Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

VEKTOR
2.1 Vektor dan Skalar
Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Contohnya;
gaya, kecepatan, percepatan, berat, dan lain-lain. Vektor dapat digambarkan sebagai

ruas garis terarah AB , titik asal A disebut titik awal (initial point) dan titik ujung B
disebut titik ujung (terminal point), panjangnya disebut panjang vektor itu,
sedangkan arahnya disebut arah vektor tersebut (Gambar 3.1). Vektor dilambangkan
dengan huruf kecil yang dicetak tebal, seperti misalnya a, b, p, dan panjang vektor a
dengan a . Paniang sebuah vektor disebut juga norma Euklidus.

Skalar adalah besaran yang hanya mempunyai besar saja. Contohnya; laju,
jarak, suhu, massa dan lain-lain.
2.2 Aljabar Vektor
Beberapa definisi pada aljabar vektor;
1. Dua vektor a dan b dikatakan sama jika panjang dan arah kedua vektor sama
ditulis a = b, seperti pada Gambar 5.2 berikut.

Gambar 2.1. Segmen Garis AB Gambar 2.1. Vektor-vektor sama.


2. Lawan dari vektor a ditulis – a yaitu mempunyai arah yang berlawanan tetapi
mempunyai besar yang sama, seperti Gambar 2.3 berikut.
a

b
Gambar 2.3. Dua Vektor Berlawanan.

21
3. Penjumlahan atau Resultant dari dua vektor atau lebih dapat dilakukan dengan
cara segitiga dan parallelogram seperti pada Gambar 2.4.
Aturan Segitga
a a b a
c =a+b
b c=a+b b

Aturan Parallelogram
b b c
d
a d
a e=a+b+c+d

Gambar 2.4. Resultan Beberapa Vektor


4. Selisih dua vektor a dan b dilambangkan dengan a – b, dapat ditulis sebagai a +
(-b).
5. Perkalian vektor a dengan skalar m adalah ma. Jika m = 0, ma = 0, adalah
merupakan vektor nol (null vektor).
2.3 Hukum pada Aljabar Vektor
1. a+b=b+a Hukum Komutatif
2. a+(b+c)=(a+b)+c Hukum Assosiatif
3. m(n)a = (mn)a = n(m)a Hukum Assosiatif
4. (m + n)a = ma + na Hukum Distributif
5. m(a+b) = ma + mb Hukum Distributuf
2.4 Komponen Sebuah Vektor.
Vektor a dalam tiga dimensi dapat digambarkan dalam sistem koordinat
dengan O sebagai titik asal. Misalkan ( a1 , a 2 , a3 ) adalah titik pada sistem koordinat,

22
seperti pada Gambar 3.5. Vektor a1i, a 2 j , dan a3 k disebut komponen vektor dan

a1 , a 2 dan a3 masing-masing disebut komponen dari vektor a dalam arah x, y dan z.

Jika penjumlahan atau resultan dari a1i, a 2 j , dan a3 k adalah vektor a, maka

a = a1i  a 2 j  a3 k (2.1)
dengan panjang vektor a adalah
2 2 2
a  a1  a 2  a3 (2.2)

Vektor posisi atau jari-jari vektor r dari O ke titik (x,y,z) adalah


r = xi + yj + zk (2.3)

dengan panjang r = r  x 2  y 2  z 2 .

z
(a1 , a 2 , a3 )

O a3 k y

a1i
x a2 j
Gambar 2.5. Sistem Koordinat Dimensi Tiga.
Jika v  (v1 , v2 , v3 ) adalah vector yang menghubungkan vector awal P( x1 , y1 , z1 ) dan

vector ujung Q( x2 , y 2 , z 2 ) maka PQ (Gambar 3.6) sama dengan

PQ  v  ( x2  x1 ), ( y2  y1 ), ( z 2  z1 ) 
dan panjang vektornya adalah
2 2 2
PQ  v  v1  v2  v3  ( x2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2  ( z 2  z1 ) 2 (2.4)

23
Gambar 2.6. Vektor PQ dalam Posisi Standar.
Contoh 1. Tentukan panjang vektor a dengan titik awal P:(4,1,3) dan titik ujung
Q:(1,4,-2).
Penyelesaian. Vektor a mempunyai komponen a1  4  1  3 , a 2  1  4  3,

a3  3  (2)  5 . Jadi a = 3i  3 j  5k , panjang a adalah a =

3 2  (3) 2  5 2  43 .

2.5 Vektor Unit


Sebuah vektor v yang mempunyai panjang satu satuan disebut vektor unit.
Vektor unit standar adalah
i  (1, 0, 0), j  (0, 1, 0), k  (0, 0, 1)
Suatu vektor v  v1 , v2 , v3  dapat ditulis sebagai kombinasi linier dari unit standar
vektor vektor berikut:
v  v1 , v2 , v3   (v1 , 0, 0)  (0, v2 , 0)  (0, 0, v3 )
= v1 (1, 0, 0)  v2 (0, 1, 0)  v3 (0, 0, 1)
= v1i  v2 j  v3 k .
Kita menyebutkan scalar v1 komponen-i, v2 adalah komponen-j dan v3 komponen-k
dari vektor v. Dalam bentuk komponen vektor dari P1 ( x1 , y1 , z1 ) ke
P2 ( x2 , y 2 , z 2 ) seperti pada (Gambar 2.7) adalah
P1 P2  ( x2  x1 )i  ( y2  y1 ) j  ( z 2  z1 )k .
Jika v  0, panjang vektor v  0 maka
1 1
1. v  v  1 . Besaran v / v disebut vektor unit dalam arah vektor v.
v v

24
v
2. Persamaan v  v menyatakan v sebagai panjang vektor kali arahnya.
v

Gambar 2.7. Vektor dari P1 ke P2 .

Contoh 2. Tentukan vektor unit u pada arah vektor dari P1 (1, 0, 1) ke P2 (3, 2, 0) .
Penyelesaian.
Vektor P1 P2  (3  1)i  (2  0) j  (0  1)k  2i  2 j  k
P1 P2  2 2  2 2  (1) 2  9  3

P1 P2 2i  2 j  k 2 2 1
u   i  j  k.
P1 P2 3 3 3 3

Unit vektor u adalah vektor arah dari P1 P2 .


v 2 2 1 
Vektor v  v  v  3 i  j  k .
v 3 3 3 

2.6 Hasil Kali Skalar


Hasil kali dalam (inner product), hasil kali dot ( dot product), atau hasil kali
skalar (skalar product) dua vektor a dan b dilambangkan dengan a.b (dibaca "a dot
b") didefinisikan sebagai
a.b = a b cos  jika a  0, b  0, (2.5)

a.b = 0 jika a = 0 atau b = 0.

25
dalam hal ini  (0     ) ialah sudut antara a dan b (dihitung bila kedua vektor itu
mempunyai titik awal yang sama), seperti pada Gambar 2.8. Nilai a.b adalah skalar
(bilangan nyata).
Misalkan a  ( a1 , a 2 , a 3 ) dan b  ( b1 , b2 , b3 ) , maka
1. a.b = b.a
2. a.(b + c) = a.b + a.c
3. m(a.b) = ma.b = a.mb = (a.b) m , m adalah skalar
4. i.i = j.j = k.k = 1, i.j =j.k = k.i = 0.
5. Jika a = a1i  a 2 j  a3 k dan b = b1i  b2 j  b3 k , maka

a.b = a1b1  a 2 b2  a3b3


2 2 2 2
a.a = a  a1  a 2  a 3
2 2 2 2
b.b = b  b1  b2  b3

6. Jika a.b = 0, a dan b bukan null vektor maka a dan b saling tegak lurus.

a
a a
  
b b b
a.b  0 a.b = 0 a.b  0

Gambar 2.8. Sudut Antara Dua Vektor dan Nilai Kali Dot.
6. Jika u dan v adalah vector yang tidak nol, maka proyeksi vector u pada v adalah
 u .v 
projv u   2 v
v 
 
 u .v  v
   u cos  v
 v v v
 
7. Dua vektor u dan v saling tegak lurus jika u  v  0.

26
8. Usaha W yang dilakukan oleh gaya F untuk memindahkan suatu benda

D  PQ adalah W  F  D

2.7 Hasil Kali (Silang) Vektor


Hasil kali vektor u dan v ditulis u  v , perkalian dua vektor ini menghasilkan
vektor baru, andaikan vektor w maka didefinisikan
u  v  w  a b sin  , 0    (2.6)

arah vektor w saling tegak lurus bidang uv dan vektor u, v, dan w membentuk sistem
tangan kanan atau membuka (menutup) baut (Gambar 3.9). Jika u paralel dengan v
maka sin   0 , sehingga u  v  0 .

Gambar 2.9. Perkalian Dua Vektor


Sifat-sifat
1. u  v   (v  u )
2. a  (b  c)  (a  b)  (a  c)
3. m(u  v)  mu  v  u  mv  (u  v)m , m skalar
4. i  i  j  j  k  k  0 , i  j  k , j  k  i, k  i  j , j  i  k

5. Jika a = a1i  a 2 j  a3 k dan b = b1i  b2 j  b3 k , maka

i j k
a  b  a1 a2 a3
b1 b2 b3

27
6. Nilai a  b menyatakan luas daerah jajaran genjang yang dibentuk oleh

vektor a dan vektor b.


7. Dua vektor u dan v sejajar jika dan hanya jika u  v  0.
8. Besarnya Torsi (Torque) seperti Gambar (3.10) adalah r  F  r F sin  ,

jika n adalah vektor unit sepanjang sumbu baut dalam arah torsi, maka
vektor torsi r  F = ( r F sin  )n.

[Torsi: kemampuan untuk memutar poros dari kondisi diam; pengaruh ke


akselerasi pada mesin, sedangkan Power: kemampuan untuk mengasilkan
torsi pada putaran tertentu; pengaruh ke kecepatan pada mesin].

Gambar 2.10. Vektor Torsi.

2.8 Hasil Kali Triple Skalar dan Vektor


Hasil kali dot dan cross (skalar dan vektor) dari tiga vektor u, v, dan w dapat berupa
(u  v)  w, u  (v  w) dan u  (v  w) .

Sifat-sifat
(u  v)  w  u  (v  w)
u  (v  w)  v.( w  u )  w  (u  v).
Jika u = u1i  u2 j  u3 k , v = v1i  v2 j  v3 k , dan w = w1i  w2 j  w3 k maka

28
u1 u2 u3
u  (v  w)  v.( w  u )  w  (u  v)  v1 v2 v3 . (2.7)
w1 w2 w3
Karena penukaran dua baris mengubah tanda determinan, maka diperoleh
u  (v  w)  v  (u  w
u  (v  w)  v  ( w  u )  w  (u  v)
Perkalian u  (v  w) disebut perkalian triple scalar (scalar triple product), sedangkan
perkalian u  (v  w) disebut perkalian triple vector.
Nilai mutlak hasil kali triple u  (v  w) ) adalah volume paralelepipedum P dengan
u, v, dan w sebagai rusuk yang berdekatan. Paralelepipedum adalah sebuah bangun
dengan tiga pasang sisi yang sejajar (Gambar 3.10).
Dari persamaan (4) dapat ditulis
u  (v  w)  u v  w cos  (2.8)
dengan  adalah sudut antara u dan vektor hasil kali v  w . Dalam hal ini bxc
adalah luas alas P, sedangkan tinggi P yaitu h, sama dengan nilai mutlak dari
u cos  .

Gambar 2.11. Tafsiran Geometris Terhadap Hasil Kali Tripel Skalar.

2.9 Garis dan Bidang dalam Ruang


Garis dalam Ruang
Garis pada bidang ditentukan oleh titik dan gradien, sedangkan garis pada ruang
dtentukan oleh titik dan sebuah vektor. Perhatikan Gambar 3.11. Andaikan L garis
yang melewati titik P0 ( x0 , y0 , z 0 ) sejajar vektor v  v1i  v2 j  v3 k maka L adalah
kumpulan semua titik P ( x, y, z ) yang mana P0 P sejajar v. Sehingga P0 P  t v
29
dengan t adalah parameter yang bergantung pada letak P sepanjang garis, dan
domain nilai t adalah (, ). Dari bentuk P0 P  t v dapat dikembangkan menjadi
( x  x0 )i  ( y  y0 ) j  ( z  z 0 )k  t (v1i  v2 j  v3 k ), atau dalam bentuk lain dapat
ditulis seperti xi  yj  zk  x0i  y0 j  z0 k  t (v1i  v2 j  v3 k ),
Secara umum suatu garis L sejajar dengan vektor v  v1 , v2 , v3  dan melewati titik
P x, y, z  yang direpresentasi oleh persamaan parametric
x  x1  tv1 , y  y1  tv2 , z  z1  tv3 ,    t   (2.9)
Jika parameter t dieliminasi maka diperoleh persamaan simetris berbentuk
x  x1 y  y1 z  z1
  (2.10)
v1 v2 v3

Gambar 3.12. Garis pada Ruang Gambar 3.13. Jarak Titik ke Garis

Jarak dari suatu titik S ke garis yang melewati titik P sejajar vektor v seperti
pada Gambar 3.12 adalah
PS  v
d (2.11)
v
Bidang dalam Ruang
Persamaan bidang M yang melewati titik P0 ( x0 , y0 , z 0 ) dan persamaan
normal n  Ai  Bj  Ck seperti Gambar 3.13 mempunyai ketentuan sebagai berikut
1. Persamaan vektor n  P0 P  0
2. Persamaan komponen A( x  x0 )  B( y  y0 )  C ( z  z 0 )  0
3. Bentuk sederhana persamaan bidang Ax  By  Cz  D dengan
D  Ax0  By0  Cz 0
Jarak titik ke bidang. Jika P titik pada bidang dengan normal n, maka jarak
titik S ke bidang adalah panjang proyeksi PS pada n, yaitu
n
d  PS  (2.12)
n

30
dengan n  Ai  Bj  Ck adalah normal pada bidang.

Gambar 2.14. Persamaan Bidang

Misalkan vektor n1 dan n 2 adalah normal dari perpotongan dua bidang, maka
sudut  antara vektor normal adalah sama dengan sudut antara dua bidang yang
ditunjukkan oleh
n1  n 2
cos  
n1 n 2
dengan ketentuan
 Tegaklurus jika n1  n 2  0
 Sejajar jika n1 merupakan perkalian scalar dari n2 atau n1  kn2

Jarak antara suatu bidang dan suatu titik Q (tidak terletak pada bidang) adalah

PQ  n

D  proj n PQ 
n
dengan P adalah titik dalam bidang dan n adalah normal terhadap bidang. Sehingga
jarak antara titik Q( x 0 , y 0 , z 0 ) dan bidang ax  by  cz  d  0 adalah
ax0  by 0  cz 0
D .
a2  b2  c2
Jarak antara titik Q dan suatu garis dalam ruang adalah

PQ  u
D
u
dengan u adalah arah vektor untuk garis dan P adalah suatu titik pada garis.
2.10 Contoh Soal dan Penyelesaian.
Contoh 1. Tentukan hasil kali dalam dan panjang a = [1,2,0] dan b = [3,-2,1]
maupun sudut antara kedua vektor.
Penyelesaian. a.b = 1.3 + 2.(-2) + 0.1 = -1, a  a.a  5 , b  b.b  14 , sudut
a.b
kedua vektor adalah   arc cos  arc cos( 0,11952)  96.865 0 .
ab

31
Contoh 2. Tentukan besarnya sudut antara resultan r dari gaya-gaya a = [3,2,0] dan b
= [-1,4,0] dengan sumbu-x.
Penyelesaian. resultan r = a + b = [2,6,0], dan
r.i 2
  arc cos  arc cos  arc cos 2.31623  1.24905  71.565 0 .
ri 40
Catatan vektor i  [1,0,0] , vektor j  [0,1,0] , vektor k  [0,0,1].

Contoh 3. Tentukan proyeksi vektor u pada vektor v dan komponen vektor u


orthogonal v untuk u  3i  5 j  2k dan v  7i  j  2k .
Penyelesaian.
Proyeksi u pada v adalah
 u .v   12  14 2 4
projv u  w1   2 v   7i  j  2k   i  j  k .
 v   54  9 9 9
 
Komponen vektor u orthogonal v adalah vektor
 14 2 4  13 47 22
w2  u  w1  3i  5 j  2k    i  j  k   i  j k.
9 9 9  9 9 9

Contoh 4. Tentukan besarnya gaya pada tali seperti pada Gambar 3.14, agar dapat
menahan mobil seberat 5000 N dalam kesetimbangan jika tanjakannya bersudut 25 0
dengan horizontal.
Penyelesaian. Dengan mengambil koordinat seperti di dalam gambar, berat mobil w
= [0,5000] dan suatu vektor dalam arah tali adalah b = [-1,tan 25 0 ] = [-1, 0.46631],
maka besarnya gaya yang bekerja tali adalah
w.b  2331.5
p  w cos     2113.1 N.
b 1.2174
w.b
Catatan p  w cos   adalah komponen w dalam arah b atau proyeksi w dalam
b
arah b.
b

w

Gambar 2.15. Contoh 4.

Contoh 5. Di dalam mekanika momen m suatu gaya p di sekitar titik Q didefinisikan


sebagai hasil kali m = p d , dengan d adalah jarak Q dengan garis kerja vektor p,
yaitu L (Gambar 3.15). Jika r merupakan vektor dari Q ke sembarang titik A pada L
maka d  r sin  , dan m  r p sin  , karena  adalah sudut antara r dan p, maka

32
m  rxp . Vektor m  rxp disebut vektor momen atau momen vektor p disekitar Q,
dan arahnya searah dengan sumbu rotasi di sekitar Q yang cendrung dihasilkan oleh
p.
L
Q p
r 
d A

Gambar 2.16. Momen Suatu Gaya.

Contoh 6. Misalkan a = [4,0,-1] dan b = [-2,1,3], tentukan hasil kali kedua vektor.
Penyelesaian.
i j k
axb = 4 0  1 = i  10 j  4k  [1,10,4] .
2 1 3

Contoh 7. Tentukan momen gaya p di dalam Gambar 3.16 disekitar pusat roda,
dengan jari-jari 1.5 m.
Penyelesaian. Dengan menggunakan koordinat seperti Gambar 3.16, diperoleh
p = [1000 cos 30 0 , 1000 sin 30 0 ,0 ] = [ 866, 500, 0]. r = [0,-1.5,0],
sehingga
i j k
0  1.5
m  r  p = 0  1.5 0 = 0i  0 j  k  [0,0,1299]
866 500
866 500 0
Vektor momen ini normal (tegak lurus) pada bidang roda; oleh karena itu momen
berarah sama dengan sumbu rotasi di sekitar pusat roda, yang cendrung di hasilkan
oleh gaya tersebut.

y p = 1000 N

30 0 x
1

Gambar 2.17. Momen Suatu Gaya p.


Contoh 8. Tentukan bidang yang melalui titik-titik A; [1,2,3], B; [-1,4,-5], C; [0,1,-
6].
Penyelesaian. Vektor normal bagi bidang tersebut diberikan oleh hasil kali vektor b
= AB = [-2,2,-8] dengan c = AC = [-1,-1,-9],

33
i j k
bc   2 2  8 =  26i  10 j  4k .
1 1  9
Ini menghasilkan representasi  26 x  10 y  4 z  k , dengan k = -26.1 –10.2 + 4.3 =
-34, karena bidang itu harus melalui titik A. Menentukan nilai k dapat juga dilakukan
dengan mensubstitusikan titik B, atau titik C. Pembagian dengan –2 menghasilkan
13x + 5y –2z = 17.

Contoh 9. Tentukan luas jajaran genjang dengan titik-titik sudut A, B, C seperti pada
contoh 7 dan titik D; [-2,3,-14].
Penyelesaian. Luas jajaran genjang didapat dengan menggunakan rumus
bxc  (26) 2  (10) 2  4 2  792  28.14.
Contoh 10. Tentukan volume tetrahedron oleh tiga vektor rusuk a = [2,0,3], b =
[0,6,2], dan c = [3,3,0].
Penyelesaian. Volume yang terjadi adalah nilai mutlak rumus
2 0 3
6 2 0 2 0 6
a.(bxc)  0 6 2  2 0 3  12  54   66  66 .
3 0 3 0 3 3
3 3 0

Contoh 11. Tentukan volume paralelepipedum dengan titik-titik A; [1,1,1], B;


[2,4,1], C; [5,1,1], D; [4,9,3] sebagai titik sudut.
Penyelesaian. Vektor-vektor rusuknya adalah AB  [( 2  1, 4  1,1  1 ]  [1, 3 , 0 ],
AC  [(5  1), (1  1), (1  1)]  [4,0,0], AD  [(4  1), (9  1), (3  1)]  [3,8,2], jadi
volumenya adalah
1 3 0
3 0
V = 4 0 0 = -4  24, diambil harga mutlaknya sehingga
8 2
3 8 2
volumenya sebesar 24.

Contoh 12. Tentukan persamaan parametric dan simetris suatu garis L yang melewati
titik 1,  2, 4 dan sejajar vektor u  2 , 3, 4  .
Penyelesaian.
Misalkan x1  1, y1  2 , z1  4 dan a  2 , b  3, c  4, maka persamaan
parametriknya adalah x  1  2t , y  2  3t , z  4  4t dan persamaan simetrisnya
x 1 y  2 z  4
berbentuk   .
2 3 4

Contoh 13. Tentukan persamaan parametric suatu garis L yang melewati titik
1,  2, 4 dan 2, 3, 4.
Penyelesaian. Misalkan P  1,  2 , 4  dan Q  2 , 3, 4 , maka arah vektor dari garis L
yang melewati titik P dan Q adalah
34

v  PQ  ( 2  1 ), ( 3  ( 2 ), ( 4  4 )  1, 5, 0   a , b , c .
Untuk a  1, b  5, c  0 dan titik P  1,  2 , 4  diperoleh persamaan parametric
berbentuk x  1  t , y  2  5t , z  4.

Contoh 14. Tentukan bentuk umum persamaan bidang yamg melewati titik
2,1,1, 0, 4,1, dan  2,1, 4.
Penyelesaian. Karena dalam hal ini, tidak diketahui persamaan normal, maka harus
ditentukan persamaan normal. Misalkan bentuk komponen u dan v adalah
u  ( 0  2 ), ( 4  1 ), ( 1  1 )   2 , 3, 0.
v  ( 2  2 ), ( 1  1 ), ( 4  1 )   4, 0 , 3.
maka normal berbentuk
i j k
n  u  v   2 3 0  9i  6 j  12k  a , b , c .
4 0 3
Dengan menggunakan n dan titik x1 , y1 , z1   2 ,1,1 diperoleh persamaan umum
bidang
a x  x1   b y  y1   c z  z1   0
9 x  2  6 y  1  12 z  1  0
atau 3x  2 y  4 z  12  0.

Contoh 15. Tentukan sudut antara dua bidang yaitu x  2 y  z  0 dan


2 x  3 y  2 z  0 dan tentukan persamaan parameter perpotongan kedua bidang.
Penyelesaian. Vektor normal untuk bidang adalah n1  1,  2 ,1 dan n 2  2, 3,  2 .
Sehingga sudut antara kedua bidang adalah
n1  n 2 ( 1.2 )  ( 2 )( 3 )  1.( 2 ) 6
cos      0.59409
n1 n 2 6 17 102
  arccos 0.59409  53.55 0 .
Persamaan parameter perpotongan kedua bidang
i j k
n1  n 2  1  2 1  i  4 j  7k .
2 3 2

Contoh 16. Tentukan jarak antara titik Q  1, 5,  4  dan bidang 3x  y  2 z  6.


Penyelesaian.
Vektor normal bidang adalah n  3,  1, 2 . Misalkan P 2 , 0 , 0  adalah salah satu titik

pada bidang. Vektor dari P ke Q adalah PQ  1  2, 5  0,  4  0   1, 5,  4, maka
dengan menggunakan rumus jarak diperoleh

PQ  n
 1,5,4  3,1,2 358 16
D    .
n 9 1 4 14 14

35
Contoh 17. Tentukan jarak antara dua bidang sejajar 3x  y  2 z  6  0 dan
6 x  2 y  4 z  4  0.
Penyelesaian. Pilih sebuah titik pada bidang pertama, misalkan x 0 y 0 , z 0   2 , 0 , 0 
sedangkan pada bidang kedua diperoleh a  6, b  2 , c  4 , d  4 maka
ax 0  by 0  cz 0 2( 6 )  ( 2 )( 0 )  ( 4 )( 0 )  4 16 8
D    .
2
a b c 2 2 2 2
6  ( 2 )  4 2 56 14

Contoh 18. Tentukan jarak antara titik Q  3,  1, 4 dan garis dengan persamaan
x  2  3t , y  2t , z  1  4t .
Penyelesaian. Diketahui bahwa arah vektor dari garis adalah u  3,  2, 4. Tentukan
sebuah titik pada garis, misalkan t  0 dan diperoleh P   2, 0 ,1, sehingga

PQ  3  ( 2 ),  1  0 , 4  1  5,  1, 3
dan
i j k

PQ u  5  1 3  2i  11 j  7 k  2 ,  11,  7 .
3 2 4
Akhirnya diperoleh jarak

PQ  u
174
D   6.
u 29

36
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Misalkan a = [2,3,1], b = [4,-1,0], c = [-1.3,5]. Tentukan


3 3
(a) a  b, b  a (b) a, b, c (c) c, c
5 5
(d) (a  b)  c (e) 3b  2c, 2a  6c (f) 3a  9b ,3 a  3b
(g) 6a  18b  24c
2. Tunjukkan bahwa usaha yang dilakukan ruas garis PQ dan kemudian
sepanjang QR sama dengan besarnya usaha sepanjang PR .
3. Seperti soal No.I. Tentukan kosinus sudut antara vektor-vektor berikut;
(a) a,c (b) a,b+c (c) b,a-c (d) a+c,a-c
4. Tentukan sudut antara garis x – y = 1 dengan garis 2x + 3y = 6.
5. Tentukan sudut antara bidang 2x – y = 4 dengan garis x + 5y = 3.
6. Tentukan sudut antara bidang x + y + z = 4 dengan bidang x + y = 0
7. Tentukan sudut-sudut sebuah segitiga ddengan titik-titik sudut A;(1,1,0),
B;(3,1,0), C;(1,3,0).
8. Misalkan a = [1,2,-3], b = [1,2,0], c = [-1,1,0]. Tentukanlah
(a) a  b , b  a , axb (b) a  (b  c) , (a  b)  (a  c)
(c) ( a  b ) c, ( a  b )  c
9. Suatu gaya p bekerja pada sebuah garis yang melalui titik A, tentukan
vektor momen m bagi gaya p tersebut disekitar titik Q, bila gaya, titik A,dan
titik Q-nya adalah
(a) [3,-1,2], [0,-1,4], [3,0,2] (b) [3,0,-6], [1,2,1], [4,0,-1].

10. Tentukan unit vektor dalam arah resultan dari vektor A = 2i  j  k , B =


i  j  2k , C = 3i  2 j  4k Kunci (6i  2 j  7 k ) / 89
11. Jika A = 2i  j  k , B = i  2 j  2k dan C = 3i  4 j  2k , tentukan
proyeksi dari A + C dalam arah B kunci 17 3
12. Jika A = 2i  j  k dan B = i  2 j  3k , tentukan (2 A  B) x( A  2 B)
kunci 25 3
13. Tentukan luas segitiga dengan titik-titik sudut (2.-3,1), (1,-1,2), (-1,2,3)
1
kunci 3
2
14. Tentukan jarak terdekat titik (3,2,1) ke bidang (1,1,0), (3,-1,1), (-1,0,2),
kunci 2
15. Jika A = 2i  j  3k , B = i  2 j  k , C =  i  j  4k , tentukan
(a) A.( B  C ) ,(b) C.( A  B ) , (c) A  ( B  C ) , (d) ( A  B)  C
kunci (a) 20, (b) 20, (c) 8i 19 j  k (d) 25i  15 j  10k
16. Tentukan volume tetrahedron dengan titik sudut (2,1,1), (1,-1,2), (0,1,-1),
(1,-2,1) kunci 4/3.

37
17. Tentukan persamaan bidang yang melewati titik 2 , 2,1 dan  1,1, 1 dan
tegak lurus bidang 2 x  3 y  z  3. kunci 7 x  y  11z  5 .
18. Tentukan persamaan bidang yang melewati titik 1, 2 , 1 dan 2 ,5, 6  dan
sejajar sumbu-x. kunci y  z  1.
19. Tentukan persamaan parameter, persamaan simetris dan arah bilangan
(direction numbers) dari ketentuan berikut:
a. titik (0, 0, 0) sejajar dengan v1, 2 , 3 b. titik (-2, 0, 3) sejajar
v  2i  4 j  2k c. titik (1 , 0, 1) sejajar x  3  3t , y  5  2t , z  7  t .
kunci a. persamaan parameter x  t , y  2t , z  3t , persamaan simetris
y z
x  , bilangan arah 1,2 ,3. b. persamaan parameter
2 3
x2 y z 3
x  2  2t , y  4t , z  3  2t , persamaan simetris   , bilangan
2 4 2
arah 2 ,4,3. c. persamaan parameter x  5  17t , y  3  11t , z  2  9t
x5 y3 z 2
persamaan simetris   , bilangan arah 17 ,11,9.
17  11 9
20. Tentukan titik potong dan sudut antara kedua garis berikut:
a. x  4t  2 , y  3, z  t  1 dan x  2s  2 , y  2s  3, z  s  1.
x y2 x 1 z3
b.   z  1, dan  y2 .
2 1 4 3
7 17
kunci a. 2 ,3,1. cos   . b. tidak berpotongan.
51
21. Tentukan persamaan bidang dari ketentuan berikut:
a. bidang melewati titik 0 ,0 ,0, 1,2,3, dan  2 ,3,3.
b. bidang melewati titik 1,2 ,3, 3,2 ,1, dan  1,2,2.
c. bidang melewati titik 1,2 ,3 dan parallel dengan bidang-xy.
kunci a. 3x  9 y  7 z  0. b. 4 x  3 y  4 z  10. c. z  3
x 1
22. Tentukan persamaan bidang yang memuat  y  4  z dan
2
x  2 y 1 z  2
  . kunci x  y  z  5
3 4 1
23. Tentukan persamaan bidang melewati titik 2 ,2 ,1 dan  1,1,1 dan tegak
lurus bidang 2 x  3 y  2  3. kunci 7 x  y  11z  5.
24. Tentukan persamaan bidang melewati titik ,1  2 ,1 dan 2 ,5,6 dan sejajar
sumbu-x. kunci y  z  1.
25. Tentukan jarak antara dua bidang x  3 y  4 z  10 dan x  3 y  4 z  6. kunci
2 26
.
13

38

Anda mungkin juga menyukai