Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Perkalian Silang, Persamaan Garis dan Bidang

serta Permukaan Silinder”

OLEH:

Kelompok 1 B

1. Ebdy Rafles Marbun 4173530016


2. Febi Alamsyah 4173230008
3. Jimmi Parlindungan Manalu 4173230012
4. Ribka Morina Waruwu 4173230022
5. Yulinar Patricia 4173230026

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak yang telah
mengarahkan kami dalam pembuatan tugas ini. Tugas makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas matakuliah KPB ini.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik diharapkan agar tugas ini dapat diperbaharui lagi kedepannya.

Medan, September 2018

Kelompok 1 B
Perkalian Silang

Perkalian silang dari dua vector adalah sebuah scalar. Perkalian silang atau cross
product hasil perkalian silang a x b dari dua vector a dan b adalah sebuah vector, yang tidak
sama seperti hasil perkalian titik. Simbol dari perkalian silang adalah “×” (baca: cross).Untuk
alassan inilah perkalian silang juga sering disebut sebagai perkalian vector. Ingat bahwaa x b
didefinisikan hanya bila a dan b adalah vector-vektor tiga dimensi.

Untuk menentuka narah vector hasil perkalian silang dapat digunakan aturan tangan kanan
sebagai berikut.

Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, arah vektor C hasil perkalian A terhadap B atau
dapat kita tulis C = A × B adalah tegak lurus keatas tidak menembus bidang yang dibentuk
vektor A dan B. Perkalian vektor A × B ditunjukkan pada arah lipatan empat jari yaitu dari A
ke B. Sedangkan ibu jari menunjukkan arah vektor C hasil perkalian antara vektor A terhadap
vektor B. Konsep yang sama juga berlaku pada perkalian vektor B terhadap A.

Definisi 1

Jika a  (a1, a 2 , a 3 ) dan b  (b1, b2 , b3 ) , maka perkalian silang dari a dan b adalah vector

a  b  (a 2 b3  a3 b2 , a3 b1  a1b3 , a1b2  a 2 b1 )

Untuk membuat definisi dapat mudah di ingat, kita gunakan notasi determinan. Pertama, nilai
suatu determinan 2 x 2 adalah

a b
 ad  bc
c d
Maka nilai suatu determinan 3 x 3 adalah

a1 a2 a3
b b3 b b3 b b2
b1 b2 b3  a1 2  a2 1  a3 1
c2 c3 c1 c3 c1 c2
c1 c2 c3

Dengandeterminan, kitabolehmenuliskandefinisi u  v sebagai

i j k
u2 u3 u1 u3 u1 u2
u  v  u1 u2 u3  i j k
v2 v3 v1 v3 v1 v2
v1 v2 v3
Contoh

Andaikan u  (1,2,1) dan v  (2,4,1) hitunglah u  v adalah

Penyelesaian:

i j k
4 1 2 1 2 4
vu   2 4 1  i j k
2 1 1 1 1 2
1 2 1
  2i  j  0k

Teorema1

Vektor a  b adalah orthogonal terhadapkedua vector a dan b

Bukti:

a  b orthogonalterhadap a

b2 b3 b b3 b b2
( a  b).a  a1  1 a2  1 a3
c2 c3 c1 c3 c1 c2
 a1 (a 2 b3  a 3 b2 )  a 2 ( a1b3  a 3 b1 )  a 3 ( a1b2  a 2 b1 )
 a1a 2 b3  a1 a 3 b2  a 2 a1b3  a 2 a 3 b1  a 3 a1b2  a 3 a 2 b1 )
0

a  b orthogonalterhadap a

a2 a3 a a3 a a2
( a  b).b  b1  1 b2  1 b
b2 b3 b1 b3 b1 b2 3
 b1 (a 2 b3  a 3 b2 )  b2 (a1b3  a 3 b1 )  b3 ( a1b2  a 2 b1 )
 a 2 b1b3  a 3 b1b2  a1b2 b3  a 3 b1b2  a1b2 b3  a 2 b1b3
0

Dengan demikian a  b adalah orthogonal terhadap kedua vector a dan b

Teorema 2
Jika  adalah sudut antara a dan b (sedemikian sehingga 0     , maka

a  b  a b sin 

Jika kita terapkan teorema 1 dan 2 pada vector-vektor basis I, j, dan k dengan menggunakan

  kitaperoleh
2

Contoh

Hitung u  v jika u  3i  2 j  k dan v  4i  2 j  3k

Penyelesian:

u  v  (3i  2 j  k )  ( 4i  2 j  3k )
 12(i  i )  6(i  j )  9(i  k )  8( j  i )  4( j  i )  6( j  k )  4(k  i )  2( k  j )  3( k  k )
 12(0)  6(k )  9( j )  8( k )  4(0)  6(i )  4( j )  2( i )  3(0)
 4i  13 j  14k

Teorema 3

Jika a, b, dan c adalah vector-vektordan c adalah scalar, maka:

1. a  b  b  a (antikomutatif)
2. ( ca )  b  c ( a  b )  a  (cb)

3. a  (b  c)  a  b  a  c

4. (a  b)  c  a  c  b  c

5. a(b  c)  ( a  b)c

6. a  (b  c)  (ab)c  a (bc)

PERSAMAAN GARIS BIDANG


Garis dalam bidang –xy dapat ditentukan bila titik pada garis tersebut (kemiringann
atau sudut inklinasinya) diberikan. Persamaan garis dapat dituliskan dalam bentuk titik-
kemiringan.

Begitu pula, garis L dalam ruang tiga dimensi ditentukan bila kita mengetahui sebuah
tiitik pada L dan arah dari L. Dalam dimensi tiga, arah garis digambarkan
dengan vektor, jadi kita misalkan saja v merupakan sebuah vektor yang sejajar dengan L.
Misalkan P(x,y,z) merupakan sebarang titik pada L dan misalkan r 0 dan r merupakan vektor-
 
vektor posisi dari P0 dan P ( yakni vektor dengan representasi OP0 dan OP )


Jika a adalah vektor dengan representasi P0 P , sebagaimana dalam Gambar 1, maka
Aturan segitiga untuk penjumlahan vektor memberikan r = r 0 + a. Tetapi karena a dan v adalah
vektor-vektor yang sejajar, terdapat skalar t sedemikian sehingga a = tv.

Jadi r = r0 + tv yang merupakan vektor dari L.

Jika vektor v yang memberikan arah dan garis L dituliskan dalam bentuk komponen
sebagai v = (a,b,c), maka kita memiliki tv = (ta,tb,tc). Kita juga dapat menuliskan r = (x,y,z)
dan r0 = (x0,y0,z0), sehingga persamaan vektor menjadi

(x,y,z) = ( x0 + ta, y0 + tb, z0 + tc)

Dua vektor adalah sama jika dann hanya jika komponen-komponen yang bersesuaian adalah
sama. Dengan demikian kita memiliki tiga persamaan skalar

x = x0 + at y = y0 + bt y = z0 + ct
dimana . Persamaan- persamaan ini disebut persamaan parametrik dari garis L yang

melalui titik dan sejajar dengan vektor v = (a,b,c). Setiap nilai parameter t
memberikan sebuah titik (x,y,z) pada L.

Cara lain untuk menggambarkan sebuah garis L adalah dengan mengeliminasi


parameter t dari persamaan parameter. Jika tidak satupun dari a,b dan c adalah 0, kita dapat
menyelesaikan setiap persamaan ini untuk t, menyamakan hasilnya dan memperoleh

x  x0 y  y0 z  z 0
 
a b c

Persamaan ini disebut persamaan simetrik dari L. Dengan a,b,c adalah bilangan-bilangan arah
L.

Jika garis L melalui titik-titik dan adalah x1 – x0, y1 – y0,


dan z1-z0 dengan demikian persamaan simetriknya adalah

x  x0 y  y0 z  z0
 
x1  x0 y1  y 0 z1  z 0

Sebuah dalam ruang ditentukan oleh sebuah titik dan suatu arah, bidang dalam ruang
lebih sulit untuk dideskripsikan. Sebuah vektor tunggal yang sejajar dengan bidang tidaklah
cukup untuk menyatakan “arah” dari bidang tersebut, tetapi sebuah vektor yang tegak lurus
pada bidang secara lengkap menunjukkan arahnya. Jadi sebuah bidang dalam ruang ditentukan
oleh sebuah titik Po(Xo,Yo,Zo) dalam sebuah bidang dan sebuah vektor n yang orthogonal
pada bidang. Vektor n yang orthogonal ini disebut vektor normal. Misalkan P(X,Y,Z) adalah
sebarang titik dalam bidang, dan misalkan ro dan r adalah vektor-vektor posisi dari Po dan
P.maka vektor r-ro direpresentasikan oleh PoP. Vektor normal n orthagonal pada semua vektor
bidang yang diberikan. Secara khusus, n ortagonal terhadap r-r0 dan dengan demikian kita
memiliki:

̊̊n. (r-r0) = 0

yang dapat kita tuliskan kembali sebagain.r = n.r0

kedua persamaan diatas disebut persamaan vektor dari bidang


Untuk mendapatkan persamaan skalar untuk bidang, kita tuliskan n=(a,b,c), r=(x,y,z),
dan r0=(Xo,Yo,Zo). Dengan demikian persamaan vektor menjadi

(a,b,c).(X-Xo,Y-Yo,Z-Zo)= 0

Atau

a(x-xo) + b(y-yo) + c(z-zo) = 0

yang disebut sebagai persamaan skalar dari bidang yang memiliki Po(x o,yo,zo) dengan vektor
normal n = (a,b,c).

Dua bidang adalah sejajar jika vektor normal kedua bidang itu sejajar. Sebagai
contoh,bidang-bidang x+2y-3z = 4 dan 3x+ 4y- 6z = 3 adalah n 1 = (1,2,3)dan n2 = 2n1. Jika
dua bidang tak sejajar, maka kedua bidang itu berpotongan dalam sebuah garis lurus dan
sudut diantara kedua bidang itu didefensikan sebagai sudut lancip diantara kedua vektor
normalnya.

Contoh 6

(a) tentukan sudut antara bidang x + y + z = 1 dan x- 2y + 3z = 1

(b) tentukan persamaan simetrik untuk garis perpotongan L dari kedua bidang.

Penyelesaian :

(a) Vektor normal dari kedua bidang adalah

n1=(1,1,1) n2=(1,2,3)
dan dengan demikian, jika adalah sudut antara kedua bidang, dari pengetahuan sebelumnya
kita dapati

cos =

-1 ( )\

(b) untuk menentukan persamaan simetrik, pertama kita perlu mencari sebuah titik yang
terletak pada L. Sebagai contoh, kita dapat mencari titik tersebut dimana garis memotong
bidang –xy dengan menetapkan z = 0 dalam persamaan kedua bidang. Ini memberikan
persamaan x + y = 1 dan x – 2y = 1, yang penyelesaiannya adalah x = 1, y = 0. Jadi titik
(1,0,0) terletak pada L.

Sekarang kita perhatikan bahwa karena L terletak pada kedua bidang, L terletak pada kedua
bidang, L tentunya tegak lurus pada kedua normal vektor. Jadi sebuah vektor v sejajar dengan
L diberikan oleh perkalian silang.

V = n1 x n2 = = 5i -2j- 3k

Dan dengan demikian persamaan simetrik dari L dapat dituliskan sebagai

Karena sebuah persamaan linier dalam x,y, dan z mempresentasikan sebuah bidang
dan dua bidang yang tidak sejajar berpotongan dalam sebuah garis, maka dua persamaan
linier dapat mempresentasikan sebuah garis. Titik- titik (x,y,z) yang memenuhi kedua
persamaan a1x + b1y + c1z + d1 = 0 dan a2x + b2y + c2z + d2 = 0 terletak pada kedua bidang ini,
yang dengan demikian pasangan persamaan linier mempresentasikan garis perpotongan dari
bidang – bidang (jika bidang- bidang itu tidak sejajar). Yang lagi-lagi merupakan persamaan
linier. Pasangan linier ini memperlihatkan L sebagai garis perpotongan dari bidang

Secara umum, bila kita menuliskan persamaan garis dalam bentuk simetrik

Kita dapat menanggapi garis tersebut sebagai garis perpotongan dari dua bidang

PERMUKAAN SILINDER

Permukaan silinder terdiri dari tiga bagian yaitu permukaan selimut, permukaan alas
silinder, dan permukaan tutup silinder.

Untuk menggambar sketsa grafik sebuah permukaan, adalah perlu bagi kita untuk
menentukan kurva perpotongan dari permukaan dengan bidang-bidang yang sejajar dengan
bidang-bidang koordinat. Kurva ini disebut jejak (traces) dari permukaan tersebut
Perhatikan bahwa persamaan darigrafik z = x2 tidak melibatkan peubah y. Ini berarti
bahwa sebarang bidang vertical dengan persamaan y = k (sejajardenganbidang –xz). Jadi
jejak-jejak vertical ini adalah parabola. Gambar 1 memperlihatkan bagaimana grafik dibentuk
dengan mengambil parabola z = x2 dalam bidang –xz dan menggerakkannya dalam arah
sumbu –y. Grafiknya adalah permukaan, disebut silinder parabolik, dibuat oleh duplikasi dari
takberhingga banyaknya parabola yang sama.

Karena z tidak tampak dan persamaan x2+y2=1, z=k merepresentasikan sebuah


lingkaran dengan jari-jari 1 dalam bidang z=k, permukaanx 2+y2=1 adalah silinder sirkular
yang sumbu pusatnya adalah sumbu –z (lihatgambar 2). Disini permukaannya dibentuk oleh
garis-garis vertikal.

Dalam kasus ini peubah x yang hilang dan permukaan adalah silinder sirkular yang
sumbunya adalah sumbu –x (lihat gambar 3). Grafik ini diperoleh dengan mengambil
lingkaran x2+y2=1, x=0 dalam bidang –yz dan menggerakkannya dengan sumbu –x

Ingat:
Catat bahwa ketika kita mengerjakan permukaan, adalah penting untuk mengenali persamaan,
misalnya x2+y2=1 merepresentasikan sebuah silinder dan bukan sebuah lingkaran. Jejak-jejak
silinder x2+y2=1 dalam bidang –xy adalah lingkaran dengan persamaan y2+x2=1, z=0

SESI TANYA JAWAB

1. Penanya : Yoan Olivia Sirait


Penjawab : Ribka Morina Waruwu
Pertanyaan : Berikan contoh persamaan parametrik pada bidang dan jelaskan!
Jawaban:
Contoh :

a. Tentukan persamaan vektor dan persamaan parametrik untuk garis yang


melalui titik (5,1,3) dan sejajar dengan vektor i + 4j -2k.
b. Tentukan dua titik lainnya pada garis

Penyelesaian :

a. Diketahui r0 = (5,1,3) = 5i + j + 3k dan v = i + 4j – 2k, jadi persamaan


vektornya adalah r = (5i + j + 3k) + t(i + 4j – 2k) atau (5+t)i + (1+4)j + (3-2t)k
Persamaan parametriknya adalah x = 5 + t , y = 1 + 4t , z = 3 – 2t
b. Dengan memilih nilai parameter t = 1 memberikan x = 6, y = 5, dan z =1, jadi
(6,5,1) adalah sebuah titik pada garis. Dengan cara yang sama t = -1
memberikan titik
(4,-3,5)
2. Penanya : Nailan Ni’mah Nasution
Penjawab : Jimmi Parlindungan Manalu
Pertanyaan : Jelaskan cara menggambar bidang pada gambar 2 halaman 55!
Jawaban :

Untuk menggambar sketsa grafik sebuah permukaan, adalah perlu bagi kita
untuk menentukan kurva perpotongan dari permukaan dengan bidang-bidang yang
sejajar dengan bidang-bidang koordinat Karena z tidak tampak dan persamaan
x2+y2=1, z=k merepresentasikan sebuah lingkaran dengan jari-jari 1 dalam bidang z=k,
permukaanx2+y2=1 adalah silinder sirkular yang sumbu pusatnya adalah sumbu –z
(lihatgambar 2). Disini permukaannya dibentuk oleh garis-garis vertikal.

3. Penanya : Wijoyo Tamba

Penjawab : Febi Alamsyah

Pertanyaan : Coba Jelaskan gambar perkalian silang i, j, k sesuai dengan gambar


yang dilampirkan pada presentasi anda!

Jawaban:

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada tiga dimensi dengan sumbu i, j, dan k
diperoleh perkalian silangnya bernilai positif jika searah jarum jam dan bernilai
negatif apabila berlawanan arah jarum jam.

Ixj=k

Jxk=i

Kxi=j

J x i = -k

K x j = -i

I x k = -j

Anda mungkin juga menyukai