Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“Medan Magnet Bumi”

Dibuat oleh

Nama : Maulana Ferdiansyah

NIM : 20/462145/PA/20117

Program Studi : Geofisika

Asisten : Nancy Sosiani Hutabarat

Waktu : Kamis, 25 Maret 2021

LABORATORIUM FISIKA DASAR


DEPARTEMAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Bumi ini juga memiliki sifat kemagnetan yang dinamakan elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik inilah yang melindungi bumi dari radiasi pancaran sinar ultraviolet dan angin
yang bersumber dari matahari. Karena medan magnet tersebut menjangkau dari bagian dalam
bumi hingga bertemu radiasi yang dihasilkan oleh matahari tersebut. Bumi ini bersifat sebagai
magnet yang diasumsikan bahwa di pusat bumi terdapat inti bumi luar yang berupa cairan yang
terus berputar mengelilingi inti bumi bagian dalam sehingga menghasilkan elektromagnetik
yang dapat melindungi bumi.
Dalam kehidupan sehari-hari pengaruh medan magnet bumi ini sangatlah berguna. Aplikasi
medan magnet dan gaya magnet tidak terhitung. bahkan masih terus berkembang dari tahun ke
tahun. Beberapa contoh diantaranya, Selama berpuluh-puluh tahun, industri hiburan
bergantung pada perekaman magnet dari musik dan gambar bergerak pada audiotape dan
videvtape. Meski teknologi digital kini sudah mulai masuk menggantikan perekaman magnetik,
industri tersebut masih bergantung pada magnet yang mengendalikan pemutar CD dan DVD
serta hard disk computer, magnet jugalah yang menghidupi kubah speaker pada headphone,
televisi, speaker komputer, dan telepon. Mobil modern pun dilengkapi dengan lusinan magnet
karena dibutulkan magnet untuk motor starter mobil. pengatur jendela, kontrol sunroof. dan
kontrol wiper kaca depan, Sebagian besar sistem alarm pengaman, bel pintu. dan kunci pintu
otomatis menggunakan magnet. Jadi, jelas sudah bahwa magnet hadir di mana-mana dalam
kehidupan kita. Praktikum kali ini akan membahas mengenai medan magnet bumi dan dengan
menggunakan beberapa metode unutk mencari kuat medan magnet bumi horizontal.

1.2 Tujuan
 Mengukur kuat medan magnet bumi horizontal dengan beberapa cara
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Medan Magnet


Kara Magnet berasal dari Magnesia, suatu tempat di Asia dimana orang pertama kali
menemukan batuan yang dapat menarik partikel-partikel besi. Orang Cina mungkin yang
digunakan pertama menggunakan batu ini sebagai kompas. Pada Fairbanks, Alaska, seringkali
terjadi penampakan Aurora. Aurora terjadi ketika sinar kosmik (Partikel-Partikel bermuatan
listrik yang terutama berasal dari matahari) terperangkap kedapam atmosfer bumi di atas kutub-
kutub magnet bumi dan bertumbukan dengan atom-atom lainnya, sehingga menghasilkan
pancaran cahaya tampak yang sangat indah.
Penelitian tentang interaksi antara listrik dan medan magnet sudah sejak lama
dilakukan. Secara teori kita memahami bahwa medan magnet dapat dihasilkan dari suatu
sumber arus listrik. Ketika arus dihasilkan dari suatu kawat panjang, maka akan timbul medan
magnet di sekitar kawat seperti terlihat pada gambar.

Secara sederhana kompas juga bisa digunakan sebagai alat untuk menentukan arah medan
magnet akibat arus listrik yang ditimbulkannya, selain itu kompas juga bisa digunakan
sebagai alat untuk menghitung besarnya medan magnet pada kawat berarus. Nilai dari medan
magnet sesuai fungsi arus dan jarak dirumuskan dengan persamaan:
𝜇 0𝐼
𝐵=
2𝜋𝑟
Dimana 𝜇 0 = 4𝜋 𝑥 10 −7Tm/A, dengan I dalam Ampere, r dalam Meter, dan B dalam Tesla

2.2 Solenoida
Solenoida, arus i-nya berputar sehingga untuk memudahkan kaidah tangan kanan, arah
putaran keempat jari yang dirapatkan menunjukkan arah putaran arus, sedangkan arah jempol
menunjukkan arah garis-garis medan magnetiknya. Ketika sebuah solenoida dialiri arus listrik
maka garis-garis medan magnetil yang dihasilkan yaitu keluar dari satu ujung (kutub utara) dan
masuk ke ujung lainnya (kutub selatan).
Solenoida merupakan kawat berbahan konduktor yang disusun sehingga membentuk
kumparan (koil) dan dapat dialiri arus listrik. Kuat medan magnet didalam (sumbu) solenoida
jauh lebih besar bila dibandingkan dengan di luar solenoida. Medan magnet berbentuk Solenoid
ialah medan magnet yang dihasilkan oleh arus dalam kumparan kawat berbentuk heliks yang
panjang, tergulung rapat.
Solenoida disebut ideal apabila medan magnet didalam solenoida bersifat homogen dan
diluarnya nol. Kuat medan magnet (B) didalam solenoida dapat dihitung menggunakan hukum
ampere. Jika setiap lilitan pada solenoida bearus listrik I0 dan terdapat N buah lilitan pada
solenoid sepanjang l, maka;
𝑁
𝐵 = 𝜇 0 𝐼0
𝐼
Teknik solenoida ini biasa digunakan untuk pembuatan elektromagnet dan toroida. Kutub
selatan elektromagnet (S) merupakan kutub yang dituju oleh garisgaris medan magnet yang
berasal dari kutub utara (U).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Set kawat dengan pengukur jarak
2. Kompas
3. Sumber arus
4. Solenoida dengan batang besi
5. Stopwatch
6. Penggaris

3.2 Skema Percobaan


Percobaan 1. Menggunakan solenoida

Gambar 3.2.1 Skema percobaan 1


Percobaan 2 dan 3. Menggunakan Kompas

Gambar 3.2.2 Skema percobaan 2 dan 3

3.3 Langkah Percobaan


Percobaan 1. Menggunakan Solenoida
1. Hubungkan sumber arus ke solenoid
2. Pasang arus sebesar 0,2 A
3. Catat waktu pada saat batang berosilasi sebanyak 20 kali
4. Variasikan arus sampai 2 A (variasi 0,2 A)
5. Ulangi langkah 4 kembali untuk setiap arus.
Percobaan 2. Menggunkaan Kompas
a (Variasi arus dengan tinggi kawat tetap)
1. Sumber arus dihubungkan sumber arus dengan kawat
2. Membuat tinggi kawat dengan kompas sebesar 3 cm
3. Catat sudut penyimpangan pada kompas
4. Variasikan arus dari 0,5 A sampai 3 A (setiap 0,5A)
5. Mencatat sudut penyimpangan pada kompas setiap variasi arus
b (Variasi tinggi kawat dengan arus tetap)
1. Hubungkan sumber arus dengan kawat panjang
2. Membuat arus tetap pada 2,5 A
3. Variasikan tinggi kawat mulai dari 2 cm sampai 6cm (setiap 1 cm)
4. Mencatat sudut penyimpangan pada kompas setiap variasi tinggi kawat dengan
kompas.
5. Mencatat setiap variasi tinggi kawat penyimpangan pada kompas
3.4 Analisis Data
Percobaan 1. Menggunakan Solenoida (Metode Osilasi)
Tabel 3.4.1 Analisa data percobaan 1
I(A) n t1(s) t2(s) T1(s) T2(s) T(s) 1/T2 (s-2)

Persamaan yang digunakan :


1 𝑘𝜇 0 𝑁
= 𝐼 + 𝑘𝐵𝑏
𝑇2 𝐿
Grafik

Grafik 3.4.1 Hubungan 1/T2 vs I


Dengan menggunakan
𝜇 0𝑁𝐼 2𝜋
= 𝐵𝑤 𝜔=
𝐿 𝑇

𝐶𝐿𝐵 𝐶𝐿
𝜔2 = ⟺ 𝜔2 = (𝐵𝑏 + 𝐵𝑤 )
𝐼 𝐼
1 𝐶𝐿(𝐵𝑏 + 𝐵𝑤 )
2 =
𝑇 4𝜋 2 𝐼
Sehingga didapatkan
1. 𝑘𝜇 0 ∴ 𝑘 ± ∆𝑘 =⋅⋅⋅ ± ⋅⋅⋅
𝑚=
𝐿
𝑚𝐿 𝐿
𝑘= ∆𝑘 = ∆𝑚
𝑁𝜇0 𝑁𝜇 0

2. 𝑐 = 𝑘𝐵𝑏 ∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 =⋅⋅⋅ ± ⋅⋅⋅


𝑐
𝐵𝑏 = 2 2
𝑘 1 𝑐
∆𝐵𝑏 = √( ∆𝑐) + ( 2 ∆𝑘)
𝑘 𝑘
Keterangan :
K = c = konstanta
L = panjang kumparan = 0,35 m
𝐵𝑏 = medan magnet bumi horizontal
𝐵𝑤 = medan magnet bumi
𝜇 0 = 4𝜋 𝑥 10−7
N = jumlah lilitan = 384 lilitan
I = arus listrik

Percobaan 2. Menggunakan Kompas (Metode Pergeseran Sudut pada Jarum Kompas)


a. Variasi arus
Tabel 3.4.2 Analisa data percobaan 2 (variasi arus)
I(A) 𝜃1° 𝜃2° 𝜃3° 𝜃° tan 𝜃 °

Persamaan yang akan digunakan


𝜇0
tan 𝜃 = 𝐼
2𝜋𝑑𝐵𝑏
Grafik

Grafik 3.4.2 (a) Hubungan tan 𝜃 ° vs I


Maka didapatkan :
𝜇0 ∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 =⋅⋅⋅ ± ⋅⋅⋅
𝑚=
2𝜋𝑑𝐵𝑏
𝜇0 𝜇0
𝐵𝑏 = ∆𝐵𝑏 = ∆𝑚
2𝜋𝑑𝑚 2𝜋𝑑𝑚2
b. Variasi ketinggian
Tabel 3.4.2 Analisa data percobaan 2 (variasi ketinggian)
d(m) 𝜃1° 𝜃2° 𝜃3° 𝜃° 1/tan 𝜃 °

Persamaan yang digunakan :


1 2𝜋𝐵𝑏
= 𝑑
tan 𝜃 𝜇0𝐼
Grafik

Grafik 3.4.2 (b) Hubungan 1/tan 𝜃 ° vs d


Maka didapatkan :

2𝜋𝐵𝑏 ∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 =⋅⋅⋅ ± ⋅⋅⋅


𝑚=
𝜇0 𝐼
𝑚𝜇0 𝐼 𝜇0 𝐼
𝐵𝑏 = ∆𝐵𝑏 = ∆𝑚
2𝜋 2𝜋
Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian


 Percobaan 1. Menggunakan Solenoida (Metode Osilasi)
Tabel 4.1.1 Analisa data percobaan 1

I(A) n t1(s) t2(s) T1(s) T2(s) T(s) 1/T2 (s-2)


0,2 20 19,25 20,37 0,96 1,02 0,99 1,02
0,4 20 14,44 14,81 0,72 0,74 0,73 1,87
0,6 20 12,4 12,09 0,62 0,60 0,61 2,67
0,8 20 10,41 10,32 0,52 0,52 0,52 3,72
1 20 9,18 9,28 0,46 0,46 0,46 4,70
1,2 20 8,75 8,69 0,44 0,43 0,44 5,26
1,4 20 7,9 7,94 0,40 0,40 0,40 6,38
1,6 20 7,72 7,41 0,39 0,37 0,38 6,99
1,8 20 6,94 7,06 0,35 0,35 0,35 8,16
2 20 6,66 6,91 0,33 0,35 0,34 8,69

Maka didapatkan grafik :

Grafik 1/T2 vs I
10

6
1/T2

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
I

Grafik 4.1.1 Hubungan 1/T2 vs I

Dengan menggunakan Regresi Linear didapatkan nilai


∴ 𝑚 ± ∆𝑚 = 4,34 ± 0,08
∴ 𝑐 ± ∆𝑐 = 0,17 ± 0,10
Sehingga dapat didapatkan nilai
𝑚𝐿 4,34 𝑥 0,35
1. 𝑘 = ⟺ = 3147,86
𝑁𝜇0 384 𝑥 4𝜋 𝑥 10−7

𝐿 0,35
∆𝑘 = ∆𝑚 ⟺ (0,08) = 58,03
𝑁𝜇 0 384 𝑥 4𝜋 𝑥 10−7

Sehingga didapatkan ∴ 𝑘 ± ∆𝑘 = 3147,86 ± 58,03

Didapatkan juga nilai medan magnet bumi horizontal (𝐵𝑏 )


𝑐 0,17
2. 𝐵𝑏 = ⟺ = 5,40 𝑥 10−5
𝑘 3147,86

2 2 2 2
1 𝑐 1 0,17
∆𝐵𝑏 = √( ∆𝑐) + ( 2 ∆𝑘) ⟺ √( (0,10)) + ( (58,03)) = 3,17 𝑥 10−5
𝑘 𝑘 3147,86 3147,862

Sehingga didapatkan ∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = (5,40 ± 3,17) 𝑥 10−5

 Percobaan 2. Menggunakan Kompas (Metode Pergeseran Sudut pada Jarum Kompas)

a) Variasi Arus
Tabel 4.2 Analisa data percobaan 2 (variasi arus)
I(A) 𝜃1° 𝜃2° 𝜃3° 𝜃° tan 𝜃 °
0,5 10 10 11 10,33 0,18
1 18 18 18 18 0,32
1,5 21 22 21 21,33 0,39
2 26 27 26 26,33 0,49
2,5 28 29 30 29 0,55
3 32 31 32 31,67 0,61

Maka didapatkan Grafik :

Grafik tan 𝜃^° vs I(A)


0,7
0,6
0,5
TAN 𝜃^°

0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
I(A)

Grafik 4.1.2 (a) Hubungan tan 𝜃 ° vs I


Dengan diketahui
∴ 𝑚 ± ∆𝑚 = 4,34 ± 0,08
Dan dengan diketahui juga nilai
d = 0,03 m ; ∆d = 0,0005 m
Maka didapatkan nilai Medan magnet bumi horizontal
𝜇0 4𝜋 𝑥 10−7
𝐵𝑏 = ⟺ = 1,54 𝑥 10−6
2𝜋𝑑𝑚 2𝜋 (0,03)(4,34)
𝜇0 4𝜋 𝑥 10−7
∆𝐵𝑏 = ∆𝑚 ⟺ (0,08) = 2,83 𝑥 10−8
2𝜋𝑑𝑚2 2𝜋(0,03)(4,34)2

Sehingga didapatkan ∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = (1,54 𝑥 10−6 )± (2,83 𝑥 10−8 )

b) Variasi Ketinggian
Tabel 4.2 Analisa data percobaan 2 (variasi arus)

d(m) 𝜃1° 𝜃2° 𝜃3° 𝜃° 1/tan 𝜃 °


0,02 35 33 32 33,33 1,52
0,03 30 27 26 27,67 1,91
0,04 24 22 23 23 2,36
0,05 18 17 16 17 3,27
0,06 10 11 11 10,67 5,31

Maka didapatkan Grafik :

Grafik 1/tan 𝜃^° vs d


6

4
1/tan 𝜃^°

0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
d

Grafik 3.4.2 (b) Hubungan 1/tan 𝜃 ° vs d


Dengan diketahui
∴ 𝑚 ± ∆𝑚 = 4,34 ± 0,08
Dan dengan diketahui juga nilai
I = 2,5 A ; ∆I = 0,05 m
Maka didapatkan nilai Medan magnet bumi horizontal
𝑚𝜇0 𝐼 (4,34)(4𝜋 𝑥 10−7)(2,5)
𝐵𝑏 = ⟺ = 2,17 𝑥 10−6
2𝜋 2𝜋
𝜇0 𝐼 (4𝜋 𝑥 10−7 )(2,5)
∆𝐵𝑏 = ∆𝑚 ⟺ (0,08) = 4 𝑥 10−8
2𝜋 2𝜋
Sehingga didapatkan ∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = (2,17 𝑥 10−6 )± (4 𝑥 10−8 )
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan yang tujuannya mendapatkan
hasil besar medan magnet bumi horizontal. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan
solenoida dengan mengukur osilasi dan kompas dengan mengukur simpangan pada kompas.
Untuk mencari kuat medan magnet bumi horizontal ini digunakan dua metode yaitu metode
osilasi, dengan metode ini didapat variasi kuat arusnya yaitu mulai dari 0,2 A hingga 2 A
(dengan interval 0,2 A). Metode ini untuk percobaan yang pertama dengan menghitung
lamanya osilasi batang solenoida sebanyak 20 kali gerakan bolak-balik. Metode yang
berikutnya yaitu dengan kompas. Pada metode kedua ini terdapat dua kali percobaan,
percobaan pertama dengan memvariasikan kuat arusnya mulai 0,5 A hingga 3 A (dengan
interval 0,5 A) dan jarak tetap 0,03 m. percobaan kedua yaitu dengan memvariasikan tingginya
yaitu mulai dari 0,02 m hingga 0,06 m (dengan interval 0,01 m) dan kuat arus teteap 2,5 A.
Praktikum ini juga menggunakan metode regresi linear untuk perhitungannya.
Perhitungan dengan menggunakan regresi linear, maka di dapatkan nilai :

∴ 𝑚 ± ∆𝑚 = 4,34 ± 0,08
∴ 𝑐 ± ∆𝑐 = 0,17 ± 0,10
Dengan diapatkannya besaran tersebut dengan menggunakan regresi linear maka didapatkan
1. Percobaan 1. Menggunakan Solenoida (Metode Osilasi)
∴ 𝑘 ± ∆𝑘 = 3147,86 ± 58,03
∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = (5,40 ± 3,17) 𝑥 10−5 T

2. Percobaan 2. Menggunakan Kompas (Metode Pergeseran Sudut pada Jarum Kompas)


a. Variasi Arus (A)
∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = (1,54 𝑥 10−6 )± (2,83 𝑥 10−8 ) T

b. Variasi ketinggian (m)


∴ 𝐵𝑏 ± ∆𝐵𝑏 = (2,17 𝑥 10−6 )± (4 𝑥 10−8 ) T

Berdasarkan hasil perhitungan dapat didapatkan bahwa semakin besar kuat arus yang
digunakan, maka semakin kecil nilai periodenya. Semakin besar kuat arus juga maka semakin
besar pula simpangan sudutnya. Serta semakin tinggi ketinggian maka semakin kecil pula nilai
simpangannya. Praktikum kali ini juga didapatkan grafik, dengan grafik tersebut dapat dilihat
pada grafik pertama bahwa hubungan 1/𝑇 2 berbanding lurus dengan I, grafik kedua
memperlihatkan bahwa hubungan antara kuat arus berbanding lurus dengan tan 𝜃°, karena
semakin besar kuat arusnya maka semakin besar pula tan 𝜃°nya. Pada grafik ketiga didapatkan
juga bahwa hubungan ketinggian (d) berbanding lurus dengan 1/tan 𝜃°, yang dibuktikan
dengan semakin besar nilai d, maka semakin besar pula nilai 1/tan 𝜃°.
Hasil besaran medan magnet bumi dari perhitungan dan percobaan yang telah dilakukan
menggunakan metode osilasi dan menggunakan kompas tersebut selanjutnya akan
dibandingkan dengan besaran medan magnet bumi yang ada pada teori. Menurut teori besarnya
medan magnet Bumi bervariasi antara 25 hingga 65 mikrotesla (0.25 hingga 0.65 gauss), kata
Gary A Glatzmaier dan Paul H Roberts (Nature, 1995). Yang dimana jika diubah dalam bentuk
satuan Tesla maka akan didapatkan sebesar 2,5x10-5 T hingga 6,5x10-5 T. jika dilihat lagi maka
terdapat perbedaan yang cukup jauh antara hasil yang didapat dari perhitungan dan percobaan
yang dilakukan. Hal ini mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam mengamati baik
saat percobaan pertama dengan menggunakan metode osilasi maupum percobaan kedua
dengan menggunkaan metode kompas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai


berikut :

 Kuat arus dan periode memiliki hubungan yang tidak selaras, dibuktikan dengan
semakin besar kuat arus yang digunakan, maka semakin kecil nilai periodenya.
 Kuat arus dan simpangan sudut pada kompas memiliki hubungan yang selaras,
dibuktikan dengan semakin besar kuat arus juga maka semakin besar pula simpangan
sudutnya
 Ketinggian dan simpangan sudaut pada kompas memiliki hubungan yang tidak selaras,
dibuktikan dengan semakin tinggi ketinggian maka semakin kecil pula nilai
simpangannya.
 Perhitungan dan percobaan menghasilkan besaran medan magnet bumi yang dapat
dibandingkan dengan besaran medan magnet bumi dari teori seperti pada tabel berikut:

Perbandingan
Metode Praktikum Teori
Osilasi (5,40 ± 3,17) 𝑥 10−5 T
Kompas
(2,5 hingga 6,5) x 10-5 T
a. Variasi kuat arus (1,54 𝑥 10−6 )± (2,83 𝑥 10−8 ) T
b. Variasi ketinggian (2,17 𝑥 10−6 )± (4 𝑥 10−8 ) T

5.2 Saran

Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan dan melakukan perhitungan


5.3 Daftar Pustaka

Halliday, Resnick, Walker, 2010, Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Kaningan, 2006, FISIKA 3 UNTUK SMA KELAS XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tim Asisten Praktikum Fisika Dasar II, 2021, Praktikum Medan Magnet Bumi Fisika
Dasar 2, Laboratorium Fisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Penegetahuan
Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Demikian Laporan Praktikum “Medan Magnet Bumi” ini saya buat untuk memenuhi kegiatan
praktikum fisika dasar II

Sidoarjo, 19 Maret 2021


Asisten Praktikum Praktikan

Nancy Sosiani Hutabarat Maulana Ferdiansyah


Lampiran Perhitungan

x y x2 y2 xy
Ʃ (Jumlah) 11 49,459 15,4 306,926361 68,7258
Dengan Jumlah Data sebanyak 10 ⟺ N = 10

Berikut merupakan perhitungan menggunakan regresi linear :

1 ∑ 𝑥 2 ( ∑ 𝑦) 2−2 ∑ 𝑥 ( ∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦+𝑁 ( ∑ 𝑥𝑦)2


(𝑆𝑦) = √𝑁−2 (∑(𝑦) 2 −
𝑁 ∑ 𝑥 2−( ∑ 𝑥)2

1 15,4( 49,459 )2−2.11 (68,7258) 49,459 +10 ( 68,7258 )2


(𝑆𝑦) = √ (306,926361 −
10−2 10( 15,4)−(11) 2

(𝑆𝑦) = 0,141049873

𝑁 𝑁 ∑(𝑥𝑦)− ∑𝑥 ∑ 𝑦
∆𝑚 = Sy √ ∑( )2 ∑ 2 𝑚=
𝑁 𝑥 −( 𝑥) 𝑁 ∑ 𝑥 2−( ∑𝑥) 2

10 10( 68,7258 )−(11)(49,459 )


∆𝑚 = 0,141049873 √ 𝑚=
10 ( 15,4 )−(11) 2 10( 15,4 )−(11 )2

∆𝑚 = 0,0776454 𝑚 = 4,339666667
⟺ ∆𝑚 = 0,08 ⟺ 𝑚 = 4,34
∴ 𝑚 ± ∆𝑚 = 4,34 ± 0,08

∑ 𝑥2 ∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
∆𝑐 = 𝑠𝑦√ 𝑐=
𝑁 ∑( 𝑥) 2−( ∑𝑥) 2 𝑁 ∑ 𝑥 2 −( ∑𝑥) 2

15,4 ( 15,4)(49,459 )−(11)(68,7258 )


∆𝑐 = 0,141049873 √ 𝑐=
10 ( 15,4 )−(11) 2 10 ( 15,4 )−(11 )2

∆𝑐 = 0,096355407 𝑐 = 0,172266667
⟺ ∆𝑐 = 0,10 ⟺ 𝑚 = 0,17
∴ 𝑐 ± ∆𝑐 = 0,17 ± 0,10

Anda mungkin juga menyukai