A. Tujuan
Pada praktikum ini memiliki tujuan yang akan dicapai yang diantaranya yaitu
mahasiswa diharapkan mampu untuk mengukur tegangan pada kotak h/e yang bervariasi
pada intensitas dari satu warna cahaya yang menimpa ke katoda kemudian mengukur
tegangan pda kotak h/e untuk beberapa warna cahaya yang menimpa logam dengan
intensitas terkontrol tetap lalu mendapatakan hubungan antara energi kinetik elektron
dengan frekuensi cahaya yang menimpa pada katoda dan yang terakhir yaitu menentukan
konstanta alam planck dan fungsi kerja bahan dari lempeng katoda.
B. Dasar Teori
Perkenalan pertama dengan foton dimulai dari interpetasi Einstein atas efek
fotolistrik yang eksperimennya diteliti secara cermat oleh fisikawan jerman willhelm
Hallwalchs dan Philip Lenard selama 1886-1990 dan mengantar pada penghargaan nobel.
Efek foto listrik merupakan emisi electron yang terjadi ketika cahaya menimpa suatu
permukaan. Lempeng katoda disinari sehingga electron terpancar dari katoda menuju
anoda. Jumlah dari pancaran elektronfoto dari katoda dari tiap satuan waktu diukur sebagai
arus listrik yang dicatat oleh ampremeter, sementara energy kinetic ditentukan dengan
memberikan potensial pelambat pada anoda sehingga electronfoto tidalk mempunyai
energi yang cukup untuk memanjati tanggul potensial. Secara eksperimental, tegangan
pelambat terus diperbesar hingga ampermeter menuju skala nol. Tegangan ini disebut
potensial penghenti (stopping potential). Karena electron dengan energy tertinggi tidak
mampu melewati potensial pelambar maka pengukuran vs merupakan suatu cara untuk
menentukan energy kinetic maksimum elektrofoton Kmax.. Apabila elektron mendapatkan
energi foton lebih besar dari energi ambang maka kelebihan energi digunakan untuk
menambah energy kinetik. Energi kinetik maksimum dari elektron dituliskan:
Ekmaks = hf – W0
Ekmaks = hf – hf0
Dengan :
Ekmaks = energi kinetik maksimum elektron .
f = frekuensi (Hz).
Aspek aspek yang teramati dari eksperimen efek fotolistrol sebagai berikut :
2. peningkatan intensitas cahaya meningkatkan jumlah electron yang terpancar dari logam
dan tidak meningkatkan energy kinetic maksimum elektronfoto.
3. cahaya merah tidak mampu melepas electron dari logam, seberapapun intensitas cahaya
yang ditimpakan pada logam.
4. seberkas lemah cahaya ungu akan melepas hanya sedikit electron yang berenergi kinetic
maksimum lebih tinggi disbanding cahaya berintensitas tinggi dengan panjang gelombang
lebih panjang.
1
Set up peralatan untuk praktikum penentuan konstanta planck terdiri atas bagian utama
dan peralatan bantu. Bagian utama terdiri dari tiga bagian, yaitu :
kotak h/e,
Kotak h/e berfungsi sebagai bagian utama yang memiliki fungsi untuk
menghadirkan gejala efek fotolistrik.
kotak sumber cahaya Hg.
Sumber cahaya Hg memiliki fungsi untuk menghasilkan emisi cahaya polikromatis.
Filter cahaya tampak.
Filter Cahaya tampak yang digunakan yaitu filter warna kuning dan filter transmisi.
Peralatan bantu sebagai berikut :
Batang penghubung kotak h/e menuju ke kotak sumber cahaya.
Penyangga kotak h/e.
lensa dan kisi yang terletak di depan kotak sumber cahaya.
Tameng cahaya yang ditempatkan di sisi belakang dari kotak sumber cahaya Hg.
Papan pengatur cahaya yang dilekatkan pada kotak h/e.
Voltmeter digital yang harus terhubung ke kotak h/e.
Desain percobaan :
D. Prosedur Percobaan
2
Percobaan 1 (Mengamati hubungan antara pengukuran potensial penghenti
dengan variasi intensitas cahaya).
1. Atur posisis tabung h/e hingga hanya satu warna yang jatuh pada celah cahaya pada
papan pengatur cahaya.
2. Tempelkan filter transmisi di depan filter warna mulailah memilih tingkat transmisi
20 %. Ukur beda potensial penghenti (dengan Voltmeter) melalui terminal output
pada panel kotak h/e: catat pada tabel.
3. Tekan tombol pelepas muatan push to zero lalu lepas tekanan tadi dan amati
display pembaca voltmeter. Lepaskan filter transmisi cahaya, sehingga tinggal filter
cahaya saja, ukurlah beda potensial penghenti (seperti langkah 3 dan 4).
4. Ulangi langkah 2, 3, 4, dan 5 dengan melakukan variasi tingkat transmisi lainnya
(40 %, 60 %, 80 %, dan 100 %).
5. Ulangi langkah 2 – 6 untuk warna hijau,
Catatan:
a. Gunakan filter warna kuning pada percobaan 1.
Percobaan 2 (Mengamati hubungan antara pengukuran potensial penghenti
dan variasi frekuensi cahaya tampak)
1. Fokuskan perhatian pada spektrum hasil difraksi orde pertama. Tampat terdapat 5
warna berurutan, yakni kuning, hijau, biru, violet, dan ultraviolet.
2. Jatuhkan spektrum cahaya warna kuning (pola interferensi) orde pertama pada
celah cahaya kotak h/e (pada papan pengatur cahaya) agar cahaya tersebut
mengenai fotodioda.
3. Amati petunjuk beda potensial penghenti dan catatalah pada tabel yang sesuai.
4. Ulangi langkah 8 dan 9 untuk warna-warna berikutnya.
5. Ulangi langkah-langkah 8, 9, dan 10 untuk spektrum (pola interferensi) kedua.
E. Data Pengamatan
1. Hubungan antara Pengukuran Potensial dengan Variasi Intensitas Cahaya
VS ± ΔVS (Volt)
No Tingkat Transmisi (%)
Filter Kuning
1 20 0.44 ±0.005
2 40 0.11 ±0.005
3 60 0.294 ±0.005
4 80 0.332 ±0.005
5 100 0.504 ±0.005
3
VS ± ΔVS (Volt)
No Warna Cahaya Tampak
Orde Pertama Orde Kedua
1 Ungu 0.150±0.005 0.132 ±0.005
2 Hijau 0.104 ±0.005 0.086 ±0.005
3 Kuning 0.440 ±0.005 0.270 ±0.005
F. Analisis Data
1. Hubungan antara Pengukuran Potensial dengan Variasi Intensitas Cahaya
Menghitung energi kinetik maksimum fotoelektron untuk filter yang diamati (kuning
dan hijau) berdasarkan data beda potensial penghenti tiap tingkat transmisi cahaya dengan
persamaaan :
K max =eV
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai energi kinetik maksimum yang
timbul semakin besar keika tingkat transmisi oleh filter semakin besar, karena semakin
banyak intensitas cahaya yang menumbuk plat, semakin banyak elektron yang terlepas,
semakin besar potensial penghentinya, dan semakin besar pula energi kinetik
maksimumnya.
2
SKmax =
√| 2
e ∆Vs
3 |
2
=
√|1,6 x 10 −19
3 |
0,005
= 5,33333 x 10-22
Filter Kuning :
Transmisi 100%
SK maks
Ralat relatif = x 100%
K max
4
0.0533 x 10−20
Ralat relatif = x 100%
8.06 x−20
= 0.006 (4 AP)
Jadi, Kmax = (8060 ± 5.33) x 10-22 dengan ralat relatif senilai 0.006 (4AP)
Transmisi 80%
SK maks
Ralat relatif = x 100%
K max
0.0533 x 10−20
Ralat relatif = x 100%
5.31 x−20
= 0.010 (4 AP)
Jadi, Kmax = (5310 ± 5.33) x 10-22 dengan ralat relatif senilai 0.010 (4AP)
Transmisi 60%
SK maks
Ralat relatif = x 100%
K max
0.0533 x 10−20
Ralat relatif = x 100%
4.70 x−20
= 0.011(4 AP)
Jadi, Kmax = (4700± 5.333) x 10-22 dengan ralat relatif senilai 0.011 (4AP)
Transmisi 40%
SK maks
Ralat relatif = x 100%
K max
0.0533 x 10−20
Ralat relatif = x 100%
1.76 x−20
= 0.030 (4 AP)
Jadi, Kmax = (1760± 5.33) x 10-22 dengan ralat relatif senilai 0.030 (4AP)
Transmisi 20%
SK maks
Ralat relatif = x 100%
K max
0.0533 x 10−20
Ralat relatif = x 100%
7.04 x−20
= 0.007 (4 AP)
Jadi, Kmax = (7040± 5.33) x 10-22 dengan ralat relatif senilai 0.007 (4AP)
2. Hubungan antara Pengukuran Potensial Penghenti dengan Variasi Frekuensi
Cahaya Tampak
a. Orde Pertama
5
VS ± ΔVS (Volt)
No Warna Cahaya Tampak
Orde Pertama
1 Ungu 0.150 ±0.005
2 Hijau 0.104 ±0.005
3 Kuning 0.440 ±0.005
Keterangan : y = vs x=v
h ∅
b= e a=- e
n ∑ xy−∑ x ∑ y
b=
n ∑ x 2−¿ ¿¿
b=¿7.58229 x 10-21
1
Sy=
√ n−2
¿¿
Sy=¿ 0.223071684
Sb=¿ 1.31239E-20
h=bxe
= 1.21317 x 10-39
Sh = √|e x Sb|2
= 2.09983 x 10-39
Sh
Ralat h = x 100%
h
= 1,730 (4AP)
Jadi, h = ( 1213 ± 2,09983)10-42 dengan ralat relatif 1,730 (4 AP)
Menghitung nilai a
6
∑ x 2 Σ y −∑ x ∑ y
a= a
n ∑ x 2−¿ ¿¿
= 193,830
∑ x2 ¿
Sa = Sy
= 0,00027
√ 2
n ∑ x −¿ ¿¿
Ø=axe
= 3.10129 x10-17
SØ ¿ √|e x Sa|2
¿4.38788 x 10-23
SØ
Ralat Ø = x 100 %
Ø
= 1,414 (4 AP)
Jadi Ø = (3101 ± 4387,88) 10-20 dengan ralat relative 0,0014 (4AP).
5.00E-01
4.40E-01
4.50E-01
4.00E-01
3.50E-01
3.00E-01
Vs(V)
2.50E-01
2.00E-01
1.50E-01
1.50E-01
1.04E-01
1.00E-01
5.00E-02
0.00E+00
0 2 4 6 8 10 12
f (Hz)
b. Orde Kedua
VS ± ΔVS (Volt)
No Warna Cahaya Tampak
Orde Kedua
1 Ungu 0.132 ±0.005
2 Hijau 0.086±0.005
3 Kuning 0.270 ±0.005
Hubungan antara vs dengan frekuensi
7
h ∅ c
Melalui persamaan vs = e v - e dimana v= λ
Keterangan : y = vs x=v
h ∅
b= e a=- e
n ∑ xy−∑ x ∑ y
b=
n ∑ x 2−¿ ¿¿
b=¿3.16062 x 10-21
1
Sy=
√ n−2
¿¿
Sy=¿ 0.124308511
Sb=¿7.31342 x10-21
h=bxe
= 5.05699 x 10-40
Sh = √|e x Sb|2
= 1.17015 x 10-39
Sh
Ralat h = x 100%
h
= 2.31 (AP)
Jadi, h = (5.05699 ± 11.7015)10-40 dengan ralat relatif 2.31 (4 AP)
Menghitung nilai a
∑ x 2 Σ y −∑ x ∑ y
a = a
n ∑ x 2−¿ ¿¿
= 193.8306801
Sa = 0.44685487
Ø =axe
= 3.10129 x 10-17
8
SØ ¿ √|e x Sa|2
¿7.14968 x 10-20
SØ
Ralat Ø = x 100 %
Ø
= 0.0023 (4AP)
3.00E-01
2.70E-01
2.50E-01
2.00E-01
Vs (V)
1.50E-01 1.32E-01
1.00E-01 8.60E-02
5.00E-02
0.00E+00
0 2 4 6 8 10 12
f (Hz)
9
diterima elektron untuk keluar dari logam, sehingga semakin besar pula energi kinetik
elektron yang terbentuk.. akan tetapi pada perobaan yang kami sudah lakukan kami
menemukan kesalahan pada tingkat transimisi pertama yaitu di 20% hal itu tidak
diketahui penyebabnya karena pada saat melakukan percobaan kami mendapatkan nilai
itu berulang ulang kali.
Dalam analisis selanjutnya ditentukan nilai konstanta Planck dan diperoleh nilai
sebagai berikut:
Orde pertama, diperoleh konstanta alam Planck adalah h = ( 1213 ± 2,09983)10-42
dengan ralat relatif 1,730 (4 AP)
Orde kedua, diperoleh konstanta alam Planck adalah , h = (5.05699 ± 11.7015)10-40
dengan ralat relatif 2.31 (3 AP)
Hal-hal berikut yang perlu sangat diperhatikan dalam melakukan percobaan
agar mendapatkan data yang baik dan benar yaitu :
1. ketelitian dalam membaca tegangan yang terbaca pada Voltmeter.
2. ketelitian ketika menempatkan filter transmitter menuju kotak h/e.
3. Ketelitian dalam menempatkan kotak h/e pada spektrum panjang gelombang
tertentu.
I. Tugas
1. Hasil pengukuran potensial penghenti (Vs) berdasarkan percobaan untuk berbagai
intensitas cahaya adalah berubah semakin turun mengikuti penurunan intensitas.
Terbukti dari intensitas 100 % pada filter kuning menghasilkan potensial penghenti
(Vs) terbesar, sedangkan pada intensitas 20 % menghasilkan potensial penghenti (V s)
terkecil. Begitu juga pada filter warna hijau nampak bahwa terjadi penurunan
potensial penghenti (Vs) seiring menurunnya intensitas cahaya. Hal ini tidak sesuai
dengan teori bahwa energi kinetik maksimum (dalam hal ini dapat dilihat dari
potensial penghenti Vs dimana (K = eVs), foto elektron juga dipengaruhi oleh
intensitas gelombang, semakin banyak intensitas cahaya yang menumbuk permukaan,
semakin besar pula elektron yang terlempar dari permukaan tersebut.
2. Jika intensitas cahaya dikontrol tetap, maka hasil pengukuran potensial penghenti (Vs)
akan berhubungan secara linier dengan frekuensi cahaya yang menimpa pelat katoda
(f). Potensial penghenti (Vs) akan semakin besar jika frekuensi (v) diperbesar.
Begitupun sebaliknya.
3. E=hf
10
hf =Φ+ K max
K max =hf −Φ
e .V s=hf −Φ
h Φ
V s= f −
e e
Dimana Vs adalah potensial penghenti dan f adalah frekuensi cahaya yang
menumbuk plat katoda. Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa Vs
berbanding lurus dengan frekuensi f. Maka, semakin besar frekuensi cahaya yang
menimpa plat katoda, maka semakin besar pula potensial penghentinya Vs.
Potensial penghenti Vs mewakili besaran energi kinetik maksimum fotoelektron yang
dipancarkan. Karena Kmax = eVs. Energi kinetik maksimum elektron adalah perkalian
antara muatan elektron dengan potensial penghentinya.
4. Telah ditentukan pada bagian analisis data.
5. Menurut postulat Einstein, energi yang terbawa oleh radiasi elektromagnetik harus
terdistribusi secara diskrit dalam paket-paket energi (foton). Bukan terdistribusi
secara kontinu seperti yang telah dinyatakan oleh teori gelombang energi, tetapi
pada saat tertentu akan menempati batas ruang energi tiap foton bergantung pada
frekuensi. Bila ada interaksi antara cahaya dan partikel, misalnya elektron pada
fotoistrik, setiap foton akan berinteraksi dengan 1 elektron yang bersangkutan.
Energi foton bergantung pada frekuensinya. Semakin besar frekuensi, maka semakin
besar energinya.
hf =Φ+ K max
menurut fisika modern, energi foton (E = hf) tergantung pada potensial
penghentinya.
6. Telah dibahas di bagian analisis data.
11