Anda di halaman 1dari 17

Laporan Resmi

Praktikum Fisika Dasar 2


Medan Magnet Bumi

Disusun Oleh :

Nama : Alif Ardiansyah Surya W


NIM : 20/462128/PA/20100
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Maret 2021
Jam Praktikum : 12.30 – selesai
Prodi : Geofisika
Asisten : Nancy S. Hutabarat

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk hidup. Dalam kehidupan di bumi
magnet sudahtidak asing lagi didengar. Magnet bumi tercipta akibat gerakan dari besi cair
di inti terluar bumi. sering kali medan magnet bumi dimanfaatkan oleh manusia
contohnya adalah untuk navigasi. Magnet merupakan dipol yang artinya akan selalu
mempunyai dua kutub yang biasa dinamakan kutub utara dan kutub selatan. Kedua kutub
yang berbeda akan saling tarik menarik dan kedua kutub yang sama akan selalu tolak
menolak. Jika magnet dipotong akan selalu menghasilkan dua kutub lagi.
Medan magnet ada jika ada muatan atau kutub yang saling tarik menarik, medan
magnet juga dapat diciptakan dengan muatan listrik yang bergerak. Medan magnet dapat
diukur dengan induksi magnetik. Induksi magnet ini menggunakan selonoida yang
tengahnya diberi silinder. Selonoida merupakan kawat melingkar berarus.

1.2 Tujuan
1. Mengukur medan magnet bumi horizontal dengan metode selonoida dan kawat
berarus.
2. Belajar menggambar dan memahami grafik
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Arus Listrik
Arus listrik merupakan suatu aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang
mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Secara sederhana
arus listrik dapat dimaknai sebagai muatan listrik yang bergerak dari satu atom ke atom lainnya
melalui medium perantara ,medium perantara yang baik disebut juga dengan konduktor.
Arus listrik dapat menghasilkan medan magnet , hal ini merupakan suatu teori dasar
yang umum di kalangan masyarakat. Proses terbentuknya medan magnet dari aliran listrik
dapat ditemukan karena adanya perpindahan muatan listrik dari suatu kawat panjang sehingga
menimbulkan medan magnet disekitar kawat

(Gambar 2.1 Garis-garis medan magnet pada sebuah magnet persegi panjang)

Nilai dari suatu medan magnet sesuai fungsi arus dan jarak dapat dirumuskan secara
matematis dengan persamaan :
𝝁𝟎 𝑰
𝑩=
𝟐𝝅𝒓

Maka, untuk menentukan nilai kuat arus dapat diperoleh persamaan :


𝟐𝝅𝒓
𝑰=𝑩
𝝁𝟎

𝑊𝑒𝑏𝑒𝑟
Keterangan : 𝐵 = 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 (𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎) , [𝑆𝐼] 𝑚2
−7 𝑊𝑒𝑏𝑒𝑟
𝜇0 = 4𝜋 𝑥 10 = Permeabilitas
𝐴.𝑚
𝐼 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
𝑟 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
2.2 Solenoida
Solenoida didefinisikan sebagai sebuah kumparan dari kawat yang diameternya sangat
kecil disbandingkan dengan panjangnya. Secara sederhana sebuah kawat penghantar melingkar
yang berbentuk panjang disebut solenoida. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida
akan lebih besar dari pada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar , apalagi oleh
sebuah penghantar lurus.

(Gambar 2.2 Medan magnet pada Solenoida)

Secara umum ,sebuah solenoida merupakan kawat berbahan konduktor yang disusun
sehingga membentuk kumparan dan dapat dialiri arus listrik. Sebuah solenoid dapat disebut
solenoid ideal apabila medan magnet didalam solenoid bersifat homogen dan diluarnya nol.
Kuat medan magnet didalam sumbu solenoid jauh lebih besar dibandingkan dengan kuat
medan magnet diluar solenoid.
Pada solenoida terdapat 2 jenis kuat medan magnet yaitu induksi magnetik pada pusat
kumparan solenoida dan induksi magnetik pada ujung kumparan solenoida. Sebuah induksi
magnetik pada solenoida dipengaruhi oleh jumlah lilitan kumparannya. Secara matematis
induksi magnetik solenoida dapat dirumuskan kedalam persamaan berikut :

● Induksi Magnetik pada pusat Solenoida


𝑵 𝑰𝟎
𝑩 = 𝝁𝟎 ( )
𝑳

● Induksi Magnetik pada ujung Solenoida

𝑵 𝑰𝟎
𝑩 = 𝝁𝟎 ( )
𝟐𝑳

Keterangan : 𝐵 = 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 (𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎)


𝑊𝑒𝑏𝑒𝑟
𝜇0 = 4𝜋 𝑥 10−7 = Permeabilitas
𝐴.𝑚

𝐼0 = 𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)


𝑁 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
2.3 Kawat Berarus
Kawat berarus merupakan kawat lurus yang dihubungkan dengan suatu aliran listrik
sehingga menghasilkan medan magnet disekitar kawat. Pada kawat berarus , medan magnetik
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kuat arus listrik dan jarak titik ke kawat berarus tersebut.
Dalam menentukan arah medan magnet pada kawat berarus dapat menggunakan aturan kaidah
tangan kanan .

(Gambar 2.3 Medan Magnetik di kawat berarus )

Berdasarkan perumusan secara matematis oleh Biot-Savart, kuat medan magnetik


disekitar kawat berarus dirumuskan sebagai berikut :
𝑰
𝑩 = 𝝁𝟎
𝟐𝝅 𝒓

Pada kawat berarus yang dipengaruhi oleh jumlah lilitan dirumuskan sebagai berikut :
𝑰𝑵
𝑩 = 𝝁𝟎
𝟐𝝅 𝒓

Keterangan : 𝐵 = 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 (𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎)


𝑊𝑒𝑏𝑒𝑟
𝜇0 = 4𝜋 𝑥 10−7 = Permeabilitas
𝐴.𝑚

𝐼 = 𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)


𝑟 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
𝑁 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
1. Set kawat dengan pengukur jarak
2. Kompas
3. Sumberarus
4. Solenoida dengan batang besi
5. Stopwatch
6. Penggaris

3.2 ProsedurPercobaan
a) Percobaan dengan Solenoida
1. Sumber arus dihubungkan ke solenoida
2. Arus dipasang pada 0,2 A
3. Waktu dicatat pada saat batang berosilasi sebanyak 20 kali
4. Arus divariasikan sampai 2 A (variasi 0,2 A)
5. Langkah 4 diulang kembali untuk setiap arus.
b) Percobaan dengan Kawat Berarus
• Variasi arus dengan tinggi kawat tetap
1. Sumber arus dihubungkan dengan kawat
2. Tinggi kawat dengan kompas dibuat 3 cm
3. Sudut penyimpangan pada kompas dicatat
4. Arus divariasikan dari 0,5 A sampai 3 A (setiap0,5A)
5. Setiap variasi arus dicatat penyimpangan pada kompas
• Variasi tinggi kawat dengan arus tetap
1. Sumber arus dihubungkan dengan kawat panjang
2. Arus dibuat tetap pada 2,5 A
3. Divariasikan tinggi kawat mulai dari 2 cm sampai 6 cm (setiap 1 cm)
4. Sudut penyimpangan pada kompas dicatat setiap variasi tinggi kawat dengan
kompas.
5. Setiap variasi tinggi kawat dicatat penyimpangan pada kompas

3.3 Analisis Data


a) MetodeOsilasi

Tabel data

I(A) n t1 (s) t2 (s) T1 (s) T2 (s) T (s) 1/T2 (s-2)

Persamaan yang digunakan :


Grafik

Dengan,

Maka didapatkan
1. .

2. .

Keterangan
k = c = konstanta
L = panjang kumparan = 0,35 m
= medan magnet bumi horizontal

= medan magnet bumi


= 4π x 10-7

N = jumlah lilitan = 384 lilitan


I = arus listrik
b) Metode Pergeseran Sudut pada JarumKompas
a. VariasiArus
Tabel data
I(A)

Persamaan yang digunakan :

Grafik

Maka didapatkan

b. Variasi Ketinggian
Tabel data
d(m)

Persamaan yang digunakan :


Grafik

Maka didapatkan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPenelitian
• Percobaan 1. Metode Osilasi (menggunakan Solenoida)

I (A) n t1 (s) t2 (s) T1 (s) T2 (s) T(s) I/T2 (s-2)


0,2 20 19,25 20,37 0,96 1,02 0,99 1,02
0,4 20 14,44 14,81 0,72 0,74 0,73 1,87
0,6 20 12,4 12,09 0,62 0,60 0,61 2,67
0,8 20 10,41 10,32 0,52 0,52 0,52 3,72
1 20 9,18 9,28 0,46 0,46 0,46 4,70
1,2 20 8,75 8,69 0,44 0,43 0,44 5,26
1,4 20 7,9 7,94 0,40 0,40 0,40 6,38
1,6 20 7,72 7,41 0,39 0,37 0,38 6,99
1,8 20 6,94 7,06 0,35 0,35 0,35 8,16
2 20 6,66 6,91 0,33 0,35 0,34 8,69

Dengan melakukan perhitungan dengan Regresi Linear diperolehhasil :

0,08

Dari hasil tersebut dapat diperoleh hasil :

➢ => = 3147,86

=>

Sehingga, didapatkan hasil :

Diperoleh pula nilai medan magnet bumi horizontal

➢ => =
Sehingga diperoleh :

• Percobaan 2. Metode Pergeseran Sudut pada Jarum Kompas (Menggunakan Kompas)


a.) VariasiArus

I (A)
0,5 10 10 11 10,33 0,18
1 18 18 18 18 0,32
1,5 21 22 21 21,33 0,39
2 26 27 26 26,33 0,49
2,5 28 29 30 29 0,55
3 32 31 32 31,67 0,61

Dengan menggunakan hasil :

0,08

Diketahui : d = 0,03 m dan = 0,0005 m

Maka didapatkan nilai Medan magnet bumi horizontal (

=>

=>

Sehingga diperolehhasil :
b.) Variasi Ketinggian

d (m)
0,02 35 33 32 33,33 1,52
0,03 20 27 26 27,67 1,91
0,04 24 22 23 23 2,36
0,05 18 17 16 17 3,27
0,06 10 11 11 10,67 5,31

Dengan menggunakan hasil :

0,08

Diketahui : d = 0,03m dan = 0,0005 m

Maka didapatkan nilai medan magnet bumi horizontal (Bb)

Sehingga diperoleh hasil :


4.2 Grafik

Grafik 4.2.1 Hubungan antara I Vs I/T2 (s-2)


Grafik 4.2.2 Hubungan antara I Vs tan

Grafik 4.2.2 Hubungan antara I Vs 1/tan


4.3 Pembahasan
Percobaan kali ini bertujuan untuk menghitung besar medan magnet bumi horizontal dan
mengintrepretasikan grafik. Untuk menghitung medan magnet bumi dilakukan dengan selonoida
dengan hasil osilasi dan metode pergeseran sudut pada jarum kompas.

Hasil yang diperoleh adalah:

1. Percobaan 1. Metode Osilasi (menggunakan Solenoida)


∴ 𝑘 ± ∆𝑘 = 3147,86 ± 58,03
∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = 5,40 × ± 3,17 ×
2. Percobaan 2. Metode Pergeseran Sudut pada Jarum Kompas (Menggunakan Kompas)
a.Variasi Arus
∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = 1,54 × ± 2,83 ×
b. Variasi Ketinggian
∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = 2,17 × ±4×
3. Regresi linear
∴ 𝑚 ± ∆𝑚 = 4,34 ± 0,08
∴ 𝑐 ± ∆𝑐 = 0,17 ± 0,10

Medan magnet bumi berkisar antara 25-65 mikrotesla (2,5 x T hingga 6,5 x ).
Dengan membandingkan teori dengan hasil dari percobaan, pada percobaan 1
menggunakan metode osilasi sudah sesuai. Namun, pada percobaan 2 menggunakan
pergeseran sudut pada jarum kompas hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Hal ini
dapat terjadi karena ketidak telitian praktikan dalam menghitung dan mengambil data.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan,
sebagai berikut :
1. Kuat arus berbanding terbalik dengan periode, hal itu terbukti karena semakin besar
kuat arus yang digunakan maka periode yang dihasilkan kecil
2. Kuat arus berbanding lurus dengan simpangan sudut, hal itu terbukti karena semakin
besar kuat arus yang digunakan maka simpangan sudut yang dihasilkan juga besar.
3. Simpangan sudut berbanding terbalik dengan ketinggian, hal ini terbukti karena
semakin tinggi ketinggian maka simpangan sudut yang dihasilkan akan kecil.
4. Hasil percobaan dengan teori ada yang tidak sesuai, yaitu sebagai berikut :
Metode Hasil Praktikum Teori
Osilasi 5,40 × ± 3,17 ×
Kompas
a. Variasi Arus 1,54 × ± 2,83 × (2,5 hingga 6,5) × T

b. Variasi Ketinggian 2,17 × ±4×

5.2. Saran
Diharapkan praktikum dilaksanakan secara luring sehingga praktikan dapat lebih
memahami apa yang diharapkan dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Staff Laboratorium Fisika Dasar II. 2021. “Fotometer” [Online] Laboratorium Fisika Dasar,
Departemen Fisika, Fakultas MIPA Unioversitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai