Anda di halaman 1dari 10

LISTRIK DAN MAGNET

POTENSIAL VEKTOR DAN HUKUM AMPERE

Dosen Pengampu:
Dr. Rai Sujanem, M.Si.
Dr. Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd., M.Sc.

Oleh:
Ni Kadek Dian Krisnayanti (1913021006)
Putu Indah Aryantini Putri (1913021008)
I Komang Restu Widi Artha (1913021014)
Kelas 5A Pendidikan Fisika

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
A. Potensial Vektor
Pemecahan soal-soal medan elektrostatik menjadi lebih mudah dengan


bantuan besaran skalar potensial elektrostatik E  V . Penyederhanaan 
tersebut juga hasil dari curl   E  0, yang berfungsi untuk
menyederhanakan solusi masalah elektrostatik dari suatu distribusi muatan
yang diberikan, sehingga akan mengetahui potensial listrik terkait dan dari
potensial dapat menentukan intensitas medan listrik (William & John, 2006).

Sedangkan untuk penyederhanaan masalah medan magnet   B   0 J , tetapi

  B  0 Karena divergensi dari suatu curl adalah nol. Potensial vektor dapat
didefinisikan sebagai potensial energi per unit elemen arus listrik. Elemen arus
listrik merupakan kuantitas dengan arus dikali panjang arus yang melewati
sebuah kawat dikali dengan panjang kawat, dengan arah dari arus
konvensional (Christy, 2015).

Gambar 1. Arus mengalir pada permukaan


Sumber: Christy, 2015

 
Adapun pembuktian dari   B  0 , adalah sebagai berikut.


1. Pembuktian   B  0 (Divergen B = 0) 
Berdasarkan persamaan Biot Savart dapat dinyatakan bahwa
medan listrik disekitar kawat besarnya adalah
0 Iuˆ t  uˆ r
B
4 
L r2
dl

0 Iuˆ dl  uˆ
B  
4 L
 t 2 r
r

0 Id l  uˆ r
B  
4 L

r2

2
0 I d l  uˆ r
4 L
B   
r2
Sementara itu berdasarkan identitas vektor dapat dinyatakan bahwa

  uˆ   uˆ 
 
    uˆ 
  dl  2r    2r     dl  dl     2r 
 r  r    r 
 
Mengingat dl tidak mengandung (x,y,z), maka   dl  0 , disamping itu
uˆ r
 0
r2
Sehingga,

  B  0 (terbukti)
2. Perumusan Potensial Vektor (A) Untuk Menghitung Besarnya A
  
Untuk medan magnet   B   0 J , tetapi   B  0 . Karena
divergensi dari suatu curl adalah nol, maka dengan alasan tersebut dapat
diasumsikan bahwa medan magnet dapat dituliskan:
 
B   A

A disebut sebagai potensial vector magnetic (weber/m). sekarang akan

ditentukan A sebagai berikut:

Berdasarkan hukum Biot-Savart, maka medan B adalah:

  0 I uˆ t  uˆ r  0 I dl  uˆ r
4  r 2 4  r 2
B dl 

Melalui identitas vector dapat dinyatakan:


   
dl  uˆ r  1    dl     dl   dl 
 dl           
  r      r  ....(1)
r2 r  r     

Karena   dl  0 maka persamaan menjadi:
 
dl  uˆ r  dl 
     ,
r2  r 

Sehingga B dapat dinyatakan dengan,

 0 I  dl 
4 
B    
 r 

3

   0 I dl 
B    
 4   r
 ……………………………………………..... (2)


Dari persamaan (1) dan (2) dapat dituliskan bahwa;

  0 I dl
4 c r
A …………………………………………………….. (3)


Persamaan (3) adalah A untuk arus filament (kawat berarus). Bila
distribusi arusnya volume dan permukaan maka potensial vector yang
dihasilkan masing-masing adalah:

 0 J
4 V r
A dV

  
kda
A 0
4 S r
Sementara itu potensial vektor yang dihasilkan oleh titik muatan yang
bergerak adalah:
  qv
A 0
4r

Dengan mengingat bahwa B    A , maka hukum Ampere dapat


dinyatakan sebagai berikut:

  B      A  0 j …………………………………………..... (4)
Dengan menggunakan identitas vector dapat diperoleh

 
    A   . A   2 A ……………………………..…………..... (5)

Dapat dibuktikan bahwa   A  0 , maka

 
  B      A     A  2 A  0 j …………………………….. (6)

2 A  0 j ……………………………………………….…………. (7)


Yang memiliki komponen pada x,y,z sebagai berikut:

 2 Ax  0 j x ………………………….…………………………….. (8)

 2 Ay   0 j y ……………………………………………………….. (9)

 2 Az   0 j z …………………………………...………………….. (10)

4
B. Pengertian Hukum Ampere
Hukum Ampere ditemukan oleh Andre Marie Ampere (1775-1836),
beliau mengemukakan suatu pernyataan universal yang menggambarkan
hubungan antara induksi magnetik dengan kuat arus listrik. Hukum ini
sebenarnya diajukan oleh fisikawan Inggris bernama James Clerk Maxwell.
Secara historis, hukum Ampere dikembangkan melalui eksperimen dengan
meninjau sebuah kawat lurus panjang yang berbentuk lingkaran, dimana
 
dalam eksperimen tersebut terdiri dari pengukuran B pada jarak r dan
mengangkut sebuah arus I.

Gambar 2. Eksperimen Hukum Ampere


Eksperimen ini menghasilkan “kaidah tangan kanan (right hand rule)”

untuk menentukan arah B di dekat sebuah kawat yang mengangkut sebuah
arus I. Saat menggenggam kawat tersebut dengan tangan kanan, ibu jari

menunjukkan arah arus sedangkan jari lainnya menunjukkan arah B .

Gambar 3. Kaidah Tangan Kanan



Berdasarkan gambar (2), medan magnet B dapat dinyatakan dengan
persamaan:
  I
B  0 uˆ ………………………………………………………. (11)
2r

Selanjutnya, menghitung perputaran dari B di sekeliling lintasan melingkar

yang berjari-jari r. Dimana medan magnet B merupakan garis singgung

5
 
terhadap lintasan, sehingga B  dl  B  dl dan besarnya konstan. Sehingga
perputaran magnetik adalah:
  

L
B  dl    dl  B  dl …………………………………………………. (12)
B
L L

Dengan  dl merupakan keliling lingkaran, maka diperoleh:  dl  L  2r .


Sehingga:

 I 
B  dl  BL   0 2r  ……………………………………………….. (13)
L  2r 
 
 B  dl   0 I ……………………………………………………………. (14)

Berdasarkan persamaan (14) terlihat bahwa perputaran magnet


sebanding dengan kuat arus I dan tidak tergantung dari jari-jari lintasan. Oleh
karena itu, di sekitar arus I digambarkan terdapat beberapa lingkaran L1, L2,
L3, maka perputaran magnetik di seluruh sekitar kawat adalah sama, yakni
0 I .

Gambar 4. Perputaran Magnetik di Seluruh Sekitar Kawat.


Persamaan Hukum Ampere pada persamaan (14), dapat dinyatakan
dalam bentuk diferensial dengan menerapkan dalil Stokes sebagai berikut.
 
  dl   0 I
L
B

 
Dimana: I   j  dr
S

Maka :
 
   

L
  B  dr   0  j  dr
S

   B  dr   
   
0 j  dr
L S

6
 
  B   0 j …………………………………………………………….(15)
Persamaan (15) merupakan persamaan Hukum Ampere dalam bentuk
diferensial. Berdasarkan persamaan tersebut, terlihat bahwa curl B tidak nol.

Sebaliknya   B  0 . Hal tersebut dapat dibuktikan melalui persamaan
Hukum Biot-Savart yang menyatakan bahwa listrik di sekitar kawat besarnya
adalah:
  Iuˆ xuˆ
B  o  t 2 r dl
4 L r
  Iuˆ dlxuˆ
  B  o   t 2 r
4 L r

  Idl xuˆ r
  B  o  
4 L r2

 o I dl xuˆ r
4 L
B   2
r
Sementara itu, berdasarkan sifat identitas vektor dapat dinyatakan bahwa:

  uˆ   uˆ      uˆ 
  dl x 2r    2r   (xdl )  dl  x 2r 
 r  r    r 
 
Dimana dl tidak mengandung (x, y, z), maka   dl  0 . Selain itu,
uˆ r 
  0 , maka   B  0.
r2
C. Penerapan Hukum Ampere
1. Medan magnet di Luar Kawat Panjang Lurus yang Dialiri Arus

Gambar 5. Menggunakan hukum Ampere untuk menemukan medan


magnet yang dihasilkan arus i di luar kawat lurus panjang berpenampang
lingkaran.

7
Gambar (5) menunjukan bahwa kawat lurus yang mengalirkan arus
I yang mengarah keluar atau menjauh sesuai dengan “kaidah tangan
kanan”. Sesuai dengan persamaan (15) (persamaan hukum ampere) bahwa
medan magnet B yang dihasilkan arus memilik magnitude yang sama di

semua titik yang berjarak r yang sama dari kawat, yaitu medan B
memiliki simetri silinder di sekitar kawat. Simetri tersebut dapat
digunakan untuk menyederhanakan integral dengan hukum ampere.
Dengan mengelilingi kawat dengan lingkaran loop Ampere kosentris
dengan jari-jari r, seperti pada gambar (5). Medan magnet memiliki
magnitude B yang sama di setiap titik pada loop. Dengan

mengintegrasikan berlawanan arah jarum jam, sehingga ds memiliki arah


seperti pada gambar (5).

Jika B bersinggungan dengan loop di setiap titik sepanjang loop,

seperti halnya ds maka B dan ds dapat sejajar atau antisejajar pada setiap
titi dari loop, dan secara sembarang kita anggap sebagai sejajar. Pada

setiap titik sudut  antara ds dan B adalah 0 0 , sehingga cos  cos 0 0  1


.

 B.ds   B cos ds  B ds  B2r  …………………………….…….(16)


 ds merupakan penjumlahan dari semua segmen garis sepanjang ds

mengelilingi loop lingaran, yaitu dengan memberikan kelilig 2r pada


loop. Dengan aturan tangan kanan , tanda plus untuk arus pada gambar (5).
Sisi kanan hukum Ampere menjadi   0 i , sehingga :

B2r    0 i ……………………………………………………….….(17)
Atau
0i
B (di luar kawat lurus) ……………………………………….(18)
2r

8
2. Medan magnet di Dalam Kawat Panjang Lurus yang Dialiri Arus

Gambar 6. Menggunakan hukum Ampere untuk menemukan medan


magnet yang dihasilkan arus i di dalam kawat lurus panjang
berpenampang lingkaran.
Gambar (6) menunjukan penampang dari kawat lurus panjang
berjari-jari R yang mengalirkan arus yang terdistribusi merata i mengarah
keluar atau menjauh sesuai dengan kaidah tangan kanan. Arus terdistribusi
merata pada penampang awat, medan magnet yang dihasilkan oleh arus
memiliki simetri silinder. Untuk menemukan medan magnet di titik di
dalam kawat, dengan menggunakan loop Ampere berjari-jari r, seperti
pada gambar (6), dimana r ˂ R. Dengan B bersinggungan dengan loop,
maka sisi kiri hukum Ampere menghasilkan :

 B.ds  B ds  B2r  …………………………………………….….(19)


Dengan aturan kaidah kanan tangan menyatakan bahwa i
mendapatkan tanda positif. Maka hukum ampere dapat dinyatakan sebagai
berikut :
r 2
B2r    0 i 2 …………………………………………….…….(20)
R
Atau
  i 
B   0 2 r (di dalam kawat lurus) ……………………………….(21)
 2R 
Dengan demikian, di dalam kawat, magnitudo B dari medan
magnet berbanding lurus dengan r, magnitudo tersebut adalah nol di pusat
dan maksimal di permukaan, dimana r=R. Perhatikan bahwa persamaan

9
(18) dan (21) memberikan nilai yang sama untuk B pada r=R, yaitu
pernyataan untuk medan magnet di luar dan di dalam kawat- kawat
memberikan hasil yang sama pada permukaan kawat.
3. Garis Lurus Tak Berhingga
Medan listrik pada garis lurus tak berhingga dapat diperoleh
dengan menggunakan hukum ampere dengan memisalkan bahwa jarak s
dari kawat panjang yang lurus dengan arus I seperti pada gambar (7).

Gambar 7 . Garis lurus tak berhingga



Diketahui bahwa B merupakan keliling yang berputar mengelilingi
kawat seperti yang ditunjukkan dengan menggunakan kaidah tangan

kanan. Dengan kesimetrian, besarnya B adalah konstan disekitar loop
ampere dari radius s yang berpusat pada kawat. Maka dengan
menggunakan hukum ampere diperoleh persamaan :
 
 B  dl  B  dl  B 2s   0 I enc   0 I

Atau
0 I
B …………………………………………………………….(22)
2s

10

Anda mungkin juga menyukai