Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN NILAI PERBANDINGAN MUATAN DAN

MASSA ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG


SINAR KATODA (STUDI EKSPERIMENTAL DALAM
PENURUNAN RUMUS e/m )

JURNAL EKSPERIMEN FISIKA I


Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Eksperimen Fisika I untuk Mahasiswa
Fisika Semester V

Oleh
Abdus Solihin
071810201067

LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA DAN FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2009
PENENTUAN NILAI PERBANDINGAN MUATAN DAN MASSA
ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG SINAR KATODA
(STUDI EKSPERIMENTAL DALAM PENURUNAN RUMUS e/m )

Abdus Solihin
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember
Email: elhobela@gmail.com
14 Desember 2009

Abstrak
Tabung sinar katoda adalah tabung hampa udara yang dapat memancarkan sinar
hijau pucat ketika dialiri arus listrik. Sir William Crockes pada tahun 1879
menunjukkan bahwa sinar tersebut adalah berkas partikel bermuatan negatif
yang selanjutnya oleh J. J. Thompson disebut sebagai elektron. Elektron
merupakan salah satu dari tiga sub partikel dasar penyusun atom yang juga
merupakan partikel fundamental dalam sifat kelistrikan secara mikro. Oleh
karena itu, eksperimen mengenai sinar katoda termasuk eksperimen yang penting
dalam perkembangan bidang kelistrikan. Eksperiman ini dilakukan dengan
menghubungkan antara nilai arus (I) pada koil Helmholtz, tegangan elektroda
(V), dan radius lintasan elektron (r) pada tabung sinar katoda yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai pendekatan dalam menentukan besar muatan elektron
(e).

Kata Kunci: Sinar Katoda, Coil Helmholzt, Electron Gun, Radius Elektron

1. Pendahuluan
Tabung sinar katoda adalah tabung hampa udara yang dibuat dengan
memanfaatkan teknik pevakuman Geisler yang dapat memancarkan elektron
dalam bentuk sinar katoda sebagai sinar hijau pucat ketika saklar dihubungkan.
Percobaan ini dilakukan oleh Julius plocker. Kemudian peristiwa ini dijelaskan
oleh Sir William Crockes pada tahun 1879 yang berhasil menunjukkan bahwa
sinar katoda adalah berkas sinar bermuatan negatif yang oleh Thompson disebut
sebagai elektron.

Pengukuran nilai muatan elektron (e) dapat dapat diketahui setelah


percobaan yang dilakukan oleh J.J. Thompson, yaitu dengan menggunakan
peralatan tabung sinar katoda yang dilengkapi dengan Medan listrik dan Medan
magnet. Harga e dapat didekati dengan harga perbandingan e/m yang diperoleh
dari hubungan antara nilai arus (I), tegangan elektroda (V), dan radius lintasan
elektron (r). Hubungan antar ketiganya dapat diketahui dari sifat-sifat coil
helmholzt yang menyebabkan adanya gaya sentripetal yang membuat elektron
berbentu lingkaran dari gaya linier yang timbul akibat perbedaan tegangan listrik
antara katoda dengan anoda. Bertolak dari percobaan yang pernah dilakukan oleh
Thompson tersebut, eksperimen ini mencoba untuk membuktikan kembali
hubungan-hbungan tersebut.

Percobaan mengenai sinar katoda adalah salah satu eksperimen untuk


mengetahui karakteristik dari elektron yang merupakan partikel sub-atomik yang
fundamental dalam terbentuknya arus listrik. Sehingga eksperimen ini penting
dilakukan mengingat wilayah aplikasi kelistrikan yang sangat luas.

1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul pada eksperimen ini adalah:

1. Apa hubungan antara beda tegangan elektroda pemercepat (  V ) dengan


jari-jari lintasan berkas elektrón (r) untuk setiap nilai arus (I)?

2. Apa hubungan antara nilai arus lisrik pada coil Helmhozt ( I ) dengan jari-
jari lintasan berkas elektrón (r)?

3. Bagaimana persamaan linear untuk masing-masing harga arus I?

4. Berapa nilai perbandingan e/m yang diperoleh?

1.2 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut diatas, maka eksperimen sinar katoda ini memiliki
tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui hubungan antara beda tegangan elektroda (  V ) dengan jari-


jari lintasan berkas elektrón (r) untuk setiap nilai arus (I)
2. Mengetahui hubungan antara nilai arus lisrik pada coil Helmhozt ( I )
dengan jari-jari lintasan berkas elektrón (r)
3. Mendapatkan persamaan linear untuk masing-masing harga arus I
4. Mengetahui harga perbandingan e/m melalui percobaan yang dilakukan
lalu membandingkan dengan percobaan yang pernah dilakukan oleh J. J.
Thompson

1.3 Manfaat dan Kegunaan

Dengan melakukan eksperimen ini, mahasiswa dapat mengetahui dan


memahami sifat dan karakteristik elektron sehingga dapat menunjang
pengaplikasian lebih lanjut dari sifat-sifat kelistrikan

2. Metode

Metode yang dilakukan dalam eksperimen ini menggunakan analisis kuantitatif


dan kualitatif dengan menggunakan peralatan yang dibutuhkan. Adapun peralatan
yang digunakan dalam eksperimen sinar katoda sebagai berikut:

1. Peralatan pengukuran e/m: Peralatan yang terdiri dari tabung sinar katoda,
koil helmhozt, pengatur tegangan dan arus listrik, elektron gun, dan
sebagainya yang berfungi sebagai objek tempat pengamatan dan
pengaturan sistem percobaan, serta tempat visualisasi radius elektron

2. High voltage DC power supply: Sebagai Sumber tegangan masukan pada


elektroda yang memicu pergerakan linear elektron

3. Low voltage AC/DC power supply: Sebagai Sumber tegangan masukan


pada coil helmholtz yang memicu medan magnet B yang menyebabkan
pergerakan melingkar elektron

4. Digital voltmeter: Alat untuk mengukur nilai tegangan

5. Kabel penghubung: Untuk menghubungkan arus listrik dari satu


komponen ke komponen yang lain

Sedangkan langkah kerja dijelaskan lewat diagram sebagai berikut:


Analisa kuantitatif yang dilakukan adalah:
 Untuk mencari harga (e/m) digunakan rumus sebagai berikut:

e 2V 5  4 a 3
2

 dimana :
m   0 NIr  2

 2 (5 4 ) 3 a 2  V
e  2 5 4  3 a 2 
  2 
  
   NI  2 
 (  o NI )  r
2
m  0 

e V
 2
m r

 Membuat Grafik
Persamaan garis linier dari grafik adalah y  m x .

Dimana m adalah gradient grafik yang didapat dari:

e V
 2
m r
 m e
r
2
 V dengan  m
e 
e
R V
ma
V

y = (em/)x

2
R=r

Gambar 3.2

Grafik Hubungan Antara Beda potensial(volt) dengan Jari-jari(m)

e
y  mx m 
m

e e 
  
m m 

Dimana:

ΔV : potensial pemercepat ( Volt )

a : radius Helmholtz koil ( a = 15 cm )

N : jumlah lilitan pada Helmholtz koil ( N = 130 )

I : arus listrik pada Helmholtz ( Ampere )

r : radius sinar katoda ( meter )

μ0 : konstanta permeabilitas udara  0  4   10  7 

 Untuk mencari besarnya diskrepansi digunakan persamaan sebagai berikut:


e m   e m  acuan
D   100 %
e m  acuan

dengan
 19
 e  1, 6  10 c
  1, 76  10 c
11
   31
  acuan
m 9 ,1  10 kg kg

3. Hasil dan Pembahasan


Untuk I = 1 A dan V = 7 Volt, grafiknya adalah sebagai berikut:

160
Tegangan Elektroda (V)

140 y = 20803x + 58,16


120 R² = 0,996
100
80
60 Series1
40
20
0
0,000 0,002 0,004 0,006
Kuadrat Radius Lintasan Elektron (m)

Untuk I = 1,1 A dan V = 7 Volt, grafiknya adalah sebagai berikut:

Grafik Hubungan Kuadrat Radius Lintasan Elektron vs


Tegangan Elektroda
Tegangan Elektroda (V)

150
y = 44758x + 10,43
100
R² = 0,988
50 Series1
0 Linear (Series1)
0,000 0,001 0,002 0,003 0,004
Kuadrat Radius Lintasan Elektron (m)

Sedangkan untuk Untuk I = 1,2 A dan V = 7 Volt, grafiknya adalah sebagai


berikut:
Grafik Hubungan Kuadrat Radius Lintasan
Elektron vs Tegangan Elektroda
150
Tegangan Elektroda (V)

y = 39291x + 41,78
100
R² = 0,993
50 Series1
0 Linear (Series1)
0,000 0,001 0,002 0,003
Kuadrat Radius Lintasan Elektron (m)

Dalam eksperimen ini, dilakukan pengukuran jari-jari berkas lintasan


elektron yang berbentuk linkaran sebanyak 3 kali pengukuran. Berkas lintasan
elektron tersebut dapat berbentuk lingkaran karena pengaruh mendan magnet B
yang dibangkitkan oleh koil Helmhotz, sehingga elektron yang dilepaskan oleh
elektron gun dan ditarik oleh beda potensial mengalami pergeseran lintasan dari
bentuk linier menjadi berbentuk lingkaran. Dari pola demikianlah, dicoba di tarik
korelasi antara nilai arus listrik pada koil Helmhotz, nilai beda tegangan elektron
gun dan besar radius yang terbentuk. Sehingga bisa didapat nilai akhir dari
perbandingan antara e/m guna mengetahui lebih jauh karakterisitik elektron.

Dari eksperimen yang dilakukan, didapatkan pola bahwa pada arus listrik
koil Helmhotz bernilai tetap dan variable beda potensial diubah diperbesar, maka
nilai radius lintasan elektron juga turut menjadi lebih besar. Dan ini berlaku untuk
30 sampel uji coba yang dilakukan dengan 10 sampel pada arus helmhotz tetap 1
A, 10 sampel pada arus helmhotz tetap 1,1 A, dan 10 sampel pada arus helmhotz
tetap 1,2 A. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai beda potensial
berbanding lurus dengan radius lintasan elektron yang terbentuk. Hal ini dapat
terjadi karena nilai beda potensial akan berpengaruh pada percepatan elektron gun
dalam lintasan linier.

Berbeda dengan pengamatan pada nilai variabel beda potensial tersebut.


Pada variabel berubah arus listrik dari 1 A, 1,1 A, menjadi 1,2 A didapatkan data
bahwa radius lintasan elektron cenderung semakin mengecil. Dengan demikian
diketahui bahwa semakin besar nilai arus listrik, maka besar medan magnet yang
dibangkikan oleh koil Helmhotz juga akan semakin besar. Perbesaran medan
magnet koil helmhotz tersebut menyebabkan nilai gaya sentripetal yang akibat
medan magnet juga menjadi semakin besar. Sehingga, didapatkan bahwa nilai
arus listrik pada koil helmhotz berbanding terbalik dengan besar radius lintasan
elektron.

Sedangkan nilai ( e / m ) acuan dari eksperimen Thompson dan harga (e/m)

hasil pengukuran menunjukkan nilai yang relatif mirip. Sehingga tidak didapati
perbedaan yang mencolok disini.

4. Kesimpulan

Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai beda tegangan elektroda pemercepat (  V ) berbanding lurus dengan


jari-jari lintasan berkas elektrón (r) untuk setiap nilai arus (I), yaitu semakin
besar nilai tegangan maka radiuspun semakin besar pula

2. Nilai arus lisrik pada coil Helmhozt ( I ) berbanding terbalik dengan jari-jari
lintasan berkas elektrón (r), dimana semakin besar nilai arus listrik yang
diiberikan, nilai radius menjadi semakin kecil

3. Dari grafik antara nilai beda potensial yang diberikan dengan nilai kuadrat
radius yang terbentuk didapatkan persamaan linear untuk masing-masing
harga arus I

4. Perbandingan harga e/m melalui percobaan yang dilakukan ekuivalen atau


mendekati harga e/m acuan yang pernah dilakukan oleh J. J. Thompson
DAFTAR PUSTAKA

Keenan; Kleinfelter; Wood, 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jilid 1.Jakarta:
Erlangga.

Musbach, Musaddiq,1996.Fisika Listrik Magnet dan Optik.Jakarta: Pusat Pembinaan dan


Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun Panduan Praktikum Laboratorium Optoelektronika dan Fisika Modern,


2009. Buku Panduan Eksperimen Fisika I. Jurusan Fisika. FMIPA: Universitas
Jember.

Tobing, D. L.,1986. Teori Medan.jakarta : Penerbit Karunika Jakarta Universitas


Terbuka.

Wiyanto, 2008.Elektromagnetika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Zemansky, Sears, 1986. Fisika Untuk Universitas 2 “Listrik Magnet”. Bandung:


Binacipta.

Anda mungkin juga menyukai