Anda di halaman 1dari 17

Efek Pemberian Ekstrak Kulit Buah Jeruk Bali (Citrus

maxima) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus


Hiperglikemia

Dosen Penelaah:
1. Dr. Aditya Marianti, M.Si
2. Dr. Lisdiana, M.Si
3. Dr. dr. Nugrahaningsih WH, M.Kes

Isti Fadah
4411415050

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai
1 dengan terjadinya hiperglikemia.

Data dari WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2015


2 penderita diabetes mellitus telah mencapai 415 juta jiwa.

Indonesia menjadi negara peringkat ke-7 dengan penderita


3 diabetes terbanyak di dunia.

Penderita diabetes mellitus diperkirakan akan meningkat


4 menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040.
Latar Belakang
Terapi penyakit diabetes mellitus terbagi menjadi 2, yaitu
5 farmakologis dan non-farmakologis.

Perlu obat antidiabetes mellitus dengan efek samping relatif


6 rendah dan dengan harga yang murah.

Hampir 50% kulit jeruk bali belum sepenuhnya


7 dimanfaatkan.

Kandungan flavonoid jeruk bali diduga memiliki aktivitas


8 antidiabetes.
Rumusan Masalah

Bagaimanakah efek pemberian ekstrak kulit buah jeruk bali


(Citrus maxima) terhadap kadar glukosa darah tikus
hiperglikemia?
Tujuan & Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah mengetahui efek pemberian ekstrak kulit


buah jeruk bali (Citrus maxima) terhadap kadar glukosa darah tikus
hiperglikemia.

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat memberikan


informasi ilmiah kepada mahasiswa ataupun masyarakat umum
berkaitan dengan pemanfaatan ekstrak kulit buah jeruk bali sebagai
antidiabetes.
Jeruk Bali
 Jeruk bali adalah tanaman yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Buah jeruk bali

berbentuk bulat dengan kulit luar berwarna hijau saat masih muda dan kekuning-
kuningan jika sudah tua (Christman, 2008).

 Tanaman jeruk mengandung komponen flavonoid seperti naringin, nobelitin, narirutin,

dan hesperidin yang menjadi komponen flavonoid utamanya (Alam dkk., 2014).

 Kulit jeruk bali mengandung naringin yang berfungsi sebagai agen hipoglikemik

(Vinayagam & Xu, 2015).


Diabetes Melitus

 Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan


kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) (Hasan et al., 2013).

 Diabetes melitus lebih dikenal sebagai silent killer, dan juga dikenal sebagai
mother of disease.

 Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi 4 jenis yakni: DM tipe 1, DM tipe 2,


DM Gestasional, dan DM tipe lain.
Obat Antidiabetes

01 Golongan Sulfonilurea
Obat dalam golongan ini bekerja dengan cara mengikat reseptor sulfonylurea spesifik
pada sel β pankreas.
02

02 Golongan Glinid
Obat dalam golongan ini bekerja dengan cara menutup ATP sensitive potassium
channel, kemudian menyebabkan depolarisasi, influx kalsium dan meningkatkan sekresi
insulin.
04
03 Golongan Biguanid
Obat dalam golongan ini bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap
insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Obat Antidiabetes

04 Golongan Thiazolidinedion
Obat dalam golongan ini bekerja dengan cara berikatan dengan PPAR gamma, suatu
reseptor inti di sel otot dan sel lemak.
02

05 Golongan α-glukosidase inhibitor


Obat dalam golongan ini bekerja dengan cara menghambat kerja enzim pada usus kecil
sehingga menunda pemecahan sukrosa dan karbohidrat.

04
06 Golongan DPP-IV Inhibitor
Obat dalam golongan ini bekerja dengan cara menghambat degradasi GLP-1 dan GIP,
sehingga meningkatkan efek kedua inkretin pada fase awal sekresi insulin dan
penghambatan glucagon.
Metode Penelitian
 Lokasi Penelitian
Laboratorium Fisiologi Hewan dan Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ialah tikus putih (Rattus novergicus) galur wistar. Sedangkan sampel
penelitian menggunakan 30 ekor tikus putih jantan, umur 2-3 bulan dengan berat 150-
200 gram, sehat tanpa cacat.
 Variabel Penelitian
Variabel bebas: konsentrasi ekstrak kulit buah jeruk bali (125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB,
500 mg/kgBB).
Variabel terikat: kadar glukosa darah tikus.
Variabel terkendali: bb tikus, suhu, pakan, umur, dan jenis kelamin.
Rancangan Penelitian
 Penelitian yang dilakukan ialah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan pretest
and posttest with control group design yang menggunakan hewan coba sebagai objek
penelitian.
Alat dan Bahan
 Alat Penelitian
Alat yang diperlukan dalam penelitian antara lain kandang hewan percobaan, beaker
glass, rotary evaporator, blender, timbangan digital, pipet sonde, pengaduk, oven,
penyaring, gelas ukur, aluminium foil, tabung reaksi, pisau, glukometer, check strip,
pipet kapiler, kamera, dan software analisis data.
 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian antara lain kulit jeruk bali, pakan tikus,
etanol 70%, akuades, aloksan, dan glibenklamid.
Tahap Persiapan
 Pembuatan ekstrak kulit jeruk bali
Kulit jeruk bali dicuci bersih lalu dipotong kecil dan dikeringkan dengan oven suhu 40oC
hingga kering. Setelah kulit jeruk kering, selanjutnya dihancurkan dengan cara diblender
hingga menjadi serbuk. Sebanyak 100 gram simplisia direndam dengan pelarut etanol 70%
800 ml, lalu dimaserasi selama 48 jam sambil sesekali diaduk. Selanjutnya rendaman
simplisia dalam etanol disaring dan didapatkan dua hasil yaitu berupa ampas dan maserat.
Hasil maserasi tersebut dimasukkan ke rotary evaporator dan akan menjadi ekstrak kental.
 Persiapan hewan uji
Tikus putih dipilih sesuai dengan kriteria inklusi (sehat, jantan, umur 2-3 bulan, bb 150-200
gram) dan eksklusi (sakit, obesitas, dan cacat).
 Adaptasi hewan uji
Tikus diaklimatisasi selama satu minggu sebelum perlakuan, diadaptasikan dengan lingkungan
baru serta pemberian pakan dan akuades secara ad libitum.
Penentuan Dosis Perlakuan

 Dosis Aloksan

Dosis aloksan yang digunakan untuk tikus ialah 24 mg/200 gr BB tikus.

 Dosis glibenklamid

Dosis glibenklamid yang digunakan untuk tikus ialah 0,09 mg/200 gr BB tikus.

 Dosis ekstrak kulit jeruk bali

Dosis ekstrak kulit jeruk bali yang digunakan adalah 125 mg/kg BB, 250 mg/kg BB,
dan 500 mg/kg BB. Penentuan dosis tersebut berdasarkan dosis optimal untuk hewan
uji tikus (Muhtadi, 2012).
Analisis Data

 Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS versi 16. Data yang didapat
adalah perbandingan antara kelompok kadar glukosa darah setelah induksi
aloksan dengan kelompok kadar glukosa darah setelah diberi perlakuan. Uji
statistik yang digunakan ialah uji Kolmogorov-Sminov untuk mengetahui
normalitas data, jika berdistribusi normal maka dilakukan uji ANOVA one way.
Selanjutnya dilakukan uji Tukey untuk mengetahui kelompok yang terdapat
perbedaan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai