Anda di halaman 1dari 10

BAB VII

HUKUM BIOT-SAVART DAN HUKUM AMPERE

Sasaran Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa di harapkan mampu mendefinisikan arus


tunak, menghitung besar medan magnet di sekitar kawat lurus berarus tunak dengan
hukum Biot-Savart, menghitung medan magnet yang diakibatkan oleh kawat berbentuk
lingkaran (loop), menghitung gaya Lorentz pada dua kawat lurus berarus, gaya Lorentz
kombinasi kawat lurus dengan kawat loop persegi, menghitung medan magnet yang
ditimbulkan lempengan berarus dan membuktikan persamaan divergensi Maxwell untuk
medan magnet.

Diskripsi Matakuliah

Hukum Biot-Savart dan gaya Lorents pada : kawat lurus berarus, kawat melingkar
(loop) berarus, Hukum Biot- Savart untuk arus tunak permukaan dan volume,
divergensi dan culr dari medan magnet (hukum Ampere), penggunaan hukum Ampere,
divergensi Maxwell dalam medan magnet.

MODUL VI

HUKUM BIOT-SAVART DAN HUKUM AMPERE

6.1. Pendahuluan

Pada saat Hans Christian Oersted mengadakan percobaan untuk mengamati


hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan, hasil percobaan tersebut belum
sampai menghitung besarnya kuat medan magnet di suatu titik di sekitar kawat
berarus. Perhitungan secara matematik dikemukakan oleh ilmuwan dari Prancis
yaitu Jean Bastiste Biot dan Felix Savart. Berdasarkan hasil eksperimennya
tentang pengamatan medan magnet di suatu titik P yang dipengaruhi oleh suatu

kawat penghantar dengan elemen panjang dl, yang dialiri arus listrik I. Berdasarkan
hasil eksperimen itu, diperoleh kesimpulan bahwa besarnya medan magnet B di
titik P adalah :
a. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik (I).
b. Berbanding lurus dengan elemen panjang kawat ( dl).
c. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik P ke elemen kawat
penghantar (r).

d. Sebanding dengan sinus sudut apit 8 antara arah arus dengan garis hubung
antara titik P ke elemen kawat penghantar.
Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum B iot-Savart.

6.2. Hukum Biot-Savart

Muatan yang diam (stasionary) menghasilkan medan listrik yang konstan terhadap
waktu, dikenal sebagai medan listrik statis ( electrostatics). Sedangkan arus listrik
tunak (steady) menghasilkan medan magnet yang konstan terhadap waktu, teori
tentang arus tunak dikenal sebagai medan magnet statis (magnetostatics) atau
dapat dituliskan dalam bentuk (Griffiths, D.J., 1999):

Muatan diam  medan listrik konstan : Medan Listrik Statis


Arus tunak  medan magnet konstan : Medan Magnet Statis

Arus tunak adalah arus listrik yang mengalir secara terus-menerus (continuous)
tidak mengalami perubahan terhadap waktu dengan kata lain konstan. Akan tetapi
sebuah muatan yang bergerak tidak mungkin sepenuhnya memenuhi sebagai arus
tunak.

Ketika arus tunak mengalir di dalam kawat, besar arus listrik I harus sama di

sepanjang kawat, sebaliknya muatan akan menumpuk (piling up) di suatu tempat

dan keadaan ini bukanlah arus tunak. Dalam teori medan magnet statis 6ρ 6t  0
karena gerak muatan listrik tidak mengalami perubahan terhadap waktu, sehingga
persamaan kontinuitas arus listrik (persamaan 5.20) menjadi :

Y J  0 (6.1)

J adalah rapat arus volume.

Medan magnet yang dihasilkan oleh arus tunak berupa garis secara matematis
ditulis sebagai (hukum Biot-Savart) :

µ0
B(r)  I r µ0 4n dl'r
4n
r
2
dl'   2 I
r
(6.2)
B(r) = induksi magnetik di titik P (Wb/m2 atau Tesla)

µ0 = permeabilitas ruang hampa (4 ×10-7 Wb A-1 m-1)

I = kuat arus yang mengalir dalam kawat (A)


r = jarak titik P ke kawat penghantar (m)
r = vektor satuan

Integral sepanjang lintasan arus listrik dalam arah aliran arus dengan elemen
panjang ( dl ) dan r adalah vektor satuan jarak dari elemen arus ke titik P, seperti

diperlihatkan pada gambar 6.1. Sedangkan konstanta µ0 dikenal sebagai

permeabilitas ruang hampa (permeability of free space) yang besarnya adalah

µ 0  4n 10–7 N / A2 .

Gambar 6.1. Arus tunak berbentuk garis dengan arah alirannya arus berlawanan
arah jarum jam.

6.2.1. Hukum Biot-Savart pada Kawat Lurus panjang berarus

Contoh Soal 1.

Carilah besar medan magnet di atas kawat lurus panjang yang membawa arus
tunak I pada jarak s dari kawat tersebut seperti ditunjukkan pada 6.2.
Penyelesaian :

Gunakan persamaan (6.2) untuk menghitung medan magnet pada titik P di atas
kawat berarus. Persamaannya adalah :

µ0
B(r)  I r µ0 dl'r
4n
 r
2
dl '  I r
2

4n

Dari geometri gambar 6.2, diperoleh


dl'r  dl'sinŒ  dl'cos8 dan l' a tan8 ,
sehingga,

dl'  a 1 cos2 8
d8 dan a  r cos8 , jadi  ; dengan mensubsitusi
cos 8
2
r
2
a
2

kepersamaan 7.2, sehingga diperoleh :


8
µ0 cos2 8  a 
2

B (r)   2  2 cos8d8
4n 8  a  cos 8 
1

B (r) 
µ0
8
cos8 µ0 (sin82 – sin81 (6.3)
2

I
d8 )
4n 81 4ns

Jika elemen garis dl diperbesar, maka sudut yang dibentuk antara ujung pertama
elemen panjang dengan ujung akhirnya dapat terlihat dengan jelas, seperti pada
gambar 6.3. Persamaan (6.3) menyatakan medan magnet dari setiap elemen lurus

pada kawat dengan batas sudut dari 81 dan 8 2 .

Gambar 6.3. Sudut


81 dan 82 yang dibentuk oleh elemen garis dl.
Untuk seluruh panjang kawat berarus, batas integrasi seluruh panjang kawat

berarus dari  –n 2 dan 8 2 2 , sehingga diperolah :


n
81
µ I
B  2n0 a (6.4)

Persamaan (6.4) menyatakan bahwa besarnya medan magnet pada sembarang


titik dengan jarak a dari kawat lurus panjang berarus sebanding dengan besarnya
arus tunak pada kawat dan berbading terbalik dengan jarak dari kawat ke titik
yang ditinjau. Sedangkan arah medan magnetnya selalu mengikuti kaidah tangan
kanan.

Contoh Soal 2.

Sebuah kawat lurus dialiri arus tunak 2 A.


a. Tentukan besar medan magnet pada titik yang berjarak 5 cm.
b. Berapakah besar medan magnet pada jarak 10 cm dari kawat?

Penyelesaian :

a. Medan magnet pada jarak a = 5 cm = 5 x 10-2 m adalah :


µ0 I
B  810–6T
2na

b. Jarak 10 cm merupakan 2 kali jarak 5 cm, sehingga medan magnetnya


setengah dari medan magnet di 5 cm, karena medan magnet berbanding

terbalik dengan jarak. Jadi B  4 10 –6


T.

Hukum Biot-Savart ini dapat di terapkan pada dua kawat lurus berarus yang
sejajar dengan jarak antara kedua kawat adalah d, masing-masing dialiri arus

sebesar I1 dan I2 dengan arah yang sama, seperti pada gambar 6.4. Kawat berarus

1 menghasilkan medan magnet B 1 terhadap kawat berarus 2, sedangkan kawat


berarus 2 menghasilkan medan magnet B 2 terhadap kawat berarus 1, masing-
masing sebesar :
Gambar 6.4. Dua kawat lurus dialiri arus I1 dan I2
dipisahkan dengan jarak d.

µ0 I1 µ0 I2
B
1 2nd dan B 2  2nd (6.5)

Medan magnet B1 pada kawat berarus 2 arahnya tegaklurus ke dalam menembus


halaman kertas sedangkan medan magnet B2 pada kawat 1 arahnya tegaklurus ke
luar menembus halaman kertas.

Berdasarkan hukum gaya Lorentz pada persamaan (5.12), diperoleh besarnya


gaya magnet pada kawat berarus 2 yang panjangnya adalah l akibat medan magnet
yang dihasilkan kawat berarus 1, adalah :

 µ0 I1  µ I
F  
2 2
 dl  2l2 0 1  2l2 B1 (6.6)
 2nd  2nd

• Arah gaya Lorentz F1 menuju kawat 2 begitu pula arah gaya Lorentz F2
menuju kawat 1, jika arah arus pada kedua kawat sama. Dengan kata lain,
jika pada kedua kawat mengalir arus tunak searah, maka timbul gaya tarik-
menarik.

• Jika arah arus pada ke dua kawat berlawanan, maka timbul gaya tolak
menolak.

Contoh Soal 3.
Diketahui dua buah kawat sejajar dialiri arus tunak masing-masing I 1 = 2 A dan
I2 = 6 A dengan arah berlawanan dan berjarak 8 cm satu sama lain. Tentukan
gaya Lorentz yang dirasakan oleh kawat I 2 yang panjangnya 20 cm akibat
medan magnet yang dihasilkan oleh kawat berarus I 1!
Penyelesaian :
Gunakan persamaan (6.6) untuk menghitung gaya Lorentz pada kawat kedua.
Gambar 6.15. Papan berarus yang terletak pada bidang xy.
8. Dua selenoida yang mempunyai sumbu sama masing-masing memmbawa arus
sebesar I, tetapi dengan arah yang berlawanan seperti diperlihatkan pada gambar
6.16. Selenoida yang di dalam memiliki jari-jari a dengan jumlah lilitan N1, dan
selenoida yang di luar memiliki jari-jari b dengan jumlah lilitan N2. Carilah medan
magnet dari masing-masing selenoida dalam tiga daerah yaitu :
a. Di bagian dalam solenoida yang berada di dalam
b. Di antara kedua selenoida
c. Di luar kedua selenoida.
9. Buat ringkasan dengan benar.

Umpan Balik
1. Mahasiswa harus menyelesaikan semua yang ada secara benar dan memahami arti
fisis semua parameter yang berkaitan dengan permasalahan
2. Bila hanya mampu menyelesaikam sebagian dari soal yang tersedia (kurang 40%).
Mahasiswa harus mengulang materi bab ini sampai mahasiswa mampu
menyelesaikannya secara keseluruhan dan benar.

Kunsi Jawaban :

1. B = 2 x 105 T , arahnya ke selatan


2. a. B = B2 – B1 = 5 x 10-6 T (arahnya sama dengan arah B2)
b. 5,3 cm dari kawat berarus 2 A (kawat pertama)

3. B(z)
 µ 0 IR2 (Griffiths, D.J., 2004)
(
2 R2 + z2
)
3
2

4. B 2µ 0 I
 (Griffiths, D.J., 2004)
nR
2
µ I a
5. Gaya magnet dibagian bawah F 
0 arahnya ke atas, sedangkan di bagian atas
2ns

besar gaya magnet atau gaya Lorentznya adalah F  µ 0 I 2a


arahnya ke bawah.
2n (s + a)
µ I 2a2
Jadi total gaya magnetnya adalah FTotal 0
arahnya ke atas. (Griffiths, D.J.,
 2ns(s + a)

2004).
 Is2
µ untuk s  a
0
 2 φ

6. B  2na
µ0 I untuk s  a
2ns
φ

– µ 0 Jaj untuk z  +a
7. B  
+ µ0 Jaj untuk z  –a
8. a.
B  µ0 I (N1 – N2 )k ; B  –µ IN k ; c. B  0
b. 0 2

9. Buat ringkasan dengan benar.

Daftar Bacaan :

1. Griffiths, D.J., 1999 “ Introduction of Electrodynamics” 3rd edition, Prentice Hall,


New Jersey

2. Griffiths, D.J., 2004. “Introduction of Electrodynamics-Solution”, 3rd edition,


Prentice Hall, New Jersey.

3. Rao, N.N., 1974 “Basic Electromagnetics with Application”, Prentice Hall of India,
New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai