Anda di halaman 1dari 89

Instalasi Cahaya

________________________________________________________________________

BAB I. TEKNIK PENERANGAN


I.1 DEFINISI DAN PERHITUNGAN TEKNIK PENERANGAN
PROSES MELIHAT
Agar dapat melihat, harus ada cahaya, objek, penerima ( mata) dan
pemroses (otak). Sinar cahaya dipantulkan atau diteruskan dari suatu
objek yang mempunyai
ke-terangan
yang dapat kita lihat,
menstimulasi electro-chemical penerima dalam mata, mengirimkan
sinyal ke otak dimana mengakibatkan suatu sensasi penglihatan. Otak
dan mata bekerja sama mengubah enersi radiasi menjadi suatu sensasi
penglihatan.

CAHAYA
Cahaya adalah radiasi enersi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian
spektrum yang dapat dilihat . Cahaya tampak merupakan hasil kombinasi
panjang panjang gelombang yang berbeda dari enersi yang dapat terlihat.,
mata bereaksi melihat pada panjang-panjang
gelombang enersi
elektomagnetik dalam daerah antara radiasi ultra violet dan infra merah. Mata
manusia paling peka melihat warna kuning-hijau.

Kecepatan rambat ( v) gelombang elektromagnetik diruang bebas sama dengan


3x 10 5 km per detik. Kalau frekwensinya sama dengan f dan panjang
gelombangnya (lambda), maka berlaku :
1

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
v
=
f
Panjang gelombang dinyatakan dalam satuan nano meter ( 10 9
meter ).atau dalam satuan mikron ( 10 6 meter ) atau mili mikron ( 10 9 meter ).
IESNA (Illuminating Engineering Society of North America )
mendefinisikan radiasi daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya
mempunyai cahaya tampak dengan pamjang gelombang antara 360 770 nanometer .
Spektrum Warna:
380 420 nano meter
: ungu / violet
420 495 nano meter
: biru
495 566 nano meter
: hijau
566 589 nano meter
: kuning
589 627 nano meter
: jingga
627 780 nano meter
: merah
Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang juga memberi
kesan intensitas tertentu. Mata manusia paling peka akan cahaya dengan
panjang gelombang 555 nano meter, yaitu cahaya berwarna kuning-hijau.
Warna-warna lainnya tampak kurang terang, seperti dapat dilihat dari grafik
kepekaan mata

Grafik kepekaan mata


Kalau, intensitas suatu energi radiasi tertentu dengan panjang gelombang 555
nano meter, dinilai 100 ( faktor kepekaan mata = 1), maka energi radiasi yang
sama tetapi dengan panjang gelombang 600 nano meter, akan memberi kesan
intensitas 63. Jadi faktor kepekaan mata untuk 600 nano meter sama dengan
0,63.
Karena kepekaan mata orang tidak sama, maka ditentukan suatu ukuran
standar:
Jika suatu sumber cahaya memancarkan energi 1 W dengan panjang
gelombang 555 nano meter, maka sumber cahaya itu dinilai sama dengan satu
watt cahaya.
Energi 1 W dengan panjang gelombang 600 nano meter akan memberikan 0,63
watt cahaya.
Jumlah watt yang dipancarkan lampu sebagai energi tampak tidak sama
dengan jumlah watt cahaya yang dinilai oleh mata.
Watt cahaya = jumlah watt energi x faktor kepekaan mata.
2

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Jumlah keseluruhan watt cahaya, yaitu flux cahaya, adalah jumlah semua
hasil kali itu. Dalam gambar
flux cahaya ini dinyatakan oleh luas bidang
dibawah grafik cahaya panjang gelombang.

Dalam praktek flux cahaya dinyatakan dalam satuan lumen, disingkat


dengan lm.
Satu watt cahaya kira kira sama dengan 683 lumen. Angka perbandingan 683 ini
dinamakan ekivalen pancaran fotometris.
Sebuah lampu 100 watt hanya memancarkan kira-kira 8 W saja sebagai
cahaya tampak. Sisanya hilang sebagai panas, karena konduksi dan radiasi.
Dari 8 W ini, setelah dikalikan dengan faktor kepekaan mata, hanya sisa kira-kira
2,25 watt cahaya. Jadi flux cahaya lampu 100 W tersebut sama dengan 2,25 x
683 = 1538 lumen.
lm
Jumlah lumen per watt (
) disebut flux cahaya spesifik atau disebut
W
juga sebagai efficacy. Jadi flux cahaya spesifik ( efficacy ) lampu diatas hanya
15,38 lm / w.

Ke TERANG AN ( BRIGHTNESS )
Untuk melihat, haruslah ada cahaya, obyek, penerima (mata) dan penterjemah
( decoder ( mata manusia ).
Kita tidak melihat iluminansi ( lux atau footcandles), kita melihat brightness
yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan atau dipantulkan oleh suatu
permukaan obyek.
Brightness disebut sebagai Luminansi dan diukur dalam Candelas per
squaremeter (cd/sq.m.). Selalu ada interaksi pengurangan antara
suatu
permukaan obyek dan cahaya yang tiba pada permukaan itu, sejumlah cahaya
hilang karena penyerapan (absorpsi)
.

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Dibedakan antara Luminansi yang kita ukur, dan brightness yang kita rasakan /
lihat. Brightness adalah subjektif dan tergantung pada kondisi pandangan
sekitar obyek tersebut.
Luminansi adalah jumlah cahaya yang dipantulkan atau diteruskan oleh suatu
obyek. Permukaan yang lebih gelap akan memantulkan cahaya lebih sedikit dari
pada permukaan yang lebih terang. Karena itu dibutuhkan iluminansi yang lebih
besar pada permukaan yang lebih gelap untuk menghasilkan Luminansi yang
sama dengan permukaan yang lebih terang.
I
L=
cd/m 2
AS
L = luminansi dalam satuan cd/m 2
I = Intensitas cahaya dalam satuan cd
A S = Luas semu permukaan dalam satuan m 2

PENGUKURAN CAHAYA
Output cahaya (disebut juga sebagai flux cahaya ) suatu sumber cahaya
diukur dalam LUMEN (Lm ).
Intensitas Cahaya ialah flux cahaya per
satuan sudut ruang yang dipancarkan ke
suatu arah tertentu diukur dalam
CANDELA (cd ) . I =

cd

1 candela = 1 lumen per steradian


Ketika cahaya mengenai suatu
permukaan, disebut sebagai iluminansi
(Intensitas penerangan ) dan diukur dalam
Footcandles (fc), atau dalam Lux.
Satu footcandle merupakan iluminansi pada suatu permukaan dgn luas
4

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

permukaan 1 foot 2 berjarak satu foot dari sumber cahaya dengan


intensitas cahaya 1 candle.
lumen

Intensitas penerangan E : fc = foot 2

Satu Lux merupakan iluminansi pada suatu permukaan dgn luas


permukaan 1 m 2 berjarak satu m dari sumber cahaya dengan intensitas
cahaya 1 candle.
Intensitas penerangan E :

lux =
Erata 2 =

1 footcandle = 10,76 lux

lumen
m2

lux
A

1 lux = 0,0929 footcandles

Rumus kuadrat Intensitas Penerangan: Intensitas penerangan disuatu titik


karena sumber cahaya dengan intensitas I, berkurang dengan kuadrat dari
jarak antara sumber cahaya dan bidang itu.
EP =

I
lux
r2

Steradian
Misalkan panjang busur suatu lingkaran sama dengan jari-jarinya. Kalau kedua ujung
busur itu dihubungkan dengan titik tengah lingkaran, maka sudut antara dua jari-jari ini
disebut satu radian, disingkat rad.

Karena keliling lingkaran sama dengan 2 x jari-jarinya, maka


1 radian =

360 0
= 57,3 0
2

Misalkan dari permukaan sebuah bola dengan jari-jari r ditentukan suatu bidang dengan
luas r 2 . Kalau ujung suatu jari-jari kemudian menjalani tepi bidang itu, maka sudut
5

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
ruang yang dipotong dari bola oleh jari-jari ini, disebut satu steradian.
Karena luas permukaan bola sama dengan 4 r 2 ,maka disekitar titik tengah bola
dapat diletakkan 4 sudut ruang yang masing-masing sama dengan satu steradian.

Jumlah steradian suatu sudut ruang dinyatakan dengan lambang ( omega )

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Diagram dan grafik


Untuk menghitung proyek proyek penerangan digunakan beberapa diagram dan
grafik sumber cahaya. Karakteristik-karakteristik lampu dan armatur ini dapat dijumpai
dalam buku-buku catalog.
Diagram Polar Intensitas Cahaya
Gambar dibawah ini memperlihatkan diagram polar intensitas cahaya sebuah
armatur lampu.. Intensitas cahaya lampu pijar memiliki simetri ruang terhadap garis
vertikal melalui pusat lampu. Karena itu pembagian intensitas cahayanya diberikan
dalam satu bidang rata melalui sumbu simetri. Diagramnya tidak perlu digambar
seluruhnya. Cukup separuhnya saja.

Diagram polar intensitas cahaya ( 1000 lm ) dan armatur

Pengukurannya dilakukan pada jarak yang relatif jauh. Karena itu sumber
cahayanya dapat dianggap sebagai suatu sumber cahaya berbentuk titik.
Dalam gambar diatas, panjang jari-jari dari O kesuatu titik dari grafik,
menyatakan intensitas cahayanya kearah itu dalam satuan candela. Umumnya diagram
7

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
diagram ini diberikan untuk lampu yang memberi 1000 lumen.

Intensitas cahaya sebuah lampu sebanding dengan flux cahayanya. Karena itu,
untuk lampu dengan flux cahaya lain, nilai-nilai yang diberikan dalam diagram masih
harus dikalikan dengan jumlah ribuan lumen lampu tersebut.
Jika misalnya armatur gambar diatas diberi lampu 1500 luman, maka pada sudut
30 intensitas cahayanya akan sama dengan:
0

1,5 x 194 = 291 cd


Grafik Intensitas Penerangan
Diagram polar intensitas cahaya digunakan untuk menghitung intensitas
penerangan di suatu titik menurut rumus:
EP =

I
lux
r2

Kalau misalnya intensitas cahaya suatu sumber cahaya L kearah titk P sama
dengan I = 400 cd, dan jarak antara L dan P sama dengan r = 2, maka intensitas
penerangan di titik P akan sama dengan:
EP =

I
400
= 2 = 100 lux
2
r
2

Dalam gambar diatas, intensitas penerangan E 1 dibidang a 1 - b1 tegak lurus pada


arah I, menurut hokum kuadrat akan sama dengan

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
E1 =

I
lux
r2

Intensitas penerangan E dibidang horizontal a b, ialah proyeksi dari E 1 pada


garis tegak lurus pada bidang a b dititik P. Jadi,
E = E 1 cos
di-mana

= sudut antara sinar cahaya dan garis tegak lurus pada bidang a b dititik P.
Rumus ini dikenal sebagai hokum cosinus.
Dari dua rumus diatas didapat
E=

1
cos
r2

lux

Kalau letak titik cahaya diatas bidang horizontal sama dengan h, didapat
Cos =

h
r

atau

1 cos
=
r
h

Substitusi dalam rumus E, menghasilkan:


E =

I
cos 3
2
h

lux

Jadi kalau tinggi h diketahui, intensitas penerangannya dapat juga dihitung


dengan rumus ini.
Grafik intensitas penerangan suatu sumber cahaya dapat dihitung dari diagram
polar intensitas cahayanya. Grafik tersebut menggambarkan intensitas penerangan di
suatu bidang datar, dinyatakan dalam satuan lux.
Gambar berikut memperlihatkan cara memperoleh grafik intensitas penerangan
sebuah lampu jalan yang digantung. dari diagram polar intensitas cahayanya.

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

10

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Hitungannya diberikan dalam tabel dibawah ini:


Jarak

r2

(m)

(cd
)
49 800
50 750
53 700
58 600
65 500
74 420
85 350
98 200
113 0

0
1
2
3
4
5
6
7
8

1
E =

(lx)
16,3
15,0
13,2
10,3
7,7
5,7
4,1
2,0
0

I
r2

E = E 1 cos
(lx)
16,3
14,8
12,7
9,5
6,7
4,6
3,1
1,4
0

Sebagai contoh dibawah ini diberikan hitungannya untuk titik q. Jarak antara q
dan titik O dibawah lampu sama dengan 3m.
Untuk jarak r antara lampu dan titik q dapat ditulis
r 2 = 7 2 + 3 2 = 58
Dari diagram polar, intensitas cahayanya dapat dibaca
I = 600 cd
Jadi untuk intensitas penerangan E 1 dibidang tegak lurus pada arah I dititik q
didapat :
E1 =

I
600
=
= 10,3 lux
2
58
r

Intensitas penerangan E di bidang horizontal di titik q dapat dihitung sebagai


berikut:
E = E 1 cos

11

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Dengan

cos =

7
7
= 0,9191
=
r
58

Jadi E = 10,3 x 0,9191 = 9,5 lux


Karena intensitas cahayanya memiliki simetri ruang, maka titik titik dengan
intensitas penerangan sama akan berada diatas lingkaran-lingkaran konsentris dengan
pusat di titik O. Lingkaran yang menghubungkan semua titik dengan nilai lux sama itu,
disebut lingkaran isolux.
Semua hitungan diatas berdasarkan lampu 1000 lumen.
Kalau pada jarak 8 m dari lampu tersebut diatas digantung lampu lain dengan
intensitas cahaya sama seperti lampu pertama, maka akan didapat situasi seperti
dilukis pada gambar dibawah ini. Nilai lux dari masing-masing lampu di suatu titik dapat
dijumlahkan.

12

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Lingkaran lingkaran isolux dari dua lampu jalan


Garis yang menghubungkan semua titik dengan nilai lux sama, disebut garis isolux.
Gambar diatas memperlihatkan lingkaran lingkaran isolux dari masing-masing lampu,
jika ditinjau secara terpisah. Selain itu juga digambar dua garis isolux, masing masing
garis A untuk 12,7 lux dan garis B untuk 6,7 lux.
Grafik-grafik intensitas penerangan digunakan untuk merencanakan penerangan yang
serata mungkin. Dengan grafik grafik ini dapat ditentukan tinggi dan jarak antar masing
masing titik lampu yang paling tepat.
13

TINGGI

( METER )

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Untuk menyusun grafik intensitas penerangan dengan cara menjumlahkan nilai
nilai lux dari dua atau lebih banyak titik lampu, diperlukan banyak latihan. Sering juga
digunakan tabel tabel intensitas penerangan. Tabel berikut ini misalnya, memuat
intensitas penerangan sebuah lampu comptalux 100 W. Kalau lampunya digantung pada
ketinggian 5 m, maka dititik yang letaknya 2 m dari garis tegak lurus melalui pusat
lampu, intensitas penerangannya akan sama dengan 13 lux.
Dalam praktek untuk meneliti apakah pembagian intensitas penerangannya rata
atau tidak, digunakan luxmeter. Pembagian yang kurang rata kadang kadang dapat
diperbaiki dengan mengatur ketinggian lampu-lampunya.
Kesalahan ukur sebuah luxmeter dapat mencapai 10 % bahkan lebih. Karena itu,
untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya, alat ukur ini harus ditera secara teratur.
Sebuah luxmeter tidak dapat dipergunakan untuk mengukur cahaya berwarna.
TABEL INTENSITAS PENERANGAN LAMPU COMPTALUX 100 W
1,5
444
2
250
59
2,5
160
53
3
111
46
3,5
82
41
16
4
62
36
15
4,5
49
32
14
5
40
28
13
6
28
22
12
7

7
20
17
10
6
4
8
16
14
9
6
4
9
12
11
8
5
4
10
10
9
7
5
3
2
Jarak(m) 0
1
2
3
4
5

I.2 SISTEM PENERANGAN DAN ARMATUR


Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumber cahaya
itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan.

ARMATUR ( LUMINAIR )
Definisi berdasarkan IESNA:
Suatu unit penerangan lengkap terdiri dari suatu lampu atau lampu lampu dan suatu
ballast ( kalau ada) , bersama sama dengan peralatan peralatan lain yang dirancang untuk:
mendistribusikan cahaya lampu / lampu lampu tersebut ke arah yang diinginkan
pengamanan lampu / lampu lampu tersebut, dan
menghubungkan lampu / lampu lampu tersebut ke sumber listrik
Peralatan peralatan lain tersebut dinamakan sebagai ARMATUR yang bersama sama
dengan lampu / lampu lampu disebut sebagai LUMINAIR / LIGHT FIXTURE.

14

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Dengan demikian ARMATUR adalah peralatan penerangan yang terdiri dari rumahlampu, soket / fitting 2 dan pengawatan kelistrikannya ( termasuk ballast untuk lampu
fluorescent .dan sumber listrik lampu lampu gas /HID High Intensity Discharge Lamps
serta transformator transformator untuk sumber tenaga listrik lampu pijar tegangan
rendah) , dilengkapi juga satu atau lebih komponen komponen berikut ini:
reflektor, lensa, diffuser, louver, gasket, engsel, decorative trim dan atau perlatan
pemasangannya . Keseluruhannya dimaksudkan untuk pengamanan, peningkatan
efisiensi, penampilan, atau pemeliharaan, mengatur pencahayaan dan atau mengatur
distribusi cahaya.
SYARAT SYARAT ARMATUR:
Tidak menyilaukan mata
Bayang bayang harus ada, tapi tidak boleh terlalu tajam agar benda terlihat wajar.
Cukup sirkulasi udara
Konstruksi Armatur antara lain ditentukan oleh:
a) Cara pemasangannya pada dinding atau langit langit
b) Cara pemasangan fiting atau fiting fiting didalam armatur
c) Perlindungan sumber cahayanya
d) Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan
e) Penyebaran cahayanya.
ARMATUR yang terutama digunakan sebagai HIASAN disebut ORNAMEN
Armatur dibagi menurut beberapa cara:
1. SIFAT PENERANGANNYA: Penerangan langsung, sebagian besar langsung,
difus, sebagian besar tidak langsung, tidak langsung.
2. KONSTRUKSINYA: Armatur biasa, Kedap tetesan air, Kedap air, Kedap letupan
debu, Kedap letusan gas.
3. PENGGUNAANNYA: Untuk penerangan dalam, Penerangan luar, Penerangan
industri, Penerangan dekorasi, Ditanam di-dinding, ditanam di- langit 2 , Tidak
ditanam.
4. BERDASARKAN BENTUKNYA: Armatur Balon, Pinggan, Rok, Gelang,
Armatur Pancaran Lebar & Pancaran Terbatas, Armatur Kandil, Palung; Armatur
armatur lain untuk lampu jenis tabung.
5. CARA PEMASANGAN: Armatur Langit 2 , Dinding, Gantung, Berdiri, Armatur
Gantung Memakai Pipa, Armatur Gantung Memakai Kabel.
ABSORPSI, REFLEKSI DAN TRANSMISI
ABSORPSI, sebagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh
permukaan itu. Bagian yang diserap ini menimbulkan panas pada permukaa tersebut.
Permukaan yang gelap dan buram menyerap banyak cahaya. Bagian flux cahaya yang
diserap oleh suatu permukaan ditentukan oleh faktor absorpsi ( a) permukaan itu:
FLUX CAHAYA YANG DISERAP
a =. ----------------------------------------------------------------FLUX CAHAYA YANG MENGENAI PERMUKAAN

REFLEKSI; ( pantulan)
15

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
a) Refleksi Cermin atau Refleksi Teratur.
Sudut masuk sama dengan sudut keluar. Terjadi pada cermin atau pada permukaan
logam yang dipoles.
b) Refleksi Baur atau Refleksi Difus
Sinar sinarnya dipantulkan ke semua jurusan ( pembiasan). Terjadi pada suatu
permukaan kasar,. Misalnya pada langit langit yang dikapur.
c) Refleksi Campuran
d) Refleksi Terpencar
Faktor refleksi r suatu permukaan:
r

FLUX CAHAYA YANG DIPANTULKAN


------------------------------------------------------------------------FLUX CAHAYA YANG MENGENAI PERMUKAAN

TRANSMISI; sebagian besar cahaya menembus bahan bahan tembus cahaya seperti
berbagai jenis kaca, seluloida dan sebagainya
Bagian flux cahaya yang dapat menembus ditentukan oleh faktor transmisi t
t

FLUX CAHAYA YANG DAPAT MENEMBUS


------------------------------------------------------------------------FLUX CAHAYA YANG MENGENAI PERMUKAAN

Untuk suatu permukaan berlaku:


a + r +t = 1
I.3 CARA MENGHITUNG PENERANGAN DALAM
Pilihan mengenai sistem penerangan yang dipilih, dipengaruhi oleh antara lain:
a) Intensitas penerangannya dibidang kerja
b) Intensitas penerangan umumnya dalam ruangan
c) Biaya Instalasinya
d) Biaya pemakaian energinya
e) Biaya pemeliharaan instalasinya, antara lain biaya untuk penggantian lampu lampu

16

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
SYARAT SYARAT
1) Tidak melelahkan mata. Perbedaan intensitas penerangan antara bidang kerja dan
sekelilingnya tidak boleh terlalu besar, sehingga penyesuaian mata tidak melelahkan.
2) Perbandingan intensitas penerangan minimum dan maksimum di bidang kerja se
kurang kurangnya 0,7
3) Perbandingan dengan sekelilingnya harus se kurang kurangnya 0,3
4) Diperhitungkan usia orang orang yang akan bekerja atau yang akan menempati
ruangan yang akan diberi penerangan.
5) Untuk dapat bekerja sama nyamannya seorang berusia 60 tahun memerlukan kira kira
15 kali lebih banyak cahaya dari pada yang diperlukan seorang anak berusia 10 tahun
6) Intensitas penerangan ditentukan ditempat mana pekerjaan akan dilakukan. Bidang
kerja umumnya diambil 80 cm diatas lantai.
7) Intensitas penerangan yang diperlukan ditentukan juga oleh sifat pekerjaan yang
dilakukan dan panjang waktu kerja..
EFISIENSI PENERANGAN

g
o

O = Flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam ruangan
g = Flux cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tak langsung
setelah dipantulkan oleh dinding dan langit langit.
g = E X A Lumen

O =

ExA

A = Luas bidang kerja dalam m 2


E = Intensitas penerangan yang diperlukan dalam bidang kerja.

17

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
TABEL TABEL PENERANGAN ( 1 S/D 6)
TABEL 1
Sifat Pekerjaan
Penerangan
sangat baik

2.

3.

4.

5.

1. Kantor
Ruangan gambar
Ruangan kantor( untuk pekerjaan kantor biasa,
pembukuan, mengetik, surat menyurat, membaca
menulis, melayani mesin mesin kantor
Ruangan yang tidak digunakan terus menerus untuk
pekerjaan ( ruangan arsip, tangga, gang, ruangan
tunggu)
Ruangan Sekolah
Ruangan kelas
Ruangan gambar
Ruangan untuk pelajaran jahit menjahit
Industri
Pekerjaan sangat halus ( pembuatan jam tangan,
instrumen kecil dan halus, mengukir)
Pekerjaan halus ( pekerjaan pemasangan halus,
menyetel mesin bubut otomatis, pekerjaan bubut
halus, kempa halus, poles)
Pekerjaan biasa (pekerjaan bor, bubut kasar,
pemasangan biasa)
Pekerjaan kasar ( memempa dan menggiling)
Toko
Ruangan jual dan pamer
Toko toko besar
Toko toko lain
Etalase
Toko toko besar
Toko toko lain
Mesjid, gereja, dan sebagainya

6. Rumah tinggal
Kamar tamu
Penerangan setempat ( bidang kerja)
Penerangan umum, suasana
Dapur
Penerangan setempat
Penerangan umum
Ruangan ruangan lain
Kamar tidur, kamar mandi, kamar rias ( setempat)
Gang, tangga, gudang, garasi
Penerangan setempat u.kerja ringan (hobby dsb)
Penerangan umum

Penerangan
baik

2000 lux

1000 lux

1000 lux

500 lux

250 lux

150 lux

500 lux
1000 lux
1000 lux

250 lux
500 lux
500 lux

5000 lux

2500 lux

2000 lux

1000 lux

1000 lux

500 lux

500 lux

250 lux

1000 lux
500 lux

500 lux
250 lux

2000 lux
1000 lux
250 lux

1000 lux
500 lux
125 lux

1000 lux
100 lux

500 lux
50 lux

500 lux
250 lux

250 lux
125 lux

500 lux
250 lux
500 lux
250 lux

250 lux
125 lux
250 lux
125 lux
18

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Efisiensi atau rendemen penerangannya ditentukan dari tabel tabel ( lihat tabel 2
s/d 6 ) Setiap tabel hanya berlaku untuk suatu armatur tertentu dengan jenis lampu
tertentu dalam ruangan tertentu pula.

Untuk menentukan efisiensi penerangannya harus diperhitungkan:


1. Efisiensi atau rendemen armaturnya., v
2. Faktor refleksi dindingnya ( r W ), Faktor refleksi langit langit ( r P ) dan Faktor
refleksi pengukurannya ( r m )
Indeks ruangannya k

Faktor penyusutan d

EFISIENSI ARMATUR

Efisiensi atau rendemen armatur ialah::


Flux cahaya yang dipancarkan oleh armatur
v = ----------------------------------------------------------------------Flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya

Efisiensi ini dibagi atas bagian Flux cahaya diatas dan dibawah bidang
horisontal; Misalnya dalam tabel 3 masing masing 22% dan 65%.
FAKTOR FAKTOR REFLEKSI

Faktor faktor refleksi r w dan r p masing masing menyatakan bagian yang


dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit langit, dan
kemudian mencapai bidang kerja..
Langit langit dan dinding berwarna terang memantulkan 50% - 70%, dan yang
berwarna gelap 10% - 20%.
Dalam tabel 2 s/d 6 efisiensi penerangannya diberikan untuk tiga nilai r p yang
berbeda. Pada setiap nilai r p terdapat tiga nilai r w .

Untuk faktor refleksi dinding r w ini dipilih suatu nilai rata rata, sebab pengaruh
gorden dan sebagainya sangat besar.
Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja r m ditentukan oleh
refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya
untuk r m ini diambil nilai 0,1

19

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
INDEKS RUANGAN ATAU INDEKS BENTUK
Indeks ruangan atau indeks bentuk k menyatakan perbandingan antara ukuran ukuran
utama suatu ruangan berbentuk empat persegi panjang:
k =

p.l
,
h( p + l )

dimana

p = panjang ruangan dalam meter


l = lebar ruangan dalam meter
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja dalam meter.
Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi penerangannya
dapat ditentukan dengan interpolasi.
Kalau misalnya k = 4,5 ; maka untuk diambil nilai tengah antara nilai nilai k = 4
dan k = 5. Untuk k yang melebihi 5, diambil untuk k= 5.

FAKTOR PENYUSUTAN ATAU DEPRESIASI

Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d, ialah:


d =

E dalam keadaan dipakai


-----------------------------------E dalam keadaan baru

Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai ialah intensitas penerangan rata rata
suatu instalasi dengan lampu lampu dan armatur armatur, yang daya gunanya telah
berkurang karena kotor, sudah lama dipakai atau karena sebab lain.
Efisiensi penerangan yang diberikan dalam tabel tabel 2 s/d 6 berlaku untuk suatu
instalasi dalam keadaan baru.
Kalau faktor depresiasinya 0,8; suatu instalasi yang dalam keadaan baru memberi 250
Lux akan memberi hanya 200 Lux saja dalam keadaan sudah dipakai.
Jadi untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai
rendemen yang didapat dari tabel mqasih harus dikalikan dengan faktor
depresiasinya.
Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk
1. pengotoran ringan
2. pengotoran biasa, dan
3. pengotoran berat
Masing masing golongan utama ini dibagi lagi atas tiga kelompok, tergantung pada
masa pemeliharaan lampu lampu dan armatur armaturnya, yaitu setelah 1, 2 atau 3
tahun.

20

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

21

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

22

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

23

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

II. SUMBER CAHAYA


Sumber cahaya terbagi atas dua bagian besar
1. PEMANCAR SUHU
Lampu Pijar
Lampu Pijar dengan halogen ( gas jodium)
2. LAMPU TABUNG GAS
Lampu Natrium
Lampu Air Raksa Tekanan Tinggi
Lampu Air Raksa Tekanan Amat Tinggi Dengan Reflektor
Lampu Air Raksa Dengan Cahaya Campuran
Lampu Tabung Fluoresen
II.1 PEMANCAR SUHU
LAMPU PIJAR
Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalam suatu
kawat halus. Dalam kawat ini, energi listrik diubah menjadi panas dan cahaya.
Kalau suhu ditingkatkan, panjang gelombang akan bergeser. Maksimum grafik energi
akan bergeser ke arah gelombang yang lebih pendek, kearah warna ungu.
Agar sebuah lampu pijar dapat memancarkan sebanyak mungkin cahaya tampak, suhu
kawat pijar harus ditingkatkan setinggi mungkin, tapi tidak bisa melebihi titik lebur bahan
kawat pijar. Umumnya digunakan kawat pijar dari wolfram. Titik lebur wolfram 3655 0 K
Kalau suhu kawat pijar wolfram ditingkatkan sampai kira kira 3300 0 K, akan diperoleh
lampu dengan flux cahaya spesifik yang sangat tinggi ( 50 lumen / watt). Tetapi pada
suhu ini kawat pijar akan terlalu cepat menguap, sehingga umur lampu menjadi pendek.
Rata rata umur lampu pijar 1000 jam nyala. Umumnya lampu pijar yang digunakan sudah
diganti setelah 700-800 jam nyala, tanpa menunggu putusnya lampu. Cahaya yang
dipancarkan lampu pijar memiliki spektrum kontinyu
Lampu lampu pijar kebanyakan dilengkapi dengan sepotong kawat monel yang dipasang
seri dengan kawat kawat kawat penghubungnya dan berfungsi sebagai pengaman lebur.

24

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 2.1 Lampu benang arang

Gb 2.2 Lampu vakum kawat wolfram


LAMPU LAMPU HALOGEN
Lampu Halogen dikenal juga sebagai lampu yodium. Lampu lampu ini di isi gas
dengan campuran sedikit yodium 0,1 mg/cm 2 . Dengan adanya yodium, dalam lampu
terjadi reaksi kimia yang mengembalikan wolfram yang telah menguap ke kawat pijar
lampu.

25

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Suhu dinding bola lampu relatif rendah. Pada dinding lampu ini terjadi reaksi antara
wolfram yang telah menguap dengan yodium:
W + 2J WJ2
Wolframiodida ini mudah menguap, sehingga dapat mencapai kawat pijar lampu. Suhu
kawat pijar ini tinggi, sehingga wolframiodida yang mengenai kawat pijar akan diuraikan
kembali:
WJ2 W + 2 J
Lampu pijar yodium ini merupakan sebuah lampu yang kecil dengan bola yang sangat
panas. Suhu dinding bola harus kira kira 600 0 C; supaya reaksinya dapat berlangsung
dengan baik. Karena itu bola lampu ini dibuat dari kwarsa.
Lampu yodium memiliki flux cahaya spesifik 20 lumen / watt untuk lampu dengan umur
2000 jam nyala. Dan 25 lumen / watt untuk lampu dengan umur 200 jam nyala.
Diameter lampu yodium kira kira 10 mm, dan panjangnya kira kira 200 mm.
Gambar 2.3 memperlihatkan armatur untuk lampu yodium, digunakan antara lain untuk
penerangan lapangan olahraga, lampu sorot penerangan dinding luar bangunan dan untuk
penerangan landasan lapangan udara.

Gb 2.3 Armatur lampu sorot untuk lampu yodium 1000 W


II.2 LAMPU LAMPU TABUNG GAS
Terdiri dari tabung berbagai bentuk yang di isi dengan gas dan uap logam. Gas
yang digunakan adalah gas mulia ( Neon dan Argon). Gas mulia ini mempunyai sifat
tidak melakukan reaksi kimia dengan unsur unsur lain. Fungsi gas dalam tabung antara
lain untuk membantu menyalakan lampu.
Logam logam yang digunakan ialah Natrium dan Air Raksa. Dalam keadaan dingin,
logam berada dalam bentuk titik titik logam atau dalam bentuk padat. Pada masing
masing ujung tabung terdapat sebuah elektroda ( gb 2.4)
Cara Kerja:.
Elektroda elektroda tabung dihubungkan dengan tegangan listrik yang cukup
tinggi ( tegangan penyala). Elektron elektron bebas yang terdapat dalam tabung akan
bergerak dari elektroda yang satu ke elektroda yang lainnya. Akibat gerakan elektron
elektron bebas ini, terjadi benturan benturan dengan elektron gas yang terikat. Kalau
benturan ini cukup keras, elektron elektron yang terikat dapat terlempar keluar orbitnya,
lepas dari ikatan inti atom. Atom atom yang kehilangan elektron dapat menangkap
26

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
kembali elektronnya atau elektron bebas lain. Kalau sebuah elektron memasuki orbit
kosong itu ( tertangkap oleh atom yang kehilangan elektron), maka kelebihan energinya
akan menjadi bebas dan dipancarkan sebagai sinar elektromagnetik.
Atom yang kehilangan elektron dan tidak dapat menangkap kembali elektron akan
mendapat muatan positip dan dinamakan ion. Proses pembentukkan ion ini disebut
ionisasi.
Setelah lampunya dinyalakan, suhu gas dalam tabung akan meningkat. Karena itu setelah
beberapa waktu, logam yang ada dalam tabung akan menguap dan ikut serta dalam proses
pembangkitan cahaya.
Kalau pembangkitan cahayanya disebabkan oleh uap logam, umumnya uap natrium atau
uap air raksa, prosesnya disebut elektro luminesensi. Sinar elektromagnetik yang
dipancarkan ialah cahaya tampak. Lampu lampu dengan elektro luminesensi ialah
lampu natrium dan lampu air raksa tekanan tinggi.
Lampu air raksa dengan tekanan sangat rendah memancarkan terutama sinar ultra ungu.
Kalau bagian dalam tabung demikian diberi serbuk fluoresen, sinar ultra ungu itu akan di
ubah menjadi cahaya tampak oleh serbuk itu. Sinar ultra ungu akan menyebabkan
elektron elektron dalam serbuk fluoresen itu terlempar keluar atomnya, sehingga atom
atom ini memiliki orbit yang lowong. Kalau kemudian orbit orbit lowong itu di isi
kembali oleh sebuah elektron, maka kelebihan energi elektron akan dipancarkan sebagai
cahaya tampak. Jadi terjadi proses serupa yang terjadi dalam gas. Proses ini disebut foto
luminesensi. Lampu dengan foto luminesensi misalnya lampu TL.
Warna warna yang terdapat dalam spektrum lampu tabung gas tidak sama kuat. Kalau
hanya ada satu warna dinamakan spektrum garis. Jika ada beberapa warna disebut
spektrum pita.

Gb 2.4 lampu tabung gas


LAMPU NATRIUM
Lampu ini terdiri dari tabung berbentuk U dengan dua elektroda ( gb 2.5). Masing
masing elektroda dilengkapi dengan sebuah emitter. Tabung di-isi dengan sedikit
Natrium cair dan suatu gas bantu.
Tabung berbentuk U ditempatkan dalam sebuah tabung pelindung dari kaca. Tabung
tabung itu kemudian ditempatkan dalam sebuah balon luar. Ruang antara tabung
pelindung dan balon luar ini hampa udara, sehingga merupakan isolasi panas yang baik.
Lampu ini mempunyai kaki bayonet.
Karena dalam tabung selalu ada sedikit Natrium cair, maka tekanan dalam tabung sama
dengan tekanan uap jenuh natrium pada suhu kerja lampu ( 270 0 C ) yaitu 4 X 10 3 mm
Hg. Gas bantu yang digunakan terutama terdiri dari neon. Karena itu, pada waktu
lampunya baru dinyalakan, cahayanya mula mula berwarna merah. Setelah beberapa
menit, sesudah dicapai suhu kerja sebenarnya, baru dipancarkan warna cahaya yang
sebenarnya.
27

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Disamping jenis yang diuraikan diatas, ada juga lampu natrium dengan tekanan uap lebih
tinggi ( 1/3 atm). Suhu kerjanya 780 0 C. Pada suhu ini kaca akan termakan oleh natrium.
Karena itu untuk tabung lampu jenis ini digunakan allumunium oksida yang telah
dipanaskan hingga padat. Faktor transmisi 90%, ukuran lampu lebih kecil.

Gb2.5 Lampu Natrium


Transformator
Fungsi transformator:
Menigkatkan tegangan jaringan yang umumnya 220V hingga mencapai tegangan
penyala yang dibutuhkan.
Membatasi arus lampu
Tegangan Penyala yang dibutuhkan tergantung pada daya lampunya:
Daya Lampu Tegangan Penyala
45 W
200 W

340 volt
600 volt

Sesudah Menyala
Tegangan Arus lampu
80 volt
0,6 A
260 volt
0,9 A

Sebagai transformator digunakan transformator bocor ( gb 2.6). Pada besi teras


transformator terdapat celah udara, yaitu dititik awal perpanjangan kumparan sekunder.
Gb 2.7 memperlihatkan arus arus yang mengalir setelah lampunya menyala.Arus primer I
p hanya sedikit lebih besar dari pada arus beban nol transformator.

Gb 2. 6 Autotransformator bocor

Gb 2.7

Autotransformator bocor tersebut menyebabkan turunnya cos rangkaian sampai


dengan 0,2. Dengan menggunakan kondensator 20 F, faktor dayanya dpat ditingkatkan
kembali menjadi 0,8 ( gb 2.6)
Karena diperlukan transformator, lampu ini hanya dapat digunakan untuk tegangan bolak
balik.
Supaya tidak menimbulkan gangguan radio, dapat digunakan dua kondensator 0,2 F,
yang titik tengahnya dihubungkan ketanah ( gb 2.8). Untuk menyalakan lampu natrium
28

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
tekanan tinggi digunakan sebuah penyala elektronik. Arusnya dibatasi dengan sebuah
kumparan hambat ( gb 2.9). Kalau baru dipadamkan dan kemudian di hidupkan kembali,
lampu ini tidak akan segera menyala, karena tekanan uapnya masih terlampau tinggi.
Baru setelah tekanan uapnya menurun sampai cukup rendah, lampunya dapat menyala.
Alat yang dihubungkan seri didepan lampu harus induktif. Jika bersifat kapasitip, alat
penyalanya tidak akan bekerja. Untuk memperbaiki faktor dayanya, dapat dipasang
sebuah kondensator paralel dengan jaringan listrik. Untuk mencegah gangguan sinyal
audio, jika perlu dapat ditambahkan sebuah kumparan tapis.

Gb 2.8

Gb 2.9 Hubungan lampu natrium tekanan tinggi


Sifat Sifat Lampu Natrium dan Penggunaannya.
Bila lampu natrium sudah tua, flux cahaya spesifiknya akan sangat menurun, karena itu
sebaiknya diganti setelah 3000 4000 jam nyala.
Lampu natrium tekanan rendah memancarkan cahaya monokrom berwarna kuning
jingga. Luminansinya rendah jadi tidak banyak menimbulkan silau.
Cahaya lampu natrium tekanan tinggi memiliki spektrum kontinyu. Karena itu reproduksi
warnanya baik, terutama dari warna kulit manusia.
Daya tembus cahaya lampu natrium dalam kabut, besar. Penerangan dengan lampu
natrium dapat meningkatkan kecepatan penglihatan, dan menghasilkan kontras yang
sangat besar.
Flux cahaya spesifik
Jenis lampu
Flux Cahaya Spesifik
Lampu natrium tekanan rendah
450 Lumen / watt
Lampu natrium tekanan rendah khusus
175 Lumen / watt
( Philips)
Lampu natrium tekanan tinggi
100 Lumen / watt
Kedudukan nyala.

29

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Pada waktu menyala, kedudukan lampu natrium tekanan rendah harus selalu sedemikian
rupa, sehingga kaki lampunya tidak lebih rendah daripada bagian bagian lain lampu. Hal
ini disebabkan di kaki lampu tidak boleh ada titik titik natrium. Kedudukan lampu yang
diperbolehkan pada waktu menyala, tergantung pada daya nya ( gb 2.10.)

SO 200 W

Gb 2.10 Kedudukan nyala lampu natrium


Untuk lampu natrium tekanan tinggi., tidak ada pembatasan mengenai kedudukannya
pada waktu menyala.
Banyak digunakan untuk penerangan jalan jalan raya dan lapangan lapangan terbuka.
Selain itu juga untuk penerangan di pelabuhan dan industri, dan sebagai lampu sorot
untuk penerangan pesta.
Lampu natrium tekanan tinggi juga digunakan untuk penerangan dalam.
Kalau dipasang di tempat tempat yang bergetar, lampu lampu natrium harus digantung
berpegas.
LAMPU AIR RAKSA TEKANAN AMAT TINGGI
Konstruksi:
Memiliki sebuah tabung gas kecil dari kaca kwars ( gb 2.11). Tabung ini memilki dua
elektroda utama E 1 dan E 2 , dan sebuah elektroda bantu e yang dihubungkan dengan
elektroda E 2 melalui tahanan r.

30

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Tabung gas itu di isi dengan Argon sebagai gas bantu dan dengan sedikit air raksa. Dalam
keadaan dingin, air raksa ini berada dalam keadaan cair.
Permukaan dalam dari balon luar lampu diberi lapisan serbuk floresen. Untuk
mendinginkan tabung gas nya, balon luar ini di isi dengan nitrogen. Lampu ini
dihubungkan pada tegangan jaring lewat sebuah kumparan hambat.
Sinar ultra ungu yang juga ikut dipancarkan, diubah menjadi cahaya merah oleh serbuk
fluoresen yang terdapat pada permukaan dalam balon lampu. Dengan demikian, maka
cahaya yang dipancarkan oleh lampu ini ialah cahaya putih.
Phillips memasarkan jenis lampu ini dengan kode HPL
Daya lampu HPL
Lumen
Teg lampu (V)
Arus lampu (A)
Kaki lampu

50W
1700
95
0,6
Ed

80W
3100
115
0,8
Ed/Sw

125W
5400
125
1,15
Ed/Sw/gol

250W
11500
135
2,0
gol

400W
20500
140
3,2
gol

700W
36000
140
5,6
gol

Cara Kerja:
Kalau lampu dinyalakan, akan terjadi pelepasan dalam gas bantu antara elektroda E 1 dan
elektroda bantu e. Pelepasan ini kemudian menjalar keseluruh gas bantu dalam tabung,
sehingga suhu meningkat. Tekanan dalam tabung semula rendah, karena meningkatnya
suhu, air raksa yang terdapat dalam tabung akan menguap, dan tekanan dalam tabung
meningkat sampai kira kira 5 atm.
Tahanan r membatasi arus yang mengalir antara E 1 dan elektroda bantu e setelah
lampunya dinyalakan. Tabung gas ini memancarkan cahaya dengan spektrum garis lebar,
terdiri dari cahaya cahaya kuning, hijau, biru dan ungu.
Tegangan penyala minimum pada - 15 0 C untuk semua lampu ialah 200 Volt.
Cos rangkaian lampu dapat diperbaiki dengan sebuah kondensator yang dihubungkan
paralel dengan jaringan. Supaya tidak menimbulkan gangguan radio, paralel dengan
lampu dapat dihubungkan sebuah kondensator 5000 pF ( gb 2.12)
Lampu air raksa ini dapat digunakan dalam tiap kedudukan, tanpa pembatasan.
Digunakan untuk penerangan tempat tempat umum dan untuk penerangan industri.
Karena tidak dipengaruhi suhu rendah, cocok untuk kamar pendingin

Gb 2.12
LAMPU AIR RAKSA TEKANAN AMAT TINGGI DENGAN REFLEKTOR
Konstruksi:
Sama dengan lampu air raksa tekanan amat tinggi sebelumnya, hanya bagian atas dari
balon luarnya diberi reflektor cermin.
31

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Reflektor ini dilapisi dengan serbuk fluoresen yang mengubah sinar ultra ungu menjadi
cahaya merah.
Karena ia dilengkapi dengan reflektor, cahaya lampu ini terarah, Gb 2.13 memperlihatkan
diagram polar intensitas cahayanya.

Disebelah bawah bagian dalam balonnya dibuat mengkilap. Phillips memasarkan lampu
ini dengan kode HPLR Cara kerja dan penyambungannya sama dengan cara kerja dan
penyambungan lampu HPL.
Daya Lampu HPLR
Flux Cahaya ( Lumen)
Tegangan lampu (V)
Arus lampu (A)
Kaki lampu

Beberapa data lampu HPLR


250W
9000
135
2,0
Goliath

400W
16500
140
3,2
goliath

Kedudukan nyala dan penggunaan


Tidak ada pembatasan mengenai kedudukan nyalanya. Karena bagian atas lampu diberi
reflektor, flux cahayanya tidak terpengaruh oleh debu yang jatuh diatas lampu. Karena itu
lampu ini cocok sekali untuk penerangan bangsal bangsal pabrik dan bengkel yang tinggi
dan berdebu

32

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

LAMPU AIR RAKSA DENGAN CAHAYA CAMPURAN


Kostruksi dan cara kerja:
Gambar 2.14.memperlihatkan lampu ini. Phillips memasarkan jenis lampu ini dengan
kode MLL. Konstruksi dan cara kerjanya sama dengan lampu HPL, hanya seri dengan
tabung gas nya terdapat sepotong kawat pijar yang juga berfungsi sebagai pembatas arus.
Flux cahaya dari bagian lampu air raksa dan flux cahaya bagian lampu pijarnya sama
besarnya. Karena itu warna cahaya lampu ini putih dan terang. Lampu MLL tidak
memerlukan kumparan hambat, dan dapat dihubungkan langsung dengan tegangan jaring
Daya lampu MLL
Flux cahaya (lumen)
Teg lampu (min)
Arus lampu (A)
Kaki lampu

160W
3000
200
0,75
Ed/Sw

250W
5000
200
1,15
Ed/gol

500W
11000
200
2,30
Gol

Gb 2.14 Lampu dengan cahaya campur MLL


Kedudukan nyala dan penggunaan
Lampu lampu 250W dan 500W dapat digunakan dalam setiap kedudukan tanpa
pembatasan. Lampu 160W hanya boleh digunakan dalam kedudukan sesuai gambar
dibawah. Rendemen suatu instalasi penerangan dengan lampu pijar dapat ditingkatkan
dengan lampu MLL.
33

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Lampu ini memiliki kawat pijar yang agak panjang, sehingga bila digunakan ditempat
bergetar harus digantung berpegas.

Kalau digunakan dalam kedudukan yang dihitamkan, ada kemungkinan akan timbul
kesulitan apabila tegangan jaringnya rendah
LAMPU TABUNG FLUORESEN
Tabung Fluoresen
Dipasarkan oleh Phillips dengan kode TL Diameter tabung 38 mm, panjang tergantung
dayanya. Sebelah dalam tabung diberi lapisan serbuk fluoresen. Pada setiap ujung tabung
terdapat sebuah elektroda. Elektroda ini terdiri dari kawat pijar dari wolfram dengan
sebuah emitter untuk memudahkan emisi elektron elektron..
Tabung fluoresen diisi dengan uap air raksa dan gas mulia Argon. Juga dalam keadaan
menyala, tekanan uap air raksa dalam tabung sangat rendah. Uap air raksa ini
memancarkan sinar ultra ungu. Sinar ini diserap oleh serbuk fluoresen dan diubah
menjadi cahaya tampak.
Dalam tabung selalu ada kelebihan air raksa cair. Karena itu tekanan uap air raksa dalam
tabung selalu sama dengan tekanan uap air raksa jenuh, yang ditentukan oleh suhu tabung
di tempat yang paling dingin. Suhu ini disebut suhu kerja dan kira kira sama dengan 40 0
C.
Ukuran tabung harus sedemikian rupa, sehingga suhu 40 0 C ini dapat dipertahankan pada
suhu keliling 25 0 C. Untuk tabung tabung dengan daya besar, agak sulit untuk
mempertahankan suhu kerja yang demikian rendah. Karena itu tabung TL 125 W diberi
tonjolan di dindingnya. Suhu di tonjolan ini lebih rendah daripada suhu di bagian lain dari
tabung.
Perubahan suhu keliling sangat mempengaruhi suhu kerja tabung dan juga rendemennya (
gb 2.15). Kalau suhu kelilingnya rendah, rendemennya akan sangat menurun.

34

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Kumparan Hambat ( balast)


Kumparan hambat ini membatasi arus tabung. Selain itu alat ini juga membangkitkan
suatu tegangan induksi kejut yang tinggi untuk memulai penyalaan tabung. Daya yang
dibutuhkan untuk seluruh rangkaian ialah daya tabung ditambah dengan daya kumparan
hambatnya.
Starter dan Penyalaan
Starter untuk tabung fluoresen terdiri dari sebuah balon kaca kecil yang di isi dengan gas
mulia. Didalam balon terdapat dua elektroda dwilogam A dan B ( gb 2.16) Jarak antara
elektroda A dan B dibuat sedemikian rupa, sehingga starternya akan menyala pada
tegangan 100 200 V. Kalau rangkaian pada gb 2.16 dihubungkan pada tegangan jaring
220 V, starter S akan mendapat tegangan 220V, sehingga menyala dan menjadi panas.
Karena itu elektroda elektroda dwilogam A dan B akan membengkok dan membuat
kontak. Dengan demikian suatu arus besar akan mengalir dari jaringan lewat kumparan
hambat S m , elektroda tabung E, starter S dan elektroda tabung yang lain kembali ke
jaringan. Arus ini akan membuat elektroda elektroda tabung berpijar dan mengeluarkan
elektron elektron. Sementara itu tegangan pada starter hilang, sehingga starternya padam
dan menjadi dingin. Elektroda elektroda dwilogam dalam starter akan lurus kembali dan
memutuskan arus yang sedang mengalir. Karena pemutusan tiba tiba ini, dalam
kumparan hambat S m akan dibangkitkan suatu GGL yang tinggi. Tegangan kejut ini seri
dengan tegangan jaring. Kalau dibangkitkan pada saat yang menguntungkan, tegangan
pada elektroda elektroda E dari tabung akan cukup tinggi untuk menyalakan tabung,
asalkan sudah cukup panas.
Kalau pada siklus pertama tabungnya belum menyala, urutan peristiwa seperti diuraikan
diatas akan terulang, sampai tabungnya menyala. Setelah menyala, tegangan tabungnya
akan turun hingga 60 100V, tergantung pada panjang tabung, jadi pada daya nya..
Sesudah tabungnya menyala, starternya akan paralel dengan tabung. Karena tegangan
nyala tabung lebih rendah dari pada tegangan penyala starter, maka starternya akan
padam. Paralel dengan tabung starter D terdapat sebuah kondensator kecil C.
Kondensator ini mengurangi cetusan cetusan pada elektroda elektroda dwi logam,
sehingga memperbaiki pemutusan arus dalam starter. Kondensator tersebut juga
mengurangi timbulnya gangguan radio.

35

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 2.16 Diagram dasar hubungan tabung TL dengan kumparan hambat dan starter
S m kumparan hambat
E Elektroda tabung
S Starter

A dwilogam
B dwilogam

Beberapa data tabung TL


daya tabung
Tegangan tabung (V)
Arus tabung (A)
Panjang tabung (mm)

4W
30
0,15
136

6W
45
0,155
212

C kondensator
D balon

8W
58
0,165
288

20W
58
0,39
590

25W
95
0,40
970

40W
103
0,44
1199

Kompensasi cos
Karena induktansi kumparan hambat, faktor daya turun menjadi 0,35 0,50. Untuk
kompensasi cos lampu TL, digunakan kondensator yang dihubungkan seri dengan
kumparan hambat ( gb 2.17). Kapasitansi kondensator ini dipilih sedemikian rupa
sehingga membuat rangkaiannya cukup kapasitip untuk juga mengimbangi cos dari
suatu rangkaian kedua yang induktif. Hubungan demikian disebut hubungan duo ( gb
2.18)_

Gb 2.17 Hubungan kapasitip

36

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 2.18 Hubungan Duo


Hubungan duo ini tidak hanya memberi kompensasi bagi cos kedua rangkaian, tetapi
juga mengurangi efek stroboskopnya.
Untuk tabung tabung TL 20 W digunakan hubungan tandem, yaitu dua tabung
dihubungkan seri ( gb 2.19)

Gb 2.19 Hubungan tandem


37

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Tabung TL berdiameter kecil dan tabung TL berbentuk lingkaran
Tabung tabung TL dengan diameter kecil (TLD) digunakan untuk penerangan etalase,
lemari primer, dan sebagainya. Pada dasarnya tabung tabung ini sama dengan tabung
tabung TL biasa, hanya diameternya 26 mm dan dayanya 15 W atau 30W. Hubungannya
juga seperti hubungan tabung tabung TL biasa.
Tabung tabung TL berbentuk lingkaran ( TLE) digunakan ditempat yang terlalu sempit
untuk tabung lurus, dan juga karena pertimbangan pertimbangan arsitektur.
Tabung TL dengan reflektor
Sebelah dalam tabung ini (TLF) diberi lapisan reflektor. Karena itu cahayanya
dipancarkan kebawah, melalui bagian yang tidak diberi lapisan atau jendela. Sudut buka
jendelanya 120 0
Karena seluruh flux cahayanya dipancarkan kebawah, debu yang jatuh di atas lampu
tidak mempengaruhi rendemennya. Tabung tabung ini digunakan di ruang berdebu,
misalnya di ruangan bengkel, juga di ruangan kantor.

38

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

III. INSTALASI LISTRIK


III.1. PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK
III.1.1 Keselamatan Kerja
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar
beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu
diperhatikan hal hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan
kerja. Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik diantaranya:
Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
Jaringan dengan hantaran telanjang
Peralatan listrik yang rusak
Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak dengan kontak tusuk lebih dari
satu ( bertumpuk).
Contoh langkah langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,
tempat kerja, dan cara cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik dapat
diikuti petunjuk berikut:
1. Beberapa ketentuan peralatan listrik
a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki.
b) Tidak diperbolehkan:
o Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
o Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih
besar
o Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah
daya.
c) Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh , seperti terminal
terminal sambungan kabel, dan lain lain.
d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan.
2. Tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat kerja, diantaranya:
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan AWAS BERBAHAYA
b) Berhati- hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan peralatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya
listrik
3. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja,
antara lain:
Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh
PLN / AKLI

39

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Pekerja harus dilengkapi dengan perlatan pelindung seperti: baju pengaman
( lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terhadap gesekan),
sepatu, helm, sarung tangan.
Peralatan ( komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harus sesuai
dengan PUIL
Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabel nya , tetapi
dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.
III.1.2 Standarisasi
Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman, antara lain mengenai:
a.
ukuran, bentuk dan mutu barang
b.
cara menggambar dan cara kerja
Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang
yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan.
Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan
tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik
dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
Dua organisasi internasional yang bergerak dibidang standarisasi ialah:
International Electrotechnical Commission (IEC) untuk bidang teknik listrik, dan
International Organization for Standardization (ISO ) untuk bidang-bidang
lainnya.
Perbedaan antara norma-norma nasional menghambat perdagangan internasional.
Untuk memecahkan persoalan ini dibidang teknik listrik, Masyarakat Ekonomi Eropa
( MEE ) telah membentuk suatu panitia yang disebut CENELCOM ( Comite Eurropeen
des Normes Electriques des Etats Membres de la Communaute Economique
Europeenne)
Kegiatan standarisasi di Indonesia dilakukan oleh beberapa departemen untuk
bidangnya masing-masing. Untuk bidang teknik listrik arus kuat usaha standarisasi
diprakarsai oleh Yayasan PUIL bekerja-sama dengan Badan Standardisasi Nasional:
Saat ini instalasi listrik di Indonesia harus sesuai dengan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2000 ( PUIL 2000 ) SNI 04-0225-2000 yang merupakan penyempurnaan
Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 dengan memperhatikan standar IEC, terutama
terbitan TC 64 Electrical Installations of Buildings dan standar internasional lainnya
yang berkaitan.
II.1.3 Persyaratan
Pemasangan instalasi listrik terikat pada persyaratan persyaratan. Tujuan persyaratan
persyaratan ini ialah ( PUIL 2000 pasal 1.1 ) :
a. agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik
b. menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik
c. keamanan instalasi listrik beserta kelengkapannya
d. keamanan gedung serta isinya dari kebakaran akibar listrik
e. perlindungan lingkungan
40

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
PUIL 2000 berlaku ( 1.2.1.1) untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah
arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus searah 1500 V dan tegangan menengah
sampai dengan 35 kV dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan, pemasangan,
pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya dengan
memperhatikan ketentuan yang terkait.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini tidak berlaku untuk (1.2.1.2) :
a) Bagian instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dasn isyarat.
b) Bagian instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik.
c) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain
yang digerakkan secara mekanis.
d) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 V dan dayanya tidak
melebihi 100 W.
Disamping PUIL 2000 harus pula diperhatikan ketentuan yang terkait dalam dokumen
berikut:
a)
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja, beserta peraturan
pelaksanaannya.
b)
Undang-undang nomor 15 tahun 1985 tentang ketenaga listrikan
c)
Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
d)
Undang-undang nomor 18 tahun1999 tentang jasa konstruksi
e)
Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
f)
Peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi.
g)
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1989 tentang penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik
h)
Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan
i)
Peraturan pemerintah nomor 25 tahun 1995 tentang Usaha penunjang Tenaga
Listrik
j)
Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi nomor 01.P/40/M.PE/1990 tentang
instalasi ketenaga-listrikan
k)
Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi nomor 02..P/0322/M.PE/1995
tentang Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam lingkungan pertambangan
dan energi
Menurut 1.9 Definisi, T tegangan dibagi sebagai berikut:
a) tegangan ekstra rendah tegangan dengan nilai se tinggi-tingginya 50 V ab atau 120
V a.s
CATATAN: tegangan ekstra rendah ialah sistem tegangan yang aman bagi manusia.
b) Tegangan rendsah (TR) tegangan dengan nilai stinggi-tingginya 1000 V ab atau
1500 V a.s
c) Tegangan diatas 1000 V ab, yang mencakup :
1 Tegangan menengah (TM ), tegangan lebih dari 1 kV sampai dengan 35 kV
a.b. digunakan khususnya dalam sistem distribusi.;
(medium voltage) IEC MDE, 1983, p.43
2. tegangan tinggi (TT ), tegangan lebih dari 35 kV a.b.
41

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
III.1.4 Pengujian Peralatan dan Instalasi Listrik
Menurut pasal 2.4.1.1 Semua bagian perlengkapan listrik yang digunakan dalam
instalasi listrik harus memenuhi PUIL 2000 dan / atau standar yang berlaku., sedangkan
pasal 2.2.1.2 menyatakan Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika
memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000 dan / atau standar yang berlaku.
Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik
Negara yaitu Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan, disingkat LMK.
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan telah disetujui, diizinkan untuk
memakai tanda persetujuan LMK ( gambar 3.1.1 ). Pada kabel yang berselubung bahan
termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda persetujuan ini dibuat timbul dan
diletakkan pada selubung luar kabel. Cara ini sulit dilaksanakan untuk kabel kabel ukuran
kecil , misalnya NYA ukuran kecil. Untuk kabel kabel demikian digunakan kartu sebagai
persetujuan LMK ( gambar 3.1.2 ).

Hingga saat ini baru kabel kabel listrik produksi dalam negeri saja yang mutunya telah
diawasi oleh LMK, sehingga dapat menggunakan tanda persetujuan LMK tersebut.
Dinegeri Belanda peralatan listrik diuji oleh N.V tot keuring van Electrotechnische
Materialen to Arnhem, disingkat KEMA. Badan ini suatu badan swasta yang didirikan
oleh persatuan direktur-direktur perusahaan listrik di negeri belanda (VDEN).
Barang barang yang memenuhi persyaratan tersebut diberi tanda persetujuan KEMA
KEUR ( gambar.3.1.3.)
Pengujian Instalasi listrik dilakukan berdasarkan PUIL 2000 sebagai berikut:

42

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Instalasi yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa dan diuji dulu
sesuai dengan ketentuan (pasal 2.2.2.1 )mengenai:
a) Resistansi isolasi (3.20)
b) Pengujian sistem proteksi ( 3.21)
c) Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik ( 9.5.6)
(2.2.2.2) Instalasi listrik yang sudah memenuhi semua ketentuan tersebut dalam 2.2.2.1
dapat dioperasikan setelah mendapat izin atau pengesahan dari instansi yang berwenang
dengan syarat tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.
III.1.5 Lambang lambang
Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi,
seorang ahli listrik harus juga mahir membaca gambar instalasi . Denah ruangan yang
akan dilengkapi dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala 1: 100 atau 1:
50. Pada denah ini digambar instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan lambang
lambang yang berlaku.
Gambar
gambar
pada
halaman
45
ampai
dengan
halaman
50
memperlihatkan lambang lambang yang penting untuk instalasi listrik dalam bangunan..
Ukuran ukuran yang diberikan dalam beberapa gambar tersebut dimaksudkan sebagai
petunjuk untuk pembuatan gambar instalasi.
Ukuran gambar ikut menentukan ukuran lambang yang sebaiknya digunakan. Akan tetapi
supaya hasilnya rapi, perbandingan antara ukuran masing masing lambang harus
seragam. Jumlah lambang sebaiknya dibatasi sedapat mungkin hanya yang perlu saja
digambar. Bentuk lambang yang digunakan sedapat mungkin bentuk yang paling
sederhana. Lambang lambang dapat juga digambar dalam bentuk gambar cerminnya atau
dalam kedudukan apa pun, asal tidak menimbulkan keragu raguan Didalam atau
disamping lambang dapat ditambahkan penjelasan penjelasan khusus bila diperlukan.
Apabila ada alat yang lambangnya belum dibakukan, maka dipilih suatu lambang dan
artinya dijelaskan dalam gambar. Lambang lambang yang penting dapat digambar lebih
tebal atau lebih besar sehingga lebih menonjol

43

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.4 Lambang lambang untuk diagram instalasi bangunan

44

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

45

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.4 Lambang lambang untuk diagram instalasi bangunan


46

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.4 Lambang lambang untuk diagram instalasi bangunan

47

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.4 Lambang lambang untuk diagram instalasi bangunan


48

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.4 Lambang lambang untuk diagram instalasi bangunan


III.1.6 Gambar Instalasi Listrik
Gambar instalasi listrik secara umum dibagi dua bagian yaitu: menurut tujuan dan
cara menggambar. Pembagian gambar menurut tujuan meliputi:
Diagram yang sifatnya menjelaskan: diagram dasar, diagram lingkaran arus, dan
diagram instalasi
Diagram pelaksanaan, yaitu: diagram pengawatan dan diagram saluran
Gambar instalasi
Gambar situasi
Sedangkan pembagian menurut cara menggambar dibedakan berdasarkan kepada : cara
menggambar dengan garis tunggal dan cara menggambar dengan garis ganda.
a. Diagram Dasar
Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara
elementer. Gambar 3.1.5. memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi
(PHB) yang digambar dengan cara disederhanakan, gambar 3.1.6 memperlihatkan
diagram yang sama secara terperinci. Gb 3.1.7 memperlihatkan bentuknya

49

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

b. Diagram Lingkaran Arus


Diagram lingkaran arus maksudnya untuk menjelaskan cara kerja suatu rangkaian,
merencanakan suatu rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi
pada rangkaian. Diagram lingkaran arus digambarkan dengan saklar selalu bergerak dari
kiri ke kanan atau dari bawah keatas, seperti yang digambarkan pada gambar 3.1.8, 3.19
dan 3.1.10

c. Diagram Pengawatan
.
Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan peralatan
instalasi listrik seperti gambar
Gb 3.1.11 memperlihatkan diagram pengawatan suatu kotak bagi

50

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.11. diagram pengawatan suatu kotak bagi


d. Diagram saluran
Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian bagian suatu instalasi.
Diagram ini dapat digambarkan berupa diagram saluran topografis ( gb 3.1.12) dimana
saluran salurannya sedapat mungkin digambar sesuai dengan keadaan sebenarnya. Gb
3.1.13 memperlihatkan diagram saluran yang sama dalam bentuk yang lebih sederhana..

Gb 3.1.12

Gb 3.1.13

e. Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi


Gambar instalasi dapat berupa titik beban tanpa digambarkan saluran instalasinya
( seperti gambar 3.1.14 ), bagi seorang instalatir dapat menentukan sendiri letak saluran
instalasinya tetapi dengan ketentuan harus aman dari bahaya kebakaran / hubung singkat.
Untuk instalasi pada bangunan yang luas dan melayani beban yang banyak saluran
salurannya harus digambarkan secara jelas.
Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram instalasi. Diagram instalasi
ini memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus
dilayani, jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada instalasi
sebenarnya. Gambar 3.1.15 memperlihatkan diagram instalasi sederhana. Dari keterangan
yang tercantum dalam diagram instalasi dapat ditentukan apakah instalasinya sesuai
dengan peraturan atau tidak.

51

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.1.14 Gambar Instalasi

Gb 3.15 Diagram Instalasi


f. Gambar Situasi
Gambar situasi memberikan gambaran secara jelas letak gedung serta instalasi
yang akan dihubungkan dengan jaringan PLN. Keterangan ini diperlukan oleh PLN untuk
memudahkan menentukan kemungkinan penyambungan serta pembiayaannya.
g. Diagram Garis Ganda dan Diagram Garis Tunggal
Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan instalasi listrik,
sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal
diterapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung gedung sederhana
hingga gedung besar bertingkat dan juga pada diagram panel bagi dan rekapitulasi beban.
Contoh diagram garis tunggal dan diagram garis ganda dapat dilihat pada gambar

Gb 3.1.16 Diagram garis tunggal dan garis ganda

52

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
III.2 KOMPONEN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
III.2.1 Umum
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam
suatu rangkaian instalasi listrik. Dalam pemasangan instalasi listrik banyak macamnya,
untuk memudahkan bagi siswa / instalatir , konponen tersebut dikelompokkan:
Bahan Penghantar
Tusuk kontak dan Kotak kontak
Fiting
Saklar
Pengaman
Peralatan pelindung
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut::
a) Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal
b) Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan sistem
instalasi listrik
c) Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi normal.
III.2.2 Bahan penghantar
a. Jenis bahan penghantar
Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya digunakan bahan
tembaga dan alumunium. Untuk penghantar tembaga kemurniannya minimal 99,9%..
Tahanan jenis yang disyaratkan tidak melebihi 0,017241 0hm mm2 /m pada suhu 20 0 C,
atau sama dengan daya hantar 50 siemen 100% IACS ( International Annealed Copper
Standard). Koefisien suhu pada suhu awal 20 0 C adalah 0,04% per derajat celcius. Bila
terjadi kenaikkan suhu 10 0 C akan terjadi kenaikan tahanan jenis 4%. Luas penampang
penghantgar tembaga harus memenuhi standar Internasional, namun untuk keperluan
praktis ukuran tersebut telah dibuat pada tabel sebagai berikut..

53

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Tabel.III.2.1 Luas Penampang Hantaran Nominal
Kabel
Penghantar Tembaga atau
Hantaran Udara
Tembaga
Alumunium
Fleksibel,
Kabel dan Kabel tanah
Lebih
instalasi tetap
Fleksibel dan
Bulat
Bentuk Sektor
Tembaga
Alumunium dan
sangat
Telanjang
Campuran
fleksibel
Alumuniumtelanjang
Mm 2
mm 2
mm 2
Mm 2
mm 2
0,5
0.75
1,0
1,0
1,5
1,5
2,5
2,5
4
4
6
6
6
10
10
10
10
16
16
16
16
16
25
25
25
25
25
35
35
35
35
35
50
50
50
50
50
70
70
70
70
70
95
95
95
95
95
120
120
120
120
120
150
150
150
150
150
185
185
185
185
185
240
240
240
240
240
300
300
300
300
300
9)
400
400
400
400
400
10 )
500
500
500
500
500
630
630
630
800
800
1000
1000
Alumunium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga alumunium murni.
Umumnya digunakan alumunium dengan kemurnian sekurang-kurangnya 99,9%.
Tahanan jenis alumunium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan, yaitu tidak boleh
melebihi 0,28264 ohm mm2 /m pada suhu 20 0 C, atau sama dengan daya hantar se
kurang-kurangnya 61% IACS ( International Annealed Copper Standard). Daya hantar
alumunium juga dipengaruhi oleh keadaan kekerasannya, tetapi tak sebesar daya hantar
tembaga. Alumunium lunak dengan daya hantar 61% IACS, memiliki kekuatan tarik 60
70 N / mm2. Daya hantar Alumunium keras dengan kekuatan tarik 150 159 N/mm2
hanya kira kira 1% lebih rendah daripada daya hantar alumunium lunak. Koefisien suhu
alumunium pada 20 0 C, adalah 0,04% per derajat celcius. Alumunium jauh lebih ringan
daripada tembaga. Berat jenis alumunium dan tembaga pada 20 0 C masing masing sama
dengan 2,7 dan 8,9.
54

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Karena daya hantar alumunium hanya 61% IACS, maka untuk tahanan penghantar yang
sama, diperlukan luas penampang alumunium
100
= 1,64 X luas penampang tembaga.
61
Jadi untuk penghantar bulat diperlukan penghantar alumunium dengan diameter
1,64 = 1,28 X diameter penghantar tembaga
Berat alumunium yang diperlukan untuk penghantar dengan tahanan yang sama ialah:
2,7
X 100% = 50% dari berat tembaga
8,9
Jadi suatu penghematan berat sebesar 50%. Karena harga logam alumunium juga lebih
rendah daripada harga tembaga, maka penghematan atas biaya penghantar akan lebih
besar lagi. Akan tetapi karena diameter penghantar alumunium 28% lebih besar daripada
diameter penghantar tembaga, kabel alumunium akan memerlukan juga kira kira 28%
lebih banyak bahan isolasi.
Untuk penyambungan kabel alumunium diperlukan teknik khusus. Alumunium tidak
mudah disolder atau dilas seperti tembaga.
Luas penampang penghantar alumunium yang dibakukan juga tercantum dalam tabel
II.2.1 diatas. Kabel kabel berisolasi dengan penghantar alumunium belum banyak
digunakan di Indonesia..
1,64 X

b. Kabel instalasi berselubung


Penggunaan kabel instalasi berselubung jika dibandingkan dengan dalam pipa
diantaranya:
Lebih mudah dibengkokkan
Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam
Sambungan dengan alat pemakai dapat ditutup lebih rapat.
Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel adalah:
N
: kabel standar dengan penghantar tembaga
NA
: kabel standar dengan penghantar alumunium
Y
: Isolasi atau selubung PVC
F
: Perisai kawat baja pipih
R
: Perisai kawat baja bulat
Gb
: Spiral pita baja
re
: Penghantar padat builat
rm
: Penghantar bulat kawat banyak
se
: penghantar padat bentuk sektor
sm
: penghantar kawat banyak bentuk sektor
contoh:
NAYFGbY 4 x 120 sm 0,6 / 1kV
artinya: kabel jenis standar dengan penghantar alumunium kawat banyak bentuk sektor,
berisolasi dan berselubung PVC, dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja.
55

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Jumlah uratnya empat, luas penampang nominal masing masing penghantarnya 120 mm 2
dan tegangan kerja nominalnya 0.6 / 1 kV.
Salah satu jenis kabel instalasi berselubung adalah kabel jenis NYM, dimana
kabel ini memiliki penghantar tembaga polos berisolasi PVC dengan luas penampang 1,5
mm 2 - 10 mm 2 dan penghantarnya kawat tunggal. Untuk penampang 16 mm 2 keatas
penghantarnya terdiri atas sejumlah kawat yang dipilin menjadi satu.
Kemampuan menghantar arusnya dari kabel NYM ini dapat dijelaskan pada tabel....
Tabel
ini berlaku untuk semua kabel instalasi yang berisolasi dan berselubung PVC
termasuk kabel fleksibel dengan penghantar tembaga suhu maksimum 70 0 C pada suhu
keliling 30 0 C.
Tabel III.2.2 Kemampuan hantar arus kabel instalasi berisolasi dan berselubung PVC
dengan penghantar tembaga (NYM dan sebagainya) dan kabel fleksibel serta
pengamannya
Luas penampang nominal
Kemampuan Hantar Arus
Kemampuan Hantar arus
kabel
maksimum kabel
nominal maksimum
pengaman
A
A
mm 2
1,5
19
20
2,5
25
25
4
34
35
6
44
50
10
61
63
16
82
80
25
108
100
35
134
125
50
167
160
70
207
224
95
249
250
120
291
300
150
334
355
185
380
355
240
450
425
300
520
500
:
III.2.3 Kontak Tusuk ( kotak kontak dan tusuk kontak)
Susunan gawai pemberi dan penerima arus yang dapat dipindah pindahkan,
untuk menghubungkan dan memutuskan saluran ke dan dari bagian instalasi. Kontak
tusuk meliputi:
a. Kotak-kontak
Bagian kontak tusuk yang merupakan gawai pemberi arus./ merupakan tempat
untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang diperlukan untuk pesawat atau alat
listrik. Tegangan sumber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa dan netral yang berasal
dari PLN. Simbol dan jenis kotak kontak dapat dilihat pada gambar..3.2.1

56

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.2.1 kotak kontak


b. Tusuk -kontak
Bagian kontak tusuk yang merupakan gawai penerima arus; digunakan untuk
menghubungkan pesawat atau alat listrik yang dipasang tetap ataupun dapat dipindah
pindahkan. Jenis tusuk kontak dapat dilihat pada gambar 3.2.2

Gb 3.2.2 Kontak tusuk

57

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Beberapa ketentuan penggunaan dan pemasangan kontak tusuk:
Kotak- kontak fasa tunggal, baik yang berkutub dua maupun tiga harus dipasang
sehingga kutub netralnya ada disebelah kanan atau disebelah bawah kutub tegangan
( pasal 2.5.2.6)
Tusuk kontak harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan lembab dan
secara mekanik cukup kuat ( pasal 5.4.1.2.1)
Tusuk kontak yang tidak terlindung tidak boleh dibuat dari bahan yang mudah pecah
(pasal 5.4.1.2.2)
Sebagai pengecualian dari 5.4.1.2.1 di atas, tusuk kontak untuk kuat arus 16 A
kebawah pada tegangan rumah, boleh terbuat dari bahan isolasi yang tahan terhadap
arus rambat
Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m di atas lantai, harus
diperlengkapi dengan tutup.
Kotak kontak yang dipasang di lantai , harus ditempatkan tertutup di dalam kotak
lantai yang khusus di izinkan untuk penggunaan itu.
Kotak kontak dinding dengan kontak pengaman harus dipasang dengan hantaran
pengaman.
Didalam ruangan yang diperlengkapi dengan kotak kontak dengan kotak pengaman,
tidak boleh dipasang kotak kontak tanpa pengaman, kecuali kotak kontak untuk
tegangan rendah pengaman dan untuk pemisahan pengaman.
Pada satu tusuk kontak hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat dipindah
pindahkan.
Kemampuan kotak kontak harus sekurang kurangnya sesuai dengan daya alat yang
dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A.
III.2.4 Perlengkapan Hubung Bagi
Bahan yang digunakan harus dari jenis yang sesuai dengan cuaca dan lingkungan
setempat (pasal 6.2.11)...
Menurut pasal 6.2.4.1 , pada saluran masuk suatu PHB yang berdiri sendiri, harus ada
sekurang kurangnya satu saklar. Kemampuan hantar arus saklar masuk ini harus sekurang
kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya, tetapi tidak boleh kurang dari 10 A (
pasal 6.2.4.2). Saklar masuk tersenut boleh ditiadakan kalau PHB nya mendapat suplai
dari saluran keluar suatu PHB lain, dan pada saluran keluar ini sudah ada saklar yang
mudah dicapai. Dalam hal ini kedua PHB tersebut harus berada dalam satu ruangan yang
sama dengan jarak antara tidak lebih dari 5 meter ( pasal 6.2.4.3)
Pada setiap hantaran fasa keluar suatu PHB harus dipasang pengaman arus. Pada hantaran
netral tidak boleh dipasang pengaman arus (pasal 4.9.3.1.), kecuali bila potensial
hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial tanah.
Lampu, peranti listrik atau KK tegangan rendah dengan nilai pengenal lebih dari 20 A
atau lebih dari 20A per fase, masing masing harus disuplai dari sirkit akhir yang jelas
terpisah.( pasal 4.3.6.1).
Gambar 3.2.3a memperlihatkan diagram rangkaian akhir sederhana untuk satu fasa, dan
gambar 3.2.3b menunjukkan bentuknya.

58

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

b)

a)
Gb 3.2.3 PHB fasa satu

Instalasi instalasi yang cukup besar diperlengkapi dengan baterai kotak yang terdiri dari
beberapa unsur. Unsur unsurnya yang terpenting ialah::
a) Kotak rel
b) Kotak pengaman
c) Kotak sakelar
III.2.5 Saklar
Setiap sakelar atau pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutus arus
yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi
sedemikian hingga tidak membahayakan operator. (4.12.1.1)
Sakelar dan pemisah harus memenuhi bebrapa persyaratan antara lain:
a) Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu
b) Jumlahnya harus sedemikian hingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaaan dan
perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan aman.
c) Dalam keadaan terbuka, bagian bagian sakelar atau pemisah yang bergerak harus
tidak bertegangan ( 6.6.2.6)
d) Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat
(6.6.2.6)
e) Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang
dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5A ( pasal 6.2.7.3)
Sakelar sakelar dapat dikelompokan sebagai berikut:
Sakelar kotak
Sakelar tumpuk atau sakelar paket
Sakelar sandung
Sakelar tuas
Sakelar giling

59

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Sakelar kotak
Sakelar ini pada umumnya untuk menyalakan dan mematikan lampu, dimana
sakelar ini sering disebut sakelar kotak karena sering dipasang diatas sebuah kotak yaitu
kotak normal. Contoh sakelar ini dapat dilihat pada gambar 3.2.4 yang memperlihatkan
beberapa sakelar jungkit yang ditanam dalam dinding. Selain itu juga ada sakelar tarik
yang digerakkan dengan seutas tali. Sakelar ini digunakan diatas tempa tidur dan kamar
mandi. Juga masih ada sakelar sakelar kotak lain yang dibuat khusus untuk digunakan
dalam ruangan ruangan khusus, misalnya sakelar kedap air ( gambar 3.2.5)

Gb 3.2.4 Sakelar kotak tipe jungkit

Gb 3.2.5 Sakelar kotak kedap air


Sakelar tumpuk
Sakelar jenis ini mempunyai empat kedudukan yang dapat diputar kekanan atau
ke kiri dengan sudut masing masing 90 0 , setiap hubungan mempunyai hubungan yang
bertingkat. Konstruksi sakelar tumpuk diperlihatkan pada gambar 3.2.6

60

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.2.6 Sakelar tumpuk


Sakelar sandung
Sakelar jenis ini mempunyai hubungan tiga keadaan yaitu pada posisi nol (O)
saklar dalam keadaan terbuka, pada posisi satu (1) dan dua (2) keadaan terhubung secara
bergantian. Bentuk dan konstruksi sakelar sandung dapat dilihat pada gambar 3.2.7

Gb 3.2.7 Sakelar sandung


Pada sakelar sandung, bagian yang berputar adalah porosnya, sedang kan kotak
kontaknya tidak ikut berputar, sehingga usia sakelar ini adalah sangat panjang.

61

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Sakelar tuas
Sakelar tuas dilengkapi dengan pisau pisau sebgai penghubung dan pemutus yang
digerakkan secara mekanis satu arah. Konstruksi sakelar ini dapat dilihat pada gambar
3.2.8

Gb 3.2.8 Sakelar tuas


Sakelar giling
Sakelar ini mempunyai titik putar yang bergerak bagian tengahnya, dimana
gerakannya bisa memutuskan atau menghubungkan kutub-kutub kontak. Contoh
pemakaian pada pengontrolan pengisian bak air oleh pompa. Bila air berkurang mencapai
titik tertentu, maka pompa akan hidup. Sebaliknya bila air mencapai titik permukaan
tertentu, maka pompa akan berhenti. Konstruksi sakelar giling dapat dilihat pada gambar
3.2.9

Gb 3.2.9 Sakelar giling


III. 2.6. PENGAMAN
Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi sistem instalasi
dari beban arus yang melebihi kemampuannya. Biasanya arus yang mengalir pada suatu
penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat
62

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
listriknya sendiri. Untuk mencegahnya digunakan pengaman lebur dan pengaman otomat.
Alat ini digunakan untuk:
Mengamankan sistem instalasi listrik ( hantaran, perlengkapan listrik dan alat pesawat
yang menggunakan listrik)
Melindungi / membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang
berlebihan dan akibat hubung singkat .
Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya
Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan kalau arusnya
menjadi terlalu besar. Bagian pengaman yang memutuskan rangkaian disebut patron
lebur. Untuk arus nominal sampai dengan 25A, menurut ayat 630 B15 (PUIL 1977) harus
digunakan patron lebur jenis d, yaitu berupa patron ulir dan biasanya digunakan
maksimum 63 A.
a. Pengaman Ulir
Pengaman ulir ini terdiri dari rumah sekering, pengepas patron, dan patron
lebur. Gambaran mengenai rumah sekering, tudung sekering dan pengepas patron dapat
dilihat pada gambar 3.2.10

Gb 3.2.10 pengaman Ulir


Pengaman jenis ini bekerja dengan cara memutuskan kawat leburnya apabila pada sistem
terjadi kenaikan arus diluar batas nominalnya. Kenaikkan arus ini disebabkan oleh beban
lebih atau hubung singkat. Berkaitan dengan patron lebur memiliki kawat lebur dari jenis
bahan perakdengan campuran beberapa jenis logam lainnya seperti timbal, seng dan
tembaga. Untuk kawat lebur digunakan perak, karena logam ini hampir tidak berkarat dan
daya hantar listriknya tinggi. Jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil mungkin untuk
menghindari timbulnya uap bila kawatnya melebur.
Diameter luar ujung patron lebur berbeda-beda tergantung pada arus
nominalnya, yaitu makin tinggi arus nominal, makin besar diameter ujung patronnya.
Warna patron yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengepas patron, berasal
dari warna-warna perangko Jerman, anatara lain:
2A
: merah muda
4A
: cokelat
6A
: hijau
10 A
: merah
16 A
: kelabu
20 A
: biru
25 A
: kuning
63

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
35 A
: hitam
60 a
: putih
65 a
: warna tembaga.
b. Patron Pisau
.
Untuk mengamankan sistem diatas 65 A dapat menggunakan pengaman lebur
jenis patron pisau. Konstruksi patron pisau dapat dilihat pada gambar 3.2.11

Gb 3.2.11 Konstruksi patron pisau


Gambar 3.2.12 memperlihatkan sebuah kotak pengaman untuk enam patron pisau.
Supaya patronnya bisa masuk tepat pada tempatnya, diantara tempat patronnya dipasang
sekat-sekat dari bahan isolasi. Arus patron pisau ini mulai dari 15A hingga 100 A.
Patron pisau jenis tahan hubung singkat, dapat memutuskan arus hubung singkat yang
sangat besar tanpa meledak. Karena konstruksinya yang tertutup, maka uap perak yang
terjadi kalau elemen leburnya putus tidak bisa keluar. Jadi didalam patron akan timbul
tekanan yang sangat tinggi, sehingga konstruksi patron untuk arus nominal yang besar
harus kuat
Kadang kadang nilai sesaat arus hubung singkat dapat mencapai 100 kA, sehingga dapat
merusak instalasinya. Oleh karena itu arus hubung singkat ini harus diputuskan sebelum
mencapai nilai maksimumnya dan sebelum membahayakan instalasi..
Nilai sesaat ini sangat tergantung kepada:
Nilai sesaat dari tegangan bolak-balik nya
Impedansi seluruh rangkaian yang di hubungkan singkat pada saat terjadinya
hubung singkat.

64

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.2.12 Kotak pengaman dengan 6 patron pisau


Nilai maksimum atau amplitudo arus hubung singkat sama dengan:
I k.maks = I k.ef 2
Dimana I k.ef : nilai efektif arus hubung singkat
Akan tetapi dalam prakteknya arus hubung singkat masih lebih besar lagi,
Arus hubung singkat kejut ( I S ) sama dengan :
I S = k. I k.ef 2
Faktor k disebut faktor kejut yang nilainya tidak pernah melebihi 1,8. Gambar 3.2.13
memperlihatkan arus hubung singkat kejut I S sebagai fungsi dari I k.ef untuk k = 1,5
digambarkan dengan pembagian skala logaritmis. Grafik ini disebut Grafik Pembatasan
Arus.
65

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.2.13 Grafik Pembatasan arus


I k.ef ialah nilai effeltif arus hubung singkat statsioner yang menurut perhitungan
akan terjadi. Kalau misalnya arus hubung singkat stasioner sama dengan 10 kA, maka:
I k.maks = I k.ef 2 = 10 2 = 14,142 kA
Dengan k = 1,5, maka arus hubung singkat kejutnya sama dengan:
I S = k. I k.ef 2 = 1,5 x 10 2 = 21,2 kA
66

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Arus hubung singkat kejut ini akan timbul kalau rangkaiannya tidak diberi pengaman.
Tetapi kalau digunakan pengaman lebur, pengamannya sudah akan putus sebelum
arusnya dapat mencapai nilai tersebut. Dalam diagram gb 3.2.13 arus hubung singkatnya
akan dipotong di titik P, atau pada saat mencapai nilai 5 kA.
c. Pengaman Otomatis
Pengaman otomatis adalah pengaman yang digunakan untuk memutuskan
hubungan rangkaian listrik secara otomatis apabila arus melebihi nilai tertentu, dan
merupakan sebagai pengganti pengaman lebur. Cara kerjanya ada dua macam, yaitu
secara thermis dan secara elektromagnetik. Keuntunga pengaman otomatis adalah dapat
digunakan kembali dengan segera setelah terjadi pemuitusan.
Secara thermis pemutus menggunakan dwilogam. Bila arus yang melewati batas
kemampuan pengaman, dwi logam akan mengalami panas kemudian merenggang dan
akhirnya memutuskan rangkaian. Pemutus bekerja secara magnetik, apabila arus yang
melewati pengaman melebihi kapasitasnya, maka kelebihan arus tersebut akan mengalir
pada kumparan dan kumparan membentuk magnet dan menarik tuas penghubung,
kemudian memutuskan rangkaian. Contoh bentuk sebuah otomat ulir yang dapat
digunakan untuk rumah sekering jenis E 27 dapat dilihat pada gambar 3.2.14

Gb 3.2.14 Otomat Ulir


Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman otomatis dibagi menjadi : otomal L, otomat
H dan otomat G.
Otomat-L ( untuk penghantar)
Jenis pengaman ini menggunakan jenis pengaman dwi logam, bila terjadi pemanasan
pada penghantar akibat beban tertentu maka otomat-L akan memutuskan rangkaian,
tetapi bila terjadi hubung singkat mska pengaman elektromagnetik yang bekerja.
Untuk arus bolak balik yang sama dengan 4 I n - 6 I n , dan arus searah yang sama
dengan 8 I n , pemutusan arusnya berlangsung dalam 0,2 detik.
Otomat-H (untuk instalasi rumah)
Pengaman ini sama dengan Otomat-L, tetapi pengaman elektromagnetiknya
memutuskan rangkaian dalam waktu 0,2 detik kalau arusnya sama dengan 2,5 I n - 3
I n untuk arus bolak balik atau sama dengan 4 I n untuk arus searah. Jenis otomat ini
digunakan untuk instalasi rumah, dimana arus gangguan yang rendah pun harus
diputuskan dengan cepat.
Otomat G
Jenis otomat ini mengamankan motor motor listrik kecil untuk arus bolak balik atau
arus searah, alat alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan,
67

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
misalnya penerangan bangsal pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8
I n - 11 I n untuk arus bolak balik dan 14 I n untuk arus searah. Konstruksi Otomat-G
dapat dilihat pada gb.3.2.15. Kecepatan pemutusannya sangat cepat, karena
konstruksi khusus mekanik pemutusan elektromagnetik nya, dan waktu antara
terjadinya hubung singkat dan pemutusan pendek sekali. Untuk arus hubung singkat
12000 a, waktu pemutusan hanya0,0003 detik. Pemutusan cepat ini dicapai dengan
menggunakan sebuah elektromagnet dengan angker pemukul.

Gb 3.2.15 Penampang pengaman otomatis - G


III.2.7 Peralatan Pelindung
a. Pipa Instalasi
Untuk instalasi di dalam gedung sering sekali digunakan kabel rumah yang
dipasang dalam pipa instalasi.
Pipa instalasi harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan mekanis, tahan
terhadap panas, tidak menjalankan nyala api, dan tahan kelembaban, misalnya baja, PVC
atau bahan lain yangh sederajat ( pasal 7.8.3.2). Pada umumnya pipa instalasi dijual
dalam potongan empat meter, dengan diameter yang berbeda-beda.
Pipa instalasi harus dibuat demikian rupa sehingga dapat melindungi secara mekanis
penghantar yang ada didalamnya dan harus tahan terhadap tekanan mekanis yang
mungkin timbul selama pemasangan dan pemakaian ( pasal 7.8.3.3.1)
Permukaan bagian dalam dan luar pipa instalasi haruslah licin dan rata, tidak boleh
terdapat lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat lainnya yang sejenis Bagian dalam
maupun luarpipa tersebut harus dilindungi secara baik terhadap karat ( 7.8.3.3.2)
Pipa instalasi PVC memiliki antara lain sifat sifat berikut ini:
Daya isolasinya baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanah (
gangguan tanah dapat menimbulkan kebakaran).
Tahan terhadap hampir semua bahan kimia, jadi tidak perlu dicat.
Tidak menjalarkan nyala api
Mudah digunakan.
Pipa baja lebih kuat dan lebih tahan terhadap panas dan nyala api. Pipa PVC tidak dapat
digunakan untuk suhu kerja diatas 60 0 C ( 7.8.5.10 a). Ditempat-tempat yang diperlukan,
pipa PVC harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis, misalnya di tempat tempat
68

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
penembusan lantai. Sebaliknya pipa baja yang berada dalam jarak jangkauan tangan dan
dipasang terbuka, harus ditanahkan secara sempurna, kecuali bilamana pipa baja tersebut
digunakan untuk menyelubungi kabel berisolasi ganda ( misalnya NYM), atau hanya
untuk menyelubungi kawat pentanahan (7.8.5.3) tindakan ini dimaksudkan sebagai
tindakan pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan isolasi pada hantaran
didalam pipa. Menurut pasal 7.8.3.3.3 pada ujung bebas dari pipa instalasi baja harus
dipaqsang selubung masuk ( tule) yang berbentuk baik, tahan lama dan cocok ukurannya.
Untuk pipa PVC tidak diperlukan selubung masuk.
(7.8.3.3.5) Pembengkokan pipa instalasi harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi penggepengan dan keretakan. Jari jari lengkung pembengkokan pipa
tersebut, diukur dari bagian dalam pembengkokan tidak boleh kurang dari:
3D untuk pipa PVC
4D untuk pipa baja sampai 16 mm
6D untuk pipa baja lebih dari 16 mm
D adalah garis tengah luar pipa instalasi.
Pipa instalasi yang tidak ditanam dengan sempurna, harus dipasang secara baik dengan
menggunakan alat penopang atau klem yang cocok. Jarak antara alat alat penopang itu
tidak boleh melebihi satu meter (7.8.5.9)Menurut pasa 7.8.5.8, khusus untuk pipa baja
dengan kampuh terbuka atau kampuh terlipat berlaku:
Pipanya tidak boleh dibengkokkan
Pada pemasangan mendatar, alur kampuhnya harus berada di bawah, dan pada
pemasangan tegak lurus alur kampuhnya harus menghadap dinding.
b. Rol isolator
Rol isolator fungsinya tempat menempelkan / meletakkan kabel instalasi jenis
NYA atau NGA, dan rol ini dipasang didalam plafon ( langit langit) bangunan rumah
tinggal., gedung dan sejenisnya. Bentuk rol isolator dapat dilihat pada gambar 3.2.16 .dan
contoh penyaluran daya listrik dari tiang distribusi menuju ke rumah rumah dapat dilihat
pada gambar 3.2.17 . sedangkan cara pemasangan hantaran ( kabel listrik ) pada isolator
dapat dilihat pada gambar 3.2.18

Gb 3.2.16 Rol isolator

69

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.2.17
Contoh penggunaan rol isolator dlm penyaluran listrik ke rumah

Gb 3.2.18 Cara mengikat hantaran pada isolator


c. Sengkang ( klem)
Sengkang atau klem adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar
dapat dipasang pada dinding atau langit langit. Sengkang dibuat dari pelat besi, serupa
dengan bahan pipa. Besar atau ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipanya. Sengkang
dipasang dengan disekerupkan pada tempatnya menggunakan sekrup kayu. Sengkang
dipasang sebagai penahan kotak penyambung atau pencabangan, potongan penyambung,
sakelar, kotak-kontak, dan sebagainya dengan jarak maksimum 10 cm dari benda
tersebut. Untuk meniggikan pemasangan pipa dipakai pelana, misalnya dekat kotak
sekering, terkadang pada kotak penyambungan atau pencabangan dan tempat lain yang
diperlukan. Bentuk sengkang ada beberapa macam, yaitu: sengkang setengah, sengkang
ganda, sengkang majemuk, dan sebagainya. Pembuatan berbagai macam sengkang
disesuaikan dengan keperluan pemakaiannya, seperti:
Sengkang setengah, dipakai pada tempat yang sempit
Sengkang ganda, untuk pipa sejajat, dan
Sengkang majemuk, untuk pemasangan beberapa pipa yang sejajar.
Contoh bentuk sengkang.

Gb 3.2.19 Contoh bentuk sengkang.


70

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
d. kotak sambung
Penyambungan kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus dilakukan dalam
kotak sambung dan tidak boleh dilakukan dalam pipa, sebab dikhawatirkan akan
mengalami putus akibat penarikan, selain itu sambungan listrik dalam pipa pelat akan
memudahkan terjadi kontak listrik dengan pipa sehingga berbahaya bagi manusia.
Tujuan penyambungan kawat ada beberapa macam, seperti sambungan lurus,
pencabangan atau penyekatan. Banyaknya pencabanganpun bermacam macam sehingga
perlu disediakan beberapa jenis kotak sambung
Menurut sistem pemasangan instalasinya, jenis jenis kotak sambung dapat dibedakan
sebagai berikut:.
a) Kotak normal
b) Kotak sentral
c) Kotak banula
d) Kotak rangkaian ganda
Kotak sambung listrik dapat dilihat dari cabangnya, seperti : kotak sambung
cabang satu, cabang dua, cabang tiga dan cabang empat. Contoh kotak sambung listrik
dan penggunaannya dapat dilihat pada gambar...
Pada dasarnya bentuk kotak sambung tersebut ada dua macam, yaitu persegi dan bundar.

Gb3.2.20 Beberapa jenis kotak sambung

71

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
III.3. MERANGKAI INSTALASI LISTRIK SEDERHANA
III.3.1 Sketsa dan Ilustrasi ruangan
Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus mengetahui terlebih
dahulu gambaran secara umum keadaan dari suatu ruangan yang akan dipasang instalasi
listrik tersebut. Dari sini maka akan lebih mudah mengatur tata letak komponen serta
penentuan titik titik cahaya sesuai dengan kebutuhan ruangan. Pada gambar 3.3.1
diperlihatkan sketsa suatu ruangan yang akan dipasang instalasi beserta diagram garis
tunggalnya.

Gb 3.3.1 Sketsa ruangan dan diagram instalasinya


Bagi pelaksana dilapangan, akan lebih menyesuaikan antara gambar instalasi yang
telah dibuat dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan. Dari gambar
diatas, dapat
membuat langkah sederhana untuk memasang hubungan dari dua buah lampu yang
dilayani oleh sebuah saklar tunggal dengan dilengkapi satu buah stop kontak. Ilustrasi
semacam ini akan banyak membantu dalam membuat perencanaan instalasi listrik. Dalam
praktek, siswa dapat menggunakan papan kerja untuk merancang beberapa hubungan
lampu dan memasangnya secara lebih ringkas dan sederhana.
Instalasi listrik merupakan pengetahuan dan jenis pekerjaan khusus, sehingga harus
ditangani secara khusus.Dengan demikian dalam bidang instalasi listrik terdapat
ketentuan ketentuan dan peraturan tersendiri bagi pelaksanaannya. Pekerjaan
instalasilistrik merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang kadang kadang sangat
kompleks. Hal ini tergantung kepada luas pekerjaan yang ditangani. Rangkaian pekerjaan
ini terutama meliputi pemilihan dan penyediaan bahan beserta peralatan yang diperlukan,
mulai dari pelaksanaan sampai pengujian hasil kerja yang telah diselesaikan. Rencana
pokok berupa gambar atau bahan akan diketahui macam bahan dan peralatan yang
diperlukan.
72

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
III.3.2 Cara menentukan jumlah kawat instalasi
Untuk menentukan berapa jumlah kawat penghantar yang dipasang dalam suatu
instalasi, maka langkah langkah yang harus dilakukan adalah:
a) Rencanakan terlebih dahulu berapa titik cahaya yang akan dipasang
b) Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan dipasang, misalnya dipasang dua titik
cahaya yang akan dilayani dari satu tempat yang sama.
c) Pilihlah komponen serta cara pelayanan yang efektif untuk titik titik cahaya yang
akan dipasang. Disini dapat menggunakan sakelar seri untuk melayani kedua lampu
yang akan dipasang.
d) Buatlah gambar diagram pengawatan agar memudahkan didalam membuat detail
gambar instalasi.
e) Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan, apakah instalasinya sistem rentang
atau sistem tertutup. Jika menggunakan sistem tertutup, maka membutuhkan pipa
sebagai peralatan pelindung hantaran, sebaliknya jika menggunakan sistem rentang
maka membutuhkan rol isolator sebagai penyangga hantaran instalasinya.
f) Apabila akan membuat instalasi didalam pipa, maka kita sudah dapat mengetahui
berapa banyak hantaran yang akan dimasukkan kedalam pipa.
Setelah mengetahui gambar pelaksanaan, maka dapat membuat gambar bagan
dengan membubuhkan garis-garis lintang pada gambar bagan tersebut. Banyak kawat dan
hubungan dua buah lampu tersebut adalah tiga hantaran. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.3.2

(a)

(b)
Gb 3.3.2 Bagan dua buah lampu yang dilayani oleh sakelar seri
73

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
III.3.3 Instalasi Dua Lampu Pijar, 1 kotak kontak Dengan kombinasi Sakelar
Tunggal dengan kotak kontak
Instalasi dua buah lampu dengan sebuah sakelar tunggal, artinya kedua lampu itu
cukup dilayani oleh sebuah sakelar saja. Jadi dalam pemasangannya, hantaran kedua
lampu itu diperoleh melalui sebuah sakelar. Perhatikan gambar 3.3.3

(b) Gambar pelaksanaan


Gb 3.3.3
.
Aapabila kedua lampu tersebut hendak dilayani dengan dua buah sakelar, maka ada dua
cara bagan yang dapat dipakai yaitu:
a) Kedua sakelar dipasang berjauhan
b) Kedua sakelar dipasang satu tempat.
Cara kedua ini sering disebut sebagai sakelar seri atau deret. Kedua cara pemasangan
itu dapat dilihat pada gambar 3.3.4 dan gambar 3.3.5

74

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.3.4 Dua buah lampu dilayani dua buah sakelar saling berjauhan

Gb 3.3.5 Dua buah lampu dilayani dua buah sakelar tunggal yang dijadikan satu
III.3.4 Instalasi Dua lampu pijar Hubungan Gudang
Untuk penghematan arus atau untuk keamanan dikehendaki setelah masuk
ruangan pertama, lampu 1 nyala dan lampu 2 tetap mati; setelah melewati ruangan
pertama mauk keruangan berikutnya, lampu 2 nyala sedangkan lampu 1 padam.
Dalam kasus ini dipasang satu sakelar tunggal dan satu sakelar tukar.

Gb 3.3.6 (a) gambar instalasi

75

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

Gb 3.3.6 (b) diagram pengawatan /pelaksanaan


Dalam gambar diatas, saklar 1 dalam posisi memutus. Begitu saklar pertama diputar,
maka menyalalah lampu pertama. Perhatikan jalannya arus setelah melewati ruangan
pertama, kemudian kita putar saklar ke dua maka lampu kedua akan menyala dan lampu
ke 1 akan padam. Perhatikan jalannya arus. Jika telah selesai di ruangan kedua dan akan
kembali keruangan pertama, saklar kedua diputar kembali dan lampu 2 akan padam
sedangkan lampu 1 nyala kembali.
III.3.5 Hubungan Gudang dalam tanah yang diperluas
Pada umumnya jenis hubungan ini banyak digunakan pada gudang gudang seperti
ruang persediaan dan timbunan, tetapi ruangan ini dapat dimasuki satu sisi dan letaknya
harus berurutan. Contoh instalasinya dapat dijelaskan pada gambar

Gb 3.3.7 (a) diagram instalasi

Gb 3.3.7 (b) diagram pelaksanaan


76

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Pengoperasian dari sakelar sakelar ini sambil kita berjalan, kta dapat menyalakan lampu
yang satu dan memadamkan yang lain secara otomatis. Dan pada kasus ini kita dapat
mengubungkan sejajar sejumlah lampu dari satu ruangan. Dari ruangan tersebut, kita
dapat memadamkan dan menyalakan bersama lampu lampu yang terhubung itu tanpa
harus memadamkan dan menyalakan satu demi satu.
III.3.6 hubungan Kamar tidur
Prinsip dasar hubungan ini adalah sama dengan hubungan gudang dalam tanah,
tetapi penghubung muka yang berkutub tunggal harus diganti dengan sakelar tukar,
sehingga kita dapat memadamkan tiap tiap lampu pada pintu dan pada tempat tidur. Pada
hubungan tukar ini dapat diperluas dengan penghubung silang. Diagram instalasi untuk
kasus ini dapat dijelaskan pada gambar

Gb 3.3.8 (a ) diagram instalasi

Gb 3.3..8 (b) diagram pelaksanaan


Sakelar untuk kamar tidur yang luas dengan lampu, misalnya saja dengan dua
buah lampu , yaitu sebuah lampu ditengah yang dapat menerangi seluruh ruangan dan
sebuah lampu lagi lampu untuk didekat meja tulis atau dekat lemari berhias. Sakelar
pertama tentu harus dipasang dekat pintu masuk agar begitu penghuni membuka pintu
terus dapat mencapai sakelar ini dan setelah diputar hiduplah lampu a. Sakelar no 2
dipasang dekat tempat tidur agar mudah dicapai sambil tiduran. Sakelar nomor 3
dipasang dekat meja tulis atau meja berhias. Jika sakelar 1 diputar kekanan maka lampu a
akan nyala dan kemudian jika sakelar 3 diputar kekanan maka lampu b akan nyala dan
lampu a padam. Jika sakelar 3 diputar kembali maka lampu b akan padam kembali
sedang lampu a akan menyala kembali. Sakelar 2 hanya dapat menghidup matikan lampu
a saja, asal saja sakelar 1 pada posisi hidup.
Jadi sakelar satu ini merupakan saluran arus ke sakelar 2 dan sakelar 3. Jika kita
menghendaki agar kedua lampu itu hidup bersama , mati bersama atau salah satu mati,
maka kita dapat mengganti saklar 2 atau saklar 3 dengan saklar seri.

77

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
III.3.7 Hubungan untuk Ruangan yang luas
Dalam ruangan yang luas,biasanya hanya membutuhkan sebagian dari seluruh
penerangan yang ada. Misal untuk ruangan yang panjang terkadang hanya diperlukan
untuk menyalakan beberapa lampu saja. Oleh karena itu kita dapat menggunakan
hubungan tukar dengan kombinasi sakelar silang untuk beberapa buah lampu. Pada
prinsipnya dari kelima lampu, kita dapat menghidupkan sebagian atau seluruhnya dari
tempat yang berbeda.

Gb 3.3.9 ( a) diagram instalasi

Gb 3.3.9 (b) Diagram pelaksanaan


3.8 Instalasi Lampu Pijar dengan Sakelar Tunggal
Pemasangan instalasi ini direncanakan untuk pemasangan dalam pipa. Rencana
dan pelaksanaan untuk jenis instalasi ini dapat dilihat pada gambar

Dari bagan diatas, maka dapat diketahui macam bahan yang akan dipakai termasuk
jumlah dan penampang penghantar dalam pipa yang seharusnya dipasang. Setelah
mengetahui jumlah hantaran dan penampang dalam pipa, maka dengan melihat tabel
78

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
dapat diketahui penampang pipa yang akan dipakai, yaitu 5/8 . Kotak sambungnya
berbentuk cabang 3 dengan ukuran pipa yang sama.
Untuk melengkapi penggunaan hantaran menurut peraturan yang berlaku, maka dipakai
kawat warna hitam untuk kawat fasa dan ukuran kawat 1,5 mm 2 , sedangkan hantaran
netral digunakan kawat merah.
III.4 PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK
III.4.1 Gambaran Umum
Dalam pemasangan suatu instalasi listrik terdapat prosedur yang disyaratkan dan
telah ditetapkan, diantaranya harus dibuat gambar rencana berdasarkan denah bangunan
yang akan dipasang instalasi. Spesifikasi dan syarat syarat permintaan pemesan yang
menguraikan hal-hal yang harus dipenuhi pelaksana, dan batas waktu yang telah
ditentukan.
PUIL Tahun 2000 bagian 4 menjelaskan tentang batasan dan macam- macam
gambar yang harus direncanakan sehubungan dengan pemasangan instalasi listrik sebagai
berikut:
4.1.1.3 Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian ( assessment)
dan survai lokasi.
4.1.2 Ketentuan Rancangan instalasi listrik
4.1.2.1 Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik.
4.1.2.2 Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan
dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar
yang berlaku
4.1.2.3 Rancangan Instalasi Listrik terdiri dari:
a) Gambar Situasi, yang menunjukan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat
instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber
tenaga listrik.
b) Gambar instalasi yang meliputi:
1. Rancangan tata letak yang menunjukan dengan jelas letak perlengkapan listrik
beserta sarana kendalinya ( pelayanannya), seperti lampu, kotak kontak, sakelar,
motor listrik, PHB dan lain lain.
2. Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya , seperti
hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya dan dengan
gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau
cabang sirkit akhir.
3. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB
yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai
hubungan tersebut.
4. Tanda atau keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.

79

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
c) Diagram garis tunggal, yang meliputi:
1. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukluran dan besaran
pengenal komponennya.
2. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya
3. Sistem pembumian dengan mengacu pada PUIL 2000 pasal 3.18
4. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai
d) Gambar rinci yang meliputi:
1.
Perkiraan ukuran fisik PHB
2.
Cara pemasangan perlengkapan listrik
3.
Cara pemasangan kabel
4.
Cara kerja instalasi kendali
Catatan: Gambar rinci dapat juga diganti atau dilengkapi dengan keterangan atau
uraian
e) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain:
1. Susut tegangan
2. Perbaikan faktor daya
3. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum
4. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek
5. Tingkat penerangan
f) Tabel Bahan Instalasi, yang meliputi:
1. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan
2. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu
3. Jumlah dan jenis PHB
4. Jumlah dan jenis luminar lampu
g) Uraian teknis, yang meliputi:
1. Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada PUIL 2000, pasal 3.17
2. Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya
3. Cara pengujian
4. Jadwal dan waktu pelaksanaan.
h) Perkiraan Biaya
III.4.2 pengawasan Dan Tanggung Jawab
Sehubungan dengan pengawasan dan tanggung jawab perencanaan dan
pelaksanaan pemasangan instalasi, diatur dalam bagian 9 PUIL tahun 2000, antara lain:
a) Harus mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang ( PLN dan untuk instalasi
besar / industri dilengkapi izin Depnaker).
b) Penanggung jawab harus seorang ahli dan memiliki izin dari instansi yang berwenang
c) Harus diawasi oleh seorang ahli dan bertanggung jawab atas keselamatan pekerjanya.
d) Harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang
itu dan dalam keadaan sehat
e) Pekerjaan yang sudah selesai harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh
petugas yang berwenang. Pemeriksaan dan pengujian meliputi:berbagai macam tanda
pengenal dan papan peringatan, perlengkapan listrik yang dipasang, cara memasang
perlengkapan listrik, polaritas, pembumian, resistansi isolasi, kesinambungan sirkit
dan fungsi proteksi sistem instalasi listrik.
f) Apabila hasil pemeriksaan dinyatakan baik, sebelum diserahkan kepada pemiliknya,
maka harus di jui coba dengan tegangan dan arus yang penuh untuk waktu yang
cukup lama.
80

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
g) Seorang perencana harus bertanggung jawab terhadap rencana yang telah dibuatnya.
h) Pelaksana pemasangan instalasi harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
dalam jangka waktu tertentu apabila ada kecelakaan akibat kesalahan pemasangan.
III.4.3 Jumlah Titik Beban Pada Rangkaian Akhir
III.4.3.1 Umum
Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit
akhir harus sesuai dengan PUIL 2000 pasal 4.4.1.2 sampai 4.4.1.6
Ketentuan ini tidak berlaku dalam keadaan berikut:
a) Sirkit akhir yang menyuplai perlengkapan yang mempunyai nilai pengenal lebih dari
20 A, atau lebih dari 20 a per fasa yamg dirinci dalam PUIL 2000 pasal 4.3.6
b) Sirkit akhir digunakan untuk penerapan khusus seperti ditentukan dalam 4.4.2
Jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit akhir tergantung pada nilai
pengenal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi KHA penghantar
sirkit.
III.4.3.2 Sirkit Akhir Untuk Penggunaan Tunggal
Sirkit akhir untuk penggunaan tunggal adalah sirkit akhir yang hanya menyuplai:
a) Titik penerangan;
b) Kotak Kontak Biasa (KKB)
c) K.K 10 A;
d) K.K 15 A; atau
e) K.K 20 A
Yang harus memenuhi persyaratan susunan dalam tabel berikut ini

81

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Jumlah titik sambung untuk sirkit akhir untuk penggunaan tunggal dalam instalasi rumah
(PUIL 2000 Tabel 4.4-1)
1
2
3
4
5
Jenis sirkit
Diamankan dengan pemutus Diamankan dengan pengaman
sirkit atau pengaman lebur
lebur yang dapat dikawati
kemampuan tinggi
kembali
Nilai
Jumlah titik
Nilai
Jumlah titik
pengenal dari
sambung
pengenal dari
sambung
gawai
maksimum
gawai
maksimum
proteksi (a)
proteksi (a)
A
A
Titik penerangan (c)
6
20
8
20
10
Tidak terbatas
12
25
16
40
20
Tidak terbatas
KKb atau
Kondisi
16
8
16
4
KK Fase
A
20
8
20
6
tunggal atau
fase banuak
25
10
25
8
(b)
10 A
32
15
16
15
16
15
Kondisi
20
20
20
20
B
25
25
25
25
(d)
32
35
KK fase tunggal atau
16
1
16
1
fase banyak 15 A
20
2
20
2
25
3
25
3
32
4
32
4
KK fase tunggal atau
20
1
20
1
fase banyak 20 A
25
1
25
1
32
2
32
2
Catatan:
a) Nilai pengenal gawai proteksi
Lihat pasal 4.4.1.4 untuk persyaratan yang berhubungan dengan penggunaan gawai
proteksi sirkit yang mempunyai nilai pengenal yang melebihi angka angka di kolom 2
dan 4
b) Sambungan yang dibatasi
Pada sirkit dengan penampang kurang dari 2,5 mm 2 , tidak boleh disambungkan KKB
atau KK fase satu 15A atau 20 A; 4.4.1.4 melarang menyambung KKB pada sirkit
yang diamankan oleh pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan tinggi yang
mempunyai nilai pengenal melebihi 32 A atau pada suatu sirkit yang diamankan oleh
pengaman lebur semi tertutup yang dapat dikawati kembali yang mempunyai nilai
pengenal melebihi 25 A
c) Titik penerangan

82

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Suatu luminar penerangan dianggap terdiri dari satu atau lebih titik penerangan sesuai
dengan jumlah titik di luminer itu yang dihubungkan dengan kabel fleksibel ke
pengawatan tetap, atau sesuai dengan jumlah bagian bagian yang dikendalikannya.
Sambungan penerangan pesta, tanda dan penerangan hiasan tidak boleh dipandang
sebagai titik penerangan ( lihat 4.4.2.3). Sistem rel penerangan harus dipandang
sebagai dua ( 2) titik permeter rel.
Suatu peranti yang mempunyai nilai pengenal tidak melebihi 100 W , yang
dihubungkan dengan magun, atau terhubung melalui KK yang terpasang lebih dari
2,3 m di atas lantai, dapat dipandang sebagai titik penearangan.
d) Kombinasi ganda dari KKB dalam kondisi B di instalasi rumah dan unit hunian
individual. Untuk menetapkan jumlah titik di kolom 3 dan 5 Tabel diatas untuk
kondisi B, suatu kombinasi ganda dari KKB yang mempunyai satu titik hubung pada
pengawatan tetap dapat dipandang sebagai satu titik kurang dari pada jumlah KKB
dalam kombinasi ganda itu.
e) Sirkit pada instalasi rumah yang padanya tersambung KKB:
Kondisi A:Berlaku, jika terdapat hanya satu sirkit di instalasi atau jika kondisi B tidak
dipenuhi.
Kondisi B:Berlaku jika terdapat dua atau lebih sirkit di instalasi dan tidak satu
sirkitpun menyuplai lebih dari dua pertiga dari jumlah total KKB
f) Nilai yang tercantum dalam baris ini berlaku untuk gedung atau bagian dari gedung
yang mengandung perlengkapan pemanas atau pendingin yang dipasang permanen,
atau kedua-duanya, yang khusus disediakan sehingga penggunaan KKB bagi peranti
pemanas atau pendingin ruangan yang portable menjadi tidak perlu.
Pembebanan dan jumlah titik sambung pada sirkit akhir beban campuran dalam instalasi rumah
(PUIL 2000 Tabel 4.4-3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai pengenal dari
Beban
Jumlah
Kontribusi setiap titik pada beban total A ( jumlahnya tidak boleh
gawai protkesi (a)
maksimum
titik
melampaui nilai dalam kolom 3)
A
yang
sambung
Pemutus
Pengaman diperbolehkan maksimum
Titik
KKB atau KK
KK
KK
Perlengkapan
A
tenaga atau
lebur yg
peneranga
fase tunggal atau
fase
fase
magun atau
proteksi
dapat
n ( b)
fase banyak 10 A tunggal tunggal
pegun yang
lebur
dikawati
atau
atau
dipasang
Kondisi Kondisi
kemampuan
kembali
banyak banyak
magun
A
B ( c)
tinggi
15A(g) 20A(g)
10
10
20
0,5
16
16
20
0,5
4
1,1
15
20
20
25
0,5
4
1
12
20
25
25
30
0,5
4
1
10
18
32
32
40
0,5
4
1
8
16
8
8
20
0,5
Belum
12
12
20
0,5
Tersambung
16
16
20
0,5
4
1,1
15
20
20
25
0,5
4
1
12
20
25
25
30
0,5
4
1
10
18
32
32
40
0,5
8
16

Catatan:
a) Nilai pengenal gawai proteksi srikit. Lihat 4.4.1.4 tentang persyaratan yang terkait
pada penggunaan gawai proteksi sirkit dengan nilai pengenal melebihi angka dalam
kolom 1 dan 2
83

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
b) Titik penerangan
Suatu luminar penerangan dianggap terdiri dari satu atau lebih titik penerangan sesuai
dengan jumlah titik di luminer itu yang dihubungkan dengan kabel fleksibel ke
pengawatan tetap, atau sesuai dengan jumlah bagian bagian yang dikendalikannya.
Sambungan penerangan pesta, tanda dan penerangan hiasan tidak boleh dipandang
sebagai titik penerangan ( lihat 4.4.2.3). Sistem rel penerangan harus dipandang
sebagai dua ( 2) titik permeter rel. Suatu peranti yang mempunyai nilai pengenal tidak
melebihi 100 W , yang dihubungkan dengan magun, atau terhubung melalui KK yang
terpasang lebih dari 2,3 m di atas lantai, dapat dipandang sebagai titik penearangan
c) Kombinasi ganda dari KKB dalam kondisi B di instalasi rumah dan unit hunian
individual. Untuk menetapkan jumlah titik di kolom 4 tabel diatas untuk kondisi B,
suatu kombinasi ganda dari KKB yang mempunyai satu titik sambung pada
pengawatan magun dapat dipandang sebagai satu titik kurang dari pada jumlah KK
dalam KKB kombinasi ganda itu.
d) Sirkit pada instalasi rumah yang padanya tersambung KKB:
Kondisi A:Berlaku, jika terdapat hanya satu sirkit di instalasi atau jika kondisi B tidak
dipenuhi.
Kondisi B:Berlaku jika terdapat dua atau lebih sirkit di instalasi dan tidak satu
sirkitpun menyuplai lebih dari dua pertiga dari jumlah total KKB
e) Peranti magun atau pegun dapat dihubungkan secara magun atau melalui kotak
kontak
f) Sambungan yang dibatasi
Pada sirkit dengan penampang kurang dari 2,5 mm 2 , tidak boleh disambungkan KKB
atau KK fase satu 15A atau 20 A.
PUIL 2000 pasal 4.4.1.4 melarang menyambung KKB pada sirkit yang diamankan
oleh pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan tinggi yang mempunyai nilai
pengenal melebihi 32 A atau pada suatu sirkit yang diamankan oleh pengaman lebur
semi tertutup yang dapat dikawati kembali yang mempunyai nilai pengenal melebihi
25 A
III.4.4 Kabel Rumah dan Kabel Instalasi
a. Jenis Hantaran
Rumah dengan pemasangan tetap, jenis hantaran yang banyak digunakan adalah
kabel NYA ( dulu NGA) dan kabel instalasi NYM.
Penggunaan dari kabel NYA dan NGA berlaku ketentuan ketentuan sebagai berikut:
Harus dilindungi dengan pipa instalasi untuk pemasangan tetap dalam jangkauan
tangan
Harus dipasang dalam pipa PVC untuk pemasangan di ruang lembab
Tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau ditanam
langsung dalam plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi
Boleh dipasang terbuka dengan menggunakan isolator jepit atau rol, kalau dipasang di
luar jangkauan tangan. Cara pemasangannya harus ada jarak minimum 1 cm terhadap
dinding dan terhadap bagian lain dari bangunan atau konstruksi.
Boleh digunakan dalam alat listrik, PHB dan sebagainya
Tidak boleh digunakan di ruangan basah, di alam terbuka atau di tempat kerja atau
gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
Jumlah kabel rumah yang boleh dipasang dalam satu pipa instalasi, tidak boleh melebihi
jumlah yang tercantum sebagai berikut:
84

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Tabel 7.8-1 (PUIL 2000) Diameter dalam minimum pipa instalasi listrik untuk
pemasangan kabel rumah berisolasi PVC (NYA)
Jumlah kabel NYA
1
2
3
4
5
Luas
Diameter
Diameter dalam minimum dari pipa
penampang
luar
minimal
maksimum
mm
2
mm
mm
1,5
3,3
7
9
9
11
13
2,5
3,9
7
10
11
13
14
4
4,4
7
11
13
14
16
6
9
14
16
17
20
10
6,8
10
17
19
22
24
16
8,0
13
20
22
26
29
25
9,8
14
24
27
34
35
35
11,0
16
27
34
35
40
50
13,0
19
34
36
44
46
70
15,0
22
36
44
48
56
95
17,0
24
44
48
56
120
19,0
27
48
56
150
21,0
34
50

13
16
17
21
27
34
38
44
56

Tabel 7.8-2 (PUIL 2000) Diameter dalam minimum pipa instalasi listrik untuk
pemasangan kabel rumah berisolasi karet (NGA)
Jumlah kabel NGA
1
2
3
4
5
6
Luas
Diameter
Diameter dalam minimum dari pipa
penampang
luar
minimal
maksimum
Mm
2
Mm
mm
1,5
4,2
7
11
13
13
16
17
2,5
4,8
7
13
13
16
17
19
4
6
10

5,4
6,4
7,7

7
9
10

13
16
19

16
18
21

17
21
26

20
23
28

21
26
34

16
25
35

8,8
10,4
12,7

13
14
16

22
26
34

26
29
35

28
34
44

34
38
45

34
44
51

50
70
95

13,4
15,0
17,2

19
22
26

34
38
44

38
44
48

44
48
56

48
58

56

85

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Untuk ukuran yang tidak tercantum dalam tabel tabel diatas, jumlah dan ukuran
penghantar yang boleh dimasukkan dalam satu pipa instalasi harus ditentukan sehingga
faktor pengisian tidak melebihi ketentuan tabel dibawah ini;
Tabel 7.13-1 (PUIL 2000) Faktor Pengisian maksimum
Jumlah penghantar dalam pipa Faktor pengisian
%
1
50
2
40
3 atau lebih
35
Jumlah luas penampang seluruh penghantar
Faktor Pengisian = ----------------------------------------------------------- x 100 %
Luas penampang dalam pipa
Penggunaan kabel Nym berlaku ketentuan ketentuan sebagai berikut ( Pasal 7.12.2 PUIL
2000)
Boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditanam langsung
dalam plesteran, termasuk diruang lembab atau basah, di tempat kerja atau gudang
dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
Boleh dipasang langsung pada bagian bangunan, konstruksi , rangka dan sebagainya,
asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar kabelnya.
Tidak boleh dipasang didalam tanah.
b. Identifikasi hantaran dengan warna
Penggunaan warna untuk identifikasi hantaran, berlaku ketentuan-ketentuan
sebagai berikut: ( PUIL 2000 pasal 7.2)
7.2.2.1 Warna loreng hijau kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar
pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang menghubungkan ikatan
penyama potensial ke bumi.
7.2.3.1 Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada
instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna
biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna
biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik tersebut
tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh
digunakan untuk menandai penghantar pembumian.
Pada instalasi fasa tiga, warna yang harus digunakan ( Tabel 7.2-1 PUIL 2000)
o Fasa 1 ( fasa R): merah
o Fasa 2 ( fasa S): kuning
o Fasa 3 ( fasa T): hitam
o Netral ( N):
biru
Ketentuan ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau sementara, termasuk instalasi
dalam perlengkapan listrik ( 7.2.1.1 PUIL 2000)
Kabel penghubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral, kawat tengah,
penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang telihat ( bagian yang
dikupas selubungnya ) dibalut dengan pembalut berwarna yang dibuat khusus untuk
itu, atau dengan cara lain yang memenuhi tabel 7.2-1
Warna selubung kabel berselubung untuk instalasi tetap ditentukan dalam tabel 7.2-2
86

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
c. Luas Penampang Hantaran
Ketentuan penggunaan luas penampang hantaran adalah memperhitungkan
kemampuan daya hantar arus yang diperlukan dan suhu kelilingnya, termasuk juga rugi
tegangan.
Menurut PUIL 2000 pasal 3.16.2.1 Luas penampang penghantar fase tidak boleh lebih
kecildari nilai yang diberikan dalam tabel 3.16-2, antara lain untuk instalasi terpasang
tetap sistem kabeldan penghantar berisolasi pada sirkit daya dan penerangan)
Penghantar tembaga, minimum luas penampang 1,5 mm 2 .
Penghantar alumunium, minimum luas penampang 2,5 mm 2 .
Pasal 3.16.2.2 Penghantar netral harus mempunyai luas penampang yang sama seperti
penghantar fasa:
a) Pada sirkit fase tunggal dua kawat
b) Pada sirkit fasa banyak dan fasa tunggal tiga kawat, jika ukuran penghantar fasa lebih
kecil atau sama dengan 16 mm 2 .tembaga atau 25 mm 2 .alumunium.
Pasal 3.16.2.3 Untuk sirkit fase banyak dengan setiap penghantar fasenya mempubyai
luas penampang lebih besar dari 16 mm 2 .tembaga atau 25 mm 2 .alumunium, maka
penghantar netral dapat mempunyai luas penampang yang lebih kecil dari penghantar
fase jika kondisi berikut ini terpenuhi secara simultan:
a) Arus maksimum yang diperkirakan termasuk harmoniknya ( jika ada) dalam
penghantar netral selama pelayanan normal tidak lebih besar dari KHA luas
penampang penghantar netral yang diperkecil.
c) Penghantar netral diberi proteksi dari arus lebih sesuai dengan 3.16.2.4; Ukuran
penghantar netral sekurang-kurangnya sama dengan 16 mm 2 .tembaga atau 25 mm 2
.alumunium.
Catatan: Beban yang disalurkan oleh sirkit dalam kondisi pelayanan normal secara praktis
terdistribusi merata diantara fase.
4.5 Instalasi rumah Sederhana
Dalam pembahasan instalasi rumah sederhana ini diambil suatu contoh seperti
tertera pada gambar 3.4.1 dengan ketentuan rumah kecil terbuat dari kayu, instalasi
dipasang tampak dan tidak ditanam

87

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Langkah langkah yang harus ditempuh oleh seorang instalatir anatara lain:
a) Buat denah ruangan ( seperti gambar 3.4.1). Penggunaan masing masing ruangan
dinyatakan seperti: 2 kamar tidur, sebuah ruang duduk/dapur, dan sebuah gudang.
b) Tentukan letak perlengkapan hubung bagi (PHB). PHB utama harus diletakkan di
tempat yang mudah dicapai dari jalan masuk rumah, dan tempatnya harus cukup
bebas. Karena instalasinya kecil, sehingga hanya ada satu PHB yang ditempatkan
digudang. ( PUIL 2000 pasal 6.2.2)
c) Menentukan jumlah kotak-kontak dinding, seperti tertera pada denah gambar
bangunan.
d) Menempatkan kotk-kontak dinding sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kotak
kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m dari lantai harus diberi tutup
pengaman.
e) Membuat pentanahan kotak-kontak dinding. Karena lantainya dibuat dari kayu yang
tidak menghantarkan listrik, kotak kontak dinding di kamar tidur dan gudang tidak
perlu ditanahkan, tetapi di ruang dapur yang terdapat saluran air harus digunakan
kontak pengaman.
f) Setelah semua komponen perlengkapan yang akan dipasang sudah ditentukan,
gambar instalasinya ( seperti dijelaskan pada gambar 3.4.2 )

Gb 3.4.2 Gambar instalasi


g) Setelah gambar rencana instalasi sudah dibuat, maka buat juga diagram instalasi dan
rekapitulasi daya yang dibutuhkan ( seperti dijelaskan pada gambar 3.4.3 )
Luas penampang hantaran hubung antara kontak meter PLN dengan perlengkapan
hubung bagi utama dari instalasi minimal 4 mm 2

III. 4.6 Daftar Bahan Instalasi


88

Instalasi Cahaya
________________________________________________________________________
Untuk menentukan bahan bahan yang diperlukan dalam suatu instalasi listrik,
membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang peralatan yang akan
digunakan.Termasuk membuat kalkulasi harga dan mengantisipasi perubahan harga
membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang harga suatu bahan instalasi.
Jumlah bahan instalasi yang diperlukan ditentukan dari gambar instalasi, dengan
spesifikasi pekerjaan sebagai pedoman, seperti panjang pipa ke sakelar, jumlah kotak
kontak dinding, panjang kabel, jumlah kotak sambung, jumlah bengkokan, dan
sebagainya.

89

Anda mungkin juga menyukai