Anda di halaman 1dari 12

ANGGOTA :

1. Haikal Nauli Alasindo (160110092)


2. Nurmala Putri (160110093)
3. Okta Farliana Putri (160110085)
4. Syahri Ramadayani (16011009 )
5. Nurhaliza (160110105)
History
Proges pembangunan jembatan Cunda yang menghubungkan kota Lhokseumawe dengan Nangroe Aceh Darussalam
(NAD) telah mencapai 85 persen. Pemerintah Provinsi NAD menargetkan jembatan dengan dana Rp 25 miliar dari APBN
2007 tersebut akan fungsional pada akhir Desember.
Menurut Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) Pembangunan Jembatan Lhokseumawe, Amri di Aceh baru-baru ini
mengatakan, setelah jembatan Cunda berfungsi, maka akan dapat dilewati dua lajur untuk ke kota lokseumawe dan
arus keluar. Jembatan ini didesign untuk mengantisipasi perkembangan kota Lokseumawe dimana lalu lintas saat ini
sudah tinggi.
Pembangunan jembatan Cunda dilakukan dengan kontraktor Bangun Cipta Konstruksi bersama Pulau Gading. Amri
memperkirakan pada akhir bulan ini pengecoran lantai selesai dilakukan.
Beberapa kendala dalam pengerjaan tersebut diantaranya permasalahan koordinasi dengan instansi lain. Amri juga
mengharapkan Pemda dapat membantu pembebasan lahan untuk pelebaran jembatan tersebut.
“Pekerjaan sempat belum bisa dikerjakan karena ada kendala koordinasi dengan PLN dan PDAM. Kendala akhirnya
bisa terselesaikan setelah kita rapat koordinasi sebanyak lima kali di kantor walikota,” ucap Amri,” Pekerjaan juga
terkendala seringnya turun hujan sehingga mengganggu pekerjaan,” lanjutnya.
Jembatan Cunda menghubungkan desa Mon Gedung dengan Cunda. Selain itu jembatan tersebut juga menghubungkan
ruas jalan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe. Dalam keadaan normal jarak sepanjang 240 Km tersebut dapat
ditempuh dalam lima jam.
Sementara jembatan Krueng Keuerutoe yang dibangun dengan dana APBN 2007 sebesar Rp 12,56 miliar ditargetkan
akan selesai pada bulan depan. Menurut PPK Pembangunan Jembatan Lintas Timur Provinsi NAD Johnneri Ferdian
progres fisik saat ini telah lebih dari 90 persen.
Jembatan Krueng Keuerutoe dibangun sebagai pengganti jembatan lama yang menghubungkan Loksukon ke Sumatera
Utara pada Lintas Timur Sumatera. Kontrak pembangunan jembatan dengan lebar 10 meter dan bentang 94 meter akan
selesai pada 10 Desember mendatang. Jembatan yang dibangun oleh kontraktor PT Yala Persada Angkasa dan
konsultan Dacrea ini diharapkan dapat membantu mengurangi tingginya volume kendaraan di daerah tersebut.
Beton sendiri merupakan elemen konstruksi yang memiliki
daya tahan yang kuat dalam menanggung beban berat yang
ada diatasnya. Karena itu, material beton kerap digunakan
pada bagian structural bangunan atau yang menanggung berat
sebagai pondasi, jalan raya, jembatan dan lainnya.

Definisi beton prategang sendiri cukup beragam menurut para ahli dan
organisasi, mulai dari definisi menurut peraturan beton indnesia (PBI),
draft konsesus pedoman beton dan American concrete institute (ACI).
Namun pada intinya, pengertian beton prategang adalah beton yang
diberikan tegangan-tegangan internal agar dapat mengurangi atau
bahkan menghilangkan gaya tarik didalamnya. Tegangan yang
diberikan dalam beton bertulang itu sendiri terletak pada bagian
tulangan beton yang terbuat dari material baja.
Setelah mengetahui pengertian beton
prategang, maka kita akan membahas
tentang metode pelaksanaan kerja dari beton
prategang itu sendiri. Cara kerja yang
dimaksud adalah pemberian tekanan
tegangan internal pada beton, dimana
tegangan tersebut akan mengurangi atau
bahkan menghilangkan gaya tarikan yang
ada. Terdapat dua metode pelaksanaan
kerja yang diterapkan dalam pengaplikasian
beton prategang yaitu:

1. Metode beton prategang pre-tensioned

Metode ini disebut dengan metode pra tarik, dimana pemberian


tegangan dilakukan ketika beton belum dicor dan mengeras.
Gaya konsentris yang ada pada tegangan pu dipertahankan
hingga beton benar-benar sudah mengeras. Proses
pembuatannya menggunakan kabel tendon yang kemudian
diikat pada dua buah angkur yaitu angkur hidup dan angkur
mati. Metode kerjanya adalah angkur hidup yang telah ditanam
pada beton ditarik menggunakan dongkrak. Hal ini bertujuan
agar kabel tendon yang ada didalamnya menjadi bertambah
panjang.
2. Metode beton prategang post-tensioned

Metode ini disebut juga dengan metode pasca tarik yaitu pemberian
tegangan beton dilakukan ketika beton sudah mengeras. Aplikasi
beton prategang pasca tarik umumnya digunakan pada konstruksi
jembatan bentang menengah hingga bentang pajang. Dalam metode
ini tidak diharapkan menggunakan kabel tendon yang diikat pada
angkur hidup dan angkur mati. Namun proses pembuatannya yaitu
dengan cara beton dibiarkan mengeras hingga mencukupi umur beton
tersebut. Kemudian dongkrak dipasang pada angkur dan kabel tendon
ditarik hingga mencapai tegangan yang telah direncanakan
sebelumnya.
Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier
ataupun abutment pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder
merupakan balok baja dengan profil I, namun girder juga dapat berbentuk
box (box girder), atau bentuk lainnya. Menurut material penyusunnya girder
dapat terdiri dari girder beton dan girder baja. Sedangkan menurut sistem
perancangannya, girder terdiri dari girder precast yaitu girder beton yang
telah di cetak di pabrik tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut
di bawa ke tempat pembangunan jembatan atau fly over dan pada saat
pemasangan dapat menggunakan girder crane. Selain girder precast, juga
dikenal istilah on-site girder, yaitu girder yang di cor di tempat pelaksanaan
pembangunan jembatan, girder ini dirancang sesuai dengan perancangan
beton pada umumnya yaitu dengan menggunakan bekisting sebagai
cetakannya.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
bentuk girder yaitu:
1. Box girder
Girder beton dengan bentuk box girder
sangat tepat bila digunakan untuk
konstruksi jembatan berbentang panjang.
Pada umumnya box girder ini akan
dirancang dengan bentuk struktur yang
menerus diatas pilar. Hal ini dikarenakan
box girder yang berupa beton prategang
memang sangat menguntungkan untuk
desain bentang menerus. Meskipun
bernama box yang memiliki arti kotak,
bentuk box girder ini tidak hanya kotak
saja, namun memungkinkan juga untuk
menggunakan bentuk trapesium. Dalam
kenyataannya di dunia konstruksi pun
bentuk trapesium lebih digemari karena
penggunaannya yang terasa lebih efisien
bila dibandingkan dengan box girder yang
berbentuk kotak.
2. Girder balok I
Girder dengan bentukan balok letter I
umumnya disebut juga dengan PCI girder
yang memang dibuat dari material beton.
Girder ini dapat diproduksi dengan bahan
non komposit. Penggunaan kedua bahan
tersebut tergantung dari jenis kekuatan
yang dibutuhkan untuk konstrksi dan juga
biaya yang dibutuhkan pada sebuah
proyek yang menggunakan girder beton
berbentuk letter I tersebut.
3. Girder balok T
Girder beton berbentuk balok letter T
akan lebih efisisen dan ekonomis bila
digunakan untuk konstruksi dengan
bentang 40 hingga 60 kaki. Hanya saja
untuk konstruksi jembatan miring,
penggunaan girder balok T tersebut akan
membutuhkan rangka kerja dengan
tingkat kerumitan yang lebih tinggi.
Anjuran perbandingan antara bentang dan
tebal struktur yang menggunakan girder
balok T ini adalah sebeasar 0,07 untuk
struktur bentang yang sederhana dan 0,05
untuk struktur bentang menerus.
4. JEMBATAN CUNDA

-Panjang total bentang = 95,97 m


-Bentang 1 = 31,95 m
-Bentang 2 = 32,05 m
-Bentang 3 = 31,97 m
-Jumlah balok girder = 8 buah
-Jarak antar balok girder = 1,86 m
-Jarak diafragma = 9,50 m
-Tebal plat beton = 0,30 m
-Lebar jalan = 12,90 m
-Lebar trotoar = 1,50 m

Detail PCI Girder


Diafragma

Jumlah : 3 buah/bentang
Jarak antar diafragma : 9,50 m
Tinggi diafragma : 1,20 m
Jarak dari plat ke diafragma : 0,12 m
Segmental Balok
Segmental Panjang
• Segmen 1 5,30 meter
• Segmen 2 4,20 meter
• Segmen 3 6,25 meter
• Segmen 4 6,15 meter
• Segmen 5 4,70 meter
• Segmen 6 5,10 meter

Anda mungkin juga menyukai