Anda di halaman 1dari 18

INTENSITAS CAHAYA

Hai kawan – kawan semua, saya ingin berbagi ilmu dengan


kawan – kawan semua. Maka dari itu saya mempunyai sebuah
definisi ilmu kelistrikan tantang intensitas cahaya, yang mana
definisi ini saya peruntukkan untuk kawan – kawan semua yang
ingin mengerti tantang intensitas cahaya ini. Selamat belajar ya
kawan……

Intensitas cahaya
Intensitnsitas cahaya istilah asingnya adalah luminous intensity /
candle power. intensitas cahaya sebagaian besar diberi symbol ( I ) dan
dinyatakan satuan candela ( cd ). intensitas cahaya fluk cahaya persatuan
sudut arah tertentu.
1. Intensitas Cahaya Sebagai Besaran Penerangan .
Intensiatas cahaya sebagai satuan penerangan sudah di bahas pada
pelajaran terdahulu yaitu 1/60 x jumlah energi radiasi setiap cm2. yang
mana ini didapat dari sebuah titik badan hitam. Ruang kosong ini berada
dalam pelatina cair yang mempunyai suhu 2043 derajat R .Badan hitam
ini ternyata banyak memancarkan energy dari pada pemancar –
pemancar suhu lainnya. Oleh sebab itu intensitas cahaya ini dibuat
sebagai besaran dari penerangan.
Persamaan – persamaan yang ada pada intensitas cahaya ini
diantara lainnya :
I = F/W ………………….. cd (candela)
Maka
F = W x T……………….. lumen

2. Satuan dan Notasi Cahaya

Satuan – satuan dan notasi cahaya dari intensitas cahaya ini disebut
dengan candela (cd) dan diberi symbol huruf (I). yang asal katanya dari
intensitas.
Untuk F = flux diukur dalam lumen dan W (omega) dalam
steradian, seperti table di bawah ini :

NAMA BESARAN SIMBOL SATUAN


intensitas cahaya I Candela (cd)
Flux cahaya F Lumen /lm 4 pi
Sudut ruang W Steradian

Bagaimana kawan, apakah kalian sudah mengerti. Saya harap


ilmu ini bermanfaat untuk kawan – kawan semua. Selamat belajar
ya kawan………………………
Diposkan oleh wahyu ardi di 02.33

KUAT PENERANGAN

KUAT PENERANGAN

Endar Widi Sugiyo

e-mail endarwidisugiyo@gmail.com, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK
Mengamati besaran-besaran illuminasi, fluksi cahaya, dan luminasi membawa penulis
pada sebuah praktikum dengan tujuan memahami hubungan fluks cahaya dan illuminasi, jarak
dan illuminasi, tegangan dan illuminasi, serta illuminasi dan luminasi. Langkah percobaan,
merangkai peralatan, mengatur variasi jarak sensor luxmeter terhadap lampu dengan tegangan
dibuat konstan dan mengambil data besar illuminasi, mengatur variasi tegangan naik dan
tegangan turun dengan jarak sensor luxmeter terhadap lampu dibuat konstan dan mengambil data
illuminasi. Hubungan besaran-besarannya yaitu, semakin besar jarak sensor luxmeter terhadap
sumber cahaya maka semakin kecil illuminasi. Semakin besar tegangan maka semakin besar pula
illuminasi, semakin kecil tegangan maka semakin kecil pula illuminasi. Semakin kecil illuminasi
maka semakin kecil fluksi cahaya, semakin besar illuminasi semakin besar fluks cahaya.
Semakin besar illuminasi maka semakin besar luminasi, semakin kecil illuminasi semakin kecil
lumiasi.
Kata kunci : illuminasi, tegangan, fluksi cahaya, luminasi, jarak

PENDAHULUAN
Menurut Khanafiyah, dkk (2008:145-151) Fluksi cahaya adalah jumlah energi cahaya
yang mengalir tiap satuan waktu. Fluksi cahaya merupakan bagian dari fluksi radian yang
mempengaruhi indra penglihatan. Jika 1 cm2 bidang memancarkan cahaya dengan intensitas 1
lilin ke arah garis normal bidang, maka bidang tersebut mempunyai kecerlangan (luminasi) 1 sb
(stilb). Dalam satuan SI satuan normal luminasi adalah lilin/m2.

Kuat penerangan atau illuminasi pada suatu titik sejauh x dari sumber cahaya, dapat
dianggap sama dengan illuminasi pada titik di bidang bola yang berjari-jari x dan berpusatkan
sumber cahaya tersebut. Illuminasi/kuat penerangan (E) adalah fluksi cahaya yang menyinari
daerah per satuan luas (Tim Dosen 2010:23).

Rumusan masalah, Bagaimana hubungan fluks cahaya dan illuminasi? Bagaimana


hubungan jarak dan illuminasi? Bagaimana hubungan tegangan dan illuminasi? Bagaimana
hubungan illuminasi dan luminasi? Tujuan praktikum kuat penenrangan adalah memahami
hubungan fluks cahaya dan illuminasi, memahami hubungan jarak dan illuminasi, memahami
hubungan tegangan dan illuminasi, memahami hubungan illuminasi dan luminasi.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang dilakukan di laboratorium
fisika dasar secara berkelompok. Alat dan bahan yang digunakan adalah bola lampu, mistar, slide
regulator voltage, stop kontak, voltmeter, dan lux meter. Langkah percobaan, merangkai
peralatan, menghubungkan slide regulator voltage pada sumber tegangan AC, mengatur variasi
jarak sensor luxmeter terhadap lampu dengan tegangan dibuat konstan dan mengambil data besar
illuminasi pada luxmeter, mengatur variasi tegangan naik dan tegangan turun dengan jarak
sensor luxmeter terhadap lampu dibuat konstan dan mengambil data illuminasi pada luxmeter.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan illuminasi dengan variasi jarak disajikan pada Tabel 1, variasi
tegangan naik pada Tabel 2, dan variasi tegangan turun pada pada Tabel 3.

Tabel 1
Tegangan (konstan) = 240 V

No. Jarak Sensor luxmeter - Lampu (cm) Illuminasi (lux)


1. 10 1500
2. 20 381
3. 30 188
4. 40 110
5. 50 85
6. 60 61
7. 70 47

Tabel 2 Tabel 3
Jarak Sensor Luxmeter-Lampu = 10 cm Jarak Sensor Luxmeter-Lampu = 10 cm
No. Tegangan (Volt) Illuminasi(lux) No. Tegangan (Volt) Illuminasi
(lux)
1. 0 1 1. 250 1573
2. 50 2 2. 200 649
3. 75 8 3. 150 237
4. 100 38 4. 100 39
5. 150 228 5. 75 9
6. 200 708 6. 50 2
7. 250 1467 7. 0 1

Pembahasan
Grafik Perbandingan Tegangan Turun dan Tegangan Naik terhadap illuminasi

Penggunaan variasi tegangan turun dan tegangan naik terhadap kuat penerangan tidak
memiliki perbedaan yang signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa tegangan turun dan
tegangan naik tidak berpengaruh terhadap kuat penerangan. Dalam pembahasan selanjutnya akan
dibahas salah satu dari keduanya.
Jarak dan Kuat Penerangan
Berdasarkan informasi data pada Tabel 1, dengan tegangan dibuat konstan maka dapat diamati
pengaruh variasi jarak terhadap nilai kuat penerangan yang diukur pada luxmeter. Semakin besar
jarak sensor luxmeter terhadap lampu sebagai sumber cahaya maka semakin kecil kuat
penerangan yang terukur pada luxmeter.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, kuat penerangan sebagai jumlah energi cahaya yang
mengalir tiap satuan waktu per satuan luas maka dengan jarak yang semakin jauh dari sumber
cahaya maka melalui luasan (bola) yang lebih luas, besar energi per satuan waktu yang mengalir
menjadi lebih kecil sehingga kuat penerangannya semakin kecil.
Tegangan dan Kuat Penerangan
Berdasarkan infomasi data pada Tabel 2 dan Tabel 3, dengan jarak sensor luxmeter terhadap
sumber cahaya (lampu) dibuat tetap maka dapat diamati pengaruh variasi tegangan terhadap kuat
penerangan yang terdeteksi pada luxmeter. Semakin besar tegangan maka semakin besar pula
kuat penerangannya, semakin kecil tegangan maka semakin kecil pula kuat penerangan yang
teramati. Hal ini dapat dijelaskan ssebagai berikut, berdasarkan hukum Ohm

R sebagai hambatan pada rangkaian lampu dan kabel yang nilainya tetap kemudian dengan
memperbesar tegangan V, maka arus I yang mengalir pun semakin besar. Akibat arus ini maka
energi yang dipancarkan dari lampu semakin besar sementara jarak luxmeter terhadap lampu
diatur konstan, maka kuat penerangannya pun semakin besar.
Fluks Cahaya dan Kuat Penerangan

Tegangan Naik
R tetap = 10 cm = 0,1 m
Tegangan Turun
R tetap = 10 cm = 0,1 m
Berdasarkan informasi tabel di atas dapat diamati bahwa semakin besar kuat penerangan yang
teramati pada luxmeter maka semakin besar nilai perhitungan fluksi cahayanya. Semakin kecil
kuat penerangan yang teramati pada luxmeter maka semakin kecil nilai perhitungan fluksi
cahayanya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, berdasarkan definisi kuat penerangan (E)
sebagai fluksi cahaya (dF) yang menyinari daerah per satuan luas (dA), dengan menganggap kuat
penerangan sama untuk semua titik pada permukaan dengan luasan tertentu (r tetap) maka dapat
dirumuskan

Sehingga dengan menganggap fluksi cahaya menyinari sama pada seluruh permukaan bola
dengan jari-jari = jarak luxmeter dari lampu = tetap maka, ketika tegangan diperbesar sehingga
fluks cahaya pun semakin besar maka kuat penerangan juga semakin besar karena sebanding
dengan fluksi cahaya.
Kuat Penerangan dan Luminasi
Berdasarkan definisi luminasi dan satuan SI untuk luminasi, yaitu lilin/m 2 maka luminasi
dapat didefinisikan sebagai intensitas per satuan luas, dengan menganggap cahaya memancarkan
intensitas secara tegak lurus terhadap bidang (sensor luxmeter), sehingga fluksi cahaya yang
melewati sensor luxmeter disini juga hanya sepanjang jari-jari r dalam luasan lingkaran.
Variasi Jarak, Tegangan Tetap = 240 Volt

Berdasarkan informasi diatas dapat diamati bahwa semakin besar kuat penerangan maka semakin
besar pula luminasi (kecerlangan), semakin kecil kuat penerangan semakin kecil pula
lumiasinya.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan percobaan, dapat disimpulkan bahwa semakin besar jarak sensor luxmeter
terhadap sumber cahaya maka semakin kecil kuat penerangan yang terukur pada luxmeter.
Semakin besar tegangan maka semakin besar pula kuat penerangannya, semakin kecil tegangan
maka semakin kecil pula kuat penerangan yang teramati. Semakin kecil kuat penerangan yang
teramati pada luxmeter maka semakin kecil nilai perhitungan fluksi cahayanya. Semakin besar
kuat penerangan maka semakin besar pula luminasi (kecerlangan), semakin kecil kuat
penerangan semakin kecil pula lumiasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisika Dasar 2. 2010. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 2. Semarang :
Universitas Negeri Semarang
Khanafiyah, dkk. 2008. Fisika Lingkungan. Semarang : Universitas Diponegoro.
Diposkan oleh Tyas Aisyah di 00.10

 Home
 Bikers Health
 Bikers Pintar
 Uncategorized

Search ...

ARTI DEFINISI PENGERTIAN

Home » Bikers Pintar » PENGERTIAN PENERANGAN

PENGERTIAN PENERANGAN

PENGERTIAN PENERANGAN – Secara harfiah, artinya alat untuk menerangi, seperti lampu.
Dalam arti kiasan, penerangan adalah proses, perbuatan, cara memberikan keterangan,
penjelasan, yang lebih populer dengan istilah informasi dari satu pihak kepada pihak lain.
Pemberi informasi disebut juga komunikator dan penerimanya bisa terdiri atas satu atau banyak
orang, yang dalam bahasa Inggris disebut audience (khalayak). Dalam menyampaikan
keterangan itu digunakan bal asa atau lambang lain yang dapat dimengerti oleh Icedua belah
pihak. Agar pesan yang disampaikan itu benar-benar dipahami oleh audience, komunikator
mempertimbangkan pula media apa yang paling tepat digunakan dan bagaimana daya tangkap
audience terhadap isi pesannya. Tujuan penerangan ialah membertahukan, menanamkan
pengertian, dan meyakinkan audience agar berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan
keipginan komunikator. Oleh sebab itu, komunikator sangat memperhatikan umpan balik atau
tanggapan audience. Seluruh kegiatan penerangan ini let ih populer dengan sebutan proses
komunikasi.
Penerangan mengalami perkembangan revolusioner beberapa abad terakhir ini, setelah
ditemukan percetakan, dan mencapai puncaknya dengan ditemukannya komputer dan sistem
komunikasi elektronik sekarang ini. Dengan peralatan serba canggih itu, orang makin mudah dan
cepat menyampaikan dan memperoleh banyak sekali informasi. Oleh sebab itu, abad ke-20 ini
disebut juga Abad Informasi, dan ada yang berpendapat bahwa siapa yang menguasai informasi
akan menguasai dunia.

Penerangan Pembangunan. Di Indonesia dikenal istilah Penerangan Pembangunan, yaitu


penyebarluasan pesan-pesan pembangunan secara terpadu dan merata. Tujuannya ialah
menciptakan kondisi so- sial-kultural yang mantap dan dinamis, sehingga setiap warga negara
mau dan mampu mengembangkan potensi manusiawinya yang optimal untuk kepentingan
pembangunan. Sistem Penerangan Terpadu diwujudkan berupa kerja sama antara segenap aparat
penerangan pemerintah dalam wadah Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas)
dan Pusat Informasi Nasional (PIN). Di daerah tingkat II, Sistem Penerangan Terpadu
mendayagunakan Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas) sebagai sarana penerangan
sehingga menjangkau tingkat kecamatan dan pedesaan.

Komunikator dalam kegiatan penerangan ini adalah karyawan Departemen Penerangan (Deppen)
yang disebut juru penerang. Mereka adalah orang-orang yang mahir menyampaikan pesan-pesan
penerangan dengan cara yang mudah dipahami rakyat. Dalam tugasnya, juru penerang
memegang teguh Tri Prasetya dan Kode Kehormatan Juru Penerang yang ditetapkan Deppen
pada tahun 1949.

Tri Prasetya menyebutkan bahwa juru penerang adalah (1) pendukung cita-cita negara; (2)
penggerak rakyat melaksanakan cita-cita negara; (3) pembimbing pendapat umum.

Kode Kehormatan Juru Penerang menetapkan seorang juru penerang: (1) yakin akan kebenaran
Pancasila; (2) setia dan tulus ikhlas melaksanakan politik pemerintah; (3) militan dalam jiwa,
pikiran, dan geraknya; (4) jujur dalam perkataan dan perbuatan: (5) tabah menghadapi tiap
kesulitan dalam pekerjaannya; (6) bijaksana dalam pergaulan hidupnya dan menjadi contoh
teladan bagi sekelilingnya; (7) patriot sejati.

Incoming search terms:

 penerangan adalah
 definisi penerangan
 arti penerangan
 Apa itu penerangan
 apa yang dimaksud dengan penerangan
 arti penerang
 tujuan penerangan
 apa yang di maksud dengan penerangan
 pengertian lampu penerangan
 maksud penerangan

Advertisement
Filed under : Bikers Pintar, tags: Arti - Pengertian - Definisi

Incoming search terms:

 penerangan adalah
 definisi penerangan
 arti penerangan
 Apa itu penerangan
 apa yang dimaksud dengan penerangan
 arti penerang
 tujuan penerangan
 apa yang di maksud dengan penerangan
 pengertian lampu penerangan
 maksud penerangan

Contact Us Declaimer DMCA Privacy Policy


KARAKTERISTIK DAN PERSYARATAN ALIANSI BISNIS TIPS KIAT DALAM MELAKUKAN ALIANSI STRATEGIS
DIMENSl DAN TINGKATAN ALIANSI STRATEGIS MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PENGERTIAN
MEKANISME ALIANSI STRATEGIS Perubahan Bentuk Kalimat Teori Transformasi Dalam Terjemahan KIAT
PERUSAHAAN MENGHADAPI PERSAINGAN Dl ERA GLOBALISASI TUMBUHAN HIJAU SEBAGAI PRODUSEN
RANTAI MAKANAN DAN PENGARUH TEKNOLOGI
ARTI DEFINISI PENGERTIAN
Copyright © 2014

free music at divine-music.info

Instalasi Penerangan: Teori Dasar Pencahayaan

12/17/2008 HaGe 5 komentar

Sejak dimulainya peradaban, manusia menciptakan cahaya hanya dari api, walaupun lebih
banyak sumber panasnya daripada cahaya yang dihasilkan. Di abad ke 21 ini kita masih
menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya, salahsatunya adalah
melalui lampu pijar.

Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan
beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 -
45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 - 10% untuk
pemakaian energi total oleh industri.
Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi dalam
sistim penerangan. Seringkali, penghematan energy yang cukup berarti dapat didapatkan dengan
investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar
dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi, sehingga akan menghasilkan pengurangan
biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto,
pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh
penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu
mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan energi
yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu
merupakan sistim penerangan yang efisien.

Teori Dasar Mengenai Cahaya

Cahaya hanya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang
terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya
dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.

Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan fenomena sebagai berikut:


• Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila dipanaskan sampai
suhu tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan menjadi semakin putih jika suhu naik.
• Muatan Listrik, jika arus listrik dilewatkan melalui gas,maka atom dan molekulnya akan
memancarkan radiasi, dimana spektrumnya merupakan karakteristik dari elemen yang ada.
• Electro Luminescence, Cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan melalui padatan tertentu
seperti semikonduktor atau bahan yang mengandung fosfor.
• Photo luminescence, radiasi pada salahsatu panjang gelombang diserap, biasanya oleh suatu
padatan dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang
dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat, maka radiasi tersebut
disebut fluorescence atau phosphorescence.

Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum elektromagnetik, diberikan dalam
Gambar 1, menyatakan gelombang yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi
inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut mampu merangsang retina mata, yang
menghasilkan sensasi penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan
memerlukan mata yang berfungsi dan cahaya yang nampak.

Gambar 1. Radiasi yang Tampak

Definisi dan Istilah yang Umum Digunakan


• Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu
sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen per
meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata
“pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
• Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu
bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan
dalam lux/W/m².
• Perbandingan Efficacy Beban Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy beban target dan
beban terpasang.
• Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan
lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
• Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang
dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux
setara dengan satu lumen per meter persegi. Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau
lampu diatas bidang kerja. Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung
dengan pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
• Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan
terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
• Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik,
dinyatakan dalam lux/W/m².
• Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh lampu-
lampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
• Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan
international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi
(m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-candela
(yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas
lingkaran dengan jari-jari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2,
dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m. Jadi flux
cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah:

Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd)

Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux
menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter
persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar
kesepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux.

Hukum kuadrat terbalik

Hukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari sumber titik dan
jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas cahaya per satuan luas berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada dasarnya jari-jari).

E = I / d²
Dimana
E = Emisi cahaya,
I = Intensitas cahaya
d = jarak
Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah:
E1 d1² = E2 d2²

Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu pijar
jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1 meter,
berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
Penyelesaian:
E1m = (d2 / d1)² * E2
= (1,0 / 0,5)² * 10
= 40 lm/m²

Suhu Warna

Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan warna dari lampu itu
sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja yang dipanaskan secara
terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna oranye kemudian kuning dan seterusnya
hingga menjadi “putih panas”. Sewaktu-waktu selama pemanasan, kita dapat mengukur suhu
logam dalam Kelvin (Celsius + 273) dan memberikan angka tersebut kepada warna yang
dihasilkan. Hal ini merupakan dasar teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna
merupakan nilai yang “sesungguhnya”; untuk lampu neon dan lampu dengan pelepasan
intensitas tinggi (HID), nilainya berupa perkiraan dan disebut korelasi suhu warna. Di
Industri,“suhu warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang digunakan secara bergantian.
Suhu warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”.
Umumnya, makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya.

Perubahan Warna

Kemampuan sumber cahaya merubah warna permukaan secara akurat dapat diukur dengan baik
oleh indeks perubahan warna. Indeks ini didasarkan pada ketepatan dimana serangkaian uji
warna dipancarkan kembali oleh lampu yang menjadi perhatian relatif terhadap lampu uji,
persesuaian yang sempurna akan diberi angka 100. Indeks CIE memiliki keterbatasan, namun
cara ini merupakan cara yang sudah diterima secara luas untuk sifat-sifat perubahan warna dari
sumber cahaya.
Kesalah pahaman yang umum terjadi adalah bahwa suhu warna dan perubahaan warna keduanya
menjelaskan sifat yang sama terhadap lampu. Selain itu, suhu warna menjelaskan penampilan
warna sumber cahaya dan cahaya yang dipancarkannya. Perubahan warna menjelaskan
bagaimana cahaya merubah warna suatu objek.

Anda mungkin juga menyukai