Definisi beton prategang sendiri cukup beragam menurut para ahli dan
organisasi, mulai dari definisi menurut peraturan beton indnesia (PBI),
draft konsesus pedoman beton dan American concrete institute (ACI).
Namun pada intinya, pengertian beton prategang adalah beton yang
diberikan tegangan-tegangan internal agar dapat mengurangi atau
bahkan menghilangkan gaya tarik didalamnya. Tegangan yang
diberikan dalam beton bertulang itu sendiri terletak pada bagian
tulangan beton yang terbuat dari material baja.
Setelah mengetahui pengertian beton
prategang, maka kita akan membahas
tentang metode pelaksanaan kerja dari beton
prategang itu sendiri. Cara kerja yang
dimaksud adalah pemberian tekanan
tegangan internal pada beton, dimana
tegangan tersebut akan mengurangi atau
bahkan menghilangkan gaya tarikan yang
ada. Terdapat dua metode pelaksanaan
kerja yang diterapkan dalam pengaplikasian
beton prategang yaitu:
Metode ini disebut juga dengan metode pasca tarik yaitu pemberian
tegangan beton dilakukan ketika beton sudah mengeras. Aplikasi
beton prategang pasca tarik umumnya digunakan pada konstruksi
jembatan bentang menengah hingga bentang pajang. Dalam metode
ini tidak diharapkan menggunakan kabel tendon yang diikat pada
angkur hidup dan angkur mati. Namun proses pembuatannya yaitu
dengan cara beton dibiarkan mengeras hingga mencukupi umur beton
tersebut. Kemudian dongkrak dipasang pada angkur dan kabel tendon
ditarik hingga mencapai tegangan yang telah direncanakan
sebelumnya.
Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier
ataupun abutment pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder
merupakan balok baja dengan profil I, namun girder juga dapat berbentuk
box (box girder), atau bentuk lainnya. Menurut material penyusunnya girder
dapat terdiri dari girder beton dan girder baja. Sedangkan menurut sistem
perancangannya, girder terdiri dari girder precast yaitu girder beton yang
telah di cetak di pabrik tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut
di bawa ke tempat pembangunan jembatan atau fly over dan pada saat
pemasangan dapat menggunakan girder crane. Selain girder precast, juga
dikenal istilah on-site girder, yaitu girder yang di cor di tempat pelaksanaan
pembangunan jembatan, girder ini dirancang sesuai dengan perancangan
beton pada umumnya yaitu dengan menggunakan bekisting sebagai
cetakannya.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
bentuk girder yaitu:
1. Box girder
Girder beton dengan bentuk box girder
sangat tepat bila digunakan untuk
konstruksi jembatan berbentang panjang.
Pada umumnya box girder ini akan
dirancang dengan bentuk struktur yang
menerus diatas pilar. Hal ini dikarenakan
box girder yang berupa beton prategang
memang sangat menguntungkan untuk
desain bentang menerus. Meskipun
bernama box yang memiliki arti kotak,
bentuk box girder ini tidak hanya kotak
saja, namun memungkinkan juga untuk
menggunakan bentuk trapesium. Dalam
kenyataannya di dunia konstruksi pun
bentuk trapesium lebih digemari karena
penggunaannya yang terasa lebih efisien
bila dibandingkan dengan box girder yang
berbentuk kotak.
2. Girder balok I
Girder dengan bentukan balok letter I
umumnya disebut juga dengan PCI girder
yang memang dibuat dari material beton.
Girder ini dapat diproduksi dengan bahan
non komposit. Penggunaan kedua bahan
tersebut tergantung dari jenis kekuatan
yang dibutuhkan untuk konstrksi dan juga
biaya yang dibutuhkan pada sebuah
proyek yang menggunakan girder beton
berbentuk letter I tersebut.
3. Girder balok T
Girder beton berbentuk balok letter T
akan lebih efisisen dan ekonomis bila
digunakan untuk konstruksi dengan
bentang 40 hingga 60 kaki. Hanya saja
untuk konstruksi jembatan miring,
penggunaan girder balok T tersebut akan
membutuhkan rangka kerja dengan
tingkat kerumitan yang lebih tinggi.
Anjuran perbandingan antara bentang dan
tebal struktur yang menggunakan girder
balok T ini adalah sebeasar 0,07 untuk
struktur bentang yang sederhana dan 0,05
untuk struktur bentang menerus.
4. JEMBATAN CUNDA
Jumlah : 3 buah/bentang
Jarak antar diafragma : 9,50 m
Tinggi diafragma : 1,20 m
Jarak dari plat ke diafragma : 0,12 m
Segmental Balok
Segmental Panjang
• Segmen 1 5,30 meter
• Segmen 2 4,20 meter
• Segmen 3 6,25 meter
• Segmen 4 6,15 meter
• Segmen 5 4,70 meter
• Segmen 6 5,10 meter