Dosen:
Ir. I Wayan Muliawan, M.T
Disusun Oleh:
1861121104
C3
UNIVERSITAS WARMADEWA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Jembatana ini.
Saya berharap tugas ini mampu berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang pemahaman terhadap perencanaan Struktur Jembatan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada:
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa tugas yang telah saya selesaikan
ini masih terdapat banyak kekurangan. Mengingat tidak ada sesuatu yang bisa
sempurna tanpa adanya saran yang membangun, saya berharap adanya kritik dan
saran demi perbaikan tugas yang saya buat di masa yang akan datang.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga tugas yang sederhana ini
mampu dipahami dengan baik oleh pembaca. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ii
3.1.2 Tiang Sandaran..........................................................................15
3.2 Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan....................................................20
3.2.1 Pembebanan Pelat Lantai Jembatan...........................................20
3.2.2 Perhitungan Gaya Momen Pada Lantai Kendaraan...................23
3.2.3 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai Kendaraan......................38
LAMPIRAN...........................................................................................................60
iii
BAB I
DATA PERENCANAAN
1) Sandaran:
a. Pipa Sandaran : Pipa Ø76.2 mm,
Mutu Baja BJ 37 (fy) = 240 MPa
b. Tiang Sandaran : Mutu Beton (f’c) = 25 Mpa,
Mutu Tulangan BJ 37 (fy) = 240 Mpa
2) Pelat Lantai Kendaraan:
a. Mutu Beton : Mutu Beton (f’c) = 25 Mpa,
b. Mutu Tulangan : Mutu Baja BJ 37 (fy) = 240 Mpa
3) Gelagar Jembatan :
a. Mutu Beton : Mutu Beton (f’c) = 30 Mpa,
b. Mutu Tulangan : Mutu Baja BJ 55 (fy) = 410 Mpa
1
1.3 Bangunan Bawah Jembatan (Sub Structure)
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jembatan
3
c. Jembatan lantai kendaraan di tengah
d. Jembatan lantai kendaraan di atas dan di bawah (double deck bridge)
2.4 Pembebanan
Pembebanan yang bekerja pada struktur ini terdiri dari beban mati (berat
sendiri dan beban mati tambahan), beban hidup, beban angin dan beban gempa
Beban mati pada perencanaan ini meliputi berat sendiri dari masing –
masing elemen struktur seperti berat Pelat lantai kendaraan, aspal. Menurut
RSNI-t-02-2005 standar pembebanan untuk jembatan, berat isi dari bahan
bangunan pada jembatan adalah:
4
Beton bertulang / pratekan sebesar 23.5 - 25.5 Kn/m 3 = 2400kN/m3 –
2600 kN/m3 digunakan 2400 kN/m3
Perkerasan jalan beraspal sebesar 22.0 Kn/m3 = 2240kN/m3
5
1. Beban Hidup KEL ( Knife Edge Load )
Pembebanan menurut SNI 17250-2016, untuk beban hidup KEL diambil
sebagai fungsi terhadap panjang jembatan dimana besarnya beban hidup KEL
diambil sebesar 49 kN/m.
6
2.4.3 Beban Pejalan Kaki
Gaya nominal ultimit dan daya layan jembatan akibat angin tergantung
kecepatan angin rencana sebagai berikut :
TEW=0,0006CW (VW )2 Ab
Keterangan :
CW = Koefisien seret
Luas ekivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang
massif dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Untuk jembatan
rangka luas ekivalen dianggap 30 % dari luas yang dibatasi oleh batang-batang
bagian terluar.
TEW=0,0012CW (VW ) 2 Ab
Dimana nilai Cw diambil sama dengan 1.2. hal ini berbeda dengan beban
angin yang bekerja pada rangka dengan koefisien seret (C w) diambil seperti pada
Tabel 2.1.
Tipe Jembatan Cw
Bangunan atas masif : (1), (2)
b/d =1.0 2.1 (3)
b/d =2.0 1.5 (3)
7
b/d ≥ 6.0 1.25 (3)
Bangunan atas rangka 1.2
CATATAN (1) b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisiluar
d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian sandaran yang
masif
CATATAN (2) Untuk harga antara dari b/d bisa di interpolasi linier
CATATN (3) Apabila bangunan atas mempunyai superelevasi , Cw harus
dinaikkan sebesar 3% untuk derajat superelevasi, dengan kenaikan maksimum 2,5 %
Sumber : (SNI S. N., 2005)
Pelat lantai yang berfungsi sebagai jalan kendaraan pada jembatan harus
mempunyai tebal minimum ts, yang memenuhi kedua ketentuan berikut :
Dimana L adalah bentang dari pelat lantai antara pusat tumpuan dan ts
diberikan dalam millimeter (BMS 6.7.1.2).
8
Tabel 2. 2 Mutu Baja
Pu ≤ ØRn
9
Keterangan :
Ø = faktor reduksi
Kontrol leleh :
PU ≤ Ø f y A g
Kontrol patah :
P U ≤ Ø f u Ae
Keterangan :
Struktur tekan adalah bagian struktur yang menerima gaya normal tekan.
Beban yang cenderung membuat batang bertambah pendek akan menghasilkan
tegangan tekan pada batang tersebut.
N U =Ø n N n
Keterangan :
N n=( 0,66 λc ) A g f y
2
untuk λ c ≤1,5
10
(0,88)
N n= 2
Ag f y untuk λ c ≥1,5
λc
λ c=
√
Lk f y
rπ E k
; L =K c L
Keterangan :
fy = tegangan leleh
λ c = parameter kelangsingan
11
BAB III
PERENCANAAN JEMBATAN
Data perencanaan :
1. Pembebanan
12
a. Beban vertikal :
1 1
M y = qy L2= .9,11 . 2,22
8 8
b. Beban horizontal :
1 1
M x = qx L2= .101,97 .2,22
8 8
c. Resultan Momen:
M r= √ M 2x −M 2y
= √ 1,7792−19,9162
= 19,995 kg.m
= 42509,929 kg.cm
= 425,099 kg.m
M r 425,099
= =0,047
M n 19,995
0,047<1 (OK)
13
2. Lendutan
a. Lendutan ijin
L 1250
δ ijin= = = 5,208 mm = 0,521 cm
240 240
5 . 0,089278. 1,254
¿
384 .200000000 . 0,000000735
= 0,000193 m = 0,0193 cm
= 0,000216 m = 0,0216 cm
d. Resultan Lendutan
δR= √ δx 2+ δy2
= √ 0,01932 +0,02162
= 0,0289 cm
δ terjadi< δ ijin
3. Tegangan
Jari-jari pipa (R) = 38,1 mm
Momen inersia arah x (Ix) = 735000 mm4
Momen inersia arah y (Iy) = 735000 mm4
14
Gambar 3.3 Resultante Regangan pada Pipa
c. Resultante tegangan
ρR =√ ρx + ρy
2 2
ρR =√ 0,0094 +0,1053
2 2
ρR=0,106 Mpa
d. Resultante tegangan
σR< σijin
15
Gambar 3.4 Tiang Sandaran
16
2. Penulangan Tulangan Lentur Tiang Sandaran
( )
1
. 0,75 . ρ b . fy
2
Rmaks =0,75. ρ b . fy 1− '
0,85. f c
( )
1
. 0,75 .0,537 .240
2
¿ 0,75. 0,537 .240 1−
0,85.25
N kN
¿ 7,473 2
=7473,244 2
mm m
Mu 2,25
Momen nominal rencana (Mn) =
ф
= 0,8
= 2,8125 kN.m
Mn 2,8125
Faktor tahanan momen (Rn) = 2 = 2
фb d 0,8.0,15 .0,13
17
= 1386,8 kN/m2
Kontrol:
Rn< Rmaks
kN kN
1386,8 2
<7473,244 2 (OK)
m m
( √ 2 Rn
) ( √ )
'
0,85. f c 0,85.25 2. 1386,8
ρ perlu = 1− 1− = 1− 1−
fy 0,85. f ' c 240 0,85.25
¿ 0,00598
1.4 1.4
ρmin = = =0,00583
fy 240
As 116,62
n= = =1,03
1 /4 π D 1 /4.3,14 . 124
4
Vc=
√ f ' c bd= √25 150.130=16250 N
6 6
18
Untuk kestabilan struktuk maka dipasang tulangan minimum (spasi
maksimum) digunakan spasi:
1 '
Avmin=
3
√ f c .b . fys
1 65
Avmin= √ 25 .150 . =67,708 mm 2
3 240
1 1
Av= π D2= .3,14 .8 2=50,26 mm 2
4 4
d
S= Av . fy . =96,51 mm dibulatkan menjadi 100 mm
Vc
19
d3 ≥ 100 + 40 b1, atau d3 ≥ 200 mm
d3 ≥ 100 + 40 (1.25)
d3 ≥ 150 mm
Dari syarat-syarat diatas maka diambil tebal pelat lantai kendaraan sebesar
200 mm, sedangkan untuk perencanaan tebal aspal berdasarkan SNI T-1725-2016
dapat dilihat sebagai berikut: d4 ≥ 5 – 8 cm
Pembebanan pada pelat lantai jembatan terdiri dari beban hidup dan beban
mati.
1. Beban Mati:
20
Lebar Pelat Lantai (b) = 6 m’
Total beban mati pada trotoar (qd) = 600 + 9,11 + 324 + 132 + 304
= 1369,11 kg/m
21
Perhitungan beban mati pada pelat lantai kendaraan:
Akibat perkerasan:
Disini direncanakan perkerasan dengan tebal 5 cm dan 1 kali overlay dengan tebal
3 cm.
= 30 kg/m
Total beban mati pada pelat lantai kendaraan (qd) = 600 + 179,2 + 30
= 809,2 kg/m
22
2. Beban Hidup:
= 50985,8 kg
a. Kombinasi Pembebanan
L = Beban Hidup
23
Jadi gaya - gaya yang bekerja adalah:
Pada Trotoar:
q1 2458,70
Av(batang AA') = L= 1 = 1229,35 kg
2 2
−q 1 −2458,70
MAA' = L= 1 = -1229,35 kg.m = ME'E
2 2
+q1 + 2458,70
MA'A = L= 1 = 1229,35 kg.m = MEE'
2 2
Untuk mencari momen yang terjadi pada tiap perletakkan maka kita
sederhanakan dahulu sendi - sendi menjadi jepit - jepit.
24
Gambar 3.10 Momen Akibat Beban pada Lantai Kendaraan
° +1 2 +1 2
M AB = q 2× l = 971,04 ×1,5 =182, 07 kg .m
12 12
° ° °
MAB °=MBC =MCD =MDE =182,07 kg . m
° −1 2 −1 2
M BA = q 2 ×l = 971,04 × 1,5 =−182,07 kg .m
12 12
° ° °
MBA ° =M CB =M DC =M ED
Join A:
Kekakuan:
KAA' =0
∑ KA = 2,67EI
Faktor distribusi:
FAA' = 0
25
Join B:
Kekakuan:
Faktor distribusi:
Join C:
Kekakuan:
∑KD = 5,33EI
Faktor distribusi:
Join E:
Kekakuan:
KEE' = 0EI
∑KE = 2,67EI
Faktor distribusi:
FEE' =0
26
Catatan:
Batang A'A dan EE' tidak memiliki kekakuan, karena ditumpu satu tumpuan saja
(balok kantilever)
SIKLUS 1
Momen Jepit:
Di titik A:
Di titik B:
Di titik C:
Di titik D:
Di titik E:
Momen Perlawanan:
Di titik A:
Di titik B:
Di titik C:
27
MCD = -Mc . FCD = -0 . 0 = 0 kg.m
Di titik D:
Di titik E:
Momen Induksi:
MAA' = 0 kg.m
Pada batang AB
Pada batang BA
Pada batang BC
Pada batang CB
Pada batang CD
Pada batang DC
Pada batang DE
Pada batang ED
28
MED = 1/2MDE = 1/2.(0) = 0 kg.m
29
Tabel 3.1 Perhitungan Kekakuan Dan Distribusi Momen
Joint A B C D E
Batang AA' AB BA BC CB CD DC DE ED EE'
K 2,667 2,667 5,333 5,333 5,333 5,333 5,333 5,333 2,667 2,667
No. DF 0 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1 0
FEM -1229,352 182,070 -182,070 182,070 -182,070 182,070 -182,070 182,070 -182,070 1229,352
1
Bal 0,000 1047,282 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -1047,282 0,000
CO 523,641 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -523,641
2
Bal 0,000 -523,641 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 523,641 0,000
CO -261,821 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 261,821
3
Bal 0,000 261,821 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -261,821 0,000
CO 130,910 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -130,910
4
Bal 0,000 -130,910 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 130,910 0,000
CO -65,455 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 65,455
5
Bal 0,000 65,455 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -65,455 0,000
CO 32,728 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -32,728
6
Bal 0,000 -32,728 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 32,728 0,000
CO -16,364 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 16,364
7
Bal 0,000 16,364 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -16,364 0,000
CO 8,182 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -8,182
8
Bal 0,000 -8,182 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,182 0,000
CO -4,091 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 4,091
9
Bal 0,000 4,091 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -4,091 0,000
CO 2,045 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -2,045
10
Bal 0,000 -2,045 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 2,045 0,000
CO -1,023 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,023
11
Bal 0,000 1,023 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -1,023 0,000
CO 0,511 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,511
12
Bal 0,000 -0,511 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,511 0,000
CO -0,256 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,256
13
Bal 0,000 0,256 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,256 0,000
CO 0,128 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,128
14
Bal 0,000 -0,128 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,128 0,000
CO -0,064 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,064
15
Bal 0,000 0,064 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,064 0,000
CO 0,032 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,032
16
Bal 0,000 -0,032 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,032 0,000
CO -0,016 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,016
17
Bal 0,000 0,016 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,016 0,000
CO 0,008 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,008
18
Bal 0,000 -0,008 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,008 0,000
CO -0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004
19
Bal 0,000 0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,004 0,000
CO 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,002
20
Bal 0,000 -0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000
CO -0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001
21
Bal 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,001 0,000
CO 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
22
Bal 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
CO 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
23
Bal 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Total -880,258 880,258 -182,070 182,070 -182,070 182,070 -182,070 182,070 -880,258 880,258
Ceck
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Statika
30
31
Sehingga dari tabel diatsa didapatkan momen sebagai berikut:
* Perhitungan Momen
Untuk batang AB
Reaksi perletakan:
∑ MB=0
2
∑ MB=¿ A v . L−q 2 . L2 −M AB + M BA =0 ¿
32
2
L
q2 . + M AB−M BA
2
AV =
L
1,52
971,04 . +880,258−182,07
2
AV = =1193,74 kg
1,5
L2
∑ MA =¿−B v . L+ q2 . 2 −M AB+ M BA=0¿
L2
q2. +−M AB + M BA
2
BV =
L
1,52
971,04 . −880,258+182,07
2
BV = =262,82 kg
1,5
∑ V =0
∑ V = A v + Bv −q 2. L
∑ V =1193,7389+262,258−971,04.1,5
∑ V =¿ 0 ¿ ……. Reaksi Perletakan BENAR!
1
M X =A v . x−MAB− q 2. x 2
2
x=0
1 2
M X =1193,7389.0−880,258− 971,04.0 =−880,258 kg .m
2
x = 0,5
1 2
M X =1193,738.0,5−880,258− 971,04.0,5 =−404,77 kg . m
2
x=1
1 2
M X =1193,738.1−880,258− 971,04.1 =−172,039 kg . m
2
33
x = 1,5
1
M X =1193,738.1,5−880,258− 971,04.1,52=−182,07 kg . m
2
Mmax :
Mx
=0
dx
1 2
M X =A v . x−MAB− q 2. x
2
1 2
M X =1193,738. x−880,258− 971,04. x
2
2
M X =1193,738 x−880,258−485,58 x
Mx
=1193,738−971,04 x
dx
1193,738
x= =1,23 m
971,04
1
M X =2180,331.1,23−880,258− 971,04.1,232=−469,59 kg . m
2
Karena batang AB dan batang DE simetris, maka bidang momen pada batang AB
dan DE sama.
Reaksi perletakan:
∑ MC =0
2
∑ MC =¿ B v . L−q 2 . L2 −M BC+ M CB =0 ¿
34
2
L
q 2 . + M BC −M CB
2
BV =
L
1,52
971,04 . +182,07−182,07
2
BV = =728,28 kg
1,5
∑ MB=0
2
∑ MB=¿−C v . L+q 2 . L2 −M BC + M CB=0 ¿
L2
q 2 . +−M BC + M CB
2
CV=
L
2
1,5
971,04 . −182,07+ 182,07
2
CV= =728,28 kg
1,5
∑ V =0
∑ V =Bv +C v −q 2. L
∑ V =728,28+728,28−971,04.1,5
∑ V =¿ 0 ¿ ……. Reaksi Perletakan BENAR!
Bidang Momen (M):
1
M X =B v . x−MBC− q 2. x 2
2
x=0
1
M X =728,28.0−182,07− 971,04.02=−182,07 kg .m
2
x = 0,5
1 2
M X =728,28.0,5−182,07− 971,04.0,5 =60,69 kg . m
2
x=1
35
1 2
M X =728,28.1−182,07− 971,04.1 =60,69 kg . m
2
x = 1,5
1 2
M X =728,28.1,5−182,07− 971,04.1,5 =−182,07 kg .m
2
Mmax :
Mx
=0
dx
1 2
M X =B v . x−MBC− q 2. x
2
1 2
M X =728,28. x−182,07− 971,04. x
2
2
M X =728,28. x−182,07−485,58 . x
Mx
=728,28−971,04 x
dx
728,28
x= =0,75 m
971,04
1 2
M X =728,28.0,75−182,07− 971,04.0,75 =91,035 kg . m
2
Karena batang BC dan batang CD simetris, maka bidang momen pada batang BC
dan CD sama.
36
d. Perhitungan Momen Akibat Beban Hidup pada Lantai Kendaraan
Diketahui: P = 50985,8 kg
L = 1,5 m
1 1
MAB= PL= .50985 .8=9559,84 kg . m
8 8
MAB=MBC=MCD=MDE=9559,84 kg . m
−1 −1
MBA= PL= .50985,8
8 8
MBA=MCB=MDC =MED=9559,84 kg .m
1 1
L P 508985,5 . .1,5
PL 2 50985,5.1,5 2
Mo= + = + =57359,03 kg . m
2 2 2 2
37
Gambar pelat yang menumpu pada 2 tepi sejajar yang memikul beban
terpusat r = 1/2 (untuk pelat yang terjepit penuh pada kedua tumpuannya)
dapat dilihat pada gambar dibawah:
Sa = 3/4.a + 3/4.r.lx
a1 = 85 mm
a2 = 105 mm
Mo 57359 ,025
Mlapanganx = = =477,992 kg . m
S 120
38
Mo −9559,838
Mtumpuanx = = = -79,665 kg.m
S 12 0
1 1
d x=h−p− ∅ dx=25−3,5− 1=21 cm
2 2
1 1
dy =h− p−∅ dx− ∅ dy=25−3,5−1− 1=20 cm
2 2
39
Modulus elastis baja (E) = 200000 Mpa
( )
0,85 . β 1 . f ' c 600
ρb =
fy 600+ fy
ρb =
0,85 . 0,85 . 25
240 (
600
600+ 240
=0,0537)
Faktor tahan momen maksimal (Rmaks):
( )
1
.0,75 . ρ b . fy
2
Rmaks =0,75. ρ b . fy 1−
0,85. f ' c
( )
1
.0,75 . 0,0537 .240
2
Rmaks =0,75.0,0537 .240 1−
0,85.25
N kN
Rmaks =7,473 2
=7473,24 2
mm m
Mu 9,407
Mn= = =11,76 kNm
ф 0,8
Faktor tahanan momen (Rn):
Mn 11,76
Rn= 2
= 2
=317,984 kN /m2
∅ b d 0,8.1 . 0,215
ρ perlu =
fy ( √
0,85. f ' c
1− 1−
2 Rn
0,85. f ' c )
40
ρ perlu =
0,85.25
240
1− 1−( √
2317,984
0,85.25
=0,0013 )
Rasio tulangan minimum :
1.4 1,4
ρmin =25 %x =25 % x =0,0014
fy 240
As 250,492
n= = =3,99=4 buah
1 1
π D2 .3,14 .102
4 4
π /4 D 2 b 3,14 /4 .6 2 .1000
s= = =180,354 mm
As ' 156,77
156,77
n= =6,378=7 buah
1 2
.3,14 . 6
4
41
42
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
43
Tebal slab lantai jembatan (ts) = 0,25 m
44
4.2.4 Pembebanan Pada Gelagar Jembatan
Pembebanan pada gelagar jembatan terdiri dari beban hidup dan beban
mati.
Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan
yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-
struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Beban berat sendiri balok
diafragma pada Girder dihitung sbb.:
45
Tabel 4.2 Perhitungan Beban Mati Tambahan
Gambar 1.
46
Gambar 2.
L 2 L3
s= +
2 2
s 1,5
QTD = × q= x 9=4,909 kN /m
2,75 2,75
s 1,5
PTD = × p= × 49=26,727 kN
2,75 2,75
Momen yang terjadi pada gelagar jembatan terjadi akibat beban mati dan
beban hidup.
A. Momen Lentur Akibat Beban Mati
47
MqDL = MX = RA * x - 1/2 * Qdl * x2 dimana: Qdl = QMS + QMA
RA = 1/2 * Qdl * L
RB = 1/2 * Qdl * L
M1.DL = MX = 0 kNm = 0 Nm
48
M4.DL = MX = 232,149844 kNm = 232149,844 Nm
M5.DL = MX = 0 kNm = 0 Nm
Ptd = 26,727 kN
MX = RB * x - 1/2 * Qtd * x2
RA = 1/2 * Qtd * L
RB = 1/2 * Qtd * L
49
Gambar Beban Hidup Merata Pada Balok T Arah Memanjang.
= 0 kNm
= 55,6875 kNm
= 73,5 kNm
50
Mx (Q) = RB * x - 1/2 * Qtd * x2
= 74,25 kNm
= 55,6875 kNm
= 0 kNm
51
Untuk mendapatkan kombinasi momen akibat beban mati dan beban
hidup, maka dilakukan perhitungan seperti tabel dibawah ini:
RB = 112,5575 kN
Kontrol: ∑V = 0
∑V = 0 ………OK!
Vx1 = RA = 176,573 kN
52
Vx5 = RA – qd.X = 153,487 – 20,465.15 = -176,573 kN
RB = 13,364 kN
Kontrol: ∑V = 0
∑V = 0 ………OK!
Vx1 = RA = 13,364 kN
Vx2 = RA = 13,364 kN
Vx3 = RA = 13,364 kN
Vx4 = RA = 13,364 kN
Vx5 = RA = 13,364 kN
Dari tabel diatas diambil gaya geser maksimum yaitu: 397,302 Nm.
53
4.6 Perhitungan Tulangan Balok
= 20 + 10 + ½ x 29 = 44,5 mm
tulangan utama
= 1050 – 20 – 10 – (½ x 29)
= 1005,5 mm.
Dicoba:
54
Tulangan atas menggunakan 4 buah tulangan dengan diameter
29sehingga diperoleh As’ = 2642,079 mm2.
Didapat:
As 5284,158
ρ= = =0,0152
b . d 400 . 1005,5
A s' 2642,079
ρ' = = =0,0067
b . d 400 .1005,5
1.4 1,4
ρmin= = =0,0034
fy 410
ρ> ρmin
'
f s =600 1−
[ 0,85 β 1 f ' c d '
( p− p' ) fy d ]<fy
f s' =600 1−
[ 0,85 ×0,85 ×30 × 44,5
(0,0152−0,0067)× 410 ×1005,5
<410
]
361,4 90< 410
[
ρ ≤ 0,75 ρb+ ρ '
f's
fy ]
[
0,008 ≤ 0,75 0,026+0,0067
361,490
410 ]
55
0,015 ≤ 0,024
' '
As fy− A s f s
a= '
0,85 f c b
Mn=¿
Mn=¿
Mn = 2177214101 Nmm
∅ Mn ≥ Mu
56
Diameter sengkang yang digunakan (ds) = 10 mm
= 50 + 10 + ½ x 29 = 74,5 mm
tulangan utama
= 1050 – 50 – 10 – (½ x 29)
= 975,5 mm.
Dicoba:
Didapat:
As 3963,119
ρ= = =0,0101
b . d 400 . 975,5
'
As
' 2642,079
ρ= = =0,0067
b . d 400 . 975,5
1.4 1,4
ρmin= = =0,0034
fy 410
ρ> ρmin
57
[ ]
' '
' 0,85 β 1 f c d
f s =600 1− '
<fy
( p− p ) fy d
f s' =600 1−
[ 0,85 ×0,85 × 25× 44,5
(0,010156−0,0067)× 410 × 975,5
< 410
]
3 , 726313<410
[
ρ ≤ 0,75 ρb+ ρ '
f's
fy ]
[
0,01 0156 ≤ 0,75 0,026+0,0067
3,726313
410 ]
0,010156 ≤ 0,01 96
Mn=¿
Mn=¿
Mn = 1 430904454 Nmm
∅ Mn ≥ Mu
58
4.6.3 Perhitungan Tulangan Lentur Balok M1
= 50 + 10 + ½ x 29 = 74,5 mm
tulangan utama
= 1050 – 50 – 10 – (½ x 29)
= 975,5 mm.
Dicoba:
59
Didapat:
As 2642,079
ρ= = =0,0067
b . d 400 . 975,5
'
As' 1321,039
ρ= = =0,0033
b . d 400 . 975,5
1.4 1,4
ρmin= = =0,0034
fy 410
ρ> ρmin
'
f s =600 1−
[ 0,85 β 1 f ' c d '
( p− p' ) fy d
<fy
]
f s' =600 1−
[ 0,85 × 0,85× 25× 74,5
(0,0067−0,0033)× 410 × 975,5
< 410
]
3 , 726313<410
[
ρ ≤ 0,75 ρb+ ρ '
f's
fy ]
[
0,0067 ≤ 0,75 0,026+0,0067
3,726313
410 ]
0,00 67 ≤ 0,01 96
' '
As fy− A s f s
a= '
0,85 f c b
60
2642,079× 410−1321,039× 3 ,726313
a= =1 26,862
0,85 ×25 × 600
Mn=¿
Mn=¿
Mn = 9 87946406 Nmm
∅ Mn ≥ Mu
Vu = 209730 N
Vu
Vn= =349550 N
0,6
1 '
Vc=
6
√ f c bd=429049,3 N
Vu < ØVc
Walau secara teoritis tidak perlu sengkang tetapi untuk kestabilan struktur
dan peraturan mensyaratkan dipasang tulangan minimum (spasi minimum).
1
smax = 400=200 mm
2
1 '
3
√ f c bs
AV min =
fy
1
√30 .400 .200
3 2
AV min = =356,243 mm
410
61
2
Dipakaitulangan Φ 10 mm Av =356,243 mm
Av . fy
S=
1 '
3
√f c b
356,243.410
S= =200 mm
1
√ 30.400
3
1 2 1 2
M= xqx L = x 7.580 x 12 =13.644,29 Nm=1.3644 .288 Nmm
8 8
Mn 1.3644 .288
Rn = 2
= 2 = 1,37
bx d 300 x 182
62
( √ 2 Rn
)
'
0,85. f c
ρ perlu = 1− 1− '
fy 0,85. f c
ρ perlu =
0,85.25
290 ( √
1− 1−
2× 1,37
0,85. 25 )
=0.000196
1.4 1,4
ρ min = = =0,00483
fy 290
As 263,68
n= = =2 buah
A 200,96
As1 = n.A
As 683,264
n= = =4 buah
A 200,96
63
Vu = 280.364,858 N
Vu
Vn= =467.274,8 N
0,6
1 '
Vc=
6
√ f c bd=565.808 N
Vu < ØVn
1
smax = x 400=200 mm
2
1 '
3
√ f c bs
AV min =
fy
1
√25 .400 .200
3 2
AV min = =229,89 mm
290
2
Dipakai tulangan Φ 10 mm Av =229,89 mm
Av . fy
S=
1 '
3
√f c b
280.290
S= =121,95 mm
1
√ 30 .400
3
64
- Akibat beban garis (P1) = 73.5 Kn = 7494.91 kg
kg
- σijin=2.250
cm2
kg
- σb=99
cm2
a. Andas Sendi
P 33.310,21 2
F= = =336,47 cm
σb 99
S1 = ½ x
√ 3 x 33.310,21 x 40
2.250 x 30
=3,847 cm=4 cm
1
Pxρ= <56 x L
2rl
1
33.310,21 x < 56 x 40
2rl
33.310,21
< 2.240
2 rl
Rl = 15 cm
Jadi, ∅ gelinding=15 cm
65
Misal dipakai h/S2 = 5
S = S1 + ½ x ∅ gelinding
= 4 + ½ x 15 = 11, 5 cm
S2 = 3 cm
M=¼xPxL
W = 0,2286 x a x h² x S3
M
= 0,2286 x 3 x 11,5² x S3
σ
333.102,1
=90,69 x S 3
2.250
S3 = 1,61 = 2 cm
D2 = d1 + 2 x S5
=4+2x1
= 4+2 = 6 cm
D3 = diambil 2,5 cm
66
Kontrol Tegangan Ijin
W = 0,2286 x a x h² x S3
= 181,39 cm3
M 333.102,1 kg
σ= = =1.836,35
W 181,39 cm 2
kg kg
σ ≤ σ = 1.836,35 < 2250
cm2 cm 2
c. Andas Roll
S1 = ½ x
√ 3 x 33.310,21 x 40
2.250 x 30
=3,847 cm=4 cm
P
0,8 x
2
σ=
r xB
33.310,21
0,8 x
1.250 = 2
r x 30
2.250 r x 67.500 = 53.296,34
r = 3,22 cm = 4 cm
diambil :
d1 = 2 x r = 2 x 4 = 8 cm
d2 = 2,5 cm
d3 = d1 + 2 x d2 = 8 + 2 x 2,5 = 13 cm
67