Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STATISTIKA

Statistika Deskriptif: Distribusi Frekuensi, Batang, Grafik Garis, Distribusi Normal

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika untuk Pendidikan Fisika
Yanga dibimbing oleh Bapak Drs. Agus Suyudi, M.Pd

Disusun oleh:

Arum Widiangrum Ruminty (200321614825)


Kamila Aliya Bintang (200321614840)
Leony Cahyaning Ramadhan (200321614811)
Muflikhatul Ibadiah (200321614867)
Nur Azizah (200321614894)
Ratna Mirantika (200321614807)
Zenityas Gheafitri (200321614907)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FEBRUARI 2022
A. PENDAHULUAN
Pengertian Statistika Ditinjau dari asal kata, statistika berasal dari bahasa latin,
yaitu status atau statista yang mempunyai arti "negara". Pada mulanya, status atau statista
digunakan untuk mencatat berbagai kegiatan atau urusan yang berkaitan dengan negara.
Misalnya jumlah penduduk pada tahun tertentu, penerimaan pajak, pengeluaran untuk
gaji tenaga pengajar, dan lain-lain. Pada abad ke- 17 dan ke-18 ada tiga peristilahan yang
bersaing, yaitu: political arithmetic, publisistika dan statistika.
Pada pertengahan abad ke-18, dari ketiga istilah tersebut yang masih bertahan
sampai sekarang adalah istilah statistika. STATISTIKA adalah ilmu yang mempelajari
tentang mengumpulkan data, mendeskripsikan data, menganalisis data dan menarik
kesimpulan untuk membuat suatu keputusan. Sejalan dengan perkembangan zaman,
statistika tidak lagi hanya digunakan untuk urusan pemerintah atau negara, tetapi mulai
banyak digunakan di berbagai bidang kehidupan termasuk kegiatan penelitian di bidang
pertanian, ekonomi, kedokteran biologi, psikologi dan pendidikan. Statistika yang
diterapkan dalam bidang ekonomi disebut ekonometrik, statistika yang diterapkan dalam
bidang psikologi disebut psikometrik, statistika yang diterapkan dalam bidang biologi
disebut biometrik dan lain sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan statistika deskriptif?
2. Apa yang dimaksud dengan distribusi frekuensi?
3. Apa yang dimaksud dengan diagram batang?
4. Apa yang dimaksud dengan grafik garis?
5. Apa yang dimaksud dengan distribusi normal?

C. PEMBAHASAN
1. Statistika Deskriptif (Stastika Deduktif)
Statistika Deskriptif merupakan metode dalam mengumpulkan angka-
angka,menabelkan angka-angka, menggambarkannya, mengolah dan menganalisis
angka-angka tersebut serta menginterpretasikannya dengan memberi sebuah
penafsiran. Dengankata lain statistika deskriptif adalah suatu cara tentang bagaimana
mengumpulkan angka-angka dalam bentuk catatan dan untuk selanjutnya bagaimana
cara menyajikan angka-angka tersebut dalam bentuk grafik untuk dianalisis dan
ditafsirkan dengan mengambil kesimpulan.
2. Distribusi Frekuensi
2.1 Definisi
Data pertama yang diperoleh pada suatu observasi disebut dengan data mentah
(raw data). Data ini belum tersusun secara numerik. Sebagai contoh data
mengenai tinggi badan siswa yang penyajiannya masih dalam bentuk presensi
kehadiran yang biasanya hanya diurutkan berdasarkan alphabet nama siswa.
Terkadang data mentah disajikan berdasarkan urutan naik (ascending) atau urutan
turun (descending). Bentuk penyajian seperti ini disebut array. Selisih antara nilai
data terbesar dan terkecil disebut rentang (range).
Dalam bekerja dengan jumlah data yang cukup besar, biasanya lebih
menguntungkan jika data ini disajikan dalam kelas-kelas atau kategori tertentu
bersamaan dengan frekuensi yang bersesuaian. Frekuensi yang dimaksud adalah
banyaknya kejadian yang ada pada kelas-kelas tertentu. Suatu tabel yang
menyajikan kelas-kelas data beserta frekuensinya disebut distribusi frekuensi atau
tabel frekuensi.
CONTOH: Berikut distibusi frekuensi tinggi badan 100 siswa SMA XYZ
Tabel 1.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZ

Tinggi badan (m) Frekuensi


60-62 5
63-65 18
66-68 42
69-71 27
72-74 8
Berdasarkan tabel di atas, banyak siswa yang tingginya berada dalam rentang
66 in dan 68 in adalah 42 orang. Salah satu kelemahan penyajian data dalam tabel
frekuensi adalah tidak terlihatnya data asli atau data mentahnya.
2.2Istilah Pada Tabel Frekuensi
a. Interval kelas adalah interval yang diberikan untuk menetapkan kelas-kelas
dalam distribusi. Pada tabel 2.1, interval kelasnya adalah 60-62, 63-65, 66-68,
69-71 dan 72-74. Interval kelas 66-68 secara matematis merupakan interval
tertutup [66, 68], ia memuat semua bilangan dari 66 sampai dengan 68.
Bilangan 60 dan 62 pada interval 60-62 disebut limit kelas, dimana angka 60
disebut limit kelas bawah dan angka 62 disebut limit kelas atas.
b. Batas kelas adalah bilangan terkecil dan terbesar sesungguhnya yang masuk
dalam kelas interval tertentu. Misalnya jika dalam pengukuran tinggi badan di
atas dilakukan dengan ketelitian 0.5 in maka tinggi badan 59.5 in dan 62.5 in
dimasukkan ke dalam kelas 60 – 62. Bilangan 59.5 dan 62.5 ini disebut batas
kelas atau limit kelas sesungguhnya, dimana bilangan 59.5 disebut batas kelas
bawah dan 62.5 disebut batas kelas atas. Pada prakteknya batas kelas interval
ini ditentukan berdasarkan rata-rata limit kelas atas suatu interval kelas dan
limit kelas bawah interval kelas berikutnya. Misalnya batas kelas 62.5
diperoleh dari (62+63)/2. Pemahaman yang sama untuk interval kelas lainnya.
c. Lebar interval kelas adalah selisih antara batas atas dan batas bawah batas
kelas. Misalnya lebar intervl kelas 60-62 adalah 62.5–59.5 = 3.
d. Tanda kelas adalah titik tengah interval kelas. Ia diperoleh dengan cara
membagi dua jumlah dari limit bawah dan limit atas suatu interval kelas.
Contoh tanda kelas untuk kelas interval 66-68 adalah (66+68)/2=67.
2.3Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan pendapat para ahli statistika, bahwa untuk menyusun suatu tabel
distribusi frekuensi terutama dalamkaitannya untuk menentukan besarnya interval,
ada 2 metode yang sering digunakan, yaitu Metode Sturges (sturges Method) dan
Metode Bebas (free Method).
a. Metode Sturges (sturges Method)
• Tentukan besarnya range (r)
r = a-b
r = range
a = nilai tertinggi dari data
b = nilai terendah dari data
• Tentukan besarnya kelas (k)
𝑘 = 1 + 3,322 log 𝑛
n = banyaknya data (jumlah frekuensi)
• Tentukan besarnya interval (i)
𝑟
𝑖=
𝑘
Contoh:
Distribusi Umur Karyawan CV GIVARINDO
Raw data:
35 38 25 20 15 35 22 28
42 50 60 38 40 25 23 18
15 25 30 35 42 48 52 58
Array data
15 15 18 20 22 23 25 25
25 28 30 35 35 35 38 38
40 42 42 48 50 52 58 60
Penyelesaian:
• r = a-b
r = 60-15
r = 45
• k = 1 + 3,322 log n
k = 1 + 3,322 log 24
k = 1 + 4,59
k = 5,59 = 5,6 = 6
• Lalu i = r/k
i = 45/6 = 7,5

Berdasarkan contoh distribusi umur karyawan CV Givarindo


tersebut dan hasil perhitungan dengan metode Sturges, dengancara
menghitung range (r), yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah,
lalu dihitung besarnya kelas (k), dan terakhir dihitung besarnya interval (i),
maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Distribusi Umur Karyawan CV Givarindo

Kelompok Data Banyaknya Karyawan


(Kelompok Umur) (frekuensi)
15,0 – 22,5 3
22,6 – 30,1 7
30,2 – 37,7 6
37,8 – 45,3 4
45,4 – 52,9 3
53,0 - 60,5 1

∑= 24

Dalam menyusun tabel distribusi frekuensi dari sekumpulan data


tertentu dengan menggunakan metode Strurges terdapat beberapa
kelemahan yaitu sebagai berikut:

1. Dengan terikat pada perumusan yang ada kemungkinan banyaknya


kelompok data yang besarnya interval tidak sesuai menurut kebutuhan
dan menurut ciri-ciri objek daripada data itu sendiri, yaitu apabila
terdapat kelas yang terlalu banyak, sehingga interval terlalu kecil atau
kelas yang terlalu sedikit dan interval terlalu besar.
2. Besarnya interval dengan perumusan Sturges adalah bilangan-bilangan
atau bilangan decimal, yang dapat menyulitkan perhitungan statistik
berikutnya.
3. Nilai-nilai bawah dan batas atas pada setiap kelompok
interval,kemungkinan tersusun dalam kelompok-kelompok interval
yang tidak beraturan.
b. Metode Bebas (free Method)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tabel distribusi
frekuensi dengan metode bebas, yaitu:
1. Banyaknya kelas dan besarnya interval, perlu disesuaikan menurut
kebutuhan dan menurut sifat objek datanya.
2. Menetapkan besarnya kelas dan besarnya interval, meskipun dilakukan
secara bebas, tetapi interval tersebut hendaknya ditetapkan menurut
bilangan-bilangan kelipatan 5, kelipatan 10, kelipatan 15, dan seterusnya.
3. Banyaknya kelas atau kelompok interval, harus dapat diusahakan jangan
terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
Berdasarkan data pada contoh sebelumnya, distribusi frekuensi dengan
metode bebas sebagai berikut:
Distribusi Umur Karyawan CV Givarindo
Kelompok Data Banyaknya Karyawan
(Kelompok Umur) (frekuensi)
10-19 3
20-29 7
30-39 6
40-49 4
50-59 3
60- 1

∑= 24

Ada dua pendapat yang berbeda mengenai interval ini, pendapat yang
pertama mengatakan bahwa interval adalah selisih Batas Atas (BA)
dengan Batas Bawah (BB) setiap kelompok interval (kelas). Sedangkan
pendapat kedua mengatakan bahwa interval adalah selisih batas bawah
setiap kelompok interval ataupun selisih batas atasnya saja dari setiap
kelompok interval. Kedua pendapatini tidak menjadi masalah dan tidak
perlu dipertentangkan karena dapat dilihat jenis datanya bagaimana,
apakah diskret (discrete data) atau data kontinu (continuous data). Data
discrete adalah data yang bentuknya tidak boleh dalam angka pecah,
misalnya jumlah penduduk, dalam satuan orang. Data continuous adalah
data yang bentuknya boleh dalam angka pecah, misalnya umur, berat
badan, tinggi badan, dan sebagainya. Dengan demikian untuk
mengantisipasi perbedaan kedua pendapat tentang interval tersebut, maka
tabel distribusi frekuensi berdasarkan contoh sebelumnya dapat dibuat
sebagai berikut:

Distribusi Umur Keryawan CV Givarindo

Kelompok Data Banyaknya Karyawan


(Kelompok Umur) (frekuensi)
10-19,9 3
20-29,9 7
30-39,9 6
40-49,9 4
50-59,9 3
60- 1

∑= 24

2.4 Jenis-jenis Tabel Distribusi Frekuensi


Dalam distribusi frekuensi dikenal tiga jenis tabel distribusi frekuensi
yaitu tabel distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi kumulatif dan
tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel distribusi frekuensi relatif adalah sebuah tabel yang berisi nilai-nilai
data, dengan nilai-nilai tersebut dikelompokkan ke dalam interval-interval
kelas dan tiap interval kelasnya masing-masing mempunyai bilangan
frekuensi dalam bentuk persentase. Frekuensi relatif masing-masing kelas
diperoleh dengan membagi frekuensi kelas dengan frekuensi totalnya.
b. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif adalah sebuah tabel yang diperoleh
dari tabel distribusi frekuensi dengan frekuensinya dijumlahkan selangkah
demi selangkah. Ada dua jenis tabel distribusi frekuensi kumulatif yaitu
tabel distribusi frekuensi kumulatif “kurang dari” dan tabel distribusi
frekuensi kumulatif “lebih dari”.
c. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif
Tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif merupakan sebuah tabel yang
diperoleh dari tabel distribusi frekuensi relatif dengan frekuensinya dalam
bentuk persentase dijumlahkan selangkah demi selangkah. Ada dua macam
tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif yaitu tabel distribusi frekuensi
relatif kumulatif “kurang dari” dan tabel distribusi frekuensi relatif
kumulatif “lebih dari”
3. Diagram dan Grafik Statistika
Dalam menyajikan suatu data, seringkali kita ingin menemukan pola atau hubungan
antara variabel-variabel dalam data tersebut. Agar dapat mencari atau menemukan
pola dan hubungan antar variabel tersebut, maka dapat digunakan grafik untuk
memvisualisasikan data. Jenis visualisasi yang dipilih tergantung pada penekanan
yang ingin kita temukan dalam suatu data.
3.1Diagram Batang
3.1.1 Definisi
Diagram batang merupakan suatu diagram yang menggunakan
batang-batang persegi atau balok untuk menampilkan suatu data. Secara
umum, grafik batang menggambarkan sebuah perubahan nilai-nilai objek
atau data penelitian selama periode waktu tertentu. Tujuan dibuatnya
diagram batang adalah untuk menyampaikan informasi kuantitas suatu
kategori tertentu agar lebih mudah dipahami trennya. Grafik batang
menunjukkan, jika batang vertikal dan horizontal memiliki lebar yang
sama dengan batang yang dipisahkan. Semakain besar frekuensi, maka
semakin panjang pula persegi panjang yang mewakilinya. Fungsi diagram
batang yaitu membuat mudah mencari atau melihat data dalam jangka
waktu yang lama atau yang lalu.
Diagram ini digunakan untuk menyajikan data untuk kepentingan
perbandingan. Diagram ini dapat digunakan untuk membandingkan lebih
dari satu kegiatan. Bisa juga digunakan untuk menampilkan perubahan
data penelitian selama periode waktu tertentu. Sehingga pembaca dapat
dengan mudah memahami informasi terkait data yang ditampilkan oleh
diagram.
3.1.2 Jenis-Jenis Diagram Batang
1. Diagram batang vertikal
Diagram batang vertikal yaitu menampilkan satu hasil kegiatan
pengumpulan data secara vertikal. Nama kategori pada diagram jenis ini
ditulis pada sumbu horizontal. Sedangkan frekuensi datanya
digambarkan secara vertikal.

2. Diagram batang horizontal


Diagram batang horizontal yaiti diagram yang menampilkan satu hasil
kegiatan pengumpulan data secara horizontal. Pada diagram ini nama
kategorinya dicantumkan pada sumbu vertikal. Sedangkan frekuensi
datanya digambarkan secara horizontal.

3. Diagram batang majemuk


Diagram batang majemuk yaitu diagram yang menyajikan lebih dari
satu kegiatan pengumpulan data. Pada diagram batang majemuk ada 2
jenis data yang dimasukkan dalam satu kategori.

3.2 Grafik Garis


3.2.1 Definisi
Grafik garis dapat disebut juga dengan grafik poligon frekuensi. Grafik ini
dibuat dengan menghubungkan titik-titik koordinat (pertemuan titik tengah
dengan frekuensi tiap kelas). Grafik garis biasanya dibuat untuk menunjukkan
perkembangan suatu keadaan. hal ini akan tampak secara visual melalui garis
dalam grafik.
Grafik Garis merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan yang serba terus atau berkesinambungan, misalnya produksi minyak tiap
tahun, jumlah penduduk tiap tahun, dan sebagainya. Grafik garis juga memiliki
sumbu datar dan sumbu tegak, dimana sumbu datar menyatakan waktu dan sumbu
tegak menyatakan kuantum data. Grafik garis berguna untuk menyajikan
perbandingan data pada satu atau beberapa seri data. Perbedaannya, grafik garis
memungkinkan kita untuk menemukan tren atau pola data dari waktu ke waktu,
misalnya naik turunnya penjualan, laba perusahaan, temperature, atau harga
saham dan valas selama periode tertentu.

Titik Tengah Frekuensi


47,5 8
119,5 1
191,5 3
263,5 5
335,5 3

Penggunaan grafik garis dilakukan apabila:


✓ memiliki beberapa seri data.
✓ memiliki data dengan interval yang sama atau berurutan, seperti hari,
bulan, kuartal, atau tahun.

3.2.2 Jenis-jenis grafik garis (line chart)


a. Single line chart (grafik garis tunggal)
Grafik garis tunggal adalah grafik yang terdiri dari satu garis untuk
menggambarkan perkembangan (trend) dari suatu karakteristik.
Contoh :
Data penjualan hipotetis Harapan Kita selama tujuh tahun.
b. Multiple line chart (grafik garis berganda)
Grafik garis berganda adalah grafik yang terdiri dari beberapa garis
untuk menggambarkan perkembangan beberapa hal/kejadian sekaligus.
Contoh:
Data penjualan hipotetis Toko Terang selama delapan tahun terakhir.

Grafik Garis Berganda

c. Multiple companent line chart (grafik garis komponen berganda),


Grafik garis komponen berganda serupa dengan grafik berganda, tetapi
garis yang teratas/terakhir menggambarkan jumlah (total) dari
komponen-komponen, sedangkan garis lainnya menggambarkan
masing-masing komponen.
d. Multiple percentage component line chart (grafik garis presentase
komponen berganda)
Grafik garis presentase komponen berganda adalah sama seperti grafik
garis berganda, kecuali bahwa masing-masing nilai komponen
dinyatakan dalam presentase, sehingga garis teratas (terakhir)
merupakan garis yang menunjukkan 100%.
Contoh:
Grafik garis presentase komponen

e. Net Balance Line Chart (grafik garis berimbang netto)


Grafik garis berimbang netto, Nilai-nilai selisih dengan garis timbangan
dapat diberi warna yang berbeda untuk menilai selisih yang positif dan
negatif.
Contoh:
Data nerasa perdagangan Indonesia

Grafik garis berimbang netto

3.2.3 Cara Membuat dan Menyajikan Data Distribusi frekuensi dan grafik
Sebelum dikemukakan tentang cara melukiskan distribusi frekuensi
dalam bentuk grafik poligon, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa grafik
polygon dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: grafik polygon data
tunggal dan grafik polygon data kelompok.
a. Cara melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk grafik polygon data
tunggal
Langkah-langkah yang perlu dilakukan secara berturut-turut untuk
membuat grafik polygon data tunggal adalah:
- Membuat sumbu horizontal, lambangnya X
- Membuat sumbu vertikal lambangnya Y
- Menetapkan titik nol, yaitu perpotongan antara Y dan X
- Menempatkan hasil secara berturut-turut dari kiri kekanan mulai dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi
- Menempatkan frekuensi pada ordinal Y
- Melukiskan grafik poligonnya
Contoh:

Jumlah Siswa Terlambat 4 5 6 7 8 Jumlah


Frekuensi 3 5 12 6 4 30

b. Cara melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk grafik poligon data


kelompok
- Menyiapkan sumbuh horizontal atau X
- Menyiapkan sumbu vertikal atau Y
- Menetapkan titik nol (perpotongan antara X dan Y)
- Menetapkan atau mencari nilai tengah masing-masing interval yang
ada
Contoh:
Interval Frekuensi Tengah
51-55 2 53
56-60 3 58
61-65 6 63
66-70 7 68
71-75 8 73
76-80 7 78
81-85 6 83
86-90 1 88
Total 40 -

c. Kelebihan dan Kekurangan Diagram Garis


1. Kelebihan Diagram Garis
- Dapat mengetahui secara langsung perkembangan data dari pola
yang tergambar.
- Dapat membandingkan dua atau lebih diagram garis yang
mempunyai hubungan untuk menentukan perbedaan
perkembangan dari beberapa data. Biasanya dalam hal ini,
masing-masing diagram diberi warna berbeda.
2. Kekurangan Diagram Garis
- Hanya digunakan untuk data yang bersifat kontinu atau berkala
- Perlu ketelitian dalam membaca diagram ini

4. Distribusi Normal

Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi


probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai
analisis statistika. Distribusi normal baku adalah distribusi normal yang
memiliki rata-rata nol dan simpangan baku satu. Distribusi ini juga dijuluki kurva
lonceng (bell curve) karena grafik fungsi kepekatan probabilitasnya mirip dengan
bentuk lonceng. Distribusi normal dipengaruhi oleh dua parameter,
yaitu mean dan standar deviasi. Mean menentukan lokasi pusat statistik dan standar
deviasi menentukan lebar dari kurva normal.
Distribusi normal memodelkan fenomena kuantitatif pada ilmu alam maupun ilmu
sosial. Beragam skor pengujian psikologi dan fenomena fisika seperti
jumlah foton dapat dihitung melalui pendekatan dengan mengikuti distribusi normal.
Distribusi normal banyak digunakan dalam berbagai bidang statistika,
misalnya distribusi sampling rata-rata akan mendekati normal, meski distribusi
populasi yang diambil tidak berdistribusi normal. Distribusi normal juga banyak
digunakan dalam berbagai distribusi dalam statistika, dan kebanyakan pengujian
hipotesis mengasumsikan normalitas suatu data.
Persamaan yang terdapat dalam distribusi normal salah satunya yaitu terkait
fungsi densitas. Berikut merupakan fungsi densitas pada distribusi normal.
𝟏 𝒙−𝝁 𝟐
𝟏
f (x) = 𝝈√𝟐𝝅 𝒆−𝟐( 𝝈
)

Keterangan:

f (x) = fungsi kepadatan probabilitas

𝜎 = simpangan baku

𝜇 = rata-rata

𝜋 = konstanta

e = bilangan eksponensial

Bentuk kurva dari data berdistribusi normal yaitu sebagai berikut.

Kurva distribusi normal berbentuk lonceng yang melebar tak berhingga pada kedua
arah positif dan negatifnya. Ciri-ciri kurva normal :

1. Bentuk kurva normal


2. Menyerupai lonceng (genta/bel).
3. Merupakan suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinat (sumbu tegak)
merupakan frekuensi dan absisnya (sumbu alas) memuat nilai variabel.
4. Simetris.
5. Luas daerah merupakan nilai rata-rata (mean).
6. Luas daerah sebelah kiri dan kanan mendekati 50%.
7. Memiliki satu modus (disebut juga bimodal).

DAFTAR RUJUKAN

Furqoni, M. R. (2022, January 05). Diagram Batang. Retrieved from nilaimutlak.id:


https://nilaimutlak.id/diagram-batang/
http://p4tkpertanian.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2017/10/Ebook-Cara-Membuat-Chart-
di-Excel-2007-dan-2010-Computer-1001.pdf Diakses pada Pukul 22.30 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_normal Diakses pada tanggal 4 Februari pukul 23.22

https://rumuspintar.com/distribusi-normal/ Diakses pada tanggal 4 Februari pukul 22.32


https://www.slideserve.com/zena-washington/penyajian-data Diakses pada tanggal 4 Februari
Pukul 23.00 WIB
Husain. Husty. S. (2018). Distribusi Normal Multivariat. Jurnal Matematika, Statistika, &
Komputasi. 14(2). 143-148. http:/journal.unhas.ac.id/index.php/jmsk
Kekurangan dan Kelebihan Diagram Penyajian Data Statistik (maths.id) Diakses pada tanggal 4
Februari Pukul 22.20 WIB
modul statistik deskriptif cover + isi.pdf (unisayogya.ac.id) Diakses pada tanggal 4 Februari
Pukul 19.31 WIB
MODUL-STATISTIK-DESKRIPTIF-1-FIX.pdf (bsi.ac.id) Diakses pada tanggal 4 Februari
Pukul 20.07 WIB
Penulis: Silmi Nurul Utami Diakses pada tanggal 4 Februari Pukul 19.00 WIB
Rangga, A. (n.d.). Diagram Batang. Retrieved from cerdika.com: https://cerdika.com/diagram-
batang/
Santiyasa,W.MODUL DISTRIBUSI FREKUENSI (https://simdos.unud.ac.id) Diakses pada
tanggal 5 Februari pukul 05.00 WIB
STATISTIKA DESKRIPTIF I: DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIK | nidannss
(wordpress.com) Diakses pada tanggal 4 Februari Pukul 21.57 WIB
Utami,SN. https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/08/140058769/diagram-batang-
pengertian-tujuan-contoh-dan-cara-membacanya?page=all#page2.
Vivi Silvia, S.E., 2020. Statistika Deskriptif. Penerbit Andi.
Wahaba.A, Syahida A. Junaedi. Penyajian Data Dalam Tabel Distribusi Frekuensi Dan
Aplikasinya Pada Ilmu Pendidikan Abdul. Education and Learning Journal E-ISSN 2720-
9156 Vol. 2, No. 1, Januari 2021, pp. 40-48

Anda mungkin juga menyukai