Anda di halaman 1dari 17

TOPIK 2

PERCOBAAN KONSTANTA PLANCK

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Modern
Yang dibina oleh Bapak Muhammad Reyza Arief Taqwa, M.Pd.

Oleh:
Annisa Zulia Putri
180321614516

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FEBRUARI 2020
A. Tujuan
Dalam Eksperimen yang memanfaatkan fenomena fotolistrik pada kotak h/e, praktikan
diharapkan mampu:
1. Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk bervariasi intensitas dari satu warna cahaya
yang menimpa katoda.
2. Mengukur tegangan pada kotak h/e untuk beberapa warna cahaya yang menimpa
Logam dengan intensitas terkontrol tetap.
3. Mendapatkan hubungan antara energi kinetik elektron yang terpancar dengan
frekwensi cahaya yang menimpa katoda.
4. Menentukan konstanta alam Planck.
5. Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda.
B. Dasar Teori
Pada tahun 1900, krisis teori fisika klasik yang menimbulkan bencana ultraungu
pada radiasi benda hitam berhasil diatasi oleh Max Planck dengan teori kuanta energi radiasi
elektromagnetik. Saat itu Planck mengusulkan bahwa energi radiasi harus merupakan
kuantitas diskrit yang sebanding dengan frekuensinya, atau E = hv, dengan h merupakan
konstanta alam yang selanjutnya di kenal sebagai konstanta Planck.

Pada tahun 1905, kembali terjadi guncangan atas teori fisika klasik untuk
mendeskripsikan data eksperimen efek fotolistrik yang kemudian mampu diredam-
sempurna oleh Albert Einstein yang secara fundamental mengusulkan partikel foton bagi
gelombang elektromagnetik (gelombang adalah partikel), lebih dari sekedar kuanta-energi
elektromagnetik belaka. Hal yang lebih menarik adalah data eksperimen efek fotolistrik
juga memberikan hasil yang sama terhadap nilai konstanta alam yang diusulkan pertama
kali oleh Planck (untuk mensintesa kurva radiasi benda hitam) yakni sebesar h = 6,626x10-
34
J/s. (Kenneth: 95)
Dalam ekperimen penentuan konstanta Planck ini, praktikan melakukan
eksperimen yang bersandar pada fenomena fotolistrik. Perlu menjadi perhatianbahwa
meskipun sandaran fenomenanya adalah efek fotolistrik, akan tetapi eksperimen yang
dilakukan tidak tepat sama dengan skema eksperimen fotolistrik seperti pada Gambar 2.
Melalui eksperimen ini praktikan berpengalaman melakukan replikasi konstanta Planck h
sembari mengasah sense fisika modern.
Efek fotolistrik merupakan emisi elektron (selanjutnya disebut elektronfoto) yang
terjadi ketika cahaya menimpa suatu permukaan. Proses efek fotolistrik secara sederhana
tergambar pada Gambar 1.
Dalam eksperimen fotolistrik jumlah pancaran elektron diukur sebagai arus listrik yang
dicatat oleh ampermeter, sementara energi kinetikelektron ditentukan dengan memberikan
potensial pelambat pada anoda sehingga elektron tidak mempunyai energi yang cukup untuk
memanjati tanggul potensial.
Jika tegangan pelambat terus diperbesar maka suatu saat amperemeter menunjuk nol.
Tegangan ini disebut potensial penghenti Vs (stopping potential). Karena elektronfoto
dengan energi kinetik tertinggi tidak mampu melewati potensial pelambat Vs maka
pengukuran Vs merupakan suatu cara untuk menentukan energi kinetik maksimum
electron Kmax
𝐾𝑚𝑎𝑥 = 𝑒𝑉𝑠 (1)
adalah muatan elektron. Nilai khas Vs adalah dalam orde beberapa volt.

Untuk membangun formulasi yang mencerminkan fenomena fotolistrik, Einstein


menggunakan azas konservasi energi, sedemikian sehingga diperoleh
Energi yang diserahkan foton = Energi yang diterima elektron
Dalam hal ini foton berfrekuensi v menyerahkan energi sebesar hv. Energi foton datang
setidaknya sebesar fungsi kerja logam.Elektronfoto menerima energi foton untuk
melepaskan diri dari ikatan logam 𝜑 dan bergerak dengan energi kinetik sebesar Kmax .
Sehingga konservasi energi dapat diformulasikan sebagai
ℎ𝑣 = 𝜑 + 𝐾𝑚𝑎𝑥 (2)
Dengan maksud memperoleh kuantitas energi kinetik elektronfoto, maka persamaan (2)
akan lebih tepat bila diungkapkan dengan
𝐾𝑚𝑎𝑥 = ℎ𝑣 − 𝜑 (3)
yang memberikan hubungan linier antara berubahnya energi kinetic terhadap variasi
frekwensi cahaya yang mengenai logam. Sesuai dengan persamaan (1), energi kinetik
maksimum secara eksperimen dapat diperoleh dari potensial penghenti V s .
𝑒𝑉𝑠 = ℎ𝑣 − 𝜑
Atau
ℎ ∅
𝑉𝑠 = ( ) 𝑣 −
𝑒 𝑒
Persamaan linier bagi hubungan antara potensial penghenti elektron yang terlepas dari
logam Vs. frekuensi dapat kita manfaatkan untuk melakukan penentukan ulang konstanta
Planck h.
C. Alat dan Bahan
a. Alat dan Bahan
Set up peralatan tersusun atas bagian utama dan peralatan bantu. Bagian utama terdiri
dari tiga bagian, yaitu (a) kotak h/e, (b)kotak sumber cahaya Hg, dan (c) Filter cahaya
tampak. Peralatan bantu terdiri dari:
a. Batang penghubung dari Kotak h/e ke kotak sumber cahaya.
b. Landasan penyangga kotah h/e.
c. Perangkat lensa dan kisi yang dilekatkan pada sisi depan kotak sumber cahaya.
d. Tameng cahaya yang dilekatkan pada sisi belakang kotak sumber cahaya Hg.
e. Papan pengatur cahaya yang dilekatkan pada kotak h/e.
f. Voltmeter digital yang harus terhubung ke kotak h/e.
Fungsi alat-alat yang digunakan
 Kotak h/e
Kotak h/e merupakan bagian utama yang berfungsi menghadirkan gejala efek
fotolistrik. Pada bagian dalam kotak h/e terdapat diodafoto berupa tabung kecil
vakum yang mengandung lempeng katoda (yang ditimpa foton dan emitor
elektron) dan anoda (kolektor). Lempeng katoda didesain memiliki fungsi kerja
rendah sehingga cahaya tampak berfrekuensi rendah sudah mampu melepas
elektron pada katoda. Selanjutnya elektron yang lepas dari katoda (disebut
elektronfoto) akan terkumpul pada lempeng anoda. Diodafoto ini dihubungkan
dengan rangkaian elektronik yang mempunyai kapasitansi sangat kecil, sehingga
akan termuati oleh arus elektronfoto tadi. Jika beda kapasitansi tadi mencapai
nilai tegangan penghenti (stopping potensial) elektronfoto maka arus listrik pada
rangkaian elektronik akan meluruh menuju nol dan beda tegangan antara katoda
dan anoda menjadi stabil. Beda tegangan inilah yang disebut sebagai tegangan
penghenti elektronfoto. Tegangan penghenti ini dapat diukur dari teminal output
pada panel sisi depan kotak h/e.
Batterai yang terdapat pada kotak h/e berjumlah dua buah (@ 9 volt) yang
terletak di bagian dalam. Setiap akan melakukan percobaan, batterai ini harus
dicek dengan menggunakan voltmeter dan menghubungkannya ke terminal tes
baterai (-6V MIN dan +6V MIN) pada fasilitas baterai tes. Batas terendah
batterai adalah 6 Volt.
 Sumber cahaya Hg
Sumber cahaya Hg menghasilkan emisi cahaya polikromatis.
Kotak sumber cahaya memiliki dua jendela keluaran cahaya.Praktikan
hendakknya menggunakan salah satu jendela saja yakni yang mengarah ke
katoda Kotak h/e. Selama lampu Hg menyala hendaknya terus dilakukan
pendinginan dengan kipas.
 Filter Cahaya tampak
Filter Cahaya tampakyang tersedia adalah berjumlah tiga filter, yakni filter
cahaya kuning, hijau dan filter transmisi relatif.
b. Desain Percobaan

Rangkailah tiap peralatan sehingga kotak h/e dan sumber cahaya Hg saling
berhadapan. Kemudian atur posisi lensa dan kisi, sehingga cahaya dari sumber terfokus
pada papan pengatur cahaya yang terletak di kotak h/e. Setelah keadaan ini tercapai,
pertahankan posisi lensa/ kisi dengan mengencangkan sekrupnya. Selain itu perlu
diatur posisi kotak h/e (dengan cara memutarnya melalui batang penyangganya)
sedemikian sehingga dapat dipastikan bahwa cahaya yang melewati celah (pada papan
pengatur cahaya) akan mengenai fotodiode tanpa terjadi overlapping (pencampuran)
dengan cahaya lain di sekitarnya
D. Prosedur Percobaan
1. Persiapan
a. Sebelum melakukan eksperimen periksa semua kelengkapan peralatan seperti yang
disebutkan di atas.
b. Periksa bahwa semua unit dalam keadaan OFF dan skala sumber terkecil dan skala
alat ukur terbesar.
c. Susunlah set rangkaian eksperimen sesuai desain percobaan.
2. Percobaan 1
Percobaan 1 mengamati hubungan antara pengukuran potensial penghenti dengan
variasi intensitas cahaya.
a. Mengatur posisi tabung h/e sedemikian sehingga hanya satu warna yang jatuh pada
celah cahaya (pada papan pengatur cahaya) yang selanjutnya lewat jendela masuk
menuju fotodioda. Jika warna cahaya yang diinginkan adalah kuning, maka
tempelkan filter warna kuning pada papan pengatur cahaya.
b. Menempelkan filter transmisi di depan filter warna. Memulailah memilih tingkat
transmisi 100% (intensitas penuh). Mengukur beda potensial penghenti (dengan
voltmeter) melalui terminal output pada panel kotak h/e; Mencatat pada tabel.
c. Menekan tombol pelepas muatan push to zero lalu lepas tekanan tadi dan amati
displai pembaca voltmeter.Melepaskan filter transmisi cahaya (sehingga tinggal
filter warna saja). Mengukurlah beda potensial penghenti (seperti langkah 3 dan 4).
d. Mengulangi langkah 2, 3, 4, dan 5 dengan melakukan variasi tingkat transmisi
lainnya (80%, 60%, 40% dan 20%).
e. Mengulangi Langkah b sampai d untuk warna hijau.
3. Percobaan 2.
Percobaan 2 mengamati hubungan antarapengukuran potensial penghenti dengan
variasi frekwensi cahaya tampak. Fokuskan perhatian anda pada spektrum difraksi
tingkat pertama, tampak terdapat 5 warna, berurutan: kuning, hijau, biru, violet dan
ultraviolet.
a. Menjatuhkan spektrum cahaya warna kuning (pola interferensi) orde pertama pada
celah cahaya kotak h/e (pada papan pengatur cahaya) agar cahaya tersebut mengenai
fotodioda.
b. Mengamati penunjukan beda potensial penghenti dan catatlah pada tabel yang sesuai.
c. Mengulangi langkah a dan b untuk warna-warna berikutnya.
d. Mengulangi langkah-langkah a, b, dan c untuk spektrum (pola interferensi) orde kedua.
Catatan:
a. Gunakan filter warna kuning saat pilihan warna adalah kuning
b. Gunakan filter warna hijau saat pilihan warna adalah hijau.
c. Perlu diperhatikan bahwa sebelum melakukan percobaan, hendaknya dilakukan
pengecekan baterai.
d. Persilahkan pembimbing praktikum melakukan pemerikasaan eksperimen yang
telah anda desain.
4. Data Pengamatan
Tabel 1. Data pengamatan pencobaan 1 (Filter Warna Kuning)

Transmisi 𝑽𝒔 ± ∆𝑽𝒔(𝒗)
100% 0,48±0,005
80% 0,46±0,005
60% 0,40±0,005
40% 0,36±0,005
20% 0,24±0,005
Nst voltmeter: 0,01 V
Tabel 2. Data pengamatan percobaan 1 (Filter Warna Hijau)

Transmisi 𝑽𝒔 ± ∆𝑽𝒔(𝒗)
100% 0,45±0,005
80% 0,44±0,005
60% 0,4±0,005
40% 0,35±0,005
20% 0,25±0,005
Nst voltmeter: 0,01 V
Tabel 3. Data pengamatan percobaan 2 (orde pertama)

Warna 𝑽𝒔 ± ∆𝑽𝒔(𝒗)
Ungu 0,11 ± 0,005
Hijau 0,10 ± 0,005
Jingga 0,08 ± 0,005
Nst voltmeter: 0,01 V
Tabel 4. Data pengamatan percobaan 2 (orde kedua)
Transmisi 𝑽𝒔 ± ∆𝑽𝒔(𝒗)
Ungu 0,06 ± 0,005
Hijau 0,04 ± 0,005
Jingga 0,01 ± 0,005
Nst voltmeter: 0,01 V
5. Analisis data dan Tugas
a. Metode analisis
Untuk percobaan 1, data dianalisis menggunakan ralat rambat
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 𝑉𝑆

2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = √| √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 |
𝜕𝑉𝑆 3 3

𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Untuk percobaan 2, data dianalisis menggunakan ralat grafik dan kuadrat terkecil

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏= 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ∑ 𝑥𝑦 + 𝑛 (∑ 𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 ]
𝑛−2 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √ 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

𝑆𝑏
𝑅𝑅 = × 100%
𝑏

ℎ = 𝑏. 𝑒

𝑆ℎ = √𝑒. 𝑆𝑏²

𝑆ℎ
𝑅𝑅ℎ = × 100%

(∑𝑥 2 ∑𝑦) − (∑𝑥𝑦)


𝑎=| |
𝑛∑𝑥² − (∑𝑥)²

∑𝑥²
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√ 2
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)²

𝜑 = 𝑎. 𝑒

𝑆𝜑 = √𝑒. 𝑆𝑎²

𝑆𝜑
𝑅𝑅𝜑 = × 100%
𝜑

b. Sajian hasil
1. Percobaan 1
 Filter Warna Kuning
 Pada tingkat transmisi 100%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,48 = 7,68 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 √
= | √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,6944% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (7,68 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,6944%
 Pada tingkat transmisi 80%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,46 = 7,36 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 √
= | √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,7246% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (7,36 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,7246%
 Pada tingkat transmisi 60%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,4 = 6,4 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 √
= | √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,8333% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (6,4 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,8333%
 Pada tingkat transmisi 40%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,36 = 5,76 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = √| ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = √|𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,9259% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (5,76 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,9259%
 Pada tingkat transmisi 20%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,24 = 3,84 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 √
= | √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 1,38% (3𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (7,68 ± 0,533) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 1,38%
 Filter Warna Hijau
 Pada tingkat transmisi 100%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,45 = 7,2 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = √| √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,7407% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (7,2 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,7407%
 Pada tingkat transmisi 80%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,44 = 7,04 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = √| √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,7575% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (7,04 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,7575%
 Pada tingkat transmisi 60%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,4 = 6,4 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 √
= | √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,8333% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (6,4 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,8333%
 Pada tingkat transmisi 40%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,35 = 5,6 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = √| √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 0,9523% (4𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (5,6 ± 0,5333) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan
ralat relatif 0,9523%
 Pada tingkat transmisi 20%
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒𝑉𝑆 = 1,6 × 10−19 ∙ 0,25 = 4 . 10−20
2 2
𝜕𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 2 2
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = √| √
∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = |𝑒 ∙ ∙ ∆𝑉𝑆 | = 5,33333 . 10−22
𝜕𝑉𝑆 3 3
𝑆𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑅 = × 100% = 1,33% (3𝐴𝑃)
𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
Jadi energi kinetik maksimum elektron (4 ± 0,533) 10−20 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 dengan ralat
relatif 1,33%
2. Percobaan 2
 Orde Pertama
No. Warna x (f) Hz y (Vs) V x2 y2 xy
1. Ungu 722891,6 0,11 5,22572. 1011 0,0121 79518,07
2. Hijau 563380,3 0,1 3,17397. 1011 0,01 56338,03
3. Kuning 517241,4 0,08 2,67539. 1011 0,0064 41379,31
∑ 1803513 0,29 1,10751. 1012 0,0285 177235,4
∑2 3,25266. 1012 0,0841 1,22657. 1024 0,000812 31412390843

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 8687,396502
𝑏= 2 = = 1,24346 ∙ 10−7
𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥) 69864647614

2 2
1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦) − 2 ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ∑ 𝑥𝑦 + 𝑛 (∑ 𝑥𝑦)
𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 ]
𝑛−2 2
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

= 0,010324019

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √ 2 = 2728,836668
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
𝑆𝑏
𝑅𝑅 = × 100% = 2,19% (3𝐴𝑃)
𝑏
Jadi nilai b (1,24±0,000273)10−7 𝑚 dengan ralat relatif 2,19%

ℎ = 𝑏. 𝑒 = 1,99.10−26

𝑆ℎ = √𝑒. 𝑆𝑏² = 1,19.10−12

𝑆ℎ
𝑅𝑅ℎ = × 100% = 5,98% (3𝐴𝑃)

Jadi nilai h (1,99±0,000119) 10−26 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 5,98%
(∑𝑥 2 ∑𝑦) − (∑𝑥𝑦)
𝑎=| | = 0,041058536
𝑛∑𝑥² − (∑𝑥)²

∑𝑥²
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√ = 0,041104895
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)²

𝜑 = 𝑎. 𝑒 = 6,56.10−21

𝑆𝜑 = √𝑒. 𝑆𝑎2 = 1,64. 10−11

𝑆𝜑
𝑅𝑅𝜑 = × 100% = 1,07% (3𝐴𝑃)
𝜑
Jadi nilai 𝜑 (6,56±0,000164) 10−21 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 1,07%

Orde pertama. hubungan Vs dengan frekuensi.


0.12

0.1
y = 1E-16x + 0.023
0.08

0.06

0.04

0.02

0
0 5E+14 1E+15
 Orde Kedua
No. Warna x (f) Hz y (Vs) V x2 y2 xy
1. Ungu 722891,6 0,06 5,22572. 1011 0,0036 43373,49
2. Hijau 563380,3 0,04 3,17397. 1011 0,0016 22535,21
3. Kuning 517241,4 0,01 2,67539. 1011 0,0001 5172,414
∑ 1803513 0,11 1,10751. 1012 0,0053 71081,12
∑2 3,25266. 1012 0,0121 1,22657. 1024 2,81. 10-5 5,05. 109

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 8687,396502
𝑏= 2 = = 2,13 ∙ 10−7
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥) 69864647614

2 2
1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦) − 2 ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ∑ 𝑥𝑦 + 𝑛 (∑ 𝑥𝑦)
𝑆𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 2 ]
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

= 0,014613

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √ 2 = 3862,56
2
𝑛 ∑ 𝑥 − (∑ 𝑥)

𝑆𝑏
𝑅𝑅 = × 100% = 1,82% (3𝐴𝑃)
𝑏
Jadi nilai b (1,24±0,000386)10−7 𝑚 dengan ralat relatif 1,82%

ℎ = 𝑏. 𝑒 = 3,4.10−26

𝑆ℎ = √𝑒. 𝑆𝑏² = 2,39.10−12

𝑆ℎ
𝑅𝑅ℎ = × 100% = 7,02% (3𝐴𝑃)

Jadi nilai h (1,99±0,000239) 10−26 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 7,02%
(∑𝑥 2 ∑𝑦) − (∑𝑥𝑦)
𝑎=| | = 0,015574
𝑛∑𝑥² − (∑𝑥)²

∑𝑥²
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√ = 0,058182
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)²

𝜑 = 𝑎. 𝑒 = 2,49.10−21
𝑆𝜑 = √𝑒. 𝑆𝑎2 = 6,23. 10−12

𝑆𝜑
𝑅𝑅𝜑 = × 100% = 1,55% (3𝐴𝑃)
𝜑
Jadi nilai 𝜑 (5,81±0,000623) 10−2 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 1,55%

Orde Kedua. Hubungan Vs dengan Frekuensi


0.07

0.06

0.05

0.04
y = 2E-07x - 0.0912
0.03

0.02

0.01

0
0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000

c. Tugas
Jawaban tugas digunakan untuk menjawab tujuan dan akan dipaparkan pada
pembahasan.
6. Pembahasan
Percobaan konstanta planck memiliki prinsip fotolistrik untuk menentukan
besarnyaa h dan Wo. Ketika cahaya menabrak suatu permukaan material,maka akan
terjadi loncatan elektron yang dapat ditangkap dan menghasilkan arus yang mengalir.
Pada percobaan ini didapatkan beberapa data yang digunakan untuk menentukan
besarnya konstanta planck dan fungsi kerja suatu material yang digunakan. Berdasarkan
data percobaan didapatkan nilai potensial pengehenti yang terbesar ketika
menggunakan filter kuning. Hal ini dapat terjadi karena, sumber cahaya natrium yang
merupakan sumber cahaya dengan panjang gelombang direntang warna kuning. Untuk
nilai potensial penghenti yang paling kecil terjadi pada saat pada saat digunakan filter
warna jingga. Hal ini terjadi karena warna jingga merupakan warna cahaya tampak yang
memiliki frekuensi paling kecil. Berdasarkan efek fotolistrik, apabila menggunakan
sumber cahaya dengan panjang gelombang yang besar maka efek fotolistrik akan
menghasilkan loncatan elektron yang lebih rendah daripada dengan menggunakan
panjang gelombang yang kecil.
Efek fotolistrik dalam percobaan dapat terjadi karena beberapa syarat yang
harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut yaitu energi radiasi foton atau cahaya yang
menabrak permukaan logam harus lebih besar daripada energi ambang logam yang
ditabrak. Hal ini dapat dikandung maksud nilai energi ambang logam yang ditabrak
adalah fungsi kerja suatu material dalam efek fotolistrik. Apabila energi radiasi foton
lebih kecil daripada energi ambang material yang ditabrak, maka efek fotolistrik tidak
dapat terjadi. Selanjutnya syarat terjadinya efek fotolistrik yang kedua yaitu panjang
gelombang radiasi foton harus lebih kecil daripada panjang gelombang ambang bahan
material yang dikenainya. Lalu syarat terjadinya efek fotolistrik yang terakhir yaitu
frekuensi radiasi foton harus lebih besar daripada frekuensi ambang suatu material
logam yang digunakan pada efek fotolistrik.

Dalam pengambilan data dan pengolahan data, menggunakan ralat rambat untuk
menentukan energi kinetik maksimal dan untuk menentukan konstanta alam planck,
menentukan fungsi kerja suatu material menggunakan ralat kuadrat terkecil. Berikut
hasil pengolahan datanya:

Filter warna kuning


Transmisi 𝑲𝒎𝒂𝒌𝒔 ± 𝑺𝑲𝒎𝒂𝒌𝒔 (𝒋𝒐𝒖𝒍𝒆) RR (%)
100% (7,68 ± 0,5333) 10−20 0,6944
−20
80% (7,36 ± 0,5333) 10 0,7246
−20
60% (6,4 ± 0,5333) 10 0,8333
−20
40% (5,76 ± 0,5333) 10 0,9259
−20
20% (7,68 ± 0,533) 10 1,38
Sedangkan untuk filter warna hijau didapatkan hasil perhitungan yaitu:

Transmisi 𝑲𝒎𝒂𝒌𝒔 ± 𝑺𝑲𝒎𝒂𝒌𝒔 (𝒋𝒐𝒖𝒍𝒆) RR (%)


100% (7,2 ± 0,5333) 10−20 0,7407
80% (7,04 ± 0,5333) 10−20 0,7575
60% (6,4 ± 0,5333) 10−20 0,8333
40% (5,6 ± 0,5333) 10−20 0,9523
20% (4 ± 0,533) 10−20 1,33

Untuk percobaan kedua menggunakan ralat kuadrat terkecil. Sehingaa didapatkan orde
pertama nilai h adalah (1,99 ± 0,000119)10−26 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 5,98% dan
nilai 𝜙 (6,56 ± 0,000164)10−21 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 1,07% sedangkan orde
kedua nilai h yang didapatkan adalah (1,99 ±
0,000239) 10−26 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 7,02% dan nilai 𝜙 (5,81±0,000623) 10−2
𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 1,55%
7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa efek fotolistrik
dapat dipelajari berdasarkan percobaan konstanta planck. Semakin besar frekuensi
cahaya yang ditembakkan pada pelat katoda,semakin besar pula potensial hentinya. Dan
mengamati hubungan antara energi kinetic electron yang terpancar dengan frekuensi
cahaya yang menimpa katoda adalah berbanding lurus 𝐾𝑚𝑎𝑥 = ℎ𝑣 − ∅. Kemudian
percobaan pertama mengamati filter warna kuning dan filter warna hijau dengan
tingkat transmisi dari 20%-100%. Untuk analisis pecobaan petama ditentukan dengan
mengunakan teori ralat rambat. Sedangkan Untuk percobaan kedua menggunakan ralat
kuadrat terkecil. Sehingaa didapatkan orde pertama nilai h adalah (1,99 ±
0,000119)10−26 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 5,98% dan nilai 𝜙 (6,56 ±
0,000164)10−21 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 1,07% sedangkan orde kedua nilai h yang
didapatkan adalah (1,99 ± 0,000239) 10−26 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 7,02% dan nilai
𝜙 (5,81±0,000623) 10−2 𝐽. 𝑠 dengan ralat relatif 1,55%
8. Saran
Dalam melakukan praktikum ini, ada beberapa saran yang dapat diperhatikan, antara
lain:
1. Sebelum memulai mengambil data, perhatikan ketepatan rangkaian.
2. Ulangi pengambilan data apabila memperoleh nilai – pada potensial
pengehentinya.
3. Utamakan menekan push to zero sebelum mengambil tiap-tiap data.
9. Rujukan
Beiser, Arthur. 2000. Fisika Modern. Jakarta:Erlangga.
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Tim Praktikum Fisika Modern. 2019. Modul Praktikum Fisika Modern. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai