Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA I

IMPULS INDUKSI MENGGUNAKAN COBRA-3

ASISTEN: Shofia Rani

Disusun Oleh:

Nama : Maula Dhani ferdiansyah


NIM : 200604110078
Jurusan : Fisika
Kelas :C
Kelompok : 12
Tanggal : 19 September 2022

LABORATORIUM EKSPERIMEN FISIKA I


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2022
A. TUJUAN

Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu :


1. Mengukur impuls tegangan terinduksi Uss dan kecepatan dari magnet jatuh.
2. Mengevaluasi impuls tegangan terinduksi Uss sebagai fungsi kecepatan dari
magnet.
3. Menghitung fluks magnet yang diinduksi oleh magnet jatuh sebagai fungsi
kecepatan dari magnet

B. DASAR TEORI

Potensial yang muncul sebagai dampak dari perubahan medanmagnet dalam


area tertentu disebut ggl induksi. Arus yang terjadi pada kawat akibat perubahan
medan magnet juga disebut arus induksi . munculnya arus dan tegangan akibat
perubahan medan magnet dikenal dengan induksi magnetik. (Gancoli Douglas C,
2001)
Fluks magnetik adalah banyaknya garis medan magnetik yang dilingkupi
oleh suatu luas daerah tertentu (A) dalam arah tegak lurus.( C. Lister. 1993)
Secara matematik dapat dituliskan bahwa:
ɸm = B.A.cos x……………………………………………………..(1)
dengan :
ɸ = fluks Magnetik (Weber)
A = luas penampang (m2 )
B = kuat medan magnetik (Webber/m2 )
Cos x= sudut antara arah garis normal bidang A dan arah B
Metode induksi bekerja melalui pengukuran fluks magnetik yang
merangkum mengenai Gaya Gerak Listrik induksi (GGL induksi), dimana kuat
medan dapat diukur sepanjang lintasan elektrik dengan disertai adanya perubahan
fluks di dalamnya. Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu
medan magnet maka akan timbul suatu GGL induksi.(Buck:2006).
Persamaan Maxwell adalah himpunan empat persamaan diferensial parsial
yang mendeskripsikan sifat-sifat medan listrik dan medan magnet dan hubungannya
dengan sumber-sumbernya, muatan listrik dan arus listrik, menurut teori
elektrodinamika klasik. Keempat persamaan ini digunakan untuk menunjukkan
bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Secara terpisah, keempat
persamaan ini masing-masing disebut sebagai Hukum Gauss, Hukum Gauss untuk
magnetisme, Hukum induksi Faraday, dan Hukum Ampere. Keempat persamaan
ini dengan Hukum Lorentz merupakan kumpulan hukum lengkap dari
elektrodinamika klasik.( David J Griffiths, 1999)
Michael Faraday adalah orang yang pertama kali menyatukan kedua
eksperimen yang berhubungan dengan ggl induksi. Menurutnya kuantitas yang
penting dalam kedua eksperimen tersebut di atas adalah flux magnetik. Ggl akan
terinduksi dalam coil jika ada batangan magnet di dekatnya yang digerakkan.
Misalkan sebuah solenoida yang dihubungkan langsung dengan galvanometer.
Kawat tidak harus dililitkan pada inti besi, namun demikian inti besi akan
memberikan efek yang lebih kuat.( Frederick J. Bueche, 1989)
𝑑𝛷
𝑉 = −𝑁 .................................................................................................. (2)
𝑑𝑡

Apabila A merupakan luasan tampang lintang kumparan dan N adalah


banyak lilitan suatu kumparan, maka B =Ø/ A sehingga: (Halliday; 1989).
𝑑𝐵
𝑉 = −𝑁𝐴 𝑑𝑡
1
↔ 𝑑𝐵 = − 𝑁𝐴 𝑉 𝑑𝑡.......................................................................... (3)
1
B = ∫ 𝑑𝐵 = − 𝑁𝐴 ∫ 𝑉 𝑑𝑡................................................................... (4)

Persamaan (4) menunjukkan bahwa adanya medan magnet yang berubah


terhadap waktu dB/dt akan menghasilkan GGL induksi atau dapat dikatakan GGL
induksi muncul karena adanya medan magnet yang berubah-ubah (Buck dan Hayt,
2006).
Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum
galvanometer menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum
galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet
tersebut didiamkan sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan,
maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan
(misalnya ke kiri). (Nurun Nayiroh, 2022 : 67-68).
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir
dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul
beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya
magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus
yang mengalir). (Nurun Nayiroh, 2022 : 67-68).
Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke
nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi
pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan (galvanometer
menyimpang dengan arah berlawanan). (Nurun Nayiroh, 2022 : 67-68).
Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl
induksi. Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik
yang memotong kumparan disebut arus induksi. (Nurun Nayiroh, 2022 : 67-68).
Pada percobaan ini, magnet permanen dijatuhkan dengan kecepatan berbeda
yang melalui sebuah coil. Perubahan fluks magnetik Ф menghasilkan impuls
tegangan induksi. Impuls tegangan induksi Uss direkam dengan menggunakan
sistem interface komputer. Impuls tegangan induksi bernilai negatif atau positif,
Tergantung pada polaritas dari magnet permanen. (Nurun Nayiroh, 2022 : 67-68).
U = -n dФ/dt
di mana :
n = jumlah lilitan dalam coil
Ф = fluks magnetic
t = waktu
sedangan bentuk integral dari fluks magnetiknya diberikan:
Ф = -1/n ∫ U dt = B.A
C. METODOLOGI
1. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Cobra3 basic unit 12150.00 1 buah
2. Power supply, 12 V 12151.99 1 buah
3. Kabel data RS232, 9 pole 14602.00 1 buah
4. Software Cobra3 Universal Plotter 14504.61 1 buah
5. Cabang light barrier 11207.20 1 buah
6. Batang support, melingkar, l=600mm 02037.00 1 buah
7. Boss head 02043.00 3 buah
8. Kaki tiga-pass- 02002.55 1 buah
9. Pipa gelas, l=300 mm 45126.01 1 buah
10. Klem universal 37715.00 1 buah
11. Pegangan kumparan 06528.00 1 buah
12. Kumparan, 600 lilitan, pendek 06522.01 1 buah
13. Magnet, d=8 mm, l=60 mm 06317.00 1 buah
14. Kabel penghubung, l=50 cm, merah 07361.01 2 buah
15. Kabel penghubung, l=50 cm, biru 07361.04 2 buah
16. Kabel penghubung, l=50 cm, kuning 07361.02 1 buah
17. PC windows 95, atau lebih tinggi 1 buah
18. Software “Measure 4.0” 1 buah

2. Gambar Percobaan

Gambar 1. Rangkaian percobaan impuls induktansi.


Gambar 2. Diagram rangkaian.
3. Langkah Percobaan
Adapun langkah-langkah percobaan pada praktikum kali ini yaitu :
Pengaturan alat:
1. Dirangkai alat seperti pada Gambar 1 dan 2.
2. Diatur sensor kecepatan (light barrier) pada tempat yang ditempatkan
secara langsung diatas kumparan. Magnet harus menggangu berkas cahaya
selama proses jatuhnya.
3. Pipa gelas memberikan magnet jatuh dengan arah yang tepat dan juga
memastikan putarannya stabil ketika magnet dijatuhkan dari ketinggian
yang lebih besar.
Pengambilan data:
1. Mulai perekaman nilai yang terukur dengan menggunakan parameter-
parameter menurut Gambar 3.
2. Tekan button “Start Measurement”.
3. Di Letakkan magnet di atas pipa gelas, biarkan jatuh, tangkap dengan
satu tangan di bawah kumparan dan akhiri prosedur rekaman pengukuran
secara manual.
4. Mengukur periode gangguan sinyal dari canel IN 1 (light barrier)
menggunakan icon “Survey”.
5. Juga menggunakan icon ”Survey” untuk mengukur amplitudo total
Uss (puncak ke puncak) dari tegangan induksi.
6. Di Tandai bagian dari kurva yang tidak diperlukan sebelum dan sesudah
pulsa induksi dan potong bagian itu dengan menggunakan icon “Cut”.
7. Tandai bagian kurva positif (F1) dan negatif (F2) secara terpisah (contoh
Gambar 4).
8. Di Hitung daerah kurva dengan menggunakan icon “Show Integral”.
Akhirnya tambahkan nilai dari dua bagian daerah tersebut.
( Gambar 3. Parameter-parameter pengukuran.)
9. Membuat plot Uss versus kecepatan magnet jatuh. Hal itu membuktikan
bahwa teganganinduksi setara dengan kecepatan:
Uind ≈ dФ/dt
10. Integral dari tegangan terinduksi adalah konstanta yang mana bukan
fungsi dari kecepatanpada perubahan medan:
Ф = B A.

(Gambar 4. Prinsip perhitungan induksi magnet.)


D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Data Hasil Percobaan
Jenis Δx(s) Δy(V) Φ(V.s) l V
0,03 0,01 15,716 6 200
0,024 0,02 0,731 6 250
Magnet
0,093 0,02 0,615 6 64,51
Kecil
0,01 0,02 0,063 6 600
0,057 0,02 -0,441 6 105,2
0,045 0,02 -6,990 6 133,3
0,053 0,02 -2,652 6 113,2
Magnet
0,135 0,02 1,472 6 44,4
Besar
0,103 0,02 0,354 6 58,25
0,078 0,02 -1,895 6 76,92

2. Perhitungan
Magnet Kecil
𝑙 6
V₁ = ∆𝑥 V₁ = 0,03 = 200 m/s

𝑙 6
V₂ = ∆𝑥 V₂ = 0,024 = 250 m/s

𝑙 6
V₃ = ∆𝑥 V₃= 0,093 = 64,51 m/s

𝑙 6
V₄ = ∆𝑥 V₄= 0,01 = 600 m/s

𝑙 6
V₅ = ∆𝑥 V₅= 0,057 = 105,2 m/s

Magnet Besar
𝑙 6
V₁ = ∆𝑥 V₁ = 0,045 = 133,3m/s

𝑙 6
V₂ = ∆𝑥 V₂ = 0,053 = 113,2 m/s

𝑙 6
V₃ = ∆𝑥 V₃= 0,135 = 44,4 m/s

𝑙 6
V₄ = ∆𝑥 V₄= 0,103 = 58,25 m/s

𝑙 6
V₅ = ∆𝑥 V₅= 0,078 = 76,92 m/s
3. Grafik
3.1 Magnet Kecil
3.1.1 Hubungan Antara Kecepatan (m/s) Dengan Tegangan Induksi (v)

Hubungan Antara Kecepatan dengan Tegangan


Terinduksi
700
600 600
500
Uss (V)

400
300
250
200 200
100 105.2
64.51
0
0.03 0.024 0.093 0.01 0.057
V (m/s)

3.1.2 Hubungan Antara Kecepatan (m/s) Dengan Fluks Magnetik (V.s)

Hubungan Antara Kecepatan dengan Fluks Magnet


18
16 15.716
14
12
10
Φ(V.s)

8
6
4
2
0 0.731 0.615 0.063 -0.441
-2 0.03 0.024 0.093 0.01 0.057
V (m/s)
3.2 Magnet Besar
3.2.1 Hubungan Antara Kecepatan (m/s) Dengan Tegangan Induksi (v)

Hubungan Antara Kecepatan Dengan Tegangan Induksi


140
133.3
120
113.2
100
80
Uss (V)

76.92
60 58.25
40 44.4

20
0
0.045 0.053 0.135 0.103 0.078
V (m/s)

3.2.2 Hubungan Antara Kecepatan (m/s) Dengan Fluks Magnetik (V.s)

Hubungan Antara Kecepatan Dengan Fluks


Magnetik
2
1.472
1
0 0.354
-1 0.045 0.053 0.135 0.103 0.078
Φ(V.s)

-2 -1.895
-3 -2.652
-4
-5
-6
-7 -6.99
-8
V (m/s)

4. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul “Impuls induksi menggunakan cobra3”.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu pertama adalah utuk mengukur impuls
tegangan terinduksi Uss dan kecepatan dari magnet jatuh. Kedua untuk
mengevaluasi impuls tegangan terinduksi Uss sebagai fungsi kecepatan dari
magnet. Dan yang terakhir untuk menghitung fluks magnet yang diinduksi oleh
magnet jatuh sebagai fungsi kecepatan darimagnet.
Prinsip kerja dari praktikum ini adalah dimana apabila magnet dilewatkan
atau dijatuhkan melalui pipa kaca, kemudian magnet tersebut melewati ligt
barrier atau sensor serta magnet akan mendapatkan sedikit induksi tegangan
dari lilitan yang berada dibawah light barrier, ligt barrier membaca kecepatan
magnet serta impuls yang terbentuk akibat adanya efek ggl induksi antara
magnet dan kumparan. magnet yang terinduksi oleh kumparan mengahsilkan
fluks magnet dan tegangan yang berbeda-beda.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi Cobra 3
yang berfungsi sebagai alat pengukur, power supply yang digunakan untuk
menghasilkan tegangan, kabel data RS232 yang berfungsi sebagai penghubung
antara cobra 3 dengan pc, software cobra 3, cabang light barrier yang
digunakan untuk sensor, batang support yang berfungsi sebagai penopang, boss
head yang berfungsi sebagai penjepit pada tabug kaca, kaki tiga yang berfungsi
sebagai penyanggga, kumparan 600 lilitan yang digunakan sebagai penghasil
ggl induksi pada magnet, kabel penghubung 3 warna yang berfungsi sebagai
penguhubung antara light barrier dengan cobra 3, pc windows 95 sebagai
pengolahan data, software measure 4.0 yang berfungsi sebagai aplikasi pada
praktikum kali ini.
Analisis data yang dihasilkan pada praktikum kali ini yaitu terjadinya
perbedaan signifikan yang terjadi pada kedua magnet, dimana magnet kecil
dengan 5 percobaannya menghasilkan fluks magnet lebih besar daripada
magnet yang lebih besar. Begitupun juga tegangan induksi, yang dimana
magnet kecil menghasilkan tegangan yang lebih besar daripada magnet besar.
Fluks magnet dipengaruhi oleh besarnya grafik dari puncak ke lembah, dengan
menggunakan integral dari besarnya kemiringan. Induksi magnetic dihasilkan
dari Panjang penampang atau lilitan dibagi dengan delta x atau kecepatan
magnet saat melalui sensor
Analisis grafik pada praktikum kali ini menunjukan hubungan antara
kecepatan (m/s) dengan fluks magnet, serta kecepatan (m/s) dengan Tegangan
Induksi (V). berdasarkan grafik yang terlihat dapat disimpulkan bahwa pada
setiap percobaan baik di magnet kecil ataupun magnet besar, keduanya
menghasilkan data yang berbeda-beda. Untuk grafik induksi magnetic pada
magnet kecil, pada setiap percobaannya menghasilkan data yang berbeda.
Sedangakan untuk fluks magnetnya dari percobaan pertama hingga kelima
mengalami penurunan. Untuk magnet besar, grafik induksi magnetiknya juga
disetiap percobaannya mengalami perbedaan, namun untuk fluks magnet
banyak menyentuh angka negatif, hal ini terjadi karena magnet yang lebih
besar memerlukan lebih banyak induktansi atau tegangan daripada magnet
kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Gancoli Douglas C, 2001,“Fisika 2 (terjemah)”, Penerbit Erlangga, Edisi 5.


Frederick J. Bueche, 1989,“Seri Buku Schaum Fisika”, Jakarta, Penerbit
Erlangga
Halliday & Resnick, 1990, Fisika 2, Jakarta, Penerbit Erlangga
Nayiroh,nurun.2021.”Buku petunjuk praktikum eksperimen fisika 1. malang :
uin malang
Sears & Zemansky, 1991,“Fisika Untuk Universitas 3 (Optika & Fisika
Modern)”,sJakarta-New York, Yayasan Dana Buku Indonesia

Anda mungkin juga menyukai