oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang
dan lain-lain.
Bangunan Bawah
Bangunan Atas
Bangunan Pengaman
Perlengkapan Jembatan
Jenis Jenis jembatan berdasarkan lokasi, fungsi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai
dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
Jembatan ini memiliki panjang 640 meter dan lebar 9 meter, terdiri dari 12 bentang dengan bentang khusus sepanjang 150 meter pada alur
pelayaran sungai. Jembatan Kahayan dibangun pada tahun 1995 hingga 2001, serta diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada
tanggal 13 Januari 2002.
Jembatan Kahayan menghubungkan pusat Kota Palangkaraya dengan Kelurahan Pahandut Seberang dan tembus ke Kabupaten Pulang Pisau,
Gunung Mas, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara, dan lainnya.
Jembatan Balerang terdiri dari enam buah jembatan dan yang terpanjang dan terbesar adalah Jembatan 1 yaitu Jembatan Tengku Fisabilillah.
Namun Nama Jembatan ini lebih familiar dimasyarakat dengan nama Jembatan Balerang. Pembangun jembatan Trans Barelang telah menyedot
anggaran Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992 – 1998).
Jembatan yang membentang sepanjang 642 meter menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton. Pada ketinggian 38 meter dari permukaan
laut, para wisatawan bisa menikmati pemandangan di sekitar Jembatan Barelang I. Hamparan pulau yang bertepian laut nan biru akan
memunculkan rasa takjub.
8. Jembatan Kutai Kartanegara
Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan gantung/suspension bridge terpanjang di Indonesia dimana type jembatan ini memiliki desain
yang mirip dengan Jembatan populer di Amerika Serikat yaitu Jembatan Golden Gate. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan
selesai pada 2001 menghubungkan kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda. Saat diresmikan,
jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani
Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing
Martadipura atau Jembatan Kartanegara. Namun sayang Jembatan megah ini sudah tidak ada lagi sekarang karena runtuh pada 26 November
2011.
7. Jembatan Rumpiang
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridges & Approach Bridge PC-I Girder
Jembatan Rumpiang adalah jembatan yamg membentang di atas sungai Barito, kota Marabahan, kabupaten Barito Kuala. Jembatan ini
diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 25 April 2008. Dengan hadirnya jembatan tersebut akan memperlancar
arus lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya yang sebelumnya harus menggunakan kapal feri untuk menyeberangi
Sungai Barito.
Jembatan Rumpiang sendiri memiliki total panjang bentang 753 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi
pelengkung rangka baja. Pembangunan Jembatan Rumpiang dimulai sejak akhir tahun 2003, menggunakan dana baik dari APBN maupun APBD
Kabupaten Barito Kuala dan Pemprov Kalimantan Selatan sebesar Rp174,5 miliar.
6. Jembatan Mahulu
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridges & Approach Bridge PC-I Girder
Jembatan Mahakam Ulu memiliki bentang tengah 200 meter dengan panjang keseluruhan jembatan 789 meter. Panjang jembatan itu belum
termasuk jalan pendekat. Lebar jembatan adalah 11 meter, sementara tinggi jembatan dengan permukaan air sungai tercatat 18 meter.
Jembatan Mahakam Ulu (disingkat Mahulu) adalah sebuah jembatan yang menghubungkan kelurahan Loa Buah, Sungai Kunjang dengan
kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang yang membentang di atas aliran sungai Mahakam. Awalnya jembatan ini akan digunakan sebagai
antisipasi kemacetan di saat PON XVII di Samarinda, Kalimantan Timur. Akan tetapi jembatan ini tak bisa digunakan saat PON XVII karena
pembangunannya yang belum selesai dan molor dari target semula, yaitu selesai pada April 2008. Jembatan ini ditargetkan selesai akhir tahun
2008. Kemudian Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Jembatan Mahulu pada tanggal 15 Juli 2009.
5. Jembatan Barito
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridges & Approach Bridge PC-I Girder
Jembatan Barito adalah jembatan yang melintang di atas Sungai Barito, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Secara administratif, jembatan
ini berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala dan berjarak 15 km dari Kota Banjarmasin. Jembatan ini memiliki panjang 1.082 meter yang
melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter. Jembatan ini terdiri dari jembatan utama sepanjang 902 meter, dan
jembatan pendekat 180 meter, dengan lebar 10,37 meter. Merupakan akses jalan Trans Kalimantan dari Banjarmasin menuju ke Palangkaraya dan
sebaliknya. Ketinggian ruang bebas jembatan utama 15 - 18 meter, sehingga bisa digunakan untuk lalu lintas perairan seperti Kapal Tongkang.
Jembatan Barito sering disebut pula jembatan Pulau Bakut, sesuai nama delta (pulau kecil) yang ada di bawahnya atau jembatan pulau Bakut,
sesuai nama daerah tepi barat sungai Barito (sungai Banjar). Jembatan ini pertama kali diresmikan pada tanggal 24 April 1997 oleh Presiden
Soeharto.
4. Jembatan Ampera
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya
diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan ini pun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut. Biaya
pembangunan jembatan ini sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00). Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun
1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia
tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi
Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Jembatan Siak merupakan jembatan yang menghubungkan Ibukota Kabupaten Siak dengan daerah kabupaten di sekitarnya. Pembangunan
jembatan ini bertujuan untuk mempermudah akses transportasi menuju ibukota kabupaten Siak yang selama ini harus mempergunakan kapal feri
atau speed boat. Hal unik yang terdapat di jembatan ini yaitu di puncak tiang jembatan ini terdapat restoran
2. Jembatan Pasupati
Jembatan Pasupati atau Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati
lembah Cikapundung. Jalan layang Pasupati merupakan jalan layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi anti gempa.
Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Perancis, sebuanya jumlahnya 76 buah. Jembatan ini secara keseluruhan
menggunakan 663 unit segmen yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya 80 ton sampai ke 140 ton. Yang menarik, jembatan ini
dilengkapi dengan jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung. Cable stayed merupakan jembatan
tanpa kaki. Kekuatan jembatan itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah timur. Setiap kabel
isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang disebelah
barat dibuat berpasangan. embangunan jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak
terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah dilakukan.
1. Jembatan Suramadu
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di
Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini.
Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main
bridge). Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang ketiga se Asia Tenggara.
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau
Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya
pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah