Anda di halaman 1dari 10

ELEKTRONIKA ANALOG DASAR

“PENGUAT OPERASIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER)”

Dosen Pengampu :
Dr. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si.
Putu Widiarini, S.Pd., M.Sc.

Nama Anggota Kelompok :


1. Ni Kadek Dian Krisnayanti (1913021006)
2. Putu Indah Aryantini Putri (1913021008)
Kelas 5A Pendidikan Fisika

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
PENGUAT OPERASIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER)

a. Penguat Operasional (Op-Amp)


Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp)
merupakan sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor
(Nuryanto, 2017). Penyusunan dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian yang
terintegrasi atau yang biasa dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp dalam
aplikasinya biasa digunakan sebagai penguat. Penguat operasional atau Op-Amp adalah
sebuah penguat diferensial dengan dua masukan satu keluaran yang mempunyai penguatan
tegangan yang amat tinggi. Op-Amp adalah salah satu bentuk IC linier yang berfungsi sebagai
penguat sinyal listrik. Op-Amp adalah beberapa komponen aktif paling dasar dalam sistem
analog. Dengan menghubungkan dua resistor eksternal kita dapat menyesuaikan penguatan
tegangan dan bandwidth Op-Amp sesuai kebutuhan (Malvino, 2015).
Fungsi umum dari Op-Amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan, baik
DC maupun AC juga sebagai
penguat diferensiasi impedansi
masukan tinggi dan penguat
keluaran impedansi rendah
(Nuryanto, 2017). Op-Amp
banyak dimanfaatkan dalam
peralatan elektronika sebagai
penguat, sensor, pengeras Gambar 1. Simbol, konfigurasi pin dan bentuk Op-Amp
Sumber ( Kho, 2020)
suara, buffer sinyal, hingga
mengintegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam peraturan tegangan, filter aktif,
instrumentasi, pengubah analog ke digital dan sebaliknya (Malvino, 2015).
Pada rangkaian, Op-Amp biasa dilambangkan seperti pada gambar 1. Dapat dilihat
bahwa terdapat dua buah input, yaitu input inverting dan non inverting. Op-Amp yang ideal
mewakili penguat tegangan yang sempurna dan sering disebut sebagai sumber tegangan
terkontrol.
b. Op-Amp Sebagai Unsur Rangkaian
1. Op-Amp sebagai Rangkaian Penjumlah

Z’

1
Z 1

Vs V0

Gambar 2. Op-Amp Sebagai Unsur Rangkaian

Pada gambar 2 input inverting disebut input 1 dan input non-inverting disebut
input 2. Karena input 2 ditanahkan, maka input 1 tingginya sama dengan tanah (ground)
meskipun input 1 secara fisik tidak ditanahkan. Dalam hal ini, input 1 (ttik 1) disebut
tanah semu (virtual grounded). Keadaan tersebut didasarkan atas dalil 1 yang berbunyi
“Jika Op-Amp digunakan dalam daerah linier, maka dua ujung input berada pada
potensial yang sama”.
Berdasarkan dalil 2 yangmenyatakan bahwa: tidak ada arus yang mengalir pada
kedua input, maka dapat disimpulkan bahwa semua arus yang melalui Z akan mengalir
lewat Z’. Input 1 berkelakuan sebagai tanah (ground). Berdasarkan kesimpulan di atas,
maka dapat dituliskan persamaan:
V S =Z I dan V O =Z ' I

V O −Z '
=
VS Z

Tanda negatif pada rumus di atas menunjukkan bahwa output V O berlawanan


phasa dengan input V S , sebab input 1 adalah merupakan input inverting. Berdasarkan
V O −Z '
persamaan AV = = , maka Op-Amp dapat digunakan sebagai rangkaian pengubah
VS Z
tanda atau pembalik, pengubah skala, pengubah atau penggeser phasa dan sebagai
rangkaian penjumlah.
Jika rangkaian pada gambar 2 diambil Z' =R ' ,sedangkan Z merupakan rangkaian
paralel dari R1 , R 2 … … .. Rn, maka rangkaian tersebut berfungsi sebagai rangkaian
penjumlah dari V 1 ,V 2 … … .. V n. Rangkaian tersebut digambarkan sebagai berikut.

Rf
i

R1 i
V1 i1 -
R2
V2 i2
+
Vn in
Rn V0

Gambar 3. Op-Amp Sebagai Unsur Rangkaian


Penjumlah

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh persamaan :


i=i 1 +i 2+¿ ......+i n .......................................................................................................(1)

V1 V2 Vn
i= + + …+ .......................................................................................................(2)
R1 R 2 Rn

Tegangan outputnya menjadi :

V 0=−R' i

( )
' ' '
V1R V 2R V R
V 0=− + + …+ n .......................................................................................(3)
R1 R2 Rn

'
Jika R =R1 =R 2=… Rn , maka :
V 0=−( V 1 +V 2+ … V n ) ...........................................................................................(4)

Dari persamaan 4 dapat disimpulkan bahwa besarnya tegangan output (V ¿¿ 0)¿


merupakan jumlah dari tegangan input. Oleh karena itu, rangkaian seperti yang
diwujudkan dalam gambar 3 disebut rangkaian penjumlah (adder or summing
amplifier).

2. Op-Amp Sebagai Rangkaian Integrator


Integrator Op-Amp dibentuk dengan cara mengganti resistor umpan balik dari
rangkaian penguat inverting dengan sebuah kapasitor. Berikut gambar suatu rangkaian
integrator op-amp.

Gambar 4. Op-Amp Sebagai Unsur Rangkaian


Integrator

Dalam rangkaian gambar 4 resistor R f diganti dengan kondensator. Kondensator


mempunyai sifat sebagai berikut :
Q 1
C= ↔V = Q
V C
Q=∫ ldt
1
V=
C
∫ ldt
Dalam rangkaian gambar 4 ini juga berlaku prinsip bumi semu, maka nilai
negatif dari voltase input sama dengan voltase pada resistor dan voltase output sama
dengan voltase pada kondensator. Arus dalam resistor l R sama dengan arus l C dalam
kondensator. Maka dengan terdapat :
1
V out =
C
∫ ldt
−V ¿
l=
Rl
−1 V ¿
V out =
C
∫ R dt
i

−1
⇔ V out =
C Ri
∫ V ¿ dt
Jadi voltase output dari rangkaian ini sebanding dengan integral waktu dari
voltase inputnya. Rangkaian integrasi seperti ini telah dibicarakan dengan rangkaian
tapis lolos rendah yang terdiri dari rangkaian seri resistor dan kondensator dalam pasal
mengenai filter. Tetapi, pada rangkaian tapis lolos rendah pendekatan integrasi hanya
untuk amplitude yang kecil. Pada rangkaian ini integrasi berfungsi sampai amplitude
menajdi sebesar keluaran maksimal dari Op-Amp.
Sebuah inegrator dapat juga dipandang sebagai penapis pelewat-tinggi (high
passfilter) dan dapat digunakan untuk rangkaian penapis aktif. Karena integrator juga
bereaksi terhadap sembarang tegangan offset resultant keluaran (berkaitan dengan offset
arus bias Op-Amp), sebuah resistor sering diletakkan diantara masukan positif dengan
ground untuk meminimalkan offset ini.
Efek offset dapat melibatkan tegangan maupun arus, dan dapat terjadi secara
internal maupun eksternal terhadap Op-Amp itu sendiri. Suatu arus atau tegangan offset
dapat menyebabkan tegangan keluaran tidak nol untuk tegangan masukan yang nol.
Biasanya, Op-Amp itu sendiri memiliki offset yang telah disesuaikan hingga beberapa
milivolt mengacu pada masukan. Offset terjadi pada saat arus bias masukan
mengakibatkan penurunan tegangan yang melalui hambatan masukan. Jika penurunan
tegangan terjadi pada masukan ¿dan ¿ dapat dibuat sama atau identik, maka offset
tersebut dapat dihilangkan.
3. Op-Amp Sebagai Rangkaian Diferensiator
Rangkaian diferensiator memiliki keluaran yang sama dengan keluaran rangkaian
penapis lolos tinggi (high pass filter). Keluaran dari rangkaian ini merupakan
differensial dari masukan. Untuk membahas penguat diferensiator kita akan mengenal
terlebih dahulu penguat linear yang diperlihatkan dalam gambar 2 Dalam rangkaian ini
input non inverting ( A) tersambung dengan ground, sehingga potensialnya sama dengan
nol. Masukan rangkaian (D) dan input inverting dari Op-Amp (B) tersambung melalui
sebuah resistor Ri . Input inverting (B) dan keluaran Op-Amp, sekaligus keluaran
rangkaian, (C) tersambung melalui resistor R f . Dalam pasal ini sifat rangkaian tersebut
akan dibicarakan. Karena tidak ada arus yang mengalir pada input inverting, maka arus
dalam resistor Ri sama dengan arus yang mengalir dalam resistor R f , yaitu arus yang
mengalir dari D ke C : I i ¿ I f ¿ I DC . Potensial di
B (φ B)sama dengan potensial di C (φ C)
ditambah dengan tegangan pada R f , V f .
Tinggi tegangan V f sama dengan kuat arus kali
resistivitas resistor R f .(Blocher, 2004)
Untuk menentukan V out pada rangkaian
Gambar 5. Rangkaian diferensiator
differensiator, maka Ri diganti dengan (Sumber : Blocher, 2004)
kondensator sehingga menjadi gambar 5.
Hubungan antara arus dan voltase dalam kondensator adalah:
Q 1
C= ⟺V= Q
V C

Kemudian didifferensialkan terhadap t ( dtd )


dV 1 dQ
=
dt C dt
dV 1
diketahui bahwa = I , sehingga
dQ dt C
I=
dt
...............................................................................................................................(5)
Di sini tetap terdapat umpan balik negatif melalui resistor R f , maka prinsip bumi semu
tetap berlaku, hanya dalam rangkaian seri sekarang satu komponen adalah kondensator,
bukan resistor. Tetap tidak ada ams yang masuk ke dalam Op-Amp, maka arus dalam
resistor R f sama dengan arus dalam kondensator C. Karena prinsip bumi semu, maka
voltase output sama dengan voltase pada resistor R f dan voltase pada kondensator sama
dengan nilai negatif dari voltase input. Dengan semua prinsip ini dan persamaan 5 dapat
diperoleh:
−d V ¿ 1
= I
dt C
Dimana diketahui bahwa
V out
V out =I . R f ⟺ I =
Rf
sehingga diperoleh
−d V ¿ 1 V out
=
dt C Rf
dV ¿
V out =−Rf . C
dt .......................................................................................................(6)
Sifat dari Op-Amp ideal adalah voltase pada keluaran hanya tergantung dari selisih
antara kedua masukan dan penguatan diferensialnya tak berhingga. Sebenarnya
penguatan diferensial memiliki nilai yang berhingga.
Penguatan didiferensial biasa disebut sebagai A D dan terdefinisi sebagai berikut.
∆ V out ∆ V out
A D= =
∆V diff ∆ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
V out = Voltase keluaran Op-Amp
V pos= Voltase pada masukan non inverting
V ¬¿ ¿= Voltase pada masukan inverting
∆ ¿ ¿ = Perubahan dari perbedaan antara voltasi pada kedua masukan Op-Amp
4. Op-Amp Sebagai Rangkaian Pembanding (Komparator)
Merupakan salah satu penerapan yang memanfaatkan penguatan terbuka
(openloop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat
operasional khusus yang memang difungsikan sematamata untuk penggunaan ini
dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan
komparator.
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. Rangkaian komparator
merupakan aplikasi Op-Amp yang mana rangkaian tersebut berada dalam keadaan
loop terbuka dan tidak linear. Keluaran dari rangkaian ini tidak berbanding lurus
dengan masukan. Keluaran berupa +Vcc/-Vcc atau High/Low.
Prinsip dasar rangkaian ini, yaitu membandingkan nilai masukan pada inverting
dan non-inverting. Jika kaki noninverting dianggap sebagai referensi,maka nilai
keluaran bergantung pada masukan kaki inverting. Rangkaian komparator pada
gambar 5 merupakan komparator dengan histerisis.Komparator dengan histerisis
bertujuan untuk meminimalkan efek noise yang terjadi.

Gambar 6. Op-Amp Sebagai Unsur Rangkaian


Komparator
Referensi :
Blocher, R. 2004. Dasar Elektronika, Yogyakarta : ANDIOFFSET.
Kho, Dickson. 2020. Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier).Artikel. Tersedia pada
(online) : https://teknikelektronika.com/pengertian-op-amp-operational-amplifier/
#:~:text=Secara%20umum%2C%20Operational%20Amplifier%20 (Diakses pada 8
September 2021)
Malvino, Albert. 2007. Electronic Principles, New York : McGraw Hill, Chapter 16, 667-
669.
Nuryanto, Lilik Eko. 2017. Penerapan dari Op-Amp (Operational Amplifier). Jurnal
ORBITH Jurusan Tenik Elektro Politeknik Negeri Semarang Vol. 13, No. 1.
Tersedia (online) pada :
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/view/950/773 (Diakses pada 8
September 2021)
Sanjaya, H. 2007. Tugas Akhir : Filter Pelewat Rendah Terkendali Digital. Tersedia (online)
pada : https://repository.usd.ac.id/28085/2/005114061_Full.pdf (Diakses pada 9
September 2021)

Anda mungkin juga menyukai