Anda di halaman 1dari 4

No 3.

Modifikasi perilaku dan toilet training. Segera setelah makan, anak dianjurkan untuk buang air
besar, berilah waktu sekitar 10 – 15 menit bagi anak untuk buang air besar. Bila dilakukan
secara teratur akan mengembangkan reflek gastrokolik pada anak (PPM IDAI jilid 1)
Terapi modifikasi perilaku untuk konstipasi dirancang untuk mengatur rutinitas buang air
besar, mencegah menahan tinja, dan meningkatkan pemahaman tentang dinamika buang air
besar. Beberapa protokol program modifikasi perilaku telah digunakan sebagai intervensi
terapeutik. Pendekatan bertahap yang dijelaskan oleh van Dijk et al mencakup beberapa
langkah. Psiko-edukasi digunakan sebagai langkah awal untuk mengubah perilaku orang tua
dan anak mengenai konstipasi. Pengurangan kecemasan terhadap buang air besar dengan
menggunakan pendidikan dan model sangat membantu untuk memperlancar buang air
besar. Pada langkah selanjutnya anak diajarkan teknik mengedan seperti relaksasi tungkai
dan kaki, menarik nafas dalam dan menahannya serta cara melakukan dorongan sambil
menahan nafas. Akhirnya perilaku tersebut diperkuat oleh sistem motivasi dan penghargaan
serta mengembangkan rutinitas buang air besar tanpa menghindarinya.
Namun demikian, penggunaan langkah-langkah non-invasif ini akan meningkatkan
pengeluaran feses, meningkatkan hubungan keluarga dan membangun hubungan antara
dokter dan keluarga. Oleh karena itu, terapi perilaku yang melibatkan langkah-langkah yang
dijelaskan di atas harus digunakan pada anak-anak yang mengalami konstipasi kronis.
(Rajindrajith dkk, 2011)

No. 7
Gejala dan tanda Retensi tinja Penyakit
nonorganik Hirschprung
Terlambatnya pengeluaran mekonium Tidak pernah Sering
Cepirit Sering Jarang
Gejala obstruktif Jarang Sering
Tinja berdiameter besar Sering Jarang
Perilaku menahan tinja Sering Jarang
Enterocolitis Tidak pernah Mungkin
Gejala sejak lahir Jarang Sering
Lokalisasi tinja Rektum Ekstrarektum
Gejala saluran cerna bagian atas terkait Tidak pernah mungkin
(pediatri Rudolph volume 2 ed. 20)
No. 9
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain :
a. Optimalisasi diet tinggi serat - Pemantauan diet
untuk memastikan diet serat adekuat, bila tidak maka dapat diberikan suplemen serat. Supaya
lebih efektif ditambah dengan konsumsi air atau air non susu sebanyak 960-1920 ml perhari.
b. Laksatif
Laksatif pada saat onset suatu episode konstipasi berguna untuk membersihkan feses yang
keras dan merangsang pergerakan usus. Dosis maintenance laksatif dipertimbangkan apabila
feses tetap keras, diameter besar atau terus menyebabkan nyeri.
c. Disimpaksi
Anak dengan motilitas usus yang hilang selama beberapa hari dan tidak bisa mengeluarkan
feses akan mengalami impaksi feses yang harus diberikan laksatif oral dosis tinggi selama 1
minggu, atau sodium fosfat enema diikuti dengan pemberian laksatif oral

Anda mungkin juga menyukai