Anda di halaman 1dari 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Interferensi gelombang cahaya mula-mula diperlihatkan oleh Thomas Young pada tahun 1801.Interferensi adalah satu berkas cahaya yang dapat dipandang sebagai sebuah gelombang dari medan listrikmagnetik yang berosilasi. Yaitu yang diperoleh dengan menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut.Agar pola interferensi yang misalnya berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslah tetap sepanjang waktu, atau dengan kata lain gelombanggelombang itu harus koheren.Syarat koheren tidak terpenuhi jika gelombang-gelombang itu berasal dari sumber-sumber cahaya yang berlainan. Untuk membuktikan teori yang ada dan memahami serta menyelediki gejalah interferensi pada gelombang cahaya, maka perlu dilakukan eksperimen mengenai teori ini. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Dapat mengamati gejala interferensi yang terjadi pada gelombang cahaya. 2. Dapat memahami dan menyelidiki pola difraksi pada celah tunggal dan celah ganda.

Laporan optic : Interferensi dua celah

1.2

Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengamati gejala interferensi gelombang cahaya. 2. Bagaimana memahami dan menyelidiki pola difraksi pada celah tunggal dan celah ganda. yang terjadi pada

Laporan optic : Interferensi dua celah

BAB II DASAR TEORI Salah satu eksperimen kuantitatif yang paling awal yaitu untuk mengungkapkan interferensi cahaya dari dua sumber dilakukan pada tahun 1800 oleh ilmuan Inggris Thomas Young.Perspektif peralatan Young diperlihatkan dalam Gambar 2.1.Sebuah sumber cahaya (yang tidak diperlihatkan) memancarkan cahaya monokromatik.Akan tetapi, cahaya ini tidak sesuai untuk digunakan dalam sebuah eksperimen interferensi karena pancaran dari bagian-bagian yang berbeda dari sebuah sumber biasa tidak disinkronisasikan.Untuk mengatasi hal ini, cahaya tersebut di arahkan pada sebuah layar dengan sebuah celah sempit S0, yang lebarnya kurang lebih 1 m. Cahaya yang muncul keluar dari celah tersebut hanya berasal dari sebuah daerah kecil dari sumber cahaya tersebut, jadi celah S 0

berperilaku lebih mirip sumber ideal yang diperlihatkan pada Gambar 2.1.
y
Cahaya Monocromatik Max Min Max Min Max Min Max Min Max Min

S0

S2 S1

(a)

Layar

Laporan optic : Interferensi dua celah

Layar

S2

d sin
r2

d y S1 r1 P R (b)

S2

d sin
r2

d S1 r1

Ke L ayar

(c)
Gambar 2.1 Eksperimen Young untuk memperlihatkan interferensi cahaya yang lewat melalui dua celah.

Cahaya dari celah S0 jatuh pada sebuah layar dengan dua celah sempit lain S1 dan S2, yang lebarnya masing-masing kurang lebih 1m dan beberapa puluh atau beberapa ratus micrometer terpisah satu sama lain. Muka-muka gelombang silinder menyebar keluar dari celah S0 dalam keadaan sefasa karena muka-muka gelombang tersebut menenmpuh jarak yang sama dari S0. Gelombang yang muncul keluar dari celah S1 dan celah S2 adalah sumber-sumber koheren.Interferensi gelombang-gelombang dari S1 dan S2 menghasilkan sebuah
4
Laporan optic : Interferensi dua celah

pola dalam ruang yang menyerupai pola ke kanan dari sumber dalam Gamabar 2.1. Untuk melihat pola interferensi tersebut, sebuah layar ditempatkan sedemikian rupa sehingga cahaya dari S1 dan S2 jatuh padanya (Gambar 2.1.(b)). Layar tersebut akan disinari palin terang di titik P, dimana gelombang cahaya dari celahcelah itu berinterferensi destruktif. Untuk menyederhanakan analisis eksperimen Young, kita menganggab bahwa jarak R dari celah-celah ke layar tersebut adalah begitu besar disbanding dengan jarak d di antara celah-celah sehingga garis-garis dari S1 dan S2 ke P sangat hamper parallel, seperti tampak pada Gambar 2.1(c). inilah kasus yang umum untuk eksperimen dengan cahaya; pemisah celah itu yang umum beberapa millimeter, sedangkan layar tersebut dapat berada sejauh satu meter atau lebih. Maka selisih panjang lintasan tersebut dinyatakan dalam persamaan r1 r2 = d sin (1) dimana adalah sudut di anatara sebuah garis dari celah-celah ke layar (yang diperlihatkan berwarna biru dalam Gambar 2.1(c) dan garis normal ke bidang celah-celah tersebut (yang diperlihatkan sebagai sebuah bgaris hitam yang tipis). Interferensi konstruktif (penguatan) terjadi di titik-titik di mana selisih lintasan d sin adalah kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang, m, dimana m = 0, 1, 2, 3, 4, 5..maka daerah terang pada layar tersebut terjadi pada sudut dimana d sin = m (m = 0, 1, 2,).(2)

secara sederhana, interferensi destruktif terjadi, membentuk daerah gelap pada layar pada titik dimana perbedaan lintasannya adalah sebesar bilangan setengah bulat dari panjang gelombang, (m + 2). d sin = (m + 2)
5
1 1

(m = 0, 1, 2,)(3)
Laporan optic : Interferensi dua celah

Jadi pola pada layar dari Gambar 2.1(a) dan (b) adalah sebuah urutan dari pita terang dan pita gelap, atau pita-pita interferensi, yang parallel dengan celah S1 dan celah S2. Sebuah potret dari pola tersebut diperlihatkan daam Gambar 2.2. Pusat pola tersebut adalah sebuah pita terang yang bersesuian dengan m=0 dalam persamaan (Gambar 2.1) dimana titik ini pada layar tersebut berjarak sama dari keduah celah tersebut. Kita dapat menurunkan sebuah pernyataan untuk posisi dari sebuah pita-pita terang pada layar tersebut. Dalam Gambar 2.1(b), y di ukur dari pusat pola tersebut, yang bersesuaian dengan jarak dari pusat Gambar 2.2. Misalkan ym adalah jarak dari pusat pola tersebuat ( = 0) ke pusat pita terang yang ke-m. Misalkan m adlah nilai yang bersangkutan dengan , maka ym = R tan m ....................................................(4) dalam eksperimen seperti ini , jarak ym sering kali jauh lebih kecil daripada jarak R dari celah-celah itu ke layar tersebut. Maka m adalah sangat kecil, tan m adalah sangat hampir sama dengan sin m, dan ym = R sin m
(5)

sehingga diperileh persamaan: ym = R


...........................................................(6)

kita dapat mengukur R dan d, dan juga posisi ym dari pita-pita terang itu, sehingga eksperimen ini menyediakan sebuah pengukuran langung dari panjang gelombang . Ternyata eksperimen Young merupakan pengukuran langsung pertama dari panjang gelombang cahaya.

Laporan optic : Interferensi dua celah

m (Max) 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5

m +1/2 (Min) 11/2 9/2 7/2 5/2 3/2 - -3/2 -5/2 -7/2 -9/2 -11/2

Gambar 2.2 Potret dari pita-pita interferensi yang dihasilkan pada sebuah layar dengan eksperimen celah-ganda Young.

Gelombang yang memenuhi prinsip ini disebut linear waves. Sedangkan yang tidak memenuhi disebut nonlinear waves. Untuk contoh yang lebih nyata dan mempermudah dalam mengenal superposisi adalah sebagai berikut misal dua bola dilempar dalam kolam. Gelombang tidak saling menghilangkan, malah saling menguatkan satu sama lain

Gambar 2.3 contoh gelombang superposisi

Ketika dua gelombang cahaya melintas satu sama lain, medan listrik resultan E pada titik persimpangan sama dengan penjumlahan dari masingmasing medan listrik E1 dan E2 E = E1 + E2 ..(2.2) Intensitas gelombang gabungan adalah sebanding dengan kuadrat medan listrik resultan:

Laporan optic : Interferensi dua celah

I E2 = ( E1 + E2 )2

.(2.3)

Ketika suatu gelombang cahaya dengan panjang gelombang merambat sepanjang sumbu-x, ia membangkitkan suatu medan listrik pada titik x yang berbentuk: E = E0 sin ( t - kx ) ...(2.4

Dengan E0 disebut amplitudo, frekuensi angular dan k bilangan gelombang. dan k berhubungan dengan panjang gelombang dan kecepatan cahaya sebagai berikut:

= 2 v / k = 2 /

....(2.5) (2.6)

Argumen dari fungsi sinus pada persamaan untuk E disebut fasa. Perhatikan bahwa fasa bertambah dengan 2dalam suatu siklus waktu pada posisi tertentu. Untuk cahaya,nilai mutlak dari suatu fasa tertentu tidak dapat diukur, dan karenanya tidak begitu penting. Hanya perbedaan fasa yang penting. Pengaruh interferensi dalam cahaya tidak teramati secara biasa. Ini karena gelombang cahaya dari suatu sumber cahaya biasa mengalami perubahan fasa secara acak kira-kira sekali dalam setiap 10-8 s dan bahwa panjang gelombang cahaya cukup pendek (4x10-7m 7x10-7 m). Interferensi mungkin terjadi, tapi hanya untuk durasi dalam orde 10-8 s dan tidak dapat dilihat dengan mata.

Laporan optic : Interferensi dua celah

BAB III METODE EKSPERIMEN 3.1 Waktu dan Tempat Hari/Tanggal Waktu Tempat : Rabu, 14 Desember 2011 : 13.00 Wita Selesai :Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi

JurusanFisika FMIPA UNTAD Palu. 3.2 Alat dan Bahan 1. Meja 2. Sumber cahaya (Laser gas HeNe) 3. Layar (Kertas grafik) 4. Alat menggambar (pensil) 5. Mistar 6. Beberapa kisi difraksi 3.3 Prosedur Kerja 1. Menyiapkan laser gas HeNe sebagai sumber cahaya, statif, beberapa kisi difraksi, kertas grafik, pensil, dan mistar 2. Memasang laser gas HeNe pada kertas grafik, kemudian meletakkan kisi difraksi didepan laser, dan memasang layar (kertas grafik) didepan kisi difraksi tersebut sesuai dengan jarak yang ditentukan 3. Mengatur sinar keluaran pada laser, sehingga mengenai tepat di tengah celah 4. Mengamati kemudian menggambar pola gelap terang yang dihasilkan 5. Mengulagi langkah tersebut untuk beberapa celah tunggal dan celah ganda 6. Menentukan panjang gelombang laser 7. Menghitung lebar celah tunggal dan menaksir kesalahan yang mungkin

Laporan optic : Interferensi dua celah

8. Untuk setiap celah ganda, menghitung jarak pisahnya, apakah lebar celah pada setiap kasus sama dengan celah tunggal.

10

Laporan optic : Interferensi dua celah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Celah Tunggal Perlakuan 1 L = 80 cm d = 0,1 cm n=8 Xn = 0,1 cm Perlakuan 2 L = 80 cm d = 0,2 cm n = 10 Xn = 0,3 cm Perlakuan 3 L = 80 cm d = 0,1 cm n=4 Xn = 0,3 cm Perlakuan 4 L = 80 cm d = 0,1 cm n=3 Xn = 0,3 cm

11

Laporan optic : Interferensi dua celah

Perlakuan 5 L = 80 cm d = 0,2 cm n=1 Xn = 0,4 cm

4.1.2 Celah Ganda Perlakuan 1 L = 80 cm d = 0,3 cm n = 80 Xn = 0,2 cm Perlakuan 2 L = 80 cm d = 0,3 cm n = 30 Xn = 0,45 cm Perlakuan 3 L = 80 cm d = 0,3 cm n = 40 Xn = 0,15 cm Perlakuan 4 L = 80 cm d = 0,05 cm n=6 Xn = 0,4 cm Perlakuan 5 L = 80 cm

12

Laporan optic : Interferensi dua celah

d = 0,2 cm n = 30 Xn = 0,4 cm 4.2 Analisa Data

Untuk celah tunggal 1. L = 0,8 m d=1.


3

n=8 m Xn = 1 .
3

Menentukan panjang gelombang

11 8

1 1 8

1 1 64

=0,16 .

Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang


16 1 11

=
3

2. L = 0,8 m d=2.
3

n = 10 m Xn = 3 . m

Menentukan panjang gelombang

31 1

2 1 8

6 1 8

= 0,75 .

Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang


=
n=4

=
3

3. L = 0,8 m d=1.
3

Xn = 3 .

13

Laporan optic : Interferensi dua celah

Menentukan panjang gelombang

31

1 1 4 1

3 1 4

= 0,75 .

Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang


=
n=3

4. L = 0,8 m d=1.
3

Xn = 3 .

Menentukan panjang gelombang

31 3

1 1 8

3 1 24

=1,25 .

Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang


=
n=1

5. L = 0,8 m d=2.
3

Xn = 4 .

Menentukan panjang gelombang

8 1 8

= 10 .

Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang


8 2 1

Untuk Celah ganda 1. L = 0,8 m d=3.


3

n = 80 m Xn = 2 .
3

Menentukan panjang gelombang

6 1 64

=0,09 .

14

Laporan optic : Interferensi dua celah

Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang


8 3 1

2. L = 0,8 m d=3.
3

n = 30 m Xn = 4,5 .
3

Menentukan panjang gelombang

13 5 1 24

=0,56 .

Menentukan jarak antara pola gelap terang


8 3 1

=
3

3. L = 0,8 m d=3.
3

n = 40 m Xn = 1,5 . m

Menentukan panjang gelombang

45 1 32

=0,14 .

Menentukan jarak antara pola gelap terang


8 3 1

4. L = 1 m d = 0,5 .
3

n=6 m Xn = 4 .
3

Menentukan panjang gelombang

2 1 48

=0,42 .

Menentukan jarak antara pola gelap terang


8 5 1

15

Laporan optic : Interferensi dua celah

5. L = 0,8 m d=2.
3

n = 30 m Xn = 4 .
3

Menentukan panjang gelombang

8 1 24

=0,33 .

Menentukan jarak antara pola gelap terang


8 2 1

4.3

Pembahasan Interferensi adalah satu berkas cahaya yang dapat dipandang sebagai sebuah gelombang dari medan listrik-magnetik yang berosilasi. Yaitu yang diperoleh dengan menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut. Hasil penjumlahan itu akan memberikan intensitas yang maksimum disuatu titik, apabila di titik tersebut gelombang-gelombang itu selalu sefase. Agar pola interferensi yang misalnya berwujud pita-pita gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslah tetap sepanjang waktu, atau dengan kata lain gelombang-gelombang itu harus koheren. Syarat koheren tidak terpenuhi jika gelombang-gelombang itu berasal dari sumber-sumber cahaya yang berlainan, sebab setiap sumber cahaya biasa tidak memancarkan gelombang cahaya secara kontinu, melainkan terputus-putus, gelombang elektromagnetik cahaya dipancarkan sewaktu terjadi dieksitasi atom. Agar diperoleh gelombang-gelombang elektromagnetik cahaya yang koheren, gelombang-gelombang itu harus berasal dari satu sumber cahaya yanga sama. Kemudian interferensi diperoleh dari gelombang-gelombang yang memancar dari bagian-bagian medan gelombangnya. Dari pengamatan yang dilakukan hasil dari pita-pita pola gelap-terang yang diperoleh tampak jelas. Hal ini sesuai dengan literature yang ada

16

Laporan optic : Interferensi dua celah

yang menyakan bahwa interferensi akan terbentuk dengan baik setelah memenuhi syarat-syarat berikut: Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki beda fase yag selalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki frekwensi yang sama, kedua ini boleh nol tetapi tidak harus nol. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama jika tidak interferensi yang di hasilkan kurang kontras. Adapun persamaan yang diguanakan untuk menetukan panjang gelombang yang terbentuk dalam percobaan ini yaitu panjang gelombang () ) dan celah kisi (d) dan

berbanding lurus dengan jarak terang terdekat (

berbanding terbalik dengan jumlah kisi (n) serta jarak kisi dari layar (L), sedangkan untuk menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang dapat menggunakan persamaan panjang gelombang () dan jarak kisi dari layar (L) berbanding terbalik terhadap celah kisi (d). Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai panjang gelombang () yang berbeda beda. Hal ini dipengaruhi oleh nilai celah kisi (d), jumlah kisi (n) dan jarak terang terdekat ( ) yang digunakan bervariasi. Dan nilai (x) yang diperoleh dari

perhitungan berbeda- beda pula. Hal ini dipengaruhi nilai panjang gelombang yang dihasilkan untuk setiap perlakuan berbeda. Untuk celah tunggal dan celah ganda nilai jarak terdekat antara pola gelap terang ( ) berbanding terbalik dengan panjang gelombang (). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan semakin besar nilai ( panjang gelombang yang dihasilkan. Pola garis terang yang terbentuk, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau konstruktif) dan merupakan hasil interferensi minimum pola garis gelap yang dihasilkan , (saling memperlemah atau ), semakin kecil nilai

destruktif). interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama, dan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa sebesar . Adapun nilai yang didapat

17

Laporan optic : Interferensi dua celah

dari perhitungan dengan menggunakan persamaan di atas yaitu untuk panjang gelombang () dan jarak terdekat pola terang gelap (X) adalah :untuk celah tunggal
2 6 1 3 7

dan X1=0,13 m,
3

X 10-3
6

m,

dan X2 =
4

dan X3

= 0,6 X 10-4 m,
5 6 3 6 8

dan X4 = 1 X 10-3 m sedangkan


1 3 6 3 5

dan X5

=4 X 10-4 m. Pada celah ganda m,


2 6 3

dan X1 = m,
3

dan X2 = m,
4 6

dan X3 = m, sedangkan

dan X4 =
3

dan X5 =

m.

18

Laporan optic : Interferensi dua celah

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan, pembahasan dan teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa: 1. Cahaya monokromatik (cahaya laser) adalah cahaya dengan frekuensi tunggal. Koherensi adalah sebuah hubungan fasa tertentu yang tidak berubah antara dua gelombang atau dua sumber gelombang. Tumpangtindih gelombang-gelombang dari dua sumber cahaya monokromatik yang koheren membentuk sebuah pola interferensi. Prinsip superposisi menyatakan bahwa gangguan gelombang total di sebarang titik adalah jumlah gangguan-gangguan dari gelombang yang terpisah tersebut. 2. Difraksi merupakan efek interferensi yang dihasilkan dari

penggabungan banyak gelombang cahaya. Pola difraksi celah tunggal yang teramati terdiri dari pita terang dan pita gelap, yang bergantian dengan intensitas yang sangat cepat. 3. Nilai panjang gelombang () dan jarak terdekat pada percobaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus panjang gelombang () berbanding lurus dengan jarak terang terdekat ( ) dan celah kisi (d)

danberbanding terbalik dengan jumlah kisi (n) serta jarak kisi dari layar (L), sedangkan untuk menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang dapat menggunakan persamaan panjang gelombang () dan jarak kisi dari layar (L) berbanding terbalik terhadap celah kisi (d). Adapun panjang gelombang dan jarak terdekat untuk pola gelap terang yang diperoleh pada percobaan ini yaitu : Celah Tunggal
1

X1 = 0,13 X 10-3m

19

Laporan optic : Interferensi dua celah

5.2 Saran

2 3 4 5 8

6 6 7

; ; ; ;

X2 =

X3 = 0,6 X 10-4 m X4 = 1 X 10-3 m X5 =4 X 10-4 m


3 3 3

Celah Ganda
1 2 3 4 5 6 6 6 6 6

; ; ; ; ;

X1 = X2 = X3 = X4 = X5 =

m m

m m m

3 3

Sebaiknya pada praktikum berikutnya alat yang digunakan pada saat praktikum lengkap sesuai yang ada di dalam buku panduan. Hal ini menjaga agar pada saat pembuatan laporan praktikan tidak salah dalam memasukkan alat dan bahan yang digunakan. Dan tidak kalah pentingnya untuk kelancaran praktikum dan ketelitian yang diperoleh.

20

Laporan optic : Interferensi dua celah

DAFTAR PUSTAKA Isaacs Alan, 1995, Kamus Lengkap Fisika, Erlangga, Jakarta. Tim Penyusun, 2008, Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika Optik, Laboratorium Fisika Eksperimen Fakultas Mipa Universitas Tadulako, Palu. Tipler, 1996, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta. Young dan Freedman, 2001, Fisika Universitas Edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.

21

Laporan optic : Interferensi dua celah

LAMPIRAN Pertanyaan: 1. Apakah gejala interferensi dapat terjadi pada gelombang cahaya ? jelaskan ! Jawab : Dapat, gejala interferensi dapat terjadi pada gelombang cahaya jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut : a. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam artian bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fasa yang selalu tetap. Oleh sebab itu, keduanya harus memiliki frekuensi yang sama. b. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama. 2. Jelaskan mengapa dalam percobaan ini digunakan sumber cahaya laser HeNe ? bagaimana jika sumber cahayanya diganti dengan cahaya lampu biasa ! Jawab : Karena cahaya yang dihasilkan oleh laser HeNe berfokus pada satu titik, sehingga memiliki intensitas yang tinggi, sedangkan jika kita menggunakan lampu biasa maka cahayanya akan menyebar sehingga intensitas cahayanya rendah, sehingga akan sulit menghasilkan interferensi. 3. Apakah perbedaan gejala interferensi dan difraksi pada celah ganda ? Jawab :

22

Laporan optic : Interferensi dua celah

Pada interferensi, distribusi intensitas untuk maksimum sama besar, sedangkan pada difraksi distribusi intensitas tidak sama, yaitu semakin jauh, maka intensitasnya akan semakin kecil. 4. Apakah gejala difraksi dapat terjadi pada gelombang cahaya ? jelaskan ! Jawab : Ya, gejala difraksi dapat terjadi pada gelombang cahaya jika cahaya itu melalui celah yang sempit sehingga terjadilah pelenturan cahaya ( difraksi ). 5. Dalam difraksi celah tunggal, apakah pengaruh penambahan panjang gelombang dan lebar celah? Jawab: Dalam difraksi celah tunggal apabila panjang gelombang dan lebar celah diperbesar, maka jarak antara (d) akan semakin besar atau cahaya semakin terang. 6. Dalam difraksi celah ganda, apakah pengaruh penambahan panjang gelombang dan lebar celah? Jawab: Dalam difraksi celah ganda apabila panjang gelombang dan lebar celah diperbesar, maka jarak antara (d) semakin kecil.

23

Laporan optic : Interferensi dua celah

BIOGRAFI

Nama Hartito Panggoe, merupakan anak ke-3 dari enam bersaudara. lahir di Kabupaten Poso di Kecamatan Pamona Timur di Desa Taripa pada tanggal 21 Desember 1990. Penulis mengawali janjang pendidikannya di sekolah TK, setelah naik kelas penulis melanjudkan studi di SDN INPRES 1 LORE UTARA. Setelah lulus dari sekolah dasar kemudian melanjutkan studi di SMP NEGERI 1 LORE UTARA di Wuasa, setelah lulus melanjudkan studi SMANEGERI I LORE UTARA. Dan lulus pada tahun 2010. Setelah itu melanjutkan Pendidikannya di Perguruan Tinggi Universitas Tadulako Jurusan Fisika Fakultas MIPA

24

Laporan optic : Interferensi dua celah

Lembar Asistensi Nama Stambuk Kelompok Asisten No : Hartito Panggoe : G 101 10 048 :2 : Hari/ Tanggal Keterangan Paraf

25

Laporan optic : Interferensi dua celah

26

Laporan optic : Interferensi dua celah

Anda mungkin juga menyukai