Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah jembatan ini. Tugas Besar ini dibuat untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan dalam mata kuliah Jembatan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa.
Tentunya dalam penyelesaian Tugas Besar Jembatan ini saya memperoleh bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karna itu saya berterima kasih khususnya kepada:
1. Bapak Ir. I Wayan Muliawan, M.T. selaku dosen pengampu dan pembimbing mata
kuliah Jembatan.
2. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian tugas ini.
Saya menyadari kurang sempurnanya laporan Tugas Besar Jembatan ini baik dari segi isi
maupun metode penulisan, maka dari itu kritik dan saran sangat diperlukan demi
kesempurnaan laporan Tugas Besar Jembatan ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada pembaca dan semoga loparan Tugas Besar
Jembatan ini dapat memberikan edukasi.
Denpasar, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
3.3.4 Penulangan.........................................................................................................42
1. Railing Jembatan
a. Pipa Sandaran : Pipa Ø 89,1 mm
Mutu Baja BJ 37 (fy) = 240 MPa
b. Tiang Sandaran : Mutu Beton (f’c) = 25 MPa
Mutu Baja BJ 37 (fy) = 240 MPa
2. Pelat Lantai Kendaraan
a. Mutu Beton K350 (f’c) = 29,05 MPa
b. Mutu Tulangan U39 (fy) = 225 MPa
3. Gelagar Jembatan
a. Mutu Beton K350 (f’c) = 29,05 MPa
b. Mutu Tulangan U39 (fy) = 225 MPa
1. Bangunan atas
2. Landasan (Biasanya terletak pada pilar/abdument)
3. Bangunan Bawas (memikul beban)
4. Pondasi
5. Optrit, (terletak di belakang abdument)
6. Bangunan pengama
II.4 Pembebanan
Pembebanan yang bekerja pada struktur ini terdiri dari beban mati (berat sendiri dan
beban mati tambahan), beban hidup, beban angin dan beban gempa
digunakan 2400kN/m3
a. Untuk panjang bentang jembatan (L) lebih kecil sama dengan 30 m maka besarnya
beban hidup UDL dapat diambil sebesar 9 kPa.
b. Untuk panjang bentang jembatan (L) lebih besar dari 30 m maka besarnya beban
hidup UDL dapat diambil sebesar 9(0.5+15/L) kPa.
Berdasarkan SNI T02-2005, ilustrasi pembebanan UDL dapat dilihat pada Gambar
2.1. Konfigurasi pembebanan tertentu untuk elemen-elemen struktur tertentu juga harus
diperhatikan untuk mendapatkan bentuk pembebanan yang memberikan gaya paling
maksimum (Maksimum - Maksimorum). Besarnya Dynamic Load Allowance (DLA) untuk
beban UDL ini diambil sebesar 30 % untuk panjang bentang kurang dari 50 m. Contoh
pembebanan hidup UDL dapat dilihat pada Gambar 2.1
Pembebanan menurut SNI 17250-2016, untuk beban hidup KEL diambil sebagai
fungsi terhadap panjang jembatan dimana besarnya beban hidup KEL diambil sebesar 49
kN/m.
TEW=0,0006CW (VW )2 Ab
Keterangan:
VW = Kecepatan angin rencana (m/s) untuk keadaan batas yang ditinjau.
CW = Koefisien seret
Ab = Luas koefisien bagian samping jembatan.
Luas ekivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang massif dalam
arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Untuk jembatan rangka luas ekivalen dianggap
30 % dari luas yang dibatasi oleh batang-batang bagian terluar.
Apabila suatu kendaraan sedang berada pada permukaan lantai maka besarnya beban
angin dapat dihitung sebagai berikut :
TEW=0,0012CW (VW ) 2 Ab
Dimana nilai Cw diambil sama dengan 1.2. hal ini berbeda dengan beban angin yang
bekerja pada rangka dengan koefisien seret (Cw) diambil seperti pada Tabel 2.1.
Tabel II-1 Koefisien Seret (Cw)
Tipe Jembatan Cw
Bangunan atas masif : (1),
(2) 2.1 (3)
b/d =1.0 1.5 (3)
b/d =2.0 1.25
b/d ≥ 6.0 (3)
Bangunan atas rangka 1.2
CATATAN (1) : b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisiluar
d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian
sandaran yang masif
CATATAN (2) : Untuk harga antara dari b/d bisa di interpolasi linier
CATATAN (3) : Apabila bangunan atas mempunyai superelevasi ,
Cw harus dinaikkan sebesar 3% untuk derajat superelevasi, dengan
kenaikan maksimum 2,5 %
Sumber: (SNI S. N., 2005)
Dimana L adalah bentang dari pelat lantai antara pusat tumpuan dan ts diberikan
dalam millimeter (BMS 6.7.1.2).
Keterangan:
A g . = luas penampang bruto
fy = tegangan leleh
λc = parameter kelangsingan
K c = panjang tekuk untuk komponen struktur jembatan
E = modulus elastisitas bahan baja
1 2 . m. Rn
ρ perlu =
m ( √
1− 1−
fy )
1 2 x 11,29 x 1,853
¿
11,29 ( √
1− 1−
240 )
= 0,008
Karena ρmin < ρ perlu, dipakai ρ perlu=0,008
As = ρ bd = 0,008 x 150 x 147 = 178,411 mm2
Luas diameter tulangan utama (1/4πd2) = ¼ x 3,14 x 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan yang akan digunakan:
As 170,6
n= = =2,27 ≈ 3
A 78,5
Jadi, dipakai tulangan 3ϕ10 mm
Tulangan geser
Vu = 559.945 kg = 5281 N
Vu 5491.183
Vn ¿ = =8801,67 N
0,6 0,6
1 '
Vc ¿
6
√ f c bd= 16 √ 25 x 150 x 147=18375.000 N
Faktor reduksi geser Ø = 0,70
ØVc = 0,7 x 18375.000 N = 12862,500 N
Vu < ØVc
5281 N < 12862,5 N (OK) → maka tidak perlu tulangan geser
Walau secara teoritis tidak perlu sengkang tetapi untuk kestabilan struktur
dan peraturan mensyaratkan dipasang tulangan minimum (spasi
minimum).
1 1
Smaks = d= x 147=73,500 mm
2 2
1 1
√ f ' c bs √25 x 150 x 73,5
Avmin 3 3 3
¿ = =76,56
fy 240
Dipakai tulangan ϕ8 mm (Av = 50,24 mm2), maka jarak sengkang
Av . fy . d 50,24 x 240 x 147
S¿ = =¿96,461 mm ≈ 100 mm
vc 18375
Jadi, dipakai tulangan sengkang ϕ8-100 mm
b) Beban Hidup
a. Kombinasi pembebanan
Berdasarkan SNI-03-2847-2002, didapat kombinasi pembebanan untuk beban
mati dan beban hidup adalah sebagai berikut:
1,2D + 1,6 L
Ket:
D = beban mati
L = beban hidup
Jadi, gaya-gaya yang bekerja adalah:
Pada Trotoar
Beban mati:
Beban mati merata (qm) = 1,2D
= 1,2 x Total beban mati merata pada trotoar
= 1,2 x 1208.000 kg/m
= 1449.600 kg/m
Beban mati terpusat (P) = 1,2D
= 1,2 x Total beban mati terpusat pada trotoar
= 1,2 x 101.307 kg/m
= 121.568 kg/m
Beban hidup (qh) = 1,6L
= 1,6 x Beban hidup trotoar
= 1,6 x 509,86 kg/m
= 815.760 kg/m
Beban merata total (q1) = qm + qh +P
= 1449.600 + 815,760 + 121.568
= 2386.928 kg/m
Pada Pelat Lantai
Beban mati (q2) = 1,2D
= 1,2 x Total beban mati pada pelat lantai
kendaraan
= 1,2 x 1479.000 kg/m
= 1774.800 kg/m
Beban hidup (P) = 1,6L
= 1,6 x Total beban hidup pada pelat lantai
kendaraan
= 16000.000 kg/m
= 1774.800 + 16000.000
= 17774.800 kg/m
1
RB = q 1 L2
2
1
= 2386.9281 x 12
2
= 1193.464 kgm
−q 1 2
MBA =( L)
2
−2386.928
= x1
2
= -1193.464 kgm
q1 2
MFG = L
2
2386.928
= x1
2
= 1193.464 kgm
1
MBC0 = q 2 ×l 2
12
1
= ¿
12
= 332.775 kgm
MBC0 = MCD0 = MDE0= MEF0 = 332.775 kgm
−1
MCB0 = q 2 ×l 2
12
−1
= ¿
12
= −¿332.775 kgm
MCB0 = MDC0 = MED0= MFE0 = −332.775kgm
Analisa perhitungan distribusi momen
Untuk mencari momen ujung terjepit pada tiap perletakan, dilakukan distribusi
momen dengan menggunakan metode cross.
Perhitungan kekuatan dan distribusi momen
Joint B:
Kekakuan:
kBA =0
kBC = 4EI/L = 4EI/1,5 = 2,667 EI
+
ΣKb = 2,667 EI
Faktor distribusi:
FBA = 0
FBC = kBC = 2,667EI
ΣKb = 2,667 EI
FBC = 1
Joint C:
Kekakuan:
4. Perhitungan Momen
Untuk batang BC
∑ MB =0
L2
∑ MB = C V × L−q 2 × −M BC + M CB=0
2
L2
q 2× + M CB−M BC
2
Cv=
L
1.52
1774,800× +(−332.775)−332.775❑
Cv 2
¿
1,5
Cv = 887.400 kg
∑V =0
∑V = Bv + Cv –q2.L –Bv (batang BA)
= 2968.264 + 887.400 -1774,800 x 1,5 -1193.,464
=0
Reaksi perletakan sudah benar
Bidang Momen (Mx)
1 2
Mx = Bv . x-Bv(batang BA). X - M BC − q 2. x
2
X =0
−1
Mx = 2968.264 x 0 - 1193.,464 x 0 - 332.775 - 1774,800 x 0
2
= -332.775 kgm
X = 0,5
−1
Mx = 2968.264 x 0,5 - 1193.,464 x 0,5- 332.775 - 1774,800 x
2
0,5
= 332.775 kgm
X =1
−1
Mx = 2968.264 x 1 -1193.,464 x 1 -332.775 - 2 1774,800 x 1
= 554.625 kgm
X = 1,5
−1
Mx = 2968.264 x 1,5 -1193.,464 x 1,5 -332.775 - 1774,800 x
2
1,5
= 332.775 kgm
dMmax
Mmax = =0
d
1 2
Mx = Bv . x –Bv (batang BA). X - M BC − q 2. x
2
dMx
=
( 12 q 2. )
d Bv – Bv (batang BA )−M BC
887.4
= 1442.025
X = 1.625
Mx = 207.984 kgm
Karena batang BC dan batang FE simetris, maka bidang momen
pada batang BC dan FE sama.
Untuk batang CD
∑ MC =0
L2
∑ MC = −D V × L+q 2× + M CD −M DC =0
2
L2
q 2× + M DC −M CD
2
Dv=
L
1.52
1774,800× +(−332.775)−332.775❑
Dv 2
¿
1,5
Dv = 887.400 kg
∑V =0
∑V = Cv + Dv –q2.L –Cv (batang BC)
= 2662.20 + 887.400 -1774,800 x 1,5 -887.400
=0
Reaksi perletakan sudah benar
Bidang Momen (Mx)
1 2
Mx = Cv . x-Cv(batang BC). X - M CD − q 2. x
2
X =0
−1
Mx = 2662.200 x 0 - 887.400 x 0 - 332.775 - 1774,800 x 0
2
= -332.775 kgm
X = 0,5
−1
Mx = 2662.200 x 0,5 - 887.400 x 0,5- 332.775 - 1774,800 x
2
0,5
= 332.775 kgm
X =1
−1
Mx = 2662.200 x 1 -887.400 x 1 -332.775 - 2 1774,800 x 1
= 554.625 kgm
X = 1,5
−1
Mx = 2662.200 x 1,5 -887.400 x 1,5 -332.775 - 1774,800 x 1,5
2
= 332.775 kgm
dMmax
Mmax = =0
d
1 2
Mx = Cv . x –Cv (batang BC). X - M CD − q 2. x
2
dMx
=
( 12 q 2.)
d Cv – Cv (batang BC )−M CD
887.4
= 1442.025
X = 1.625
Mx = 1109.250 kgm
Karena batang CD dan batang ED simetris, maka bidang
momen pada batang CD dan ED sama.
Mo
¿
pxl
+
px ( 12 ) x l
2 2
¿
16000 x 1,5
+
16000 x ( 12 ) x 1,5
2 2
= 18000 kgm
Gambar plat yang menumpu pada 2 tepi sejajar yang memikul beban
terpusat (untuk plat yang terjepit penuh pada kedua tumpuannya).
Ly = 1580 cm
Lx = 150 cm
r = 0,5
Untuk Ly > 3r x Lx
3 3
Sa ¿ x a+ x r x Lx
4 4
a1 = 85 cm
a2 = 105 cm
Sa = 120 cm = 1,2 m
Sb = 135 cm = 1,35 m
Mo
M Lapangan x ¿
S
18000
¿
1,2
= 15000 kgm
Mo
M Tumpuan x ¿
S
−3000.000
¿
1,2
= -2500 kgm
Ø tulangan = 12 mm = 1.4 cm
1
dx ¿ h−p− Ø x dx
2
1
¿ 25−2,5− x 1,4 x dx
2
= 21.8 cm
1 1
dy ¿ h−p− Ø x dx− Ø x dy
2 2
1 1
¿ 25−2,5− x 1,4 x dx− 1,4
2 2
= 20,4 cm
d =h–p
= 25 – 2,5
= 22,5
= 7.473 N/mm2
= 7473.244 kN/m2
Mu
Momen nominal rencana (Mn) ¿
ф
27.761
¿
0,8
¿ 34.7015 kN . m
Mn
Faktor tahanan momen (Rn) ¿ 2
Øb ( d )
34.7015
¿
0,8 x 1,5 ( 0,225 )2
¿ 571.218 kN/m2
Rn < R maks
0,85 x f ' c 2 x Rn
Rasio tulangan yang diperlukan ρperlu ¿
fy
x 1− 1−
√
0,85 x f ' c
¿ 2,424
1.4
Rasio tulangan minimum ρmin ¿
fy
1,4
¿
240
= 0.00536
= 1968.75 mm2
As
¿
Jumlah tulangan (n)
( 14 ) x π x D 2
= 11.657 = 12 batang
b
Jarak antar tulang ¿
n
= 12,5 cm
= 393.75 mm2
= 5.708 = 6 batang
b
Jarak tulangan ¿
n
= 25 cm
= 7.473 N/mm2
= 7473.244 kN/m2
Mu
Momen nominal rencana (Mn) ¿
ф
149,244
¿
0,8
¿ 186,298 kN . m
Mn
Faktor tahanan momen (Rn) ¿
Øb ( d )2
186,298
¿ 2
0,8 x 1,5 ( 0,225 )
¿ 3066,631 kN/m2
Rn < R maks
0,85 x f ' c 2 x Rn
Rasio tulangan yang diperlukan ρperlu ¿
fy
x 1− 1−
√
0,85 x f ' c
¿ 12.822
1.4
Rasio tulangan minimum ρmin ¿
fy
1,4
¿
240
= 0.00536
= 1968.75 mm2
As
¿
Jumlah tulangan (n)
( 14 ) x π x D 2
= 11.657 = 12 batang
b
Jarak antar tulang ¿
n
= 12,5 cm
Jadi digunakan tulangan Ø12 – 12,5 mm
= 393.75 mm2
A s'
¿
Jumlah tulangan (n) 1
x π x D2
4
= 5.483 = 6 batang
b
Jarak tulangan ¿
n
= 25 cm
3. Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25,000 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24,000 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22,000 kN/m3
Berat jenis air, ww =10,000 kN/m3
Berat Beban
No Jenis Lebar (m) Tebal (m)
(kN/m3) (kN/m)
1 Diafragma 0,300 0,500 25,000 3,750
Wd 3,750
Wu = 1,3 x Wd
= 4,875 kN/m
1
MA = MB ¿ x Wu x L2
12
= 0.914 kNm
= 914,063 Nm
III.3.4 Penulangan
Jumlah tulangan =3
1
As ¿ x π x D2
4
= 763,02 mm2
= 460,00 mm = 0.46 m
Mu = 914,063 Nm
AS
Rasio tulangan (ρ) ¿
b x d2
= 0.006
1,4
Rasio tul min (ρmin) ¿
fy
= 0.004
Kontrol
ρ > ρmin
ρ < 0,75 ρb
0.006 > 0.091……………………… (OK)
As x f ' c
a ¿
0,85 x f , c x b
= 49,073
d−a
Mn ¿ As x fy x ( )
2
= 8306687,248 Nmm
Kontrol
фMn > Mu
As
¿
Jumlah tulangan (n)
( 14 ) x π x D 2
= 3 batang
= 90 mm
As’ = 10% x As
= 76,302
As
¿
Jumlah tulangan (n)
( 14 ) x π x D 2
= 0.3 = 2 batang
= 75 mm
Jadi digunakan tulangan 2D18- 135 mm
Vu = ½ Wu x L
= 3,656 kNm
= 3656,250 Nmm
1
Vc ¿ x √f ' c x b x d
6
= 115000,000 Nmm
= 69000,000 Nmm
Kontrol
Vu < фVc
= 150 mm
Dimensi Girder :
Dimensi Diafragma :
Mutu baja :
Specific Gravity :
Jenis
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
No.
1 Lap.Aspal+overlay 1.50 0.10 22.00 49.500
4 Balok diafragma 0.30 0.50 25.00 33.750
5 Air hujan 1.50 0.05 10.00 11.250
QMA = 94.500
2. Beban Hidup
a. Beban Lalu Lintas
Beban Lajur “D” (TD)
Faktor beban ultimit : KTD = 1.800
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata
(Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL
seperti pd Gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung
pd panjang bentang L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
q= 9.0 kPa untuk L ≤ 30
q= 9.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30
= 13,500 kN/m
= 13,500 kN/m
s
QTD ¿ xq
2,75
= 4,900 kN/m
s
QTD ¿ xq
2,75
= 4,900 kN/m
PTD =pxs
= 20,250 kN
PTD =pxs
= 20,250 kN
s
PTD ¿ xp
2,75
= 7,364 kN
= 7,364 kN
= 5223340 N.m
M5.DL = 0 Kn.m
= 0 N.m
Mx (P) = kN.m
Mx (Q) = RB * x - 1/2 * Qtd * x^2 = 284.766 kN.m
M2.LL = 284.766 kN.m
284765.
= N.m
6
Mx (P) = kN.m
Mx (Q) = RA * x - 1/2 * Qtd * x^2 = 379.688 kN.m
M3.LL = 379.688 kN.m
379687.
= N.m
5
Mx (P) = kN.m
Mx (Q) = RA * x - 1/2 * Qtd * x^2 = 284.766 kN.m
M4.LL = 284.766 kN.m
284765.
= N.m
6
Faktor M1 M5
Pembebanan M2 (N.m) M3 (N.m) M4 (N.m)
beban (N.m) (N.m)
Beban mati, DL 1.800 0 9402011.719 12536016 9402012 0
Beban hidup, LL 1.800 0 512578.125 683437.5 512578.1 0
Total 0 9914589.844 13219453 9914590 0
max = 13219453.13 N.m
Faktor V3 V5
Pembebanan V1 (kN) V2 (kN) V4 (kN)
Beban (kN) (kN)
Beban mati,DL 1.800 3342.9375 1671.46875 0 -1671.47 0
Beban hidup LL 1.800 182.25 91.125 0 -91.125 0
TOTAL 3525.1875 1762.59375 0 -1762.59 0
Sehingga didapat V Max = 3525.1875 kN
0.005524327 ≤ 0.090308063
As x fy−A s ' x f ' s
a ¿
0,85 x f ' c x b
= 105.1716838
Mn ¿ {( As x fy −A s ' x f ' s ) x ¿
= 893698979.2
ØMn = 0,85 * Mn
= 714959183.4
Kontrol
ØMn ≥ Mn
714959183.4 ≥ 13219453.125 ………………….(OK)
Perencanaan tulangan memenuhi
Jadi digunakan tulangan bawah 10D18 mm
tulangan atas digunakan 6D18 mm
Vu > Ø x Vc
335148 > 230200 (ok, maka untuk mecari jarak antar sengkang
digunakan persamaan sebagai berikut) :
Av x fy x d
S ¿
VS
1
x √f ' c x b x s
Av 3
¿
fy
= 416.67 mm2
v x fy
¿
S
( 13 ) x √ f c x b
'
= 200 mm
Jadi digunakan sengkang Ø12 - 200 mm