Timur dan Sungai Tabuk;
25. Kawasan hutan produksi terbatas terdapat di Kecamatan Aranio,
Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Pengaron, Kecamatan
Sambung Makmur, Kecamatan Telaga Bauntung, dan Kecamatan
Paramasan dengan luasan kurang lebih 23.068 ha;
26. Kawasan hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Aranio,
Kecamatan Mataraman, Kecamatan Pengaron, Kecamatan Sungai
Pinang, Kecamatan Sambung Makmur, Kecamatan Telaga Bauntung,
dan Kecamatan Paramasan dengan luasan kurang lebih 75.798 ha;
27. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di Kecamatan
Karang Intan, Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Pengaron
dengan luasan kurang lebih 1.821 ha;
28. Kawasan budidaya tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan
dalam wilayah Kabupaten Banjar dengan luas kurang lebih 17.356ha.
29. Kawasan budidaya hortikultura, meliputi:
a) Tanaman sayuran di Kecamatan Mataraman, Kecamatan Simpang
Empat, Kecamatan Astambul, Kecamatan Martapura Barat,
Kecamatan Sungai Tabuk, Kecamatan Martapura Timur dan
Kecamatan Martapura dan Kecamatan Karang Intan, Kecamatan
Pengaron; dan
b) Tanaman buah-buahan di Kecamatan Astambul, Kecamatan
Karang Intan, Kecamatan Mataraman, Kecamatan Pengaron,
Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Sungai Tabuk dan
Kecamatan Sambung Makmur.
30. Kawasan budidaya perkebunan memiliki komoditas utama karet, sawit
dan kawasan tanaman perkebunan lainnya tersebar di Kecamatan
Sungai Tabuk, Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Astambul,
Kecamatan Mataraman, Kecamatan Cintapuri Darussalam,
Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Karang Intan, Kecamatan
Pengaron, Kecamatan Aranio, Kecamatan Sambung Makmur,

43
Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Telaga Bauntung, dan
Kecamatan Paramasan dengan luas kurang lebih 122.859 ha;
31. Kawasan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan Aluh-Aluh,
Kecamatan Gambut, Kecamatan Kertak Hanyar, Kecamatan
Beruntung Baru, Kecamatan Sungai Tabukdan Kecamatan Tatah
Makmur sesuai dengan potensi dan fungsional yang diperuntukan bagi
padi pada lahan basah dan kering sebesar kurang lebih 15.828 (lima
belas ribu delapan ratus dua puluh delapan) ha. Lahan yang
dicadangkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan terdapat
di Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Sungai Tabuk, Kecamatan
Astambul, Kecamatan Mataraman, dan Kecamatan Simpang Empat
dan Kecamatan Karang Intan;
32. Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam, mineral bukan
logam, meliputi:
a) Batubara terdapat di Kecamatan Karang Intan, Kecamatan
Pengaron, Simpang Empat, Kecamatan Cintapuri Darussalam,
Kecamatan Astambul, Kecamatan Paramasan, Kecamatan
Mataraman, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Sambung
Makmur dan Kecamatan Telaga Bauntung;
b) Mineral logam terdapat di Kecamatan Karang Intan, Kecamatan
Pengaron, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Cintapuri
Darussalam, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Mataraman,
Kecamatan Aranio, Kecamatan Astambul dan Kecamatan
Paramasan;
c) Mineral Bukan Logam, terdapat di Kecamatan Simpang Empat,
Kecamatan Cintapuri Darussalam, Kecamatan Mataraman,
Kecamatan Astambul, Kecamatan Pengaron, Kecamatan Aranio
dan Kecamatan Sungai Pinang; dan
d) Batuan terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Banjar.
33. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat di
Kecamatan Sungai Tabuk, Kecamatan Beruntung Baru, Kecamatan
Gambut, Kecamatan Astambul, Kecamatan Mataraman, Kecamatan
Kertak Hanyar, Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Martapura,
Kecamatan Cintapuri Darussalam dan Kecamatan Simpang Empat;
34. Kawasan peruntukan wisata alam, meliputi:
a) Air Terjun Batu Lumut di Desa Maniapun Kecamatan Pengaron;
b) Air Terjun Lembah Kahung di Kecamatan Aranio;
c) Air Terjun Panayar di Kecamatan Aranio;
d) Air Terjun Riam Paku Parasung di Kecamatan Sungai Pinang;
e) Air Terjun Limpahu di Kecamatan Sungai Pinang;
f) Air Terjun Dusun Niwak di Kecamatan Paramasan;
g) Sungai Mandin Perahu Dusun Mendukuan di Kecamatan
Paramasan;
h) Arus Alam Sungai Kambang dan Sungai Aranio di Kecamatan
Aranio;
i) Kawasan Hutan dan Waduk PLTA Ir. P. M. Noor di Kecamatan
Aranio;

44
j) Pulau Pinus di Kecamatan Aranio;
k) Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam di Kecamatan Aranio
dan Gunung Pamaton Desa Kiram di Kecamatan Karang Intan;
l) Waduk Irigasi dan Kawasan Agrowisata Bincau di
Martapura/Kecamatan Karang Intan;
m) Kolam Belanda di Kecamatan Karang Intan;
n) Kawasan Wisata Bahari di Kecamatan Aluh-Aluh;
o) Agro minapolitan di Desa Tungkaran Kecamatan Astambul;
p) Air Terjun dan Goa (terowongan) tambang batubara/Benteng Desa
Pengaron Kecamatan Pengaron; dan
q) Wisata alam/Historis Kebun Danau Salak di Kecamatan Astambul
dan Mataraman.

9. Kabupaten Gunung Mas


Penataan dan pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air meliputi:
1. Perubahan lahan yang terjadi di Gunung Mas menjadikan
permasalahan yang sangat serius, karena berkaitan dengan
berkurangnya area hutan Kalimantan. Area perkebunan sawit dan karet
berkembang pesat karena nilai ekonominya yang tinggi dan merupakan
investasi menguntungkan. Beberapa wilayah seperti Kecamatan
Sepang, Kecamatan Tewah dan Kecamatan Kahayan Hulu merupakan
beberapa kecamatan dengan intensitas perubahan lahan yang paling
besar. Sedangkan, wilayah Miri dan Taken banyak digunakan sebagai
area perkebunan.
2. Tingkat erosi yang besar ditunjukkan dengan warna air sungai yang
cukup pekat akibat larutnya material tanah menuju sungai yang pada
akhirnya menyebabkan pendangkalan di muara. Beberapa sungai dan
bendung irigasi yang mengalami penurunan kapasitas diantaranya
adalah:
a) Bendung Sakatajuri;
b) Bendung Sakatatewa; dan
c) Bendung Gohong Rawai.
3. Penurunan kapasitas bendung ini sejalan dengan meningkatnya erosi
yang tersedimentasi pada dasar bendung. Beberapa lokasi
menunjukkan debit air di bendung pada musim kemarau. Berdasarkan
informasi penjaga bendung, penurunan kapasitas ini diakibatkan oleh
perubahan lahan di sekitar bendung untuk lahan sawit dan
penambangan kapur, sedimentasi yang terlarut menuju saluran
menjadi kendala untuk operasional penggunaan saluran irigasi.

Pola ruang WS Barito berdasarkan data RTRW Provinsi Kalimantan Tengah dan
Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

45
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.1 Peta Pola Ruang WS Barito

46
2.3 Inventarisasi Data WS Barito
2.3.1. Data Umum
A. Administrasi
Secara administrasi WS Barito merupakan wilayah sungai lintas Provinsi
yaitu Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan. WS
Barito terletak di 18 (delapan belas) Kabupaten/kota. Cakupan wilayah
administrasi Kabupaten/Kota di WS Barito dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Cakupan wilayah administrasi Kabupaten/Kota di WS Barito


No Kabupaten/Kota Luas (km2) % Dalam WS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1 Murung Raya 23.819,22 30,22
2 Barito Utara 10.229,66 12,98
3 Kapuas 14.285,27 18,13
4 Gunung Mas 827,96 1,05
5 Barito Selatan 5.077,13 6,44
6 Barito Timur 4.490,70 5,70
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
7 Tabalong 3.341,45 4,24
8 Balangan 2.061,21 2,62
9 Hulu Sungai Utara 821,18 1,04
10 Hulu Sungai Tengah 1.300,67 1,65
11 Hulu Sungai Selatan 1.619,48 2,06
12 Tapin 2.165,01 2,75
13 Barito Kuala 2.389,72 3,03
14 Kotabaru 60,06 0,08
15 Banjar 4.409,74 5,60
16 Kota Banjarmasin 81,05 0,10
17 Kota Banjarbaru 373,12 0,47
18 Tanah Laut 1.453,96 1,84
Total 78.806,57 100,00
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

Wilayah administrasi terbesar dari WS Barito terletak di Kabupaten Murung


Raya dengan prosentase luas 30,22% luas WS Barito. Secara jelas cakupan
administrasi dalam WS Barito dapat di lihat pada Gambar 2.2.

47
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten/Kota di WS Barito

48
B. Daerah Aliran Sungai
a. DAS Barito
Secara geografis DAS Barito terletak antara 114˚20’ sampai dengan 115˚52’
Bujur Timur dan 1˚24’ sampai dengan 3˚44’ Lintang Utara. DAS Barito
memiliki luas luas 60.425,46 km2 dan berada di Provinsi Kalimantan
selatan dan Provinsi Kalimatan Tengah. Batas wilayah DAS Barito adalah:
1) Sebelah barat berbatasan dengan DAS Kapuas (Kalteng);
2) Sebelah timur berbatasan dengan DAS Sampanahan, DAS Batulicin
dan DAS Tabonio;
3) Sebelah utara berbatasan dengan DAS Barito Bagian Hulu; dan
4) Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

Secara administratif, DAS Barito berada di dua Provinsi, yaitu Provinsi


Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten yang
dilalui DAS Barito di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain Kabupaten
Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, dan
Kabupaten Barito Timur, sedangkan yang dilalui pada Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala.

b. DAS Kapuas (Kalteng)


Secara Geografis DAS Kapuas (Kalteng) berada pada 114˚24’48” sampai
dengan 114˚53’39” Bujur Timur dan 2˚15’00” sampai dengan 2˚47’53”
Lintang Selatan.
DAS Kapuas (Kalteng) memiliki luas 16.582,67 km2, dan merupakan DAS
yang melalui Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten yang dilalui DAS
Kapuas (Kalteng) yaitu Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Utara,
Kabupaten Barito Selatan, dan Kota Kuala Kapuas. Batas wilayah hidrologi
DAS Kapuas (Kalteng) adalah:
1) Sebelah timur berbatasan dengan DAS Barito;
2) Sebelah barat berbatasan dengan DAS Kahayan;
3) Sebelah utara berbatasan dengan DAS Barito Bagian Hulu; dan
4) Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

c. DAS Maluka
DAS Maluka merupakan daerah aliran sungai yang melalui Kabupaten
Tanah Laut, Kota Banjarbaru, dan Kota Banjarmasin. Luasnya lebih kecil
bila dibandingkan dengan DAS Barito, yaitu 924,57 km2, dengan debit
rata-rata 27 m3/det. Letaknya berada di 114˚30’sampai dengan 115˚00’
Bujur Timur dan -4˚15’sampai dengan -4˚30’ Lintang Utara.
DAS Maluka berbatasan dengan DAS Tabonio di sebelah selatan dan DAS
Barito di sebelah utara.

d. DAS Tabonio
DAS Tabonio merupakan bagian kecil dari WS Barito, karena luas DAS nya
hanya sekitar 873,87 km2, dan debit sungai Tabonio adalah 35 m3/det.
Terletak di Kabupaten Tanah Laut dan berbatasan dengan DAS Maluka
dan WS Cengal Batulicin. Secara geografis terletak di 114˚30’ sampai

49
dengan 115˚00’ Bujur Timur dan -4˚00’sampai dengan -4˚15’ Lintang
Utara.
Untuk lebih jelas melihat letak DAS Barito, DAS Kapuas (Kalteng), DAS
Maluka, dan DAS Tabonio secara keruangan, dapat dilihat pada Gambar
2.3.

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017


Gambar 2.3 Peta DAS Kapuas (Kalteng), DAS Barito, DAS Maluka dan
DAS Tabonio di WS Barito

50
Adapun karakteristik DAS (panjang sungai, luas catchment (CA) dan debit rerata
sungai di WS Barito berdasarkan data tercatat di Balai Wilayah Sungai (BWS)
Kalimantan II ditunjukkan Tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Rerata debit harian sungai-sungai di Kalimantan Selatan
Panjang Luas CA Debit Rata-Rata
No. Nama Sungai Kabupaten
(km) (km²) (m³/det)
1 Uya Tabalong 15 77 3
2 Ayu Tabalong 61 303 14
3 Tabalong Kanan Tabalong 106 1,075 48
4 Tabalong Kiri Tabalong 119 1,333 29
5 Tabalong Tabalong 187 3,604 150
6 Hanyar Tabalong - 196 54
7 Ninian Hulu Sungai Utara 21 69 7
8 Titap Hulu Sungai Utara 19 273 8
9 Balangan Hulu Sungai Utara 121 1,993 55.3
10 Negara Hulu Sungai Utara 94 10,010 200
11 Batang Alai Hulu Sungai Tengah 93 790 17.2
12 Barabai Hulu Sungai Tengah 60 474 15
13 Amandit Hulu Sungai Selatan 71 494 27.2
14 Tapin Tapin 159 2,325 15
15 Mangkauk Banjar 52 351 7.2
16 Riam Kiwa Banjar 133 2,622 38
17 Riam Kanan Banjar 92 2,621 22
18 Martapura Banjar 92 2,621 100
19 Tabanio Tanah Laut 57 532 10.1
20 Sawarangan Tanah Laut 29 306 7.5
21 Asam-asam Tanah Laut 83 775 8
22 Kintap Tanah Laut 30 535 30
Sumber: BWS Kalimantan II, Tahun 2016

Satuan spasial terkecil dalam simulasi perencanaan wilayah sungai


pada wilayah yang disebut sebagai water district (WD). WD tidak selalu
identik dengan satuan wilayah administrasi. Mudah dimengerti bahwa satu
WD bisa dicakup keseluruhan atau sebagian beberapa wilayah administrasi.
WD merupakan suatu satuan luasan alami terkecil, dengan batas
potongan berupa infrastruktur di sungai atau batas alami berupa anak atau
cabang sungai, yang selanjutnya digunakan untuk penggambaran daerah
studi dalam bentuk Skematisasi. WD ini mencirikan:
1) Unit hidrologi terkecil yang mencakupi kebutuhan air dan pasokan air;
2) Mempunyai persamaan sifat dalam merespon hujan dan aliran; dan
3) Unit yang saling melengkapi dalam pengaturan sumber daya air dan
dapat dimungkinkan untuk membuat keseimbangan.
Ukuran dari pembagian WD banyak pertimbangannya, tergantung
pada detil wilayah dari analisa kebutuhan dan pasokan dan lokasi pada
bangunan utama pada sungai. Batas dari WD pada suatu DAS bagian hulu
biasanya bertepatan dengan batas dari DAS pada bagian tengah dan hilir dari
WS kondisinya lebih kompleks dengan adanya bangunan-bangunan air

51
seperti bendung, waduk, sistem saluran utama. Pembagian dan luas WD
pada WS Barito dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Luasan WD WS Barito


Luas Luas
DAS No Nama DAS No Nama
(km2) (km2)
1 Alalak 2.115,80 33 Negara Hulu 1.061,56
2 Alar 971,12 34 Negara Tengah 511,55
3 Ayuh 1.251,79 35 Riam Kanan 1.545,32
4 Barito 259,51 36 Riam Kiwa 898,38
5 Barito Ajar 374,81 37 Riam Kiwa Hilir 356,94
6 Barito Ayuh 120,45 38 Tabai 685,76

Barito
7 Barito Hilir 452,77 39 Tabalong Kanan 919,92
8 Barito Hulu 3.493,83 40 Tabalong Kiri Atas 304,79
9 Barito Karau 706,28 41 Tabalong Kiri Bawah 361,48
10 Barito Lemu 1.101,06 42 Tapin Amandit 1.974,22
11 Barito Napu 305,66 43 Temparak 584,96
12 Barito Negara 414,63 44 Teweh 3.794,96
13 Barito Pamelu 3.697,87 45 Tuhup 1.307,79
14 Barito Tabai 834,99 46 Tutul 682,35
15 Barito Tapanuh 7.064,35 1 Barito Kapuas 636,94
Barito

16 Barito Tengah 203,55 2 Barito Muning 990,16


17 Batangalai 1.982,11 3 Hiang 864,76
18 Berioi 629,19 4 Kapuas Hilang 2.140,38
19 Bumban Kanan 345,5 5 Kapuas Hulu 1.847,00
20 Bumban Kiri 594,07 6 Kapuas Kuantan 759,35
Kapuas (Kalteng)

21 Djulai 4.463,69 7 Kapuas Lahung 406,56


22 Halung 1.569,89 8 Kapuas Lupak 921,5
23 Karau 2.390,37 9 Kapuas Mentangaik 843,47
24 Lahei 2.275,91 10 Kapuas Murui 316,73
25 Laung Hulu 2.673,11 11 Kapuas Tengah 275,78
26 Laung Tengah 960,88 12 Kuantan 616,29
27 Lemu 679,57 13 Lahung 1.817,40
28 Mangkook 341,82 14 Mangkutup 1.202,74
29 Martapura 632,3 15 Mentangaik 929,95
30 Napu Muning 1.732,36 16 Murui 1.869,94
31 Negara Batangalai 466,77 17 Terusan 143,73
32 Negara Hilir 329,44 Maluka 18 Maluka 924,57
Tabonio 19 Tabonio 873,87
Luas Total 78.806,57 km2
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Potensi sumber daya air di WS Barito dalam Pola pengelolaan Sumber daya air akan
dilakukan simulasi dengan membagi Water distrik yang disajikan pada Gambar 2.4.

52
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.4 Water District WS Barito

53
C. Kependudukan
Penduduk yang bermukim di WS Barito pada Tahun 2011-2016 tiap
Kabupaten di WS Barito ditunjukkan pada Tabel 2.5 dengan Laju
pertumbuhan ditunjukkan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kabupaten dalam WS Barito Tahun 2011-2016


Penduduk (jiwa)
No Kabupaten/Kota
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1 Murung Raya 85.931 87.343 91.708 93.996 96.323 98.700
2 Barito Utara 152.355 152.566 154.561 155.910 157.123 158.351
3 Kapuas 31.936 32.326 32.549 32.870 33.163 33.479
4 Gunung Mas 7.559 7.677 8.040 8.236 8.427 8.636
5 Barito Selatan 91.284 91.352 93.448 94.469 95.464 96.215
6 Barito Timur 115.967 118.371 125.686 129.370 133.175 137.093
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
7 Tabalong 209.165 213.129 216.553 220.350 223.911 227.538
8 Balangan 1.804 1.856 1.886 1.919 1.953 1.988
9 Hulu Sungai Utara 193.159 198.991 201.651 204.505 207.331 210.194
10 Hulu Sungai Tengah 179.877 184.412 186.472 188.852 191.191 193.562
11 Hulu Sungai Selatan 191.787 196.690 198.846 201.414 203.818 206.243
12 Tapin 169.695 173.363 175.665 178.352 180.952 183.593
13 Barito Kuala 222.219 228.116 231.241 234.524 237.858 241.235
14 Kotabaru 1.894 1.936 1.969 2.006 2.042 2.082
15 Banjar 488.031 498.736 506.607 515.173 523.718 533.196
16 Kota Banjarmasin 525.100 532.946 540.663 548.438 556.026 563.698
17 Kota Banjarbaru 210.529 215.291 221.729 228.566 235.468 242.174
18 Tanah Laut 121.493 123.650 125.614 127.765 129.842 131.958
Total 2.999.785 3.058.751 3.114.888 3.166.715 3.217.785 3.269.935
Sumber: Analisa Data BPS 2012 -2016 (Tahun 2017)

Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju Pertumbuhan
No Kabupaten/Kota Penduduk (%)
Maks Min Rerata
Provinsi Kalimantan Tengah
1 Murung Raya 5,00 1,65 2,47
2 Barito Utara 1,31 0,14 0,78
3 Kapuas 1,23 0,69 0,95
4 Gunung Mas 4,74 1,57 2,47
5 Barito Selatan 2,30 0,08 0,79
6 Barito Timur 6,19 2,08 2,94
Provinsi Kalimantan Selatan
7 Tabalong 1,90 1,61 2,47
8 Balangan 2,85 1,67 0,78
9 Hulu Sungai Utara 3,02 1,34 0,95

54
Laju Pertumbuhan
No Kabupaten/Kota Penduduk (%)
Maks Min Rerata
10 Hulu Sungai Tengah 2,53 1,12 2,47
11 Hulu Sungai Selatan 2,56 1,10 0,79
12 Tapin 2,17 1,33 2,94
13 Barito Kuala 2,66 1,38 2,47
14 Kotabaru 2,18 1,74 0,78
15 Banjar 2,20 1,58 0,95
16 Kota Banjarmasin 1,50 1,39 2,47
17 Kota Banjarbaru 3,09 2,27 0,79
18 Tanah Laut 1,78 1,59 2,94
Rerata 2,73 1,35 1,67
Sumber: Hasil Analisis Kabupaten dalam angka, 2012 – 2016 (Tahun 2017)

Dari data laju pertumbuhan penduduk diatas didapatkan pertumbuhan rata-


rata penduduk di WS Barito berkisar 1,67%.
Dengan Data jumlah penduduk per Kabupaten dan Data Luasan Wilayah WD
terhadap Luasan Kabupaten maka dapat diketahui jumlah penduduk pada
masing-masing WD seperti yang terlihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Tiap WD pada WS Barito


Penduduk di dalam WD (jiwa)
DAS No Nama WD
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Alalak 264.966 270.82 274.731 278.869 282.999 287.306
2 Alar 14.565 14.585 14.781 14.912 15.029 15.147
3 Ayuh 23.575 23.661 24.331 24.663 24.992 25.271
4 Barito 10.486 10.760 10.904 11.057 11.213 11.371
5 Barito Ajar 6.305 6.310 6.439 6.507 6.571 6.623
6 Barito Ayuh 2.165 2.167 2.217 2.241 2.264 2.282
7 Barito Hilir 82.097 83.785 85.190 86.669 88.145 89.673
8 Barito Hulu 12.577 12.783 13.421 13.754 14.095 14.442
9 Barito Karau 13.973 14.067 14.555 14.798 15.042 15.265
10 Barito Lemu 15.471 15.494 15.696 15.833 15.957 16.081
11 Barito Napu 5.524 5.530 5.661 5.724 5.787 5.835
12 Barito Negara 38.322 39.332 39.871 40.438 41.014 41.596
Barito

13 Barito Pamelu 13.340 13.559 14.237 14.592 14.953 15.323


14 Barito Tabai 53.727 54.922 55.666 56.439 57.186 57.930
15 Barito Tapanuh 25.484 25.903 27.197 27.876 28.566 29.271
16 Barito Tengah 3.762 3.771 3.871 3.920 3.968 4.008
17 Batangalai 198.682 203.773 206.078 208.736 211.332 213.964
18 Berioi 9.327 9.340 9.463 9.545 9.620 9.696
19 Bumban Kanan 1.247 1.267 1.331 1.364 1.398 1.432
20 Bumban Kiri 1.999 2.030 2.117 2.166 2.213 2.262
21 Djulai 15.960 16.222 17.022 17.443 17.871 18.308
22 Halung 12.056 12.380 12.559 12.753 12.942 13.135
23 Karau 60.633 61.766 65.235 67.004 68.823 70.678
24 Lahei 33.872 33.919 34.363 34.663 34.933 35.205
25 Laung Hulu 9.643 9.802 10.291 10.548 10.809 11.076
26 Laung Tengah 8.817 8.856 9.038 9.147 9.251 9.356

55
Penduduk di dalam WD (jiwa)
DAS No Nama WD
2011 2012 2013 2014 2015 2016
27 Lemu 9.701 9.716 9.842 9.928 10.004 10.083
28 Mangkook 34.302 35.052 35.583 36.171 36.752 37.385
29 Martapura 545.119 554.123 563.198 572.505 581.678 590.942
30 Napu Muning 46.058 47.009 49.805 51.237 52.710 54.227
31 Negara Batangalai 44.919 45.987 46.539 47.190 47.810 48.436
32 Negara Hilir 25.982 26.547 26.901 27.312 27.709 28.114
33 Negara Hulu 71.087 72.564 73.782 75.057 76.269 77.502
34 Negara Tengah 90.628 93.225 94.396 95.693 96.956 98.233
35 Riam Kanan 181.324 185.31 188.418 191.793 195.164 198.844
36 Riam Kiwa 94.193 96.259 97.777 99.432 101.081 102.908
37 Riam Kiwa Hilir 39.503 40.370 41.007 41.700 42.392 43.159
38 Tabai 107.244 110.378 112.109 113.794 115.464 117.156
39 Tabalong Kanan 57.584 58.674 59.618 60.663 61.643 62.642
40 Tabalong Kiri Atas 18.966 19.326 19.640 19.985 20.310 20.639
41 Tabalong Kiri Bawah 16.828 17.154 17.619 17.980 18.331 18.690
42 Tapin Amandit 197.143 201.853 204.276 207.119 209.839 212.601
43 Temparak 10.173 10.182 10.398 10.508 10.614 10.698
44 Teweh 64.316 64.579 65.467 66.132 66.738 67.348
45 Tuhup 9.404 9.465 9.710 9.851 9.987 10.126
46 Tutul 40.337 41.101 41.821 42.569 43.275 43.995
47 Barito Kapuas 9.987 10.235 10.366 10.508 10.651 10.797
48 Barito Muning 10.970 10.988 11.225 11.347 11.465 11.556
49 Hiang 2.561 2.585 2.611 2.637 2.662 2.686
50 Kapuas Hilang 14.918 14.968 15.256 15.420 15.576 15.705
51 Kapuas Hulu 5.467 5.540 5.658 5.743 5.825 5.913
52 Kapuas Kuantan 1.697 1.718 1.730 1.747 1.763 1.779
53 Kapuas Lahung 3.606 3.662 3.834 3.927 4.017 4.117
54 Kapuas Lupak 25.745 26.408 26.759 27.133 27.510 27.894
Kapuas

55 Kapuas Mentangaik 1.885 1.908 1.921 1.940 1.958 1.976


56 Kapuas Murui 708 717 722 729 735 742
57 Kapuas Tengah 617 624 629 635 640 647
58 Kuantan 1.532 1.549 1.561 1.576 1.590 1.605
59 Lahung 6.224 6.312 6.496 6.612 6.725 6.846
60 Mangkutup 2.688 2.721 2.740 2.767 2.791 2.818
61 Mentangaik 4.018 4.042 4.105 4.148 4.189 4.225
62 Murui 4.179 4.230 4.259 4.301 4.340 4.381
63 Terusan 322 326 328 331 334 337
Maluka 64 Maluka 186.186 190.152 194.948 200.071 205.202 210.260
Tabonio 65 Tabonio 73.089 74.388 75.569 76.863 78.113 79.387
Total 2.999.785 3.058.751 3.114.888 3.166.715 3.217.785 3.269.935
Sumber: Hasil analisis, 2017

D. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila di dukung
oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi,
pengambilan keputusan, dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai termasuk pembangunan ekonomi. Salah satu indikator ekonomi
makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil
pembangunan ekonomi disuatu daerah adalah PDRB.

56
Seperti yang telah diketahui bahwa cakupan WS Barito meliputi dua Provinsi
yaitu Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, maka bahasan
PDRB juga mencakup nilai PDRB dua daerah tersebut. PDRB atas dasar
harga berlaku yang dihasilkan oleh Kalimantan Tengah pada Tahun 2015
mencapai Rp. 100.148,20 milyar. Sementara itu untuk pertumbuhannya
sebesar 8,95 persen.

Sumber: Provinsi Kalimantan Tengah dalam angka 2016


Gambar 2.5 Grafik PDRB Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011-2015

Sumber: Provinsi Kalimantan Tengah dalam angka 2016


Gambar 2.6 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2011-2015

Untuk Provinsi Kalimantan Selatan selama Tahun 2014 kondisi PDRB


mengalami penurunan dari Tahun 2013. Laju pertumbuhan pada Tahun
2014 sebesar 4,85 persen, atau lebih rendah dibandingkan dengan Tahun
2013 yang mencapai 5,36 persen. Sektor-sektor yang dominan dalam
menyumbang pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan antara lain sektor
pertambangan, pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-

57
jasa. Provinsi Kalimantan Selatan juga memiliki komoditas utama yaitu
kelapa sawit dan karet. Nilai PDRB Kalimantan Selatan pada Tahun 2014
mencapai 131,59 triliyun rupiah. Laju pertumbuhan PDRB di Provinsi
Kalimantan Selatan dapat dilihat Gambar 2.7.

Sumber: Provinsi Kalimantan Selatan dalam angka 2016


Gambar 2.7 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2011-2014

Dari keseluruhan penduduk Barito Selatan 53% berumur 10 (sepuluh)


tahun keatas yang merupakan penduduk usia produktif secara ekonomis.
Komposisi angkatan kerja menurut kelompok umur di Barito Selatan
didominasi penduduk yang berumur 25 (dua puluh lima) sampai dengan
29 (dua puluh sembilan) tahun. Sebagian besar (69%) penduduk berumur
10 (sepuluh) tahun keatas bekerja di sektor Pertanian, sedangkan sektor
terkecil penyerapannya adalah sektor Pertambangan 0,1%.

Relatif masih rendahnya tingkat pendidikan sumber daya manusia (SDM)


yang bekerja, terlihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja itu
sendiri. Hampir 64% penduduk yang bekerja diberbagai sektor, memiliki
tingkat pendidikan dasar, tidak/belum tamat SD/sederajat, tamat
SLTP/sederajat hingga tamat SLTA/sederajat. Berdasarkan jumlah
pencari kerja yang terdaftar tercermin tidak seimbangnya antara pencari
kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Rata-rata setiap tahunnya tidak
lebih dari 30% dari seluruh jumlah pencari kerja terdaftar yang mendapat
pekerjaan, sisanya sekitar 70% masih belum mendapat kesempatan.

Penduduk Kabupaten Barito Utara 78,42% berumur 10 (sepuluh) tahun


keatas yang merupakan penduduk usia produktif secara ekonomis.
Sebagian besar (31,56%) penduduk berumur 10 (sepuluh) tahun keatas
bekerja di sektor pertanian, sedangkan sektor terkecil penyerapannya
adalah sektor keuangan yaitu 0,05%.

58
Penduduk Kabupaten Barito Timur 53% berumur 10 (sepuluh) tahun
keatas yang merupakan penduduk usia produktif secara ekonomis.
Komposisi angkatan kerja menurut kelompok umur di Barito Timur
didominasi penduduk yang berumur 25 (dua puluh lima) tahun sampai 29
(dua puluh sembilan) tahun. Sebagian besar (60%) penduduk berumur 10
(sepuluh) tahun keatas bekerja di sektor pertanian, sedangkan sektor
terkecil penyerapannya adalah sektor listrik, gas dan air minum 0,3%.

Sedangkan Pertumbuhan ekonomi Regional di WS Barito ditampilkan


dalam Gambar 2.8.

7,5

6,5

5,5

4,5

4
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PDB Nasional PDRB Prov. Kalteng PDRB Prov. Kalsel

Gambar 2.8 Pertumbuhan Ekonomi Regional di WS Barito

Rata-Rata PDB Nasional 2006-2014 adalah 6,24 %, sedangkan PDRB


Provinsi WS Barito (Sebagian Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi
Kalimantan Tengah) adalah 6,02 % Berdasarkan Korelasi PDB dan PDRB,
maka dipilih skenario ekonomi tinggi.

E. Topografi
WS Barito didominasi oleh kemiringan landai dan datar, hal ini disebabkan
karena formasi geologi yang mengalami sedikit aktivitas kegunung apian,
sehingga variasi kelerengan tidak seperti wilayah lain di Indonesia yang
berada pada wilayah sabuk gunung api.

Secara ketinggian DAS Barito dibagi menjadi 6 (enam) kelas ketinggian, yaitu
kelas ketinggian 25-100 m dpl (31,29%). Pada wilayah utara merupakan
daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100-500 mdpl dengan
kemiringan 8-15% dan pegunungan/perbukitan dengan kemiringan 15˚-
25˚.Wilayah selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian 0-5
mdpl dengan kemiringan 0-8%. Bagian tengah merupakan dataran dan
perbukitan dengan kemiringan 8-25% dan ketinggian 50-1.150 mdpl.

59
Pembagian wilayah kemiringan lereng pada WS Barito seperti Tabel 2.8 di
bawah ini.

Tabel 2.8 Deskripsi kemiringan lereng pada WS Barito

Kemiringan Persentase
Luas (km2)
Lereng (%) (%)

0-2 33.926,23 43,05


3-15 25.115,65 31,87
16-40 14.989,01 19,02
> 40 4.854,48 6,16
Total 78.806,57 100,00
Sumber: Hasil analisis, Tahun 2017

DAS Kapuas (Kalteng) bagian hilir berupa bentuk topografi datar, dengan
elevasi 4-7 mdpl. Kemiringan lahan dari utara ke selatan sekitar 0-2%,
sedang bagian hulu mempunyai bentuk lebih datar dengan kisaran elevasi
dari 6-14 mdpl. Bagian tengah antar dua sungai lebih tinggi karena terdapat
kubah gambut, dengan ketebalan lebih dari 6 m; lidah dome gambut tersebut
melintang dari utara sampai selatan, diantara Sungai Kapuas (Kalteng)-
Sungai Mentangai, Sungai Mentangai-Sungai Mengkatip, dan diantara
Sungai Mengkatip - Sungai Barito. Untuk lebih jelas mengenai gambaran
kemiringan pada WS Barito dapat dilihat pada Gambar 2.9.

60
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.9 Peta Kemiringan Lereng WS Barito

61
F. Geologi
Geologi Kalimantan terdiri atas 8 (delapan) satuan tektonostratigrafi utama
(Pieters dan Supriatna, 1990), antara lain:
1. Batuan alas benua
2. Ofiolit dan batuan sedimen yang berkaitan
3. Busur magmatik yang bersamaan dengan tektonik
4. Cekungan busur muka
5. Cekungan turbidit
6. Cekungan-cekungan daratan
7. Cekungan-cekungan peripheral
8. Batuan terobosan tektonik akhir dan vulkanik

Penyebaran regional satuan tektonostratigrafi ini menunjukkan suatu


pertemuan (sutura) tektonik lempeng melintasi Borneo yang mengikuti
singkapan komplek ofiolit dan bancuh tektonik. Sutura ini berarah tenggara
dari Pulau Natuna (40 LU, 108˚0’BT) sampai barat laut Kalimantan dan
berlanjut ke arah timur menuju Kalimatan Tengah dan membelok ke arah
utara sampai dengan timurlaut hingga ke bagian tengah Sabah. Kalimantan
tengah dan barat, sutura ini sama dengan jalur Serabang dan jalur Lupar,
yang terbentuk akibat penutupan cekungan samudra (Hutchison, 1989; Hinz
& Schluter, 1985), menunjukkan bahwa penunjaman ke arah selatan
berhenti ketika benua dari arah utara sampai kearah lajur penunjaman dan
akhirnya bertumbukan dengan benua sebelah selatan.

Cekungan Barito dengan anak-anak cekungan asam-asam dipisahkan oleh


Pegunungan Meratus dan dengan Anak Cekungan Pasir oleh Pegunungan
Kukusan. Kedua anak cekungan tersebut di sebelah barat dibatasi oleh
Pegunungan Meratus, timur oleh Tinggian Pulau Laut, selatan oleh Laut
Jawa, dan di utara oleh Tinggian Lintang Paternoster. Tinggian Lintang
Paternoster disebut juga Tinggian Lintang Barito Kutai atau Adang Flexture
atau Sesar Adang yang memisahkan kedua anak cekungan tersebut dari
Cekungan Kutai.

Berdasarkan fisiografi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan


menunjukkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan cekungan
di Provinsi Kalimantan Tengah. Pada Kenozoikum sampai Mesozoikum
menjadikan cekungan ini terbentuk suatu paparan. Stuktur geologi yang
terbentuk perlipatan pada batuan Pra-Tersier tampaknya lebih kuat dengan
sudut kemiringan sekitar 400 dan 700 dan yang terkecil 250 Sumbu antiklin
dan sinklin umumnya berarah utara sampai selatan dengan bentuk tak
setangkup dan setempat setangkup. Sesar naik berarah timur laut hingga
baratdaya, searah dengan sumbu lipatan, sudut kemiringan sekitar 45˚
kearah barat.
Sesar ini diduga terjadi pada kapur atas, sehingga batuan tua tersesarkan
keatas Formasi Pitap. Sesar naik yang lebih muda mengakibatkan

62
tersesarkannya Formasi Pitap keatas Formasi Pamaluan, umurnya diduga
setelah Miosen.
Sesar turun berarah hampir utara-selatan, bagian timur relatif naik dari
bagian barat, sesar ini memunculkan batuan bancuh. Kegiatan tektonik
daerah ini diduga telah berlangsung sejak zaman Jura yang menyebabkan
bercampurnya batuan ultramafik, batuan bancuh, batuan malihan, dan
rijang radiolaria. Pada zaman Kapur Awal atau mungkin lebih tua, terjadi
kegiatan magma, hal ini didasarkan kepada umur granit yang terdapat di
Lembar Amuntai yang berumur 115 juta tahun.
Magma ini menerobos batuan yang dihasilkan pada zaman Jura. Batuan-
batuan tersebut merupakan alas dari Formasi Pitap. Pada formasi ini akan
terbentuk suatu paparan yang menyebabkan suatu cekungan yang terdapat
di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan yang
termasuk dalam WS Barito. Gambaran Geologi pada WS Barito dapat dilihat
pada Gambar 2.10.

63
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.10 Peta Geologi WS Barito

64
G. Jenis Tanah
Satuan lahan (land unit), yaitu kesamaan fisiografi, bahan induk, bentuk
wilayah (geomorfologi), lereng, dan liputan lahan. Area WS Barito dideliniasi
kedalam satuan lahan. Satuan lahan ini berguna sebagai dasar untuk
berbagai penelitian. Misalnya pada unit lahan yang sama cenderung
menghasilkan erosi yang hampir sama. Seringkali pengambilan sampel
penelitian didasarkan atas dasar satuan lahan.
Beberapa deskripsi tanah di WS Barito antara lain :
Tanah Aluvial (Tanah Endapan), merupakan tanah hasil erosi (lumpur dan
pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah dengan ciri-ciri : warna kelabu
dan peka terhadap erosi. Tanah Podzol, merupakan tanah pada daerah yang
memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi, dengan ciri warna pucat,
kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang
subur.
Litosol merupakan (tanah berbatu-batu), terbentuk dari pelapukan batuan
beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya
besar/ kasar, dengan ciri-ciri tekstur tanahnya beranekaragam dan pada
umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan
kesuburan bervariasi. Organosol atau tanah gambut, merupakan hasil
pembusukan tumbuhan/ bahan organik di daerah yang selalu tergenang air
(rawa-rawa), dengan ciri bersifat sangat asam, unsur hara rendah. Tanah
Regosol merupakan tanah yang terbentuk dari endapan abu vulkanis baru
yang memiliki butir kasar, dengan ciri butiran kasar, berwarna kelabu hingga
kuning dan kadar bahan organik rendah.
Pada daerah dataran (tengah) umumnya tanah berupa tanah masam yang
sangat lapuk. Di bagian selatan dataran aluvial dan tanah gambut yang
sangat luas. Jenis tanah lain yang berkembang pada dataran banjir adalah
organosol yang berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang
berkembang. Tanah aluvial terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-
lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari
lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru
dari tanah aluvial secara berkala. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya
lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah
aluvial laut atau abu vulkanik.
Pada daerah pegunungan hulu/ bagan timur WS (Meratus), terdapat tanah
yang paling lapuk yaitu podsolik, didominasi oleh liat yang mempunyai
sedikit mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan sedikit hara tanaman.
Jenis tanah ini terdapat diatas batuan ultra basa.Jenis tanah di WS Barito
dapat dilihat pada Gambar 2.11.

65
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.11 Penyebaran Jenis Tanah di WS Barito

66
H. Penggunaan Lahan WS Barito
Berdasarkan data penutup lahan Tahun 2006, Tahun 2011, dan Tahun 2015
yang bersumber dari Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
terjadi perubahan luas pertanian lahan kering dan campur semak yang
cukup signifikan, peningkatan lebih dari 11 %, yang merupakan konversi dari
hutan lahan kering primer dan rawa yang berkisar masing-masing 2 %.
Penutup lahan yang lain tidak berubah secara signifikan, hanya dibawah 1
% untuk luasan total seluruh WS Barito. Hal ini dimungkinkan ada konversi
alih fungsi lahan dari Tahun 2006-2015 seiring pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan wilayah WS Barito.
Berdasarkan peta penggunaan lahan di WS Barito Tahun 2015 (lihat Gambar
2.12), hutan Lahan Kering mendominasi sekitar 31,80 % dari luasan
penggunaan lahan di WS Barito, diikuti dengan Hutan alam sekitar 15,70 %.
Data kondisi penggunaan lahan di WS Barito ditampilkan pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Luas Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2006, Tahun 2011,
Tahun 2015 (satuan: km2)
No Penggunaan Lahan Tahun 2006 Tahun 2011 Tahun 2015
1 Bandara/Pelabuhan 1,61 1,70 1,70
2 Hutan Lahan Kering Primer 9.439,25 9.432,20 9.330,19
3 Hutan Lahan Kering Sekunder 26.627,87 25.497,88 25.072,26
4 Hutan Mangrove Primer 0,76 0,76 0,76
5 Hutan Mangrove Sekunder 20,26 19,73 19,35
6 Hutan Rawa Primer 173,78 105,66 94,16
7 Hutan Rawa Sekunder 6.140,53 5.279,61 5.155,00
8 Hutan Tanaman 1.688,00 1.674,65 1.650,07
9 Lahan Terbuka 1.212,18 1.470,20 1.540,92
10 Padang Rumput 1,30 1,30 1.322,82
11 Perkebunan/Kebun 694,29 1.155,35 358,46
12 Permukiman/Lahan terbangun 360,46 358,46 472,46
13 Pertambangan 335,06 392,42 14.126,32
14 Pertanian Lahan Kering 14.108,31 14.054,67 743,26
15 Rawa 716,30 743,88 1,31
16 Sawah 4.354,99 4.378,48 4.375,19
17 Semak Belukar 6.938,05 7.717,93 8.068,13
18 Semak Belukar Rawa 5.286,17 5.800,06 5.753,39
19 Tambak 9,45 22,87 22,88
20 Transmigrasi 74,29 74,29 74,29
21 Tubuh Air 623,66 623,66 623,67
Total 78.806,57 78.806,57 78.806,57
Sumber: Hasil Analisis Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2007,
Tahun 2012, Tahun 2016

67
Sumber: Hasil Analisis Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2007
Gambar 2.12 Peta Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2006

68
Sumber: Hasil Analisis Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2012
Gambar 2.13 Peta Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2011

69
Sumber: Hasil Analisis Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016
Gambar 2.14 Peta Penggunaan Lahan WS Barito Tahun 2015

70
I. Kesesuaian Penggunaan Lahan
Upaya arahan kegiatan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah dapat
dilakukan, berdasarkan kesesuaian/ ketidak-sesuaian antara peta
penggunaan lahan (eksisting) dengan peta pola ruang/ (peruntukan) lahan.
Idealnya seluruh kawasan penggunaan lahannya disesuaikan dengan jenis
pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukan lahan, namun untuk
merubah penggunaan lahan sangat sulit dilakukan. Selain membutuhkan
biaya yang banyak, tetapi juga sering menimbulkan gejolak sosial apa bila
sudah berkaitan dengan aspek ekonomi. Maka arahan konservasi dan
kegiatan diacu dan dipilih pada wilayah yang mendesak untuk dilaksanakan
terkait dengan ketidak sesuaian pemanfaatan lahan dengan peruntukannya.
Selanjutnya tingkat bahaya erosi yang terjadi, bisa dipergunakan untuk
menentukan skala prioritas pengelolaan, terutama pada lahan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya.
Jenis arahan konservasi nantinya tidak serta merta merubah jenis
penggunaan lahan eksisting, namun hanya memodifikasi, atau melakukan
sedikit perubahan dengan pola pemanfaatannya. Analisis ketidaksesuaian
menunjukkan bahwa, tidak begitu banyak ketidak sesuaian di WS Barito
yaitu hanya sekitar 8,76 % atau meningkat dari 5,98 % (Data Tahun 2009-
2015), atau 6.904,51 Km. Prosentase paling banyak adalah tidak
termanfaatkannya semak belukar yang sebenarnya bisa dimandaatkan
menjadi kawasan penyangga bersyarat, serta penggunaan lahan pertanian
lahan kering yang sering berada pada hutan produksi terbatas. Penggunaan
lain yang cukup besar adalah sawah irigasi yang berada pada kawasan
lindung, tanah terbuka pada kawasan penyangga, dan lahan permukiman
pada kawasan penyangga.
Pada Gambar 2.15 memperlihatkan daerah-daerah dimana ada
ketidaksesuaian antara penggunaan lahan eksisting dengan pola ruang/
peruntukannnya. Sedangkan Perbandingan kesesuaian penggunaan lahan
dengan tata ruang ditunjukkan pada Tabel 2.10.

71
Sumber: Hasil Analisis Data Penggunaan Lahan dan RTRW WS Barito, Tahun 2017
Gambar 2.15 Sebaran Lokasi Penggunaan Lahan Yang Tidak Sesuai Dengan
Tata Ruang di WS Barito

72
Tabel 2.10 Perbandingan Kesesuaian Penggunaan Lahan Dengan Tata Ruang
Pola Ruang RTRW Hutan
Hutan Hutan Kawasan Kawasan Taman
Cagar Hutan produksi Kawasan Taman Grand
produksi produksi produksi produksi hutan % WS
alam lindung yang dapat budidaya wisata Total
Penggunaan Lahan terbatas tetap pangan perkebunan raya
dikonversi
Bandara/Pelabuhan - - - 0,09 - - - - - - 0,09 0,00
Hutan Lahan Kering Primer - - - - - - - - - - - -
Hutan Lahan Kering Sekunder - - - - - - - - - - - -
Hutan Mangrove Primer - - - - - - - - - - - -
Hutan Mangrove Sekunder - - - - - - - - - - - -
Hutan Rawa Primer - - - - - - - - - - - -
Hutan Rawa Sekunder - - - - - - - - - - - -
Hutan Tanaman - - - - - - - - - - - -
Lahan Terbuka 1,22 11,32 127,63 396,21 119,68 733,60 23,07 113,06 34,28 - 1.560,06 1,98
Perkebunan/Kebun - 1,95 - - - - - - 73,27 - 75,22 0,10
Permukiman/Lahan Terbangun 0,19 0,90 3,52 22,29 13,80 207,49 20,81 17,59 12,56 - 299,15 0,38
Pertambangan 1,67 6,26 20,45 118,91 4,16 212,81 52,67 23,38 21,00 - 461,31 0,59
Pertanian Lahan Kering 129,90 351,12 657,06 1.684,86 637,32 - - - 682,64 5,48 4.148,39 5,26
Rawa - - - - - - - - - - - -
Savanna/Padang Rumput - - - - - - - - - - - -
Sawah - 34,63 65,02 17,68 40,77 - - 87,39 19,27 74,46 339,23 0,43
Semak Belukar - - - - - - - - - - - -
Semak Belukar Rawa - - - - - - - - - - - -
Tambak - - - - - - - - - - - -
Tambak - 8,68 - - - - - - - - 8,68 0,01
Transmigrasi - - - 12,39 - - - - - - 12,39 0,02
Grand Total 132,98 414,87 873,67 2.252,44 815,74 1.153,90 96,55 241,42 843,01 79,94 6.904,51 8,76
Sumber: Hasil Analisis, 2017

73
J. Kekritisan Lahan
Lahan Kritis adalah lahan (termasuk kawasan hutan) yang telah mengalami
kerusakan, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada
batas yang ditentukan atau yang diharapkan (Surat Keputusan Direktorat
Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Nomor 041/KPTS/V/1998). Lahan
kritis merupakan hasil klasifikasi dari total skor beberapa kriteria sebagai
berikut:
1. Liputan lahan
2. Kelerengan
3. Erosi
4. Manajemen
5. Produktivitas*
6. Batuan singkapan (Outcrop)*
*) Untuk lahan budidaya pertanian
Lahan kritis merupakan salah satu akibat dari kegiatan manusia dalam
mengeksploitasi sumberdaya. Aktivitas pertambangan dengan sistem terbuka
yang tidak ramah lingkungan, hanya berkontribusi ekonomi pada pelaku
tambang, namun berdampak negatif pada masyarakat yang lebih luas karena
kerusakan lingkungan dan fungsi ekologi.
Kekritisan lahan di WS Barito lebih dipengaruhi oleh perubahan penggunaan
lahan, dan banyaknya penambangan yang terjadi dibagian hulu WS Barito.
Perubahan penggunaan lahan yang drastis akan berakibat pada
meningkatnya erosi, dan kondisi air tanah yang berkurang. Kondisi
kekritisan lahan banyak terjadi pada DAS didaerah pesisir, karena relatif
datar dan lebih cenderung mengalami perubahan penggunaan lahan.
Kekritisan lahan terutama ditunjukkan pada sekitar Gunung Patrabulu,
bagian selatan terutama mengalami kerusakan hutan dan perubahan
tutupan kerapatan vegetasi (hutan menjadi sawah).
Maraknya pembukaan areal perkebunan sawit yang baru di Kalimantan
Selatan turut memperburuk kondisi lahan di wilayah ini, kegiatan ini
semakin tahun semakin intensif dan meluas. Lahan kering baik dataran
rendah maupun dataran sedang, merupakan sasaran utama pengembangan
tanaman sawit ini, dan hampir semua Kabupaten di Kalimantan Selatan
sudah dikembangkan.
Selain itu permasalahan akan rusaknya ekosistem rawa yang selama ini
menjadi tumpuan masyarakat di beberapa Kabupaten di Provinsi Kalimantan
Selatan seperti Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong akan
semakin besar.
Gambar 2.16 menunjukkan sebaran kekritisan lahan di WS Barito.

74
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.16 Peta Kekritisan Lahan WS Barito

75
Secara umum kondisi kekritisan WS Barito masuk dalam kategori sedang,
karena kawasan yang sangat kritis dan kritis sedikit, kurang dari 16 %
pada masing-masing DAS. Namun begitu terdapat potensi-potensi kritis
pada setiap DAS, misalnya DAS Barito 53,11 %, dan DAS Kapuas 60,07 %
kawasannya berpotensi kritis. Tabel 2.11 menunjukkan Tingkat Keritisan
pada masing masing DAS di Kawasan WS Barito.

Tabel 2.11 Prosentase Kekritisan Lahan DAS di WS Barito


Luas (Km2)
DAS Tidak Potensial Agak Sangat Jumlah
Kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Barito 5.078,96 31.547,59 11.302,83 9.385,34 2.086,87 59.401,59
% 8,55 53,11 19,03 15,8 3,51 100
Kapuas (Kalteng) 976,39 10.567,84 3.761,28 1.447,87 840,92 17.592,53
% 5,55 60,07 21,38 8,23 4,78 100
Maluka 271,54 308,26 225,11 126,87 0,37 932,15
% 29,13 33,07 24,15 13,61 0,04 100
Tabonio 53,87 557,93 168,75 99,83 - 880,29
% 6,12 63,38 19,17 11,34 - 100
Jumlah 6.380,21 42.981,57 15.457,08 11.059,72 2.927,98 78.806,57
Sumber: BWS Kalimantan II, 2017

Untuk mengetahui jenis penutupan lahan apa yang mempengaruhi


kekritisan lahan, maka dilakukan analisis dengan cara tabulasi pada
database parameter-paramater yang telah disusun. Data tingkat kekritisan
lahan per jenis penutupan lahan yang selanjutnya dilakukan prosentase
terhadap luas pada masing-masing kriteria tersebut. Dengan demikian
semakin besar prosentase luasan penutupan lahan pada tingkat kekritisan
lahan tersebut, maka jenis penutupan lahan tersebut dianggap
mempunyai berkontribusi yang besar pula terhadap tingkat kekritisan
lahan yang bersangkutan. Perbandingan kekritisan lahan terhadap
kawasan lindung di WS Barito dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12 Perbandingan Kekritisan Lahan Terhadap Kawasan Lindung


di WS Barito
Kelas Kekritisan (km2)
DAS Kawasan Tidak Potensial Agak Sangat
Kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Luar Kawasan Hutan 2.970,95 3.441,97 3.183,23 1.203,07 224,90
Hutan Lindung 472,32 4.903,25 1.442,29 965,12 209,44
Hutan Produksi Tetap 562,54 6.355,10 1.999,14 1.953,29 645,89
DAS Hutan yang dapat 694,43 3.941,29 1.550,67 4.103,09 837,28
Barito dikonversi
Hutan Produksi Terbatas 351,29 10.981,49 3.056,17 916,29 128,72
Kawasan Suaka Alam 0,16 1.927,37 66,77 205,47 0,28
Taman Wisata Alam 4,58 9,90 5,85 39,92 41,88
Luar Kawasan Hutan 104,81 108,02 105,17 32,47 15,34
Hutan Lindung - 68,55 34,75 15,50 5,74

76
Kelas Kekritisan (km2)
DAS Kawasan Tidak Potensial Agak Sangat
Kritis
Kritis Kritis Kritis Kritis
Hutan Produksi Tetap 821,31 7.253,80 846,15 560,41 598,55
DAS Hutan yang dapat 35,39 2.063,23 2.407,38 799,60 204,06
Kapuas dikonversi
(Kalteng) Hutan Produksi Terbatas 15,92 1.073,51 368,57 38,49 18,22
Kawasan Suaka Alam - 1,80 - 2,42 -
Luar Kawasan Hutan 269,25 281,97 165,16 125,13 0,37
DAS
Hutan Lindung 2,63 26,74 43,57 1,65 -
Maluka
Kawasan Suaka Alam - - 16,66 0,26 -
Luar Kawasan Hutan 248,88 289,30 160,19 62,91 -
DAS Hutan Lindung 19,83 15,19 16,82 40,32 -
Tabonio Hutan Produksi Tetap - 4,03 19,75 10,15 -
Kawasan Suaka Alam - - 28,59 13,50 -
Total 6.574,29 42.746,51 15.516,88 11.089,06 2.930,67
Sumber: BWS Kalimantan II, 2017

Daerah kritis terdistribusi merata pada setiap jenis kawasan, baik luar
kawasan, hutan lindung, hutan produksi, kawasan suaka, atau kawasan
lain. Kawasan yang masuk pada tingkat kritis dan menonjol daripada yang
lain adalah hutan produksi yang dapat dikonversi yaitu 4.103,09 km 2 atau
5,36 %. Selain dari pada kelas tersebut, yang mendominasi adalah kawasan
potensial kritis yaitu pada Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap, Hutan
Produksi Terbatas dengan prosentase lebih dari 7 %.

K. Daerah Rawan Bencana


1. Banjir
WS Barito memiliki potensi bencana banjir yang dapat dikatakan rutin
setiap tahunnya, sehingga mengakibatkan sebagian wilayah hilir
mengalami banjir tahunan, terutama di daerah bantaran sungai. Seperti
yang terjadi pada Oktober hingga Desember Tahun 2010, berdasarkan data
yang dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
Kalimantan Tengah tercatat sebanyak 20.355 rumah yang terendam banjir
di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Gambar 2.17 menunjukan kondisi
kejadian banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Muara
Teweh Tahun 2012.

77
Banjir di Muara Teweh Kabupaten Barito Keadaan Banjir Lapangan Dwi Warna
Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sumber: Kementrian Pekejaan Umum Tahun 2012


Gambar 2.17 Kejadian Banjir di WS Barito

Menurut Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB, bencana


banjir terluas terjadi pada Januari Tahun 2005 yang melanda 4 (empat)
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu di Kabupaten Kapuas
yang mengakibatkan kerusakan lahan seluas 4.290 Ha, di Kabupaten
Barito Timur dengan kerusakan lahan 1.250 Ha.
Kriteria banjir bisa sangat bervariasi, tergantung tebal hujan, kondisi
lereng, drainase, dan terutama pada kapasitas sungai/ saluran.
Kedalaman banjir berkisar antara 2-3 meter, dengan frekuensi 2-3 kali
dalam setahun. Tabel 2.13 berikut menunjukkan data banjir tahun 2012-
2013 pada WS Barito.

Tabel 2.13 Rekapitulasi Kejadian Banjir di WS Barito Tahun 2012-2013


Kabupaten/ Jumlah Kk
No Lokasi Kejadian Keterangan Rumah Sawah
Kota Menderita
1 Murung Barito (anak 05 CH 700 mm - - -
Raya sungai Barito, Desember (November 2012),
Sungai 2012 Kedalaman 2 - 3
Menawing sampai meter akibat
sekarang Meluapnya Sungai
Barito
2 Barito Utara Barito 3 Desember 2,6 meter - 8.872 5.145
2012 (Sekarang ± 1 Ha
sampai meter), Meluapnya
sekarang air Sungai Barito
3 Barito Kuala Sungai 10 Januari - 200 - 25 Ha
2012
4 Barito Kuala Tabunganen 19 Maret Rumah Penduduk 1.456 - -
2012
5 Balangan Jajar 10 januari - - - -
Papuyuan 2012
6 Tanah Laut Jorong 19 juli 2012 - - - -
7 Tanah Laut Bajuin 5 desember - 1.611 kk/ - -
2012 4.839 jiwa
8 Kota Baru Pulau Laut 3 maret - 498 kk/ - -
Utara 2012 609 jiwa
9 Banjar Pangaron 8 Desa Terendam 1.233 kk / -
1.611
3.193 Jiwa
Astambul 22 Desa -
- 185
9 januari Terendam
Simpang 2013 26 Desa 967 kk /
925 486
empat Terendam 2.497 jiwa
Kertak Hanyar 1 Desa Terendam 1.556 kk /
17 3
2.952 jiwa

78
Kabupaten/ Jumlah Kk
No Lokasi Kejadian Keterangan Rumah Sawah
Kota Menderita
Martapura 20 Desa 2.237 kk / -
Timur Terendam 880
9.264 jiwa
Martapura 13 Desa 54 kk / 38 -
1.181
Barat Terendam jiwa
Martapura 21 Desa 110 kk / - -
Kota Terendam 330 jiwa
Tatah Makmur 54 Desa
154 jiwa 17 3
Terendam
Sungai Pinang 2 Desa Terendam 262 kk /
101 6
1.046 jiwa
Sungai Tabuk 6 Desa Terendam 767 jiwa 37 -
Matraman 9 Desa Terendam 1.565 kk 231 -
10 Banjar Sei Pinang 31 januari - -
- 1.122 kk
2013
11 Banjar - - 900 kk -
12 Tapin - - 3.197 kk -
13 Hulu Sungai - -
Selatan - -

14 Hulu Sungai - 7 April -


Tengah - 2.135 kk 1.348
2013
15 Hulu Sungai - -
Utara - 4.729 kk

16 Balangan - - -
17 Tabalong - - -
Sumber: BWS Kalimantan II, Tahun 2014

Secara spasial WS Barito memiliki bentuk sungai yang memanjang dengan


kerawanan banjir terutama pada bagian hilir, karena topografi datar, cekung di
beberapa titik dan kawasan hilir yang dipotong oleh beberapa sungai sekaligus.
Kondisi hutan bagian hulu yang mulai berkurang, drainase yang kurang baik, serta
pendangkalan sungai akibat erosi menyebabkan kawasan banjir semakin luas.
Gambar 2.18 menunjukkan kawasan rawan banjir di WS Barito yang disusun oleh
BNPB.

79
Sumber: Hasil analisa data BNPB dan BWS Kalimantan II, Tahun 2014
Gambar 2.18 Peta Rawan Banjir WS Barito

Banjir Rancangan (Design Flood)


Dengan menimbang keberadaan data yang ada, yaitu berupa data hujan dan
beberapa parameter DAS, maka digunakan metode hidrograf satuan sintetis
Nakayasu. Berdasarkan hasil analisis banjir, diperoleh hidrograf banjir untuk DAS

80
di WS Barito dengan masing-masing kala ulang yang dapat digunakan sebagai
acuan desain kapasitas sungai pada masing-masing DAS dengan titik control
besaran banjir di bagian hilir DAS. Hidrograf Banjir tiap DAS di WS Barito
ditunjukkan dalam Gambar 2.19 sampai Gambar 2.22.

Banjir DAS Barito


14000
Banjir 5th

12000 Banjir 10th


Banjir 20th
10000 Banjir 50th
Q (m3/det)

Banjir 100th
8000
Banjir 1000th
6000

4000

2000

0
0 20 40 60 80 100 120 139 159 178 198 218 238
Jam ke -

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017


Gambar 2.19 Hidrograf banjir DAS Barito

Banjir DAS Kapuas (Kalteng)


14000

12000
Banjir 5th
10000 Banjir 10th
Q (m3/det)

Banjir 20th
8000
Banjir 50th
6000 Banjir 100th

Banjir 1000th
4000

2000

0
0 20 40 59 79 98 118 137
Jam ke -

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017


Gambar 2.20 Hidrograf banjir DAS Kapuas (Kalteng)

81
Banjir DAS Maluka
3000
Banjir 5th
2500
Banjir 10th

2000 Banjir 20th


Q (m3/det)

Banjir 50th
1500
Banjir 100th

Banjir 1000th
1000

500

0
0 9 19 28 38 48
Jam ke -
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.21 Hidrograf banjir DAS Maluka

Banjir DAS Tabonio


3000

2500 Banjir 5th

Banjir 10th
2000
Q (m3/det)

Banjir 20th

1500 Banjir 50th

Banjir 100th
1000
Banjir 1000th

500

0
0 5 9 14 19 23 28 33 38 43 48
Jam ke-

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017


Gambar 2.22 Hidrograf banjir DAS Tabonio

Berdasarkan Hidrograf banjir DAS yang ada pada WS Barito seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.23 sampai Gambar 2.26 diatas diketahui
besaran banjir kala ulang 100 tahunan pada DAS Barito sebesar 9.696,86
m3/det, DAS Kapuas (Kalteng) sebesar 5.211,96 m3/det, DAS Maluka
sebesar 1.038,28 m3/det dan DAS Tabonio sebesar 1.153,57 m3/det,
dimana besaran banjir tersebut menunjukkan kapasitas penampang
masing-masing DAS.

82
2. Kerusakan Pantai
Total panjang garis pantai di Provinsi Kalimantan Tengah kurang lebih
750km yang terbentang dari sisi timur di Kabupaten Kapuas yang
berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan sampai ke sisi sebelah
barat di Kabupaten Sukamaran yang berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Barat.

Untuk lebih jelas kondisi permasalahan pantai dapat dilihat berdasarkan


Tabel 2.14.

Tabel 2.14 Rekapitulasi Kondisi Pantai di WS Barito (2014)


No. Lokasi Kabupaten Permasalahan
1 Desa Batanjung Kapuas Pendangkalan muara sungai
2 Desa Palampai dan Kapuas Abrasi (±20 km) pada tanggul
Desa Cemaralabat pantai yang menyebabkan
limpasan dan genangan pada
lahan pertanian
Sumber: BWS Kalimantan II, Tahun 2014

Selain itu pantai kritis juga terdapat pada Kabupaten Barito Kuala,
khususnya pada pesisir selatan. Kerusakan berupa abrasi dan sedimentasi
di sebelah barat muara Sungai Barito seperti yang ditunjukkan Gambar
2.23.

Sumber: Hasil Analisis Data BWS Kalimantan II, Tahun 2014


Gambar 2.23 Peta Pantai Kritis di WS Barito

83
2.3.2. Data Sumber Daya Air
Data sumber daya air yang digunakan dalam studi penyusunan pola
pengelolaan sumber daya air di WS Barito antara lain:

A. Iklim dan Klimatologi


WS Barito berada didaerah tropis dengan kondisi iklim terdiri dari musim
hujan dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson tenggara.
Selama musim hujan pada bulan November-April, angin berhembus
membawa uap air, sementara selama musim kemarau dari bulan Mei-
Oktober, berhembus angin kering yang membawa musim kemarau.
Tinggi curah hujan rata-rata di daerah hulu adalah sekitar 3.500
mm/tahun dan di daerah hilir sekitar 2.500 mm/tahun. Sedangkan curah
hujan rata-rata pada daerah hilir pada WS Barito sebesar 3.000
mm/tahun. WS Barito memiliki sebelas sungai besar dan tidak kurang dari
33 sungai kecil/anak sungai. Keberadaannya menjadi salah satu ciri khas
Provinsi Kalimantan Tengah. Sungai Barito dengan panjang mencapai 900
km dengan rata-rata kedalaman 8m merupakan sungai terpanjang dan
dapat dilayari hingga 700km.
Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah
rata-rata mendapat penyinaran matahari sekitar 56,18% per tahun.
Udaranya relatif panas yaitu siang hari mencapai 33°C dan malam hari
23°C.

B. Air Permukaan
1. Hujan
Data klimatologi pada WS Barito diperoleh dari stasiun-stasiun pencatat
variabel klimatologi yang berguna untuk menggambarkan kondisi iklim di
DAS Barito yang didapatkan dari beberapa stasiun pengamat yang
sebarannya dianalisa berdasarkan pembagian wilayah iklim dengan
Metoda Thiessen.
Adapun stasiun pengamat/penakar hujan tersebut adalah stasiun Gunung
Layang-layang, stasiun Pengaron, stasiun Martapura, stasiun Binuang,
stasiun Kandangan, stasiun Barabai, stasiun Muara Halong, stasiun Sei
Malang, stasiun Mabu’un, stasiun Jaro, dan stasiun Marabahan.
Berdasarkan data stasiun pengamat curah hujan tersebut, WS Barito
termasuk tipe iklim B (Schmidt Fergusson) dengan nilai Q rata-rata sebesar
0,213 m3/det, jumlah curah hujan rata-rata tahunan yaitu 197,61-369,85
mm.
Sebaran Stasiun Hidrometeorologi di WS Barito dapat dilihat pada Gambar
2.24.

84
Sumber: Hasil Analisis Data BWS Kalimantan II, Tahun 2015
Gambar 2.24 Sebaran Stasiun Hidrometeorologi WS Barito

Berdasarkan kompilasi data sekunder yang diperoleh dari Laporan Rasionalisasi Pos
Hidroklimatologi Provinsi Kalimantan Tengah dan Rasionalisasi Pos

85
Hidroklimatologi Provinsi Kalimantan Selatan, diketahui jumlah dan kondisi umum
dari stasiun klimatologi eksisting pada WS Barito. Tabel 2.15 berikut menunjukkan
stasiun hujan eksisting yang berada di WS Barito.
Tabel 2.15 Stasiun Hujan Eksisting di WS Barito
Lokasi
No Nama Pos Hujan
Status Desa/ Kecamatan Kab/Kota
1 Ambahai Beroperasi Ambahai Hulu Sungai Utara
2 Babirik Diskontinyu - Hulu Sungai Utara
3 Bajayau Baru Beroperasi Bajayau Baru Hulu Sungai Selatan
4 Balimau Beroperasi Balimau Hulu Sungai Selatan
5 Bangkau Beroperasi Bangkau Hulu Sungai Selatan
6 Barabai Beroperasi Kota Barabai Hulu Sungai Tengah
7 Batu Tangga Beroperasi Batu Tangga Hulu Sungai Tengah
8 Bayanan/Negara Beroperasi Bayanaan/Negara Hulu Sungai Selatan
9 Binuang Beroperasi Binuang Tapin
10 Intangan Beroperasi Intangan Hulu Sungai Tengah
11 Jaro Beroperasi Jaro Tabalong
12 Kambat Beroperasi Kambat Hulu Sungai Tengah
13 Kandangan Beroperasi - Hulu Sungai Selatan
14 Kuari/Panaan Diskontinyu Kuari/Panaan Tabalong
15 Kuripan Diskontinyu Kuripan Barito Kuala
16 Lampihong Beroperasi Lampihong Hulu Sungai Utara
17 Limau Manis Beroperasi Limau Manis Tabalong
18 Mangunang Beroperasi Mangunang Hulu Sungai Tengah
19 Marabahan Beroperasi Kota Marabahan Barito Kuala
20 Martapura Diskontinyu - Banjar
21 Masingai Diskontinyu Masingai Tabalong
22 Mlawa Beroperasi Miawa Tapin
23 Moul Beroperasi Haruyan Hulu Sungai Tengah
24 Muara Halong Beroperasi Muara Halong Hulu Sungai Utara
25 Paringin Beroperasi Paringin Hulu Sungai Utara
26 Sei Tabuk Beroperasi Sei Tabuk Banjar
27 Simpur Beroperasi Simpur Hulu Sungai Selatan
28 Telaga Langsat Beroperasi Telaga Langsat Hulu Sungai Tengah
29 Tohe Beroperasi Tohe Tabalong
30 Buntok Diskontinyu Dusun Selatan Barito Selatan
31 Tabak Kanilan Diskontinyu Gunung Bintang Barito Selatan
awai
32 Mandomai Diskontinyu Kapuas Barat Kapuas
33 Mentangai Diskontinyu Mentangai Kapuas
34 Timpah Diskontinyu Timpah Kapuas
35 Berangas Beroperasi Pulau Laut Timur Kotabaru
36 Cantung Diskontinyu - Kotabaru
37 Hayup Beroperasi Haruai Tabalong
38 Jaro Beroperasi Jaro Tabalong

86
Lokasi
No Nama Pos Hujan
Status Desa/ Kecamatan Kab/Kota
39 Jorong Diskontinyu Jorong Tanah Laut
40 Kalaan Baru Beroperasi Aranio Banjar Banjar
41 Mabuun Tanjung Beroperasi Murung Pudak Banjar
42 Mentewe Diskontinyu Mentewe Banjar
43 Mu'ui Beroperasi Haruyan Hulu Sungai Tengah
44 Negara Beroperasi - Negara
45 Panaan Beroperasi Bintang Ara Tabalong
46 Pengaron Beroperasi Pangaron Banjar
47 Polder Babirik Beroperasi Babirik Hulu Sungai Utara
48 Rimbun Tulang Beroperasi Kuripan Barito Kuala
49 S. Mirih Mekar sari Diskontinyu Batu Licin Kotabaru
50 Salam Babaris Beroperasi Tapin Selatan Tapin
51 Sari Gadung Diskontinyu Batu Licin Kotabaru
52 Satui Diskontinyu Satui Kotabaru
53 Segumbang Diskontinyu Batu Licin Kotabaru
54 Sei. Asam Beroperasi Karang intan Banjar
55 Semababan III Diskontinyu Kusan Hilir Kotabaru
56 Semayap Diskontinyu Pulau Laut Utara Kotabaru
57 Sembaban IV Beroperasi Pulau Laut Selatan Kotabaru
58 SMPK Pelaihari Beroperasi Pelaihari Tanah Laut
59 Sungai Bungur Beroperasi Bungur Tapin
60 Tanah Ambungan Beroperasi Pelaihari Tanah Laut
61 Telaga Langsat Beroperasi Telaga Langsat Hulu Sungai Selatan
62 Teratau Beroperasi Muara Uya Tabalong
63 Tohe-Ma.Uya Beroperasi Upau Tabalong
Sumber: Kompilasi Data BBWS Kalimantan II, Tahun 2015

Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa, di WS Barito terdapat 63 stasiun hujan


yang memiliki karakteristik jenis/ tipe alat dan kelengkapan data yang berbeda. Hal
ini akan mempengaruhi kualitas analisis hidrologi terutama dalam memperkirakan
kala ulang suatu banjir. Panjang data sangat bervariasi, sehingga dalam analisis
tidak semua stasiun hujan dipergunakan, hanya berkisar 34 stasiun saja.

Sebaran Stasiun Duga Air di WS Barito dapat dilihat pada Gambar 2.25.

87
Sumber: Hasil Analisis Data BWS Kalimantan II, Tahun 2015
Gambar 2.25 Sebaran Stasiun Duga Air pada WS Barito

Selain data hujan, data debit sebagai pendukung analisis hidrologi dan kebijakan
pengairan sangat penting dengan demikian keberadaan stasiun AWLR/ stasiun
duga air menjadi sangat vital. Idealnya setiap sungai pada setiap orde memiliki

88
stasiun AWLR, namun mengingat harga dan operasional alat maka dapat dipilih
berdasarkan kebutuhan data. Tabel 2.16 berikut ini menunjukkan rekapitulasi
stasiun AWLR di WS Barito.

Tabel 2.16 Stasiun Pos Duga Air di WS Barito


Nama Pos Duga Lokasi
No Tipe Alat DAS
Air Desa/ Kecamatan Kab/Kota
1 Ambahai Otomatis Barito Ambahai Hulu Sungai Utara
2 Babirik Manual/Biasa Barito - Hulu Sungai Utara
3 Bajayau Baru Otomatis Barito Bajayau Baru Hulu Sungai
Selatan
4 Balimau Otomatis Barito Balimau Hulu Sungai
Selatan
5 Bangkau Otomatis Barito Bangkau Hulu Sungai
Selatan
6 Barabai Manual/Biasa Barito Kota Barabai Hulu Sungai Tengah
7 Batu Tangga Otomatis Barito Batu Tangga Hulu Sungai Tengah
8 Bayanan/Negara Otomatis Barito Bayanaan/Negara Hulu Sungai
Selatan
9 Binuang Otomatis Barito Binuang Tapin
10 Intangan Manual/Biasa Barito Intangan Hulu Sungai Tengah
11 Jaro Manual/Biasa Barito Jaro Tabalong
12 Kambat Manual/Biasa Barito Kambat Hulu Sungai Tengah
13 Kandangan/ Manual/Biasa Tapin Kandangan Hulu Sungai
Amandit Selatan
14 Kuari/Panaan Otomatis Barito Kuari/Panaan Tabalong
15 Kuripan Otomatis Barito Kuripan Barito Kuala
16 Lampihong Otomatis Barito Lampihong Hulu Sungai Utara
17 Limau Manis Otomatis Barito Limau Manis Tabalong
18 Mangunang Manual/Biasa Barito Mangunang Hulu Sungai Tengah
19 Marabahan Otomatis Barito Kota Marabahan Barito Kuala
20 Martapura Manual/Biasa Barito - Banjar
21 Masingai Otomatis Barito Masingai Tabalong
22 Mlawa Otomatis Barito Miawa Tapin
23 Moul Manual/Biasa Barito Haruyan Hulu Sungai Tengah
24 Muara Halong Otomatis Barito Muara Halong Hulu Sungai Utara
25 Paringin Otomatis Barito Paringin Hulu Sungai Utara
26 Sei Tabuk Otomatis Barito Sei Tabuk Banjar
27 Simpur Manual/Biasa Barito Simpur Hulu Sungai
Selatan
28 Telaga Langsat Otomatis Barito Telaga Langsat Hulu Sungai Tengah
29 Tohe Otomatis Barito Tohe Tabalong
30 Muara Teweh Barito Teweh Tengah Barito Utara
31 Kandui - Barito Gunung Timang Barito Utara
32 Ampah - Barito Dusun Tengah Barito Timur
33 Hayaping - Barito Awang Barito Timur
34 Tampa - Barito
35 Kalahien - Barito Desun Selatan Barito Selatan

89
Nama Pos Duga Lokasi
No Tipe Alat DAS
Air Desa/ Kecamatan Kab/Kota
36 Pujon - Kapuas Kapuas Tengah Kapuas
(Kalteng)
37 Timpah - Kapuas Timpah Kapuas
(Kalteng)
38 Tapin - Negara Tapin Utara Tapin
(Barito)
39 Tabalong - Negara Tabalong
(Barito)
40 Riam Kiwa - Negara Tapin Utara Tapin
(Barito)
41 Pitap - Negara Awayan Balangan
(Barito)
42 Negara Baru - Negara Hulu Sungai
(Barito) Selatan
43 Batang Alai - Batang alai Batang Alai Hulu Sungai Tengah
(Barito) Selatan
44 Barabai - Batang alai Batubenawa Hulu Sungai Tengah
(Barito)
45 Balangan - Balangan Paringin Balangan
(Barito)
46 Bajuin - Tabanio Pelaihari Tanah Laut
Sumber: Kompilasi Data BBWS Kalimantan II, 2015

Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa tidak semua orde sungai mempunyai pos
duga air. Umumnya terletak pada wilayah yang mudah dijangkau dan vital. Jenis
dan tipe bervariasi, ada yang sudah rusak, perlu diupgrade ke otomasi, atau perlu
perawatan. Hal ini berpengaruh pada panjang data yang berbeda-beda, kelengkapan
data yang berbeda, dan bahkan data kosong, secara umum stasiun yang memiliki
data bagus dan lengkap hanya 50 % dari seluruh jumlah, yang artinya sangat
kurang. Stasiun duga air dibuat antara Tahun 1975-1989, dengan panjang data
1989-2004 dengan banyak data yang kosong.
Peta Isohayet dari WS Barito dapat dilihat pada Gambar 2.26.

90
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.26 Peta Sebaran Hujan WS Barito

91
2. Debit
Untuk mendapatkan debit di setiap water district perlu dilakukan simulasi
akibat terbatasnya sarana pengukuran debit air di lokasi. Sebelum
melakukan simulasi untuk mendapatkan nilai debit terlebih dahulu
dilakukan kalibrasi untuk mencari parameter DAS. Hasil Simulasi debit
aliran dengan menggunakan metode Mock yang akan digunakan dalam
input ribasim diberikan sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel
2.17.

Tabel 2.17 Ketersediaan air tiap WD pada WS Barito


Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan
NO Nama WD Air Qrerata Air Q80 Air Q95
(m3/det) (m3/det) (m3/det)
1 Alalak 35,733 12,774 7,546
2 Alar 7,528 2,691 1,590
3 Ayuh 12,508 4,471 2,642
4 Barito Ajar 0,538 0,192 0,114
5 Barito Ayuh 1,121 0,401 0,237
6 Barito Hilir 0,116 0,041 0,024
7 Barito Hulu 1,989 0,711 0,420
8 Barito Karau 97,437 34,830 20,580
9 Barito Lemu 3,982 1,423 0,841
10 Barito Negara 9,677 3,460 2,044
11 Barito Pamelu 0,746 0,267 0,158
12 Barito Tabai 1,372 0,491 0,290
13 Barito Tapanuh 109,197 39,036 23,060
14 Barito Tengah 5,565 1,989 1,175
15 Batangalai 398,489 142,450 84,155
16 Berioi 0,331 0,118 0,070
17 Bumban Kanan 31,370 11,214 6,626
18 Bumban Kiri 3,160 1,130 0,667
19 Djulai 0,953 0,341 0,201
20 Halung 2,817 1,007 0,595
21 Karau 159,083 56,866 33,599
22 Lahei 19,684 7,037 4,157
23 Laung Hulu 3,032 1,084 0,640
24 Laung Tengah 41,399 14,798 8,744
25 Lemu 57,056 20,397 12,049
26 Mangkook 7,370 2,635 1,556
27 Martapura 3,686 1,318 0,779
28 Napu Muning 0,933 0,333 0,197
29 Negara Batangalai 3,321 1,187 0,701
30 Negara Hilir 23,955 8,564 5,059
31 Negara Hulu 1,739 0,622 0,367
32 Negara Tengah 0,866 0,310 0,183

92
Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan
NO Nama WD Air Qrerata Air Q80 Air Q95
(m3/det) (m3/det) (m3/det)
33 Riam Kanan 8,996 3,216 1,900
34 Riam Kiwa 2,089 0,747 0,441
35 Riam Kiwa Hilir 6,969 2,491 1,472
36 Tabai 6,969 2,491 1,472
37 Tabalong Kanan 1,017 0,364 0,215
38 Tabalong Kiri Atas 3,754 1,342 0,793
39 Tabalong Kiri Bawah 6,763 2,418 1,428
40 Tapin Amandit 0,742 0,265 0,157
41 Temparak 1,043 0,373 0,220
42 Teweh 31,111 11,121 6,570
43 Tuhup 2,731 0,976 0,577
44 Tutul 115,022 41,117 24,290
45 Barito Napu 13,654 4,881 2,884
46 Barito 3,717 1,329 0,785
47 Terusan 3,238 1,157 0,684
48 Kapuas Murui 7,826 2,797 1,653
49 Kapuas Lahung 5,969 2,134 1,260
50 Kuantan 36,568 13,071 7,723
51 Barito Kapuas 27,230 9,735 5,750
52 Barito Muning 4,603 1,645 0,972
53 Kapuas Kuantan 1,319 0,471 0,279
54 Kapuas Tengah 6,778 2,423 1,431
55 Hiang 7,174 2,565 1,514
56 Kapuas Lupak 0,801 0,286 0,169
57 Mentangaik 5,220 1,866 1,102
58 Kapuas Mentangaik 45,609 16,304 9,633
59 Lahung 26,365 9,424 5,568
60 Kapuas Hulu 28,120 10,053 5,939
61 Murui 6,930 2,477 1,464
62 Mangkutup 27,911 9,977 5,895
63 Kapuas Hilang 0,165 0,059 0,035
64 Maluka 6,823 2,439 1,441
65 Tabonio 6,095 2,179 1,287
Total 1.506,075 538,378 318,072
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Dari data debit diatas juga dapat dilihat distribusi debit bulanan seperti
yang terlihat pada Gambar 2.27.

93
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.27 Distribusi Debit Aliran Bulanan di WS Barito

Limpasan permukaan pada anak-anak sungai DAS Barito sangat


bervariasi. Debit maksimun dan debit minimum tiap sungai di WS Barito
menunjukkan Koefisen Rezim Aliran (KRA) yang dapat dilihat pada Tabel
2.18 berikut.

Tabel 2.18 Rasio Debit Sungai-Sungai di WS Barito


Luas DAS Qmax Qmin KRA
No Stasiun Sungai Kelas
(km2) (m3/det) (m3/det) Qmax/Qmin
1 Amandit Tapin 491,00 130,71 5,14 25,43 Rendah
2 Bajuin Tabanio 184,40 38,67 2,20 17,58 Sangat
Rendah
3 Balangan Balangan 1.074,00 160,25 5,80 27,63 Rendah
4 Barabai Batang Alai 350,00 60,71 2,08 29,15 Rendah
5 Batang Alai Batang Alai 318,00 76,00 8,65 8,78 Sangat
(Barito) Rendah
6 Lampihong Balangan 1.074,00 148,00 5,39 27,47 Rendah
baru (Lampihong)
7 Negara Baru Negara (Barito) 5.597,00 286,67 10,38 27,62 Rendah
8 Pitap Negara (Barito) 278,00 47,64 3,12 15,27 Sangat
Rendah
9 Riam Kiwa Negara (Barito) 382,00 226,05 1,65 137,00 Sangat Tinggi
10 Tabalong Negara (Barito) 2.847,00 322,20 4,15 77,67 Sedang
11 Tapin Negara (Barito) 382,00 59,99 0,71 84,67 Tinggi
12 Tabanio Tabanio 184,40 79,88 1,88 42,38 Rendah
13 Maluka Maluka 924,57 401,78 3,28 122,49 Sangat Tinggi
Keterangan: Kriteria Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.61/Menhut-II/2014
Sangat Rendah : KRA ≤ 20
Rendah : 20 < KRA ≤ 50
Sedang : 50 < KRA ≤ 80
Tinggi : 80 < KRA ≤ 110
Sangat Tinggi : KRA >110
Sumber: Hasil Analisis Data BWS Kalimantan II, 2016

94
Berdasarkan data Rasio debit Sungai dibarito pada Tabel 2.18 dan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.61/Menhut-II/2014 tentang Monitoring dan
Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai diketahui kondisi Rezim DAS
pada WS Barito secara keseluruhan dalam kondisi Baik (atau nilai kelas KRA
rendah), namun ada beberapa sungai dengan Kelas tinggi dan sangat tinggi
(seperti Sungai Tapin, Sungai Riam Kiwa dan Sungai Maluka). Nilai KRA yang
tinggi menunjukkan bahwa kisaran nilai limpasan pada musim penghujan
(air banjir) yang terjadi besar, sedangkan pada musim kemarau aliran air
yang terjadi sangat kecil atau menunjukkan kekeringan. Secara tidak
langsung kondisi ini menunjukkan bahwa daya resap lahan di DAS kurang
mampu menahan dan menyimpan air hujan yang jatuh dan air limpasannya
banyak yang terus masuk kesungai dan terbuang ke laut sehingga
ketersediaan air di DAS saat musim kemarau sedikit.

C. Air Tanah
Potensi Air Bawah Tanah di WS Barito diperkirakan cukup melimpah,
namun potensi ini harus dikelola secara baik dan bertanggung jawab.
Penggunaan Air Bawah Tanah di WS Barito mulai berkembang seiring
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dan
sehat dan semakin menurunnya kualitas air permukaan. Penggunaan Air
Bawah Tanah umumnya dipakai untuk keperluan rumah tangga, hotel-
hotel, perkantoran, rumah-rumah makan, usaha air isi ulang, industri air
mineral, serta untuk keperluan industri-industri lainnya. WS Barito
memiliki Potensi Air yang berada di dalam tanah yang berupa Cekungan
Air Tanah dengan potensi debit seperti yang terlihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2.19 Potensi CAT di WS Barito


CAT Status Luas (km2)
Palangka Raya-Banjarmasin Lintas Provinsi 95.980

Muara Lahai Lintas Provinsi 4.115

Muara Payung Lintas Provinsi 1.660


Sumber: Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 Tahun 2017

Potensi Cekungan Air Tanah (CAT) Kalimantan Tengah


1. CAT Palangka Raya – Banjarmasin
Mempunyai luas sebesar 95.980 km2, memiliki potensi air tanah bebas
sebesar 32.393 (juta m3/tahun) meliputi beberapa Kabupaten yang ada
di Kalimantan Tengah antara lain: Kabupaten Sukamara, Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin
Timur, Kabupaten Katingan, Kota Palangka Raya, sebagian wilayah
Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas,
Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur.

95
2. CAT Muara Lahai
Mempunyai luas sebesar 4.115 km2, memiliki potensi air tanah 1.697
(juta m3/tahun) meliputi Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten
Barito Utara.

Area CAT di WS Barito dapat dilihat pada Gambar 2.28.

96
Sumber: Hasil Analisis Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 Tahun
2017
Gambar 2.28 Peta Cekungan Air Tanah WS Barito

97
D. Erosi
Kondisi kemiringan lereng di WS Barito merupakan salah satu faktor yang
menentukan besar kecilnya erosi, semakin besar kemiringan akan semakin
besar juga erosi. DAS Barito mempunyai lereng datar (<15%) seluas 89,28
%, sedangkan yang berlereng 15% - 25% kurang lebih 7,72%. Gambar 2.29
menunjukkan pola sebaran erosi tahunan WS Barito. Secara umum, erosi
lahan yang bisa teramati dengan metode USLE adalah erosi lembar. Erosi
di WS Barito bukan disebabkan oleh kemiringan lereng yang datar, namun
disebabkan oleh jenis tanah aslinya sudah mengalami banyak
perkembangan sehingga mudah terbawa oleh limpasan air.
Analisis overlay GIS digunakan untuk membantu perhitungan analisis
USLE yang menunjukkan bahwa jumlah erosi tahunan total pada WS
Barito adalah 615.018,17 Ton/ Ha/ Tahun, dengan beban erosi per satuan
luas adalah 69,04 Ton/ ha/ tahun atau masuk pada klasifikasi sedang
standar Kementerian Kehutanan.
Berdasarkan data dari BWS Kalimantan II (Tahun 2014), kontribusi erosi
dan sedimentasi tersebut berasal dari beberapa Sub DAS dengan variasi
jumlah dan kelas erosinya. Jumlah sedimen yang terjadi pada masing-
masing sungainya dideskripsikan Tabel 2.20.

Tabel 2.20 Jumlah Sedimen di Beberapa Sungai Utama di WS Barito


Analisis Sedimen
No Sub DAS DAS Ton/Tahun Bahaya Erosi Soil Loss
Ton/Ha/ Tahun cm/Tahun
1 Barito Hilir Barito 79.941,576 Sangat Rendah 0,005
2 Barito Tengah Barito 37.895,633 Sangat Rendah 0,004
3 Alalak Barito 127.881,834 Sangat Rendah 0,018
4 Riam Kanan Barito 907.647,914 Sangat Rendah 0,069
5 Riam Kiwa Barito 781.385,735 Sangat Rendah 0,046
6 Tapin Barito 891.958,908 Sangat Rendah 0,070
7 Amandit Barito 541.461,448 Sangat Rendah 0,057
8 Batang Alai Barito 572.403,282 Sangat Rendah 0,052
9 Balangan Barito 1.368.435,916 Sangat Rendah 0,084
10 Tabalong Kanan Barito 919.625,171 Sangat Rendah 0,066
11 Danau Panggang Barito 38.216,403 Sangat Rendah 0,005
12 Bahalayung Barito 23.478,265 Sangat Rendah 0,006
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

Besaran erosi yang terjadi berdampak pada tingkat sedimentasi pada


sungai. Semakin tinggi tingkat erosinya maka tingkat sedimentasi juga
semakin tinggi. Hal ini dikarenakan hasil erosi dari lahan masuk ke dalam
aliran sungai yang kemudian sebagian akan terbawa arus sungai dan
sebagian terendap menjadi sedimen di dasar sungai. Material hasil erosi
yang terbawa arus sungai akan berujung pada hilir sungai dan akan
mengendap di muara sungai. Jadi tingkat erosi dilahan berpengaruh
terhadap tingkat sedimentasi di muara sungai.

98
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.29 Peta Erosi Tahunan WS Barito

Berdasarkan analisis look table, erosi besar yang terjadi pada lahan-lahan
yang bervariasi. Namun demikian, pola yang dominan adalah pada

99
kemiringan lahan > 25 %. Rekapitulasi erosi berdasarkan kemiringan
ditunjukkan pada Tabel 2.21.

Tabel 2.21 Erosi tahunan terhadap Kemiringan lereng


TBE Total Erosi
Kelas Erosi Luas (Ha) % %
(ton/ha/tahun) (Ton/Tahun)
Sangat Ringan <15 78.771,46 99,96 261.097,26 42,45
Ringan 15 – 60 26,52 0,03 78.198,78 12,71
Sedang 60 – 180 6,11 0,01 73.313,46 11,92
Berat 180 – 480 1,80 0,00 68.245,26 11,10
Sangat Berat >480 0,67 0,00 134.163,41 21,81
Total 78.806,57 100,00 615.018,17 100,00
Sumber: BWS Kalimantan II, 2017

Jumlah erosi termasuk kedalam kelas sedang, namun melihat pola total
erosi pada setiap kelas menunjukkan bahwa luas kawasan tidak selalu
berbanding dengan erosi yang dihasilkan. Pada kelas berat erosi
dihasilkan 134.163 Ton per Tahun, apabila dibandingkan luasan pada
kelas sangat ringan yang menghasilkan erosi 261.097 ton per tahun. Hal
ini menegaskan bahwa, pada kawasan yang mengalami erosi sangat berat
telah mengalami kehilangan tanah yang hampir sebanding dengan kelas
sangat ringan, dengan luas daerah yang jauh lebih sedikit. Maka
diperlukan tindakan konservasi pada setiap kawasan kelas sangat berat,
agar mengurangi laju soil loss akibat erosi.
Melihat curah hujan dari daerah penelitian sendiri yaitu berkisar antara
800-5.000 mm per tahun yang menunjukkan besarnya input enerji
erosivitas yang dihasilkan dalam setahun. Klasifikasi hujan daerah
penelitian WS Barito adalah tinggi yaitu lebih dari 5.000 per tahun, atau
> 400 mm per bulan.
Analisis pola jenis tanah dari WS Barito menunjukkan bahwa jenis tanah
didominasi oleh laterik, podsolik merah kuning, dan organosol glei humus.
Meskipun tidak sepeka jenis tanah regosol, litosol/organosol, dan renzina
namun bila pada kemiringan lahan diatas 25 % erosi tetap mudah terjadi.

E. Kualitas Air
Berdasarkan Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2007 Oleh
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi
Kalimantan Tengah Sampel air Sungai Barito yang diuji kualitas airnya
pada tahap I (Mei 2007) diambil di 20 (dua puluh) lokasi.

Berdasarkan survey dan pengumpulan data, dihasilkan bahwa DAS Barito


dan sekitarnya saat ini telah mengalami penurunan kualitas air sungai.
Hal ini ditandai dengan penurunan kelas sungai pada beberapa unsur fisik
dan kimiawi, yang secara perlahan menurun dari kelas II menjadi kelas III
dan IV. Kondisi demikian, berarti air sudah tidak layak untuk dikonsumsi,

100
kecuali dengan pengolahan khusus. Penurunan kualitas umumnya
disebabkan karena, sedimentasi yang besar, sisa hasil pertambangan, dan
limbah industri/ rumah tangga. Hasil Pengujian Kualitas Air WS Barito
dapat dilihat pada Tebel 2.22 sampai Tabel 2.23.

101
Tabel 2.22 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Barito Tahap I (Bulan Mei 2007)
Kode Sampel
No. Parameter Satuan Ambang Batas Metode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 T emperatur 0C 28,5 28,5 28,5 28,4 28,5 28,4 28,5 28,5 28,4 28,5 deviasi 3 T ermometrik
2 Ph 6,69 6,67 6,69 6,84 5,86 6,84 6,54 6,74 6,74 7,32 6--9 P otensiometrik
3 DHL µm hos/cm 23,19 23,03 25,9 25,71 26,09 25,71 27,29 26,97 26,97 61,95 Conductivitimetrik
4 T DS mg/l 43 40 45 47 41 47 44 48 48 69 1000 P otensiometrik
5 T SS mg/l 197 182 769 203 164 203 1.831 1.062 1.06 117 50 Gravimetrik
6 BODs mg/l 9,2 15,2 59,4 14,5 6,5 14,5 120,4 85.6 85,6 7 3 T itrimetri-Winkler
7 COD mg/l 16,5 24,7 120,8 30,2 11 30,2 258,1 170.2 170,2 14,3 25 T itrimetri-P ermanganat
8 DO 4,15 4,26 3,3 4,14 3,77 4,14 3,75 3.63 3,63 5,02 min 4 T itrimetri-Winkler
9 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,016 0,015 0,016 0,014 0,013 0,014 0,018 0.014 0,014 0,024 0,06 Spectrofotometrik
10 Nitrat (NO5-N) mg/l 0,188 0,301 0,161 0,298 0,147 0,298 2,721 0.111 0,112 0,085 10 Spectrofotometrik
11 Amoniak (NO5-N) mg/l 0,114 0,151 0,14 0,131 0,68 0,131 0,324 0.155 0,197 0,167 - Spectrofotometrik
12 P hospat (P O4) mg/l 0,016 0,065 0,053 0,076 0,085 0,076 0,149 0.452 0,022 0,027 0,2 Spectrofotometrik
13 Sulfat (SO4) mg/l 2,153 2,709 2,565 2,792 2,792 2,472 3,028 2.567 1,573 4,519 - Spectrofotometrik
14 Merkuri (Hg) mg/l 0,633 1,172 1,113 1,512 1,616 1,512 1,875 1.765 0,521 1,519 2 0,001 AAC
15 P hemol mg/l ttd 0,183 0,013 0,092 0,25 0,092 0,107 0.078 0,027 0,002 1 Spectrofotometrik
16 Minyak/Lemak mg/l ttn ttn ttn ttn ttn ttn ttn 2 ttn 2 0,2 Gravimetrik
Keterangan:
Ambang Batas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 mutu kelas II
ttn: tidak ternyata
ttd: tidak terdeteksi
Sumber: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2007

102
Lanjutan - Tabel 2.22 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Barito Tahap I (Bulan Mei 2007)
Kode Sampel
No. Parameter Satuan Ambang Batas Metode
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 T emperatur 0C 28,5 28,6 28,6 28,4 28,5 28,5 28,8 28,5 28,6 28,5 deviasi 3 T ermometrik
2 Ph 7,23 6,65 7,29 6,57 6,83 6,74 7,14 7,05 6,97 6,86 6--9 P otensiometrik
3 DHL µm hos/cm 49,11 20,82 99,07 23,87 22,36 21,89 227 20,7 20,004 21,22 Conductivitimetrik
4 T DS mg/l 53 40 77 50 47 45 53 50 63 50 1000 P otensiometrik
5 T SS mg/l 89 153 654 75 101 176 227 253 178 181 50 Gravimetrik
6 BODs mg/l 3,2 9,5 5,2 16,2 10,5 5,2 8,2 16,6 19,2 7,8 3 T itrimetri-Winkler
7 COD mg/l 5,77 20 8,6 27,5 19,2 8,2 14,3 37,2 45,8 14,3 25 T itrimetri-P ermanganat
8 DO 3,88 4,16 3,71 5,04 4,18 4,47 5,15 4,11 5,17 4,1 min 4 T itrimetri-Winkler
9 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,014 0,021 0,016 0,018 0,015 0,013 0,012 0,014 0,012 0,012 0,06 Spectrofotometrik
10 Nitrat (NO5-N) mg/l 0,159 0,103 0,359 0,601 1,563 ,0,242 0,19 0,578 0,203 0,337 10 Spectrofotometrik
11 Amoniak (NO5-N) mg/l 0,211 0,171 0,167 0,192 0,371 0,088 0,152 0,135 0,135 0,179 - Spectrofotometrik
12 P hospat (P O4) mg/l 0,28 0,078 0,011 0,067 0,066 0,019 0,026 0,018 0,017 0,023 0,2 Spectrofotometrik
13 Sulfat (SO4) mg/l 3,454 1,656 6,837 2,023 2,295 2,141 1,313 1,337 1,265 1,549 - Spectrofotometrik
14 Merkuri (Hg) mg/l 1,22 1,027 0,846 5,519 0,629 0,706 ttd 0,36 1,068 1,285 2 0,001 AAC
15 P hemol mg/l ttd ttd 0,026 0,06 0,094 0,008 0,082 0,086 0,093 0,135 1 Spectrofotometrik
16 Minyak/Lemak mg/l ttn ttn ttn ttn ttn ttn 5 3 2 1 0,2 Gravimetrik
Keterangan:
Ambang Batas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 mutu kelas II
ttn: tidak ternyata
ttd: tidak terdeteksi
Sumber: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2007

103
Tabel 2.23 Hasil Analisa Kualitas Air Tahun 2012
Kode Sampel
No. Parameter Satuan Ambang Batas Metode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 T emperatur 0C 30,40 30,60 31,00 30,50 31,20 30,70 34,00 32,20 33,20 24,3 deviasi 3 T ermometrik
2 Ph 7,30 7,86 7,94 6,63 7,41 7,34 7,30 6,63 6,39 6,64 6--9 P otensiometrik
3 DHL µm hos/cm 100 156 78 91 242 132 146 3720 982 34 Conductivitimetrik
4 T DS mg/l 67 104 52 60 161 88 97 2473 653 23 1000 P otensiometrik
5 T SS mg/l 270 141 66 25 20 16 89 40 126 16 50 Gravimetrik
6 BODs mg/l 2,70 10,81 18,92 6,31 3,60 5,41 3,60 9,91 11,71 14,41 3 T itrimetri-Winkler
7 COD mg/l 22,12 20,91 25,46 20,61 14,24 12,73 22,42 24,24 26,06 24,85 25 T itrimetri-P ermanganat
8 DO 6,30 7,20 6,40 4,00 7,40 6,60 6,30 7,80 4,40 6,3 min 4 T itrimetri-Winkler
9 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,003 0,077 0,825 0,070 0,021 0,115 0,22 0,02 0,01 0,01 0,06 Spectrofotometrik
10 Nitrat (NO5-N) mg/l 0,300 0,500 2000 0,300 0,700 0,600 0,80 0,50 0,40 0,80 10 Spectrofotometrik
11 Amoniak (NO5-N) mg/l 0,125 0,162 1202 0,151 0,215 0,065 0,851 0,126 0,111 0,121 - Spectrofotometrik
12 P hospat (P O4) mg/l 0,014 0,023 0,012 0,005 0,029 0,017 0,030 0,005 0,002 0,008 0,2 Spectrofotometrik
13 Sulfat (SO4) mg/l 2,17 26,65 2,80 1,10 75,36 18,87 27,97 115,37 60,80 9,48 - Spectrofotometrik
14 Merkuri (Hg) mg/l 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 2 0,001 AAC
15 P hemol mg/l <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 1 Spectrofotometrik
16 Minyak/Lemak mg/l <0,01 <0,01 0,03 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,2 Gravimetrik

Keterangan:
Melebihi ambang Batas Baku Mutu Kelas I
Sumber: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012

104
Lanjutan - Tabel 2.23 Hasil Analisa Kualitas Air Tahun 2012
Kode Sampel
No. Parameter Satuan Ambang Batas Metode
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 T emperatur 0C 29,10 27,30 34,60 28,30 29,80 25,00 31,60 28,10 30,50 29,50 deviasi 3 T ermometrik
2 Ph 7,65 6,66 6,68 8,20 4,20 6,73 7,88 6,02 6,51 6,80 6--9 P otensiometrik
3 DHL µm hos/cm 1,20 1,90 0,90 7,40 3,70 3,50 199,00 4,00 20,00 1,60 Conductivitimetrik
4 T DS mg/l <1 1 <1 3 2,00 2,00 134,00 1 13 7 1000 P otensiometrik
5 T SS mg/l 240 206 38 193 130 40 29 161 211 7 50 Gravimetrik
6 BODs mg/l 22,52 5,41 15,32 14,41 9,01 6,31 12,61 14,41 18,02 21,62 3 T itrimetri-Winkler
7 COD mg/l 28,79 25,76 26,67 26,97 26,06 26,67 18,79 26,97 23,64 28,18 25 T itrimetri-P ermanganat
8 DO 6,00 5,50 4,10 6,33 6,65 4,50 4,80 7,00 4,80 3,60 min 4 T itrimetri-Winkler
9 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,02 0,033 0,01 0,01 0,00 0,01 0,02 0,055 0,270 0,055 0,06 Spectrofotometrik
10 Nitrat (NO5-N) mg/l 0,80 1000 0,60 0,60 0,70 0,70 0,40 0,900 1300 1200 10 Spectrofotometrik
11 Amoniak (NO5-N) mg/l 0,054 0,085 0,016 0,025 0,145 0,122 0,102 0,112 0,062 1006 - Spectrofotometrik
12 P hospat (P O4) mg/l 0,047 0,022 0,333 0,013 0,009 0,011 0,005 1001 0,362 0,030 0,2 Spectrofotometrik
13 Sulfat (SO4) mg/l 7,35 8,07 10,34 7,29 9,16 8,81 2,11 5,28 4,79 6,96 - Spectrofotometrik
14 Merkuri (Hg) mg/l 0,0001 0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 2 0,001 AAC
15 P hemol mg/l <0,0001 <0,0001 <0,0001 <0,0001 0,436 1136 0,368 <0,0001 <0,0001 <0,0001 1 Spectrofotometrik
16 Minyak/Lemak mg/l 0,02 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,01 0,01 0,02 0,2 Gravimetrik

Keterangan:
Melebihi ambang Batas Baku Mutu Kelas I
Sumber: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2012

105
Pada Tahun 2012 dilakukan pengukuran kualitas air kembali dibeberapa lokasi
yang sama dengan lokasi survei Tahun 2007, titik pengamatan kualitas air diberikan
pada Tabel 2.24.

Tabel 2.24 Nama Stasiun Pengamatan Kualitas Air Tahun 2012


No. Titik Pengamatan Koordinat Provinsi
1. Sungai Tabalong S02o10.056’ E 115o23.264’ Kalimantan
Kabupaten Hulu Sungai Utara 50 M 0320698 UTM 9760325 Selatan
2. Sungai Negara S 02 25.038’
o E 115o15.380’ Kalimantan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah 50 M 0306114 UTM 9732697 Selatan
3. Sungai Kalumpang S 02 26.778’
o E 115o11.340’ Kalimantan
Desa Cantung Cati 50 M 0298635 UTM 9729466 Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
4. Sungai Riam Kanan S 03o27.408’ E 114o57.725’ Kalimantan
Kecamatan Karang Intan 50 M 0273596 UTM 9617675 Selatan
Kabupaten Banjar
5. Sungai Riam Kiwa S 03o19.782’ E 114o57.371’ Kalimantan
Desa Tanah Habang Kecamatan 50 M 0272874 UTM 9631749 Selatan
Mataraman Kabupaten Banjar
6. Sungai Tabuk (PDAM Intan Banjar) S 03o19.479’ E 114o42.642’ Kalimantan
Kabupaten Banjar 50 M 0245614 UTM 9632227 Selatan
7. Sungai Martapura (Jembatan Basirih) S 03o20.691’ E 114o34.195’ Kalimantan
Desa Basirih Kecamatan Banjar Selatan, 50 M 0229970 UTM 9629957 Selatan
Kota Banjarmasin
8. Muara Tabungan Kecamatan Tabungan S 03o26.612’ E 114o30.140’ Kalimantan
Kabupaten Barito Kuala 50 M 0222489 UTM 9619006 Selatan

9. Sungai Barito Kecamatan Aluh-Aluh S 03o27.251’ E 114o31.213’ Kalimantan


Kabupaten Banjar 50 M 0224473 UTM 9617842 Selatan
10. Sungai Barito Desa lepasan Kecamatan S 02o58.542’ E 114o46.182’ Kalimantan
Bakumpai Kabupaten Barito Kuala 50 M 0252092 UTM 9670845 Selatan
11. Sungai Barito (Jembatan Hasan Basri) S 00o57.880’ E 114o53.137’
Kalimantan
Kecamatan Muara Teweh Tengah, 50 M 0264696 UTM 9893303
Tengah
Kelurahan Lanjas, Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
12. Sungai Barito (Dermaga) S 00o57.656’ E 114o54.236’ Kalimantan
Kecamatan Teweh Tengah, Kelurahan 50 M 0266740 UTM 9893715 Tengah
Melayu (Muara Teweh), Kabupaten Barito
Utara
13. Sungai Barito S 00o36.880’ E 114o34.414’ Kalimantan
Desa Puruk Cahu Seberang/Kota 50 M 0229938 UTM 9932087 Tengah
(Puruk Cahu), Kabupaten Murung Raya
14. Sungai Barito, Puruk Cahu Hilir S 00o36.613’ E 114o35.759’ Kalimantan
Desa Muara Sumpui, Puruk Cahu, 50 M 0232426 UTM 9932521 Tengah
Kabupaten Murung Raya
15. Sungai Barito (Jembatan Merdeka S 00o39.512’ E 114o35.130’ Kalimantan
Murung Raya, Jembatan Bahitom) Desa 50 M 0231263 UTM 9927135 Tengah
Bahitom, Puruk Cahu, Kabupaten
Murung Raya
16. Sungai Barito (Hulu), Desa Mukut S 00o50.334’ E 114o54.168’

106
No. Titik Pengamatan Koordinat Provinsi
Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito 50 M 0266609 UTM 9907221 Kalimantan
Utara Tengah
17. Sungai Barito (Muara), Desa Mukut Kalimantan
Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Tengah
Utara
18. Sungai Montalat/Kandui S 01o16.012’ E 115o07.205’ Kalimantan
Desa Kandui, Kecamatan Gunung 50 M 0290828 UTM 9859890 Tengah
Timang Kabupaten Barito Utara
19. Pelabuhan Hulu (Pelabuhan Lama) S 01o42.946’ E 114o50.034’ Kalimantan
Buntok, Kabupaten Barito Selatan 50 M 0259019 UTM 9810219 Tengah
20. Baru Hilir (Buntok) S 01 43.287’
o E 114 49.847’
o Kalimantan
Kabupaten Barito Selatan 50 M 0258669 UTM 9809589 Tengah
21. Kalahien S 01 38.137’
o E 114 48.391’
o Kalimantan
Kabupaten Barito Selatan 50 M 0255958 UTM 9819077 Tengah
Sumber: Hasil Analisa Data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi
Kalimantan Tengah, Tahun 2007 dan Tahun 2012

Lokasi survey kualitas air tergambarkan seperti Gambar 2.30.

107
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017
Gambar 2.30 Peta Lokasi Pengukuran Kualitas Air

108
Tabel 2.25 Hasil Analisa Coli Uji Kualitas Air Tahun 2012
Hasil Pemeriksaan
Total Coliform Fecalcoli
No.
Kode Baku Baku
Index Index
Sampel 5x10 5x1 5x0,1 Mutu 5x10 5x1 5x0,1 Mutu
MPN/100 MPN/100
mL mL mL Kelas mL mL mL Kelas
mL mL
I I
1. 5 5 3 920 1.000 5 5 1 350 100
2. 5 5 5 > 2.400 1.000 5 4 3 280 100
3. 5 5 3 920 1.000 5 4 3 280 100
4. 5 4 4 350 1.000 5 4 2 220 100
5. 3 1 0 11 1.000 1 1 0 4 100
6. 5 3 0 79 1.000 4 1 0 17 100
7. 5 4 3 280 1.000 5 4 1 170 100
8. 5 5 4 1.600 1.000 5 3 3 180 100
9. 5 5 5 > 2.400 1.000 5 5 5 > 2.400 100
10. 5 5 4 1.600 1.000 5 3 3 180 100
11. 5 5 2 540 1.000 5 5 3 920 100
12. 5 5 1 350 1.000 5 4 1 170 100
13. 5 4 1 170 1.000 3 2 1 17 100
14. 5 5 3 920 1.000 5 5 3 920 100
15. 5 5 5 > 2.400 1.000 5 5 4 1.600 100
16. 5 4 1 170 1.000 2 1 0 7 100
17. 5 5 4 1.600 1.000 5 5 2 540 100
18. 5 5 5 > 2.400 1.000 5 5 5 > 2.400 100
19. 5 5 2 540 1.000 4 4 0 34 100
20. 5 5 5 > 2.400 1.000 5 5 5 > 2.400 100
Ket:
Melebihi ambang Batas Baku Mutu Kelas I
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

Baku mutu menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001


Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Kelas I). Dari pengujian diatas terdapat
beberapa lokasi yang tidak memenuhi kualitas air kelas I.

Dari data pengukuran kualitas air di WS Barito antara Tahun 2007 dan
Tahun 2012 terlihat terjadi perbedaan kualitas air justru semakin membaik.
Akan tetapi pada kenyataannya terjadi penurunan kualitas air di beberapa
lokasi. Hal tersebut dikarenakan metodologi dalam pengambilan sampel
serta pengujian yang berbeda serta pengaruh besarnya debit pada saat
pengambilan sampel.

Hal serupa juga dapat dilihat dari hasil analisis status mutu air. Penentuan
status mutu air didasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu
Air. Penentuan status mutu air menggunakan baku mutu air kelas II. Dari

109
hasil perhitungan dengan menggunakan metode STORET pada hasil
kualitas air tahun 2007 menunjukkan total skor -60 dan jika hasil ini
dimasukkan ke dalam klasifikasi mutu air berdasarkan peraturan diatas
tergolong ke dalam cemar berat. Perhitungan status mutu air pada hasil
kualitas air di WS Barito tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.26.

Tabel 2.26 Penentuan Status Mutu Air Menurut Sistem Nilai STORET Tahun
2007
Skor
Baku Skor Skor Skor
Rata-
No Parameter Satuan max min Rata-rata Mutu Max Min Total
rata
Kelas II Kelas II Kelas II Kelas II
Kelas II
1 Temperatur 0C 28,8 28,4 28,51 Deviasi 3 0 0 0 0
2 Ph 7,32 5,86 6,813 6--9 0 0 0 0
3 DHL µm 227 20,004 40,9427 0 0 0 0
hos/cm
4 TDS mg/l 77 40 50 1000 0 0 0 0
5 TSS mg/l 769 1,06 196,2977 50 -2 0 -6 -8
6 BODs mg/l 120,4 3,2 25,975 3 -4 -4 -12 -20
7 COD mg/l 258,1 5,77 52,3535 25 -4 0 -12 -16
8 DO 5,17 3,3 4,188 4 -4 0 -12 -16
9 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,024 0,012 0,01525 - 0 0 0 0
10 Nitrat (NO5-N) mg/l 2,721 0,085 0,43785 10 0 0 0 0
11 Amoniak mg/l 0,68 0,088 0,19955 - 0 0 0 0
(NO5-N)
12 Phospat (PO4) mg/l 0,452 0,011 0,0813 - 0 0 0 0
13 Sulfat (SO4) mg/l 6,837 1,265 2,552 - 0 0 0 0
14 Merkuri (Hg) mg/l 5,519 0,36 1,363053 - 0 0 0 0
15 Phemol mg/l 0,25 0,002 0,084 - 0 0 0 0
16 Minyak/Lemak mg/l 5 1 2,5 1 0 0 0 0
Total Skor -60
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Sementara itu untuk hasil perhitungan yang diterapkan pada hasil kualitas
air Tahun 2012 menunjukkan hasil total skor -36 atau jika dimasukkan ke
dalam klasifikasi mutu air termasuk ke dalam kelas cemar berat. Jika dilihat
dari total skor, maka dapat dilihat bahwa kualitas air di WS Barito di Tahun
2007 dan Tahun 2012 relatif membaik. Akan tetapi pada kenyataannya
terjadi penurunan kualitas air di beberapa lokasi. Hal tersebut dikarenakan
metodologi dalam pengambilan sampel serta pengujian yang berbeda serta
pengaruh besarnya debit pada saat pengambilan sampel. Perhitungan mutu
air Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.27 berikut ini.

Tabel 2.27 Penentuan Status Mutu Air Menurut Sistem Nilai STORET Tahun
2012
Baku Skor Skor Skor Skor
No Parameter Satuan max min Rata-rata Mutu Max Min Rata-rata Total
Kelas II Kelas II Kelas II Kelas II Kelas II
1 Temperatur 0C 34,6 24,3 30,095 Deviasi 3 0 0 0 0
2 Ph 8,2 4,2 6,9385 6--9 0 0 0 0
3 DHL µm 3720 0,9 296,21 0 0 0 0
hos/cm
4 TDS mg/l 2473 1 218,9444 1000 0 0 0 0
5 TSS mg/l 270 7 103,2 50 -2 0 -6 -8

110
Baku Skor Skor Skor Skor
No Parameter Satuan max min Rata-rata Mutu Max Min Rata-rata Total
Kelas II Kelas II Kelas II Kelas II Kelas II
6 BODs mg/l 22,52 2,7 11,351 3 -4 0 -12 -16
7 COD mg/l 28,79 12,73 23,607 25 -4 0 0 -4
8 DO 7,8 3,6 5,799 4 0 -4 0 -4
9 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,825 0 0,0927 - 0 0 0 0
10 Nitrat (NO5-N) mg/l 2 0,3 0,755 10 0 0 0 0
11 Amoniak mg/l 1,202 0,016 0,2429 - 0 0 0 0
(NO5-N)
12 Phospat (PO4) mg/l 1,001 0,002 0,0989 - -4 0 0 -4
13 Sulfat (SO4) mg/l 115,37 1,1 20,5365 - 0 0 0 0
14 Merkuri (Hg) mg/l 0,0001 0,0001 0,0001 - 0 0 0 0
15 Phemol mg/l 1,136 0,368 0,646667 - 0 0 0 0
16 Minyak/Lemak mg/l 0,03 0,01 0,018 1 0 0 0 0
Total Skor -36
Sumber: Hasil Analisis, 2017

F. Insfrastruktur Sumber Daya Air


Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau
buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
Sementara itu pendayagunaan sumber daya air adalah upaya
penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan
pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan
berdaya guna (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 6/PRT/M/2015). Air merupakan salah satu elemen penting yang
dibutuhkan oleh manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Maka
dari itu keberadaan sumber daya air perlu dijaga dan dilestarikan untuk
menjaga kelangsungan kehidupan manusia.
Salah satu cara untuk menjaga kelestarian air dan sumber daya air yaitu
dengan mendirikan bangunan pengairan atau prasarana sumber daya air.
Prasarana sumber daya air itu sendiri merupakan bangunan air beserta
bangunan lain yang menunjang kegiatan pengelolaan sumber daya air baik
langsung maupun tidak langsung. Keberadaan prasarana sumber daya air
sangat penting untuk menjaga dan mendayagunakan sumber daya air
yang ada. Prasarana atau aset pendayagunaan sumber daya air antara lain
prasarana air minum, bendung, bendungan, embung, dan DI. Mengingat
pentingnya keberadaan aset pendayagunaan sumber daya air ini maka
diperlukan suatu operasi dan pemeliharaan untuk menjaga eksistensi dari
aset tersebut. Cara yang dapat dilakukan untuk menjaga aset
pendayagunaan sumber daya air antara lain dengan operasi prasarana
sumber daya air yang terdiri atas kegiatan pengaturan dan pengalokasian
air dan sumber air serta dengan cara pemeliharaan prasarana sumber daya
air yang terdiri atas kegiatan pencegahan kerusakan dan penurunan fungsi
prasarana serta perbaikan kerusakan prasarana sumber daya air.
Kondisi aset pendayagunaan sumber daya air di WS Barito dapat dilihat
dari lokasi prasarana sumber daya air baik prasarana air minum, bendung,
bendungan, maupun DI.

111
1. Irigasi
DI di WS Barito berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 memliki total luas 176.576 ha.
Secara lebih jelas, DI di WS Sungai Barito dapat dilihat pada Tabel 2.38.

Tabel 2.28 Data Daerah Irigasi di WS Barito

Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
KEWENANGAN PUSAT
A LINTAS KABUPATEN/KOTA
I PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1 DI Riam Kanan 6.000
B UTUH KABUPATEN/KOTA
I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a Kabupaten Barito Timur
DI Karau 3.794
II PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
a Kabupaten Balangan
1 DI Pitap 4.000
b Kabupaten HULU SUNGAI SELATAN
1 DI Amandit 5.472
2 DI Telaga Langsat 3.018
c Kabupaten HULU SUNGAI TENGAH
DI Batang Alai 5.692
d Kabupaten TAPIN
1 DI Tapin 5.472
Total 33.448
KEWENANANGAN PROVINSI
A UTUH KABUPATEN/KOTA
I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a Kabupaten Barito Timur
1 DI Tampa 2.000
II PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
a Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1 DI Haruyan Dayak 1.859
2 DI Intangan 1.611
3 DI Kahakan 1.077
4 DI Mangunang 1.165
b Kabupaten Tapin
1 DI Binuang 1.408
2 DI Belanti 1.050
c Kabupaten Barito Kuala
1 DI Tamba Jaya 1.500
2 DI Karya Makmur 1.178
3 DI Ulu Benteng 1.362
4 DI Sei Gampa Asahi 1.750
5 DI Sei Bamban 1.100
6 DI Palingkau 1.300

112
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
7 DI Sawahan 1.297
8 DI Sei Tunjang 1.233
9 DI Sei Rasau 1.254
10 DI Sei Kambat 1.201
11 DI Sei Raya 1.660
12 DI Badandan 1.494
13 DI Karya Tani 1.490
14 DI Karya Baru 1.011
15 DI Sei Telan Besar 1.234
Total 30.234
KEWENANGAN KABUPATEN
I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a. Kabupaten Barito Selatan
1 DI Majundre 365
2 DI Mabuan 421
3 DI Lembeng 381
4 DI Reong 300
5 DI Merawan Lama 390
6 DI Terusan 350
7 DI Talio 520
8 DI Teluk Betung 350
9 DI Teluk Timbau 700
10 DI Rangga Liung 400
11 DI Uwang 400
b. Kabupaten Barito Timur
1 DI Baruh Rintis (Matabu) 869
2 DI Takuam 500
3 DI Bagok 100
4 DI Dorong 200
5 DI Maduso 100
6 DI Pangkan 200
7 DI Natampin 291
c. Kabupaten Barito Utara
1 DI Majangkan 100
2 DI Malungai 100
3 DI Montallat 408
4 DI Trinsing 388
5 DI Walur 100
6 DI Bawang 500
7 DI Tandrehean 500
8 DI Rarawa 150
9 DI Baliti 100
10 DI Ketapang 125
11 DI Payang Ara 50
12 DI Mantiong 100
13 DI Inu 500
14 DI Jamut 680

113
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
d. Kabupaten Murung Raya
1 DI Dikin 850
e. Kabupaten Kapuas
1 DI Kumai Kondang II 100
2 DI Riam Gohong Rawai 710
3 DI Sekata Tewah 440
4 DI Sekata Juri 400
5 DI Hurung Bunut 560
6 DI Goha 100
7 DI Kumai Kondang II 100
f. Kabupaten Barito Tengah
1 DI Talohen 988

I PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


a. Kabupaten Balangan
1 DI Batu Mandi 360
2 DI Lok Batu 581
3 DI Paran 188
4 DI Suapin 400
5 DI Tundakan 295
6 DI Paringin 980
7 DI Badalungga dan Sikuntan 411
8 DI Putat Basiun 995
9 DI Kandang Jaya 129
10 DI Batu Merah 158
11 DI Jungkai 122
12 DI Mantimin 272
13 DI Lingsir 85
14 DI Kali Maraup 300
15 DI Telaga Purun 85
16 DI Pinuan 100
17 DI Mayanau 70
18 DI Marias 850
19 DI Belahing 752
20 DI Baruh Panyambaran 616
21 DI Air Minumam II 40
22 DI Air Minuman I 160
23 DI Air Panang 40
24 DI Ataran Caban 40
25 DI Belambangan 250
26 DI Boli 150
27 DI Fana 85
28 DI Fayo 30
29 DI Gui-Gui 25
30 DI Gunung Kuripan 150
31 DI Gunung Liwat 175
32 DI Huwo 50

114
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
33 DI Kisiran 40
34 DI Lahusa 250
35 DI Manavia 20
36 DI Pangandonan 40
37 DI Saraina 150
38 DI Saraina II 102
39 DI Tanjungan 176
40 DI Tetemawo 150
41 DI Tetezeu / Owalo 30
b. Kabupaten Banjar
1 DI Sungkai 90
2 DI Mandiangin 104
3 DI Lihung 75
4 DI Sei Tabuk 328
c. Kabupaten Hulu Sungai Selatan
1 DI Tayub 200
2 DI Kuangan 234
3 DI Pamujaan 350
4 DI Ta'al 572
5 DI Hawatu 188
6 DI Jarau 294
7 DI Nunungin 165
8 DI Tanah Bangkang 125
9 DI Aliyaman 60
10 DI Andi 75
11 DI Angkinang Selatan 100
12 DI Angkinang (Kupang II ) 40
13 DI Angkinang Selatan (Kupang I) 100
14 DI Asam 75
15 DI Awang 100
16 DI Awang Bakarung 75
17 DI Bacagat Baru 250
18 DI Balai Amas 80
19 DI Baling 1 75
20 DI Baling 2 50
21 DI Bamban Utara I 50
22 DI Bamban Utara II 50
23 DI Bamban Utara III 50
24 DI Baruh Jati 150
25 DI Bata 100
26 DI Batang Kulur Kanan 50
27 DI Batangkulur Kiri 75
28 DI Batu Bahatap 40
29 DI Belahan Gadur 45
30 DI Beton Haji Diris 50
31 DI Beton Hamzah 80
32 DI Beton Mangunang 50

115
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
33 DI Beton Sungai Paring Dalam ( Ulin II ) 50
34 DI Beton Tebing Tinggi 170
35 DI Binturung 40
36 DI Buluh Padang 70
37 DI Bumi Berkat 200
38 DI Bumi Pihaung 50
39 DI Bunga Balai 75
40 DI Buntu Danau 150
41 DI Desa Baru 100
42 DI Durari I 85
43 DI Durari II 50
44 DI Emapang Bangkal Sei. Raya 100
45 DI Gambah Dalam 1 150
46 DI Gambah Dalam 2 100
47 DI Gemorong 60
48 DI H. Mahlan 50
49 DI Halaban 50
50 DI Hantarukung 95
51 DI Hariti I 75
52 DI Hariti II 65
53 DI Hariti III 40
54 DI Hilir Mesjid 75
55 DI Ida Manggala 135
56 DI Jabar 50
57 DI Jambangan 1 170
58 DI Jambangan 2 100
59 DI Jarau 2 75
60 DI jembatan Merah 150
61 DI Kacipak 75
62 DI Kamat 60
63 DI Kapuh Padang 80
64 DI Karang Jawa 100
65 DI Karang Paci 57
66 DI Kayu Abang 200
67 DI Kembang Besar 100
68 DI Keramat Raya 75
69 DI Kupang 35
70 DI Kurih 100
71 DI Libak I 100
72 DI Libak II 100
73 DI Linau 1 75
74 DI Linau 2 100
75 DI Linau 3 150
76 DI Longawang/Pengguruh 165
77 DI Lorong Tentara 146
78 DI Luaw 75
79 DI Madang 1 75

116
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
80 DI Madang 2 50
81 DI Madang 3 50
82 DI Martajiwa 70
83 DI Masimpan 160
84 DI Pacakan 150
85 DI Padang Batung 1 50
86 DI Padang Batung 2 100
87 DI Padang Taal 60
88 DI Pahampangan Luar 50
89 DI Pakuan Pematang 45
90 DI Pakuan Timur I 60
91 DI Pakuan Timur II 50
92 DI Pakuan Timur III 75
93 DI Palimbuaian I 100
94 DI Pamujaan II 30
95 DI Pancur Ambutun 40
96 DI Pandulangan I 110
97 DI Pandulangan II 75
98 DI Pandulangan/ A'an 75
99 DI Panggang Hijau 175
100 DI Panintingan 85
101 DI Pantai Ulin 1 50
102 DI Pantai Ulin III 50
103 DI Papancan 80
104 DI Paring Agung 80
105 DI Paring Agung 60
106 DI Pejampang Bahagia 60
107 DI Pompa Jambu Hilir 40
108 DI Pulalian 75
109 DI Putat 45
110 DI Ribut 60
111 DI Samad 40
112 DI Sarang Halang Hulu III 50
113 DI Sarang Halang Padang I 150
114 DI Sarang Halang Padang II 100
115 DI Sarang Nyamuk 100
116 DI Sarangan/ Awang Bangkal 60
117 DI Sarungga 75
118 DI Taniti 150
119 DI Tanjungan 90
120 DI Tawia 150
121 DI Umihan 70
122 DI Wakasih 100
123 DI Wasah Hilir 75
124 DI Wasah Tengah 200
125 DI Andi Sei Kecil 250
126 DI Beton Sei. Baling 40

117
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
127 DI Sei Hanyar 80
128 DI Sei Jumat 75
129 DI Sei Karangan 85
130 DI Sei Luang 75
131 DI Sei Padang 115
132 DI Sei Papancan 1 100
133 DI Sei Papancan 2 50
134 DI Sei Papancan 3 75
135 DI Sei Tirik Balanti 60
136 DI Sei. Kali I 200
137 DI Sei. Kalim II 85
138 DI Sei. Katalan 50
139 DI Sei. Tinggiran 150
140 DI Sungai Baruh Nasir 100
141 DI Sungai Kapol 50
142 DI Sungai Kecil 75
143 DI Sungai Lintingan 1 75
144 DI Telaga Pacat 60
145 DI Telaga Sili-Sili 1 100
146 DI Telaga Sili-Sili 2 100
d. Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1 DI Baruh Hawang 371
2 DI Talang 419
3 DI Tamiyang 330
4 DI Tapuk 192
5 DI Abung 25
6 DI Abung Surapti 200
7 DI Abung Wijaya 100
8 DI Air Panas 75
9 DI Alat 75
10 DI Awang Besar/ Binjai 20
11 DI Awang Pandawan 55
12 DI Bakung 270
13 DI Bangkal 80
14 DI Banua Hanyar 90
15 DI Batu Harang 100
16 DI Binjai 275
17 DI Damanhuri 200
18 DI Durian Bungkuk 225
19 DI Guha Timur 75
20 DI Hapingin/ Sei Laspak 20
21 DI Haur Tutul 35
22 DI Himbaya 40
23 DI Jamil 150
24 DI Kambat Utara 100
25 DI Kampung Baru 125
26 DI Kayu Bangun 30

118
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
27 DI Kayu Bawang 40
28 DI Landung 90
29 DI Limpasu 115
30 DI Lok Nyiur 150
31 DI Mahela 120
32 DI Mampanah 75
33 DI Manjurung 30
34 DI Mantalang 100
35 DI Masiraan 200
36 DI Pahalatan 600
37 DI Palas 25
38 DI Pamangkih 175
39 DI Pauh 95
40 DI Pauh Karatungan 95
41 DI Pauh/ Sei Tabuk 115
42 DI Paya Sei Paiwakan 84
43 DI Pelas/ pelajau 100
44 DI Pembantanan 140
45 DI Pengambau Hilir Dalam 125
46 DI Pengambau Hilir Luar 150
47 DI Pinandam 80
48 DI Pumpung 40
49 DI Pundak 150
50 DI Putat 60
51 DI Rambung 30
52 DI Ranggas 167
53 DI Rantanan 125
54 DI Rantauan 200
55 DI Sarintan 75
56 DI Sei Awang Pandawan 85
57 DI Sei Awang Panjang 70
58 DI Sei Balabau 20
59 DI Sei Banta 62
60 DI Sei Baru 120
61 DI Sei Baru/ Sei Kamir 100
62 DI Sei Batu Harang 23
63 DI Sei Besar 75
64 DI Sei Bikat 30
65 DI Sei Bundung Raya 65
66 DI Sei Bungur 35
67 DI Sei Datu dan Mundar 50
68 DI Sei Jarau 25
69 DI Sei Juwita 35
70 DI Sei Kadudung 65
71 DI Sei Keladi 85
72 DI Sei Kiwa 63
73 DI Sei Kuli 300

119
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
74 DI Sei Limau 30
75 DI Sei Mampanah 100
76 DI Sei Muara Tanang 70
77 DI Sei Mundar 40
78 DI Sei Pabuan 99
79 DI Sei Pandanu/ Pudak 149
80 DI Sei Panggandungan 17
81 DI Sei Panggulan 35
82 DI Sei Pantai 37
83 DI Sei Pihaung 35
84 DI Sei Ranggas 165
85 DI Sei Sarintan 20
86 DI Sei Tabat Padang 50
87 DI Sei Tabu Darat 30
88 DI Sei Tarap 160
89 DI Sei Tuhuran 73
90 DI Sei Tukmapit 23
91 DI Sei Warik 40
92 DI Senapati I 130
93 DI Senapati II 125
94 DI Setiap 30
95 DI Suka Maju 240
96 DI Sungai Lu'ung 45
97 DI Sungai Muarak 175
98 DI Tabu Darat Hilir 175
99 DI Tabu Darat Tengah 175
100 DI Tabu Darat Tengah 175
101 DI Tamiyang Pauh 150
102 DI Tanah Habang 70
103 DI Tandui Baru 150
104 DI Tanjung Hantakan 95
105 DI Tapau 100
106 DI Walatung 150
107 DI Waringin 150
108 DI Sei Asam 450
109 DI Sei Awang Tengah 40
110 DI Sei Bangun 100
111 DI Sei Batung 30
112 DI Sei Kamunyang 30
113 DI Sei Mabuhi 40
114 DI Sei Mabuun 145
115 DI Sei Mambanin 38
116 DI Sei Maringgit 100
117 DI Sei Paiwakan 150
118 DI Sei Paiwakan 120
119 DI Sei Pidis 45
120 DI sei Telang 300

120
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
e. Kabupaten Tabalong
1 DI Bilas 250
2 DI Gumba 369
3 DI Hayup 80
4 DI Jaro Atas 816
5 DI Jaro Bawah 200
6 DI Kadaman 100
7 DI Kambitin II 240
8 DI Liang Tapah 152
9 DI Lumbang 600
10 DI Mamas 450
11 DI Salikung 100
12 DI Tamiyang 300
13 DI Luk Batu 80
14 DI Namun 60
15 DI Muang 295
16 DI Pasar Batu 10
17 DI Kampung Baru 30
18 DI Uwie 25
19 DI Marindi 320
20 DI Baruh Balang 70
21 DI Mambanin 30
22 DI Nawin 100
23 DI Halong 100
24 DI Kupang Nunding 100
25 DI Bongkang 50
26 DI Mahe Pasar 200
27 DI Saradang 100
28 DI Baruh Kumpai 400
29 DI Sei Pimping 50
30 DI Puain Kiwa 75
31 DI Gambah 100
32 DI Pulau Ku'u 600
33 DI Mangkusip 100
34 DI Walangkir 100
35 DI Keong 400
36 DI Masingai Luar 100
37 DI Masingai II 150
f. Kabupaten Tanah Laut
1 DI Alur Trans 350
2 DI Batilai 400
3 DI Benua Lawas 150
4 DI Damit / Batalang 250
5 DI Kandangan Baru 60
6 DI Kunyit 52
7 DI Langsat Besar 262
8 DI Lok Limau 265

121
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
9 DI Mandila 176
10 DI Martadah 65
11 DI Mekar Sari 325
12 DI Pandan Sari 239
13 DI Panggung 600
14 DI Panggung Baru I 100
15 DI Panggung Baru II 96
16 DI Sebamban baru 560
17 DI Sei Biawak Karang Rejo 250
18 DI Sei Riam 122
19 DI Sukaramah 160
20 DI Sum Sum 176
21 DI Sumber Jaya 45
22 DI Sungai Cuka 2 Desa 178
23 DI Tajau Pecah 100
24 DI Waduk Takisung I 470
25 DI Waduk Takisung II 150
26 DI Telaga II 50
27 DI Gunung Melati 150
28 DI Sumber Mulya 50
29 DI Sungai Bakar 50
30 DI Telaga I 50
31 DI Trans. Angkatan Laut 20
32 DI Benua Lawas II 100
33 DI Kait-kait Baru 250
34 DI Kait-kait Lama 250
35 DI Kandangan Lama I 75
36 DI Kandangan Lama II 50
37 DI Kandangan Lama III 325
38 DI Kuringkit 250
39 DI Maluka Baulin 350
40 DI Pantai Linuh 100
41 DI Salaman 390
42 DI Sei Pihaung I 100
43 DI Sei Pihaung II 20
44 DI Srikandi 150
45 DI Sukaramah II 100
46 DI Sukaramah III 100
47 DI Sungai Beji 150
48 DI Sungai Paku 125
49 DI Telaga III 100
50 DI Ujung Batu 100
g. Kabupaten Tapin
1 DI Rampanang 146
2 DI Nupadang 253
3 DI Lokpaikat 98
4 DI Tatakan 750

122
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
5 DI Pampain 79
6 DI Pulau Pinang 270
h. Kabupaten Banjarbaru
1 DI Gt Payung 600
2 DI Gt. Manggis 800
3 DI Palam 500
4 DI Peramuan 500
5 DI Sei Lurus 300
6 DI Landasan Ulin Barat 900
7 DI Sido Rukun 500
8 DI Tambak Buluh 500
9 DI Syamsudin Noor 600
10 DI Berlina 400
11 DI Bangkal 400
i. Kabupaten Barito Kuala
1 DI Andaman II 400
2 DI Anjir Muara Lama 225
3 DI Anjir Pasar Kota II 215
4 DI Anjir Pasar Lama 310
5 DI Anjir Serapat Baru 300
6 DI Anjir Serapat Muara 200
7 DI Antar Baru 300
8 DI Antar Jaya 450
9 DI Antar Raya 380
10 DI Antasan Segera 320
11 DI As Besar II 415
12 DI As Pasar I 330
13 DI Bagagap 353
14 DI Bahalayung 550
15 DI Bahandang 239
16 DI Balukung 400
17 DI Bandar Karya 136
18 DI Bangkir Baru 134
19 DI Banitan 680
20 DI Bantuil 645
21 DI Banua Hanyar 530
22 DI Barambai Muara 220
23 DI Barunai Baru 175
24 DI Batik 660
25 DI Belandean 160
26 DI Beringin 175
27 DI Cahaya Baru 350
28 DI Desa Bagus 452
29 DI Desa Baliuk 202
30 DI Handil Barabai 490
31 DI Hilir Mesjid 190
32 DI Indah Sari 98

123
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
33 DI Jelapat Baru 414
34 DI Karya Baru 575
35 DI Karya Indah 483
36 DI Karya Jadi 476
37 DI Kelurahan Lepasan 690
38 DI Marabahan Baru 120
39 DI Marabahan Kota 294
40 DI Muara Pulau 523
41 DI Murung Raya 430
42 DI Panca Karya 285
43 DI Pandan Sari 220
44 DI Pantai Hambawang 225
45 DI Pantang Baru 455
46 DI Pantang Raya 500
47 DI Patih Muhur Lama 290
48 DI Pendalaman 490
49 DI Pendalaman Baru 480
50 DI Pindahan Baru 550
51 DI Rantau Bamban 542
52 DI Roham Raya 500
53 DI Sampurna 312
54 DI Sei Gampa 650
55 DI Sei Habaya 580
56 DI Sei Jingah Besar 571
57 DI Sei Kali 375
58 DI Sei Lirik 320
59 DI Sei Lumbah 173
60 DI Sei Pantai 510
61 DI Sei Pitung 150
62 DI Sei Sahurai 600
63 DI Sei Telan Kecil 365
64 DI Sei Telan Muara 578
65 DI Sei Teras Dalam 605
66 DI Sei Teras Luar 528
67 DI Semangat Bakti 106
68 DI Semangat Dalam 125
69 DI Semangat Karya 200
70 DI Sepakat Bersama 325
71 DI Sepakat Bersama Kota Tengah 150
72 DI Simpang Arja 430
73 DI Simpang Nungki 410
74 DI Suka Ramai 300
75 DI Sungai Punggu Baru 155
76 DI Sungai Punggu Lama 180
77 DI Tabunganen Kecil 134
78 DI Tabunganen Muara 610
79 DI Tamban Bangun 157

124
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi (ha)
80 DI Tamban Raya 190
81 DI Tanjung Harapan 250
82 DI Tatah Mesjid 175
83 DI Teluk Tamba 230
84 DI Tinggiran Baru 274
85 DI Tabukan Raya 20
j. Kabupaten Hulu Sungai Utara
1 DI Baru 150
2 DI Bejawit 350
3 DI Beringin 246
4 DI Bitin 177
5 DI Danau Panggang 102
6 DI Darussalam 69
7 DI Karias Dalam 150
8 DI Kayakah 400
9 DI Lokong 280
10 DI Manarap 186
11 DI Manarap Hulu 160
12 DI Mawar Sari 275
13 DI Muara Kupang 150
14 DI Muara Tapus 89
15 DI Padang Dungkal 129
16 DI Pajukungan Hilir 106
17 DI Pajukungan Hulu 140
18 DI Palukahan 118
19 DI Panawakan 115
20 DI Pandaman 88
21 DI Pararan 95
22 DI Pawalutan 250
23 DI Pihaung 201
24 DI Pinang Kara 250
25 DI Pulantani 152
26 DI Pulau Damar 125
27 DI Sei Dalam 120
28 DI Sei Mamang 175
29 DI Sei Nyiur 180
30 DI Sei Panangah 125
31 DI Sei Papuyuan 75
32 DI Sei Parupukan 80
33 DI Tambak Sari Panji 360
34 DI Teluk Limbung 175
35 DI Teluk Mesjid 150
Total 112.894
Luas DI Total 176.576
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2015

125
Selain DI, WS Barito juga memiliki lahan produksi padi berupa DIR
yang tersebar di area rawa WS Barito, berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015
diketahui luas DIR di WS Barito dapat dilihat pada Tabel 2.29.

Tabel 2.29 Data Daerah Irigasi Rawa di WS Barito


Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
KEWENANGAN PUSAT
A LINTAS KABUPATEN/KOTA
I PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
a Kabupaten Banjar
1 DIR Belanti 3.267

B UTUH KABUPATEN/KOTA
I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a Kabupaten Kapuas
1 DIR Anjir Serapat II 8.620
2 DIR Basarang 12.410
3 DIR Dahadup 14.000
4 DIR Lupak Dalam 9.022
5 DIR Mandomai 17.975
6 DIR Palingkau SP1, SP2 dan SP3 8.346
7 DIR Sei Tatas 6.052
8 DIR Tamban Luar 5.850
9 DIR Unit Sakalangon 7.825
10 DIR Unit Terusan Tengah 4.104

II PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


a Kabupaten Banjar
1 DIR Alalak Padang 4.400
b Kabupaten Hulu Sungai Selatan
1 DIR Rawa Negara 5.200
c Kabupaten Hulu Sungai Utara
1 DIR Polder Alabio 6.000
d Kabupaten Tapin
1 DIR Rawa Muning 8.000
2 DIR Rawa Belanti 2.985
d Kabupaten Barito Kuala
1 DIR Anjir Serapat 6.700
2 DIR Anjir Tamban 7.700
3 DIR Barambai 3.850
4 DIR Belawang 4.800
5 DIR Handil Bakti 6.900
6 DIR Jejangkit I 3.450
7 DIR Jelapat 3.000
8 DIR Sakalagun 3.225
9 DIR Seluang 3.300
10 DIR Tabunganen 4.700

126
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
11 DIR Talaran 35
12 DIR Tanipah 3.450.
13 DIR Terantang 30
Total 181.136

KEWENANANGAN PROVINSI
A UTUH KABUPATEN/KOTA
I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a Kabupaten Barito Timur
1 DIR Simbung Malktut 10
b Kabupaten Kapuas
1 DIR Anjir Serapat I 1.500
2 DIR Lupak Seberang 1.493
3 DIR Unit Tatas 2.706
II PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
a Kabupaten Balangan
1 DIR Matang Hanau 199
b Kabupaten Banjar
1 DIR Antasan Kyai 2.525
2 DIR Antasan Tanipah 2.250
3 DIR Polder Tambak Hanyar 1.474
4 DIR Tanggul Martapura 1.600
5 DIR Polder Liang 1.425
6 DIR Antasan Bawah Ringin 1.500
7 DIR Antasan Sutun 1.400
c Kabupaten Barito Kuala
1 DIR Balukung
2 DIR Danda Besar 1.200
3 DIR Jejangkit II 2.200
4 DIR Karya Baru 2.500
5 DIR Karya Jadi 111
6 DIR Karya Makmur 1.500
7 DIR Palingkau 1.178
8 DIR Sawahan 1.125
9 DIR Sei Bamban 1.350
10 DIR Sei Kambat 1.283
11 DIR Sei Muhur 2.500
12 DIR Sei Rasau 1.238
13 DIR Sei Raya 1.210
14 DIR Sei Tunjang 1.400
15 DIR Tamba Jaya 125
16 DIR Telan Besar 1.234
17 DIR Ulu Benteng 195
a Kabupaten Hulu Sungai Selatan
1 DIR Rawa Angkinang 1.200
3 DIR Tanggul Lunggau 1.550
4 DIR Tanggul Pangambau 1.250

127
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
5 DIR Rawa Sianggantung 10
6 DIR Sungai Kajang 800
a Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1 DIR Sumanggi Kambat 2.936
2 DIR Tanggul Jaranih 1.625
a Kabupaten Hulu Sungai Utara
1 DIR Polder Bakar 2.400
2 DIR Polder Kaludun 2.400
3 DIR Polder Pekacangan 1.831
4 DIR Polder Muara Bayur 1.750
5 DIR Rawa Pinang Habang 20
6 DIR Polder Simp. Empat 1.346
b Kabupaten Tapin
1 DIR Sel Kalang Damar 1.250
2 DIR Sel Bitahan / Udul 10
3 DIR Sel Tapin / Gedung 10
4 DIR Sel Garis Halat 10
Total 69.359

KEWENANGAN KABUPATEN
I PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a. Kabupaten Barito Selatan
1 DIR Desa Babai 450
2 DIR Desa Baru 150
3 DIR Desa Batilap 100
4 DIR Desa Bengkuang 200
5 DIR Desa Bintang Kurung 100
6 DIR Desa Damparan 700
7 DIR Desa Janggi 400
8 DIR Desa Jenamas 500
9 DIR Desa Kalahien 407
10 DIR Desa Kayumban 350
11 DIR Desa Keladan-Tailo 400
12 DIR Desa Lehai 400
13 DIR Desa Lembeng 386
14 DIR Desa Mabaras 250
15 DIR Desa Mabuan 150
16 DIR Desa Mahajandau 300
17 DIR Desa Mangkatip 510
18 DIR Desa Mangkatir 50
19 DIR Desa Marawan Lama 250
20 DIR Desa Muka Haji 200
21 DIR Desa Pararapak 500
22 DIR Desa Penda Asem 150
23 DIR Desa Rangga ilung 100
24 DIR Desa Rantau Bahuang 200
25 DIR Desa Rantau Kujang 480

128
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
26 DIR Desa Reong 130
27 DIR Desa Sanggu 150
28 DIR Desa Simpang Tiga Batampang 50
29 DIR Desa Sire 200
30 DIR Desa Tabak Kanilan 409
31 DIR Desa Tailo 450
32 DIR Desa Tampijak 200
33 DIR Desa Tanjung Jawa 329
34 DIR Desa Teluk Betung 200
35 DIR Desa Teluk Timbau 580
36 DIR Lelek 150
37 DIR Marawan Baru 80
38 DIR Palui 150
39 DIR Pendang 250
40 DIR Rubang 100
41 DIR Tarusan 200
42 DIR Teluk Telaga 300
b. Kabupaten Barito Timur
1 DIR Bambulung 200
2 DIR Baruyan 600
3 DIR Biwan 200
4 DIR Luaw Gambah 250
5 DIR Luaw Garasik 200
6 DIR Lubuk Garu 35
7 DIR Maduso 400
8 DIR Matabu 130
9 DIR Muara Plantau 1.300
10 DIR Pulau Padang 300
11 DIR Ramunia 200
12 DIR Sibung Malintut 200
13 DIR Tumpa Dayu 600
14 DIR Tuyau 300
15 DIR Wuran 70
c. Kabupaten Barito Utara
1 DIR Bintang Ninggi 100
2 DIR Buntok Baru 150
3 DIR Butong 100
4 DIR Kandui 150
5 DIR Paring Lahung 100
6 DIR Pepas 228
7 DIR Ruji 200
8 DIR Sikan 125
9 DIR Tumpung Laung 521
10 DIR Tumpung Laung I Telaga Biru 400
11 DIR Tumpung Laung II Balangiran 500
e. Kabupaten Kapuas
1 DIR Alai 472

129
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
2 DIR Aman 693
3 DIR Badandan 500
4 DIR Bahatap Besar 950
5 DIR Bakambat 895
6 DIR Bakung 826
7 DIR Banama I 700
8 DIR Bandaraya 682
9 DIR Basungkai 715
10 DIR Batang 400
11 DIR Batanjung 700
12 DIR Batas 700
13 DIR Beringin 900
14 DIR Biluhai 800
15 DIR Bunga Mawar 300
16 DIR Bunga Tanjung 276
17 DIR Burak 900
18 DIR Cemara Labat 150
19 DIR Cempaka 800
20 DIR Dadahup Raya 815
21 DIR Dandang 950
22 DIR Desa Kaladan 500
23 DIR Desa Kalumpang 250
24 DIR Desa Katunjung 500
25 DIR Pantai 150
26 DIR Tajuk Lapetan 150
27 DIR Dinan 900
28 DIR Dlm. Kota Kuala Kapuas 250
29 DIR Dusun Jaya Sari 950
30 DIR Dusun Marga Utama 400
31 DIR Dusun Sumber Sari 870
32 DIR Haji Gasi 800
33 DIR Handel I 950
34 DIR Handel VII 465
35 DIR Handil Pantunt 350
36 DIR Handiwung 200
37 DIR Haur 800
38 DIR Hiri 800
39 DIR Induk Pasar Minggu 954
40 DIR Kaderi 535
41 DIR Karang Paci 610
42 DIR Karuhei 940
43 DIR Keluarga 650
44 DIR Keramat 700
45 DIR Kolam Kanan 960
46 DIR Kota 628
47 DIR Lamui 950
48 DIR Lasar 800

130
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
49 DIR Lima 765
50 DIR Lumbah 850
51 DIR Makmur 300
52 DIR Malang I 765
53 DIR Malang II 912
54 DIR Mampai 700
55 DIR Mangadam 625
56 DIR Mantangai 150
57 DIR Manusup 175
58 DIR Masnu 650
59 DIR Manteng karya 880
60 DIR Mulus 780
61 DIR Murni 530
62 DIR Palambang 600
63 DIR Palampai 550
64 DIR Palinget Simpang 400
65 DIR Palingkau Besar 770
66 DIR Palingkau Kecil 990
67 DIR Palingkau Lam/Baru 150
68 DIR Palingkau Seberang I 500
69 DIR Palingkau Seberang II 350
70 DIR Palingkau Seberang III 400
71 DIR Palingkau Seberang IV 500
72 DIR Palingkau Seberang V 100
73 DIR Palundu 880
74 DIR Pamitai 700
75 DIR Panamas 900
76 DIR Pangkalan Sari 580
77 DIR Papuyu 750
78 DIR Pasar Minggu Seberang 960
79 DIR Primer B2 Batuah 940
80 DIR Primer B4 Maryo Utomo 800
81 DIR Primer B9 Tarung Manuah 920
82 DIR Pulau Kupang 500
83 DIR Pulau Petak 500
84 DIR Rambai Tiga 875
85 DIR Ray I Lunuk Ramba 560
86 DIR Ray III Maluen 930
87 DIR Rey I 775
88 DIR Rey 4 sd 20 Pangkln Rekan 900
89 DIR Rigei 963
90 DIR Ringgit 950
91 DIR Rohong 630
92 DIR Roko 950
93 DIR Rumpiang 600
94 DIR S. Palangka 810
95 DIR Saka Batur 907

131
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
96 DIR Saka Lindung 750
97 DIR Saluran Tanggul 680
98 DIR Sei Ladang 360
99 DIR Sei Lunuk 100
100 DIR Sei Pagan 940
101 DIR Sei Pamantan 800
102 DIR Sei Panaga 840
103 DIR Sei Panampang 840
104 DIR Sei Panaga 490
105 DIR Sei Rangas 880
106 DIR Sei Tatumbu 900
107 DIR Sei Teras 150
108 DIR Sekata 750
109 DIR Sekawan 950
110 DIR Sekunder I 663
111 DIR Sekunder II 756
112 DIR Sekunder III 839
113 DIR Semangat Jaya I 876
114 DIR Simpang Bungai 400
115 DIR Simpang Jaya 830
116 DIR Simpei 800
117 DIR Skd. Barasau 395
118 DIR Skd. Dahirang 625
119 DIR Skd. Enon 530
120 DIR Skd. Habib 360
121 DIR Skd. Hampatung 320
122 DIR Skd. Mantero B. 635
123 DIR Skd. 4 sd. 14 Kn Batuah 940
124 DIR Skd. Pangkalan Rekan 500
125 DIR SP I 738
126 DIR SP II 567
127 DIR Sungai Kayu 750
128 DIR Swarga 745
129 DIR Tajepan 950
130 DIR Tarantang 100
131 DIR Taya 750
132 DIR Tikung 900
133 DIR UPT Lamunti Dadahup 100
134 DIR UPT Palingkau 250
I PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
a. Kabupaten Balangan
1 DIR Batu Mandi 150
2 DIR Mundar 75
3 DIR Sei Hanyar 350
4 DIR Matang Hanau 200
b. Kabupaten Banjar
1 DIR Akar Bagantung 99

132
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
2 DIR Antalangu 90
3 DIR Antasan 780
4 DIR Antasan Sutun 700
5 DIR Babirik 560
6 DIR Banua Hanyar 175
7 DIR Banyu Irang 750
8 DIR Bawahan Pasar 200
9 DIR Bawahan Seberang 170
10 DIR Bunipah 559
11 DIR Guntung Papuyu 518
12 DIR Guntung Ujjung Atas 700
13 DIR Guntung Ujung 500
14 DIR Handil Bujur 780
15 DIR Handil Buluan 100
16 DIR Handil Gayam/Kampung Baru 570
17 DIR Handil Jawa 720
18 DIR Handil Purai 700
19 DIR Haur Kuning 350
20 DIR Jambu Burung 475
21 DIR Jambu Raya 350
22 DIR Jati Baru 200
23 DIR Kayu Bawang 215
24 DIR Keladan 255
25 DIR Kelampayan ilir 100
26 DIR Kuin Besar 433
27 DIR Lawahan 500
28 DIR Lok Baintan 200
29 DIR Lok Buntar 600
30 DIR Makmur 518
31 DIR Malintang 370
32 DIR Manarap Baru 415
33 DIR Mungguruh Bawah 750
34 DIR Muara Halayung 750
35 DIR Mugguraya 120
36 DIR Pasar Jati 265
37 DIR Pasar Kamis 580
38 DIR Pemakuan Laut 385
39 DIR Pembantanan 900
40 DIR Penggalaman 760
41 DIR Penjalaian Atas 930
42 DIR polder liang 900
43 DIR Polder Pasangan 400
44 DIR Rawa Kertak Hanyar 2 165
45 DIR Rumpiang 559
46 DIR Sei Asam dan Tapang 152
47 DIR Sei Bakung/ Ky. Kacang 240
48 DIR Sei Landung 400

133
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
49 DIR Sei layap Baru 140
50 DIR Sei Liakhmad 350
51 DIR Sei Lulut Madam 465
52 DIR Sei Musang 810
53 DIR Sei Pemakuan 532
54 DIR Sei Tabuk Keramat 300
55 DIR Selat Makmur 400
56 DIR Simpang Empat 960
57 DIR Simpang Warga Dalam 344
58 DIR Sungai Kitanio 175
59 DIR Sungai Kupang 500
60 DIR Sungai Lakum 100
61 DIR Tambak Sirang Baru 210
62 DIR Tambak Sirang Darat 650
63 DIR Tambak Sirang Laut 385
64 DIR Tampang Awang 400
65 DIR Tanggul Sei Dayung 200
66 DIR Tatah Bangkal 200
67 DIR Tatah Juruju 100
68 DIR Tatah Pemangkih 100
69 DIR Terapu 300
70 DIR Thaibah Raya 210
71 DIR Trace Pamajatan 450
72 DIR Sei Lulut 470
73 DIR Saluran ladung 500
74 DIR Saluran Liakhmad 500
c. Kabupaten Hulu Sungai Selatan
1 DIR Danau Bangkau 215
2 DIR Sungai Balum 535
3 DIR Sungai Taniran 300
4 DIR Tirta Bahalayung 450
d. Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1 DIR Bangkau 320
2 DIR Taras 310
e. Kabupaten Tabalong
1 DIR Ampukung 393
2 DIR Bangkiling 406
3 DIR Bangkiling Raya 265
4 DIR Banua Lawas 100
5 DIR Banua Rantau 269
6 DIR Batang Banyu 68
7 DIR Bungin 90
8 DIR Desa Hapalaj 404
9 DIR Habau 753
10 DIR Habau Hulu 555
11 DIR Halangan 150
12 DIR Hariang 157

134
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
13 DIR Jirak 57
14 DIR Luk Kulur-Tahuran 100
15 DIR Padangin 200
16 DIR Pampanan 467
17 DIR Pamatang 265
18 DIR Pintu Air Madang 370
19 DIR Pintu Air Mr. Karangan 260
20 DIR Pintu Air Pasar Minggu 70
21 DIR Pintu Air Pudak Setegal 175
22 DIR Pugaan 100
23 DIR Purai 236
24 DIR Rawa Asam Pauh 325
25 DIR Rawa Muara Harus 200
26 DIR Sei Awang Latuk 20
27 DIR Sei Manduin Babarut 250
28 DIR Sei Nanti 175
29 DIR Sei Rampang 560
30 DIR Sei Rukam I 30
31 DIR Sei Rukam II 176
32 DIR Sei Anyar 86
33 DIR Sei Binturu 135
34 DIR Sei Durian 114
35 DIR Sei Paliat 450
36 DIR Talan 472
37 DIR Tamuti 300
38 DIR Telaga Itar/Tabat Hanau 135
f. Kabupaten Tanah Laut
1 DIR Ambungan 99
2 DIR Asam-Asam 39
3 DIR Atu-Atu 50
4 DIR Awang Makmur 264
5 DIR Banua Raya 73
6 DIR Batakan 523
7 DIR Bati-Bati 97
8 DIR Bati-Bati Tanggul 134
9 DIR Bati-Bati Ujung 73
10 DIR Batilai 37
11 DIR Batu Tungku 322
12 DIR Bawah Layung 245
13 DIR Bentok Tamb. Batung 49
14 DIR Bingkulu I dan II 137
15 DIR Bumi Harapan 287
16 DIR Danau Besar 32
17 DIR Danau Udang 151
18 DIR Guntung Besar 198
19 DIR Gunung Makmur Rt. 4 Rawa 111
Gebang

135
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
20 DIR Gunung Makmur Sei Kembang 37
21 DIR Gunung Raja 107
22 DIR Handil Babirik 358
23 DIR Handil Birayang Atas 824
24 DIR Handil Birayang Bawah 605
25 DIR Handil Gayam 475
26 DIR Handil Maluka 448
27 DIR Handil Negara 490
28 DIR Handil Rantau 537
29 DIR Handil Suruk 717
30 DIR Handil Kintap 33
31 DIR Imban 24
32 DIR Kait-Kait Baru 36
33 DIR Kait-Kait Lama 61
34 DIR Kali Besar 572
35 DIR Kandangan Baru 107
36 DIR Kandangan Lama 97
37 DIR Karang Taruna 25
38 DIR Kayu Abang 99
39 DIR Kebun Raya 30
40 DIR Kintap Kecil 17
41 DIR Kintap Lama 59
42 DIR Kuala Tambangan 17
43 DIR Kudamba 33
44 DIR Kurau 147
45 DIR Kurau Utara 358
46 DIR Labuan Amas 627
47 DIR Liang Anggang 512
48 DIR Malaka Baulin 421
49 DIR Martadah 69
50 DIR Mekar Sari 15
51 DIR Pabahanan 74
52 DIR Padang Luas 612
53 DIR Pagatan Besar 117
54 DIR Pamanaran Angsau 41
55 DIR Pandahan 24
g. Kabupaten Tapin
1 DIR Lima Buah Pintu Air 400
3 DIR Sei Andhika 250
4 DIR Sei Babundung 75
5 DIR Sei Bakariwaya 50
6 DIR Sei Bakutapi 125
7 DIR Sei Balibis 100
8 DIR Sei Balimau Buruk 110
9 DIR Sei Baruh Buta 200
10 DIR Sei Baruh Jambu 75
11 DIR Sei Binjai 100

136
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
12 DIR Sei Bitahan/Udul 802
13 DIR Sei Buniha 400
14 DIR Sei Danau Kelambu 200
15 DIR Sei Danau Tandui 400
16 DIR Sei Garis 100
17 DIR Sei Garis Halat 10
18 DIR Sei Impat 250
19 DIR Sei Kabun 25
20 DIR Sei Kacang Puri 100
21 DIR Sei Kumpai 200
22 DIR Sei Kupang 150
23 DIR Sei Mahukum 400
24 DIR Sei Makudung 70
25 DIR Sei Marampiau 100
26 DIR Sei Masira 100
27 DIR Sei Matang Karangan 100
28 DIR Sei Padang Sari 170
29 DIR Sei Pinang Babaris 250
30 DIR Sei Rasau 50
31 DIR Sei Rawa Manau 375
32 DIR Sei Salai 400
33 DIR Sei Salak 250
34 DIR Sei Serawi 370
36 DIR Sei Sirang 105
37 DIR Sei Sosial 400
38 DIR Sei Suka Ramai 250
39 DIR Sei Tabukan Purun 100
40 DIR sei Tampusing 250
41 DIR Sei Tandui 150
42 DIR Sei Tapin/Gadung 705
43 DIR Sei Tengkuluk 400
44 DIR Sei Tungkit 150
45 DIR Sei Waringin 145
35 DIR Sei Sewai 375
h. Kabupaten Banjarbaru
1 DIR Golf 55
2 DIR Guntung Manggis 30
3 DIR Lukudat 15
4 DIR Palam 50
5 DIR Pengayuan 90
6 DIR Tambak Geronggong 15
i. Kabupaten Barito Kuala
1 DIR Andaman 375
2 DIR Anjir Muara Kota 191
3 DIR Anjir Muara Kota Tengah 135
4 DIR Anjir Muara Lama 183
5 DIR Anjir Pasar Kota I 199

137
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
6 DIR Anjir Pasar Kota II 300
7 DIR Anjir Pasar Lama 245
8 DIR Anjir Sebrang Pasar I 289
9 DIR Anjir Sebrang Pasar II 409
10 DIR Anjir Serapat Baru 265
11 DIR Antasan Segera 255
12 DIR Badandan 767
13 DIR Bagagap 530
14 DIR Bahalayung 325
15 DIR Balandean 135
16 DIR Bambangin 298
17 DIR Bandarkarya 150
18 DIR Bangkit Baru 98
19 DIR Banitan 730
20 DIR Bantuil 618
21 DIR Banua Anyar 242
22 DIR Barambai Muara 520
23 DIR Batik 435
24 DIR Belawang Desa Ujung 285
25 DIR Beringin 95
26 DIR Binaan Baru 293
27 DIR Cahaya Baru 267
28 DIR Danau Karya 411
29 DIR Desa Bagus 495
30 DIR Desa Baliuk 180
31 DIR Gandaraya 89
32 DIR Gandaria 211
33 DIR Handil Barabai 430
34 DIR Hilir Masjid 150
35 DIR Indah Sari 115
36 DIR Jelapat Baru 330
37 DIR Karya Baru Ujung 410
38 DIR Karya Indah 500
39 DIR Karya Tani 613
40 DIR Lepasan 425
41 DIR Lok Rawa 259
42 DIR Marabahan Baru 113
43 DIR Marabahan Kota 450
44 DIR Mekar Sari 225
45 DIR Mentaren 298
46 DIR Muara Pulau 142
47 DIR Murung Keramat 389
48 DIR Murung Raya 404
49 DIR Pandan Sari 205
50 DIR Pantai Hambawang 179
51 DIR Pantang Baru 498
52 DIR Pantang Raya 418

138
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
53 DIR Parimata 113
54 DIR Patih Muhur Lama 250
55 DIR Patih Selera 198
56 DIR Pendalaman 520
57 DIR Pendalaman Baru 480
58 DIR Pindahan Baru 385
59 DIR Ramania 211
60 DIR Rangga Surya 135
61 DIR Rantau Bamban 136
62 DIR Roham Raya 390
63 DIR Sampurna 279
64 DIR Samuda 255
65 DIR Sei Gempa 650
66 DIR Sei Jingah Besar 378
67 DIR Sei Kali 497
68 DIR Sei Lirik 391
69 DIR Sei Lumbah 150
70 DIR Sei Pantai 665
71 DIR Sei Pitung 100
72 DIR Sei Sahurai 500
73 DIR Sei Teras Dalam 112
74 DIR Sei Teras Luar 124
75 DIR Sekata Baru 325
76 DIR Semangat Bakti 90
77 DIR Semangat Dalam 115
78 DIR Semangat Karya 95
79 DIR Sepakat Bersama 285
80 DIR Simpang Arja 350
81 DIR Simpang Nungki 665
82 DIR Sukaramai 312
83 DIR Sungai Panggu Baru 135
84 DIR Sungai Panggu Lama 155
85 DIR Tabing Rimbah 415
86 DIR Tabukan Raya 27
87 DIR Tabunganen Kecil 90
88 DIR Tabunganen Pemurus 127
89 DIR Tabunganen Tengah 106
90 DIR Tamban Bangun 139
91 DIR Tamban Baru Muara 325
92 DIR Tanjung Harapan 155
93 DIR Tatah Mesjid 150
94 DIR Telan Kecil 242
95 DIR Teluk Tamba 439
96 DIR Terantang Ujung 213
97 DIR Tinggiran Darat 553
98 DIR Tinggiran Tengah 280
99 DIR Tumih 440

139
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
j Kabupaten Hulu Sungai Utara
1 DIR Air Tawar 20
2 DIR Ambahai 10
3 DIR Amuntai Selatan 15
4 DIR Babirik 200
5 DIR Bajawit 165
6 DIR Banjang 200
7 DIR Bararawa 15
8 DIR Baru 150
9 DIR Baruh Tabing 155
10 DIR Beringin 72
11 DIR Bitin 177
12 DIR Danau Panggang 102
13 DIR Darussalam 69
14 DIR Gampa Raya 10
15 DIR Garunggang 173
16 DIR Guntung 25
17 DIR Harus 25
18 DIR Haur Gading 13
19 DIR Hilir Mesjid 10
20 DIR Kalintamui 113
21 DIR Kayamahan 75
22 DIR Kandang Halang 125
23 DIR Kayakah 433
24 DIR Kebun Sari 43
25 DIR Kuangan 75
26 DIR Lok Bangkai 3
27 DIR Longkong 280
28 DIR Manarap 315
29 DIR Mawar Sari 275
30 DIR Muara baruh 150
31 DIR Murung Kupang 105
32 DIR Murung Padang 70
33 DIR Murung Panggang 105
34 DIR Murung Sari 20
35 DIR Padang Luar 100
36 DIR Padang Tanggul 23
37 DIR Pajukungan 246
38 DIR Pal Batu 18
39 DIR Palanjungan Sari 30
40 DIR Palukahan 90
41 DIR Paminggir 85
42 DIR Paminggir Seberang 5
43 DIR Panangian 75
44 DIR Panawakan 100
45 DIR Pandamaan 88
46 DIR Pandawanan 50

140
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
47 DIR Pandulangan 130
48 DIR Panyaungan 75
49 DIR Pararain 75
50 DIR Pasar Sabtu 12
51 DIR Pematang Benteng 20
52 DIR Pihaung 70
53 DIR Pimping 75
54 DIR Pinang Kara 250
55 DIR Polder Padang Gusti 471
56 DIR Pulantani 95
57 DIR Pulau Tambak 20
58 DIR Rantau Bujur 50
59 DIR Rawa Tampakang 285
60 DIR Rintisan 15
61 DIR Sapala 10
62 DIR Sei Dalam 120
63 DIR Sei Namang 135
64 DIR Sei Nyiur 180
65 DIR Sei Panangah 125
66 DIR Sei Papuyu 75
67 DIR Sei Parupukan 80
68 DIR Simpang Tiga 20
69 DIR Sungai Baring 50
70 DIR Sungai Binuah 23
71 DIR Sungai Kuini 41
72 DIR Sungai Malang 10
73 DIR Sungai Turak 150
74 DIR Tabing Lereng 25
75 DIR Tambak Sari Panji 110
76 DIR Tambalang Raya 10
77 DIR Tangga Ulin 42
78 DIR Tangkawang 25
79 DIR Tayur 100
80 DIR Telaga Silaba 7
81 DIR Teluk Daun 100
82 DIR Teluk Haur 25
83 DIR Teluk Limbung 144
84 DIR Teluk Mesjid 150
85 DIR Teluk Paring 20
86 DIR Teluk Sarikat 157
87 DIR Teluk Telaga 17
88 DIR Tuhuran 30
89 DIR Ujung Murung 10
90 DIR Waringin 25
k Kabupaten Kotabaru
1 DIR Ale-Ale 50
2 DIR Bandar Raya 80

141
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
3 DIR Bangkalan Melayu 100
4 DIR Bangun Rejo 350
5 DIR Benua Lawas 20
6 DIR Basuang 315
7 DIR Bekambit Asri dan Bekambit 860
8 DIR Berangas 134
9 DIR Betung 65
10 DIR Bumi Asih 125
11 DIR Gunung Calang 310
12 DIR Kampung Baru 100
13 DIR Karang Payau 130
14 DIR Karang Sari Indah 86
15 DIR Kulipak 108
16 DIR Langadai 150
17 DIR Langkang Baru 255
18 DIR Langkang Lama 382
19 DIR Mangga 265
20 DIR Mulyodadi 50
21 DIR Pantai Hambawang 210
22 DIR Pantai Baru 15
23 DIR Pembelacanan 175
24 DIR Pudi 68
25 DIR Pudi Seberang 127
26 DIR Sakadoyan 100
27 DIR Sakalimau 125
28 DIR Salino 200
29 DIR Sangking Tapaling 35
30 DIR Sebanti 90
31 DIR Sei Pinang 75
32 DIR Sei Paunggawa 78
33 DIR Sekandis 20
34 DIR Selaru 100
35 DIR Sembilang 15
36 DIR Sepagar Kampung 45
37 DIR Subur Makmur 200
38 DIR Sukanada 100
39 DIR Sukamaju 100
40 DIR Sulangkit 48
41 DIR Sumber Sari 300
42 DIR Sungau Bahim 200
43 DIR Sungai Bulan 80
44 DIR Sungai Hanyar 85
45 DIR Sungai Kupang 122
46 DIR Sungai Limau 194
47 DIR Sungai Pasir 90
48 DIR Sungai Seluang 93
49 DIR Sangup Kanan 25

142
Provinsi/Kabupaten/Kota Luas
No
Nama Daerah Irigasi Rawa (ha)
50 DIR Talusi 315
51 DIR Tanjung Batu 50
52 DIR Tanjung Pangga 50
53 DIR Tanjung Selayar 73
54 DIR Tanjung Seloka 200
55 DIR Tegal Rejo 45
56 DIR Teluk Aru 95
57 DIR Teluk Kemuning 120
58 DIR Teluk Mesjid 80
59 DIR Tg. Lalak Selatan 200
60 DIR Tg. Lalak Utara 200
l Kabupaten Tanah Bumbu
1 DIR Anjir Baru 300
2 DIR Batu Behalang 950
3 DIR Beringin 200
4 DIR Betung 800
5 DIR Guntung 85
6 DIR Karang Jawa 25
7 DIR Karya Bakti 250
8 DIR Kepayang 100
9 DIR Kuranju 100
10 DIR Kuranji Kodeco/Desa Maju 150
Bersama
11 DIR Kuranji Suka maju 100
12 DIR Manurung 225
13 DIR Mudalang 325
14 DIR Paketelu 486
15 DIR Pulau Tanjung 200
16 DIR Rantau Panjang Hulu 160
17 DIR Sardangan 125
18 DIR Sari Gadung 75
19 DIR Sebamban Kampung 450
20 DIR Sei Bubu 375
21 DIR Sei Dua 50
22 DIR Sei Dua Laut 425
23 DIR Sei Lembu 300
24 DIR Sei Belilau 300
25 DIR Setiung 155
26 DIR Tabat Lasung 225
27 DIR Tabat Rantau Panjang Hilir 80
28 DIR Tanggul Lasung 350
Total 226.343
Luas DIR Total 476.838
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/ Tahun 2015

143
2. Bendungan dan Bendung
Berdasarkan Inventarisasi data aset pendayagunaan sumber daya air di
WS Barito Rekap Bendungan dan Bendung eksisting dapat dilihat pada
Tabel 2.30.
Untuk aset pendayagunaan sumber daya air yang ada di WS Barito antara
lain bendung, bendungan, dan DI. Luas total DI di WS Barito sejumlah
176.576 ha. Untuk luas DIR seluas 476.838 ha. Masing-masing DI dibagi
atas beberapa kewenagan antara lain Kewenangan Pusat, Kewenangan
Provinsi, dan Kewenangan Kabupaten. Sementara untuk insfrastruktur
bendung dan bendungan di WS Barito terdapat 33 bendung dan 1
bendungan.

144
Tabel 2.30 Data Bendungan dan Bendung Eksisting di WS Barito
Lokasi Kapasitas
Pemanfaatan
No Jenis Nama Kabupaten Debit/ Kewenangan
DAS Water Distrik /Fungsi
Volume
1 Bendungan Ir. Pangeran Banjar Barito Riam Kanan 1.200 juta m3 Irigasi Riam Kanan Pusat
Muhammad 26.000 ha
Noor PAB Kota Banjarmasin
1.100 lt/det dan Kota
Banjar Baru 200 lt/det
PLTA 30 MW
2 Bendung Karang Intan Banjar Barito Riam Kanan 7,50m3/det Irigasi Riam Kanan Pusat
26.000 ha terbangun
6.000 ha dan SPAM,
Kapasitas Rencana
Intake 30m3/det (normal
24m3/det)
3 Bendung Karau Barito Timur Barito Karau 4,743m3/det Irigasi Karau 3.794 Ha Pusat
4 Bendung Talohen Barito Tengah Barito Karau Irigasi Talohen 1.074 Ha Pusat
mejadi satu dengan DI
Karau (sebagai Bendung
Suplasi)
5 Bendung Pitap Balangan Barito Batang Alai 5,000m3/det Irigasi Pitap 4.000 Ha Pusat
6 Bendung Amandit Hulu Sungai Barito Tapin Amandit 6,840m3/det Irigasi Amandit 5.472 Pusat
Selatan Ha
7 Bendung Telaga Hulu Sungai Barito Tapin Amandit 3,773m3/det Irigasi Telaga Langsat Pusat
langsat Selatan 3.044 Ha
8 Bendung Batang alai Hulu Sungai Barito Batang Alai 7,115m3/det Irigasi Batang Alai 5.595 Pusat
Tengah Ha
9 Bendung Tapin Tapin Barito Tapin Amandit 6,840m3/det Irigasi Tapin 3.014 Ha Pusat
10 Bendung Tampa Barito Timur Barito Karau 2,500m3/det Irigasi Tampa 2.000 Ha Provinsi
11 Bendung Haruyan Hulu Sungai Barito Batang Alai 2,234m3/det Irigasi Haruyan Dayak Provinsi
Dayak Tengah 1.859 Ha
12 Bendung Intangan Hulu Sungai Barito Batang Alai 2,014m3/det Irigasi Intangan 1.611 Provinsi
Tengah Ha
13 Bendung Mangunang Hulu Sungai Barito Batang Alai 1,456m3/det Irigasi Mangunan 1.165 Provinsi
Tengah Ha
14 Bendung Binuang Tapin Barito Mangkook 1,760m3/det Irigasi Binuang 1.408 Provinsi
Ha

145
Lokasi Kapasitas
Pemanfaatan
No Jenis Nama Kabupaten Debit/ Kewenangan
DAS Water Distrik /Fungsi
Volume
15 Bendung Baruh Rintis Barito Timur Barito Napu Maning 0,238m3/det Irigasi Baruh Rintis 131 Kabupaten
Ha
16 Bendung Natampin Barito Timur Barito - 0,364m3/det Irigasi seluas 291 Ha Kabupaten
17 Bendung Bawang Barito Utara Barito - 0,625m3/det Irigasi seluas 500 Kabupaten
18 Bendung Muang Tabalong Barito Tabalong Kanan 0,375m3/det Irigasi Muang 300 Ha Kabupaten
19 Bendung Jaro Atas Tabalong Barito Tabalong Kanan 1,020m3/det Irigasi Jaro Atas 816 Ha Kabupaten
20 Bendung Hayup Tabalong Barito Tabalong Kanan 0,100m3/det Irigasi Hayup 80 Ha Kabupaten
21 Bendung Paran Balangan Barito Halung 0,2345m3/det Irigasi Paran 188 Ha Kabupaten
22 Bendung Suapin Balangan Barito Batang Alai 0,500m3/det Irigasi Suapin 400 Ha Kabupaten
23 Bendung Tamiyang Hulu Sungai Barito Tapin Amandit 0,413m3/det Irigasi Tamiyang 330 Ha Kabupaten
Selata
24 Bendung Nupadang Tapin Barito Tapin Amandit 0,531m3/det Irigasi Nupadang 425 Ha Kabupaten
25 Bendung Seitabuk Banjar Barito Martapura 0,410m3/det Irigasi Seitabuk 328 Ha Kabupaten
26 Bendung Mandingin Banjar Barito Riam Kiwa Hilir 0,130m3/det Irigasi Mandingin 104 Kabupaten
Ha
27 Bendung Panggung Tanah Laut Tabonio Tabonio 0,750m3/det Irigasi Panggung 600 Ha Kabupaten
28 Bendung Uwang Barito Selatan Barito Temparak 0,625m3/det Irigasi Uwang 400 Ha Kabupaten
29 Bendung Jamut Barito Utara Barito Teweh 0,180m3/det Irigasi Jamut 680 Ha Kabupaten
30 Bendung Majundre Barito Selatan Barito Ayuh 0,456m3/det Irigasi Majundre 365 Ha Kabupaten
31 Bendung Montalat Barito Utara Barito Alar 0,510m3/det Irigasi Montalat 408 Ha Kabupaten
32 Bendung Tandrahean Barito Utara Barito Teweh 0,625m3/det Irigasi Tadrahean 500 Kabupaten
Ha
33 Bendung Trinsing Barito Utara Barito Teweh 0,859m3/det Irigasi Trinsing 388 Ha Kabupaten
34 Pompa Polder Alabio Hulu Sungai Barito Negara 7,50m3/det DIR Alabio 6.000 Ha Pusat
Polder Utara
Total Kapasitas Terpasang 68,979 m3/det
Sumber: Analisa Data BWS Kalimantan II, 2016

146
Selain bangunan bendung dan Bendungan, di WS Barito terdapat irigasi
rawa yang dilayani dengan sistem Polder yakni DIR Polder Alabio dengan
luas area irigasi 6.000 ha.
WS Barito memiliki potensi bendungan untuk dikembangkan untuk
mensuplai air. Potensi Bendungan di WS Barito dapat dilihat pada Tabel
2.31.
Tabel 2.31 Potensi Bendungan di WS Barito
Lokasi Kapasitas
Pemanfaatan
No Jenis Nama Kabupaten/Kecamatan/ Debit/
DAS /Fungsi
Desa Volume
1 Bendungan Tapin Barito Tapin/ Paini 82,924 Irigasi, Air baku
juta m3 PLTA
2 Bendungan Balangan Barito Balangan 16,28 Pengendali Banjir,
juta m3 Irigasi, Air baku
3 Bendungan Juloi Barito Murungraya/ Muara - PLTA 282,9 MW
Juloi
4 Bendungan Teweh Barito Barito Utara/ Hajak/ - PLTA 34 MW
Liang Naga
5 Bendungan Lahei Barito Barito Utara/ Lahei/ - PLTA 32,3 MW
Juru Baru
6 Bendungan Riam Kiwa Barito Banjar/Alabio - PLTA, Irigasi Riam
Kiwa & Pengendali
Banjir
Sumber: Analisa Data BWS Kalimantan II, 2016

3. PDAM
Sistem penyediaan air minum di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar
dikelola oleh PDAM Intan Banjar. Jumlah pelanggan (Tahun 2017)
sebanyak 77.061 SR atau baru dapat melayani 56,10 % dari jumlah
penduduk wilayah pelayanan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.
Kapasitas terpasang PDAM Intan Banjar sendiri adalah 417,5 lt/det
sedangkan kapasitas produksi nyata saat ini sebesar 306,17 lt/det.
Sumber air yang digunakan oleh PDAM Intan Banjar adalah saluran
Irigasi, Sungai Martapura, sungai Tabuk yang diolah melalui 10 (sepuluh)
unit IPA dan 11 (sebelas) sumur bor yang tersebar di wilayah Banjarbaru
dan Landasan Ulin. (Lihat Tabel 2.32).

Tabel 2.32 Unit Produksi PDAM Intan Banjar


Kapasitas Kapasitas Pemanfaatan
Jenis
No Lokasi Terpasang Produksi Produktifitas Instalasi
Sumber
(lt/det) (lt/det) Produksi
1 IPA I / STM Sumur 60 24,57 40,95
dalam / AP
2 IPA II/ Pinus Air 170 145 85,29
Permukaan
3 Pedesaan Air 2,5 0 0,00
DalamPagar Permukaan
4 Cabang I Sumur 80 52,8 66,00
Landasan Ulin dalam
5 Cabang II Tap, Air 40 40 100,00
Landasan Ulin baku PDAM
Kertak Hanyar BJM
6 Cabang II Air 20 13 65,00
Sungai Tabuk permukaan

147
Kapasitas Kapasitas Pemanfaatan
Jenis
No Lokasi Terpasang Produksi Produktifitas Instalasi
Sumber
(lt/det) (lt/det) Produksi
7 Unit I IKK Air 10 7 70,00
Astambul permukaan
8 Unit I IKK Air 20 10 50,00
Mataraman permukaan
9 Unit II IKK Air 5 4 80,00
SimpangEmpat permukaan
10 Unit II IKK Air 5 5 100,00
Pengaron permukaan
11 IKK KarangIntan Air 5 4,8 96,00
permukaan
Jumlah 417,5 306,17 75,32
Sumber: PDAM Banjar/Kota Banjar Baru, 2017

WS Barito memiliki potensi penyediaan air baku lain melalui WTP/SPAM


Regional Banjar Bakula untuk air bersih dengan sumber Intake Bendung
Karang intan Sungai Riam Kanan, Intake Sungai Martapura dan Intake
Sungai Pinang. SPAM Regional Banjar Bakula melayani 5 (lima)
Kabupaten/Kota, terdiri dari: Wilayah Barat (Kota Banjarmasin,
Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut) dan Wilayah Timur (Kota
Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala). Detail kapasitas SPAM Banjar
bakula dapat dilihat pada Tabel 2.33.

Tabel 2.33 SPAM Regional Banjar Bakula


Rencana Kapasitas
Jenis
No Lokasi Intake Kapasitas Eksisting Keterangan
Sumber
(lt/det) (lt/det)
1 Bendung Air 1.200 - 1 buah intake, 4 pompa
Karang Intan Permukaan @400 lt/det
2 Sungai Batang Air 3.200 - 1 buah intake, 9 pompa
(Intake Sungai Permukaan @400 lt/det
Martapura)
3 Sungai Pinang Air 350 200
Permukaan
Jumlah 4.750 200
Sumber: Profil SPAM Regional Banjarbakula BWS Kalimantan II, 2017

Selain PDAM Banjar Intan di WS Barito juga terdapat PDAM Bandarmasih


yang pasokan sumber air baku tersebut berasal dari air permukaan atau
air sungai yaitu Sungai Lulut, Sungai Bilu, Sungai Tabuk dan irigasi Riam
Kanan. Data kapasitas pengambilan intake PDAM Bandarmasih dapat
dilihat pada Tabel 2.34.
Tabel 2.34 Bangunan Intake PDAM Bandarmasih
Kapasitas
No Intake PDAM Terpasang
(lt/det)
1 Intake Sungai Bilu 600
2 Intake Sungai Tabuk 1.750
3 Intake Sungai Pematang 1.110
Panjang
4 Intake Sungai Lulut 50
Jumlah 3.510
Sumber: PDAM Bandarmasih, 2017

148
Sistem Distribusi PDAM Bandarmasih dibagi menjadi 4 (empat) zona
pelayanan, yaitu zona I pada wilayah Banjarmasin Barat, Zona II
Banjarmasin Selatan, Zona III Banjarmasin Timur dan Zona IV
Banjarmasin Utara serta sebagian wilayah Kabupaten Banjar. Instalasi
Pengolahan Air (IPA) PDAM Bandarmasih dapat dilihat pada Tabel 2.35.

Tabel 2.35 Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Bandarmasih


Kapasitas
No Lokasi
(lt/det)
1 IPA I A. Yani 500
2 IPA II A. Yani 1.750
3 Unit Produksi Mini 50
Treatment Plan (MTP)
Sungai Luhut
Total Kapasitas Terpasang 2.350
Kapasitas yang dimanfaatkan 1.850
Sumber: PDAM Bandarmasih, 2017
Selain PDAM yang bersifat Regional seperti yang dijelaskan sebelumnya, di
WS Barito juga terdapat produksi air bersih untuk pemenuhan kebutuhan
air penduduk yang berasal dari beberapa PDAM yang tersebar seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.36.

Tabel 2.36 Kapasitas Produksi Air Bersih Menurut Lokasi Perusahaan


Daerah Air Minum di WS Barito

Kapasitas
No Nama Lokasi Kabupaten DAS
(lt/det)
1 Awayan Balangan Barito 10,0
2 Paringin Balangan Barito 10,0
3 Lampihong Balangan Barito 5,0
4 Batumandi Balangan Barito 10,0
5 Halong Balangan Barito 10,0
6 Juai Balangan Barito 10,0
7 Gambut Banjar Barito 5,0
8 Sungaitabuk Banjar Barito 10,0
9 Astambul Banjar Barito 5,0
10 Pengaran Banjar Barito 5,0
11 Simpang Empat Banjar Barito 5,0
12 Bantuil Barito Kuala Barito 5,0
13 Sungai Tampa Barito Kuala Barito 5,0
14 Berangas Barito Kuala Barito 10,0
15 Marabahan Barito Kuala Barito 10,0
16 Anjirpasar Barito Kuala Kapuas 10,0
17 Tabakanilan Barito Selatan Barito 2,0
18 Bundar Barito Selatan Barito 20,0
19 Buntok Barito Selatan Barito 55,0
20 Mengkatip Barito Selatan Barito 3,5
21 Bangkuang Barito Selatan Barito 3,5

149
Kapasitas
No Nama Lokasi Kabupaten DAS
(lt/det)
22 Babai Barito Selatan Barito 5,0
23 Sababilah Barito Selatan Barito 6,0
24 Pendang Barito Selatan Barito 5,0
25 Baru Barito Selatan Kapuas 5,0
26 Kalahien Barito Selatan Kapuas 10,0
27 Tampa Barito Timur Barito 1,0
28 Bambulung Barito Timur Barito 5,0
29 Ampah Barito Timur Barito 15,0
30 Dayu Barito Timur Barito 1,0
31 Bentot Barito Timur Barito 2,0
32 Pasarpanas Barito Timur Barito 5,0
33 Tamiang layan Barito Timur Barito 50,0
34 Hayaping Barito Timur Barito 2,0
35 Kandui Barito Utara Barito 4,0
36 Lemo Barito Utara Barito 5,0
37 Trahean Barito Utara Barito 10,0
38 Sikan Barito Utara Barito 2,5
39 Tumpunglaung Barito Utara Barito 4,0
40 Jingah Barito Utara Barito 5,0
41 Benangin Barito Utara Barito 10,0
42 Lampeong Barito Utara Barito 10,0
43 Tambak Bitin Hulu Sungai Selatan Barito 40,0
44 Angkinang Hulu Sungai Selatan Barito 10,0
45 Kalumpang Hulu Sungai Selatan Barito 5,0
46 Sungai Raya Hulu Sungai Selatan Barito 15,0
47 Simpur Hulu Sungai Selatan Barito 15,0
48 Padang Batung Hulu Sungai Selatan Barito 5,0
49 Telagalangsat Hulu Sungai Selatan Barito 5,0
50 barabai Hulu Sungai Tengah Barito 30,0
51 Pagat Hulu Sungai Tengah Barito 10,0
52 Birayang Hulu Sungai Tengah Barito 5,0
53 Limpasu Hulu Sungai Tengah Barito 10,0
54 Hantakan Hulu Sungai Tengah Barito 20,0
55 Pandawan Hulu Sungai Tengah Barito 5,0
56 Ilung Hulu Sungai Tengah Barito 2,5
57 Kasarangan Hulu Sungai Tengah Barito 10,0
58 Haruyan Hulu Sungai Tengah Barito 10,0
59 Amuntai Hulu Sungai Utara Barito 65,0
60 Muara Harus Hulu Sungai Utara Barito 5,0
61 Belimbing Hulu Sungai Utara Barito 25,0
62 Tanta Hulu Sungai Utara Barito 15,0
63 Banualawas Hulu Sungai Utara Barito 10,0
64 Danau Panggang Hulu Sungai Utara Barito 5,0

150
Kapasitas
No Nama Lokasi Kabupaten DAS
(lt/det)
65 Muara Tapus Hulu Sungai Utara Barito 10,0
66 Alabio Hulu Sungai Utara Barito 10,0
67 Babirik Hulu Sungai Utara Barito 20,0
68 Paminggir Hulu Sungai Utara Barito 10,0
69 Tangkawang Hulu Sungai Utara Barito 20,0
70 Sei tatas Kapuas Kapuas 1,4
71 Palingkau Kapuas Kapuas 7,5
72 Anjir serapat Kapuas Kapuas 2,5
73 Barimba Kapuas Kapuas 20,0
74 Dadahup Kapuas Kapuas 3,0
75 Mandomai Kapuas Kapuas 5,0
76 Basarang Kapuas Kapuas 5,0
77 Mentangai Kapuas Kapuas 10,0
78 Pujon Kapuas Kapuas 25,0
79 Pusat Kuala Kapuas Kapuas Kapuas 125,0
80 Mangkahui Murung Raya Barito 2,0
81 Tumbanglahung Murung Raya Barito 2,0
82 Muarahutup Murung Raya Barito 5,0
83 Muaralaung Murung Raya Barito 4,0
84 Puruk Cahu Murung Raya Barito 10,0
85 Jaro Tabalong Barito 5,0
86 Bati-bati Tanah Laut Maluka 10,0
87 Pelaihari Tanah Laut Maluka 65,0
88 Balirejo Tanah Laut Maluka 20,0
89 Jorong Tanah Laut Tabonio 10,0
90 Kintapura Tanah Laut Tabonio 20,0
91 Kuringkit Tanah Laut Tabonio 20,0
92 Asam-asam Tanah Laut Tabonio 10,0
93 Benua Tanah Laut Tabonio 20,0
94 Penyipatan Tanah Laut Tabonio 10,0
95 Takisung Tanah Laut Tabonio 5,0
96 Ranggang Tanah Laut Tabonio 20,0
97 Rantau Kujang Tapin Barito 3,5
98 Kec Hatungan Tapin Barito 20,0
99 Binuang Tapin Barito 10,0
100 Kelua Tapin Barito 10,0
101 Salam Babaris Tapin Barito 10,0
Total 1.259,9
Sumber: Analisa Data PDAM Kabupaten dan Data Kabupaten Dalam Angka, 2017

151
4. Ketersediaan Air Efektif (Terpasang)
Berdasarkan data infrastruktur sumber daya air di WS Barito diatas dapat
direkap Ketersediaan air (suplai air) terpasang pada WS Barito sebagai
berikut:

Tabel 2.37 Rekap Suplai Air Eksisting WS Barito Eksisting

No Sumber Air Suplai Air (m3/det)

1 Bendung & Bendungan 68,979


2 PDAM 3,616
Total 72,595
Sumber: Hasil Analisa, Tahun 2017

2.3.3. Data Kebutuhan Air


A. Air Minum (Rumah Tangga)
Air Bersih juga mengalami krisis, walaupun air baku yang tersedia cukup
besar. Hal ini perlu adanya upaya-upaya konservasi, penanganan limbah,
dan pengendalian tata ruang yang berkesinambungan agar masyarakat
tercukupi kebutuhannya akan air bersih. Tabel 2.38 dibawah ini terlihat
bahwa dalam Tahun 2014, jumlah pelanggan air besih terbanyak adalah
Rumah Tangga.

Tabel 2.38 Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan Menurut Jenis Konsumen
dan Kabupaten/Kota (m3)
Kabupaten/ Kota
Jenis Konsumen/ Kind Regency/ Municipality
of Consumer Barito Barito Barito Murung Gunung
Kapuas
Selatan utara timur Raya Mas
Sosial/ Socio-
1. Control 31
- Umum/ Public 138 5 48 1.827 96
- Khusus/ Private 79 147 49 - 79
Non Niaga/ Non
2. Comercial
- Rumah Tangga 8.443 6.606 3.283 477.581 11.095 2.011
House Hold
- Instansi
Pemerintah 165 110 75 28.937 159 83
Institution
Government
3. Niaga/ Comercial 5.232 22 74
- Kecil/ Retail 170 918 75
- Besar/ Large 1 41
Industri/
4. Manufactory 81.979
- Kecil/ Small 4
- Besar 4 116 10
5. Khusus/ Special
- Pelabuhan/ Port -

152
Kabupaten/ Kota
Jenis Konsumen/ Kind Regency/ Municipality
of Consumer Barito Barito Barito Murung Gunung
Kapuas
Selatan utara timur Raya Mas
- Lainnya 1 1.163 58
Susut/ Hilang/
6. Decrease -
Jumlah/ Total 2009 9.011 7.943 3.545 596.719 11.641 2.199
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, 2014

Berdasarkan peta daerah pelayanan yang ada dapat diketahui cakupan


daerah pelayanan yang dinyatakan dalam satuan luas. Pada Tahun 2009,
jumlah pelanggan tercatat sebesar 26.827 unit SR yang tersebar di hampir
seluruh kecamatan di Kota Banjarbaru dan sebagian besar lagi tersebar di
Kabupaten Banjar.
Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2006), Kebutuhan air baku ada
2 (dua) macam yaitu kebutuhan air domestik dan non domestik.
Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk
kebutuhan tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan
sehari-hari, sedangkan kebutuhan non domestic adalah kebutuhan diluar
keperluan rumah tangga.

Hasil analisis Jumlah penduduk tiap area pelayanan dan kebutuhan air
per kapita berhari berdasarkan Standar Dirjen Cipta Karya, DPU, 2000,
diketahui kebutuhan air per water distrik seperti yang terlihat dalam Tabel
2.39.

Tabel 2.39 Kebutuhan Air Rumah Tangga


Jumlah Total Kebutuhan
Penduduk Air Rumah Tangga
DAS Water Distrik
dalam WD (R)
2016 (m3/hr) (m3/det)
Alalak 287.306 37.350 0,432
Alar 15.147 1.212 0,014
Ayuh 25.271 2.527 0,029
Barito 11.371 910 0,011
Barito Ajar 6.623 530 0,006
Barito Ayuh 2.282 183 0,002
Barito Hilir 89.673 8.967 0,104
Barito Hulu 14.442 1.155 0,013
Barito Karau 15.265 1.221 0,014
Barito

Barito Lemu 16.081 1.286 0,015


Barito Napu 5.835 467 0,005
Barito Negara 41.596 4.160 0,048
Barito Pamelu 15.323 1.226 0,014
Barito Tabai 57.930 5.793 0,067
Barito Tapanuh 29.271 2.927 0,034
Barito Tengah 4.008 321 0,004
Batangalai 213.964 27.815 0,322
Berioi 9.696 776 0,009
Bumban Kanan 1.432 115 0,001
Bumban Kiri 2.262 181 0,002

153
Jumlah Total Kebutuhan
Penduduk Air Rumah Tangga
DAS Water Distrik
dalam WD (R)
2016 (m3/hr) (m3/det)
Djulai 18.308 1.465 0,017
Halung 13.135 1.051 0,012
Karau 70.678 7.068 0,082
Lahei 35.205 3.521 0,041
Laung Hulu 11.076 886 0,010
Laung Tengah 9.356 748 0,009
Lemu 10.083 807 0,009
Mangkook 37.385 3.739 0,043
Martapura 590.942 100.460 1,163
Napu Muning 54.227 5.423 0,063
Negara Batangalai 48.436 4.844 0,056
Negara Hilir 28.114 2.811 0,033
Negara Hulu 77.502 7.750 0,090
Negara Tengah 98.233 9.823 0,114
Riam Kanan 198.844 25.850 0,299
Riam Kiwa 102.908 13.378 0,155
Riam Kiwa Hilir 43.159 4.316 0,050
Tabai 117.156 15.230 0,176
Tabalong Kanan 62.642 6.264 0,073
Tabalong Kiri Atas 20.639 2.064 0,024
Tabalong Kiri Bawah 18.690 1.495 0,017
Tapin Amandit 212.601 27.638 0,320
Temparak 10.698 856 0,010
Teweh 67.348 6.735 0,078
Tuhup 10.126 810 0,009
Tutul 43.995 4.400 0,051
Barito Kapuas 10.797 864 0,010
Barito Muning 11.556 924 0,011
Hiang 2.686 215 0,002
Kapuas Hilang 15.705 1.256 0,015
Kapuas Hulu 5.913 473 0,005
Kapuas (Kalteng)

Kapuas Kuantan 1.779 142 0,002


Kapuas Lahung 4.117 329 0,004
Kapuas Lupak 27.894 2.789 0,032
Kapuas Mentangaik 1.976 158 0,002
Kapuas Murui 742 59 0,001
Kapuas Tengah 647 52 0,001
Kuantan 1.605 128 0,001
Lahung 6.846 548 0,006
Mangkutup 2.818 225 0,003
Mentangaik 4.225 338 0,004
Murui 4.381 350 0,004
Terusan 337 27 0,000
Maluka Maluka 210.260 27.334 0,316
Tabonio Tabonio 79.387 7.939 0,092
Total 3.269.935 402.703 4,661
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Berdasarkan analisis kebutuhan air Rumah Tangga diatas didapatkan nilai


kebutuhan air Rumah tangga sebesar 4,661 m3/det untuk WS Barito.

154
B. Perkotaan dan Industri
Berdasarkan Standar Dirjen Cipta Karya, DPU (Tahun 2000) Dengan
asumsi kebutuhan non domestic yakni Kebutuhan air kota dan industri
sebesar 30% dari Kebutuhan Rumah Tangga (R) dengan pembagian 20%R
untuk Perkotaan dan 10%R untuk Industri maka didapatkan nilai
kebutuhan tersebut tiap DAS di WS Barito seperti yang terlihat dalam Tabel
2.40.

Tabel 2.40 Kebutuhan Air Perkotaan (K) dan Industri (I)


Kebutuhan Kebutuhan Air
Nama DAS Air Kota ( K) Industri ( I)
m3/det m3/det
Barito 0,830 0,415
Kapuas (Kalteng) 0,021 0,010
Maluka 0,063 0,032
Tabunio 0,018 0,009
Total 0,932 0,466
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Berdasarkan hitungan Kebutuhan Rumah Tangga (R), Kebutuhan Air Kota


(K) dan Kebutuhan Air Industri (I) diatas maka didapatkan Kebutuhan RKI
tiap DAS di WS Barito seperti yang terlihat dalam Tabel 2.41.

Tabel 2.41 Kebutuhan Air R-K-I


Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Nama DAS Rumah Tangga Air Kota (K) Air Industri RKI m3/det
(R) m3/det m3/det (I) m3/det
Barito 4,150 0,830 0,415 5,395
Kapuas (Kalteng) 0,103 0,021 0,010 0,134
Maluka 0,316 0,063 0,032 0,411
Tabunio 0,092 0,018 0,009 0,119
Total 4,661 0,932 0,466 6,059
Sumber: Hasil Analisis, 2017

C. Irigasi
Pertanian merupakan mata pencaharian dari sebagian besar masyarakat
daerah ini. Sebagai daerah dengan luas wilayah yang besar dan bentuk
serta ketinggian lahan yang khas maka pertanian dapat berkembang
dengan baik di daerah ini. Areal Irigasi di WS Barito berupa DI dan DIR.

Pada perhitungan kebutuhan air Irigasi hanya diperhitungkan DI tingkat


Pusat, Provinsi dan DI Teknis tingkat Kabupaten sedangkan kebutuhan DI
Non-teknis tingkat Kabupaten diasumsikan memiliki kondisi tadah hujan
dan DIR penyediaan airnya secara alami melalui pasang surut sehingga
kebutuhan dan penyediaan airnya diabaikan. Dari kegiatan pelaksanaan
inventarisasi irigasi di WS Barito Kewenangan Pusat dan Provinsi sampai
saat ini areal DI teridentifikasi terbangun seluas 54.741 ha dan areal DIR

155
seluas 250.495 ha. Berikut adalah rangkuman hasil inventarisasi DI WS
Barito Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.42.

Tabel 2.42 Luas Daerah Irigasi WS Barito


Luas
Luas Luas
Provinsi/Kabupaten/Kota Belum
No DAS Potensial Fungsional
Terbangun
Nama Irigasi (ha) (ha) (ha)
KEWENANGAN PUSAT
A LINTAS KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN
I
SELATAN
1 DI Riam Kanan Barito 6.000 6.000 -
B UTUH KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN
I
TENGAH
a Kabupaten Barito Timur
DI Karau Barito 3.794 461 3.333
PROVINSI KALIMANTAN
II
SELATAN
a Kabupaten Balangan
1 DI Pitap Barito 4.000 4.000 -
b Kabupaten Hulu Sungai Selatan
1 DI Amandit Barito 5.472 5.472 -
2 DI Telaga Langsat Barito 3.018 3.018 -
c Kabupaten Hulu Sungai Tengah
DI Batang Alai Barito 5.692 5.692 -
d Kabupaten Tapin
1 DI Tapin Barito 5.472 5.472 -

KEWENANANGAN PROVINSI
A UTUH KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN
I
TENGAH
a Kabupaten Barito Timur
1 DI Tampa Barito 2.000 1.500 500
PROVINSI KALIMANTAN
II
SELATAN
a Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1 DI Haruyan Dayak Barito 1.859 1.859 -
2 DI Intangan Barito 1.611 1.611 -
3 DI Kahakan Barito 1.077 - 1.077
4 DI Mangunang Barito 1.165 1.165 -
b Kabupaten Tapin
1 DI Binuang Barito 1.408 1.408 -
2 DI Belanti Barito 1.050 - 1.050
c Kabupaten Barito Kuala
1 DI Tamba Jaya Barito 1.500 - 1.500
2 DI Karya Makmur Barito 1.178 - 1.178
3 DI Ulu Benteng Barito 1.362 - 1.362
4 DI Sei Gampa Asahi Barito 1.750 - 1.750
5 DI Sei Bamban Barito 1.100 - 1.100
6 DI Palingkau Barito 1.300 - 1.300
7 DI Sawahan Barito 1.297 - 1.297
8 DI Sei Tunjang Barito 1.233 - 1.233

156
Luas
Luas Luas
Provinsi/Kabupaten/Kota Belum
No DAS Potensial Fungsional
Terbangun
Nama Irigasi (ha) (ha) (ha)
9 DI Sei Rasau Barito 1.254 - 1.254
10 DI Sei Kambat Barito 1.201 - 1.201
11 DI Sei Raya Barito 1.660 - 1.660
12 DI Badandan Barito 1.494 - 1.494
13 DI Karya Tani Barito 1.490 - 1.490
14 DI Karya Baru Barito 1.011 - 1.011
15 DI Sei Telan Besar Barito 1.234 - 1.234

KEWENANANGAN KABUPATEN
PROVINSI KALIMANTAN
I
TENGAH
a Kabupaten Barito Selatan
1 DI Majundre Barito 365 365 -
2 DI Uwang Barito 400 400 -
b Kabupaten Barito Timur
1 DI Baruh Rintis (Matabu) Barito 869 131 738
2 DI Takuam Barito 500 - 500
3 DI Natampin Barito 291 291 -
c Kabupaten Barito Utara
1 DI Montallat Barito 408 - 408
2 DI Trinsing Barito 388 388 -
3 DI Tandrehean Barito 500 400 100
4 DI Jamut Barito 680 380 300
5 DI Bawang Barito 500 100 400
PROVINSI KALIMANTAN
II
SELATAN
a Kabupaten Balangan
1 DI Paran Barito 188 188 -
2 DI Suapin Barito 400 400 -
b Kabupaten Tapin
1 DI Nupadang Barito 425 425 -
c Kabupaten Banjar
1 DI Mandiangin Barito 104 104 -
2 DI Sei Tabuk Barito 328 328 -
d Kabupaten Hulu Sungai Tengah
1 DI Tamiyang Barito 330 330 -
e Kabupaten Tabalong
1 DI Hayup Barito 80 80 -
2 DI Jaro Atas Barito 816 816 -
3 DI Muang Barito 300 300 -
f Kabupaten Tanah Laut
1 DI Panggung Tabonio 600 600 -
g Kabupaten Hulu Sungai Utara
1 DIR Alabio Barito 6.000 6.000 -
Luas Total Irigasi di WS Barito 78.154 49.684 28.470
Sumber: Analisa Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/2015 & Data BWS Kalimantan II, 2016

Dengan berdasarkan luasan DI di WS Barito terbangun (Fungsional) Seluas


49.684 ha, maka dapat dihitung kebutuhan air irigasi pada WS Barito dengan
hasil seperti yang terlihat pada Tabel 2.43. Kebutuhan air Irigasi Rawa tidak
diperhitungkan dengan Asumsi masih bersifat alami. Kecuali DIR Alabio yang

157
menggunakan sistem irigasi pompa dan DI Non-teknis tingkat Kabupaten
diabaikan dengan asumsi tadah hujan.

Tabel 2.43 Kebutuhan Air Irigasi di WS Barito


Total Luas DI Kebutuhan
DAS
(ha) Air (m3/det)
Barito 49.084 61,355
Tabonio 600 0,750
Jumlah 49.684 62,105
Sumber: Hasil Analisis, 2017

D. Pertenakan
Selain pertanian, di dalam WS Barito juga terdapat kegiatan masyarakat
yang memerlukan air adalah Perternakan dan Perikanan. Tabel 2.44
merupakan data Jumlah Ternak Berkaki empat dan Tabel 2.45 merupakan
data Jumlah Ternak ungags di Kabupaten dalam WS Barito.

Tabel 2.44 Jumlah Ternak Berkaki Empat


Jumlah Ternak Besar dan Kecil Berkaki 4
No Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Murung Raya 11.837 12.063 12.343 12.283 11.799 10.870
2 Gunung Mas 21.346 23.591 24.201 26.028 28.381 33.191
3 Barito Utara 34.038 25.881 24.917 14.384 14.737 14.778
4 Barito Selatan 14.280 20.338 20.526 19.547 18.309 18.700
6 Barito Timur 31.692 32.017 35.213 35.551 31.502 31.017
6 Kapuas 35.557 17.875 11.782 12.813 12.104 10.113
7 Tabalong 17.155 7.857 7.601 5.692 5.289 4.277
8 Balangan 12.057 - 4.507 3.738 2.626 2.978
9 Hulu Sungai Utara 4.192 3.136 2.408 1.572 1.321 1.176
10 Hulu Sungai Tengah - - - 10.882 11.826 11.674
11 Hulu Sungai Selatan - - 8.390 8.668 8.272 8.161
12 Tapin - 11.913 11.102 10.194 - 10.892
13 Barito Kuala 24.045 16.116 13.717 11.171 10.728 10.578
14 Kota Baru 33.031 29.416 30.828 23.651 25.156 26.776
15 Banjar - - - - 27.745 27.824
16 Kota Banjar Baru 13.579 6.443 6.856 7.446 5.629 5.355
17 Kota Banjarmasin 1.476 5.760 791 44.235 1.546 1.528
18 Tanah Laut 98.894 78.798 81.751 65.291 71.415 76.022
Sumber: Analisa BPS, 2016

Tabel 2.45 Jumlah Ternak Unggas


Jumlah Ternak Unggas (ekor)
No Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Murung Raya 344.374 426.893 564.412 590.709 525.158 627.170
2 Gunung Mas 262.246 264.613 264.773 126.680 135.050 169.270
3 Barito Utara 1.377.740 1.476.144 788.794 1.710.221 1.432.947 1.403.586
4 Barito Selatan 363.063 466.492 563.416 608.056 387.644 458.205
6 Barito Timur 680.893 649.755 713.984 668.611 145.998 138.313
6 Kapuas 875.437 484.709 189.367 318.311 381.724 409.805
7 Tabalong 2.026.048 347.194 1.166.604 1.362.157 3.736.945 474.339
8 Balangan 666.927 - 227.427 440.493 1.250.923 101.322

158
Jumlah Ternak Unggas (ekor)
No Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Hulu Sungai
9 3.007.775 2.814.705 4.770.941 4.809.567 4.819.914 4.899.473
Utara
Hulu Sungai
10 - - - 3.699.782 3.624.879 2.402.967
Tengah
Hulu Sungai
11 - - 5.065.938 4.702.034 3.322.420 2.825.174
Selatan
12 Tapin - 2.322.130 2.071.415 2.076.082 - 1.717.415
13 Barito Kuala 1.707.228 1.734.992 1.739.702 1.764.982 1.807.723 1.839.356
14 Kota Baru 1.390.350 357.566 963.820 309.714 365.279 1.331.074
15 Banjar - - - - 16.959.042 20.047.461
Kota Banjar
16 2.558.484 4.687.361 4.686.782 4.920.843 4.185.808 3.476.180
Baru
Kota
17 368.330 127.576 309.755 15.954.853 23.782 23.926
Banjarmasin
18 Tanah Laut - - - - 28.392.937 23.924.599
Sumber: Analisa BPS, 2016

Berdasarkan data BPS tiap Kabupaten didapatkan jumlah produksi ikan


Kolam, dengan asumsi produksi ikan kolam sebesar 60 ton per ha, maka
dapat dihitung luasan kolam di WS Barito seperti yang terlihat dalam Tabel
2.46.

Tabel 2.46 Jumlah Produksi Ikan dan Luas Kolam Per Kabupaten
Jumlah Perkiraan
No Kabupaten/Kota Produksi Luas Kolam
Ikan (Ton) Ikan (ha)
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1 Murung Raya 1.132,42 18,87
2 Barito Utara 1.576,39 26,27
3 Kapuas 9.072,97 151,22
4 Gunung Mas 379,31 6,32
5 Barito Selatan 1.899,75 31,66
6 Barito Timur 579,10 9,65
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
7 Tabalong 5.110,00 85,17
8 Balangan -
9 Hulu Sungai Utara 9.061,30 151,02
10 Hulu Sungai Tengah 814,40 13,57
11 Hulu Sungai Selatan 869,98 14,50
12 Tapin 932,10 15,54
13 Barito Kuala 714,20 11,90
14 Kota Baru 484,94 8,08
15 Banjar -
16 Kota Banjarmasin 4.685,50 78,09
17 Kota Banjar Baru 1.045,88 17,43
18 Tanah Laut 36,50 0,61
Sumber: Analisa BPS, 2016

Dengan standar FIDP kebutuhan ternak sebesar 0,6 lt/ekor/hari untuk


unggas dan 40 lt/ekor/hari untuk hewan berkaki empat serta untuk kolam

159
ikan 7mm/hari maka Kebutuhan Air Ternak dan Kolam dapat diketahui
seperti yang terlihat pada Tabel 2.47.

Tabel 2.47 Rekap Kebutuhan Air Ternak dan Kolam Perikanan


Kebutuhan Air Kebutuhan
Nama DAS Ternak Air Kolam
(m3/det) (m3/det)
Barito 0,267 1,038
Kapuas (Kalteng) 0,004 0,056
Maluka 0,050 0,027
Tabunio 0,047 0,000
Total 0,367 1,121
Sumber: Hasil Analisis, 2017

E. Penggelontoran
Kebutuhan air lainnya yang dilakukan analisis adalah kebutuhan untuk
pemeliharaan sungai. Diasumsikan perlindungan aliran pemeliharaan
sungai dilakukan dengan mengendalikan ketersediaan debit andalan 95%.
Berikut kebutuhan pemeliharaan pada sungai berdasarkan DAS pada WS
Barito dapat dilihat pada Tabel 2.48.

Tabel 2.48 Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan


Debit Air
Nama DAS Pemeliharaan
m3/det
Barito 144,991
Kapuas (Kalteng) 22,114
Maluka 0,757
Tabunio 0,676
Total 168,538
Sumber: Hasil Analisis, 2017

F. Kondisi Neraca Air Eksisting


Berdasarkan Analisa kebutuhan dan ketersediaan air serta lokasi potensi
pemanfaatan air, maka dapat dibuat skema air pada kondisi eksisting
seperti yang tergambar dalam Gambar 2.31.

Neraca air per DAS Dapat dilihat pada Gambar 2.32 sampai Gambar 2.35.
Sedangkan Neraca Air WS Barito dapat dilihat pada Gambar 2.36.

160
Gambar 2.31 Skema Air Kondisi Eksisting

161
Gambar 2.32 Neraca Air Eksisting DAS Barito

162
Gambar 2.33 Neraca Air Eksisting DAS Kapuas (Kalteng)

163
Gambar 2.34 Neraca Air Eksisting DAS Maluka

164
Gambar 2.35 Neraca Air Eksisting DAS Tabonio

165
Gambar 2.36 Neraca Air Eksisting WS Barito

166
Kondisi Imbangan air di WS Barito (Gambar 2.36) pada kondisi eksisting
(Tahun 2016) menunjukkan kondisi surplus untuk pemenuhan airnya, namun
pada beberapa lokasi penyebarannya tidak merata. Sedangkan potensi air yang
dapat dikembangkan masih sangat jauh diatas dari kebeutuhan air dan
ketersediaan air terpasang. Oleh Karena itu masih perlu upaya penambahan
infrastruktur sumber daya air di WS Barito untuk dapat memenuhi kebutuhan
air tersebut.

2.3.4. Data Lain-lain


A. Energi
Sektor energi yang terpakai menunjukkan makin tinggi aktivitas produksi
dan kebutuhan rumah tangga. Konsumsi listrik menjadi indikator kemajuan
daerah, karena konsumsi listrik selain menunjang pendidikan juga
menunjang aktivitas jasa sekunder dan produksi. Produksi dan distribusi
listrik terjual se Kabupaten/Kota pada WS Barito dapat dilihat pada Tabel
2.49

Tabel 2.49 Produksi dan Distribusi Listrik Terjual se


Kabupaten/Kota pada WS Barito (satuan KWh)

No Kabupaten/Kota Produksi Terjual Dipakai Sendiri

1 Murung Raya 25.905.066 23.894.633 99.203


2 Gunung Mas 26.347.729 24.099.137 85.355
3 Barito Utara 50.273.081 45.136.365 411.434
4 Barito Selatan - 72.753.340 -
5 Barito Timur 34.146.102 31.135.106 56.105
6 Kapuas 97.663.472 86.195.702 134.636
7 Tabalong - 125.649.202 -
8 Balangan 44.015.419 38.694.709 -
9 Hulu Sungai Utara 132.996.906 92.355.663 -
10 Hulu Sungai Tengah 93.823.065
11 Hulu Sungai Selatan 66.172.527 58.161.600 45.648
12 Tapin 85.443.536
13 Barito Kuala 157.731.289 145.265.923 -
14 Kota Baru - 96.346.928 -
15 Banjar - 215.814.490 -
16 Kota BanjarBaru - 258.726.373 -
17 Kota Banjarmasin 1.638.969.098 1.357.961.248 99.066.370
18 Tanah Laut - 197.351.300 -
Sumber: Hasil Rekapitulasi Data BPS, 2016

167
Tabel 2.50 Banyaknya Tenaga Listrik yang Terjual menurut Jenis Pelanggan
dan Kabupaten/Kota Tahun 2015 (satuan MWh)
Kabupaten/ Rumah
DAS Usaha Industri Umum Jumlah
No Kota Tangga
1 DAS Barito Kota 339.641.791 167.964.134 41.267.487 58.508.675 607.382.087
Banjarmasin
2 DAS Barito, Kota 153.855.929 63.024.139 14.424.221 27.422.085 258.726.347
DAS Maluka Banjarbaru
3 DAS Maluka, Kabupaten 111.817.055 32.781.859 41.829.882 10.922.505 197.351.301
DAS Tabonio Tanah Laut
4 DAS Barito, Kabupaten 159.677.433 25.598.496 14.067.195 16.471.366 215.814.490
DAS Maluka Banjar
5 DAS Barito, 83.437.995 6.309.047 45.864.081 9.486.099 144.008.185
Kabupaten
DAS Kapuas
Barito Kuala
(Kalteng)
6 DAS Barito Kabupaten 70.678.077 14.299.808 4.728.684 6.630.359 96.346.928
Kota Baru
7 DAS Barito Kabupaten 68.759.312 7.292.146 2.403.184 6.988.894 85.443.536
Tapin

8 DAS Barito Kabupaten 56.821.421 6.928.973 1.887.947 7.114.999 72.753.340


Hulu Sungai
Selatan
9 DAS Barito Kabupaten 69.870.390 7.919.697 6.239.167 9.793.812 93.823.066
Hulu Sungai
Timur
10 DAS Barito Kabupaten 58.086.000 5.737.788 4.968.234 6.157.256 74.949.278
Hulu Sungai
Utara
11 DAS Barito Kabupaten 91.299.733 16.802.785 9.532.786 9.013.898 125.649.202
Tabalong
12 DAS Barito Kabupaten 28.084.529 2.926.881 1.672.070 5.248.415 37.931.895
Balangan
Sumber: Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VI Banjarbaru, 2016

Data yang ada menunjukkan bahwa Kota Banjarmasin menjadi konsumen


listrik yang tinggi. Seperti telah disajikan pada Tabel 2.50 wilayah ini
memiliki jumlah industri terbanyak dibanding Kabupaten lain.
Sedangkan di Kalimantan Selatan, Banyaknya Tenaga Listrik yang Terjual
menurut Jenis Pelanggan dan Kabupaten/Kota Tahun 2015 (MWh).

Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik di WS Barito di masa yang akan


datang maka perlu dilakukan pengembangan beberapa waduk. WS Barito
terdapat empat rencana waduk potensial yaitu Waduk Muara Juloi, di
Kabupaten Murung Raya merupakan waduk serbaguna. Lokasi
bendungan-bendungan yang telah diidentifikasi yang dapat dilihat pada
Tabel 2.51.

168
Tabel 2.51 Identifikasi Potensi PLTA
No Waduk Desa Kabupaten Keterangan
1 Muara Juloi Muara Juloi Murung Sungai Sei Juloi
Raya Daya: 282,9 MW
2 Lahei Lahei/Juru Barito Sungai Sei Ngaranayan
Baru Utara Daya: 32,3 MW
3 Teweh Hajak/Liang Barito Sungai Benangin
Naga Utara Daya: 34 MW
4 Tapin Papitak Jaya Tapin Sungai Tapin
Daya: 33 MW
Sumber: BWS Kalimantan II, 2016

Berdasarkan data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) (Tahun


2015) dalam dokumen Energi Baru dan Terbarukan (EBT) disebutkan potensi
PLTMH di WS Barito diantaranya: PLTMH Muara Kendihin (0,6MW) di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan PLTMH Kiram Atas (0,86MW) di
Kabupaten Banjar.

B. Pariwisata
Kabupaten/Kota yang berada dalam WS Barito, data obyek wisata dapat
dilihat pada Tabel 2.52.

Tabel 2.52 Jumlah Obyek Wisata (Se Kabupaten/Kota) di Provinsi Kalimantan


Tengah
Obyek Wisata
Kabupaten/ Biro Toko
Taman Cagar
Kota Alam Budaya Sejarah Perjalanan Souvenir
Nasional Alam
Kapuas 1 - 1 - - 8 -
Barito Selatan 1 - - - - - -
Barito Utara 8 2 1 - - 8 -
Gunung Mas 2 2 - - - - -
Barito Timur 6 1 2 - - - -
Murung Raya 8 - 1 - - 6 -
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah 2014

Untuk mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisatawan perlu


prasarana pariwisata yang memadai seperti, akomodasi, restoran,
prasarana dan sarana transportasi, obyek wisata yang menarik,
kemudahan pencapaian ke lokasi obyek wisata, keramahtamahan serta
keamanan.
Berdasarkan Data BPS Provinsi Kalimantan Selatan (Tahun 2014),
Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Provinsi Kalimantan
Selatan masih rendah dibandingkan dengan potensi pariwisata yang
dimilikinya. Wisatawan asing maupun domestik yang berkunjung ke
Kalimantan Selatan belum begitu besar. Jumlah wisatawan yang
berkunjung ke tempat wisata di Kalimantan Selatan meningkat setiap
tahunnya walaupun peningkatan jumlah kunjungan tersebut dianggap

169
tidak signifikan. Hal ini juga terlihat dari jumlah tamu yang menginap di
hotel dan akomodasi lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan dibandingkan
Indonesia secara keseluruhan Tahun 2010-2014. Jumlah tamu asing dan
domestik pada hotel dan akomodasi lain di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan dari 1 juta pengunjung pada Tahun 2013 menjadi 1,4 juta
pengunjung pada Tahun 2014. Target peningkatan kunjungan wisatawan
mancanegara ke Kalimantan Selatan adalah 10%, sedangkan untuk
wisatawan nusantara sebesar 20%.

C. Industri
Pembangunan industri di wilayah Kabupaten/kota ditujukan untuk
memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha,
meningkatkan peluang ekspor dalam menunjang pembangunan daerah
dengan memanfaatkan sumber daya alam dan energi serta sumber daya
manusia. Peluang untuk membuka berbagai kegiatan di bidang industri
cukup besar dan untuk maksud tersebut pihak pemerintah memberikan
kesempatan sebesar-besarnya kepada masyarakat.

Sektor industri dikelompokkan atas industri besar, sedang, kecil dan


rumah tangga, pengelompokkan tersebut didasarkan pada jumlah tena
kerja yang bekerja pada industri tersebut. Perusahaan industri yang
memiliki tenaga kerja mencapai 100 (seratus) orang atau lebih
diklasifikasikan sebagai perusahaan industri besar, jumlah tenaga kerja
20 (dua puluh) sampai 99 (sembilan puluh sembilan) orang
diklasifikasikan sebagai perusahaan industri sedang, dan bila tenaga
kerjanya kurang dari 20 (dua puluh) orang diklasifikasikan sebagai
perusahaan industri kecil.

Sektor industri minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO)
merupakan sektor terbesar Provinsi Kalimantan Tengah. Sektor industri
merupakan indikator kemajuan wilayah, semakin maju suatu wilayah
biasanya ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya berbagai industri.
Industri dapat dikelompokkan menurut jenisnya yaitu industri ekstratktif
dan industri produsen. Industri ekstratktif seperti jenis industri
pertambangan, merupakan pengguna air dan berpotensi penghasil limbah
dan berpotensi merusak lingkungan yang cukup tinggi. Sementara itu
industri pengolah hasil pertanian berpotensi merusak kualitas air apabila
tidak cermat pengendaliannya, namun industri ini lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan industri ekstraktif. Tabel 2.53 berikut ini disajikan
data jumlah industri dan pekerja yang diserap di WS Barito.

170
Tabel 2.53 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Kecil dan Jumlah Tenaga
Kerja di Kalimantan Tengah
Banyaknya Banyaknya
Perusahaan/ Tenaga kerja/
Kelompok Industri/ Industrial Group
Number of Number of
Establishment Person Engaged
(1) (2) (3)
(15124) Udang Laut/ Udang Sungai 1 85
(15141) CPO 18 13.532
(15311) Penggilingan Padi dan Penyosohan
1 32
Beras
(15494) Tempe dan Tahu 1 28
(15496) Kerupuk, Keripik, dan Sejenisnya 1 29
(15540) Air Minum Dalam Kemasan 1 30
(20101) Papan, Balok, Reng, dan Kasau 2 70
(20102) Pengawetan Kayu 2 49
(20103) Pengawetan Rotan 10 332
(20212) Kayu Lapis 2 2.377
(20220) Dowel, Maulding 2 569
(22120) Koran/ Surat Kabar/ Newspaper 2 127
(24114) Karbon Aktif/ Active Carbon 1 61
(25123) Crumb Rubber 3 1.419
(26322) Batu Bata 2 90
(26323) Genteng 1 20
Jumlah/ Total 50 18.850
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah 2014

Tabel 2.54 Industri Kecil Menengah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Kalimantan Tengah
Kabupaten/ Kota/ Regency/ Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja
Municipality Number of Unit Work Employed
(1) (2) (3)
Kapuas 295 829
Barito Selatan - -
Barito Utara - -
Gunung Mas - -
Barito Timur 99 172
Murung Raya 307 622
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah 2014

Kontribusi sektor industri pengolahan di Kalimantan Selatan tidak setinggi sektor


pertambangan. Potensi sumberdaya alam Kalimantan Selatan yang besar dalam
perekonomian harus berimbas pada kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan usaha mandiri, seperti keberadaan industri rakyat. Sektor industri
usaha mikro, kecil, dan menengah perannya tidak begitu besar dalam pembentukan

171
ekonomi Kalimantan Selatan, namun berperan dalam menciptakan lapangan kerja
dan pemerataan pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan (Tabel 2.55).

Tabel 2.55 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun
2014
Tahun Unit TenagaKerja NilaiInventasi NilaiProduksi NilaiTambah
Usaha (orang) (Rp 000) (Rp 000) (Rp 000)
(Buah)

2012 63.554 184.270 10.680.798.337 26.451.103.404 19.884.343.934

2013 66.544 207.773 11.550.010.060 29.490.437.256 20.722.211.329


Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan 2015

2.4 Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Permasalahan


Identifikasi kondisi lingkungan dan permasalahan ditinjau dalam 5 (lima)
aspek pengelolaan sumber daya air yaitu konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, sistem
informasi sumber daya air, dan pemberdayaan dan peningkatan peran
masyarakat dan dunia usaha.

2.4.1 Aspek Konservasi Sumber Daya Air


Erosi dan sedimentasi di WS Barito merupakan salah satu permasalahan
yang mengancam kelestarian fungsi sumber daya air serta keberlangsungan
manfaat yang diperoleh dari upaya pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air yang telah dilaksanakan. Permasalahan dalam konservasi sumber
daya air di WS Barito antara lain adalah:
1. Meningkatnya luas lahan kritis (tanah terbuka 0,8% luas WS Barito atau
64.128 ha) akibat pembalakan liar & pembukaan lahan;
2. Konversi hutan menjadi tanaman perkebunan (perambahan hutan)
seluas 16.833 ha;
3. Meningkatnya erosi dan sedimentasi akibat pengolahan tanah yang
tidak mengindahkan kaidah konservasi;
4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi di sekitar
kawasan hutan;
5. Kekeringan di musim kemarau karena belum termanfaatkannya potensi
air yang cukup besar akibat sarana prasarana yang kurang memadai;
6. Kualitas air sungai untuk air baku kurang memenuhi baku mutu air
kelas 1 (satu); dan
7. Pencemaran sungai akibat minimnya sarana dan prasarana sanitasi.
2.4.2 Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air
Permasalahan dalam pendayagunaan sumber daya air antara adalah:
1. Belum adanya zonasi pemanfaatan dan peruntukan sumber daya air
dan sumber air yang memperhatikan fungsi lindung dan budidaya;
2. Sempadan sumber air belum sepenuhnya digunakan sebagai batasan
dalam pemanfaatan ruang sumber air;

172
3. Operasi dan pemeliharaan belum berjalan sesuai dengan harapan akibat
belum adanya pedoman dan standar yang jelas serta minimnya biaya;
4. Adanya resiko pencemaran air bersih penduduk dari sumur pada
sumber air;
5. Pemanfaatan air untuk kebutuhan irigasi dan irigasi rawa belum
optimal di beberapa DI;
6. Tingginya alih fungsi lahan sawah irigasi teknis ke peruntukkan lain
terutama potensi lahan irigasi baru belum dikembangkan;
7. Kekurangan daya listrik di beberapa Kabupaten dan mahalnya
operasional biaya PLTD;
8. Lahan irigasi yang belum terjangkau jaringan irigasi air permukaan; dan
9. Pengusahaan sumber daya air pada ruas sungai tertentu oleh dunia
usaha dan masyarakat yang tidak teratur.

2.4.3 Aspek Pengendalian Daya Rusak Air


Di beberapa lokasi pada ruas sungai yang mengalami degradasi dasar
sungai telah terjadi longsoran tebing, destabilitasi dan kerusakan bangunan
seperti pilar jembatan, dan intake pengambilan air dimana rehabilitasi
kerusakan tersebut akan memerlukan biaya yang besar. Permasalahan
terkait aspek pengendalian daya rusak antara lain:
1. Banjir yang sering melanda pemukiman dan areal pertanian dibeberapa
Kabupaten yaitu di Kabupaten Kapuas yang mengakibatkan kerusakan
lahan seluas 4.290 Ha, di Kabupaten Barito Timur dengan kerusakan
lahan 1.250 Ha, di Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara,
Kabupaten Balangan dan di Kota Banjar.
2. Laju erosi dan sedimentasi semakin meningkat terutama yang masuk ke
teluk;
3. Perubahan garis pantai dan kerusakan pemukiman di sekitar pantai;
dan
4. Kurang optimalnya penanganan terhadap bencana terutama dampak
akibat banjir.

2.4.4 Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia


Usaha
Permasalahan dalam pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat
dan dunia usaha di WS Barito yaitu:
1. Belum adanya TKPSDA yang mengkoordinasikan Pengelolaan SDA WS
Barito;
2. Adanya anggapan masyarakat bahwa masalah sumber daya air masih
merupakan tanggung jawab pemerintah, sehingga masyarakat kurang
peduli dalam mengelola sumber daya air baik dalam kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi maupun menjaga
lingkungan;
3. Diduga lemahnya penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan;

173
4. Belum ada pengaturan yang jelas mengenai peran dari lembaga terkait
pengelolaan sumber daya air di WS Barito;
5. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia pada instansi
terkaitdalam pengelolaan sumber daya air; dan
6. Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan di bidang
kehutanan.

2.4.5 Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA)


Saat ini di WS Barito terdapat beberapa instansi pengelola sumber daya air
yang masing-masing instansi memiliki dan mengelola informasi terkait
dengan aktivitasnya dalam pengelolaan sumber daya air. Permasalahan
dalam aspek sistem informasi sumber daya air di WS Barito antara adalah:
1. Pengelolaan data curah hujan dan klimatologi belum optimal;
2. Sistem informasi tentang sumber daya air masih dalam tahap
pengembangan, sehingga informasi mengenai kondisi sumber daya air
belum baik; dan
3. Kurangnya tenaga profesional dalam pengelolaan sisda.

2.5 Identifikasi Terhadap Potensi yang Bisa Dikembangkan


2.5.1 Aspek Konservasi Sumber Daya Air
Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk aspek konservasi sumber
daya air di WS Barito antara lain:
1. Pengembangan wanatani yang sangat besar dengan kondisi hutan yang
luas dalam rangka reboisasi untuk rehabilitasi DAS (Total seluas 5.548,64
Ha) di Kabupaten Murungraya, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten
Barito Timur, Kabupaten Barito utara, Kabupaten Gunungmas,
Kabupaten Kapuas Balangan, Kabupaten Banjar, Kotabaru, Kabupaten
Tabalong, Kabupaten Tanah laut, Kabupaten Tapin;
2. Pembangunan waduk-waduk di beberapa lokasi seperti Embung Danah
Mantiuwi, Embung Barito Timur, Embung Konservasi Jaro, Waduk
Konservasi Tapin dan Waduk Balangan;
3. Pengembangan kaidah konservasi dalam pengelolaan tanah; dan
4. Pengembangan metode SRI untuk tanaman padi.

2.5.2 Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air


Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk aspek pendayagunaan
sumber daya air di WS Barito antara lain:
1. Pembangunan bendungan multi purpose Seperti: Bendungan Muara Juloi
(282,9MW), Bendungan Teweh (34MW), Bendungan Tapin (33MW),
Bendungan Lahei (32,3MW) dan Bendungan Riam Kiwa sebagai bangunan
PLTA dan sebagai sarana penyedia air baku dalam rangka peningkatan
pelayanan PDAM Kabupaten/Kota;
2. Penambahan sumber air baku dengan memanfaatkan (ekploitasi) sumber
air dari mata air, air bawah tanah/air tanah, relokasi pemanfaatan air,
waduk/embung, air permukaan seperti Pembangunan Waduk Muara

174
Juloi, Waduk Lahei, Waduk PLTA Teweh, Waduk Riam Kiwa, Waduk
Balangan dan Waduk Tapin;
3. Pembangunan SPAM di Hilir PLTA Riam Kanan untuk Pemenuhan air
Baku untuk keperluan domestik di Kota Martapura, Kota Banjarmasin
sebesar 3.000 lt/det;
4. Pembangunan IPA, WTP Regional Banjar Bakula untuk air bersih dengan
sumber Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Martapura
dengan Kapasitas Pompa 1.600 lt/det, Intake Bandung Karang Intan
dengan kapasitas 1.200 lt/det dan Sungai Riam Kanan 5.190 lt/det;
5. Pengembangan daerah dan jaringan irigasi termasuk pengembangan DIR
pasang surut dan non pasang surut seperti di area Lahan Ex-PLG dengan
Areal pengembangan seluas 1,119 juta ha; dan
6. Pengembangan kegiatan wisata air sarana pemancingan, dan pariwisata.

2.5.3 Aspek Pengendalian Daya Rusak Air


Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk aspek pengendalian daya
rusak air di WS Barito antara lain:
1. Pembangunan bendungan multi purpose sebagai bangunan pengendali
banjir;
2. Rehabilitasi bangunan sungai, perbaikan tanggul di beberapa sungai,
melalui pembangunan bangunan perkuatan tebing, bronjong;
3. Perbaikan sistem drainase dan pembangunan kolam retensi dalam rangka
pengendalian banjir; dan
4. Pembangunan bangunan pengamanan garis pantai dan pembangunan
tembok laut dan krib untuk penanganan abrasi pantai.

2.5.4 Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air


Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk aspek sistem informasi
sumber daya air di WS Barito antara lain:
1. Role sharing antar institusi pengelola sumber daya air, yang
memungkinkan sharing sistem informasi sumber daya air; dan
2. Pengembangan sumber daya manusia dan jaringan informasi sumber
daya air yang terpadu dan sharing data informasi antar institusi pengelola
data informasi.

2.5.5 Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia


Usaha
Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk aspek pemberdayaan dan
peningkatan peran masyarakat dan dunia usahadi WS Barito antara lain:
1. Pelibatan masyarakat sejak perencanaan (perencanaan partisipatif)
sampai konstruksi; dan
2. Kegiatan GN-KPA sebagai sarana untuk mewujudkan kesadaran
penyelamatan sumber-sumber air dalam upaya meningkatkan peran
masyarakat.

175
BAB III
ANALISA DATA

3.1 Asumsi, Kriteria dan Standar


3.1.1. Asumsi
Asumsi yang dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan pola
pengelolaan sumber daya air memuat parameter - parameter berikut untuk
dipertimbangkan, yakni:
(1) Tatakelola pemerintahan (Perubahan Politik)
(2) Pertumbuhan ekonomi
(3) Pertumbuhan penduduk

Uraian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut:


A. Tatakelola Pemerintahan (Perubahan Politik)
Arah politik dapat memberi pengaruh signifikan pada pembangunan.
Secara prinsip, telah diidentifikasi kebijakan berikut:
• Current Trend (CT): Kebijakan yang berorientasi pada masalah yang
mendesak dan solusi jangka pendek, mengikuti kecenderungan saat ini
dan melanjutkan pembangunan yang sudah berjalan.
• Good Governance (GG): Pelaksanaan secara proaktif dari kebijakan
pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dengan penegakan
hukum dan dukungan pemangku kepentingan yang memadai.

Berdasarkan Pedoman Umum Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam


Menerapkan Prinsip-Prinsip Tatakelola Pemerintahan yang Baik dalam
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Sebagaimana dikutip dari
Koesnadi Hardjasoemantri, tatakelola pemerintahan yang baik hanya
bermakna jika didukung oleh lembaga negara yang menciptakan politik,
ekonomi dan sosial, dan iklim yang stabil.
B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan variasi pada masa lalu, tapi dengan
kecenderungan stabil antara 5% dan 6% per tahun, sehingga dalam
skenario ini digunakan 3 (tiga) tingkat pertumbuhan ekonomi:
1. Pertumbuhan ekonomi rendah, jika pertumbuhan ekonominya < 5%;
2. Pertumbuhan ekonomi sedang, jika pertumbuhan ekonominya 5% -
6%; dan
3. Pertumbuhan ekonomi tinggi, jika pertumbuhan ekonominya > 6%.
C. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2016 laju pertumbuhan
penduduk di Kalimantan Tengah dan Selatan menggunakan basis
pertumbuhan penduduk dalam kecamatan. Dampak nyata pertumbuhan
penduduk terhadap pengelolaan sumber daya air tidak terlalu banyak, tapi
dampaknya lebih terasa pada cara orang memilih tempat tinggal sehingga
menyebabkan pertumbuhan perkotaan.

176
Analisis data dilakukan terutama untuk mendapatkan gambaran potensi
sumber daya air di WS Barito. Dalam menganalisis potensi sumber daya air
di WS ini digunakan asumsi lain sebagai berikut:
1. Tingkat kepadatan penduduk: tersebar merata di masing-masing
kecamatan.
2. Tingkat Pertumbuhan penduduk: Tingkat Kabupaten
3. Curah Hujan Efektif: 70% curah hujan keandalan 80%;
3.1.2. Kriteria
Dalam menganalisis data sebagai dasar penyusunan Pola pengelolaan
sumber daya air WS Barito digunakan beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Pedoman Perencanaan Wilayah Sungai, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, 2004;
2. Ketersediaan, kebutuhan air irigasi dan neraca air dengan berpedoman
pada Kriteria Perencanaan Irigasi dari Direktorat Jenderal Pengairan
2014;
3. Kriteria untuk perataan hujan (hujan daerah) dengan besumber pada
Poligon Thiesen;
4. Pola distribusi hujan dengan bersumber pada Mononobe;
5. Hidrograf Satuan Sintetik dengan bersumber pada Nakayasu;
6. Kriteria untuk pengalihan data hujan menjadi aliran dengan
menggunakan metode MOCK;
7. Kriteria untuk menentukan faktor erodibilitas tanah dengan besumber
pada USDA dan FAO;
8. Kriteria untuk menentukan Faktor kelas lereng, penggunaan
lahan,dan pengelolaan lahan, kekritisan lahan dan parameter
Ekosistem dengan besumber pada Kirby, 1984;
9. Kriteria untuk menilai kualitas air dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001; dan
10. Kewenangan pengelolaan DI sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2015
3.1.3. Standar
Pola Pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan dengan standar
sebagai berikut:
• Kebutuhan air Rumah tangga per kapita: Direktorat Jenderal Cipta
Karya, 2006
Tabel 3.1 Standar Perhitungan Kebutuhan Air Domestik
Jumlah Penduduk Domestik Non Domestik
(lt/kapita/hari) (lt/kapita/hari)
Metropolitan > 1.000.000 175 62
Kota Besar 500.000 – 1.000.000 135 48
Kota Sedang 100.000 – 500.000 115 41
Kota Kecil 20.000 – 100.000 100 35
Semi Urban (Ibu
Kota 3000 - 20.000 75 27
Kecamatan/Desa)
Sumber: -Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2006

177
• Kebutuhan air irigasi: article FAO No. 24, 1974
• Penetapan Jenis Tanaman dan Periode Pertumbuhan

Tabel 3.2 Jenis Tanaman dan Periode Pertumbuhan


Panjang dari periode
Panjang dari periode
pertumbuhan tidak termasuk
Tanaman tanam (# langkah waktu
persiapan lahan termasuk masa
½ bulan)
panen (# langkah waktu ½ bulan)
Padi SMV 7 2
Padi LMV 9 2
Palawija 7 1
Tebu 23 1
Catatan: SMV = Short Maturing Variety (Varietas berumur pendek/Unggul)
LMV = Long Maturing Variety (Varietas berumur panjang/Non-Unggul)
Sumber: BTA-155 (1989)

• Kebutuhan pra-jenuh sama dengan 200 mm untuk tanaman padi


pertama (awal musim hujan) dan 150 mm untuk tanaman padi
berikutnya.
• Kebutuhan air Peternakan:FIDP
• Evapotranspirasi: Modified Penman

3.2 Skenario Kondisi Ekonomi, Politik dan Perubahan Iklim


Skenario kondisi wilayah sungai merupakan asumsi tentang kondisi pada
masa yang akan datang yang mungkin terjadi, misalnya: kondisi perekonomian
atau perubahan politik dan lain sebagainya. Skenario ditinjau pada setiap atau
masing aspek pengelolaan sumber daya air, yaitu konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, sistem
informasi sumber daya air serta pemberdayaan dan peningkatan peran
masyarakat dan dunia usaha yang menggambarkan kondisi wilayah sungai
yang ada (eksisting) serta kondisi masa mendatang yang akan diharapkan.

Penyusunan skenario kondisi wilayah sungai disusun secara prioritas mulai


dari aspek-aspek yang paling dominan di masing-masing wilayah sungai. Dari
ke 5 (lima) aspek pengelolaan sumber daya air akan terdapat 1 (satu) ataupun
lebih permasalahan yang diprioritaskan serta potensi yang akan
dikembangkan. Hal-hal tersebutlah yang dapat diterjemahkan kedalam
skenario kondisi wilayah sungai, sebagai contoh skenario kondisi berdasarkan
(a) kebijakan yang berlaku pada wilayah sungai, (b) kondisi alam, (c) kondisi
ekonomi, (d) kondisi politik.

3.2.1. Asumsi Skenario Pertumbuhan Ekonomi


Perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya
6-7%. Dengan pencapaian ini Indonesia masuk ke tingkatan “negara-negara
berpendapatan menengah”

178
Tabel 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Rata Rata Pertumbuhan
PDB (%)
1998 – 1999 -6,65
2000 – 2004 4,60
2005 – 2009 5,64
2010 - 2013 6,15
Sumber: BI dan BPS (2014)

Institusi-Institusi otoritas internasional (Bank Dunia, IMF dan Bank


Pembangunan Asia) memproyeksikan pertumbuhan PDB tahunan
Indonesia dalam kisaran 5,3% - 6,0% untuk periode 2014 sampai 2017.

3.2.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Berdasarkan jumlah penduduk pada Tabel 2.5 dan asumsi skenario
pertumbuhan penduduk tiap skenario maka dalam penyusunun skenario
pengelolaan sumber daya air untuk memprediksi kebutuhan air yang masa
akan datang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk seperti Tabel
3.4 berikut:

Tabel 3.4 Proyeksi Jumlah Penduduk pada skenario ekonomi rendah


(i=1,35%/tahun)
Nama
DAS 2016 2021 2026 2031 2036
WaterDistrict
Barito Alalak 287.306 307.230 328.536 351.319 375.682
Alar 15.147 16.198 17.321 18.522 19.807
Ayuh 25.271 27.024 28.898 30.902 33.045
Barito 11.371 12.160 13.003 13.905 14.869
Barito Ajar 6.623 7.083 7.574 8.099 8.661
Barito Ayuh 2.282 2.441 2.610 2.791 2.984
Barito Hilir 89.673 95.892 102.542 109.653 117.257
Barito Hulu 14.442 15.444 16.515 17.660 18.885
Barito Karau 15.265 16.324 17.456 18.667 19.961
Barito Lemu 16.081 17.197 18.389 19.664 21.028
Barito Napu 5.835 6.240 6.673 7.136 7.630
Barito Negara 41.596 44.481 47.566 50.864 54.391
Barito Pamelu 15.323 16.386 17.522 18.738 20.037
Barito Tabai 57.930 61.948 66.244 70.837 75.750
Barito Tapanuh 29.271 31.301 33.472 35.793 38.275
Barito Tengah 4.008 4.286 4.584 4.901 5.241
Batangalai 213.964 228.802 244.669 261.636 279.780
Berioi 9.696 10.369 11.088 11.857 12.679
Bumban Kanan 1.432 1.532 1.638 1.752 1.873
Bumban Kiri 2.262 2.419 2.587 2.766 2.958
Djulai 18.308 19.578 20.936 22.388 23.940
Halung 13.135 14.046 15.020 16.062 17.176
Karau 70.678 75.580 80.821 86.426 92.419
Lahei 35.205 37.647 40.258 43.049 46.035
Laung Hulu 11.076 11.845 12.666 13.544 14.483

179
Nama
DAS 2016 2021 2026 2031 2036
WaterDistrict
Laung Tengah 9.356 10.005 10.699 11.441 12.234
Lemu 10.083 10.783 11.530 12.330 13.185
Mangkook 37.385 39.978 42.750 45.715 48.885
Martapura 590.942 631.923 675.745 722.606 772.717
Napu Muning 54.227 57.988 62.009 66.309 70.908
Negara 48.436 51.795 55.387 59.228 63.335
Batangalai
Negara Hilir 28.114 30.064 32.149 34.378 36.762
Negara Hulu 77.502 82.877 88.624 94.770 101.342
Negara Tengah 98.233 105.046 112.330 120.120 128.450
Riam Kanan 198.844 212.634 227.379 243.147 260.009
Riam Kiwa 102.908 110.045 117.676 125.837 134.563
Riam Kiwa Hilir 43.159 46.152 49.353 52.775 56.435
Tabai 117.156 125.281 133.969 143.259 153.194
Tabalong Kanan 62.642 66.987 71.632 76.599 81.911
Tabalong Kiri 20.639 22.071 23.601 25.238 26.988
Atas
Tabalong Kiri 18.690 19.987 21.373 22.855 24.440
Bawah
Tapin Amandit 212.601 227.345 243.111 259.970 277.998
Temparak 10.698 11.440 12.234 13.082 13.989
Teweh 67.348 72.019 77.013 82.354 88.065
Tuhup 10.126 10.829 11.580 12.383 13.241
Tutul 43.995 47.046 50.309 53.798 57.528
Kapuas Barito Kapuas 10.797 11.546 12.347 13.203 14.119
(Kalteng) Barito Muning 11.556 12.358 13.215 14.131 15.111
Hiang 2.686 2.873 3.072 3.285 3.513
Kapuas Hilang 15.705 16.795 17.959 19.205 20.536
Kapuas Hulu 5.913 6.324 6.762 7.231 7.732
Kapuas Kuantan 1.779 1.903 2.035 2.176 2.327
Kapuas Lahung 4.117 4.403 4.708 5.035 5.384
Kapuas Lupak 27.894 29.829 31.897 34.109 36.475
Kapuas 1.976 2.114 2.260 2.417 2.584
Mentangaik
Kapuas Murui 742 794 849 908 971
Kapuas Tengah 647 692 740 792 847
Kuantan 1.605 1.717 1.836 1.963 2.099
Lahung 6.846 7.321 7.829 8.372 8.952
Mangkutup 2.818 3.014 3.223 3.446 3.685
Mentangaik 4.225 4.518 4.832 5.167 5.525
Murui 4.381 4.685 5.010 5.358 5.729
Terusan 337 361 386 413 441
Maluka Maluka 210.260 224.841 240.434 257.107 274.937
Tabonio Tabonio 79.387 84.893 90.780 97.075 103.807
Total 3.269.935 3.496.729 3.739.215 3.998.518 4.275.799
Sumber: Hasil Analisis, 2017

180
Tabel 3.5 Proyeksi Jumlah Penduduk pada skenario ekonomi sedang
(i=1,67%/tahun)
DAS WaterDistrict 2016 2021 2026 2031 2036
Barito Alalak 287.306 312.111 339.058 368.330 400.131
Alar 15.147 16.455 17.876 19.419 21.096
Ayuh 25.271 27.453 29.823 32.398 35.195
Barito 11.371 12.353 13.420 14.578 15.837
Barito Ajar 6.623 7.195 7.816 8.491 9.224
Barito Ayuh 2.282 2.480 2.694 2.926 3.179
Barito Hilir 89.673 97.415 105.826 114.962 124.888
Barito Hulu 14.442 15.689 17.044 18.515 20.114
Barito Karau 15.265 16.583 18.015 19.570 21.260
Barito Lemu 16.081 17.470 18.978 20.617 22.396
Barito Napu 5.835 6.339 6.887 7.481 8.127
Barito Negara 41.596 45.188 49.089 53.327 57.931
Barito Pamelu 15.323 16.646 18.084 19.645 21.341
Barito Tabai 57.930 62.932 68.365 74.268 80.679
Barito Tapanuh 29.271 31.799 34.544 37.526 40.766
Barito Tengah 4.008 4.355 4.730 5.139 5.582
Batangalai 213.964 232.437 252.505 274.305 297.987
Berioi 9.696 10.534 11.443 12.431 13.504
Bumban Kanan 1.432 1.556 1.690 1.836 1.995
Bumban Kiri 2.262 2.458 2.670 2.900 3.151
Djulai 18.308 19.889 21.606 23.472 25.498
Halung 13.135 14.270 15.501 16.840 18.294
Karau 70.678 76.781 83.409 90.611 98.434
Lahei 35.205 38.245 41.547 45.134 49.030
Laung Hulu 11.076 12.033 13.072 14.200 15.426
Laung Tengah 9.356 10.164 11.042 11.995 13.031
Lemu 10.083 10.954 11.900 12.927 14.043
Mangkook 37.385 40.613 44.119 47.929 52.066
Martapura 590.942 641.962 697.386 757.596 823.003
Napu Muning 54.227 58.909 63.995 69.520 75.522
Negara 48.436 52.618 57.161 62.096 67.457
Batangalai
Negara Hilir 28.114 30.542 33.179 36.043 39.155
Negara Hulu 77.502 84.194 91.463 99.359 107.937
Negara Tengah 98.233 106.715 115.928 125.936 136.809
Riam Kanan 198.844 216.012 234.661 254.921 276.930
Riam Kiwa 102.908 111.793 121.445 131.930 143.320
Riam Kiwa Hilir 43.159 46.886 50.934 55.331 60.108
Tabai 117.156 127.271 138.259 150.196 163.163
Tabalong Kanan 62.642 68.051 73.926 80.308 87.242
Tabalong Kiri 20.639 22.421 24.357 26.460 28.744
Atas
Tabalong Kiri 18.690 20.304 22.057 23.961 26.030
Bawah
Tapin Amandit 212.601 230.957 250.896 272.558 296.089
Temparak 10.698 11.622 12.625 13.715 14.900
Teweh 67.348 73.163 79.480 86.341 93.796

181
DAS WaterDistrict 2016 2021 2026 2031 2036
Tuhup 10.126 11.001 11.950 12.982 14.103
Tutul 43.995 47.794 51.920 56.403 61.272
Barito Kapuas 10.797 11.730 12.742 13.842 15.037
Kapuas Barito Muning 11.556 12.554 13.638 14.815 16.095
(Kalteng) Hiang 2.686 2.918 3.170 3.444 3.741
Kapuas Hilang 15.705 17.061 18.534 20.135 21.873
Kapuas Hulu 5.913 6.424 6.979 7.581 8.236
Kapuas Kuantan 1.779 1.933 2.100 2.281 2.478
Kapuas Lahung 4.117 4.473 4.859 5.279 5.734
Kapuas Lupak 27.894 30.303 32.919 35.761 38.848
Kapuas 1.976 2.147 2.332 2.534 2.752
Mentangaik
Kapuas Murui 742 807 876 952 1.034
Kapuas Tengah 647 703 764 830 902
Kuantan 1.605 1.744 1.895 2.058 2.236
Lahung 6.846 7.438 8.080 8.777 9.535
Mangkutup 2.818 3.062 3.326 3.613 3.925
Mentangaik 4.225 4.590 4.987 5.417 5.885
Murui 4.381 4.760 5.171 5.617 6.102
Terusan 337 367 398 433 470
Maluka Maluka 210.260 228.413 248.134 269.557 292.829
Tabonio Tabonio 79.387 86.241 93.687 101.776 110.562
Total 3.269.935 3.552.280 3.858.966 4.192.130 4.554.059
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Tabel 3.6 Proyeksi Jumlah Penduduk pada skenario ekonomi tinggi


(i=2,04%/tahun)
DAS WaterDistrict 2016 2021 2026 2031 2036
Barito Alalak 287.306 317.832 351.601 388.957 430.283
Alar 15.147 16.757 18.537 20.507 22.685
Ayuh 25.271 27.956 30.927 34.213 37.847
Barito 11.371 12.580 13.916 15.395 17.030
Barito Ajar 6.623 7.327 8.106 8.967 9.919
Barito Ayuh 2.282 2.525 2.793 3.090 3.418
Barito Hilir 89.673 99.201 109.741 121.400 134.299
Barito Hulu 14.442 15.977 17.674 19.552 21.629
Barito Karau 15.265 16.887 18.682 20.666 22.862
Barito Lemu 16.081 17.790 19.680 21.771 24.084
Barito Napu 5.835 6.455 7.141 7.900 8.739
Barito Negara 41.596 46.016 50.905 56.313 62.297
Barito Pamelu 15.323 16.952 18.753 20.745 22.949
Barito Tabai 57.930 64.085 70.894 78.427 86.759
Barito Tapanuh 29.271 32.381 35.822 39.628 43.838
Barito Tengah 4.008 4.434 4.905 5.427 6.003
Batangalai 213.964 236.698 261.846 289.666 320.443
Berioi 9.696 10.727 11.866 13.127 14.522
Bumban Kanan 1.432 1.585 1.753 1.939 2.145
Bumban Kiri 2.262 2.503 2.769 3.063 3.388
Djulai 18.308 20.254 22.406 24.786 27.419

182
DAS WaterDistrict 2016 2021 2026 2031 2036
Halung 13.135 14.531 16.075 17.783 19.672
Karau 70.678 78.188 86.495 95.685 105.851
Lahei 35.205 38.946 43.084 47.661 52.725
Laung Hulu 11.076 12.253 13.555 14.995 16.588
Laung Tengah 9.356 10.351 11.450 12.667 14.012
Lemu 10.083 11.155 12.340 13.651 15.101
Mangkook 37.385 41.358 45.752 50.613 55.990
Martapura 590.942 653.729 723.185 800.022 885.022
Napu Muning 54.227 59.989 66.363 73.413 81.213
Negara 48.436 53.583 59.276 65.573 72.540
Batangalai
Negara Hilir 28.114 31.102 34.406 38.061 42.105
Negara Hulu 77.502 85.737 94.846 104.923 116.071
Negara Tengah 98.233 108.670 120.216 132.989 147.119
Riam Kanan 198.844 219.971 243.342 269.197 297.798
Riam Kiwa 102.908 113.842 125.938 139.318 154.120
Riam Kiwa Hilir 43.159 47.745 52.818 58.429 64.637
Tabai 117.156 129.604 143.374 158.607 175.459
Tabalong Kanan 62.642 69.298 76.661 84.806 93.816
Tabalong Kiri 20.639 22.832 25.258 27.942 30.910
Atas
Tabalong Kiri 18.690 20.676 22.873 25.303 27.991
Bawah
Tapin Amandit 212.601 235.190 260.178 287.821 318.401
Temparak 10.698 11.835 13.093 14.484 16.022
Teweh 67.348 74.504 82.420 91.177 100.864
Tuhup 10.126 11.202 12.393 13.709 15.166
Tutul 43.995 48.670 53.841 59.561 65.889
Kapuas Barito Kapuas 10.797 11.945 13.214 14.618 16.171
(Kalteng) Barito Muning 11.556 12.784 14.143 15.645 17.307
Hiang 2.686 2.972 3.288 3.637 4.023
Kapuas Hilang 15.705 17.374 19.220 21.262 23.521
Kapuas Hulu 5.913 6.542 7.237 8.006 8.856
Kapuas 1.779 1.969 2.178 2.409 2.665
Kuantan
Kapuas Lahung 4.117 4.555 5.039 5.574 6.166
Kapuas Lupak 27.894 30.858 34.137 37.764 41.776
Kapuas 1.976 2.186 2.419 2.676 2.960
Mentangaik
Kapuas Murui 742 821 909 1.005 1.112
Kapuas Tengah 647 716 792 876 969
Kuantan 1.605 1.776 1.965 2.173 2.404
Lahung 6.846 7.574 8.379 9.269 10.253
Mangkutup 2.818 3.118 3.449 3.816 4.221
Mentangaik 4.225 4.674 5.171 5.720 6.328
Murui 4.381 4.847 5.362 5.932 6.562
Terusan 337 373 413 457 505
Maluka Maluka 210.260 232.600 257.313 284.652 314.895
Tabonio Tabonio 79.387 87.822 97.153 107.475 118.894
Total 3.269.935 3.617.389 4.001.730 4.426.895 4.897.228
Sumber: Hasil Analisis, 2017

183
Skenario yang diasumsikan dalam Pola pengelolaan sumber daya air WS
Barito memuat parameter utama untuk dipertimbangkan, yakni (a)
Tatakelola Pemerintahan (Perubahan Politik), (b) Pertumbuhan Ekonomi,
dan (c) Pertumbuhan Penduduk

Tabel 3.7 Parameter Skenario dalam Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito
Parameter Penjelasan

Current Trend (CT); Mengasumsikan bahwa situasi tata kelola


pemerintahan saat ini kurang lebih sama.
Kebijakan yang berorientasi pada masalah yang mendesak dan
solusi jangka pendek, mengikuti kecenderungan saat ini dan
melanjutkan pembangunan yang sudah berjalan.
Good Governance (GG); Tatakelola pemerintahan dan pengelola
sumber daya air WS Barito mampu melaksanakan Tatakelola
Tatakelola
Pemerintahan yang baik dan mampu meyakinkan semua pemilik
Pemerintahan
kepentingan untuk melaksanakan rencana yang telah diberikan.
(Perubahan Politik)
Pelaksanaan secara proaktif dari kebijakan pengelolaan sumber
daya air yang berkelanjutan dengan penegakan hukum dan
dukungan stakeholder yang memadai.
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 44/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Pengembangan Sumber Daya Manusia
dalam Menerapkan Prinsip-Prinsip Tatakelola Pemerintahan yang
Baik dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum)

Kisaran Pertumbuhan Ekonomi Provinsi antara 5,0 – 5,5% (Sedang


ke Tinggi)
Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi menunjukkan variasi pada masa lalu, tapi
Ekonomi dengan kecenderungan stabil antara (5,5 dan 6,2) % per tahun.
Sehingga dalam skenario in digunakan 3 (tiga) tingkat
pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi Rendah,
Pertumbuhan Ekonomi Sedang, dan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi.

Diasumsikan pertumbuhan penduduk sebesar 1,35% (untuk


Pertumbuhan
skenario ekonomi rendah), 1,67% (untuk skenario ekonomi sedang)
penduduk
dan 2,04% (untuk skenario ekonomi tinggi).
Sumber: Hasil Analisa, Tahun 2017

Berdasarkan analisis pertumbuhan ekonomi dikategorikan kedalam


skenario pertumbuhan ekonomi rendah, ekonomi sedang dan ekonomi
tinggi dengan kriteria sebagai berikut:
1) Skenario 1 :Pertumbuhan ekonomi rendah apabila pertumbuhan
ekonomi < 5,0 %
2) Skenario 2:Pertumbuhan ekonomi sedang apabila pertumbuhan
ekonomi 5,0 % - 6,0 %
3) Skenario 3 :Pertumbuhan ekonomi tinggi apabila pertumbuhan
ekonomi > 6,0 %

184
Dari uraian diatas skenario pengelolan sumber daya air WS Barito disusun
secara prioritas mulai dari aspek-aspek yang memiliki pengaruh signifikan
dalam pengelolaan sumber daya air.
Dalam penyusunan Skenario WS Barito pengaruh yang signifikan adalah
masalah banjir dan konservasi kemudian prioritas lainnya pendayagunaan
sumber daya air terkait kebutuhan air serta aspek pendukung yaitu
kelembagaan dan sistem informasi sumber daya air.Skenario dari masing-
masing aspek selanjutnya dilakukan peninjauan terhadap kondisi
perekonomian suatu daerah yang berada WS Barito yang terdiri dari
beberapa Kabupaten/kota. Dari masing masing aspek pengelolaan sumber
daya air tersebut ditinjau terhadap perekonomian WS Barito yang
menghasilkan kegiatan untuk masing-masing skenario perekonomian
yaitu kuat, sedang dan rendah. Dibawah ini dijelaskan secara ringkas
skenario yang diusulkan berdasarkan analisis dengan mempertimbangkan
kondisi WS Barito.
Berdasarkan hasil analisis untuk seluruh aspek terkait yaitu konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya
rusak air serta arahan yang ada dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan
Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan akan ditetapkan
beberapa skenario pengelolaan sumber daya air. Sebagai asumsi skenario
pengelolaan sumber daya airdi WS Barito ditinjau terhadap perkembangan
substansi pokok dan pertambahan kebutuhan air dijabarkan dalam Tabel
3.8.

Tabel 3.8 Asumsi Skenario dalam Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito
Skenario Tahun 2016 - 2036
Aspek Satuan Ekonomi Ekonomi Ekonomi
No
Tinggi Sedang Rendah
1 Tata Kelola Pemerintahan - baik - -
2 Pertumbuhan Ekonomi % tahun >6,0 6,0 - 5,0 <5,0
3 Pertumbuhan Penduduk % tahun 2,04 1,67 1,35
Sumber:Hasil Analisis, 2017

Dari uraian diatas, dalam menentukan pengelolaan sumber daya air WS


Barito khususnya penyediaan air kurun waktu 2016-2036 menggunakan
skenario perekonomian rendah, sedang dan tinggi sesuai kemampuan yang
dapat dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan minimal
terpenuhi.

3.2.3. Skenario Pemenuhan Air


A. Skenario Pertumbuhan Ekonomi Rendah
Skenario pertumbuhan ekonomi rendah menitik beratkan kepada:
1. Peningkatan SPAM Regional Riam Kanan mencapai kapasitas 5,00
m3/det, Peningkatan SPAM Regional 1,77 m3/det dan SPAM
Kabupaten/Kota 0,10 m3/det;

185
2. Meningkatkan ketersediaan air dengan merehabilitasi jaringan irigasi
dan pengelolaan air secara efektif dalam rangka efisiensi air irigasi;
3. Pengembangan areal irigasi potensial menjadi fungsional dengan luas
total penambahan 9.439 ha ( 11,80 m3/det);
4. Pembangunan bendung dengan kapasitas 4,575 m3/det; dan
5. Melaksanakan pemantapan konservasi sesuai upaya saat ini.

Adapun hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air Tahun 2016 – 2036


pada skenario ekonomi rendah WS Barito dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Proyeksi Kebutuhan Air Skenario Ekonomi Rendah

No Uraian Kebutuhan Kebutuhan Air (m3/det)


2016 2021 2026 2031 2036
1 Rumah Tangga 4,66 5,02 5,41 5,79 6,28
2 Perkotaan 0,93 1,00 1,08 1,16 1,26
3 Industri 0,47 0,50 0,54 0,58 0,63
4 Air Irigasi 62,11 66,27 68,53 71,33 73,90
5 Peternakan 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
6 Kolam (ikan) 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12
Total Kebutuhan Air 69,65 74,29 77,06 80,34 83,55
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Terkait dengan hasil perhitungan eksisiting dan proyeksi didapatkan target
ketersediaan air, yang disusun pada tabel berikut:

Tabel 3.10 Rekap Suplai Air WS Barito Skenario Ekonomi Rendah


Suplai Air (m3/det)
No Sumber Air
2016 2021 2026 2031 2036
1 Bendung 68,98 68,98 69,60 71,48 73,55
2 PDAM 3,62 8,17 9,94 9,99 10,04
Total 72,59 77,14 79,54 81,47 83,59
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

Neraca air WS Barito dari skenario rendah ditampilkan pada Gambar 3.1:

186
NERACA AIR W S BARITO SKENARIO EKONOM I RENDAH

Kebu tu han Ketersediaan Poten si

1550

1500
1.518,4 1.518,4 1.518,4 1.518,4 1.518,4

1450

105
- Peningkatan SPAM Regional - Peningkatan SPAM Regional 1,77 - Peningkatan SPAM - Peningkatan SPAM
Debit (m3/det)

Riam Kanan menjadi 5,00 m3 /det m3/det Kabupaten/Kota 0,05 m3/det Kabupaten/Kota 0,05 m3 /det
(4,55 m3 /det) - Pembangunan Bendung (0,625 - Pembangunan Bendung (1,88 - Pembangunan Bendung (2,08
100 m3 /det) m3 /det) m3/det)
- Pengembangan DI seluas 3.333
ha (4,17 m3 /det) - Pengembangan DI seluas 1.808 - Pengembangan DI seluas 2.238 - Pengembangan DI seluas 2.060
95 ha (2,26 m3 /det) ha (2,80 m3 /det) ha (2,58 m3/det)

90

85 83,6
83,6
81,5
79,5
80 81,5
77,1 80,3
79,5
77,1
75 72,6 77,1
74,3
70 72,6
69,7

65
2016 2021 2026 2031 2036
Tahun

Sumber: Hasil Analisis, 2017


Gambar 3.1 Neraca Air WS Barito Skenario 1 (Ekonomi Rendah)

Pada skenario pertumbuhan ekonomi rendah ini Potensi Air WS Barito adalah
masih surplus, tetapi perlu upaya pemanfaatan air untuk memenuhi
kebutuhan air baku di WS Barito. Hanya di beberapa DAS perlu peningkatan
Jaringan Air Baku untuk memenuhi kebutuhan air di perkotaan dan
peningkatan efisiensi saluran irigasi untuk mengurangi kehilangan air.

187
Gambar 3.2 Skema WS Barito Skenario 1 (Ekonomi Rendah)

188
B. Skenario Pertumbuhan Ekonomi Sedang
Skenario pertumbuhan ekonomi menengah menitik beratkan kepada:
1. Peningkatan SPAM Regional Riam Kanan mencapai kapasitas 5,00
m3/det, Peningkatan SPAM Regional 1,77 m3/det dan SPAM
Kabupaten/Kota 0,10 m3/det;
2. Meningkatkan ketersediaan air dengan merehabiltasi jaringan irigasi
dan pengelolaan air secara efektif dalam rangka efisiensi air irigasi;
3. Pengembangan areal irigasi potensial menjadi fungsional dengan luas
total penambahan 17.902 ha ( 22,38 m3/det);
4. Pembangunan bendung dengan kapasitas 15,154 m3/det;
5. Melaksanakan pemantapan dan pengoperasiannya upaya konservasi
saat ini dan yang akan datang seperti rehabilitasi hutan, penghutanan
kembali untuk dapat menjaga kawasan lindung, kawasan resapan air;
dan
6. Membangun Waduk Juloi untuk PLTA, Waduk Tapin (1,50 m3/det),
Waduk Balangan (0,50 m3/det) untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
suplesi, air baku, Pengendalian Banjir, Konservasi dan air.

Adapun hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air Tahun 2016 – 2036


pada skenario ekonomi sedang WS Barito dapat dilihat pada Tabel 3.11
berikut.

Tabel 3.11 Proyeksi Kebutuhan Air Skenario Ekonomi Sedang


Kebutuhan Air (m3/det)
No Uraian Kebutuhan
2016 2021 2026 2031 2036
1 Rumah Tangga 4,66 5,11 5,59 6,11 6,70
2 Perkotaan 0,93 1,02 1,12 1,22 1,34
3 Industri 0,47 0,51 0,56 0,61 0,67
4 Air Irigasi 62,11 66,27 72,33 78,69 84,48
5 Peternakan 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
6 Kolam (ikan) 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12
Total Kebutuhan Air 69,65 74,40 81,08 88,13 94,68
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Terkait dengan hasil perhitungan eksisiting dan proyeksi didapatkan target


ketersediaan air, yang disusun pada tabel berikut:

Tabel 3.12 Rekap Suplai Air WS Barito Skenario Ekonomi Sedang


Suplai Air (m3/det)
No Sumber Air
2016 2021 2026 2031 2036
1 Bendung 68,98 68,98 73,53 78,96 84,13
2 Bendungan 0,00 1,50 2,00 2,00 2,00
3 PDAM 3,62 8,17 9,94 9,99 10,04
Total 72,59 78,64 85,46 90,95 96,17
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

189
Upaya untuk memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di WS Barito
dilakukan dengan cara Pembangunan Waduk Tapin, Waduk Balangan,
Waduk Muara Juloi. Neraca air WS Barito dari skenario Sedang
ditampilkan pada Gambar 3.3:

NERACA AIR W S BARITO SKENARIO EKONOM I SEDANG

Kebutuhan Ketersediaan Poten si

1550

1500
1.518,4 1.518,4 1.518,4 1.518,4 1.518,4

1450

125
- Peningkatan SPAM
Debit (m3/det)

- Pembangunan SPAM Regional - Peningkatan SPAM Regional 1,77 - Peningkatan SPAM


Riam Kanan menjadi 5,00 m3 /det m3 /det Kabupaten/Kota 0,05 m3 /det Kabupaten/Kota 0,05 m3 /det
(4,55 m3 /det) - Pembangunan Bendung (4,55 - Pembangunan Bendung (5,44 - Pembangunan Bendung (5,17
115 - Pembangunan Waduk Tapin 1,5 m3 /det) m3 /det) m3/det)
m3 /det - Pembangunan Waduk Balangan
0,5 m3 /det - Pengembangan DI seluas 5.088 - Pengembangan DI seluas 4.635
- Pengembangan DI seluas 3.333 ha (6,36 m3 /det) ha (5,79 m3 /det)
- Pengembangan DI seluas 4.848
105
ha (6,06 m3/det)

96,2
95 94,7
91,0
88,1
85,5 91,0
85
81,1 85,5
78,6
74,4
75 78,6
69,7
72,6

72,6

65
2016 2021 2026 2031 2036
Tahun

Sumber: Hasil Analisis, 2017


Gambar 3.3 Neraca Air WS Barito Skenario 2 (Ekonomi Sedang)

Pada skenario pertumbuhan ekonomi sedang ini Potensi air WS Barito adalah
masih surplus. Namun adanya pengembangan daerah perlu upaya untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan listrik dengan cara Pembangunan
Waduk/PLTA Tapin, Waduk/Bendungan Balangan, Waduk/Bendungan
Muara Juloi dan masih dapat dikembangkan untuk areal baru dengan
adanya debit suplai dari waduk.

190
Gambar 3.4 Skema WS Barito Skenario 2 (Ekonomi Sedang)

191
C. Skenario Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
Skenario pertumbuhan ekonomi tinggi menitik beratkan kepada:
1. Peningkatan SPAM Regional Riam Kanan mencapai kapasitas 5,00
m3/det, Peningkatan SPAM Regional 1,77 m3/det dan SPAM
Kabupaten/Kota 0,10 m3/det;
2. Meningkatkan ketersediaan air dengan merehabiltasi jaringan irigasi
dan pengelolaan air secara efektif dalam rangka efisiensi air irigasi;
3. Pengembangan areal irigasi potensial menjadi fungsional dengan luas
total penambahan 28.470 ha ( 35,59 m3/det);
4. Pembangunan bendung dengan kapasitas 28,364 m3/det;
5. Melaksanakan pemantapan dan pengoperasiannya upaya konservasi
saat ini dan yang akan datang seperti rehabilitasi hutan, penghutanan
kembali untuk dapat menjaga kawasan lindung, kawasan resapan air;
dan
6. Membangun Waduk Teweh, Waduk Juloi dan Waduk Lahei untuk
PLTA, Waduk Tapin (1,50 m3/det), Waduk Balangan (0,50 m3/det)
untuk memenuhi kebutuhan air irigasi suplesi, air baku, Pengendalian
Banjir, Konservasi dan air.

Adapun hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air Tahun 2016 – 2036


pada skenario ekonomi tinggi WS Barito dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Proyeksi Kebutuhan Air Skenario Ekonomi Tinggi


Kebutuhan Air (m3/det)
No Uraian Kebutuhan
2016 2021 2026 2031 2036
1 Rumah Tangga 4,66 5,20 5,79 6,51 7,28
2 Perkotaan 0,93 1,04 1,16 1,30 1,46
3 Industri 0,47 0,52 0,58 0,65 0,73
4 Air Irigasi 62,11 69,35 78,22 87,45 97,69
5 Peternakan 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
6 Kolam (ikan) 1,12 1,12 1,12 1,12 1,12
Total Kebutuhan Air 69,65 77,60 87,24 97,40 108,64
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Terkait dengan hasil perhitungan eksisiting dan proyeksi didapatkan target


ketersediaan air, yang disusun pada tabel berikut:
Tabel 3.14 Rekap Suplai Air WS Barito Skenario Ekonomi Tinggi
Suplai Air (m3/det)
No Sumber Air
2016 2021 2026 2031 2036
1 Bendung 70,50 71,17 78,50 87,10 97,34
2 Bendungan 0,00 2,00 2,00 2,00 2,00
3 PDAM 3,62 8,17 9,94 9,99 10,04
Total 74,12 81,34 90,43 99,09 109,38
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

192
Pada skenario pertumbuhan ekonomi tinggi, Upaya peningkatan
pemenuhan kebutuhan energi listrik dengan potensi sumber daya air
yang besar dilakukan pembangunan Waduk Juloi, Waduk Tapin,
Waduk Lahei dan Waduk Teweh. Neraca air WS Barito dari skenario
tinggi ditampilkan pada Gambar 3.5:

NERACA AIR W S BARITO SKENARIO EKONOM I TINGGI

Kebutuhan Ketersediaan Poten si

1550

1500
1.518,4 1.518,4 1.518,4 1.518,4 1.518,4

1450

155
- Peningkatan SPAM
Debit (m3/det)

- Pembangunan SPAM - Peningkatan SPAM Regional - Peningkatan SPAM


Regional Riam Kanan menjadi 1,77 m3 /det Kabupaten/Kota 0,05 m3/det Kabupaten/Kota 0,05 m3 /det
145 5,00 m3/det (4,55 m3/det) - Pembangunan Bendung (7,33 - Pembangunan Bendung (8,61 - Pembangunan Bendung
- Pembangunan Waduk Tapin m3/det) m3/det) (10,24 m3/det)
1,5 m3 /det dan Waduk
135 Balangan 0,5 m3/det - Pengembangan DI seluas - Pengembangan DI seluas - Pengembangan DI seluas
7.099 ha (8,87 m3/det) 7.384 ha (9,23 m3 /det) 8.192 ha (10,24 m3 /det)
- Pengembangan DI seluas
125
5.795 ha (7,24 m3 /det)

115 109,4
108,6

105
99,1

95 97,4 99,1
90,4

90,4
85 81,3 87,2

69,7 81,3
75 77,6
72,6
72,6
65
2016 2021 2026 2031 2036
Tahun

Sumber: Hasil Analisis, 2017


Gambar 3.5 Neraca Air WS Barito Skenario 3 (Ekonomi Tinggi)

Pada skenario pertumbuhan ekonomi tinggi seiring dengan peningkatan


kebutuhan energi listrik dengan potensi sumber daya air yang besar
dilakukan pembangunan Waduk Juloi, Waduk Tapin, Waduk Lahei dan
Waduk Teweh sebagai sarana konservasi, dan pembangkit listrik (PLTA) di
WS Barito.

193
Gambar 3.6 Skema WS Barito Skenario 3 (Ekonomi Tinggi)

194
3.3 Alternatif Pilihan Strategi
3.3.1. Aspek Konservasi Sumber Daya Air
Beberapa Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air untuk aspek konservasi
sumber daya air di WS Barito antara lain:
a. Perlindungan dan Pelestarian Sumber Daya Air
1. Penanaman Pohon bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air di
Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Selatan, Barito Timur, Barito
utara, Gunungmas, Kapuas, Kotabaru, murung raya, Tabalong,
Tanahlaut, Tapin;
2. Kawasan sumber air yang dilindungi/ dikonservasi:
a. SID Konservasi DAS Batulicin;
b. Studi Aboretum Sungai Nagara di DAS Negara Kabupaten Tabalong
dan Kabupaten Balangan;
c. Studi Aboretum Sungai Tapin di DAS Tapin Kabupaten Tapin;
d. Studi Aboretum Sungai Riam Kanan di DAS Riam Kanan
Kabupaten Banjar; dan
e. SID Konservasi Sub DAS Amandit.
3. Kegiatan vegetatif di Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Selatan,
Barito Timur, Barito Utara, Baritokuala, Gunungmas, Hulusungai
Selatan, Hulusungai Tengah, Hulusungai Utara, Kapuas, Kota
Banjarbaru, Kotabaru, murung raya, Tabalong, Tanahlaut, Tapin;
4. Kombinasi Tanaman Keras, Produksi Terbatas seluas 1.017 Ha;
5. Penanaman Jalur Hijau dan Penggalakkan Pagar Hijau Seluas 11.385
Ha;
6. Penanaman Vegetasi Tetap, dikombinasi dengan tanaman penutup
tanah seluas 141.065 Ha;
7. Tumpangsari dengan tanaman tahunan pada sawah, dan pergiliran
tanaman Seluas 4.213 Ha;
8. Penanaman Vegetasi Tetap, Produksi Terbatas pada perkebunan/
tegalan dikawasan lindung seluas 4.069 Ha;
9. Penanaman Hutan Kota seluas 133 Ha;
10. Pengendalian Erosi secara teknis terhadap lereng kritis pada
Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Selatan, Barito Timur, Barito
Utara, Baritokuala, Gunungmas, Hulusungai Selatan, Hulusungai
Tengah, Hulusungai Utara, Kapuas, Kota Banjarbaru, Kotabaru,
murung raya, Tabalong, Tanahlaut, Tapin;
11. Pembuatan Rorak/ Saluran Buntu, seluas 163.262 Ha;
12. Pembuatan teras bangku, teras guludan, dan teras individu yang
dikombinasi dengan batang hidup, Rorak/ Saluran Buntu, atau
pembuang Seluas 21.903 Ha;
13. Pembuatan saluran pengendali air dan tanah di daerah
perkebunan/ budidaya seluas 11.368 ha;
14. Kajian Sedimentasi Sungai Negara Sebagai Pendukung Polder
Alabio;
15. Konservasi Sipil Sub-Sub Das Riam Kanan, Sub DAS Tapin, Sub
DAS Batang Alai;

195
16. Penanaman hutan rakyat 300 Ha, hutan produksi 250 Ha, hutan
lindung 1.500 Ha di Hulu Sungai Kapuas Murung;
17. Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di:
a. Sungai Ayu, 27.000 Ha;
b. Sungai Batangalai, 2.000 Ha;
c. Sungai Tapin, 7.500 Ha;
d. Sungai Alalak, 4.400 Ha; dan
e. Sungai Martapura, 37.000 Ha.
18. Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS, di:
a. Sungai Lahei [Kabupaten Murung Raya];
b. Sungai Teweh [Kabupaten Murung Raya];
c. Sungai Ayuh [Kabupaten Barito Selatan];
d. Sungai Bekakar dan Takuan Puri [Kabupaten Barito Timur].
19. Penyusunan Kebijakan pengelolaan kondisi DAS pada kawasan
potensi pertambangan Kapuas;
20. Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai Mentangai
[Kabupaten Kapuas];
21. Pelestarian Kawasan Lindung di:
a. kawasan lindung parawen, Prov. Kalimantan Tengah, 81.000 Ha
dan 87.000 Ha [cagar alam];
b. kawasan Pelaihari, Martapura, Prov. Kalimantan Selatan,
155.000 Ha [cagar alam dan suaka margasatwa];
c. kawasan Pulau Kaget, Prov. Kalimantan Selatan, 275 Ha [cagar
alam];
d. kawasan Pulau Kembang, Prov. Kalimantan Selatan, 60 Ha
[cagar alam];
e. kawasan G Kentawan, Kabupaten HSS, 245 Ha [cagar alam];
f. kawasan Batikap I, Batikap II, Batikap III, Kab. Murung Raya,
740.375 Ha;
g. kawasan Meratus Hulu, Barabai, Kab. HSU, HST, dan HSS,
200.000 Ha;
h. kawasan Meratus Hulu, Tanjung, Kabupaten HSU dan
Tabalong, 46.250 Ha;
i. kawasan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, 25.000 Ha [cagar
alam];
j. kawasan Nagara, Kab. HSU, 150.000 Ha [suaka margasatwa];
dan
k. kawasan Hutan Gambut Liang Anggang, Kab. Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam].
22. Pendampingan dan pembinaan dalam rangka meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat di kawasan sekitar sumber air di DAS.
a. Sosialisasi Jalur Hijau & Sumur Resapan
b. Sosialisasi Kombinasi Tanaman Keras
c. Sosialisasi Penanaman Batang Hidup
d. Sosialisasi Tumbuhan Bawah
e. Sosialisasi Tumpang Sari

196
23. Di Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Selatan, Barito Timur, Barito
Utara, Baritokuala, Hulusungai Selatan, Hulusungai Tengah,
Hulusungai Utara, Kapuas, Kota Banjarbaru, Murung raya,
Tabalong, Tanahlaut, Tapin 1-3 Kali dalam setahun;
24. Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) 1198 Unit;
25. Pemantapan kawasan resapan air dan Pencanangan program sumur
resapan air;
26. Pendampingan dan bantuan pada kawasan permukiman dalam
rangka peningkatan jumlah resapan air sebagai imbuhan aliran
dasar;
27. Sosialisasi tentang manfaat kawasan dan sumur resapan kepada
masyarakat tingkat desa;
28. Pembuatan Sumur Resapan, oleh masyarakat dan pemerintah
(setiap Desa diharapkan mempunyai 1 Sumur Resapan);
29. Pembuatan Sumur Resapan dengan jumlah 315 unit;
30. Penyusunan dan penetapan peraturan batas sempadan sumber-
sumber air beserta pemanfaatannya;
31. Sosialisasi Peraturan Kawasan pemukiman wajib mengikuti batas
sempadan sungai;
32. Menjadikan sempadan sungai menjadi sabuk hijau/ green belt;
33. Pencegahan pendirian bangunan dan pemanfaatan lahan yang
mengganggu aliran air atau tidak sesuai dgn peruntukannya;
34. Pemberdayaan masyarakat di sekitar sempadan sumberair;
35. Pengendalian penggunaan lahan di Muara sungai, pelebaran
dimensi; dan
36. Pembangunan dalam rangka perlindungan batas sempadan sumber
air (pengukuran dan pemasangan patok batas sempadan, pagar
pembatas, talud tebing/ tepi sungai).
b. Pengawetan Air
1. SF dan SID Perencanaan Embung di Kabupaten murung raya, Barito
Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Baritokuala, Balangan,
Hulusungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kapuas,
murung raya, Tabalong, Tanahlaut;
2. Perencanaan Waduk Tapin, Waduk Balangan, Waduk Teweh, Waduk
Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam Kiwa;
3. Pembangunan Waduk Tapin, Waduk Balangan, Waduk Teweh, Waduk
Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam Kiwa;
4. Operasi dan Pemeliharaan Waduk Riam Kanan, Waduk Tapin, Waduk
Balangan, Waduk Teweh, Waduk Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam
Kiwa;
5. Kampanye gerakan hemat air dan aplikasi metode SRI dalam budidaya
tanaman padi secara luas;
6. Penyusunan Perda tentang penggunaan air tanah serta Kebijakan
penggunaan air tanah hanya untuk tanaman yang bernilai ekonomi
tinggi;
7. Pengendalian Pemanfaatan Air Terutama Pada Zona Kritis/ ZPA
Rendah dengan Izin Yang Ketat;

197
8. Perancangan Sistem Perizinan;
9. Membuat tampungan air hujan pada skala rumah tangga (water
harvesting);
10. Meningkatkan Efisiensi Irigasi, dengan mengurangi kebocoran
saluran irigasi;
11. Pengadaan Software Perizinan Yang Terintegrasi;
12. Sosialisasi jarak dan kedalaman ideal pembangunan sumur
diKabupaten WS Barito;
13. Pemantauan kualitas air secara berkala;
14. Disinfeksi sumur gali di Kabupaten WS Barito; dan
15. Peningkatan konstruksi dinding sumur menjadi kedap air.
c. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
1. Menetapkan baku mutu limbah cair yang diperkenankan dibuang ke
dalam sungai di 100% dari Kabupaten/ Kota dalam WS Barito;
2. Pengelolaan kualitas air sungai-sungai di Kabupaten Kapuas
[Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan Timpah, dan Kecamatan
Mantangai];
3. Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan pertambangan di:
a. Provinsi Kalimantan Selatan [Kabupaten Tabalong, Kabupaten
HSU, Kabupaten HSS, Kabupaten HST, Kabupaten Banjar, dan
Kabupaten Tapin;
b. Provinsi Kalimantan Tengah [Sungai Karau, Sungai Ayuh, Sungai
Maruwai, dan Sungai Murung].
4. Monitoring kegiatan pertambangan terpadu;
5. Penyusunan Rancangan PERDA pembuangan sampah dan limbah
langsung ke sungai;
6. Studi kualitas air dan sumber pencemar;
7. Perencanaan saluran drainase/ saluran limbah rumah tangga
penampungan/ IPAL;
8. Perencanaan toilet umum, IPAL Komunal, dan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir;
9. Penetapan perizinan terkait Pengelolaan limbah industri dan
pertambangan;
10. Pengawasan dan pemantauan, pelaksanaan Perda pembuangan
sampah dan limbah sungai;
11. Program pengendalian sampah yang masuk kedalam sungai melalui
Pengelolaan Prokasih/ Superkasi;
12. Pengelolaan persampahan (DAK);
13. Pembuatan saluran drainase/ saluran limbah rumah tangga
penampungan/ IPAL;
14. Pembuatan Toilet Umum, IPAL Komunal, dan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir;
15. Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan (DAK);
16. Pengaturan pengambilan kuantitas air pada sumber-sumber air,
berupa perijinan dan pelarangan pemanfatan air pada sumber-sumber
air;
17. Pengembangan sistem informasi perizinan;

198
18. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan perda pemanfaatan air;
19. Pengadaan software dan hardware untuk pengembangan sistem
informasi perizinan;
20. Pembangunan sumur pantau untuk Air tanah, pada pengambilan
debit lebih dari 50 lt/ dt per hektar;
21. Pembangunan pemantau kualitas air sungai;
22. Pembuatan peraturan terkait persyaratan kualitas air pada sumber-
sumber air;
23. Pembuatan peratuan terkait persyaratan kualitas buangan limbah,
sampah dan limbah B3 ke badan air;
24. Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan kualitas
air pada sumber air;
25. Pengelolaan kualitas air sungai-sungai di Kabupaten Kapuas
[Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan Timpah, dan Kecamatan
Mantangai];
26. Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan pertambangan di:
a. Provinsi Kalimantan Selatan [Kabupaten Tabalong, Kabupaten
HSU, Kabupaten HSS, Kabupaten HST, Kabupaten Banjar, dan
Kabupaten Tapin;
b. Provinsi Kalimantan Tengah [Sungai Karau, Sungai Ayuh, Sungai
Maruwai, dan Sungai Murung].
27. Monitoring kegiatan pertambangan terpadu;
28. Membangun pengolahan air baku dalam rangka peningkatan kualitas
sumber air;
29. Pembangunan Stasiun Pemantau Kualitas Air pada daerah
pertambangan dan industri yang masuk sungai, waduk, instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan limbah Bahan
Berbahaya Beracun (B3);
30. Pembangunan Stasiun Pengolahan Limbah oleh Pihak Swasta; dan
31. Peningkatan O&P prasarana yang sudah ada dan baru dibangun.
3.3.2. Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air
Beberapa Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air untuk aspek pendayagunaan
sumber daya air di WS Barito antara lain:
a. Penatagunaan Sumber Daya Air
1. Penentuan batas, Penetapan dan Sosialisasi zona pemanfaatan sumber
air dan peruntukan sumber air kedalam peta RTRW Kabupaten/ Kota
di WS Barito;
2. Penentuan dan Penetapan kawasan daerah sumber air (sempadan
sungai, waduk, danau, mata air dan pantai);
3. Sosialisasi perlindungan daerah sumber air;
4. Pembuatan rambu/ tanda larangan pemanfaatan air pada zona kritis;
5. Pembangunan dan penanaman di kawasan sabuk hijau di Seluruh
kawasan sungai dan waduk;
6. Penyusunan, sosialisasi dan pelaksanaan pedoman dan SOP alokasi
air;
7. dan hak guna air bagi pengguna air di Seluruh Kabupaten/ Kota pada
WS Barito;

199
8. Penyusunan konsep, sosialisasi dan penerapan prinsip penerima
manfaat membayar kecuali untuk kebutuhan pokok sehari hari dan
pertanian rakyat.
b. Penyediaan Sumber Daya Air
1. Identifikasi ketersediaan air dan pengguna sumber daya untuk
penentuan urutan prioritas penggunaannya;
2. Penetapan prioritas pemanfaatan air terhadap ketersediaan air;
3. Sosialisasi prioritas pemanfaatan air terhadap ketersediaan air;
4. Studi Kelayakan dan Detail Desain Waduk Tapin, Waduk Balangan,
Waduk Teweh, Waduk Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam Kiwa;
5. Pembangunan Waduk Tapin, Waduk Balangan, Waduk Teweh, Waduk
Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam Kiwa;
6. Operasi dan Pemeliharaan Waduk Riam Kanan, Waduk Tapin, Waduk
Balangan, Waduk Teweh, Waduk Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam
Kiwa;
7. Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA;
8. Pembangunan pipa transmisi & distribusi;
9. Peningkatan pengambilan air baku dengan pembangunan SPAM
Regional di hilir PLTA Riam Kanan;
10. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Air PDAM;
11. Perencanaan Detail Desain untuk Bendung dan Jaringan irigasi;
12. Pembangunan bendung untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada:
a. DI Riam Kanan
b. DI Karau
c. DI Tampa
d. DI Kahakan
e. DI Belanti
f. DI Tamba Jaya
g. DI Karya Makmur
h. DI Ulu Benteng
i. DI Sei Gampa Asahi
j. DI Sei Bamban
k. DI Palingkau
l. DI Sawahan
m. DI Sei Tunjang
n. DI Sei Rasau
o. DI Sei Kambat
p. DI Sei Raya
q. DI Badandan
r. DI Karya Tani
s. DI Karya Baru
t. DI Sei Telan Besar
u. DI Baruh Rintis (Matabu)
v. DI Takuam
w. DI Montalat
x. DI Tandrehean
y. DI Jamut

200
z. DI Bawang
13. Meningkatkan operasi dan pemeliharaan prasarana/ infrastruktur DI
agar berfungsi sesuai kapasitas operasinya;
14. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi untuk
mengurangi kebocoran pada:
a. DI Riam Kanan [26.000 Ha]
b. DI Karau [3.794 Ha]
c. DI Pitap [4.000 Ha]
d. DI Amandit [5.472 Ha]
e. DI Telaga Langsat [3.018 Ha]
f. DI Batang Alai [5.692 Ha]
g. DI Tapin [5.472 Ha]
h. DI Tampa [2.000 Ha]
i. DI Haruyan Dayak [1.859 Ha]
j. DI Intangan [1.611 Ha]
k. DI Kahakan [1.077 Ha]
l. DI Mangunang [1.165 Ha]
m. DI Binuang [1.408 Ha]
n. DI Belanti [1.050 Ha]
o. DI Tamba Jaya [1.500 Ha]
p. DI Karya Makmur [1.178 Ha]
q. DI Ulu Benteng [1.362 Ha]
r. DI Sei Gampa Asahi [1.750 Ha]
s. DI Sei Bamban [1.100 Ha]
t. DI Palingkau [1.300 Ha]
u. DI Sawahan [1.297 Ha]
v. DI Sei Tunjang [1.233 Ha]
w. DI Sei Rasau [1.254 Ha]
x. DI Sei Kambat [1.201 Ha]
y. DI Sei Raya [1.660 Ha]
z. DI Badandan [1.494 Ha]
aa. DI Karya Tani [1.490 Ha]
bb. DI Karya Baru [1.011 Ha]
cc. DI Sei Telan Besar [1.234 Ha]
dd. DI Majundre [365 Ha]
ee. DI Uwang [400 Ha]
ff. DI Baruh Rintis (Matabu) [869 Ha]
gg. DI Takuam [500 Ha]
hh. DI Natampin [291 Ha]
ii. DI Montallat [408 Ha]
jj. DI Trinsing [388 Ha]
kk. DI Tandrehean [500 Ha]
ll. DI Jamut [680 Ha]
mm. DI Bawang [500 Ha]
nn. DI Paran [188 Ha]
oo. DI Suapin [400 Ha]
pp. DI Paran [425 Ha]

201
qq. DI Mandiangin [104 Ha]
rr. DI Sei Tabuk [328 Ha]
ss. DI Tamiyang [330 Ha]
tt. DI Hayup [80 Ha]
uu. DI Jaro Atas [816 Ha]
15. Perbaikan dan Optimalisasi jaringan dan sistem Pemipaan;
16. Sosialisasi jarak dan kedalaman ideal pembangunan sumur di
Kabupaten/ Kota pada WS Barito;
17. Disinfeksi sumur gali di Kabupaten/ Kota pada WS Barito;
18. Pemantauan kualitas air secara berkala;
19. Membangun jaringan sumur pantau Kabupaten/ Kota pada WS Barito;
dan
20. Peningkatan konstruksi dinding sumur menjadi kedap air.
c. Penggunaan Sumber Air
1. Melakukan operasi dan pemeliharaan prasarana/ infrastruktur
jaringan yang ada (eksisting) agar berfungsi optimal;
2. Sinkronisasi antara alokasi air dengan pola tanam yang telah
disepakati;
3. Perencanaan Jaringan irigasi dan Pembangunan Jaringan irigasi
untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada:
a. DI Riam Kanan [20.000 Ha]
b. DI Karau [3.333 Ha]
c. DI Tampa [500 Ha]
d. DI Kahakan [1.077 Ha]
e. DI Belanti [1.050 Ha]
f. DI Tamba Jaya [1.500 Ha]
g. DI Karya Makmur [1.178 Ha]
h. DI Ulu Benteng [1.362 Ha]
i. DI Sei Gampa Asahi [1.750 Ha]
j. DI Sei Bamban [1.100 Ha]
k. DI Palingkau [1.300 Ha]
l. DI Sawahan [1.297 Ha]
m. DI Sei Tunjang [1.233 Ha]
n. DI Sei Rasau [1.254 Ha]
o. DI Sei Kambat [1.201 Ha]
p. DI Sei Raya [1.660 Ha]
q. DI Badandan [1.494 Ha]
r. DI Karya Tani [1.490 Ha]
s. DI Karya Baru [1.011 Ha]
t. DI Sei Telan Besar [1.234 Ha]
u. DI Baruh Rintis (Matabu) [738 Ha]
v. DI Takuam [500 Ha]
w. DI Montallat [408 Ha]
x. DI Tandrehean [500 Ha]
y. DI Jamut [300 Ha]
z. DI Bawang [400 Ha]
4. Rehabilitasi jaringan Irigasi dan Irigasi Rawa;

202
5. Pembangunan Daerah Irigasi dan Daerah Irigasi Rawa;
6. Peningkatan pengambilan air baku dengan pembangunan SPAM
Regional di hilir PLTA Riam Kanan; dan
7. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Air SPAM Regional.
d. Pengembangan Sumber Daya Air
1. Pembukaan lahan pertanian yang produktif dan sesuai dengan RTRW
maupun kesesuaian lahannya;
2. Penyediaan sumber air yang berasal dari embung/ bendung yang
mampu memenuhi kebutuhan air baku;
3. Perencanaan jaringan irigasi pendukung;
4. Pembangunan sarana dan prasarana bangunan bendungan multiguna
pada lokasi Waduk Tapin, Waduk Balangan, Waduk Teweh, Waduk
Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam Kiwa;
5. Operasi dan Pemeliharaan Waduk Riam Kanan, Waduk Tapin, Waduk
Balangan, Waduk Teweh, Waduk Lahai, Waduk Juloi dan Waduk Riam
Kiwa;
6. Pengembangan Rencana Pengambilan Untuk Kebutuhan Air Minum di
Bendung Karang intan, Marabahan, Negara, Rantau, Muarauya, Kuala
kapuas, Purukcahu, Telagalangsat, Tanjung;
7. Pengembangan Sistem Irigasi SRI secara bertahap;
8. Studi Kelayakan, Detail Desain dan Pembangunan PLTA Tapin, PLTA
Teweh, PLTA Lahai, PLTA Juloi dan PLTA Riam Kiwa;
9. Operasi dan Pemeliharaan PLTA Riam Kanan, PLTA Tapin, PLTA
Teweh, PLTA Lahai, PLTA Juloi dan PLTA Riam Kiwa;
10. Perencanaan sumur produksi jaringan irigasi air tanah; dan
11. Pembuatan sumur produksi jaringan irigasi air tanah, & pengadaan
peralatan pompa ;
e. Pengusahaan sumber daya air
1. Penyusunan dan penetapkan kriteria bagian SDA yang dapat
dilakukan pengusahaan dengan tetap mengutamakan kepentingan
public;
2. Pembuatan Pilot Proyek Penerima Manfaat Menanggung Biaya Jasa
Pengelolaan SDA untuk WS. Barito;
3. Mengembangkan dan menyempurnakan persyaratan dan prosedur
kerjasama pengusahaan SDA;
4. Pengembangan dan Pelestarian kegiatan wisata air (pasar apung,
sarana pemancingan, air terjun, danau dan wisata alam lainnya);
5. Penyusunan persyaratan dan prosedur dalam penggunaan air untuk
proses produksi dan pendingin, untuk tenaga kerja di kawasan
industri, dalam kemasan dari mata air;
6. Penegakan sanksi bagi pengguna air yang tidak sesuai dengan
peraturan;
7. Menyehatkan kelembagaan pelayanan air minum (PDAM), mencakup
redefinisi kelembagaan, profesionalisme pelayanan, full cost recovery
dan peningkatan cakupan pelayanan hingga 100%.

203
3.3.3. Aspek Pengendalian Daya Rusak Air
Beberapa Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air untuk aspek pengendalian
daya rusak air di WS Barito antara lain:
a. Pencegahan Daya Rusak Air
1. Pembangunan sarana dan prasarana pengumpulan sampah komunal
Kota Kuala Kapuas;
2. Penyusunan dan sosialisasi Perda Pembuangan sampah ke badan
sungai;
3. Pengembangan TPA Kota Kuala Kapuas;
4. Perencanaan dan pengelolaan drainase primer dan sekunder kota
Kuala Kapuas;
5. Perencanaan dan pembangunan sumur resapan kota Kuala Kapuas;
6. Normalisasi dan pengelolaan saluran drainase primer kota Kuala
Kapuas;
7. Penanggulangan Banjir Sungai Martapura & Sungai Tabalong;
8. Penanggulangan Bencana Banjir di Kaw.Pengambangan & Kabupaten
Tabalong;
9. Pembangunan Tanggul Penahan Banjir Sungai Martapura Jl. Piere
Tendean, Dan Kabupaten Tabalong;
10. Normalisasi Sungai Martapura (Penunjang saluran pembuang D.I.
Riam Kanan);
11. Perencanaan, Pembangunan, dan Pemeliharaan bangunan pengendali
banjir sungai Kapuas, contoh: Talud, dan sistem drainase;
12. Penanggulangan Banjir Sungai Negara (Penunjang Polder Alabio);
13. Penyusunan Masterplan banjir Sungai Nagara;
14. Pembangunan bangunan pengendali banjir Sungai Nagara;
15. Normalisasi Sungai Negara (Hamayung-Paharangan Kecamatan Daha
Selatan, Sungai Tambangan Kecamatan Daha Selatan, Sungai Muning
Tengah-Batang alai Kecamatan Daha Selatan);
16. Normalisasi Sungai Batang Alai Desa Sungai Buluh (Dusun Pudak
Setegal, Dusun Ampukung, Dusun Halong, Dusun Bangkiling Raya,
Dusun Nawin dan Belakang BPD Tanjung);
17. Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Tapin dan SID
Pengendalian Banjir Sungai Tapin;
18. Penyusunan Masterplan banjir Sungai Tapin;
19. Pembangunan bangunan pengendali banjir Sungai Tapin;
20. Survei dan Investigasi penyebab banjir, Penyusunan Masterplan
Pengendalian banjir, dan Pembangunan Bangunan Pengendalian
banjir Sungai Barabai, Sungai Batang Alai, Sungai Balangan, dan
Sungai Tabalong;
21. Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Ayuh dan SID
Perkuatan Tebing Sungai Barito di Marabahan;
22. Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai Ayuh,
Pembangunan Tanggul Banjir Sungai Barito di Marabahan;
23. Pembangunan Bangunan Pengendali banjir Sungai Ayuh;
24. Survei dan Investigasi, Penyusunan Masterplan, serta Pembangunan
Bangunan Pengendali banjir Sungai Teweh;

204
25. Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir, Rencana dan Kekeringan di
Provinsi Kalimantan Selatan;
26. Pembangunan Sarana/ prasarana pengendalian banjir;
27. SID Pengendalian banjir, Jorong, Asam-asam & Kintap;
28. SID Pengendalian Banjir Sungai Amandit;
29. SID Pengendalian Banjir Desa Karang Bintang Tanah Bumbu;
30. Pembangunan Tanggul Banjir Kampung Melayu;
31. Pembangunan Tanggul Penahan Banjir Sungai Riam Kiwa Desa
Bawahan Seberang;
32. Pembangunan Tanggul Banjir Sungai Petarikan;
33. Normalisasi Sungai Maluka;
34. Normalisasi Sungai Kandang Jaya;
35. Normalisasi Sungai Amandit (Amandit lama jurusan Kecamatan
Simpur-Kalumpang & Sudetan Sungai amandit Kecamatan
Kandangan);
36. Pengerukan/ Normalisasi Sungai Amparan Jambu Kecamatan Karang
Bintang;
37. Sodetan Sungai Satui hilir;
38. Pekerjaan Normalisasi Saluran Banjir Hanyar/ Pamintangan;
39. Pengerukan/ Normalisasi Sunghai Selok Mati di Kecamatan Kusan
hilir;
40. Perencanaan, Pembangunan, dan Pemeliharaan bangunan pengendali
sedimen dan erosi , di Kabupaten Murung Raya, Gunung mas, Barito
Utara, dan Kapuas;
41. Rehabilitas Pengamanan tebing sungai di Kabupaten Kapuas, Barito
Tengah, Barito Selatan.;
42. Pengamanan pantai meliputi : Pembangunan pengamanan garis pantai
dan pemukiman di sepanjang pantai;
43. Sarana/ prasarana pengaman pantai yang dibangun;
44. Pembangunan Pengaman Pantai Swarangan, Pantai Sabuhur, Pantai
Asam - Asam, Pantai Pagatan (Groin), Pantai Tangkisung, Pantai
Pampan, Pantai Loban, Pantai Pagatan (Revetment), Pantai Jorong;
45. SID Abrasi Pantai Aluh Aluh;
46. SID Pengaman Pantai Pagatan;
47. Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh, Pagatan Kusan Hilir,
Rindu Alam;
48. Penanganan abrasi pantai dengan upaya fisik (tembok laut maupun
krib) 90 % sepanjang kecamatan di Pesisir Pantai.
b. Penanggulangan Daya Rusak Air
1. Rancangan dan Sosialisasi mitigasi bencana/ tanggap darurat kepada
masyarakat;
2. Penyusunan dan Sosialisasi RTD atau contingency plan dalam
antisipasi menghadapi kemungkinan terjadinya banjir;
3. Penyusunan & sosialisasi peta resiko banjir (flood hazard map) untuk
daerah rawan banjir;

205
4. Perencanaan, Pembuatan, serta Pemeliharaan dan pemantauan sistem
peringatan dini datangnya banjir dan sistem informasi tentang banjir
berbasis masyarakat;
5. Perencanaan pengurangan debit banjir dengan meningkatkan
kapasitas bangunan pelimpah banjir, kolam retensi, saluran pengalih;
6. Pembangunan bangunan pengendali debit, seperti bangunan pelimpah
banjir, kolam retensi, saluran pengalih;
7. Pemeliharaan bangunan pelimpah banjir, kolam retensi, saluran
pengalih;
8. Perencanaan dan Masterplan pengendali banjir;
9. Perencanaan dan pemeliharaan bangunan-bangunan prasarana
pengendali banjir misal: waduk, bendungan;
10. Mengurangi debit banjir dengan pembangunan bangunan-bangunan
prasarana pengendali banjir misal: waduk, bendungan, areal parkir air
sementara, sumur resapan, Reboisasi dan modifikasi cuaca;
11. Pengendalian erosi dan sedimentasi akibat banjir sesuai dengan
lokasinya, yaitu dilereng bukit (dengan sistem teras, saluran di lereng
dan penanaman segaris) atau di sungai (dengan pembangunan
revetment, check dam, dan jetty di muara);
12. Sosialisasi mitigasi bencana/ tanggap darurat kepada masyarakat;
13. Perencanaan dan menetapkan tempat pengusian;
14. Pembangunan fasilitas pengungsian;
15. Perencanaan, Pembuatan dan Pemeliharaan sistem peringatan dini
datangnya banjir serta sistem informasi tentang banjir berbasis
masyarakat;
16. pengamanan muara , operasi dan pemeliharaan serta monitoring
sungai;
c. Pemulihan
17. Sosialisasi fungsi lingkungan hidup terhadap masyarakat;
18. Melaksanakan restorasi untuk mengembalikan fungsi lingkungan
hidup berbasis masyarakat;
19. Penyediaan sarana dan prasarana (bibit, pendampingan, penyuluhan,
dll) untuk pemberdayaan masyarakat;
20. Merehabilitasi kondisi penduduk korban bencana banjir;
21. Revitalisasi bangunan dan fasilitas umum terhadap dampak banjir;
22. Sosialisasi resiko tinggal di kawasan banjir, dan tindakan untuk
mereduksi akibat banjir;
23. Memperbaiki kerusakan prasarana SDA yang timbul akibat banjir;
24. Memelihara prasarana SDA yang terhadap banjir;

3.3.4. Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air


Beberapa Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air untuk aspek sistem
informasi sumber daya air di WS Barito antara lain:
1. Pembuatan rancangan Sistem Database perencanaan SDA WS Barito;
2. Update Sistem Database perencanaan SDA WS Barito;
3. Upload Sistem Database perencanaan SDA WS Barito kedalam
Network internet;

206
4. Peningkatan Pengelolaan Sistem Hidrologi Kalimantan Selatan Dan
Pemantauan Kualitas Air Kalimantan Selatan;
5. Pengembangan Sistem Informasi BWS Kalimantan II;
6. Monitoring Data SDA;
7. Kekeringan Kalimantan Selatan;
8. Banjir Kalimantan Selatan;
9. TP OP Kalimantan Selatan;
10. DAK Kalimantan Selatan;
11. Manajemen Aset Bidang Pekerjaan Umum;
12. Inventarisasi, standarisasi, dan integrasi data SDA kedalam format
IDSN;
13. Update, peningkatan kualitas dan kuantitas data SDA yang
terintegrasi pada database SDA Nasional;
14. Keterbukaan informasi antar instansi pemerintah;
15. Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah, Muara Teweh, Kandui, Dan
Hayaping-Pembangunan Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3-
Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun Tabak Kanilan, Timpah,
Buntok, Mandomai, Mantangai-Upgrade stasiun Klimatologi Otomatis
di Stasiun Muara teweh dan TampaPenambahan dan Pengembangan
Jaringan Stasiun Hujan dan Debit SDA WS Barito terutama di daerah
huluPenambahan dan Pengembangan Jaringan Stasiun Hujan dan
Debit SDA WS Barito terutama di daerah hulu;
16. Pelatihan/ workshop tenaga pengelola informasi SDA di Tingkat
Kabupaten;
17. Sosialisasi dan Pelatihan/ workshop tenaga pengelola informasi SDA
di antar institusi;

3.3.5. Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia


Usaha
Beberapa Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air untuk aspek pemberdayaan
dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usahadi WS Barito antara lain:
1. Diadakan PKM dan sosialisasi pada setiap program atau kegiatan
perencanaan SDA;
2. Kampanye gerakan hemat air dan aplikasi metode SRI dalam budidaya
tanaman padi secara luas;
3. Membuat tampungan air hujan pada skala rumah tangga (water
harvesting);
4. Sosialisasi dan penegakan peraturan masalah bidang hukum terkait
dengan pemanfaatan, pengembangan, dan pembangunan sarana dan
prasanara SDA;
5. Mengupayakan penambahan areal hutan lindung, kawasan suaka
alam (hutan suaka alam, taman nasional) dan kawasan pelestarian
alam Kawasan Batikap I, Batikap II, Batikap III, Kab. Murung Raya,
740.375 Ha , Kawasan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, 25.000 Ha
[cagar alam] dan kawasan Meratus Hulu, Tanjung, 46.250 Ha
Kabupaten Tabalong, Kawasan Nagara, Kab. HSU, 150.000 Ha [suaka
margasatwa] dan kawasan Meratus Hulu, Tanjung, 46.250 Ha

207
Kabupaten HSU, .Kawasan G Kentawan, Kabupaten HSS, 245 Ha
[cagar alam], Kawasan Pulau Kaget Seluas 275 Ha [cagar alam] dan
kawasan Pulau Kembang Seluas 60 Ha [cagar alam] Baritokuala,
Kawasan Hutan Gambut Liang Anggang, Kab. Banjar, 6.000 Ha [cagar
alam] dan kawasan Pelaihari, Martapura, Prov. Kalimantan Selatan,
155.000 Ha [cagar alam dan suaka margasatwa], kawasan Pelaihari,
Tanah Laut, Prov. Kalimantan Selatan, 35.000 Ha [cagar alam dan
suaka margasatwa];
6. Pembentukan TKPSDA dan Dewan Sumberdaya Air;
7. Optimalisasi dan koordinasi anatar lembaga SDA dalam forum yang
telah dibentuk;
8. Sosialisasi dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan SDA dengan
Pendampingan dan pembinaan dalam rangka meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat di kawasan sekitar sumber air di DAS dengan
Sosialisasi Jalur Hijau & Sumur Resapan, Sosialisasi Kombinasi
Tanaman Keras, Sosialisasi Penanaman Batang Hidup, Sosialisasi
Tumbuhan Bawah dan Sosialisasi Tumpang Sari di Kabupaten dengan
pengawasan 1-3 Kali dalam setahun;
9. Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Peningkatan jumlah
resapan air sebagai imbuhan aliran dasar dengan Pembuatan Sumur
Resapan ;
10. Penyusunan Rancangan PERDA pembuangan sampah dan limbah
langsung ke sungai;
11. Perencanaan saluran drainase/ saluran limbah rumah tangga
penampungan/ IPAL;
12. Perencanaan Toilet Umum, IPAL Komunal, dan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir;
13. Program Pengendalian sampah yang masuk kedalam sungai melalui
Pengelolaan Prokasih/ Superkasih;
14. Pembuatan saluran drainase/ saluran limbah rumah tangga
penampungan/ IPAL;
15. Pembuatan Toilet Umum, IPAL Komunal, dan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir;
16. Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan (DAK)
17. Pencanangan Gerakan Bersih dan Sehat Lingkungan (GEBERSELING),
Kegiatan Sosial seperti : Kelompok Kader Lingkungan Hidup dan
Koordinasi Forum Komunikasi lingkungan Hidup (LSM, media masa,
Bapedalda);
18. Seterilisasi/ pembersihan sungai dari limbah sampah rutin seminggu
satu kali; dan
19. Sosialisasi dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan SDA.

208
BAB IV
KEBIJAKAN OPERASIONAL
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WS BARITO

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito perlu dijiwai oleh Kebijakan Nasional,
kebijakan Daerah Provinsi, dan masukan dari stakeholder melalui PKM. Rancangan
pola ini disusun berdasarkan hasil kajian permasalahan dan isu yang ada di WS
Barito, baik permasalahan umum maupun khusus seperti pengembangan pertanian
wilayah pantai serta hasil masukan dalam pertemuan konsultasi masyarakat (PKM).
Uraian dibawah ini merupakan konsepsi Pola Penglolaan Sumber Daya Air WS
Barito yang dijiwai oleh Indikasi Program yang diuraikan dengan matrik
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.3, yang menjelaskan
indikasi Program dengan Konsepsi Pola Sumber Daya Air yang dijabarkan dalam
arahan kegiatan operasional.

209
Tabel 4.1 Matrik Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Skenario Rendah)
I. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR (RENDAH)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Perlindungan Meningkatnya Luas lahan kritis 37. Penanaman 39. Penanaman 41. Penanaman 43. Melakukan BPDASHL Barito,
dan luas lahan kritis berkurang (Pada Pohon bertajuk rapat Pohon bertajuk rapat Pohon bertajuk rapat Rehabilitasi DAS Kementerian
Pelestarian pada Daerah DAS Prioritas & Perlindungan & Perlindungan & Perlindungan dengan Lingkungan Hidup,
Sumber Aliran Sungai 80.000 Ha) Sumber Air di Sumber Air di Sumber Air di penghutanan Dinas Kehutanan
Daya Air yang Kabupaten Balangan, Kabupaten Balangan, Kabupaten Balangan, kembali Kabupaten
diakibatkan Banjar, Barito Selatan, Banjar, Barito Banjar, Barito Selatan, menggunakan Balangan, Banjar,
oleh Barito Timur, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Timur, Barito model Wanatani Barito Selatan,
pembalakan liar utara, Gunungmas, Barito utara, utara, Gunungmas, (Total seluas 3.500 Barito Timur, Barito
dan pembukaan Kapuas, Kotabaru, Gunungmas, Kapuas, Kapuas, Kotabaru, Ha) dan utara, Gunungmas,
lahan untuk Murungraya, Kotabaru, Murungraya, 44. Rehabilitasi Kapuas, Kotabaru,
perkebunan Tabalong, Tanahlaut, Murungraya, Tabalong, Tanahlaut, Hutan DAS Prioritas Murungraya,
Tapin Tabalong, Tanahlaut, Tapin (6.000 Ha) Tabalong,
38. Kawasan Tapin 42. Kawasan Tanahlaut, Tapin,
sumber air yang 40. Kawasan sumber air yang BAPPEDA
dilindungi/ sumber air yang dilindungi/ Kabupaten
dikonservasi: dilindungi/ dikonservasi: Balangan, Banjar,
✓ SID Konservasi DAS dikonservasi: ✓ SID Konservasi DAS Barito Selatan,
Batulicin ✓ SID Konservasi DAS Batulicin Barito Timur, Barito
Studi Aboretum Batulicin Studi Aboretum utara, Gunungmas,
Sungai Nagara di Studi Aboretum Sungai Nagara di Kapuas, Kotabaru,
DAS Negara Sungai Nagara di DAS Negara Murungraya,
Kabupaten Tabalong DAS Negara Kabupaten Tabalong Tabalong,
dan Kabupaten Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Tanahlaut, Tapin
Balangan dan Kabupaten Balangan
✓ Studi Aboretum Balangan ✓ Studi Aboretum
Sungai Tapin di DAS ✓ Studi Aboretum Sungai Tapin di DAS
Tapin Kabupaten Sungai Tapin di DAS Tapin Kabupaten
Tapin Tapin Kabupaten Tapin
✓ Studi Aboretum Tapin ✓ Studi Aboretum
Sungai Riam Kanan ✓ Studi Aboretum Sungai Riam Kanan
di DAS Riam Kanan Sungai Riam Kanan di DAS Riam Kanan
Kabupaten Banjar di DAS Riam Kanan Kabupaten Banjar
✓ SID Konservasi Sub Kabupaten Banjar ✓ SID Konservasi Sub
DAS Amandit ✓ SID Konservasi Sub DAS Amandit
✓ Target: 30% DAS Amandit Target: 100%
Target: 60%
a. Tidak a. Pembukaan 45. Kegiatan 52. Kegiatan 59. Kegiatan 66. Mengupayak BPDASHL Barito,
terkendalinya luas hutan untuk vegetatif di Kabupaten vegetatif di Kabupaten vegetatif di Kabupaten an penurunan laju Kementerian
konversi hutan perkebunan Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, erosi dengan Lingkungan Hidup,
menjadi terkendali Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito mengurangi luasan Dinas Kehutanan
perkebunan b. Menurunkan Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, lahan kritis dan Kabupaten

210
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
mete/ kakao laju erosi dan Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, mempertahankan Balangan, Banjar,
b. Perlindungan sedimentasi di Gunungmas, Gunungmas, Gunungmas, keberadaan air Barito Selatan,
Hulu DAS Barito hilir DAS Barito, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, tanah serta mata air Barito Timur, Barito
terhadap erosi & serta Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, beberapa sungai utara, Gunungmas,
sedimentasi di menurunkan Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, besar di Provinsi Kapuas, Kotabaru,
Pegunungan level kekritisan Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kalimantan Selatan, Murungraya,
Meratus dan DAS ( III/ sangat Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, dan Kalimantan Tabalong,
Kabupaten kritis) Murungraya, Murungraya, Murungraya, Tengah dengan Tanahlaut, Tapin,
Murung Raya c. Pengendalian Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, cara: BAPPEDA
akibat Perubahan Tapin Tapin Tapin ✓ Kombinasi Kabupaten
penambangan Penggunaan 46. Kombinasi 53. Kombinasi 60. Kombinasi Tanaman Keras, Balangan, Banjar,
batubara dan lahan di DAS Tanaman Keras, Tanaman Keras, Tanaman Keras, Produksi Terbatas Barito Selatan,
emas Barito, Provinsi Produksi Terbatas Produksi Terbatas Produksi Terbatas ✓ Penanaman Jalur Barito Timur, Barito
Kalimantan seluas 225 Ha seluas 450 Ha seluas 750 Ha Hijau dan utara, Gunungmas,
Selatan [DAS 47. Penanaman 54. Penanaman 61. Penanaman Penggalakkan Kapuas, Kotabaru,
Balangan, DAS Jalur Hijau dan Jalur Hijau dan Jalur Hijau dan Pagar Hijau, atau Murungraya,
Riam Kanan, Penggalakkan Pagar Penggalakkan Pagar Penggalakkan Pagar Hutan Kota Tabalong,
DAS Riam Kiwa, Hijau Seluas 2.400 Ha Hijau Seluas 4.800 Ha Hijau Seluas 8.000 Ha ✓ Penanaman Tanahlaut, Tapin
dan DAS 48. Penanaman 55. Penanaman 62. Penanaman Vegetasi Tetap,
Tabalong Kanan Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, dikombinasi
dikombinasi dengan dikombinasi dengan dikombinasi dengan dengan tanaman
tanaman penutup tanaman penutup tanaman penutup penutup tanah
tanah seluas 30.000 tanah seluas 60.000 tanah seluas 100.000 ✓ Tumpangsari
Ha Ha Ha dengan tanaman
49. Tumpangsari 56. Tumpangsari 63. Tumpangsari tahunan pada
dengan tanaman dengan tanaman dengan tanaman sawah, dan
tahunan pada sawah, tahunan pada sawah, tahunan pada sawah, pergiliran
dan pergiliran dan pergiliran dan pergiliran tanaman
tanaman Seluas 750 tanaman Seluas 1.500 tanaman Seluas 2.500 ✓ Vegetasi Tetap,
Ha Ha Ha Produksi Terbatas
50. Vegetasi Tetap, 57. Vegetasi 64. Vegetasi Tetap, pada
Produksi Terbatas Tetap, Produksi Produksi Terbatas perkebunan/
pada perkebunan/ Terbatas pada pada perkebunan/ tegalan dikawasan
tegalan dikawasan perkebunan/ tegalan tegalan dikawasan lindung
lindung seluas 300 Ha dikawasan lindung lindung seluas 1.000
51. Penanaman seluas 600 Ha Ha
Hutan Kota seluas 133 58. Penanaman 65. Penanaman
Ha Hutan Kota seluas Hutan Kota seluas 133
133 Ha Ha
Meningkatnya Pengolahan 67. Pengendalian 68. Pengendalian 69. Pengendalian 70. Melakukan BPDASHL Barito,
erosi dan tanah di daerah Erosi secara teknis Erosi secara teknis Erosi secara teknis pengendalian BWS Kalimantan II
sedimentasi hulu terhadap lereng kritis terhadap lereng kritis terhadap lereng kritis pengolahan tanah di Dinas Kehutanan,
mengindahkan pada Kabupaten pada Kabupaten pada Kabupaten daerah hulu, BAPPEDA, Dinas PU:
kaidah Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, dengan cara: Kabupaten

211
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
konservasi Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito ✓ Rorak/ Saluran Balangan, Banjar,
sehingga laju Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Buntu Barito Selatan,
erosi dan Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, ✓ Pembuatan teras Barito Timur, Barito
sedimentasi Gunungmas, Gunungmas, Gunungmas, bangku, teras Utara, Baritokuala,
berkurang Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, guludan, dan teras Gunungmas,
Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, individu yang Hulusungai Selatan,
Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, dikombinasi Hulusungai Tengah,
Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota dengan batang Hulusungai Utara,
Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, hidup, Rorak/ Kapuas, Kota
Murungraya, Murungraya, Murungraya, Saluran Buntu, Banjarbaru,
Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, atau pembuang Kotabaru,
Tapin Tapin Tapin ✓ Pembuatan Murungraya,
71. Pembuatan 73. Pembuatan 76. Pembuatan saluran Tabalong,
saluran pengendali air saluran pengendali air saluran pengendali air pengendali air dan Tanahlaut, Tapin
dan tanah di daerah dan tanah di daerah dan tanah di daerah tanah di daerah
perkebunan/ budidaya perkebunan/ perkebunan/ perkebunan/
seluas 2.450 ha budidaya seluas 4.900 budidaya seluas 7.000 budidaya
72. Kajian ha ha
Sedimentasi Sungai 74. Kajian 77. Kajian
Negara Sebagai Sedimentasi Sungai Sedimentasi Sungai
Pendukung Polder Negara Sebagai Negara Sebagai
Alabio Pendukung Polder Pendukung Polder
Alabio Alabio
75. Konservasi 78. Konservasi
Sipil Sub-Sub DAS Sipil Sub-Sub DAS
Riam Kanan, Sub DAS Riam Kanan, Sub DAS
Tapin, Sub DAS Tapin, Sub DAS
Batang Alai Batang Alai
Terjadinya Penurunan 79. Penanaman 82. Penanaman 85. Penanaman Melaksanakan BPDASHL Barito,
aktivitas signifikan laju hutan rakyat 70 Ha di hutan rakyat 140 Ha hutan rakyat 200 Ha Penanaman, dan BWS Kalimantan II
tambang di hulu erosi yang masuk Hulu Sungai Kapuas di Hulu Sungai di Hulu Sungai peremajaan kawasan Dinas Kehutanan,
sungai akan ke Sungai Murung, Kapuas Murung, Kapuas Murung, hutan lindung atau BAPPEDA, Dinas PU:
berpengaruh Kapuas Murung 80. Penanaman 83. Penanaman 86. Penanaman hutan produksi Kabupaten
terhadap hutan produksi 65 Ha hutan produksi 125 hutan produksi 180 melalui penanaman Balangan, Banjar,
keseimbangan di Hulu Sungai Ha di Hulu Sungai Ha di Hulu Sungai hutan rakyat, hutan Barito Selatan,
sungai dan Kapuas Murung, Kapuas Murung, Kapuas Murung, produksi, dan hutan Barito Timur, Barito
besaran 81. Penanaman 84. Penanaman 87. Penanaman lindung Utara, Baritokuala,
sedimen yang hutan lindung 300 Ha hutan lindung 700 Ha hutan lindung 1000 Gunungmas,
ditimbulkannya di Hulu Sungai di Hulu Sungai Ha di Hulu Sungai Hulusungai Selatan,
. Pendangkalan Kapuas Murung Kapuas Murung Kapuas Murung Hulusungai Tengah,
sungai akan Penurunan 88. Pengendalian 89. Pengendalian 90. Pengendalian 91. Melaksanak Hulusungai Utara,
mengurangi signifikan laju pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di an Pengendalian Kapuas, Kota
kemampuan erosi yang masuk hulu DAS di: hulu DAS di: hulu DAS di: pengolahan tanah di Banjarbaru,
navigasi sungai. ke Sungai hulu DAS di: Kotabaru,

212
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Tabalong Kiwa, ✓ Sungai Ayu, 6.300 ✓ Sungai Ayu, 13.000 ✓ Sungai Ayu, 18.000 ✓ Sungai Ayu, Murungraya,
Ayu, Batangalai, Ha Ha Ha [Kabupaten Tabalong,
Tapin, Alalak, ✓ Sungai Batangalai, ✓ Sungai Batangalai, ✓ Sungai Tabalong] Tanahlaut, Tapin
Martapura 500 Ha 980 Ha Batangalai,1.400 Ha ✓ Sungai Batangalai,
✓ Sungai Tapin, 1.750 ✓ Sungai Tapin, 3500 ✓ Sungai Tapin, 5.000 [Kabupaten HST]
Ha Ha Ha ✓ Sungai Tapin,
✓ Sungai Alalak, ✓ Sungai Alalak, ✓ Sungai Alalak, [Kabupaten Tapin]
10.500 Ha 21.000 Ha 30.000 Ha ✓ Sungai Alalak,
✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Martapura, [Kabupaten
8.750 Ha 17.500 Ha 25.000 Ha Banjar]
✓ Sungai Martapura,
[Kabupaten
Banjar]
Pengelolaan Terkendalinya 92. Pengendalian 93. Pengendalian 96. Pengendalian Melaksanakan BPDASHL Barito,
lahan gambut ekosistem lahan pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di Pengendalian pola BWS Kalimantan II
yang kurang gambut, namun hulu DAS, di: hulu DAS, di: hulu DAS, di: penggunaan lahan di Dinas Kehutanan,
tepat di Daerah tetap produktif ✓ Sungai Lahei ✓ Sungai Lahei ✓ Sungai Lahei DAS yang berhilir BAPPEDA, Dinas PU:
Aliran Sungai [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung pada sungai Barito Kabupaten
Mentangin Raya] Raya] Raya] Balangan, Banjar,
✓ Sungai Teweh ✓ Sungai Teweh ✓ Sungai Teweh Barito Selatan,
[Kabupaten Murung [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung Barito Timur, Barito
Raya] Raya] Raya] Utara, Baritokuala,
Kebijakan ✓ Sungai Ayuh ✓ Sungai Ayuh Gunungmas,
pengelolaan kondisi [Kabupaten Barsel] [Kabupaten Barsel] Hulusungai Selatan,
DAS pada kawasan 94. Kebijakan ✓ Sungai Bekakar dan Hulusungai Tengah,
potensi pengelolaan kondisi Takuan Puri Hulusungai Utara,
pertambangan DAS pada kawasan [Kabupaten Barito Kapuas, Kota
Kapuas potensi pertambangan Timur] Banjarbaru,
• Pengendalian Kapuas 97. Kebijakan Kotabaru,
pengolahan tanah di 95. Pengendalian pengelolaan kondisi Murungraya,
hulu DAS di Sungai pengolahan tanah di DAS pada kawasan Tabalong,
Mentangai [Kabupaten hulu DAS di Sungai potensi pertambangan Tanahlaut, Tapin
Kapuas] Mentangai [Kabupaten Kapuas
Kapuas] 98. Pengendalian
pengolahan tanah di
hulu DAS di Sungai
Mentangai [Kabupaten
Kapuas]
Perlunya Penurunan 99. Pelestarian 100. Pelestarian 102. Pelestarian 104. Mengelola BPDASHL Barito,
Perlindungan signifikan Laju Kawasan Lindung di Kawasan Lindung di Kawasan Lindung di: kawasan lindung BWS Kalimantan II
dan Penegakan Erosi, Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah ✓ kawasan lindung (cagar alam/ suaka Dinas Kehutanan,
hukum peningkatan dan Kalimantan dan Kalimantan parawen, Provinsi margasatwa) yang BAPPEDA, Dinas PU:
terhadap manfaat Selatan Selatan Kalimantan Tengah, melibatkan sektor Kabupaten
eksistensi terhadap 81.000 Ha dan SDA, kehutanan, Balangan, Banjar,

213
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
kawasan masyarakat di ✓ kawasan lindung ✓ kawasan lindung 87.000 Ha [cagar perkebunan, serta Barito Selatan,
konservasi sekitar kawasan parawen, Provinsi parawen, Provinsi alam] masyarakat dalam Barito Timur, Barito
hutan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, ✓ kawasan Pelaihari, suatu konsep PRA Utara, Baritokuala,
peningkatan ratio 81.000 Ha dan 81.000 Ha dan Martapura, Provinsi 105. Menjaga Gunungmas,
zona konservasi, 87.000 Ha [cagar 87.000 Ha [cagar Kalimantan Selatan, keseimbangan Hulusungai Selatan,
peningkatan alam] alam] 155.000 Ha [cagar antara kawasan Hulusungai Tengah,
koefisien ✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pelaihari, alam dan suaka budidaya dan non Hulusungai Utara,
pengaliran Tanah Laut, Provinsi Tanah Laut, Provinsi margasatwa] budidaya dengan Kapuas, Kota
Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, ✓ kawasan Pulau mengurangi luasan Banjarbaru,
35.000 Ha [cagar 35.000 Ha [cagar Kaget, Provinsi lahan kritis Kotabaru,
alam dan suaka alam dan suaka Kalimantan Selatan, Murungraya,
margasatwa] margasatwa] 275 Ha [cagar alam] Tabalong,
✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pulau Tanahlaut, Tapin
Martapura, Provinsi Martapura, Provinsi Kembang, Provinsi
Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan,
155.000 Ha [cagar 155.000 Ha [cagar 60 Ha [cagar alam]
alam dan suaka alam dan suaka ✓ kawasan G
margasatwa] margasatwa] Kentawan,
Target 35 % ✓ kawasan Pulau Kabupaten HSS, 245
Kaget, Provinsi Ha [cagar alam]
Kalimantan Selatan, ✓ kawasan Batikap I,
275 Ha [cagar alam] Batikap II, Batikap
✓ kawasan Pulau III, Kabupaten
Kembang, Provinsi Murung Raya,
Kalimantan Selatan, 740.375 Ha
60 Ha [cagar alam] ✓ kawasan Meratus
✓ kawasan Pulau Hulu, Barabai,
Kembang, Provinsi Kabupaten HSU,
Kalimantan Selatan, HST, dan HSS,
60 Ha [cagar alam] 200.000 Ha
✓ kawasan G ✓ kawasan Meratus
Kentawan, Hulu, Tanjung,
Kabupaten HSS, 245 Kabupaten HSU dan
Ha [cagar alam] Tabalong, 46.250 Ha
✓ kawasan Batikap I, ✓ kawasan Muara Uya,
Batikap II, Batikap Kabupaten Tabalong,
III, Kabupaten 25.000 Ha [cagar
Murung Raya, alam]
740.375 Ha ✓ kawasan Nagara,
101. Target 70 % Kabupaten HSU,
150.000 Ha [suaka
margasatwa]
✓ kawasan Hutan
Gambut Liang

214
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Anggang, Kabupaten
Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam]
103. Target 100 %
Rendahnya Peningkatan 106. Pendampingan 109. Pendampingan 112. Pendampingan Melakukan Kementerian
pendapatan partisipasi dan dan pembinaan dalam dan pembinaan dalam dan pembinaan dalam pendampingan dan Lingkungan Hidup,
masyarakat dan pendapatan rangka meningkatkan rangka meningkatkan rangka meningkatkan pembinaan dalam BPDASHL Barito,
kurangnya masyarakat di taraf ekonomi taraf ekonomi taraf ekonomi upaya pemberdayaan BWS Kalimantan II
partisipasi sekitar hutan masyarakat di masyarakat di masyarakat di masyarakat di sekitar Dinas Kehutanan,
masyarakat di dalam kaitannya kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan hutan BAPPEDA, Dinas PU:
sekitar kawasan dengan upaya sumber air di sumber air di sumber air di Kabupaten
hutan dalam konservasi DASungai DASungai DASungai Balangan, Banjar,
upaya ✓ Sosialisasi Jalur ✓ Sosialisasi Jalur ✓ Sosialisasi Jalur Barito Selatan,
konservasi Hijau & Sumur Hijau & Sumur Hijau & Sumur Barito Timur, Barito
Resapan Resapan Resapan Utara, Baritokuala,
✓ Sosialisasi Kombinasi ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Gunungmas,
Tanaman Keras Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Hulusungai Selatan,
✓ Sosialisasi Keras Keras Hulusungai Tengah,
Penanaman Batang ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Hulusungai Utara,
Hidup Penanaman Batang Penanaman Batang Kapuas, Kota
✓ Sosialisasi Hidup Hidup Banjarbaru,
Tumbuhan Bawah ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Kotabaru,
✓ Sosialisasi Tumpang Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Murungraya,
Sari ✓ Sosialisasi Tumpang ✓ Sosialisasi Tumpang Tabalong,
107. Di Kabupaten Sari Sari Tanahlaut, Tapin
Balangan, Banjar, 110. Di Kabupaten 113. Di Kabupaten
Barito Selatan, Barito Balangan, Banjar, Balangan, Banjar,
Timur, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito
Baritokuala, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara,
Hulusungai Selatan, Baritokuala, Baritokuala,
Hulusungai Tengah, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan,
Hulusungai Utara, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah,
Kapuas, Kota Hulusungai Utara, Hulusungai Utara,
Banjarbaru, Kapuas, Kota Kapuas, Kota
Murungraya, Banjarbaru, Banjarbaru,
Tabalong, Tanahlaut, Murungraya, Murungraya,
Tapin 1-3 Kali dalam Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut,
setahun Tapin 1-3 Kali dalam Tapin 1-3 Kali dalam
108. Target hingga setahun setahun
50% 111. Target hingga 114. Target hingga
70% 100%
115. Pendampingan 116. Pendampingan 117. Pemantapan Melakukan
dan bantuan pada dan bantuan pada kawasan resapan air Pemantauan
kawasan permukiman kawasan permukiman dan Pencanangan terhadap

215
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
dalam rangka dalam rangka program sumur pelaksanaan kegiatan
peningkatan jumlah peningkatan jumlah resapan air sumur resapan
resapan air sebagai resapan air sebagai Pendampingan dan ditingkat kecamatan
imbuhan aliran dasar imbuhan aliran dasar bantuan pada dan Desa
Target 50% Target 70% kawasan permukiman
dalam rangka
peningkatan jumlah
resapan air sebagai
imbuhan aliran dasar
Sosialisasi tentang
manfaat kawasan dan
sumur resapan
kepada masyarakat
tingkat desa
Pembuatan Sumur
Resapan, oleh
masyarakat dan
pemerintah (setiap
Desa diharapkan
mempunyai 1 Sumur
Resapan)
Pembuatan Sumur
Resapan dengan
jumlah 315 unit
Target: 100 %
118. Pemantapan 122. Pemantapan 134. Pemantapan Melaksanakan BPDASHL Barito,
kawasan resapan air kawasan resapan air kawasan resapan air perlindungan Dinas Kehutanan
dan Pencanangan dan Pencanangan dan Pencanangan Kawasan Sempadan Kabupaten/ kota,
program sumur program sumur program sumur Sungai melalui Dinas Kehutanan
resapan air. resapan air. resapan air. Peraturan Daerah Provinsi, BWS
119. Sosialisasi 123. Sosialisasi 135. Sosialisasi yang ketat dan Kalimantan II,
tentang manfaat tentang manfaat tentang manfaat mengikat, Bappeda
kawasan dan sumur kawasan dan sumur kawasan dan sumur pengawasan, dan Kabupaten/ Kota
resapan kepada resapan kepada resapan kepada rehabilitasi Provinsi Dinas PU
masyarakat tingkat masyarakat tingkat masyarakat tingkat sempadan sungai Kab/ Kota dan
desa desa desa Provinsi, Balangan,
120. Sosialisasi PP 124. Perancangan 136. Perancangan Banjar, Barito
No. 38 tahun 2011, Hutan Kota Hutan Kota Selatan, Barito
Kawasan pemukiman 125. Pengendalian 137. Pengendalian Timur, Barito Utara,
wajib mengikuti batas Erosi Tepi Jalan Erosi Tepi Jalan Baritokuala,
sempadan sungai. 126. Perlindungan 138. Perlindungan Gunungmas,
121. Menjadikan Sumber Air Sumber Air Hulusungai Selatan,
sempadan sungai 127. Sumur 139. Sumur Hulusungai Tengah,
Resapan Resapan Hulusungai Utara,

216
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
menjadi sabuk hijau/ 128. Pemantauan 140. Pemantauan Kapuas, Kota
green belt. Oleh Setiap Dinas Oleh Setiap Dinas Banjarbaru,
Kabupaten terhadap Kabupaten terhadap Kotabaru,
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan Murungraya,
sumur resapan sumur resapan Tabalong,
ditingkat kecamatan ditingkat kecamatan Tanahlaut, Tapin
dan Desa dan Desa
129. Sosialisasi PP 141. Sosialisasi PP
No. 38 tahun 2011, No. 38 tahun 2011,
Kawasan pemukiman Kawasan pemukiman
wajib mengikuti batas wajib mengikuti batas
sempadan sungai. sempadan sungai.
130. Menjadikan 142. Menjadikan
sempadan sungai sempadan sungai
menjadi sabuk hijau/ menjadi sabuk hijau/
green belt. green belt.
131. Penetapan 143. Penetapan
batas sempadan batas sempadan
sumber-sumber air sumber-sumber air
beserta beserta
pemanfaatannya pemanfaatannya
132. Pencegahan 144. Pencegahan
pendirian bangunan pendirian bangunan
dan pemanfaatan dan pemanfaatan
lahan yang lahan yang
mengganggu aliran air mengganggu aliran air
atau tidak sesuai atau tidak sesuai
dengan dengan
peruntukannya peruntukannya
133. Pemberdayaan 145. Pemberdayaan
masyarakat di sekitar masyarakat di sekitar
sempadan sumberair sempadan sumberair
146. Pemeliharaan
hutan rakyat dan
penghijauan dengan
menanam jenis-jenis
kayu hutan dengan
penanaman hutan
produksi
147. Pembuatan
Sumur Resapan, oleh
masyarakat dan
pemerintah (setiap
Desa diharapkan

217
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
mempunyai 1 Sumur
Resapan)
148. Rehabilitasi
Sumber Mata Air
149. Menanami
kawasan sempadan
sungai dengan
vegetasi permanen.
150. Pengendalian
penggunaan lahan di
Muara sungai,
pelebaran dimensi
151. Pembangunan
dalam rangka
perlindungan batas
sempadan sumber air
(pengukuran dan
pemasangan patok
batas sempadan, pagar
pembatas, talud
tebing/ tepi sungai)
2 Pengawetan Adanya Mengurangi 152. SF dan SID 153. SF dan SID 154. SF dan SID Menyimpan air yang BPDASHL Barito,
Air Kekeringan kekeringan pada Perencanaan Embung Perencanaan Embung Perencanaan Embung berlebihan di musim BWS Kalimantan II
pada musim musim kemarau di Kabupaten di Kabupaten di Kabupaten hujan dan Dinas Kehutanan,
kemarau dengan Murungraya, Barito Murungraya, Barito Murungraya, Barito memanfaatkannya di BAPPEDA, Dinas PU:
memanfaatkan Selatan, Barito Timur, Selatan, Barito Timur, Selatan, Barito Timur, musim kemarau Kabupaten
potensi air yang Barito Utara, Barito Utara, Barito Utara, dengan Murungraya, Barito
belum Baritokuala, Balangan, Baritokuala, Baritokuala, meningkatkan Selatan, Barito
termanfaatkan Hulusungai Selatan, Balangan, Hulusungai Balangan, Hulusungai kapasitas tampungan Timur, Barito Utara,
Hulu Sungai Tengah, Selatan, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai air yang ada dengan Baritokuala,
Hulu Sungai Utara, Tengah, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai SF, dan SID Balangan,
Kapuas, Murungraya, Utara, Kapuas, Utara, Kapuas, Perencanaan Embung Hulusungai Selatan,
Tabalong, Tanahlaut Murungraya, Murungraya, di Provinsi Hulu Sungai Tengah,
Tabalong, Tanahlaut Tabalong, Tanahlaut Kalimantan Tengah Hulu Sungai Utara,
155. Target: 30 % 156. Target: 60 % 157. Target: 100 % dan Kalimantan Kapuas,
Selatan Murungraya,
Tabalong, Tanahlaut
Masih adanya Penggunaan air 158. Kampanye 159. Kampanye 160. Kampanye Meningkatkan BPDASHL Barito,
penggunaan air secara efisien gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan efisiensi pemakaian Dinas Pertanian,
masih kurang terutama untuk aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI air terutama untuk BAPPEDA, Dinas PU
hemat/ boros budidaya dalam budidaya dalam budidaya dalam budidaya tanaman padi Kabupaten/ kota,
tanaman padi tanaman padi secara tanaman padi secara tanaman padi secara BWS Kalimantan II
luas luas luas

218
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Masih adanya Penggunaan air 161. Penyusunan 162. Penyusunan 163. Penyusunan Penerapan Perda
BPDASHL Barito,
penggunaan air tanah terkendali Perda tentang Perda tentang Perda tentang pengaturan
Dinas Kehutanan,
tanah yang penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah
Kementerian
berlebihan serta Kebijakan serta Kebijakan serta Kebijakan
Lingkungan Hidup,
penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah
BAPPEDA, Dinas PU,
hanya untuk tanaman hanya untuk tanaman hanya untuk tanaman
BWS Kalimantan II,
yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi
Pemerintah Daerah
tinggi tinggi tinggi
164. Pengendalian 165. Pengendalian 167. Pengendalian Meningkatkan BPDASHL Barito,
Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air efisiensi pemakaian Dinas Pertanian,
Terutama Pada Zona Terutama Pada Zona Terutama Pada Zona air terutama untuk Dinas ESDM,
Kritis/ ZPA Rendah Kritis/ ZPA Rendah Kritis/ ZPA Rendah Industri, BAPPEDA, Dinas PU
dengan Izin Yang Ketat dengan Izin Yang dengan Izin Yang Pertambangan, dan Kabupaten/ kota,
Ketat Ketat Irigasi BWS Kalimantan II,
166. Perancangan 168. Perancangan PEMDA Murung
Sistem Perizinan Sistem Perizinan Raya, Gunung Mas,
169. Membuat Barito Utara, Barito
tampungan air hujan Selatan, Barito
pada skala rumah Timur, Kapuas,
tangga (water Tabalong, Balangan,
harvesting) Hulu Sungai Utara,
170. Meningkatkan Hulu Sungai Tengah,
Efisiensi Irigasi, Hulu Sungai
dengan mengurangi Selatan, Tapin,
kebocoran saluran Barito Kuala,
irigasi Kotabaru, Banjar,
171. Pengadaan Kota Banjarbaru,
Software Perizinan Banjarmasin, Tanah
Yang Terintegrasi Laut
172. Sosialisasi 173. Sosialisasi 175. Sosialisasi Melakukan BPDASHL Barito,
jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman pengawasan kualitas Dinas Kehutanan
ideal pembangunan ideal pembangunan ideal pembangunan air sumur gali dan air Kabupaten/ kota,
sumur di Kabupaten sumur di Kabupaten sumur di Kabupaten hujan di Seluruh Dinas Kehutanan
WS Barito WS Barito WS Barito wilayah Kabupaten/ Provinsi , BWS,
174. Pemantauan 176. Pemantauan Kota Bappeda
kualitas air secara kualitas air secara Kabupaten/ Kota
berkala berkala Provinsi Dinas PU
177. Disinfeksi Kab/ Kota dan
sumur gali di Provinsi
Kabupaten WS Barito
178. Peningkatan
konstruksi dinding
sumur menjadi kedap
air

219
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
3 Pengelolaan Kualitas air Kualitas air dan 179. Menetapkan 180. Menetapkan 181. Menetapkan Penerbitan Perda BPDASHL Barito,
Kualitas Air sungai untuk sumber air sesuai baku mutu limbah cair baku mutu limbah baku mutu limbah Baku Mutu Air dan Dinas Kehutanan,
dan air baku tidak dengan yang diperkenankan cair yang cair yang Limbah Cair di Kementerian
Pengendalian memenuhi Baku peruntukannya dibuang ke dalam diperkenankan diperkenankan Kabupaten/ Kota Lingkungan Hidup,
Pencemaran Mutu Air Klas 1 dan untuk sungai di 40% dari dibuang ke dalam dibuang ke dalam dalam WS BAPPEDA, Dinas PU,
Air memenuhi baku Kabupaten/ Kota sungai di 60% dari sungai di 100% dari BWS Kalimantan II,
mutu kualitas air dalam WS Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Pemerintah Daerah,
yang disyaratkan dalam WS dalam WS Dinas Lingkungan
Hidup, Swasta,
BUMN (PDAM)
Pencemaran Peningkatan 182. Pengelolaan 184. Pengelolaan 186. Pengelolaan Melaksanakan BPDASHL Barito,
sungai akibat baku mutu dan kualitas air sungai- kualitas air sungai- kualitas air sungai- Pemantauan secara Dinas Kehutanan,
penambangan kualitas air sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten kontinyu agar lebih Kementerian
yang kurang Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan memudahkan di Lingkungan Hidup,
memperhatikan Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, dalam monitoring BAPPEDA, Dinas PU,
kondisi Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, kondisi perubahan BWS Kalimantan II,
lingkungan dan Kecamatan dan Kecamatan dan Kecamatan sungai sedini Pemerintah Daerah,
Mantangai] Mantangai] Mantangai] mungkin Dinas Lingkungan
183. Pengelolaan 185. Pengelolaan 187. Pengelolaan Membuat Program Hidup, Swasta,
kualitas air sungai kualitas air sungai kualitas air sungai bertahap jangka BUMN (PDAM)
pada kawasan pada kawasan pada kawasan pendek dan jangka
pertambangan di: pertambangan di: pertambangan di: panjang dalam
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan mengembalikan baku
Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten mutu air berdasarkan
Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten indikator-indikator
HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten yang telah ditetapkan
HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten Melakukan
HST, Kabupaten HST, Kabupaten HST, Kabupaten monitoring Kegiatan
Banjar, dan Banjar, dan Banjar, dan Pertambangan Secara
Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Terpadu
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Tengah [Sungai Tengah [Sungai Tengah [Sungai
Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh,
Sungai Maruwai, dan Sungai Maruwai, dan Sungai Maruwai, dan
Sungai Murung] Sungai Murung] Sungai Murung]
Monitoring kegiatan Monitoring kegiatan Monitoring kegiatan
pertambangan pertambangan pertambangan
terpadu terpadu terpadu
Target: 30 % Target: 60 % Target: 100 %
188. Penyusunan 192. Penyusunan 199. Penyusunan Penataan Kawasan BPDASHL Barito,
Rancangan PERDA Rancangan PERDA Rancangan PERDA Sekitar Sempadan Dinas Pertanian,
pembuangan sampah pembuangan sampah pembuangan sampah Sungai melalui Dinas ESDM,
dan limbah langsung dan limbah langsung dan limbah langsung PERDA pembuangan BAPPEDA, Dinas PU
ke sungai ke sungai ke sungai limbah di Sungai, Kabupaten/ kota,

220
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
189. Studi kualitas 193. Studi kualitas 200. Studi kualitas serta pembuatan BWS Kalimantan II,
air dan sumber air dan sumber air dan sumber jaringan sanitasi yang PEMDA Murung
pencemar pencemar pencemar komunal Raya, Gunung Mas,
190. Perencanaan 194. Perencanaan 201. Perencanaan Barito Utara, Barito
saluran drainase/ saluran drainase/ saluran drainase/ Selatan, Barito
saluran limbah rumah saluran limbah rumah saluran limbah rumah Timur, Kapuas,
tangga penampungan/ tangga tangga penampungan/ Tabalong, Balangan,
IPAL. penampungan/ IPAL. IPAL. Hulu Sungai Utara,
191. Perencanaan 195. Perencanaan 202. Perencanaan Hulu Sungai Tengah,
toilet umum, IPAL toilet umum, IPAL toilet umum, IPAL Hulu Sungai
Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Selatan, Tapin,
Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Barito Kuala,
Akhir Akhir Akhir Kotabaru, Banjar,
196. Penetapan 203. Penetapan Kota Banjarbaru,
perizinan terkait perizinan terkait Banjarmasin, Tanah
Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah Laut
industri dan industri dan
pertambangan pertambangan
197. Pengawasan 204. Pengawasan
dan pemantauan, dan pemantauan,
pelaksanaan Perda pelaksanaan Perda
pembuangan sampah pembuangan sampah
dan limbah sungai dan limbah sungai
198. Program 205. Program
pengendalian sampah pengendalian sampah
yang masuk kedalam yang masuk kedalam
sungai melalui sungai melalui
Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/
Superkasih Superkasih
Pengelolaan Pengelolaan
persampahan (DAK) persampahan (DAK)
206. Pembuatan
saluran drainase/
saluran limbah rumah
tangga penampungan/
IPAL
207. Pembuatan
Toilet Umum, IPAL
Komunal, dan Tempat
Pembuangan Sampah
Akhir
208. Penyediaan
sarana dan prasarana

221
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pengelolaan
persampahan (DAK)
209. Pengaturan 210. Pengaturan 213. Pengaturan Melakukan BPDASHL Barito,
pengambilan kuantitas pengambilan pengambilan pengaturan kuantitas Dinas Pertanian,
air pada sumber- kuantitas air pada kuantitas air pada pengambilan air Dinas ESDM,
sumber air, berupa sumber-sumber air, sumber-sumber air, BAPPEDA, Dinas PU
perijinan dan berupa perijinan dan berupa perijinan dan Kabupaten/ kota,
pelarangan pelarangan pelarangan BWS Kalimantan II,
pemanfatan air pada pemanfatan air pada pemanfatan air pada PEMDA Murung
sumber-sumber air sumber-sumber air sumber-sumber air Raya, Gunung Mas,
211. Pengembanga 214. Pengembangan Barito Utara, Barito
n sistem informasi sistem informasi Selatan, Barito
perizinan perizinan Timur, Kapuas,
212. Pemantauan 215. Pemantauan Tabalong, Balangan,
dan pengawasan dan pengawasan Hulu Sungai Utara,
pelaksanaan perda pelaksanaan perda Hulu Sungai Tengah,
pemanfaatan air pemanfaatan air Hulu Sungai
Pengadaan software Selatan, Tapin,
dan hardware untuk Barito Kuala,
pengembangan sistem Kotabaru, Banjar,
informasi perizinan Kota Banjarbaru,
Pembangunan sumur Banjarmasin, Tanah
pantau untuk Air Laut
tanah, pada
pengambilan debit
lebih dari 50 lt/ dt per
hektar
216. Pembuatan 218. Pembuatan 224. Pembuatan 235. Pemantauan BPDASHL Barito,
peraturan terkait peraturan terkait peraturan terkait secara kontinyu BLH, BAPPEDA,
persyaratan kualitas persyaratan kualitas persyaratan kualitas agar lebih Dinas PU
air pada sumber- air pada sumber- air pada sumber- memudahkan di Kabupaten/ kota,
sumber air sumber air sumber air dalam monitoring BWS Kalimantan II,
217. Pembuatan 219. Pembuatan 225. Pembuatan kondisi perubahan PEMDA Murung
peratuan terkait peratuan terkait peratuan terkait sungai sedini Raya, Gunung Mas,
persyaratan kualitas persyaratan kualitas persyaratan kualitas mungkin Barito Utara, Barito
buangan limbah, buangan limbah, buangan limbah, 236. Program Selatan, Barito
sampah dan limbah sampah dan limbah sampah dan limbah bertahap jangka Timur, Kapuas,
B3 ke badan air B3 ke badan air B3 ke badan air pendek dan jangka Tabalong, Balangan,
220. Pelibatan dan 226. Pelibatan dan panjang dalam Hulu Sungai Utara,
pemberdayaan pemberdayaan mengembalikan Hulu Sungai Tengah,
masyarakat terkait masyarakat terkait baku mutu air Hulu Sungai
pengelolaan kualitas pengelolaan kualitas berdasarkan Selatan, Tapin,
air pada sumber air air pada sumber air indikator-indikator Barito Kuala,
Kotabaru, Banjar,

222
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
221. Pengelolaan 227. Pengelolaan yang telah Kota Banjarbaru,
kualitas air sungai- kualitas air sungai- ditetapkan Banjarmasin, Tanah
sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten 237. Monitoring Laut
Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan Kegiatan
Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, Pertambangan
Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, Secara Terpadu
dan Kecamatan dan Kecamatan
Mantangai] Mantangai]
222. Pengelolaan 228. Pengelolaan
kualitas air sungai kualitas air sungai
pada kawasan pada kawasan
pertambangan di; pertambangan di;
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten
Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten
HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten
HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten
HST, Kabupaten HST, Kabupaten
Banjar, dan Banjar, dan
Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Tengah [Sungai Tengah [Sungai
Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh,
Sungai Maruwai, dan Sungai Maruwai, dan
Sungai Murung] Sungai Murung]
223. Monitoring 229. Monitoring
kegiatan kegiatan
pertambangan pertambangan terpadu
terpadu 230. Membangun
pengolahan air baku
dalam rangka
peningkatan kualitas
sumber air
231. Pembangunan
Stasiun Pemantau
Kualitas Air pada
daerah pertambangan
dan industri yang
masuk sungai, waduk,
instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) dan
instalasi pengolahan
limbah Bahan

223
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
232. Berbahaya
Beracun (B3)
233. Pembangunan
Stasiun Pengolahan
Limbah oleh Pihak
Swasta
234. Peningkatan
O&P prasarana yang
sudah ada dan baru
dibangun

224
II. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR (RENDAH)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Penatagunaa Belum adanya Menentukan 238. Penentuan 239. Penentuan 240. Penentuan 241. Menerbitka BAPPEDA Provinsi,
n Sumber zona pengalokasian batas zona batas dan Penetapan batas, Penetapan dan n Perda tentang BAPPEDA
Daya Air pemanfaatan zona pemanfaatan sumber zona pemanfaatan Sosialisasi zona zona pemanfaatan Kabupaten/ Kota
sumber air dan pemanfaatan air dan peruntukan sumber air dan pemanfaatan sumber sumber daya air Provinsi, BPDASHL
peruntukan sumber air dan sumber air kedalam peruntukan sumber air dan peruntukan dan peruntukan air Barito,
sumber air yang peruntukan peta RTRW air kedalam peta sumber air kedalam pada sumber air Dinas Kehutanan
memperhatikan sumber air ke Kabupaten/ Kota di RTRW Kabupaten/ peta RTRW dengan Provinsi, Dinas
kepentingan dalam beberapa WS Barito Kota di WS Barito Kabupaten/ Kota di memperhatikan Kehutanan
berbagai jenis golongan WS Barito RTRW Provinsi, Kabupaten/ kota,
pemanfaatan penggunaan air Kabupaten/ Kota BWS Kalimantan II,
termasuk baku 242. Melakukan Dinas PU Provinsi,
mutunya penyuluhan kepada Dinas PU
masyarakat tentang Kabupaten/ Kota
pentingnya
mematuhi tata
ruang yang ada
Sempadan Mengembalikan 243. Penentuan 244. Penentuan 245. Penentuan dan 248. Menerbitka
sumber air fungsi bantaran kawasan daerah dan Penetapan Penetapan kawasan n Perda tentang
belum dan sempadan sumber air (sempadan kawasan daerah daerah sumber air Sempadan sungai,
sepenuhnya sungai sebagai sungai, waduk, sumber air (sempadan (sempadan sungai, danau, waduk,
digunakan area konservasi danau, mata air dan sungai, waduk, waduk, danau, mata mata air dan
sebagai batasan pantai) danau, mata air dan air dan pantai) hingga sempadan sungai
dalam pantai) hingga 50% 100% 249. Melakukan
pemanfaatan 246. Sosialisasi penyuluhan kepada
ruang sumber perlindungan daerah masyarakat tentang
air sumber air pentingnya
247. Pembuatan pemeliharaan
rambu/ tanda sungai
larangan pemanfaatan
air pada zona kritis
Penetapan 250. Penetapan 251. Perencanaan 252. Pembangunan Menetapkan kawasan
kawasan sabuk kawasan sabuk hijau teknis sabuk hijau di dan penanaman di sabuk hijau sumber
hijau di kawasan di 25% kawasan 50% kawasan sungai kawasan sabuk hijau air
sungai dan sungai dan waduk dan waduk di 75% kawasan
waduk sungai dan waduk
Belum ada Terdapat 253. Penyusunan 255. Penyusunan 257. Penyusunan, Melaksanakan
pedoman atau pedoman dan pedoman dan SOP dan sosialisasi sosialisasi dan Penetapan Perda
SOP alokasi air SOP alokasi pedoman dan SOP pelaksanaan pedoman alokasi dan hak guna
maupun hak pelaksanaan 254. dan hak guna alokasi dan SOP alokasi air bagi pengguna
guna air alokasi air dan air bagi pengguna air 256. dan hak guna 258. dan hak guna yang sudah ada pada
hak guna air di Seluruh air bagi pengguna air air bagi pengguna air masing-masing
di Seluruh di Seluruh kabupaten dan kota

225
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ Kota pada
WS Barito WS Barito WS Barito
Minimnya biaya Terdapat alokasi 259. Penyusunan 260. Penyusunan 261. Penyusunan 262. Menetapkan Bappeda Provinsi,
OP yang dana untuk OP konsep prinsip konsep dan sosialisasi konsep, sosialisasi dan perda penerima Bappeda
disediakan baik dari penerima manfaat prinsip penerima penerapan prinsip manfaat Kabupaten/ Kota,
sehingga banyak Pemerintah membayar kecuali manfaat membayar penerima manfaat menanggung biaya Dinas PU Provinsi,
prasarana pusat/ daerah untuk kebutuhan kecuali untuk membayar kecuali jasa pengelolaan Dinas PU
sumber daya air maupun dari pokok sehari hari dan kebutuhan pokok untuk kebutuhan SDA Kabupaten/ Kota ,
yang tidak partisipasi pertanian rakyat sehari hari dan pokok sehari hari dan 263. Penyusunan Dinas Kehutanan
terpelihara masyarakat pertanian rakyat pertanian rakyat pedoman Provinsi, Dinas
dengan baik perhitungan biaya Kehutanan
jasa pengelolaan Kabupaten/ kota
sumber daya air BPDASHL Barito,
serta metode BWS Kalimantan II
pembebanannya
kepada para
pemanfaat
2 Penyediaan Belum ada Ditetapkannya 264. Identifikasi 265. Identifikasi 267. Identifikasi Menetapkan dan Bappeda Provinsi,
Sumber Daya aturan prioritas urutan ketersediaan air dan ketersediaan air dan ketersediaan air dan Melakukan Bappeda
Air peruntukan air prioritas pengguna sumber pengguna sumber pengguna sumber Sosialisasi Peraturan Kabupaten/ Kota,
pada sumber air peruntukan air daya untuk penentuan daya untuk penentuan daya untuk penentuan Daerah tentang Dinas PU Provinsi,
pada sumber air urutan prioritas urutan prioritas urutan prioritas peruntukan air pada Dinas PU
penggunaannya penggunaannya penggunaannya sumber air termasuk Kabupaten/ Kota ,
266. Penetapan 268. Penetapan urutan prioritas Dinas Kehutanan
prioritas pemanfaatan prioritas pemanfaatan penyediaannya Provinsi, Dinas
air terhadap air terhadap Kehutanan
ketersediaan air ketersediaan air Kabupaten/ kota
269. Sosialisasi BPDASHL Barito,
prioritas pemanfaatan BWS Kalimantan II
air terhadap
ketersediaan air
Tersedianya Terbangunnya 270. Studi 272. Studi 274. Studi Melakukan kegiatan BWS Kalimantan II,
potensi Waduk multi Kelayakan dan Detail Kelayakan dan Detail Kelayakan dan Detail operasional dan Bappeda Provinsi
tampungan air fungsi guna Desain Waduk Tapin Desain Waduk Tapin Desain Waduk Tapin pemeliharaan waduk Kalimantan Selatan
dalam rangka meningkatkan 271. Operasi dan 273. Operasi dan 275. Operasi dan secara rutin dan Dan Provinsi
penyediaan air ketersediaan air Pemeliharaan Waduk Pemeliharaan Waduk Pemeliharaan Waduk berkala sesuai Kalimantan Tengah,
dan pemenuhan dan/ atau energi Riam Kanan Riam Kanan Riam Kanan dengan standar yang Dinas PU
kebutuhan listrik di WS telah ditetapkan Kabupaten/ Kota,
lainya di WS Barito PDAM, PT. PLN
Barito (Persero)
Cakupan air Terpenuhinya 276. Pembangunan 280. Pembangunan 284. Pembangunan Meningkatkan Unit BWS Kalimantan II,
bersih WS Barito kebutuhan akan dan Penambahan dan Penambahan dan Penambahan produksi dan PDAM, Bappeda
yang baru air bersih jumlah IPA jumlah IPA jumlah IPA memperbaiki sarana Provinsi Kalimantan
mencapai 27% sehingga dan prasarana air Selatan Dan Tengah,

226
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
karena capaian 277. Pembangunan 281. Pembangunan
285. Pembangunan bersih di Kabupaten Bappeda, Dinas PU
ketersediaan air pemenuhan pipa transmisi & pipa transmisi & pipa transmisi & Banjar, Kota Banjar Kabupaten Banjar,
bersih dari kebutuhan air di distribusi distribusi distribusi Baru, Kota Kota Banjar Baru,
PDAM tidak WS Barito 278. Peningkatan 282. Peningkatan
286. Peningkatan Banjarmasin, Kota Banjarmasin,
memadai mencapai 100% pengambilan air baku pengambilan air bakupengambilan air baku Kabupaten Tapin, Kabupaten Tapin,
dengan pembangunan dengan pembangunan dengan pembangunan Kabupaten Hulu Kabupaten Hulu
SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir
SPAM Regional di hilir Sungai Selatan, Sungai Selatan,
PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas
279. Peningkatan 283. Peningkatan
287. Peningkatan
Operasi dan Operasi dan Operasi dan
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Jaringan Air PDAM Jaringan Air PDAM Jaringan Air PDAM
Terdapat potensi Terpenuhinya 288. Perencanaan 289. Perencanaan
291. Perencanaan Meningkatkan BWS Kalimantan II,
pengembangan kebutuhan air Detail Desain untuk Detail Desain untuk Detail Desain untuk potensi Bappeda Provinsi
daerah irigasi irigasi dalam Bendung dan Bendung dan Bendung dan Jaringan pengembangan DI di Kalimantan Selatan
yang besar guna rangka Jaringan irigasi Jaringan irigasi irigasi WS Barito guna Dan Provinsi
meningkatkan Perluasan lahan Pembangunan 290. Pembangunan
292. Pembangunan meningkatkan Kalimantan Tengah,
ketahanan irigasi secara bendung untuk bendung untuk bendung untuk ketahanan pangan Dinas PU
pangan di WS optimal memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan Kabupaten/ Kota
Barito air irigasi pada: air irigasi pada:
air irigasi pada:
DI Riam Kanan DI Riam Kanan
DI Riam Kanan DI Karau DI Karau
DI Karau DI Tampa DI Tampa
DI Takuam DI Tamba Jaya
DI Montalat DI Sei Raya
DI Tandrehean DI Baruh Rintis
DI Jamut (Matabu)
DI Takuam
DI Montalat
DI Tandrehean
DI Jamut
DI Bawang
Potensi irigasi Terpeliharanya 293. Meningkatkan 295. Meningkatkan 297. Meningkatkan 299. Melaksanak BWS Kalimantan II,
yang besar di WS prasarana/ operasi dan operasi dan operasi dan an pengembangan BAPPEDA Provinsi,
Barito belum infrastruktur DI pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pelayanan dan BAPPEDA
seimbang agar berfungsi prasarana/ prasarana/ prasarana/ peningkatan Kabupaten/ Kota,
dengan sesuai kapasitas infrastruktur DI agar infrastruktur DI agar infrastruktur DI agar efisiensi wilayah Dinas PU Kota
pemeliharaan operasinya berfungsi sesuai berfungsi sesuai berfungsi sesuai irigasi Banjarmasin, Kota
aset, sehingga kapasitas operasinya kapasitas operasinya kapasitas operasinya 300. di Kota Banjar Baru, Kota
efisiensi 294. Perbaikan dan 296. Perbaikan dan 298. Perbaikan dan Banjarmasin, Kota Banjar, Kabupaten
bangunan tidak peningkatan kualitas peningkatan kualitas peningkatan kualitas Banjar Baru, Kota Tapin, Kabupaten
tercapai secara jaringan irigasi untuk jaringan irigasi untuk jaringan irigasi untuk Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Utara,
optimal mengurangi kebocoran mengurangi kebocoran mengurangi kebocoran Tapin, Kabupaten Hulu Sungai
pada: pada: pada: Hulu Sungai Utara, Selatan, Hulu

227
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
DI Riam Kanan [6.000 DI Riam Kanan [6.000 DI Riam Kanan [6.000 Hulu Sungai Sungai Tengah,
Ha] Ha] Ha] Selatan, Hulu Barito Selatan,
DI Karau [3.794 Ha] DI Karau [3.794 Ha] DI Karau [3.794 Ha] Sungai Tengah, Kapuas
DI Pitap [4.000 Ha] DI Pitap [4.000 Ha] Barito Selatan,
DI Pitap [4.000 Ha]
DI Amandit [5.472 Ha] DI Amandit [5.472 Ha] Kapuas
DI Amandit [5.472 Ha] DI Telaga Langsat DI Telaga Langsat
DI Telaga Langsat [3.018 Ha] [3.018 Ha]
[3.018 Ha] DI Batang Alai [5.692 DI Batang Alai [5.692
DI Batang Alai [5.692 Ha] Ha]
Ha] DI Tapin [5.472 Ha] DI Tapin [5.472 Ha]
DI Tapin [5.472 Ha] DI Tampa [2.000 Ha] DI Tampa [2.000 Ha]
DI Haruyan Dayak DI Haruyan Dayak
DI Tampa [1.500 Ha]
[1.859 Ha] [1.859 Ha]
DI Haruyan Dayak DI Intangan [1.611 Ha] DI Intangan [1.611 Ha]
[1.859 Ha] DI Mangunang [1.165 DI Kahakan [1.077 Ha]
DI Intangan [1.611 Ha] Ha] DI Mangunang [1.165
DI Mangunang [1.165 DI Binuang [1.408 Ha] Ha]
Ha] DI Belanti [1.050 Ha] DI Binuang [1.408 Ha]
DI Binuang [1.408 Ha] DI Sei Tunjang [1.233 DI Belanti [1.050 Ha]
DI Sei Rasau [1.254 Ha] DI Tamba Jaya [1.500
Ha] DI Sei Rasau [1.254 Ha]
DI Majundre [365 Ha] Ha] DI Sei Raya [1.660 Ha]
DI Uwang [400 Ha] DI Majundre [365 Ha]
DI Baruh Rintis DI Uwang [400 Ha] DI Baruh Rintis
(Matabu) [131 Ha] DI Takuam [500 Ha] (Matabu) [869 Ha]
DI Takuam [500 Ha] DI Natampin [291 Ha] DI Takuam [500 Ha]
DI Natampin [291 Ha] DI Montallat [408 Ha] DI Natampin [291 Ha]
DI Montallat [408 Ha] DI Trinsing [388 Ha] DI Montallat [408 Ha]
DI Trinsing [388 Ha] DI Jamut [680 Ha] DI Trinsing [388 Ha]
DI Jamut [680 Ha] DI Paran [188 Ha] DI Tandrehean [500
DI Paran [188 Ha] DI Suapin [400 Ha] Ha]
DI Suapin [400 Ha] DI Paran [425 Ha] DI Jamut [680 Ha]
DI Paran [425 Ha] DI Mandiangin [104 DI Bawang [500 Ha]
DI Mandiangin [104 Ha] DI Paran [188 Ha]
Ha] DI Sei Tabuk [328 Ha] DI Suapin [400 Ha]
DI Sei Tabuk [328 Ha] DI Tamiyang [330 Ha] DI Paran [425 Ha]
DI Tamiyang [330 Ha] DI Hayup [80 Ha] DI Mandiangin [104
DI Hayup [80 Ha] DI Jaro Atas [816 Ha] Ha]
DI Jaro Atas [816 Ha] DI Muang [300 Ha] DI Sei Tabuk [328 Ha]
DI Muang [300 Ha] DI Panggung [600 Ha] DI Tamiyang [330 Ha]
DI Panggung [600 Ha] DI Hayup [80 Ha]
DIR Alabio [6.000 Ha] DI Jaro Atas [816 Ha]
Kehilangan Air Berkurangnya 301. Perbaikan 302. Perbaikan dan 303. Perbaikan dan Melakukan PDAM, Dinas PU
Tinggi pada Kehilangan Air jaringan dan sistem Optimalisasi jaringan Optimalisasi jaringan Inventarisasi Provinsi, Dinas PU

228
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
operasional dalam Pemipaan yang ada dan sistem Pemipaan dan sistem Pemipaan, Jaringan SPAM dan Kabupaten/ Kota,
SPAM operasional (Existing), Target yang ada (Existing), Target hingga 100 % perbaikan jaringan Bappeda Provinsi
SPAM hingga 20 % Target hingga 45 % Kalimantan Selatan
Dan Tengah,
Bappeda
Kabupaten/ Kota,
BWS Kalimantan II
Adanya resiko Menurunkan 304. Sosialisasi 305. Sosialisasi 307. Sosialisasi Melaksanakan Dinas PU Provinsi,
pencemaran air resiko jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman peningkatan Dinas PU
bersih penduduk pencemaran ideal pembangunan ideal pembangunan ideal pembangunan pengawasan kualitas Kabupaten/ Kota,
individu (sumur sumber air sumur di Kabupaten/ sumur di Kabupaten/ sumur di Kabupaten/ air sumur gali dan air BLH Provinsi, BLH
gali, mata air penduduk dari Kota pada WS Barito Kota pada WS Barito Kota pada WS Barito hujan di Seluruh Kabupaten/ Kota,
dan air hujan) sumur. 306. Disinfeksi 308. Disinfeksi wilayah Kabupaten/ BPDASHL Barito,
sumur gali di sumur gali di Kota Dinas Kehutanan
Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ kota,
WS Barito WS Barito Dinas Kehutanan
Pemantauan kualitas 309. Pemantauan Provinsi, BWS
air secara berkala kualitas air secara Kalimantan II
berkala
310. Membangun
jaringan sumur
pantau Kabupaten/
Kota pada WS Barito
311. Peningkatan
konstruksi dinding
sumur menjadi kedap
air
3 Penggunaan Belum Meningkatkan 312. Melakukan 313. Melakukan 314. Melakukan Mengalokasikan Dinas PU Provinsi,
Sumber Air termanfaatkann operasi dan operasi dan operasi dan operasi dan anggaran biaya Dinas PU
ya sumber daya pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan operasi dan Kabupaten/ Kota,
air dan prasarana/ prasarana/ prasarana/ prasarana/ pemeliharaan BWS Kalimantan II,
prasarananya infrastruktur infrastruktur jaringan infrastruktur jaringan infrastruktur jaringan prasarana/ Bappeda Provinsi,
sebagai media jaringan yang yang ada (eksisting) yang ada (eksisting) yang ada (eksisting) infrastruktur Bappeda
atau materi ada (eksisting) agar berfungsi optimal agar berfungsi optimal agar berfungsi optimal jaringan yang ada Kabupaten/ Kota
untuk agar berfungsi hingga 25% hingga 50% hingga 100% (eksisting) agar
memenuhi optimal berfungsi optimal
berbagai
kebutuhan air
20 (dua puluh)
tahun
mendatang,
khususnya
prasarana/
infrastruktur

229
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
jaringan dari
sumber sampai
ke pengguna
Sebagian Perlu ada 315. Sinkronisasi 316. Sinkronisasi 317. Sinkronisasi Melakukan Dinas PU Provinsi,
Kabupaten penataan pola antara alokasi air antara alokasi air antara alokasi air penyuluhan kepada Dinas PU
belum memiliki tanam dengan pola tanam dengan pola tanam dengan pola tanam pengguna air tentang Kabupaten/ Kota,
Surat Keputusan yang telah disepakati yang telah disepakati yang telah disepakati pentingnya BWS Kalimantan II
Bupati tentang hingga 25% hingga 50% hingga 100% pengaturan alokasi
Pola Tanam air sesuai
kesepakatan
Potensi Terbangunnya 318. Perencanaan 319. Perencanaan 320. Perencanaan Melakukan BWS Kalimantan II,
pengembangan jaringan DI Jaringan irigasi Jaringan irigasi Jaringan irigasi inventarisasi jaringan Dinas PU Provinsi,
DI di WS Barito untuk Pembangunan Pembangunan Pembangunan irigasi dan Dinas PU
yang mencapai meningkatkan Jaringan irigasi untuk Jaringan irigasi untuk Jaringan irigasi untuk perencanaan Kabupaten/ Kota
28.470 Ha efisiensi dan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan pengembangan
produksi pangan air irigasi pada: air irigasi pada: air irigasi pada: jaringan irigasi DI
DI Karau [3.333 Ha] DI Riam Kanan DI Riam Kanan yang belum
DI Sei Rasau [1.254 [20.000 Ha] [20.000 Ha] terbangun
Ha] DI Karau [3.333 Ha] DI Karau [3.333 Ha]
DI Takuam [500 Ha] DI Tampa [500 Ha] DI Tampa [500 Ha]
DI Montallat [408 Ha] DI Sei Tunjang [1.233 DI Tamba Jaya [1.500
DI Jamut [300 Ha] Ha] Ha]
DI Sei Rasau [1.254 DI Sei Raya [1.660 Ha]
Ha] DI Baruh Rintis
DI Baruh Rintis (Matabu) [738 Ha]
(Matabu) [738 Ha] DI Takuam [500 Ha]
DI Takuam [500 Ha] DI Montallat [408 Ha]
DI Montallat [408 Ha] DI Tandrehean [500
DI Jamut [300 Ha] Ha]
DI Jamut [300 Ha]
DI Bawang [400 Ha]
Pemanfaatan air Terpenuhinya 321. Rehabilitasi 322. Rehabilitasi 324. Rehabilitasi Melakukan BWS Kalimantan II,
untuk Irigasi dan kebutuhan air jaringan Irigasi dan jaringan Irigasi dan jaringan Irigasi dan Rehabilitasi Daerah Dinas PU Provinsi,
Irigasi Rawa Irigasi dan Irigasi Irigasi Rawa Irigasi Rawa Irigasi Rawa Irigasi dan Daerah Dinas PU
belum optimal rawa 323. Pembangunan 325. Pembangunan Irigasi Rawa Kabupaten/ Kota
Daerah Irigasi dan Daerah Irigasi dan
Daerah Irigasi Rawa Daerah Irigasi Rawa
Perkembangan Pemenuhan air 326. Peningkatan 327. Peningkatan 329. Peningkatan Meningkatan BWS Kalimantan II,
kota Martapura Baku untuk pengambilan air baku pengambilan air baku pengambilan air baku kapasitas Dinas PU Provinsi
dan keperluan dengan pembangunan dengan pembangunan dengan pembangunan pemenuhan Kalimantan Selatan,
Banjarmasin domestik di Kota SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir Kebutuhan air baku Dinas PU
makin pesat Martapura, Kota PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan di Kota Martapura, Kabupaten/ Kota,
sebagai kota Banjarmasin 328. Peningkatan 330. Peningkatan Kota Banjar, dan Kota PT. PLN (Persero),
kunjungan Operasi dan Operasi dan Banjarmasin Swasta

230
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
wisata, sehingga sebesar 3000 lt/ Pemeliharaan Pemeliharaan
diperlukan dt Jaringan Air SPAM Jaringan Air SPAM
dukungan Regional Regional
penyediaan air
bersih dan listrik
untuk
menunjang iklim
investasi dan
perdagangan
4 Pengembang Hasil Terpenuhinya 331. Pembukaan 335. Pembukaan 338. Pembukaan Melakukan BAPPEDA Provinsi,
an Sumber perhitungan kebutuhan air lahan pertanian yang lahan pertanian yang lahan pertanian yang pengembangan BAPPEDA
Daya Air neraca pangan baku untuk produktif dan sesuai produktif dan sesuai produktif dan sesuai daerah irigasi baru Kabupaten/ Kota,
menunjukkan pengairan sawah dengan RTRW dengan RTRW dengan RTRW untuk mendukung BWS Kalimantan II,
masih irigasi sebagai maupun kesesuaian maupun kesesuaian maupun kesesuaian swasembada pangan Dinas PU Provinsi,
diperlukannya akibat perluasan lahannya. lahannya. lahannya. di Wilayah WS Barito, Dinas PU
penambahan daerah irigasi 332. Penyediaan 336. Penyediaan 339. Penyediaan melalui pembukaan Kabupaten/ Kota
areal irigasi sumber air yang sumber air yang sumber air yang lahan, penyediaan air
untuk mencapai berasal dari embung/ berasal dari embung/ berasal dari embung/ melalui tampungan,
keseimbangan bendung yang mampu bendung yang mampu bendung yang mampu dan pembangunan
neraca pangan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan jaringan irigasi
air baku. air baku. air baku.
333. Perencanaan 337. Perencanaan 340. Perencanaan
jaringan irigasi jaringan irigasi jaringan irigasi
pendukung pendukung pendukung
334. Target hingga Target hingga 70% 341. Target hingga
35% 100%
Terdapat potensi Pemenuhan 342. Operasi dan 343. Operasi dan 344. Operasi dan Melaksanakan BWS Kalimantan II,
tampungan air kebutuhan air Pemeliharaan Waduk Pemeliharaan Waduk Pemeliharaan Waduk pengembangan Dinas PU Provinsi,
untuk dan peningkatan Riam Kanan Riam Kanan Riam Kanan potensi tampungan Dinas PU
Pemenuhan ketersediaan waduk untuk Kabupaten/ Kota
kebutuhan air listrik multiguna dan
dan energi listrik melakukan operasi
dan pemeliharaan
bangunan yang ada
Kebutuhan air Pemenuhan 345. Pengembanga 346. Pengembanga 347. Pengembangan Melaksanakan BWS Kalimantan II,
untuk berbagai kebutuhan air n Rencana n Rencana Rencana Pengambilan peningkatan dan Dinas PU Provinsi,
pemanfaatan untuk berbagai Pengambilan Untuk Pengambilan Untuk Untuk Kebutuhan Air pengembangan Dinas PU
belum terpenuhi pemanfaatan Kebutuhan Air Minum Kebutuhan Air Minum Minum di Bendung Pengambilan Air Kabupaten/ Kota,
dapat tercapai di Bendung Karang di Bendung Karang Karang intan, Minum PDAM
intan, Marabahan, intan, Marabahan, Marabahan, Negara,
Negara, Rantau, Negara, Rantau, Rantau, Muarauya,
Muarauya, Kuala Muarauya, Kuala Kuala kapuas,
kapuas, Purukcahu, kapuas, Purukcahu, Purukcahu,

231
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Telagalangsat, Telagalangsat, Telagalangsat,
Tanjung hingga 30% Tanjung hingga 70% Tanjung hingga 100%
Peningkatan Aplikasi sistem 348. Pengembanga 349. Pengembanga 350. Pengembangan Melakukan BWS Kalimantan II,
produksi pangan irigasi hemat air n Sistem Irigasi SRI n Sistem Irigasi SRI Sistem Irigasi SRI penyuluhan kepada Dinas PU Provinsi,
dalam rangka secara bertahap secara bertahap secara bertahap petani tentang Dinas PU
mendukung hingga 5% hingga 10% hingga 25% metode SRI (System Kabupaten/ Kota
ketahanan of Rice
pangan Nasional Intensification)
Kebutuhan Terpenuhinya 351. Studi 353. Studi 355. Studi Melaksanakan BWS Kalimantan II,
energi seperti kebutuhan Kelayakan, Detail Kelayakan, Detail Kelayakan, Detail operasi dan Bappeda Provinsi
energi listrik Listrik baik Desain dan Desain dan Desain dan pemeliharaan Kalimantan Selatan
mengalami untuk rumah Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA bangunan PLTA Dan Provinsi
peningkatan tangga, industri, Tapin Tapin, Tapin Kalimantan Tengah,
setiap tahunnya fasilitas umum, 352. Operasi dan 354. Operasi dan 356. Operasi dan Dinas PU
dan Kekurangan dll. Pemeliharaan PLTA Pemeliharaan PLTA Pemeliharaan PLTA Kabupaten/ Kota,
Daya Listrik Riam Kanan Riam Kanan Riam Kanan PDAM, PT. PLN
memerlukan (Persero)
upaya untuk
peningkatan
penyediaan
listrik melalui
energi
terbarukan
seperti PLTA
Terdapat lahan Terpenuhinya 357. Perencanaan 359. Perencanaan 361. Perencanaan Melakukan BWS Kalimantan II,
yang tidak kebutuhan air sumur produksi sumur produksi sumur produksi pengembangan Kementrian PU,
terjangkau untuk daerah jaringan irigasi air jaringan irigasi air jaringan irigasi air Jaringan Irigasi Air BAPPEDA, Dinas
jaringan irigasi irigasi yang tidak tanah tanah tanah tanah Pengairan, Dinas
air permukaan. terjangkau air Pembuatan sumur Pembuatan sumur Pembuatan sumur Pekerjaan Umum
permukaan produksi jaringan produksi jaringan produksi jaringan
irigasi air tanah, & irigasi air tanah, & irigasi air tanah, &
pengadaan peralatan pengadaan peralatan pengadaan peralatan
pompa pompa pompa
358. Target 360. Target 362. Target
Pemenuhan: 25 % Pemenuhan: 60 % Pemenuhan: 100 %
5 Pengusahaan Terdapat potensi Penggunaan air 363. Penyusunan 364. Penyusunan 366. Penyusunan Menyusun pedoman Bappeda Provinsi,
Sumber Daya untuk dan wadah air dan penetapkan dan penetapkan dan penetapkan perhitungan biaya Bappeda
Air pengusahaan pada suatu kriteria bagian SDA kriteria bagian SDA kriteria bagian SDA jasa pengelolaan Kabupaten/ Kota,
sumber daya air lokasi tertentu yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sumber daya air serta Dinas Perindustrian,
pada ruas sungai sesuai pengusahaan dengan pengusahaan dengan pengusahaan dengan metode Dinas PU Provinsi,
tertentu oleh persyaratan tetap mengutamakan tetap mengutamakan tetap mengutamakan pembebanannya Dinas PU
dunia usaha dan yang ditentukan kepentingan publik. kepentingan publik. kepentingan publik. kepada para Kabupaten/ Kota,
masyarakat dalam perizinan 365. Pembuatan 367. Pembuatan pemanfaat untuk BWS Kalimantan II
Pilot Proyek Penerima Pilot Proyek Penerima

232
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Manfaat Menanggung Manfaat Menanggung seluruh Kabupaten/
Biaya Jasa Biaya Jasa Kota
Pengelolaan SDA Pengelolaan SDA
untuk WS Barito untuk WS Barito
Terdapat sistem 368. Mengembangk 369. Mengembangk 370. Mengembangk Menyusun Bappeda Provinsi,
pemantauan dan an dan an dan an dan persyaratan dan Bappeda
pengawasan menyempurnakan menyempurnakan menyempurnakan prosedur kerjasama Kabupaten/ Kota,
pelaksanaan persyaratan dan persyaratan dan persyaratan dan dalam pengusahaan Dinas Perindustrian,
pengusahaan prosedur kerjasama prosedur kerjasama prosedur kerjasama SDA di untuk seluruh Dinas PU Provinsi,
untuk pengusahaan SDA pengusahaan SDA pengusahaan SDA Kabupaten/ Kota Dinas PU
pengaturan Kabupaten/ Kota,
peran dunia BWS Kalimantan II,
usaha dalam PDAM, PT. PLN
pengusahaan (Persero), Swasta
SDA
Terdapat potensi terpeliharanya 371. Pengembanga 372. Pengembanga 373. Pengembangan Menjaga kelestarian Bappeda Provinsi,
wisata air dan potensi wisata n dan Pelestarian n dan Pelestarian dan Pelestarian wisata air dan Bappeda
pelestarian air dan kearifan kegiatan wisata air kegiatan wisata air kegiatan wisata air mensosialisasikan Kabupaten/ Kota,
kearifan lokal lokal (pasar apung, sarana (pasar apung, sarana (pasar apung, sarana pariwisata berbasis Dinas Pariwisata,
pemancingan, air pemancingan, air pemancingan, air sumber daya air Dinas PU Provinsi,
terjun, danau dan terjun, danau dan terjun, danau dan Dinas PU
wisata alam lainnya) wisata alam lainnya) wisata alam lainnya) Kabupaten/ Kota,
BWS Kalimantan II
Belum ada Peran dunia 374. Penyusunan 375. Penyusunan 377. Penyusunan 379. Menetapkan Bappeda Provinsi,
aturan dan usaha dalam persyaratan dan persyaratan dan persyaratan dan sistem perizinan Bappeda
prosedur dalam pengusahaan prosedur dalam prosedur dalam prosedur dalam pengusahaan SDA Kabupaten/ Kota,
penggunaan air sumber daya air penggunaan air untuk penggunaan air untuk penggunaan air untuk 380. Menetapkan Dinas Industri
meningkat proses produksi dan proses produksi dan proses produksi dan kriteria Provinsi, Dinas
dengan tetap pendingin, untuk pendingin, untuk pendingin, untuk pengusahaan air Industri Kabupaten/
mengutamakan tenaga kerja di tenaga kerja di tenaga kerja di Kota, Dinas PU
kepentingan kawasan industri, kawasan industri, kawasan industri, Provinsi, Dinas PU
masyarakat dalam kemasan dari dalam kemasan dari dalam kemasan dari Kabupaten/ Kota,
mata air mata air mata air BWS Kalimantan II
376. Penegakan 378. Penegakan
sanksi bagi pengguna sanksi bagi pengguna
air yang tidak sesuai air yang tidak sesuai
dengan peraturan dengan peraturan
Kurang terciptanya 381. Menyehatkan 382. Menyehatkan 383. Menyehatkan Melakukan BWS Kalimantan II,
optimanya kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan revitalisasi PDAM Dinas PU Provinsi,
pengelolaan pengelolan pelayanan air minum pelayanan air minum pelayanan air minum untuk seluruh Dinas PU
sumber daya air sumber daya air (PDAM), mencakup (PDAM), mencakup (PDAM), mencakup Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota,
dan yang profesional redefinisi redefinisi redefinisi PDAM
kelembangaan kelembagaan, kelembagaan, kelembagaan,
profesionalisme profesionalisme profesionalisme

233
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
yang belum pelayanan, full cost pelayanan, full cost pelayanan, full cost
profesional recovery dan recovery dan recovery dan
peningkatan cakupan peningkatan cakupan peningkatan cakupan
pelayanan hingga 35% pelayanan hingga 70% pelayanan hingga
100%

234
III. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR (RENDAH)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Pencegahan Banjir melanda Penurunan 384. Penyusunan 385. Penyusunan 386. Penyusunan Melakukan Dinas Pengairan,
Daya Rusak hampir setiap volume sampah dan sosialisasi Perda dan sosialisasi Perda dan sosialisasi Perda Sosialisasi kesadaran Dinas Pekerjaan
Air tahun di kota- yang dibuang ke Pembuangan sampah Pembuangan sampah Pembuangan sampah untuk membuang umum Kabupaten
kota utama di sungai, Pengelola ke badan sungai ke badan sungai ke badan sungai sampah pada tempat Kuala Kapuas, BWS
Provinsi sistem sampah Kalimantan II,
Kalimantan pengolahan BAPPEDA
Tengah dan sampah Kabupaten Kuala
Kalimantan Kapuas
Selatan, Kawasan ibukota 387. Perencanaan 388. Perencanaan 389. Perencanaan Menyusun Kebijakan Dinas Pengairan,
menimbulkan Kabupaten yang dan pengelolaan dan pengelolaan dan pengelolaan perencanaan dan Dinas Pekerjaan
kerugian bebas banjir drainase primer dan drainase primer dan drainase primer dan pengelolaan drainase umum Kabupaten
terhadap rumah skunder kota Kuala skunder kota Kuala skunder kota Kuala primer dan skunder Kuala Kapuas, BWS
dan lahan Kapuas Kapuas Kapuas kota Kuala Kapuas Kalimantan II,
pertanian rawa, BAPPEDA
dan fluktuasi Kabupaten Kuala
banjir mencapai Kapuas
2m Perlindungan 390. Penanggulang 392. Penanggulang 395. Penanggulanga Menyusun Dinas Pengairan,
Banjir terhadap an Banjir Sungai an Banjir Sungai n Banjir Sungai perencanaan Dinas Pekerjaan
Luapan Sungai Martapura & Sungai Martapura & Sungai Martapura & Sungai penanggulangan umum Kabupaten
Martapura & Tabalong Tabalong Tabalong banjir Kuala Kapuas, BWS
Sungai 391. Penanggulang 393. Penanggulang 396. Penanggulanga Kalimantan II,
Tabalong an Bencana Banjir di an Bencana Banjir di n Bencana Banjir di BAPPEDA
Kawasan Kawasan Kawasan Kabupaten Kuala
Pengambangan & Pengambangan & Pengambangan & Kapuas
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong
394. Pembangunan 397. Pembangunan
Tanggul Penahan Tanggul Penahan
Banjir Sungai Banjir Sungai
Martapura Jl. Piere Martapura Jl. Piere
Tendean, Dan Tendean, Dan
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong
398. Normalisasi 399. Normalisasi 400. Normalisasi
Sungai Martapura Sungai Martapura Sungai Martapura
(Penunjang saluran (Penunjang saluran (Penunjang saluran
pembuang D.I. Riam pembuang D.I. Riam pembuang D.I. Riam
Kanan) Kanan) Kanan)
Perlindungan 401. Perencanaan 402. Perencanaan 404. Perencanaan Menyusun Pemda Kabupaten,
banjir terhadap bangunan pengendali bangunan pengendali bangunan pengendali masterplan Dinas Pengairan,
aset ekonomi banjir sungai Kapuas, banjir sungai Kapuas banjir sungai Kapuas pengelolaan banjir, Dinas Pekerjaan
kota terhadap contoh: Talud, dan 403. Pembangunan 405. Pembangunan dan outline plan umum, BWS
luapan sungai sistem drainase bangunan pengendali bangunan pengendali drainase Kalimantan II,
banjir sungai Kapuas, banjir sungai Kapuas BAPPEDA

235
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
utama Kapuas contoh: Talud, dan 406. Pemeliharaan
Murung sistem drainase bangunan pengendali
banjir sungai Kapuas,
contoh: Talud, dan
sistem drainase
Permasalahan Penurunan 407. Penanggulang 408. Penanggulang 410. Penanggulanga Menyusun Dinas Pekerjaan
banjir tahunan kerugian akibat an Banjir Sungai an Banjir Sungai n Banjir Sungai Negara masterplan umum & BAPPEDA
yang meluap di genangan banjir Negara (Penunjang Negara (Penunjang (Penunjang Polder pengelolaan banjir, Kabupaten Hulu
sepanjang tahunan Polder Alabio) Polder Alabio) Alabio) dan outline plan Sungai Tengah, BWS
Sungai Nagara terhadap 409. Penyusunan 411. Penyusunan drainase Kalimantan II
perumahan, Masterplan banjir Masterplan banjir
lahan pertanian Sungai Nagara Sungai Nagara
rawa, antara lain 412. Pembangunan
di Amuntai dan bangunan pengendali
HST banjir Sungai Nagara
413. Normalisasi 414. Normalisasi 416. Normalisasi
Sungai Negara Sungai Negara Sungai Negara
(Hamayung- (Hamayung- (Hamayung-
Paharangan Paharangan Paharangan
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan, Sungai Selatan, Sungai Selatan, Sungai
Tambangan Tambangan Tambangan
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan) Selatan) Selatan)
415. Normalisasi 417. Normalisasi
Sungai Negara Sungai Negara (Sungai
(Sungai Muning Muning Tengah-
Tengah-Batang alai Batang alai Kecamatan
Kecamatan Daha Daha Selatan)
Selatan) 418. Normalisasi
Sungai Batang Alai
Desa Sungai Buluh
(Dusun Pudak Setegal,
Dusun Ampukung,
Dusun Halong, Dusun
Bangkiling Raya,
Dusun Nawin dan
Belakang BPD
Tanjung)
Permasalahan Penurunan nilai 419. Survei dan 420. Survei dan 422. survey dan 423. Menyusun BAPPEDA, Dinas
banjir tahunan kerugian banjir Investigasi penyebab Investigasi penyebab investigasi, masterplan Pekerjaan umum
yang meluap di secara signifikan banjir Sungai Tapin banjir Sungai Tapin penyusunan pengelolaan banjir, Kabupaten Tapin,
Kota Tapin, terhadap dan SID Pengendalian dan SID Pengendalian masterplan, dan outline plan Kabupaten Hulu
selain karena kerugian Banjir Sungai Tapin Banjir Sungai Tapin danPembangunan drainase di: Sungai Tengah,

236
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
faktor sungai genangan banjir 421. Penyusunan bangunan pengendali a. Kabupaten Tapin, Kabupaten
hilir juga di tahunan Masterplan banjir Sungai Tapin b. Kabupaten Hulu Balangan,
kondisi hulu terhadap rumah pengendalian banjir Sungai Tengah, Kabupaten
dan lahan Sungai Tapin c. Kabupaten Tabalong,
Permasalahan Penurunan 424. Survei dan 425. Survei dan 427. Survei dan Balangan, Kabupaten Barito
banjir yang kerugian banjir Investigasi penyebab Investigasi penyebab Investigasi penyebab d. Kabupaten Selatan, Kabupaten
merugikan lahan terhadap lahan banjir Sungai Barabai, banjir Sungai banjir Sungai Barabai, Tabalong, Barito Utara, BWS
persawahan di pertanian sawah Sungai Batang Alai, Barabai, Sungai Sungai Batang Alai, e. Kabupaten Barito Kalimantan II
HST dan HSS darat yang Batang Alai, 428. Penyusunan Selatan,
tergenang 426. Penyusunan Masterplan f. Kabupaten Barito
Masterplan Pengendalian banjir Utara
Pengendalian banjir Sungai Balangan, dan
Sungai Balangan, dan Sungai Tabalong
Sungai Tabalong
Permasalahan Penurunan nilai 429. Survei dan 430. Survei dan 433. Survei dan
banjir tahunan kerugian Investigasi Investigasi Investigasi
di pertemuan genangan banjir pengendalian banjir pengendalian banjir pengendalian banjir
Sungai Ayuh dan di permukiman, Sungai Ayuh dan SID Sungai Ayuh dan SID Sungai Ayuh dan SID
Main Stream pasar, Perkuatan Tebing Perkuatan Tebing Perkuatan Tebing
Barito perkebunan, Sungai Barito di Sungai Barito di Sungai Barito di
ternak, dan Marabahan Marabahan Marabahan
pertanian rawa 431. Penyusunan 434. Penyusunan
Masterplan Masterplan
Pengendalian banjir Pengendalian banjir
Sungai Ayuh Sungai Ayuh,
432. Pembangunan Pembangunan Tanggul
Tanggul Banjir Sungai Banjir Sungai Barito di
Barito di Marabahan Marabahan
435. Pembangunan
Bangunan Pengendali
banjir Sungai Ayuh
Banjir terjadi Penurunan nilai 436. Survei dan 437. Survei dan 438. Survei dan
setiap tahun di kerugian Investigasi Investigasi, serta Investigasi,
Kota Muara genangan banjir pengendalian banjir Penyusunan Penyusunan
Teweh di permukiman, Sungai Teweh Masterplan Masterplan, dan
pasar, Pengendalian banjir Pembangunan
perkebunan, Sungai Teweh Bangunan Pengendali
ternak, dan banjir Sungai Teweh
pertanian rawa
Banjir dan Menurunnya 439. Studi 440. Studi 441. Studi
Kekeringan resiko banjir dan Penyusunan Peta Penyusunan Peta Penyusunan Peta
terjadi di kekeringan di Rawan Banjir, Rawan Banjir, Rawan Banjir,
Provinsi Kalimantan Rencana dan Rencana dan Rencana dan
Selatan

237
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kalimantan Kekeringan di Provinsi Kekeringan di Provinsi Kekeringan di Provinsi
Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
Meluapnya, Turunnya 442. Pembangunan 445. Pembangunan 450. Pembangunan
Sungai Amandit, frekuensi dan Sarana/ prasarana Sarana/ prasarana Sarana/ prasarana
Sungai kuantitas pengendalian banjir pengendalian banjir pengendalian banjir
Petarikan, luapan, Sungai 443. SID 446. SID 451. SID
Sungai Kandang Amandit, Sungai Pengendalian banjir, Pengendalian banjir, Pengendalian banjir,
Jaya, Sungai Petarikan, Jorong, Asam-asam & Jorong, Asam-asam & Jorong, Asam-asam &
Maluka, dan Sungai Kandang Kintap Kintap Kintap
Sungai Riam Jaya, Sungai 444. SID 447. SID 452. SID
Kiwa Maluka dan Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir
Sungai Riam Sungai Amandit Sungai Amandit Sungai Amandit
Kiwa 448. SID 453. SID
Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir
Desa Karang Bintang Desa Karang Bintang
Tanah Bumbu Tanah Bumbu
449. Pembangunan 454. Pembangunan
Tanggul Banjir Tanggul Banjir
Kampung Melayu Kampung Melayu
455. Pembangunan
Tanggul Penahan
Banjir Sungai Riam
Kiwa Desa Bawahan
Seberang
456. Pembangunan
Tanggul Banjir Sungai
Petarikan
457. Normalisasi 458. Normalisasi 459. Normalisasi
Sungai Maluka Sungai Maluka Sungai Maluka
460. Normalisasi 461. Normalisasi 462. Normalisasi
Sungai Kandang Jaya Sungai Kandang Jaya Sungai Kandang Jaya
463. Normalisasi 464. Normalisasi 465. Normalisasi
Sungai Amandit Sungai Amandit Sungai Amandit
(Amandit lama (Amandit lama (Amandit lama jurusan
jurusan Kecamatan jurusan Kecamatan Kecamatan Simpur-
Simpur-Kalumpang & Simpur-Kalumpang & Kalumpang & Sudetan
Sudetan Sungai Sudetan Sungai Sungai amandit
amandit Kecamatan amandit Kecamatan Kecamatan
Kandangan) Kandangan) Kandangan)
466. Pengerukan/ 467. Pengerukan/ 468. Pengerukan/
Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai
Amparan Jambu Amparan Jambu Amparan Jambu
Kecamatan Karang Kecamatan Karang Kecamatan Karang
Bintang Bintang Bintang

238
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
469. Sodetan 470. Sodetan 471. Sodetan
Sungai Satui hilir Sungai Satui hilir Sungai Satui hilir
472. Pekerjaan 473. Pekerjaan 474. Pekerjaan
Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran
Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/
Pamintangan (Q = 150 Pamintangan (Q = 150 Pamintangan (Q = 150
m3/ dt) m3/ dt) m3/ dt)
475. Pekerjaan 476. Pekerjaan 477. Pekerjaan
Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran
Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/
Pamintangan (Q = 200 Pamintangan (Q = 200 Pamintangan (Q = 200
m3/ dt) m3/ dt) m3/ dt)
478. Pengerukan/ 479. Pengerukan/ 480. Pengerukan/
Normalisasi Sunghai Normalisasi Sunghai Normalisasi Sunghai
Selok Mati di kec. Selok Mati di kec. Selok Mati di kec.
Kusan hilir Kusan hilir Kusan hilir
Laju Erosi dan Turunnya 481. Perencanaan 482. Perencanaan 483. Perencanaan, Mengendalikan laju BAPPEDA, Dinas
Sedimentasi tingkat erosi dan bangunan pengendali dan Pembangunan Pembangunan, dan erosi dan sedimentasi Pengairan, Dinas
semakin berkurangnya sedimen dan erosi di bangunan pengendali Pemeliharaan melalui kegiatan sipil Pekerjaan umum
meningkat sedimentasi Kabupaten Murung sedimen dan erosi di bangunan pengendali teknis, dan Kabupaten Murung
Raya, Gunung mas, Kabupaten Murung sedimen dan erosi, di rehabilitasi hutan Raya, Gunung mas,
Barito Utara, dan Raya, Gunung mas, Kabupaten Murung Barito Utara, dan
Kapuas Barito Utara, dan Raya, Gunung mas, Kapuas, BWS
Kapuas Barito Utara, dan Kalimantan II
Kapuas
Longsornya Tebing sungai 484. Rehabilitasi 486. Rehabilitas 487. Rehabilitas 489. Melakukan BAPPEDA, Dinas
tebing sungai tidak mudah Pengamanan tebing Pengamanan tebing Pengamanan tebing Pengamanan & Pengairan, Dinas
terutama di longsor terutama sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten perkuatan tebing Pekerjaan umum
bagian belokan pada saat banjir Kapuas, Barito Kapuas, Barito Kapuas, Barito sungai di: Kabupaten Kapuas,
luar Tengah, Barito Tengah, Barito Tengah, Barito a. Kabupaten Barito Tengah,
Selatan, Selatan, Target: 45 % Selatan, Kapuas, Barito Selatan, BWS
485. Target: 23 % 488. Target: 100 % b. Kabupaten Barito Kalimantan II
Tengah,
c. Kabupaten Barito
Selatan
Perubahan garis Pengamanan 490. Pengamanan 491. Pengamanan 492. Pengamanan Membangun BWS Kalimantan II,
pantai (maju) pemukiman dan pantai 20% meliputi: pantai 45 % meliputi: pantai 75 % meliputi: pengaman pantai di Bappeda, Dinas PU,
dan kerusakan mengembalikan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Kabupaten Tanah Dinas Pengairan
pemukiman di garis pantai ke pengamanan garis pengamanan garis pengamanan garis Laut dan Provinsi Kalimantan
sekitar semula dan pantai dan pantai dan pantai dan pemukiman Banjarmasin Selatan dan Kab
sempadan pengamanan pemukiman di pemukiman di di sepanjang pantai Tanah Laut &
pantai pemukiman sepanjang pantai sepanjang pantai Banjarmasin

239
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
493. Sarana/ 496. Sarana/ 499. Sarana/
prasarana pengaman prasarana pengaman prasarana pengaman
pantai yang dibangun. pantai yang dibangun. pantai yang dibangun.
494. SID Abrasi 497. SID Abrasi 500. SID Abrasi
Pantai Aluh Aluh Pantai Aluh Aluh Pantai Aluh Aluh
495. SID Pengaman 498. SID Pengaman 501. SID Pengaman
Pantai Pagatan Pantai Pagatan Pantai Pagatan
Penanganan Penanganan 502. Penanganan 504. Penanganan 506. Penanganan Menangani abrasi BWS Kalimantan II,
Abrasi Pantai abrasi pantai abrasi pantai dengan abrasi pantai dengan abrasi pantai dengan pantai di Kabupaten Bappeda, Dinas PU,
masih minim lebih intensif upaya vegetatif upaya vegetatif upaya vegetatif Tanah Laut dan Dinas Pengairan
sepanjang sepanjang sepanjang Banjarmasin Provinsi Kalimantan
503. kecamatan di 505. kecamatan di 507. kecamatan di Selatan dan Kab
Pesisir Pantai Pesisir Pantai Pesisir Pantai Tanah Laut &
Banjarmasin
2 Penanggulan kurang dampak banjir di 508. Rancangan 509. Sosialisasi 510. Sosialisasi Melakukan Pemda Kabupaten/
gan Daya optimalnya masyarakat mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ Sosialisasi mitigasi Kota Provinsi, BWS
Rusak Air penanganan dapat berkurang tanggap darurat tanggap darurat tanggap darurat bencana/ ketanggap Kalimantan II,
bencana kepada masyarakat kepada masyarakat daruratan BASARNAS, BNPB
kurangnya Daerah yang 511. Penyusunan 512. Penyusunan 513. Penyusunan Menyusun dan Pemda Kabupaten/
pemahaman rawan bencana RTD atau contingency dan Sosialisasi RTD dan Sosialisasi RTD melakukan Kota Provinsi, BWS
tentang banjir siap plan dalam antisipasi atau contingency plan atau contingency plan Sosialisasi Kalimantan II,
manajemen menghadapi menghadapi dalam antisipasi dalam antisipasi contingency plan BASARNAS, BNPB/
banjir banjir pada kemungkinan menghadapi menghadapi BPBD
periode ulang terjadinya banjir kemungkinan kemungkinan
banjir yang terjadinya banjir terjadinya banjir
direncanakan 514. Penyusunan 515. Penyusunan 516. Penyusunan Menyusun dan
peta resiko banjir dan sosialisasi peta dan sosialisasi peta melakukan
(flood hazard map) resiko banjir (flood resiko banjir (flood sosialisasi peta resiko
untuk daerah rawan hazard map) untuk hazard map) untuk banjir
banjir daerah rawan banjir daerah rawan banjir
517. Perencanaan 518. Penyusunan 519. Penyusunan, Membuat sistem
sistem peringatan dini dan Pembuatan Pembuatan, dan peringatan dini dan
datangnya banjir dan sistem peringatan dini Pemeliharaan dan sistem informasi
sistem informasi datangnya banjir dan pemantauan sistem banjir
tentang banjir sistem informasi peringatan dini
berbasis masyarakat tentang banjir datangnya banjir dan
berbasis masyarakat sistem informasi
menggunakan radio tentang banjir berbasis
masyarakat
Belum ada Bencana banjir 520. Perencanaan 521. Perencanaan 523. Perencanaan Meningkatkan Pemda Kabupaten/
persiapan dapat dijinakkan pengurangan debit pengurangan debit pengurangan debit struktural mitigasi Kota Provinsi, BWS
penanggulangan (dimitigasi) banjir dengan banjir dengan banjir dengan bencana Kalimantan II,
darurat bencana sehingga meningkatkan meningkatkan meningkatkan BASARNAS, BNPB/
akibat banjir mengurangi kapasitas bangunan kapasitas kapasitas BPBD

240
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
korban akibat pelimpah banjir, 522. Pembangunan 524. Pembangunan
banjir kolam retensi, saluran bangunan pengendali bangunan pengendali
pengalih dsb debit, seperti debit
bangunan pelimpah 525. Pemeliharaan
banjir, kolam retensi, bangunan pelimpah
saluran pengalih dsb banjir, kolam retensi,
saluran pengalih dsb
526. Perencanaan 527. Perencanaan 529. Perencanaan Menyebarkan
dan Masterplan dan Masterplan dan Masterplan informasi banjir
pengendali banjir pengendali banjir pengendali banjir secara tepat
528. Perencanaan 530. Perencanaan
dan pemeliharaan dan pemeliharaan
bangunan-bangunan bangunan-bangunan
prasarana pengendali prasarana pengendali
banjir banjir
531. Mengurangi
debit banjir dengan
pembangunan
bangunan-bangunan
prasarana pengendali
banjir misal: areal
parkir air sementara,
sumur resapan,
Reboisasi
532. Pengendalian 533. Pengendalian 534. Pengendalian
erosi dan sedimentasi erosi dan sedimentasi erosi dan sedimentasi
akibat banjir sesuai akibat banjir sesuai akibat banjir sesuai
dengan lokasinya, dengan lokasinya, dengan lokasinya,
yaitu dilereng bukit yaitu dilereng bukit yaitu dilereng bukit
(dengan sistem teras, (dengan sistem teras, (dengan sistem teras,
saluran di lereng dan saluran di lereng dan saluran di lereng dan
penanaman segaris) penanaman segaris) penanaman segaris)
atau di sungai atau di sungai atau di sungai (dengan
(dengan (dengan pembangunan
pembangunan pembangunan revetment, check dam,
revetment, check dam, revetment, check
dam,
535. Sosialisasi 536. Sosialisasi 538. Sosialisasi Melakukan Pemda Kabupaten/
mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ Sosialisasi mitigasi Kota Provinsi, BWS
tanggap darurat tanggap darurat tanggap darurat bencana/ ketanggap Kalimantan II,
kepada masyarakat kepada masyarakat kepada masyarakat daruratan BASARNAS, BNPB
537. Perencanaan 539. Perencanaan Kabupaten Murung
dan menetapkan dan menetapkan Raya, Gunung Mas,
tempat pengusian tempat pengusian Barito Utara, Barito

241
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
540. Pembangunan Selatan, Barito
fasilitas pengungsian Timur, Kapuas,
541. Perencanaan, 542. Perencanaan, 543. Perencanaan, Tabalong, Balangan,
Pembuatan dan Pembuatan dan Pembuatan dan Hulu Sungai Utara,
Pemeliharaan sistem Pemeliharaan sistem Pemeliharaan sistem Hulu Sungai
peringatan dini peringatan dini peringatan dini Tengah, Hulu
datangnya banjir serta datangnya banjir datangnya banjir serta Sungai Selatan,
sistem informasi serta sistem informasi sistem informasi Tapin, Barito Kuala,
tentang banjir tentang banjir tentang banjir berbasis Kotabaru, Banjar,
berbasis masyarakat berbasis masyarakat masyarakat Kota Banjarbaru,
544. pengamanan Banjarmasin, Tanah
muara, operasi dan Laut
pemeliharaan serta
monitoring sungai
3 Pemulihan Ketidaksiapan Fungsi 545. Sosialisasi 546. Sosialisasi 548. Sosialisasi Melibatkan peran Pemda Kabupaten/
Daya Rusak dalam lingkungan fungsi lingkungan fungsi lingkungan fungsi lingkungan masyarakat dalam Kota Provinsi, BWS
Air memulihkan hidup dan sistem hidup terhadap hidup terhadap hidup terhadap memulihkan fungsi Kalimantan II,
kondisi prasarana masyarakat masyarakat masyarakat lingkungan hidup BASARNAS, BNPB/
lingkungan sumber daya air 547. Melaksanakan 549. Melaksanakan BPBD
hidup setelah dapat dipulihkan restorasi untuk restorasi untuk
terjadi bencana kembali mengembalikan mengembalikan fungsi
banjir fungsi lingkungan lingkungan hidup
hidup berbasis berbasis masyarakat
masyarakat
550. Merehabilitasi 551. Merehabilitasi 553. Merehabilitasi
kondisi penduduk kondisi penduduk kondisi penduduk
korban bencana banjir korban bencana korban bencana banjir
banjir 554. Revitalisasi
552. Revitalisasi bangunan dan fasilitas
bangunan dan umum terhadap
fasilitas umum dampak banjir
terhadap dampak 555. Sosialisasi
banjir resiko tinggal di
kawasan banjir, dan
tindakan untuk
mereduksi akibat
banjir
556. Memperbaiki 557. Memperbaiki 559. Memperbaiki
kerusakan prasarana kerusakan prasarana kerusakan prasarana
SDA yang timbul SDA yang timbul SDA yang timbul
akibat banjir akibat banjir akibat banjir
558. Memelihara 560. Memelihara
prasarana SDA yang prasarana SDA yang
terhadap banjir terhadap banjir

242
243
IV. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (RENDAH)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Pengelolaan Kurangnya Tersedianya 561. Pembuatan 562. Pembuatan 563. Pembuatan Melakukan Kementrian PU,
Sistem informasi informasi SDA rancangan Sistem rancangan dan Update rancangan dan Update Inventarisasi dan Kementrian
Informasi mengenai mengenai Database Sistem Database Sistem Database validasi data-data Kehutanan, BPDAS,
SDA sesuai kondisi SDA, kondisi: perencanaan SDA WS perencanaan SDA WS perencanaan SDA WS SDA di WS Barito BWS, Dinas
Kewenangan dikarenakan Hodrologis, Barito Barito Barito Pengairan, Dinas
nya minimnya Hidroklimatologi, 564. Upload Sistem PU, Badan Informasi
ketersediaan Hidrogeologi, Database perencanaan Geospasial, BMKG
data terkait Kebijakan SDA, SDA WS Barito
dengan SDA di Prasarana SDA, kedalam Network
WS Barito Teknologi SDA, internet
Lingkungan 565. Peningkatan 566. Peningkatan 568. Peningkatan Miningkatkan dan
pada SDA, Pengelolaan Sistem Pengelolaan Sistem Pengelolaan Sistem mengembangkan
Kegiatan Sosek Hidrologi Kalsel Dan Hidrologi Kalsel Dan Hidrologi Kalsel Dan system informasi SDA
Budaya Pemantauan Kualitas Pemantauan Kualitas Pemantauan Kualitas
Masyarakat yang Air Kalsel Air Kalsel Air Kalsel
terkait SDA 567. Operasional 569. Operasional
Penyelenggaraan Data Penyelenggaraan Data
dan Informasi Bidang dan Informasi Bidang
SDA SDA
570. Pengembanga 571. Pengembangan 573. Pengembangan
n Sistem Informasi Sistem Informasi BWS Sistem Informasi BWS
BWS Kalimantan II Kalimantan II Kalimantan II
572. Monitoring 574. Monitoring
Data SDA Data SDA
✓ Kekeringan Kalsel ✓ Kekeringan Kalsel
✓ Banjir Kalsel ✓ Banjir Kalsel
✓ TP OP Kalsel ✓ TP OP Kalsel
✓ DAK Kalsel ✓ DAK Kalsel
575. Manajemen 576. Manajemen 577. Manajemen
Aset Bidang Pekerjaan Aset Bidang Pekerjaan Aset Bidang Pekerjaan
Umum Umum Umum
Ketidakseragam Tersediany a 578. Inventarisasi, 579. Inventarisasi, 581. Inventarisasi, Memperbaiki kualitas Kementrian PU,
an data SDA Data SDA yang standarisasi, dan standarisasi, dan standarisasi, dan data, melakukan Kementrian
baik dalam hal terintegrasi dan integrasi data SDA integrasi data SDA integrasi data SDA penyeragaman format Kehutanan, BPDAS,
kelengkapan, memenuhi kedalam format IDSN kedalam format IDSN kedalam format IDSN data SDA, melakukan BWS, Dinas
level, referensi, standar IDSN 580. Keterbukaan 582. Keterbukaan sosialisasi IDSN Pengairan, Dinas
jenis, kualitas informasi antar informasi antar dilingkungan BWS PU, Badan Informasi
data terkait instansi pemerintah instansi pemerintah dan rekan kerja Geospasial, BMKG
dengan IDSN terkait
Kerapatan Terpenuhinya 583. Pemeliharaan 587. Pemeliharaan 592. Pemeliharaan Mengupgrade Kementrian PU,
jaringan stasiun informasi SDA Stasiun AWLR Stasiun AWLR Stasiun AWLR Timpah, stasiun, melakukan Kementrian
SDA (hujan/ yang aktual Timpah, Muara Timpah, Muara perawatan, dan Kehutanan, BPDAS,

244
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
debit) masih Teweh, Kandui, Dan Teweh, Kandui, Dan Muara Teweh, Kandui, melakukan BWS, Dinas
kurang Hayaping Hayaping Dan Hayaping Pengadaan Stasiun Pengairan, Dinas
584. Pembangunan 588. Pembangunan 593. Pembangunan dan sistem informasi PU, Badan Informasi
Stasiun AWLR pada Stasiun AWLR pada Stasiun AWLR pada SDA di Kabupaten Geospasial, BMKG
Sungai Orde 2 dan 3 Sungai Orde 2 dan 3 Sungai Orde 2 dan 3 Murung Raya,
585. Upgrade 589. Upgrade 594. Upgrade Kabupaten Kapuas,
Stasiun Hujan Stasiun Hujan Stasiun Hujan Kabupaten Barito
Otomatis di Stasiun Otomatis di Stasiun Otomatis di Stasiun Utara, Kabupaten
Tabak Kanilan, Tabak Kanilan, Tabak Kanilan, Barito Selatan,
Timpah, Buntok, Timpah, Buntok, Timpah, Buntok, Kabupaten Tanah
Mandomai, Mantangai Mandomai, Mantangai Mandomai, Mantangai Laut
586. Upgrade 590. Upgrade 595. Upgrade
stasiun Klimatologi stasiun Klimatologi stasiun Klimatologi
Otomatis di Stasiun Otomatis di Stasiun Otomatis di Stasiun
Muara teweh dan Muara teweh dan Muara teweh dan
Tampa Tampa Tampa
591. Penambahan 596. Penambahan
dan Pengembangan dan Pengembangan
Jaringan Stasiun Jaringan Stasiun
Hujan dan Debit SDA Hujan dan Debit SDA
WS Barito terutama di WS Barito terutama di
daerah hulu daerah hulu
Kurangnya Terlaksananya 597. Pelatihan/ 598. Pelatihan/ 599. Sosialisasi dan Mengadakan Kementrian PU,
tenaga-tenaga pengelolaan workshop tenaga workshop tenaga Pelatihan/ workshop sosialisasi dan Kementrian
profesional yang Sistem Informasi pengelola informasi pengelola informasi tenaga pengelola melakukan pelatihan Kehutanan, BPDAS,
terlatih untuk SDA pada SDA di Tingkat SDA di Tingkat informasi SDA di Sistem Informasi SDA BWS, Dinas
menangani dan tingkat Nasional, Provinsi Provinsi dan Tingkat Tingkat Provinsi dan antar institusi di tiap Pengairan, Dinas
mengelola sistem Provinsi, dan Kabupaten Tingkat Kabupaten tingkat administrasi PU, Badan Informasi
informasi SDA, Kabupaten/ dan di antar institusi seluruh pengelola WS Geospasial, BMKG
baik di tingkat Kota Barito
Provinsi maupun
tingkat
Kabupaten

245
V. PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DAN DUNIA USAHA (SEDANG)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Penyelenggara- Kurang Keterlibatan Diadakan PKM dan Diadakan PKM dan Diadakan PKM dan Meningkatkan kinerja Pemda, BAPPEDA,
an kepeduliannya masyarakat sejak sosialisasi pada setiap sosialisasi pada setiap sosialisasi pada setiap perencanaan melalui LSM, BWS, Dinas
Pemberdayaan masyarakat perancanaan, program atau kegiatan program atau kegiatan program atau kegiatan PKM dan sosialisasi di PU, Dinas
para Pemilik terhadap rasa sehingga perencanaan SDA perencanaan SDA perencanaan SDA seluruh Wilayah WS Pengairan, Dinas
Kepentingan kepemilikan diharpkan Barito Tenaga Kerja, Dinas
dan pada Program keinginan dan Pertanian, Dinas
Kelembagaan dan kebutuhan Perindustrian dan
SDA secara Pembangunan masyarakat Perdagangan,
Terencana dan SDA sejalan dengan Kementrian ESDM
Sistematis program dan
pembangunan
SDA yang
dilaksanakan
Pemerintah, dan
diharapkan dapat
menumbuhkan
rasa kepemilikan
masyarakat
terhadap
bangunan SDA
Pelibatan Terkendalinya Kampanye gerakan Kampanye gerakan Membuat tampungan Melakukan Sosialisasi Pemda, BAPPEDA,
masyarakat pemanfaatan air hemat air dan aplikasi hemat air dan aplikasi air hujan pada skala Gerkan Hemat Air LSM, BWS, Dinas
dalam upaya permukaan dan metode SRI dalam metode SRI dalam rumah tangga (water PU, Dinas
penghematan airtanah dangkal budidaya tanaman budidaya tanaman padi harvesting) Pengairan, Dinas
air padi secara luas secara luas Tenaga Kerja, Dinas
Pertanian, Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan,
Kementrian ESDM
Kabupaten Murung
Raya, Gunung Mas,
Barito Utara, Barito
Selatan, Barito
Timur, Kapuas,
Tabalong,
Balangan, Hulu
Sungai Utara, Hulu
Sungai Tengah,
Hulu Sungai
Selatan, Tapin,
Barito Kuala,
Kotabaru, Banjar,
Kota Banjarbaru,

246
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Banjarmasin,
Tanah Laut
Lemah dan Penegakan 600. Sosialisasi 601. Sosialisasi dan 602. Sosialisasi dan Membuat Perda dan Pemda, BAPPEDA,
tidak hukum bidang dan penegakan penegakan peraturan penegakan peraturan melakukan sosialisasi LSM, BWS, Dinas
optimalnya SDA peraturan masalah masalah bidang masalah bidang serta peningkatan PU, Dinas
penegakan bidang hukum terkait hukum terkait dengan hukum terkait dengan peran masyarakat Pengairan, Dinas
hukum bidang dengan pemanfaatan, pemanfaatan, pemanfaatan, dalam rangka Tenaga Kerja, Dinas
SDA pengembangan, dan pengembangan, dan pengembangan, dan pelestarian Pertanian, Dinas
pembangunan sarana pembangunan sarana pembangunan sarana konservasi hutan, Perindustrian dan
dan prasanara SDA dan prasanara SDA dan prasanara SDA sumber mata air Perdagangan,
603. Sosialisasi 604. Sosialisasi dan 605. Sosialisasi dan Melakukan Kementrian ESDM
dan penegakan penegakan peraturan penegakan peraturan Pendampingan dan Kabupaten Murung
peraturan masalah masalah bidang masalah bidang pembinaan dalam Raya, Tabalong,
bidang hukum terkait hukum terkait dengan hukum terkait dengan upaya pemberdayaan Hulu Sungai Utara,
dengan pemanfaatan, pemanfaatan, pemanfaatan, masyarakat di sekitar Hulu Sungai
pengembangan, dan pengembangan, dan pengembangan, dan kawasan hutan Selatan, Banjar,
pembangunan sarana pembangunan sarana pembangunan sarana Tanah Laut
dan prasanara SDA dan prasanara SDA dan prasanara SDA
606. Mengupayakan
penambahan areal
hutan lindung,
kawasan suaka alam
(hutan suaka alam,
taman nasional) dan
kawasan pelestarian
alam Kawasan Batikap
I, Batikap II, Batikap
III, Kabupaten Murung
Raya, 740.375 Ha ,
Kawasan Muara Uya,
Kabupaten Tabalong,
25.000 Ha [cagar
alam] dan kawasan
Meratus Hulu,
Tanjung, 46.250 Ha
Kabupaten Tabalong,
Kawasan Nagara,
KabupatenHSU,
150.000 Ha [suaka
margasatwa] dan
kawasan Meratus
Hulu, Tanjung, 46.250
Ha Kabupaten HSU,
.Kawasan G Kentawan,

247
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kabupaten HSS, 245
Ha [cagar alam],
Kawasan Pulau Kaget
Seluas 275 Ha [cagar
alam] dan kawasan
Pulau Kembang Seluas
60 Ha [cagar alam]
Baritokuala, Kawasan
Hutan Gambut Liang
Anggang, Kabupaten
Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam] dan
kawasan Pelaihari,
Martapura, Provinsi
Kalimantan Selatan,
155.000 Ha [cagar
alam dan suaka
margasatwa], kawasan
Pelaihari, Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan
Selatan, 35.000 Ha
[cagar alam dan suaka
margasatwa]
Belum adanya Adanya 607. Pembentukan 608. Pembentukan 610. Pembentukan Membentuk wadah Pemda, BAPPEDA,
pengaturan kewenangan dan forum di tingkat forum di tingkat forum di tingkat koordinasi di WS LSM, BWS, Dinas
yang jelas pengaturan yang lapangan yang lapangan yang lapangan yang Provinsi dan PU, Dinas
mengenai jelas dalam melibatkan melibatkan melibatkan Kabupaten/ Kota Pengairan, Dinas
pembagian pengelolaan SDA masyarakat, misalnya masyarakat, misalnya masyarakat, misalnya serta penyusunan Tenaga Kerja, Dinas
peran dan forum DAS forum DAS forum DAS kebijakan pengelolaan Pertanian, Dinas
koordinasi 609. Pembentukan 611. Pembentukan SDA Perindustrian dan
dari berbagai TKPSDA dan Dewan TKPSDA dan Dewan Perdagangan,
Lembaga yang Sumberdaya Air Sumberdaya Air Kementrian ESDM
terkait dengan 612. Optimalisasi Kabupaten Murung
pengelolaan dan koordinasi anatar Raya, Tabalong,
SDA di lembaga SDA dalam Hulu Sungai Utara,
Wilayah forum yang telah Hulu Sungai
Sungai dibentuk Selatan, Banjar,
Tanah Laut
Kurangnya Terlibatnya 613. Sosialisasi 614. Sosialisasi dan 615. Sosialisasi dan Melibatkan Pemda, BAPPEDA,
keterlibatan masyarakat dan pelibatan pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat masyarakat dan LSM, BWS, Dinas
masyarakat dalam Kegiatan masyarakat dalam dalam pengelolaan dalam pengelolaan dunia usaha dalam PU, Dinas
dalam Konservasi pengelolaan SDA SDA dengan SDA dengan pengelolaan SDA di Pengairan, Dinas
Kegiatan dengan Pendampingan dan Pendampingan dan WS Barito Tenaga Kerja, Dinas
Konservasi Pendampingan dan pembinaan dalam pembinaan dalam Pertanian, Dinas

248
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pembinaan dalam rangka meningkatkan rangka meningkatkan Perindustrian dan
rangka meningkatkan taraf ekonomi taraf ekonomi Perdagangan,
taraf ekonomi masyarakat di masyarakat di Kementrian ESDM
masyarakat di kawasan sekitar kawasan sekitar Kabupaten Murung
kawasan sekitar sumber air di DAS sumber air di DAS Raya, Gunung Mas,
sumber air di DAS dengan Sosialisasi dengan Sosialisasi Barito Utara, Barito
dengan Sosialisasi Jalur Hijau & Sumur Jalur Hijau & Sumur Selatan, Barito
Jalur Hijau & Sumur Resapan, Sosialisasi Resapan, Sosialisasi Timur, Kapuas,
Resapan, Sosialisasi Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Tabalong,
Kombinasi Tanaman Keras, Sosialisasi Keras, Sosialisasi Balangan, Hulu
Keras, Sosialisasi Penanaman Batang Penanaman Batang Sungai Utara, Hulu
Penanaman Batang Hidup, Sosialisasi Hidup, Sosialisasi Sungai Tengah,
Hidup, Sosialisasi Tumbuhan Bawah dan Tumbuhan Bawah dan Hulu Sungai
Tumbuhan Bawah Sosialisasi Tumpang Sosialisasi Tumpang Selatan, Tapin,
dan Sosialisasi Sari di Kabupaten Sari di Kabupaten Barito Kuala,
Tumpang Sari di dengan pengawasan 1- dengan pengawasan 1- Kotabaru, Banjar,
Kabupaten dengan 3 Kali dalam setahun 3 Kali dalam setahun Kota Banjarbaru,
pengawasan 1-3 Kali Pembuatan Kebun Banjarmasin,
dalam setahun Bibit Rakyat (KBR) dan Tanah Laut
Peningkatan jumlah
resapan air sebagai
imbuhan aliran dasar
dengan Pembuatan
Sumur Resapan
616. Penyusunan 620. Penyusunan 624. Penyusunan Membentuk TKPSDA Pemda, BAPPEDA,
Rancangan PERDA Rancangan PERDA Rancangan PERDA di WS Provinsi dan LSM, BWS, Dinas
pembuangan sampah pembuangan sampah pembuangan sampah Kabupaten/ Kota PU, Dinas
dan limbah langsung dan limbah langsung dan limbah langsung serta menyusun Pengairan, Dinas
ke sungai. ke sungai. ke sungai. kebijakan pengelolaan Tenaga Kerja, Dinas
617. Perencanaan 621. Perencanaan 625. Perencanaan SDA dengan Pertanian, Dinas
saluran drainase/ saluran drainase/ saluran drainase/ menetapkan PERDA Perindustrian dan
saluran limbah saluran limbah rumah saluran limbah rumah pembuangan sampah Perdagangan,
rumah tangga tangga penampungan/ tangga penampungan/ dan limbah langsung Kementrian ESDM
penampungan/ IPAL. IPAL. IPAL. ke sungai Kabupaten Murung
618. Perencanaan 622. Perencanaan 626. Perencanaan Raya, Gunung Mas,
Toilet Umum, IPAL Toilet Umum, IPAL Toilet Umum, IPAL Barito Utara, Barito
Komunal, dan Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Selatan, Barito
Tempat Pembuangan Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Timur, Kapuas,
Sampah Akhir Akhir Akhir Tabalong,
619. Program 623. Program 627. Program Balangan, Hulu
Pengendalian sampah Pengendalian sampah Pengendalian sampah Sungai Utara, Hulu
yang masuk kedalam yang masuk kedalam yang masuk kedalam Sungai Tengah,
sungai melalui sungai melalui sungai melalui Hulu Sungai
Selatan, Tapin,

249
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Pengelolaan Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/ Barito Kuala,
Prokasih/ Superkasih Superkasih Superkasih Kotabaru, Banjar,
628. Pembuatan Kota Banjarbaru,
saluran drainase/ Banjarmasin,
saluran limbah rumah Tanah Laut
tangga penampungan/
IPAL.
629. Pembuatan
Toilet Umum, IPAL
Komunal, dan Tempat
Pembuangan Sampah
Akhir
630. Penyediaan
sarana dan prasarana
pengelolaan
persampahan (DAK)
631. Pencanangan 632. Pencanangan 633. Pencanangan Melibatkan Pemda, BAPPEDA,
Gerakan Bersih dan Gerakan Bersih dan Gerakan Bersih dan Masyarakat agar LSM, BWS, Dinas
Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan berperan secara aktif PU, Dinas
(GEBERSELING), (GEBERSELING), (GEBERSELING), dalam Pengelolaan Pengairan, Dinas
Kegiatan Sosial Kegiatan Sosial Kegiatan Sosial SDA Tenaga Kerja, Dinas
seperti: Kelompok seperti: Kelompok seperti: Kelompok Pertanian, Dinas
Kader Lingkungan Kader Lingkungan Kader Lingkungan Perindustrian dan
Hidup dan Koordinasi Hidup dan Koordinasi Hidup dan Koordinasi Perdagangan,
Forum Komunikasi Forum Komunikasi Forum Komunikasi Kementrian ESDM
lingkungan Hidup lingkungan Hidup lingkungan Hidup Kabupaten Murung
(LSM, media masa, (LSM, media masa, (LSM, media masa, Raya, Gunung Mas,
Bapedalda) Bapedalda) Bapedalda) Barito Utara, Barito
634. Seterilisasi/ Selatan, Barito
pembersihan sungai Timur, Kapuas,
dari limbah sampah Tabalong,
rutin seminggu satu Balangan, Hulu
kali Sungai Utara, Hulu
Kurangnya Terlibatnya 635. Sosialisasi 636. Sosialisasi dan 637. Sosialisasi dan Melibatkan Sungai Tengah,
keterlibatan masyarakat dan pelibatan pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat masyarakat dan Hulu Sungai
masyarakat dalam masyarakat dalam dalam pengelolaan dalam pengelolaan dunia usaha dalam Selatan, Tapin,
dalam pengelolaan SDA pengelolaan SDA SDA SDA pengelolaan SDA di Barito Kuala,
pengelolaan WS Barito Kotabaru, Banjar,
SDA Kota Banjarbaru,
Banjarmasin,
Tanah Laut

250
Tabel 4.2 Matrik Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Skenario Sedang)
I. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR (SEDANG)
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Perlindungan Meningkatnya Luas lahan kritis 638. Penanaman 641. Penanaman 644. Penanaman 647. Melakukan BPDASHL Barito,
dan luas lahan kritis berkurang (Pada Pohon bertajuk rapat Pohon bertajuk rapat Pohon bertajuk rapat Rehabilitasi DAS Kementerian
Pelestarian pada Daerah DAS Prioritas & Perlindungan & Perlindungan & Perlindungan dengan penghutanan Lingkungan Hidup,
Sumber Aliran Sungai 80.000 Ha) Sumber Air di Sumber Air di Sumber Air di kembali Dinas Kehutanan
Daya Air yang Kabupaten Balangan, Kabupaten Balangan, Kabupaten Balangan, menggunakan model Kabupaten
diakibatkan Banjar, Barito Selatan, Banjar, Barito Selatan, Banjar, Barito Selatan, Wanatani (Total Balangan, Banjar,
oleh Barito Timur, Barito Barito Timur, Barito Barito Timur, Barito seluas 3.500 Ha) dan Barito Selatan,
pembalakan liar utara, Gunungmas, utara, Gunungmas, utara, Gunungmas, 648. Rehabilitasi Barito Timur,
dan pembukaan Kapuas, Kotabaru, Kapuas, Kotabaru, Kapuas, Kotabaru, Hutan DAS Prioritas Barito utara,
lahan untuk Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, (6.000 Ha) Gunungmas,
perkebunan Tanahlaut, Tapin Tanahlaut, Tapin Tanahlaut, Tapin Kapuas, Kotabaru,
639. Kawasan 642. Kawasan 645. Kawasan Murungraya,
sumber air yang sumber air yang sumber air yang Tabalong,
dilindungi/ dilindungi/ dilindungi/ Tanahlaut, Tapin,
dikonservasi: dikonservasi: dikonservasi: BAPPEDA
✓ SID Konservasi DAS ✓ SID Konservasi DAS ✓ SID Konservasi DAS Kabupaten
Batulicin Batulicin Batulicin Balangan, Banjar,
✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum Barito Selatan,
Sungai Nagara di Sungai Nagara di Sungai Nagara di Barito Timur,
DAS Negara DAS Negara DAS Negara Barito utara,
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Gunungmas,
dan Kabupaten dan Kabupaten dan Kabupaten Kapuas, Kotabaru,
Balangan Balangan Balangan Murungraya,
✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum Tabalong,
Sungai Tapin di DAS Sungai Tapin di DAS Sungai Tapin di DAS Tanahlaut, Tapin
Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten
Tapin Tapin Tapin
✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum
Sungai Riam Kanan Sungai Riam Kanan Sungai Riam Kanan
di DAS Riam Kanan di DAS Riam Kanan di DAS Riam Kanan
Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar
✓ SID Konservasi Sub ✓ SID Konservasi Sub ✓ SID Konservasi Sub
DAS Amandit DAS Amandit DAS Amandit
640. Target: 30% 643. Target: 60% 646. Target: 100%
a. Tidak a. Pembukaan 649. Kegiatan 655. Kegiatan 660. Kegiatan Mengupayakan BPDASHL Barito,
terkendalinya luas hutan vegetatif di Kabupaten vegetatif di Kabupaten vegetatif di Kabupaten penurunan laju erosi Kementerian
konversi hutan untuk Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, dengan mengurangi Lingkungan Hidup,
menjadi perkebunan Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito luasan lahan kritis dan Dinas Kehutanan
perkebunan terkendali Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, mempertahankan Kabupaten
mete/ kakao b. Menurunkan Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, keberadaan air tanah Balangan, Banjar,
b. Perlindungan laju erosi dan Gunungmas, Gunungmas, Gunungmas, serta mata air beberapa Barito Selatan,

251
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Hulu DAS Barito sedimentasi di Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, sungai besar di Provinsi Barito Timur,
terhadap erosi & hilir DAS Barito, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Kalimantan Selatan, Barito utara,
sedimentasi di serta Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, dan Kalimantan Tengah Gunungmas,
Pegunungan menurunkan Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota dengan cara: Kapuas, Kotabaru,
Meratus dan level kekritisan Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, ✓ Kombinasi Murungraya,
Kabupaten DAS ( III/ sangat Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, Tanaman Keras, Tabalong,
Murung Raya kritis) Tanahlaut, Tapin Tanahlaut, Tapin Tanahlaut, Tapin Produksi Terbatas Tanahlaut, Tapin,
akibat c. Pengendalian 650. Kombinasi 656. Kombinasi 661. Kombinasi ✓ Penanaman Jalur BAPPEDA
penambangan Perubahan Tanaman Keras, Tanaman Keras, Tanaman Keras, Hijau dan Kabupaten
batubara dan Penggunaan Produksi Terbatas Produksi Terbatas Produksi Terbatas Penggalakkan Pagar Balangan, Banjar,
emas lahan di DAS seluas 700 Ha seluas 700 Ha seluas 750 Ha Hijau, atau Hutan Barito Selatan,
Barito, Provinsi 651. Penanaman Penanaman Jalur 662. Penanaman Kota Barito Timur,
Kalimantan Jalur Hijau dan Hijau dan Jalur Hijau dan ✓ Penanaman Barito utara,
Selatan [DAS Penggalakkan Pagar Penggalakkan Pagar Penggalakkan Pagar Vegetasi Tetap, Gunungmas,
Balangan, DAS Hijau Seluas 7.000 Ha Hijau Seluas 7.000 Ha Hijau Seluas 8.000 Ha dikombinasi dengan Kapuas, Kotabaru,
Riam Kanan, 652. Penanaman 657. Penanaman 663. Penanaman tanaman penutup Murungraya,
DAS Riam Kiwa, Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, tanah Tabalong,
dan DAS dikombinasi dengan dikombinasi dengan dikombinasi dengan ✓ Tumpangsari Tanahlaut, Tapin
Tabalong Kanan tanaman penutup tanaman penutup tanaman penutup dengan tanaman
tanah seluas 100.000 tanah seluas 100.000 tanah seluas 100.000 tahunan pada
Ha Ha Ha sawah, dan
653. Tumpangsari 658. Tumpangsari 664. Tumpangsari pergiliran tanaman
dengan tanaman dengan tanaman dengan tanaman ✓ Vegetasi Tetap,
tahunan pada sawah, tahunan pada sawah, tahunan pada sawah, Produksi Terbatas
dan pergiliran dan pergiliran dan pergiliran pada perkebunan/
tanaman Seluas 2.500 tanaman Seluas 2.500 tanaman Seluas 2.500 tegalan dikawasan
Ha Ha Ha lindung
Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap,
Produksi Terbatas Produksi Terbatas Produksi Terbatas
pada perkebunan/ pada perkebunan/ pada perkebunan/
tegalan dikawasan tegalan dikawasan tegalan dikawasan
lindung seluas 1.000 lindung seluas 1.000 lindung seluas 1.000
Ha Ha Ha
654. Penanaman 659. Penanaman 665. Penanaman
Hutan Kota seluas 133 Hutan Kota seluas 133 Hutan Kota seluas 133
Ha Ha Ha
Target: 30% Target: 60% Target: 100%
Meningkatnya Pengolahan 666. Pengendalian 667. Pengendalian 668. Pengendalian 669. Melakukan BPDASHL Barito,
erosi dan tanah di daerah Erosi secara teknis Erosi secara teknis Erosi secara teknis pengendalian BWS Kalimantan II
sedimentasi hulu terhadap lereng kritis terhadap lereng kritis terhadap lereng kritis pengolahan tanah di Dinas Kehutanan,
mengindahkan pada Kabupaten pada Kabupaten pada Kabupaten daerah hulu, dengan BAPPEDA, Dinas
kaidah Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, cara: PU:
konservasi Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito ✓ Rorak/ Saluran Kabupaten
sehingga laju Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Buntu Balangan, Banjar,

252
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
erosi dan Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, ✓ Pembuatan teras Barito Selatan,
sedimentasi Gunungmas, Gunungmas, Gunungmas, bangku, teras Barito Timur,
berkurang Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, guludan, dan teras Barito Utara,
Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, individu yang Baritokuala,
Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, dikombinasi dengan Gunungmas,
Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota batang hidup, Hulusungai
Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Rorak/ Saluran Selatan,
Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, Buntu, atau Hulusungai
Tanahlaut, Tapin Tanahlaut, Tapin Tanahlaut, Tapin pembuang Tengah,
670. Rorak/ 673. Rorak/ 677. Rorak/ ✓ Pembuatan saluran Hulusungai Utara,
Saluran Buntu, seluas Saluran Buntu, seluas Saluran Buntu, seluas pengendali air dan Kapuas, Kota
65.000 Ha 65.000 Ha 100.000 Ha tanah di daerah Banjarbaru,
671. Pembuatan 674. Pembuatan 678. Pembuatan perkebunan/ Kotabaru,
saluran pengendali air saluran pengendali air saluran pengendali air budidaya Murungraya,
dan tanah di daerah dan tanah di daerah dan tanah di daerah Tabalong,
perkebunan/ budidaya perkebunan/ budidaya perkebunan/ budidaya Tanahlaut, Tapin
seluas 6.500 ha seluas 6.500 ha seluas 7.000 ha
672. Kajian 675. Kajian 679. Kajian
Sedimentasi Sungai Sedimentasi Sungai Sedimentasi Sungai
Negara Sebagai Negara Sebagai Negara Sebagai
Pendukung Polder Pendukung Polder Pendukung Polder
Alabio Alabio Alabio
Target 35% 676. Konservasi 680. Konservasi
Sipil Sub-Sub Das Sipil Sub-Sub Das
Riam Kanan, Sub DAS Riam Kanan, Sub DAS
Tapin, Sub DAS Tapin, Sub DAS
Batang Alai Batang Alai
Target 70% Target 100%
Terjadinya Penurunan 681. Penanaman 685. Penanaman 689. Penanaman Melaksanakan BPDASHL Barito,
aktivitas signifikan laju hutan rakyat 100 Ha hutan rakyat 100 Ha hutan rakyat 200 Ha Penanaman, dan BWS Kalimantan II
tambang di hulu erosi yang di Hulu Sungai Kapuas di Hulu Sungai Kapuas di Hulu Sungai Kapuas peremajaan kawasan Dinas Kehutanan,
sungai akan masuk ke Murung, Murung, Murung, hutan lindung atau BAPPEDA, Dinas
berpengaruh Sungai Kapuas 682. Penanaman 686. Penanaman 690. Penanaman hutan produksi melalui PU:
terhadap Murung hutan produksi 100 hutan produksi 100 hutan produksi 180 penanaman hutan Kabupaten
keseimbangan Ha di Hulu Sungai Ha di Hulu Sungai Ha di Hulu Sungai rakyat, hutan produksi, Balangan, Banjar,
sungai dan Kapuas Murung, Kapuas Murung, Kapuas Murung, dan hutan lindung Barito Selatan,
besaran 683. Penanaman 687. Penanaman 691. Penanaman Barito Timur,
sedimen yang hutan lindung 700 Ha hutan lindung 700 Ha hutan lindung 1000 Barito Utara,
ditimbulkannya. di Hulu Sungai Kapuas di Hulu Sungai Kapuas Ha di Hulu Sungai Baritokuala,
Pendangkalan Murung Murung Kapuas Murung Gunungmas,
sungai akan 684. Target: 35 % 688. Target: 70 % 692. Target: 100 % Hulusungai
mengurangi Penurunan 693. Pengendalian 694. Pengendalian 695. Pengendalian 696. Melaksanakan Selatan,
kemampuan signifikan laju pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di Pengendalian Hulusungai
navigasi sungai. erosi yang hulu DAS di: hulu DAS di: hulu DAS di: Tengah,

253
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
masuk ke ✓ Sungai Ayu, 13.000 ✓ Sungai Ayu, 13.000 ✓ Sungai Ayu, 18.000 pengolahan tanah di Hulusungai Utara,
Sungai Tabalong Ha Ha Ha hulu DAS di: Kapuas, Kota
Kiwa, Ayu, ✓ Sungai Batangalai, ✓ Sungai Batangalai, ✓ Sungai ✓ Sungai Ayu, Banjarbaru,
Batangalai, 600 Ha 600 Ha Batangalai,1400 Ha [Kabupaten Kotabaru,
Tapin, Alalak, ✓ Sungai Tapin, 3.500 ✓ Sungai Tapin, 3500 ✓ Sungai Tapin, 5.000 Tabalong] Murungraya,
Martapura Ha Ha Ha ✓ Sungai Batangalai, Tabalong,
✓ Sungai Alalak, 1.300 ✓ Sungai Alalak, 1.300 ✓ Sungai Alalak, [Kabupaten HST] Tanahlaut, Tapin
Ha Ha 30.000 Ha ✓ Sungai Tapin,
✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Martapura, [Kabupaten Tapin]
1.400 Ha 1.400 Ha 25.000 Ha ✓ Sungai Alalak,
[Kabupaten Banjar]
✓ Sungai Martapura,
[Kabupaten Banjar]
Pengelolaan Terkendalinya 697. Pengendalian 700. Pengendalian 703. Pengendalian Melaksanakan BPDASHL Barito,
lahan gambut ekosistem lahan pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di Pengendalian pola BWS Kalimantan II
yang kurang gambut, namun hulu DAS, di: hulu DAS, di: hulu DAS, di: penggunaan lahan di Dinas Kehutanan,
tepat di Daerah tetap produktif ✓ Sungai Lahei ✓ Sungai Lahei ✓ Sungai Lahei DAS yang berhilir pada BAPPEDA, Dinas
Aliran Sungai [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung sungai Barito PU:
Mentangin Raya] Raya] Raya] Kabupaten
✓ Sungai Teweh ✓ Sungai Teweh ✓ Sungai Teweh Balangan, Banjar,
[Kabupaten Murung [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung Barito Selatan,
Raya] Raya] Raya] Barito Timur,
698. Kebijakan ✓ Sungai Ayuh ✓ Sungai Ayuh Barito Utara,
pengelolaan kondisi [Kabupaten Barito [Kabupaten Barito Baritokuala,
DAS pada kawasan Selatan] Selatan] Gunungmas,
potensi pertambangan 701. Kebijakan ✓ Sungai Bekakar dan Hulusungai
Kapuas pengelolaan kondisi Takuan Puri Selatan,
699. Pengendalian DAS pada kawasan [Kabupaten Barito Hulusungai
pengolahan tanah di potensi pertambangan Timur] Tengah,
hulu DAS di Sungai Kapuas 704. Kebijakan Hulusungai Utara,
Mentangai [Kabupaten 702. Pengendalian pengelolaan kondisi Kapuas, Kota
Kapuas] pengolahan tanah di DAS pada kawasan Banjarbaru,
Target 35% hulu DAS di Sungai potensi pertambangan Kotabaru,
Mentangai [Kabupaten Kapuas Murungraya,
Kapuas] 705. Pengendalian Tabalong,
Target 70% pengolahan tanah di Tanahlaut, Tapin
hulu DAS di Sungai
Mentangai [Kabupaten
Kapuas]
Target 100%
Perlunya Penurunan 706. Pelestarian 708. Pelestarian 710. Pelestarian 711. Mengelola BPDASHL Barito,
Perlindungan signifikan Laju Kawasan Lindung di Kawasan Lindung di Kawasan Lindung di: kawasan lindung BWS Kalimantan II
dan Penegakan Erosi, Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah ✓ kawasan lindung (cagar alam/ suaka Dinas Kehutanan,
hukum peningkatan parawen, Provinsi margasatwa) yang BAPPEDA, Dinas

254
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
terhadap manfaat dan Kalimantan dan Kalimantan Kalimantan Tengah, melibatkan sektor PU:
eksistensi terhadap Selatan Selatan 81.000 Ha dan SDA, kehutanan, Kabupaten
kawasan masyarakat di ✓ kawasan lindung ✓ kawasan lindung 87.000 Ha [cagar perkebunan, serta Balangan, Banjar,
konservasi sekitar kawasan parawen, Provinsi parawen, Provinsi alam] masyarakat dalam Barito Selatan,
hutan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, ✓ kawasan Pelaihari, suatu konsep PRA Barito Timur,
peningkatan 81.000 Ha dan 81.000 Ha dan Martapura, Provinsi 712. Menjaga Barito Utara,
ratio zona 87.000 Ha [cagar 87.000 Ha [cagar Kalimantan Selatan, keseimbangan antara Baritokuala,
konservasi, alam] alam] 155.000 Ha [cagar kawasan budidaya Gunungmas,
peningkatan ✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pelaihari, alam dan suaka dan non budidaya Hulusungai
koefisien Tanah Laut, Provinsi Tanah Laut, Provinsi margasatwa] dengan mengurangi Selatan,
pengaliran Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, ✓ kawasan Pulau luasan lahan kritis Hulusungai
35.000 Ha [cagar 35.000 Ha [cagar Kaget, Provinsi Tengah,
alam dan suaka alam dan suaka Kalimantan Selatan, Hulusungai Utara,
margasatwa] margasatwa] 275 Ha [cagar alam] Kapuas, Kota
✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pulau Banjarbaru,
Martapura, Provinsi Martapura, Provinsi Kembang, Provinsi Kotabaru,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Murungraya,
155.000 Ha [cagar 155.000 Ha [cagar 60 Ha [cagar alam] Tabalong,
alam dan suaka alam dan suaka ✓ kawasan G Tanahlaut, Tapin
margasatwa] margasatwa] Kentawan,
707. Target 35 % ✓ kawasan Pulau Kabupaten HSS, 245
Kaget, Provinsi Ha [cagar alam]
Kalimantan Selatan, ✓ kawasan Batikap I,
275 Ha [cagar alam] Batikap II, Batikap
✓ kawasan Pulau III, Kabupaten
Kembang, Provinsi Murung Raya,
Kalimantan Selatan, 740.375 Ha
60 Ha [cagar alam] ✓ kawasan Meratus
✓ kawasan Pulau Hulu, Barabai,
Kembang, Provinsi Kabupaten HSU,
Kalimantan Selatan, HST, dan HSS,
60 Ha [cagar alam] 200.000 Ha
h.kawasan G ✓ kawasan Meratus
Kentawan, Hulu, Tanjung,
Kabupaten HSS, 245 Kabupaten HSU dan
Ha [cagar alam] Tabalong, 46.250 Ha
✓ kawasan Batikap I, ✓ kawasan Muara Uya,
Batikap II, Batikap Kabupaten Tabalong,
III, Kabupaten 25.000 Ha [cagar
Murung Raya, alam]
740.375 Ha ✓ kawasan Nagara,
709. Target 70 % KabupatenHSU,
150.000 Ha [suaka
margasatwa]

255
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
✓ kawasan Hutan
Gambut Liang
Anggang, Kabupaten
Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam]
Target: 100 %
Rendahnya Peningkatan 713. Pendampingan 714. Pendampingan 715. Pendampingan Melakukan Kementerian
pendapatan partisipasi dan dan pembinaan dalam dan pembinaan dalam dan pembinaan dalam pendampingan dan Lingkungan Hidup,
masyarakat dan pendapatan rangka meningkatkan rangka meningkatkan rangka meningkatkan pembinaan dalam BPDASHL Barito,
kurangnya masyarakat di taraf ekonomi taraf ekonomi taraf ekonomi upaya pemberdayaan BWS Kalimantan II
partisipasi sekitar hutan masyarakat di masyarakat di masyarakat di masyarakat di sekitar Dinas Kehutanan,
masyarakat di dalam kaitannya kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan hutan BAPPEDA, Dinas
sekitar kawasan dengan upaya sumber air di sumber air di sumber air di PU:
hutan dalam konservasi DASungai DASungai DASungai Kabupaten
upaya ✓ Sosialisasi Jalur ✓ Sosialisasi Jalur ✓ Sosialisasi Jalur Balangan, Banjar,
konservasi Hijau & Sumur Hijau & Sumur Hijau & Sumur Barito Selatan,
Resapan Resapan Resapan Barito Timur,
✓ Sosialisasi Kombinasi ✓ Sosialisasi Kombinasi ✓ Sosialisasi Kombinasi Barito Utara,
Tanaman Keras Tanaman Keras Tanaman Keras Baritokuala,
✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Gunungmas,
Penanaman Batang Penanaman Batang Penanaman Batang Hulusungai
Hidup Hidup Hidup Selatan,
✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Hulusungai
Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Tengah,
✓ Sosialisasi Tumpang ✓ Sosialisasi Tumpang ✓ Sosialisasi Tumpang Hulusungai Utara,
Sari Sari Sari Kapuas, Kota
Di Kabupaten Di Kabupaten Di Kabupaten Banjarbaru,
Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Kotabaru,
Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Murungraya,
Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Tabalong,
Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, Tanahlaut, Tapin
Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan,
Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah,
Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara,
Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota
Banjarbaru, Banjarbaru, Banjarbaru,
Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong, Murungraya, Tabalong,
Tanahlaut, Tapin 1-3 Tanahlaut, Tapin 1-3 Tanahlaut, Tapin 1-3
Kali dalam setahun Kali dalam setahun Kali dalam setahun
Target hingga 50% Target hingga 70% Target hingga 100%
716. Pembuatan 718. Pembuatan 720. Pemantapan Melakukan
Kebun Bibit Rakyat Kebun Bibit Rakyat kawasan resapan air Pemantauan terhadap
(KBR) 650 Unit (KBR) 650 Unit dan Pencanangan pelaksanaan kegiatan
sumur resapan

256
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
717. Pendampingan 719. Pendampingan program sumur ditingkat kecamatan
dan bantuan pada dan bantuan pada resapan air dan Desa
kawasan permukiman kawasan permukiman 721. Pembuatan
dalam rangka dalam rangka Kebun Bibit Rakyat
peningkatan jumlah peningkatan jumlah (KBR) 650 Unit
resapan air sebagai resapan air sebagai Pendampingan dan
imbuhan aliran dasar imbuhan aliran dasar bantuan pada
Target 50% Target 70% kawasan permukiman
dalam rangka
peningkatan jumlah
resapan air sebagai
imbuhan aliran dasar
722. Sosialisasi
tentang manfaat
kawasan dan sumur
resapan kepada
masyarakat tingkat
desa
723. Pembuatan
Sumur Resapan, oleh
masyarakat dan
pemerintah (setiap
Desa diharapkan
mempunyai 1 Sumur
Resapan)
724. Pembuatan
Sumur Resapan
dengan jumlah 315
unit
Target: 100 %
725. Pemantapan 729. Pemantapan 741. Pemantapan Melaksanakan BPDASHL Barito,
kawasan resapan air kawasan resapan air kawasan resapan air perlindungan Kawasan Dinas Kehutanan
dan Pencanangan dan Pencanangan dan Pencanangan Sempadan Sungai Kabupaten/ kota,
program sumur program sumur program sumur melalui Peraturan Dinas Kehutanan
resapan air. resapan air. resapan air. Daerah yang ketat dan Provinsi , BWS
726. Sosialisasi 730. Sosialisasi 742. Sosialisasi mengikat, pengawasan, Kalimantan II,
tentang manfaat tentang manfaat tentang manfaat dan rehabilitasi Bappeda
kawasan dan sumur kawasan dan sumur kawasan dan sumur sempadan sungai Kabupaten/ Kota
resapan kepada resapan kepada resapan kepada Provinsi Dinas PU
masyarakat tingkat masyarakat tingkat masyarakat tingkat Kab/ Kota dan
desa desa desa Provinsi, Balangan,
727. Sosialisasi PP 731. Perancangan 743. Perancangan Banjar, Barito
No. 38 tahun 2011, Hutan Kota Hutan Kota Selatan, Barito
Kawasan pemukiman Timur, Barito

257
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
wajib mengikuti batas 732. Pengendalian 744. Pengendalian Utara, Baritokuala,
sempadan sungai. Erosi Tepi Jalan Erosi Tepi Jalan Gunungmas,
728. Menjadikan 733. Perlindungan 745. Perlindungan Hulusungai
sempadan sungai Sumber Air Sumber Air Selatan,
menjadi sabuk hijau/ 734. Pembuatan 746. Pembuatan Hulusungai
green belt. Sumur Resapan Sumur Resapan Tengah,
735. Pemantauan 747. Pemantauan Hulusungai Utara,
Oleh Setiap Dinas Oleh Setiap Dinas Kapuas, Kota
Kabupaten terhadap Kabupaten terhadap Banjarbaru,
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan Kotabaru,
sumur resapan sumur resapan Murungraya,
ditingkat kecamatan ditingkat kecamatan Tabalong,
dan Desa dan Desa Tanahlaut, Tapin
736. Sosialisasi PP 748. Sosialisasi PP
No. 38 tahun 2011, No. 38 tahun 2011,
Kawasan pemukiman Kawasan pemukiman
wajib mengikuti batas wajib mengikuti batas
sempadan sungai. sempadan sungai.
737. Menjadikan 749. Menjadikan
sempadan sungai sempadan sungai
menjadi sabuk hijau/ menjadi sabuk hijau/
green belt. green belt.
738. Penetapan 750. Penetapan
batas sempadan batas sempadan
sumber-sumber air sumber-sumber air
beserta beserta
pemanfaatannya pemanfaatannya
739. Pencegahan 751. Pencegahan
pendirian bangunan pendirian bangunan
dan pemanfaatan dan pemanfaatan
lahan yang lahan yang
mengganggu aliran air mengganggu aliran air
atau tidak sesuai dgn atau tidak sesuai dgn
peruntukannya peruntukannya
740. Pemberdayaan 752. Pemberdayaan
masyarakat di sekitar masyarakat di sekitar
sempadan sumberair sempadan sumberair
753. Pemeliharaan
hutan rakyat dan
penghijauan dengan
menanam jenis-jenis
kayu hutan dengan
penanaman hutan
produksi

258
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
754. Pembuatan
Sumur Resapan, oleh
masyarakat dan
pemerintah (setiap
Desa diharapkan
mempunyai 1 Sumur
Resapan)
755. Rehabilitasi
Sumber Mata Air
756. Menanami
kawasan sempadan
sungai dengan vegetasi
permanen.
757. Pengendalian
penggunaan lahan di
Muara sungai,
pelebaran dimensi
758. Pembangunan
dalam rangka
perlindungan batas
sempadan sumber air
(pengukuran dan
pemasangan patok
batas sempadan, pagar
pembatas, talud
tebing/ tepi sungai)
2 Pengawetan Adanya Mengurangi 759. SF dan SID 760. SF dan SID 761. SF dan SID Menyimpan air yang BPDASHL Barito,
Air Kekeringan kekeringan pada Perencanaan Embung Perencanaan Embung Perencanaan Embung berlebihan di musim BWS Kalimantan II
pada musim musim kemarau di Kabupaten di Kabupaten di Kabupaten hujan dan Dinas Kehutanan,
kemarau dengan Murungraya, Barito Murungraya, Barito Murungraya, Barito memanfaatkannya di BAPPEDA, Dinas
memanfaatkan Selatan, Barito Timur, Selatan, Barito Timur, Selatan, Barito Timur, musim kemarau PU:
potensi air yang Barito Utara, Barito Utara, Barito Utara, dengan meningkatkan Kabupaten
belum Baritokuala, Balangan, Baritokuala, Balangan, Baritokuala, Balangan, kapasitas tampungan Murungraya, Barito
termanfaatkan Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, air yang ada dengan SF, Selatan, Barito
Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Tengah, dan SID Perencanaan Timur, Barito
Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Utara, Embung di Provinsi Utara, Baritokuala,
Kapuas, Murungraya, Kapuas, Murungraya, Kapuas, Murungraya, Kalimantan Tengah dan Balangan,
Tabalong, Tanahlaut Tabalong, Tanahlaut Tabalong, Tanahlaut Kalimantan Selatan Hulusungai
Target: 30 % Target: 60 % Target: 100 % Selatan, Hulu
762. Pembangunan/ 763. Pembangunan/ 764. Pembangunan/ Sungai Tengah,
Konservasi Waduk Konservasi Waduk Konservasi Waduk Hulu Sungai Utara,
Tapin: Tapin: Tapin: Kapuas,
✓ LARAP Tapin Tahap ✓ LARAP Tapin Tahap ✓ LARAP Tapin Tahap Murungraya,
II II II

259
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
✓ Supervisi ✓ Supervisi ✓ Supervisi Tabalong,
Pembangunan Pembangunan Pembangunan Tanahlaut
Bendungan Tapin Bendungan Tapin Bendungan Tapin
✓ Analisis ✓ Analisis ✓ Analisis
Keruntuhan Keruntuhan Keruntuhan
Bendungan Tapin Bendungan Tapin Bendungan Tapin
✓ Studi Peningkatan ✓ Studi Peningkatan ✓ Studi Peningkatan
Kelayakan Kelayakan Kelayakan
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Bendungan Tapin Bendungan Tapin Bendungan Tapin
Masih adanya Penggunaan air 765. Kampanye 766. Kampanye 767. Kampanye Meningkatkan efisiensi BPDASHL Barito,
penggunaan air secara efisien gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan pemakaian air Dinas Pertanian,
masih kurang terutama untuk aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI terutama untuk BAPPEDA, Dinas
hemat/ boros budidaya dalam budidaya dalam budidaya dalam budidaya tanaman padi PU Kabupaten/
tanaman padi tanaman padi secara tanaman padi secara tanaman padi secara kota, BWS
luas luas luas Kalimantan II
Masih adanya Penggunaan air 768. Penyusunan 769. Penyusunan 770. Penyusunan Penerapan Perda BPDASHL Barito,
penggunaan air tanah terkendali Perda tentang Perda tentang Perda tentang pengaturan Dinas Kehutanan,
tanah yang penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah Kementerian
berlebihan serta Kebijakan serta Kebijakan serta Kebijakan Lingkungan Hidup,
penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah BAPPEDA, Dinas
hanya untuk tanaman hanya untuk tanaman hanya untuk tanaman PU, BWS
yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi Kalimantan II,
tinggi tinggi tinggi Pemerintah Daerah
771. Pengendalian 772. Pengendalian 773. Pengendalian Meningkatkan efisiensi BPDASHL Barito,
Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air pemakaian air Dinas Pertanian,
Terutama Pada Zona Terutama Pada Zona Terutama Pada Zona terutama untuk Dinas ESDM,
Kritis/ ZPA Rendah Kritis/ ZPA Rendah Kritis/ ZPA Rendah Industri, BAPPEDA, Dinas
dengan Izin Yang Ketat dengan Izin Yang Ketat dengan Izin Yang Ketat Pertambangan, dan PU Kabupaten/
• Perancangan Sistem 774. Perancangan Irigasi kota, BWS
Perizinan Sistem Perizinan Kalimantan II,
775. Membuat PEMDA Murung
tampungan air hujan Raya, Gunung Mas,
pada skala rumah Barito Utara, Barito
tangga (water Selatan, Barito
harvesting) Timur, Kapuas,
776. Meningkatkan Tabalong,
Efisiensi Irigasi, Balangan, Hulu
dengan mengurangi Sungai Utara, Hulu
kebocoran saluran Sungai Tengah,
irigasi Hulu Sungai
Selatan, Tapin,
Barito Kuala,

260
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
777. Pengadaan Kotabaru, Banjar,
Software Perizinan Kota Banjarbaru,
Yang Terintegrasi Banjarmasin,
Tanah Laut
778. Sosialisasi 779. Sosialisasi 781. Sosialisasi Melakukan BPDASHL Barito,
jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman pengawasan kualitas Dinas Kehutanan
ideal pembangunan ideal pembangunan ideal pembangunan air sumur gali dan air Kabupaten/ kota,
sumur di Kabupaten sumur di Kabupaten sumur di Kabupaten hujan di Seluruh Dinas Kehutanan
WS Barito WS Barito WS Barito wilayah Kabupaten/ Provinsi , BWS,
780. Pemantauan 782. Pemantauan Kota Bappeda
kualitas air secara kualitas air secara Kabupaten/ Kota
berkala berkala Provinsi Dinas PU
783. Disinfeksi Kab/ Kota dan
sumur gali di Provinsi
Kabupaten WS Barito
784. Peningkatan
konstruksi dinding
sumur menjadi kedap
air
3 Pengelolaan Kualitas air Kualitas air dan 785. Menetapkan 786. Menetapkan 787. Menetapkan Penerbitan Perda Baku BPDASHL Barito,
Kualitas Air sungai untuk air sumber air baku mutu limbah cair baku mutu limbah cair baku mutu limbah cair Mutu Air dan Limbah Dinas Kehutanan,
dan baku tidak sesuai dengan yang diperkenankan yang diperkenankan yang diperkenankan Cair di Kabupaten/ Kementerian
Pengendalian memenuhi Baku peruntukannya dibuang ke dalam dibuang ke dalam dibuang ke dalam Kota dalam WS Lingkungan Hidup,
Pencemaran Mutu Air Klas 1 dan untuk sungai di 40% dari sungai di 60% dari sungai di 100% dari BAPPEDA, Dinas
Air memenuhi baku Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota PU, BWS
mutu kualitas dalam WS dalam WS dalam WS Kalimantan II,
air yang Pemerintah
disyaratkan Daerah, Dinas
Lingkungan Hidup,
Swasta, BUMN
(PDAM)
Pencemaran Peningkatan 788. Pengelolaan 792. Pengelolaan 796. Pengelolaan Melaksanakan BPDASHL Barito,
sungai akibat baku mutu dan kualitas air sungai- kualitas air sungai- kualitas air sungai- Pemantauan secara Dinas Kehutanan,
penambangan kualitas air sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten kontinyu agar lebih Kementerian
yang kurang Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan memudahkan di dalam Lingkungan Hidup,
memperhatikan Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, monitoring kondisi BAPPEDA, Dinas
kondisi Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, perubahan sungai PU, BWS
lingkungan dan Kecamatan dan Kecamatan dan Kecamatan sedini mungkin Kalimantan II,
Mantangai] Mantangai] Mantangai] Membuat Program Pemerintah
789. Pengelolaan 793. Pengelolaan 797. Pengelolaan bertahap jangka Daerah, Dinas
kualitas air sungai kualitas air sungai kualitas air sungai pendek dan jangka Lingkungan Hidup,
pada kawasan pada kawasan pada kawasan panjang dalam Swasta, BUMN
pertambangan di: pertambangan di: pertambangan di: mengembalikan baku (PDAM)
mutu air berdasarkan

261
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan indikator-indikator
Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten yang telah ditetapkan
Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Melakukan monitoring
HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten Kegiatan Pertambangan
HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten Secara Terpadu
HST, Kabupaten HST, Kabupaten HST, Kabupaten
Banjar, dan Banjar, dan Banjar, dan
Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Tengah [Sungai Tengah [Sungai Tengah [Sungai
Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh,
Sungai Maruwai, dan Sungai Maruwai, dan Sungai Maruwai, dan
Sungai Murung] Sungai Murung] Sungai Murung]
790. Monitoring 794. Monitoring 798. Monitoring
kegiatan kegiatan kegiatan
pertambangan terpadu pertambangan terpadu pertambangan terpadu
791. Target: 30 % 795. Target: 60 % 799. Target: 100 %
800. Penyusunan 804. Penyusunan 811. Penyusunan Penataan Kawasan BPDASHL Barito,
Rancangan PERDA Rancangan PERDA Rancangan PERDA Sekitar Sempadan Dinas Pertanian,
pembuangan sampah pembuangan sampah pembuangan sampah Sungai melalui PERDA Dinas ESDM,
dan limbah langsung dan limbah langsung dan limbah langsung pembuangan limbah di BAPPEDA, Dinas
ke sungai ke sungai ke sungai Sungai, serta PU Kabupaten/
801. Studi kualitas 805. Studi kualitas 812. Studi kualitas pembuatan jaringan kota, BWS
air dan sumber air dan sumber air dan sumber sanitasi yang komunal Kalimantan II,
pencemar pencemar pencemar PEMDA Murung
802. Perencanaan 806. Perencanaan 813. Perencanaan Raya, Gunung Mas,
saluran drainase/ saluran drainase/ saluran drainase/ Barito Utara, Barito
saluran limbah rumah saluran limbah rumah saluran limbah rumah Selatan, Barito
tangga penampungan/ tangga penampungan/ tangga penampungan/ Timur, Kapuas,
IPAL. IPAL. IPAL. Tabalong,
803. Perencanaan 807. Perencanaan 814. Perencanaan Balangan, Hulu
toilet umum, IPAL toilet umum, IPAL toilet umum, IPAL Sungai Utara, Hulu
Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Sungai Tengah,
Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Hulu Sungai
Akhir Akhir Akhir Selatan, Tapin,
808. Penetapan 815. Penetapan Barito Kuala,
perizinan terkait perizinan terkait Kotabaru, Banjar,
Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah Kota Banjarbaru,
industri dan industri dan Banjarmasin,
pertambangan pertambangan Tanah Laut
809. Pengawasan 816. Pengawasan
dan pemantauan, dan pemantauan,
pelaksanaan Perda pelaksanaan Perda

262
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pembuangan sampah pembuangan sampah
dan limbah sungai dan limbah sungai
810. Program 817. Program
pengendalian sampah pengendalian sampah
yang masuk kedalam yang masuk kedalam
sungai melalui sungai melalui
Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/
Superkasih Superkasih
Pengelolaan Pengelolaan
persampahan (DAK) persampahan (DAK)
818. Pembuatan
saluran drainase/
saluran limbah rumah
tangga penampungan/
IPAL
819. Pembuatan
Toilet Umum, IPAL
Komunal, dan Tempat
Pembuangan Sampah
Akhir
820. Penyediaan
sarana dan prasarana
pengelolaan
persampahan (DAK)
821. Pengaturan 822. Pengaturan 825. Pengaturan Melakukan pengaturan BPDASHL Barito,
pengambilan kuantitas pengambilan kuantitas pengambilan kuantitas kuantitas pengambilan Dinas Pertanian,
air pada sumber- air pada sumber- air pada sumber- air Dinas ESDM,
sumber air, berupa sumber air, berupa sumber air, berupa BAPPEDA, Dinas
perijinan dan perijinan dan perijinan dan PU Kabupaten/
pelarangan pelarangan pelarangan kota, BWS
pemanfatan air pada pemanfatan air pada pemanfatan air pada Kalimantan II,
sumber-sumber air sumber-sumber air sumber-sumber air PEMDA Murung
823. Pengembangan 826. Pengembangan Raya, Gunung Mas,
sistem informasi sistem informasi Barito Utara, Barito
perizinan perizinan Selatan, Barito
824. Pemantauan 827. Pemantauan Timur, Kapuas,
dan pengawasan dan pengawasan Tabalong,
pelaksanaan perda pelaksanaan perda Balangan, Hulu
pemanfaatan air pemanfaatan air Sungai Utara, Hulu
828. Pengadaan Sungai Tengah,
software dan hardware Hulu Sungai
untuk pengembangan Selatan, Tapin,
sistem informasi Barito Kuala,
perizinan Kotabaru, Banjar,

263
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Pembangunan sumur Kota Banjarbaru,
pantau untuk Air Banjarmasin,
tanah, pada Tanah Laut
pengambilan debit
lebih dari 50 lt/ dt per
hektar
829. Pembuatan 831. Pembuatan 837. Pembuatan 847. Melakukan BPDASHL Barito,
peraturan terkait peraturan terkait peraturan terkait Pemantauan secara BLH, BAPPEDA,
persyaratan kualitas persyaratan kualitas persyaratan kualitas kontinyu agar lebih Dinas PU
air pada sumber- air pada sumber- air pada sumber- memudahkan di Kabupaten/ kota,
sumber air sumber air sumber air dalam monitoring BWS Kalimantan II,
830. Pembuatan 832. Pembuatan 838. Pembuatan kondisi perubahan PEMDA Murung
peratuan terkait peratuan terkait peratuan terkait sungai sedini Raya, Gunung Mas,
persyaratan kualitas persyaratan kualitas persyaratan kualitas mungkin Barito Utara, Barito
buangan limbah, buangan limbah, buangan limbah, 848. Membuat Selatan, Barito
sampah dan limbah B3 sampah dan limbah B3 sampah dan limbah B3 Program bertahap Timur, Kapuas,
ke badan air ke badan air ke badan air jangka pendek dan Tabalong,
833. Pelibatan dan 839. Pelibatan dan jangka panjang dalam Balangan, Hulu
pemberdayaan pemberdayaan mengembalikan baku Sungai Utara, Hulu
masyarakat terkait masyarakat terkait mutu air berdasarkan Sungai Tengah,
pengelolaan kualitas pengelolaan kualitas indikator-indikator Hulu Sungai
air pada sumber air air pada sumber air yang telah ditetapkan Selatan, Tapin,
834. Pengelolaan 840. Pengelolaan 849. Monitoring Barito Kuala,
kualitas air sungai- kualitas air sungai- Kegiatan Kotabaru, Banjar,
sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten Pertambangan Secara Kota Banjarbaru,
Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan Terpadu Banjarmasin,
Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, Tanah Laut
Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah,
dan Kecamatan dan Kecamatan
Mantangai] Mantangai]
835. Pengelolaan 841. Pengelolaan
kualitas air sungai kualitas air sungai
pada kawasan pada kawasan
pertambangan di; pertambangan di;
✓ Provinsi ✓ Provinsi
Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
[Kabupaten [Kabupaten
Tabalong, Tabalong,
Kabupaten HSU, Kabupaten HSU,
Kabupaten HSS, Kabupaten HSS,
Kabupaten HST, Kabupaten HST,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjar,
dan Kabupaten dan Kabupaten
Tapin Tapin

264
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
✓ Provinsi ✓ Provinsi
Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
[Sungai Karau, [Sungai Karau,
Sungai Ayuh, Sungai Ayuh,
Sungai Maruwai, Sungai Maruwai,
dan Sungai dan Sungai
Murung] Murung]
836. Monitoring 842. Monitoring
kegiatan kegiatan
pertambangan terpadu pertambangan terpadu
843. Membangun
pengolahan air baku
dalam rangka
peningkatan kualitas
sumber air
844. Pembangunan
Stasiun Pemantau
Kualitas Air pada
daerah pertambangan
dan industri yang
masuk sungai, waduk,
instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) dan
instalasi pengolahan
limbah Bahan
Berbahaya Beracun
(B3)
845. Pembangunan
Stasiun Pengolahan
Limbah oleh Pihak
Swasta
846. Peningkatan
O&P prasarana yang
sudah ada dan baru
dibangun

265
II. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR (SEDANG)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Penatagunaa Belum adanya Menentukan 850. Penentuan 851. Penentuan 852. Penentuan Menerbitkan Perda BAPPEDA Provinsi,
n Sumber zona pengalokasian batas zona batas dan Penetapan batas, Penetapan dan tentang zona BAPPEDA
Daya Air pemanfaatan zona pemanfaatan pemanfaatan sumber zona pemanfaatan Sosialisasi zona pemanfaatan sumber Kabupaten/ Kota
sumber air dan sumber air dan air dan peruntukan sumber air dan pemanfaatan sumber daya air dan Provinsi, BPDASHL
peruntukan peruntukan sumber air kedalam peruntukan sumber air dan peruntukan peruntukan air pada Barito,
sumber air yang sumber air ke peta RTRW air kedalam peta sumber air kedalam sumber air dengan Dinas Kehutanan
memperhatikan dalam beberapa Kabupaten/ Kota di RTRW Kabupaten/ peta RTRW memperhatikan Provinsi, Dinas
kepentingan golongan WS Barito Kota di WS Barito Kabupaten/ Kota di RTRW Provinsi, Kehutanan
berbagai jenis penggunaan air Target: 30 % Target: 60 % WS Barito Kabupaten/ Kota Kabupaten/ kota,
pemanfaatan termasuk baku Target: 100 % Melakukan BWS Kalimantan II,
mutunya penyuluhan kepada Dinas PU Provinsi,
masyarakat tentang Dinas PU
pentingnya Kabupaten/ Kota
mematuhi tata ruang
yang ada
Sempadan Mengembalikan 853. Penentuan 854. Penentuan dan 855. Penentuan dan Menerbitkan Perda
sumber air belum fungsi bantaran kawasan daerah Penetapan kawasan Penetapan kawasan tentang Sempadan
sepenuhnya dan sempadan sumber air (sempadan daerah sumber air daerah sumber air sungai, danau,
digunakan sungai sebagai sungai, waduk, (sempadan sungai, (sempadan sungai, waduk, mata air dan
sebagai batasan area konservasi danau, mata air dan waduk, danau, mata waduk, danau, mata sempadan sungai
dalam pantai) air dan pantai) hingga air dan pantai) hingga Melakukan
pemanfaatan 50% 100% penyuluhan kepada
ruang sumber air 856. Sosialisasi masyarakat tentang
perlindungan daerah pentingnya
sumber air pemeliharaan sungai
857. Pembuatan
rambu/ tanda
larangan pemanfaatan
air pada zona kritis
Penetapan 858. Penetapan 859. Perencanaan 860. Pembangunan Menetapkan
kawasan sabuk kawasan sabuk hijau teknis sabuk hijau di dan penanaman di kawasan sabuk hijau
hijau di kawasan di 25% kawasan 50% kawasan sungai kawasan sabuk hijau sumber air
sungai dan waduk sungai dan waduk dan waduk di 75% kawasan
sungai dan waduk
Belum ada Terdapat pedoman 861. Penyusunan 863. Penyusunan 865. Penyusunan, Melaksanakan
pedoman atau dan SOP pedoman dan SOP dan sosialisasi sosialisasi dan Penetapan Perda
SOP alokasi air pelaksanaan alokasi pedoman dan SOP pelaksanaan pedoman alokasi dan hak guna
maupun hak alokasi air dan hak 862. dan hak guna alokasi dan SOP alokasi air bagi pengguna
guna air guna air air bagi pengguna air 864. dan hak guna 866. dan hak guna yang sudah ada pada
di Seluruh air bagi pengguna air air bagi pengguna air masing-masing
Kabupaten/ Kota di Seluruh di Seluruh kabupaten dan kota
pada WS Barito

266
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ Kota pada
WS Barito WS Barito
Minimnya biaya Terdapat alokasi 867. Penyusunan 868. Penyusunan 869. Penyusunan Menetapkan perda Bappeda Provinsi,
OP yang dana untuk OP konsep prinsip konsep dan sosialisasi konsep, sosialisasi dan penerima manfaat Bappeda
disediakan baik dari penerima manfaat prinsip penerima penerapan prinsip menanggung biaya Kabupaten/ Kota,
sehingga banyak Pemerintah pusat/ membayar kecuali manfaat membayar penerima manfaat jasa pengelolaan SDA Dinas PU Provinsi,
prasarana daerah maupun untuk kebutuhan kecuali untuk membayar kecuali Penyusunan Dinas PU
sumber daya air dari partisipasi pokok sehari hari dan kebutuhan pokok untuk kebutuhan pedoman Kabupaten/ Kota ,
yang tidak masyarakat pertanian rakyat sehari hari dan pokok sehari hari dan perhitungan biaya Dinas Kehutanan
terpelihara pertanian rakyat pertanian rakyat jasa pengelolaan Provinsi, Dinas
dengan baik sumber daya air serta Kehutanan
metode Kabupaten/ kota
pembebanannya BPDASHL Barito,
kepada para BWS Kalimantan II
pemanfaat
2 Penyediaan Belum ada Ditetapkannya 870. Identifikasi 871. Identifikasi 873. Identifikasi Menetapkan dan Bappeda Provinsi,
Sumber aturan prioritas urutan ketersediaan air dan ketersediaan air dan ketersediaan air dan Melakukan Bappeda
Daya Air peruntukan air prioritas pengguna sumber pengguna sumber pengguna sumber Sosialisasi Peraturan Kabupaten/ Kota,
pada sumber air peruntukan air daya untuk daya untuk penentuan daya untuk penentuan Daerah tentang Dinas PU Provinsi,
pada sumber air penentuan urutan urutan prioritas urutan prioritas peruntukan air pada Dinas PU
prioritas penggunaannya penggunaannya sumber air termasuk Kabupaten/ Kota ,
penggunaannya 872. Penetapan 874. Penetapan urutan prioritas Dinas Kehutanan
prioritas pemanfaatan prioritas pemanfaatan penyediaannya Provinsi, Dinas
air terhadap air terhadap Kehutanan
ketersediaan air ketersediaan air Kabupaten/ kota
875. Sosialisasi BPDASHL Barito,
prioritas pemanfaatan BWS Kalimantan II
air terhadap
ketersediaan air
Tersedianya Terbangunnya 876. Studi 879. Studi 882. Studi Melakukan kegiatan BWS Kalimantan II,
potensi Waduk multi Kelayakan dan Detail Kelayakan dan Detail Kelayakan dan Detail operasional dan Bappeda Provinsi
tampungan air fungsi guna Desain Waduk Tapin Desain Waduk Tapin, Desain Waduk Tapin, pemeliharaan waduk Kalimantan Selatan
dalam rangka meningkatkan dan Waduk Balangan Waduk Balangan dan Waduk Balangan, dan secara rutin dan Dan Provinsi
penyediaan air ketersediaan air 877. Pembangunan Waduk Juloi Waduk Juloi berkala sesuai Kalimantan Tengah,
dan pemenuhan dan/ atau energi Waduk Tapin 880. Pembangunan 883. Pembangunan dengan standar yang Dinas PU
kebutuhan lainya listrik di WS Barito 878. Operasi dan Waduk Tapin dan Waduk Tapin, Waduk telah ditetapkan Kabupaten/ Kota,
di WS Barito Pemeliharaan Waduk Waduk Balangan Balangan dan Waduk PDAM, PT. PLN
Riam Kanan dan 881. Operasi dan Juloi (Persero)
Waduk Tapin Pemeliharaan Waduk 884. Operasi dan
Riam Kanan, Waduk Pemeliharaan Waduk
Tapin dan Waduk Riam Kanan, Waduk
Balangan Tapin, Waduk
Balangan dan Waduk
Juloi

267
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Cakupan air Terpenuhinya 885. Pembangunan 889. Pembangunan 893. Pembangunan Meningkatkan Unit BWS Kalimantan II,
bersih WS Barito kebutuhan akan dan Penambahan dan Penambahan dan Penambahan produksi dan PDAM, Bappeda
yang baru air bersih sehingga jumlah IPA jumlah IPA jumlah IPA memperbaiki sarana Provinsi Kalimantan
mencapai 27% capaian 886. Pembangunan 890. Pembangunan 894. Pembangunan dan prasarana air Selatan Dan
karena pemenuhan pipa transmisi & pipa transmisi & pipa transmisi & bersih di Kabupaten Tengah, Bappeda,
ketersediaan air kebutuhan air di distribusi distribusi distribusi Banjar, Kota Banjar Dinas PU
bersih dari PDAM WS Barito 887. Peningkatan 891. Peningkatan 895. Peningkatan Baru, Kota Kabupaten Banjar,
tidak memadai mencapai 100% pengambilan air baku pengambilan air baku pengambilan air baku Banjarmasin, Kota Banjar Baru,
dengan pembangunan dengan pembangunan dengan pembangunan Kabupaten Tapin, Kota Banjarmasin,
SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir Kabupaten Hulu Kabupaten Tapin,
PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan Sungai Selatan, Kabupaten Hulu
888. Peningkatan 892. Peningkatan 896. Peningkatan Kabupaten Kapuas Sungai Selatan,
Operasi dan Operasi dan Operasi dan Kabupaten Kapuas
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Jaringan Air PDAM Jaringan Air PDAM Jaringan Air PDAM
Terdapat potensi Terpenuhinya 897. Perencanaan 899. Perencanaan 902. Perencanaan BWS Kalimantan II,
pengembangan kebutuhan air Detail Desain untuk Detail Desain untuk Detail Desain untuk Bappeda Provinsi
daerah irigasi irigasi dalam Bendung dan Bendung dan Jaringan Bendung dan Jaringan Kalimantan Selatan
yang besar guna rangka Perluasan Jaringan irigasi irigasi irigasi Dan Provinsi
meningkatkan lahan irigasi 898. Pembangunan 900. Pembangunan 903. Pembangunan Kalimantan Tengah,
ketahanan secara optimal bendung untuk bendung untuk bendung untuk Dinas PU
pangan di WS Kabupaten/ Kota
memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan
Barito
air irigasi pada: air irigasi pada: air irigasi pada:
DI Riam Kanan 901. DI Riam 904. DI Riam
DI Karau Kanan Kanan
DI Karau DI Karau
DI Tampa DI Tampa
DI Kahakan DI Kahakan
DI Belanti DI Belanti
DI Karya Baru DI Tamba Jaya
DI Takuam DI Karya Makmur
DI Montalat DI Sei Gampa Asahi
DI Jamut DI Sei Bamban
DI Sawahan
DI Sei Raya
DI Karya Baru
DI Baruh Rintis
(Matabu)
DI Takuam
DI Montalat
DI Tandrehean
DI Jamut
DI Bawang

268
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Potensi irigasi Terpeliharanya 905. Meningkatkan 907. Meningkatkan 909. Meningkatkan Melaksanakan BWS Kalimantan II,
yang besar di WS prasarana/ operasi dan operasi dan operasi dan pengembangan BAPPEDA Provinsi,
Barito belum infrastruktur DI pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pelayanan dan BAPPEDA
seimbang dengan agar berfungsi prasarana/ prasarana/ prasarana/ peningkatan efisiensi Kabupaten/ Kota,
pemeliharaan sesuai kapasitas infrastruktur DI agar infrastruktur DI agar infrastruktur DI agar wilayah irigasi Dinas PU Kota
aset, sehingga operasinya berfungsi sesuai berfungsi sesuai berfungsi sesuai di Kota Banjarmasin, Banjarmasin, Kota
efisiensi Kota Banjar Baru, Banjar Baru, Kota
kapasitas operasinya kapasitas operasinya kapasitas operasinya
bangunan tidak Kota Banjar, Banjar, Kabupaten
906. Perbaikan dan 908. Perbaikan dan 910. Perbaikan dan
tercapai secara Kabupaten Tapin, Tapin, Kabupaten
peningkatan kualitas peningkatan kualitas peningkatan kualitas
optimal Kabupaten Hulu Hulu Sungai Utara,
jaringan irigasi untuk jaringan irigasi untuk jaringan irigasi untuk
Sungai Utara, Hulu Hulu Sungai
mengurangi mengurangi kebocoran mengurangi kebocoran
Sungai Selatan, Hulu Selatan, Hulu
kebocoran pada: pada: pada:
Sungai Tengah, Sungai Tengah,
DI Riam Kanan DI Riam Kanan DI Riam Kanan
Barito Selatan, Barito Selatan,
[26.000 Ha] [26.000 Ha]
[26.000 Ha] Kapuas Kapuas
DI Karau [3.794 Ha] DI Karau [3.794 Ha]
DI Karau [3.794 Ha] DI Pitap [4.000 Ha] DI Pitap [4.000 Ha]
DI Pitap [4.000 Ha] DI Amandit [5.472 Ha] DI Amandit [5.472 Ha]
DI Amandit [5.472 Ha] DI Telaga Langsat DI Telaga Langsat
DI Telaga Langsat [3.018 Ha] [3.018 Ha]
[3.018 Ha] DI Batang Alai [5.692 DI Batang Alai [5.692
Ha] Ha]
DI Batang Alai [5.692
DI Tapin [5.472 Ha] DI Tapin [5.472 Ha]
Ha] DI Tampa [2.000 Ha] DI Tampa [2.000 Ha]
DI Tapin [5.472 Ha] DI Haruyan Dayak DI Haruyan Dayak
DI Haruyan Dayak [1.859 Ha] [1.859 Ha]
[1.859 Ha] DI Intangan [1.611 Ha] DI Intangan [1.611 Ha]
DI Intangan [1.611 Ha] DI Kahakan [1.077 Ha] DI Kahakan [1.077 Ha]
DI Mangunang [1.165 DI Mangunang [1.165 DI Mangunang [1.165
Ha] Ha] Ha]
DI Binuang [1.408 Ha] DI Binuang [1.408 Ha] DI Binuang [1.408 Ha]
DI Majundre [365 Ha] DI Belanti [1.050 Ha] DI Belanti [1.050 Ha]
DI Uwang [400 Ha] DI Tamba Jaya [1.500
DI Natampin [291 Ha] DI Karya Baru [1.011 Ha]
DI Trinsing [388 Ha] Ha] DI Karya Makmur
DI Paran [188 Ha] DI Majundre [365 Ha] [1.178 Ha]
DI Suapin [400 Ha] DI Uwang [400 Ha] DI Sei Gampa Asahi
DI Paran [425 Ha] DI Baruh Rintis [1.750 Ha]
DI Mandiangin [104 (Matabu) [869 Ha] DI Sei Bamban [1.100
Ha] DI Takuam [500 Ha] Ha]
DI Sei Tabuk [328 Ha] DI Natampin [291 Ha] DI Sawahan [1.297
DI Tamiyang [330 Ha] DI Montallat [408 Ha] Ha]
DI Hayup [80 Ha] DI Trinsing [388 Ha] DI Sei Raya [1.660 Ha]
DI Jaro Atas [816 Ha] DI Jamut [680 Ha] DI Karya Baru [1.011
DI Paran [188 Ha] Ha]

269
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
DI Muang [300 Ha] DI Suapin [400 Ha]
DI Panggung [600 Ha] DI Paran [425 Ha] DI Majundre [365 Ha]
DI Mandiangin [104 DI Uwang [400 Ha]
Ha] DI Baruh Rintis
DI Sei Tabuk [328 Ha] (Matabu) [869 Ha]
DI Tamiyang [330 Ha] DI Takuam [500 Ha]
DI Hayup [80 Ha] DI Natampin [291 Ha]
DI Jaro Atas [816 Ha] DI Montallat [408 Ha]
DI Muang [300 Ha] DI Trinsing [388 Ha]
DI Panggung [600 Ha] DI Tandrehean [500
Ha]
DIR Alabio [6.000 Ha] DI Jamut [680 Ha]
DI Bawang [500 Ha]
DI Paran [188 Ha]
DI Suapin [400 Ha]
DI Paran [425 Ha]
DI Mandiangin [104
Ha]
DI Sei Tabuk [328 Ha]
DI Tamiyang [330 Ha]
DI Hayup [80 Ha]
DI Jaro Atas [816 Ha]
Kehilangan Air Berkurangnya 911. Perbaikan 912. Perbaikan dan 913. Perbaikan dan Melakukan PDAM, Dinas PU
Tinggi pada Kehilangan Air jaringan dan sistem Optimalisasi jaringan Optimalisasi jaringan Inventarisasi Provinsi, Dinas PU
operasional dalam operasional Pemipaan yang ada dan sistem Pemipaan dan sistem Pemipaan, Jaringan SPAM dan Kabupaten/ Kota,
SPAM SPAM (Existing), Target yang ada (Existing), Target hingga 100 % perbaikan jaringan Bappeda Provinsi
hingga 20 % Target hingga 45 % Kalimantan Selatan
Dan Tengah,
Bappeda
Kabupaten/ Kota,
BWS Kalimantan II
Adanya resiko Menurunkan 914. Sosialisasi 915. Sosialisasi 917. Sosialisasi Melaksanakan Dinas PU Provinsi,
pencemaran air resiko pencemaran jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman peningkatan Dinas PU
bersih penduduk sumber air ideal pembangunan ideal pembangunan ideal pembangunan pengawasan kualitas Kabupaten/ Kota,
individu (sumur penduduk dari sumur di Kabupaten/ sumur di Kabupaten/ sumur di Kabupaten/ air sumur gali dan air BLH Provinsi, BLH
gali, mata air dan sumur. Kota pada WS Barito Kota pada WS Barito Kota pada WS Barito hujan di Seluruh Kabupaten/ Kota,
air hujan) Disinfeksi sumur gali 918. Disinfeksi wilayah Kabupaten/ BPDASHL Barito,
di Kabupaten/ Kota sumur gali di Kota Dinas Kehutanan
pada WS Barito Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ kota,
916. Pemantauan WS Barito Dinas Kehutanan
kualitas air secara Pemantauan kualitas Provinsi, BWS
berkala air secara berkala Kalimantan II
919. Membangun
jaringan sumur

270
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pantau Kabupaten/
Kota pada WS Barito
Peningkatan
konstruksi dinding
sumur menjadi kedap
air
3 Penggunaan Belum Meningkatkan 920. Melakukan 921. Melakukan 922. Melakukan Mengalokasikan Dinas PU Provinsi,
Sumber Air termanfaatkanny operasi dan operasi dan operasi dan operasi dan anggaran biaya Dinas PU
a sumber daya air pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan operasi dan Kabupaten/ Kota,
dan prasarana/ prasarana/ prasarana/ prasarana/ pemeliharaan BWS Kalimantan II,
prasarananya infrastruktur infrastruktur jaringan infrastruktur jaringan infrastruktur jaringan prasarana/ Bappeda Provinsi,
sebagai media jaringan yang ada yang ada (eksisting) yang ada (eksisting) yang ada (eksisting) infrastruktur Bappeda
atau materi (eksisting) agar agar berfungsi optimal agar berfungsi optimal agar berfungsi optimal jaringan yang ada Kabupaten/ Kota
untuk memenuhi berfungsi optimal hingga 25% hingga 50% hingga 100% (eksisting) agar
berbagai berfungsi optimal
kebutuhan air 20
(dua puluh)
tahun
mendatang,
khususnya
prasarana/
infrastruktur
jaringan dari
sumber sampai
ke pengguna
Sebagian Perlu ada 923. Sinkronisasi 924. Sinkronisasi 925. Sinkronisasi Melakukan Dinas PU Provinsi,
Kabupaten belum penataan pola antara alokasi air antara alokasi air antara alokasi air penyuluhan kepada Dinas PU
memiliki Surat tanam dengan pola tanam dengan pola tanam dengan pola tanam pengguna air tentang Kabupaten/ Kota,
Keputusan yang telah disepakati yang telah disepakati yang telah disepakati pentingnya BWS Kalimantan II
Bupati tentang hingga 25% hingga 50% hingga 100% pengaturan alokasi
Pola Tanam air sesuai
kesepakatan
Potensi Terbangunnya 926. Perencanaan 928. Perencanaan 930. Perencanaan Melakukan BWS Kalimantan II,
pengembangan jaringan DI untuk Jaringan irigasi Jaringan irigasi Jaringan irigasi inventarisasi Dinas PU Provinsi,
DI di WS Barito meningkatkan 927. Pembangunan 929. Pembangunan 931. Pembangunan jaringan irigasi dan Dinas PU
yang mencapai efisiensi dan Jaringan irigasi untuk Jaringan irigasi untuk Jaringan irigasi untuk perencanaan Kabupaten/ Kota
28.470 Ha produksi pangan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan pengembangan
air irigasi pada: air irigasi pada: air irigasi pada: jaringan irigasi DI
DI Karau [3.333 Ha] DI Riam Kanan 932. DI Riam yang belum
DI Karya Baru [1.011 [20.000 Ha] Kanan [20.000 Ha] terbangun
Ha] DI Karau [3.333 Ha] DI Karau [3.333 Ha]
DI Tampa [500 Ha] DI Tampa [500 Ha]
DI Kahakan [1.077 Ha] DI Kahakan [1.077 Ha]
DI Belanti [1.050 Ha] DI Belanti [1.050 Ha]

271
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
DI Karya Baru [1.011 DI Tamba Jaya [1.500
Ha] Ha]
DI Baruh Rintis DI Karya Makmur
(Matabu) [738 Ha] [1.178 Ha]
DI Takuam [500 Ha] DI Sei Gampa Asahi
DI Montallat [408 Ha] [1.750 Ha]
DI Jamut [300 Ha] DI Sei Bamban [1.100
Ha]
DI Sawahan [1.297
Ha]
DI Sei Raya [1.660 Ha]
DI Karya Baru [1.011
Ha]
DI Sei Telan Besar
[1.234 Ha]
DI Baruh Rintis
(Matabu) [738 Ha]
DI Takuam [500 Ha]
DI Montallat [408 Ha]
DI Tandrehean [500
Ha]
DI Jamut [300 Ha]
DI Bawang [400 Ha]
Pemanfaatan air Terpenuhinya 933. Rehabilitasi 934. Rehabilitasi 935. Rehabilitasi Melakukan BWS Kalimantan II,
untuk Irigasi dan kebutuhan air jaringan Irigasi dan jaringan Irigasi dan jaringan Irigasi dan Rehabilitasi Daerah Dinas PU Provinsi,
Irigasi Rawa Irigasi dan Irigasi Irigasi Rawa Irigasi Irigasi Irigasi dan Daerah Dinas PU
belum optimal rawa RawaPembangunan RawaPembangunan Irigasi Rawa Kabupaten/ Kota
Daerah Irigasi dan Daerah Irigasi dan
Daerah Irigasi Rawa Daerah Irigasi Rawa
Perkembangan Pemenuhan air 936. Peningkatan 937. Peningkatan 939. Peningkatan Meningkatan BWS Kalimantan II,
kota Martapura Baku untuk pengambilan air baku pengambilan air baku pengambilan air baku kapasitas Dinas PU Provinsi
dan Banjarmasin keperluan dengan pembangunan dengan pembangunan dengan pembangunan pemenuhan Kalimantan Selatan,
makin pesat domestik di Kota SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir Kebutuhan air baku Dinas PU
sebagai kota Martapura, Kota PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan di Kota Martapura, Kabupaten/ Kota,
kunjungan Banjarmasin 938. Peningkatan 940. Peningkatan Kota Banjar, dan PT. PLN (Persero),
wisata, sehingga sebesar 3.000 lt/ Operasi dan Operasi dan Kota Banjarmasin Swasta
diperlukan dt Pemeliharaan Pemeliharaan
dukungan Jaringan Air SPAM Jaringan Air SPAM
penyediaan air Regional Regional
bersih dan listrik
untuk
menunjang iklim
investasi dan
perdagangan

272
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
4 Pengembang Hasil Terpenuhinya 941. Pembukaan 944. Pembukaan 947. Pembukaan Melakukan BAPPEDA Provinsi,
an Sumber perhitungan kebutuhan air lahan pertanian yang lahan pertanian yang lahan pertanian yang pengembangan BAPPEDA
Daya Air neraca pangan baku untuk produktif dan sesuai produktif dan sesuai produktif dan sesuai daerah irigasi baru Kabupaten/ Kota,
menunjukkan pengairan sawah dengan RTRW dengan RTRW dengan RTRW untuk mendukung BWS Kalimantan II,
masih irigasi sebagai maupun kesesuaian maupun kesesuaian maupun kesesuaian swasembada pangan Dinas PU Provinsi,
diperlukannya akibat perluasan lahannya. lahannya. lahannya. di Wilayah WS Barito, Dinas PU
penambahan daerah irigasi 942. Penyediaan 945. Penyediaan 948. Penyediaan melalui pembukaan Kabupaten/ Kota
areal irigasi sumber air yang sumber air yang sumber air yang lahan, penyediaan air
untuk mencapai berasal dari embung/ berasal dari embung/ berasal dari embung/ melalui tampungan,
keseimbangan bendung yang mampu bendung yang mampu bendung yang mampu dan pembangunan
neraca pangan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan jaringan irigasi
air baku. air baku. air baku.
943. Perencanaan 946. Perencanaan 949. Perencanaan
jaringan irigasi jaringan irigasi jaringan irigasi
pendukung pendukung pendukung
Target hingga 35% Target hingga 70% Target hingga 100%
Terdapat potensi Pemenuhan 950. Pembangunan 952. Pembangunan 954. Pembangunan Melaksanakan BWS Kalimantan II,
tampungan air kebutuhan air dan sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana pengembangan Dinas PU Provinsi,
untuk peningkatan bangunan bendungan bangunan bendungan bangunan bendungan potensi tampungan Dinas PU
Pemenuhan ketersediaan multiguna pada lokasi multiguna pada lokasi multiguna pada lokasi waduk untuk Kabupaten/ Kota
kebutuhan air listrik Waduk Tapin Waduk Tapin dan Waduk Tapin, Waduk multiguna dan
dan energi listrik 951. Operasi dan Waduk Balangan Balangan dan Waduk melakukan operasi
dan pemeliharaan
Pemeliharaan Waduk 953. Operasi dan Juloi
bangunan yang ada
Riam Kanan dan Pemeliharaan Waduk 955. Operasi dan
Waduk Tapin Riam Kanan, Waduk Pemeliharaan Waduk
Tapin dan Waduk Riam Kanan, Waduk
Balangan Tapin, Waduk
Balangan dan Waduk
Juloi

Kebutuhan air Pemenuhan 956. Pengembanga 957. Pengembangan 958. Pengembangan Melaksanakan BWS Kalimantan II,
untuk berbagai kebutuhan air n Rencana Rencana Pengambilan Rencana Pengambilan peningkatan dan Dinas PU Provinsi,
pemanfaatan untuk berbagai Pengambilan Untuk Untuk Kebutuhan Air Untuk Kebutuhan Air pengembangan Dinas PU
belum terpenuhi pemanfaatan Kebutuhan Air Minum Minum di Bendung Minum di Bendung Pengambilan Air Kabupaten/ Kota,
dapat tercapai di Bendung Karang Karang intan, Karang intan, Minum PDAM
intan, Marabahan, Marabahan, Negara, Marabahan, Negara,
Negara, Rantau, Rantau, Muarauya, Rantau, Muarauya,
Muarauya, Kuala Kuala kapuas, Kuala kapuas,
kapuas, Purukcahu, Purukcahu, Purukcahu,
Telagalangsat, Telagalangsat, Telagalangsat,
Tanjung hingga 30% Tanjung hingga 70% Tanjung hingga 100%
Peningkatan Aplikasi sistem 959. Pengembanga 960. Pengembangan 961. Pengembangan Melakukan BWS Kalimantan II,
produksi pangan irigasi hemat air n Sistem Irigasi SRI Sistem Irigasi SRI Sistem Irigasi SRI penyuluhan kepada Dinas PU Provinsi,

273
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
dalam rangka secara bertahap secara bertahap secara bertahap petani tentang Dinas PU
mendukung hingga 5% hingga 10% hingga 25% metode SRI (System Kabupaten/ Kota
ketahanan of Rice
pangan Nasional Intensification)
Kebutuhan Terpenuhinya 962. Studi 964. Studi 966. Studi Melaksanakan BWS Kalimantan II,
energi seperti kebutuhan Listrik Kelayakan, Detail Kelayakan, Detail Kelayakan, Detail operasi dan Bappeda Provinsi
energi listrik baik untuk rumah Desain dan Desain dan Desain dan pemeliharaan Kalimantan Selatan
mengalami tangga, industri, Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA bangunan PLTA Dan Provinsi
peningkatan fasilitas umum, Tapin Tapin Tapin, PLTA Juloi Melakukan Kalimantan Tengah,
setiap tahunnya dll. 963. Operasi dan 965. Operasi dan 967. Operasi dan Pemenuhan Dinas PU
dan Kekurangan Pemeliharaan PLTA Kebutuhan Listrik Kabupaten/ Kota,
Pemeliharaan PLTA Pemeliharaan PLTA
Daya Listrik Riam Kanan, PLTA dengan PDAM, PT. PLN
Riam Kanan, PLTA Riam Kanan, PLTA
memerlukan Tapin pembangunan PLTA (Persero)
upaya untuk Tapin Tapin, PLTA Juloi baru
peningkatan
penyediaan
listrik melalui
energi
terbarukan
seperti PLTA
Terdapat lahan Terpenuhinya 968. Perencanaan 970. Perencanaan 972. Perencanaan Melakukan BWS Kalimantan II,
yang tidak kebutuhan air sumur produksi sumur produksi sumur produksi pengembangan Kementrian PU,
terjangkau untuk daerah jaringan irigasi air jaringan irigasi air jaringan irigasi air Jaringan Irigasi Air BAPPEDA, Dinas
jaringan irigasi irigasi yang tidak tanah tanah tanah tanah Pengairan, Dinas
air permukaan. terjangkau air 969. Pembuatan 971. Pembuatan 973. Pembuatan Pekerjaan Umum
permukaan sumur produksi sumur produksi sumur produksi
jaringan irigasi air jaringan irigasi air jaringan irigasi air
tanah, & pengadaan tanah, & pengadaan tanah, & pengadaan
peralatan pompa peralatan pompa peralatan pompa
Target Pemenuhan: 25 Target Pemenuhan: 60 Target Pemenuhan:
% % 100 %
5 Pengusahaa Terdapat potensi Penggunaan air 974. Penyusunan 975. Penyusunan 977. Penyusunan Menyusun pedoman Bappeda Provinsi,
n Sumber untuk dan wadah air dan penetapkan dan penetapkan dan penetapkan perhitungan biaya Bappeda
Daya Air pengusahaan pada suatu lokasi kriteria bagian SDA kriteria bagian SDA kriteria bagian SDA jasa pengelolaan Kabupaten/ Kota,
sumber daya air tertentu sesuai yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sumber daya air serta Dinas
pada ruas sungai persyaratan yang pengusahaan dengan pengusahaan dengan pengusahaan dengan metode Perindustrian,
tertentu oleh ditentukan dalam tetap mengutamakan tetap mengutamakan tetap mengutamakan pembebanannya Dinas PU Provinsi,
dunia usaha dan perizinan kepentingan publik. kepentingan publik. kepentingan publik. kepada para Dinas PU
masyarakat 976. Pembuatan 978. Pembuatan pemanfaat untuk Kabupaten/ Kota,
Pilot Proyek Penerima Pilot Proyek Penerima seluruh Kabupaten/ BWS Kalimantan II
Manfaat Menanggung Manfaat Menanggung Kota
Biaya Jasa Biaya Jasa
Pengelolaan SDA Pengelolaan SDA
untuk WS Barito untuk WS Barito

274
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Terdapat sistem 979. Mengembangk 980. Mengembangk 981. Mengembangk Menyusun Bappeda Provinsi,
pemantauan dan an dan an dan an dan persyaratan dan Bappeda
pengawasan menyempurnakan menyempurnakan menyempurnakan prosedur kerjasama Kabupaten/ Kota,
pelaksanaan persyaratan dan persyaratan dan persyaratan dan dalam pengusahaan Dinas
pengusahaan prosedur kerjasama prosedur kerjasama prosedur kerjasama SDA di untuk Perindustrian,
untuk pengaturan pengusahaan SDA pengusahaan SDA pengusahaan SDA seluruh Kabupaten/ Dinas PU Provinsi,
peran dunia usaha Kota Dinas PU
dalam Kabupaten/ Kota,
pengusahaan SDA BWS Kalimantan II,
PDAM, PT. PLN
(Persero), Swasta
Terdapat potensi terpeliharanya 982. Pengembanga 983. Pengembangan 984. Pengembangan Menjaga kelestarian Bappeda Provinsi,
wisata air dan potensi wisata air n dan Pelestarian dan Pelestarian dan Pelestarian wisata air dan Bappeda
pelestarian dan kearifan lokal kegiatan wisata air kegiatan wisata air kegiatan wisata air mensosialisasikan Kabupaten/ Kota,
kearifan lokal (pasar apung, sarana (pasar apung, sarana (pasar apung, sarana pariwisata berbasis Dinas Pariwisata,
pemancingan, air pemancingan, air pemancingan, air sumber daya air Dinas PU Provinsi,
terjun, danau dan terjun, danau dan terjun, danau dan Dinas PU
wisata alam lainnya) wisata alam lainnya) wisata alam lainnya) Kabupaten/ Kota,
BWS Kalimantan II
Belum ada Peran dunia usaha 985. Penyusunan 986. Penyusunan 988. Penyusunan Menetapkan sistem Bappeda Provinsi,
aturan dan dalam persyaratan dan persyaratan dan persyaratan dan perizinan Bappeda
prosedur dalam pengusahaan prosedur dalam prosedur dalam prosedur dalam pengusahaan SDA Kabupaten/ Kota,
penggunaan air sumber daya air penggunaan air untuk penggunaan air untuk penggunaan air untuk Menetapkan kriteria Dinas Industri
meningkat dengan proses produksi dan proses produksi dan proses produksi dan pengusahaan air Provinsi, Dinas
tetap pendingin, untuk pendingin, untuk pendingin, untuk Industri
mengutamakan tenaga kerja di tenaga kerja di tenaga kerja di Kabupaten/ Kota,
kepentingan kawasan industri, kawasan industri, kawasan industri, Dinas PU Provinsi,
masyarakat dalam kemasan dari dalam kemasan dari dalam kemasan dari Dinas PU
mata air mata air mata air Kabupaten/ Kota,
987. Penegakan 989. Penegakan BWS Kalimantan II
sanksi bagi pengguna sanksi bagi pengguna
air yang tidak sesuai air yang tidak sesuai
dengan peraturan dengan peraturan
Kurang terciptanya 990. Menyehatkan 991. Menyehatkan 992. Menyehatkan Melakukan BWS Kalimantan II,
optimanya kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan revitalisasi PDAM Dinas PU Provinsi,
pengelolaan pengelolan sumber pelayanan air minum pelayanan air minum pelayanan air minum untuk seluruh Dinas PU
sumber daya air daya air yang (PDAM), mencakup (PDAM), mencakup (PDAM), mencakup Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota,
dan profesional redefinisi redefinisi redefinisi PDAM
kelembangaan kelembagaan, kelembagaan, kelembagaan,
yang belum profesionalisme profesionalisme profesionalisme
profesional pelayanan, full cost pelayanan, full cost pelayanan, full cost
recovery dan recovery dan recovery dan
peningkatan cakupan peningkatan cakupan peningkatan cakupan
pelayanan hingga 35% pelayanan hingga 70%

275
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pelayanan hingga
100%

276
III. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR (SEDANG)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Pencegahan Banjir melanda Penurunan volume 993. Pembangunan 994. Pembangunan 996. Pembangunan Melakukan Dinas Pengairan,
Daya Rusak hampir setiap sampah yang sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana Sosialisasi kesadaran Dinas Pekerjaan
Air tahun di kota- dibuang ke sungai, pengumpulan sampah pengumpulan sampah pengumpulan sampah untuk membuang umum Kabupaten
kota utama di Pengelola sistem komunal Kota Kuala komunal Kota Kuala komunal Kota Kuala sampah pada tempat Kuala Kapuas, BWS
Provinsi pengolahan Kapuas Kapuas Kapuas sampah Kalimantan II,
Kalimantan sampah 995. Penyusunan 997. Penyusunan BAPPEDA
Tengah dan dan sosialisasi Perda dan sosialisasi Perda Kabupaten Kuala
Kalimantan Pembuangan sampah Pembuangan sampah Kapuas
Selatan, ke badan sungai ke badan sungai
menimbulkan Pengembangan TPA
kerugian Kota Kuala Kapuas
terhadap rumah Kawasan ibukota 998. Perencanaan 999. Perencanaan 1001. Perencanaan Menyusun Kebijakan Dinas Pengairan,
dan lahan Kabupaten yang dan pengelolaan dan pengelolaan dan pengelolaan perencanaan dan Dinas Pekerjaan
pertanian rawa, bebas banjir drainase primer dan drainase primer dan drainase primer dan pengelolaan drainase umum Kabupaten
dan fluktuasi skunder kota Kuala skunder kota Kuala skunder kota Kuala primer dan skunder Kuala Kapuas, BWS
banjir mencapai Kapuas Kapuas Kapuas kota Kuala Kapuas Kalimantan II,
2m 1000. Perencanaan 1002. Perencanaan BAPPEDA
dan pembangunan dan pembangunan Kabupaten Kuala
sumur resapan kota sumur resapan kota Kapuas
Kuala Kapuas Kuala Kapuas
1003. Normalisasi
dan pengelolaan
saluran drainase
primer kota Kuala
Kapuas
Perlindungan 1004. Penanggulang 1006. Penanggulang 1009. Penanggulang Menyusun Dinas Pengairan,
Banjir terhadap an Banjir Sungai an Banjir Sungai an Banjir Sungai Perencanaan Dinas Pekerjaan
Luapan Sungai Martapura & Sungai Martapura & Sungai Martapura & Sungai penanggulangan umum Kabupaten
Martapura & Tabalong Tabalong Tabalong banjir Kuala Kapuas, BWS
Sungai Tabalong 1005. Penanggulang 1007. Penanggulang 1010. Penanggulang Kalimantan II,
an Bencana Banjir di an Bencana Banjir di an Bencana Banjir di BAPPEDA
Kawasan Kawasan Kawasan Kabupaten Kuala
Pengambangan & Pengambangan & Pengambangan & Kapuas
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong
1008. Pembangunan 1011. Pembangunan
Tanggul Penahan Tanggul Penahan
Banjir Sungai Banjir Sungai
Martapura Jl. Piere Martapura Jl. Piere
Tendean, Dan Tendean, Dan
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong
1012. Normalisasi 1013. Normalisasi 1014. Normalisasi
Sungai Martapura Sungai Martapura Sungai Martapura

277
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
(Penunjang saluran (Penunjang saluran (Penunjang saluran
pembuang D.I. Riam pembuang D.I. Riam pembuang D.I. Riam
Kanan) Kanan) Kanan)
Perlindungan 1015. Perencanaan 1016. Perencanaan 1018. Perencanaan Menyusun Pemda Kabupaten,
banjir terhadap bangunan pengendali bangunan pengendali bangunan pengendali masterplan Dinas Pengairan,
aset ekonomi kota banjir sungai Kapuas, banjir sungai Kapuas banjir sungai Kapuas pengelolaan banjir, Dinas Pekerjaan
terhadap luapan contoh: Talud, dan 1017. Pembangunan 1019. Pembangunan dan outline plan umum, BWS
sungai utama sistem drainase bangunan pengendali bangunan pengendali drainase Kalimantan II,
Kapuas Murung banjir sungai Kapuas, banjir sungai Kapuas BAPPEDA
contoh: Talud, dan 1020. Pemeliharaan
sistem drainase bangunan pengendali
banjir sungai Kapuas,
contoh: Talud, dan
sistem drainase
Permasalahan Penurunan 1021. Penanggulang 1022. Penanggulang 1024. Penanggulang Menyusun Dinas Pekerjaan
banjir tahunan kerugian akibat an Banjir Sungai an Banjir Sungai an Banjir Sungai masterplan umum & BAPPEDA
yang meluap di genangan banjir Negara (Penunjang Negara (Penunjang Negara (Penunjang pengelolaan banjir, Kabupaten Hulu
sepanjang tahunan terhadap Polder Alabio) Polder Alabio) Polder Alabio) dan outline plan Sungai Tengah,
Sungai Nagara perumahan, lahan 1023. Penyusunan 1025. Penyusunan drainase BWS Kalimantan II
pertanian rawa, Masterplan banjir Masterplan banjir
antara lain di Sungai Nagara Sungai Nagara
Amuntai dan HST 1026. Pembangunan
bangunan pengendali
banjir Sungai Nagara
1027. Normalisasi 1028. Normalisasi 1030. Normalisasi
Sungai Negara Sungai Negara Sungai Negara
(Hamayung- (Hamayung- (Hamayung-
Paharangan Paharangan Paharangan
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan, Sungai Selatan, Sungai Selatan, Sungai
Tambangan Tambangan Tambangan
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan) Selatan) Selatan)
1029. Normalisasi 1031. Normalisasi
Sungai Negara (Sungai Sungai Negara (Sungai
Muning Tengah- Muning Tengah-
Batang alai Batang alai
Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan) Selatan)
1032. Normalisasi
Sungai Batang Alai
Desa Sungai Buluh
(Dusun Pudak Setegal,
Dusun Ampukung,

278
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Dusun Halong, Dusun
Bangkiling Raya,
Dusun Nawin dan
Belakang BPD
Tanjung)
Permasalahan Penurunan nilai 1033. Survei dan 1034. Survei dan 1036. Survei dan 1039. Menyusun BAPPEDA, Dinas
banjir tahunan kerugian banjir Investigasi penyebab Investigasi penyebab Investigasi penyebab masterplan Pekerjaan umum
yang meluap di secara signifikan banjir Sungai Tapin banjir Sungai Tapin banjir Sungai Tapin pengelolaan banjir, Kabupaten Tapin,
Kota Tapin, terhadap kerugian dan SID Pengendalian dan SID Pengendalian dan SID Pengendalian dan outline plan Kabupaten Hulu
selain karena genangan banjir Banjir Sungai Tapin Banjir Sungai Tapin Banjir Sungai Tapin drainase di: Sungai Tengah,
faktor sungai tahunan terhadap 1035. Penyusunan 1037. Penyusunan a. Kabupaten Tapin, Kabupaten
hilir juga di rumah dan lahan Masterplan banjir Masterplan banjir b. Kabupaten Hulu Balangan,
kondisi hulu Sungai Tapin Sungai Tapin Sungai Tengah, Kabupaten
akibat .. 1038. Pembangunan c. Kabupaten Tabalong,
bangunan pengendali Balangan, Kabupaten Barito
banjir Sungai Tapin d. Kabupaten Selatan, Kabupaten
Permasalahan Penurunan 1040. Survei dan 1041. Survei dan 1043. Survei dan Tabalong, Barito Utara, BWS
banjir yang kerugian banjir Investigasi penyebab Investigasi penyebab Investigasi penyebab e. Kabupaten Barito Kalimantan II
merugikan lahan terhadap lahan banjir Sungai Barabai, banjir Sungai Barabai, banjir Sungai Barabai, Selatan,
persawahan di pertanian sawah Sungai Batang Alai, Sungai Batang Alai, Sungai Batang Alai, f. Kabupaten Barito
HST dan HSS darat yang 1042. Penyusunan 1044. Penyusunan Utara
tergenang Masterplan Masterplan
Pengendalian banjir Pengendalian banjir
Sungai Balangan, dan Sungai Balangan, dan
Sungai Tabalong Sungai Tabalong
Permasalahan Penurunan nilai 1045. Survei dan 1046. Survei dan 1048. Survei dan
banjir tahunan kerugian Investigasi Investigasi Investigasi
di pertemuan genangan banjir di pengendalian banjir pengendalian banjir pengendalian banjir
Sungai Ayuh dan permukiman, Sungai Ayuh dan SID Sungai Ayuh dan SID Sungai Ayuh dan SID
Main Stream pasar, Perkuatan Tebing Perkuatan Tebing Perkuatan Tebing
Barito perkebunan, Sungai Barito di Sungai Barito di Sungai Barito di
ternak, dan Marabahan Marabahan Marabahan
pertanian rawa 1047. Penyusunan 1049. Penyusunan
Masterplan Masterplan
Pengendalian banjir Pengendalian banjir
Sungai Ayuh, Sungai Ayuh,
Pembangunan Pembangunan
Tanggul Banjir Sungai Tanggul Banjir Sungai
Barito di Marabahan Barito di Marabahan
1050. Pembangunan
Bangunan Pengendali
banjir Sungai Ayuh
Banjir terjadi Penurunan nilai 1051. Survei dan 1052. Survei dan 1053. Survei dan
setiap tahun di kerugian Investigasi Investigasi Investigasi

279
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kota Muara genangan banjir di pengendalian banjir pengendalian banjir pengendalian banjir
Teweh permukiman, Sungai Teweh Sungai Teweh Sungai Teweh
pasar, Penyusunan Penyusunan
perkebunan, Masterplan Masterplan
ternak, dan Pengendalian banjir Pengendalian banjir
pertanian rawa Sungai Teweh Sungai Teweh
1054. Pembangunan
Bangunan Pengendali
banjir Sungai Teweh
Banjir dan Menurunnya 1055. Studi 1056. Studi 1057. Studi
Kekeringan resiko banjir dan Penyusunan Peta Penyusunan Peta Penyusunan Peta
terjadi di kekeringan di Rawan Banjir, Rawan Banjir, Rawan Banjir,
Provinsi Kalimantan Rencana dan Rencana dan Rencana dan
Kalimantan Selatan Kekeringan di Provinsi Kekeringan di Provinsi Kekeringan di Provinsi
Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
Meluapnya, Turunnya 1058. Pembangunan 1061. Pembangunan 1066. Pembangunan
Sungai Amandit, frekuensi dan Sarana/ prasarana Sarana/ prasarana Sarana/ prasarana
Sungai kuantitas luapan, pengendalian banjir pengendalian banjir pengendalian banjir
Petarikan, Sungai Amandit, 1059. SID 1062. SID 1067. SID
Sungai Kandang Sungai Petarikan, Pengendalian banjir, Pengendalian banjir, Pengendalian banjir,
Jaya, Sungai Sungai Kandang Jorong, Asam-asam & Jorong, Asam-asam & Jorong, Asam-asam &
Maluka, dan Jaya, Sungai Kintap Kintap Kintap
Sungai Riam Maluka dan 1060. SID 1063. SID 1068. SID
Kiwa Sungai Riam Kiwa Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir
Sungai Amandit Sungai Amandit Sungai Amandit
1064. SID 1069. SID
Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir
Desa Karang Bintang Desa Karang Bintang
Tanah Bumbu Tanah Bumbu
1065. Pembangunan 1070. Pembangunan
Tanggul Banjir Tanggul Banjir
Kampung Melayu Kampung Melayu
1071. Pembangunan
Tanggul Penahan
Banjir Sungai Riam
Kiwa Desa Bawahan
Seberang
1072. -
Pembangunan
Tanggul Banjir Sungai
Petarikan
1073. Normalisasi 1074. Normalisasi 1075. Normalisasi
Sungai Maluka Sungai Maluka Sungai Maluka

280
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1076. Normalisasi 1077. Normalisasi 1078. Normalisasi
Sungai Kandang Jaya Sungai Kandang Jaya Sungai Kandang Jaya
1079. Normalisasi 1080. Normalisasi 1081. Normalisasi
Sungai Amandit Sungai Amandit Sungai Amandit
(Amandit lama (Amandit lama (Amandit lama
jurusan Kecamatan jurusan Kecamatan jurusan Kecamatan
Simpur-Kalumpang & Simpur-Kalumpang & Simpur-Kalumpang &
Sudetan Sungai Sudetan Sungai Sudetan Sungai
amandit Kecamatan amandit Kecamatan amandit Kecamatan
Kandangan) Kandangan) Kandangan)
1082. Pengerukan/ 1083. Pengerukan/ 1084. Pengerukan/
Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai
Amparan Jambu Amparan Jambu Amparan Jambu
Kecamatan Karang Kecamatan Karang Kecamatan Karang
Bintang Bintang Bintang
1085. Sodetan 1086. Sodetan 1087. Sodetan
Sungai Satui hilir Sungai Satui hilir Sungai Satui hilir
1088. Pekerjaan 1089. Pekerjaan 1090. Pekerjaan
Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran
Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/
Pamintangan (Q = 150 Pamintangan (Q = 150 Pamintangan (Q = 150
m3/ dt) m3/ dt) m3/ dt)
1091. Pekerjaan 1092. Pekerjaan 1093. Pekerjaan
Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran
Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/
Pamintangan (Q = 200 Pamintangan (Q = 200 Pamintangan (Q = 200
m3/ dt) m3/ dt) m3/ dt)
1094. Pengerukan/ 1095. Pengerukan/ 1096. Pengerukan/
Normalisasi Sunghai Normalisasi Sunghai Normalisasi Sunghai
Selok Mati di kec. Selok Mati di kec. Selok Mati di kec.
Kusan hilir Kusan hilir Kusan hilir
Laju Erosi dan Turunnya tingkat 1097. Perencanaan 1098. Pembangunan 1099. Pemeliharaan Mengendaliakn laju BAPPEDA, Dinas
Sedimentasi erosi dan bangunan pengendali bangunan pengendali bangunan pengendali erosi dan sedimentasi Pengairan, Dinas
semakin berkurangnya sedimen dan erosi, di sedimen dan erosi, di sedimen dan erosi, di melalui kegiatan sipil Pekerjaan umum
meningkat sedimentasi Kabupaten Murung Kabupaten Murung Kabupaten Murung teknis, dan Kabupaten Murung
Raya, Gunung mas, Raya, Gunung mas, Raya, Gunung mas, rehabilitasi hutan Raya, Gunung mas,
Barito Utara, dan Barito Utara, dan Barito Utara, dan Barito Utara, dan
Kapuas Kapuas Kapuas Kapuas, BWS
Kalimantan II
Longsornya Tebing sungai 1100. Rehabilitasi 1101. Rehabilitas 1102. Rehabilitas Melakuakn BAPPEDA, Dinas
tebing sungai tidak mudah Pengamanan tebing Pengamanan tebing Pengamanan tebing Pengamanan & Pengairan, Dinas
terutama di longsor terutama sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten perkuatan tebing Pekerjaan umum
bagian belokan pada saat banjir Kapuas, Barito Kapuas, Barito Kapuas, Barito sungai di: Kabupaten Kapuas,
luar Barito Tengah,

281
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Tengah, Barito Tengah, Barito Tengah, Barito a. Kabupaten Barito Selatan, BWS
Selatan, Target: 23 % Selatan, Target: 45 % Selatan, Target: 100 % Kapuas, Kalimantan II
b. Kabupaten Barito
Tengah,
c. Kabupaten Barito
Selatan
Perubahan garis Pengamanan 1103. Pengamanan 1104. Pengamanan 1105. Pengamanan Melakukan BWS Kalimantan II,
pantai (maju) pemukiman dan pantai 20% meliputi: pantai 45 % meliputi: pantai 75 % meliputi: pengaman pantai di Bappeda, Dinas PU,
dan kerusakan mengembalikan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Kabupaten Tanah Dinas Pengairan
pemukiman di garis pantai ke pengamanan garis pengamanan garis pengamanan garis Laut dan Provinsi Kalimantan
sekitar semula dan pantai dan pantai dan pantai dan Banjarmasin Selatan dan Kab
sempadan pengamanan pemukiman di pemukiman di pemukiman di Tanah Laut &
pantai pemukiman sepanjang pantai sepanjang pantai sepanjang pantai Banjarmasin
1106. Sarana/ 1109. Sarana/ 1112. Sarana/
prasarana pengaman prasarana pengaman prasarana pengaman
pantai yang dibangun. pantai yang dibangun. pantai yang dibangun.
1107. SID Abrasi 1110. SID Abrasi 1113. SID Abrasi
Pantai Aluh Aluh Pantai Aluh Aluh Pantai Aluh Aluh
1108. SID Pengaman 1111. SID Pengaman 1114. SID Pengaman
Pantai Pagatan Pantai Pagatan Pantai Pagatan
Penanganan Penanganan 1115. Penanganan 1117. Rancangan 1119. Rancangan Menangani abrasi BWS Kalimantan II,
Abrasi Pantai abrasi pantai lebih abrasi pantai dengan mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ pantai di Kabupaten Bappeda, Dinas PU,
masih minim intensif upaya vegetatif tanggap darurat tanggap darurat Tanah Laut dan Dinas Pengairan
sepanjang 1118. Penanganan 1120. Penanganan Banjarmasin Provinsi Kalimantan
1116. kecamatan di abrasi pantai dengan abrasi pantai dengan Selatan dan Kab
Pesisir Pantai upaya vegetatif upaya vegetatif Tanah Laut &
sepanjang kecamatan sepanjang kecamatan Banjarmasin
di Pesisir Pantai di Pesisir Pantai
2 Penanggulan kurang dampak banjir di 1121. Rancangan 1122. Rancangan 1124. Rancangan Melakukan Pemda Kabupaten/
gan Daya optimalnya masyarakat dapat mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ Sosialisasi mitigasi Kota Provinsi, BWS
Rusak Air penanganan berkurang tanggap darurat tanggap darurat tanggap darurat bencana/ ketanggap Kalimantan II,
bencana 1123. Sosialisasi 1125. Sosialisasi daruratan BASARNAS, BNPB
mitigasi bencana/ mitigasi bencana/
tanggap darurat tanggap darurat
kepada masyarakat kepada masyarakat
kurangnya Daerah yang 1126. Penyusunan 1127. Penyusunan 1129. Penyusunan Menyusun dan Pemda Kabupaten/
pemahaman rawan bencana RTD atau contingency RTD atau contingency RTD atau contingency Sosialisasi Kota Provinsi, BWS
tentang banjir siap plan dalam antisipasi plan dalam antisipasi plan dalam antisipasi contingency plan Kalimantan II,
manajemen menghadapi banjir menghadapi menghadapi menghadapi BASARNAS, BNPB/
banjir pada periode ulang kemungkinan kemungkinan kemungkinan BPBD
banjir yang terjadinya banjir terjadinya banjir terjadinya banjir
direncanakan 1128. Sosialisasi 1130. Sosialisasi
RTD atau contingency RTD atau contingency
plan dalam antisipasi plan dalam antisipasi

282
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
menghadapi menghadapi
kemungkinan kemungkinan
terjadinya banjir terjadinya banjir
1131. Penyusunan 1132. Penyusunan 1134. Penyusunan Menyusun dan
peta resiko banjir dan Perencanaan dan Perencanaan sosialisasi peta resiko
(flood hazard map) sistem peringatan dini sistem peringatan dini banjir
untuk daerah rawan datangnya banjir dan datangnya banjir dan
banjir sistem informasi sistem informasi
tentang banjir tentang banjir
berbasis masyarakat berbasis masyarakat
1133. sosialisasi peta 1135. sosialisasi peta
resiko banjir (flood resiko banjir (flood
hazard map) untuk hazard map) untuk
daerah rawan banjir daerah rawan banjir
1136. Perencanaan 1137. Perencanaan 1138. Pemeliharaan Membuat sistem
sistem peringatan dini dan Pembuatan sistem dan pemantauan peringatan dini dan
datangnya banjir dan peringatan dini sistem peringatan dini sistem informasi
sistem informasi datangnya banjir dan datangnya banjir dan banjir
tentang banjir sistem informasi sistem informasi
berbasis masyarakat tentang banjir tentang banjir
berbasis masyarakat berbasis masyarakat
menggunakan radio
Belum ada Bencana banjir 1139. Perencanaan 1140. Pembangunan 1141. Perencanaan, Meningkatkan Pemda Kabupaten/
persiapan dapat dijinakkan pengurangan debit bangunan pengendali Pembuatan, dan struktural mitigasi Kota Provinsi, BWS
penanggulangan (dimitigasi) banjir dengan debit, seperti Pemeliharaan bencana Kalimantan II,
darurat bencana sehingga meningkatkan bangunan pelimpah bangunan pelimpah BASARNAS, BNPB/
akibat banjir mengurangi kapasitas bangunan banjir, kolam retensi, banjir, kolam retensi, BPBD
korban akibat pelimpah banjir, saluran pengalih dsb saluran pengalih dsb
banjir kolam retensi, saluran
pengalih dsb
1142. Perencanaan 1143. Perencanaan 1145. Perencanaan Menyebarkan
dan Masterplan dan Masterplan dan Masterplan informasi banjir
pengendali banjir pengendali banjir pengendali banjir secara tepat
1144. Perencanaan 1146. Perencanaan
dan pemeliharaan dan pemeliharaan
bangunan-bangunan bangunan-bangunan
prasarana pengendali prasarana pengendali
banjir banjir
1147. Mengurangi
debit banjir dengan
pembangunan
bangunan-bangunan
prasarana pengendali
banjir misal: areal

283
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
parkir air sementara,
sumur resapan,
Reboisasi
1148. Pengendalian 1149. Pengendalian 1150. Pengendalian
erosi dan sedimentasi erosi dan sedimentasi erosi dan sedimentasi
akibat banjir sesuai akibat banjir sesuai akibat banjir sesuai
dengan lokasinya, dengan lokasinya, dengan lokasinya,
yaitu dilereng bukit yaitu dilereng bukit yaitu dilereng bukit
(dengan sistem teras, (dengan sistem teras, (dengan sistem teras,
saluran di lereng dan saluran di lereng dan saluran di lereng dan
penanaman segaris) penanaman segaris) penanaman segaris)
atau di sungai (dengan atau di sungai (dengan atau di sungai (dengan
pembangunan pembangunan pembangunan
revetment, check dam) revetment, check dam) revetment, check dam)
1151. Sosialisasi 1152. Sosialisasi 1154. Sosialisasi Melakukan Pemda Kabupaten/
mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ Sosialisasi mitigasi Kota Provinsi, BWS
tanggap darurat tanggap darurat tanggap darurat bencana/ ketanggap Kalimantan II,
kepada masyarakat kepada masyarakat kepada masyarakat daruratan BASARNAS, BNPB
1153. Perencanaan 1155. Perencanaan Kabupaten Murung
dan menetapkan dan menetapkan Raya, Gunung Mas,
tempat pengusian tempat pengusian Barito Utara, Barito
1156. Pembangunan Selatan, Barito
fasilitas pengungsian Timur, Kapuas,
1157. Perencanaan, 1158. Perencanaan, 1159. Perencanaan, Membuat sistem Tabalong, Balangan,
Pembuatan dan Pembuatan dan Pembuatan dan peringatan dini dan Hulu Sungai Utara,
Pemeliharaan sistem Pemeliharaan sistem Pemeliharaan sistem sistem informasi Hulu Sungai
peringatan dini peringatan dini peringatan dini banjir Tengah, Hulu
datangnya banjir serta datangnya banjir serta datangnya banjir serta Sungai Selatan,
sistem informasi sistem informasi sistem informasi Tapin, Barito Kuala,
tentang banjir tentang banjir tentang banjir Kotabaru, Banjar,
berbasis masyarakat berbasis masyarakat berbasis masyarakat Kota Banjarbaru,
1160. pengamanan Banjarmasin, Tanah
muara, operasi dan Laut
pemeliharaan serta
monitoring sungai
3 Pemulihan Ketidaksiapan Fungsi lingkungan 1161. Sosialisasi 1162. Sosialisasi 1164. Sosialisasi Melibatkan peran Pemda Kabupaten/
Daya Rusak dalam hidup dan sistem fungsi lingkungan fungsi lingkungan fungsi lingkungan masyarakat dalam Kota Provinsi, BWS
Air memulihkan prasarana sumber hidup terhadap hidup terhadap hidup terhadap memulihkan fungsi Kalimantan II,
kondisi daya air dapat masyarakat masyarakat masyarakat lingkungan hidup BASARNAS, BNPB/
lingkungan dipulihkan 1163. Melaksanakan 1165. Melaksanakan BPBD
hidup setelah kembali restorasi untuk restorasi untuk
terjadi bencana mengembalikan fungsi mengembalikan fungsi
banjir lingkungan hidup lingkungan hidup
berbasis masyarakat berbasis masyarakat

284
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Penyediaan sarana
dan prasarana (bibit,
pendampingan,
penyuluhan, dll)
untuk pemberdayaan
masyarakat
1166. Merehabilitasi 1167. Merehabilitasi 1169. Merehabilitasi
kondisi penduduk kondisi penduduk kondisi penduduk
korban bencana banjir korban bencana banjir korban bencana banjir
1168. Revitalisasi 1170. Revitalisasi
bangunan dan bangunan dan fasilitas
fasilitas umum umum terhadap
terhadap dampak dampak banjir
banjir 1171. Sosialisasi
resiko tinggal di
kawasan banjir, dan
tindakan untuk
mereduksi akibat
banjir
1172. Memperbaiki 1173. Memperbaiki 1175. Memperbaiki
kerusakan prasarana kerusakan prasarana kerusakan prasarana
SDA yang timbul SDA yang timbul SDA yang timbul
akibat banjir akibat banjir akibat banjir
1174. Memelihara 1176. Memelihara
prasarana SDA yang prasarana SDA yang
terhadap banjir terhadap banjir

285
IV. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SEDANG)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Pengelolaan Kurangnya Tersedianya 1177. Pembuatan 1178. Pembuatan 1180. Pembuatan Melakukan Kementrian PU,
Sistem informasi informasi SDA rancangan Sistem rancangan Sistem rancangan Sistem Inventarisasi dan Kementrian
Informasi mengenai mengenai kondisi: Database perencanaan Database perencanaan Database validasi data-data Kehutanan, BPDAS,
SDA sesuai kondisi SDA, Hodrologis, SDA WS Barito SDA WS Barito perencanaan SDA WS SDA di WS Barito BWS, Dinas
Kewenangan dikarenakan Hidroklimatologi, 1179. Update Sistem Barito Pengairan, Dinas
nya minimnya Hidrogeologi, Database perencanaan 1181. Update Sistem PU, Badan Informasi
ketersediaan Kebijakan SDA, SDA WS Barito Database Geospasial, BMKG
data terkait Prasarana SDA, perencanaan SDA WS
dengan SDA di Teknologi SDA, Barito
WS Barito Lingkungan pada 1182. Upload Sistem
SDA, Kegiatan Database
Sosek Budaya perencanaan SDA WS
Masyarakat yang Barito kedalam
terkait SDA Network internet
1183. Peningkatan 1184. Peningkatan 1186. Peningkatan Melakukan
Pengelolaan Sistem Pengelolaan Sistem Pengelolaan Sistem Peningkatan dan
Hidrologi Kalsel Dan Hidrologi Kalsel Dan Hidrologi Kalsel Dan pengembangan
Pemantauan Kualitas Pemantauan Kualitas Pemantauan Kualitas system informasi SDA
Air Kalsel Air Kalsel Air Kalsel
1185. Operasional 1187. Operasional
Penyelenggaraan Data Penyelenggaraan Data
dan Informasi Bidang dan Informasi Bidang
SDA SDA
1188. Pengembangan 1189. Pengembangan 1191. Pengembanga
Sistem Informasi BWS Sistem Informasi BWS n Sistem Informasi
Kalimantan II Kalimantan II BWS Kalimantan II
1190. Monitoring 1192. Monitoring
Data SDA Data SDA
✓ Kekeringan Kalsel ✓ Kekeringan Kalsel
✓ Banjir Kalsel ✓ Banjir Kalsel
✓ TP OP Kalsel ✓ TP OP Kalsel
✓ DAK Kalsel ✓ DAK Kalsel
1193. Manajemen 1194. Manajemen 1195. Manajemen
Aset Bidang Pekerjaan Aset Bidang Pekerjaan Aset Bidang Pekerjaan
Umum Umum Umum
Ketidakseragam Tersediany a Data 1196. Inventarisasi, 1197. Inventarisasi, 1199. Inventarisasi, Memperbaiki kualitas Kementrian PU,
an data SDA SDA yang standarisasi, dan standarisasi, dan standarisasi, dan data, Menyeragamkan Kementrian
baik dalam hal terintegrasi dan integrasi data SDA integrasi data SDA integrasi data SDA format data SDA, dan Kehutanan, BPDAS,
kelengkapan, memenuhi kedalam format IDSN kedalam format IDSN kedalam format IDSN melakukan sosialisasi BWS, Dinas
level, referensi, standar IDSN 1198. Keterbukaan 1200. Keterbukaan IDSN dilingkungan Pengairan, Dinas
jenis, kualitas informasi antar informasi antar BWS dan rekan kerja PU, Badan Informasi
instansi pemerintah instansi pemerintah terkait Geospasial, BMKG

286
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Operasional Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
data terkait
dengan IDSN
Kerapatan Terpenuhinya 1201. Pemeliharaan 1205. Pemeliharaan 1210. Pemeliharaan Mengupgrade stasiun, Kementrian PU,
jaringan stasiun informasi SDA Stasiun AWLR Stasiun AWLR Stasiun AWLR melakukan Kementrian
SDA (hujan/ yang aktual Timpah, Muara Timpah, Muara Teweh, Timpah, Muara perawatan, dan Kehutanan, BPDAS,
debit) masih Teweh, Kandui, Dan Kandui, Dan Hayaping Teweh, Kandui, Dan melakukan BWS, Dinas
kurang Hayaping 1206. Pembangunan Hayaping Pengadaan Stasiun Pengairan, Dinas
1202. Pembangunan Stasiun AWLR pada 1211. Pembangunan dan sistem informasi PU, Badan Informasi
Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3 Stasiun AWLR pada SDA di Kabupaten Geospasial, BMKG
Sungai Orde 2 dan 3 1207. Upgrade Sungai Orde 2 dan 3 Murung Raya,
1203. Upgrade Stasiun Hujan 1212. Upgrade Kabupaten Kapuas,
Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun Stasiun Hujan Kabupaten Barito
Otomatis di Stasiun Tabak Kanilan, Otomatis di Stasiun Utara, Kabupaten
Tabak Kanilan, Timpah, Buntok, Tabak Kanilan, Barito Selatan,
Timpah, Buntok, Mandomai, Mantangai Timpah, Buntok, Kabupaten Tanah
Mandomai, Mantangai 1208. Upgrade Mandomai, Mantangai Laut
1204. Upgrade stasiun Klimatologi 1213. Upgrade
stasiun Klimatologi Otomatis di Stasiun stasiun Klimatologi
Otomatis di Stasiun Muara teweh dan Otomatis di Stasiun
Muara teweh dan Tampa Muara teweh dan
Tampa 1209. Penambahan Tampa
dan Pengembangan 1214. Penambahan
Jaringan Stasiun dan Pengembangan
Hujan dan Debit SDA Jaringan Stasiun
WS Barito terutama di Hujan dan Debit SDA
daerah hulu WS Barito terutama di
daerah hulu
Kurangnya Terlaksananya 1215. Pelatihan/ 1216. Pelatihan/ 1217. Sosialisasi dan Mengadakan Kementrian PU,
tenaga-tenaga pengelolaan workshop tenaga workshop tenaga Pelatihan/ workshop sosialisasi dan Kementrian
profesional yang Sistem Informasi pengelola informasi pengelola informasi tenaga pengelola melakukan pelatihan Kehutanan, BPDAS,
terlatih untuk SDA pada tingkat SDA di Tingkat SDA di Tingkat informasi SDA tingkat Sistem Informasi SDA BWS, Dinas
menangani dan Nasional, Provinsi, Provinsi Provinsi dan Provinsai, Kabupaten antar institusi di tiap Pengairan, Dinas
mengelola sistem dan Kabupaten/ Kabupaten dan di antar institusi tingkat administrasi PU, Badan Informasi
informasi SDA, Kota seluruh pengelola WS Geospasial, BMKG
baik di tingkat Barito
Provinsi maupun
tingkat
Kabupaten

287
V. PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DAN DUNIA USAHA (SEDANG)
Strategi
Sasaran/ Target Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Yang Ingin Dicapai Operasional Terkait
[2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Penyelenggar Kurang Keterlibatan 1218. Diadakan PKM 1219. Diadakan PKM 1220. Diadakan PKM Meningkatkan kinerja Pemda, BAPPEDA,
aan kepeduliannya masyarakat sejak dan sosialisasi pada dan sosialisasi pada dan sosialisasi pada perencanaan melalui LSM, BWS, Dinas
Pemberdayaa masyarakat perancanaan, setiap program atau setiap program atau setiap program atau PKM dan melakukan PU, Dinas
n para terhadap rasa sehingga kegiatan perencanaan kegiatan perencanaan kegiatan perencanaan sosialisasi di seluruh Pengairan, Dinas
Pemilik kepemilikan diharpkan SDA SDA SDA Wilayah WS Barito Tenaga Kerja,
Kepentingan pada Program keinginan dan Dinas Pertanian,
dan dan kebutuhan Dinas
Kelembagaan Pembangunan masyarakat Perindustrian dan
SDA secara SDA sejalan dengan Perdagangan,
Terencana program dan Kementrian ESDM
dan pembangunan
Sistematis SDA yang
dilaksanakan
Pemerintah, dan
diharapkan dapat
menumbuhkan
rasa kepemilikan
masyarakat
terhadap
bangunan SDA
Pelibatan Terkendalinya 1221. Kampanye 1222. Kampanye 1223. Membuat melakukan Sosialisasi Pemda, BAPPEDA,
masyarakat pemanfaatan air gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan tampungan air hujan Gerkan Hemat Air LSM, BWS, Dinas
dalam upaya permukaan dan aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI pada skala rumah PU, Dinas
penghematan air airtanah dangkal dalam budidaya dalam budidaya tangga (water Pengairan, Dinas
tanaman padi secara tanaman padi secara harvesting) Tenaga Kerja,
luas luas Dinas Pertanian,
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan,
Kementrian ESDM
Kabupaten
Murung Raya,
Gunung Mas,
Barito Utara,
Barito Selatan,
Barito Timur,
Kapuas, Tabalong,
Balangan, Hulu
Sungai Utara,
Hulu Sungai
Tengah, Hulu
Sungai Selatan,
Tapin, Barito

288
Strategi
Sasaran/ Target Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Yang Ingin Dicapai Operasional Terkait
[2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kuala, Kotabaru,
Banjar, Kota
Banjarbaru,
Banjarmasin,
Tanah Laut
Lemah dan tidak Penegakan hukum 1224. Sosialisasi dan 1225. Sosialisasi dan 1226. Sosialisasi dan Membuat Perda dan Pemda, BAPPEDA,
optimalnya bidang SDA penegakan peraturan penegakan peraturan penegakan peraturan melakukan sosialisasi LSM, BWS, Dinas
penegakan masalah bidang masalah bidang masalah bidang serta meningkatkan PU, Dinas
hukum bidang hukum terkait dengan hukum terkait dengan hukum terkait dengan peran masyarakat Pengairan, Dinas
SDA pemanfaatan, pemanfaatan, pemanfaatan, dalam rangka Tenaga Kerja,
pengembangan, dan pengembangan, dan pengembangan, dan pelestarian konservasi Dinas Pertanian,
pembangunan sarana pembangunan sarana pembangunan sarana hutan, sumber mata Dinas
dan prasanara SDA dan prasanara SDA dan prasanara SDA air Perindustrian dan
1227. Sosialisasi dan 1228. Sosialisasi dan 1229. Sosialisasi dan Melakukan Perdagangan,
penegakan peraturan penegakan peraturan penegakan peraturan Pendampingan dan Kementrian ESDM
masalah bidang masalah bidang masalah bidang melakukan Kabupaten
hukum terkait dengan hukum terkait dengan hukum terkait dengan pembinaan dalam Murung Raya,
pemanfaatan, pemanfaatan, pemanfaatan, upaya pemberdayaan Tabalong, Hulu
pengembangan, dan pengembangan, dan pengembangan, dan masyarakat di sekitar Sungai Utara,
pembangunan sarana pembangunan sarana pembangunan sarana kawasan hutan Hulu Sungai
dan prasanara SDA dan prasanara SDA dan prasanara SDA Selatan, Banjar,
1230. Mengupayaka Tanah Laut
n penambahan areal
hutan lindung,
kawasan suaka alam
(hutan suaka alam,
taman nasional) dan
kawasan pelestarian
alam Kawasan
Batikap I, Batikap II,
Batikap III, Kabupaten
Murung Raya,
740.375 Ha , Kawasan
Muara Uya,
Kabupaten Tabalong,
25.000 Ha [cagar
alam] dan kawasan
Meratus Hulu,
Tanjung, 46.250 Ha
Kabupaten Tabalong,
Kawasan Nagara,
KabupatenHSU,
150.000 Ha [suaka
margasatwa] dan

289
Strategi
Sasaran/ Target Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Yang Ingin Dicapai Operasional Terkait
[2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
kawasan Meratus
Hulu, Tanjung, 46.250
Ha Kabupaten HSU,
.Kawasan G
Kentawan, Kabupaten
HSS, 245 Ha [cagar
alam], Kawasan Pulau
Kaget Seluas 275 Ha
[cagar alam] dan
kawasan Pulau
Kembang Seluas 60
Ha [cagar alam]
Baritokuala, Kawasan
Hutan Gambut Liang
Anggang, Kabupaten
Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam] dan
kawasan Pelaihari,
Martapura, Provinsi
Kalimantan Selatan,
155.000 Ha [cagar
alam dan suaka
margasatwa], kawasan
Pelaihari, Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan
Selatan, 35.000 Ha
[cagar alam dan suaka
margasatwa]
Belum adanya Adanya 1231. Pembentukan 1232. Pembentukan 1234. Pembentukan Membentuk wadah Pemda, BAPPEDA,
pengaturan yang kewenangan dan forum di tingkat forum di tingkat forum di tingkat koordinasi di WS LSM, BWS, Dinas
jelas mengenai pengaturan yang lapangan yang lapangan yang lapangan yang Provinsi dan PU, Dinas
pembagian jelas dalam melibatkan melibatkan melibatkan Kabupaten/ Kota Pengairan, Dinas
peran dan pengelolaan SDA masyarakat, misalnya masyarakat, misalnya masyarakat, misalnya serta penyusunan Tenaga Kerja,
koordinasi dari forum DAS forum DAS forum DAS kebijakan pengelolaan Dinas Pertanian,
berbagai 1233. Pembentukan 1235. Pembentukan SDA Dinas
Lembaga yang TKPSDA dan Dewan TKPSDA dan Dewan Perindustrian dan
terkait dengan Sumberdaya Air Sumberdaya Air Perdagangan,
pengelolaan SDA 1236. Optimalisasi Kementrian ESDM
di Wilayah dan koordinasi anatar Kabupaten
Sungai lembaga SDA dalam Murung Raya,
forum yang telah Tabalong, Hulu
dibentuk Sungai Utara,
Hulu Sungai

290
Strategi
Sasaran/ Target Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Yang Ingin Dicapai Operasional Terkait
[2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Selatan, Banjar,
Tanah Laut
Kurangnya Terlibatnya 1237. Sosialisasi dan 1238. Sosialisasi dan
1239. Sosialisasi dan Melibatkan Pemda, BAPPEDA,
keterlibatan masyarakat dalam pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat masyarakat dan dunia LSM, BWS, Dinas
masyarakat Kegiatan dalam pengelolaan dalam pengelolaan dalam pengelolaan usaha dalam PU, Dinas
dalam Kegiatan Konservasi SDA dengan SDA dengan SDA dengan pengelolaan SDA di Pengairan, Dinas
Konservasi Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan WS Barito Tenaga Kerja,
pembinaan dalam pembinaan dalam pembinaan dalam Dinas Pertanian,
rangka meningkatkan rangka meningkatkan rangka meningkatkan Dinas
taraf ekonomi taraf ekonomi taraf ekonomi Perindustrian dan
masyarakat di masyarakat di masyarakat di Perdagangan,
kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan sekitar Kementrian ESDM
sumber air di DAS sumber air di DAS sumber air di DAS Kabupaten
dengan Sosialisasi dengan Sosialisasi dengan Sosialisasi Murung Raya,
Jalur Hijau & Sumur Jalur Hijau & Sumur Jalur Hijau & Sumur Gunung Mas,
Resapan, Sosialisasi Resapan, Sosialisasi Resapan, Sosialisasi Barito Utara,
Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Barito Selatan,
Keras, Sosialisasi Keras, Sosialisasi Keras, Sosialisasi Barito Timur,
Penanaman Batang Penanaman Batang Penanaman Batang Kapuas, Tabalong,
Hidup, Sosialisasi Hidup, Sosialisasi Hidup, Sosialisasi Balangan, Hulu
Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Sungai Utara,
dan Sosialisasi dan Sosialisasi dan Sosialisasi Hulu Sungai
Tumpang Sari di Tumpang Sari di Tumpang Sari di Tengah, Hulu
Kabupaten dengan Kabupaten dengan Kabupaten dengan Sungai Selatan,
pengawasan 1-3 Kali pengawasan 1-3 Kali pengawasan 1-3 Kali Tapin, Barito
dalam setahun dalam setahun dalam setahun Kuala, Kotabaru,
1240. Pembuatan Banjar, Kota
Kebun Bibit Rakyat Banjarbaru,
(KBR) dan Banjarmasin,
Peningkatan jumlah Tanah Laut
resapan air sebagai
imbuhan aliran dasar
dengan Pembuatan
Sumur Resapan
1241. Penyusunan 1245. Penyusunan 1249. Penyusunan Membentuk TKPSDA Pemda, BAPPEDA,
Rancangan PERDA Rancangan PERDA Rancangan PERDA di WS Provinsi dan LSM, BWS, Dinas
pembuangan sampah pembuangan sampah pembuangan sampah Kabupaten/ Kota PU, Dinas
dan limbah langsung dan limbah langsung dan limbah langsung serta menyusun Pengairan, Dinas
ke sungai. ke sungai. ke sungai. kebijakan pengelolaan Tenaga Kerja,
1242. Perencanaan 1246. Perencanaan 1250. Perencanaan SDA dengan Dinas Pertanian,
saluran drainase/ saluran drainase/ saluran drainase/ menetapkan PERDA Dinas
saluran limbah rumah saluran limbah rumah saluran limbah rumah pembuangan sampah Perindustrian dan
tangga penampungan/ tangga penampungan/ tangga penampungan/ dan limbah langsung Perdagangan,
IPAL. IPAL. IPAL. ke sungai Kementrian ESDM

291
Strategi
Sasaran/ Target Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Yang Ingin Dicapai Operasional Terkait
[2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1243. Perencanaan 1247. Perencanaan 1251. Perencanaan Kabupaten
Toilet Umum, IPAL Toilet Umum, IPAL Toilet Umum, IPAL Murung Raya,
Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Gunung Mas,
Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Barito Utara,
Akhir Akhir Akhir Barito Selatan,
1244. Program 1248. Program 1252. Program Barito Timur,
Pengendalian sampah Pengendalian sampah Pengendalian sampah Kapuas, Tabalong,
yang masuk kedalam yang masuk kedalam yang masuk kedalam Balangan, Hulu
sungai melalui sungai melalui sungai melalui Sungai Utara,
Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/ Hulu Sungai
Superkasih Superkasih Superkasih Tengah, Hulu
1253. Pembuatan Sungai Selatan,
saluran drainase/ Tapin, Barito
saluran limbah rumah Kuala, Kotabaru,
tangga penampungan/ Banjar, Kota
IPAL. Banjarbaru,
1254. Pembuatan Banjarmasin,
Toilet Umum, IPAL Tanah Laut
Komunal, dan Tempat
Pembuangan Sampah
Akhir
1255. Penyediaan
sarana dan prasarana
pengelolaan
persampahan (DAK)
1256. Pencanangan 1258. Pencanangan 1260. Pencanangan Melibatkan Pemda, BAPPEDA,
Gerakan Bersih dan Gerakan Bersih dan Gerakan Bersih dan Masyarakat agar LSM, BWS, Dinas
Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan berperan secara aktif PU, Dinas
(GEBERSELING), (GEBERSELING), (GEBERSELING), dalam Pengelolaan Pengairan, Dinas
Kegiatan Sosial Kegiatan Sosial Kegiatan Sosial SDA Tenaga Kerja,
seperti: Kelompok seperti: Kelompok seperti: Kelompok Dinas Pertanian,
Kader Lingkungan Kader Lingkungan Kader Lingkungan Dinas
Hidup Hidup Hidup Perindustrian dan
1257. dan 1259. dan 1261. dan Perdagangan,
Koordinasi Forum Koordinasi Forum Koordinasi Forum Kementrian ESDM
Komunikasi Komunikasi Komunikasi Kabupaten
lingkungan Hidup lingkungan Hidup lingkungan Hidup Murung Raya,
(LSM, media masa, (LSM, media masa, (LSM, media masa, Gunung Mas,
Bapedalda) Bapedalda) Bapedalda) Barito Utara,
1262. Seterilisasi/ Barito Selatan,
pembersihan sungai Barito Timur,
dari limbah sampah Kapuas, Tabalong,
rutin seminggu satu Balangan, Hulu
kali Sungai Utara,

292
Strategi
Sasaran/ Target Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Yang Ingin Dicapai Operasional Terkait
[2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kurangnya Terlibatnya 1263. Sosialisasi dan 1264. Sosialisasi dan 1265. Sosialisasi dan Melibatkan Hulu Sungai
keterlibatan masyarakat dalam pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat masyarakat dan dunia Tengah, Hulu
masyarakat pengelolaan SDA dalam pengelolaan dalam pengelolaan dalam pengelolaan usaha dalam Sungai Selatan,
dalam SDA SDA SDA pengelolaan SDA di Tapin, Barito
pengelolaan SDA WS Barito Kuala, Kotabaru,
Banjar, Kota
Banjarbaru,
Banjarmasin,
Tanah Laut

293
Tabel 4.3 Matrik Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Skenario Tinggi)
I. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR (TINGGI)
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Perlindungan Meningkatnya Luas lahan kritis 1266. Penanaman 1268. Penanaman 1270. Penanaman 1273. Melakukan BPDASHL Barito,
dan luas lahan kritis berkurang (Pada Pohon bertajuk rapat Pohon bertajuk rapat Pohon bertajuk rapat Rehabilitasi DAS Kementerian
Pelestarian pada Daerah DAS Prioritas & Perlindungan & Perlindungan & Perlindungan dengan penghutanan Lingkungan
Sumber Daya Aliran Sungai 109.605 Ha) Sumber Air di Sumber Air di Sumber Air di kembali Hidup, Dinas
Air yang Kabupaten Balangan, Kabupaten Balangan, Kabupaten Balangan, menggunakan model Kehutanan
diakibatkan oleh Banjar, Barito Selatan, Banjar, Barito Selatan, Banjar, Barito Selatan, Wanatani (Total Kabupaten
pembalakan liar Barito Timur, Barito Barito Timur, Barito Barito Timur, Barito seluas 5548, 64 Ha) Balangan, Banjar,
dan pembukaan utara, Gunungmas, utara, Gunungmas, utara, Gunungmas, dan Barito Selatan,
lahan untuk Kapuas, Kotabaru, Kapuas, Kotabaru, Kapuas, Kotabaru, 1274. Rehabilitasi Barito Timur,
perkebunan Murungraya, Murungraya, Murungraya, Hutan DAS Prioritas Barito utara,
Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, (9.150 Ha) Gunungmas,
Tapin Tapin Tapin Kapuas, Kotabaru,
1267. Kawasan 1269. Kawasan 1271. Kawasan Murungraya,
sumber air yang sumber air yang sumber air yang Tabalong,
dilindungi/ dilindungi/ dilindungi/ Tanahlaut, Tapin,
dikonservasi: dikonservasi: dikonservasi: BAPPEDA
✓ SID Konservasi DAS ✓ SID Konservasi DAS ✓ SID Konservasi DAS Kabupaten
Batulicin Batulicin Batulicin Balangan, Banjar,
✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum Barito Selatan,
Sungai Nagara di Sungai Nagara di Sungai Nagara di Barito Timur,
DAS Negara DAS Negara DAS Negara Barito utara,
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Gunungmas,
dan Kabupaten dan Kabupaten dan Kabupaten Kapuas, Kotabaru,
Balangan Balangan Balangan Murungraya,
✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum Tabalong,
Sungai Tapin di DAS Sungai Tapin di DAS Sungai Tapin di DAS Tanahlaut, Tapin
Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten
Tapin Tapin Tapin
✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum ✓ Studi Aboretum
Sungai Riam Kanan Sungai Riam Kanan Sungai Riam Kanan
di DAS Riam Kanan di DAS Riam Kanan di DAS Riam Kanan
Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar
✓ SID Konservasi Sub ✓ SID Konservasi Sub ✓ SID Konservasi Sub
DAS Amandit DAS Amandit DAS Amandit
Target: 30% Target: 60% 1272. Target: 60%
a. Tidak a. Pembukaan 1275. Kegiatan 1281. Kegiatan 1288. Kegiatan Mengupayakan BPDASHL Barito,
terkendalinya luas hutan untuk vegetatif di Kabupaten vegetatif di Kabupaten vegetatif di Kabupaten penurunan laju erosi Kementerian
konversi hutan perkebunan Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, dengan mengurangi Lingkungan
menjadi terkendali Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito luasan lahan kritis dan Hidup, Dinas
perkebunan b. Menurunkan Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, mempertahankan Kehutanan
mete/ kakao laju erosi dan Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, keberadaan air tanah Kabupaten

294
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
b. Perlindungan sedimentasi di Gunungmas, Gunungmas, Gunungmas, serta mata air beberapa Balangan, Banjar,
Hulu DAS Barito hilir DAS Barito, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, sungai besar di Provinsi Barito Selatan,
terhadap erosi & serta Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Kalimantan Selatan, Barito Timur,
sedimentasi di menurunkan level Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, dan Kalimantan Tengah Barito utara,
Pegunungan kekritisan DAS ( Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota dengan cara: Gunungmas,
Meratus dan III/ sangat kritis) Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, ✓ Kombinasi Tanaman Kapuas, Kotabaru,
Kabupaten c. Pengendalian Murungraya, Murungraya, Murungraya, Keras, Produksi Murungraya,
Murung Raya Perubahan Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Terbatas Tabalong,
akibat Penggunaan Tapin Tapin Tapin ✓ Penanaman Jalur Tanahlaut, Tapin,
penambangan lahan di DAS 1276. Kombinasi 1282. Kombinasi 1289. Kombinasi Hijau dan BAPPEDA
batubara dan Barito, Provinsi Tanaman Keras, Tanaman Keras, Tanaman Keras, Penggalakkan Pagar Kabupaten
emas Kalimantan Produksi Terbatas Produksi Terbatas Produksi Terbatas Hijau, atau Hutan Balangan, Banjar,
Selatan [DAS seluas 1.017 Ha seluas 1.017 Ha seluas 1.017 Ha Kota Barito Selatan,
Balangan, DAS 1277. Penanaman 1283. Penanaman 1290. Penanaman ✓ Penanaman Vegetasi Barito Timur,
Riam Kanan, DAS Jalur Hijau dan Jalur Hijau dan Jalur Hijau dan Tetap, dikombinasi Barito utara,
Riam Kiwa, dan Penggalakkan Pagar Penggalakkan Pagar Penggalakkan Pagar dengan tanaman Gunungmas,
DAS Tabalong Hijau Seluas 11.385 Hijau Seluas 11.385 Hijau Seluas 11.385 penutup tanah Kapuas, Kotabaru,
Kanan Ha Ha Ha ✓ Tumpangsari dengan Murungraya,
1278. Penanaman 1284. Penanaman 1291. Penanaman tanaman tahunan Tabalong,
Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, Vegetasi Tetap, pada sawah, dan Tanahlaut, Tapin
dikombinasi dengan dikombinasi dengan dikombinasi dengan pergiliran tanaman
tanaman penutup tanaman penutup tanaman penutup ✓ Vegetasi Tetap,
tanah seluas 141.065 tanah seluas 141.065 tanah seluas 141.065 Produksi Terbatas
Ha Ha Ha pada perkebunan/
Tumpangsari dengan 1285. Tumpangsari 1292. Tumpangsari tegalan dikawasan
tanaman tahunan dengan tanaman dengan tanaman lindung
pada sawah, dan tahunan pada sawah, tahunan pada sawah,
pergiliran tanaman dan pergiliran dan pergiliran
Seluas 4.213 Ha tanaman Seluas 4.213 tanaman Seluas 4.213
1279. Vegetasi Tetap, Ha Ha
Produksi Terbatas 1286. Vegetasi Tetap, 1293. Vegetasi Tetap,
pada perkebunan/ Produksi Terbatas Produksi Terbatas
tegalan dikawasan pada perkebunan/ pada perkebunan/
lindung seluas 4.069 tegalan dikawasan tegalan dikawasan
Ha lindung seluas 4.069 lindung seluas 4.069
1280. Penanaman Ha Ha
Hutan Kota seluas 1287. Penanaman 1294. Penanaman
133 Ha Hutan Kota seluas 133 Hutan Kota seluas 133
Target: 30% Ha Ha
Target: 60% Target: 100%
Meningkatnya Pengolahan tanah 1295. Pengendalian 1296. Pengendalian 1297. Pengendalian Melakukan BPDASHL Barito,
erosi dan di daerah hulu Erosi secara teknis Erosi secara teknis Erosi secara teknis pengendalian BWS Kalimantan II
sedimentasi mengindahkan terhadap lereng kritis terhadap lereng kritis terhadap lereng kritis pengolahan tanah di Dinas Kehutanan,
kaidah konservasi pada Kabupaten pada Kabupaten pada Kabupaten BAPPEDA, Dinas

295
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
sehingga laju Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, daerah hulu, dengan PU:
erosi dan Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito cara: Kabupaten
sedimentasi Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, ✓ Rorak/ Saluran Balangan, Banjar,
berkurang Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, Buntu Barito Selatan,
Gunungmas, Gunungmas, Gunungmas, ✓ Pembuatan teras Barito Timur,
Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, bangku, teras Barito Utara,
Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, guludan, dan teras Baritokuala,
Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, individu yang Gunungmas,
Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota dikombinasi dengan Hulusungai
Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, Banjarbaru, Kotabaru, batang hidup, Selatan,
Murungraya, Murungraya, Murungraya, Rorak/ Saluran Hulusungai
Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Tabalong, Tanahlaut, Buntu, atau Tengah,
Tapin Tapin Tapin pembuang Hulusungai Utara,
1298. Rorak/ 1303. Rorak/ 1308. Rorak/ ✓ Pembuatan saluran Kapuas, Kota
Saluran Buntu, seluas Saluran Buntu, seluas Saluran Buntu, seluas pengendali air dan Banjarbaru,
163.262 Ha 163.262 Ha 163.262 Ha tanah di daerah Kotabaru,
1299. Pembuatan 1304. Pembuatan 1309. Pembuatan perkebunan/ Murungraya,
teras bangku, teras teras bangku, teras teras bangku, teras budidaya Tabalong,
guludan, dan teras guludan, dan teras guludan, dan teras Tanahlaut, Tapin
individu yang individu yang individu yang
dikombinasi dengan dikombinasi dengan dikombinasi dengan
batang hidup, Rorak/ batang hidup, Rorak/ batang hidup, Rorak/
Saluran Buntu, atau Saluran Buntu, atau Saluran Buntu, atau
pembuang Seluas pembuang Seluas pembuang Seluas
21.903 Ha 21.903 Ha 21.903 Ha
1300. Pembuatan 1305. Pembuatan 1310. Pembuatan
saluran pengendali air saluran pengendali air saluran pengendali air
dan tanah di daerah dan tanah di daerah dan tanah di daerah
perkebunan/ perkebunan/ perkebunan/
budidaya seluas budidaya seluas budidaya seluas
11.368 ha 11.368 ha 11.368 ha
1301. Kajian 1306. Kajian 1311. Kajian
Sedimentasi Sungai Sedimentasi Sungai Sedimentasi Sungai
Negara Sebagai Negara Sebagai Negara Sebagai
Pendukung Polder Pendukung Polder Pendukung Polder
Alabio Alabio Alabio
1302. Konservasi 1307. Konservasi 1312. Konservasi
Sipil Sub-Sub DAS Sipil Sub-Sub DAS Sipil Sub-Sub DAS
Riam Kanan, Sub DAS Riam Kanan, Sub DAS Riam Kanan, Sub DAS
Tapin, Sub DAS Tapin, Sub DAS Tapin, Sub DAS
Batang Alai Batang Alai Batang Alai
Target 30% Target 70% Target 100%
Terjadinya Penurunan 1313. Penanaman 1314. Penanaman 1315. Penanaman Melaksanakan BPDASHL Barito,
aktivitas signifikan laju hutan rakyat 100 Ha, hutan rakyat 200 Ha, hutan rakyat 300 Ha, Penanaman, dan BWS Kalimantan II

296
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
tambang di hulu erosi yang masuk hutan produksi 150 hutan produksi 200 hutan produksi 250 peremajaan kawasan Dinas Kehutanan,
sungai akan ke Sungai Kapuas Ha, hutan lindung 500 Ha, hutan lindung Ha, hutan lindung hutan lindung atau BAPPEDA, Dinas
berpengaruh Murung Ha di Hulu Sungai 1.000 Ha di Hulu 1.500 Ha di Hulu hutan produksi melalui PU:
terhadap Kapuas Murung Sungai Kapuas Sungai Kapuas penanaman hutan Kabupaten
keseimbangan Murung Murung rakyat, hutan produksi, Balangan, Banjar,
sungai dan dan hutan lindung Barito Selatan,
besaran sedimen Penurunan 1316. Pengendalian 1317. Pengendalian 1318. Pengendalian Melaksanakan Barito Timur,
yang signifikan laju pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di Pengendalian Barito Utara,
ditimbulkannya. erosi yang masuk hulu DAS di: hulu DAS di: hulu DAS di: pengolahan tanah di Baritokuala,
Pendangkalan ke Sungai ✓ Sungai Ayu, 10.000 ✓ Sungai Ayu, 20.000 ✓ Sungai Ayu, 27.000 hulu DAS di: Gunungmas,
sungai akan Tabalong Kiwa, Ha Ha Ha ✓ Sungai Ayu, Hulusungai
mengurangi Ayu, Batangalai, ✓ Sungai Batangalai, ✓ Sungai Batangalai, ✓ Sungai Batangalai, [Kabupaten Selatan,
kemampuan Tapin, Alalak, 500 Ha 1.000 Ha 2.000 Ha Tabalong] Hulusungai
navigasi sungai. Martapura ✓ Sungai Tapin, 2.500 ✓ Sungai Tapin, 5.000 ✓ Sungai Tapin, 7.500 ✓ Sungai Batangalai, Tengah,
Ha Ha Ha [Kabupaten HST] Hulusungai Utara,
✓ Sungai Alalak, 1.000 ✓ Sungai Alalak, 2.000 ✓ Sungai Alalak, 4.400 ✓ Sungai Tapin, Kapuas, Kota
Ha Ha Ha [Kabupaten Tapin] Banjarbaru,
✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Martapura, ✓ Sungai Alalak, Kotabaru,
10.000 Ha 20.000 Ha 37.000 Ha [Kabupaten Banjar] Murungraya,
✓ Sungai Martapura, Tabalong,
[Kabupaten Banjar] Tanahlaut, Tapin
Pengelolaan Terkendalinya 1319. Pengendalian 1320. Pengendalian 1321. Pengendalian Melaksanakan BPDASHL Barito,
lahan gambut ekosistem lahan pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di Pengendalian pola BWS Kalimantan II
yang kurang gambut, namun hulu DAS, di: hulu DAS, di: hulu DAS, di: penggunaan lahan di Dinas Kehutanan,
tepat di Daerah tetap produktif ✓ Sungai Lahei ✓ Sungai Lahei ✓ Sungai Lahei DAS yang berhilir pada BAPPEDA, Dinas
Aliran Sungai [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung sungai Barito PU:
Mentangin Raya] Raya] Raya] Kabupaten
✓ Sungai Teweh ✓ Sungai Teweh ✓ Sungai Teweh Balangan, Banjar,
[Kabupaten Murung [Kabupaten Murung [Kabupaten Murung Barito Selatan,
Raya] Raya] Raya] Barito Timur,
✓ Sungai Ayuh ✓ Sungai Ayuh Barito Utara,
[Kabupaten Barito [Kabupaten Barito Baritokuala,
Selatan] Selatan] Gunungmas,
✓ Sungai Bekakar dan Hulusungai
Takuan Puri Selatan,
[Kabupaten Barito Hulusungai
Timur] Tengah,
1322. Kebijakan 1323. Kebijakan 1324. Kebijakan Menyusun Kebijakan Hulusungai Utara,
pengelolaan kondisi pengelolaan kondisi pengelolaan kondisi pengelolaan kondisi Kapuas, Kota
DAS pada kawasan DAS pada kawasan DAS pada kawasan DAS pada kawasan Banjarbaru,
potensi pertambangan potensi pertambangan potensi pertambangan potensi pertambangan Kotabaru,
Kapuas Kapuas Kapuas Kapuas Murungraya,
Target: 35 % Target: 70 % Target: 100 %

297
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1325. Pengendalian 1326. Pengendalian 1327. Pengendalian Melaksanakan Tabalong,
pengolahan tanah di pengolahan tanah di pengolahan tanah di Pengendalian Tanahlaut, Tapin
hulu DAS di Sungai hulu DAS di Sungai hulu DAS di Sungai pengolahan tanah di
Mentangai [Kabupaten Mentangai [Kabupaten Mentangai [Kabupaten hulu DAS di Sungai
Kapuas] Kapuas] Kapuas] Mentangai [Kabupaten
Target: 35 % Target: 70 % Target: 100 % Kapuas]
Perlunya Penurunan 1328. Pelestarian 1329. Pelestarian 1330. Pelestarian • Mengelola kawasan BPDASHL Barito,
Perlindungan signifikan Laju Kawasan Lindung di: Kawasan Lindung di: Kawasan Lindung di: lindung (cagar alam/ BWS Kalimantan II
dan Penegakan Erosi, ✓ kawasan lindung ✓ kawasan lindung ✓ kawasan lindung suaka margasatwa) Dinas Kehutanan,
hukum terhadap peningkatan parawen, Provinsi parawen, Provinsi parawen, Provinsi yang melibatkan BAPPEDA, Dinas
eksistensi manfaat terhadap Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, sektor SDA, PU:
kawasan masyarakat di 81.000 Ha dan 81.000 Ha dan 81.000 Ha dan kehutanan, Kabupaten
konservasi sekitar kawasan 87.000 Ha [cagar 87.000 Ha [cagar 87.000 Ha [cagar perkebunan, serta Balangan, Banjar,
hutan, alam] alam] alam] masyarakat dalam Barito Selatan,
peningkatan ratio ✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pelaihari, ✓ kawasan Pelaihari, suatu konsep PRA Barito Timur,
zona konservasi, Martapura, Provinsi Martapura, Provinsi Martapura, Provinsi • Menjaga Barito Utara,
peningkatan Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, keseimbangan Baritokuala,
koefisien 155.000 Ha [cagar 155.000 Ha [cagar 155.000 Ha [cagar antara kawasan Gunungmas,
pengaliran alam dan suaka alam dan suaka alam dan suaka budidaya dan non Hulusungai
margasatwa] margasatwa] margasatwa] budidaya dengan Selatan,
✓ kawasan Pulau ✓ kawasan Pulau mengurangi luasan Hulusungai
Kaget, Provinsi Kaget, Provinsi lahan kritis Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Hulusungai Utara,
275 Ha [cagar alam] 275 Ha [cagar alam] Kapuas, Kota
✓ kawasan Pulau ✓ kawasan Pulau Banjarbaru,
Kembang, Provinsi Kembang, Provinsi Kotabaru,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan, Murungraya,
60 Ha [cagar alam] 60 Ha [cagar alam] Tabalong,
✓ kawasan G ✓ kawasan G Tanahlaut, Tapin
Kentawan, Kentawan,
Kabupaten HSS, 245 Kabupaten HSS, 245
Ha [cagar alam] Ha [cagar alam]
✓ kawasan Batikap I, ✓ kawasan Batikap I,
Batikap II, Batikap Batikap II, Batikap
III, Kabupaten III, Kabupaten
Murung Raya, Murung Raya,
740.375 Ha 740.375 Ha
✓ kawasan Meratus
Hulu, Barabai,
Kabupaten HSU,
HST, dan HSS,
200.000 Ha
✓ kawasan Meratus
Hulu, Tanjung,

298
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kabupaten HSU dan
Tabalong, 46.250 Ha
✓ kawasan Muara Uya,
Kabupaten Tabalong,
25.000 Ha [cagar
alam]
✓ kawasan Nagara,
Kabupaten HSU,
150.000 Ha [suaka
margasatwa]
✓ kawasan Hutan
Gambut Liang
Anggang, Kabupaten
Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam]
Rendahnya Peningkatan 1331. Pendampingan 1333. Pendampingan 1336. Pendampingan Melakukan Kementerian
pendapatan partisipasi dan dan pembinaan dalam dan pembinaan dalam dan pembinaan dalam pendampingan dan Lingkungan
masyarakat dan pendapatan rangka meningkatkan rangka meningkatkan rangka meningkatkan pembinaan dalam Hidup,
kurangnya masyarakat di taraf ekonomi taraf ekonomi taraf ekonomi upaya pemberdayaan BPDASHL Barito,
partisipasi sekitar hutan masyarakat di masyarakat di masyarakat di masyarakat di sekitar BWS Kalimantan II
masyarakat di dalam kaitannya kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan hutan Dinas Kehutanan,
sekitar kawasan dengan upaya sumber air di sumber air di sumber air di BAPPEDA, Dinas
hutan dalam konservasi DASungai DASungai DASungai PU:
upaya ✓ Sosialisasi Jalur ✓ Sosialisasi Jalur ✓ Sosialisasi Jalur Kabupaten
konservasi Hijau & Sumur Hijau & Sumur Hijau & Sumur Balangan, Banjar,
Resapan Resapan Resapan Barito Selatan,
✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Barito Timur,
Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Barito Utara,
Keras Keras Keras Baritokuala,
✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Gunungmas,
Penanaman Batang Penanaman Batang Penanaman Batang Hulusungai
Hidup Hidup Hidup Selatan,
✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi ✓ Sosialisasi Hulusungai
Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Tumbuhan Bawah Tengah,
✓ Sosialisasi Tumpang ✓ Sosialisasi Tumpang ✓ Sosialisasi Tumpang Hulusungai Utara,
Sari Sari Sari Kapuas, Kota
1332. Di Kabupaten 1334. Di Kabupaten 1337. Di Kabupaten Banjarbaru,
Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Balangan, Banjar, Kotabaru,
Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Barito Selatan, Barito Murungraya,
Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Timur, Barito Utara, Tabalong,
Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, Tanahlaut, Tapin
Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan, Hulusungai Selatan,
Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah, Hulusungai Tengah,
Hulusungai Utara, Hulusungai Utara, Hulusungai Utara,

299
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kapuas, Kota Kapuas, Kota Kapuas, Kota
Banjarbaru, Banjarbaru, Banjarbaru,
Murungraya, Murungraya, Tabalong, Murungraya,
Tabalong, Tanahlaut, Tanahlaut, Tapin 1-3 Tabalong, Tanahlaut,
Tapin 1-3 Kali dalam Kali dalam setahun Tapin 1-3 Kali dalam
setahun 1335. Pembuatan setahun
• Pembuatan Kebun Kebun Bibit Rakyat 1338. Pembuatan
Bibit Rakyat (KBR) (KBR) 1198 Unit Kebun Bibit Rakyat
1198 Unit Target hingga 70% (KBR) 1198 Unit
Target hingga 50% Target hingga 100%
1339. Pemantapan 1344. Pemantapan 1349. Pemantapan Melakukan
kawasan resapan air kawasan resapan air kawasan resapan air Pemantauan terhadap
dan Pencanangan dan Pencanangan dan Pencanangan pelaksanaan kegiatan
program sumur program sumur program sumur sumur resapan
resapan air resapan air resapan air ditingkat kecamatan
1340. Pendampingan 1345. Pendampingan 1350. Pendampingan dan Desa
dan bantuan pada dan bantuan pada dan bantuan pada
kawasan permukiman kawasan permukiman kawasan permukiman
dalam rangka dalam rangka dalam rangka
peningkatan jumlah peningkatan jumlah peningkatan jumlah
resapan air sebagai resapan air sebagai resapan air sebagai
imbuhan aliran dasar imbuhan aliran dasar imbuhan aliran dasar
1341. Sosialisasi 1346. Sosialisasi 1351. Sosialisasi
tentang manfaat tentang manfaat tentang manfaat
kawasan dan sumur kawasan dan sumur kawasan dan sumur
resapan kepada resapan kepada resapan kepada
masyarakat tingkat masyarakat tingkat masyarakat tingkat
desa desa desa
1342. Pembuatan 1347. Pembuatan 1352. Pembuatan
Sumur Resapan, oleh Sumur Resapan, oleh Sumur Resapan, oleh
masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan
pemerintah (setiap pemerintah (setiap pemerintah (setiap
Desa diharapkan Desa diharapkan Desa diharapkan
mempunyai 1 Sumur mempunyai 1 Sumur mempunyai 1 Sumur
Resapan) Resapan) Resapan)
1343. Pembuatan 1348. Pembuatan 1353. Pembuatan
Sumur Resapan Sumur Resapan Sumur Resapan
dengan jumlah 315 dengan jumlah 315 dengan jumlah 315
unit unit unit
Target: 50 % Target: 70 % Target: 100 %
1354. Penyusunan 1357. Penyusunan 1362. Penyusunan Melaksanakan BPDASHL Barito,
peraturan batas dan pnetapan dan pnetapan perlindungan Kawasan Dinas Kehutanan
sempadan sumber- peraturan batas peraturan batas Sempadan Sungai Kabupaten/ kota,
sempadan sumber- sempadan sumber- melalui Peraturan Dinas Kehutanan

300
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
sumber air beserta sumber air beserta sumber air beserta Daerah yang ketat dan Provinsi, BWS
pemanfaatannya pemanfaatannya pemanfaatannya mengikat, pengawasan, Kalimantan II,
1355. Sosialisasi 1358. Sosialisasi 1363. Sosialisasi dan rehabilitasi Bappeda
Peraturan Kawasan Peraturan Kawasan Peraturan Kawasan sempadan sungai Kabupaten/ Kota
pemukiman wajib pemukiman wajib pemukiman wajib Provinsi Dinas PU
mengikuti batas mengikuti batas mengikuti batas Kab/ Kota dan
sempadan sungai. sempadan sungai. sempadan sungai. Provinsi,
1356. Menjadikan 1359. Menjadikan 1364. Menjadikan Balangan, Banjar,
sempadan sungai sempadan sungai sempadan sungai Barito Selatan,
menjadi sabuk hijau/ menjadi sabuk hijau/ menjadi sabuk hijau/ Barito Timur,
green belt green belt green belt Barito Utara,
1360. Pencegahan 1365. Pencegahan Baritokuala,
pendirian bangunan pendirian bangunan Gunungmas,
dan pemanfaatan dan pemanfaatan Hulusungai
lahan yang lahan yang Selatan,
mengganggu aliran air mengganggu aliran air Hulusungai
atau tidak sesuai dgn atau tidak sesuai dgn Tengah,
peruntukannya peruntukannya Hulusungai Utara,
1361. Pemberdayaan 1366. Pemberdayaan Kapuas, Kota
masyarakat di sekitar masyarakat di sekitar Banjarbaru,
sempadan sumberair sempadan sumberair Kotabaru,
1367. Pengendalian Murungraya,
penggunaan lahan di Tabalong,
Muara sungai, Tanahlaut, Tapin
pelebaran dimensi
1368. Pembangunan
dalam rangka
perlindungan batas
sempadan sumber air
(pengukuran dan
pemasangan patok
batas sempadan,
pagar pembatas, talud
tebing/ tepi sungai)

301
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
2 Pengawetan Adanya Mengurangi 1369. SF dan SID 1370. SF dan SID 1371. SF dan SID Menyimpan air yang BPDASHL Barito,
Air Kekeringan pada kekeringan pada Perencanaan Embung Perencanaan Embung Perencanaan Embung berlebihan di musim BWS Kalimantan II
musim kemarau musim kemarau di Kabupaten di Kabupaten di Kabupaten hujan dan Dinas Kehutanan,
dengan Murungraya, Barito Murungraya, Barito Murungraya, Barito memanfaatkannya di BAPPEDA, Dinas
memanfaatkan Selatan, Barito Timur, Selatan, Barito Timur, Selatan, Barito Timur, musim kemarau PU:
potensi air yang Barito Utara, Barito Utara, Barito Utara, dengan meningkatkan Kabupaten
belum Baritokuala, Baritokuala, Baritokuala, kapasitas tampungan Murungraya,
termanfaatkan Balangan, Hulusungai Balangan, Hulusungai Balangan, Hulusungai air yang ada dengan SF, Barito Selatan,
Selatan, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai dan SID Perencanaan Barito Timur,
Tengah, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Embung di Provinsi Barito Utara,
Utara, Kapuas, Utara, Kapuas, Utara, Kapuas, Kalimantan Tengah dan Baritokuala,
Murungraya, Murungraya, Murungraya, Kalimantan Selatan Balangan,
Tabalong, Tanahlaut Tabalong, Tanahlaut Tabalong, Tanahlaut Hulusungai
Target: 30 % Target: 60 % Target: 100 % Selatan, Hulu
Sungai Tengah,
Hulu Sungai
Utara, Kapuas,
Murungraya,
1372. Perencanaan 1375. Perencanaan 1378. Perencanaan Melakukan kegiatan Tabalong,
Waduk Tapin, Waduk Waduk Tapin, Waduk Waduk Tapin, Waduk operasional dan Tanahlaut
Balangan dan Waduk Balangan, Waduk Balangan, Waduk pemeliharaan daerah
Teweh Teweh, Waduk Lahai, Teweh, Waduk Lahai, tangkapan dan
1373. Pembangunan Waduk Juloi dan Waduk Juloi dan tampungan waduk
Waduk Tapin dan Waduk Riam Kiwa Waduk Riam Kiwa
Waduk Balangan 1376. Pembangunan 1379. Pembangunan
1374. Operasi dan Waduk Tapin, Waduk Waduk Tapin, Waduk
Pemeliharaan Waduk Balangan, Waduk Balangan, Waduk
Riam Kanan, Waduk Teweh dan Waduk Teweh, Waduk Lahai,
Tapin dan Waduk Riam Kiwa Waduk Juloi dan
Balangan 1377. Operasi dan Waduk Riam Kiwa
Pemeliharaan Waduk 1380. Operasi dan
Riam Kanan, Waduk Pemeliharaan Waduk
Tapin, Waduk Riam Kanan, Waduk
Balangan dan Waduk Tapin, Waduk
Teweh Balangan, Waduk
Teweh, Waduk Lahai,
Waduk Juloi dan
Waduk Riam Kiwa
Masih adanya Penggunaan air 1381. Kampanye 1382. Kampanye 1383. Kampanye Meningkatkan efisiensi BPDASHL Barito,
penggunaan air secara efisien gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan pemakaian air Dinas Pertanian,
masih kurang terutama untuk aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI terutama untuk BAPPEDA, Dinas
hemat/ boros budidaya dalam budidaya dalam budidaya dalam budidaya tanaman padi PU Kabupaten/
tanaman padi tanaman padi secara tanaman padi secara tanaman padi secara kota, BWS
luas luas luas Kalimantan II

302
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Masih adanya Penggunaan air 1384. Penyusunan 1385. Penyusunan 1386. Penyusunan Penerapan Perda BPDASHL Barito,
penggunaan air tanah terkendali Perda tentang Perda tentang Perda tentang pengaturan Dinas Kehutanan,
tanah yang penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah Kementerian
berlebihan serta Kebijakan serta Kebijakan serta Kebijakan Lingkungan
penggunaan air tanah penggunaan air tanah penggunaan air tanah Hidup, BAPPEDA,
hanya untuk tanaman hanya untuk tanaman hanya untuk tanaman Dinas PU, BWS
yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi yang bernilai ekonomi Kalimantan II,
tinggi tinggi tinggi Pemerintah
Daerah
1387. Pengendalian 1388. Pengendalian 1390. Pengendalian Meningkatkan efisiensi BPDASHL Barito,
Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air pemakaian air Dinas Pertanian,
Terutama Pada Zona Terutama Pada Zona Terutama Pada Zona terutama untuk Dinas ESDM,
Kritis/ ZPA Rendah Kritis/ ZPA Rendah Kritis/ ZPA Rendah Industri, BAPPEDA, Dinas
dengan Izin Yang dengan Izin Yang dengan Izin Yang Pertambangan, dan PU Kabupaten/
Ketat Ketat Ketat Irigasi kota, BWS
1389. Perancangan 1391. Perancangan Kalimantan II,
Sistem Perizinan Sistem Perizinan PEMDA Murung
1392. Membuat Raya, Gunung
tampungan air hujan Mas, Barito Utara,
pada skala rumah Barito Selatan,
tangga (water Barito Timur,
harvesting) Kapuas, Tabalong,
1393. Meningkatkan Balangan, Hulu
Efisiensi Irigasi, Sungai Utara,
dengan mengurangi Hulu Sungai
kebocoran saluran Tengah, Hulu
irigasi Sungai Selatan,
1394. Pengadaan Tapin, Barito
Software Perizinan Kuala, Kotabaru,
Yang Terintegrasi Banjar, Kota
Banjarbaru,
Banjarmasin,
Tanah Laut
1395. Sosialisasi 1396. Sosialisasi 1398. Sosialisasi Melakukan BPDASHL Barito,
jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman pengawasan kualitas Dinas Kehutanan
ideal pembangunan ideal pembangunan ideal pembangunan air sumur gali dan air Kabupaten/ kota,
sumur diKabupaten sumur diKabupaten sumur diKabupaten hujan di Seluruh Dinas Kehutanan
WS Barito WS Barito WS Barito wilayah Kabupaten/ Provinsi , BWS,
1397. Pemantauan 1399. Pemantauan Kota Bappeda
kualitas air secara kualitas air secara Kabupaten/ Kota
berkala berkala Provinsi Dinas PU
1400. Disinfeksi Kab/ Kota dan
sumur gali di Provinsi
Kabupaten WS Barito

303
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1401. Peningkatan
konstruksi dinding
sumur menjadi kedap
air
3 Pengelolaan Kualitas air Kualitas air dan 1402. Menetapkan 1403. Menetapkan 1404. Menetapkan Penerbitan Perda Baku BPDASHL Barito,
Kualitas Air sungai untuk air sumber air sesuai baku mutu limbah baku mutu limbah baku mutu limbah Mutu Air dan Limbah Dinas Kehutanan,
dan baku tidak dengan cair yang cair yang cair yang Cair di Kabupaten/ Kementerian
Pengendalian memenuhi Baku peruntukannya diperkenankan diperkenankan diperkenankan Kota dalam WS Lingkungan
Pencemaran Mutu Air Klas 1 dan untuk dibuang ke dalam dibuang ke dalam dibuang ke dalam Hidup, BAPPEDA,
Air memenuhi baku sungai di 40% dari sungai di 60% dari sungai di 100% dari Dinas PU, BWS
mutu kualitas air Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kalimantan II,
yang disyaratkan dalam WS dalam WS dalam WS Pemerintah
Daerah, Dinas
Lingkungan
Hidup, Swasta,
BUMN (PDAM)
Pencemaran Peningkatan baku 1405. Pengelolaan 1407. Pengelolaan 1410. Pengelolaan 1413. Melaksanakan BPDASHL Barito,
sungai akibat mutu dan kualitas air sungai- kualitas air sungai- kualitas air sungai- Pemantauan secara Dinas Kehutanan,
penambangan kualitas air sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten kontinyu agar lebih Kementerian
yang kurang Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan memudahkan di Lingkungan
memperhatikan Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, dalam monitoring Hidup, BAPPEDA,
kondisi Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah, kondisi perubahan Dinas PU, BWS
lingkungan dan Kecamatan dan Kecamatan dan Kecamatan sungai sedini Kalimantan II,
Mantangai] Mantangai] Mantangai] mungkin Pemerintah
1406. Pengelolaan 1408. Pengelolaan 1411. Pengelolaan 1414. Membuat Daerah, Dinas
kualitas air sungai kualitas air sungai kualitas air sungai Program bertahap Lingkungan
pada kawasan pada kawasan pada kawasan jangka pendek dan Hidup, Swasta,
pertambangan di: pertambangan di: pertambangan di: jangka panjang dalam BUMN (PDAM)
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan mengembalikan baku
Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten mutu air berdasarkan
Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten indikator-indikator
HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten yang telah ditetapkan
HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten 1415. Melakukan
HST, Kabupaten HST, Kabupaten HST, Kabupaten monitoring Kegiatan
Banjar, dan Banjar, dan Banjar, dan Pertambangan Secara
Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin Terpadu
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Tengah [Sungai Tengah [Sungai Tengah [Sungai
Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh,
Sungai Maruwai, Sungai Maruwai, Sungai Maruwai,
dan Sungai Murung] dan Sungai Murung] dan Sungai Murung]
Monitoring kegiatan 1409. Monitoring 1412. Monitoring
pertambangan kegiatan kegiatan

304
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
terpadu pertambangan terpadu pertambangan terpadu
Target: 30 % Target: 60 % Target: 100 %
1416. Penyusunan 1420. Penyusunan 1427. Penyusunan Penataan Kawasan BPDASHL Barito,
Rancangan PERDA Rancangan PERDA Rancangan PERDA Sekitar Sempadan Dinas Pertanian,
pembuangan sampah pembuangan sampah pembuangan sampah Sungai melalui PERDA Dinas ESDM,
dan limbah langsung dan limbah langsung dan limbah langsung pembuangan limbah di BAPPEDA, Dinas
ke sungai ke sungai ke sungai Sungai, serta PU Kabupaten/
1417. Studi kualitas 1421. Studi kualitas 1428. Studi kualitas pembuatan jaringan kota, BWS
air dan sumber air dan sumber air dan sumber sanitasi yang komunal Kalimantan II,
pencemar pencemar pencemar PEMDA Murung
1418. Perencanaan 1422. Perencanaan 1429. Perencanaan Raya, Gunung
saluran drainase/ saluran drainase/ saluran drainase/ Mas, Barito Utara,
saluran limbah rumah saluran limbah rumah saluran limbah rumah Barito Selatan,
tangga penampungan/ tangga penampungan/ tangga penampungan/ Barito Timur,
IPAL. IPAL. IPAL. Kapuas, Tabalong,
1419. Perencanaan 1423. Perencanaan 1430. Perencanaan Balangan, Hulu
toilet umum, IPAL toilet umum, IPAL toilet umum, IPAL Sungai Utara,
Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Hulu Sungai
Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Tengah, Hulu
Akhir Akhir Akhir Sungai Selatan,
1424. Penetapan 1431. Penetapan Tapin, Barito
perizinan terkait perizinan terkait Kuala, Kotabaru,
Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah Banjar, Kota
industri dan industri dan Banjarbaru,
pertambangan pertambangan Banjarmasin,
1425. Pengawasan 1432. Pengawasan Tanah Laut
dan pemantauan, dan pemantauan,
pelaksanaan Perda pelaksanaan Perda
pembuangan sampah pembuangan sampah
dan limbah sungai dan limbah sungai
1426. Program 1433. Program
pengendalian sampah pengendalian sampah
yang masuk kedalam yang masuk kedalam
sungai melalui sungai melalui
Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/
Superkasih Superkasi
Pengelolaan 1434. Pengelolaan
persampahan (DAK) persampahan (DAK)
1435. Pembuatan
saluran drainase/
saluran limbah rumah
tangga penampungan/
IPAL

305
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1436. Pembuatan
Toilet Umum, IPAL
Komunal, dan Tempat
Pembuangan Sampah
Akhir
1437. Penyediaan
sarana dan prasarana
pengelolaan
persampahan (DAK)
1438. Pengaturan 1439. Pengaturan 1442. Pengaturan Melakukan pengaturan BPDASHL Barito,
pengambilan pengambilan pengambilan kuantitas pengambilan Dinas Pertanian,
kuantitas air pada kuantitas air pada kuantitas air pada air Dinas ESDM,
sumber-sumber air, sumber-sumber air, sumber-sumber air, BAPPEDA, Dinas
berupa perijinan dan berupa perijinan dan berupa perijinan dan PU Kabupaten/
pelarangan pelarangan pelarangan kota, BWS
pemanfatan air pada pemanfatan air pada pemanfatan air pada Kalimantan II,
sumber-sumber air sumber-sumber air sumber-sumber air PEMDA Murung
1440. Pengembangan 1443. Pengembangan Raya, Gunung
sistem informasi sistem informasi Mas, Barito Utara,
perizinan perizinan Barito Selatan,
1441. Pemantauan 1444. Pemantauan Barito Timur,
dan pengawasan dan pengawasan Kapuas, Tabalong,
pelaksanaan perda pelaksanaan perda Balangan, Hulu
pemanfaatan air pemanfaatan air Sungai Utara,
1445. Pengadaan Hulu Sungai
software dan hardware Tengah, Hulu
untuk pengembangan Sungai Selatan,
sistem informasi Tapin, Barito
perizinan Kuala, Kotabaru,
1446. Pembangunan Banjar, Kota
sumur pantau untuk Banjarbaru,
Air tanah, pada Banjarmasin,
pengambilan debit Tanah Laut
lebih dari 50 lt/ dt per
hektar
1447. Pembangunan
pemantau kualitas air
sungai
1448. Pembuatan 1449. Pembuatan 1454. Pembuatan 1459. Pemantauan BPDASHL Barito,
peraturan terkait peraturan terkait peraturan terkait secara kontinyu agar BLH, BAPPEDA,
persyaratan kualitas persyaratan kualitas persyaratan kualitas lebih memudahkan di Dinas PU
air pada sumber- air pada sumber- air pada sumber- dalam monitoring Kabupaten/ kota,
sumber air sumber air sumber air kondisi perubahan BWS Kalimantan
Pembuatan peratuan II, PEMDA Murung

306
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
terkait persyaratan 1450. Pembuatan 1455. Pembuatan sungai sedini Raya, Gunung
kualitas buangan peratuan terkait peratuan terkait mungkin Mas, Barito Utara,
limbah, sampah dan persyaratan kualitas persyaratan kualitas 1460. Program Barito Selatan,
limbah B3 ke badan buangan limbah, buangan limbah, bertahap jangka Barito Timur,
air sampah dan limbah sampah dan limbah pendek dan jangka Kapuas, Tabalong,
B3 ke badan air B3 ke badan air panjang dalam Balangan, Hulu
1451. Pelibatan dan 1456. Pelibatan dan mengembalikan baku Sungai Utara,
pemberdayaan pemberdayaan mutu air berdasarkan Hulu Sungai
masyarakat terkait masyarakat terkait indikator-indikator Tengah, Hulu
pengelolaan kualitas pengelolaan kualitas yang telah ditetapkan Sungai Selatan,
air pada sumber air air pada sumber air 1461. Monitoring Tapin, Barito
1452. Pengelolaan 1457. Pengelolaan Kegiatan Kuala, Kotabaru,
kualitas air sungai- kualitas air sungai- Pertambangan Secara Banjar, Kota
sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten Terpadu Banjarbaru,
Kapuas [Kecamatan Kapuas [Kecamatan Banjarmasin,
Kapuas Tengah, Kapuas Tengah, Tanah Laut
Kecamatan Timpah, Kecamatan Timpah,
dan Kecamatan dan Kecamatan
Mantangai] Mantangai]
1453. Pengelolaan 1458. Pengelolaan
kualitas air sungai kualitas air sungai
pada kawasan pada kawasan
pertambangan di; pertambangan di;
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Selatan [Kabupaten Selatan [Kabupaten
Tabalong, Kabupaten Tabalong, Kabupaten
HSU, Kabupaten HSU, Kabupaten
HSS, Kabupaten HSS, Kabupaten
HST, Kabupaten HST, Kabupaten
Banjar, dan Banjar, dan
Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin
✓ Provinsi Kalimantan ✓ Provinsi Kalimantan
Tengah [Sungai Tengah [Sungai
Karau, Sungai Ayuh, Karau, Sungai Ayuh,
Sungai Maruwai, Sungai Maruwai,
dan Sungai Murung] dan Sungai Murung]
Monitoring kegiatan • Monitoring kegiatan
pertambangan pertambangan
terpadu terpadu
• Membangun
pengolahan air baku
dalam rangka
peningkatan kualitas
sumber air

307
Sasaran/ Target Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Yang Ingin Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
• Pembangunan
Stasiun Pemantau
Kualitas Air pada
daerah pertambangan
dan industri yang
masuk sungai,
waduk, instalasi
pengolahan air
limbah (IPAL) dan
instalasi pengolahan
limbah Bahan
Berbahaya Beracun
(B3)
• Pembangunan
Stasiun Pengolahan
Limbah oleh Pihak
Swasta
• Peningkatan O&P
prasarana yang
sudah ada dan baru
dibangun

308
II. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR (TINGGI)
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Penatagunaan Belum adanya • Menentukan 1462. Penentuan 1463. Penentuan 1464. Penentuan 1465. Menerbitkan BAPPEDA
Sumber Daya zona pengalokasia batas zona batas dan Penetapan batas, Penetapan dan Perda tentang zona Provinsi,
Air pemanfaatan n zona pemanfaatan sumber zona pemanfaatan Sosialisasi zona pemanfaatan BAPPEDA
sumber air dan pemanfaata air dan peruntukan sumber air dan pemanfaatan sumber sumber daya air dan Kabupaten/ Kota
peruntukan n sumber air sumber air kedalam peruntukan sumber air dan peruntukan peruntukan air pada Provinsi,
sumber air yang dan peta RTRW air kedalam peta sumber air kedalam sumber air dengan BPDASHL Barito,
memperhatikan peruntukan Kabupaten/ Kota di RTRW Kabupaten/ peta RTRW memperhatikan Dinas Kehutanan
kepentingan sumber air WS Barito Kota di WS Barito Kabupaten/ Kota di RTRW Provinsi, Provinsi, Dinas
berbagai jenis ke dalam WS Barito Kabupaten/ Kota Kehutanan
pemanfaatan beberapa 1466. Melakukan Kabupaten/ kota,
golongan penyuluhan kepada BWS Kalimantan
penggunaan masyarakat tentang II,
air termasuk pentingnya Dinas PU Provinsi,
baku mematuhi tata Dinas PU
mutunya ruang yang ada Kabupaten/ Kota
Sempadan Mengembalika 1467. Penentuan 1468. Penentuan 1469. Penentuan 1472. Menerbitkan
sumber air belum n fungsi kawasan daerah dan Penetapan dan Penetapan Perda tentang
sepenuhnya bantaran dan sumber air (sempadan kawasan daerah kawasan daerah Sempadan sungai,
digunakan sempadan sungai, waduk, danau, sumber air (sempadan sumber air (sempadan danau, waduk, mata
sebagai batasan sungai sebagai mata air dan pantai) sungai, waduk, danau, sungai, waduk, danau, air dan sempadan
dalam area mata air dan pantai) mata air dan pantai) sungai
pemanfaatan konservasi hingga 50% hingga 100% 1473. Melakukan
ruang sumber air 1470. Sosialisasi penyuluhan kepada
perlindungan daerah masyarakat tentang
sumber air pentingnya
1471. Pembuatan pemeliharaan sungai
rambu/ tanda
larangan pemanfaatan
air pada zona kritis
Penetapan 1474. Penetapan 1475. Perencanaan 1476. Pembangunan Menetapkan kawasan
kawasan kawasan sabuk hijau teknis sabuk hijau di dan penanaman di sabuk hijau sumber
sabuk hijau di di 40% kawasan 70% kawasan sungai kawasan sabuk hijau air
kawasan sungai dan waduk dan waduk di Seluruh kawasan
sungai dan sungai dan waduk
waduk
Belum ada Terdapat 1477. Penyusunan 1479. Penyusunan 1480. Penyusunan, Melaksanakan
pedoman atau pedoman dan pedoman dan SOP dan sosialisasi sosialisasi dan Penetapan Perda
SOP alokasi air SOP alokasi pedoman dan SOP pelaksanaan pedoman alokasi dan hak guna
maupun hak guna pelaksanaan 1478. dan hak guna alokasi dan hak guna dan SOP alokasi air bagi pengguna
air alokasi air dan air bagi pengguna air air bagi pengguna air 1481. dan hak guna yang sudah ada pada
hak guna air di Seluruh di Seluruh air bagi pengguna air masing-masing
Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ Kota pada di Seluruh kabupaten dan kota
WS Barito WS Barito

309
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kabupaten/ Kota pada
WS Barito
Minimnya biaya Terdapat 1482. Penyusunan 1483. Penyusunan 1484. Penyusunan 1485. Menetapkan Bappeda Provinsi,
OP yang alokasi dana konsep prinsip konsep dan sosialisasi konsep, sosialisasi perda penerima Bappeda
disediakan untuk OP baik penerima manfaat prinsip penerima dan penerapan prinsip manfaat Kabupaten/ Kota,
sehingga banyak dari membayar kecuali manfaat membayar penerima manfaat menanggung biaya Dinas PU Provinsi,
prasarana sumber Pemerintah untuk kebutuhan kecuali untuk membayar kecuali jasa pengelolaan Dinas PU
daya air yang pusat/ daerah pokok sehari hari dan kebutuhan pokok untuk kebutuhan SDA Kabupaten/ Kota ,
tidak terpelihara maupun dari pertanian rakyat sehari hari dan pokok sehari hari dan 1486. Penyusunan Dinas Kehutanan
dengan baik partisipasi pertanian rakyat pertanian rakyat pedoman Provinsi, Dinas
masyarakat perhitungan biaya Kehutanan
jasa pengelolaan Kabupaten/ kota
sumber daya air BPDASHL Barito,
serta metode BWS Kalimantan II
pembebanannya
kepada para
pemanfaat
2 Penyediaan Belum ada aturan Ditetapkannya 1487. Identifikasi 1488. Identifikasi 1490. Identifikasi Menetapkan dan Bappeda Provinsi,
Sumber Daya prioritas urutan ketersediaan air dan ketersediaan air dan ketersediaan air dan Melakukan Sosialisasi Bappeda
Air peruntukan air prioritas pengguna sumber pengguna sumber pengguna sumber Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota,
pada sumber air peruntukan air daya untuk penentuan daya untuk penentuan daya untuk penentuan tentang peruntukan Dinas PU Provinsi,
pada sumber urutan prioritas urutan prioritas urutan prioritas air pada sumber air Dinas PU
air penggunaannya penggunaannya penggunaannya termasuk urutan Kabupaten/ Kota ,
1489. Penetapan 1491. Penetapan prioritas Dinas Kehutanan
prioritas pemanfaatan prioritas pemanfaatan penyediaannya Provinsi, Dinas
air terhadap air terhadap Kehutanan
ketersediaan air ketersediaan air Kabupaten/ kota
1492. Sosialisasi BPDASHL Barito,
prioritas pemanfaatan BWS Kalimantan II
air terhadap
ketersediaan air
Tersedianya Terbangunnya 1493. Studi 1496. Studi 1499. Studi Melakukan kegiatan BWS Kalimantan
potensi Waduk multi Kelayakan dan Detail Kelayakan dan Detail Kelayakan dan Detail operasional dan II, Bappeda
tampungan air fungsi guna Desain Waduk Tapin, Desain Waduk Tapin, Desain Waduk Tapin, pemeliharaan waduk Provinsi
dalam rangka meningkatkan Waduk Balangan dan Waduk Balangan, Waduk Balangan, secara rutin dan Kalimantan
penyediaan air ketersediaan Waduk Teweh Waduk Teweh, Waduk Waduk Teweh, Waduk berkala sesuai dengan Selatan Dan
dan pemenuhan air dan/ atau 1494. Pembangunan Lahai, Waduk Juloi Lahai, Waduk Juloi standar yang telah Provinsi
kebutuhan lainya energi listrik di Waduk Tapin dan dan Waduk Riam Kiwa dan Waduk Riam Kiwa ditetapkan Kalimantan
di WS Barito WS Barito Waduk Balangan 1497. Pembangunan 1500. Pembangunan Tengah, Dinas PU
1495. Operasi dan Waduk Tapin, Waduk Waduk Tapin, Waduk Kabupaten/ Kota,
Pemeliharaan Waduk Balangan, Waduk Balangan, Waduk PDAM, PT. PLN
Riam Kanan, Waduk Teweh dan Waduk Teweh, Waduk Lahai, (Persero)
Tapin dan Waduk Riam Kiwa Waduk Juloi dan
Balangan Waduk Riam Kiwa

310
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1498. Operasi dan 1501. Operasi dan
Pemeliharaan Waduk Pemeliharaan Waduk
Riam Kanan, Waduk Riam Kanan, Waduk
Tapin, Waduk Tapin, Waduk
Balangan dan Waduk Balangan, Waduk
Teweh Teweh, Waduk Lahai,
Waduk Juloi dan
Waduk Riam Kiwa
Cakupan air Terpenuhinya 1502. Pembangunan 1506. Pembangunan 1510. Pembangunan Meningkatkan Unit BWS Kalimantan
bersih WS Barito kebutuhan dan Penambahan dan Penambahan dan Penambahan produksi dan II, PDAM, Bappeda
yang baru akan air bersih jumlah IPA jumlah IPA jumlah IPA memperbaiki sarana Provinsi
mencapai 27% sehingga 1503. Pembangunan 1507. Pembangunan 1511. Pembangunan dan prasarana air Kalimantan
karena capaian pipa transmisi & pipa transmisi & pipa transmisi & bersih di Kabupaten Selatan Dan
ketersediaan air pemenuhan distribusi distribusi distribusi Banjar, Kota Banjar Tengah, Bappeda,
bersih dari PDAM kebutuhan air 1504. Peningkatan 1508. Peningkatan 1512. Peningkatan Baru, Kota Dinas PU
tidak memadai di WS Barito pengambilan air baku pengambilan air baku pengambilan air baku Banjarmasin, Kabupaten Banjar,
mencapai dengan pembangunan dengan pembangunan dengan pembangunan Kabupaten Tapin, Kota Banjar Baru,
100% SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir Kabupaten Hulu Kota Banjarmasin,
PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan Sungai Selatan, Kabupaten Tapin,
1505. Peningkatan 1509. Peningkatan 1513. Peningkatan Kabupaten Kapuas Kabupaten Hulu
Operasi dan Operasi dan Operasi dan Sungai Selatan,
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Kabupaten
Jaringan Air PDAM Jaringan Air PDAM Jaringan Air PDAM Kapuas
Terdapat potensi Terpenuhinya 1514. Perencanaan 1516. Perencanaan 1518. Perencanaan BWS Kalimantan
pengembangan kebutuhan air Detail Desain untuk Detail Desain untuk Detail Desain untuk II, Bappeda
daerah irigasi irigasi dalam Bendung dan Jaringan Bendung dan Jaringan Bendung dan Jaringan Provinsi
yang besar guna rangka irigasi irigasi irigasi Kalimantan
meningkatkan Perluasan 1515. Pembangunan 1517. Pembangunan 1519. Pembangunan Selatan Dan
ketahanan lahan irigasi bendung untuk bendung untuk bendung untuk Provinsi
pangan di WS secara optimal memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan Kalimantan
Barito air irigasi pada: air irigasi pada: air irigasi pada: Tengah, Dinas PU
DI Riam Kanan DI Riam Kanan DI Riam Kanan Kabupaten/ Kota
DI Karau DI Karau DI Karau
DI Sei Rasau DI Tampa DI Tampa
DI Takuam DI Kahakan DI Kahakan
DI Montalat DI Belanti DI Belanti
DI Jamut DI Sei Tunjang DI Tamba Jaya
DI Sei Rasau DI Karya Makmur
DI Karya Tani DI Ulu Benteng
DI Karya Baru DI Sei Gampa Asahi
DI Baruh Rintis DI Sei Bamban
(Matabu) DI Palingkau
DI Takuam DI Sawahan
DI Sei Tunjang

311
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
DI Montalat DI Sei Rasau
DI Jamut DI Sei Kambat
DI Sei Raya
DI Badandan
DI Karya Tani
DI Karya Baru
DI Sei Telan Besar
DI Baruh Rintis
(Matabu)
DI Takuam
DI Montalat
DI Tandrehean
DI Jamut
DI Bawang
Potensi irigasi Terpeliharanya 1520. Meningkatkan 1522. Meningkatkan 1524. Meningkatkan Melaksanakan BWS Kalimantan
yang besar di WS prasarana/ operasi dan operasi dan operasi dan pengembangan II, BAPPEDA
Barito belum infrastruktur pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pelayanan dan Provinsi,
seimbang dengan DI agar prasarana/ prasarana/ prasarana/ peningkatan efisiensi BAPPEDA
pemeliharaan berfungsi infrastruktur DI agar infrastruktur DI agar infrastruktur DI agar wilayah irigasi Kabupaten/ Kota,
aset, sehingga sesuai berfungsi sesuai berfungsi sesuai berfungsi sesuai di Kota Banjarmasin, Dinas PU Kota
efisiensi kapasitas kapasitas operasinya kapasitas operasinya kapasitas operasinya Kota Banjar Baru, Banjarmasin, Kota
bangunan tidak operasinya 1521. Perbaikan dan 1523. Perbaikan dan 1525. Perbaikan dan Kota Banjar, Banjar Baru, Kota
tercapai secara peningkatan kualitas peningkatan kualitas peningkatan kualitas Kabupaten Tapin, Banjar, Kabupaten
optimal jaringan irigasi untuk jaringan irigasi untuk jaringan irigasi untuk Kabupaten Hulu Tapin, Kabupaten
mengurangi kebocoran mengurangi kebocoran mengurangi kebocoran Sungai Utara, Hulu Hulu Sungai
pada: pada: pada: Sungai Selatan, Hulu Utara, Hulu
DI Riam Kanan DI Riam Kanan DI Riam Kanan Sungai Tengah, Barito Sungai Selatan,
[26.000 Ha] [26.000 Ha] [26.000 Ha] Selatan, Kapuas Hulu Sungai
DI Karau [3.794 Ha] DI Karau [3.794 Ha] DI Karau [3.794 Ha] Tengah, Barito
DI Pitap [4.000 Ha] DI Pitap [4.000 Ha] DI Pitap [4.000 Ha] Selatan, Kapuas
DI Amandit [5.472 Ha] DI Amandit [5.472 Ha] DI Amandit [5.472 Ha]
DI Telaga Langsat DI Telaga Langsat DI Telaga Langsat
[3.018 Ha] [3.018 Ha] [3.018 Ha]
DI Batang Alai [5.692 DI Batang Alai [5.692 DI Batang Alai [5.692
Ha] Ha] Ha]
DI Tapin [5.472 Ha] DI Tapin [5.472 Ha] DI Tapin [5.472 Ha]
DI Tampa [1.500 Ha] DI Tampa [2.000 Ha] DI Tampa [2.000 Ha]
DI Haruyan Dayak DI Haruyan Dayak DI Haruyan Dayak
[1.859 Ha] [1.859 Ha] [1.859 Ha]
DI Intangan [1.611 Ha] DI Intangan [1.611 Ha] DI Intangan [1.611 Ha]
DI Mangunang [1.165 DI Kahakan [1.077 Ha] DI Kahakan [1.077 Ha]
Ha] DI Mangunang [1.165 DI Mangunang [1.165
DI Binuang [1.408 Ha] Ha] Ha]
DI Sei Rasau [1.254 DI Binuang [1.408 Ha] DI Binuang [1.408 Ha]

312
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Ha] DI Belanti [1.050 Ha] DI Belanti [1.050 Ha]
DI Majundre [365 Ha] DI Sei Tunjang [1.233 DI Tamba Jaya [1.500
DI Uwang [400 Ha] Ha] Ha]
DI Baruh Rintis DI Sei Rasau [1.254 DI Karya Makmur
(Matabu) [131 Ha] Ha] [1.178 Ha]
DI Takuam [500 Ha] DI Karya Tani [1.490 DI Ulu Benteng [1.362
DI Natampin [291 Ha] Ha] Ha]
DI Montallat [408 Ha] DI Karya Baru [1.011 DI Sei Gampa Asahi
DI Trinsing [388 Ha] Ha] [1.750 Ha]
DI Jamut [680 Ha] DI Majundre [365 Ha] DI Sei Bamban [1.100
DI Paran [188 Ha] DI Uwang [400 Ha] Ha]
DI Suapin [400 Ha] DI Baruh Rintis DI Palingkau [1.300
DI Paran [425 Ha] (Matabu) [869 Ha] Ha]
DI Mandiangin [104 DI Takuam [500 Ha] DI Sawahan [1.297
Ha] DI Natampin [291 Ha] Ha]
DI Sei Tabuk [328 Ha] DI Montallat [408 Ha] DI Sei Tunjang [1.233
DI Tamiyang [330 Ha] DI Trinsing [388 Ha] Ha]
DI Hayup [80 Ha] DI Jamut [680 Ha] DI Sei Rasau [1.254
DI Jaro Atas [816 Ha] DI Paran [188 Ha] Ha]
DI Muang [300 Ha] DI Suapin [400 Ha] DI Sei Kambat [1.201
DI Panggung [600 Ha] DI Paran [425 Ha] Ha]
DI Mandiangin [104 DI Sei Raya [1.660 Ha]
Ha] DI Badandan [1.494
DI Sei Tabuk [328 Ha] Ha]
DI Tamiyang [330 Ha] DI Karya Tani [1.490
DI Hayup [80 Ha] Ha]
DI Jaro Atas [816 Ha] DI Karya Baru [1.011
DI Muang [300 Ha] Ha]
DI Panggung [600 Ha] DI Sei Telan Besar
[1.234 Ha]
DIR Alabio [6.000 Ha]
DI Majundre [365 Ha]
DI Uwang [400 Ha]
DI Baruh Rintis
(Matabu) [869 Ha]
DI Takuam [500 Ha]
DI Natampin [291 Ha]
DI Montallat [408 Ha]
DI Trinsing [388 Ha]
DI Tandrehean [500
Ha]
DI Jamut [680 Ha]
DI Bawang [500 Ha]
DI Paran [188 Ha]

313
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
DI Suapin [400 Ha]
DI Paran [425 Ha]
DI Mandiangin [104
Ha]
DI Sei Tabuk [328 Ha]
DI Tamiyang [330 Ha]
DI Hayup [80 Ha]
DI Jaro Atas [816 Ha]
Kehilangan Air Berkurangnya 1526. Perbaikan 1527. Perbaikan dan 1528. Perbaikan dan Melakukan PDAM, Dinas PU
Tinggi pada Kehilangan Air jaringan dan sistem Optimalisasi jaringan Optimalisasi jaringan Inventarisasi Jaringan Provinsi, Dinas PU
operasional SPAM dalam Pemipaan yang ada dan sistem Pemipaan dan sistem Pemipaan, SPAM dan perbaikan Kabupaten/ Kota,
operasional (Existing), Target yang ada (Existing), Target hingga 100 % jaringan Bappeda Provinsi
SPAM hingga 20 % Target hingga 45 % Kalimantan
Selatan Dan
Tengah, Bappeda
Kabupaten/ Kota,
BWS Kalimantan II
Adanya resiko Menurunkan 1529. Sosialisasi 1530. Sosialisasi 1533. Sosialisasi Melaksanakan Dinas PU Provinsi,
pencemaran air resiko jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman jarak dan kedalaman peningkatan Dinas PU
bersih penduduk pencemaran ideal pembangunan ideal pembangunan ideal pembangunan pengawasan kualitas Kabupaten/ Kota,
individu (sumur sumber air sumur di Kabupaten/ sumur di Kabupaten/ sumur di Kabupaten/ air sumur gali dan air BLH Provinsi, BLH
gali, mata air dan penduduk dari Kota pada WS Barito Kota pada WS Barito Kota pada WS Barito hujan di Seluruh Kabupaten/ Kota,
air hujan) sumur. 1531. Disinfeksi 1534. Disinfeksi wilayah Kabupaten/ BPDASHL Barito,
sumur gali di sumur gali di Kota Dinas Kehutanan
Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ Kota pada Kabupaten/ kota,
WS Barito WS Barito Dinas Kehutanan
1532. Pemantauan 1535. Pemantauan Provinsi, BWS
kualitas air secara kualitas air secara Kalimantan II
berkala berkala
1536. Membangun
jaringan sumur
pantau Kabupaten/
Kota pada WS Barito
1537. Peningkatan
konstruksi dinding
sumur menjadi kedap
air
3 Penggunaan Belum Meningkatkan 1538. Melakukan 1539. Melakukan 1540. Melakukan Mengalokasikan Dinas PU Provinsi,
Sumber Air termanfaatkannya operasi dan operasi dan operasi dan operasi dan anggaran biaya Dinas PU
sumber daya air pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan operasi dan Kabupaten/ Kota,
dan prasarananya prasarana/ prasarana/ prasarana/ prasarana/ pemeliharaan BWS Kalimantan
sebagai media infrastruktur infrastruktur jaringan infrastruktur jaringan infrastruktur jaringan prasarana/ II, Bappeda
atau materi untuk jaringan yang yang ada (eksisting) yang ada (eksisting) yang ada (eksisting) infrastruktur jaringan Provinsi, Bappeda
memenuhi ada (eksisting) Kabupaten/ Kota

314
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
berbagai agar berfungsi agar berfungsi optimal agar berfungsi optimal agar berfungsi optimal yang ada (eksisting)
kebutuhan air 20 optimal hingga 25% hingga 50% hingga 100% agar berfungsi optimal
(dua puluh) tahun
mendatang,
khususnya
prasarana/
infrastruktur
jaringan dari
sumber sampai ke
pengguna
Sebagian Perlu ada 1541. Sinkronisasi 1542. Sinkronisasi 1543. Sinkronisasi Melakukan Dinas PU Provinsi,
Kabupaten belum penataan pola antara alokasi air antara alokasi air antara alokasi air penyuluhan kepada Dinas PU
memiliki Surat tanam dengan pola tanam dengan pola tanam dengan pola tanam pengguna air tentang Kabupaten/ Kota,
Keputusan Bupati yang telah disepakati yang telah disepakati yang telah disepakati pentingnya BWS Kalimantan II
tentang Pola hingga 25% hingga 50% hingga 100% pengaturan alokasi air
Tanam sesuai kesepakatan
Potensi Terbangunnya 1544. Perencanaan 1546. Perencanaan 1548. Perencanaan Melakukan BWS Kalimantan
pengembangan DI jaringan DI Jaringan irigasi Jaringan irigasi Jaringan irigasi inventarisasi jaringan II, Dinas PU
di WS Barito yang untuk 1545. Pembangunan 1547. Pembangunan 1549. Pembangunan irigasi dan Provinsi, Dinas PU
mencapai 28.470 meningkatkan Jaringan irigasi untuk Jaringan irigasi untuk Jaringan irigasi untuk perencanaan Kabupaten/ Kota
Ha efisiensi dan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan pengembangan
produksi air irigasi pada: air irigasi pada: air irigasi pada: jaringan irigasi DI
pangan DI Karau [3.333 Ha] DI Riam Kanan DI Riam Kanan yang belum terbangun
DI Sei Rasau [1.254 [20.000 Ha] [20.000 Ha]
Ha] DI Karau [3.333 Ha] DI Karau [3.333 Ha]
DI Karya Tani [1.490 DI Tampa [500 Ha] DI Tampa [500 Ha]
Ha] DI Kahakan [1.077 Ha] DI Kahakan [1.077 Ha]
DI Karya Baru [1.011 DI Belanti [1.050 Ha] DI Belanti [1.050 Ha]
Ha] DI Sei Tunjang [1.233 DI Tamba Jaya [1.500
DI Takuam [500 Ha] Ha] Ha]
DI Montallat [408 Ha] DI Sei Rasau [1.254 DI Karya Makmur
DI Jamut [300 Ha] Ha] [1.178 Ha]
DI Karya Tani [1.490 DI Ulu Benteng [1.362
Ha] Ha]
DI Karya Baru [1.011 DI Sei Gampa Asahi
Ha] [1.750 Ha]
DI Baruh Rintis DI Sei Bamban [1.100
(Matabu) [738 Ha] Ha]
DI Takuam [500 Ha] DI Palingkau [1.300
DI Montallat [408 Ha] Ha]
DI Jamut [300 Ha] DI Sawahan [1.297
Ha]
DI Sei Tunjang [1.233
Ha]

315
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
DI Sei Rasau [1.254
Ha]
DI Sei Kambat [1.201
Ha]
DI Sei Raya [1.660 Ha]
DI Badandan [1.494
Ha]
DI Karya Tani [1.490
Ha]
DI Karya Baru [1.011
Ha]
DI Sei Telan Besar
[1.234 Ha]
DI Baruh Rintis
(Matabu) [738 Ha]
DI Takuam [500 Ha]
DI Montallat [408 Ha]
DI Tandrehean [500
Ha]
DI Jamut [300 Ha]
DI Bawang [400 Ha]
Pemanfaatan air Terpenuhinya 1550. Rehabilitasi 1551. Rehabilitasi 1553. Rehabilitasi Melakukan BWS Kalimantan
untuk Irigasi dan kebutuhan air jaringan Irigasi dan jaringan Irigasi dan jaringan Irigasi dan Rehabilitasi Daerah II, Dinas PU
Irigasi Rawa Irigasi dan Irigasi Rawa Irigasi Rawa Irigasi Rawa Irigasi dan Daerah Provinsi, Dinas PU
belum optimal Irigasi rawa 1552. Pembangunan 1554. Pembangunan Irigasi Rawa Kabupaten/ Kota
Daerah Irigasi dan Daerah Irigasi dan
Daerah Irigasi Rawa Daerah Irigasi Rawa
Perkembangan Pemenuhan air 1555. Peningkatan 1556. Peningkatan 1558. Peningkatan Meningkatan BWS Kalimantan
kota Martapura Baku untuk pengambilan air baku pengambilan air baku pengambilan air baku kapasitas pemenuhan II, Dinas PU
dan Banjarmasin keperluan dengan pembangunan dengan pembangunan dengan pembangunan Kebutuhan air baku di Provinsi
makin pesat domestik di SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir SPAM Regional di hilir Kota Martapura, Kota Kalimantan
sebagai kota Kota PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan PLTA Riam Kanan Banjar, dan Kota Selatan, Dinas PU
kunjungan Martapura, 1557. Peningkatan 1559. Peningkatan Banjarmasin Kabupaten/ Kota,
wisata, sehingga Kota Operasi dan Operasi dan PT. PLN (Persero),
diperlukan Banjarmasin Pemeliharaan Pemeliharaan Swasta
dukungan sebesar 3000 Jaringan Air SPAM Jaringan Air SPAM
penyediaan air lt/ dt Regional Regional
bersih dan listrik
untuk menunjang
iklim investasi
dan perdagangan
4 Pengembangan Hasil perhitungan Terpenuhinya 1560. Pembukaan 1563. Pembukaan 1566. Pembukaan Melakukan BAPPEDA
Sumber Daya neraca pangan kebutuhan air lahan pertanian yang lahan pertanian yang lahan pertanian yang pengembangan Provinsi,
Air menunjukkan baku untuk produktif dan sesuai produktif dan sesuai produktif dan sesuai daerah irigasi baru BAPPEDA

316
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
masih pengairan dengan RTRW dengan RTRW dengan RTRW untuk mendukung Kabupaten/ Kota,
diperlukannya sawah irigasi maupun kesesuaian maupun kesesuaian maupun kesesuaian swasembada pangan BWS Kalimantan
penambahan sebagai akibat lahannya. lahannya. lahannya. di Wilayah WS Barito, II, Dinas PU
areal irigasi untuk perluasan 1561. Penyediaan 1564. Penyediaan 1567. Penyediaan melalui pembukaan Provinsi, Dinas PU
mencapai daerah irigasi sumber air yang sumber air yang sumber air yang lahan, penyediaan air Kabupaten/ Kota
keseimbangan berasal dari embung/ berasal dari embung/ berasal dari embung/ melalui tampungan,
neraca pangan bendung yang mampu bendung yang mampu bendung yang mampu dan pembangunan
memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan jaringan irigasi
air baku. air baku. air baku.
1562. Perencanaan 1565. Perencanaan 1568. Perencanaan
jaringan irigasi jaringan irigasi jaringan irigasi
pendukung pendukung pendukung
Target hingga 35% Target hingga 70% Target hingga 100%
Terdapat potensi Pemenuhan 1569. Pembangunan 1571. Pembangunan 1573. Pembangunan Melaksanakan BWS Kalimantan
tampungan air kebutuhan air sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana pengembangan II, Dinas PU
untuk dan bangunan bendungan bangunan bendungan bangunan bendungan potensi tampungan Provinsi, Dinas PU
Pemenuhan peningkatan multiguna pada lokasi multiguna pada lokasi multiguna pada lokasi waduk untuk Kabupaten/ Kota
kebutuhan air ketersediaan Waduk Tapin dan Waduk Tapin, Waduk Waduk Tapin, Waduk multiguna dan
dan energi listrik listrik Waduk Balangan Balangan, Waduk Balangan, Waduk melakukan operasi
1570. Operasi dan Teweh dan Waduk Teweh, Waduk Lahai, dan pemeliharaan
Pemeliharaan Waduk Riam Kiwa Waduk Juloi dan bangunan yang ada
Riam Kanan, Waduk 1572. Operasi dan Waduk Riam Kiwa
Tapin dan Waduk Pemeliharaan Waduk 1574. Operasi dan
Balangan Riam Kanan, Waduk Pemeliharaan Waduk
Tapin, Waduk Riam Kanan, Waduk
Balangan dan Waduk Tapin, Waduk
Teweh Balangan, Waduk
Teweh, Waduk Lahai,
Waduk Juloi dan
Waduk Riam Kiwa
Kebutuhan air Pemenuhan 1575. Pengembangan 1576. Pengembanga 1577. Pengembanga Melaksanakan BWS Kalimantan
untuk berbagai kebutuhan air Rencana Pengambilan n Rencana n Rencana peningkatan dan II, Dinas PU
pemanfaatan untuk Untuk Kebutuhan Air Pengambilan Untuk Pengambilan Untuk pengembangan Provinsi, Dinas PU
belum terpenuhi berbagai Minum di Bendung Kebutuhan Air Minum Kebutuhan Air Minum Pengambilan Air Kabupaten/ Kota,
pemanfaatan Karang intan, di Bendung Karang di Bendung Karang Minum PDAM
dapat tercapai Marabahan, Negara, intan, Marabahan, intan, Marabahan,
Rantau, Muarauya, Negara, Rantau, Negara, Rantau,
Kuala kapuas, Muarauya, Kuala Muarauya, Kuala
Purukcahu, kapuas, Purukcahu, kapuas, Purukcahu,
Telagalangsat, Telagalangsat, Telagalangsat,
Tanjung hingga 30% Tanjung hingga 70% Tanjung hingga 100%
Peningkatan Aplikasi sistem 1578. Pengembangan 1579. Pengembanga 1580. Pengembanga Melakukan BWS Kalimantan
produksi pangan irigasi hemat Sistem Irigasi SRI n Sistem Irigasi SRI n Sistem Irigasi SRI penyuluhan kepada II, Dinas PU
dalam rangka air petani tentang metode

317
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
mendukung secara bertahap secara bertahap secara bertahap SRI (System of Rice Provinsi, Dinas PU
ketahanan hingga 5% hingga 10% hingga 25% Intensification) Kabupaten/ Kota
pangan Nasional
Kebutuhan energi Terpenuhinya 1581. Studi 1583. Studi 1585. Studi 1587. Melaksanaka BWS Kalimantan
seperti energi kebutuhan Kelayakan, Detail Kelayakan, Detail Kelayakan, Detail n operasi dan II, Bappeda
listrik mengalami Listrik baik Desain dan Desain dan Desain dan pemeliharaan Provinsi
peningkatan untuk rumah Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA bangunan PLTA Kalimantan
setiap tahunnya tangga, Tapin dan PLTA Teweh Tapin, PLTA Teweh, Tapin, PLTA Teweh, 1588. Melakukan Selatan Dan
dan Kekurangan industri, 1582. Operasi dan PLTA Lahai, PLTA PLTA Lahai, PLTA Pemenuhan Provinsi
Daya Listrik fasilitas Pemeliharaan PLTA Juloi dan PLTA Riam Juloi dan PLTA Riam Kebutuhan Listrik Kalimantan
memerlukan umum, dll. Riam Kanan, PLTA Kiwa Kiwa dengan Tengah, Dinas PU
upaya untuk Tapin dan PLTA Teweh 1584. Operasi dan 1586. Operasi dan pembangunan PLTA Kabupaten/ Kota,
peningkatan Pemeliharaan PLTA Pemeliharaan PLTA baru PDAM, PT. PLN
penyediaan listrik Riam Kanan, PLTA Riam Kanan, PLTA (Persero)
melalui energi Tapin, PLTA Teweh, Tapin, PLTA Teweh,
terbarukan PLTA Lahai, PLTA PLTA Lahai, PLTA
seperti PLTA Juloi dan PLTA Riam Juloi dan PLTA Riam
Kiwa Kiwa
Terdapat lahan Terpenuhinya 1589. Perencanaan 1591. Perencanaan 1593. Perencanaan Melakukan BWS Kalimantan
yang tidak kebutuhan air sumur produksi sumur produksi sumur produksi pengembangan II, Kementrian PU,
terjangkau untuk daerah jaringan irigasi air jaringan irigasi air jaringan irigasi air Jaringan Irigasi Air BAPPEDA, Dinas
jaringan irigasi air irigasi yang tanah tanah tanah tanah Pengairan, Dinas
permukaan. tidak 1590. Pembuatan 1592. Pembuatan 1594. Pembuatan Pekerjaan Umum
terjangkau air sumur produksi sumur produksi sumur produksi
permukaan jaringan irigasi air jaringan irigasi air jaringan irigasi air
tanah, & pengadaan tanah, & pengadaan tanah, & pengadaan
peralatan pompa peralatan pompa peralatan pompa
Target Pemenuhan: 25 Target Pemenuhan: 60 Target Pemenuhan:
% % 100 %
5 Pengusahaan Terdapat potensi Penggunaan 1595. Penyusunan 1596. Penyusunan 1598. Penyusunan Menyusun pedoman Bappeda Provinsi,
Sumber Daya untuk air dan wadah dan penetapkan dan penetapkan dan penetapkan perhitungan biaya Bappeda
Air pengusahaan air pada suatu kriteria bagian SDA kriteria bagian SDA kriteria bagian SDA jasa pengelolaan Kabupaten/ Kota,
sumber daya air lokasi tertentu yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sumber daya air serta Dinas
pada ruas sungai sesuai pengusahaan dengan pengusahaan dengan pengusahaan dengan metode Perindustrian,
tertentu oleh persyaratan tetap mengutamakan tetap mengutamakan tetap mengutamakan pembebanannya Dinas PU Provinsi,
dunia usaha dan yang kepentingan publik. kepentingan publik. kepentingan publik. kepada para Dinas PU
masyarakat ditentukan 1597. Pembuatan 1599. Pembuatan pemanfaat untuk Kabupaten/ Kota,
dalam Pilot Proyek Penerima Pilot Proyek Penerima seluruh Kabupaten/ BWS Kalimantan II
perizinan Manfaat Menanggung Manfaat Menanggung Kota
Biaya Jasa Biaya Jasa
Pengelolaan SDA Pengelolaan SDA
untuk WS Barito untuk WS Barito
Terdapat 1600. Mengembangk 1601. Mengembangk 1602. Mengembangk Menyusun Bappeda Provinsi,
sistem an dan an dan an dan persyaratan dan Bappeda

318
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pemantauan menyempurnakan menyempurnakan menyempurnakan prosedur kerjasama Kabupaten/ Kota,
dan persyaratan dan persyaratan dan persyaratan dan dalam pengusahaan Dinas
pengawasan prosedur kerjasama prosedur kerjasama prosedur kerjasama SDA di untuk seluruh Perindustrian,
pelaksanaan pengusahaan SDA pengusahaan SDA pengusahaan SDA Kabupaten/ Kota Dinas PU Provinsi,
pengusahaan Dinas PU
untuk Kabupaten/ Kota,
pengaturan BWS Kalimantan
peran dunia II, PDAM, PT. PLN
usaha dalam (Persero), Swasta
pengusahaan
SDA
Terdapat potensi terpeliharanya 1603. Pengembangan 1604. Pengembanga 1605. Pengembanga Menjaga kelestarian Bappeda Provinsi,
wisata air dan potensi wisata dan Pelestarian n dan Pelestarian n dan Pelestarian wisata air dan Bappeda
pelestarian air dan kegiatan wisata air kegiatan wisata air kegiatan wisata air mensosialisasikan Kabupaten/ Kota,
kearifan lokal kearifan lokal (pasar apung, sarana (pasar apung, sarana (pasar apung, sarana pariwisata berbasis Dinas Pariwisata,
pemancingan, air pemancingan, air pemancingan, air sumber daya air Dinas PU Provinsi,
terjun, danau dan terjun, danau dan terjun, danau dan Dinas PU
wisata alam lainnya) wisata alam lainnya) wisata alam lainnya) Kabupaten/ Kota,
BWS Kalimantan II
Belum ada aturan Peran dunia 1606. Penyusunan 1607. Penyusunan 1609. Penyusunan 1611. Menetapkan Bappeda Provinsi,
dan prosedur usaha dalam persyaratan dan persyaratan dan persyaratan dan sistem perizinan Bappeda
dalam pengusahaan prosedur dalam prosedur dalam prosedur dalam pengusahaan SDA Kabupaten/ Kota,
penggunaan air sumber daya penggunaan air untuk penggunaan air untuk penggunaan air untuk 1612. Menetapkan Dinas Industri
air meningkat proses produksi dan proses produksi dan proses produksi dan kriteria Provinsi, Dinas
dengan tetap pendingin, untuk pendingin, untuk pendingin, untuk pengusahaan air Industri
mengutamaka tenaga kerja di tenaga kerja di tenaga kerja di Kabupaten/ Kota,
n kepentingan kawasan industri, kawasan industri, kawasan industri, Dinas PU Provinsi,
masyarakat dalam kemasan dari dalam kemasan dari dalam kemasan dari Dinas PU
mata air mata air mata air Kabupaten/ Kota,
1608. Penegakan 1610. Penegakan BWS Kalimantan II
sanksi bagi pengguna sanksi bagi pengguna
air yang tidak sesuai air yang tidak sesuai
dengan peraturan dengan peraturan
Kurang optimanya terciptanya 1613. Menyehatkan 1614. Menyehatkan 1615. Menyehatkan Melakukan revitalisasi BWS Kalimantan
pengelolaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan PDAM untuk seluruh II, Dinas PU
sumber daya air pengelolan pelayanan air minum pelayanan air minum pelayanan air minum Kabupaten/ Kota Provinsi, Dinas PU
dan sumber daya (PDAM), mencakup (PDAM), mencakup (PDAM), mencakup Kabupaten/ Kota,
kelembangaan air yang redefinisi redefinisi redefinisi PDAM
yang belum profesional kelembagaan, kelembagaan, kelembagaan,
profesional profesionalisme profesionalisme profesionalisme
pelayanan, full cost pelayanan, full cost pelayanan, full cost
recovery dan recovery dan recovery dan
peningkatan cakupan peningkatan cakupan peningkatan cakupan
pelayanan hingga 35% pelayanan hingga 70%

319
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pelayanan hingga
100%

320
III. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR (TINGGI)
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Pencegahan Banjir melanda Penurunan 1616. Pembangunan 1617. Pembangunan 1619. Pembangunan Melakukan Sosialisasi Dinas Pekerjaan
Daya Rusak Air hampir setiap volume sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana kesadaran untuk umum Kabupaten
tahun di kota- sampah yang pengumpulan sampah pengumpulan sampah pengumpulan sampah membuang sampah Kuala Kapuas,
kota utama di dibuang ke komunal Kota Kuala komunal Kota Kuala komunal Kota Kuala pada tempat sampah BWS Kalimantan
Provinsi sungai, Kapuas Kapuas Kapuas II, BAPPEDA
Kalimantan Pengelola 1618. Penyusunan 1620. Penyusunan Kabupaten Kuala
Tengah dan sistem dan sosialisasi Perda dan sosialisasi Perda Kapuas
Kalimantan pengolahan Pembuangan sampah Pembuangan sampah
Selatan, sampah ke badan sungai ke badan sungai
menimbulkan 1621. Pengembanga
kerugian n TPA Kota Kuala
terhadap rumah Kapuas
dan lahan Kawasan 1622. Perencanaan 1623. Perencanaan 1625. Perencanaan Menyusun Kebijakan Dinas Pekerjaan
pertanian rawa, ibukota dan pengelolaan dan pengelolaan dan pengelolaan perencanaan dan umum Kabupaten
dan fluktuasi Kabupaten drainase primer dan drainase primer dan drainase primer dan pengelolaan drainase Kuala Kapuas,
banjir mencapai yang bebas sekunder kota Kuala sekunder kota Kuala sekunder kota Kuala primer dan skunder BWS Kalimantan
2m banjir Kapuas Kapuas Kapuas kota Kuala Kapuas II, BAPPEDA
1624. Perencanaan 1626. Perencanaan Kabupaten Kuala
dan pembangunan dan pembangunan Kapuas
sumur resapan kota sumur resapan kota
Kuala Kapuas Kuala Kapuas
1627. Normalisasi
dan pengelolaan
saluran drainase
primer kota Kuala
Kapuas
Perlindungan 1628. Penanggulang 1630. Penanggulang 1633. Penanggulang Menyusun masterplan Dinas Pekerjaan
Banjir an Banjir Sungai an Banjir Sungai an Banjir Sungai penanganan banjir umum Kabupaten
terhadap Martapura & Sungai Martapura & Sungai Martapura & Sungai Kuala Kapuas,
Luapan Sungai Tabalong Tabalong Tabalong BWS Kalimantan
Martapura & 1629. Penanggulang 1631. Penanggulang 1634. Penanggulang II, BAPPEDA
Sungai an Bencana Banjir di an Bencana Banjir di an Bencana Banjir di Kabupaten Kuala
Tabalong Kaw.Pengambangan & Kaw.Pengambangan & Kaw.Pengambangan & Kapuas
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong
1632. Pembangunan 1635. Pembangunan
Tanggul Penahan Tanggul Penahan
Banjir Sungai Banjir Sungai
Martapura Jl. Piere Martapura Jl. Piere
Tendean, Dan Tendean, Dan
Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong
1636. Normalisasi 1637. Normalisasi 1638. Normalisasi Melakukan
Sungai Martapura Sungai Martapura Sungai Martapura normalisasi sungai
(Penunjang saluran (Penunjang saluran (Penunjang saluran

321
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pembuang D.I. Riam pembuang D.I. Riam pembuang D.I. Riam
Kanan) Kanan) Kanan)
Perlindungan 1639. Perencanaan 1640. Perencanaan 1641. Perencanaan, Menyusun masterplan Dinas Pengairan,
banjir bangunan pengendali dan Pembangunan Pembangunan, dan pengelolaan banjir, Dinas Pekerjaan
terhadap aset banjir sungai Kapuas, bangunan pengendali Pemeliharaan dan outline plan umum, BWS
ekonomi kota contoh: Talud, dan banjir sungai Kapuas, bangunan pengendali drainase Kalimantan II,
terhadap sistem drainase contoh: Talud, dan banjir sungai Kapuas, BAPPEDA
luapan sungai sistem drainase contoh: Talud, dan
utama Kapuas sistem drainase
Murung
Permasalahan Penurunan 1642. Penanggulang 1643. Penanggulang 1645. Penanggulang Menyusun masterplan Dinas Pekerjaan
banjir tahunan kerugian an Banjir Sungai an Banjir Sungai an Banjir Sungai pengelolaan banjir, umum &
yang meluap di akibat Negara (Penunjang Negara (Penunjang Negara (Penunjang dan outline plan BAPPEDA
sepanjang genangan Polder Alabio) Polder Alabio) Polder Alabio) drainase Kabupaten Hulu
Sungai Nagara banjir tahunan 1644. Penyusunan 1646. Penyusunan Sungai Tengah,
terhadap Masterplan banjir Masterplan banjir BWS Kalimantan II
perumahan, Sungai Nagara Sungai Nagara
lahan 1647. Pembangunan
pertanian bangunan pengendali
rawa, antara banjir Sungai Nagara
lain di Amuntai 1648. Normalisasi 1649. Normalisasi 1651. Normalisasi Melakukan
dan HST Sungai Negara Sungai Negara Sungai Negara normalisasi sungai
(Hamayung- (Hamayung- (Hamayung-
Paharangan Paharangan Paharangan
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan, Sungai Selatan, Sungai Selatan, Sungai
Tambangan Tambangan Tambangan
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan, Sungai Selatan, Sungai Selatan, Sungai
Muning Tengah- Muning Tengah- Muning Tengah-
Batang alai Batang alai Batang alai
Kecamatan Daha Kecamatan Daha Kecamatan Daha
Selatan) Selatan) Selatan)
1650. Normalisasi Normalisasi Sungai
Sungai Batang Alai Batang Alai Desa
Desa Sungai Buluh Sungai Buluh (Dusun
(Dusun Pudak Setegal, Pudak Setegal, Dusun
Dusun Ampukung, Ampukung, Dusun
Dusun Halong, Dusun Halong, Dusun
Bangkiling Raya, Bangkiling Raya,
Dusun Nawin dan Dusun Nawin dan
Belakang BPD Belakang BPD
Tanjung) Tanjung)

322
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Permasalahan Penurunan 1652. Survei dan 1653. Survei dan 1655. Survei dan Menyusun masterplan BAPPEDA, Dinas
banjir tahunan nilai kerugian Investigasi penyebab Investigasi penyebab Investigasi penyebab pengelolaan banjir, Pekerjaan umum
yang meluap di banjir secara banjir Sungai Tapin banjir Sungai Tapin banjir Sungai Tapin dan outline plan Kabupaten Tapin,
Kota Tapin signifikan dan SID Pengendalian dan SID Pengendalian dan SID Pengendalian drainase di: Kabupaten Hulu
terhadap Banjir Sungai Tapin Banjir Sungai Tapin Banjir Sungai Tapin Kabupaten Tapin, Sungai Tengah,
kerugian 1654. Penyusunan 1656. Penyusunan Kabupaten Hulu Kabupaten
genangan Masterplan banjir Masterplan banjir Sungai Tengah, Balangan,
banjir tahunan Sungai Tapin Sungai Tapin Kabupaten Balangan, Kabupaten
terhadap 1657. Pembangunan Kabupaten Tabalong, Tabalong,
rumah dan bangunan pengendali Kabupaten Barito Kabupaten Barito
lahan banjir Sungai Tapin Selatan, Kabupaten Selatan,
Permasalahan Penurunan 1658. Survei dan 1659. Survei dan 1660. Survei dan Barito Utara Kabupaten Barito
banjir yang kerugian banjir Investigasi penyebab Investigasi penyebab Investigasi penyebab Utara, BWS
merugikan lahan terhadap lahan banjir Sungai Barabai, banjir, Penyusunan banjir, Penyusunan Kalimantan II
persawahan di pertanian Sungai Batang Alai, Masterplan Masterplan
HST dan HSS sawah darat Sungai Balangan, dan Pengendalian banjir Pengendalian banjir,
yang tergenang Sungai Tabalong Sungai Barabai, dan Pembangunan
Sungai Batang Alai, Bangunan
Sungai Balangan, dan Pengendalian banjir
Sungai Tabalong Sungai Barabai,
Sungai Batang Alai,
Sungai Balangan, dan
Sungai Tabalong
Permasalahan Penurunan 1661. Survei dan 1662. Survei dan 1664. Survei dan
banjir tahunan nilai kerugian Investigasi penyebab Investigasi penyebab Investigasi penyebab
di pertemuan genangan banjir Sungai Ayuh banjir Sungai Ayuh banjir Sungai Ayuh
Sungai Ayuh dan banjir di dan SID Perkuatan dan SID Perkuatan dan SID Perkuatan
Main Stream permukiman, Tebing Sungai Barito Tebing Sungai Barito Tebing Sungai Barito
Barito pasar, di Marabahan di Marabahan di Marabahan
perkebunan, 1663. Penyusunan 1665. Penyusunan
ternak, dan Masterplan Masterplan
pertanian rawa Pengendalian banjir Pengendalian banjir
Sungai Ayuh, Sungai Ayuh,
Pembangunan Pembangunan
Tanggul Banjir Sungai Tanggul Banjir Sungai
Barito di Marabahan Barito di Marabahan
1666. Pembangunan
Bangunan Pengendali
banjir Sungai Ayuh
Banjir terjadi Penurunan 1667. Survei dan 1668. Survei dan 1669. Survei dan
setiap tahun di nilai kerugian Investigasi Investigasi serta Investigasi,
Kota Muara genangan pengendalian banjir Penyusunan Penyusunan
Teweh banjir di Sungai Teweh Masterplan Masterplan, serta
permukiman, Pembangunan

323
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pasar, Pengendalian banjir Bangunan Pengendali
perkebunan, Sungai Teweh banjir Sungai Teweh
ternak, dan
pertanian rawa
Banjir dan Menurunnya 1670. Studi 1671. Studi 1672. Studi Menyusun Peta
Kekeringan resiko banjir Penyusunan Peta Penyusunan Peta Penyusunan Peta Rawan banjir dan
terjadi di dan Rawan Banjir, Rawan Banjir, Rawan Banjir, kekeringan
Provinsi kekeringan di Rencana dan Rencana dan Rencana dan
Kalimantan Kalimantan Kekeringan di Provinsi Kekeringan di Provinsi Kekeringan di Provinsi
Selatan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
Meluapnya , Turunnya 1673. Pembangunan 1680. Pembangunan 1687. Pembangunan Melakukan kajian
Sungai Amandit, frekuensi dan Sarana/ prasarana Sarana/ prasarana Sarana/ prasarana sarana/ prasarana
Sungai kuantitas pengendalian banjir pengendalian banjir pengendalian banjir dan normalisasi
Petarikan, luapan , 1674. SID 1681. SID 1688. SID dalam rangka
Sungai Kandang Sungai Pengendalian banjir, Pengendalian banjir, Pengendalian banjir, pengendalian banjir
Jaya, Sungai Amandit, Jorong, Asam-asam & Jorong, Asam-asam & Jorong, Asam-asam &
Maluka, dan Sungai Kintap Kintap Kintap
Sungai Riam Petarikan, 1675. SID 1682. SID 1689. SID
Kiwa Sungai Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir
Kandang Jaya, Sungai Amandit Sungai Amandit Sungai Amandit
Sungai Maluka 1676. SID 1683. SID 1690. SID
dan Sungai Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir Pengendalian Banjir
Riam Kiwa Desa Karang Bintang Desa Karang Bintang Desa Karang Bintang
Tanah Bumbu Tanah Bumbu Tanah Bumbu
1677. Pembangunan 1684. Pembangunan 1691. Pembangunan
Tanggul Banjir Tanggul Banjir Tanggul Banjir
Kampung Melayu Kampung Melayu Kampung Melayu
1678. Pembangunan 1685. Pembangunan 1692. Pembangunan
Tanggul Penahan Tanggul Penahan Tanggul Penahan
Banjir Sungai Riam Banjir Sungai Riam Banjir Sungai Riam
Kiwa Desa Bawahan Kiwa Desa Bawahan Kiwa Desa Bawahan
Seberang Seberang Seberang
1679. Pembangunan 1686. Pembangunan 1693. Pembangunan
Tanggul Banjir Sungai Tanggul Banjir Sungai Tanggul Banjir Sungai
Petarikan Petarikan Petarikan
1694. Normalisasi 1695. Normalisasi 1696. Normalisasi
Sungai Maluka Sungai Maluka Sungai Maluka
1697. Normalisasi 1698. Normalisasi 1699. Normalisasi
Sungai Kandang Jaya Sungai Kandang Jaya Sungai Kandang Jaya
1700. Normalisasi 1701. Normalisasi 1702. Normalisasi
Sungai Amandit Sungai Amandit Sungai Amandit
(Amandit lama (Amandit lama (Amandit lama
jurusan Kecamatan jurusan Kecamatan jurusan Kecamatan
Simpur-Kalumpang & Simpur-Kalumpang & Simpur-Kalumpang &

324
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Sudetan Sungai Sudetan Sungai Sudetan Sungai
amandit Kecamatan amandit Kecamatan amandit Kecamatan
Kandangan) Kandangan) Kandangan)
1703. Pengerukan/ 1704. Pengerukan/ 1705. Pengerukan/
Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai
Amparan Jambu Amparan Jambu Amparan Jambu
Kecamatan Karang Kecamatan Karang Kecamatan Karang
Bintang Bintang Bintang
1706. Sodetan 1707. Sodetan 1708. Sodetan
Sungai Satui hilir Sungai Satui hilir Sungai Satui hilir
1709. Pekerjaan 1710. Pekerjaan 1711. Pekerjaan
Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran Normalisasi Saluran
Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/ Banjir Hanyar/
Pamintangan Pamintangan Pamintangan
1712. Pengerukan/ 1713. Pengerukan/ 1714. Pengerukan/
Normalisasi Sunghai Normalisasi Sunghai Normalisasi Sunghai
Selok Mati di Selok Mati di Selok Mati di
Kecamatan Kusan hilir Kecamatan Kusan hilir Kecamatan Kusan hilir
Laju Erosi dan Turunnya 1715. Perencanaan 1716. Perencanaan 1717. Perencanaan, Mengendalikan laju BAPPEDA, Dinas
Sedimentasi tingkat erosi bangunan pengendali dan Pembangunan Pembangunan, dan erosi dan sedimentasi Pekerjaan umum
semakin dan sedimen dan erosi , di bangunan pengendali Pemeliharaan melalui kegiatan sipil Kabupaten
meningkat berkurangnya Kabupaten Murung sedimen dan erosi , di bangunan pengendali teknis, dan Murung Raya,
sedimentasi Raya, Gunung mas, Kabupaten Murung sedimen dan erosi , di rehabilitasi hutan Gunung mas,
Barito Utara, dan Raya, Gunung mas, Kabupaten Murung Barito Utara, dan
Kapuas Barito Utara, dan Raya, Gunung mas, Kapuas, BWS
Kapuas Barito Utara, dan Kalimantan II
Kapuas
Longsornya Tebing sungai 1718. Rehabilitasi 1719. Rehabilitas 1720. Rehabilitas Melakukan BAPPEDA, Dinas
tebing sungai tidak mudah Pengamanan tebing Pengamanan tebing Pengamanan tebing Pengamanan & Pekerjaan umum
terutama di longsor sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten sungai di Kabupaten perkuatan tebing Kabupaten
bagian belokan terutama pada Kapuas, Barito Kapuas, Barito Kapuas, Barito sungai di: Kapuas, Barito
luar saat banjir Tengah, Barito Tengah, Barito Tengah, Barito Kabupaten Kapuas, Tengah, Barito
Selatan, Target: 23 % Selatan, Target: 45 % Selatan, Target: 100 % Kabupaten Barito Selatan, BWS
Tengah, Kabupaten Kalimantan II
Barito Selatan
Perubahan garis Pengamanan 1721. Pengamanan 1722. Pengamanan 1723. Pengamanan Membangun BWS Kalimantan
pantai (maju) pemukiman pantai 23% meliputi: pantai 45 % meliputi: pantai 90 % meliputi: pengaman pantai di II, Bappeda, Dinas
dan kerusakan dan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Kabupaten Tanah PU Provinsi
pemukiman di mengembalika pengamanan garis pengamanan garis pengamanan garis Laut dan Banjarmasin Kalimantan
sekitar n garis pantai pantai dan pantai dan pantai dan Selatan dan
sempadan ke semula dan pemukiman di pemukiman di pemukiman di Kabupaten Tanah
pantai sepanjang pantai sepanjang pantai sepanjang pantai

325
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
pengamanan 1724. Sarana/ 1729. Sarana/ 1734. Sarana/ Laut &
pemukiman prasarana pengaman prasarana pengaman prasarana pengaman Banjarmasin
pantai yang dibangun. pantai yang dibangun. pantai yang dibangun.
1725. Pembangunan 1730. Pembangunan 1735. Pembangunan
Pengaman Pantai Pengaman Pantai Pengaman Pantai
Swarangan, Pantai Swarangan, Pantai Swarangan, Pantai
Sabuhur, Pantai Asam Sabuhur, Pantai Asam Sabuhur, Pantai Asam
- Asam, Pantai - Asam, Pantai - Asam, Pantai
Pagatan (Groin), Pagatan (Groin), Pagatan (Groin),
Pantai Tangkisung, Pantai Tangkisung, Pantai Tangkisung,
Pantai Pampan, Pantai Pantai Pampan, Pantai Pantai Pampan, Pantai
Loban, Pantai Pagatan Loban, Pantai Pagatan Loban, Pantai Pagatan
(Revetment), Pantai (Revetment), Pantai (Revetment), Pantai
Jorong Jorong Jorong
1726. SID Abrasi 1731. SID Abrasi 1736. SID Abrasi
Pantai Aluh Aluh Pantai Aluh Aluh Pantai Aluh Aluh
1727. SID Pengaman 1732. SID Pengaman 1737. SID Pengaman
Pantai Pagatan Pantai Pagatan Pantai Pagatan
1728. Pembangunan 1733. Pembangunan 1738. Pembangunan
Pengaman Pantai Aluh Pengaman Pantai Aluh Pengaman Pantai Aluh
Aluh, Pagatan Kusan Aluh, Pagatan Kusan Aluh, Pagatan Kusan
Hilir, Rindu Alam Hilir, Rindu Alam Hilir, Rindu Alam
Penanganan Penanganan 1739. Penanganan 1741. Penanganan 1743. Penanganan Penanganan abrasi BWS Kalimantan
Abrasi Pantai abrasi pantai abrasi pantai dengan abrasi pantai dengan abrasi pantai dengan pantai di Kabupaten II, Bappeda, Dinas
masih minim lebih intensif upaya fisik (tembok upaya fisik (tembok upaya fisik (tembok Tanah Laut dan PU Provinsi
laut maupun krib) 38 laut maupun krib) 65 laut maupun krib) 90 Kabupaten Banjar Kalimantan
% sepanjang % sepanjang % sepanjang Selatan dan
1740. kecamatan di 1742. kecamatan di 1744. kecamatan di Kabupaten Tanah
Pesisir Pantai Pesisir Pantai Pesisir Pantai Laut & Banjar
2 Penanggulanga kurang dampak banjir 1745. Rancangan 1746. Rancangan 1747. Rancangan melakukan Sosialisasi BPBD Kabupaten/
n Daya Rusak optimalnya di masyarakat mitigasi bencana/ dan Sosialisasi dan Sosialisasi mitigasi bencana/ Kota Provinsi,
Air penanganan dapat tanggap darurat mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ ketanggap daruratan BASARNAS, BNPB,
bencana berkurang tanggap darurat tanggap darurat BWS Kalimantan II
kepada masyarakat kepada masyarakat
kurangnya Daerah yang 1748. Penyusunan 1749. Penyusunan 1750. Penyusunan Menyusun dan BPBD Kabupaten/
pemahaman rawan bencana RTD atau contingency dan Sosialisasi RTD dan Sosialisasi RTD Sosialisasi Kota Provinsi,
tentang banjir siap plan dalam antisipasi atau contingency plan atau contingency plan contingency plan BASARNAS, BNPB,
manajemen menghadapi menghadapi dalam antisipasi dalam antisipasi BWS Kalimantan II
banjir banjir pada kemungkinan menghadapi menghadapi
periode ulang terjadinya banjir kemungkinan kemungkinan
banjir yang terjadinya banjir terjadinya banjir
direncanakan 1751. Penyusunan 1752. Penyusunan & 1753. Penyusunan & Menyusun dan
peta resiko banjir sosialisasi peta resiko sosialisasi peta resiko sosialisasi peta resiko
(flood hazard map) banjir (flood hazard banjir (flood hazard banjir

326
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
untuk daerah rawan map) untuk daerah map) untuk daerah
banjir rawan banjir rawan banjir
1754. Perencanaan 1755. Perencanaan 1756. Perencanaan, Membuat sistem
sistem peringatan dini dan Pembuatan sistem Pembuatan, serta peringatan dini dan
datangnya banjir dan peringatan dini Pemeliharaan dan sistem informasi
sistem informasi datangnya banjir dan pemantauan sistem banjir
tentang banjir sistem informasi peringatan dini
berbasis masyarakat tentang banjir datangnya banjir dan
berbasis masyarakat sistem informasi
tentang banjir
berbasis masyarakat
Belum ada Bencana banjir 1757. Perencanaan 1758. Perencanaan 1760. Perencanaan Meningkatkan BPBD Kabupaten/
persiapan dapat pengurangan debit pengurangan debit pengurangan debit struktural mitigasi Kota Provinsi,
penanggulangan dijinakkan banjir dengan banjir dengan banjir dengan bencana BASARNAS, BNPB,
darurat bencana (dimitigasi) meningkatkan meningkatkan meningkatkan BWS Kalimantan II
akibat banjir sehingga kapasitas bangunan kapasitas bangunan kapasitas bangunan
mengurangi pelimpah banjir, pelimpah banjir, pelimpah banjir,
korban akibat kolam retensi, saluran kolam retensi, saluran kolam retensi, saluran
banjir pengalih dsb pengalih dsb pengalih dsb
1759. Pembangunan 1761. Pembangunan
bangunan pengendali bangunan pengendali
debit, seperti debit, seperti
bangunan pelimpah bangunan pelimpah
banjir, kolam retensi, banjir, kolam retensi,
saluran pengalih dsb saluran pengalih dsb
1762. Pemeliharaan
bangunan pelimpah
banjir, kolam retensi,
saluran pengalih dsb
1763. Perencanaan 1764. Perencanaan 1766. Perencanaan Menyebarkan
dan Masterplan dan Masterplan dan Masterplan informasi banjir
pengendali banjir pengendali banjir pengendali banjir secara tepat
1765. Perencanaan 1767. Perencanaan
dan pemeliharaan dan pemeliharaan
bangunan-bangunan bangunan-bangunan
prasarana pengendali prasarana pengendali
banjir misal: waduk, banjir misal: waduk,
bendungan bendungan
1768. Mengurangi
debit banjir dengan
pembangunan
bangunan-bangunan
prasarana pengendali
banjir misal: waduk,

327
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
bendungan, areal
parkir air sementara,
sumur resapan,
Reboisasi dan
modifikasi cuaca
1769. Pengendalian 1770. Pengendalian 1771. Pengendalian
erosi dan sedimentasi erosi dan sedimentasi erosi dan sedimentasi
akibat banjir sesuai akibat banjir sesuai akibat banjir sesuai
dengan lokasinya, dengan lokasinya, dengan lokasinya,
yaitu dilereng bukit yaitu dilereng bukit yaitu dilereng bukit
(dengan sistem teras, (dengan sistem teras, (dengan sistem teras,
saluran di lereng dan saluran di lereng dan saluran di lereng dan
penanaman segaris) penanaman segaris) penanaman segaris)
atau di sungai (dengan atau di sungai (dengan atau di sungai (dengan
pembangunan pembangunan pembangunan
revetment, check dam, revetment, check dam, revetment, check dam,
dan jetty di muara) dan jetty di muara) dan jetty di muara)
1772. Sosialisasi 1773. Sosialisasi 1775. Sosialisasi Melakukan Sosialisasi BPBD Kabupaten/
mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ mitigasi bencana/ Kota Provinsi,
tanggap darurat tanggap darurat tanggap darurat ketanggap daruratan BASARNAS, BNPB
kepada masyarakat kepada masyarakat kepada masyarakat Kabupaten
1774. Perencanaan 1776. Perencanaan Murung Raya,
dan menetapkan dan menetapkan Gunung Mas,
tempat pengusian tempat pengusian Barito Utara,
1777. Pembangunan Barito Selatan,
fasilitas pengungsian Barito Timur,
1778. Perencanaan, 1779. Perencanaan, 1780. Perencanaan, Menbuat sistem Kapuas, Tabalong,
Pembuatan dan Pembuatan dan Pembuatan dan peringatan dini dan Balangan, Hulu
Pemeliharaan sistem Pemeliharaan sistem Pemeliharaan sistem sistem informasi Sungai Utara,
peringatan dini peringatan dini peringatan dini banjir Hulu Sungai
datangnya banjir serta datangnya banjir serta datangnya banjir serta Tengah, Hulu
sistem informasi sistem informasi sistem informasi Sungai Selatan,
tentang banjir tentang banjir tentang banjir Tapin, Barito
berbasis masyarakat berbasis masyarakat berbasis masyarakat Kuala, Kotabaru,
1781. pengamanan Banjar, Kota
muara, operasi dan Banjarbaru,
pemeliharaan serta Banjarmasin,
monitoring sungai Tanah Laut, BWS
Kalimantan II
3 Pemulihan Daya Ketidaksiapan Fungsi 1782. Sosialisasi 1783. Sosialisasi 1785. Sosialisasi Melibatkan peran BPBD Kabupaten/
Rusak Air dalam lingkungan fungsi lingkungan fungsi lingkungan fungsi lingkungan masyarakat dalam Kota Provinsi,
memulihkan hidup dan hidup terhadap hidup terhadap hidup terhadap memulihkan fungsi BASARNAS, BNPB,
kondisi sistem masyarakat masyarakat masyarakat lingkungan hidup BWS Kalimantan II

328
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
lingkungan prasarana 1784. Melaksanakan 1786. Melaksanakan
hidup setelah sumber daya restorasi untuk restorasi untuk
terjadi bencana air dapat mengembalikan fungsi mengembalikan fungsi
banjir dipulihkan lingkungan hidup lingkungan hidup
kembali berbasis masyarakat berbasis masyarakat
1787. Penyediaan
sarana dan prasarana
(bibit, pendampingan,
penyuluhan, dll)
untuk pemberdayaan
masyarakat
1788. Merehabilitasi 1789. Merehabilitasi 1791. Merehabilitasi
kondisi penduduk kondisi penduduk kondisi penduduk
korban bencana banjir korban bencana banjir korban bencana banjir
1790. Revitalisasi 1792. Revitalisasi
bangunan dan fasilitas bangunan dan fasilitas
umum terhadap umum terhadap
dampak banjir dampak banjir
1793. Sosialisasi
resiko tinggal di
kawasan banjir, dan
tindakan untuk
mereduksi akibat
banjir
1794. Memperbaiki 1795. Memperbaiki 1797. Memperbaiki
kerusakan prasarana kerusakan prasarana kerusakan prasarana
SDA yang timbul SDA yang timbul SDA yang timbul
akibat banjir akibat banjir akibat banjir
1796. Memelihara 1798. Memelihara
prasarana SDA yang prasarana SDA yang
terhadap banjir terhadap banjir

329
IV. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (TINGGI)
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Pengelolaan Kurangnya Tersedianya 1799. Pembuatan 1800. Pembuatan 1802. Pembuatan Melakukan Kementerian PU,
Sistem informasi informasi SDA rancangan Sistem rancangan Sistem rancangan Sistem Inventarisasi dan Kementerian
Informasi SDA mengenai mengenai Database Database perencanaan Database perencanaan validasi data-data Kehutanan,
sesuai kondisi SDA, kondisi: perencanaan SDA WS SDA WS Barito SDA WS Barito SDA di WS Barito BPDASHL Barito,
Kewenanganny dikarenakan Hodrologis, Barito 1801. Update Sistem 1803. Update Sistem BWS, Dinas
a minimnya Hidroklimatolo Database perencanaan Database perencanaan Pengairan, Dinas
ketersediaan gi, SDA WS Barito SDA WS Barito PU, Badan
data terkait Hidrogeologi, 1804. Upload Sistem Informasi
dengan SDA di Kebijakan Database perencanaan Geospasial, BMKG
WS Barito SDA, SDA WS Barito
Prasarana kedalam Network
SDA, Teknologi internet
SDA, 1805. Peningkatan 1806. Peningkatan 1807. Peningkatan Melakukan Kementrian PU,
Lingkungan Pengelolaan Sistem Pengelolaan Sistem Pengelolaan Sistem Peningkatan, Kementrian
pada SDA, Hidrologi Kalsel Dan Hidrologi Kalsel Dan Hidrologi Kalsel Dan pengembangan dan Kehutanan,
Kegiatan Sosek Pemantauan Kualitas Pemantauan Kualitas Pemantauan Kualitas perbaikan manajemen BPDASHL Barito,
Budaya Air Kalsel Air Kalsel Air Kalsel Pengelolaan Sistem BWS, Dinas
Masyarakat 1808. Pengembanga 1809. Pengembangan 1815. Pengembanga Hidrologi Dan Pengairan, Dinas
yang terkait n Sistem Informasi Sistem Informasi BWS n Sistem Informasi Pemantauan Kualitas PU, Badan
SDA BWS Kalimantan II Kalimantan II BWS Kalimantan II Air Informasi
1810. Monitoring 1816. Monitoring Geospasial, BMKG
Data SDA Data SDA
1811. Kekeringan 1817. Kekeringan
Kalsel Kalsel
1812. Banjir Kalsel 1818. Banjir Kalsel
1813. TP OP Kalsel 1819. TP OP Kalsel
1814. DAK Kalsel 1820. DAK Kalsel
1821. Manajemen 1822. Manajemen 1823. Manajemen
Aset Bidang Pekerjaan Aset Bidang Pekerjaan Aset Bidang Pekerjaan
Umum Umum Umum
Ketidakseragam Tersediany a 1824. Inventarisasi, 1825. Inventarisasi, 1827. Inventarisasi, Memperbaiki kualitas Kementrian PU,
an data SDA Data SDA yang standarisasi, dan standarisasi, dan standarisasi, dan data, Menyeragamkan Kementrian
baik dalam hal terintegrasi integrasi data SDA integrasi data SDA integrasi data SDA format data SDA, Kehutanan,
kelengkapan, dan memenuhi kedalam format IDSN kedalam format IDSN kedalam format IDSN melakukan sosialisasi BPDASHL Barito,
level, referensi, standar IDSN 1826. Update, 1828. Update, IDSN dilingkungan BWS, Dinas
jenis, kualitas peningkatan kualitas peningkatan kualitas BWS dan rekan kerja Pengairan, Dinas
data terkait dan kuantitas data dan kuantitas data terkait PU, Badan
dengan IDSN SDA yang terintegrasi SDA yang terintegrasi Informasi
pada database SDA pada database SDA Geospasial, BMKG
Nasional Nasional
1829. Keterbukaan
informasi antar
instansi pemerintah

330
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Instansi Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kerapatan Terpenuhinya 1830. Pemeliharaan 1831. Pemeliharaan 1832. Pemeliharaan Mengupgrade stasiun, Kementrian PU,
jaringan stasiun informasi SDA Stasiun AWLR Stasiun AWLR Timpah, Stasiun AWLR melakukan Kementrian
SDA (hujan/ yang aktual Timpah, Muara Muara Teweh, Kandui, Timpah, Muara perawatan, dan Kehutanan,
debit) masih Teweh, Kandui, Dan Dan Hayaping- Teweh, Kandui, Dan melakukan BPDASHL Barito,
kurang Hayaping- Pembangunan Stasiun Hayaping- Pengadaan Stasiun BWS, Dinas
Pembangunan Stasiun AWLR pada Sungai Pembangunan Stasiun dan sistem informasi Pengairan, Dinas
AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3-Upgrade AWLR pada Sungai SDA di Kabupaten PU, Badan
Orde 2 dan 3-Upgrade Stasiun Hujan Orde 2 dan 3-Upgrade Murung Raya, Informasi
Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun Stasiun Hujan Kabupaten Kapuas, Geospasial, BMKG
Otomatis di Stasiun Tabak Kanilan, Otomatis di Stasiun Kabupaten Barito
Tabak Kanilan, Timpah, Buntok, Tabak Kanilan, Utara, Kabupaten
Timpah, Buntok, Mandomai, Mantangai- Timpah, Buntok, Barito Selatan,
Mandomai, Upgrade stasiun Mandomai, Kabupaten Tanah
Mantangai-Upgrade Klimatologi Otomatis Mantangai-Upgrade Laut
stasiun Klimatologi di Stasiun Muara stasiun Klimatologi
Otomatis di Stasiun teweh dan Otomatis di Stasiun
Muara teweh dan TampaPenambahan Muara teweh dan
Tampa dan Pengembangan TampaPenambahan
Jaringan Stasiun dan Pengembangan
Hujan dan Debit SDA Jaringan Stasiun
WS Barito terutama di Hujan dan Debit SDA
daerah hulu WS Barito terutama di
daerah
huluPenambahan dan
Pengembangan
Jaringan Stasiun
Hujan dan Debit SDA
WS Barito terutama di
daerah hulu
Kurangnya Terlaksananya 1833. Pelatihan/ 1834. Pelatihan/ 1835. Pelatihan/ Mengadakan Kementrian PU,
tenaga-tenaga pengelolaan workshop tenaga workshop tenaga workshop tenaga sosialisasi dan Kementrian
profesional yang Sistem pengelola informasi pengelola informasi pengelola informasi pelatihan Sistem Kehutanan,
terlatih untuk Informasi SDA SDA di Tingkat SDA di Tingkat SDA di Tingkat Informasi SDA antar BPDASHL Barito,
menangani dan pada tingkat Provinsi Kabupaten Kabupaten institusi di tiap tingkat BWS, Dinas
mengelola Nasional, Sosialisasi dan administrasi seluruh Pengairan, Dinas
sistem informasi Provinsi, dan Pelatihan/ workshop pengelola WS Barito PU, Badan
SDA, baik di Kabupaten/ tenaga pengelola Informasi
tingkat Provinsi Kota informasi SDA di Geospasial, BMKG
maupun tingkat antar institusi
Kabupaten

331
V. PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DAN DUNIA USAHA (TINGGI)
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1 Penyelenggaraa Kurang Keterlibatan 1836. Diadakan PKM 1837. Diadakan PKM 1838. Diadakan PKM Meningkatlan kinerja Pemda, BAPPEDA,
n kepeduliannya masyarakat dan sosialisasi pada dan sosialisasi pada dan sosialisasi pada perencanaan melalui LSM, BWS, Dinas PU,
Pemberdayaan masyarakat sejak setiap program atau setiap program atau setiap program atau PKM dan sosialisasi di Dinas Pengairan,
para Pemilik terhadap rasa perancanaan, kegiatan perencanaan kegiatan perencanaan kegiatan perencanaan seluruh Wilayah WS Dinas Tenaga Kerja,
Kepentingan kepemilikan sehingga SDA SDA SDA Barito Dinas Pertanian,
dan pada Program diharpkan Dinas Perindustrian
Kelembagaan dan keinginan dan dan Perdagangan,
SDA secara Pembangunan kebutuhan Kementrian ESDM
Terencana dan SDA masyarakat
Sistematis sejalan dengan
program dan
pembangunan
SDA yang
dilaksanakan
Pemerintah,
dan
diharapkan
dapat
menumbuhka
n rasa
kepemilikan
masyarakat
terhadap
bangunan SDA
Pelibatan Terkendalinya 1839. Kampanye 1840. Kampanye 1841. Kampanye Melakukan Sosialisasi Pemda, BAPPEDA,
masyarakat pemanfaatan gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan gerakan hemat air dan Gerkan Hemat Air LSM, BWS, Dinas PU,
dalam upaya air permukaan aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI aplikasi metode SRI Dinas Pengairan,
penghematan air dan airtanah dalam budidaya dalam budidaya dalam budidaya Dinas Tenaga Kerja,
dangkal tanaman padi secara tanaman padi secara tanaman padi secara Dinas Pertanian,
luas luas luas Dinas Perindustrian
1842. Membuat dan Perdagangan,
tampungan air hujan Kementrian ESDM
pada skala rumah Kabupaten Murung
tangga (water Raya, Gunung Mas,
harvesting) Barito Utara, Barito
Selatan, Barito Timur,
Kapuas, Tabalong,
Balangan, Hulu
Sungai Utara, Hulu
Sungai Tengah, Hulu
Sungai Selatan, Tapin,
Barito Kuala,
Kotabaru, Banjar,

332
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kota Banjarbaru,
Banjarmasin, Tanah
Laut
Lemah dan tidak Penegakan 1843. Sosialisasi dan 1844. Sosialisasi dan 1845. Sosialisasi dan Membuat Perda dan Pemda, BAPPEDA,
optimalnya hukum bidang penegakan peraturan penegakan peraturan penegakan peraturan sosialisasi serta LSM, BWS, Dinas PU,
penegakan SDA masalah bidang masalah bidang masalah bidang peningkatan peran Dinas Pengairan,
hukum bidang hukum terkait dengan hukum terkait dengan hukum terkait dengan masyarakat dalam Dinas Tenaga Kerja,
SDA pemanfaatan, pemanfaatan, pemanfaatan, rangka pelestarian Dinas Pertanian,
pengembangan, dan pengembangan, dan pengembangan, dan konservasi hutan, Dinas Perindustrian
pembangunan sarana pembangunan sarana pembangunan sarana sumber mata air dan Perdagangan,
dan prasanara SDA dan prasanara SDA dan prasanara SDA Kementrian ESDM
1846. Sosialisasi dan 1847. Sosialisasi dan 1848. Mengupayaka Melakukan Kabupaten Murung
penegakan peraturan penegakan peraturan n penambahan areal Pendampingan dan Raya, Tabalong, Hulu
masalah bidang masalah bidang hutan lindung, pembinaan dalam Sungai Utara, Hulu
hukum terkait dengan hukum terkait dengan kawasan suaka alam upaya pemberdayaan Sungai Selatan,
pemanfaatan, pemanfaatan, (hutan suaka alam, masyarakat di sekitar Banjar, Tanah Laut
pengembangan, dan pengembangan, dan taman nasional) dan kawasan hutan
pembangunan sarana pembangunan sarana kawasan pelestarian
dan prasanara SDA dan prasanara SDA alam Kawasan Batikap
I, Batikap II, Batikap
III, Kabupaten Murung
Raya, 740.375 Ha ,
Kawasan Muara Uya,
Kabupaten Tabalong,
25.000 Ha [cagar
alam] dan kawasan
Meratus Hulu,
Tanjung, 46.250 Ha
Kabupaten Tabalong,
Kawasan Nagara,
KabupatenHSU,
150.000 Ha [suaka
margasatwa] dan
kawasan Meratus
Hulu, Tanjung, 46.250
Ha Kabupaten HSU,
.Kawasan G
Kentawan, Kabupaten
HSS, 245 Ha [cagar
alam], Kawasan Pulau
Kaget Seluas 275 Ha
[cagar alam] dan
kawasan Pulau
Kembang Seluas 60

333
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Ha [cagar alam]
Baritokuala, Kawasan
Hutan Gambut Liang
Anggang, Kabupaten
Banjar, 6.000 Ha
[cagar alam] dan
kawasan Pelaihari,
Martapura, Provinsi
Kalimantan Selatan,
155.000 Ha [cagar
alam dan suaka
margasatwa], kawasan
Pelaihari, Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan
Selatan, 35.000 Ha
[cagar alam dan suaka
margasatwa]
Belum adanya Adanya 1849. Pembentukan 1850. Pembentukan 1851. Pembentukan Membentuk wadah Pemda, BAPPEDA,
pengaturan yang kewenangan forum di tingkat TKPSDA dan Dewan TKPSDA dan Dewan koordinasi di WS LSM, BWS, Dinas PU,
jelas mengenai dan lapangan yang Sumberdaya Air Sumberdaya Air Provinsi dan Dinas Pengairan,
pembagian pengaturan melibatkan 1852. Optimalisasi Kabupaten/ Kota Dinas Tenaga Kerja,
peran dan yang jelas masyarakat, misalnya dan koordinasi anatar serta penyusunan Dinas Pertanian,
koordinasi dari dalam forum DAS lembaga SDA dalam kebijakan pengelolaan Dinas Perindustrian
berbagai pengelolaan forum yang telah SDA dan Perdagangan,
Lembaga yang SDA dibentuk Kementrian ESDM
terkait dengan Kabupaten Murung
pengelolaan SDA Raya, Tabalong, Hulu
di Wilayah Sungai Utara, Hulu
Sungai Sungai Selatan,
Banjar, Tanah Laut
Kurangnya Terlibatnya 1853. Sosialisasi dan 1854. Sosialisasi dan 1855. Sosialisasi dan Melibatkan Pemda, BAPPEDA,
keterlibatan masyarakat pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat masyarakat dan dunia LSM, BWS, Dinas PU,
masyarakat dalam dalam pengelolaan dalam pengelolaan dalam pengelolaan usaha dalam Dinas Pengairan,
dalam Kegiatan Kegiatan SDA dengan SDA dengan SDA dengan pengelolaan SDA di Dinas Tenaga Kerja,
Konservasi Konservasi Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan WS Barito Dinas Pertanian,
pembinaan dalam pembinaan dalam pembinaan dalam Dinas Perindustrian
rangka meningkatkan rangka meningkatkan rangka meningkatkan dan Perdagangan,
taraf ekonomi taraf ekonomi taraf ekonomi Kementrian ESDM
masyarakat di masyarakat di masyarakat di Kabupaten Murung
kawasan sekitar kawasan sekitar kawasan sekitar Raya, Gunung Mas,
sumber air di DAS sumber air di DAS sumber air di DAS Barito Utara, Barito
dengan Sosialisasi dengan Sosialisasi dengan Sosialisasi Selatan, Barito Timur,
Jalur Hijau & Sumur Jalur Hijau & Sumur Jalur Hijau & Sumur Kapuas, Tabalong,
Resapan, Sosialisasi Resapan, Sosialisasi Resapan, Sosialisasi Balangan, Hulu

334
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Kombinasi Tanaman Sungai Utara, Hulu
Keras, Sosialisasi Keras, Sosialisasi Keras, Sosialisasi Sungai Tengah, Hulu
Penanaman Batang Penanaman Batang Penanaman Batang Sungai Selatan, Tapin,
Hidup, Sosialisasi Hidup, Sosialisasi Hidup, Sosialisasi Barito Kuala,
Tumbuhan Bawah dan Tumbuhan Bawah dan Tumbuhan Bawah dan Kotabaru, Banjar,
Sosialisasi Tumpang Sosialisasi Tumpang Sosialisasi Tumpang Kota Banjarbaru,
Sari di Kabupaten Sari di Kabupaten Sari di Kabupaten Banjarmasin, Tanah
dengan pengawasan 1- dengan pengawasan 1- dengan pengawasan 1- Laut
3 Kali dalam setahun 3 Kali dalam setahun 3 Kali dalam setahun
1856. Pembuatan
Kebun Bibit Rakyat
(KBR) dan
Peningkatan jumlah
resapan air sebagai
imbuhan aliran dasar
dengan Pembuatan
Sumur Resapan
1857. Penyusunan 1861. Penyusunan 1865. Penyusunan Membentuk TKPSDA Pemda, BAPPEDA,
Rancangan PERDA Rancangan PERDA Rancangan PERDA di WS Provinsi dan LSM, BWS, Dinas PU,
pembuangan sampah pembuangan sampah pembuangan sampah Kabupaten/ Kota Dinas Pengairan,
dan limbah langsung dan limbah langsung dan limbah langsung serta penyusunan Dinas Tenaga Kerja,
ke sungai. ke sungai. ke sungai. kebijakan pengelolaan Dinas Pertanian,
1858. Perencanaan 1862. Perencanaan 1866. Perencanaan SDA dengan Dinas Perindustrian
saluran drainase/ saluran drainase/ saluran drainase/ Penetapan PERDA dan Perdagangan,
saluran limbah rumah saluran limbah rumah saluran limbah rumah pembuangan sampah Kementrian ESDM
tangga penampungan/ tangga penampungan/ tangga penampungan/ dan limbah langsung Kabupaten Murung
IPAL. IPAL. IPAL. ke sungai Raya, Gunung Mas,
1859. Perencanaan 1863. Perencanaan 1867. Perencanaan Barito Utara, Barito
Toilet Umum, IPAL Toilet Umum, IPAL Toilet Umum, IPAL Selatan, Barito Timur,
Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Komunal, dan Tempat Kapuas, Tabalong,
Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Pembuangan Sampah Balangan, Hulu
Akhir Akhir Akhir Sungai Utara, Hulu
1860. Program 1864. Program 1868. Program Sungai Tengah, Hulu
Pengendalian sampah Pengendalian sampah Pengendalian sampah Sungai Selatan, Tapin,
yang masuk kedalam yang masuk kedalam yang masuk kedalam Barito Kuala,
sungai melalui sungai melalui sungai melalui Kotabaru, Banjar,
Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/ Pengelolaan Prokasih/ Kota Banjarbaru,
Superkasih Superkasih Superkasih Banjarmasin, Tanah
1869. Pembuatan Laut
saluran drainase/
saluran limbah rumah
tangga penampungan/
IPAL.

335
Sasaran/ Strategi
Kebijakan Lembaga/ Instansi
No Sub Aspek Hasil Analisis Target Yang Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Operasional Terkait
Ingin Dicapai [2016-2021] [2016-2026] [2016-2036]
1870. Pembuatan
Toilet Umum, IPAL
Komunal, dan Tempat
Pembuangan Sampah
Akhir
1871. Penyediaan
sarana dan prasarana
pengelolaan
persampahan (DAK)
1872. Pencanangan 1874. Pencanangan 1876. Pencanangan Melibatkan Pemda, BAPPEDA,
Gerakan Bersih dan Gerakan Bersih dan Gerakan Bersih dan Masyarakat agar LSM, BWS, Dinas PU,
Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan Sehat Lingkungan berperan secara aktif Dinas Pengairan,
(GEBERSELING), (GEBERSELING), (GEBERSELING), dalam Pengelolaan Dinas Tenaga Kerja,
Kegiatan Sosial Kegiatan Sosial Kegiatan Sosial SDA Dinas Pertanian,
seperti: Kelompok seperti: Kelompok seperti: Kelompok Dinas Perindustrian
Kader Lingkungan Kader Lingkungan Kader Lingkungan dan Perdagangan,
Hidup Hidup Hidup dan Koordinasi Kementrian ESDM
1873. dan Koordinasi 1875. dan Forum Komunikasi Kabupaten Murung
Forum Komunikasi Koordinasi Forum lingkungan Hidup Raya, Gunung Mas,
lingkungan Hidup Komunikasi (LSM, media masa, Barito Utara, Barito
(LSM, media masa, lingkungan Hidup Bapedalda) Selatan, Barito Timur,
Bapedalda) (LSM, media masa, 1877. Seterilisasi/ Kapuas, Tabalong,
Bapedalda) pembersihan sungai Balangan, Hulu
dari limbah sampah Sungai Utara, Hulu
rutin seminggu satu Sungai Tengah, Hulu
kali Sungai Selatan, Tapin,
Kurangnya Terlibatnya 1878. Sosialisasi dan 1879. Sosialisasi dan 1880. Sosialisasi dan Melibatkan Barito Kuala,
keterlibatan masyarakat pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat pelibatan masyarakat masyarakat dan dunia Kotabaru, Banjar,
masyarakat dalam dalam pengelolaan dalam pengelolaan dalam pengelolaan usaha dalam Kota Banjarbaru,
dalam pengelolaan SDA SDA SDA pengelolaan SDA di Banjarmasin, Tanah
pengelolaan SDA SDA WS Barito Laut

336
Penanaman Vegetasi Tetap, dikombinasi dengan tanaman Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
penutup tanah seluas 141.065 Ha, Tumpangsari dengan Kalimantan Selatan yaitu kawasan Batikap I, Batikap II,
tanaman tahunan pada sawah, dan pergiliran tanaman Batikap III, Kab. Murung Raya, 740.375 Ha
Seluas 1000 Ha, Vegetasi Tetap, Produksi Terbatas pada
perkebunan/ tegalan dikawasan lindung seluas 500 Ha, Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan
Penanaman Hutan Kota seluas 100 Ha pertambangan di sungai Maruwei dan sungai murung
Kabupaten Murung Raya dan Monitoring kegiatan
pertambangan terpadu
Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS
SF dan SID Perencanaan Embung 4 Unit Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan lindung parawen,
Prov. Kalimantan Tengah, 81.000 Ha dan 87.000 Ha
Pembuatan teras bangku, teras guludan, dan teras [cagar alam]
individu yang dikombinasi dengan batang hidup, Rorak/
Saluran Buntu, atau pembuang Seluas 5.000 Ha Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan
pertambangan di Kabupaten Tabalong dan Monitoring
kegiatan pertambangan terpadu

Penanaman hutan rakyat 100 Ha, hutan produksi 120 Ha


dan hutan lindung 500 Ha di Hulu S. Kapuas Murung Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : Studi
Aboretum Sungai Nagara di DAS Negara dan Penanaman
Pohon bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : SID
Konservasi Sub DAS Amandit dan Penanaman Pohon
bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai
Ayu, 18.000 Ha
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kajian Sedimentasi Sungai Negara Sebagai Pendukung
Kalimantan Selatan yaitu kawasan Bukit Tangkiling, Kab.
Polder Alabio
Kapuas, 2.543 Ha [cagar alam dan taman wisata]
Pelestarian Kawasan Lindung yaitu kawasan Meratus
Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS, di Sungai Hulu, Tanjung, Kabupaten HSU dan Tabalong, 46.250 Ha
Bekakar dan Takuan Puri dan kawasan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, 25.000
Ha [cagar alam]

Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai


Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai Batangalai, 1400 Ha
Alalak, 30.000 Ha
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan G Kentawan 245 Ha
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : Studi [cagar alam] dan kawasan Meratus Hulu, Barabai
Aboretum Sungai Riam Kanan di DAS Riam Kanan 200.000 Ha
Kabupaten Banjar dan Penanaman Pohon bertajuk rapat Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : SID
& Perlindungan Sumber Air Konservasi DAS Batulicin dan Penanaman Pohon
bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan Pelaihari, Tanah Laut, Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di : Sungai
Prov. Kalimantan Selatan, 35.000 Ha [cagar alam dan Martapura, 25000 Ha
suaka margasatwa]
Studi Aboretum Sungai Tapin di DAS Tapin.
Konservasi Sipil Sub DAS Tapin.
Pengendalian pengolahan tanah di Tapin
Gambar 4.1. Peta Tematik Aspek Konservasi (Skenario Ekonomi Rendah)

337
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi
untuk mengurangi kebocoran. a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk untuk mengurangi kebocoran.
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana: b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
- DI Maruwei [5510 Ha] memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada - Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing) (Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA - Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA

a. Pengembangan pelayanan dan peningkatan efisiensi


wilayah irigasi di Kab. Barito Selatan
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- DR. Alalak Padang [4400 Ha]
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA

Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk


Peningkatan Unit produksi dan Perbaikan sarana dan memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
prasarana air bersih yaitu Pembangunan WTP, - DI Balangan [2172 Ha]
Pembangunan pipa transmisi & distribusi dan OP - DI Pitap [4000 Ha]
Jaringan Air PDAM - Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi - Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
untuk mengurangi kebocoran.
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana:
- DI Tapin [5472 Ha]
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA

Pengembangan pelayanan dan peningkatan efisiensi Peningkatan Unit produksi dan Perbaikan sarana dan
wilayah irigasi di Kota Banjarmasin, prasarana air bersih yaitu Pembangunan WTP,
Pembangunan pipa transmisi & distribusi dan OP
Jaringan Air PDAM

Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk


memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- DI Riam Kanan [6000 Ha]
- Peningkatan pengambilan air baku di hilir riam kanan
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
- OP SPAM PLTA Riam Kanan

Gambar 4.2. Peta Tematik Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air (Skenario Ekonomi Rendah)

338
Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Tapin dan Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
SID Pengendalian Banjir Sungai Tapin, Penyusunan Teweh
Masterplan banjir Sungai Tapin dan Pembangunan
bangunan pengendali banjir Sungai Tapin
Pembangunan bangunan pengendali sedimen dan erosi
di Kab Barito Utara sehingga Tebing sungai tidak mudah
Normalisasi S. Batang Alai Desa S. Buluh (Ds. Pudak longsor terutama pada saat banjir
Setegal,Ds. Ampukung, Ds. Halong, Ds. Bangkiling Raya,
Ds. Nawin dan Belakang BPD Tanjung)
Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
Pengembangan TPA, Normalisasi dan pengelolaan saluran Ayuh, Pembangunan Tanggul Banjir S. Barito di
drainase primer di kota Kuala Kapuas Marabahan

- Pembangunan sarana dan prasarana pengumpulan Penanggulangan Bencana Banjir di Kaw. Pengambangan
sampah komunal Kota Kuala Kapuas serta S. Tabalong di Kab. Tabalong
Pengembangan TPA Kota Kuala Kapuas.
- Perencanaan dan pengelolaan drainase primer dan
skunder kota Kuala Kapuas.
- Perencanaan bangunan pengendali banjir sungai - Penanggulangan Bencana Banjir di
Kapuas, contoh : Talud, dan sistem drainase. Kaw.Pengambangan & Kab. Tabalong
- Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
Penanggulangan Banjir S. Martapura, Pembangunan Tabalong
Tanggul Penahan Banjir S. Martapura Jl. Piere Tendean
dan Normalisasi S. Martapura (Penunjang saluran
pembuang D.I. Riam Kanan) Penanggulangan Banjir S. Negara (Penunjang Polder
Alabio), Penyusunan Masterplan banjir Sungai Nagara
dan Pembangunan bangunan pengendali banjir Sungai
Nagara

Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Balangan


Pembangunan Tanggul Banjir S. Petarikan
Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Barabai,
Sungai Batang Alai,
SID Pengendalian banjir, Jorong,Asam-asam & Kintap Pembangunan Sarana/prasarana pengendalian banjir :
dan Pembangunan Sarana/prasarana . Pengendalian - SID Pengendalian Banjir Sungai Amandit
banjir dengan Normalisasi Sungai Maluka - Normalisasi S. Amandit (Amandit lama jurusan Kec.
Simpur-Kalumpang & Sudetan Sungai amandit Kec.
Pembangunan pengamanan garis pantai dan pemukiman Kandangan)
di sepanjang pantai : - Normalisasi S. Negara (Hamayung-Paharangan Kec.
- Sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun. Daha Selatan, S.Tambangan Kec. Daha Selatan,
- SID Abrasi Pantai Aluh Aluh S.Muning Tengah-Batang alai Kec. Daha Selatan)
- Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh.
Penanganan abrasi pantai dengan upaya fisik (tembok Pembangunan Sarana/prasarana pengendalian banjir :
laut maupun krib) 38 % sepanjang - Pembangunan Tanggul Penahan Banjir S. Riam Kiwa
kecamatan di Pesisir Pantai Desa Bawahan Seberang.
- Pengerukan /Normalisasi Sungai Amparan Jambu Kec.
SID Pengendalian Banjir Desa Karang Bintang Tanah Karang Bintang.
Bumbu dan Pembangunan Tanggul Banjir Kampung - Pekerjaan Normalisasi Saluran Banjir
Melayu Kanan Hanyar/Pamintangan

Gambar 4. 2. Peta Tematik Aspek Pengendalian Daya Rusak (Skenario Ekonomi Rendah)

339
Pengelolaan Sistem Informasi SDA sesuai Kewenangannya
- Pembuatan rancangan Sistem Database perencanaan
SDA WS Barito
- Update Sistem Database perencanaan SDA WS Barito
- Upload Sistem Database perencanaan SDA WS Barito
kedalam Network internet
- Peningkatan Pengelolaan Sistem Hidrologi Kalsel Dan
Pemantauan Kualitas Air Kalsel
- Operasional Penyelenggaraan Data dan Informasi
Bidang SDA.
- Pengembangan Sistem Informasi BWS Kalimantan II
- Monitoring Data SDA Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah, Muara Teweh dan
o Kekeringan Kalsel Kandui Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3 :
o Banjir Kalsel Upgrade stasiun Klimatologi Otomatis di Stasiun Muara
o TP OP Kalsel teweh
o DAK Kalsel
- Perbaikan kualitas data, penyeragaman format data
SDA, sosialisasi IDSN dilingkungan BWS dan rekan
kerja terkait
- Pengadaan sosialisasi dan pelatihan Sistem Informasi
SDA antar institusi di tiap tingkat administrasi seluruh
pengelola WS Barito Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah
- Manajemen Aset Bidang Pekerjaan Umum Pembangunan Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3
- Inventarisasi, standarisasi, dan integrasi data SDA Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun mandomai
kedalam format IDSN dan Mantangai
- Update, peningkatan kualitas dan kuantitas data SDA
yang terintegrasi pada database SDA Nasional.
- Penambahan dan Pengembangan Jaringan Sistem
Informasi SDA WS Barito terutama di daerah hulu.
- Pelatihan/ workshop tenaga pengelola informasi SDA di
Tingkat Provinsi.

Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3


Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun Tabak
Kanilan, Buntok,

Gambar 4.4. Peta Tematik Aspek Sistem Informasi SDA (Skenario Ekonomi Rendah)

340
Penyelenggaraan Pemberdayaan para
Pemilik Kepentingan dan Kelembagaan
SDA secara Terencana dan Sistematis.
- Diadakan PKM dan sosialisasi pada
setiap program atau kegiatan
perencanaan SDA.
- Sosialisasi dan penegakan peraturan
masalah bidang hukum terkait dengan
pemanfaatan, pengembangan, dan
pembangunan sarana dan prasanara
SDA.
- Pembentukan forum di tingkat
lapangan yang melibatkan
masyarakat, misalnya forum DAS,
TKPSDA dan Dewan Sumberdaya Air.
- Optimalisasi dan koordinasi anatar
lembaga SDA dalam forum yang telah
dibentuk.
- Sosialisasi dan pelibatan masyarakat
dalam pengelolaan SDA.

Gambar 4.5. Peta Tematik Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha
(Skenario Ekonomi Rendah)

341
Penanaman Vegetasi Tetap, dikombinasi dengan tanaman Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
penutup tanah seluas 141.065 Ha, Tumpangsari dengan Kalimantan Selatan yaitu kawasan Batikap I, Batikap II,
tanaman tahunan pada sawah, dan pergiliran tanaman Batikap III, Kab. Murung Raya, 740.375 Ha
Seluas 1000 Ha, Vegetasi Tetap, Produksi Terbatas pada
perkebunan/ tegalan dikawasan lindung seluas 500 Ha, Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan
Penanaman Hutan Kota seluas 100 Ha pertambangan di sungai Maruwei dan sungai murung
Kabupaten Murung Raya dan Monitoring kegiatan
pertambangan terpadu
Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS
SF dan SID Perencanaan Embung 4 Unit Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan lindung parawen,
Prov. Kalimantan Tengah, 81.000 Ha dan 87.000 Ha
Pembuatan teras bangku, teras guludan, dan teras [cagar alam]
individu yang dikombinasi dengan batang hidup, Rorak/
Saluran Buntu, atau pembuang Seluas 5.000 Ha Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan
pertambangan di Kabupaten Tabalong dan Monitoring
kegiatan pertambangan terpadu

Penanaman hutan rakyat 200 Ha, hutan produksi 180 Ha


dan hutan lindung 1.000 Ha di Hulu S. Kapuas Murung Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : Studi
Aboretum Sungai Nagara di DAS Negara dan Penanaman
Pohon bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : SID
Konservasi Sub DAS Amandit dan Penanaman Pohon
bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai
Ayu, 18.000 Ha
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kajian Sedimentasi Sungai Negara Sebagai Pendukung
Kalimantan Selatan yaitu kawasan Bukit Tangkiling, Kab.
Polder Alabio
Kapuas, 2.543 Ha [cagar alam dan taman wisata]
Pelestarian Kawasan Lindung yaitu kawasan Meratus
Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS, di Sungai Hulu, Tanjung, Kabupaten HSU dan Tabalong, 46.250 Ha
Bekakar dan Takuan Puri dan kawasan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, 25.000
Ha [cagar alam]

Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai


Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai Batangalai, 1400 Ha
Alalak, 13.000 Ha
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan G Kentawan 245 Ha
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : Studi [cagar alam] dan kawasan Meratus Hulu, Barabai
Aboretum Sungai Riam Kanan di DAS Riam Kanan 200.000 Ha
Kabupaten Banjar dan Penanaman Pohon bertajuk rapat Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : SID
& Perlindungan Sumber Air Konservasi DAS Batulicin dan Penanaman Pohon
bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan Pelaihari, Tanah Laut, Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di : Sungai
Prov. Kalimantan Selatan, 35.000 Ha [cagar alam dan Martapura, 25000 Ha
suaka margasatwa]
Studi Aboretum Sungai Tapin di DAS Tapin.
Konservasi Sipil Sub DAS Tapin.
Pengendalian pengolahan tanah di Tapin
Gambar 4.6. Peta Tematik Aspek Konservasi (Skenario Ekonomi Sedang)

342
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi
untuk mengurangi kebocoran. a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk untuk mengurangi kebocoran.
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana: b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
- DI Maruwei [5510 Ha] memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada - Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing) (Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA - Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA

a. Pengembangan pelayanan dan peningkatan efisiensi


wilayah irigasi di Kab. Barito Selatan
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- DR. Alalak Padang [4400 Ha]
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA

Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk


Peningkatan Unit produksi dan Perbaikan sarana dan memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
prasarana air bersih yaitu Pembangunan WTP, - DI Balangan [2172 Ha]
Pembangunan pipa transmisi & distribusi dan OP - DI Pitap [4000 Ha]
Jaringan Air PDAM - Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi - Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
untuk mengurangi kebocoran.
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana:
- DI Tapin [5472 Ha]
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA

Pengembangan pelayanan dan peningkatan efisiensi Peningkatan Unit produksi dan Perbaikan sarana dan
wilayah irigasi di Kota Banjarmasin, prasarana air bersih yaitu Pembangunan WTP,
Pembangunan pipa transmisi & distribusi dan OP
Jaringan Air PDAM

Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk


memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- DI Riam Kanan [6000 Ha]
- Peningkatan pengambilan air baku di hilir riam kanan
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
- OP SPAM PLTA Riam Kanan

Gambar 4.7. Peta Tematik Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air (Skenario Ekonomi Sedang)

343
Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Tapin dan Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
SID Pengendalian Banjir Sungai Tapin, Penyusunan Teweh
Masterplan banjir Sungai Tapin dan Pembangunan
bangunan pengendali banjir Sungai Tapin
Pembangunan bangunan pengendali sedimen dan erosi
di Kab Barito Utara sehingga Tebing sungai tidak mudah
Normalisasi S. Batang Alai Desa S. Buluh (Ds. Pudak longsor terutama pada saat banjir
Setegal,Ds. Ampukung, Ds. Halong, Ds. Bangkiling Raya,
Ds. Nawin dan Belakang BPD Tanjung)
Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
Pengembangan TPA, Normalisasi dan pengelolaan saluran Ayuh, Pembangunan Tanggul Banjir S. Barito di
drainase primer di kota Kuala Kapuas Marabahan

- Pembangunan sarana dan prasarana pengumpulan Penanggulangan Bencana Banjir di Kaw. Pengambangan
sampah komunal Kota Kuala Kapuas serta S. Tabalong di Kab. Tabalong
Pengembangan TPA Kota Kuala Kapuas.
- Perencanaan dan pengelolaan drainase primer dan
skunder kota Kuala Kapuas.
- Perencanaan bangunan pengendali banjir sungai
Kapuas, contoh : Talud, dan sistem drainase. - Penanggulangan Bencana Banjir di
Kaw.Pengambangan & Kab. Tabalong
Penanggulangan Banjir S. Martapura, Pembangunan - Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
Tanggul Penahan Banjir S. Martapura Jl. Piere Tendean Tabalong
dan Normalisasi S. Martapura (Penunjang saluran
pembuang D.I. Riam Kanan) Penanggulangan Banjir S. Negara (Penunjang Polder
Alabio), Penyusunan Masterplan banjir Sungai Nagara
dan Pembangunan bangunan pengendali banjir Sungai
Nagara

Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Balangan


Pembangunan Tanggul Banjir S. Petarikan
Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Barabai,
SID Pengendalian banjir, Jorong,Asam-asam & Kintap Sungai Batang Alai,
dan Pembangunan Sarana/prasarana . Pengendalian Pembangunan Sarana/prasarana pengendalian banjir :
banjir dengan Normalisasi Sungai Maluka - SID Pengendalian Banjir Sungai Amandit
- Normalisasi S. Amandit (Amandit lama jurusan Kec.
Pembangunan pengamanan garis pantai dan pemukiman Simpur-Kalumpang & Sudetan Sungai amandit Kec.
di sepanjang pantai : Kandangan)
- Sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun. - Normalisasi S. Negara (Hamayung-Paharangan Kec.
- SID Abrasi Pantai Aluh Aluh Daha Selatan, S.Tambangan Kec. Daha Selatan,
- Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh. S.Muning Tengah-Batang alai Kec. Daha Selatan)
Penanganan abrasi pantai dengan upaya fisik (tembok
laut maupun krib) 38 % sepanjang Pembangunan Sarana/prasarana pengendalian banjir :
kecamatan di Pesisir Pantai - Pembangunan Tanggul Penahan Banjir S. Riam Kiwa
Desa Bawahan Seberang.
SID Pengendalian Banjir Desa Karang Bintang Tanah - Pengerukan /Normalisasi Sungai Amparan Jambu Kec.
Bumbu dan Pembangunan Tanggul Banjir Kampung Karang Bintang.
Melayu Kanan - Pekerjaan Normalisasi Saluran Banjir
Hanyar/Pamintangan

Gambar 4.8. Peta Tematik Aspek Pengendalian Daya Rusak (Skenario Ekonomi Sedang)

344
Pengelolaan Sistem Informasi SDA sesuai Kewenangannya
- Pembuatan rancangan Sistem Database perencanaan
SDA WS Barito
- Update Sistem Database perencanaan SDA WS Barito
- Upload Sistem Database perencanaan SDA WS Barito
kedalam Network internet
- Peningkatan Pengelolaan Sistem Hidrologi Kalsel Dan
Pemantauan Kualitas Air Kalsel
- Operasional Penyelenggaraan Data dan Informasi
Bidang SDA.
- Pengembangan Sistem Informasi BWS Kalimantan II
- Monitoring Data SDA Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah, Muara Teweh dan
o Kekeringan Kalsel Kandui Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3 :
o Banjir Kalsel Upgrade stasiun Klimatologi Otomatis di Stasiun Muara
o TP OP Kalsel teweh
o DAK Kalsel
- Perbaikan kualitas data, penyeragaman format data
SDA, sosialisasi IDSN dilingkungan BWS dan rekan
kerja terkait
- Pengadaan sosialisasi dan pelatihan Sistem Informasi
SDA antar institusi di tiap tingkat administrasi seluruh
pengelola WS Barito Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah
- Manajemen Aset Bidang Pekerjaan Umum Pembangunan Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3
- Inventarisasi, standarisasi, dan integrasi data SDA Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun mandomai
kedalam format IDSN dan Mantangai
- Update, peningkatan kualitas dan kuantitas data SDA
yang terintegrasi pada database SDA Nasional.
- Penambahan dan Pengembangan Jaringan Sistem
Informasi SDA WS Barito terutama di daerah hulu.
- Pelatihan/ workshop tenaga pengelola informasi SDA di
Tingkat Provinsi.

Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3


Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun Tabak
Kanilan, Buntok,

Gambar 4.9. Peta Tematik Aspek Sistem Informasi SDA (Skenario Ekonomi Sedang)

345
Penyelenggaraan Pemberdayaan para
Pemilik Kepentingan dan Kelembagaan
SDA secara Terencana dan Sistematis.
- Diadakan PKM dan sosialisasi pada
setiap program atau kegiatan
perencanaan SDA.
- Sosialisasi dan penegakan peraturan
masalah bidang hukum terkait dengan
pemanfaatan, pengembangan, dan
pembangunan sarana dan prasanara
SDA.
- Pembentukan forum di tingkat
lapangan yang melibatkan
masyarakat, misalnya forum DAS,
TKPSDA dan Dewan Sumberdaya Air.
- Optimalisasi dan koordinasi anatar
lembaga SDA dalam forum yang telah
dibentuk.
- Sosialisasi dan pelibatan masyarakat
dalam pengelolaan SDA.

Gambar 4.10. Peta Tematik Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha
(Skenario Ekonomi Sedang)

346
Penanaman Vegetasi Tetap, dikombinasi dengan tanaman Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
penutup tanah seluas 109.605 Ha, Tumpangsari dengan Kalimantan Selatan yaitu kawasan Batikap I, Batikap II,
tanaman tahunan pada sawah, dan pergiliran tanaman Batikap III, Kab. Murung Raya, 740.375 Ha
Seluas 4.213 Ha, Vegetasi Tetap, Produksi Terbatas pada
perkebunan/ tegalan dikawasan lindung seluas 4.069 Ha, Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan
Penanaman Hutan Kota seluas 133 Ha pertambangan di sungai Maruwei dan sungai murung
Kabupaten Murung Raya dan Monitoring kegiatan
pertambangan terpadu
Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS
SF dan SID Perencanaan Embung Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu Meratus Hulu, Tanjung,
Kabupaten HSU dan Tabalong, 46.250 Ha
Pembuatan teras bangku, teras guludan, dan teras
individu yang dikombinasi dengan batang hidup, Rorak/
Saluran Buntu, atau pembuang Seluas 163.262 Ha Pengelolaan kualitas air sungai pada kawasan
pertambangan di Kabupaten Tabalong dan Monitoring
kegiatan pertambangan terpadu

Penanaman hutan rakyat 300 Ha, hutan produksi 250 Ha


dan hutan lindung 1.500 Ha di Hulu S. Kapuas Murung Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : Studi
Aboretum Sungai Nagara di DAS Negara dan Penanaman
Pohon bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : SID
Konservasi Sub DAS Amandit dan Penanaman Pohon
bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai
Ayu, 18.000 Ha
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah
Kajian Sedimentasi Sungai Negara Sebagai Pendukung
81.000 Ha dan 87.000 Ha [cagar alam]
Polder Alabio
Pelestarian Kawasan Lindung yaitu kawasan Meratus
Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS, di Sungai Hulu, Tanjung, Kabupaten HSU dan Tabalong, 46.250 Ha
Bekakar dan Takuan Puri dan kawasan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, 25.000
Ha [cagar alam]

Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai


Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di Sungai Batangalai, 1400 Ha
Alalak, 30.000 Ha
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan G Kentawan 245 Ha
Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : Studi [cagar alam] dan kawasan Meratus Hulu, Barabai
Aboretum Sungai Riam Kanan di DAS Riam Kanan 200.000 Ha
Kabupaten Banjar dan Penanaman Pohon bertajuk rapat Kawasan sumber air yang dilindungi/dikonservasi : SID
& Perlindungan Sumber Air Konservasi DAS Batulicin dan Penanaman Pohon
bertajuk rapat & Perlindungan Sumber Air
Pelestarian Kawasan Lindung di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan yaitu kawasan Pelaihari, Tanah Laut, Pengendalian pengolahan tanah di hulu DAS di : Sungai
Prov. Kalimantan Selatan, 155.000 Ha [cagar alam dan Martapura, 25000 Ha
suaka margasatwa]
Studi Aboretum Sungai Tapin di DAS Tapin.
Konservasi Sipil Sub DAS Tapin.
Pengendalian pengolahan tanah di Tapin
Gambar 4.11. Peta Tematik Aspek Konservasi (Skenario Ekonomi Tinggi)

347
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi
untuk mengurangi kebocoran. a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk untuk mengurangi kebocoran.
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana: b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
- DI Maruwei [5510 Ha] memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada - Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing) (Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA - Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
c. Perencanaan dan pembangunan Waduk PLTA Juloi c. Perencanaan dan pembangunan Waduk PLTA Teweh
dan Lahei

a. Pengembangan pelayanan dan peningkatan efisiensi


wilayah irigasi di Kab. Barito Selatan
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- DR. Alalak Padang [4400 Ha]
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
Peningkatan Unit produksi dan Perbaikan sarana dan
prasarana air bersih yaitu Pembangunan WTP, Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
Pembangunan pipa transmisi & distribusi dan OP memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
Jaringan Air PDAM - DI Balangan [2172 Ha]
- DI Pitap [4000 Ha]
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan irigasi - Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
untuk mengurangi kebocoran. (Existing)
b. Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk - Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana: Perencanaan dan pembangunan Waduk Balangan
- DI Tapin [5472 Ha]
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
c. Perencanaan dan pembangunan Waduk PLTA Tapin
Peningkatan Unit produksi dan Perbaikan sarana dan
prasarana air bersih yaitu Pembangunan WTP,
Pengembangan pelayanan dan peningkatan efisiensi Pembangunan pipa transmisi & distribusi dan OP
wilayah irigasi di Kota Banjarmasin, Jaringan Air PDAM
Penambahan sumber air dan bangunan bagi untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi melalui DI Rencana :
- DI Riam Kanan [26.000 Ha]
- Peningkatan pengambilan air baku di hilir riam kanan
- Perbaikan jaringan dan sistem Pemipaan yang ada
(Existing)
- Pembangunan dan Penambahan jumlah IPA
- OP SPAM PLTA Riam Kanan
Perencanaan dan pembangunan Waduk PLTA Riam Kiwa

Gambar 4.12. Peta Tematik Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air (Skenario Ekonomi Tinggi)

348
Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Tapin dan Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
SID Pengendalian Banjir Sungai Tapin, Penyusunan Teweh
Masterplan banjir Sungai Tapin dan Pembangunan
bangunan pengendali banjir Sungai Tapin
Pembangunan bangunan pengendali sedimen dan erosi
di Kab Barito Utara sehingga Tebing sungai tidak mudah
Normalisasi S. Batang Alai Desa S. Buluh (Ds. Pudak longsor terutama pada saat banjir
Setegal,Ds. Ampukung, Ds. Halong, Ds. Bangkiling Raya,
Ds. Nawin dan Belakang BPD Tanjung)
Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
Pengembangan TPA, Normalisasi dan pengelolaan saluran Ayuh, Pembangunan Tanggul Banjir S. Barito di
drainase primer di kota Kuala Kapuas Marabahan

- Pembangunan sarana dan prasarana pengumpulan Penanggulangan Bencana Banjir di Kaw. Pengambangan
sampah komunal Kota Kuala Kapuas serta S. Tabalong di Kab. Tabalong
Pengembangan TPA Kota Kuala Kapuas.
- Perencanaan dan pengelolaan drainase primer dan
skunder kota Kuala Kapuas.
- Perencanaan bangunan pengendali banjir sungai
Kapuas, contoh : Talud, dan sistem drainase. - Penanggulangan Bencana Banjir di
Kaw.Pengambangan & Kab. Tabalong
Penanggulangan Banjir S. Martapura, Pembangunan - Penyusunan Masterplan Pengendalian banjir Sungai
Tanggul Penahan Banjir S. Martapura Jl. Piere Tendean Tabalong
dan Normalisasi S. Martapura (Penunjang saluran
pembuang D.I. Riam Kanan) Penanggulangan Banjir S. Negara (Penunjang Polder
Alabio), Penyusunan Masterplan banjir Sungai Nagara
dan Pembangunan bangunan pengendali banjir Sungai
Nagara

Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Balangan


Pembangunan Tanggul Banjir S. Petarikan
Survei dan Investigasi penyebab banjir Sungai Barabai,
SID Pengendalian banjir, Jorong,Asam-asam & Kintap Sungai Batang Alai,
dan Pembangunan Sarana/prasarana . Pengendalian Pembangunan Sarana/prasarana pengendalian banjir :
banjir dengan Normalisasi Sungai Maluka - SID Pengendalian Banjir Sungai Amandit
- Normalisasi S. Amandit (Amandit lama jurusan Kec.
Pembangunan pengamanan garis pantai dan pemukiman Simpur-Kalumpang & Sudetan Sungai amandit Kec.
di sepanjang pantai : Kandangan)
- Sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun. - Normalisasi S. Negara (Hamayung-Paharangan Kec.
- SID Abrasi Pantai Aluh Aluh Daha Selatan, S.Tambangan Kec. Daha Selatan,
- Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh. S.Muning Tengah-Batang alai Kec. Daha Selatan)
Penanganan abrasi pantai dengan upaya fisik (tembok
laut maupun krib) 38 % sepanjang Pembangunan Sarana/prasarana pengendalian banjir :
kecamatan di Pesisir Pantai - Pembangunan Tanggul Penahan Banjir S. Riam Kiwa
Desa Bawahan Seberang.
SID Pengendalian Banjir Desa Karang Bintang Tanah - Pengerukan /Normalisasi Sungai Amparan Jambu Kec.
Bumbu dan Pembangunan Tanggul Banjir Kampung Karang Bintang.
Melayu Kanan - Pekerjaan Normalisasi Saluran Banjir
Hanyar/Pamintangan

Gambar 4.13. Peta Tematik Aspek Pengendalian Daya Rusak (Skenario Ekonomi Tinggi)

349
Pengelolaan Sistem Informasi SDA sesuai Kewenangannya
- Pembuatan rancangan Sistem Database perencanaan
SDA WS Barito
- Update Sistem Database perencanaan SDA WS Barito
- Upload Sistem Database perencanaan SDA WS Barito
kedalam Network internet
- Peningkatan Pengelolaan Sistem Hidrologi Kalsel Dan
Pemantauan Kualitas Air Kalsel
- Operasional Penyelenggaraan Data dan Informasi
Bidang SDA.
- Pengembangan Sistem Informasi BWS Kalimantan II
- Monitoring Data SDA Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah, Muara Teweh dan
o Kekeringan Kalsel Kandui Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3 :
o Banjir Kalsel Upgrade stasiun Klimatologi Otomatis di Stasiun Muara
o TP OP Kalsel teweh
o DAK Kalsel
- Perbaikan kualitas data, penyeragaman format data
SDA, sosialisasi IDSN dilingkungan BWS dan rekan
kerja terkait
- Pengadaan sosialisasi dan pelatihan Sistem Informasi
SDA antar institusi di tiap tingkat administrasi seluruh
pengelola WS Barito Pemeliharaan Stasiun AWLR Timpah
- Manajemen Aset Bidang Pekerjaan Umum Pembangunan Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3
- Inventarisasi, standarisasi, dan integrasi data SDA Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun mandomai
kedalam format IDSN dan Mantangai
- Update, peningkatan kualitas dan kuantitas data SDA
yang terintegrasi pada database SDA Nasional.
- Penambahan dan Pengembangan Jaringan Sistem
Informasi SDA WS Barito terutama di daerah hulu.
- Pelatihan/ workshop tenaga pengelola informasi SDA di
Tingkat Provinsi.

Stasiun AWLR pada Sungai Orde 2 dan 3


Upgrade Stasiun Hujan Otomatis di Stasiun Tabak
Kanilan, Buntok,

Gambar 4.14. Peta Tematik Aspek Sistem Informasi SDA (Skenario Ekonomi Tinggi)

350
351
352
353

Anda mungkin juga menyukai