Surabaya 2009
PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN
Abstrak
Jembatan merupakan suatu stuktur yang melintaskan alur jalan melewati rintangan yang ada tanpa menutupnya.
Jembatan dapat digunakan untuk melintasi sungai, jalan, atau bahkan untuk menghubungkan antar pulau. Dikarenakan
wilayah di Indonesia memiliki karakteristik tanah yang berbeda-beda maka diperlukan perhatian khusus pada perencanaan
jembatan. Hal tersebut menjadi penting karena berkaitan dengan kestabilan struktur. Jika kondisi tanah kurang
diperhatikan maka bahaya keruntuhan, kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi akan sangat besar.
Beban-beban yang dipakai untuk merencanakan jembatan ini akan mengacu pada peraturan RSNI T-02-2005 dan
BMS 1992. RSNI T-02-2005 merupakan peraturan pembaruan dari BMS 1992 karena besar beban lalu-lintas yang terjadi
di lapangan semakin lama semakin meningkat. Adanya peraturan pembebanan dimaksudkan untuk memberikan peraturan
dan saran-saran untuk perencanaan jembatan di Indonesia yang dapat menjamin tingkat keamanan, tingkat penggunaan
dan tingkat penghematan yang dapat diterima dalam struktur jembatan. Sedangkan perencanaan struktur atas jembatan
megacu pada peraturan AISC-LRFD.
Dalam tugas akhir ini akan direncanakan struktur jembatan busur rangka dengan lantai kendaraan di bawah.
Jembatan busur merupakan bentuk struktur jembatan yang mengambil keuntungan gaya tekan pada struktur lengkungnya.
Bentuk lengkung tersebut dapat menguangi momen lentur pada jembatan sehingga penggunan bahan lebih efisien
dibandingkan gelagar parallel. Baja merupakan bahan konstruksi yang memiliki kekuatan cukup tinggi dan kemampuan
untuk berdeformasi secara nyata sebelum kegagalan terjadi dapat mencegah runtuhnya stuktur secara tiba-tiba. Profil baja
sendiri memiliki keuntungan karena dapat dibuat di pabrik sehingga proses pemasangan akan cepat.
Untuk menganalisa struktur atas jembatan digunakan bantuan program SAP 2000, sehingga dapat diketahui gaya-
gaya batang dan besar reaksi yang akan digunakan untuk merencanakan struktur bawah jembatan.
1.3 TUJUAN
Adapun yang menjadi maksud dan tujuan dalam
penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mendesain lay out awal struktur jembatan.
Salah satu jenis jembatan busur dimana letak
2. Dapat menentukan jenis pembebanan yang akan
lantainya berada tepat di springline busurnya.
digunakan dalam desain.
3. Dapat merencanakan profil yang akan dipakai pada 9 A Half – Through Arch
struktur atas jembatan.
4. Dapat menganalisa perhitungan kekuatan profil
terhadap gaya dalamnya.
5. Dapat mengontrol desain profil terhadap kekuatan dan
kestabilan struktur dengan bantuan program SAP.
6. Dapat merencanakan pilar jembatan.
7. Dapat menuangkan hasil bentuk desain dan analisa ke
dalam bentuk gambar teknik. Salah satu jenis jembatan busur dimana lantainya
kendaraannya berada di antara springline dan
1.4 BATASAN MASALAH bagian busur jembatan, atau berada di tengah-
tengah.
2. Batang Lengkung : bagian dari struktur yang
memikul beban di sepanjang jembatan.
3. Abutment dan pilar : struktur bagian bawah
jembatan yang berfungsi menyangga deck
langsung ke tebing atau tepi sungai dan
menyalurkan beban-beban yang diterima oleh
deck kebagian pondasi.
4. Pondasi untuk abutmen dan pilar, bisa berupa
tiang pancang
5. Approach bridge : berfungsi untuk
menghubungkan jembatan terhadap jalan
6. Handrail
- Tekanan tanah.
Koefisen tekanan tanah nominal harus dihitung dari
sifat – sifat tanah yang ditentukan berdasarkan pada
kepadatan, kadar kelembaban, kohesi sudut geser
dalam dan sebagainya. Gambar 2.11 Pembebanan Angin
=
1 ⎧⎪ ⎛ 2 x 12,101 x 0,490 ⎞ ⎪⎫
x ⎨1 − ⎜1 − ⎟⎬
12,101 ⎪⎩ ⎝ 360 ⎠ ⎪⎭
= 0,001
1,4 1,4
ρmin = = = 0,004
fy 360 Gambar 5.1 Detail Perencanaan Gelagar
ρperlu < ρmin → Pakai ρmin = 0,004 Untuk perencanan gelagar memanjang dipilih profil WF
Asperlu = ρ x b x d = 0,004 x 200 x 155 dengan dimensi : 400 x 300 x 9 x 14
= 124 mm2 Data – data profil :
Pakai tulangan 4 Φ 10 → ( As = 314 mm2 ) A = 118,27 cm2; ix = 17,2 cm; Zx = 1758 cm3
Kontrol Kekuatan Pipa g = 92,8 kg/m; iy = 7,32 cm ; Zy = 420 cm3
Beban sandaran ( w’ ) = 0,75 kN/m d = 400 mm; Ix = 35163 cm4
= 0,75 kg/cm b = 300 mm ; Iy = 6302 cm4
Beban terpusat = 100 kg tf = 14,00 mm ; Sx = 1740 cm3
tb = 9,00 mm ; Sy = 418 cm3
Pembebanan
Beban Mati
Berat pelat beton
= 0,22 x 1,4 x 2400 x 1,3 = 960,96 kg/m
Berat aspal
= 0,05 x 1,4 x 2200 x 1,3 = 200,2 kg/m
Kontrol Lendutan Berat bekisting
L 250 = 50 x 1,4 x 1,4 = 98 kg/m
Syarat lendutan = = = 0,69 Berat sendiri balok
360 360 = 92,8 x 1,1 = 103,73 kg/m
Qd (u) = 1362,89 kg/m
1
Akibat beban merata (fy)= MD = x Qd (u) x l 2
8
1
=
= x 1362,89 x 4,5 2 = 3450 kgm
8
= 0,74 Beban Hidup
Beban terbagi rata (UDL)
Menurut ketentuan RSNI T-02 2005 pada pasal 6.3 untuk
Akibat beban terpusat (fx)= :
L ≤ 30 m ; q = 9,0 kPa
⎡ 15 ⎤
= L > 30 m ; q = 9,0 ⎢ 0,5 + kPa
⎣ L ⎥⎦
= 0,63
Pembeban UDL :
L = 4,5 m ; q = 9 kPa = 900 kg/m2
= Beban yang bekerja :
= 0,97 < 1,04 QL = 900 x 1,4 x 1.8 = 2268 kg/m = 22,68 kN/m
Kontrol Kekuatan Lentur : Beban garis (KEL)
Beban garis (KEL) sebesar p kN/m, ditempatkan tegak
1 2
Muy = x 75 x 2.5 = 58,59 kgm lurus dari arah lalu – lintas pada jembatan dimana
8 besarnya :
1 P = 49 kN/m = 4900 kg/m
Mux = x 100 x 2,5 = 62,5 kgm Faktor beban dinamik yang berlaku untuk KEL
4 ditentukan melalui gambar 8 SNI T-02 2005, didapatkan
Mnx = Mny = 0.9 x fy x Zx
harga DLA = 30 %, sehingga beban yang bekerja dengan
= 0.9 x 2500 x 8,58
adanya faktor kejut DLA adalah :
= 19305 kg cm
P1 = (1 + DLA) x P x b1 x K U TD
= (1 + 0,3) x 49 x 1,4 x 1,8 = 160,52 kN
0,3 0,32 = 16052 kg
+ < 1
BAB V
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN
Mnx = Mpx
Mp = Zx x fy = 1758 x 2500 = 4.395.000
T ( 1 + 0,3 ) kgcm
ΦMn ≥ Mu
0,9 x 4.395.000 ≥ 3.306.600
3.955.500 ≥ 3.306.600 ⇒ OK !!
1/4 λ
gp.Mc
Kontrol lendutan
Persyaratan untuk lendutan per bentang memanjang →
Gambar 5.3 Pembebanan Akibat Beban Truck (L = 4,5 m)
1 Lendutan ijin :
ML2 = T (1 + 0,3) x x λ x KU
4 TT 1 1
Δ ijin = λ = x 450 = 0,562 cm
1 800 800
= 112,5 x (1 + 0,3 ) x x 4,5 x 1,8 Lendutan akibat beban hidup ( UDL + KEL ) :
4 4 3
= 296,16 kNm = 29.616 kgm o 5 QL λ 1 P1 L
Karena ML1 < ML2 , maka dipakai momen akibat beban Δ (udl + kel) = +
hidup yaitu ML = 29616 kgm 384 E I x 48 E I x
4
5 13,63 x ( 450 )
Kontrol kekuatan lentur = +
Mu = φ Mn 384 2,1 x 106 x 35.163
(3.450+ 29.616) x 100 = 0,9 x 2500 x Zx
3.306.600 = 2.250 Zx 1 16052 x (450)3
Zx ≥ 1.469,6 cm3 → (Anggap kompak) 48 2,1 x 106 x 35.163
= 0,010 + 0,412 = 0,422 cm
Kontrol penampang
Lendutan akibat beban truck :
P = 112,5 (1 + 30%) = 146,25 kN = 14.625 kg
3
1 P λ
Δo( T ) =
48 E I x
1 14.625 x ( 450 )3
= = 0,38 cm
48 2,1 x 106 x 35.163
Dipakai beban dari lendutan yang lebih besar yaitu =
0,422 cm
Δ o (udl + kel ) ≤ Δ ijin
0,422 ≤ 0,562 ⇒ OK !!
Kontrol geser
Gambar 5.4 Penampang Gelagar Memanjang Gaya geser maksimum terjadi apabila beban hidup
Badan : berada dekat dengan perletakan.
h = d–2(tf +r)
= 400 - 2 ( 14 + 22 ) = 328 mm
h 1.680
≤
tw fy
328 1.680
≤
9 250
36,44 ≤ 106,25 → OK !!
Sayap :
bf 170
≤
2 tf fy
Gambar 5.5 Garis Pengaruh Akibat Beban Hidup
300 170 Untuk beban hidup ( UDL + KEL ) :
( P x 1 ) + ⎛⎜⎝ Q
≤
2 x 14 250 1 ⎞
Va max = L1 x xλ⎟
10,71 ≤ 10,75 → OK !! 1 2 ⎠
Penampang kompak : Mnx = Mpx
= ( 160,52 x 1 ) + ⎛⎜ 13,63 x 1 x 4,5 ⎞⎟
Kontrol tekuk lateral ⎝ 2 ⎠
Dipasang shear connector praktis sejarak 120 cm sebagai = 191,19 kN = 19.119 kg
pengaku arah lateral. Untuk beban T :
Va max = T x ( 1 + 0,3 ) x 1
= 112,5 x 1 + 0,3 ( )x1 = 146,25 kN Berat kerb
= 0,2 x 2400 x 4,5 x 1,3 = 2808 kg/m
= 14.625 kg QD2 = 3.451,5 kg/m
Untuk beban Qd : Σ MB = 0
B
⎛ 1 ⎞ Ra x 10 =
Va max = ⎜ Qd x x λ ⎟
⎝ 2 ⎠ ( 2808 x 1,5 x 9,25 ) + ( 643,5 x 7 x 5 ) +
⎛ 1 ⎞ ( 2808 x 1,5 x 0,75 )
= ⎜ 1362,89 x x 4,5 ⎟
⎝ 2 ⎠ Ra x 10 = 38.961 + 22.522,5 + 3.159
= 3.066,5 kg Ra x 10 = 64.642,5 → Ra = 6.464,25 kg
Jadi Va yang digunakan adalah Va akibat beban hidup MQ2 = (Ra x 5) – (2808 x 1,5 x 4,25) – (643,5 x 3,5
sebesar 19.119 kg (menentukan) x 1,75)
h 1.100 = (6.464,25 x 5) – (2.808 x 1,5 x 4,25) – (643,5
≤ x 3,5 x 1,75)
tw fy = 32321,25 − 17901 − 3941,44
328 1.100 = 10.478,81 kgm
≤ Beban Hidup
10 250
Beban terbagi rata (UDL)
32,8 ≤ 69,57 ⇒ Plastis!! Untuk L = 4,5 m
Vu ≤ φ Vn Maka digunakan :
Vu ≤ 0,6 x fy x Aw → Aw = d x tb q = 9 kPa = 900 kg/m2
21.155 kg ≤ 0,6 x 2500 x 32,8 x 0,9 qUDL = q x λ x 1.8 = 900 x 4,5 x 1.8 = 7290
21.155kg ≤ 44.280 kg ⇒ OK!! kg/m
Beban garis (KEL)
5.2 Perencanaan Gelagar Melintang Beban P = 49 kN/m = 4900 kg/m dengan
Untuk perencanan awal gelagar melintang dipilih profil faktor DLA = 0,3
WF 900 x 300 x 18 x 34 Maka beban KEL yang bekerja adalah :
Data – data profil : PKEL = ( 1 + DLA ) x P
g = 286 kg/m ; Ix= 498.000 cm4 = ( 1 + 0,3 ) x 4900 x 1.8 = 11466 kg/m
2
A = 364 cm ; Iy= 15.700 cm4
Ix = 37 cm ; Zx= 12.221 cm3
Iy = 6,56 cm ; Zy= 1.619 cm3
d = 912 mm ; Sx= 10.900 cm3
b = 302 mm ; Sy= 1.040 cm3
tf = 34 mm
tw = 18 mm
4
Va x 10 - q1 x 5,5 x 5 - q2 x 0,75 x 8,125 – q2 x 0,75 x Dimana :
1,875 = 0 S = Jarak antar gelagar melintang
Va x 10 = (23.211 x 5,5 x 5)+( 11.605,5 x 0,75 x L = Lebar jembatan
8,125)+( 11.605,5 x 0,75 x 1,875) Untuk lebar effektif pelat beton diambil yang terkecil
725.340 yaitu 250 cm.
Va = = 72.534 kg
10 Menentukan Letak Garis Netral
Mmax L1 = Va x 5 – q2 x 0,75 x 3,125 – q1 x 2,75 x Luas beton :
1,375 AC = beff x tb = 2500 x 220 = 550000 mm2
= (72534 x 5) – (11605,5 x 0,75 x 3,125) – = 5500 cm2
(23211 x 2,75 x 1,375)
= 247.703 kgm
C = 0,85 x fc x be x tb
Va x 10 - q1 x 5,5 x 5,75 - q2 x 1,5 x 2,25 = 0 = 0,85 x 35 x 2500 x 220
Va x 10 = (23211 x 5,5 x 5,75 ) + (11605,5 x 1,5 = 16362500 N = 16.362,5 kN
x 2,25 ) Menentukan besar gaya T (gaya tarik profil baja)
773216 T = As x fy
Va = = 77.321,6 kg
10 = 56880 x 250
= 14220000 N = 14.220 kN 2,25 )
Menentukan harga a (tinggi stress block) pada pelat beton 773216
dengan persamaan : Va = = 77.321,6 kg
C = T 10
0,85 x fc x be x a = As x fy Jadi Va yang digunakan adalah Va akibat beban hidup
sebesar 77.321,6 kg (menentukan)
As x fy
a = h 1.100
0,85 x fc x be ≤
tw fy
14220000
= 795,86 1.100
0,85 x 35 x 2500 ≤
24 250
= 191,2 mm
Harga a = 191,25 mm < tc = 220 mm, hanya sebagian 33,16 ≤ 69,57 ⇒ Plastis!!
saja dari beton yang tertekan. Vu ≤ φ Vn
Menentukan momen nominal dari interaksi pelat beton Vu ≤ 0,6 x fy x Aw → Aw = d x tb
dengan baja : 77.321,6 kg ≤ 0,6 x 2500 x 93,3 x 2,4
d1 = ( tb – a/2 ) 77.321,6 kg ≤ 335.880 kg ⇒ OK!!
= ( 22 – 19,12 / 2 )
= 12,44 cm Kontrol Lendutan
d2 = d/2 Persyaratan untuk lendutan (L = 10 m)
= 933 / 2 Lendutan akibat beban hidup ( UDL + KEL ) :
= 466,5 mm = 46,65 cm
Mn = T ( d1 + d2 )
5 QL λ 4
Δ0(UDL + KEL) =
= 14.220 ( 12,44 + 46,65 ) 384 E Ix
= 840.259,8 kNcm = 8.402,6 kNm
Mult = MQ1 + MQ2 + M max L1 5 128,95 x (1000)4
= 81.395,8 + 16.882,4 + 247.703 =
384 2,1 x 106 x 844600
= 345.981 kgm = 3.459,8 kNm
Syarat Momen : = 0,95 cm
Mult < Ø Mn Lendutan ijin :
3.459,8 < 0,85 x 8.402,6 1 1
Δ ijin = λ = x 1000 = 1,25 cm
3.459,8 < 7.142,21 kNm 800 800
Gaya Geser Perhitungan Shear Connector
Gaya geser sebelum komposit. Untuk jarak perhitungan shear connector (BMS 7.6.8.3)
tidak boleh melebihi nilai sebagai berikut :
600 mm
2 x tebal lantai
4 x tinggi shear connector
Tinggi minimum dari paku shear connector adalah 75
mm dan jarak antara paku shear connector dengan ujung
Gambar 5.24 Beban Merata Geser Sebelum Komposit flens gelagar tidak boleh kurang dari 25 mm. Untuk
diameter paku shear connector tidak boleh melebihi :
Va = 0,5 x QD1 x B 1,5 x tebal plat flens bila plat memikul tegangan tarik.
Va = 0,5 x 6511,67 x 10 = 32.558,35 kg 2,0 x tebal plat flens bila tidak terdapat tegangan tarik.
Gaya geser setelah komposit. Digunakan shear connector jenis paku / stud dengan data
– data sebagai berikut :
Diameter = 24 mm < 1,5 x 42,67 = 64 mm
Tinggi total = 100 mm
Jarak melintang antar stud = 130 mm
Kuat beton fc’ = 35 MPa
fu = 500 Mpa
Gambar 5.25 Beban Merata Geser Setelah Komposit Kekuatan Stud Connector (Q)
Σ MB = 0
B
Kekuatan shear connector jenis paku dihitung
Va x 10 – qkerb x 1,5 x 9,25 – qaspal x 7x 5 – qkerb x 1,5 x berdasarkan LRFD Pasal 12.6.3 :
0,75 = 0
Va x 10 = (4524 x 1,5 x 9,25 ) + (1036,75 x 7 x 5 ) + Qn = 0,5 Asc (
f' c. Ec rs < Asc . fu )
(4524 x 1,5 x 0,75 ) Dimana :
Va x 10 = 104.146,25 kg → Va = 10.415 kg Asc = Luas penampang shear connector
fu = Tegangan putus stud/ paku
Gaya geser akibat beban hidup Qn = Kuat nominal geser untuk shear connector
Gaya geser maksimum diperoleh jika UDL + KEL tidak 1 1
simetris. Asc = π d2 = π 242 = 452,16 mm2
4 4
Asc . fu = 452,16 x 500 = 226080 N
( )
100% D
50% D
Ec = 4700 35 = 27805,6 Mpa
A
B B Qn = 0,5 x 452,16 ( )
35. 27805,6 x 1
le b a r 2 ja lu r ke n d a ra a n
= 223029,5 N < 226080 N
Vn = C = 14220000 N
Gambar 5.26 Gaya Geser Akibat UDL + KEL Tak ⎛ Vn ⎞ ⎛ 14220000⎞
Simetris n = ⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜ ⎟ = 63.7 ≈ 64
Σ MB = 0
B
⎝ Qn ⎠ ⎝ 223029,5 ⎠
Va x 10 - q1 x 5,5 x 5,75 - q2 x 1,5 x 2,25 = 0
Va x 10 = (23211 x 5,5 x 5,75 ) + (11605,5 x 1,5 x
Maka jumlah shear connector yang dibutuhkan di B
tf
Gambar 6.5 Penampang Busur
Pelat Simpul
w
Space Plate
B. Penggantung
WF 400x300x9x14
S5
h h S3 S3 S3
S4
S2 S2
L b
S4
Segmen 4 – 8 S3 d3
Direncanakan : d2 d1
Baut → d = 24 mm ; BJ 55 b S3
Pelat → t = 30 mm; BJ 41
Pu 350.714 S3
n = =
Vd 33.222 L
H ( e + Zf )3
Y = =
12 EI 1 ⎛ 2 x 12,101 x 1,46 ⎞
= ⎜1 − 1 − ⎟
5560 (2 + 2,561 )3 12,101 ⎜⎝ 360 ⎟
⎠
12 x 391.616,46 5 x 510.508,80 6 = 0,0042
Syarat : min < perlu < max
= 2,19 ×10 m < Ymaks = 1 cm → OK
-7
Luas Tulangan
9.5 Penulangan pilecap As perlu= x b x d
Perhitungan tulangan pilecap yaitu penulangan lentur = 0,0042 x 9.000 x 1.859
pada pilecap. Beban yang diterima pilecap adalah beban = 69.606 mm2
terpusat dari tiang sebesar P dan beban merata dari berat Digunakan tulangan 32 - 100 mm (As = 72.346 mm2)
Poer. Untuk tulangan horisontal :
As perlu= x b x d
= 0,002 x 9.000 x 1.859
= 33.462 mm2 profil WF 150 x 100 x 6 x 9, sedangkan untuk
Digunakan tulangan 28 - 150 mm (As = 36.926,4 dimensi balok portal akhir berupa profil WF 400 x
mm2 ) 300 x 12 x 25 dan dimensi kolom WF 458 x 417 x
30 x 5 dengan menggunakan mutu baja BJ 41.
9.5.1 Kontrol geser poer 6. Perletakan yang digunakan untuk konstruksi busur
Gaya geser yang terjadi : rangka adalah sendi (engsel) dengan luasan 60 x 55
Vu = reaksi 1 kolom cm, sedangkan perletakan pada pilar menggunakan
= 17.090 kN (comb.4) elastomer dengan ukuran 480 x 380 mm.
7. Jembatan dengan bentang 15 m di kanan-kiri
konstruksi busur rangka menggunakan beton-
komposit.
8. Pilar jembatan direncanakan berdasrkan struktur
portal 4 kaki dengan dimensi balok anak atap 25x40,
balok melintang atap 30x50 cm, balok memanjang
atap 70x100, balok melintang lantai 150x200 cm,
balok memanjang lantai 150x200 cm dan blok beton
3700x1200 cm.
DAFTAR PUSTAKA