Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Perancangan Jembatan Beton Prategang STA 61+700 Seksi
Simpang Indralaya – Prabumulih Jalan Tol Trans Sumatera Provinsi
Sumatera Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelat lantai kendaraan direncanakan memiliki panjang 25,6 m, lebar
12,7 m, ketebalan 0,25 m, penulangan menggunakan D16 – 200 mm
(arah x), D13 – 200 mm (arah y) dan menggunakan mutu beton sebesar
29 MPa.
2. Parapet direncanakan memiliki tinggi 1,2 m, menggunakan tulangan
pokok D13 – 200 mm, tulangan pembagi 2 x 5D13 mm dan
menggunakan mutu beton sebesar 29 MPa.
3. Pipa saluran air direncanakan memiliki diameter 2” dan memiliki
jumlah sebanyak 5 unit per 6 m bentang jembatan.
4. Balok diafrgama terdiri dari diafragma ujung sebanyak 8 unit dan
diafragma tengah sebanyak 12 unit. Diafragma ujung menggunakan
tulangan pokok 11D16 mm dan tulangan sengkang D13 – 150 mm.
Sedangkan diafragma tengah menggunakan tulangan pokok 9D16 mm
dan tulangan sengkang D13 – 150 mm. Balok diafragma menggunakan
mutu beton sebesar 29 MPa.
5. Gelagar beton prategang direncanakan memiliki 5 unit dalam satu
bentang jembatan dengan jarak antar gelagar yaitu 2,4 m, panjang 25,6
m, diameter nominal strand 12,7 mm, Modulus elastisitas strands
195000 MPa, diameter selubung ideal 0,84 m dan menggunakan jenis
PC-I Girder dengan tinggi 1,6 m serta menggunakan mutu kuat tekan
beton prategang sebesar 50 MPa.
6. Perletakan yang direncanakan menggunakan jenis bearing pad atau
elastromer sebanyak 10 unit pada satu bentang jembatan. Perletakan
terdiri dari perletakan horisontal untuk gaya vertikal dan perletakan

720
721

vertikal untuk arah horisontal. Perletakan horisontal memiliki panjang


230 mm, lebar 150 mm dan 101 mm. Sedangkan perletakan vertikal
memiliki panjang 230 mm, lebar 150 mm dan 97 mm.
7. Pelat injak direncanakan memiliki ketebalan 0,30 m, panjang 5 m, mutu
beton yang digunakan 29 MPa, tulangan pokok yang digunakan D16 –
150 mm dan tulangan susut suhu yang digunakan D13 – 150 mm. Pelat
injak dibutuhkan lantai kerja setebal 20 cm.
8. Abutmen direncanakan memiliki tinggi total 9,55 m dari dasar pile cap.
Mutu beton yang digunakan pada abutmen adalah 29 MPa. Abutmen
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Back wall atas menggunakan tulangan pokok D16 – 150 mm dan
tulangan pembagi 2D16 mm.
b. Back wall bawah menggunakan tulangan pokok D25 – 150 mm,
tulangan pembagi D19 – 150 mm dan tulangan geser D13 – 300
mm
c. Breast wall menggunakan tulangan pokok D29 – 150 mm,
tulangan pembagi D22 – 150 mm dan tulangan geser D13 – 300
mm
d. Pile cap menggunakan tulangan pokok D32 – 150 mm, tulangan
pembagi D22 – 150 mm dan tulangan geser D13 – 300 mm
9. Dinding sayap (wing wall) terbagi menjadi arah horisontal dan arah
vertikal dengan mutu beton sebesar 21 MPa. Dinding sayap arah
horisontal menggunakan tulangan D25 – 100 mm, dinding sayap arah
vertikal menggunakan tulangan D25 – 100 mm dan tulangan sengkang
D16 – 400 mm.
10. Jenis tiang pancang yang direncanakan pada abutmen menggunakan
jenis spun pile yang berdiameter 600 mm atau 0,6 m dengan kedalaman
26 m dan jumlah total tiang pancang yang digunakan pada abutmen
sebanyak 28 unit tiang pancang.
11. Jembatan Beton Prategang STA 61+700 Seksi Simpang Indralaya –
Prabumulih Jalan Tol Trans Sumatera Provinsi Sumatera Selatan yang
722

direncanakan menghabiskan waktu pelaksanaan selama 171 hari


kalender dengan total Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar
Rp5.636.909.000,00.
12. Perancangan Jembatan Beton Prategang STA 61+700 Seksi Simpang
Indralaya – Prabumulih Jalan Tol Trans Sumatera Provinsi Sumatera
Selatan ini mengacu ke beberapa acuan, yaitu:
a. Revisi Standar Nasional Indonesia T-12-2004 tentang Standar
Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan.
b. Standar Nasional Indonesia 03-2847-2002 tentang Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
c. Standar Nasional Indonesia 1725:2016 tentang Pembebanan untuk
Jembatan.
d. Standar Nasional Indonesia 2833:2016 tentang Perencanaan
Jembatan terhadap Beban Gempa.
e. Standar Nasional Indonesia 3966:2012 tentang Cara Uji Kekakuan
Tekan dan Geser Bantalan Karet Jembatan.

5.2 Saran
1. Dalam perencanaan pembangunan jembatan selalu mengacu pada
peraturan, landasan ataupun standar terbaru yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang.
2. Ketelitian adalah salah satu unsur penting dalam tercapainya hasil yang
memuaskan.
3. Untuk perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) harus
menggunakan data yang akurat mengenai harga material, alat dan upah
yang berada di daerah proyek tersebut.
4. Dalam merencanakan suatu konstruksi unsur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah hal yang harus diperhatikan karena
dapat mempengaruhi jalannya proyek.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2004. RSNI T-12-2004 Standar Perencanaan


Struktur Beton Untuk Jembatan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 03-2847-2019 Tata Cara Perhitungan


Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 3966:2012 Cara Uji Kekakuan Tekan
dan Kekakuan Geser Bantalan Karet Jembatan. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 2016. SNI 1725:2016 Pembebanan Untuk


Jembatan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 2016. SNI 2833:2016 Perencanaan Jembatan


Terhadap Beban Gempa. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Bagus, Priambodo Raharjo. 2020. Studi Perbandingan Gelagar Jembatan Baja


Taman Sengkaling dan Menggunakan Gelagar Beton Prategang. Jember:
Universitas Muhammadiyah Jember.

Bowles, Joseph Edward. 1997. Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid
1. Jakarta: Erlangga.

Bowles, Joseph Edward. 2000. Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid
2. Jakarta: Erlangga.

Chen, Wai-Fah dan Lian Dhuan. 2000. Bridge Engineering Handbook. Florida:
CRC Press.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan. Jakarta: Kementerian PUPR.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2021. Panduan Praktis Perencanaan Teknis


Jembatan No. 02/M/BM/2021. Jakarta: Kementerian PUPR.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2022. Bagian III: Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) Bidang Bina Marga. Jakarta: Kementerian PUPR.

Hanafiah, dkk. 2020. Rekayasa Fondasi Untuk Program Vokasi. Yogyakarta:


Andi Offset.

HS, Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid I. Surabyaa: Sinar Wijaya.

723
724

Kiswanto, Muhammad Khalis. 2020. Perencanaan Struktur Atas Jembatan Beton


Prategang T-Girder STA 6+300 Pada Pembangunan Jalan Tol Pandaan-
Malang. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Lin, T.Y. dan Ned H. Burns. 2000. Desain Struktur Beton Prategang Edisi yang
Disempurnakan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Manu, Agus Iqbal. 1996. Dasar-Dasar Perencanaan Jembatan Beton Bertulang.


Jakarta: Mediatama Saptakarya.

Mukomoko, J. A. 1993. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta:


Gaya Media Pratama.

Nawy, Edward George. 2001. Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar


Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Pemerintah Republik Indonesia. 2012. PP Nomor 55 Tahun 2012 Tentang


Kendaraan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Raju, N Krishna. 1989. Beton Prategang Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Rani, Hafnidar A. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Deepublish.

Sastraatmadja, A. Soedradjat. 1984. Analisa Anggaran Pelaksanaan. Bandung:


Nova.

Setiawan, Agus. 2016. Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI


2847:2013. Jakarta: Erlangga.

Siswanto, Agus Bambang dan Mukhammad Afif Salim. 2019. Manajemen


Proyek. Semarang: Pilar Nusantara.

Struyk, H. J. dan K. H. C. W. Van Der Veen. 1995. Jembatan. Jakarta: Pradnya


Paramita.

Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Muntohar. 2007. Jembatan. Yogyakarta:


Beta Offset.

Vis, W.C. dan Gideon Kusuma. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton


Bertulang. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai