Anda di halaman 1dari 8

Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

ANALISA PENENTUAN INDEKS BIAS KONSENTRASI GLUKOSA SARI


BUAH (JERUK,SALAK,JAMBU BIJI, DAN BUAH NAGA MERAH) SEBAGAI
UPAYA MENORMALKAN KADAR GULA DARAH

Suganda1, Anisa Fithria Munfarichah2, Amanda Rosyta Dyah AyuKatarina3


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstract

Keywords: Fruit,
refractive index, This study aims to analyze the refractive index of glucose
glucose concentrations in orange, salak, guava, and red dragon fruit
concentration, extracts as an effort to normalize blood sugar levels. The method
blood sugar level used in this study was an in vitro test using fruit juice samples
taken from processed fruits. The refractive index of glucose
concentration was calculated by comparing the glucose
concentration in the fruit juice sample with the glucose
concentration in the standard solution. The results showed that
mango, salak, guava, and red dragon fruit extracts had different
refractive indices for glucose concentrations. Guava juice has
the lowest refractive index for glucose concentration, while
orange juice has the highest refractive index for glucose
concentration. These results can help in the selection of fruits
that can help normalize blood sugar levels in diabetics.

Abstrak

Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks bias


Buah, indeks konsentrasi glukosa pada sari buah mangga, salak, jambu biji, dan
bias, konsentrasi buah naga merah sebagai upaya untuk menormalkan kadar gula
glukosa, kadar darah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji in
gula darah, vitro menggunakan sampel sari buah yang diambil dari buah-
buahan yang telah diproses. Indeks bias konsentrasi glukosa
dihitung dengan membandingkan konsentrasi glukosa pada
sampel sari buah dengan konsentrasi glukosa pada larutan
standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah jeruk,
salak, jambu biji, dan buah naga merah memiliki indeks bias
konsentrasi glukosa yang berbeda-beda. Sari buah jambu biji
memiliki indeks bias konsentrasi glukosa yang paling rendah,
sementara sari buah mangga memiliki indeks bias konsentrasi
glukosa yang paling tinggi. Hasil ini dapat membantu dalam
pemilihan buah-buahan yang dapat membantu menormalkan
kadar gula darah pada penderita diabetes.

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun


Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

e-mail: *1asuganda110@gmail.com , © 2023 UIN Maulana Malik Ibrahim


2anisafithria12@gmail.com, Malang
3amandarosytadyahayu@gmail.com

PENDAHULUAN
Seiring dengan pengaruh buruknya pola hidup danpola makan yang dilakukan
sebagian besar masyarakat saat ini, maka semakin banyak pula penyakit-penyakit yang
ditimbulkan (Astawan, Made, 2008). Salah satu penyakit berbahaya adalah diabetes yang
disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang dikenal juga dengan sebutan
kencing manis atau diabetes mellitus (Hidayanto, E, 2008). Diabetes melitus atau yang l.ebih
dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis diakibatkan oleh kekurangan hormon
insulin. Hal ini disebabkan oleh pankreas sebagai produsen insulin tidak memproduksi
insulin dalam jumlah yang cukup besar dari yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga
pengambilan glukosa menurun pada jaringan dan meningkatkan mobilisasi lemak pada
jaringan lemak.Juga berakibat pembakaran dan penggunaan karbohidrat tidak sempurna
(Elliot and Elliot, 2005).
Menurut WHO kadar gula darah normal darah kapiler pada waktu puasa tidak
melebihi 120 mg/dl dan dua jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl. Meningkatnya kadar
gula darah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya genetik, asupan makanan,
obesitas dan obatobatan yang dapat merusak pankreas. Adapun tujuan dari percobaan kali
ini adalah :
1. Untuk menentukan glukosa pada beberapa jenis sari buah (jeruk,salak,jambu biji,
dan buah naga merah).
2. Untuk menentukan nilai indeks bias beberapa jenis sari buah (jeruk,salak,jambu
biji, dan buah naga merah).

LANDASAN TEORI

Kadar Gula Darah


Gula darah adalah gula yang berada didalam darah yang terbentuk dari karbohidrat
dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Kee, 2007).
Sedangkan kadar glukosa darah adalah tingkat gula di dalam darah, konsentrasi gula darah,
atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh (Henrikson & Bech-Nielsen,
2009).
Semua makanan akan dicerna menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh. Jalur
glikolisis dimulai dari gula sederhana (glukosa) dan diubah menjadi piruvat dan akhirnya
masuk ke siklus Krebs. Karbohidrat bersamasama dengan beragam gula (monosakarida,
disakarida dan polisakarida) diubah menjadi energi. Fruktosa adalah salah satu
monosakarida yang melimpah dalam buah-buahan, bersamasama dengan glukosa dan
sukrosa. Glukosa dan fruktosa dapat dimetabolisme menjadi kolesterol (Elliot and Elliot,

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun


Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

2005).

Sari Buah
Sari buah adalah cairan yang diperoleh dari buah-buahan segar melalui proses
mekanis, sehingga memiliki warna, aroma, dan citra rasa yang sama dengan buah aslinya.
Agar dapat disimpan lama, jus buah perlu dipanaskan dengan teknik pasteurisasi atau
sterilisasi untuk membunuh mikropatogen. Kualitas suatu produk seperti sari buah harus
diperhatikan. SNI sudah mengatur standart kualitas dari sebuah produk. Produk yang
memiliki standar mutu, dimata konsumen akan lebih dipercaya dibandingkan dengan produk
yang belum memenuhi standar mutu (Astawan, Made, 2008).
Sari buah (fruit juice) merupakan cairan yang terdapat secara alami dalam buah-
buahan. Sari buah sangat populer dikonsumsi manusia sebagai minuman ringan. Di Indonesia
kini telah banyak olahan sari buah dengan berbagai rasa misalnya: sari buah jeruk, sari buah
jambu biji, sari buah sirsak, sari buah mangga, sari buah apel, dan lainlain. Kualitas sari buah
bergantung pada perlakuan pengolahan dan penyimpanan. Menurut SNI salah satu penentuan
kualitas sari buah adalah konsentrasi (Hidayanto, E, 2008).

Indeks Bias
Indeks bias adalah salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari suatu
medium. Pengukuran indeks bias suatu zat cair penting dalam penilaian sifat dan kemurnian
cairan, konsentrasi larutan, dan perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair atau
kadar yang diekstrakkan dalam pelarutnya (Brink,O.G., Flink,R.J., and Sachris., 1984).
Indeks bias merupakan perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa c terhadap laju
cahaya tersebut dalam medium v, maka besarnya indeks bias dalam medium apapun selain
udara, besarnya selalu lebih besar dari satu. Secara matematis indeks bias dapat dirumuskan
(Young, H.D., R.A. Freedman, T.R. Sandin dan A.L. Ford., 2003).
𝑐
𝑛=
𝑣
Dengan n adalah indek bias, c adalah laju cahaya dalam ruang hampa (m/s) dan v adalah laju
cahaya dalam medium (m/s). Peristiwa pembiasan cahaya pada bidang batas antara dua
medium memenuhi Hukum Snellius
𝑛₁ 𝑠𝑖𝑛𝜃₁ = 𝑛₂ 𝑠𝑖𝑛𝜃₂
dengan, 𝑛₁ = indeks bias medium tempat cahaya datang, 𝜃1 = sudut datang, 𝑛₂ = indeks
bias medium tempat cahaya bias dan 𝜃₂ = sudut bias.

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun


Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sari buah jeruk, salak, jambu biji,
dan buah naga merah. Pengujian konsentrasi glukosa dilakukan dengan menggunakan
alat refraktometer dan pembanding standar glukosa. Indeks bias konsentrasi glukosa sari
buah dihitung dengan menggunakan rumus:

Indeks bias = (Konsentrasi glukosa sari buah yang diukur / Konsentrasi glukosa
yang sebenarnya) x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penentuan indeks bias pada beberapa sari buah menggunakan alat
refractometer
No. Sampel Indeks Bias
1 Jeruk 1,331
2 Naga 1,330
3 Jambu 1,332
4 Salak 1,335
Tabel 1. Indeks bias yang diperoleh dari alat refraktometer menggunakan sampel sari buah.

Sesuai dengan hasil yang didapat dari penelitian, pada Tabel 1 memperlihatkan nilai indeks
bias dari alat refraktometer yang didapatkan dari pengukuran setiap sari masing-masing buah
dan menunjukkan hasil bahwa sari buah salak yang menempati nilai indeks bias tertinggi
dibandingkan sari buah lainya. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada sari buah tersebut
tersebut memiliki kerapatan zat yang sangat tinggi yang bisa diamati dari warna sari buah
tersebut, semakin besar kerapatannya warna sari buah akan semakin gelap dan indeks biasnya
akan semakin besar. Sebenarnya nilai indeks bias sari buah memiliki hubungan yang erat
dengan warnanya. Indeks bias sari buah akan semakin besar, bila warnannya semakin gelap
dan begitu juga sebaliknya.

Hasil Penentuan Kandungan Glukosa pada Beberapa Jenis Larutan Sari Buah

No. Sampel Larutan Sari Buah Indeks Bias


1 Jeruk 100g/100 ml akuades 1,331
2 Naga 100g/100 ml akuades 1,330
3 Jambu 100g/100 ml akuades 1,332
4 Salak 100g/100 ml akuades 1,335
Tabel 2. Indeks bias yang diperoleh dari alat refraktometer menggunakan sampel larutan
sari buah dengan campuran akuades yang sama.

Hasil Indeks Bias Larutan Standar Glukosa

No. Larutan Standar Indeks Bias


Glukosa
1 1% 1,331
Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun
Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

2 2% 1,332
3 3% 1,333
4 4% 1,334
5 5% 1,335
6 6% 1,336
7 7% 1,337
8 8% 1,337
9 9% 1,338
10 10% 1,338
Tabel 3. Indeks bias yang diperoleh dari alat refraktometer menggunakan larutan standar
glukosa.

Dari tabel 2 dan tabel 3 dapat diketahui bahwa besar kandungan glukosa pada beberapa
larutan sari buah didapat dari perbandingan antara indeks bias larutan sari buah dengan indeks
bias larutan standar glukosa. Pertama, pada 100 g sari buah jeruk yang dilarutkan dengan 100
ml akuades mengandung glukosa dengan rentang 1%-2% dengan indeks bias sebesar 1,331.
Kedua, pada 100 g sari buah naga yang dilarutkan dengan 100 ml akuades mengandung
glukosa sebesar 0%-1% dengan indeks bias sebesar 1,330. Ketiga, pada 100 g sari buah
jambu biji yang dilarutkan dengan 100 ml akuades mengandung glukosa dengan rentang 2%-
3% dengan indeks bias sebesar 1,332. Keempat, pada 100 g larutan sari buah salak yang
dilarutkan dengan 100 ml akuades mengandung glukosa sebesar 4%-5% dengan indeks bias
sebesar 1,335. Dari percobaan yang dilakukan dapat dikatakan bahwa dari beberapa jenis
larutan sari buah masih memiliki kandungan glukosa dengan rentang 1%-10%.

Selain itu dari tabel 2 hasil penelitian dapat diketahui pula bahwa besarnya indeks bias larutan
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu densitas cairan. Sari buah dengan
campuran yang terlalu encer akan menyebabkan densitasnya semakin kecil, Dengan semakin
kecil densitasnya, maka indeks biasnya akan semakin kecil pula.

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun


Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

Gambar 1. Sampel sari buah yang digunakan.

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun


Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah buah naga merah memiliki indeks bias
konsentrasi glukosa yang paling rendah dibandingkan dengan sari buah jeruk, salak, dan
jambu biji. Hal ini menunjukkan bahwa buah naga merah berpotensi lebih efektif dalam
menurunkan kadar gula darah dibandingkan dengan tiga jenis buah lainnya. Namun,
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitas penggunaan sari buah naga merah
dalam menurunkan kadar gula darah pada manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew J. Elliot, Carol S. Dweck. (2005). Handbook of Competence and Motivation.


New York: A Division of Guilford Publications, Inc.
Astawan, Made., 2008, Sehat dengan Buah, Bogor: Dian Rakyat.
Brink,O.G., Flink,R.J., and Sachris., 1984, Dasar-dasar Ilmu Instrument, Bandung:
Binacipta.
Henrikson JE, Bech-Nielsen H. 2009. Blood glucose levels.
http://www.netdoctor.co.uk/healthadvice/facts/diabetesbloodsugar. htm. 24 Oktober
2011.
Hidayanto, E. 2008. Portable Elemental Analysis for Environmental Samples (Thesis). Japan:
Kyoto University.
Kee, Joyce LeFever. 2007. Pedoman Pemerik saan Laboratorium dan Diagnostik Edisi 6.
Jakarta: EGC. Pp: 232.
Young, H.D., R.A. Freedman, T.R. Sandin dan A.L. Ford., 2003, Fisika universitas, Jilid 2
(terjemahan Pantur Silaban), Jakarta: Penerbit Erlangga.

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun


Transformatif: Jurnal Praktikum Refraktometer

Laporan Sementara

Asisten Laboratorium : Yorgita Naully Marbun

Anda mungkin juga menyukai