OLEH KELOMPOK 3 :
Putu Angga Pramana Putra ( 1861121101/C3 )
Dang Bagus Krisna Dana ( 1861121106/C3 )
I Kadek Yudi Setyawan ( 1861121113/C3 )
Visi
Iptek, Strategi Mimpi
Keahlian Instrument Keinginan
Tujuan
Dari gambar di atas, perencanaan transportasi dapat diartikan “dengan bekal ilmu pengetahuan,
teknologi dan keahlian kita berusaha menentukan strategi, memilih instrument/alat atau cara yang
paling efektif untuk ‘mencapai tujuan’ atau ‘impian’ yang kita kehendaki terjadi di ‘masa yang
akan datang’ tentang ‘kinerja’ system transportasi yang menjadi objek perencanaan, dengan
memanfaatkan sumber daya yang mungkin diadakan.
Kegiatan perencanaan:
1. Identifikasi masalah
Merupakan sumber kesenjangan antara ’harapan/tujuan’ dengan ’kondisi sekarang’.
2. Alternatif kebijakan (policy options) atau solusi
Berbagai alternatif kebijakan diperiksa efektifitasnya dalam mencapai tujuan, dan untuk ini
biasanya akan lebih mudah bila tersedia alat bantu (model).
Pembuatan keputusan (decision making) berbeda dengan pemecahan masalah (problem solving).
Pemecahan masalah adalah berupa pembuatan keputusan ditambah kegiatan mengimplementasi
hasil keputusan dan memonitor konsekuensi dan perkembangannya di lapangan, dan memberi
umpan balik ke proses pembuatan keputusan, sampai masalah terpecahkan.
Sedangkan pembuatan keputusan berhenti setelah keputusan dibuat dan dijelaskan.
Jenis Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi dapat dibedakan menjadi:
1. Perencanaan jangka pendek (Perencanaan operasional)
Cakupan tingkat perencanaan operasional adalah membuat denah untuk persimpangan,
penyeberangan pejalan kaki, lokasi parkir, penempatan pemberhentian bis, metode pemberian
karcis, langkah-langkah keselamatan dan lain sebagainya.
2. Perencanaan jangka menengah (Perencanaan taktis)
Tingkat perencanaan ini berkaitan dengan pola manajemen lalu lintas, pembuatan jalan lokal,
pengendalian parkir, pengorganisasian angkutan umum, koordinasi pemberlakuan tarif,
membuat kawasan pejalan kaki, dan lain sebagainya.
3. Perencanaan jangka panjang (Perencanaan strategis)
Berhubungan dengan struktur dan kapasitas jaringan jalan utama dan transportasi umum,
keterkaitan antara transportasi dan guna lahan, keseimbangan antara permintaan dan
penawaran, keterkaitan antara tujuan transportasi dengan ekonomi, tujuan lingkungan dan
sosial.
Tahapan Kegiatan
Tahapan untuk proses studi perencanaan transportasi adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan tujuan dan sasaran perencanaan
2. Pengumpulan data lapangan
3. Identifikasi masalah
4. Penyusunan alternatif perencanaan
5. Prediksi dampak perencanaan
6. Evaluasi
Distribusi pergerakan dapat direpresentasikan dalam bentuk garis keinginan (desire line)
atau dalam bentuk Matriks Asal Tujuan, MAT (origin-destination matrix/O-D matrix).
Pola distribusi lalu lintas antara zona asal dan tujuan adalah hasil dari dua hal
yang terjadi secara bersamaan yaitu:
Lokasi dan intensitas tataguna lahan yang akan menghasilkan lalu lintas
Spatial separation (pemisahan ruang), interaksi antara 2 buah tataguna lahan
akan menghasilkan pergerakan.
a. Intensitas tataguna tanah
Makin tinggi tingkat aktivitas suatu tataguna tanah, makin tinggi
kemampuannya menarik lalu lintas.
Contoh: Supermarket menarik lalu lintas lebih banyak dibandingkan rumah
sakit (untuk luas yang sama).
b. Spatial separation
Jarak antara dua buah tataguna lahan merupakan batasan dari adanya
pergerakan. Jarak yang jauh atau biaya yang besar membuat pergerakan
antara dua buah zona menjadi lebih sulit.
c. Spatial separation dan intensitas tataguna lahan
Daya tarik suatu tataguna lahan berkurang dengan meningkatnya jarak (efek
spatial separation). Tataguna tanah cenderung menarik lalu lintas dari tempat
yang lebih dekat dibandingkan dengan tempat yang jauh.
Jumlah lalu lintas antara dua buah tataguna lahan tergantung dari intensitas kedua tataguna lahan dan
spatial separation (jarak, waktu, dan biaya)
Jika terjadi interaksi antara dua tataguna tanah, seseorang akan memutuskan
bagaimana interaksi tersebut dilakukan. Biasanya interaksi tersebut
mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini keputusan harus ditentukan
dalam hal pemilihan moda yang mana:
Orang yang mempunyai satu pilihan moda disebut dengan captive terhadap moda
tersebut. Jika terdapat lebih dari satu moda, moda yang dipilih biasanya yang
mempunyai rute terpendek, tercepat atau termurah, atau kombinasi ketiganya.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan keselamatan.
3.1 Kesimpulan
Sistem Transportasi adalah suatu interaksi yang terjadi antara 3 komponen sistem yang saling
berkaitan yaitu aktivitas, jaringan transportasi, dan arus (flow). Hubungan ketiganya saling
berinteraksi dan berbanding lurus, jika salah satu komponen mengalami perubahan maka
komponen lain akan mengikuti, sebagai contoh apabila aktivitas meningkat maka arus juga
meningkat, karenanya jaringan harus ditingkatkan. Perencanaan adalah suatu proses yang kontinu
yang melibatkan keputusan/pilihan tentang bagaimana memanfaatkan/mengalokasi sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan tertentu di masa yang akan datang.