Anda di halaman 1dari 30

FLUOROMETRI DAN

FOSFORIMETRI
OLEH:

KELOMPOK 4

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
Pendahul
uan
suatu disiplin ilmu yang
Instrumen merupakan bagian penting dari
spektroskopi ilmu kimia analitik, sehingga
sifatnya saling berkaitan antara
satu dengan yang lain

alat-alat instrumen yang digunakan untuk


menganalisis suatu, unsur, molekul, senyawa
yang terdapat dalam suatu materi.

spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer IR,


dan lain sebagainya.

spektrofluorometri spektrofosforimetri
Pembahasan

fluorosensi dan fosforisensi

spektrofluorometri serta bagaimana prinsip kerjanya

kelebihan fluorometri

Aplikasi fluorometri dalam kehidupan


Luminensi = Penyerapan energi oleh molekul
memungkinkan terjadinya : ( Eksitasi,
Fluoresensi, dan Fosforesensi)

Banyak senyawa kimia memiliki sifat


fotoluminensi (dapat dieksitasikan oleh
cahaya dan memancarkan kembali sinar
dengan panjang gelombang sama atau
berbeda dengan semula).

Ada dua peristiwa fotoluminensi :


(Fluorosensi dan Fosforesensi)
Fluorosensi
Emisi cahaya oleh suatu zat
yang telah menyerap cahaya
atau radiasi elektromagnetik
lain dari panjang gelombang
yang berbeda.
Perpindahan tingkat energi
yang terjadi pada fluorosensi
adalah perpindahan energy
dari keadaan atom terkesitasi
(S1 atau S2) menuju ke
keadaan stabil (ground
states)
Fosforesensi
Pemancaran kembali sinar
oleh molekul yang telah
menyerap energi sinar Gambar 1. Diagram transisi energi dari
dalam waktu yang relatif eksitasi, fluoresensi dan fosforesensi
lebih lama (10-4 detik).
Spektrofluorometri
(Spektrofotometri
fluoresensi)
suatu prosedur atau langkah-langkah yang menggunakan
pengukuran intensitas cahaya fluoresensi yang dipancarkan oleh
zat uji dibandingkan dengan yang dipancarkan oleh suatu baku
tertentu

larutan berfluoresensi panjang gelombang


mempunyai intensitas radiasi eksitasi
maksimum pada (gelombang pita
panjang gelombang penyerapan sinar yang
yang biasanya berkisar membangkitkannya).
20 nm hingga 30 nm
(Gambar 2. Proses Absorbsi dan Emisi Fluoresensi pada Energi Level.
Jablonski)
Diagram
Jablonski
Jika molekul menyerap energi gelombang elektromagnetik dalam daerah
ultraviolet atau visible maka molekul tersebut akan tereksitasi kepada tingkat
elektronik yang lebih tinggi.
Fase padatan (condensed-phase) molekul yang tereksitasi dengan cepat akan
melepaskan kelebihan energi vibrasinya berupa panas

Kemudian akan terjadi proses konversi internal (internal convertion – IC),


yaitu perpindahan molekul dari tingkat eksitasi S2 dasar menuju tingkat
eksitasi S1 yang setara.
terjadi akibat tumbukan antara molekul organic dengan molekul pelarut
dalam proses relaksasi vibrasional (vibrational relaxation-VR) pada tingkat
tereksitasi S2.
Seluruh proses relaksasi vibrasi dan konversi internal ini terjadi dalam waktu
sangat singkat, berkisar sekitar 10-12 detik.
Dari tingkat tereksitasi S1 dasar, molekul akan meluruh kembali menuju
tingkat dasar S0 dengan memancarakan photon.

FLUORESENSI
Deaktivasi
molekul
tereksitasi
Pengendoran vibrasi (Vibrational velaxation = VR)
- Perpindahan energi vibrasi dari molekul yang tereksitasi
- Molekul yang tereksitasi kehilangan energi eksitasi
vibrasionalnya
-Terjadi sangat cepat (10-3) detik
- Dapat terjadi pada tingkat energi elektronik tereksitasi

Konversi didalam (Internal Conversion = IC)


- Perpindahan energi dalam 1 molekul.
- (S2  S1 atau T2  T1).
- terjadi jika kedua tingkat energi elektronik tersebut
berdekatan
Pradisosiasi
- Perpindahan elektron ke tingkat energi vibrasi yang
lebih tinggi dari tingkat energi yang lebih rendah.
Lanjutan..........
Disosiasi
terjadi karena Putusnya suatu ikatan dalam molekul karena menyerap
energi sinar tanpa didahului peristiwa konversi kedalam dimana elektron
ikatan terlepas.
Konversi keluar
- terjadi karena Perpindahan energi elektronik
akibat antaraksi molekul yang tereksitasi
dengan molekul lain.
- tidak ada pemancaran sinar dan energi yang
dipindahkan adalah energi elektronik

Lintasan antar system (Inter system Crossing = IX)


- Pembalikan arah spin elektron yang tereksitasi
dari tereksitasi singlet (S) menjadi triplet (T).
- terjadi jika tingkat energi vibrasi dari S
overlapping dengan tingkat energi vibrasi dari T
dan terjadi pada molekul dengan berat molekul
tinggi.
Pemadaman sendiri (selfquenching = SQ)
proses dimana intensitas fluoresensi berkurang
dimana terjadi akibat tabrakan-tabrakan antar
molekul sendiri.

Fluoresensi (F)
- Pemancaran sinar dari S1  S0
- Waktunya amat singkat (10-8) detik
- Jika eksitasi dihentikan,fluoresensi terhenti
- Emisi foton sama nilainya dengan energi ang
diserap oleh
suatu molekul.
Fosforisensi (P)
- terjadi akibat Peroses sutu molekul
melangsungkan suatu transisi (emisi) dari tingkat
triplet ke tingkat dasar.
- Pemancaran sinar dari T1  S0
Fluorometer adalah alat yang digunakan pada fluorometri.

KOMPONEN PENYUSUN FLUOROMETER Sumber energi cahaya UV

Tempat Contoh

Sepasang monokromator
(sepasang filter)
a. Filter primer
b. Filter sekunder

Detektor

Komputer dan Software


Sumber Cahaya 1.Lampu Xenon Arc
(Panjang gelombang
dengan range yang
besar )
2. Lampu Merkuri
tekanan tinggi
(Intensitas tinggi tapi
terkonsentrasi pada
garis spesifik)
Tempat sampel

Tempat sampel berfungsi untuk


menempatkan contoh/standar berupa fluks
untuk ditentukan intensitas fluoresensinya.
Tempat contoh berbentuk silinder lingkaran
berupa pinggan platina agar diperoleh hasil
yang akurat
tempat contoh harus selalu bersih dalam
penyimpanannya.

Sepasang monokromator ( sepasang filter)


Filter primer berfungsi untuk memilih spektrum dengan
panjang gelombang tertentu.

Filter sekunder berfungsi untuk memilih spektrum


dengan pancaran fluoresensi maksimum.
Detektor

umumnya fluorometer Arus foto diperbesar


menggunakan dan dibaca pada
tabung-tabung sebuah meter atau
fotomultiplier sebagai perekam.
detektor
detektor ditempatkan detektor yang biasa
di atas sebuah poros digunakan adalah
yang membuat sudut ‘fotomultiplier tube’
900 dengan berkas atau ‘thermocouple’
eksitasi

Untuk menghindari
hamburan ini maka
digunakan instrument
yang bernama filter
Spektrum Eksitasi (Peresapan) dan Fluoresensi (Emisi)

Maksimum dari spektrum fluoresensi setelah


pada panjang gelombang yang lebih panjang jika
dibandingkan dengan maksimum dari spektrum
eksitasi.
Fluoresensi dan Struktur Molekul

Senyawa dengan transisi elektronik π -- π *,


mempunyai kemungkinan yang lebih besar
untuk berfluoresensi daripada transisi n -- π *.
Beberapa senyawa yang berfluorosensi
adalah :
    Panjang gelombang, Konsentr
Senyawa pH asi
nm
minimum
Eksitasi Fluorosens (ppm)
i

Asam p-amino- 11 300 405 0,004

salisilat
sianokobalamin 7 275 305 0,003
Kinina 1 250.350 450 0,002
Reserpina 1 300 375 0,008
Kloropromazina 11 350 480 0,1

Senyawa yang tidak berfluoresensi dengan suatu


pereaksi tertentu dapat diubah menjadi senyawa
yang berfluoresensi.
Efisiensi Fluorosensi

Bilangan yang menyatakan perbandingan mol yang


berfluoresensi dan jumlah total mol yang tereksitasi (min = 0
dan max = 1)

Catatan Indeks :
K = Tetapan Laju
KF
EF  F = Fluoresensi
K F  K IC  K EC  K IX  K PD  K D IC = Konversi didalam
EC = Konversi keluar
IX = Lintasan antar
system
PD = Pradisosiasi
D = Dissosiasi
Faktor-faktor yang berpengaruh yang perlu
diperhatikan pada analisis fluoresensi

Temp
eratu Pelar
r ut
pH
dan
Met Fotode
oda kompos
ilum isi
Oksige inas
n i Kekak
terlaru uan
t Strukt
ur
 EF berkurang pada suhu yang dinaikkan Tempe
 Kenaikan suhu menyebabkan tabrakan antar mol atau ratur
dengan mol pelarut
 Energi akan dipancarkan sebagai sinar fluoresensi diubah
menjadi bentuk lain misal : EC

 Dalam pelarut polar intensitas fluoresensi bertambah, Pelaru


 Jika pelarut yang digunakan mengandung atom-atom t
yang berat (CBr4, C2H5I) maka intensitas fluoresensi
berkurang, sebab ada interaksi gerakan spin dengan
gerakan orbital elektron ikatan  mempercepat LAS
maka intensitas menjadi berkurang
Oksigen  Oksigen terlarut oleh pengaruh cahaya dapat mengoksidasi senyawa
Terlarut yang diperiksa

Perubahan pH mempunyai efek yang nyata


pH terhadap fluoresensi.

pH mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan


ionik
Fotodekomp Diperlukan sumber cahaya dengan intensitas
osisi tinggi sehingga penguraian zat yang
diperiksa lebih besar.

Metode mengukur fluoresensi yang tegak lurus radiasi eksitasi.


iluminasi
mengukur fluoresensi pada sudut beberapa
derajat dari arah radiasi eksitasi.
Kekak
uan
Strukt
ur
Kekakuan struktur (structural rigidity) Struktur yang rigid (kaku)
mempunyai intensitas yang tinggi .

Bifenil
Fluoren EF = 0,20

Adanya -CH2- pada fluoren menyebabkan strukturnya lebih


kaku
Konsent
rasi
Perlu larutan yang 10-100 kali lebih encer
daripada analisa spektrofotometri.

Radiasi
eksitasi
Memerlukan cahaya monokromatik. Untuk
eksitasi cahaya monokromatik sangat
esensial, karena intensitas berubah-ubah
sesuai dengan panjang gelombang.
Aplikasi Spektrofluorometri

Seperti senyawa rhodamin 6G yang dapat


dilihat spektrumnya ketika mengalami proses
fluorosensi.

Sinyal fluoresensi dari sampel standard yaitu


Rhodamine 6G diperoleh spektrum
fluoresensi yaitu kurva antara intensitas
terhadap panjang gelombang λ , dan puncak
(peak ) intensitas pada panjang gelombang λ
= 600 nm

(Gambar 11. Spektrum fluorosensi dari Rhodamine 6G


Contoh peristiwa fosforesensi

fenomena fosforesensi digunakan pada


lampu pendar. Lampu pendar adalah salah
satu jenis lampu lucutan gas yang
menggunakan daya listrik untuk
mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang
tereksitasi itu menghasilkan gelombang
cahaya ultraungu yang pada gilirannya
menyebabkan lapisan fosfor berpendar
dan menghasilkan cahaya kasatmata.
Lampu pendar mampu menghasilkan
Kelebihan fluorometer dan fosforimeter dalam
analisis kuantitatif:

• Metode ini selektif dan tidak terjadi interferensi spektral. Interferensi ini
bila timbul dapat diatasi dengan pemilihan panjang gelombang yang tepat
baik pada eksitasi maupun pemendarannya.
• Metode ini sensitif. Pada fosforometer, resolusi waktunya cukup besar,
karena panjangnya waktu hidup. Hal ini juga mengeliminasi penghamburan
sampel. Tidak seperti fluorometer, fosforometer jarang digunakan dalam
analisis kimia karena rumitnya peralatan. Untuk memperoleh hasil
reprodusibel pada analisis fosforimeter, diperlukan pendinginan sampel
dengan suatu campuran 5:2:2 dietileter, isopentana dan etanol, EPA.
Beberapa kesalahan sering terjadi pada
fluorometer dan fosforimeter:

- Efisiensi kuantum proses pendar-cahaya harus sama dengan reprodusibel.


- Atom-atom berat dan jenis-jenis paramagnetik berpengaruh terhadap ISC.
- Penyilangan antarsistem dan efisiensi kuantum terutama pada fluorometer
seperti sifat paramagnetik O 2 dapat menyebabkan quenching.
- Suatu pergeseran atau perubahan intensitas sumber cahaya dan posisi sel
dapat menyebabkan kesalahan pengukuran,
- demikian juga efek yang dikenal dengan inner filter yang disebabkan oleh
perbedaan intensitas pendar-fluor pada sisi kanan dan sisi kiri kuvet, akan
mengakibatkan kesalahan pengukuran.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini
diantaranya sebagai berikut :

a. Fluorosensi adalah pemancaran radiasi cahaya oleh


suatu materi setelah tereksitasi oleh berkas cahaya
berenergi tinggi. Fosforesensi adalah pemancaran kembali
sinar oleh molekul yang telah menyarap energi sinar dalam
waktu yang relatif lebih lama.
b. Spektrofotometri fluoresensi dapat diartikan sebagai
prosedur yang menggunakan pengukuran intensitas
cahaya fluoresensi yang dipancarkan oleh zat uji.
c. Kelebihan dari fluorometri adalah bersifat lebih peka dan
selektif.
d.Aplikasi dari fluorometri adalah dapat digunakan untuk
mengidentifikasai senyawa vitamin, obat dan hormone,
misalnya dalam mengidentifikasi senyawa organik
Rhodamin 6G.
BY :

AMINA SARI MUIS


ISMAR
NURSAN
FATHMASARI FITRIANINGSIH
TRISNAWATI SUDIN
WA ODE IRMA KEMALASARI
MUHAMMAD SYAHRIL
SARJUNA
fluorometri larutan zat disinari dengan sinar yang panjang
gelombangnya di sekitar panjang gelombang penyerapan
maksimum yang berasal dari lampu raksa atau lampu pijar yang
telah disekat dengan filter. Intensitas fluoresensi diukur atau
dibandingkan dengan intensitas larutan baku. Sinar fluoresensi
dibebaskan dari sinar hamburan dengan melewatkan sinar melalui
filter atau monokromator. Cara pengukuran pada daranya sama
dengan cara spektrofotometri.

Anda mungkin juga menyukai