Oleh :
Mawar 1813021004/ 5A
Rindi Novita Sari 1813021012/ 5A
Gambar diatas menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein untuk mengadakan
percobaan. Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara yang dilengkapi dengan dua
elektroda yaitu Katoda dan Anoda serta dihubungkan dengan sumber tegangan arus
searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa ke dalam ruang gelap, maka amperemeter
tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi pada saat permukaan Katoda (K)
dijatuhkan sinar, amperemeter menunjukkan adanya arus listrik. Hal ini menunjukkan
adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya elektron yang terlepas
dari permukaan (yang selanjutnya disebut elektron foto) K bergerak menuju A. Apabila
tegangan baterai diperkecil sedikit demi sedikit, ternyata arus listrik juga semakin
mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya negatif, ternyata pada saat
tegangan mencapai nilai tertentu (-Vo), amperemeter menunjuk angka nol yang berarti
tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron yang keluar dari keping K.
Potensial Vo ini disebut potensial henti, yang nilainya tidak tergantung pada intensitas
cahaya yang dijatuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa energi kinetik maksimum elektron
yang keluar dari permukaan adalah sebesar :
1 2
Ek= m v =e V 0
2
dengan:
Ek = Energi kinetik elektron foto (J atau eV)
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan elektron (m/s)
e = muatan elektron (C)
V0 = potensial henti (volt)
Pada percobaan efek fotolistrik ini, teori gelombang cahaya ternyata gagal
menjelaskan fakta- fakta yang berkaitan dengan karakteristik percobaan efek fotolistrik.
Menurut teori gelombang cahaya, sebuah atom akan menyerap energi dari gelombang
elektromagnet yang sebanding dengan luasnya. Ketika laju penyerapan energinya
bertambah besar, maka laju pemancaran elektronnya juga akan bertambah dan hal ini
berlaku untuk semua panjang gelombang. Sehingga bertentangan dengan karakteristik
atau fakta mengenai efek fotolistrik.
Setelah teori gelombang cahaya gagal menjelaskan mengenai teori efek fotolistrik,
barulah muncul teori efek fotolistrik yang dikemukakan Einsten. Teori Einsten
didasarkan atas gagasan Planck tentang kuantum energi. Einsten menganggap bahwa
kuantum energi bukanlah sifat dari atom-atom dinding rongga radiator, melainkan
merupakan sifat radiasi itu sendiri. Energi radiasi elektromagnetik bukan diserap dalam
bentuk aliran kontinu gelombang, melainkan dalam bentuk kuanta yang disebut foton.
Sehingga sebuah foton adalah satu kuantum energi elektromagnetik yang diserap atau
dipancarkan. Setiap foton memiliki frekuensi f dan memiliki energi:
E = h.f......................................................................................(2)
Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket, sehingga
energi ini jika elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi minimal
sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja (Wo) atau energi ambang.
Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi foton yang
diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut
akan berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih kecil
dari energi ambangnya (hf < Wo) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi
foton terkecil yang mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang.
Sebaliknya panjang gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto
disebut panjang gelombang ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi
kerja dan energi kinetik elektron foto dapat dinyatakan dalam persamaan :
E = Wo + Ek atau Ek = E – Wo
Sehingga energi kinetik maksimum dari elektron dapat ditentukan dengan persamaan:
Ek = hf – hfo = h (f – fo)
hc hc
Ek= −
λ λ0
dengan:
f, f0 = frekuensi cahaya dan frekuensi ambang (Hz)
λ, λ0 = Panjang gelombang cahaya dan panjang gelombang ambang (m)
h = konstanta Planck (6,63 × 10-34 Js)
Ek = energi kinetik maksimum elektron ( J)
Adapun karakteristik dari percobaan efek fotolistrik adalah:
1. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas cahaya.
2. Laju pemancaran elektron tidak bergantung pada panjang gelombang dibawah suatu
panjang gelombang tertentu. Nilai arus secara berangsur-angsur akan menurun hingga
menjadi nol pada suatu gelombang pancung lamdac. Panjang gelombang lamdac
biasanya hanya terdapat pada spektrum daerah biru dan ultraviolet.
3. Nilai lamda tidak tergantung pada intensitas sumber cahaya, tetapi hanya bergantung
pada jenis logam yang digunakan sebagai fotosensitif.
4. Energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan tidak bergantung pada intensitas
cahaya, tetapi hanya bergantung pada panjang gelombangnya. Energi kinetik ini dapat
diamati bertambah secara linear terhadap frekuensi sumber cahaya
5. Apabila sumber dinyalakan, arus listrik akan segera mengalir
Gambar 2. Hasil-Hasil Eksperimen Efek Fotolistrik
Berdasarkan grafik hasil percobaan efek foto listrik, didapat fakta-fakta eksperimen efek
fotolistrik yaitu sebagai berikut.
1. Tidak ada waktu tunda
2. Kuat arus berbanding lurus dengan intensitas cahaya
3. Ketakbergunaan potensial penghenti terhadap intensitas cahaya
4. Diperlukan frekuensi ambang
Keterangan :
Toolbox Tampilan Fungsi
Sumber Cahaya Uap
Mercury
Mengeluarkan Cahaya
Ammeter
Perangkat h/e
Powersupply
Memberikan Potensial
penghenti
V 0=
(
hc 1 1
−
e λ λ0 )
…………. (4)
Dengan:
V0 = Potensial yang diamati
h = konstanta Planck
W0 = Fungsi kerja ambang
f, f0 = frekuensi cahaya dan frekuensi ambang (Hz)
λ, λ0 = Panjang gelombang cahaya dan panjang gelombang ambang (m)
Ek = energi kinetik maksimum elektron ( J)
Berdasarkan persamaan (4) maka akan didapatkan persamaan untuk mencari nilai
konstanta planck (h) untuk masing-masing intensitas dan panjang gelombang. Hasil yang
didapat kemudia dirata-ratakan sebagai berikut.
Tabel 3. Analisis Data Penentuan Konstanta Planck
Warna Intensitas (W/m2) Konstanta Planck
…… …… ……..
Adapun kesalahan pada praktikum ini dapat dicari menggunakan rumus standar deviasi
sebagai berikut.
∆ h=
√ ∑ (h−h) .................................................................................................... (5)
n (n−1)
Sehingga kesalahan relatif diberikan sebagai berikut.
∆h
KR= ×100 %....................................................................................................(6)
h
Untuk menemukan besarnya kecepatan elektron untuk masing-masing frekuensi
sumber cahaya, kita gunakan persamaan berikut.
1 2
e V 0= m v
2
menghasilkan
v=
√ 2eV 0
m
………………………………………………………………………….(7)
v=
∑v
n
Dengan n merupakan banyaknya percobaan yang dilakukan, Kemudian untuk
menentukan ketidakpastian,
Ketidakpastian pengukuran kecepatan elektron foto hasil percobaan adalah :
∆ v=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Sehingga kecepatan elektron dinyatakan dengan
v=v ± ∆ v
Kesalahan relatif kecepatan elektron berdasarkan hasil percobaan, yaitu:
∆v
KR= ×100 %
v
V 0=
e (
hc 1
❑
−
1
❑ 0
)
- Dengan V0 = 0,5 v
V 0=
( )
hc 1
e ❑
−
1
❑0
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
eV 0=hc ( ❑1 − ❑1 ) 0
o ,5 eV =h ¿
h=1,02× 10−33
- Dengan V0 = 0,9 v
V 0=
( ) hc 1
−
e ❑ ❑0
1
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
eV =hc0( ❑1 − ❑1 ) 0
o ,9 eV =h ¿
−33
h=1,82× 10
- Dengan V0 = 1.9 v
V 0= ( ) hc 1
−
e ❑ ❑0
1
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
1,9 eV =h ¿
h=3,35 ×10−33
- Dengan V0 = 2.9 v
V 0=
( )
hc 1 1
−
e ❑ ❑0
eV =hc
0 ( ❑1 − ❑1 ) 0
eV =hc
0 ( ❑1 − ❑1 ) 0
2,9 eV =h ¿
−33
h=2,29 ×10
- Dengan V0 = 3,8 v
V 0= ( )
hc 1
e ❑
−
1
❑0
eV =hc
0 (❑ −❑ )
1 1
0
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
3,8 eV =h ¿
−33
h=7.71× 10
Percobaan Panjang Intensitas Potensial Konstanta Planck (Js)
Gelombang Pemberhenti
(W/m2)
(nm) (volt)
5 0,5 h=1,02× 10
−33
h=
∑ h = 16.19 × 10−33 =3.238× 10−33 Js
n 5
No hi h( Js) h−hi (Js) ¿
1 1,02 ×10−33 3.238 ×10−33 2,218 ×10−33 4,919524
2 1,82 ×10
−33
3.238 ×10
−33
1,418×10−33 2,010724
3 3,35 ×10−33 3.238 ×10−33 -0,112 ×10−33 0,012544
4 2,29 ×10−33 3.238 ×10−33 0,948×10−33 0,898704
5 7,71 ×10
−33
3.238 ×10
−33
-4,472×10−33 19,980900
30,783953
Adapun kesalahan pada praktikum ini dapat dicari menggunakan rumus
standar deviasi sebagai berikut
∆ h=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
√
30,783953 ( × 10 )
−33
∆ h=
20
−33
∆ h=1,539 ×1 0 Js
Maka didapatkan nilai konstanta planck pada percobaan simulasi ini sebesar:
h=h ± ∆ h
h=h ± ∆ h
−33
h=(3.238 ± 1,539) ×1 0 Js
Sehingga kesalahan relatif diberikan sebagai berikut.
∆h
KR= ×100 %
h
1,539 ×1 0−33
KR= ×100 %
3.238 ×1 0−33
KR=¿ 4,75%
V 0= ( )
hc 1
−
e ❑ ❑0
1
eV =hc
0 ( ❑1 − ❑1 ) 0
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
0,5 eV =h ¿
h=3,065× 10−34 Js
- Dengan V0 = 0,6 v V 0=
hc 1
(−
e ❑ ❑0
1
)
eV 0=hc ( ❑1 − ❑1 )
0
eV 0=hc ( ❑1 − ❑1 )0
0,6 eV =h ¿
h=3,678 ×10−34 Js
- Dengan V0 = 0,9v
V 0=
( )
hc 1
−
e ❑ ❑0
1
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
eV =hc
0 ( ❑1 − ❑1 ) 0
0,9 eV =h ¿
−34
h=5,518× 10 Js
- Dengan V0 = 1,0 v
V 0= ( )
hc 1
−
e ❑ ❑0
1
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
eV =hc ( − )
1 1
0
❑ ❑ 0
1,0 eV =h ¿
h=6,131× 10−34 Js
- Dengan V0 = 0,8 v
V 0=
( )
hc 1
e ❑
−
1
❑0
eV =hc
0 ( ❑1 − ❑1 ) 0
eV =hc
0 ( ❑1 − ❑1 ) 0
0,8 eV =h ¿
−34
h=4,905 ×10 Js
Percobaan Panjang Intensitas Potensial Konstanta Planck (Js)
Gelombang Pemberhenti
(W/m2)
(nm) (volt)
5 0,5 h=3,065× 10
−34
20 2,9 h=6,131× 10
−34
h=
∑ h 23,297× 10−34
= =4,659× 10−34 Js
n 5
No hi h( Js) h−hi ( Js) ¿
1 3,065 ×10
−34
4,659 × 10
−34
1,594 ×10
−34
2,540836
2 3,678 ×10
−34
4,659 × 10
−34
0,981 ×10
−34
0,962361
3 5,518 ×10
−34
4,659 × 10
−34
−0,859 ×10
−34
0,737881
4 6,131 ×10
−34
4,659 × 10
−34
−1,472 ×10
−34
2,166784
5 4,095 × 10
−34
4,659 × 10
−34
0,246 ×10
−34
0,060516
6,468378
∆ h=
√ 6,46378 ( × 10−34 )
20
∆ h=0,323 ×1 0−34
Maka didapatkan nilai konstanta planck pada percobaan simulasi ini sebesar:
h=h ± ∆ h
h=h ± ∆ h
−34
h=(4,659 ±0,0,323) ×1 0
Sehingga kesalahan relatif diberikan sebagai berikut.
∆h
KR= ×100 %
h
0,323 ×1 0−34
KR= ×100 %
4,659 ×1 0−34
KR=¿ 6,93%
B. Menentukan Kecepatan Elektron
1. Percobaan 1 dengan Panjang gelombang 100nm
- Pada V0 = 0,5 v
v=
√ 2eV 0
m
v=
√ 2(1,602 ×10−19)(0,5 v )
9,109 ×10
−19
kg
v=0,419 ×106 m/s
- Pada V0 = 0,9 v
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(0,9 v )
v= −19
9,109 ×10 kg
v=0,593 ×106 m/s
- Pada V0 = 1,9 v
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(1,9 v )
v= −19
9,109 ×10 kg
6
v=0,817 ×10 m/s
- Pada V0 = 2,9 v
v=
√ 2eV 0
m
v=
√ 2(1,602 ×10−19)(2,9 v )
6
9,109 ×10−19 kg
v=1,009 ×10 m/s
- Pada V0 = 3,8 v
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(3,8 v )
v= −19
9,109 ×10 kg
6
v=1,156 ×10 m/s
Percobaan Panjang Intensitas Potensial Kecepatan
Gelomban Pemberhent Elektron (m/s)
(W/m2)
g (nm) i
m
5 0,5 0,419 x106
10 0,9 0,593 x106
15 1,9 0,817x106
1 100 20 2,9 1,009x106
25 3,8 1,156x106
Jumlah 3,994x106
Menentukan kecepatan rata-rata kita gunakan persamaan sebagai berikut.
v=
∑ v = 3,994 x 1 06 =0,798 x 1 06
n 5
Menentukan ketidakpastian, gunakan tabel bantu berikut:
No v (m/s) vi (m/s) v−v i (m/s) ¿ (m/s)
1 0,798 x 1 0
6
0,419 x106 0,379 x 1 0
6
0,143641
2 0,798 x 1 06 0,593 x106 0,205 x 1 06 0,042025
3 0,798 x 1 06 0,817x106 −0,019 x 1 06 0,000361
4 0,798 x 1 06 1,009x106 −0,211 x 1 06 0,044521
5 0,798 x 1 0
6
1,156x106 −0,358 x 1 0
6
0,128164
0,358712
Ketidakpastian pengukuran kecepatan elektron foto hasil percobaan adalah :
∆ v=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∆ v=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
6
∆ v=0,029 ×1 0 m/s
Sehingga kecepatan elektron dinyatakan dengan:
v=(0,798± 0,029)× 10 6 m/ s
Kesalahan relatif kecepatan elektron berdasarkan hasil percobaan, yaitu:
∆v
KR= ×100 %
v
0,029 ×1 06
KR= × 100 %
0,798 x 1 06
KR=3,63 %
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(0,5 v )
v= −19
9,109 ×10 kg
v=0,419 ×106 m/s
- Pada V0 = 0,6 v
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(0,6 v)
v= −19
9,109× 10 kg
6
v=0,459 ×10 m/s
- Pada V0 = 0,9 v
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(0,9 v )
v= −19
9,109 ×10 kg
6
v=0,563 ×10 m/s
- Pada V0 = 1.0 v
v=
√ 2eV 0
m
√
−19
2(1,602 ×10 )(1,0 v )
v= −19
9,109 ×10 kg
6
v=0,593 ×10 m/s
- Pada V0 = 0,8 v
v=
√ 2eV 0
m
v=
√ 2(1,602 ×10−19)(0,8 v )
9,109 × 10−19 kg
6
v=0,281 ×10 m/s
atau x 10-9
m
5 0,5 0,419 x106
10 0,6 0,459 x106
15 0,9 0,563x106
20 1,0 0,593x106
2 214 25 0,8 0,281x106
Jumlah 2,315x106
v=
∑ v = 2,315 x 10 6 = 0,463x106 m/s
n 5
Percobaan Panjang Intensitas Potensial Kecepatan
Gelomban Pemberhent Elektron (m/s)
(W/m2)
g (nm) i
m
5 0,5 0,419 x106
10 0,6 0,459 x106
2 214 15 0,9 0,563x106
20 1,0 0,593x106
25 0,8 0,281x106
Jumlah 2,315x106
Menentukan kecepatan rata-rata kita gunakan persamaan sebagai berikut.
v=
∑ v = 2.315 x 10 6 =0,463 x 1 06
n 5
Menentukan ketidakpastian, gunakan tabel bantu berikut:
No v (m/s) vi (m/s) v−v i (m/s) ¿ (m/s)
1 0,463 x 1 0
6
0,419 x106 0,044 x 10
6
0,0001936
2 0,463 x 1 06 0,459 x106 0,004 x 10 6 0,000016
3 0,463 x 1 0
6
0,563x106 −0,100 x 1 0
6
0, 010000
4 0,463 x 1 0
6
0,593x106 −0,130 x 1 0
6
0,016900
5 0,463 x 1 0
6
0,281x106 −0,182 x 1 0
6
0,033124
0,061976
Ketidakpastian pengukuran kecepatan elektron foto hasil percobaan adalah :
∆ v=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∆ v=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∆ v=0,056 × 10 6 m/s
Sehingga kecepatan elektron dinyatakan dengan:
6
v=(0,463± 0,056)×1 0 m/s
Kesalahan relatif kecepatan elektron berdasarkan hasil percobaan, yaitu:
∆v
KR= ×100 %
v
0,056 ×1 06
KR= 6
× 100 %
0,463 x 1 0
KR=12,09 %
IX. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Nilai Konstanta planck pada praktikum pertama dengan panjang gelombang
cahaya 100 nm diperoleh h=(3.238 ± 1,539) ×1 0−33 dengan KR=4,75% dan para
praktikum kedua dengan panjang gelombang 214 nm diperoleh
−33
h=(3.238 ± 1,539) ×1 0 dengan KR=6,93%. Hasil tersebut masih belum sesuai
dengan teori yang mana h teori yaitu h=6,63 ×1 0−34 .
2. Nilai Kecepatan elektron foto pada praktikum pertama dengan panjang
gelombang cahaya 100 nm diperoleh v=(0,798± 0,029)× 10 6 m/ s dengan
KR=3,63% para praktikum kedua dengan panjang gelombang 214 nm diperoleh
6
¿(0,463± 0,056)×1 0 m/ s dengan KR 12,09%.
b. Pembahasan
Pada praktikum konstanta planck didapatkan bahwa pada percobaan efek foto
listrik ini dipengaruhi oleh beberapa variabel penting, yaitu Potensial penghenti (V)
dan panjang gelombang cahaya yang digunakan serta jenis plat yang digunakan.
Selanjutnya, pada kecepatan elektron foto, dipengaruhi oleh variabel potensial
penghenti (V). Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, nilai Kesalahan Relatif
(KR) yang diperoleh masih ada yang lebih dari 10% sehingga hasil percobaan yang
diperoleh belum dapat diterima atau ditoleransi. Nilai kesalahan relatif (KR) yang
diperoleh lebih dari 10% tentu disebabkan oleh beberapa kesalahan yang dilakukan
praktikan saat melakukan percobaan.
Adapun kendala dan kesalahan yang dapat terjadi sehingga menyebabkan
hasil yang diperoleh menyimpang dari teori yaitu: Kesalahan umum, kesalahan
sistematis dan kesalahan acak. Kesalahan umum. Merupakan kesalahan yang terjadi
akibat kekeliruan manusia. Misalnya kesalahan dalam membaca skala pada variabel
virtual dan kesalahan dalam menganalisis data. Kesalahan sistematis. Yaitu
kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau instrument yang terjadi karena
pengaruh lingkungan pada saat melakukan praktikum. Kesalahan acak. Yaitu
kesalahan yang disebebkan oleh hal – hal lain yag tidak diketahui secara pasti apa
penyebabnya tetapi dapat mempengaruhi hasil praktikum. Misalnya adanya koneksi
internet yang terputus secara tiba-tiba.Selain dari kesalahan, kamipun mengalami
kendala saat melaksanakan praktikum yakni terkendala koneksi internet karena di
tempat salah satu rekan kelompok sinyalnya belum terlalu baik yang menyebabkan
kami kesulitan bekerja kelompok.
X. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini kami memperoleh nilai Konstanta planck pada
praktikum pertama dengan panjang gelombang cahaya 100 nm diperoleh
−33
h=(3.238 ± 1,539) ×1 0 dengan KR=4,75% dan para praktikum kedua dengan
−33
panjang gelombang 214 nm diperoleh h=(3.238 ± 1,539) ×1 0 dengan
KR=6,93%. Hasil tersebut masih belum sesuai dengan teori yang mana h teori yaitu
−34
h=6,63 ×1 0 . Nilai Kecepatan elektron foto pada praktikum pertama dengan
panjang gelombang cahaya 100 nm diperoleh v=( 0,798± 0,029)× 10 6 m/ s dengan
KR=3,63% para praktikum kedua dengan panjang gelombang 214 nm diperoleh
¿( 0,463± 0,056) ×1 06 m/s dengan KR 12,09%. Nilai kesalahan relatif (KR) yang
diperoleh lebih dari 10% tentu disebabkan oleh beberapa kesalahan yang dilakukan
praktikan saat melakukan percobaan. Adapun kendala dan kesalahan yang dapat
terjadi sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh menyimpang dari teori yaitu:
Kesalahan umum, kesalahan sistematis dan kesalahan acak.
b. Saran
Adapun saran yang dapat praktikan berikan untuk percobaan selanjutnya
adalah pastikan koneksi internet berjalan dengan baik karena sistm disini adalah
virtual laboratorium, selain itu ddalam menganalisi data agar bisa di perhatikan
agar meminimalisi kesalahan-kesalahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA