Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA MODERN

JUDUL PRAKTIKUM
PENENTUAN KONSTANTA PLANCK

OLEH:

NAMA : ANGGRETA DAMAYANTI


NIM : 130322615531
OFFERING : N-1
KELOMPOK :8
HARI/TANGGAL : 23 Oktober 2015
PEMBIMBING : Dr. HARI WISODO, M. Si

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN
PENENTUAN KONSTANTA PLANCK

A. TUJUAN
Dengan melakukan percobaan ini diharapkan, bahwa Mahasiswa dapat :
a. Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk bervariasi intensitas dari satu warna
cahaya yang menimpa katoda.
b. Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk beberapa warna cahaya yang menimpa
logam dengan intensitas terkontrol tetap.
c. Mendapatkan hubungan antara energy kinetik elektron yang terpancar dengan
frekuensi cahaya yang menimpa katoda.
d. Menentukan konstanta alam Planck.
e. Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda.

B. TEORI DASAR
Untuk membangun formulasi yang mencerminkan fenomena fotolistrik, Einstein
menggunakan azas konservasi energy, sedemikian sehingga diperoleh

Energi yang diserahkan foton = energy yang diterima elektron

Dalam hal ini foton berfrekuensi  menyerahkan energy sebesar h (h=6,626 10-34
J/s, konstanta alam Planck). Energy foton datang setidaknya sebesar fungsi kerja logam.
Elektro foto menerima energy foton untuk melepaskan diri dari ikatan logam  dan
bergerak dengan energy kinetik sebesar Kmax. Sehingga konservasi energy dapat
diformulasikan sebagai
h    K max ………….……………(1)
dengan maksud memperoleh kuantitas energy kinetetik elektro foto, maka persamaan (1)
akan lebih tepat menjadi
K max  h   ……………………….(2)
yang memberika hubungan linier antara berubahnya energy kinetic tehadap variasi
frekuensi cahaya yang mengenai logam. Sesuai dengan K max  eVs , energy kinetic
maksimum secara eksperimen dapat diperoleh dari potensial penghenti Vs .
eVs  h  
atau
h 
Vs     ………………………..(3)
e e
Persamaan linier bagi hubungan antara potensial penghenti elektro yang terlepas
dari logam vs frekuensi dapat dimanfaatkan untuk penentuan ulang konstanta Planck h.
C. ALAT DAN BAHAN

Gambar 1.(a). Bagan Dasar Set-up Percobaan. (b). Bagian Utama.


(c). Komponen-komponen Alat bantu
Set up peralatan tersusun atas :
Tiga bagian utama:
1. kotakh/e.
2. kotak sumber cahaya Hg.
3. filter cahaya tampak.
Peralatan bantu:
1. batang penghubung dari kotak h/e ke kotak sumber cahaya.
2. Landasan penyangga kotak h/e.
3. Perangkat lensa dan kisi yang dilekatkan pada sisi depan kotak sumber cahaya.
4. Tameng cahaya yang dilekatkan pada sisi belakang kotak sumber cahaya Hg.
5. Papan pengatur cahaya yang dilekatkan pada kotak h/e.
6. Voltmeter digital yang harus terhubung ke kotak h/e.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapan
1. Sebelum melakukan eksperimen memeriksa semua kelengkapan perlatan seperti yang
disebutkan diatas
a. Memerikasa bahwa semua unit dalam keadaan off dan skala sumber terkecil dan
alat ukur terbesar.
b. Menyusun set rangkaian eksperimen sesuai desain percobaan.
Percobaan 1 (mengamati hubungan antara pengukuran potensial penghenti
dengan variasi intensitas cahaya)
2. Mengatur posisi tabung h/e sedemikian sehingga hanya satu warna yang jatuh pada
celah cahaya (pada papan pengatur cahaya) yang selanjutnya lewat jendela masuk
menuju photodioda. Jika warna cahaya tadi adalah kuning maka tempelkanlah filter
warna kuning pada papan pengatur cahaya.
3. menempelkan filter transmisi di depan filter warna, memilih tingkat transmisi 100%
(intensitas penuh). Mengukur beda tegangan penghenti (dengan volt meter) melalui
terminal output pada panel kotak h/e; mencatat hasilnya pada tabel.
4. Menekan tombol pelepas muatan "push to zero" lalu melepaskan tekanan tadi dan
mengamati display pembacaan volt meter, melepaskan filter transmisi cahaya
(sehingga tinggal filter warna saja). Mengukur beda tegangan penghenti (seperti
langkah 3 dan 4).
5. Mengulangi langkah-langkah 2, 3, 4 dan 5 dengan memvariasi tingkat transmisi
lainnya (80%, 60%, 40% dan 20%).
6. Mengulangi langkah-laangkah 2 s.d. 6 untuk warna hijau.

Percobaan 2 (Mengamati hubungan antara pengukuran potensial penghenti dengan


variasi cahaya tampak)
7. Memfokuskan perhatian pada spektrum hasil difraksi orde pertama. Tampak
terdapat 5 warna berurutan, yakni kuning, hijau, biru, violet dan ultra violet.
8. Menjatuhkan spectrum cahaya warna kuning (pola inteferensi) pada celah cahaya
kotak h/e (pada papan pengatur cahaya) agar cahaya tersebut mengenai photodioda.
9. Mengamati penunjukkan beda potensial penghenti dan mencatat pada table yang
sesuai.
10. Mengulangi langkah-langkah 8 dan 9, untuk warna-warna berikutnya.
11. Mengulangi langkah-langkah 8, 9 dan 10 di atas untuk spektrum tingkat kedua.

E. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data Pengamatan Percobaan 1 (Filter Kuning)
No. Tingkat Transmisi Vs ± ΔVs (V)
1. 100 % 0,57 ± 0,01
2. 80 % 0,56 ± 0,01
3. 60 % 0,52 ± 0,01
4. 40 % 0,48 ± 0,01
5. 20 % 0,44 ± 0,01

Tabel 1. Data Pengamatan Percobaan 1 (Filter Kuning)

No. Tingkat Transmisi Vs ± ΔVs (V)


1. 100 % 0,54 ± 0,01
2. 80 % 0,52 ± 0,01
3. 60 % 0,50 ± 0,01
4. 40 % 0,46 ± 0,01
5. 20 % 0,40 ± 0,01

Tabel 3. Data Pengamatan Percobaan 2 (Orde Pertama)


No. Warna Vs ± ΔVs (V)
1. Ungu 0,92 ± 0,01
2. Hijau 0,66 ± 0,01
3. Kuning 0,62 ± 0,01
Tabel 4. Data pengamatan percobaan 2 (Orde Kedua)
No. Warna Vs ± ΔVs (V)
1. Ungu 0,80 ± 0,01
2. Hijau 0,54 ± 0,01
3. Kuning 0,51 ± 0,01

F. ANALISIS DATA
a) Percobaan 1
1) Deskripsi hasil pengukuran potensial penghenti untuk berbagai instensitas cahaya
yang menimpa pelat katoda dengan satu warna filter cahaya yang dikontrol tetap
Berdasarkan data pengamatan untuk satu filter warna cahaya yag dikontrol
tetap dengan berbagai intensitas cahaya yang menimpa pelat katoda, didapatkan
hasil dari kedua filter warna kuning (tabel 1) dan hijau (tabel 2) menunjukkan
perubahan besar potensial penghenti terhadap intensitas cahaya yang digunakan.
Didalam data terlihat semakin kecil intensitas cahaya yang ditembakkan semakin
kecil pula potensial penghentinya. Hal ini dikarenakan untuk penentuan ulang
konstanta Planck pada set percobaan yang digunakan seharusnya di pasang
Ampermeter sebagai pengamat banyaknya elektron yang lewat tiap detik sebagai
arus listrik. Sehingga semakin besar intensitasnya maka jumlah elektron yang
terlepas dan mengalir semakin banyak, jadi diperlukan potensial penghenti yang
besar.
Seharusnya sesuai dengan tinjauan fisika modern bahwa distribusi energi
elektron terpancar (fotoelektron) tidak bergantung dari intensitas cahaya. Berkas
cahaya yang kuat hanya menghasilkan fotoelektron atau elektron terpancar lebih
banyak tetapi energi fotoelektron rata-rata sama saja dibanding fotoelektron oleh
berkas cahaya berintensitas lebih lemah dengan frekuensi sama.

b) Percobaan 2
2) Deskripsi hasil pengukuran potensial penghenti dengan frekuensi cahaya yang
menimpa pelat katoda jika intensitas cahaya dikontrol tetap.
Berdasarkan data pengamantan pada tabel 3 dan tabel 4 terlihat bahwa semakin
besar frekuensi cahaya yang ditembakkan pada pelat katoda maka potensial
penghentinya juga semakin besar. Hal ini dikarenakan energi yang diserap oleh
elektronfoto semakin besar sehingga dibutuhkan energi potensial penghenti yang
lebih besar, ditandai dengan pembacaan potensial penghenti pada voltmeter yang
semakin besar.

3) Hubungan antara energi potensial penghenti dengan frekuensi cahaya yang


menimpa pelat katoda jika intensitasnya tetap
Energi yang diserahkan foton = energy yang diterima elektron
Dalam hal ini foton berfrekuensi  menyerahkan energy sebesar h (h=6,626
-34
10 J/s, konstanta alam Planck). Energy foton datang setidaknya sebesar fungsi
kerja logam. Elektro foto menerima energy foton untuk melepaskan diri dari ikatan
logam  dan bergerak dengan energy kinetik sebesar Kmax. Sehingga konservasi
energy dapat diformulasikan sebagai
h    K max ………….……………(1)
dengan maksud memperoleh kuantitas energy kinetetik elektro foto, maka
persamaan (1) akan lebih tepat menjadi
K max  h   ……………………….(2)
yang memberika hubungan linier antara berubahnya energy kinetic tehadap variasi
frekuensi cahaya yang mengenai logam. Sesuai dengan K max  eVs , energy kinetic
maksimum secara eksperimen dapat diperoleh dari potensial penghenti Vs .
eVs  h  
atau
h 
Vs     ………………………..(3)
e e
Persamaan linier bagi hubungan antara potensial penghenti elektro yang
terlepas dari logam vs. frekuensi dapat dimanfaatkan untuk penentuan ulang
konstanta Planck h.
Potensial penghenti diwakili oleh besaran  (frekuensi cahaya),  (fungsi
kerja), e (muatan elektron), dan h (konstanta alam Planck).

4) Metode fitting linier kuadrat terkecil


 ORDE I
Warna λ (m)  (Hz) Sb.x Vs (Volt) Sb.y
Ungu 4,05·10-7 7,41·1014 0,92
Hijau 5,46·10-7 5,49·1014 0,66
Kuning 5,78·10-7 5,19·1014 0,62
h 
Sesuai dengan Vs     dengan pemodelan persamaan linier y  a  bx
e e
h
sehingga Vs sebagai y ,  sebagai x, dan gradient garis/slope (b) adalah  
e

dengan a   adalah intercept.
e
Grafik Hubungan antara Frekuensi Cahaya dengan
Potensial Penghenti

0,9
Potensial Penghenti (V)
Linear Fit of Potensial Penghenti (V)
0,8

Potensial Penghenti (V)


0,7

0,6

Equation y = a + b*x
0,5
Adj. R-Square 0,99767
Value Standard Error
0,4 Potensial Peng Intercept -1,04982 0,05471
henti (V)
Potensial Peng Slope 2,61993E-15 8,95394E-17
henti (V)
0,3

5,00E+014 5,50E+014 6,00E+014 6,50E+014 7,00E+014 7,50E+014

Frekuensi (Hz)

 Ralat untuk gradient/slope (b)


sb
R   100%
b
8,95394  10 -17
  100%
2,61993  10 -15
 3,42% (3 Angka Penting)
Didapat nilai gradient/slope adalah b= 2,62  0,09  10 15 dengan ralat 3,42%

 Ralat untuk intercept (a)


s
R  a 100%
a
0,05471
 100%
 1,04982
 5,21% (3 Angka Penting)
Jadi, nilai intercept adalaha = 1,05  0,05 dengan ralat 5,21%

a. Penentuan konstanta Planck (h)


h
b
e
h  be
 2,62 10 15 J C  s 1,6 10 19 C
 4,19 10 34 J s
h 2
sh  s
b b

 e  sb 2
 1,6 10 19  8,95 10 17
 1,43 10 35 J s
Ralat untuk konstanta Planck (h)
s
R  h  100%
h
1,43  10 35
  100%
4,19  10 34
 3,42% (3 Angka Penting)
Jadi, nilai konstanta Planck adalah h= 4,19  0.141034 J/s dengan ralat
3,42%
Besar penyimpangan kosntanta Planck antara eksperimen dan nilai referensi
heksperimen  hreferensi
R 100%
hreferensi
4,19 10 34  6,626 1034
 100%
6,626 10 34
 36,74% (2 Angka Penting)
Terdapat penyimpangan konstanta Planck sebesar 36,74%

b. Penentuan fungsi kerja logam (  )



a
e
  a  e
 1,05 J C 1,6  10 19 C
 1,68  10 19 J

 2
s  s
a a

  e  sa 2
 1,6 10 19  0,05471
 0,0875 10 19 J
Ralat untuk fungsi kerja logam (  )
s
R 100%

0,0875 10 19
 100%
1,68 10 19
 5,21% (3 Angka Penting)
Jadi, nilai fungsi kerja adalah   1,68  0.091019 J dengan ralat 5,21%

 ORDE II
Warna λ (m)  (Hz) Sb.x Vs (Volt) Sb.y
Ungu 4,05·10-7 7,41·10 14
0,80
Hijau 5,46·10-7 5,49·1014 0,54
Kuning 5,78·10-7 5,19·1014 0,51
h 
Sesuai dengan Vs     dengan pemodelan persamaan linier y  a  bx
e e
h
sehingga Vs sebagai y ,  sebagai x, dan gradient garis/slope (b) adalah  
e
h
dengan a   adalah intercept.
e
Grafik Hubungan antara Frekuensi Cahaya dengan
Potensial Penghenti (Orde II)
0,5

Potensial Penghenti (V)


0,4 Linear Fit of Potensial Penghenti (V)
Potensial Penghenti (V)

0,3

0,2
Equation y = a + b*x
Adj. R-Square 0,99999
Value Standard Error
0,1
Potensial Peng Intercept -1,04321 0,00219
henti (V)
Potensial Peng Slope 2,02854E-15 3,58158E-18
0,0 henti (V)

5,00E+014 5,50E+014 6,00E+014 6,50E+014 7,00E+014 7,50E+014

Frekuensi (Hz)

 Ralat untuk gradient/slope (b)


s
R  b 100%
b
3,58158 10-18
 100%
2,02854 10-15
 0,18% (4 Angka Penting)
Jadi, nilai gradient/slope adalah b= 2,029  0,0041015 dengan ralat 0,18%
 Ralat untuk intercept (a)
s
R  a 100%
a
0,00219
 100%
 1,04321
 0,21% (4 Angka Penting)
Jadi, nilai intercept adalaha = 1,043  0,002 dengan ralat 0,21%

a. Penentuan konstanta Planck (h)


h
b
e
h  be
 2,029 10 16 J C  s 1,6  10 19 C
 3,246  10 34 J s

h 2
sh  s
b b

 e  sb 2
 1,6 10 19  3,582 10 18
 5,73 10 37 J s
Ralat untuk konstanta Planck (h)
s
R  h 100%
h
5,73 10 37
 100%
3,246 10 34
 0,18% (4 Angka Penting)
Jadi, nilai konstanta Planck adalah h= 3,246  0,0061034 J/s dengan ralat
0,18%
Besar penyimpangan kosntanta Planck antara eksperimen dan nilai referensi
heksperimen  hreferensi
R 100%
hreferensi
3,246 10 34  6,626 10 34
 100%
6,626 10 34
 51,02%
Terdapat penyimpangan konstanta Planck sebesar 51,02%

b. Penentuan fungsi kerja logam (  )



a
e
  a  e
 1,043 J C 1,6 10 19 C
 1,669110 19 J

 2
s  s
a a

  e  sa 2
 1,6 10 19  0,00219
 3,504 10  22 J
Ralat untuk fungsi kerja logam (  )
s
R 100%

3,504 10  22
 100%
1,669110 19
 0,21% (4 Angka Penting)
Jadi, nilai fungsi kerjaadalah   1,669  0.0031019 J dengan ralat 0,21%
5) Paparan pada fenomena 3 dan 4, andai digunakan konsep fisika klasik dan
bandingkan dengan kerangka fisika modern.
Secara klasik, sebenarnya peristiwa terpancarnya elektron dari permukaan
logam yang disinari merupakan hal atau fenomena yang wajar. Hasil pengamatan
yang tidak wajar dan tidak dapat dijelaskan oleh pemahaman klasik yaitu
Tidak ada keterlambatan waktu antara datangnya cahaya pada permukaan
logam dan terpancarnya elektron. Secara klasik, misalkan permukaan logam pada
eksperimen adalah natrium, arus fotolistrik teramati jika energi elektromagnetik 10-
6
J/m2 terserap oleh permukaan. Sementara ada 1019 atom pada selapis natrium
setebal satu atom seluas 1 m2. jika dianggap cahaya datang diserap oleh lapisan atas
dari atom-atom natrium, setiap atom menerima energi rata-rata dengan laju 10-25
W. Pada laju ini, natrium membutuhkan waktu 1,6 ·106 detik atau sekitar dua
minggu untuk mengumpulkan energi sebesar 1 eV, yaitu energi fotoelektron.
Energi fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya yang digunakan dan
dibawah frekuensi tertentu tidak ada elektron dipancarkan walau intensitas
diperbesar. Energi kinetik elektron, energi cahaya, dan energi minimum dari cahaya
memenuhi hubungan
Ek = E - ɸ0
Jelas, jika energi cahaya E kurang dari energi minimum ɸ0 tidak ada elektron
terpancar.

G. PEMBAHASAN
Eksperimen yang dilakukan untuk menentukan ulang konstanta Planck dilakukan
dengan menggunakan fenomena efekfotolistrik.Efek fotolistrik adalah pengeluaran
elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi
elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas
frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Set alat yang digunakan dapat
melihat variasi intensitas terhadap potensial penghenti dan variasi warna cahaya yang
digunakan dengan potensial penghentinya. Sehingga dengan menggunakan persamaan (3)
dapat ditentukan konstanta planck.
Berdasarkan data pengamatan tabel 1 dan 2 bahwa sesuai dengan tinjauan fisika
modern bahwa distribusi energi elektron terpancar (fotoelektron) tidak bergantung dari
intensitas cahaya. Berkas cahaya yang kuat hanya menghasilkan fotoelektron atau elektron
terpancar lebih banyak tetapi energi fotoelektron rata-rata sama saja dibanding
fotoelektron oleh berkas cahaya berintensitas lebih lemah dengan frekuensi sama
(Purwanto, 2005).
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk penentuan besar konstanta Planck
didapat hasil sebagai berikut
1) Konstanta Planck pada Orde I adalah h= 4,19  0.141034 J/s dengan ralat 3,42
%dan penyimpangan terhadap referensi sebesar 36,74 %
2) Konstanta Planck pada Orde II adalah h= 3,246  0,0061034 J/s dengan ralat
0,18% dan penyimpangan konstanta Planck sebesar 51,02%
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk penentuan fungsi kerja pelat katoda
yang digunaka didapat hasil sebagai berikut
a. Fungsi kerja pada Orde I adalah   1,68  0.0910 19 J dengan ralat 5,21 %
b. Fungsi kerja pada Orde II adalah   1,669  0.0031019 J dengan ralat 0,21 %
Pada artikel yang terlampir membahas juga unruk menentukan konstanta planck
namun dengan menggunakan LED berbasis microcomputer based laboratory. LED
digunakan dalam percobaan ini karena LED dapat memancarkan foton, sehingga energi
foton
(E) yang dipancarkan dari LED berhubungan dengan energi yang diperlukan untuk
melompati energi gap(sela energi,Eg) bahan semikonduktor yang
bersangkutan(Ishafit,2011). Dan didapatkan hasil percobaan konstanta plancknya sebesar
6,671 x 10-34 J.s.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan eksperimen penentuan konstanta Planck dengan menggunakan prinsip
efekfotolistrik dapat disimpulkan sebagai berikut
a) Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk bervariasi intensitas dari satu warna cahaya
yang menimpa katoda.
b) Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk beberapa warna cahaya yang menimpa logam
dengan intensitas terkontrol tetap.
c) Mendapatkan hubungan antara energy kinetik elektron yang terpancar dengan frekuensi
cahaya yang menimpa katoda.
d) Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk penentuan besar konstanta Planck
didapat hasil sebagai berikut
1) Konstanta Planck pada Orde I adalah h = 4,19  0.141034 J/s dengan ralat relatif
3,42 % dan penyimpangan terhadap referensi sebesar 36,74 %
2) Konstanta Planck pada Orde II adalah h = 3,246  0.0061034 J/s dengan ralat relatif
0,18 % dan penyimpangan konstanta Planck sebesar 51,02 %
e) Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk penentuan fungsi kerja pelat katoda yang
digunaka didapat hasil sebagai berikut
1) Fungsi kerja pada Orde I adalah   1,68  0.091019 J dengan ralat 5,21 %
2) Fungsi kerja pada Orde II adalah   1,669  0.0031019 J dengan ralat 0,21 %

I. DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Agus. 2005. FISIKA KUANTUM. Yogyakarta: Gava Media


Ishafit, Rizki Agung. 2011. Penentuan Konstanta Planck Menggunakan LED Berbasis
Microcomputer Based Laboratory. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Tim pengajar Eksperimen Fisika Modern. 2015. Petunjuk Eksperimen Fisika Modern.
Malang: FMIPA UM.

Anda mungkin juga menyukai