Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Percobaan Fisika Berbantuan Komputer
Disusun oleh :
Ahmad Robith Saifunnawar (200321614847)
Fathia Pramesthi (200321614893)
Feviana Tri Wahyuni (200321614918)
Hadi Sucahyo Makmuri (200321614901)
Margaretta Devi Anggraini (200321614857)
Nur Azizah (200321614894)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2022
MOMEN INERSIA
1. Definisi
Momen Inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya.
(Momen inersia, 2021). Setiap benda pasti memiliki titik pusat massa yang merupakan tempat
dimana massa benda bertumpu, maka dapat disimpulkan bahwa setiap benda memiliki momen
inersia yang besarnya bergantung dari kuadrat jarak benda dari pusat massa ke sumbu putar dan
besarnya massa benda tersebut. Karena besar pusat massa setiap benda berbeda, hal ini
menyebabkan momen inersia setiap bendapun berbeda. (Laporan Praktikum Momen Inersia,
2019). Besarnya momen inersia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ; massa benda, bentuk
benda, letak sumbu putar, dan jarak ke sumbu putar/lengan momen. (Memahami Momen Inersia:
Pengertian, Rumus, dan Contoh Momen Inersia, 2021).
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa momen inersia mempunyai titik partikel, yakni
massa (m) yang melakukan gerak rotasi pada sumbu jari-jari (R). Jadi momen inersia dapat
ditunjukkan dengan hasil perkalian massa partikell dengan jarak partikel kuadrat menuju sumbu
putar (Jari-jari R ). (Memahami Momen Inersia: Pengertian, Rumus, dan Contoh Momen Inersia,
2021).
Misalnya sebua partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi terhadap
sumbu O. partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. Mula – mula partikel itu diam (kecepatan =0).
Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu. Mula-mula
partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya.
Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tangensial = percepatan linear
partikel ketika berotasi.
Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan pecepatan tangensial (at),
dengan persamaan Hukum II Newton :
𝐹 = 𝑚. 𝑎𝑡𝑎𝑛
Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai pecepatan sudut.
Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dalam persamaan :
𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑟. 𝛼
Sekarang kita masukkan a tangensial ke dalam persamaan di atas
𝐹 = 𝑚. 𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑟. 𝛼
𝐹 = 𝑚. 𝑟. 𝛼
Dikalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :
𝑟. 𝐹 = 𝑟(𝑚. 𝑟. 𝛼)
𝑟. 𝐹 = 𝑚. 𝑟 2 . 𝛼
Perhatikan ruas kiri r.F = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus sumbu (bandingkan
gambar di atas). Persamaan bisa ditulis menjadi :
𝜏 = (𝑚𝑟 2 )𝛼
mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu rotasi.
Persamaan ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia, dan percepatan sudut
partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilahnya ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk
partikel yang berotasi.
Jadi, Momen inersia yang dilambangkan dengan I dari sebuah partikel yang memiliki massa
m terhadap poros dengan jarak sejauh r dari massa, diartikan sebagai hasil kali massa suatu partikel
terhadap kuadrat jarak dari titik poros. Secara matematika, rumus umum momen inersia pada
partikel dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐼 = 𝑚. 𝑟 2
Saat partikel berjumlah banyak dengan massa (m1,m2,m3,…) dan jarak (r1,r2,r3,…) yang
berbeda-beda terhadap poros, maka momen inersianya adalah jumlah total dari momen inersia
masing-masing partikel.
∑ 𝐼 = 𝑚1 . 𝑟12 + 𝑚2 . 𝑟22 + 𝑚3 . 𝑟32 + ⋯
Momen inersia untuk massa yang memiliki sebaran partikel yang kontinu (benda).
𝐼 = ∫ 𝑟 2 . 𝑑𝑚
Keterangan :
I = momen inersia (kg.m2)
r = jarak (m)
3. Momen Inersia untuk Benda Kontinu (Benda Tegar)
Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut :
𝐼 = Σ 𝑚𝑟 2
𝐼 = 𝑚𝑟12 + 𝑚𝑟22 + 𝑚𝑟32 + ⋯ 𝑚𝑟𝑛2
Σ = jumlah
Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian
benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak 𝑟 dari sumbu
rotasi. Jadi, momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel
yang menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia suatu
benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun, bentuk dan ukuran
dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka
Momen Inersia-nya juga berbeda.
Gambar 4. Menentukan momen inersia pada sumbu sembarang yang sejajar dengan sumbu pusat massa
DAFTAR PUSTAKA