Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Jembatan sebagai salah satu sarana penting untuk lalu-lintas kendaraan, memiliki

peran yang vital untuk melanjutkan program pembangunan ekonomi dan menyebarkan pusat-

pusat ekonomi lainnya.

Di beberapa negara di kalangan internasional, sejak beberapa tahun berselang

pembangunan Jembatan telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari segi struktur,

teknologi, material serta tidak mengesampingkan faktor estetika. Bahkan Jembatan-Jembatan

dengan bentang ribuan meter telah dibangun di beberapa wilayah di dunia termasuk

Indonesia. Status Indonesia sebagai Negara kepulauan juga tentu memiliki banyak Jembatan

besar dan kecil dengan berbagai tipe, sepeti Jembatan Mahakam Hulu (789 m), Jembatan

Mahakam(400 m), Jembatan Barito (1082 m), Jembatan Kutai Kertanegara (580m), Jembatan

Ampera (1117 m) dan banyak lainnya.

Di Indonesia umumnya terdapat Jembatan dengan tipe rangka baja dan tipe gelagar,

dalam perencanaanya perlu pengetahuan yang baik tentang sifat-sifat struktur dan metode

perencanan yang digunakan guna mencapai suatu Jembatan yang kuat dan ekonomis, untuk

Jembatan dengan bentang dibawah 30m misalnya, Jembatan jenis gelagar adalah pilihan yang

sederhana dalam struktur Jembatan baja, dengan gelagar induk yang dihasilkan tidak terlalu

besar. Jembatan ini memiliki penampang yang lebih ringan daripada tipe rangka baja. Dari

segi maintenance, juga akan lebih mudah perawatan pada Jembatan gelagar untuk bentang

pendek.

Namun berbeda jika bentang Jembatan 40-100m, apabila masih menggunakan

gelagar induk berupa profil menerus akan dibutuhkan suatu gelagar yang sangat besar dan

Universitas Sumatera Utara


biasanya dibutuhkan gelagar induk dalam jumlah banyak (lebih dari 2 gelagar Induk), Hal ini

berdampak badan gelagar harus memiliki ketebalan yang cukup atau menambah perkuatan

yang banyak pada badan. Karena alasan itulah pemilihan jenis rangka baja dinilai lebih

efisien dan ekonomis untuk bentang ini, dengan variasi rangka baja yang banyak telah

dibangun seperti rangka baja tipe Canada, Australia, Warren Truss(Belanda), Callender

Hamilton (Inggris), Pelengkung. Tentu perencana perlu perencanaan yang lebih cermat guna

memilih tipe Jembatan rangka yang dipilih.

Program PU Sumatera Utara untuk mengganti Jembatan Tanjung Selamat bentang

60m dengan Jembatan baru ini akan menjadi objek perbandingan penulis, melihat kondisi

baja yang telah korosi terutama komponen utama gelagar dan pelat lantai beton. Dengan

kondisi kerusakan tersebut akan menyebabkan menurunnya kekakuan dan kapasitas Jembatan

dalam melayani lalu lintas. Survey penulis pada Jembatan lansung menunjukan jalur lalu

lintas yang dilalui oleh kendaran hanya untuk satu arah (lebar 3m), sehingga sering sekali

terjadi kemacetan pada jalur masuk kedua pintu Jembatan. Jembatan ini memiliki bentang

60m dengan jenis rangka baja, lebar Jembatan 3m dan melayani lalu lintas jalan kelas II.

Jembatan yang baru dibangun disebelah Jembatan lama menggunakan rangka baja tipe

Australia dengan lebar Jembatan 7m.

Penulisan tugas akhir ini sebagai studi perencanaan struktur atas (superstruktur)

Jembatan Tanjung Selamat dengan variasi berbeda guna mencapai hasil perencanaan dari

segi ekonomis. Jenis Jembatan ini yang dipilih penulis terdiri dari 2 variasi.

Universitas Sumatera Utara


1.2. PERMASALAHAN

Di Indonesia telah banyak didesain Jembatan rangka baja dengan berbagai variasi,

seperti halnya rangka baja pada Jembatan Tanjung Selamat. Dalam tugas akhir ini bagian

Jembatan yang akan direncanakan hanyalah struktur atas (superstruktur). Hasil-hasil

perencanaan nantinya akan dibandingkan berdasarkan volume baja yang akan digunakan.

Hasil evaluasi ini diharapkan dapat memberikan masukan juga diharapkan menjadi bahan

masukan dan saran perencanaan dikemudian hari.

Untuk keperluan ini juga dalam tugas akhir ini dibutuhkan beberpa referensi yang

mendukung antara lain, SNI 03-1729-2002, American Institute of Steel Construction

2005(AISC 2005), Bridge Management Sistem 1992 (BMS’92), Peraturan Muatan untuk

Jembatan Jalan Raya.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membandingkan ekonomisasi hasil

perencanaan dari segi volume rangka baja (kg) jembatan rangka baja tipe Australia pada

proyek pembangunan Jembatan Tanjung Selamat dengan rangka baja jembatan yang

direncanakan pada tugas akhir ini.

1.4. PEMBATASAN MASALAH

Yang menjadi masalah batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :

1. Model struktur bangunan yang ditinjau adalah Jembatan Tanjung Selamat dengan

bentang 60m.

2. Perbandingan ekonomisasi dari segi volume rangka baja yg direncanakan.

3. Komponen struktur yang dibandingkan hanyalah struktur atas Jembatan.

4. Analisa yang digunakan adalah analisa elastis.

Universitas Sumatera Utara


5. Jenis Struktur adalah Statis Tertentu.

6. Tebal lantai Jembatan dan mutu beton serta penulangan diambil dari data lapangan

7. Sistem sambungan untuk gelagar memanjang dan melintang disesuaikan menurut

keadaan lapangan

8. Ikatan angin dan pengaku Jembatan disesuiakan dengan kondisi di lapangan

9. Faktor estetika Jembatan tidak diperhitungkan.

1.5. METODOLOGI PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah perencanaan

yaitu dengan menggunakan data-data dan keterangan dari buku-buku yang berhubungan

dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan-masukan dari Dosen pembimbing.

Untuk analisis struktur dalam menghitung gaya-gaya dalam yang terjadi dalam struktur

dilakukan dengan analisa garis pengaruh untuk kondisi pembebanan paling berbahaya.

Berikut ini adalah metodologi yang digunakan dalam penulisan Tugas akhir ini :

I. Pendahuluan

II. Peraturan Perencanaan

III. Pengumpulan Data Lapangan

IV. Dimensi Jembatan

VII.Kesimpulan dan Saran

VII.1. Kesimpulan

VII.2. Saran

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai