Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012

Perbandingan Model Gelombang


Cahaya dan Model Kuantum

A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakan pengaruh dari % transmisi cahaya terhadap potensial henti untuk
masing masing spektrum warna ?
2. Bagaimanakah pengaruh spektrum warna terhadap nilai potensial henti ?
3. Bagaimanakah hubungan antara % transmisi cahaya dan potensial henti ?

B. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh % transmisi cahaya terhadap potensial henti untuk masing-
masing spektrum warna
2. Mengetahui pengaruh spektrum warna terhadap besar potensial henti
3. Mengetahui hubungan antara % transmisi cahaya dan potensial henti

C. LANDASAN TEORI
Perkembangan muktahir di bidang mekanika kuantum dimulai dari teori Max
Planck yang mengemukakan kuanta-kuanta energi dilanjutkan oleh Louis de Broglie
tentang dualisme partikel, kemudian oleh Werner Heisenberg tentang prinsip
ketidakpastian dan yang terakhir saat ini adalah Erwin Schrodinger tentang persamaan
gelombang.
Mekanika kuantum ini dapat menerangkan kelamahan teori atom Bohr tentang
garis-garis terpisah yang sedikit berbeda panjang gelombangnya dan memperbaiki
model atom Bohr dalam hal bentuk lintasan elektron dari yang berupa lingkaran dengan
jari-jari tertentu menjadi orbital dengan bentuk ruang tiga dimensi yang tertentu.
Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang
dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukan sifat partikel dari
gelombang. Radiasi yang dipancarkan setiap benda terjadi secara tidak kontinyu
(discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum).
Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus dengan frekuensi tertentu dari
cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energi ini E berbanding lurus dengan.
Jadi :

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 1


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
E = hv
Dengan :
E = Energi kuantum
h = Tetapan Planck = 6,626 x 10-34 J.s
V = Frekuensi
Planck menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul
secara terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang
elektromagnetik yang kontinyu.
Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan menurut suatu
kuantum pada saat tertentu tetapi juga menjalar menurut kuanta individual. Hipotesis
ini menerangkan efek fotolistrik, yaitu elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya
cukup tinggi, terjadi dalam daerah cahaya tampak dan ultraungu.Hipotesa dari Max
Planck dan Einstein menghasilkan rumusan empiris tentang efek fotolistrik yaitu :
hV = Kmaks + hVo
Dengan :
hV = Isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang
Kmaks = Energi fotoelektron maksimum
hVo = Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah
elektron dari permukaan logam yang disinari
Tidak semua fotoelektron mempunyai energi yang sama sekalipun frekuensi
cahaya yang digunakan sama. Tidak semua energi foton (hv) bisa diberikan pada
sebuah elektron. Suatu elektron mungkin akan hilang dari energi awalnya dalam
interaksinya dengan elektron lainnya di dalam logam sebelum ia lenyap dari
permukaan. Untuk melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan
separuh dari energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom bebas dari
logam yang bersangkutan.
Penafsiran Einstein mengenai fotolistrik dikuatkan dengan emisi termionik.
Dalam emisi foto listrik, foton cahaya menyediakan energi yang diperlukan oleh
elektron untuk lepas, sedangkan dalam emisi termionik kalorlah yang menyediakannya.
Usul Planck bahwa benda memancarkan cahaya dalam bentuk kuanta tidak
bertentangan dengan penjalaran cahaya sebagai gelombang. Sementara Einstein
menyatakan cahaya bergerak melalui ruang dalam bentuk foton. Kedua hal ini baru
dapat diterima setelah eksperimen Compton. Eksperimen ini menunjukan adanya

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 2


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
perubahan panjang gelombang dari foton yang terhambur dengan sudut (f) tertentu oleh
partikel bermassa diam (mo). Perubahan ini tidak bergantung dari panjang gelombang
foton datang (l).
Untuk lebih memahami tinjauan teori kuantum dan teori gelombang, pernahkah
anda melihat riak yang menyebar dari permukaan air jika kita menjatuhkan batu ke
permukaan air.Analogi ini dapat menjelaskan energi yang dibawa cahaya terdistribusi
secara kontinyu ke seluruh pola gelombang. Hal ini menurut tinjauan teori gelombang
sedangkan menurut teori kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya sebagai sederetan
konsentrasi energi yang teralokalisasi masing-masing cukup kecil sehingga dapat
diserap oleh sebuah elektron.
Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi dan interferensi yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori kuantum. Sedangkan teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik
yang tidak dapat dijelaskan oleh teori gelombang.

Perhatikan gambar berikut :

Gambar 1 (a) Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksidan interferensi yang


tidak dapat dijelaskan oleh teori kuantum.(b) Teori kuantum menjelaskan efek
fotolistrik yang tidak dapat di jelaskan oleh teori gelombang. Bila cahaya melalui celah-
celah, cahaya berlalu sebagai gelombang, ketika tiba di layar cahaya berlalu sebagai
partikel.

D, VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL


 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel atau sesuatu yang nilainya sudah ditentukan yang
nantinya akan mempengaruhi nilai lainnya jika nilai ini divariasikan atau diubah-
ubah. Adapun variabel bebas pada percobaan ini adalah :

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 3


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012

 Intensitas cahaya yaitu berkas cahaya dari Hg light source yang ditentukan
oleh filter transmisi cahaya yang jatuh pada celah h/e apparatus
 Spektrum warna yang teridri dari warna kuning, hijau, biru dan ungu.
 Variabel Terikat
Variabel bebas adalah variabel atau sesuatu yang nilainya dipengaruhi oleh nilai
dari variabel bebas. Adapun variabel bebas pada percobaan ini adalah :
 Potensial henti dari masing-masing spektrum warna yang dapat dibaca pada
multimeter digital
 Frekuensi dari masing-masing spektrum warna yang diperoleh melalui
persamaan v = c / ƛ
 Energi yang dihasilkan dari masing-masing spektrum warna yang diperoleh
melalui persamaan E = hv

E. ALAT DAN BAHAN


 h/e apparatus
 Hg light sources
 Coupart base
 Filter cahaya
 Light block
 Coupling bar
 Light Aperature
 Focal length lens
 Voltmeter/multimeter digital
 Stopwatch

F. PROSEDUR KERJA
Bagian I : Menghitung Potensial Henti Tiap % Transmisi Untuk Setiap Warna
1. Mengatur h/e apparatus sehingga hanya dari satu warna-warna spektral yang jatuh
pada lubang penutup dari fotodioda. Jika dipilih garis spektral yang berwarna
hijau atau kuning, menepatkan penyaring warna yang sesuai diatas white reflktive
mask pada h/e apparatus.

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 4


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
2. Meletakkan variabel tranmition filter didepan white reflktive mask sehinnga
cahaya melewati sepanjang bagian yang tertanda 100% dan mencapai fotodioda.
Mencatat tegangan yang terbaca pada multimeter pada tabel dibawah. Menekan
tombol pemutus, melepaskannya dan mencatat waktu yang diperlukan untuk
kembali pada tegangan sebelumnya.
Catatan :
Upayakan pada saat menekan tombol pemutusnya harus ditekan bersamaan
dengan stop watch dan membaca waktu yang terbaca pada stop watch.
3. Memindahkan variabel transmition filter sehingga bagian berikutnya tepat berada
di daerah dari cahaya yang akan datang. Mencatat tegangan yang baru terbaca
dan memperkirakan waktu untuk mengisi kembali setelah tombol dihentikan.
4. Mengulangi langkah 3 sampai diperoleh pengujian dari kelima bagian pada tiap-
tiap penyaring.
5. Mengulangi prosedur dengan menggunakan warna kedua dari spektrum
Warna % Transmisi Potensial Henti Waktu
100 %
80 %
60 %
40 %
20 %

Bagian II : Menghitung Frekuensi Tiap Warna


1. Melihat lima warna pada spektrum cahaya mercury
2. Mengatur h/e apparatus sehingga hanya ada satu warna yang jatuh pada celah
penutup fotodioda
3. Membaca tegangan yang terbaca pada multimeter dan mencatat hasilnya pada
tabel hasil pengamata
Warna Potensial Henti (Volt)
Kuning
Hijau
Biru
Ungu

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 5


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
4. Mengulang proses dari setiap warna pada spektrum. Memastikan untuk
menggunakan penyaring (filter) warna untuk mengukur spektrum warna yang lain
sesuai dengan warna yang ada.

G. TEKNIK ANALISIS DATA


Bagian I : Menghitung Potensial Henti Tiap % Transmisi Untuk Tiap Warna
 Mencari potensial henti dan kesalahan relatif dari tiap-tiap % transmisi untuk
setiap warna
 Mencari hubungan potensial henti dan % transmisi dengan menggunakan grafik
 Menginterpretasi grafik yang diperoleh

Bagian II : Menghitung Frekuensi dan Potensial Henti Untuk Tiap Warna


 Mencari potensial henti pada setiap spektrum warna, kemudian mencari energi
total untuk tiap warna itu
 Mencari hubungannya dengan membuat grafik
 Menginterpretasi grafik yang diperoleh

H. TABEL HASIL PENGAMATAN


Bagian I
Potensial
Warna % Transmisi
Henti (V)
100 1,446
80 1,444
Kuning 60 1,439
40 1,435
20 1,434
100 1,502
80 1,488
Hijau 60 1,488
40 1,481
20 1,448
Biru 100 1,523

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 6


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012

80 1,484
60 1,482
40 1,477
20 1,452
100 1,588
80 1,586
Ungu 60 1,471
40 1,461
20 1,456

Bagian II
Warna Potensial Henti
Kuning 0,35 volt
Hijau 0,41 volt
Biru 0,46 volt
Ungu 0,54 volt

I. PENGOLAHAN DATA
Bagian I
 Menghitung Kesalahan Relatif (KR) Potesial Henti (V)
 Warna Kuning
Transmisi 100 %
V = 1,446 volt
ΔV = 0,5% x 1,446 volt
= 0,00723 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00723
= 1,446 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,446 ± 0,007) volt

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 7


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
Transmisi 80 %
V = 1,444 volt
ΔV = 0,5% x 1,444 volt
= 0,00722 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00722
= 1,444 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,444 ± 0,007) volt

Transmisi 60 %
V = 1,439 volt
ΔV = 0,5% x 1,439 volt
= 0,007195 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,007195
= 1,439 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,439 ± 0,007) volt

Transmisi 40 %
V = 1,435 volt
ΔV = 0,5% x 1,435 volt
= 0,007175 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,007175
= 1,435 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,435 ± 0,007) volt

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 8


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012

Transmisi 20 %
V = 1,434 volt
ΔV = 0,5% x 1,434 volt
= 0,00717 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00717
= 1 ,434 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,434 ± 0,007) volt

 Warna Hijau
Transmisi 100 %
V = 1,502 volt
ΔV = 0,5% x 1,502 volt
= 0,00751 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00751
= 1,502 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,502 ± 0,008) volt

Transmisi 80 %
V = 1,490 volt
ΔV = 0,5% x 1,490 volt
= 0,007495 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,007495
= 1,490 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 9


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
(V ± ΔV) = (1,490 ± 0,008) volt

Transmisi 60 %
V = 1,488 volt
ΔV = 0,5% x 1,488 volt
= 0,00744 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00744
= 1, 488 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,488 ± 0,008) volt

Transmisi 40 %
V = 1,481 volt
ΔV = 0,5% x 1,481 volt
= 0,007405 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,004055
= 1,481 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,481 ± 0,008) volt

Transmisi 20 %
V = 1,448 volt
ΔV = 0,5% x 1,448 volt
= 0,00724 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00724
= 1, 448 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 10


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
(V ± ΔV) = (1,448 ± 0,008) volt

 Warna Biru
Transmisi 100 %
V = 1,523 volt
ΔV = 0,5% x 1,523 volt
= 0,007615 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,007615
= 1,523 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,523 ± 0,008) volt

Transmisi 80 %
V = 1,484 volt
ΔV = 0,5% x 1,484 volt
= 0,00742 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00742
= 1,484 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,484 ± 0,008) volt

Transmisi 60 %
V = 1,482 volt
ΔV = 0,5% x 1,482 volt
= 0,00741 volt
ΔV
KR = V x 100 %

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 11


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
0,00741
= 1,482 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,482 ± 0,008) volt

Transmisi 40 %
V = 1,477 volt
ΔV = 0,5% x 1,477 volt
= 0,007385 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,007385
= 1,477 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,477 ± 0,008) volt

Transmisi 20 %
V = 1,452 volt
ΔV = 0,5% x 1,452 volt
= 0,00727volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00727
= 1, 452 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,452 ± 0,008) volt
 Warna Ungu
Transmisi 100 %
V = 1,588 volt
ΔV = 0,5% x 1,588 volt
= 0,00794 volt
ΔV
KR = V x 100 %

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 12


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
0,00794
= 1,588 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,588 ± 0,008) volt

Transmisi 80 %
V = 1,586 volt
ΔV = 0,5% x 1,586 volt
= 0,00793 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00793
= 1,586 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,586 ± 0,008) volt

Transmisi 60 %
V = 1,471 volt
ΔV = 0,5% x 1,471 volt
= 0,007355 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,007355
= 1,471 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,471 ± 0,007) volt

Transmisi 40 %
V = 1,461 volt
ΔV = 0,5% x 1,461 volt
= 0,007305 volt

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 13


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
ΔV
KR = V x 100 %
0,007305
= 1,461 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,461 ± 0,007) volt

Transmisi 20 %
V = 1,456 volt
ΔV = 0,5% x 1,456 volt
= 0,00728 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00728
= 1,456 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (1,456 ± 0,007) volt

 Tabel Hasil Pengolahan Data


%
Kuning (Volt) Hijau (Volt) Biru (Volt) Ungu (Volt)
Transmisi
100 (1,446 ± 0,007) (1,502 ± 0,007) (1,523 ± 0,007) (1,588 ± 0,007)
80 (1,444 ± 0,007) (1,499 ± 0,007) (1,484 ± 0,007) (1,586 ± 0,007)
60 (1,439 ± 0,007) (1,488 ± 0,007) (1,482 ± 0,007) (1,471 ± 0,007)
40 (1,435 ± 0,007) (1,481 ± 0,007) (1,477 ± 0,007) (1,461 ± 0,007)
20 (1,434 ± 0,007) (1,448 ± 0,007) (1,452 ± 0,007) (1,456 ± 0,007)

 Grafik Hubungan Antara Potensial Henti dan % Transmisi


 Warna Kuning

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 14


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
1.448 1.446
1.446 1.444
1.444

Potensial Henti (Volt)


1.442
1.44 1.439
1.438
1.436 1.435
1.434
1.434
1.432
1.43
1.428
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
% Transmisi

 Warna Hijau
1.51 1.502
1.499
1.5
1.488
1.49
1.481
Potensial Henti (Volt)

1.48
1.47
1.46
1.448
1.45
1.44
1.43
1.42
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
% Transmisi

 Warna biru

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 15


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012

1.54
1.523
1.52

1.5

Potensial Henti (Volt)


1.482 1.484
1.477
1.48

1.46 1.452

1.44

1.42

1.4
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
% Transmisi

 Warna Ungu
1.6 1.586 1.588

1.55
Potensial Henti (Volt)

1.5
1.471
1.456 1.461
1.45

1.4

1.35
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
% Transmisi

 Interpretasi Grafik
Semua grafik yang diperoleh untuk hubungan % transmisi terhadap potensial
henti menunjukan bahwa keduanya saling berbanding lurus atau bersifat linear.

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 16


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
Grafik diatas mempunyai arti bahwa semakin besar % transmisi maka potensial
hentinya semakin besar pula.

Bagian II
 Menghitung Kesalahan Relatif (KR) Potensial Henti (Volt)
Warna Kuning
V = 0,36 volt
ΔV = 0,5% x 0,36 volt
= 0,0018 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,0018
= 0,36 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (3,600 ± 0,018) 10-1 volt

Warna Hijau
V = 0,41 volt
ΔV = 0,5% x 0,41 volt
= 0,00205 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,00205
= 0 ,41 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (4,100 ± 0,021) 10-1 volt

Warna Biru
V = 0,46 volt
ΔV = 0,5% x 0,46 volt
= 0,0023 volt

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 17


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
ΔV
KR = V x 100 %
0,0023
= 0,46 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (4,600 ± 0,023) 10-1 volt

Warna Ungu
V = 0,54 volt
ΔV = 0,5% x 0,54 volt
= 0,0027 volt
ΔV
KR = V x 100 %
0,0027
= 0 ,54 x 100 %
= 0,5 % (4 AP)
(V ± ΔV) = (5,440 ± 0,027) 10-1 volt

 Menghitung Frekuansi (Hz) Masing-Masing Warna untuk Orde 1 & Orde 2


 Warna Kuning
ƛ = 5700 x 10-9 m
c = 3.108 m/s
c
ν = λ
3 x 10 8 m/s
=
5700 x 10−9 m
= 5,181 x 1013 Hz
 Warna Hijau
ƛ = 5461 x 10-9 m
c = 3.108 m/s
c
ν = λ

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 18


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
8
3 x 10 m/s
=
5461 x 10−9 m
= 5,493 x 1013 Hz
 Warna Biru
ƛ = 4359 x 10-9 m
c = 3.108 m/s
c
ν = λ
8
3 x 10 m/ s
=
4395 x 10−9 m
= 6,882 x 1013 Hz
 Warna Ungu
ƛ = 4047 x 10-9 m
c = 3.108 m/s
c
ν = λ
8
3 x 10 m/s
=
4047 x 10−9 m
= 7,413 x 1013 Hz

 Tabel Hasil Pengolahan Data


Frekuensi Potensial Henti
Warna
(1013 Hz) (10-1 V)
Kuning 5,181 (3,600 ± 0,018)
Hijau 5,493 (4,100 ± 0,021)
Biru 6,882 (4,600 ± 0,023)
Ungu 7,413 (5,400 ± 0,027)

 Grafik Hubungan Antara Potensial Henti dan Frekuensi

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 19


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012
6
5.4

5 4.6

Potensial Henti (10-1 Volt)


4.1
4 3.6

0
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Frekuensi (1013 Hz)

 Interpretasi Grafik
Grafik diatas menunjukan sifat linearitas dari kedua komponennya. Antara
Potensial Henti dan Bersar frekuansi saling berbanding lurus, semakin besar nilai
frekuensi, maka semakin besar pula nilai potensial hentinya begitu sebaliknya.

J. KESIMPULAN
Dari data hasil percobaan dan pengolahan data diatas, maka dapat disimpulkan beberap
hal sebagai berikut :
 % transmini sangat mempengaruhi besarnya potensial henti dari masing-masing
spektrum warna. Semakin besar % transmisi yang digunakan, semakin besar pula
potensial hentinya
 Setiap spektrum warna memiliki frekuensi yang berbeda. Dari frekuensi yang
berbeda akan menghasilkan potensial henti yang berbeda pula. Berdasarkan
percobaan diatas ternyata spektrum warna ungu mempunyai potensial henti dan
frekuensi yang paling besar.
 Hubungan antara % transmisi dan potensial henti selalu linear

K. KEMUNGKINAN KESALAHAN
 Penyusunan alat yang digunakan kurang tepat sehingga mempengaruhi
keakuratan data yang diperoleh

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 20


Laporan Praktikum Laboratorium Fisika 1 2012

 Kerusakan dan keakuratan alat ukur yang digunakan sehingga mempengaruhi


data hasil percoban yang diperoleh

L. DAFTAR PUSTAKA
 Baiser, Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
 Krane, Kenneth. 1992. Konsep Fisika Modern. Universitas Indonesia
 Resnick dan Hollyday. 1984. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga
 Resnick dan Hollyday. 1996. Fisika Jilid 2 edisi ke Tiga. Jakarta: Erlangga

“Perbandingan Model Gelombang Cahaya dan Model Kuantum” 21

Anda mungkin juga menyukai