Anda di halaman 1dari 24

1

I. PENDAHULUAN

I.1. DEFINISI-DEFINISI
Jembatan adalah bangunan yang menghubungkan antara
dua tempat yang berbeda karena adanya suatu rintangan
dan pada umumnya digunakan sebagai alat transportasi
darat. Rintangan tersebut dapat berupa sungai, lembah,
laut atau jalan yang bersilangan. Transportasi darat yang
dimaksud dapat berupa transportasi untuk melayani
kendaraan umum, jalan rel untuk kereta api dan lain
sebagainya.

I.2. KLASIFIKASI
Jembatan dapat dibedakan atau dikelompokkan atau di
klasifikasikan menjadi beberapa macam kelompok
berdasarkan sifat-sifatnya.

A. Berdasarkan besarnya bentangan jembatan dapat


dibedakan menjadi :
1. Bentang 0 - 5 M berupa gorong-gorong atau box culvert
2. Bentang 5 - 10 M berupa jembatan plat beton, balok
kayu
3. Bentang 10 - 35 M berupa jembatan gelagar beton,
baja
4. Bentang 35 - 100 M berupa jembatan rangka batang
baja, beton atau jembatan busur baja atau beton.
5. Bentang 100- 200 M berupa jembatan gantung/jembatan
suspensi
6. Bentang lebih besar dari 200 M jembatan Cable Stay

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 1
2
B. Berdasarkan bahan yang dipakai jembatan dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Jembatan Baja, ini dapat berbentuk jembatan gelagar
dengan balok I, rangka batang, rangka busur,
jembatan box, jembatan gantung dengan suspensi dan
jembatan kabel stay.
2. Jembatan Beton
3. Jembatan Kayu
4. Jembatan Komposit

C. Berdasarkan tipe strukturnya jembatan dapat


dibedakan menjadi:
1. Jembatan Gelagar, dapat dari kayu, baja, beton atau
komposit
2. Jembatan Rangka Batang, dapat dari kayu, baja,
atau beton
3. Jembatan Gantung/suspensi dari bahan baja profil
dan kabel
4. Jembatan Cable Stay dari bahan baja dan kabel
5. Jembatan Ponton

D. Berdasarkan tipe lalulintas/ transportasi yang


dilayani jembatan dibedakan menjadi :
1. Jembatan untuk lalulintas umum.
2. Jembatan kereta api / jembatan rel
3. Jembatan talang air
4. Jembatan pipa minyak
5. Jembatan pipa gas dsb

E. Berdasarkan sifat dinamikanya jembatan dibedakan


menjadi :
1. Jembatan Tidak bergerak/Jembatan statis
2. Jembatan Bergerak/dinamis

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 2
3
I.3. PENJELASAN MASING-MASING TIPE JEMBATAN
A. JEMBATAN GELAGAR

Yaitu bangunan jembatan dengan struktur atas terdiri


bangunan utama gelagar memanjang searah sumbu
jembatan sebagai penahan beban utama dari beban yang
ada pada lantai kendaraan. Perkuatan arah horizontal
dilakukan dengan penambahan elemen diapragma yang
mengakaitkan antara gelagar-gelagar memanjang
tersebut. Sebagai contoh jembatan gelagar diambil
jembatan Pulokadang di wilayah Bantul Yogyakarta
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar-1. Jembatan Gelagar yaitu Jembatan Pulokadang di wilayah Bantul Yogyakarta

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 3
4

Gambar-2.Jembatan Deck Atas di jalur Tol Cipularang

KUTIPAN MAJALAH PU JATENG

KEGIATAN PENGADAAN KOMPONEN JEMBATAN PRACETAK BUNTU

Jembatan Kemit dengan panjang 31 m, lebar 6 m yang berlokasi di Kecamatan Adi Mulyo,
Kabupaten Kebumen serta Jembatan Kali Kawung dengan panjang 35 m, lebar 7 m yang
berlokasi di Kecamatan Aji Barang Kabupaten Banyumas.

Kegiatan pengadaan komponen jembatan pracetak Buntu


yang berlokasi di desa Kebarongan (Buntu), Kecamatan
Kemranjen, Kabupaten Banyumas telah dirintis sejak
tahun anggaran 1980/1981, dengan tugas mengelola
pabrik komponen jembatan beton. Hal itu diungkapkan

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 4
5
Sutomo, Pelaksana Kegiatan Pengadaan Kegiatan
Pracetak Buntu baru-baru ini di Purwokerto. Lebih lanjut
dikatakan maksud dan tujuan adanya kegiatan jembatan
pracetak buntu, untuk menunjang pelaksanaan
penggantian dan pembangunan jembatan dalam usaha
mempercepat berfungsinya jalan sebagai sarana
transportasi, dengan menyediakan serta mendistribusi
komponen jembatan beton.

Menurutnya, terpilihnya kontruksi beton pracetak pratekan


dalam studi penetapan, karena menyerap banyak tenaga
kerja guna mununjang produksi dalam negeri, seperti
halnya semen, besi beton, bahan baku lainnya. Selain itu
dia mengemukakan alasan lainnya yakni material beton
(quarry) cukup banyak tersedia, tidak memerlukan
pemeliharaan jembatan, memakai sedikit komponen
import. Ditambah lagi, dapat diproduksi secara massal
dengan bentuk dan ukuran standar sehingga biaya
produksi menjadi lebih ekonomis serta waktu
penyelesaian bangunan atas jembatan, relatif lebih cepat.

Dikatakan, kapasitas produksi pabrik pada awalnya dapat


mencapai 1.000 meter panjang jembatan dari berbagai
bentang dengan maksimum 31 meter. Tetapi karena umur
peralatan semakin tua (20 tahun) sehingga kapasitas
produksi menjadi hanya 750 meter panjang jembatan
dengan bentang maksimum mencapai 35 meter. Sebagai
upaya untuk menunjang produksi kegiatan pengadaan
komponen jembatan pracetak Buntu diharapkan
Departemen Pekerjaan umum cq Direktorat Jenderal Bina
Marga dapat membantu peralatan yang baru guna
mengganti peralatan yang sudah tua.

Komponen beton pracetak produksi pabrik ini, kata


Sutomo, ada dua macam, yaitu Beton Pracetak Pratekan

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 5
6
dan Beton Bertulang Pracetak. Beton Pracetak Pratekan
berupa Post Tension untuk gelagar bentuk I (monolith dan
segmental) dan Pre Tension untuk Plat berongga.
Sedangkan Beton Bertulang Pracetak berupa Diaphrama
Balok, Deck Slab, Tiang Pancang, Gorong-gorong (sistem
putar) dan Tetra Pot (panahan gelombang laut).

Sutomo juga menyatakan, pendistribusian komponen


beton dari pabrik ini telah sampai Situbondo di sebelah
timur dan Jakarta sebelah barat pulau Jawa. Saat ini
pelaksana kegiatan komponen jembatan pracetak Buntu
sedang menangani beberapa jembatan antara
lain Jembatan Kemit dengan panjang 31 m, lebar 6 m
yang berlokasi di Kecamatan Adi Mulyo, Kabupaten
Kebumen serta Jembatan Kali Kawung dengan panjang 35
m, lebar 7 m yang berlokasi di Kecamatan Aji Barang
Kabupaten Banyumas.

Untuk memperoleh komponen pracetak Buntu, menurut


Sutomo dapat dilakukan dengan melalui kerjasama
teknik. Dana pembuatan komponen disediakan oleh pihak
yang memerlukan, seperti proyek kontraktor dan lain-lain.
Pemesan dapat mengajukan permohonan untuk
memproduksi komponen jembatan beton dengan fasilitas
pabrik Buntu kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum di
Jakarta. Menurutnya, pemesan menyediakan bahan baku,
bahan bantu, alat bantu, BBM, pelumas, akomodasi, upah
tenaga, biaya depresiasi alat, biaya angkutan dan
pemasangan komponen jembatan, sedangkan fasilitas
pabrik peralatan utama, tenaga terlatih dan teknologi serta
supervisi disediakan oleh Pracetak Buntu. (Humas Bina
Marga-slamet/jon).

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 6
7

Gambar Jembatan Tol Rajamandala dengan balok kotak non system7ic

Ini mah jembatan jenis cast in situ prestressed Balanced-


Cantilever, jembatan serupa juga telah dibangun oleh PT. Waskita
Karya di P. Batam, dan juga sekarang untuk jembatan Suramadu di
Jawa-Madura. Ini jelas termasuk deck atas, strukturnya di bawah.
Jadi kalau lewat ya nggak akan melihat. Tul khan.

Ini termasuk jembatan bentang sedang. Dipilihnya type Balanced-


Cantilever karena system tersebut dalam pelaksanaannya tidak
memerlukan perancah di luar, tetapi memanfaatkan proses
pelaksanaannya sebagai balok kantilever. Jadi untuk tempat-
tempat yang curam seperti di atas maka tipe tersebut sangat
cocoklah.

Ini mah jembatan jenis cast in situ prestressed Balanced-


Cantilever, jembatan serupa juga telah dibangun oleh PT. Waskita
Karya di P. Batam, dan juga sekarang untuk jembatan Suramadu di
Jawa-Madura. Ini jelas termasuk deck atas, strukturnya di bawah.
Jadi kalau lewat ya nggak akan melihat. Tul khan.

Ini termasuk jembatan bentang sedang. Dipilihnya type Balanced-


Cantilever karena 7ystem tersebut dalam pelaksanaannya tidak
memerlukan perancah di luar, tetapi memanfaatkan proses
pelaksanaannya sebagai balok kantilever. Jadi untuk tempat-
tempat yang curam seperti di atas maka tipe tersebut sangat
cocoklah.

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 7
8

Pelaksanaan jembatan tipe cast-in-situ Balanced Cantilever

Perhatikan kalau foto pelaksanaannya, gaya reaksi cantilever akan


diseimbangkan oleh sisi jembatan yang satunya lagi. Sedangkan
pada jembatan tol Rajamandala, satu sisi saja, sedangkan sisi
pendek (dekat tumpuan) dibuat besar sebagai pemberat.

Sumber: wiryanto.wordpress.com

Gambar Jembatan gelagar beton pada Jembatan Layang Janti

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 8
9
B. JEMBATAN RANGKA

Yaitu bangunan jembatan dengan struktur atas berupa rangaka


batang (truss) sebagai pemikul beban utama searah sumbu
jembatan. Penyaluran beban dari lantai kendaraan ke rangka
batang ditransformasikan melalui batang gelagar melintang (cross
girder).

Agar lebih jelas secara visualitasnya untuk jembatan rangka


batang diambil salah satunya adalah jembatan Jembatan Transfield di
atas sungai Progo (Jogja) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Jembatan Rangka batang baja di Kali Progo


Yogyakarta

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 9
10

Gambar Jembatan Parang Tritis/ Kretek Opak

24/01/2010 02:36

Liputan6.com,Samarinda: Sebuah kapal ponton menabrak tiang


Jembatan Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (23/1).
Akibat tabrakan tersebut dan untuk menghindari kelebihan beban di
Jembatan, polisi terpaksa menutup jembatan untuk sementara.

Anggota Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Poltabes


Samarinda dengan dibantu Syahbandar setempat, berusaha

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 10
11
mengevakuasi kapal ponton tersebut dengan menggunakan kapal Tug
Boat KSA Kumala dengan cara menariknya dari tiang penyangga
jembatan yang menghubungkan pusat kota Samarinda dengan
Samarinda Seberang ini.

Kasat KP3 Poltabes Samarinda, AKP Eko Budiarto mengatakan,


sampai saat ini polisi masih memeriksa nahkoda Kapal yang diduga
lalai. Ia Juga menjelaskan, arus lalu lintas terpaksa dialihkan melalui
Jembatan Mahakam Ulu untuk mencegah jembatan kelebihan beban.
Di samping itu, seberapa besar kerusakan yang timbul pada tiang
jembatan akibat tabrakan ini tengah diperiksa.

Sulaiman, salah seorang saksi mata yang juga penduduk setempat,


mengatakan, ini sudah merupakan peristiwa yang kesekian kalinya
ponton menabrak Jembatan Mahakam. Ia juga menjelaskan
masyarakat sekitar sangat takut apabila jembatan ini sampai roboh,
karena jembatan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat
kota Samarinda.

"Saya nggak habis pikir, kenapa jembatan itu sering kena tabrak, yang
saya dan masyarakat khawatirkan kalau jembatan ini roboh. Kita mau
lewat mana lagi untuk berangkat kerja?!" kata Sulaiman kepada tim
Liputan 6 SCTV.(ARL/YUS)

C. JEMBATAN BUSUR/JEMBATAN PELENGKUNG

Yaitu jembatan dengan bentuk melengkung bagian rangka atas


maupun rangka bawahnya. Jembatan in secara arsitektur terlihat
lebih menarik disbanding dengan jembatan gelagar atau jembatan
rangka batang berbentuk datar. Sebagai contoh dapat dilihat di
bawah ini.

Berbicara dari sisi hidrologi. Maka jembatan deck bawah tentu


sangat menguntungkan karena dapat diperoleh jarak cukup tinggi
dari muka air. Ini tentu sangat berguna untuk daerah aliran sungai
yang relatif sering banjir, yang kadang-kadang membawa kayu
atau sebagainya. Oleh karena itu, tipe jembatan ini banyak
dijumpai untuk daerah luar kota. Jembatan deck bawah pada

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 11
12
umumnya memakai struktur baja berupa rangka baja. Meskipun di
daerah purwokerto ada juga jembatan deck bawah dari beton
bertulang yang berupa pelengkung. Tapi jelas ini lebih berat, jadi
relatif jarang. Ini lho fotonya, pernah lihat belum.

Jembatan deck bawah berupa jembatan busur beton di Jateng

O ya, karena alasan ruang akses bawah yang tidak terganggu, jadi
aliran air lancar, tetapi juga menguntungkan jika dibagian bawah
dipakai untuk jalan-jalan di dalam kota. Agar bentuknya manis
maka jembatan deck bawah tipe virendel ini cukup populer.

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 12
13

Perhatikan pilar yang vertikal pada jembatan virendel di atas.


Busur di atas akan bekerja sebagai batang tekan, sedangkan
batang vertikal sebagai bracing lateral busur tersebut. Batang
bawah yang berfungsi juga sebagai lantai kendaraan akan bekerja
sebagai balok dan batang tarik. Permasalahannya adalah bahwa
batang-batang vertikal harus sambungan momen. Tidak bisa
sambungan sederhana seperti sistem jembatan Kali Progo.

Jadi kendala bentuk yang kaku, seperti yang diperlihatkan pada


jembatan kali progo, sebenarnya dapat diatasi dengan sistem
jembatan deck bawah yang manis seperti vierendel tersebut. Tapi
itu umumnya ada di eropa yang sudah peduli dengan keindahan
tata kota. Kalau di Indo maka berlaku pemeo “sudah untung bisa
lewat”.

Alasan lain digunakan deck bawah atau atas adalah karena fungsi
strukturnya. Sebagai contoh pelengkung tidak menangkap air
(bentuk arch), seperti pada jembatan virendel tersebut maka
menjadi batang tekan. Model pelengkung seperti itu sebenarnya
cocoknya untuk jembatan dengan deck di atas, karena deck itu
juga sekaligus sebagai bracing untuk mengurangi panjang tekuk.
Karena menghabiskan ruangan yang besar maka cocoknya untuk
jembatan di sungai yang curam dan tinggi dipegunungan. O ya ini
juga karena model lengkung tersebut ada tendangan di
tumpuannya, jadi perlu pondasi yang tidak hanya kuat terhadap
beban vertikal tetapi juga lateral, contohnya :

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 13
14

Gambar Rangka Baja Lengkung Lintas Atas

Gambar Rangka Baja Lengkung Lintas atas pada Jembatan Kereta Api

Bentuk jembatan di atas adalah bentuk arch, karena bebannya dari


atas maka beban-beban yang dominan adalah gaya tekan. Coba
bandingkan dengan jembatan pelengkung beton pada gambar
diatas, batang-batang vertikal yang menghubungkan deck bawah
ke pelengkung adalah batang tarik. Deck bawah sendiri sebetulnya

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 14
15
berfungsi sebagai batang tarik, reaksi dari pelengkung. Jadi
pelengkung beton di atas pondasinya hanya menerima gaya
vertikal saja. Jadi pengaruh lingkungan nggak terlalu terasa. Coba
perhatikan detail tumpuan jembatan beton di jateng tersebut.

Gambar Sei Ular Arch Bridge

Tumpuan Jembatan Busur Beton di Jateng

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 15
16

Lha beda dengan jembatan baja di atas, yang dipinggir jurang


tersebut. Jika pondasinya bergeser maka jembatan bisa rusak.
Jembatan arch seperti itu cocok ditujukan pada material yang kuat
menerima gaya tekan, jaman dulu bentuk tersebut banyak dipakai
karena material konstruksinya adalah stone atau masonry. Itulah
mengapa dipakai bentuk deck atas, dan dibawahnya pelengkung.
Jadi ini adalah persyaratan bahan (struktur).

jembatan arch

Sedang pelengkung yang menangkap air (mangkok terbalik atau


seperti tali jemuran) maka batangnya menjadi batang tarik. Kabel
adalah elemen tarik yang sempurna. Oleh karena itu jembatan
gantung akan memakai deck bawah, namanya saja gantung
gimana bisa di atas ya.

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 16
17

Jembatan Sydney Australia

D. JEMBATAN GANTUNG / JEMBATAN SUSPENSI

Yaitu Jembatan dengan struktur utama penahan beban searah


sumbu jembatan berupa struktur kabel yang biasanya ditahan oleh
dua buah pilar penahan utama dengan ujungnya berupa abutment.
Pelimpahan beban dari lantai kendaraan ke struktur kabel
dihubungkan dengan menggunakan balok melintang jembatan
(cross girder) dan disalurkan melalui element penggantung
dengan kabel utama arah memanjang. Seabagai contoh jembatan
gantung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 17
18

Jembatan Gantung di Kali Progo (Jogjakarta)

Golden gate

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 18
19

Gambar Akhasi bridge japan

F. JEMBATAN CABLE STAY

Juga pada jembatan cable-stayed sifatnya seperti


jembatan gantung sehingga lalulintas harus lewat deck
bawah. Tipe jembatan yang seperti itu jelas tidak bisa
akalin lagi, harus deck bawah. O ya, cable stayed dan
suspension bridges (jembatan gantung) hanya cocok
untuk bentang panjang atau sangat panjang.

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 19
20

Jembatan Cable Stay Vasco Da Gama


Gabungan jembatan deck (girder) atas dan deck bawah (cabled stayed)

Sedangkan jembatan dengan deck-kendaran di atas, sedangkan


struktur utamanya di bawah, maka orang awam akan melihatnya
sebagai bentuk jembatan yang paling bersih, karena kadang-
kadang kalau kita lewat di atas jembatan tersebut maka seakan-
akan tidak melihat struktur jembatan tersebut. Sepintas seperti
jalan raya biasa.

Berkaitan dengan jembatan dengan deck di atas, maka hampir


semua sistem jembatan girder adalah tipe tersebut (deck atas).
Jadi masalahnya sekarang tinggal ruang bawahnya cukup atau
tidak.

Eit, ada yang nanya jembatan tol rajamandala di atas sungai


Citarum. Ini khan fotonya

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 20
21

Jembatan Barelang Batam

Jembatan Millau Viaduct France

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 21
22

Gambar Jembatan bergerak/dinamik

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 22
23

Adanya rangka pada bagian atas, dan juga alasan ruang akses
kendaraan menyebabkan perlunya rangka tepi jembatan yang
cukup tinggi (tinggi bersih 5m). Oleh karena ketinggian itulah maka
tipe jembatan tersebut jarang dijumpai pada bentang pendek.
Jembatan Transfield paling pendek bentang 30 m, sampai bentang
60 m.

Karena alasan tersebut maka dijumpai juga tipe lantai bawah dari
jembatan rangka yang tidak memakai rangka horizontal di atasnya,
sebagai berikut

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 23
24

Jembatan tipe ini lebih banyak dijumpai pada bentang sedang. Ini
tentu sangat cocok untuk jembatan penyeberangan jalan, kenapa ?
Karena relatif ringan (berupa rangka batang) dan sisi atas dapat
sekaligus sebagai pagar pengaman. Karena konstruksi baja bagian
atas adalah juga struktur utama, maka sangat riskan jika ditabrak
oleh kendaraan. Tetapi di sisi lain ini juga efektif untuk
menghindari dipakai oleh kendaraan yang lebar (yang cenderung
berat). Sebagai pembatas kendaraan yang lalu lalang.

Di tinjau dari sisi struktur. Jembatan rangka tersebut cenderung


berperilaku seperti balok simple-beam (tumpuan sendi-rol)
sehingga elemen rangka di bagian atas adalah batang desak yang
memerlukan bracing untuk mengurangi panjang tekuk. Oleh
karena itu, jika diperhatikan maka elemen batang vertikal juga
perlu difungsikan sebagai kantilever bracing yang memikul batang
tekan di bagian atas tersebut. Jadi meskipun dari pembebanan
utamanya, elemen vertikal tersebut relatif ringan , tetapi secara
lateral harus cukup kaku dan perlu konstruksi yang menerus
dengan elemen jembatan di bawah lantai kendaraan. Ini bedanya
dengan sistem jembatan Kali Progo yang memakai rangka atas.

BUKU AJAR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN OLEH IR SINGGIH SUBAGYO MT DOSEN JTS FT UCY Page 24

Anda mungkin juga menyukai