Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fathia Pramesthi

Nim : 200321614893
Offering :C
Tugas : Materi ke-3

1) Sistem Kawat Teregang


Percobaan kawat teregang umumnya dicoba dalam keadaan tekanan atmosfer baku
serta pergantian volumenya dapat diabaikan. Pemberian termodinamik yang lumayan
lengkap dari seutas kawat dinyatakan oleh 3 koordinat yaitu: 1) gaya tegang kawat τ (N) 2)
panjang kwat L (m) dan 3) temperatur gas ideal T. Keadaan kesetimbangan termodinamika
dihubungkan dengan persamaan keadaan yang biasanya tidak dapat dinyatakan dengan
persamaan sederhana. Untuk kawat pada temperatur tetap, berlaku hukum hooke dengan
persamaan : 𝜏 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 (𝐿 − 𝐿0 ). 𝐿0 merupakan panjang kawat ketika tegangannya nol. Jika
suatu kawat mengalami perubahan infinitesimal dari keadaan setimbang ke keadaan
setimbang lain, maka perubahan dari infinitesimal panjang adalah diferensial seksama.

2) Sistem Selaput Permukaan


Contoh dari sistem selaput permukaan:
1. Bagian atas permukaan cairan dalam kesetimbangan dengan uapnya
2. Gelembung sabun/selaput sabun yang teregang pada suatu kerangka kawat yang terjadi
dari dua selaput permukaan dengan sedikit cairan di antaranya
3. Selaput minyak tipis (kadang-kadang monomolekul) pada permukaan air.

Selaput permukaan terlihat seperti membran yang teregang. Pemberian termodinamik


yang memadai untuk selaput permukaan diberikan melalui perincian tiga koordinat
diantaranya:
1. Tegangan permukaan s (N/m);
2. Luas selaput A (m2);
3. Temperatur gas ideal T.
Dalam menangani selaput permukaan, cairan yang menyertainya harus selalu dianggap
sebagai bagian dari sistem. Namun, hal ini bisa dilakukan tanpa memasukkan tekanan dan
volume dari sistem gabungan, karena biasanya tekanan tetap dan perubahan volumenya
dapat diabaikan. Percobaan menunjukkan bahwa tegangan-permukaan selaput seperti itu
tidak bergantung pada luasnya, tetapi hanya merupakan fungsi dari temperatur. Hampir
semua cairan murni.

3) Sistem Dielektrik
Zat dielektrik secara keseluruhan mempunyai besaran-besaran polarisasi P, medan listrik
luar dengan kuat medan listrik ϵ, dan temperatur T. Sistem atau zat dielektrik digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 1. Sistem atau zat dielektrik

Zat dielektrik, jika tidak dikenai medan listrik luar, atom atau molekulnya memiliki pusat
muatan positif yaitu inti atom yang berimpit dengan pusat muatan negatifnya (elektron). Jika
suatu zat dielektrik dikenai/dimasukkan ke dalam medan listrik luar dengan kuat medan listrik
ϵ, maka zat dielektrik akan terkena induksi medan listrik. Karena terkena medan listrik luar,
maka pusat muatan positif inti dan elektron atom tidak lagi berimpit, namun agak bergeser,
sehingga atom/molekul menyerupai dipole listrik yang kecil sekali. Hal ini berarti atom-atom
zat dielektrik diarahkan oleh medan listrik luar. Peristiwa terarahnya atom-atom zat dielektrik
ini dikenal sebagai peristiwa polarisasi. Dengan peristiwa polarisasi, atom-atom zat dielektrik
menjadi dipole listrik. Oleh karena itu, ada dua besaran zat dielektrik, yaitu: polarisasi (P) dan
kuat medan listrik luar (C) yang saling mempengaruhi sehingga disebut sebagai variabel
keadaan atau koordinat sistem dielektrik. Jika temperatur zat dielektrik dinaikkan, maka
getaran atom/molekul zat dielektrik semakin hebat, sehingga menyebabkan arah positif dan
negatif atom yang netral semakin acak. Karena membuat arah semakin acak, maka temperatur
juga mempengaruhi polarisasi, sehingga temperatur juga merupakan sebuah variabel keadaan.
Hubungan antara polarisasi P, kuat medan listrik ϵ, dan temperatur T ditunjukkan oleh
𝑏
persamaan 𝑃 = (𝑎 + 𝑇) ∈.

4) Kuantitas Intensif dan Ekstensif


Koordinat intensif tidak bergantung pada massa sistem, sedangkan koordinat ekstensif
bergantung pada massa sistem. Sifat intensif tidak bergantung pada jumlah materi yang di ukur,
sedangkan sifat ekstensif bergantung pada materi yang di ukur. Koordinat intensif sistem
(seperti temperatur dan tekanan), tidak bergantung pada massa, sedangkan koordinat ekstensif
berbanding lurus/sebanding dengan massa.

Sistem sederhana Koordinat intensif Koordinat ekstensif


Sistem hidrostatik Tekanan Volume
Kawat teregang Gaya tegang Panjang
Selaput permukaan Tegangan permukaan Luas
Sel listrik Elektromotansi Muatan
Lempengan dielektrik Intensitas listrik Polarisasi
Batang paramagnetik Intensitas magnetik Magnetisasi
Pertanyaan:
- Mengapa persamaan hukum hooke dapat melihat atau meninjau gaya tegang kawat?
- Perubahan infinitesimal itu yang seperti apa? Dan apakah perubahan infinitesimal akan
berbeda untuk setiap besaran yang berbeda?

Problem solving:

Jawab
Langkah 1: Memfokuskan Masalah
𝜌 𝑏
Diketahui : Persamaan materi dielektrik 𝑣 = (𝑎 + 𝑇) 𝐸
𝜕𝐸 𝜕𝜌
Ditanya : Tentukan (𝜕𝑇 ) dan (𝜕𝑇)
𝜌 𝐸
Langkah 2: Menggambarkan keadaan fisis
Ada banyak dielektrik yang persamaan keadaan pada suhu di atas sekitar 10 K diberikan
𝜌 𝑏
oleh 𝑣 = (𝑎 + 𝑇) 𝐸 dimana a adn b konstan.
Langkah 3: Merencanakan penyelesaian
𝜌 𝑏
Menurunkan 𝐸 dan 𝜌 menggunakan persamaan 𝑣 = (𝑎 + 𝑇) 𝐸
Langkah 4: Penyelesaian
𝜕𝐸
a) Menentukan (𝜕𝑇 )
𝜌
𝜌 𝑏
= (𝑎 + 𝑇) 𝐸
𝑣
𝜌 𝑎𝑇+𝑏
=( )𝐸
𝑣 𝑇
𝑇 𝜌
𝐸 = (𝑎𝑇+𝑏) 𝑣
𝜕𝐸 𝜌 (𝑎𝑇+𝑏)−𝑎𝑇
= 𝑣( (𝑎𝑇+𝑏)2
)
𝜕𝑇
𝜕𝐸 𝜌 𝑏
= ( (𝑎𝑇+𝑏)2)
𝜕𝑇 𝑣

𝜕𝜌
b) Menentukan (𝜕𝑇)
𝐸

𝜌 𝑏
= (𝑎 + 𝑇) 𝐸
𝑣
𝑎𝑇+𝑏
𝜌=( ) 𝐸𝑣
𝑇
𝜕𝜌 𝑏
= (− 𝑇 2 ) 𝐸𝑣
𝜕𝑇

Langkah 5: Pengecekan hasil


Jawaban telah ditemukan dan terbukti benar

Anda mungkin juga menyukai