Anda di halaman 1dari 6

METODELOGI PENELITIAN DAN PRESENTASI

PROPOSAL PENELITIAN

JEMBATAN RUSAK DAN BERLUBANG DI KAWASAN JEMBATAN LINTAS


BENER MERIAH

OLEH:
Irdha Fatan
200110280

KELAS A2
TUGAS 29 SEPTEMBER 2022

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pencipta alam semsesta Allah SWT atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “JEMBATAN RUSAK DAN BERLUBANG DI
KAWASAN JEMBATAN LINTAS BENER MERIAH ”.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari
cara pembuatan proposal penelitian pada Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada :

1. Bapak Ir, Wesli, M.T selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi
Penelitian dan Presentasi yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Orang tua beserta keluarga yang telah memberikan doa, dorongan dan
semangat selama penyusunan skripsi ini.
3. Teman-temanku di Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan Presentasi
yang saling membantu dan memberikan dukungan moral.
4. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik
mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Lhoksemawe,29 September 2022


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan ditinjau dari material strukturnya, dapat dibagi dalam jembatan kayu,
jembatan baja, jembatan beton, dan jembatan komposit. Jembatan berdasarkan pada
penggolongannya dapat pula digolongkan sebagai jembatan tetap dan jembatan tak
tetap. Secara teknis, kerusakan pada jembatan diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu
kerusakan yang diakibatkan oleh alam (banjir, sungai, longsor, angin) dan kerusakan
yang diakibatkan oleh jembatan itu sendiri ( kelebihan beban, perawatan, usia
jembatan). Meskipun tidak diharapkan, kerusakan jembatan akibat gerusan sungai
adalah faktor yang wajar terjadi karena posisi jembatan itu sendiri. Kerusakan jembatan
yang diakibatkan oleh gerusan pada pondasi atau abutment jembatan ini sudah sering
terjadi.

Dalam penelitiannya, Kandasany dan Melville (1998), enam dari 10 jembatan


yang rusak di New Zeland diakibatkan oleh kerusakan yang terjadi di abutment. Dari
studi yang pernah dilakukan oleh Richardson dan kawan kawan (1973), tiga ratus
delapan puluh tiga kerusakan jembatan terjadi di seluruh dunia pada era 1970-an,
dengan 25% adalah keruaukan fondasi dan 72 % adalah kerusakan abutment, seratus
delapan kerusakan terjadi dari tahun 1960 – 1984 dan dua puluh sembilan kerusakan
diakibatkan oleh gerusan abutment. Kerusakan pada jembatan juga dapat terjadi akibat
ketidakmampuan abutment jembata menerima beban beban lalu lintas, berat sendiri,
beban gempa, dan beban angina. Dalam RSNI T-02-2005 beban lalu lintas terdiri atas
beban lajur “D” dan beban truk “T”.

Beban lajur bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan
pengaruh pada jembatan yamhg ekuivalen dengan suatu iring-iringan kendaraan yang
sebenarnya. Jumlah beban lajur “D” yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan
itu sendiri. Beban truk “T” adalah suatu kendaraan berat dengan 3 as yang ditempatkan
pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana. Tiap as terdiri dari dua bidang
kontak pembebanan yang dimaksud sebagai simulasi pengaruh roda kendaraan berat.
Hanya satu truk “T” diterapkan per laju lalu lintas rencana. Berat sendiri jembatan berat
bagian jembatan yang merupakan elemen struktural dan elemen non struktural yang
dianggap tetap. Beban beban yang akan dipikul oleh jembatan disalurkan ke struktur
bawah jembatan melalui tumpuan jembatan yang terdapat pada abutment jembatan.

Tumpuan jembatan berjenis sendi, roll, dan elastomer merupakan tumpuan yang
sering digunakan pada jembatan. Model penerusan beban dari gelagar jembatan ke
tumpuan berupa beban garis dan beban terbagi rata. Beban diteruskan kepada gelagar
utama untuk kemudian diteruskan ke abutment melalui tumpuan. Cara kerja yang
dimiliki oleh tiap jenis tumpuan adalah berbeda. Sebagai contoh, tumpuan jenis sendi
dapat menerima beban dengan model penerusan beban arah vertikal dan horisontal.
Tumpuan jenis roll dapat menerima beban dengan model penerusan beban arah
horisontal. Untuk itu, tumpuan diharuskan bisa menahan gelagar dan mendistribusikan
beban secara tepat, dan juga didesain mampu memperlambat runtuhnya jembatan akibat
beban berlebih.

1.2. Rumusan Masalah


Beban yang akan dilayani oleh jembatan adalah beban lalu lintas dan beban
sendiri dari jembatan tersebut. Seterusnya, beban kemudian disalurkan ke struktur
bawah. Beban berlebih mengakibatkan kerusakan pada jembatan. Kerusakan tumpuan
pada derajat tertentu akan mempengaruhi sistem pendukung tumpuan terhadap beban
yang pada akhirnya sistem distribusi beban berubah. Oleh sebab itu tingkat kerusakan
tumpuan harus dibatasi sehingga tidak sampai merubah sistem pembebanan original.

Besarnya tingkat kerusakan maksimum yang diizinkan tergantung dari jenis


tumpuan yang digunakan. Beban berlebih yang dipikul oleh jembatan dapat
menyebabkan kerusakan pada jembatan. Kerusakan yang mungkin terjadi adalah pada
saat jembatan memikul beban lalu lintas. Reaksi beban yang mengakibatkan runtuhnya
jembatan saat memikul beban lalu lintas di distribusikan ke abutment dan pondasi
melalui tumpuan jembatan.
Jenis tumpuan yang biasa digunakan adalah sendi, roll, dan elastomer. Untuk itu,
dudukan jembatan menjadi hal yang perlu diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.
Pengembangan dudukan jembatan diharapkan mampu menjadi distributor yang baik
untuk beban lalu lintas yang berlebihan dan juga dapat membuat jembatan runtuh lebih
lama jika tidak mampu menahan beban lalulintas yang dipikul.

1.3. Tujuan penelitian


Maksud penulisan ini adalah untuk melakukan penelitian terhadap tumpuan
jembatan. Tujuan penulisan ini adalah :

1. Perancangan dudukan jembatan selain tumpuan sendi, roll, dan elastomer


2. Analisis model penerusan beban di tumpuan yang akan dimodelkan.
3. Pemodelan model tumpuan jembatan selain tumpuan model sendi, roll, dan
elastomer.
4. Pemeriksaan tumpuan terhadap reaksi yang terjadi. Pemeriksaan terhadap reaksi
vertikal, horisontal, dan puntir.

1.4 Manfaat penelitian

Tugas ini ditulis diharapkan dapat memiliki manfaat untuk proses pembelajaran
tentang kerusakan jembatan, pemodelan jembatan dan pengembangan model bagian-
bagian jembatan, pengembangan material yang akan 5 digunakan pada jembatan dan
pengembangan analisis pembebanan. Selanjutnya, beban gempa dan beban angin, yang
tidak diikutsertakan dalam penelitian ini, dapat diteliti lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian

Batasan-batasan dalam eksperimen ini adalah :

1. Skala yang digunakan dalam pemodelan adalah 1 : 25


2. Perancangan, pemodelan dan analisa meliputi bagian perletakkan jembatan
3. Pemodelan struktur atas jembatan hanya digunakan untuk pembebanan
4. Metode pembebanan mengacu pada Standar Pembebanan Untuk Jembatan
( RSNI T-02-2005. Serta Peraturan Perencanaan Jembatan yang mengacu pada
Bridge Management System 1992.

1.6 Metode Penelitian

Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk menentukan kondisi jembatan


seperti metode NYSDOT (New York State Department of Transportation), metode NBI
(National Bridge Inventory), metode neural network (Anderson & McNeill, 1992) dan
BMS (Bridge Management System, 1993). BMS (Bridge Management System)
merupakan salah satu cara untuk dapat mempertahankan kondisi jembatan melalui
proses investigasi berkala pada suatu jembatan sehingga dapat menentukan tahap
perawatan dan perbaikan. Agar BMS dapat bekerja dengan efektif dan efisien sangat
dibutuhkan informasi yang baik tentang jembatan tersebut. Informasi tersebut
tergantung dari ukuran dan kompleksitas dari sistem yang akan dibangun, tetapi pada
dasarnya semua sistem tersebut mempunyai hubungan dengan inventaris, inspeksi,
perawatan dan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai