SKRIPSI
Oleh:
YOGA ARJUNA
BP: 1910832031
ABSTRAK
Erosi daerah aliran sungai (DAS) Batang Anai sudah terjadi sejak tahun 2017,
permasalahan erosi sudah berdampak banyak kepada masyarakat, seperti rumah
yang ambruk dan jalan yang putus akibat tergerus erosi, kasus erosi yang tak
kunjung selesai akibat ketidakjelasan peran stakeholder penanganan erosi ini.
Penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisis peran pemangku kepentingan
dalam penanganan erosi DAS Batang Anai. Pendekatan penelitian ini adalah
kualitatif dengan studi kasus instrumental, pemilihan informan secara purposive
sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori stakeholder mapping
yang dikemukakan oleh Bryson. Hasil penelitian menunjukan stakeholder
mapping dalam penanganan erosi DAS Batang Anai: pertama terdapat aktor yang
berpotensi mendukung penanganan permasalahan erosi yaitu masyarakat, Wali
Nagari, Ninik Mamak dan Bamus, kedua aktor yang berpotensi menolak yaitu
BWS Sumatera V dan Bupati Padang Pariaman, ketiga aktor yang mempunyai
kepentingan dan kekuatan yang besar adalah Bupati Padang Pariaman, keempat
aktor yang mempunyai kekuatan yang besar dan kepentingan kecil adalah BWS
Sumatera V, kelima aktor yang mempunyai kekuatan kecil dan kepentingan yang
besar adalah masyarakat, Wali Nagari, Ninik Mamak dan keenam aktor yang
mempunyai kepentingan dan kekuatan yang kecil adalah masyarakat yang tidak
terdampak dan Bamus.
Kata Kunci: Stakeholder Mapping, Aktor, Erosi
ii
ABSTRACT
Erosion of the Batang Anai watershed (DAS) has occurred since 2017, erosion
problems have had a large impact on the community, such as collapsed houses
and broken roads due to erosion, ongoing erosion cases due to the unclear role of
stakeholders in handling this erosion. This research is to explain and analyze the
role of stakeholders in handling the erosion of the Batang Anai watershed. This
research approach is qualitative with instrumental case studies, selecting
informants by purposive sampling. In this study, researchers used the stakeholder
mapping theory put forward by Bryson. The results of the study show stakeholder
mapping in handling erosion of the Batang Anai watershed: first there are actors
who have the potential to support handling erosion problems, namely the
community, Wali Nagari, Ninik Mamak and Bamus , the second actors who has
the potential to refuse, namely BWS Sumatra V and the District Head of Padang
Pariaman, the third actor those who have great interests and power are the Regent
of Padang Pariaman, the four actors who have great power and small interests are
BWS Sumatra V, the five actors who have small powers and great interests are the
community, Wali Nagari, Ninik Mamak and the sixth actors who have little
interest and power are unaffected communities and Bamus.
Keywords: Stakeholder Mapping, Actors, Erosion
iii
KATA PENGANTAR
atas segala nikmat yang tak terhingga, yang Maha memberi petunjuk dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh perjuangan dan tantangan. Selalu tak
henti peneliti ucapkan “Allahumma yassir wala Tu’assir” dengan harapan selalu
diberi kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini. Sungguh Allah
Maha Pengasih dan Penyayang. Sholawat dan salam peneliti berikan kepada nabi
besar sekalian alam, pembaharu umat serta pembaharu dalam ilmu pengetahuan
skripsi ini, dengan keyakinan dan tekad bahwa usaha yang peneliti lakukan akan
Aliran Sungai (DAS) Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”. Skripsi ini
merupakan langkah awal bagi peneliti dalam menulis sebuah karya ilmiah
sehingga peneliti menyadari skripsi yang peneliti tulis ini membutuhkan masukan
yang membangun terhadap skripsi ini. Dengan harapan skripsi yang peneliti tulis
dapat bermanfaat bagi pembaca di masa kini dan masa yang akan datang.
menyelesaikan skripsi ini. Untuk yang pertama, ucapan terima kasih dan rasa
dimasa senang hingga sulit peneliti serta memberi motivasi, kasih sayang yang
tidak pernah tergantikan dan kepada alm Papa yang selalu menanamkan nilai-nilai
kebaikan kepada peneliti sehingga walaupun secara fisik sudah tidak ada, namun
kepada Abang penelti yang telah membantu dan memudahkan peneliti untuk
dalam proses percetakan skripsi ini di tempat kerjanya, selanjutnya kepada Om,
Tante dan keluarga besar Oemar Family yang memberikan dukungan penuh
kepada peneliti. Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu melalui skripsi ini peneliti ingin
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Bapak atas segala ilmu, nasihat,
Terimakasih atas nasehat, ilmu serta dukungan yang telah Ibu berikan.
Terimakasih Ibu selalu mengingatkan banyak hal yang luput dari peneliti
v
dalam penulisan skripsi. Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan dan tetap
3. Tim penguji yang memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam
Andalas: Mhd Fajri, S.IP., MA; Dewi Anggraini, S.IP., M.Si; Prof. Dr.
Asrinaldi, M.Si; Andri Rusta, S.IP., M.PP; Dr. Indah Adi Putri, M.IP;
Drs. Tamrin, M.Si; Dr. Tengku Rika Valentina, MA; Drs. Syaiful, M. Si
(Alm); Dr. Aidinil Zetra, MA; Lusi Puspika Sari, S.IP., M.IP; Irawati,
S.IP., MA; Doni Hendrik, S.IP., M.Soc.Sc; Andhik Beni Saputra, S.IP.,
MA
5. Ibu Sil Monalisa dan ibu Adilla Isyrinnadira yang telah membantu
proses skripsi dan bersedia menjadi notulensi pada saat ujian skripsi.
9. Keluarga kos Ibuk; sanak Gito; Anzal; Aqil yang membantu memberikan
11. Tempat print Om Daf Hanafiz yang banyak membantu peneliti pada
12. Informan peneliti yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Wassalamualaikum
Padang, 31 Juli 2023
Penulis
Yoga Arjuna
No. BP 1910832031
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................... i
ABSTRACT............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................13
BAB II KERANGKA TEORI.............................................................................14
2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 14
2.2 Kerangka Teoritis......................................................................................... 21
2.3 Skema Pemikiran..........................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 34
3.1 Pendekatan Penelitian...................................................................................34
3.2 Lokasi Penelitian.......................................................................................... 35
3.3 Peranan Peneliti............................................................................................36
3.4 Teknik Pemilihan Informan..........................................................................40
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 42
3.6 Uji pembuktian (Triangulasi Data)...............................................................44
3.7 Analisis Data................................................................................................ 45
3.8 Rancangan Struktur Penelitian..................................................................... 46
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN................................................. 49
4.1 Deskripsi Kabupaten Padang Pariaman........................................................49
4.2 Deskripsi Sungai Batang Anai......................................................................51
4.3 Deskripsi Kecamatan Batang Anai...............................................................52
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................. 18
Tabel 5.4 Aktor Potensial Mendukung (Ninik Mamak dan Bamus)................... 100
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Skema Pemikiran.................................................................................. 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Sungai Batang Anai......................................................................7
Gambar 1.4 Kondisi DAS Batang Anai Nagari Sungai Buluh Selatan..................11
BAB 1
PENDAHULUAN
komponen yang sangat kompleks, dan pengelolaan semua komponen ini harus
dijamin oleh negara. berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD RI 1945 menyatakan
bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
ini mengandung makna bahwa salah satu aspek lingkungan hidup yang menjadi
perhatian penting adalah bumi dan air serta kekayaan alam sekitar. Salah satu
(DAS).2 DAS merupakan bagian dari bumi yang mengandung air dan
dikelola oleh negara dalam rangka untuk mewujudkan kemakmuran bagi rakyat.
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik
antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya,
1
Lihat pada pasal 1 ayat 1 undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan
hidup
2
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungai, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alamiah yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
aktivitas daratan. (Open Data PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 16
Desember 2020. Tentang Wilayah Sungai. Diakses pada 8 November 2022 dari
https://data.pu.go.id/dataset/wilayah-sungai)
2
dengan itu kewenangan dalam pengelolaan DAS sudah diatur sesuai dengan
dan hutan lindung.3 Pengelolaan DAS pada dasarnya belum berjalan dengan baik,
baik, salah satu permasalahan DAS yang menyebabkan dampak besar terhadap
tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan air atau angin kemudian
diikuti dengan pengendapan material yang terangkut di tempat yang lain.4 Erosi
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu iklim, struktur dan jenis tanah, vegetasi,
topografi dan faktor pengelolaan tanah. Erosi terbagi atas dua jenis yaitu erosi air
dan erosi angin, erosi angin yaitu erosi yang biasanya terjadi pada daerah padang
pasir adanya pengikisan batu dan pasir oleh angin, sedangkan erosi air merupakan
agen erosi yang paling penting dan sering mengikis DAS. Tetapi jika dilihat
3
Lihat Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung
4
Rindang Mekarsasi dan Puji Utomo. “Analisis Tingkat Bahaya Erosi Pada Waduk Wadaslintang
Dengan Aplikasi Arcgis;jurnal geografi”.Jurnal Geografi Gea. Vol, 19 Nomor 2. Oktober (2019).
Hlm 2. (suripin, 2002).
3
secara ilmiah air pada dasarnya menciptakan bentuk pengikisan terhadap benda
yang dihadapinya. Pada tulisan ini penulis melihat peristiwa erosi yang
disebabkan oleh air pada sungai yang membuat daerah aliran sungai terkikis
terjadi di beberapa daerah seperti contoh kasus erosi pada sungai di Pidie Aceh
pada tahun 2019 lalu yang mengancam jalan terputus akibat erosi yang terjadi.5
Selain itu pada November 2021 kemarin juga terjadi adanya kasus erosi sungai
Kasus serupa juga terjadi di Sumatera Barat yaitu pada Daerah Aliran Sungai
Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Sungai Batang Anai merupakan salah
Sungai Batang Anai dalam beberapa tahun terakhir sudah mengalami beberapa
kali erosi di beberapa tempat yaitu di Talao Mundam Nagari Ketaping yang
mengakibatkan sejumlah rumah warga dan badan jalan juga ambruk, sebagaimana
diberitakan dalam TVRI News Padang Pariaman pada Rabu (6/7/2022),7 selain itu
pemberitaan yang sama juga terjadi pada kasus erosi sungai Batang Anai di
Kapalo Banda Nagari Sungai Buluh Timur, yang terjadi pada jumat (24/6) dimana
terjadi longsor pada badan jalan di Kapalo Banda karena hantaman air sungai
5
Serambinews.com. 2019. Erosi Sungai Kembang Tanjong Kian Mengkhawatirkan, 200 ,Meter
Tanah Sepanjang DAS Amblas (online). (https://aceh.tribunnews.com/2019/08/22/erosi-sungai-
kembang-tanjong-kian-mengkhawatirkan-200-meter-tanah-sepanjang-das-amblas diakses pada 31
Oktober 2022)
6
Tvonenews.com. 2021. Erosi Sungai Grindulu Di Pacitan, Rumah Warga di Dua Desa Terancam
Amblas (online). (https://aceh.tribunnews.com/2019/08/22/erosi-sungai-kembang-tanjong-kian-
mengkhawatirkan-200-meter-tanah-sepanjang-das-amblas diakses pada 31 Oktober 2022)
7
Abdul, " Korban Erosi Batang Anai Minta Penanganan Dipercepat" (TVRINEWS.COM, 6 Juni,
2022),
4
karena debit air sungai yang tinggi akibat diguyur hujan, dan akibatnya akses
masyarakat terputus.8 Begitu juga yang terjadi pada daerah korong palapa saiyo II
Nagari Sungai Buluh Selatan pada Minggu (26/12/21) kondisi daerah aliran
sungai sudah terkikis oleh air dan mengancam beberapa rumah warga di dekat
aliran sungai ambruk, serta satu rumah warga sudah roboh oleh erosi. Melihat dari
penanganan yang serius dari pihak yang berwenang, disamping itu ancaman yang
Permasalahan erosi pada dasarnya akibat dari aspek geografis dan iklim
serta tanah pada aliran sungai, namun tujuan penulisan ini penulis melihat bahwa
erosi sungai yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh faktor alam saja, tetapi
adanya persoalan penanganan dan pengelolaan sungai tersebut oleh aktor politik
hal inilah yang menjadi akar permasalahan erosi pada sungai, dalam etika
yang fokus kepada keuntungan yang diperoleh oleh manusia.9 Manusia disini jika
yang diadopsi oleh antroposentris adalah manusia memiliki peran yang istimewa,
8 Aji, " Batang Anai Mengamuk Jalan Putus Total" (MinangkabauNews, 24 Juni, 2022)
9
Verdinand Robertua Siahaan. Politik Lingkungan Indonesia. (Jakarta:UKI Press,2020), 8
5
tentang faktor alam tetapi adanya peran penting sumber daya manusia yang
Hardiansyah menyatakan aktor adalah orang atau seseorang yang memiliki suatu
kepentingan tertentu, selain itu Falah menyatakan bahwa aktor adalah pihak
untuk mencapai kepentingan tertentu.11 Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
aktor merupakan pihak yang terlibat dalam sesuatu hal yang mempunyai
hal yang diutamakan terlihat dalam penanganan lingkungan, begitu juga dalam
10
Ibid
11
Dwi Wulandari Lukman. “Identifikasi Aktor Dan Relasi Kuasa Dalam Pengelolaan
Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Pada Kawasan Bangkeng Bukit, Desa Bukit Harapan Dan Desa
Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba”.Skripsi. 2017. 4
12
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011. Sungai
6
dalam penanganan permasalahan erosi sungai. Selain itu fakta di lapangan juga
penanganan yang dilakukan oleh pejabat publik karena tidak adanya kebijakan
dari mereka yang mempunyai tanggung jawab atas pemeliharaan sungai termasuk
daerah aliran sungai, bahkan setelah ada beberapa kasus erosi yang terjadi, bukan
penanganan yang dilakukan, akan tetapi tampak dari beberapa aktor politik dan
pejabat publik yang lepas tangan, hal tersebut terlihat dari upaya yang mereka
lakukan saat erosi terjadi pada 26 Desember 2021 ada upaya masyarakat yang
mereka juga menunggu kedatangan dari Bupati Padang Pariaman yang berjanji
akan meninjau lansung DAS namun pada akhirnya tidak datang ke lokasi.13
dengan persoalan erosi, pertama penelitian yang dilakukan oleh Juju Junengsih,
Eka Intan Kumala Putri, Ahyar Ismail.14 Kedua, penelitian oleh N.A.Dwi Putri.15
Ketiga, penelitian oleh M Ruslin Anwar, Pudyono, dan Sahiruddin M.16 Keemat,
penelitian yang ditulis oleh Achmad Nur Fauzi, Dra. Dewi Rostyaningsih, M.Si.17
13
BanuaMinang.co.id. 2021. Masyarakat Palapa Kecewa Menantikan Bupati Sampai Jam 5 Sore
(online). 26 Desember 2021. (https://banuaminang.co.id/masyarakat-palapa-kecewa-menantikan-
bupati-sampai-jam-5-sore/?share=facebook&nb=1 diakses pada 27 september 2022).
14
Juju Junengsih , Eka Intan Kumala Putri dan Ahyar Ismail.” Analisis Stakeholder Dalam
Pengelolaan DAS Citarum dan Limbah Industri”. jurnal politik Risalah Kebijakan Pertanian dan
Lingkungan Vol. 4 No. 2, Agustus 2017: 112-124
15
N.A.Dwi Putri.” Kebijakan Pemerintah Dalam Pengendalian Pencemaran Air Sungai Siak
( Studi pada Daerah Aliran Sungai Siak Bagian Hilir )”. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan.
Vol. 1, No. 1, 2011
16
M Ruslin Anwar, Pudyono, dan Sahiruddin.” Penanggulangan Erosi Secara Struktural Pada
Daerah Aliran Sungai Bango”. Jurnal Rekayasa Sipil. Volume 3, No.1 – 2009
17
Achmad Nur Fauzi, Dra. Dewi Rostyaningsih, M.Si.” Analisis Peran Aktor Dalam Formulasi
Kebijakan Semarang Smart City”. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan
7
Kelima, penelitian yang ditulis oleh Rindang Mekarsasi dan Puji Utomo.18 Dari
kajian literatur diatas hanya berfokus pada kebijakan dan program dalam
penanganan erosi sungai, sementara pada penelitian ini berfokus pada analisis
Batang Anai yang nantinya akan dikaji dalam konsep stakeholder mapping, inilah
banyak sekali peristiwa erosi yang terjadi pada daerah aliran sungai di Indonesia,
begitu juga yang terjadi pada Sungai Batang Anai, yaitu adanya degradasi atau
erosi yang terjadi pada DAS Sungai Batang Anai yang tidak hanya terjadi pada
satu titik saja, melainkan terjadi di beberapa titik di Kabupaten Padang Pariaman.
Padang Pariaman termasuk juga bagian dari salah satu sungai terpanjang di
Sumatera Barat. Daerah aliran Sungai Batang Anai mempunyai luas 712,45 km2
18
Rindang Mekarsasi dan Puji Utomo, loc.it.
8
dengan 24 sub-sub daerah aliran sungai. DAS Batang Anai melintasi beberapa
Kabupaten atau Kota yaitu: Bagian Hulu berada di Kabupaten Tanah Datar di
Kecamatan Lubuk Alung & Kecamatan Batang Anai serta di Kota Padang di
hulunya yang berada di Puncak Gunung Merapi dengan ketingggian 2.751 m DPL
hingga muara.19
Berdasarkan hal diatas dapat kita lihat bahwa posisi Sungai Batang Anai
terjadi erosi pada daerah aliran sungai batang anai yang berada pada nagari lain
yang masih dialiri oleh sungai batang anai, yaitu pertama terjadi di Nagari
Korong Talao Mundam pada 6 Juli 2022 dimana erosi juga memakan badan jalan
yang dilalui setiap hari oleh masyarakat Nagari Katapiang, dan mengancam
beberapa rumah yang berada di dekat sungai, namun penanganan erosi ini sampai
Syafril Daus. “Analisis Degradasi Dasar Sungai Batang Anai Dan Pengaruhnya Terhadap
19
saat ini juga belum ada terlihat dari pihak berwenang untuk memperbaiki daerah
Buluh Timur, sebulan pasca peristiwa yang terjadi di Talao Mundam juga terjadi
di Kapalo Banda,21 erosi terjadi pada 24 Juni 2022 karena hujan lebat yang
mengguyur daerah batang anai dan menyebabkan badan jalan pada daerah aliran
20 TVRINews.com. 2022. Korban Erosi Batang Anai Minta Penanganan Dipercepat (online). 6 Juli
2022. ( https://www.tvrinews.com/id/berita/tdy6pei-korban-erosi-batang-anai-minta-penanganan-
dipercepat diakses pada 15 september 2022).
21
MinangkabauNews.com. 2022. Batang Anai Mengamuk, Jalan Putus Total (online).24 Juni
2022. (https://minangkabaunews.com/batang-anai-mengamuk-jalan-putus-total/?amp diakses pada
27 september 2022).
10
Sungai Buluh Selatan pada Minggu 26 Desember 2021 kondisi daerah aliran
sungai yang sudah terkikis oleh air dan mengancam beberapa rumah warga di
dekat aliran sungai ambruk,22 serta satu rumah warga sudah roboh oleh erosi, dan
pada 18 April 2022 pada daerah yang sama namun di lokasi yang berbeda juga
kembali terjadi erosi yang membuat badan jalan di Korong Palapa Saiyo II akibat
penanganan erosi yang sudah terjadi pada setahun yang lalu tidak ditangani secara
22 BanuaMinang.com. loc.cit.
11
Gambar 1.4 Kondisi DAS Batang Anai Nagari Sungai Buluh Selatan
Sumber : Data Primer
Berdasarkan fakta tersebut dapat kita lihat sudah terjadi erosi di tiga
tempat yang dilalui oleh daerah aliran sungai Batang Anai, dan penanganan yang
12
dilakukan oleh pemangku kepentingan yang dalam hal ini aktor yang terlibat
masyarakat, saat erosi terjadi pada 26 Desember 2021, ada upaya melakukan
menunggu kedatangan dari Bupati Padang Pariaman yang berjanji akan meninjau
lansung DAS namun pada akhirnya tidak datang ke lokasi.23 Thomson dalam
Kadir mengungkapkan bahwa peran aktor dalam pelaksanaan suatu kebijakan atau
kewenangannya, dan untuk Sungai Batang Anai sendiri merupakan sungai yang
mengelola termasuk dalam penanganan kasus erosi ini. Namun, seperti yang
dilihat masalah yang muncul erosi sungai batang anai tidak kunjung ada
penanganan dari aktor yang berwenang, hal ini terlihat adanya ketidakjelasan
23
BanuaMinang.com. loc.cit.
24
Rizky fajar wibowo, & Dewi Rostyaningsih. 2016. Analisis Aktor Implementasi Dalam
Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang (Studi Kasus Di Kecamatan
Gunungpati). Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Diponegoro. Volume 5, Nomer 4, Tahun 2016.
13
tugas dan wewenang dari aktor yang berhak dan mempunyai kewajiban dalam
atas, tujuan dari penelitian ini adalah : untuk menjelaskan dan menganalisis
Anai.
1. Secara Akademis
2. Secara Praktis
BAB II
KERANGKA TEORI
rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
erosi pada sungai ini sudah banyak, begitu juga dalam pembahasan mengenai
pemetaan dan peran aktor terhadap sebuah kebijakan, namun terkhusus pada peran
kasus erosi pada sungai belum ada. Disini penulis menemukan tulisan yang
berkaitan dengan penanganan erosi daerah aliran sungai dan peran aktor politik
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Juju Junengsih, Eka Intan Kumala
Putri, Ahyar Ismail dalam jurnal politik Risalah Kebijakan Pertanian dan
Citarum dan Limbah Industri”.25 Jurnal ini mengangkat isu mengenai pihak yang
terlibat dalam pengelolaan DAS Citarum, dan melihat bahwa dalam pengelolaan
sungai tersebut terdapat banyak pihak yang mempunyai peran mereka masing-
masing sesuai dengan tugas dan pokok mereka, dalam penelitian ini menggunakan
institusi yang terlibat dalam pengelolaan DAS, disertai dengan kepentingan dan
yaitu lembaga yang berperan dalam menyusun aturan main untuk level collective
choice. Kedua, level pilihan kolektif (collective choice), yaitu lembaga yang
Kedua, jurnal yang ditulis oleh N.A.Dwi Putri dalam Jurnal Ilmu Politik
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Siak ( Studi pada Daerah Aliran Sungai
25
Juju Junengsih , Eka Intan Kumala Putri dan Ahyar Ismail.” Analisis Stakeholder Dalam
Pengelolaan DAS Citarum dan Limbah Industri”. jurnal politik Risalah Kebijakan Pertanian dan
Lingkungan Vol. 4 No. 2, Agustus 2017: 112-124
16
Siak Bagian Hilir)”.26 Isu yang diangkat oleh peneliti pada jurnal ini berkaitan
dengan permasalahan sungai yang tercemar oleh beberapa penyebab, serta peneliti
dengan beberapa program unggulan yang masuk dalam kebijakan dan menjadi
pendekatan kebijakan publik oleh Charles O Jones dalam bukunya Public Policy
dan elemen-elemen lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah dan tindakan
tertentu. hasil dari penelitian ini melihat bahwa pengendalian pencemaran sungai
perlu dibuatkan sebuah badan khusus yang mempunyai legalitas, dan pemerintah
Ketiga, sebuah jurnal yang ditulis oleh oleh M Ruslin Anwar, Pudyono,
Daerah Aliran Sungai Bango” dalam jurnal Rekayasa Sipil.27 Pada jurnal ini
penekanan kepada penyebab erosi secara faktor alam yaitu erosi diakibatkan oleh
faktor curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah, dengan melihat analisis curah
26 N.A.Dwi Putri.” Kebijakan Pemerintah Dalam Pengendalian Pencemaran Air Sungai Siak
( Studi pada Daerah Aliran Sungai Siak Bagian Hilir )”. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan.
Vol. 1, No. 1, 2011
27
M Ruslin Anwar, Pudyono, dan Sahiruddin.” Penanggulangan Erosi Secara Struktural Pada
Daerah Aliran Sungai Bango”. Jurnal Rekayasa Sipil. Volume 3, No.1 – 2009
17
hujan dan kondisi ketahanan tanah. selanjutnya dengan kajian analisis ilmiah yang
kantilever.
Keempat, jurnal yang ditulis oleh Achmad Nur Fauzi, Dra. Dewi
Rostyaningsih, M.Si dalam Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, yang
City”.28 Isu yang diangkat oleh peneliti pada jurnal ini berkaitan dengan pemetaan
aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan Semarang smart city yaitu
Semarang yang bukan hanya seputar penggunaan teknologi tetapi lebih kepada
proses penyelenggaraan pemerintahan dengan baik dan cerdas, untuk itu dalam
antar aktor, dengan cara mengidentifikasi aktor yang terlibat dan analisis peran
Semarang Smart City, selanjutnya Peran yang Dilakukan Oleh Aktor Kebijakan
Kelima, jurnal yang ditulis oleh Rindang Mekarsasi dan Puji Utomo dalam
jurnal Geografi, yang berjudul “Analisis Tingkat Bahaya Erosi Pada Waduk
28Achmad Nur Fauzi, Dra. Dewi Rostyaningsih, M.Si.” Analisis Peran Aktor Dalam Formulasi
Kebijakan Semarang Smart City”. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan.
18
Wadaslintang Dengan Aplikasi ARCGIS”.29 Isu yang diangkat oleh peneliti pada
jurnal ini berkaitan dengan erosi yang seringkali terjadi pada daerah aliran sungai
dan metode USLE. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat bahaya erosi
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti/Tahun Jenis Judul Hasil dan Tujuan Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
2. N.A.Dwi Putri/ 2011 Kualitatif Kebijakan Hasil dari penelitian ini melihat
Pemerintah bahwa pengendalian pencemaran
Dalam sungai perlu dibuatkan sebuah
Pengendalian badan khusus yang mempunyai
Pencemaran legalitas, dan pemerintah harus
Air Sungai lebih memperhatikan
Siak ( Studi kepentingan mereka kepada
pada Daerah sektor lingkungan terutama
Aliran Sungai Kelestarian sungai serta perlunya
Siak Bagian anggaran khusus yang
Hilir ) melibatkan pihak swasta dalam
penanganan kasus pencemaran
29
Rindang Mekarsasi dan Puji Utomo, loc.it.
19
sekarang, akan tetapi tetap memiliki perbedaan yang mendasar dengan penelitian
saat ini. Lokasi dan waktu penelitian adalah contoh paling sederhana dari
perbedaanya. Namun perbedaan yang paling menonjol adalah bahwa penelitian ini
berfokus pada Penanganan erosi pada sungai Batang Anai di Korong Palapa Saiyo
II Nagari Sungai Buluh Selatan dilakukan dengan melihat dari segi pemetaan dan
peran aktor terhadap kebijakan yang akan dilakukan terhadap pengelolaan sungai
pengelolaan erosi dan daerah aliran sungai dari segi struktural, dan jika melihat
penelitian pada isu penanganan lingkungan khususnya pada sungai belum ada
sebelumnya. Dari segala seluk beluk latar belakang inilah penulis ingin
membuktikan bahwa dari permasalahan erosi sungai Batang Anai yang tidak
politik baik dari tindakan dan kebijakannya. Teori peran (Role Theory) adalah
teori yang merupakan perpaduan antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu.
Selain dari psikologi, teori peran berawal dari sosiologi dan antropologi. Dalam
ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater,
seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya
sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi aktor
masyarakat sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang
kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau
aktor tersebut. Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam
mengambil bagian dalam interaksi sosial dapat dibagi dalam dua golongan
sebagai berikut:
b. Target (sasaran) atau orang lain (other) yaitu orang yang mempunyai
publik dibagi menjadi dua, yaitu aktor primer dan aktor sekunder Aktor primer
dalam transaksi dengan organisasi dan tidak begitu penting untuk kelangsungan
hidup organisasi.
4. Kaitan antara orang dan perilaku, Peran merupakan sebuah interaksi sosial
publik, para aktor dituntut untuk memainkan perilaku yang sesuai dengan peran
yang dimilikinya.30
peran tertentu, maka dari itu kasus erosi sungai tentunya melibatkan aktor sebagai
peran yang penting didalamnya, untuk itu perlunya pemetaan dilakukan terkait
30Achmad Nur Fauzi, .2018” Analisis Peran Aktor Dalam Formulasi Kebijakan Semarang Smart
City”. Skripsi. Bab I.hlm 29
23
permasalahan ini sangat penting, karena: pertama, untuk merumuskan solusi yang
atas stakeholder yang mendukung dan yang menentang. Kedua kelompok tersebut
oleh stakeholder
e. Tingkat pengaruh yang akan didapat dari penguasaan sumber daya atau
partisipasi stakeholder
kebijakan
g. Action, yaitu tindakan yang perlu kita lakukan untuk menyikapi atau
Tabel 2.2
ethical analysis grid
Teknik ini dapat digunakan untuk menjelaskan dengan cepat tentang siapa
dan apa yang dinilai secara etika atau dianggap etis. Penggunaan teknik ini dapat
Power serta interest menjadi fokus utama dalam teknik analisis modelgrid.
Power bisa berasal dari potensi stakeholder untuk mempengaruhi kebijakan atau
organisasi yang berasal dari kekuasaan berbasis kedudukan atau sumber daya
mereka dalam organisasi, atau mungkin pengaruh mereka yang berasal dari
stakeholder terhadap sebuah kebijakan atau proyek tertentu akan diukur melalui
tingkat keaktifannya. Setelah dilakukan pemetaan power serta interest dari tiap
terhadap stakeholder yang telah diketahui power serta interest dapat dilihat dari
yang kecil.
26
signifikan.
dalam keputusan organisasi juga power yang rendah untuk mempengaruhi dan
menjaga kelompok ini mendapatkan informasi dalam batas yang diperlukan, tetapi
organisasi meskipun sebenarnya mereka tidak memiliki power yang besar untuk
(Mintzberg, 1999).
Industries pada tahun 2007 (Kennon, 2009). Menurut Kennon terdapat 4 langkah,
diantaranya:
27
(necessity of involvement).
Tabel 2.3
stakeholder mapping-analysis
c. Pemetaan
mengidentifkasi isu.
1. Posisi/organisasi,
2. Internal/external,
berpotensi menentang),
kebijakan),
9. Kepemimpinan
dan kepentingan yang hendak dicapai. Power dapat berasal dari akses anggaran,
pendanaan, dukungan massa, atau pengendalian berbagai jenis kontrol atau sanksi
stakeholder tersebut berhubungan satu dengan yang lain. Selain itu, teknik ini
juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi kerjasama dan konflik antar
stakeholder.
pada isu, meskipun spesifik interest berbeda antar stakeholder, dan interest
30
diagram harus diberi label sebelumnya untuk menunjukkan interest di setiap kasus
yang ada. Selain itu, pelabelan dapat menunjukkan secara jelas apakah interest
tersebut dilakukan dalam bentuk yang paling sederhana yaitu pemberian informasi
Tabel 2.4
The Participation Planning Matrix
8. Net map
kebijakan tidak mampu memahami kepentingan key stakeholders. Oleh sebab itu
analisis stakeholder bisa dikatakan sebagai salah satu resep mujarab panacea dari
dalam metode yang tepat untuk melakukan analisa stakeholder analisis. Oleh
32
karena itu, banyak ahli muncul dengan metode-metode stakeholder analysis yang
terhadap situasi di mana ada banyak aktor kepentingan yang berbeda pengaruh
sebuah proyek.
digunakan.31
kebijakan. Namun fokus pada penelitian ini hanya memakai 2 teknik saja, yaitu
Policy implementation mapping dan Power versus interest grid, hal ini
31Sri Hadiati Wara Kustriani, SH. MBA.2015. “Modul Pelatihan Analis Kebijakan”,deputi bidang
kajian kebijakan,jakarta,hlm 122-138
33
disebabkan karena kedua teknik ini dirasa bisa menjawab pertanyaan peneliti
Skema pemikiran pada penelitian ini adalah adanya fenomena erosi sungai
masyarakat yang terkena dampak secara langsung, maka dari perlunya tindakan
yang diambil oleh pihak berwenang yaitu para aktor politik dalam mengambil
selanjutnya output yang dihasilkan daerah aliran sungai Batang Anai akan
dilakukan pembenahan secara struktural sehingga erosi tidak akan terjadi kembali.
Bagan 2.1
Skema Pemikiran
Fenomena Erosi Daerah Aliran Sungai Batang Anai
Di Kecamatan Batang Anai
Pemetaan Pemangku
Kepentingan Penanganan Erosi
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian data yang diperoleh tentu tidak bisa didapatkan
karena harus sesuai dengan masalah apa yang diteliti. Pada Penelitian ini
penanganan kasus erosi daerah aliran Sungai Batang Anai di Kecamatan Batang
Anai. Tipe Instrumental yang digunakan pada penelitian ini adalah menjelaskan
fenomena yang terjadi sesuai dengan keadaan sebenarnya (apa adanya) supaya
32
Pendekatan kualitatif banyak didefinisikan oleh para ahli, salah satunya yaitu John Creswell,
pendekatan kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh
sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
Penelitian kualitatif tentunya tidak terlepas dari ciri maupun karakteristiknya. Creswell
menjelaskan pendekatan kualitatif dalam beberapa karakteristik, yaitu ; a) berlangsung dalam latar
alamiah, tempat kejadian dan perilaku manusia, b) tidak secara apriori mengharuskan adanya teori,
c) peneliti adalah instrumen utama penelitian dan pengumpulan data, d) data yang dihasilkan
bersifat deskriptif atau dalam bentuk kata-kata, e) fokus diarahkan pada persepsi dan pengalaman
partisipan, f) proses sama pentingnya dengan produk, perhatian penelitian diarahkan kepada
pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian, g) penafsiran dalam pemahaman ideografis,
bukan kepada membuat generalisasi, h) memunculkan desain, peneliti mencoba
mengkonstruksikan penafsiran dan pemahaman dengan sumber data manusia, i) data tidak dapat
dikuantifikasi, j) objektivitas dan kebenaran dijunjung tinggi, derajat keterpercayaan didapat
melalui verifikasi berdasarkan koherensi wawasan dan manfaat.
35
Studi kasus instrumental digunakan oleh peneliti pada penelitian ini agar
tentang fenomena yang peneliti angkat untuk disusun ke dalam laporan penelitian
yang kompleks dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini
dapat menjawab dengan baik. Kalau pendekatan yang digunakan sudah sesuai
dengan apa fenomena yang diteliti pada akhirnya akan menghasilkan sebuah
dari sana peneliti menganggap pendekatan ini adalah yang paling cocok untuk
maka lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang
adalah Sungai Batang Anai yang melalui 3 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten
Kecamatan Lubuk Alung dan Kecamatan Batang Anai serta Kota Padang di
Kecamatan Koto Tangah, yang terdampak erosi Sungai Batang Anai adalah
3 Nagari yaitu Sungai Buluh Timur, Ketaping dan Sungai Buluh Selatan, bahkan
36
sudah ada rumah warga yang ambruk dan jalan terputus akibatnya. Sehingga
menjadi lokasi fokus penelitian dan segala bentuk data yang diperlukan akan
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai instrumen dalam pengumpulan data
yang dimaksud di sini adalah peneliti sebagai alat pengumpul data, dimana
peneliti harus responsif dan dapat menyesuaikan diri. Alat-alat lain seperti
panduan wawancara, rekaman, dan lainnya hanyalah sebagai alat bantu pengganti
penelitian. Peneliti berada di luar realitas atau lingkungan sosial yang akan diteliti
mengumpulkan data.
dan permasalahan yang dteliti. Pada mulanya riset awal penelitian ini peneliti
ambil melalui data primer dengan melakukan observasi atas permasalahan erosi
yang kebetulann terjadi didekat rumah peneliti. Permasalahan ini rupanya sudah
mulai terjadi sejak 2017, dengan adanya pembiaran erosi menjadi meluas dan
37
membuat ambruk satu rumah dan terancamnya beberapa rumah lainnya, selain itu
Setelah itu, peneliti menunda kurang lebih dua bulan dalam perbaikan karena ada
kesibukan lain yang harus dikerjakan, tepatnya pada 30 maret peneliti melakukan
perbaikan dan revisi terhadap proposal skripsi yang sempat tertunda, dan pada 3
kebetulan saat rumah Wali Nagari masih dalam satu korong yang sama dengan
peneliti.
mengirimkan surat izin penelitian pada 14 April 2023, pada saat itu Wali Nagari
tidak berada di kantor, akan tetapi peneliti telah menelpon Wali Nagari untuk janji
wawancara setelah solat jumat, setelah itu peneliti lansung pergi ke kantor Wali
Nagari Sungai Buluh Timur untuk mengirim surat izin penelitian dan ingin
38
memerlukan surat izin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Padang Pariaman. Sampai pada kantor Wali Nagari Sungai Buluh
Timur, Wali Nagari tidak berada ditempat, dan peneliti memutuskan untuk
meminta nomor telpon Wali Nagari untuk dikontak secara lansung membuat janji
temu, pada hari bersamaan peneliti demam dan tidak melanjutkan janji wawancara
Wali Nagari Ketaping, setelah wawancara bersama Wali Nagari, peneliti pergi ke
sebagai syarat untuk wawancara bersama Bapak Sekda. Karena slow repon dari
kontak sespri Bupati dan Sekda, pada tanggal 15 Mei 2023 peneliti baru
mendapat tanggapan yang kurang baik dari sespri Kesbangpol yang menolak
pembuatan surat rekomendasi karen menurutnya Bupati dan Sekda tidak akan bisa
dijumpai karena sibuk, setelah beberapa saat, datang Kasubag Kesbangpol dan
mengeluarkan surat rekomendasi pada saat itu juga dan ditandatangani oleh
Kasubag tersebut Bapak Ade Dasial. Setelah itu peneliti mengirimkan surat
inilah surat peneliti cukup lama tidak ditanggapi dengan alasan Bapak Sekda
sibuk, dari tanggal 24 Mei 2023 surat diberikan dengan follow up berulang kali,
pada 7 Juni 2023 baru mendapat tanggapan bahwa peneliti diarahkan untuk
wawancara Sekda diwakili oleh Kabag Tata Pemerintahan Umum dan Kerjasama,
dan pada 8 Juni 2023 peneliti selesai mewawancarai Kabag TPKS tersebut, hal ini
yang membuat sedikit lama peneliti turun lapangan karena proses yang sulit
didapat pada saat mewawancarai Bupati Padang Pariaman yang memakan waktu 1
bulan lebih.
Pada 17 Mei 2023 peneliti mewaancara pihak BWS di Kantor BWS yang
Air sebagai salah satu informan kunci peneliti pada penelitian ini. Pada 25 Mei
yang terdampak dan melihat kondisi akibat erosi secara lansung. Selesai
dari WALHI Sumatera Barat dan Komunitas Peduli Sungai, pada 5 Juni 2023
Lingkungan Hidup WALHI, pada saat itu menjanjikan wawancara pada hari
kamis atau jumat tanggal 8 Juni 2023, disamping itu peneliti menghubungi Bapak
40
Ery Iswandi selaku informan triangulasi kedua sebagai Komunitas Peduli Sungai,
dan kebetulan pada saat itu Bapak Ery sedang berada di lokasi PENAS XVI
Padang di Lapangan Lanud Tabing, dan bersedia diwawancarai pada hari itu juga.
Pada tanggal 8 Juni 2023 peneliti menghubungi Bapak Tommy Adam unttuk
Tommy Adam belum berada di Kota Padang dan meminta untuk diundur pada
tanggal 11 Juni 2023, karena peneliti merasa cukup lama, maka peneliti
memutuskan untuk mewawancarai Bapak Tommy Adam via phone dan pada 9
Juni 2023 wawancara bisa dilakukan dengan lancar. Bapak Tommy Adam
proses wawancara peneliti memulai menganalisis temuan data dan informasi yang
peneliti peroleh.
metode kualitatif penentuan informan adalah salah faktor yang penting karena
merupakan orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya ataupun orang
lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atau wawancara mendalam.
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.33 Untuk mendapat data yang
tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai
Pada penelitian ini, peneliti telah menemukan kriteria informan yang akan
peneliti pilih untuk mencari data dari informan tersebut. Berdasarkan fenomena
dan masalah yang peneliti angkat mengenai pemetaan aktor dalam penanganan
kasus erosi daerah aliran Sungai Batang Anai di Kecamatan Batang Anai. Peneliti
Tabel 3.1
Kriteria Informan
No Kriteria Informan Penelitian
ALFABETA). Hlm 85
42
Tabel 3.2
No Informan Jabatan
1. Emri Nurman Kepala bagian tata pemerintahan dan kerjasama
menunjang atau mendukung penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari informan
berupa wawancara dan observasi. Sumber data primer merupakan sumber data
langsung memberikan data dari pihak pertama kepada pengumpul data yang
biasanya melalui wawancara. Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain
43
1. Wawancara
peluang untuk bertanya di luar teks pertanyaan yang telah peneliti buat,
2. Observasi
34
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabet
35
Hardani, Helmina Adriani Jumari Ustiawati, Emi Fatmi Utami, Ria Rahmatul Istiqomah,
Roushandy Asri Fardani, Dika Juliana Sukmana & Nur Hikatul Auliya. 2020. Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu
36
Sitti Mania. 2008. “Obesevasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan dan Pengajaran”.
Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Vol 11 (2) 220-233
44
3. Dokumentasi
diteliti berupa berita, transkip, buku dan jurnal.37 Pada penelitian ini
harus diuji terlebih dahulu keabsahannya. Teknik pemeriksaan data adalah dengan
teknik triangulasi merupakan teknik pengumpulan data data dan sumber yang
telah ada. Bila penelitian melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang sama. Terdapat tiga kelompok triangulasi data, yakni triangulasi
sumber, triangulasi teoritis, dan triangulasi metode. Dalam penelitian ini peneliti
Hardani, Helmina Adriani Jumari Ustiawati, Emi Fatmi Utami, Ria Rahmatul Istiqomah,
37
Roushandy Asri Fardani, Dika Juliana Sukmana & Nur Hikatul Auliya. 2020. Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu
45
kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data,
sejarah, catatan resmi, tulisan pribadi dan gambar atau foto. Berbagai pandangan
Tabel 3.3
Informan Triangulasi
No. Nama Keterangan
1. Tommy Adam WALHI Sumatera Barat
menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk
sebagai temuan bagi orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.39 Analisis data dapat
dikatakan sebagai proses penyederhanaan data ke dalam dalam bentuk yang lebih
38
Rahardjo, M. 2010. Triangulasi dalam penelitian kualitatif
39
Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik,
Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama
46
sederhana dan mudah dipahami, dimana penyederhanaan data tersebut terdiri atas
catatan lapangan atau field notes, dokumen berupa laporan-laporan, serta hasil
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan interpretasi etik dan
Agar penulisan laporan hasil penelitian ini dapat dipahami dan dimengerti,
struktur penulisan:
a. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis membahas latar belakang fenomena yang terjadi,
Selanjutnya pada bab ini akan muncul perumusan masalah untuk dikaji
sesuai dengan tujuan dan manfaat, serta target yang akan dicapai pada
penelitian ini.
Pada bab ini memuat tentang bahasan perbandingan penelitian yang ditulis
oleh para peneliti terdahulu dengan penelitian saat ini. Dalam bab inilah
47
Kemudian juga akan dimuat landasan teori yang digunakan oleh peneliti
terlibat dalam penanganan erosi sungai. Terakhir, pada bab ini juga akan
berpikir.
penelitian.
Pada bab ini deskripsi daerah penelitian dijelaskan secara umum, baik dari
Bab ini merupakan bab terakhir atau dapat dikatakan sebagai bab
ditambah dengan poin saran dari peneliti yang mana mengacu pada tujuan
BAB IV
Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.328,78 km2 dan 430.626
jiwa (Sensus Penduduk 2020). Ibu kota Kabupaten Padang Pariaman adalah Parit
30 Desember 2008 tentang pemindahan ibu kota Kabupaten Padang Pariaman dari
terletak antara 0o 11’– 0o 49’ Lintang Selatan dan 98o 36’-100o 28’ Bujur Timur,
dengan luas wilayah sekitar 1,328,79 km2 dan panjang garis pantai 60,50 km2.
Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah
sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat pada bagian sebelah selatan, sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Agam, sebelah barat berbatasan dengan Kota
Agam dan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Walaupun tidak berbatasan secara langsung
disebelah timur, Kabupaten Padang Pariaman memiliki jarak yang dekat dengan
Kota Padang Panjang yang dibatasi oleh Lembah Anai (Kabupaten Tanah Datar).
Berdasarkan data yang dimuat pada BPS Padang Pariaman tahun 2015.
lima sungai besar diantaranya, 1) Batang Anai yang memiliki panjang 54,6 km, 2)
Batang Mangau yang memiliki panjang 46 km, 3) Batang Tapakis yang memiliki
panjang 46 km, 4) Batang Gasan yang memiliki panjang 20 km, 5) Batang Naras
sungai besar yang mempunyai peran cukup sentral dalam kehidupan masyarakat
40
Padangpariamankab.go.id. 2022. Halaman Profil Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman (online). (https://padangpariamankab.go.id/profil/profil_detail/25 diakses pada 27 April
2023 Pukul 18.00 wib).
41 Badan pusat statistik (BPS). 2016. Nama Sungai, Daerah Yang Dilalui dan Panjangnya Tahun
Sumatera Barat, yaitu Sungai Batang Anai. Daerah aliran Sungai Batang Anai
mempunyai panjang 712,45 km2 dengan 24 sub-sub daerah aliran sungai, serta
memiliki DAS dengan kemiringan yang sangat curam (elevasi 2649,44 meter).
DAS Batang Anai melintasi beberapa Kabupaten atau Kota yaitu: Bagian
Hulu berada di Kabupaten Tanah Datar di Kecamatan X Koto dan Kota Padang
Tangah. Batang Anai panjangnya + 69,32 km dimulai dari hulunya yang berada
42
Syafril Daus, loc.cit
52
Anai terletak pada pada koordinat 0 50'30" LS dan 100 27'00" BT, dengan
ketinggian 0-1550 mdpl. Luas wilayah ini mencapai 140,80 km2, dengan batas-
batas wilayah Sebelah utara berbatas dengan Kecamatan Lubuk Alung, sebelah
selatan dengan Kota Padang, sebelah barat dengan Samudera Indonesia dan
dari delapan Nagari, diantaranya Nagari Ketaping, Nagari Kasang, Nagari Sungai
Buluh, Nagari Buayan Lubuk Alung, Nagari Sungai Buluh Barat, Nagari Sungai
Buluh Selatan, Nagari Sungai Buluh Timur, Nagari Sungai Buluh Utara, dimana
Nagari Ketaping tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 64,25 Km2,
sedangkan Nagari Buayan Lubuk Alung memiliki luas terkecil, yakni 10,30 Km2.
terdapat pada Nagari Sungai Buluah Utara yaitu sebanyak 4 korong. Kecamatan
Batang Anai juga merupakan kecamatan yang dilalui oleh DAS Batang Anai,
dimana semua Nagari di kecamatan ini dialiri Sungai Batang Anai yang
terdampak erosi, oleh sebab itu diperlukannya penelitian pada wilayah ini untuk
Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pengalihan Alur Sungai Bab I ketentuan
1. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
dalam satu atau lebih daerah aliran Sungai dan/atau pulau-pulau kecil
yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 (dua ribu) kilometer
persegi.
43
Aulya Anugraha, dwi lega hati, Hazna Hidayah. Kecamatan Batang Anai Dalam Angka Batang
Anai Subdistricts In Figures 2021. (Padang Pariaman: Penerbit BPS Padang Pariaman,2021) hlm
4-5.
54
44
Lihat peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 21 tahun 2020 tentang
pengalihan alur sungai
55
BAB V
5.1 Pengantar
sungai terutama erosi sungai menjadi aspek terpenting yang harus diselesaikan
demi terpenuhinya kualitas sungai sesuai dengan fungsinya, untuk itu penanganan
erosi pada sungai melibatkan berbagai pihak yang menjadi satu kesatuan dalam
etik dan emik, dimana interpretasi etik adalah pandangan yang bermula dari
wawancara dengan informan, sedangkan emik adalah data yang berdasarkan pada
lebih jelas berdasarkan pertanyaan dalam penelitian ini. Fokus utama dalam
penelitian ini adalah permasalahan erosi DAS Batang Anai yang tidak kunjung
permasalahan tersebut.
mapping; 8) Net Map. Kedelapan teknik ini dijadikan sebagai pedoman dalam
dalam membuat kebijakan. Namun fokus pada penelitian ini hanya memakai 2
teknik saja, yaitu Policy implementation mapping dan Power versus interest grid,
hal ini disebabkan karena kedua teknik ini merupakan teknik yang sederhana
untuk melihat aktor pemangku kepentingan dalam penanganan erosi DAS Batang
Anai dan bisa menjawab pertanyaan dari peneliti. Kedua tahapan stakeholder
beberapa aspek ini nanti akan diketahui aktor politik yang mendukung dan
b. Power Versus Interest Grid: pada konsep ini power dan interest menjadi
fokus utama dalam analisis, dan menggunakan model grid. Power bisa
organisasi, dalam hal ini bisa melihat aktor politik yang mempunyai
Selanjutnya dengan model grid hal yang penting untuk dilakukan adalah
mode grid dibagi dalam empat kuadran stakeholder yaitu crowd, contest
setter, subjek dan player. Keempat kuadran dibedakan atas dasar tinggi
dan rendah power serta interest stakeholder dalam penanganan erosi DAS
Batang Anai.
Interest Grid inilah nantinya akan dilihat dari masing-masing aktor yang terlibat
dalam segi hal mereka menolak dan mendukung serta yang mempunyai power
dan interest. Analisis dalam penelitian ini nanti akan menggambarkan stakeholder
Anai
daerah, hal ini menjadikan peran sungai begitu sentral untuk aktivitas masyarakat.
Permasalahan utama DAS Batang Anai ini yang sudah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya adalah mengenai erosi DAS Batang Anai yang terjadi
pada khususnya di Kecamatan Batang Anai yang menjadi ancaman bencana setiap
tahunnya bagi daerah yang dilalui oleh sungai, persoalan ini seakan-akan tidak
menemui titik terang penanganan dari progres yang sedang berlansung siapakah
permasalahan ini untuk diselesaikan. Berdasarkan hal ini, peneliti ingin melihat
polity implementation mapping yang dikemukakan oleh Bryson yaitu melihat dari
tingkat pengaruh, implikasi dan action. Peneliti akan menjabarkan tujuh aspek
sebagai aktor yang berpotensi menolak dan mendukung dari penanganan erosi
dan Bupati Padang Pariaman. BWS berpotensi menolak terlihat dari segi
kepentingan, BWS jelas memberikan sikap bahwa dari titik prioritas penanganan
DAS Batang Anai sejauh ini belum menjadi prioritas, karena dampaknya belum
semasif dari banjir yang merendam rumah satu komplek, walaupun sejauh ini
sungai yang sebelumnya juga sudah siap dari hal administrasi untuk dilakukan
tindakan seperti Sungai Batang Lembang, Batang Tapan dan beberapa sungai
sebelumnya sudah di laksanakan seperti Sungai Batang Arau dan Batang Kuranji.
Hal ini mempertegas sikap BWS terhadap penanganan ini belum dijadikan
peraturan yaitu Permen PUPR nomor 28 tahun 2015 tentang penetapan garis
sempadan sungai yang ditetapkan 50 meter tidak boleh dibangun rumah atau
bangunan, hal ini disampaikan lansung oleh Bapak Iwan Hermawan selaku
2017 sempadan sungai dari rumah mereka cukup jauh yaitu berjarak 100 meter
kurang lebih, karena dari awal erosi tidak ditangani maka 100 meter tadi hilang
tergerus erosi, hal ini diungkapkan secara lansung oleh masyarakat yang
“ndak, wakatutu masih laweh, bisa untuak latak oto parkir bagai di
sampiang rumah tu mah, tapi di padiaan se, tukini jadinyo sameter se
ndak sampai lai alah babateh samo sungai lansuang, ampiang roboh lai”
(“tidak ada, dulu itu tanahnya luas, bahkan bisa parkir mobil sekitar 100
meter adalah dari rumah kami, tapi sekarang satu meter aja tidak cukup
udah berbatasan dengan sungai lansung dan terancam ambruk itu”)
Melihat narasi dari BWS yang seolah menjadi paradoks dari apa yang
45
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
46
Wawancara dilakukan dengan Defriman selaku Masyarakat, Korong Palapa Nagari Sungai
Buluh Selatan, 25 Mei 2023
60
membiarkan kasus ini dan hanya melihat dari sisi kesalahan masyarakat,
walaupun kita tidak bisa pungkiri ada sifat alami dari sungai yang berubah dan
masyarakat perlu mengetahui akan bahaya tinggal di sempadan sungai, hal ini
menyatakan bahwa:47
“sifat alami sungai setiap tahun pasti berubah, meskipun ada atau tidak
kegiatan yang menyebabkan DAS rusak, katakanlah seperti alih fungsi
lahan, akan mempercepat, karena proses sungai, sungai Batang Anai masih
tergolong muda, jadi belum sungai tua seperti sungai Indragiri yang
berubah ratusan tahun, tetapi anai berubah setiap 2-3 tahun”
Disamping itu juga sebenarnya dibalik itu ada proses sosialisasi yang
seharusnya diberikan oleh BWS bersama pemerintah dalam hal ini Bupati Padang
Pariaman dan stakeholder dalam proses edukasi masyarakat terkait dengan batas
sempadan sungai ini, hal ini kembali disampaikan oleh Bapak Tommy sebagai
berikut:48
yang dilakukan BWS walaupun sejauh ini proses penanganan sedang berlansung,
menurut penilaian peneliti aktor yang berpotensi menolak penanganan ini adalah
jika melihat data dari penjelasan dari ketujuh aspek, dapat dilihat dan
47
Wawancara dilakukan dengan Tommy Adam selaku Kepala Departemen Advokasi Lingkungan
Hidup WALHI Sumbar, via phone, 9 Juni 2023
48
Wawancara dilakukan dengan Tommy Adam selaku Kepala Departemen Advokasi Lingkungan
Hidup WALHI Sumbar, via phone, 9 Juni 2023
61
disorot dari segi pengaruh dan sumber daya yang diberikan, melihat kasus ini
sudah enam tahun terjadi, dalam proses penanganan seharusnya Bupati Padang
Pariaman dalam hal ini bisa memperjuangkan daerahnya yang terdampak untuk
masalah ini bisa diselesaikan melalui diskusi dan advokasi serta usulan yang
masif kepada BWS dan Pemerintah Pusat, selagi penanganan ini belum ada
progres yang signifikan berarti masih terdapat diskusi dan advokasi yang
erosi ini, dengan demikian menurut penilaian peneliti Bupati Padang Pariaman
dalam penanganan erosi ini berpotensi menolak dan adanya ketidakseriusan dalam
erosi DAS Batang Anai adalah masyarakat, Ninik Mamak, Bamus dan Wali
penanganan cepat selesai karena mengancam untuk tempat tinggal mereka dan
masyarakat yang sudah ambruk rumahnya menginginkan adanya ganti rugi dari
pihak BWS, sedangkan Wali Nagari menjadi penghubung dan fasilitator dari
kepada BWS, bahkan Wali Nagari Sungai Buluh Selatan juga secara pribadi
terdampak oleh erosi ini. Selanjutnya dari segi sumber daya dan action,
dengan gotong royong untuk menanam bambu dalam mengantisipasi erosi yang
62
membuat rumah warga lain ambruk, dan membangun jalan sementara untuk akses
masuk ke nagari. Sementara itu dari Ninik Mamak dari aspek kepentingan Ninik
peraturan daerah provinsi sumatera barat nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari
dalam Pasal 1 Nomor 6 menyebutkan bahwa ninik mamak merupakan bagian dari
Kerapatan Adat Nagari yang disingkat KAN yaitu orang yang diangkat sebagai
pemimpin adat oleh kaum/suku dalam suatu nagari yang menyangkut tentang
moril maupun materil, menjaga harta pusaka serta memiliki tanggung jawab
Oleh karena itu dalam permasalahan erosi DAS Batang Anai ini peran
Ninik Mamak perlu diperhatikan karena pada proses ganti rugi lahan yang
melibatkan tanah ulayat, yang mana Ninik Mamak berperan dalam proses
tersebut, namun pada kasus ini Ninik Mamak tidak dilibatkan dalam proses
diskusi ganti rugi lahan dan minimnya koordinasi dari berbagai pihak yang
terlibat seperti pemerintah daerah, BWS dan Wali Nagari, akan tetapi Ninik
Mamak merupakan aktor yang mendukung dan siap membantu dalam upaya
penanganan erosi DAS Batang Anai dalam proses ganti rugi lahan untuk
Berdasarkan data dan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa aktor yang bepotensi
49
Lihat Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2018 Tantang Nagari
63
5.2.3 Kepentingan
dalam penanganan erosi DAS Batang Anai ini, tetapi kepentingan mereka masing-
masing mempunyai porsi dan diatur dalam bentuk kewenangan, salah satu aktor
yang mempunyai peran kunci dan merupakan aktor yang berpotensi menolak
dalam penanganan kasus ini yaitu pertama Bupati Padang Pariaman, Bupati
mempunyai kepentingan dalam penanganan erosi DAS Batang Anai ini, karena
memiliki kepentingan di dalamnya. Akan tetapi, penanganan ini harus sesuai juga
dengan kewenangan yang dimiliki oleh Bupati dalam menangani sungai ini yang
notabene merupakan sungai besar yang tidak bisa diatasi oleh Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dijelaskan oleh Bupati Padang Pariaman
pada kutipan wawancara diwakili oleh Bapak Emri Nurman sebagai Kabag Tata
Padang Pariaman dalam penanganan erosi ini memang ada namun jika dilihat dari
Wawancara dilakukan dengan Emri Nruman selaku Kabag Tata Pemerintahan Kota dan
50
Kerjasama Kabupaten Padang Pariaman, Kantor Bupati Padang Pariaman, 8 juni 2023
64
minim adalah karena sungai Batang Anai merupakan sungai besar, yang tidak bisa
dikelola oleh anggaran pemerintah kabupaten, hal ini dijelaskan kembali oleh
tadi menyebabkan Bupati tidak bisa berbuat banyak dalam masalah ini atau
kedua yang terlibat dan mempunyai kepentingan adalah Wali Nagari, Wali Nagari
adalah aktor potensial mendukung. Wali Nagari merupakan tempat pertama bagi
dalam segi kepentingan, Wali Nagari mempunyai kepentingan yang besar, karena
Wali Nagari secara lansung merasakan bagaimana dampak dari erosi yang
dirasakan oleh masyarakat seperti rumah roboh, dan jalan terputus. Dari tiga
Nagari yang terdampak lansung, semua Wali Nagari memberikan informasi yang
sama terkait kepentingan mereka dalam penanganan erosi ini, seperti yang
Wawancara dilakukan dengan Emri Nruman selaku Kabag Tata Pemerintahan Kota dan
51
Kerjasama Kabupaten Padang Pariaman, Kantor Bupati Padang Pariaman, 8 Juni 2023
65
dijelaskan oleh Wali Nagari Sungai Buluh Selatan Bapak Afrizal dalam kutipan
kepentingan yang kuat dalam penanganan ini karena secara bersamaan Wali
Nagari Sungai Buluh Selatan yang merupakan bagian dari warga Sungai Buluh
Selatan terdampak dari erosi DAS Batang Anai dengan hanyutnya sebagian besar
tanah miliknya, ini menandakan bahwa Wali Nagari secara tidak lansung terlibat
dalam mewakili rakyat dan pribadi dalam upaya penanganan erosi ini.
Senada dengan apa yang di sampaikan oleh Wali Nagari Sungai Buluh
Selatan, posisi kepentingan Wali Nagari pada penanganan ini sama, hal ini
disampaikan oleh Bapak Zulkifli sebagai Wali Nagari Sungai Buluh Timur,
bahkan kasus yang terjadi di Sungai Buluh Timur berdampak signifikan terhadap
masyarakat karena mengakibatkan akses jalan masuk ke nagari terputus dan hanya
52
Wawancara dilakukan dengan Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh Selatan, Sungai Buluh
Selatan, 13 April 2023
53 Wawancara dilakukan dengan Zulkifli selaku Wali Nagari Sungai Buluh Timur, Kantor Wali
ini sudah terjadi sejak tahun 2017, namun mengingat dari upaya yang mereka
penanganan ini, sebagai Wali Nagari mereka juga dibatasi oleh kewenangan yang
dimiliki.
54
TrbunPadang.com. 2021. Wali Nagari Sungai Buluh Timur Memohon Jalan Amblas Segera
Diperbaiki (online). 19 Agustus 2021. (https://padang.tribunnews.com/amp/2021/08/19/wali-
nagari-sungai-buluh-timur-memohon-jalan-amblas-segera-diperbaki-jalan-utama-ke-pemukiman-
warga diakses pada 10 Juni 2023).
67
kepentingan dalam penanganan erosi DAS Batang Anai ketiga yaitu Balai
PUPR, BWS merupakan aktor potensial menolak, dalam penanganan ini yang
terlibat adalah BWS Sumatera V, karena letak sungai Batang Anai yang menjadi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat nomor 21 tahun 2020
tentang pengalihan alur sungai pasal 1 berbunyi “balai besar wilayah sungai/balai
penanganan erosi DAS Batang Anai BWS Sumatera V merupakan salah satu
aktor yang terlibat dan mempunyai kepentingan didalamnya, dari penjelasan dari
Sumatera V terlihat memiliki kepentingan yang kecil, hal itu di ungkapkan oleh
55
Lihat peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 21 tahun 2020 tentang
pengalihan alur sungai
56 Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
68
bahwa dalam hal penanganan erosi DAS Batang Anai belum menjadi prioritas dan
akan permasalahan ini kecil dibandingkan aktor yang lain karena ada skala
faktor lain yang tidak disebutkan, sementara dalam segi hal kewenangan BWS
Aktor yang merasakan dampak secara lansung dalam kasus erosi adalah
Batang Anai ini dilakukan, karena tanah dan rumah mereka yang sudah longsor
pada penanganan erosi DAS Batang Anai ini yang mempunyai kepentingan besar
adalah masyarakat yang terdampak secara lansung seperti rumah dan tanah
mereka yang longsor, selanjutnya ada Wali Nagari yang merupakan stakeholder
selanjutnya ada pihak BWS Sumatera V yang mempunyai kepentingan yang kecil
selanjutnya ada Bupati Padang Pariaman yang juga mempunyai kepentingan yang
kewenangan BWS dan penanganan tidak akan sanggup di handle oleh dana dari
oleh Bapak Tommy Adam selaku informan triangulasi pada penelitian ini, beliau
57
Wawancara dilakukan dengan Tommy Adam selaku Kepala Departemen Advokasi Lingkungan
Hidup WALHI Sumbar, via phone, 9 Juni 2023
70
Ninik Mamak. Ninik mamak mempunyai peran besar dalam penanganan ini
karena kasus erosi pada saat ini berkaitan dengan persoalan ganti rugi lahan,
dimana pada proses ini, tanah yang berada di Nagari sebagian besar merupakan
tanah ulayat yang diurus oleh Ninik Mamak, namun dalam permasalahan ganti
rugi lahan tanah masyarakat pada erosi DAS Batang Anai ini sangat minim
melibatkan Ninik Mamak yang terkait dalam proses diskusi, hal ini diungkapkan
oleh Mak Datuak selaku Ninik Mamak KAN Nagari Sungai Buluh sebagai
berikut:58
“untuak proses ganti rugi lahan sungai ini sungguhpun lebih terlibat
pemerintah namun yang lebih dominan posisi niniak mamak disana,
sampai sekarang tidak pernah niniak mamak dilibatkan, bahkan sampai
provinsi niniak mamak ndak pernah dilibatkan untuak diskusi dan lainnya,
padahal untuak masalah tanah ulayat, tentu niniak mamak yang punya”
pada proses ganti rugi lahan, Niniak Mamak tidak dilibatkan oleh aktor yang
Bamus mempunyai kepentingan yang rendah dalam proses penanganan ini, karena
peran Bamus yang tidak terlihat, bahkan dalam proses diskusi dari Nagari dalam
58Wawancara dilakukan dengan Mak Datuak selaku Niniak Mamak KAN Nagari Sungai Buluh,
27 Juli 2023
71
penanganan ini Bamus tidak dilibatkan sama sekali, hal ini di ungkapkan oleh
Bapak Dasmi selaku Bamus Nagari Sungai Buluh Selatan sebagai berikut:59
“dalam skop nagari oleh bamus pemasalahan erosi sungai batang anai ini
belum pernah dibicarakan dan kami sebagai bamus juga tidak pernah ikut
dalam diskusi-diskusi yang dilakukan oleh pihak terlibat, bahkan untuk
penanganan sementara dengan masyarakat Bamus tidak dilibatkan”
bagian dari Nagari terhadap persoalan erosi DAS Batang Anai ini sangat minim,
bahkan tidak ada proses diskusi yang baik Bamus bersama Wali Nagari sehingga
merupakan aktor yang potensial mendukung, karena posisi Bamus yang juga
merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terdampak, yang nantinya akan
Salah satu aspek terpenting yang dimiliki oleh aktor stakeholder adalah
sumber daya, yaitu sesuatu yang dimiliki oleh aktor untuk upaya yang bisa
dimanfaatkan dalam penanganan erosi DAS Batang Anai. Sumber daya sangat
penting dalam proses percepatan penanganan erosi, semua sumber daya para
stakeholder secara benda nyata dan bukan benda nyata menjadi komponen
pendukung untuk para aktor bisa gunakan. Pada penjelasan sebelumnya dapat
59
Wawancara dilakukan dengan Dasmi selaku Bamus Nagari Sungai Buluh Selatan, 27 Juli 2023
72
permasalahan erosi daerah aliran sungai yang merupakan bagian dari daya rusak
air yang sedang ditangani oleh BWS pada saat ini dari segi histori, erosi sudah
terjadi sejak tahun 2017, namun faktanya penanganan sudah dilakukan dan sedang
berjalan dalam tahap ketiga dari enam tahapan sampai selesai. Hal ini dijelaskan
BWS, namun yang dilihat dalam informasi yang diberikan oleh pihak BWS diatas
bahwa sumber daya yang diberikan BWS belum menunjukan secara maksimal,
60
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
73
dan operation yang mana BWS memberikan sumber daya penanganan pada tahap
ini yaitu pengerjaan normalisasi banjir kanal. Oleh karena itu menurut penilaian
peneliti, BWS sebenarnya mempunyai sumber daya yang besar dalam penanganan
ini, namun BWS tentu perlu menyesuaikan dengan skala kewenangan dan
prioritas.
Tabel 5.1
air dan pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk,
bendungan dan tampungan air lainnya, irigasi, air tanah, air baku, rawa,
Fungsi:
wilayah sungai;
dan jasa;
wilayah sungai;
DAS Batang Anai kedua adalah Bupati Padang Pariaman (aktor potensial
menolak), Bupati mempunyai sumber daya dalam penanganan ini, namun sumber
daya yang dimiliki Bupati bagian dari Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
dan selain dari itu Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dilibatkan dalam
satgas penanganan erosi DAS Batang Anai ini, hal tersebut dijelaskan oleh Bapak
tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, namun melibatkan beberapa aktor yang
daya masing-masing yang dimiliki oleh aktor pada porsi kewenangan mereka
Kabupaten Padang Pariaman menyatakan hal yang sama terkait dengan sumber
disampaikan dalam wawancara bersama Bapak Emri Nurman sebagai Kabag Tata
“pasti terlibat, penanganan tidak bisa dilakukan oleh satu institusi saja,
satgas dari satpol pp , Dinas PUPR, dan Lingkungan Hidup”
62
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
63
Wawancara dilakukan dengan Emri Nurman selaku Kabag Tata Pemerintahan dan Kerjasama
Kabupaten Padang Pariaman, Kantor Bupati Padang Pariaman, 8 Juni 2023
76
Selanjutnya aktor ketiga yang terlibat adalah Wali Nagari (aktor potensial
mendukung), dalam hal ini Wali Nagari hanya bisa menjadi fasilitator untuk
dijelaskan dalam kutipan wawancara bersama Bapak Alwis selaku Wali Nagari
“sudah melakukan apa yang bisa dilakukan, untuk urusan ganti rugi bukan
kewenangan nagari, nagari hanya bisa memfasilitasi, menyampaikan apa
keluhan masyarakat”
mempunyai sumber daya dalam penangan ini, namun kembali lagi, bahwa sumber
daya ini bagian kecil dari kewenangan yang dimiliki, bahkan dari segi
kewenangan Wali Nagari mempunyai kewenangan yang lebih kecil dari Bupati.
Terakhir aktor penting keempat dalam penanganan ini yang mempunyai sumber
yang terkena dampak dari erosi mereka tidak bisa berbuat apapun, namun dalam
kasus jalan yang ambruk terputus akibat erosi di daerah Sungai Buluh Timur,
karena itu menurut penilaian peneliti dalam proses penanganan, karena kembali
lagi, sumber daya yang besar dimiliki oleh BWS sepenuhnya, sedangkan aktor
potensial mendukung lainnya seperti Ninik Mamak dan Bamus tidak memiliki
sumber daya.
Wawancara dilakukan dengan Alwis selaku Wali Nagari Ketaping, Kantor Wali Nagari
64
Stakeholder mapping kali ini dilihat dari aspek Channel, yaitu saluran
kepentingan mereka, aspek channel ini bekerja dengan meilihat saluran atau pihak
diketahui nantinya aktor yang mendukung dan menolak dalam proses penanganan
erosi DAS Batang Anai. Saluran bisa juga berupa lembaga, aktor lain, dan
organisasi diluar pemerintahan yang menjadi pihak ketiga dan tujuannya adalah
dapat menjalin kerjasama dari aktor yang terlibat untuk membantu mereka dalam
berbagai hal, seperti sumber daya, dan tindakan. Beberapa aktor yang terlibat
penanganan erosi ini adalah BWS (aktor potensial menolak), selain mempunyai
kepentingan dan sumber daya yang dominan, BWS mempunyai saluran kerja
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Iwan Hermawan selaku Kepala Bagian
“pihak lain boleh melakukan penanganan sungai rusak, tapi harus dengan
izin kementerian PUPR, sejauh ini kerjasama yang biasa terlibat adalah
KPS (komunitas peduli sungai)”
65
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
78
dengan saluran untuk bisa bekerjasama dengan pihak manapun, dalam wawancara
tersebut disebutkan Komunitas Peduli Sungai, selain dari itu BWS juga
kepentingan, BWS membentuk satgas yang terdiri dari beberapa aktor, ini
daripada penanganan erosi tersebut. Pernyataan dari BWS dibenarkan oleh Bapak
Ery Iswandi sebagai bagian dari komunitas peduli sungai terkait melakukan
Bapak Ery Iswandi juga merupakan selaku informan triangulasi pada penelitian
“diskusi lintas sektoral ada terutama provinsi PUPR, dinas sosial, BNPB,
dan BWS, yang dibahas mengenai peraturan pemanfaatan area pinggir
sungai”
Batang Anai ini adalah Bupati Padang Pariaman (aktor potensial menolak), untuk
memiliki saluran dan relasi yang cukup banyak untuk mereka melakukan diskusi
66
Wawancara dilakukan dengan Ery Iswandi selaku Komunitas Peduli Sungai, Tabing, Padang, 5
Juni 2023
79
BWS, berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Emri Nurman selaku Kepala
kabupaten tidak ikut campur dalam kewenangan BWS, namun menurut penilaian
peneliti, pemerintah kabupaten tidak reaktif dalam penanganan kasus ini dalam
hal channel karena bisa saja mereka membentuk suatu saluran diskusi, lobi dan
advokasi atas relasi politik yang dimiliki oleh Bupati Padang Pariaman untuk
yang dimiliki oleh Bupati Padang Pariaman merupakan opsi untuk penanganan ini
dipercepat. Selanjutnya untuk aktor ketiga dan keempat yaitu Wali Nagari dan
masyarakat (aktor potensial menolak), kedua aktor ini sama sekali tidak
permasalahan ini, seperti yang dijelaskan oleh Wali Nagari Sungai Buluh Selatan
“channel tidak ada, kami hanya melapor pada pimpinan yaitu kepada
Bupati, dan menunggu dari pihak BWS”
pada aktor berada pada BWS dan Bupati Padang Pariaman, sedangkan Wali
67
Wawancara dilakukan dengan Emri Nurman selaku Kabag Tata Pemerintahan dan Kerjasama,
Kantor Bupati Padang Pariaman, 8 Juni 2023
68 Wawancara dilakukan dengan Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh Selatan, Sungai Buluh
Nagari dan masyarakat tidak mempunyai saluran tersebut, begitu juga dengan
mempunyai hubungan dengan aspek kepentingan dan sumber daya, karena adanya
semakin besar, begitu juga dalam kasus penanganan erosi DAS Batang Anai ini,
jika pada sebelumnya telah dibahas bagaimana besarnya kepentingan dan sumber
daya yang dimiliki masing-masing stakeholder maka pada aspek ini akan dibahas
akibat yang kemungkinan dihasilkan dari kepentingan dan sumber daya yaitu
partisipasi.
Sumatera V (aktor potensial menolak). Sejauh ini, sejak terjadinya erosi DAS
Batang Anai dari 2017, pada dasarnya proses penanganan sudah dilakukan, dan
kewenangan dan sumber daya yang cukup dalam partisipasi. Seharusnya dengan
partisipasi yang besar terhadap penanganan erosi ini, namun sejauh ini dari sejak
kasus ini terjadi yang mana sudah memasuki enam tahun sejak kejadian,
partisipasi yang diberikan oleh BWS masih tergolong sangat rendah, karena dari
81
master plan penanganan eoris DAS Batang Anai oleh BWS ini baru memasuki
Selain itu, penanganan erosi DAS Batang Anai memang tidak bisa
ditanganai oleh BWS sendiri, butuh beberapa aktor yang saling bekerjasama dan
melakukan advokasi terkait dengan tambang pasir ilegal dikawasan daerah aliran
untuk dibuat aturan atau perizinan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Iwan
partisipasi diluar master plan penanganan erosi ini, namun menurut penilaian
yang telah ada pada master plan, sehingga tahap demi tahap bisa diselesaikan
69Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
82
penanganan pertama pada erosi ini, contohnya seperti yang terjadi di Sungai
bambu di daerah aliran sungai yang erosi, hal ini diungkapkan secara lansung
Pernyataan dari Bapak Defriman juga sama dengan yang sampaikan oleh
dalam wawancara bersama Bapak Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh
70
Wawancara dilakukan dengan Defriman selaku Masyarakat, Korong Palapa Nagari Sungai
Buluh Selatan, 25 Mei 2023
71 Wawancara dilakukan dengan Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh Selatan, Sungai Buluh
“tidak ada upaya, tetapi untuk menyenangkan hati masyarakat, sudah kita
coba digunakan tanam bambu di pingggir sungai, tapi pada saat air besar
datang, hanyut lagi”
kemungkinan partisipasi satu sama lain dalam penanganan erosi ini, ketika Wali
yang terdampak secara lansung rumah dan tanahnya ataupun yang tidak terkena
melakukan kegiatan tersebut, selain itu di tempat berbeda yaitu di Sungai Buluh
mereka dengan membangun jalan sementara akibat jalan akses masuk ke Nagari
mereka yang terputus, hal ini dijelaskan oleh Bapak Zulkifli selaku Wali Nagari
“nggak ada, yang ada hanya swadaya masyarakat, buat jalan darurat di
bukik pakiah untuk akses masuk nagari, karena untuk membangun jalan
tersebut pihak nagari tidak bisa dibuatkan dari anggaran nagari”
Wawancara dilakukan dengan Zulkifli selaku Wali Nagari Sungai Buluh Timur, Kantor Wali
72
yang signifikan terhadap proses penanganan. Terakhir, aktor yang terlibat yang
yang diberikan oleh Bupati terhadap penanganan ini hanya bisa mendampingi
BWS dan membantu menyampaikan aspirasi dan keluhan masyarakat dari Wali
85
Nagari kepada BWS terkait erosi yang terjadi. Selanjutnya aktor potensial
kemungkinan partisipasi karena dalam proses penanganan sejauh ini mereka tidak
dilibatkan oleh aktor lainnya seperti Wali Nagari, BWS dan Bupati.
menolak pada stakeholder mapping dalam kasus erosi DAS Batang Anai ini
adalah tingkat pengaruh. Tingkat pengaruh yaitu pengaruh yang akan didapat dari
penguasaan sumber daya atau partisipasi stakeholder, jadi tinggi atau rendahnya
dimiliki aktor bisa berdampak pada tingginya tingkat partisipasi aktor tersebut dan
begitu sebaliknya. Jika merujuk pada aspek sebelumnya aktor yang mempunyai
sumber daya besar terhadap penanganan ini pertama adalah BWS (aktor potensial
erosi ini dalam bentuk penanganan erosi DAS Batang Anai untuk pembangunan
normalisasi banjir kanal, tidak terlepas dari adanya pengaruh BWS, namun
dan ranahnya BWS untuk mereka kerjakan. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak
86
“daya rusak air untuk batang anai, selain banjir ada erosi, sungai batang
anai bagian master plan pengendalian banjir kota padang, 3 stage, stage
pertama penanganan Batang Arau, Batang Kuranji, Stage dua Batang Air
Dingin sampai muara, Stage tiga muara Batang Anai, Batang Kandis.
Untuk stage tiga sudah dilaksanakan paket 1 mengamankan bagian hilir
sungai Batang Anai, mengamankan bantaran BIM, tentu bertahap,
menyesuaikan dengan kondisi anggaran yang ada, untuk saat ini paket 2
sudah masuk tahap pembebasan lahan, mulai pengadaan tanah 2017
memberikan usulan dokumen pengadaan tanah di PPAT, penlok sudah
ada, pembaharuan penlok, sebagian sudah bebas tapi belum seluruhnya”
73
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
87
penanganan erosi ini memang begitu kompleks, selain itu pihak BWS juga
melibatkan aktor lain seperti BPN yang mengatur dalam pembebasan lahan,
semua ini tentu bisa berjalan dengan adanya pengaruh dari BWS, namun
disamping itu jika diperhatikan dalam program penanganan yang tersedia pada
master plam, penanganan erosi Sungai Batang Anai adalah bagian terakhir dari
master plan yaitu terletak pada stage tiga dan sejak terjadinya erosi dari 2017
penanganan ini baru berlansung pada tahapan pembebasan lahan untuk paket
kedua, maka dari itu menurut penilaian peneliti pada aspek tingkat pengaruh,
sebenarnya ada aktor lain yang bisa memberikan pengaruh dalam proses ini untuk
kedua yang mempunyai tingkat pengaruh adalah Bupati Padang Pariaman (aktor
dalam penanganan erosi ini, dan bisa mempengaruhi BWS untuk memberikan
88
prioritas pada penanganan erosi DAS Batang Anai diutamakan, hal ini juga di
jelaskan oleh Bapak Tommy Adam selaku informan triangulasi yang juga
bahwa:74
tingkat pengaruh yang kuat untuk memberi pengaruh baik itu dari diskusi maupun
lobi kepada BWS selaku pemegang kewenangan dalam penanganan ini, jika ini
dilakukan oleh Bupati hal ini bisa menjadi suatu partisipasi yang besar diberikan
oleh Bupati kepada masyarakatnya, namun karena fakta yang terjadi penanganan
bisa dikatakan lambat, hal ini bisa disebabkan karena ada sesuatu yang miss dalam
hal advokasi dan diskusi Bupati untuk penanganan ini. Bapak Tommy Adam
“sesuatu hal dalam agenda diskusi jika kita tidak bisa membungkus
dengan akurat, kita tidak bisa mengharapkan BWS memprioritaskan untuk
ditangani, dari segi pemda, pemkab dan nagari belum optimal dalam
mengerjakan advokasinya, hal ini penting dilihat sudah sejauh mana
pemerintah provinsi terutama pemerintah Kabupaten berkirim surat,
berkoordinasi kepada BWS”
74
Wawancara dilakukan dengan Tommy Adam selaku Kepala Departemen Advokasi Lingkungan
Hidup WALHI Sumbar, via phone, 9 Juni 2023
75
Wawancara dilakukan dengan Tommy Adam selaku Kepala Departemen Advokasi Lingkungan
Hidup WALHI Sumbar, via phone, 9 Juni 2023
89
penanganan ini dengan harapan kasus ini menjadi prioritas, sehingga yang fakta
yang terjadi penanganan masih berjalan seperti merangkak karena sudah cukup
lama sejak 2017 dan bisa dilihat bahwa dalam penanganan ini pengaruh dari
Bupati rendah.
Sementara itu, aktor ketiga dan keempat seperti Wali Nagari dan
signifikan dalam penanganan ini, karena sumber daya dan kewenangan yang
dimiliki oleh aktor sedikit, seperti Wali Nagari, walaupun menjadi tempat pertama
peran Wali Nagari tidak memberikan pengaruh besar, seperti yang dijelaskan
“untuk kekuatan kita sebagai nagari tidak ada, dan tidak punya pengaruh
untuk sampai ke atas, kita hanya sebagai penghubung saja”
penanganan erosi. Begitu juga masyarakat, dalam hal ini juga tidak memiliki
Wawancara dilakukan dengan Alwis selaku Wali Nagari Ketaping, Kantor Wali Nagari
76
tingkat pengaruh yang besar walaupun mereka menjadi korban terdampak secara
Mamak jika dimaksimalkan dalam penanganan ini, maka Ninik Mamak akan
memberikan pengaruh yang besar, Ninik Mamak akan memberikan fasilitas dalam
percepatan ganti rugi lahan, dan bersedia membantu jika terdapat hal yang
mengganggu proses penanganan, hal ini disampaikan oleh Mak Datuak selaku
“sekarang anak kemenakan kami dapat ganti rugi banyak tidak merata, dan
udah lama ganti rugi ini juga tidak selesai, padahal sebagian besar dari
tanah merupakan tanah ulayat dalam lindungan KAN, jika mereka (aktor
terlibat) mengajak kami diskusi kami siap membantu ini, karna berguna
juga buat tanah anak kemenakan, namun sekarang kami tidak dilibatkan,
bagaimanapun kami tidak bisa terlalu jauh untuk mengintervensi masalah
ini”
besar, jika dalam proses penanganan Ninik Mamak dilibatkan oleh aktor-aktor
lain yang terlibat yang mempunyai kewenanganan besar dalam hal ini seperti
5.2.8 Implikasi
Implikasi merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena suatu hal, dalam
hal ini implikasi yang dihasilkan aktor dalam stakeholder mapping penanganan
77Wawancara dilakukan dengan Mak Datuak selaku Niniak Mamak KAN Nagari Sungai Buluh,
27 Juli 2023
91
erosi DAS Batang Anai itu berarti implikasi pengaruh stakeholder terhadap
permasalahan ini. Adanya implikasi berarti ditimbulkan sebagai efek akibat dari
aspek lain yang diberikan aktor terhadap penanganan kasus erosi DAS Batang
Anai. Stakeholder yang terlibat dalam kasus erosi ini mempunyai implikasi yang
berbeda-beda atas pengaruh yang diberikan dari setiap aspek seperti sumber daya,
BWS (aktor potensial menolak), sejauh ini dari segi tindakan dan sumber daya
DAS Batang Anai sendiri yaitu, pertama, pada saat ini sudah dilakukan
pengukuran tanah dan rumah warga yang terdampak erosi, pengukuran ini
merupakan implikasi dari master plan BWS dalam penanganan ini, hal ini
dijelaskan oleh Bapak Iwan Hermawan selaku Kepala Bagian Seksi Keterpaduan
“penlok sudah kita tetapkan, tata bidang, tahun ini 2023 anggaran sudah
disediakan namun belum ada realisasi pembayaran, tahap inventarisasi dari
satgas, jika sudah siap sih, kalau sudah ada dari ketua panitia pengadaan
tanah menetapkan tata bidang, maka akan segera di appraisal (penaksiran
harga rumah atau tanah sebelum dibeli)”
78
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
92
disampaikan oleh Bapak Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh Selatan dalam
“sekarang ini sedang bergulir pembebasan lahan, jika ganti rugi lahan
sudah selesai akan dilakukan pekerjaan, tapi realisasi belum ada, ini
menggunakan dana pusat dan dimana kendala tidak diketahui, nagari
sungai Buluh Selatan ada delapan titik lagi yang belum di ukur, sisanya
sudah, setelah itu baru turun appraisal”
diberikan oleh BWS memberikan implikasi yang cukup nyata dalam penanganan
erosi, menurut pandangan peneliti, jika penanganan cepat dilakukan sampai pada
tahap terakhir maka implikasi kepada semua aspek akan berdampak baik, realisasi
penanganan erosi akan benar-benar terjadi, namun sejauh ini dari data di lapangan
79
Wawancara dilakukan dengan Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh Selatan, Sungai Buluh
Selatan, 13 April 2023
93
yang diperoleh implikasi yang dirasakan baru kepada pengukuran tanah dan
pengaruh yang diberikan oleh Bupati dalam penanganan ini, implikasi yang
dihasilkan oleh Bupati sebagai orang nomor satu di Kabupaten Padang Pariaman
permasalahan ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Emri Nurman selaku
80
Wawancara dilakukan dengan Emri Nurman selaku Kabag Tata Pemerintahan dan Kerjasama,
Kantor Bupati Padang Pariaman, 8 Juni 2023
94
Namun sejauh ini implikasi yang diberikan belum membuahkan hasil yang
terlihat signifikan dan seolah menjadi ke arah negatif, menurut penilaian peneliti
lambatnya penanganan erosi yang sampai memakan waktu enam tahun lebih
adalah bagian dari salah satu implikasi atas pengaruh dari Bupati Padang
Pariaman yang lemah dan ada sesuatu yang miss dalam proses diskusi tersebut,
Bupati terlihat tidak mempunyai power dalam penanganan ini, padahal dalam
setiap proses dari penanganan yang dilakukan, BWS pasti selalu melibatkan
demikian implikasi yang terjadi bisa membuat prroses ini bisa terselesaikan lebih
awal.
adalah Wali Nagari (aktor potensial mendukung), peran Wali Nagari sebagai
yang terjadi pada Nagari Sungai Buluh Timur pada saat terjadi erosi yang
mengakibatkan putus jalan, dan adanya upaya dari Wali Nagari untuk
lansung oleh Bapak Zulkifli sebagai Wali Nagari Sungai Buluh Timur dalam
Wawancara dilakukan dengan Zulkifli selaku Wali Nagari Sungai Buluh Timur, Kantor Wali
81
tersebut, melalui wawancara Bapak Iwan Hermawan selaku Kepala Bagian Seksi
“masalah itu, diluar master plan, tetapi design dari pemda sudah ada,
pembebasan lahan ada, namun belum sepenuhnya, setelah itu menunggu
anggaran dari pusat tahun 2024 mudah-mudahan ada”
dalam master plan BWS dalam penanganan banjir kanal stage 3, namun progres
dari penanganan erosi di Sungai Buluh Timur sudah ada dalam tahapan
pembebasan lahan, menurut penilaian hal ini merupakan implikasi dari tindakan
yang dilakukan oleh Wali Nagari. Selanjutnya aktor keempat yang terlibat adalah
ini, hanya saja bentuk swadaya masyarakat seperti gotong royong membangun
bambu di DAS yang erosi dan membangun jalan sementara di Sungai Buluh
masyarakat itu sendiri seperti jalan yang awalnya putus sekarang bisa dilalui
implikasi terhadap proses penanganan erosi DAS Batang Anai adalah Ninik
82Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
96
Mamak. Implikasi yang terjadi saat sekarang ini adalah terjadinya ganti rugi lahan
yang tidak merata sebagaimana yang dijelaskan oleh Ninik Mamak, hal ini
disebabkan karena para aktor yang berperan dalam proses ganti rugi lahan tidak
Salah satu aspek kunci dan penting dalam pemetaan ini adalah action atau
tindakan dan aksi yang diberikan aktor, aksi dan tindakan akan lahir dari pengaruh
dan sumber daya yang dimiliki oleh aktor tersebut. Aktor yang terlibat dalam
dan dipengaruhi oleh sumber daya dan tingkat pengaruh mereka, aksi dan
tindakan ini merupakan bagian dari bentuk kemungkinan partisipasi yang telah
dibahas pada penjelasan sebelumnya. Aktor yang mempunyai tindakan yang besar
dalam penanganan ini adalah BWS (aktor potensial menolak), karena sejauh ini
proses penanganan BWS yang menjadi pusat penanganan erosi DAS Batang Anai
dengan pembuatan master plan yang dirancang, dan sudah masuk pada tahap
Selanjutnya aktor yang mempunyai action dalam kasus ini adalah Bupati
Padang Pariaman (aktor potensial menolak), beberapa tindakan Bupati yang bisa
ikut serta menjadi bagian Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam satgas
penanganan erosi yang dibuat BWS. Selanjutnya adalah masyarakat dan Wali
sumber daya, masyarakat mempunyai tindakan yang nyata pada penanganan ini,
sungai yang terdampak erosi dan di Sungai Buluh Timur melakukan gotong
royong berhasil membangun jalan sementara untuk digunakan sebagai jalan akses
masyarakat kepada aktor lain seperti Bupati dan BWS secara lansung, serta
penanganan sementara.
sama dengan sumber daya, akan tetapi action ini mengarah kepada sumber daya
yang telah di aplikasikan dalam bentuk tindakan dan aksi, dan jika melihat
beberapa aktor yang terlibat, sejauh ini action yang berdampak secara lansung
adalah dari masyarakat dan Wali Nagari, adapun tindakan dari BWS dan Bupati
belum terlihat namun untuk jangka panjang dari pada master plan penanganan ini
jika terealisasi maka BWS adalah aktor yang mempunyai action besar dari
Tabel 5.2
Aktor Potensial Mendukung (Wali Nagari)
Kategori Kepentingan Sumber Channel Kemung- Tingkat Implikasi Aksi
Stakeholder daya kinan pengaruh
partisipasi
Tabel 5.3
Aktor Potensial Mendukung (Masyarakat)
Kategori Kepentingan Sumber Channel Kemung- Tingkat Implikasi Aksi
Stakeholder daya kinan pengaruh
partisipasi
Tabel 5.4
Aktor Potensial Mendukung (Ninik Mamak dan Bamus)
Kategori Kepentingan Sumber Channel Kemung- Tingkat Implikasi Aksi
Stakeholder daya kinan pengaruh
partisipasi
Tabel 5.5
Aktor Potensial Menolak (BWS)
Kategori Kepentingan Sumber Channel Kemung- Tingkat Implikasi Aksi
Stakeholder daya kinan pengaruh
partisipasi
Tabel 5.6
Aktor Potensial Menolak (Bupati)
Kategori Kepentingan Sumber Channel Kemung- Tingkat Implikasi Aksi
Stakeholder daya kinan pengaruh
partisipasi
menolak rendah dalam ngi dan mempu- kemungkinan memberi- pengaruh kan
(Bupati) penanganan memfasili- nyai partisipasi kan yang koordinasi
ini dibatasi tasi proses saluran rendah pengaruh diberikan dan
oleh penangana kerja karena sebagai Bupati mendam-
kewenangan n bersama sama sejauh ini kepala berimplikasi pingi bws
dan BWS dan dengan hanya daerah pada realita dalam
penanganan melakukan pihak melakukan untuk yang terjadi rangkaian
tidak dapat diskusi lain, pendampi- melaku- pada proses pelaksa-
dikelola oleh untuk cenderung ngan BWS kan penanganan naan
anggaran kemajuan bersifat dalam diskusi yang tidak kegiatan
pemerintah proses pasif dan menjalankan dan kunjung Penangan-
kabupaten penanga- me- tugas dan advokasi selesai an dan
nan nunggu menyampai- untuk ikut serta
dari pihak kan aspirasi menjadi- dalam
BWS masyarakat kan Satgas
dari wali permasa- penangan-
nagari lahan ini an erosi
kepada BWS prioritas bersama
dalam bentuk BWS
diskusi
Sumber : dioleh oleh peneliti tahun 2023
Diagram 5.1
Policy Implementation Mapping
103
Keterangan:
semakin jelas tentu harus diketahui aktor mempunyai peran pada masing-masing
stakeholder mapping dengan metode power versus interest grid yaitu pada konsep
ini power dan interest menjadi fokus utama dalam analisis, dan menggunakan
model grid. Power bisa berasal dari potensi stakeholder untuk mempengaruhi
kebijakan atau organisasi, dalam hal ini bisa melihat aktor politik yang
104
aktor dibedakan atas empat kuadran yaitu Crowd, Contest Setters, Subjects,
Player. Perlu dipahami bahwa dalam empat kategori ini aktor akan cenderung bisa
berubah dan bersfiat dinamis tergantung situasi dan kondisi yang mereka hadapi.
kekuatan dan kepentingan yang rendah, posisi aktor ini cenderung berubah
yang tidak terdampak oleh erosi sungai, namun merasa terancam akan
follower ini akan berubah menjadi subject jika permasalahan erosi ini kedepannya
sebagai crowd adalah Wali Korong, yang merupakan perangkat Nagari dibawah
Wali Nagari, Wali Korong disini berperan menjadi penghubung akses masyarakat
permasalahan erosi. Aktor selanjutnya yang berada pada posisi crowd adalah
Bamus, Bamus merupakan bagian dari pemerintah nagari yang seharusnya bekerja
sama bersama Wali Nagari dan perangkat nagari merumuskan dan mendiskusikan
105
permasalahan ini, namun Bamus sama sekali tidak dilibatkan oleh Wali Nagari
dalam kasus penanganan erosi DAS Batang Anai sehingga Bamus menjadi aktor
yang mempunyai kepentingan dan kekuatan yang sedikit pada proses penanganan.
5.3.2 Contest Setter (memiliki power tetapi memiliki interest yang kecil)
ini mempunyai peran kekuatan yang besar dan mempunyai kepentingan lansung
dan ketertarikan dengan permasalahan ini kecil, menurut penilaian peneliti aktor
yang dimaksud adalah BWS Sumater V, salah satu sebabnya adalah Sungai
Batang Anai terletak di daerah Provinsi Sumatera Barat dan lokasi erosi terjadi di
Kabupaten Padang Pariaman yang mana merupakan wilayah kerja BWS Sumatera
V, selain itu dalam hal kekuatan dapat dilihat dari penjelasan sebelumnya bahwa
BWS mempunyai kewenangan yang penuh atas pelaksanaan kasus erosi ini
dengan adanya program yang telah dibuatkan master plan penanganan erosi DAS
Batang Anai ini, hal ini disampaikan lansung dari pihak BWS terkait dengan
kekuatan yang dimiliki oleh Bapak Iwan Hermawan selaku Kepala Bagian Seksi
83Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
106
penanganan. Namun jika dilihat dari sisi kepentingan lansung BWS cenderung
belum menjadikan penanganan eoris DAS Batang Anai ini sebagai prioritas dan
menjadi sebuah kepentingan lansung dari BWS, akan tetapi ketika ditanya secara
lansung terkait dengan kepentingan BWS terhadap permasalahan ini, pihak BWS
“oiya tentu, karena ini wilayah sungai ini dari Batang Anai ini bagian dari
wilayah sungai idragiri-akuaman yang merupakan bagian dari BWS
Sumatera V, itu kami mempunyai kewenangan dalam pengelolaan sumber
daya air, termasuk pemberdayagunaan, konservasi dan pengendalian daya
rusak, itu tu kami kalau bisa semua, kami tanganin semua, Cuma itu
anggaran tidak sebanyak itu.
kepentingan tapi hanya sebatas karena memang ini merupakan bagian dari
oleh Bapak Tommy Adam selaku Infroman Triangulasi dalam wawancara sebagai
berikut:85
aktor yang bersifat contest setter pada proses penanganan erosi sejauh ini sejak
erosi terjadi dari 2017 sampai sekarang, BWS mempunyai power yang besar atas
84
Wawancara dilakukan dengan Iwan Hermawan selaku Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air, Kantor BWS Sumatera V Padang, 17 Mei 2023
85 Wawancara dilakukan dengan Tommy Adam selaku Kepala Departemen Advokasi Lingkungan
kewenangan yang besar dimiliki dalam pengelolaan sungai, namun disisi lain
BWS mempunyai skala kewenangan yang tidak menjadikan kasus ini menjadi
kepentingan yang besar untuk ditangani, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti anggaran dari pusat yang terbatas, kelengkapan dari dokumen kasus erosi
Sungai Batang Anai dari pihak pemerintah kabupaten. Tetapi BWS bisa berubah
menjadi key player yaitu aktor kunci yang memiliki kekuatan dan kepentingan
lansung yang besar jika ada pengaruh dari aktor lain seperti pemerintah kabupaten
Pada kuadran subject, posisi ini ditempati oleh aktor yang mempunyai
interest yang tinggi tetapi mempunyai kekuatan yang rendah. Menurut penilaian
dalam penanganan ini mempunyai kepentingan yang besar dalam penanganan ini,
hal yang menjadikan mereka menjadi subject adalah akibat rumah dan tanah
selain itu terlihat dari upaya dan tindakan yang dilakukan masyarakat, merupakan
bagian dari respon atas musibah yang berdampak pada rumah dan tanah mereka,
direct interest masyarakat sangat tinggi, bisa dilihat dari upaya gotong royong
yang diilakukan untuk melakukan penanaman bambu pada DAS yang terkena
erosi dan membantu membangun jalan sementara untuk akses ke Nagari. Hal ini
108
masyarakat yang terdampak sebagai subject yaitu karena ada kepentingan lansung
yang mereka perjuangkan atas rumah mereka yang terdampak erosi, namun disisi
lain masyarakat mempunyai kekuatan yang lemah sehingga tindakan dan upaya
erosi ini.
adalah Wali Nagari, peran Wali Nagari dalam permasalahan ini cukup krusial,
karena Wali Nagari mempunyai kepentingan yang besar atas kasus ini, dari ketiga
Wali Nagari dari tiga nagari yang terdampak menyatakan rasa empati dan
Pernyataan ini disampaikan oleh Bapak Alwis selaku Wali Nagari Ketaping dalam
86
Wawancara dilakukan dengan Defriman selaku Masyarakat, Korong Palapa Nagari Sungai
Buluh Selatan, 25 Mei 2023
87
Wawancara dilakukan dengan Alwis selaku Wali Nagari Ketaping, Kantor Wali Nagari
Ketaping, 3 Mei 2023
109
“kepentingan kita disini untuk masyarakat, agar proses ganti rugi cepat dan
masyarakat mendapat hak mereka dan meningkatkan taraf hidup dan
hunian yang lebih layak”
Senada yang disampaikan oleh Wali Nagari Ketaping, dari Wali Nagari
Sungai Buluh Timur juga menyampaikan rasa prihatin kepada masyarakat yang
terdampak, apalagi di daerah Sungai Buluh Timur terdapat akses jalan yang putus
akibat dampak dari erosi, dalam wawancara Bapak Zulkifli selaku Wali Nagari
Sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Wali Nagari atas kepedulian
kepada masyarakat mempertegas posisi Wali Nagari dalam penanganan erosi ini
sebagai subject, karena Wali Nagari tidak mempunyai kekuatan besar dalam kasus
ini, tapi yang merasakan dan melihat secara lansung bagaimana dampak yang
Aktor berikutnya yang menjadi bagian pada posisi subject adalah Ninik
Mamak. Persoalan erosi DAS Batang Anai pada proses ganti rugi lahan
seharusnya melibatkan Ninik Mamak dalam proses diskusi untuk ganti rugi lahan
berjalan dengan lancar, namun fakta di lapangan terbukti bahwa pada proses ini
Ninik Mamak setempat tidak dilibatkan oleh pihak berwenang dalam penanganan
ini padahal untuk persoalan tanah yang melibatkan tanah ulayat peran dan
Wawancara dilakukan dengan Zulkifli selaku Wali Nagari Sungai Buluh Timur, Kantor Wali
88
kepentingan Ninik Mamak sangat besar dalam hal pengelolaan, maka dari itu
kepentingan dalam persoalan ini terutama pada proses ganti rugi lahan, namun
Bupati Padang Pariaman, peran Bupati sangat sentral dalam proses penanganan
erosi DAS Batang Anai, Bupati bisa melakukan advokasi secara masif dan
penanganan, begitu juga dengan kepentingan, erosi yang terjadi di Sungai Batang
Anai terletak pada Kecamatan Batang Anai yang merupakan bagian dari wilayah
besar terhadap penanganan erosi ini selesai. Namun menurut penilaian peneliti
potensi pada posisi key player tersebut yang pada saat sekarang ini tidak
lansung, namum bisa menggunakan diskusi, advokasi dan lobi politik. Dengan
Batang Anai berdasarkan pemetaan power versus interest grid, memetakan bahwa
masyarakat terdampak dan Wali Nagari merupakan aktor yang tergolong pada
player, masyarakat terdampak dan Wali Korong sebagai crowd/follower dan BWS
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Erosi daerah aliran Sungai Batang Anai sudah terjadi sejak tahun 2017,
erosi menimbulkan banyak akibat seperti rumah dan tanah warga yang ambruk,
Sungai Buluh, Sungai Buluh Selatan, Sungai Buluh Barat, dan Sungai Buluh
Timur. Persoalan ini seolah larut karena tidak terlihat bentuk penyelesaian erosi
yang terjadi secara signifikan, serta ketidakjelasan aktor yang mempunyai peran
regulasi lokal telah mengatur mengenai pengelolaan air dan daya rusak air di
wilayah sungai, yakni Peraturan Menteri PUPR No.5 tentang Organisasi Dan Tata
pemetaan aktor yang berpotensi menolak dan mendukung penanganan erosi DAS
Batang Anai dengan mengidentifikasi tujuh aspek yang dimiliki oleh aktor yakni
implikasi dan action, kedua teknik power versus interest grid yaitu dengan
113
pemetaan aktor berdasarkan kekuatan dan kepentingan dan dibagi atas empat
kuadran yaitu crowd, subject, contest setter dan key player. Dalam realitasnya
para aktor yang terlibat terlihat tidak jelas peran dan tanggungjawabnya yang
dalam penanganannya.
dalam penanganan erosi DAS Batang Anai dimana kajian dalam penelitian ini
berpotensi menolak adalah BWS, dilihat dari tujuh aspek yang mempengaruhi
pengaruh, implikasi dan action. Dari tindakan BWS berdasarkan aspek tersebut
penanganan erosi DAS Batang Anai, hal ini bisa dilihat langkah BWS yang belum
lambat karena sejak terjadi dari 2017 sampai sekarang belum selesai, dan merujuk
114
pada master plan yang ada BWS baru memasuki pada tahap ketiga dari enam
tahapan yang akan memakan waktu lebih banyak lagi. Aktor yang berpotensi
menolak selanjutnya adalah Bupati Padang Pariaman, dilihat dari ketujuh aspek
sumber daya yang besar dalam penanganan ini, cenderung hanya bertumpu pada
masif atas permasalahan erosi ini kepada pihak BWS sehingga kasus ini menjadi
blowup untuk diatasi secapatnya mengingat dampak yang terjadi pada masyarakat
dan daerah.
Nagari, Ninik Mamak dan Bamus. Penilaian ini berdasar pada ketujuh aspek yang
dilakukan oleh kedua aktor. Pertama dari masyarakat secara normatif tentu
dari erosi secara lansung dan menginginkan haknya terpenuhi seperti ganti rugi
rumah dan tanah yang ambruk, selanjutnya dari keterbatasan sumber daya yang
melakukan gotong royong untuk penanganan sementara. Oleh karena itu menurut
pemerintah kabupaten, bahkan aktor ini yang paling aktif untuk membantu
115
memfasilitasi, berdiskusi baik kepada masyarakat maupun kepada pihak BWS dan
yang sentral, dengan keterbatasan sumber daya dan kewenangan yang dimiliki
Wali Nagari nyatanya bisa memberikan implikasi dan action dalam penanganan
Anai. Aktor potensial mendukung lainnya adalah Ninik Mamak dan Bamus, peran
dan kepentingan Ninik Mamak pada proses ganti rugi lahan karena banyak dari
tanah yang terdampak erosi merupakan tanah ulayat yang dikelola oleh Ninik
Mamak, namun mereka tidak dilibatkan oleh aktor yang memiliki kewenangan
untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama, namun Ninik Mamak sendiri siap
Ninik Mamak merupakan aktor potensial mendukung, begitu juga dengan Bamus
yang juga tidak dilibatkan dalam persoalan ini, namun secara normatif Bamus
mendukung dan menginginkan persoalan erosi DAS Batang Anai cepat selesai.
Stakeholder mapping dilihat dari teknik power versus interest grid, dalam
hal ini dapat dilihat aktor yang menjadi crowd/follower yang mempunyai
kekuatan dan kepentingan yang lemah yaitu masyarakat yang tidak terdampak
atau masyarakat yang tidak menjadi korban, selanjutnya aktor yang diposisi
contest setter yang mempunyai kekuatan yang besar tetapi tidak mempunyai
kepentingan yang besar yaitu BWS, karena dalam hal kewenangan BWS
mempunyai kewenangan yang besar terhadap kasus ini, namun dari skala
116
erosi pada sungai lainnya. Selanjutnya aktor yang berada diposisi subject yang
Wali Nagari dan Ninik Mamak, realita yang dilihat bahwa masyarakat terdampak
dan Wali Nagari dalam proses penanganan sangat antusias untuk kasus erosi ini
terlaksana dan selesai karena mereka yang secara nyata merasakan dampak dari
erosi sungai ini, begitu juga dengan Ninik Mamak yang menginginkan proses
ganti rugi lahan sesuai dengan prosedur yaitu berdiskusi dengan Ninik Mamak
agar ganti rugi lahan terhadap anak kemenakan diperoleh secara merata. Terakhir
aktor yang berada di posisi key player adalah Bupati Padang Pariaman, posisi ini
merupakan aktor yang mempunyai kepentingan dan kekuatan yang besar, namun
fakta yang terjadi dilapangan hal ini berbanding terbalik apa yang dilakukan oleh
Bupati, dan posisi key player yang dimiliki oleh Bupati tidak digunakan dengan
maksimal.
penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, penanganan erosi
DAS Batang Anai sudah dilaksanakan dan sudah memasuki tahap ketiga yaitu
pengerjaan banjir kanal yaitu bentuk dari akhir penanganan antisipasi erosi.
Stakeholder mapping dalam penanganan erosi DAS Batang Anai terdiri dari
beberapa aktor yang berpotensi mendukung yaitu masyarakat Wali Nagari, Ninik
Mamak dan Bamus, serta yang berpotensi menolak adalah BWS dan Bupati
Padang Pariaman, dan untuk posisi aktor berdasarkan power dan interest, aktor
117
tinggi adalah masyarakat, Wali Nagari dan Ninik Mamak, dan aktor yang
terdampak dan Bamus, serta terakhir aktor yang mempunyai kepentingan yang
tinggi dan kekuatan yang tinggi adalah Bupati Padang Pariaman. Meskipun
beberapa aktor yang telah dipetakan sudah melakukan tugasnya, namun ada
harapan kepada Bupati untuk menggunakan peran sebagai key player dengan
maksimal untuk memberikan pengaruh kepada BWS bahkan sampai kepada pusat
6.2 Saran
DAS Batang Anai, maka terdapat saran-saran dari peneliti untuk memaksimalkan
dengan menggunakan 2 teknik dari 7 teknik yang ada pada teori, saran
menjadi prioritas BWS untuk ditangani, dan adanya peran Bupati yang
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M. R., Pudyono, M, S. (2009). Penanggulangan Erosi Secara Struktural
Pada Daerah Aliran Sungai Bango. Jurnal Rekayasa Sipil, Volume 3, No.1
– 2009 Issn 1978 – 5658, 51-63.
Anugraha, Aulya. Dwi Lega Hati dan Hazna Hidayah. Kecamatan Batang Anai
Dalam Angka Batang Anai Subdistricts In Figures 2021. Padang Pariaman:
Penerbit BPS Padang Pariaman,2021.
Bps.go.id. 2016. Nama Sungai, Daerah Yang Dilalui dan Panjangnya Tahun 2015
(online).
(https://padangpariamankab.bps.go.id/statictable/2016/07/27/365/nama-
sungai-daerah-yang-dilalui-dan-panjangnya-tahun-2015.html diakses pada
20 September 2022).
Daus, Syafril. (2019). Analisis Degradasi Dasar Sungai Batang Anai Dan
Pengaruhnya Terhadap Kestabilan Bendung Anai di Sumatera Barat
(online). (https://hathi-pusat.org/ejournalv2/index.php/pit-
36/article/view/262 diakses pada 18 September 2022).
Fauzi, A. N., Rostyaningsih, D. (2018). Analisis Peran Aktor Dalam Formulasi
Kebijakan Semarang Smart City. Departemen Politik Dan Pemerintahan,
1-18.
Hardani, Helmina Adriani Jumari Ustiawati, Emi Fatmi Utami, Ria Rahmatul
Istiqomah, Roushandy Asri Fardani, Dika Juliana Sukmana & Nur
Hikatul Auliya. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta:Pustaka Ilmu
Indonesia. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No. 38 Tahun
2011 Tentang Sungai.
Junengsih, J., Putri, E. I. K., Ismail, A. (2017). Analisis Stakeholder Dalam
Pengelolaan Das Citarum Dan Limbah Industri . Risalah Kebijakan
Pertanian Dan Lingkungan , 112-124.
Kustriani, Sri Hadiati Wara. (2015). Modul Pelatihan Analisis Kebijakan.
Jakarta:Deputi Bidang Kajian Kebijakan
120
Sda.pu.go.id. 2022. Tugas dan Fungsi Balai Wilayah Sungai V Sumatera (online).
(https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera5/profil/tugas-dan-fungsi/ diakses
pada 24 Mei 2023, pukul 22.51 wib)
Sda.pu.go.id. 2022. Visi Misi Balai Wilayah Sungai V Sumatera (online).
(https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera5/profil/visi-dan-misi/ diakses
pada 24 Mei 2023, pukul 22.40 wib)
Sugiyono, 2013, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA).
TrbunPadang.com. 2021. Wali Nagari Sungai Buluh Timur Memohon Jalan
Amblas Segera Diperbaiki (online). 19 Agustus 2021.
(https://padang.tribunnews.com/amp/2021/08/19/wali-nagari-sungai
buluh-timur-memohon-jalan-amblas-segera-diperbaki-jalan-utama-ke
pemukiman-warga) diakses pada 10 Juni 2023).
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Timur
8. Wawancara bersama Bapak Afrizal selaku Wali Nagari Sungai Buluh Selatan
126
10. Wawancara bersama Bapak Zulkifli Selaku Wali Nagari Sungai Buluh
Timur
127
16. Wawancara bersama Bapak Dasmi selaku Informan Bamus Nagari Sungai
Buluh Selatan
17. Wawancara bersama Mak Datuak selaku Ninik Mamak Nagari Sungai
Buluh