Anda di halaman 1dari 24

Difraksi Sinar-X

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik radiasi sinar-x
2. Mempelajari pengaruh tegangan terhadap intensitas sinar-x terdifraksi
3. Mempelajari sifat difraksi sinar-x pada kristal
4. Menentukan parameter kisi kristal padatan (KBr)

B. Teori Dasar
Sinar-x adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar
0.2 sampai 2.5 Å (panjang gelombang cahaya tampak adalah sekitar 6000 Å). Sinar ini
dihasilkan dari penembakan logam dengan elektron berenergi tinggi. Elektron itu
mengalami perlambatan saat masuk ke dalam logam dan menyebabkan elektron pada
kulit atom logam tersebut terpental membentuk kekosongan. Elektron dengan energi
yang lebih tinggi masuk ke tempat kosong dengan memancarkan kelebihan energinya
sebagai foton sinar-x.
Sifat-sifat sinar-x yang dihasilkan sangat tergantung dari tegangan dan arus dari
tabung, makin tinggi tegangannya makin besar daya tembus yang dihasilkan dari sinar-x
yang dihasilkan. Spektrum sinar-x yang dihasilkan mampu mempunyai intensitas,
dimana spektra dengan intensitas melonjak yang diberi tanda Kα dan Kβ dinamakan
radiasi monokromatik atau radiasi karakteristik. Sinar-x yang dihasilkan dengan
tegangan rendah biasanya tidak mempunya radiasi karakteristik dan disebut radiasi putih.
Jika suatu kristal terdiri dari atom-atom yang tersusun secara teratur dan periodik dalam
ruang dan jarak antar atom hampir sama dengan panjang gelombang sinar-x, maka kristal
tersebut dapat berfungsi sebagai kisi-kisi yang menghamburkan cahaya. Dengan konsep
ini dan mengingat bahwa sinar-x mempunyai panjang gelombang yang mendekati jarak
antar atom, maka difraksi dapat terjadi kalau kristal dikenai oleh sinar-x. Berkas sinar-x
yang dihamburkan tersebut ada yang saling menghilangkan karena fasenya berbeda dan
ada juga yang saling menguatkan karena fasenya sama. Berkas sinar-x yang saling
menguatkan inilah yang disebut sebagai berkas difraksi.
Ditemukan oleh Wilhelm Roentgen (1895), radiasi sinar-x dihasilkan saat
elektron penembak yang bergerak dipercepat menumbuk permukaan suatu bahan padat
(logam). Semakin cepat gerak elektron, semakin besar sinar-x yang dihasilkan. Semakin
banyak jumlah elektron, semakin besar intensitas sinar x.
Jika sebuah elektron bebas bergerak dipercepat sehingga mampu menerobos suatu atom
hingga menumbuk elektron pada kulit terdalam hingga keluar. Karena adanya
kekosongan pada kulit terdalam, maka untuk mempertahankan keadaan stabil, elektron
terluar akan mengisi kekosongan pada kulit atom terdalam sambil memancarkan
gelombang sinar-x.
Menurut teori elektromagnetik, sinar-x juga dapat dihasilkan melalui peristiwa
“pengereman” elektron yang dipercepat yang disebut peristiwa Bremsstrahlung. Sinar-x
memiliki daya tembus yang cukup besar dan panjang gelombangnya berorde 10 -10 m
yang bersesuaian dengan ukuran kisi kristal. Karena itu sinar-x dapat digunakan untuk
menganalisis struktur Kristal bahan padatan melalui peristiwa difraksi. Peristiwa difraksi
sinar x pada kristal padatan dinyatakan dengan persamaan Bragg (1913):
2 dhkl sin 𝜃 = 𝑛𝜆 (1)
dengan dhkl adalah jarak antar bidang kristal, 𝜃 adalah sudut difraksi, 𝜆 adalah panjang
gelombang dan n = 1, 2, 3 …

Ketika sinar-x monokromatik datang pada permukaan kristal, sinar tersebut akan
dipantulkan. Akan tetapi pemantulan terjadi hanya ketika sudut datang mempunyai harga
tertentu. Besarnya sudut datang tersebut tergantung dari panjang gelombang dan
konstanta kisi kristal. Sehingga peristiwa tersebut dapat digunakan sebagi salah satu
model untuk menjelaskan pemantulan dan interferensi. Model tersebut ditunjukkan
dalam gambar difraksi, ketika kristal digambarkan sebagai bidang paralel sesuai dengan
bidang orientasi atomnya . Sinar datang dipantulkan sebagian pada masing-masing
bidangnya, dimana bidang tersebut berfungsi seolah-olah sebagai cermin, dan pantulan
sinar-sinar kemudian terkumpul pada detektor. Karena kumpulan pantulan sinar-sinar
tersebut merupakan sinar-sinar yang koheren dan ada selisih lintasan dari masing-masing
pantulan bidang kristal makan akan terjadi peristiwa interferensi ketika diterima oleh
detektor.
Jarak antar bidang kristal sejajar yang berdekatan merupakan fungsi dari indeks
Miller (hkl) dan tetapan kisi (a). Untuk struktur kristal kubus dapat ditulis:
𝑎
dhkl = (2)
√ℎ2 +𝑘 2 +𝑙 2
Setiap senyawa padatan memiliki struktur kristal tertentu yang khas yang dapat
ditunjukan oleh puncak-puncak intensitas sinar-x terdifraksi pada sudut difraksi seperti
yang ditunjukan oleh Gambar 3 untuk kristal KBr.

Gambar 3 Spektrum sinar x (𝜆Cu) terdifraksi pada kristal KBr

Dari persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh hubungan sbb:


𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜆2
= = 4𝑎2 (3)
(ℎ2 +𝑘 2 +𝑙 2 ) 𝑠

Dengan s = ( h2 + k2 + l2 ). Jika s diketahui maka nilai h, k, l akan diperoleh. Struktur


kristal berbeda akan menunjukan kumpulan nilai s yang berbeda pula. Untuk struktur
kristal sistem kubus nilai kumpulan s yang ditunjukan adalah sbb:
Kubus sederhana : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10 …
Kubus pusat badan (bcc) : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 …
Kubus pusat muka (fcc) : 3, 4, 8, 11, 12, 16 …
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraungu, tetapi mempunyai panjang gelombang
yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar-X ditemukan oleh
sarjana fisika berkebangsaan Jerman yaitu W. C. Rontgen tahun 1895.

Sifat-sifat Sinar-X:
 Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar-X dapat menembus bahan dengan
daya tembus yang sangat besar dan digunakan dalam proses radiografi.
 Mempunyai panjang gelombang yang pendek yaitu 1/10.000 panjang gelombang
yang kelihatan.
 Mempunyai efek fotografi. Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film setelah
diproses di kamar gelap.
 Mempunyai sifat berionisasi. Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan
atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut.
 Mempunyai efek biologi. Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

Bahan Kristalin
Kristalografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang telah banyak
menyumbangkan informasi mengenai struktur molekul, yang sangat diperlukan dalam
melakukan berbagai penelitian. Informasi mengenai struktur molekul sangatlah berharga
karena tanpa mengetahui wajah si molekul kita tidak mungkin bisa melakukan apa-apa
terhadap molekul tersebut. Misalnya, untuk membuat obat, kita perlu mengetahui
bagaimana struktur si molekul yang menjadi biang keladi secara mendetil supaya kita
dapat menentukan struktur molekul obat yang tepat untuk “menangkap”, atau tepatnya,
mengikat struktur si molekul jahat.
Cabang ilmu kristalografi dirintis oleh seorang mahasiswa muda Cambridge
ketika masih berusia 22 tahun, Bragg muda, dan ayahnya, pada tahun 1912. Karena pada
saat itu Bragg masih terlalu muda, dan ayahnya sudah bekerja sebagai dosen, orang
selalu menyangka bahwa si ayahlah yang berperan besar dalam penemuan ini, suatu
kesalahpahaman yang membuat si anak terobsesi untuk diakui dunia sampai akhir
hayatnya.
Kita tidak mungkin dapat melihat sebuah atom dengan mikroskop apapun kalau
kita menggunakan cahaya biasa karena besar sebuah benda haruslah paling tidak separuh
dari panjang gelombang cahaya yang dipakai untuk melihatnya. Sinar-X yang panjang
gelombangnya hanya 10-12 meter memungkinkan kita untuk masuk ke dalam dunia
molekuler. Gelombang sinar-X yang mengenai sebuah benda akan terbelokkan dan
gelombang yang terbelokkan ini akan saling berinteraksi. Gelombang-gelombang ini
saling menguatkan maupun saling meniadakan satu sama lain, sehingga bila
diproyeksikan ke sebuah layar akan tampaklah titik-titik, (di mana gelombang-
gelombang saling menguatkan) dan selebihnya tidak terlihat apa-apa (di mana
gelombang-gelombang saling meniadakan).
Bila sebuah kristal yang terdiri atas atom-atom yang tersusun rapi ditembak
dengan sinar-X, setiap atom yang ada akan membelokkan setiap gelombang sinar-X
yang mengenainya dan menghasilkan pola titik-titik yang dapat diartikan sebagai peta
letak setiap atom dalam kristal tersebut. Kemudian dengan rumus transformasi Fourier,
titik-titik yang tampaknya tak berarti ini kembali diubah menjadi kurva meliuk-liuk yang
berlapis-lapis, yang disebut peta kepadatan elektron. Bentuk kurva inilah yang
merupakan bentuk molekul yang kita selidiki. Rumus-rumus yang dipakai dalam
kristalografi mungkin sulit dan memusingkan. Namun sebenarnya, prinsipnya
sesederhana permainan bayang-bayang di dinding dengan jari yang sering kita lakukan
pada saat mati lampu.
Dalam beberapa bahan kristalin, partikel penyusunnya tersusun sehingga
keteraturannya kadang nampak dengan mata telanjang. Kristal yang umum kita lihat
adalah natrium khlorida, tembaga sulfat hidrat, dan kuarsa. Lokasi partikel penyusun
padatan kristalin (ion, atom atau molekul) biasanya dinyatakan dengan kisi, dan lokasi
setiap partikel disebut titik kisi. Satuan pengulangan terkecil kisi disebut dengan sel
satuan
Sel satuan paling sederhana adalah kubus. Tiga
sumbu kubus dan beberapa sel satuan lain tegak lurus
satu sam lain, namun untuk sel satuan lain sumbu-
sumbu itu tidak saling tegak lurus. Faktor yang
mendefinisikan sel satuan adalah jarak antar titik dan
dsudut antar sumbu. Faktor-faktor ini disebut dengan
tetapan kisi (kadang disebut juga parameter kisi).
Untuk menentukan panjang gelombang sinar-X maka dibahas difraksi sinar-X oleh kisi
suatu kristal. Perhatikan sketsa kisi antar atom dengan jarak antar tetangga terdekat d di
bawah ini.
Andaikata bahwa sinar-X datang dengan sudut θ terhadap deretan atom seperti
terlihat di gambar. Beda panjang lintasan antara sinar datang dan sinar pantul adalah:
2 d sin θ

Interferensi yang saling menguatkan terjadi apabila beda panjang lintasan itu sama
dengan kelipatan bulat dari panjang gelombang sinar-X. Jadi interferensi maksimum
terjadi bila:

n λ = 2 d sinθ

Dengan:
λ = Panjang gelombang sinar-X
d = Jarak antara dua bidang kisi
θ = Sudut sinar datang dengan bidang pantul
n = orde pembiasan (n = 1,2,3,…)
 Parameter Kisi
a
d=
√s
Substitusi ke persamaan Bragg,
2a sin θ
λ=
√s
λ√s
a=
2 sin θ
2
λ2 s
a =
4 sin2 θ
maka,

λ2 s
a= √
4 sin2 θ

C. Alat-Alat
Peralatan yang diperlukan pada
percobaan ini adalah:
1. Satu set peralatan difraksi sinar-x
2. Sumber tegangan
3. Sampel KBr
D. Prosedur Percobaan
Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan menyiapkan peralatan difraksi sinar-x dengan posisi sumber sinar-
x, sampel, dan detektor adalah sejajar (θ = 0).
2. Mengatur besar tegangan 15 kV.
3. Mencatat besar intensitas sinar-x terdifraksi terhadap sudut 2θ mulai dari 0º
hingga 90º dengan waktu cacah 10 s.
4. Mengulangi percobaan untuk tegangan 20 kV dan 25 kV.

E. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan dan gambarkan mekanisme terbentuknya sinar-x oleh atom Co pada
tabung sinar-x!
2. Jelaskan mekanisme terbentuknya sinar-x karakteristik dan sinar-x kontinyu. Apa
perbedaannya?
3. Turunkan dan jelasakan arti fisika persamaan difraksi Bragg pada kristal.
4. Tuliskan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan kristal, struktur kristal, bidang
kristal, jarak antar kristal, sel satuan, kisi Bravais, indeks Miller, dan tetapan kisi
kristal.
5. Tentukan hubungan panjang gelombang, indeks Miller, dan parameter kisi.

JAWABAN
1. Proses Terjadinya Sinar X
1) Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament)
dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan
mengantarkan listrik dari transformator,
2) Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas,
3) Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat
gerakannya menuju anoda (target),
4) Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga
terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%),
5) Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut
diafragma,
6) Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.
TABUNG ROENTGEN
Sinar-x pada tabung muatan ini terbentuk dengan cara pemberian beda
tegangan pada elektroda-elektroda tabung yang menghasilkan 'sinar elektron'
yang ditumbukkan ke bahan tertentu (pada masa itu dinamakan anticathode, anti-
katoda). Anti-katoda menjadi sumber sinar-x, yang pada saat itu belum diketahui
mekanisme sebab pembentukannya.
Ada dua proses yang terjadi bila seberkas sinar-x ditembakkan ke sebuah atom:
(1) energi berkas sinar-x terserap oleh atom, atau
(2) sinar-x dihamburkan oleh atom.
Dalam proses yang pertama, berkas sinar-x terserap atom melalui Efek
Fotolistrik yang mengakibatkan tereksitasinya atom dan/atau terlemparnya
elektron-elektron dari atom. Atom akan kembali ke keadaan dasarnya dengan (1)
memancarkan elektron (melalui Auger effect), atau (2) memancarkan sinar-x
floresen yang memiliki panjang gelombang karakteristik atom tereksitasinya.
Pada proses yang kedua, ada bagian berkas yang mengalami hamburan
tanpa kehilangan kehilangan energi (panjang gelombangnya tetap) dan ada
bagian yang terhambur dengan kehilangan sebagian energi (Hamburan
Compton). Hamburan Compton dinamakan juga hamburan tak-koheren. Jadi
serapan total sinar-x terjadi karena efek fotolistrik dan hamburan tak-koheren.
Namun, hamburan tak-koheren memiliki efek menyeluruh yang dapat diabaikan,
kecuali untuk radiasi dengan panjang gelombang pendek yang mengenai material
dengan berat atom rendah.
2. Sinar-X Bremstrahlung (Sinar-X Kontinyu)
Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi kinetik yang terjadi
berinteraksi dengan medan energi pada inti atom. Karena inti atom ini
mempunyai energi positif dan elektron mempunyai energi negatif, maka terjadi
hubungan tarik- menarik antara inti atom dengan elektron.

Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom mempunyai
medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron proyektil, maka
medan energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak dari elektron proyektil.
Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan mengakibatkan elektron
proyektil kehilangan energi dan berubah arah. Energi yang hilang dari elektron
proyektil ini dikenal dengan photon sinar – X bremstrahlung.
Sinar-X Karakteristik
Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi kinetik yang
tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron proyektil
ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan elektron
pada kulit atom tertentu dari orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini terlepas
dari orbitnya maka akan terjadi transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih dalam.

Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan photon sinar-X
karakteristik. Energi photon sinar-X karakteristik ini bergantung pada besarnya
energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan elektron dari kulit
atom tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari elektron transisi
dengan energi ikat elektron yang terlepas tersebut.
3. Berdasarkan persamaan Bragg:

n λ = 2 d sin θ …………Persamaan 1

Keterangan:
λ = Panjang gelombang sinar-X
d = Jarak antara dua bidang kisi
θ = Sudut sinar datang dengan bidang pantul
n = orde pembiasan (n = 1,2,3,…)

𝑎
𝑑= ………………….persamaan 2
√𝑠
Substitusikan persamaan (1) ke (2):
2 d sin θ = n λ
a
2 sin θ = n λ
√5
n λ √s
𝑎 = 2 sin 𝜃
𝑛2 𝜆2 s
𝑎2 = 4𝑠𝑖𝑛2 𝜃
𝑛2 𝜆 2 s
𝑎 = √4𝑠𝑖𝑛2 𝜃
dengan n = 1, maka:
𝜆2 s
𝑎 = √4𝑠𝑖𝑛2 𝜃

4. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Struktur kristal adalah suatu susunan khas atom-atom dalam suatu kristal. Suatu
struktur kristal dibangun oleh sel unit, sekumpulan atom yang tersusun secara khusus,
yang secara periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi.
Bidang kristal adalah bidang-bidang atom dalam suatu kisi kristal.
Jarak antar kristal adalah jarak antara atom satu dan antara atom lainnya yang
akan membentuk bangun geometri tertentu.
Sel satuan adalah bentuk geometri terkecil dari kristal. Jika posisi atom dalam
padatan dapat dinyatakan dalam sel unit ini, maka sel unit itu merupakan sel unit
struktur kristal.
Kisi Bravais adalah susunan titik-titik dalam ruang 3D yang memiliki lingkungan
serupa (simpul kisi) yang dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda.
Indeks miller (hkl) adalah kebalikan dari perpotongan suatu bidang dengan ketiga
sumbu x, y, dan z yang dinyatakan dalam bilangan utuh bukan pecahan dan tanpa
kelipatan yang sama.
Tetapan kisi kristal adalah jarak yang selalu terulang dalam pola jangkau kristal
yang menentukan sel satuan dalam kristal. Atau dengan kata lain, tetapan yang
menyatakan banyak garis (goresan) tiap satuan panjang. Nilai tetapan kisi adalah
1
d  , dengan N menyatakan jumlah garis per cm.
N
5. Menurut teori hamburan Rayleigh, intensitas hamburan berbanding terbalik dengan
panjang gelombang pangkat empat penghamburnya (matahari), artinya semakin kecil
panjang gelombang semakin besar intensitas hamburannya. Karena panjang
gelombang biru dan violet lebih kecil dari warna lainnya dan karena spektrum
matahari maksimal di panjang gelombang biru maka dari semua rentang visibel yang
dihamburkan oleh atmosfer kita akan melihat campuran yang paling dominan yakni
banyak sekali biru plus violet plus sedikit warna warna lainnya yang kemudian
tampak sebagai biru cerah.
Secara eksperimen, hukum Bragg dapat digunakan dalam dua cara. Menggunakan
sinar-x dengan mengetahui panjang gelombang 𝜆 dan , kita dapat menentukan jarak
d dari berbagai bidang dalam kristal. Ini adalah analisis struktur yang dapat
menggunakan kristal dengan bidang d dengan jarak yang diketahui, ukuran , Dengan
demikian ditentukan λ panjang gelombang radiasi yang digunakan, ini adalah
spektroskopi sinar-x.
Kita membutuhkan hubungan umum yang akan memprediksi sudut difraksi untuk
setiap set bidang. Hubungan ini diperoleh dengan menggabungkan hukum dan
persamaan Bragg bidang-ruangan berlaku untuk kristal tertentu. Sebagai contoh, jika
kristal kubik, maka:
𝑛𝜆 = 2 𝑑 sin 𝜃
dan
1 (ℎ + 𝑘2 + 𝑙2 )
2
=
𝑑2 𝑎2
Dengan mengkombinasikan persamaan diatas, maka
𝜆2
𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = (ℎ2 + 𝑘2 + 𝑙2 )
4𝑎2
Persamaan ini memprediksi, untuk λ panjang gelombang peristiwa tertentu dan unit
kristal kubik dari unit sel a, semua sudut Bragg dimana difraksi dapat terjadi pada
bidang (hkl).
6. PENGOLAHAN DATA
Data Terukur
I I
2θ (°) 2θ (°)
15 kV 20 kV 25 Kv 15 kV 20 kV 25 kV
0 6340 46 105 237 443
1 5476 47 118 274 487
2 7827 48 128 257 430
3 2985 49 114 263 512
4 4683 50 152 308 481
5 890 51 239 448 764
6 454 52 177 378 616
7 129 53 131 280 613
8 96 54 167 378 679
9 71 55 178 444 562
10 67 56 359 699 1144
11 99 57 572 1138 1791
12 112 58 189 436 825
13 126 59 78 202 410
14 140 60 79 196 403
15 219 485 753 61 72 191 367
16 301 557 842 62 75 187 385
17 383 704 1057 63 88 190 355
18 450 838 1233 64 74 191 366
19 519 801 1194 65 65 196 361
20 442 789 1123 66 82 190 372
21 439 776 1107 67 56 203 355
22 591 1020 1503 68 73 185 386
23 580 1037 1602 69 74 186 368
24 667 1091 1703 70 70 202 362
25 1386 2492 3846 71 74 195 379
26 1330 2600 4050 72 76 186 370
27 774 1376 2177 73 78 190 331
28 1488 2696 4261 74 75 160 305
29 743 1572 2678 75 61 160 343
30 158 316 494 76 45 161 299
31 127 293 445 77 66 165 311
32 141 246 460 78 64 169 340
33 113 260 502 79 77 174 344
34 123 283 451 80 95 266 397
35 137 302 4524 81 56 209 335
36 145 320 505 82 60 168 328
37 136 272 469 83 54 134 346
38 126 328 463 84 54 158 331
39 128 275 469 85 66 147 348
40 116 292 476 86 51 167 311
41 119 250 497 87 53 189 343
42 126 274 428 88 72 177 319
43 91 242 469 89 66 179 378
44 112 234 465 90 187 418 691
45 90 228 415

7. Perhitungan dan Statistika


 Titik puncak
V = 15 kV V = 20 kV V = 25 kV
2θ Intensitas 2θ Intensitas 2θ Intensitas
25 1386 25 2492 25 3846
28 1488 28 2696 28 4261
51 239 51 448 51 764
57 572 57 1138 57 1791
90 187 90 418 90 691

Puncak 
2 Sin θ Sin2 θ Sapprox 
ke
12.5 1 2.780
1 25 0.216 0.0468
Å
14 1.25 3.089
2 28 0.242 0.0585
Å
25.5 3.9 5.113
3 51 0.431 0.1853
Å
28.5 4.8 5.518
4 57 0.477 0.2276
Å
5 90 45 0.707 0.5 10.6 6.58 Å

 Panjang Gelombang
Persamaan Bragg
2d sin θ
λ=
n
dengan,
d = 329 pm = 3.29 x 10-10 m = 3.29 Å
n=1
maka,
λ = 6.58 sin θ (Å)

λ1 = 6.58x sin 25o = 2.780 Å


o
λ2 = 6.58x sin 28 = 3.089 Å
o
λ3 = 6.58x sin 51 = 5.113 Å
o
λ4 = 6.58x sin 57 = 5.518 Å
λ5 = 6.58x sin 90o = 6.58 Å

 Sapprox
sin2 θ
sapprox =
sin2 θmin
dengan,
θmin = 25o

Puncak 1
0.0468
sapprox = =1 s=1
0.0468
Puncak 2
0.0585
sapprox = = 1.25 s = 1.25
0.0468
Puncak 3
0.1853
sapprox = = 3.959 s = 3.9
0.0468
Puncak 4
0.2276
sapprox = = 4.863 s = 4.8
0.0468

Puncak 5
0.5
sapprox = = 10.68 s = 10.6
0.0468

 Parameter Kisi
a
d=
√s
Substitusi ke persamaan Bragg,
2a sin θ
λ=
√s
λ√s
a=
2 sin θ
2
λ2 s
a =
4 sin2 θ
maka,
λ2 s
a= √
4 sin2 θ

(2.780)2 x1
a1 = √ = 6.425 Å
4x0.0468

(3.089)2 x1.25
a2 = √ = 7.139 Å
4x0.0585

(5.113)2 x3.9
a3 = √ = 11.728 Å
4x0.1853

(5.518)2 x4.8
a4 = √ = 12.670 Å
4x0.2276

(6.58)2 x10.6
a5 = √ = 15.148 Å
4x0.5

 Jarak Antar Kisi Kristal (d↓hkl)


a2
d=√
sapprox

(6.425)2
d1 = √ = 6.425 Å
1

(7.139)2
d2 = √ = 6.385 Å
1.25

(11.73)2
d3 = √ = 5.939 Å
3.9

(12.67 )2
d4 = √ = 5.783 Å
4.8

(15.15 )2
d5 = √ = 4.653 Å
10.6
a. Grafik Data Utama
Grafik I-2θ
10000
Intensitas Sinar-X

8000

6000

4000
Saat 15 Kv
2000

0
0 20 40 60 80 100
Sudut

Grafik I-2θ
12000
10000
Intensitas Sinar-X

8000
6000
4000 Saat 20 Kv
2000
0
0 20 40 60 80 100
Sudut

Grafik I-2θ
12000
Intensitas Sinar-X

10000
8000
6000
4000 Saat 25Kv
2000
0
0 20 40 60 80 100
Sudut
Grafik I-2θ
12000
10000
Intensitas Sinar-X

8000
6000 Saat 15 Kv
4000 Saat 20 Kv
2000 Saat 25 Kv
0
0 20 40 60 80 100
Sudut (2θ)

Grafik I-λ
12000
Intensitas Sinar-X

10000
8000
6000 Saat 15 Kv

4000 Saat 20 Kv

2000 Saat 25 Kv

0
0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500
Panjang Gelombang (Å)

8. Analisa dan Perbandingan Hasil dengan Teori


Tujuan dari percobaan difraksi sinar x adalah
1. Menentukan nilai rata-rata parameter kisi (a) dari kristal KBr
2. Menentukan jarak rata-rata antar atom yang berdekatan (dhkl) dari kristal KBr
3. Menentukan bentuk dari kristal KBr

Terjadinya difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombangnya. Jika
panjang gelombang jauh lebih besar dari pada ukuran atom atau konstanta kisi kristal maka tidak
akan terjadi peristiwa difraksi karena sinar akan dipantulkan sedangkan jika panjang
gelombangnya mendekati atau lebih kecil dari ukuran atom atau kristal maka akan terjadi
peristiwa difraksi.

Hal pertama yang dilakukan dari percobaan penyerapan sinar x adalah menentukan
intensitas dimulai dari sudut 0osampai 90o dengan menggunakan tegangan 15 kv dan radiasi
CuKa yang memiliki panjang gelombang 1.54 Å, dimana panjang gelombang CuKa memiliki
orde yang sama dengan jarak antar atom sehingga dapat digunakan sebagai sumber difraksi
kristal, setelah itu diperoleh sudut-sudut puncak dengan intensitas yang mengalami kenaikan
secara drastis. Pada percobaan pertama sudut-sudut puncak yang diperoleh yaitu 25o, 28o, 51o,
57o, 90o.

Pada percobaan kedua sudut-sudut puncak yang diperoleh dihitung lagi intensitasnya
dengan tegangan 20 kV dan 25 kV.

Intensitas
2θ V = 15 V = 20 V = 25
kV kV kV
25 1386 1488 239
28 572 187 2492
51 2696 448 1138
57 418 3846 4261
90 764 1791 691

Ternyata semakain bertambahnya tegangan, intensitas yang dihasilkan semakin besar.


Hal ini disebabkan elektron yang bertumbukkan yang sangat sering dengan target, meningkatkan
intensita. Sifat-sifat sinar-x yang dihasilkan sangat tergantung dari tegangan dan arus dari
tabung, semakin tinggi tegangannya makin besar daya tembus yang dihasilkan dari sinar-x dan
spectrum sinar-X yang dihasilkan akan memiliki intensitas. Sinar-x yang dihasilkan dengan
tegangan rendah biasanya tidak mempunya intensitas hal ini biasa disebut radiasi putih.

Nilai parameter kisi KBr menurut percobaan adalah 350 pm sedangkan menurut teori
nilai parameter kisi KBr adalah 329 pm

Percobaan Teori
350 pm 329 pm

Jarak rata-rata antar atom dalam kristal dari hasil percobaan adalah 2.2432Å menurut literatur
3Å.
Berdasarkan referensi dapat diketahui bahwa penyerapan sinar-x oleh suatu bahan
tergantung pada 3 faktor :
1. Panjang gelombang sinar
Jika tegangan rendah, maka akan dihasilkan panjang gelombang sinar-x yang semakin
panjang dan sebaliknya jika tegangan tinggi maka panjang gelombang sinar akan
semakin pendek.
2. Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-x
Penyerapan sinar-x tergantung oleh suatu susunan objek yang dilaluinya, sedangkan
susunan objek tergantung pada nomor atom unsure, misalnya nomor atom aluminium
lebih rendah dari tembaga. Ternyata penyerapan sinar-x aluminium lebih rendah dari
penyerapan sinar-x tembaga.
3. Ketebalan dan kerapatan objek, semakin tebal bahan yang digunakan maka semakin
banyak pula penyerapan sinar-x.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil eksperimen kurang sesuai dengan teori yang
ada. Adanya perbedaan hasil praktikum dengan teori disebabkan oleh beberapa kesalahn saaat
mengambil data, yaitu:
1. Kurang cermat dalam mengaplikasikan alat
2. Kurang teliti dalam menentukan sudu

Percobaan dilakukan untuk menentukan parameter struktur kisi dengan difraksi sinar-X. Difraksi
sinar-X terjadi pada hamburan monokromatis oleh atom sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis
tersebut memberikan interferensi yang konstruktif. Dasar dari penggunaan sinar-X untuk mempelajari
kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg:
nλ = 2d sin θ
Keterangan:
λ = panjang gelombang sinar-X
n = orde pembiasan
d = jarak antar kisi
θ = sudut sinar datang dengan bidang pantul
Berdasarkan hukum Bragg jika seberkas sinar dijatuhkan pada sampel kristal maka bidang
kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi
dalam kristal tersebut. Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detector kemudian diterjemahkan
sebagai puncak difraksi. Dalam percobaan ditentukan lima buah puncak sebagai puncak difraksi.
Voltase yang digunakan dalam percobaan menentukan puncak intensitas adalah sebesar 15 kV,
agar memiliki energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron-elektron dari target.
Dengan data-data yang didapat dari percobaan yaitu 2θ pada puncak-puncak dan intensitasnya,
maka dapat dihitung nilai parameter kisi, dengan persamaan:
𝜆2 s
𝑎 = √4𝑠𝑖𝑛2 𝜃
Dengan s didapat dari persamaan:
sin2 θ
sapprox =
sin2 θmin
Nilai parameter kisi yang diperoleh yaitu:
 Puncak 1 = 6.425 Å
 Puncak 2 = 7.139 Å
 Puncak 3 = 11.728 Å
 Puncak 4 = 12.670 Å
 Puncak 5 = 15.148 Å
Berdasarkan referensi nilai parameter kisinya adalah 6.54 x 10−10 m, hal ini dapat disebabkan
oleh ketidaktelitian praktikan dalam mengambil data.
Berdasarkan teori jarak antar kisi kristal KBr sebesar 329 pm, senilai dengan 3.29 Å.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan jarak antar kisi kristal (pada sudut-sudut yang
menjadi puncak intensitas sinar-X) yaitu 6.425 Å, 6.385 Å, 5.939 Å, 5.783 Å, dan 4.653 Å.
 Laporan Nilai Akhir yang didapat
 Nilai parameter kisi yang diperoleh yaitu:
 Puncak 1 = 6.425 Å
 Puncak 2 = 7.139 Å
 Puncak 3 = 11.728 Å
 Puncak 4 = 12.670 Å
 Puncak 5 = 15.148 Å

 Jarak Antar Kisi Kristal (d↓hkl)


d1 = 6.425 Å
d2 = 6.385 Å
d3 = 5.939 Å
d4 = 5.783 Å
d5 = 4.653Å

9. Jawaban Tugas Akhir


1. Gambarkan grafik hubungan intensitas sinar x terdifraksi dengan sudut 2θ untuk
tegangan 15 kV, 20 kV, dan 25 kV! Bagaimana hubungan antara tegangan dengan
intensitas sinar-x terdifraksi?
Jawab:
Grafik Hubungan Intensitas Sinar-X Terdifraksi
dengan sudut 2θ untuk tegangan 15 kV
9000
8000
7000
6000
Intensitas

5000
4000
3000
2000
1000
0
0 20 40 60 80 100
Sudut 2θ

Grafik Hubungan Intensitas Sinar-X Terdifraksi


dengan Sudut 2θ untuk Tegangan 20 kV
3000

2500

2000
Intensitas

1500

1000

500

0
0 20 40 60 80 100
Sudut 2θ
Grafik Hubungan Intensitas Sinar-X Terdifraksi dengan sudut
2θ untuk tegangan 15 kV, 20 kV, dan 25 kV
9000

8000

7000

6000
Intensitas

5000
15 kV
4000
20 kV
3000 25 kV
2000

1000

0
0 20 40 60 80 100
Sudut 2θ

2. Hitung s untuk tiap-tiap puncak intensitas dari spektrum sinar x terdifraksi dan
tentukan struktur kristal sampel KBr! Buat grafik hubungan sin2θ vs s kemudian
tentukan tetapan kisi kristal dan jarak antar bidang kristal! Bandingkan dengan
literatur!
Jawab:
3. Gambarkan bidang-bidang kristal yang diperoleh di dalam sel satuannya. Jelaskan
kerapatan bidang Kristal tersebut dengan merujuk pada besar intensitas yang
ditunjukan!
Jawab:
4. Tentukan nilai parameter kisi kristal KBr!
Jawab:
5. Bandingkan intensitas sinar-x yang berasal dari tabung sinar-x dengan intensitas
sinar-x terdifraksi oleh kristal KBr! Beri penjelasan!
Jawab:
10.Kesimpulan
 Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yang vakum. Elektron keluar dari katoda menuju
anoda. Gerak elektron dipercepat oleh sumber tegangan tinggi yang dihubungkan dengan
logam anoda, setelah terjadi tumbukan secara beruntun elektron kehilangan energinya
secara perlahan. Dalam logam anoda yang berupa susunan kristal (polikristal) energi
kinetik elektron diubah menjadi:
 Akibat perlambatan (bremsstrahlung) terjadi radiasi elektromagnetik, yaitu berupa
sinar-X
 Tersimpan sebagai kalor dalam logam berupa energi getaran kisi-kisi kristal
 Karena prosesnya beruntun, maka spektrum panjang gelombang sinar-X adalah kontinyu
 Bagian-bagian yang tidak kontinyu berasal dari interaksi elektron dengan ion dimana
terjadi perubahan struktur ion tersebut
 Sinar-X merupakan radiasi pengion, artinya sinar ini mengionisasi udara atau gas yang
dilewatinya
 Karkteristik sinar-X bergantung pada bahan logam anoda yang digunakan
 Hasil perhitungan rata-rata jarak antar kisi kristal (dhkl) dalam kristal KBr adalah 3.2728
Ǻ
 Adanya perbedaan antara hasil percobaan dan literatur dikarenakan:
 Sifat zat padat ionik, yaitu bersifat keras, memiliki titik leleh tinggi, mudah getas
(rapuh), mudah larut dalam zat cair polar (air)
 Kesalahan paralaks pada saat pengukuran θ
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisika Modern.2011.Modul Praktikum Fisika Modern.Jakarta: UNJ.
Muljono. 2003. Fisika Modern. Yogyakarta: Andi.
Krane, K. 1992. Fisika Modern. Jakarta: UI.

Anda mungkin juga menyukai