Anda di halaman 1dari 24

Uji Efikasi Kuersetin sebagai

Sitotoksin Sel Kanker WiDr

Anggota : Nur Asiyah (4411415039)


Safira Adlin S (4411415065)
Mego Rifqi AN (4411415055)
Erik Aprilian D (4411415068)
Fatimah Azzahra (4411415052)
TUJUAN
Menguji efektivitas antikanker
kuersetin terhadap sel kanker kolon
(WiDr) secara in vitro.
Landasan Teori
Kanker kolon merupakan jenis kanker dengan insidensi
yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat
108.070 kasus kanker kolon di Amerika pada tahun 2008
(Jemal et al, 2008).
Di Indonesia penderita kanker kolon mencapai 1,8
penderita setiap 100.000 orang (Tedja dan Abdullah,
2013)
Pertumbuhan jaringan atau tumor
Adanya polip pada 1
lapisan mukus kolon.
2

Polip bersifat jinak atau


bahkan dapat bersifat
ganas

polip dapat berubah


3 Jumlah polip adenoma
menjadi kanker bergantung menjadi indikasi peningkatan
dari jenisnya. risiko kanker kolon
Landasan Teori

Sel WiDr adalah turunan sel kanker kolon yang lain yakni
sel HT-29 (Chen at el., 1987).

Kuersetin merupakan senyawa golongan flavonoid yang


dikenal memeilki efek antikanker. (Kusuma dkk, 2010).
Salah satu bahan alami yang sering digunakan dalam
pengobatan penyakit kanker ialah kuersetin, suatu
senyawa golongan flavonoid yang sangat banyak
terdapat di alam dan seringkali ditemukan di apel,
bawang putih, teh hitam, dan anggur merah. (Hollmen et
al., 1997)
Kuersetin merupakan senyawa golongan flavonoid yang
dikenal memilki efek antikanker. (Kusuma dkk, 2010).
Alat dan Bahan

Alat Bahan
04
Purifier class II Biosafety cabinet Kuersetin
inkubator Co2 Sel kanker WiDr
tissue culture falsk/disk RPMI
96 well plate asam amino, vitamin, gula
 24 well plate tripsin-EDTA 0,25%
Haemocytometer Reagen MMT,
 ELISA reader Sodium Dedosil Sulfat 10% dalam 0,1 N
mikroskop fluoresens HCL
reagen etidium bromide-akridin oranye
mikroskop inverted
 Phosphat Buffer saline 1x pH 7,4.
 kamera digital.
A C E
LANGKAH KERJA

B D

Pembuatan Pemanenan Pengamatan


Media Uji
Sel Kinetika
Kultur Sel Sitotoksisitas
Proliferasi Sel
dengan MTT
(Uji Doubling
Preparasi Assay
Time)
Sel
Pembuatan Media Kultur Sel

mencampurkan
10ml FBS 10 + tambahkan
RPMI sampai Simpan pada
0,5 fungizone
100 ml suhu 4 derajat
0,5% + 2ml
penstrep 2%
Preparasi Sel

Suspensi sel
Sel inaktif diambil Sel dipindahkan ke
disentrifus dengan
dari tangki dalam tabung
kecepatan 750 rpm
nitrogen cair conical steril yang
selama 5 menit,
dicairkan pada berisi medium
kemudian bagian
suhu 37ºC. tumbuh RPMI
supernatan dibuang.

Pellet ditambah medium


Sel diinkubasi dalam inkubator
penumbuh RPMI,diresuspensi
CO2 5% pada suhu 37ºC.
hingga homogen, selanjutnya
Setelah 24 jam, medium
sel ditumbuhkan dalam
diganti dan sel ditumbuhkan
beberapa tissue culture flask
lagi hingga konfluen
kecil (3-4 buah)
Pemanenan Sel

Suspensi sel
ditambah
sel dipindahkan
sejumlah
medium ke dalam tabung
medium kultur
penumbuh Larutan PBS (jika conical steril dan
sehingga
dibuang dan sel sel dalam tissue diambil 10 μl.
diperoleh
dicuci koloninya culture flask kecil Dihitung jumlah
konsentrasi sel
dengan cara dianggap bersih) selnya
sebesar yang
ditambah larutan dibuang menggunakan
diperlukan (2 x
PBS secukupnya haemocytometer
104 sel per 100
.
μl) dan siap
untuk penelitian.
Uji Sitotoksisitas dengan MTT Assay

Sel diambil dari


inkubator CO2 Sel ditransfer ke sampel
dan diamati. dalam sumuran dimasukkan ke
Kemudian 96 well-plates, dalam sumuran
dihitung dan masing-masing (triplo),
jika dalam
diencerkan 100 μl, sebanyak 100
waktu 24 jam
dengan Media disisakan 3 Sel diinkubasi di μl ekstrak uji
belum terlihat
Kultur (MK) sumuran dalam ditambahkan
efek sitotoksik,
sesuai kosong. inkubator ditambahkan
inkubasi
kebutuhan Keadaan sel selama 24 jam pada well sel uji
kembali selama
dengan diamati dengan dan well blanko
24 jam
mengikuti mikroskop (MK), kemudian
protokol inverted untuk diinkubasi di
penghitungan melihat dalam
sel (2 x 104 sel distribusi sel. inkubator CO2
per 100 μl).
Uji Sitotoksisitas dengan MTT Assay

Media sel
Plate
tanpa dibuang
dibungkus Pembungkus
kemudian Kondisi sel
dengan kertas dan tutup
ditambahkan diperiksa
dan diinkubasi plate dibuka
Menjelang reagen MTT dengan
di tempat kemudian
akhir waktu sebanyal 10 μL mikroskop
gelap pada dimasukkan ke
inkubasi, ke dalam inverted, jika
temperatur dalam ELISA
kondisi sel setiap formazan telah
kamar selama reader.
didokumentasi sumuran, jelas
semalam. Absorbansi
kan untuk termasuk terbentuk,
ELISA reader sumuran
setiap kontrol media tambahkan
dihidupkan dibaca dengan
perlakuan (tanpa sel). Sel stopper 100 μL
kemudian ELISA reader
diinkubasi SDS 10% dalam
tunggu proses dengan λ=550-
selama 2-4 jam 0,1 N HCl.
progressing 600 nm
di dalam
hingga selesai.
inkubator CO2.
Uji Sitotoksisitas dengan MTT Assay

Buat grafik log konsentrasi vs prosentase


Hitung prosentase sel hidup dan analisis sel hidup dengan chart type scatter dan
harga IC50 dengan Excell (Regresi linear chart subtype compare pairs of values. Cari
dari log konsentrasi) atau SPSS persamaan regresi linier dari grafik
(Probit/Logit). tersebut dengan menambilkan add
trendline-regresi linier.
Pengamatan Kinetika Proliferasi Sel (Uji Doubling Time)

Cara kerja yang sama dengan metode MTT, namun terdapat


penambahan inkubasi selama 0; 24; 48; 72 jam (Khoiriyah,2011),
serta jumlah sel yang dibutuhkan untuk uji proliferasi sel adalah 1,5
x 104 sel/sumuran (1,5 x 104 sel/100μl MK).
Hasil
Hasil
Pembahasan
Data absorbansi metode MTT yang diperoleh menunjukkan korelasi
antara perlakuan dengan berbagai tingkat dosis terhadap jumlah sel
yang hidup. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi potensi
sitotoksik kuersetin pada penelitian ini adalah IC50yaitu dengan
menghitung harga IC50 hasil regresi linier dari konsentrasi versus sel
viabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai IC50sebesar 1046 µM.
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan morfologi sel secara mikroskopis,
kuersetin memberikan perubahan morfologi sel yang mengarah ke
apoptosis pada konsentrasi 1000 µM.

Uji dilakukan dengan menginkubasi 5x103 sel WiDr dengan kuersetin


selama 24 jam. Grafik menunjukan efek perlakuan kuersetin
terhadap sel WiDr pada kadar 50, 100, 200, 400, 600, 800, 1000.
Pembahasan
Perubahan morfologi sel
yang terjadi kuersetin,
antara lain kondensasi
kromatin, fragmentasi DNA
yang ditandai dengan
adanya bulatan bulatan
dalam inti sel, serta
cellmembrane blebbing
akibat perubahan
permeabilitas membran
yang ditandai dengan
bentuk membran yang
berkerut kerut.
Pembahasan

Pada perlakuan kuersetin 100 µM


belum menunjukkan efek pemacuan
apoptosis. Terlihat dari masih
banyaknya sel yang berwarna hijau.

Pada seri konsentrasi 200 µM baru


terlihat adanya efek apoptosis. Terlihat
dari sudah adanya beberapa sel yang
berfluoresensioranye yang
menandakan mulai hilangnya
permeabilitas membran sel.
Pembahasan

Hasil pengamatan dari uji proliferasi sel menunjukkan bahwa pada konsentrasi 1000 µM
telah terjadi penghambatan proliferasi sel akibat perlakuan kuersetin. Terlihat dari grafik
bahwa pada jam ke 48 dengan konsentrasi 1000 µM (C) grafik mengalami penurunan.
Hal ini dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka penghambatan
terhadap proliferasi sel juga akan semakin meningkat.
Kesimpulan

Kuersetin memiliki efek sitotoksik terhadap sel


kanker kolon WiDr, dengan nilai IC50sebesar 1046
M. Kuersetin dapat memacu proses apoptosis
pada sel kanker kolon WiDr. Kuersetin dapat
menghambat proliferasi sel kanker kolon WiDr.

Anda mungkin juga menyukai