Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA ATOM

PRAKTIKUM PENENTUAN KONSTANTA PLANCK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum fisika atom

Yang dibimbing Oleh Dra. Hartatiek, M. Si

Oleh:

Rizka Amalia Aulia

200321614849

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2023
MENENTUKAN KONSTANTA PLANCK
A. Tujuan
Dalam eksperimen yang memanfaatkan fenomena fotolistrik pada kotak h/e,
praktikan diharapkan mampu:
1. Mengukur teganganpada kotak h/euntuk bervariasi intensitas dari satu warna cahaya
yang menimpa katoda.
2. Mengukur tegangan pada kotak h/euntuk beberapa warna cahaya yang menimpa
logam dengan intensitas terkontrol tetap.
3. Mendapatkan hubungan antara energi kinetik elektron yang terpancar dengan
frekuensi cahaya yang menimpa katoda.
4. Menentukan konstanta alam Planck.
5. Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda.
B. Dasar Teori

Konstanta Planck adalah konstanta alam fundamental yang terkait erat dengan
gagasan fisika kuantum (Beiser, 1990). Salah satu hal yang mendukung kebenaran fisika
kuantum adalah percobaan Efek Fotolistrik yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada
tahun 1905. Percobaan ini menunjukkan bahwa cahaya dapat mengeluarkan elektron dari
permukaan beberapa logam (logam alkali) (Brady, 1990).

Gambar 1. Eksperimen efek fotolistrik.

𝐸 = ℎ (1)
Dimana h adalah konstanta planck yang besarnya 6,6261034 J/s, υ adalah frekuensi
(Anderson, 2002)

Jika suatu foton memiliki energi ℎv melebihi fungsi kerja logam 𝜙, maka energi
kinetic maksimal yang dialami elektron memenuhi persamaan sebagai berikut :

𝑲𝒎𝒂𝒙 = 𝒉𝒗 − ∅ (2)
(Krane, K.,2012)
yang memberikan hubungan linier antara berubahnya energi kinetik terhadap variasi
frekwensi cahaya yang mengenai logam. Sesuai dengan persamaan (1), energi kinetik
maksimum secara eksperimen dapat diperoleh dari potensial penghenti Vs.
𝒆𝑽𝒔 = 𝒉𝒗 − ∅
atau
𝒉 ∅
𝑽𝒔 = (𝒆 ) 𝒗 − 𝒆 (3)

(Tim Praktikum Atom dan Molekul, 2022).


Radiasi Planck digunakan untuk mempelajari distribusi energi yang dipancarkan oleh
benda hitam. Hukum ini menunjukkan bahwa energi didistribusikan dalam paket-paket
kecil yang pecah-pecah, yang disebut kuanta. Teori ini dapat menjelaskan mengapa
beberapa panjang gelombang energi lebih sulit dilihat daripada yang lain dengan
menggunakan Hukum Rayleigh-Jeans (Tipler R., 2008).
C. Alat dan Bahan
Set up peralatan tersusun atas bagian utama dan peralatan bantu.
 Bagian utama terdiri dari tiga bagian, yaitu
1. Kotak h/e,
2. Kotak sumber cahaya Hg, dan
3. Filter cahaya tampak.
 Peralatan bantu terdiri dari:
1. Batang penghubung dari kotak h/e ke kotak sumber cahaya.
2. Landasan penyangga kotah h/e.
3. Perangkat lensa dan kisi yang dilekatkan pada sisi depan kotak sumber cahaya.
4. Tameng cahaya yang dilekatkan pada sisi belakang kotak sumber cahaya Hg.
5. Papan pengatur cahaya yang dilekatkan pada kotak h/e.
6. Voltmeter digital yang harus terhubung ke kotak h/e.

D. Skema Percobaan

Gambar 2. Skema Percobaan


Gambar 3. Set Alat Percobaan

E. Prosedur Percobaan
1. Persiapan
a. Sebelum melakukan eksperimen memeriksa semua kelengkapan peralatan.
b. Memeriksa bahwa semua unit dalam keadaan OFF dan skala sumber terkecil dan
skala alat ukur terbesar.
c. Menyusun set rangkaian eksperimen sesuai desain percobaan.

2. Percobaan 1

Percobaan 1 mengamati hubungan antara pengukuran potensial penghenti


dengan variasi intensitas cahaya.
a. Mengatur posisi tabung h/e sedemikian sehingga hanya satu warna yang jatuh
pada celah cahaya (pada papan pengatur cahaya) yang selanjutnya lewat jendela
masuk menuju fotodioda. Jika warna cahaya yang diinginkan adalah kuning,
maka tempelkan filter warna kuning pada papan pengatur cahaya.
b. Menempelkan filter transmisi di depan filter warna, mulailah memilih tingkat
transmisi 100% (intensitas penuh). Ukur beda potensial penghenti (dengan
voltmeter) melalui terminal output pada panel kotak h/e; catat pada tabel.
c. Menekan tombol pelepas muatan push to zero lalu lepas tekanan tadi dan amati
displai pembaca voltmeter. Lepaskan filter transmisi cahaya (sehingga tinggal
filter warna saja). Ukurlah beda potensial penghenti (seperti langkah 3 dan 4).
d. Mengulangi langkah 2, 3, 4, dan 5 dengan melakukan variasi tingkat transmisi
lainnya (80%, 60%, 40% dan 20%).
e. Mengulangi Langkah 2 sampai 6 untuk warna hijau.

3. Percobaan 2

Percobaan 2 mengamati hubungan antarapengukuran potensial penghenti


dengan variasi frekuensi cahaya tampak. Fokuskan perhatian anda pada spektrum
difraksi tingkat pertama, tampak terdapat 5 warna, berurutan: kuning, hijau, biru,
violet dan ultraviolet.
a. Menjatuhkan spektrum cahaya warna kuning (pola interferensi)orde pertama
pada celah cahaya kotak h/e(pada papan pengatur cahaya) agar cahaya tersebut
mengenai fotodioda.
b. Mengamati penunjukan beda potensial penghenti dan catatlah pada tabel yang
sesuai.
c. Mengulangi langkah 8 dan 9 untuk warna-warna berikutnya.
d. Mengulangi langkah-langkah 8, 9, dan 10 untuk spektrum (pola interferensi) orde
kedua.
Catatan:

a. Menggunakan filter warna kuning saat pilihan warna adalah kuning.


b. Menggunakan filter warna hijau saat pilihan warna adalah hijau.
c. Memerhatikan bahwa sebelum melakukan percobaan, hendaknya dengan
mengecek baterai.
d. Mempersilahkan pembimbing praktikum memerikasaan eksperimen yang telah
anda desain.
F. Data Percobaan
Tabel 1. Data Pengamatam Percobaan 1

Vs ± Vs(V)
Tingkat Transmisi
Filter Merah Filter Hijau
100% 1,1410± 0,0005 0,2690± 0,0005
80 % 0,1070± 0,0005 0,3570± 0,0005
60 % 0, 0820± 0,0005 0,2970± 0,0005
40 % 0, 0550± 0,0005 0,2770± 0,0005
20 % 0, 0140± 0,0005 0,4350± 0,0005

Tabel 2. Data Pengamatan Percobaan 2

Vs ± Vs(V)
Warna
Orde Pertama Orde Kedua
Orange 0,2360± 0,0005 0,7110± 0,0005
Hijau 0,2430± 0,0005 0,7680± 0,0005
Hijau 0,2890± 0,0005 0,6490± 0,0005

 Variabel bebas: Orde


 Variabel kontrol: Intensitas cahaya Hg
 Variabel terikat: Tegangan henti
 NST Voltmeter: 0, 001 V
G. Analisis Data
1. Metode analisis
a. Percobaan 1
Hubungan antara pengukuran potensial penghenti dengan variasi intensitas
cahaya. Nilai energy kinetic electron yang terlepas tidak bergantung pada
intensitas cahaya, berpapaun besarnya cahaya yang ditransmisikan tidak akan
memengaruhi nilai beda potensial penghentinya. Sehingga selisih potensial
penghenti pada semua tingkat transmisi terhadap transmisi 100% didapatkan dari
persamaan:
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)
𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)
b. Percobaan 2
Hubungan antara pengukuran potensial penghenti dengfan variasi frekuensi
cahaya tampak. Berdasarkan hasil data percobaan yang dilakukan, dapat diperoleh
muatan spesifik e/m electron menggunakan teroi ralat kuadrat terkecil. Berikut
persamaan-persamaan yang digunakan:
ℎ ∅
𝑉𝑠 = ( ) 𝑣 −
𝑒 𝑒
Berdasarkan persamaan garis lurus 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎, maka didapatkan
linearisasi grafik sebagai berikut:
𝑉𝑠 = 𝑦
𝑣=𝑥

( )=𝑏
𝑒
𝑊
(− ) = 𝑎
𝑒
 Menentukan nilai a
∑𝑦∑𝑥 2 − ∑𝑥∑𝑥𝑦
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
 Menentukan gradien garis (b)
𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
 Menentukan ketidakpastian Sy

1 2
∑𝑥 2 (∑𝑦)2 − 2∑𝑥∑(𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2

 Menentukan ketidakpastian Sb

𝑛
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

 Menentukan ketidakpastian Sb

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)2
2

 Menentukan ralat relative


𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
 Menentukan konstanta Planck

=𝑏 →ℎ= 𝑏×𝑒
𝑒
 Menentukan ketidakpastian spesifik electron

2 2 2
𝜕ℎ 2 𝜕 (𝑏 × 𝑒 ) 2 2
𝑆ℎ = √| 𝑆𝑏 | = √| 𝑆𝑏 | = √| 𝑒 × 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏 3 𝜕𝑏 3 3

 Menentukan ketidakpastian relative konstanta Planck


𝑆ℎ
𝑅′ = | | × 100%

 Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda
𝑊
− = 𝑎 → 𝑊 = −𝑎 × 𝑒
𝒆
 Menentukan ketidakpastian fungsi kerja bahan lempeng katoda

2 2 2
𝜕𝑊 2 𝜕(−𝑎 × 𝑒) 2 2
𝑆ℎ = √| 𝑆𝑎 | = √| 𝑆𝑎 | = √|− 𝑒 × 𝑆𝑎 |
𝜕𝑎 3 𝜕𝑎 3 3

 Menentukan ketidakpastian relatif fungsi kerja bahan lempeng katoda


𝑆𝑊
𝑅′ = | | × 100%
𝑊
2. Hasil analisis
a. Percobaan 1
 Hasil analisis pada filter merah
Tingkat Vs ± Vs(V)
Transmisi Filter Merah R
100% 1,1410 ± 0,00005 -
80 % 0,1070 ± 0,00005 91%
60 % 0,0820 ± 0,00005 93%
40 % 0,0550 ± 0,00005 95%
20 % 0,0140 ± 0,00005 99%

Hubungan Tingkat Transmisi dengan Potensial


Penghenti Filter Merah
1.4
1.2
Potensial Penghenti

1
0.8 y = 1.153x - 0.412
0.6 R² = 0.5707
0.4
0.2
0
-0.2 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
-0.4
Tingkat Transmisi

Grafik 1. Hubungan Tingkat Transmisi dengan Potensial Penghenti Filter Merah


 Hasil analisis pada filter hijau

Vs ± Vs(V)
Tingkat Transmisi
Filter Hijau R
100% 0,2690 ± 0,00005 -
80 % 0,3570 ± 0,00005 91%
60 % 0,2970 ± 0,00005 93%

40 % 0,2770 ± 0,00005 95%


20 % 0,4350 ± 0,00005 99%

Hubungan Tingkat Transmisi dengan Potensial


Penghenti Filter Hijau
0.5
Potensial Penghenti

0.4

0.3 y = -0.126x + 0.4026


R² = 0.3286
0.2

0.1

0
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Tingkat Transmisi

Grafik 2. Hubungan Tingkat Transmisi dengan Potensial Penghenti Filter Hijau

b. Percobaan 2
Pada orde pertama diperoleh konstanta planck (3,15 ± 0,49) × 10−35 Js
dengan ralat relatif 15% , didapatkan nilai fungsi kerja lempengan katoda sebesar
(−2,10 ± 0,31) × 10−20 dengan ralat relative sebesar 15%, dan grafik hubungan
pengukuran potensial penghenti dengan variasi frekuensi cahaya tampak sebagai
berikut
Hubungan Antara Pengukuran Potensial
Penghenti dengan Variasi Frekuensi Cahaya
Tampak
0.4

Potensial Penghenti
0.3

0.2
y = 2E-16x + 0.1313
0.1 R² = 0.9485

0
0 5E+14 1E+15
Frekiuensi

Grafik 3. Hubungan Antara Pengukuran Potensial Penghenti dengan Variasi Frekuensi Cahaya Tampak
Pada Orde Pertama

Pada orde kedua diperoleh konstanta planck (−4,4 ± 3,3) × 10−35 Js dengan
ralat relatif 76% , didapatkan nilai fungsi kerja lempengan katoda sebesar (−14 ±
2,2) × 10−20 dengan ralat relative sebesar 15%, dan grafik hubungan pengukuran
potensial penghenti dengan variasi frekuensi cahaya tampak sebagai berikut

Hubungan Antara Pengukuran Potensial


Penghenti dengan Variasi Frekuensi Cahaya
Tampak
0.8
Potensial Penghenti

0.75
0.7
y = -3E-16x + 0.884
0.65 R² = 0.4355
0.6
0 5E+14 1E+15
Frekuensi

Grafik 4. Hubungan Antara Pengukuran Potensial Penghenti dengan Variasi Frekuensi Cahaya Tampak
Pada Orde Kedua
H. Pembahasan
Praktikum konstanta Planck memiliki konsep fotolistrik untuk menentukan
besarnya h dan W. Ketika cahaya menabrak permukaan suatu material akan terjadi
loncatan elektron yang dapat ditangkap dan menghasilkan arus. Pada percobaan ini
didapatkan beberapa data yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya konstanta
Planck dan juga fungsi kerja suatu material.
Percobaan pertama dilakukan untuk mengamati hubungan antara variasi intensitas
cahaya dengan pengukuran potensial penghenti. Berdasarkan data pengamatan, diperoleh
bahwa semakin besar intensitas cahaya yang mengenai kotak h/e semakin besar pula
potensial penghenti yang terukur pada voltmeter. Potensial penghenti memiliki nilai yang
sebanding dengan energi kinetik maksimum. Semakin sedikit cahaya yang dapat
melewati celah kisi, maka energi kinetik maksimum juga semakin kecil. Dapat diamati
dari Grafik 1. dan Grafik 2., gradien garis yang didapatkan tidak sama dengan nol.
Menurut teori yang dikemukakan Einstein energi kinetik elektron yang terlepas tidak
bergantung pada intensitas cahaya, karena energi kinetik berbanding lurus dengan
potensial henti, maka data hasil percobaan tidak sesuai dengan teori yang ada.
Percobaan kedua dilakukan untuk mengamati hubungan antara variasi frekuensi
cahaya tampak dengan pengukuran potensial penghenti. Pengukuran potensial penghenti
pada cahaya tampak atau warna yang berbeda, yaitu ungu, hijau dan orange dengan
transmisi yang sama yaitu 100% untuk orde pertama maupun orde ke dua.
Pada percobaan pertama, didapatkan hasil bahwa potensial penghenti yang
diperoleh pada tingkat transmisi 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20% yaitu sebesar 1,141 V;
0,107 V; 0,082 V; 0,055V; 0,014 V untuk filter merah. Sedangkan pada filter hijau
didapatkan nilai potensial penghenti sebesar 0,269V; 0,357 V; 0,297V; 0,277V; 0,435V.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapatkan grafik hubungan antara tingkat transmisi
dengan potensial penghenti yang berbanding lurus. Pada filter merah, pada Grafik 1.

terlihat semakin naik yang berarti bahwa semakin besar tingkat transmisinya maka
semakin besar pula potensial penghentinya. Sedangkan pada filter hijau, pada Grafik 2.

terlihat semakin menurun yang berarti bahwa semakin besar tingkat transmisinya maka
semakin kecil potensial penghentinya. Data yang didapatkan pada filter merah dan hijau
bertentangan dengan teori, pada tingkat transmisi atau intensitas yang berbeda, potensial
penghentinya harus bernilai tetap.
Pada percobaan kedua, pengukuran potensial penghenti untuk warna cahaya
tampak (orange, hijau, dan violet) dengan transmisi yang sama yaitu 100% untuk orde
pertama maupun orde kedua. Data yang didapatkan untuk orde pertama warna cahaya
tampak orange sebesar 0,236 V, warna cahaya tampak hijau sebesar 0,243 V, dan warna
cahaya tampak violet sebesar 0,289 V. Sedangkan pada orde kedua, cahaya tampak
orange sebesar 0,711 V, cahaya tampak hijau sebesar 0,768 V, dan cahaya tampak violet
sebesar 0,649 V. Besar frekuensi warna cahaya tampak tidak diketahui dikarenakan tidak
dilakukannya pengukuran frekuensi.
Menurut teori, skala maksimum untuk frekuensi cahaya tampak orange sebesar
5,08 × 1014, warna cahaya tampak hijau sebesar 6,06 × 1014, dan warna cahaya tampak
violet sebesar 7,89 × 1014, sehingga didapatka Grafik3. hubungan antara frekuensi
dengan potensial penghenti untuk orde pertama berbanding lurus, warna cahaya tampak
violet akan lebih tinggi dari warna cahaya tampak orange dan hijau. Sedangkan pada orde
kedua didapatkan Grafik 4. yang berbanding terbalik dimana warna cahaya violet akan
lebih rendah dari warna cahaya tampak orange dan hijau sedangkan warna cahaya tampak
hijau lebih tinggi apabila dibandingkan dengan warna cahaya tampak yang lain. Orde
pertama bias dikatakan sesuai dengan teori dimana energi kinetik yang tinggi dimiliki
oleh cahaya violet dikarenakan cahaya violet melepaskan hanya sedikit elektron jika
dibandingkan dengan warna yang mempunyai intensitas cahaya tinggi, sedangkan orde
kedua tidak sesuai dengan teori dikarenakan yang memiliki potensial penghenti tertinggi
adalah warna hijau, bukan warna violet.
I. Kesimpulan
Dari percobaan penentuan konstanta planck yang telah dilakukan didapat
kesimpulan bahwa tegangan penghenti selalu konstan dan besarnya intensitas cahaya
yang ditembakkan pada pelat katoda tidak mempengaruhi tegangan penghentinya.
Sedangkan tegangan pada kotak h/e yang diukur dengan intensitas terkontrol tetap untuk
beberapa variasi warna cahaya tampak menghasilkan tegangan penghenti yang bernilai
sebanding dengan panjang gelombang, karena tegangan penghenti dipengaruhi oleh
frekuensi sehingga warna bergantung pada frekuensi. Tegangan yang terukur pada kotak
h/e akan semakin besar apabila intensitas cahaya semakin besar. Semakin besar intensitas
cahaya semakin besar pula potensiaal penghentinya. Nilai tegangan pada kotak h/e
dengan intensitas terkontrol tetap pada beberapa warna cahaya yang menimpa logam,
didapatkan hubungan bahwa semakin besar frekuensiwarna cahaya yang menimpa logam
semakin besar juga potensial penghentinya. Hubungan antara frekuensi cahaya yang
menimpa katoda dengan energi kinetik elektron yang terpancar adalah sesuai persamaan
𝑲𝒎𝒂𝒙 = 𝒉𝒗 − ∅. Dari percobaan ini diperoleh kesimpulan dimana semakin besar
frekuensi cahaya maka semakin besar pula energi kinetik elektronnya. Dan hubungan
antara energi kinetik elektron yang terpancar dengan frekuensi cahaya yang menimpa
katoda yaitu berbanding lurus, dapat diketahui melalui persamaan 𝐸𝒎𝒂𝒙 = 𝒉𝒗 − ∅. Nilai
konstanta Planck yang didapatkan pada orde pertama yaitu (3,15 ± 0,49) × 10−35 Js
dengan ralat relatif 15% , didapatkan nilai fungsi kerja lempengan katoda sebesar
(−2,10 ± 0,31) × 10−20 dengan ralat relative sebesar 15%,. Sedangkan nilai konstanta
Planck pada orde (−4,4 ± 3,3) × 10−35 Js dengan ralat relatif 76%, didapatkan nilai
fungsi kerja lempengan katoda sebesar (−14 ± 2,2) × 10−20 dengan ralat relative
sebesar 15%.
J. Daftar Pustaka

Anderson, Elmer E.. (2002). “Introduction to Modern Physics.” Japan : saunders College
Publishing.
Beiser. (1990). Concepts of Modern Physics, Fourth Edition. In Beiser, Concepts of
Modern Physics, Fourth Edition. Jakarta: Erlangga.
Brady, J. (1990). General Chemistry : Principles and Structure, Fifth Edition. In J.
Brady, General Chemistry : Principles and Structure, Fifth Edition. USA: American
Chemical Society.
Krane, K. (2012). Modern Physics third edition. In K. Krane, Modern Physics third
edition. United States of America: John Wiley & Song, Inc.
Tim Praktikum Atom dan Molekul. (2022). Modul Praktikum Atom dan Fisika . Jurusan
Fisika: Universitas Negeri Malang
Tipler R. (2008). Modern Physics. New York: W. H. Freeman and Company.
K. Lampiran
1. Tugas
Berdasarkan hasil eksperimen lakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Deskripsikan hasil pengukuran potensial penghenti dengan satu warna filter cahaya
yang dikontrol tetap untuk berbagai intensitas cahaya yang menimpa pelat katoda.
Mengapa demikian? Kaitkan dengan data percobaan pada eksperimen fotolistrik yang
sebenarnya, jika terdapat perbedaan atau kontradiksi bagaimana penjelasan
fenomenologisnya?
Jawab: Semakin besar intensitas cahaya maka potensial penghentinya juga semakin
besar. Sesuai Persamaan (2), jika intensitas cahaya semakin besar maka semakin
besar pula energi kinetik yang dihasilkan. Karena energi kinetik berbanding lurus
dengan potensial penghentinya maka potensial penghentinya juga semakin besar.
Namun, dari hasil percobaan yang telah dilakukan belum sesuai dengan teori yang
ada dikarenakan masih banyak kesalahan selama percobaan seperti kurang berhati-
hati saat memposisikan filter warna cahaya dan transmisi sehingga transmisi miring
dan tingkat transmisi tidak terlalu pas saat terkena sumber cahaya.
2. Deskripsikan hasil pengukuran potensial penghenti jika intensitas cahaya dikontrol
tetap dengan frekuensi cahaya yang menimpa pelat katoda.
Jawab: Besar potensial penghenti berbanding lurus dengan frekuensi cahaya yang
menimpa plat katoda sehingga semakin besar frekuensi cahaya maka semakin besar
pula potensial penghentinya.
3. Dapatkan hubungan antara energi potensial penghenti dengan frekuensi cahaya yang
menimpa pelat katoda jika intensitas cahaya dikontrol tetap. Mewakili besaran apakah
potensial penghenti?
Jawab: Hubungan antara energi potensial penghenti dengan frekuensi cahaya yang
menimpa plat katoda adalah berbanding lurus berdasarkan Persamaan (4) Buatlah
garis kecocokan terbaik (the best fit).
4. Dengan metode kuadrat terkecil,
a) Temukan nilai konstanta Planck, lalu bandingkan dengan nilai yang tersedia
pada literatur yang tersedia !
Pada orde pertama diperoleh konstanta planck (3,15 ± 0,49) × 10−35 Js
dengan ralat relatif 15% dan pada orde kedua diperoleh konstanta planck
(−4,4 ± 3,3) × 10−35 Js dengan ralat relatif 76% sedangkan pada literature
besar konstanta Planck adalah sebesar 6,63 × 10−34 Js.
b) Tentukan fungsi kerja logam yang digunakan sebagai anoda. Bandingkan
dengan nilai yang tersedia dalam literature !
Pada orde pertama didapatkan nilai fungsi kerja lempengan katoda sebesar
(−2,10 ± 0,31) × 10−20 dengan ralat relative sebesar 15%, dan didapatkan
nilai fungsi kerja lempengan katoda sebesar (−14 ± 2,2) × 10−20 dengan
ralat relative sebesar 15%.

5. Buat paparan tentang fenomena 3 dan 4 ini andai digunakan konsep fisika klasik
bandingkan dengan kerangka fisika modern.
Jawab: Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ini jika digunakan konsep fisika
klasik bandingkan dengan kerangka fisika modern, maka kemungkinan besar
potensial penghenti dan konstanta Planck tidak dapat terukur atau ditentukan sebaik
saat menggunakan fisika modern. Disinilah peran dari fisika modern dalam
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada di dalam atau hal-hal yang tidak
dapat dijelaskan dengan baik oleh fisika klasik seperti fenomena efek fotolistrik ini.
6. Bersandar pada data hasil eksperimen, bahaslah tingkat ketelitian hasil percobaan.
Jawab: Dari hasil percobaan didapatkan ralat yang cukup besar. Adapun beberapa
faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teori adalah 1)
kurangnya ketelitian dan kehatihatian pada saat memposisikan warna cahaya agar
tepat mengenai kotak, 2) posisi filter dengan transmisi yang miring sehingga cahaya
tidak tetalu tepat mengenai transmisi dan posisi kisi yang dilekatkan miring sehingga
cahaya tidak melalui kisi dengan tepat, 3) posisi jendela katoda yang kurang sesuai
dikarenakan redupnya cahaya yang dihasilkan, dan 4) kondisi ruangan yang kurang
kondisi sehingga ada sumber cahaya lain yang memungkinkan masuk pada katoda.
2. Perhitungan
a. Percobaan 1
 Filter merah
 100%

𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)


𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

1,141 − 1,141
𝑅=| | × 100%
1,141
𝑅=−
 80%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 80%)
𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)
1,141 − 0,107
𝑅=| | × 100%
1,141
𝑅 = 90,6222612%
 60%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 60%)
𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)
1,141 − 0,082
𝑅=| | × 100%
1,141
𝑅 = 92,8133216%
 40%

𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 40%)


𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

1,141 − 0,055
𝑅=| | × 100%
1,141

𝑅 = 95,179667%

 20%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 20%)
𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

1,141 − 0,014
𝑅=| | × 100%
1,141

𝑅 = 98,7730061%

 Filter hijau
 100%

𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)


𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

0,269 − 0,269
𝑅=| | × 100%
0,269

𝑅=−

 80%

𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 80%)


𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

0,269 − 0,357
𝑅=| | × 100%
0,269

𝑅 = 32,7138%

 60%

𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 60%)


𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

0,269 − 0,297
𝑅=| | × 100%
0,269

𝑅 = 10,4089%

 40%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 40%)
𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

0,269 − 0,277
𝑅=| | × 100%
0,269

𝑅 = 2,97398%

 20%

𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%) − 𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 20%)


𝑅=| | × 100%
𝑉0(𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 100%)

0,269 − 0,435
𝑅=| | × 100%
0,269

𝑅 = 61,71%

b. Percobaan 2
 Orde pertama

No Warna f (x) V (y) x2 y2 xy


1 Orange 5,08 × 1014 0,236 2,51 × 1029 0,055696 1,1989 × 1014
2 Hijau 6,06 × 1014 0,243 3,672 × 1029 0,059049 1,4726 × 1014
3 Violet 7,89 × 1014 0,289 6,225 × 1029 0,083521 2,2802 × 1014
Σ 1,90 × 1015 0,768 1,248 × 1030 0,198266 4,9517 × 1014
Σ² 3,62141 × 1030 0,58982 1,557 × 1030 0,03930941 2,4519 × 1029

 Menentukan ketidakpastian Sy

1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 − 2∑𝑥∑(𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2

1 2
∑𝑥 2 (∑𝑦)2 − 2∑𝑥∑(𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2

𝑆𝑦 = 0,00923683
c. Menentukan nilai a
∑𝑦∑𝑥 2 − ∑𝑥∑𝑥𝑦
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
∑𝑦∑𝑥 2 − ∑𝑥∑𝑥𝑦
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
𝑎 = 0,13138392
 Menentukan ketidakpastian Sa

𝑛
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)2
2

𝑛
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

𝑆𝑎 = 0,02953406
 Menentukan ralat relative
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = 𝑥 100%
𝑎
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
 Menentukan gradien garis (b)

𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
𝑏 = 1,9661 × 10−16
 Menentukan ketidakpastian Sb

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)2
2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

𝑆𝑏 = 4,5794 × 10−17
 Menentukan ralat relative
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑅𝑏 = 23,291778%
 Menentukan konstanta Planck
ℎ=𝑏×𝑒
ℎ=𝑏×𝑒
ℎ = 3,1458 × 10−35
 Menentukan ketidakpastian spesifik electron

2 2 2
𝜕ℎ 2 𝜕 (𝑏 × 𝑒 ) 2 2
𝑆ℎ = √| 𝑆𝑏 | = √| 𝑆𝑏 | = √| 𝑒 × 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏 3 𝜕𝑏 3 3

2
2

𝑆ℎ = | 𝑒 × 𝑆𝑏 |
3

𝑆ℎ = 4,8847 × 10−36
 Menentukan ketidakpastian relative konstanta Planck
𝑆ℎ
𝑅=| | × 100%

𝑆ℎ
𝑅 = | | × 100%

𝑅 = 15,527852%
 Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda
𝑊 = −𝑎 × 𝑒
𝑊 = −𝑎 × 𝑒
𝑊 = −2,1005 × 10−20
 Menentukan ketidakpastian fungsi kerja bahan lempeng katoda

2 2 2
𝜕𝑊 2 𝜕(−𝑎 × 𝑒) 2 2
𝑆ℎ = √| 𝑆𝑎 | = √| 𝑆𝑎 | = √|− 𝑒 × 𝑆𝑎 |
𝜕𝑎 3 𝜕𝑎 3 3

2
2
𝑆ℎ = √|− 𝑒 × 𝑆𝑎 |
3

𝑆ℎ = 3,1503 × 10−21
 Menentukan ketidakpastian relatif fungsi kerja bahan lempeng katoda
𝑆𝑊
𝑅=| | × 100%
𝑊
𝑆𝑊
𝑅 = | | × 100%
𝑊
𝑅 = 14,9975499%

 Orde kedua

No Warna f (x) V (y) x2 y2 xy


14
1 Orange 5,08 × 10 0,711 2,58 × 1029 0,505521 3,61188 × 1014
14
2 Hijau 6,06 × 10 0,768 3,67 × 1029 0,589824 4,65408 × 1014
14
3 Violet 7,89 × 10 0,649 6,23 × 1029 0,421201 5,12061 × 1014
Σ 1,90 × 10 15 2,128 1,25 × 1030 1,516546 1,33866 × 1015
Σ² 3,62141 × 1030 4,528384 1,56 × 1030 2,29991177 1,792 × 1030
 Menentukan ketidakpastian Sy

1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 − 2∑𝑥∑(𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2

1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 − 2∑𝑥∑(𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2

𝑆𝑦 = 0,063238081
d. Menentukan nilai a
∑𝑦∑𝑥 2 − ∑𝑥∑𝑥𝑦
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
∑𝑦∑𝑥 2 − ∑𝑥∑𝑥𝑦
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
𝑎 = 0,884025243
 Menentukan ketidakpastian Sa

𝑛
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

𝑛
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)2
2

𝑆𝑎 = 0,202198915
 Menentukan ralat relative
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = 𝑥 100%
𝑎
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
 Menentukan gradien garis (b)

𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
𝑏 = −2,7539 × 10−16
 Menentukan ketidakpastian Sb

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)2
2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)2
2

𝑆𝑏 = 3,13519 × 10−16
 Menentukan ralat relative
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑅𝑏 = 113,8434489%
 Menentukan konstanta Planck
ℎ=𝑏×𝑒
ℎ=𝑏×𝑒
ℎ = −4,4063 × 10−35
 Menentukan ketidakpastian spesifik electron
2 2 2
𝜕ℎ 2 𝜕 (𝑏 × 𝑒 ) 2 2
𝑆ℎ = √| √
𝑆 | = | √
𝑆 | = | 𝑒 × 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏 3 𝑏 𝜕𝑏 3 𝑏 3

2
2
𝑆ℎ = √| 𝑒 × 𝑆𝑏 |
3

𝑆ℎ = 3,3442 × 10−35
 Menentukan ketidakpastian relative konstanta Planck
𝑆ℎ
𝑅=| | × 100%

𝑆ℎ
𝑅 = | | × 100%

𝑅 = 75,89563263%
 Menentukan fungsi kerja bahan lempeng katoda
𝑊 = −𝑎 × 𝑒
𝑊 = −𝑎 × 𝑒
𝑊 = −1,4144 × 10−19
 Menentukan ketidakpastian fungsi kerja bahan lempeng katoda

2 2 2
𝜕𝑊 2 𝜕(−𝑎 × 𝑒) 2 2
𝑆ℎ = √| √
𝑆 | = | √
𝑆 | = |− 𝑒 × 𝑆𝑎 |
𝜕𝑎 3 𝑎 𝜕𝑎 3 𝑎 3

2
2
𝑆ℎ = √|− 𝑒 × 𝑆𝑎 |
3

𝑆ℎ = 2,15679 × 10−20
 Menentukan ketidakpastian relatif fungsi kerja bahan lempeng katoda
𝑆𝑊
𝑅=| | × 100%
𝑊
𝑆𝑊
𝑅 = | | × 100%
𝑊
𝑅 = 15,24835153%
3. Dokumentasi Percobaan

Gambar 4. Batang Pneghubung Gambar 5. Filter HIjau

Gambar 6. Filter Merah Gambar 7. Transmisi

Gambar 8. Kotak h/e Gambar 9. Landasan Penyangga

Gambar 10. Papan Pengatur Cahaya Gambar 11. Pengambilan Data


Gambar 12. Sumber Cahaya Hg Gambar 13. Tameng Cahaya

Gambar 14. Voltmeter


4. Laporan Sementara

Gambar 15. Laporan Sementara Penentuan Konstanta Planck


5. Plagiarisme

Gambar 16. Plagiarisme Laporan Praktikum Konstanta Planck

Anda mungkin juga menyukai