A.Deskripsi
Methylphenidate adalah stimulan sistem saraf pusat. Obat ini mempengaruhi zat kimia
dalam otak dan saraf yang berkontribusi terhadap impuls hiperaktif dan impuls
kontrol.Methylphenidate digunakan untuk mengobati gangguan kekurangan fokus, attention
deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Nama umum dari metilfenidat ialah
Ritalin. Methylphenidate juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam
panduan pengobatan. Mengkonsumsi metilfenidat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh yang berbahaya, denyut jantung tidak teratur, resiko terjadinya gagal
jantung, gangguan sirkulasi darah, atau kejang hebat. Metilfenidat berbentuk pil kecil, sebesar
ukuran tablet aspirin, dengan nama yang terukir pada obat tersebut kata “ciba” (nama pembuat).
Tablet 5 mg berwarna kuning pucat, Tablet 10 mg berwarna hijau pucat, dan tablet 20 mg
berwarna putih dan kuning pucat.
B.Indikasi
Manfaat dari metil fenidat ialah digunakan untuk mengobati gangguan kekurangan fokus,
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Narkolepsi dan menangani masalah
perilaku seseorang.
C.DOSIS
Dosis pemeliharaan: Dosis dapat ditingkatkan dengan penambahan mingguan 10 mg, sampai
maksimum 60 mg/hari, dengan dosis pertama digunakan sebelum sarapan.
Kapsul extended release (Metadate CD)
Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Awal: (Methylphenidate- pasien naif) 18 mg sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Dosis harus dititrasi untuk dapat bekerja berdasarkan jadwal titrasi yang direkomendasikan
sebagai berikut:
Dosis awal: 10 mg secara oral 2 atau 3 kali sehari, sebaiknya 30 sampai 45 menit sebelum
makan.
Dosis awal: Methylphenidate juga tersedia sebagai tablet dosis berkelanjutan10 mg dan 20
mg dengan durasi kerja sekitar 8 jam.
Dosis pemeliharaan: Dosis dapat ditingkatkan dengan penambahan mingguan 10 mg, sampai
maksimum 60 mg/hari, dengan dosis pertama digunakan sebelum sarapan.
Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Awal: (Methylphenidate- pasien naif) 18 mg sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
6 tahun atau lebih: tablet immediate release termasuk tablet kunyah (Ritalin, Methylin,
methylphenidate)
Dosis awal: 2,5-5 mg secara oral dua kali sehari, diambil 30 sampai 45 menit sebelum
sarapan dan makan siang.
Dosis awal: Methylphenidate juga tersedia sebagai tablet dosis berkelanjutan 10 mg dan 20
mg dengan durasi kerja sekitar 8 jam. Jika dosis tablet berkelanjutan sesuai dengan dosis
dititrasi methylphenidate tablet biasa (digunakan tidak lebih sering pada setiap 8 jam), maka
tablet dosis lambat dapat digunakan sebagai pengganti tablet biasa.
Dosis pemeliharaan: Dosis dapat ditingkatkan dengan penambahan mingguan 10 mg, sampai
maksimum 60 mg/hari, dengan dosis pertama dihunqkan sebelum sarapan.
Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Awal: (Methylphenidate- pasien naif) 18 mg sekali sehari di pagi hari sebelum sarapan.
Dosis maksimum: 6 tahun sampai 12 tahun: 54 mg/hari, lebih dari 12 tahun: 72 mg/hari tidak
melebihi 2 mg/kg/hari.
Dosis harus dititrasi untuk dapat bekerja berdasarkan jadwal titrasi yang direkomendasikan
sebagai berikut:
C.Cara pengunaan
Pantaulah jumlah obat yang digunakan dari masing-masing botol baru. Methylphenidate
adalah obat yang dapat disalahgunakan dan Anda harus waspada jika ada yang menggunakan
obat Anda dengan tidak benar atau tanpa resep.
Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika
D.FARMAKOLOGI
Stimulan SSP Absorbsi : sediaan oral mudah diabsorbsi,
Metabolisme : melalui hati ( de-estensifikasi),
Waktu paro eliminasi : d-methylphenidate : 1-3 jam,
Waktu mencapai puncak : 6-8 jam
Eksresi : melaluiurin 90 % sebagai metabolite dan obat yang tidak berubah
E.FARMAKODINAMIK
Obat metilfenidat membantu memperbaiki GPP dengan memperbaiki hiperaktivitas
dan memperbaiki lamanya perhatian obat -obat seperti amfetamin ini dianggap lebih
efektif daripada amfetamin dalam mengobati GPP. Metilfenidat sedikit lebih efektif
dari-pada pemolin untuk GPP, tetapi efek samping dan reaksi yang merugikan dari
pemolin juga tidak seberat metilfenidat. Obat-obat simpatomimefik, seperti deko-
ngenstan, mentunbah kerja metilfenidat dan pemolin. Antihipertensi dan barbiturat
dapat menurunkan kerja obat-obat ini. Makanan yang mengandung kafein harms
dihindari ka-rena menambah kerja obat. Obesitas telah diobati dengan amfetamin
yang diresepkan atau dengan obat-obat seper-ti amfetamin yang dijual babas.
Amfetamin pemah dianjurkan sebagai obat-obat yang mintimbulkan anoreksta
(penekan napsu makan) untuk pemakaian jangka pendek (4- 12 minggu). Karma dapat
timbulnya toleran-si, ketergantungan, dan penyalahgunaan, amfetamin kini tidak
dianjurkan lagi pe-makaiannya untuk penekan napsu makan. Obat bebas pilihen untuk
penekan napsu makan untuk pemakaian jangka pendek ada-lah fenilpropanolamin
(Dexatrim) karena efek samping sistemik yang ditimbulkannya lebih sedikit dan
kurang dapat menimbulkan penyalahgunaan.
KONTRA INDIKASI
hipersensitifitas methylphenidate atau komponen lain dlm formulasi. Reaksi idiosinkratik
terhadap senyawa amin simpatomimetik (kecemasan, ketegangan, gangguan emosi yg luar
biasa) glaucoma, jika digunakan selama atau dlm 14 hari dgn MAOI, Tourette syndrome atau
TICS
Efek yang ditimbulkan dari penggunaan metilfenidat ialah sebagai berikut, Efek pada
jangka pendek dari metilfenidat ialah :
Kerusakan permanen pada pembuluh darah di jantung dan di otak, tekanan darah tinggi
yang berakibat serangan jantung, stroke dan kematian
Kerusakan pada lever (hati), ginjal dan paru-paru
Kerusakan jaringan dalam hidung bila dihirup
Masalah pernapasan bila dihisap seperti rokok, penyakit-penyakit menular dan
peradangan (bila disuntikkan)
Kekurangan gizi, kehilangan berat badan
Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan
Ketergantungan psikologis yang besar
Depresi
Kerusakan pada otak mirip dengan penyakit stroke dan epilepsi
Pelepasan monoamin dari ujung saraf di otak. Noradrenalin & dopamin adalah mediator
penting, tetapi pelepasan serotonin juga penting. Mereka meningkatkan konsentrasi dopamin
intrasinaptik dengan memblok pembawa dopamin dan menggantikan monoamin dari
gelembung sinaptik. Respon perilaku utama pada anak hiperaktif membuktikan
kemampuannya untuk menghambat dan mempertahankan fungsi motorik dan kognitif, tetapi
mekanisme farmakologi yang mendasari masih belum jelas (Saragih, 2009). Obat diserap
secara cepat melalui oral, memperlihatkan ikatan protein plasma yang rendah dan dieliminasi
dari tubuh dalam 24 jam mengikuti metabolisme hepatik. Satu studi menyatakan respon
perilaku menetap bahkan setelah obat dihentikan tetapi secara umum efeknya berkurang ketika
obat dihentikan. Obat berbeda mempunyai sedikit perbedan waktu paruh, hal ini penting pada
prakteknya. Kerja metilfenidat paling cepat (1-3 jam) & waktu paruh paling pendek (2-3 jam),
efeknya menghilang dalam 4-6 jam. Sediaan lepas lambat digunakan pada anak dengan
rebound hyperactivity, atau yang tidak dapat diberikan obat berulang-ulang.
G.Kontra indikasi
Zat seperti amfetamina ini menyebabkan jenis dampak yang sama pada tubuh seperti
bentuk lain dari kehilangan nafsu makan, insomnia meningkatkan tekanan jantung.
Penyalahgunaan obat ini dalam dosis yang lebih besar-khususnya melalui suntikan atau
hisapan menyebabkan gangguan yang lebih besar pada tubuh. Tekanan pada jantung bisa
menyebabkan hal yang fatal. Seperti kasus pada anak belasan tahun, Dampak masa panjang
bagi pengguna Ritalin yang jatuh ketika bermain papan luncur di suatu waktu. Meninggal
karena serangan jantung. Suntikan Ritalin memiliki dampak tambahan yang mengerikan pada
tubuh. Ketika zat-zat kimianya bercampur, methylphenidate, tidak larut dalam air, tablet juga
mengandung partikel dari bahan pengisi yang tak larut. Bahan-bahan yang telah menyatu ini
menutup peredaran darah kecil ketika disuntikkan ke jaringan darah, menyebabkan kerusakan
yang serius pada paruparu dan mata. Disamping dampak fisik, ada pula kondisi emosi yang
mengerikan muncul sebagai dampak jangka pendek dari penggunaan obat ini. Perilaku
berhalusinasi dan penyakit kejiwaan tidaklah asing. Peneliti di Texas, AS menemukan bahwa
penggunaan Metilfenidat (Ritalin) bisa berkaitan dengan resiko kanker yang tinggi. Penelitian
ini menemukan bahwa setelah hanya tiga bulan, satu dari dua belas anak yang dirawat dengan
Ritalin memiliki genetika yang tidak normal dan dapat meningkatkan resiko kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Emergency Department Visits Involving ADHD Stimulant Medications, Substance Abuse and
Mental Health Administration 2006 United Nations Office on Drugs and Crime