KELOMPOK 2
ANDRE YUDHA PRIYADI (1406577833)
KINRIZKY ARINTIA (1406606833)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DEPOK
DESEMBER 2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar ini dengan
tepat waktu dan sesuai target. Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
besar salah satu mata kuliah yaitu Perancangan Struktur Baja 2. Kami menyadari
bahwa dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, kami dapat
menyelesaikan penulisan laporan tugas besar ini. Maka dari itu kami mengucapkan
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada
1. Dr. Ing. Ir. Henki Wibowo Ashadi, selaku dosen mata kuliah ini yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam
menyusun Tugas Besar ini.
2. Orangtua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan baik
material maupun moral; dan
3. Para sahabat yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan tugas
besar ini.
Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas besar ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu
Penulis
Universitas Indonesia
iii
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
iv
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
v
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
6
BAB 1
KRITERIA DESAIN
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
BAB 2
PERHITUNGAN DESAIN
Universitas Indonesia
10
2.1.2 Pembebanan
Pembebanan yang dilakukan mengacu pada SNI 1727 : 2013 “Beban Minimum
untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain”
Universitas Indonesia
11
Pelat Atap
Adukan (tebal 2 cm) : 42 kg/m2
Penggantung dan penutup plafon : 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal : 20 kg/m2 +
80 kg/m2
Beban Merata pada Frame
Dinding pasangan batako berlubang : 200 kg/m2 x 3 m
600 kg/m
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
= 0,126
S𝐷1
T𝑆 =
𝑆𝐷𝑆
0,364g
=
0,579g
= 0,628
Kombinasi yang didefinisikan pada ETABS ialah sesuai SNI 1726:2012 yang
dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 2.1 Kombinasi Pembebanan Struktur
Kombinasi 1 1,4 DL
Kombinasi 2 1,2 DL + 1,6 LL + 0,6 Lr
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
𝐾𝐿 𝐸
(a) Jika ≤ 4,71√𝐹
𝑟 𝑦
𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟 = [0,658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
𝐾𝐿 𝐸
(b) Jika > 4,71√𝐹
𝑟 𝑦
𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿 2
( )
𝑟
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
𝐸 200000
4,71√ = 4,71√ = 42,34
𝐹𝑦 250
𝐾𝐿 𝐸
≤ 4,71√𝐹 maka dipakai persamaan untuk mencari Fcr:
𝑟 𝑦
𝜋2𝐸 𝜋 2 ∗ 200000
𝐹𝑒 = = = 1099,83 𝑀𝑃𝑎
𝐾𝐿 2 42,342
( )
𝑟
𝐹𝑦 250
𝐹𝑐𝑟 = [0,658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦 = [0,6581099,83 ] 250 = 227,31 𝑀𝑃𝑎
Didapatkan nilai kuat nominal penampang kolom eksterior pada lantai 2 yaitu:
𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝐴𝑔 = 227,31 ∗ 257 / 1000 = 5841,91 𝑘𝑁
𝜙𝑐 𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢
0,90 ∗ 5841,91 ≥ 2189
5257,72 ≥ 2189 (OK)
Universitas Indonesia
18
Penampang dari struktur yang di desain dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 2.3 Penampang Balok pada Bangunan
Balok Penampang
Eksterior W12x72
Interior W10x60
Anak W10x12
Sumber : Olahan Penulis
Untuk material beton adalah slab dengan tebal 200 mm dan mutu 30 MPa (K
350). Dalam perencanaan menggunakan balok komposit dengan menggunakan Shear
Stud ada beberapa spesifikasi yang harus diperhatikan. Untuk kekuatan lentur harus
menyesuaikan spesifikasi berikut;
ℎ
𝑡𝑤
≤ 3,76√𝐸/𝐹𝑦 maka kekuatan lentur menggunakan distribusi tegangan plastis
Universitas Indonesia
19
ℎ
> 3,76√𝐸/𝐹𝑦 maka kekuatan lentur menggunakan distribusi saat leleh
𝑡𝑤
pertama
Kekuatan lentur harus memenuhi persamaan 𝜙𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢 di mana 𝜙 = 0,9
Balok komposit memiliki 3 distribusi tegangan yang biasa terjadi yang dapat
dilihat pada gambar berikut;
Pada kasus a , tegangan masih terjadi pada beton dan belum mengenai baja dan
beton mengalami tekan. Pada kasus b , beton sudah leleh dan mengenai bagian dari sayap
pada penampang baja. Dan pada kasus c , leleh terjadi pada bagian badan pada
Universitas Indonesia
20
penampang baja sehingga dari ketiga hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk
menentukan resultan dari gaya tekan.
𝐴𝑠 𝐹𝑦
0,85𝑓𝑐′ 𝐴𝑐
∑ 𝑄𝑛
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Jarak longitudinal maksimum = 8 tebal slab < 36 inch atau sekitar 914,4 mm
Jarak transversal minimum = 4 diameter angkur
Tabel besaran diameter dari angkur ada pada AISC tabel 3-21 sebagai berikut;
Universitas Indonesia
23
Maka lebar efektif yang digunakan adalah 2 m. Gaya tekan yang digunakan
adalah yang terkecil dari;
𝐴𝑠 𝐹𝑦 = 4190 ∙ 250 = 1047500 𝑁
0,85𝑓𝑐′ 𝐴𝑐 = 0,85 ∙ 30 ∙ (2000 ∙ 130) = 6630000 𝑁
Maka gaya tekan atau gaya geser yang digunakan adalah 1047,5 kN. selanjutnya
adalah asumsi diameter dari angkur yang akan digunakan, ambil diameter ½ inch atau
sekitar 12,7 mm dan mutu 65 ksi atau sekitar 448,16 MPa dengan batasan maksimum dari
diameter angkur adalah;
2,5𝑡𝑓 = 2,5 ∙ 9,1 = 22,75 𝑚𝑚 > 12,7 𝑚𝑚 , (𝑂𝐾)
Luasan dari 1 angkur;
𝜋12,72
𝐴𝑠𝑎 = = 126,677 𝑚𝑚2
4
Besarnya modulus elastisitas beton;
Universitas Indonesia
24
𝜙𝑀𝑛 = 𝜙𝐴𝑠 𝐹𝑦 𝑦
𝑑 𝑎
𝑦= +𝑡−
2 2
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan luasan baja dikali dengan mutu nya
adalah 1047,5 kN. untuk y sebagai berikut;
Universitas Indonesia
25
1047500
𝑎= = 27,3856 𝑚𝑚
0,85 ∙ 30 ∙ 1500
259,1 27,3856
𝑦= + 130 − = 245,8572 𝑚𝑚
2 2
Maka,
𝜙𝑀𝑛 = 𝜙1047500 ∙ 245,8572 = 231,782 𝑘𝑁𝑚
𝜙𝑀𝑛 > 𝑀𝑢
Dan melakukan cek kuat geser dengan melihat tabel Zx pada AISC;
𝜙𝑉𝑛 = 325 𝑘𝑁 > 𝑉𝑢 = 47,6 𝑘𝑁
Dari perhitungan tersebut maka didapatkan pengecekan struktur dengan jumlah
dari angkurnya pada tabel berikut untuk setiap penampang yang digunakan;
Mu Vu Mn Vn N angkur
Penampang Cek
kNm kN kNm kN Buah
W12x72 225,49 169,69 231,78 325,61 24 OK
W10x60 195,38 153,94 202,30 342,07 20 OK
W10x12 108,45 55,08 169,56 250 19 OK
Sumber : Olahan Penulis
0,579
= 8
(1)
= 0,0723
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
Universitas Indonesia
28
Tabel 2.6 Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang dihitung
Parameter percepatan respons spektral
Koefisien CU
desain pada 1 detik, 𝑺𝑫𝟏
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
Sumber : SNI 1726:Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non-Gedung, 2012
Dari tabel diatas, jika nilail SD1 = 0,6 maka besar koefisien Cu ialah sebesar 1,4.
Sedangkan untuk nilai periode fundamental pendekatan dapat dihitung dengan
menentukan Ct dan x berdasarkan tabel dibawah.
Universitas Indonesia
29
Maka untuk struktur Special Moment Resisting Frame dengan kategori risiko I,
nilai simpangan antar lantai harus lebih kecil dari 0,025hsx dimana hsx merupakan tinggi
lantai.
Universitas Indonesia
30
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh simpangan antar lantai telah
memenuhi nilai ijinnya.
𝑏/𝑡 = 0,30√𝐸/𝐹𝑦
𝑟𝑦 𝐸
𝐿𝑏 = 0.086
𝐹𝑦
Sedangkan berdasarkan AISC 360-10 dalam desain member komposit yaitu
member tekan dan lentur, rasio b/t ialah:
𝑏/𝑡 = 2,26√𝐸/𝐹𝑦
Universitas Indonesia
31
Sambungan yang di desain harus memperhatikan kapasitas momen sambungan yang tidak
boleh kurang dari gaya dalam momen yang dihasilkan.
𝜙𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢
Dan untuk sambungan End Plate momen kapasitas dipenuhi dengan persamaan berikut;
dimana:
Universitas Indonesia
32
𝑌𝑝 = parameter kuat batas pelat berdasarkan pola garis leleh yang berbeda
untuk setiap jenis end plate (m2)
Berikut pola garis leleh untuk jenis end plate yang digunakan;
𝑏𝑝 1 1 1 1 2
𝑌𝑝 = [ℎ1 ( + ) + ℎ0 ( ) − ] + [ℎ1 (𝑝𝑓1 + 𝑠)]
2 𝑝𝑓1 𝑠 𝑝𝑓0 2 𝑔
2 𝑔
𝑋𝑜 = [ℎ1 (𝑝𝑓1 + 0,75𝑝𝑏 ) + ℎ2 (𝑠 + 0,25𝑝𝑏 )] +
𝑔 2
1
𝑠 = √𝑏𝑝 𝑔 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑝𝑓1 > 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝𝑓1 = 𝑠
2
Universitas Indonesia
33
Detail sambungan yang digunakan sebagai berikut untuk bisa melakukan perhitungan
kapasitas sambungan.
Dengan desain sambungan seperti di atas maka didapat momen kapasitas sambungan
sebagai berikut;
Dilihat pada tabel di atas, maka sambungan yang di desain merupakan sambungan yang
kuat untuk menumpu gaya yang diberikan.
Universitas Indonesia