Anda di halaman 1dari 2

DESAIN CONTINOUS I GIRDER BAJA KOMPOSIT JALAN LAYANG NON TOL ANTASARI - BLOK M DENGAN SISTEM DEPTH PANEL

Oleh: KRISDHITA NGUDI PERMADI NIM : 15008052 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil) ABSTRAK Pada Tugas Akhir ini akan dijelaskan mengenai cara melakukan desain alternatif dari jembatan layang yang sudah didesain dengan material komposit baja beton I girder dengan sistem depth panel. Sistem komposit depth panel adalah sistem struktur komposit antara beberapa material dalam hal ini baja dan beton dimana beton sebagai pelat di desain sebagai pelat beton full precast. Pelat beton precast didesain persegmen untuk kemudian dapat dirangkai dengan melakukan grouting pada lapangan. Untuk menjadikan satu kesatuan antara material baja dan beton dipasang shear connector.Shear connector dipasang pada titik dengan jarak tertentu dimana jarak antar titik shear connector menentukan lubang dari desain pelat precast. Pada satu titik dapat dipasang beberapa shear connector untuk menghindari pemasangan jarak antar titik shear connector yang terlalu berdekatan. Pelat preacst didesain berlubang-lubang dengan jarak tertentu untuk meletakkan shear connector. Setelah shear connector terpasang, dilakukan grouting pada lubang-lubang tersebut untuk menyatukan pelat precast dengan balok baja. Pendahuluan Jalan Layang yang ditinjau pada Tugas Akhir ini adalah Jalan Layang Non-Tol Antasari - Blok M. Jalan Layang Non-Tol Antasari - Blok M adalah jalan layang yang berada diatas jalan eksisting yang menghubungkan Jalan P. Antasari dan daerah Blok M. Sistem yang dilakukan dari desain alternatif menggunakan sistem depth panel I girder baja komposit.. Pada perencanaan ini berarti main beam jembatan dari baja I dan lantai jembatannya dari pelat beton bertulang yang dicor di pabrik (precast). Jadi balok induk (girder) bekerja sama dengan pelat beton dalam memikul beban lentur dan beban geser. Untuk menjadikan satu kesatuan antara material baja dan beton dipasang shear connector.Shear connector dipasang pada titik dengan jarak tertentu dimana jarak antar titik shear connector menentukan desain pelat precast yang akan didesain. Pemodelan dan Desain Awal Proses desain dimulai dengan perhitungan preliminari secara manual untuk struktur atas, dari hasil preliminari tersebut akan didapat section properties dari material yang akan digunakan. Setelah itu, hasil preliminari tersebut dimodelkan dalam software SAP 2000 untuk kemudian dicek tegangan dan gaya dalam yang terjadi saat konstruksi dan masa layan. Setelah didapatkan gaya - gaya dalam, dilakukan perhitungan analisis struktur dan detailing dari hasil output SAP 2000. Desain Struktur Perancangan elemen struktur termasuk pada perancangan balok girder komposit, perancangan shear connector pada balok komposit, perancangan baja nonkomposit akibat proses konstruksi. Pengecekan tegangan dilakukan pada balok baja I tersebut untuk mengetahui apakah baja tersebut mampu menahan beban saat proses konstruksi, selain itu dilakukan pula pengecekkan momen kapasitas dari baja tersebut. BajaI yang digunakan dalam merencanakan jembatan sebanyak 4 buah untuk satu jalur/arah dimana dalam satu jembatan terdiri dari dua arah. Jembatan terdiri dari lima

bentang menerus dimana panjang masing masing bentang 40 m. Kekuatan baja yang digunakan fy = 240 MPa .Pada penyambungan antar baja digunakan sambungan baut. Sambungan terletak pada tumpuan pier pada setiap bentangnya sehingga sambungan didesain agar dapat menahan momen kapasitas dari girder baja. Jumlah baut yang digunakan untuk sambungan sebanyak 72 buah dengan diameter 24 mm dipasang dengan jarak as ke as baut 150 mm. Jumlah pelat yang digunakan pada sambungan dua buah dipasang pada web girder dengan tebal masing-masing 25 mm tinggi pelat 1500 mm. Pada masa layan girder sudah mengalami komposit, dimana sudah terjadi kesatuan antara balok baja dengan pelat beton. Tegangan yang terjadi saat beban layan diterima oleh beton baja dengan penampang transformasi. Tegangan yang terjadi pada daerah yang menerima momen positif masih memenuhi syarat tarik baja dan syarat tekan beton, sedangkan tegangan yang terjadi pada daerah yang menerima momen negatif tidak. Untuk mengatasi daerah momen negatif dilakukan post-tensioning pada pelat beton dari girder komposit. Jumlah tendon yang dibutuhkan dalam satu jembatan 12 tendon, dipasang 3 tendon pada setiap girder. Pemasangan shear connector dipasang dengan jarak 1 m antar titik, dimana dipasang shear connector D30 Fscu= 410 Mpa 4buah tiap titiknya.

Pada desain pelat beton yang digunakan sebagai lantai jembatan adalah pelat pracetak (precast). Pelat beton didesain agar dapat menahan beban yang disebabkan proses pelat akibat beban lajur kendaraan atau beban T. Dari hasil desain pelat dinggunakan pelat precast lantai kendaraan dengan tebal pelat beton beton bertulang 250 mm. Tulangan dipasang arah melintang D16-100 untuk menahan momen negatif dengan selimut beton dari atas 20 mm dan D16-250 untuk menahan momen positif. Kekuatan beton yang digunakan fc = 40 MPa. Selain itu, pelat precast juga didesain berlubang pada titik tertentu untuk tempat meletakkan shear connector. Ukuran pelat pracetak persegmen adalah 2 m x 8,75 m. Kesimpulan Dari hasil desain dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Lebar pelat precast yang didesain selebar jembatan satu arah. 2. Waktu pengerjaan metoda depth panel lebih cepat, karena beton sudah dicor dipabrik. 3. Pada sistem depth panel, tidak diperlukan perancah atau half slab. 4. Pemasangan lantai jembatan lebih mudah dan tidak mengganggu aktivitas dibawahnya, dikarenakan mobile crane saat proses erection dapat ditempatkan diatas lantai jembatan setelah dipasang.

Anda mungkin juga menyukai