Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh:
AMELIA ROSNAIDA
F1A 017 010
Metode perencanaan jembatan ini dimulai dengan tahap persiapan, kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan data dan studi literatur meliputi data jembatan, data gambar, buku referensi, peraturan-
peraturan yang terkait, dll. Tahap selanjutnya yaitu preliminary design, dimana profil rangka baja yang
digunakan diambil dari tabel profil konstruksi baja Ir. Gunawan 1987 dan analisis perhitungan struktur
baja menggunakan metode LRFD. Selanjutnya dilakukan analisa pembebanan berdasarkan SNI
1725:2016 dan untuk perhitungan gaya batang menggunakan Software SAP 2000 versi student.
Dilanjutkan dengan analisa struktur bangunan atas jembatan. Tahap selanjutnya yaitu perencanaan dan
analisa struktur bawah jembatan. Setelah perencanaan dan analisa struktur atas dan bawah jembatan
sudah selesai, dilanjutkan dengan tahap terakhir yaitu gambar desain jembatan.
Dari hasil analisa didapatkan jembatan rangka baja tipe transfield australia dengan tinggi
jembatan 6 meter, lebar jembatan 9,6 meter. Beban yang diterima oleh jembatan yaitu 6715,199 kN berat
sendiri (MS), 1,6 kN/m2 beban mati tambahan (MA), 9,407 kN/m beban lajur (BTR), 94,668 kN beban
lajur (BGT), 4,5 kN/m beban pejalan kaki (TP), 1,616 kN gaya rem (TB), 10,710 kN angin tekan dan
5,355 kN angin hisap (Ews), 6,834 kN beban angin pada kendaraan (Ewl), 40,356 kN beban gempa (EQ).
Adapun hasil analisa perhitungan struktur atas yaitu didapatkan pipa sandaran dengan diameter 76,3 mm,
trotoar dengan f’c 30 MPa setebal 0,25 m dan lebar 0,9 m, pelat lantai kendaraan dengan tebal 0,25 m dan
lebar 7 meter, dan untuk profil baja yang digunakan untuk bangunan atas yaitu WF 400 x 300 x 10 x16
untuk gelagar memanjang, 800 x 300 x 14 x 22 untuk gelagar melintang, gelagar induk (400 x 400 x 45 x
70 untuk batang atas, 400 x 400 x 18 x 28 untuk batang bawah, dan 400 x 400 x 20 x 35 untuk batang
diagonal), WF 150 x 150 x 7 x 10 untuk ikatan angin atas, L 175 x 175 x 15 untuk ikatan angin bawah
dan 900 x 900 mm untuk ukuran elastomer. Dimensi bangunan bawah digunakan abutment dengan tinggi
(H) 6 meter dan lebar pile cap (B) 4 meter f’c 30 MPa dan fondasi tiang pancang dengan diameter 0,8 m,
jumlah tiang 6 buah untuk masing-masing abutment dengan kedalaman 15 meter.
Kata Kunci: Jembatan Rangka, Transfield Australia, Baja, Struktur Atas, Struktur Bawah
1
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping
1
1. PENDAHULUAN Internasional, MotoGP tentunya akan
menjadi sasaran utama bagi wisatawan lokal
Latar Belakang
maupun mancanegara. Untuk itu,
Kondisi geografis Indonesia yang transportasi di Kabupaten Lombok Tengah
memiliki berbagai macam jenis kontur dari harus lancar dan mudah diakses.
pegunungan hingga dataran rendah
diperlukan sarana penghubung antar daerah Alternatif jembatan yang ditawarkan
satu dengan daerah lain agar akses suatu disini adalah jembatan rangka baja tipe
perjalanan berjalan lancar, maka untuk Transfield Australia mengingat lokasi
memperlancar perjalanan tersebut dibangun jembatan pada perbatasan dapat menjadi
jembatan. Jembatan adalah suatu struktur ikon bagi daerah tersebut dengan desain
bangunan yang berfungsi untuk jembatan yang indah dalam desain
menghubungkan dua bagian jalan yang arsitekturalnya.
terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai, Jembatan dengan rangka baja
saluran irigasi dan pembuangan, jalan kereta memiliki banyak kelebihan, diantaranya
api, waduk, dan lain-lain. Struktur ini adalah mutu bahan jembatan ini seragam
memudahkan aktivitas manusia dalam sehingga kekuatannya juga seragam karena
bertransportasi baik menggunakan merupakan buatan pabrik. Kelebihan yang
kendaraan bermotor maupun kendaraan tak kedua adalah jembatan jenis ini memiliki
bermotor. kuat tekan dan kuat tarik yang tinggi
sehingga dengan material yang sedikit
Jembatan Sulin merupakan jembatan mampu memenuhi kebutuhan struktur.
yang berlokasi di perbatasan wilayah antara Kelebihan selanjutnya adalah pemasangan
Kabupaten Lombok Barat dengan jembatan rangka baja relatif cepat dan dapat
Kabupaten Lombok Tengah tepatnya pada menghemat tenaga kerja karena material
ruas jalan nasional Gerung/Patung Sapi BIL baja dibuat di pabrik sehingga hanya
(Bandara Internasional Lombok) KM 4+719 membutuhkan pekerjaan pemasangan di
pada koordinat 8°40’19”S 116°10’18”E 37 Bagaimana lapangan.
m). Berdasarkan data kondisi eksisting, Rumusan Masalah
jembatan dengan ruas 4 lajur 2 arah ini
dibangun menggunakan sistem struktur 1. Menghitung pembebanan yang bekerja
beton pratekan yang memiliki panjang pada struktur jembatan ?
bentang 60 meter (30 m + 30 m) dengan 2. Bagaimana menghitung gaya batang
pilar ditengahnya dan lebar melintang 11 yang bekerja pada rangka baja tipe
meter (7 meter ruas jalan dan trotoar 2 transfield australia ?
meter). Jembatan Sulin merupakan salah 3. Berapa dimensi profil baja pada gelagar
satu prasarana transportasi darat yang memanjang, melintang dan induk yang
mempunyai peranan penting terhadap diperlukan untuk memikul semua beban
perkembangan perekonomian, sosial, politik, yang bekerja?
pertahanan dan keamanan di Pulau Lombok, 4. Bagaimana merencanakan sambungan
mengingat lokasinya yang berada pada ruas yang digunakan pada struktur rangka
jalan nasional. Jembatan Sulin ini jembatan ?
merupakan akses penghubung kota Mataram 5. Bagaimana merencanakan struktur bawah
dengan BIL (Bandara Internasional jembatan ?
Lombok) maupun sebaliknya. Selain itu, Tujuan Perencanaan
jembatan ini juga sangat diperlukan
mengingat kawasan wisata Lombok Tengah 1. Mengetahui pembebanan yang bekerja
merupakan kawasan wisata yang cukup pada struktur jembatan.
diminati oleh wisatawan lokal maupun 2. Mengetahui gaya batang yang bekerja
mancanegara terutama daerah Kuta yang pada rangka baja tipe Transfield
sekarang juga tengah dilakukan Australia.
pembangunan Sirkuit Mandalika untuk 3. Mengetahui dimensi profil gelagar
penggelaran ajang balap motor memanjang, melintang dan induk yang
2
diperlukan untuk memikul semua beban truss dinilai lebih kuat, lebih ekonomis dan
yang bekerja. dapat dipasang pada bentang pendek,
4. Mengetahui sambungan yang akan menengah serta pada bentang yang panjang.
digunakan dalam desain struktur rangka
jembatan.
5. Mengetahui dimensi struktur bangunan
bawah jembatan. Landasan Teori
(Nasution, 2012) Jembatan rangka
Manfaat Perencanaan
adalah jembatan yang tersusun dari batang-
1. Memberikan acuan perancangan apabila batang yang dihubungkaan satu sama lain
jembatan akan direalisasikan. dengan pelat buhul, dengan pengikat paku
2. Memberikan perancangan yang tidak keling, baut atau las.
hanya bermanfaat sebagai jembatan
penyebrangan tetapi juga sebagai ikon
dengan desain yang estetik.
3. Menjadi referensi bagi mahasiswa
tentang bagaimana perancangan jembatan
menggunakan rangka baja tipe Transfield
Australia. Gambar 2.1 Jembatan Rangka Baja
Batasan Masalah Transfield Australia
(Sumber : https://nusantarabajaprima.com)
1. Tidak melakukan peninjauan terhadap
analisis biaya manajemen konstruksi dan Komponen jembatan rangka baja
metode pelaksanaan. terdiri dari struktur bangunan atas (sandaran,
2. Perhitungan struktur baja menggunakan trotoar, pelat lantai, gelagar memanjang,
metode LRFD. gelagar melintang, rangka induk, ikatan
3. Tidak meninjau kestabilan profil sungai. angin, dan elastomer) dan struktur bangunan
4. Tidak menghitung data hidrologi. bawah (abutment, dan fondasi).
5. Tidak merencanakan perkerasan dan Pada perencanaan jembatan ini,
desain jalan pendekat (oprit). semua beban dan gaya yang bekerja pada
6. Tinjauan mencakup struktur bangunan konstruksi dihitung berdasarkan standar
atas dan bangunan bawah jembatan. pembebanan jembatan yaitu SNI 1725:2016
7. Tidak membandingkan dengan hasil yang terdiri dari :
analisa existing jembatan. 1. Beban sendiri (MS)
8. Denah jembatan mengikuti eksisting Yaitu berat dari bangunan dan elemen-
yang sudah ada. elemen struktural lain yang dipikulnya.
2. Beban mati tambahan (MA)
2. DASAR TEORI Yaitu berat elemen nonstruktural.
Tinjauan Pustaka 3. Beban lajur (TD), yang terdiri dari BTR
dan BGT.
(Supriyadi dkk, 2007) Jembatan 4. Pembebanan untuk pejalan kaki (TP)
adalah suatu bangunan yang memungkinkan Beban pejalan kaki dengan intensitas 5
suatu jalan menyilang sungai atau saluran kPa.
air, lembah atau menyilang jalan lain yang 5. Gaya rem (TB)
tidak sama tinggi permukaannya. 25% dari berat gandar truk desain
(Asiyanto, 2008) Jembatan rangka 5% berat truk rencana ditambah beban
baja adalah struktur jembatan yang terdiri lajur terbagi rata BTR.
dari rangkaian batang-batang baja yang 6. Gaya angin, yang terdiri dari Ews dan
dihubungkan satu dengan yang lain. Ewl.
7. Pengaruh gempa (EQ)
(Jaelani, 2015) Penggunaan struktur EQ = x (2.1)
rangka baja tipe Transfield Australia yang
tidak lain adalah struktur rangka tipe warren Keterangan :
3
EQ : gaya gempa horizontal statis (kN) Keterangan :
Csm : koefisien respon gempa elastis rm : koefisien reduksi
Rd : faktor modifikasi respon P : beban roda
Wt : berat total struktur dari beban mati m1 : koefisien momen lebar pelat
dan beban hidup yang sesuai (kN) m2 : koefisien momen panjang pelat
8. Pengaruh temperatur (ET).
9. Kombinasi pembebanan yang terdiri dari
Kuat I, Kuat II, Kuat III, Kuat IV, Kuat
Pada pelat lantai kendaraan
V, Ekstrem I, Ekstrem II, Daya layan I,
jembatan rangka baja tipe Transfield
Daya layan II, Daya layan III, Daya layan
Australia terdapat deck plat yang
IV.
berfungsi untuk mendukung seluruh
Perencanaan struktur bangunan atas beban yang terjadi pada pelat lantai.
jembatan, terdiri dari : 4. Perencanaan gelagar
Terdiri dari gelagar memanjang
1. Railing (tiang sandaran)
dan gelagar melintang.
Berfungsi untuk memberikan
kontrol kekuatan penampang (Setiawan,
keamanan kepada pengguna jalan.
2008) :
2. Trotoar
Menurut SNI 1725:2016 bahwa Mu ≤ ϕb.Mn (2.8)
semua komponen trotoar yang lebih lebar
Keterangan :
dari 600 mm harus direncanakan untuk
Mu : momen lentur akibat beban (kNm)
memilkul beban pejalan kaki dengan
ϕb : 0,90
intensitas 5 kPa.
Mn : tahanan momen nominal (kNm)
3. Pelat lantai kendaraan
Perhitungan shear connector :
Tebal minimum (ts) pelat sesuai
dengan SNI-T-12-2004 : N= (2.9)
ts ≥ 200 mm (2.2)
Keterangan :
ts ≥ (100 + 40.l ) mm (2.3) N : jumlah stud
Keterangan : Vh : gaya geser horizontal (N)
ts : tebal pelat lantai (mm) Qn : kekuatan geser satu stud (N)
l : bentang pelat diukur dari pusat ke 5. Perencanaan rangka induk
tumpuan (m) Batang tarik
Perencanaan struktur lantai Tu ≤ ϕ.Tn (2.10)
kendaraan menggunakan metode
M.Pigeud. Keterangan :
Tu : gaya tarik aksial terfaktor (N)
u = 0,75 + 2h (2.4) ϕ : 0,90
v = 0,25 + 2h (2.5) untuk kondisi leleh
0,75 untuk kondisi fraktur
Keterangan : Tn : tahanan nominal (N)
u : asumsi panjang bidang beban roda
(mm) Batang tekan
v : asumsi lebar bidang beban roda Nu ≤ ϕ.Nn (2.11)
(mm)
h : tinggi penyebaran beban roda Keterangan :
(mm) Nu : beban terfaktor (N)
ϕ : 0,85
Menghitung momen lentur pada Nn : kuat tekan nominal (N)
arah lebar dan panjang pelat, Mx dan My :
6. Perencanaan sambungan
Mx = rm.P (m1 + 0,15m2) (2.6)
Tabel 2.1 Tipe-tipe baut
My = rm.P (m2 + 0,15m1) (2.7)
4
Keterangan :
SF : faktor keamanan
Mp : momen penahan guling (kNm)
Mh : momen penyebab guling (kNm)
Keamanan terhadap geser
SF = ≥ 1,5 (2.16)
SF = ≥2 (2.15)
5
Gambar 4.1 Potongan Memanjang Rencana
Jembatan Sulin
1. Perencanaan Sandaran
Berdasarkan tabel profil baja
(Gunawan, 1987), digunakan pipa baja BJ
37 diameter 76,3 mm dengan tebal 3,2 mm.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Kontrol lendutan
Data perencanaan (Preliminary Design) :
Δ= ϕ
Panjang jembatan, L : 60,85 m
Tinggi jembatan, H :6m = 11,451 mm ϕ 13,383 mm .. OK !!
6
Gambar 4.3 Penulangan Trotoar pada kendaraan (Ewl), 40,356 kN beban
gempa (EQ).
3. Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan
Tebal minimum (ts) pelat sesuai
dengan SNI-T-12-2004 :
ts ≥ 200 mm atau ts ≥ (100 + 40l ) mm
ts ≥ (100 + 40.1,4 ) mm
ts ≥ 156 mm Gambar 4. 5 Berat Sendiri (MS)
Dari syarat tersebut direncanakan
tebal pelat kendaraan sebesar 250 mm. Pada
pelat lantai kendaraan jembatan ini, lantai
beton menggunakan lembaran baja
gelombang (deck plate). Deck Plat yang
digunakan diambil dari brosur PT. Union
Metal jenis union floor deck W-1000.
Sebelum beton mengeras
Gambar 4. 6 Beban Mati Tambahan (MA)
ϕ.Mn ≥ Mu
569,439 kNm > 553,917 kNm .. OK !!
Setelah beton mengeras
ϕ.Mn ≥ Mu
1380,835 kNm > 828,523 kNm .. OK !!
Kontrol geser
ϕ.Vn ≥ Vu Gambar 4.7 Beban Terbagi Rata (BTR)
544,968 kN > 453,538 kN .. OK !!
7
Gambar 4. 9 Gaya Rem (TB)
8
N= = = 32 stud - Perencanaan batang tepi atas
Nu = 12956,596 kN (GPA 397 Kuat I)
S = = 158,469 mm
Arah sumbu kuat (x)
Maka jumlah stud yang digunakan Nu ≤ ϕ.Nn
adalah 32 stud dengan jarak 158,469 mm.
12956,596 kN ≤ 18465,919 kN .. OK !!
Arah sumbu lemah (y)
Nu ≤ ϕ.Nn
Gambar 4.14 Pemasangan Shear Connector 12956,596 kN ≤ 16308,389 kN .. OK !!
pada Gelagar Memanjang
Jadi, profil WF 400 x 400 x 45 x 70
- Gelagar melintang (Diafragma) dapat digunakan sebagai batang atas yang
Mu = 629,220 kNm mengalami tekan
9
Tu ≤ ϕ.Tn 53,606 kN ≤ 1047,6541 kN .. OK !!
4816,154 kN ≤ 9414,270 kN .. OK !! Kondisi fraktur
Kondisi fraktur Tu ≤ ϕ.Tn
Tu ≤ ϕ.Tn 53,606 kN ≤ 1111,725 kN .. OK !!
4816,154 kN ≤ 10614,375 kN .. OK !! Kelangsingan penampang
Kelangsingan penampang imin = 4,232 cm ϕ imin = 6,39 cm
imin = 2,714 cm ϕ imin = 10,4 cm Jadi, profil WF 150 x 150 x 7 x 10
dapat digunakan sebagai batang diagonal
Jadi, profil WF 400 x 400 x 20 x 35
ikatan angin atas yang mengalami tarik.
dapat digunakan sebagai batang diagonal
yang mengalami gaya tekan dan tarik. - Perencanaan Ikatan Angin Bawah
- Perencanaan Ikatan Angin Atas 1. Batang diagonal yang mengalami tekan
1. Batang vertikal Nu = 74,765 kN (IB 73 Kuat III)
Nu = 58,512 kN (IA 404 Kuat III) Nu ≤ ϕ.Nn
Arah sumbu kuat (x) 74,765 kN ≤ 186,847 kN .. OK !!
Nu ≤ ϕ.Nn Jadi, profil L 175 x 175 x 15 dapat
digunakan sebagai batang diagonal ikatan
58,512 kN ≤ 283,836 kN .. OK !!
angin bawah yang mengalami tekan.
Arah sumbu lemah (y)
2. Batang diagonal yang mengalami tarik
Nu ≤ ϕ.Nn
Tu = 61,636 kN (IB 50 Kuat III)
58,512 kN ≤ 97,724 kN .. OK !!
Kondisi leleh
Jadi, profil WF 150 x 150 x 7 x 10
dapat digunakan sebagai batang vertikal Tu ≤ ϕ.Tn
ikatan angin atas yang mengalami tekan. 61,636 kN ≤ 1310,481 kN .. OK !!
2. Batang diagonal yang mengalami tekan Kondisi fraktur
Nu = 70,913 kN (IA 269 Kuat III) Tu ≤ ϕ.Tn
Arah sumbu kuat (x) 61,636 kN ≤ 1451,588 kN .. OK !!
Nu ≤ ϕ.Nn Kelangsingan penampang
70,913 kN ≤ 212,968 kN .. OK !! imin = 4,232 cm ϕ imin = 5,35 cm
Arah sumbu lemah (y) Jadi, profil L 175 x 175 x 15 dapat
Nu ≤ ϕ.Nn digunakan sebagai batang diagonal ikatan
angin bawah yang mengalami tarik.
70,913 kN ≤ 73,352 kN .. OK !!
- Lendutan Pada Rangka Utama
Jadi, profil WF 150 x 150 x 7 x 10
dapat digunakan sebagai batang diagonal Lendutan pada rangka dihitung
ikatan angin atas yang mengalami tekan. menggunakan SAP 2000.
10
Tabel 4.3 Jumlah baut pada batang
Gambar 4.16 Lendutan Batang Pada Rangka horizontal bawah
Utama
7. Perencanaan Sambungan
- Gelagar memanjang dengan gelagar
melintang
Menggunakan baut tipe A325 dengan
diameter 25,4 mm dengan tebal pelat
penyambung 13 mm. Tabel 4.4 Jumlah baut pada batang diagonal
N= = = 5,07 ~ 8 baut
N= = = 7,19 ~ 8 baut
Gambar 4.18 Gambar Sambungan
- Sambungan rangka utama - Sambungan ikatan angin
Menggunakan baut tipe A325 dengan Menggunakan baut tipe A325 dengan
diameter 31,2 mm dengan tebal pelat diameter 12,7 mm dengan tebal pelat
penyambung 20 mm. penyambung 9 mm.
Ikatan angin atas (vertikal)
N= = = 1,494 ~ 2 baut
Tabel 4.2 Jumlah baut pada batang
horizontal atas Ikatan angin atas (diagonal)
N= = = 1,81 ~ 4 baut
11
Gambar 4.19 gambar sambungan pada
ikatan angin atas diagonal
Ikatan angin bawah
N= = = 1,573 ~ 4 baut
9. Perencanaan Abutment
Tabel 4.5 Rekapitulasi Kombinasi Beban
Geser arah y
Tabel 4.9 Kontrol Stabilitas Abutment
Terhadap Geser Arah y
12
- Penulangan Abutment
13
untuk masing-masing abutment sedalam 15 m
dengan diameter 0,8 m.
Saran
1. Sebelum melakukan analisis perhitungan
struktur jembatan sebaiknya seorang
perencana mencermati beban-beban yang
bekerja pada masing-masing bagian struktur
dan disesuaikan dengan peraturan yang
digunakan sebagai acuan, dalam hal ini
menggunakan SNI terbaru.
2. Sebelum melakukan perencanaan, disarankan
untuk mengumpulkan beberapa referensi
yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
perencanaan.
3. Sebelum menentukan jenis dan bahan yang
akan digunakan dalam mendesain jembatan,
alangkah baiknya memperhatikan batasan-
batasan dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Perancangan Bantalan
Elastomer Untuk Perletakan Jembatan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat: Jakarta.
14