Anda di halaman 1dari 29

MODUL

MATEMATIKA

KELAS XII
UPW DAN PHT

DISUSUN OLEH :

MGMP MATEMATIKA SMK


SADAR WISATA RUTENG

SMK SADAR WISATA RUTENG

1
STATISTIKA

A. Pengertian Dasar Statistika


Dalam mempelajari statistika, pada dasarnya berkepentingan dengan penyajian dan
penafsiran kejadian yang bersifat peluang yang terjadi dalam kehidupan sehari hari,
dalam suatu penyelidikan terencana ataupun penelitian ilmiah. Misalnya kita mencatat
berapa kali terjadi kecelakaan per bulan dalam suatu persimpangan, untuk mendapatkan
alasan perlunya dipasang lampu lalu lintas. Mencatat perkembangan nilai siswa dan
jumlah jam tatap muka untuk kemudian mendapatkan alasan perlunya jam tambahan
diluar jam yang telah ditetapkan sekolah. Membuat ranking nilai siswa untuk kemudian
memilih beberapa siswayang diharapkan dapat mewakili Sekolah dalam suatu
olimpiadetertentu. Mencatat jumlah panjang antrian dalam loket masuk suatu tempat
hiburan, untuk memperhitungkan perlunya ditambah loket baru dan lain sebagainya.
Statistika berhubungan dengan empat hal , yaitu pengumpulan data, pengorganisasian
data, penyajian data dan penafsiran data.
1. Statistika dan Statistik
Statistika merupakan cabang matematika yang mempelajari cara pengumpulan,
penyajian, penganalisaan, dan penarikan kesimpulan dari data. Sedangkan statistik
adalah segala informasi yang bisa kita dapatkan dari data. B
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua objek yang akan diteliti (semesta pembicaraan), sementara
sebagian populasi yang benar-benar diambil datanya dan dibuat statistiknya adalah
sampel. Contoh : untuk mempelajari golongan darah siswa SMK “Harapan Bunda”,
didata golongan darah siswa sebanyak 100 orang dari total semua siswa sebanyak 2000
siswa. 2000 siswa adalah populasi, sedangkan 100 siswa terpilih adalah sampel.
1. Ukuran data
Ukuran data ditentukan oleh banyaknya datum pada data tersebut. Misalnya, data
berat badan (kg) siswa kelas XII adalah sbb: 45, 50, 46, 52, 48, dan 60. Ukuran data
berat badan siswa kelas XII adalah 6, karena banyak datum dari data tersebut ada 6.
2. Data Tunggal dan Data Kelompok
Data tunggal adalah data yang belum dikelompokkan atau diklasifikasikan. Misalnya
data berat badan (kg) siswa di suatu kelas adalah 45, 50, 46, 52, 48, dan 60.
Data kelompok adalah data yang sudah dikelompokkan atau sudah diklasifikasikan.
Pengelompokkan ini dilakukan karena selisih antara data tertinggi dan terendah
terlalu besar. Misalnya data nilai ulangan matematika dari 50 siswa suatu kelas
adalah sbb:
61 – 70 sebanyak 13 siswa
71 – 80 sebanyak 15 siswa
81 – 90 sebanyak 9 siswa
91 – 100 sebanyak 5 siswa

2
A. Penyajian Data dalam bentuk Tabel dan Diagram
1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel (Daftar)
a. Tabel Baris Kolom
Contoh : Tabel 1. 1
Banyak Siswa Desa Suka Hati
Menurut Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin Tahun 2007/2008
Tingkat Jumlah Siswa Jumlah
Sekolah Laki-laki Perempuan Siswa
SD 687 875 1.562
SMP 592 859 1.451
SMA 576 542 1.118
SMK 216 227 443
Total 2.071 2.503 4.574

b. Tabel Distribusi Frekuensi


1) Tabel distribusi Frekuensi Data Tunggal
Contoh : Percobaan melempar sebuah kubus berangka (alat untuk permainan ular
tangga) sebanyak 30 kali menghasilkan permukaan yang muncul
sebagai berikut :
2633564243
5321416534
4643251132
Data tersebut dapat disusun dalam distribusi frekuensi tunggal seperti
tersebut dalam Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1. 2 Permukaan yang Muncul

Angka (𝒙𝒊 ) Turus Frekuensi


1 |||| 4
2 |||| 5
3 |||| || 7
4 |||| | 6
5 |||| 4
6 |||| 4
𝟔

Jumlah ∑ 𝒇𝒊 = 𝟒𝟎
𝒊=𝟏

2) Tabel Distribusi Frekuensi Data Berkelompok


Contoh : diketahui data nilai ulangan harian matematika sbb:
32 45 55 60 65 70 74 85 40 50
56 62 68 71 80 90 44 55 60 65
35 50 56 61 66 70 78 85 42 54
58 65 68 72 82 95 68 74 84 95

3
Data ulangan harian di atas dapat ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi
kelompok seperti pada Tabel 1.3 berikut:
Nilai Turus Frekuensi
30 – 39 || 2
40 – 49 |||| 4
50 – 59 |||| ||| 8
60 – 69 |||| |||| | 11
70 – 79 |||| || 7
80 – 89 |||| 5
90 - 99 ||| 3
𝟕

Jumlah ∑ 𝒇𝒊 = 𝟒𝟎
𝒊=𝟏

Dalam menyusun tabel distribusi frekuensi data kelompok, langkah- langkah yang
diperlukan adalah sebagai beikut:
1. Menentukan daerah jangkauan
Daerah jangkauan data disebut range atau rentang yaitu selisih antara data
terbesar (maksimum) dengan data terkecil (minimum).

𝑅 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛

Keterangan :
R = range
𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 = datum terbesar
𝑥𝑚𝑖𝑛 = datum terkecil
2. Menentukan banyak kelas
Banyak kelas dapat ditentukan dengan Aturan Sturgess sebagai berikut:

𝑘 = 1 + 3,3 log 𝑛

Keterangan :
k = banyak kelas
𝑛 = banyak data
3. Menentukan lebar (panjang) kelas
Lebar kelas menyatakan banyaknya data yang termuat dalam masing-masing
kelas, dan lebar setiap kelas sama.

𝑅
𝑖=
𝑘
Keterangan :
i = lebar kelas
R = range
k = banyak kelas

4
4. Menentukan batas kelas
Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai ujung yang terdapat pada kelas dan
membatasi masing- masing kelas. Nilai ujung bawah (nilai terkecil dari kelas)
disebut batas bawah (lower class limits), dan nilai ujung atas (nilai terbesar dari
kelas) disebut batas atas (upper class limits).
5. Menentukan tepi kelas
Untuk data hasil pengukuran dengan ketelitian sampai satuan terdekat, tepi
kelasnya adalah sebagai berikut:

Tepi bawah = batas bawah – 0,5


Tepi atas = batas atas + 0,5

Secara umum, untuk data dengan tingkat ketelitian sampai 10𝑛 , tepi kelasnya
sebagai berikut:

1
Tepi bawah = batas bawah - 2 . 10𝑛
1
Tepi atas = batas atas - 2 . 10𝑛

6. Menentukan titik tengah kelas


Titik tengah kelas disebut juga nilai tengah atau rataan kelas yang dianggap
mewakili kelas tersebut.

1
Titik tengah kelas = 2 (batas bawah kelas + batas atas kelas)
Contoh :
Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok untuk data umur (tahun) dari 40
orang berikut:

27 34 54 57 3 12 14 29 30 9
35 20 39 28 33 26 22 50 25 1
33 27 21 4 10 24 53 19 20 7
43 40 37 18 36 25 56 46 19 47
Jawab :
Diketahui n = 40, 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 = 57 dan 𝑥𝑚𝑖𝑛 = 1
𝑅 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛 = 57 – 1 = 56
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 . 1,602
= 6, 287 ≈ 6
𝑅 56
Lebar kelas (i) = 𝑘 = = 9,33 ≈ 10
6

5
Daftar distribusi frekuensi berkelompoknya pada Tabel 1.4 sbb:
Titik tengah Frekuensi
Nilai Turus
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 )
1 – 10 5,5 |||| | 6
11 – 20 15,5 |||| || 7
21 – 30 25,5 ||||||||| 11
31 – 40 35,5 |||| ||| 8
41 – 50 45,5 |||| 4
51 – 60 55,5 |||| 4

Latihan
Buatlah tabel distribusi dari data berikut:
150 140 152 150 147 127 147 154 148 141
145 145 155 149 151 134 145 145 147 122
154 125 150 148 152 132 147 156 132 150
147 157 149 150 150 150 152 135 152 146
Kemudian tentukanlah nilaidari:
a. Titik tengah kelas kedua dan ketiga
b. Tepi kelas kedua dan ketiga
c. Batas kelas kedua dan ketiga
c. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data yang kurang dari atau sama dengan
nilai pada tiap kelas yang dilambangkan dengan 𝑓𝑘𝑘 .
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data yang lebih dari atau sama dengan
nilai pada tiap kelas yang dilambangkan dengan 𝑓𝑘𝑙 .
Persentase frekuensi kumulatif terhadap ukuran data disebut frekuensi kumulatif
relatif.

frekuensi kumulatif
Frekuensi kumulatif relatif = x 100 %
ukuran data

1) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Tunggal


Contoh :
Data nilai ulangan matematika siswa yang disajikan dalam daftar distribusi
frekuensi kurang dari yang tertera pada Tabel 1.5 berikut.
Frekuensi kumulatif
Nilai Frekuensi Frekuensi
kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) kumulatif relatif

4 1 1 2,1%
5 3 4 8,3%

6
6 21 25 52,1%
7 19 44 91,7%
8 4 48 100%
Total 48
Kesimpulan dari data di atas adalah : banyak siswa yang mendapat nilai ≤ 4 ada 1
orang atau 2,1% dan seterusnya.
Data tersebut bisa juga disajikan dalam daftar distribusi frekuensi lebih dari seperti
pada Tabel 1.6 berikut.
Frekuensi kumulatif
Nilai Frekuensi Frekuensi
kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) kumulatif relatif

4 1 48 100%
5 3 47 97,9%
6 21 44 91,7%
7 19 23 47,9%
8 4 4 8,3%
Total 48
Kesimpulan : sebanyak 100% atau 48 siswa mendapat nilai lebih dari atau sama
dengan 4 dan seterusnya.
2) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Berkelompok
Frekuensi kumulatif kurang dari (𝑓𝑘𝑘 ) suatu data berkelompok menyatakan
jumlah frekuensi semua nilai data yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi
atas pada tiap kelas. Frekuensi kumulatif lebih dari (𝑓𝑘𝑙 ) dari data berkelompok
menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data yang lebih dari atau sama dengan
tepi bawah pada tiap kelas. Tepi atas kelas adalah batas atas kelas ditambah 0,5
sedangkan tepi bawah kelas adalah batas bawah kelas dikurangi 0,5.
Contoh : Nilai ulangan harian matematika siswa kelas XII pada Tabel 1.7 berikut.
Frekuensi Tepi Tepi
Nilai
(𝒇𝒊 ) Bawah Atas
30 – 39 2 29,5 39,5
40 – 49 4 39,5 49,5
50 – 59 8 49,5/ 59,5
60 – 69 11 59,5 69,5
70 – 79 7 69,5 79,5
80 – 89 5 79,5 89,5
90 – 99 3 89,5 99,5
Total 40

7
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dari data di atas seperti pada
Tabel 1.8 berikut.

Frekuensi Frekuensi kumulatif Frekuensi


Nilai
(𝒇𝒊 ) kurang dari (𝒇𝒌𝒌 ) kumulatif relatif
30 – 39 2 ≤ 39,5 2 5%
40 – 49 4 ≤ 49,5 6 15%
50 – 59 8 ≤ 59,5 14 35%
60 – 69 11 ≤ 69,5 25 62,5%
70 – 79 7 ≤ 79,5 32 80%
80 – 89 5 ≤ 89,5 37 92,5%
90 – 99 3 ≤ 99,5 40 100%
Total 40

❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif lebih dari dari data di atas seperti pada
Tabel 1.9 berikut.

Frekuensi Frekuensi kumulatif Frekuensi


Nilai
(𝒇𝒊 ) lebih dari (𝒇𝒌𝒌 ) kumulatif relatif
30 – 39 2 ≥ 29,5 40 100%
40 – 49 4 ≥ 39,5 38 95%
50 – 59 8 ≥ 49,5 34 85%
60 – 69 11 ≥ 59,5 26 65%
70 – 79 7 ≥ 69,5 15 37,5%
80 – 89 5 ≥ 79,5 8 20%
90 – 99 3 ≥ 89,5 3 7,5%
Total 40

2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram


a. Diagram Batang
Adalah suatu penyajian data dengan menggunakan batang-batang arah vertikal
atau horisontal. Panjang batang sesuai dengan jumlah data masing-masing
objek.
Tabel 2.1 menunjukkan korban kecelakaaan di Kabupaten Wiyurejo
Tahun Jumlah
2002 10
2003 20
2004 15
2005 28
2006 25

8
Data di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang berikut.

30

20

10

0
2002 2003 2004 2005 2006

b. Diagram Lingkaran
Penyajian data statik yang dinyatakan dalam persen atau derajat dapat
menggunakan diagram lingkaran.
Contoh :
Buatlah diagram lingkaran dari data berikut.

Olahraga Sepak Bola


Tenis Renang Voli Total
Favorit bola Basket
Jumlah siswa 18 6 12 4 5 45

Solusi :
Untuk menyajikan data dalam lingkaran. Tentukan sudutnya terlebih dahulu.
18
Sepak bola ⟹ 𝑥 360𝑜 = 144𝑜
45

6
Bola basket ⟹ 45 𝑥 360𝑜 = 48𝑜

12
Tenis ⟹ 𝑥 360𝑜 = 96𝑜
45

4
Renang ⟹ 𝑥 360𝑜 = 32𝑜
45

5
Voli ⟹ 𝑥 360𝑜 = 40𝑜
45
Diagram lingkarannya:

Diagram Lingkaran
Tenis
Sepak bola

Bola Voli
Renang
basket

9
c. Diagram Garis
Ada tiga langkah untuk membuat diagram garis, yaitu:
1. Letakkan data pada sumbu horisontal dengan jarak yang sama dan nilai
jumlah pada sumbu vertikal.
2. Tentukan nilai data yang bersesuaian.
3. Hubungkan dua data yang berdekatan dengan garis lurus..
Pada diagram garis sumbu X biasanya digunakan untuk satuan waktu,
sedangkan sumbu Y digunakan untuk frekuensi.

Contoh :
Hasil penjualan gula pasir Januari-Juli 2006

Bulan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli


Jumlah (ton) 10 15 30 35 25 45 60

Data tersebut dapat ditunjukkan dalam diagram garis berikut.

DIAGRAM GARIS
100
jumlah (ton)

50

0
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun. Jul.

d. Piktogram (Diagram Gambar)


Adalah diagram yang menunjukkan data dengan menggunakan alt visual
berupa gambar.
Contoh :
Jumlah Siswa SMK di Kota “Selayang” Tahun 2012

SMK Melati Anggrek Mawar Flamboyan


Jumlah Siswa 450 400 500 350

Diagram Gambar Jumlah Siswa SMK di kota Selayang Tahun 2012

Sekolah Jumlah siswa


Melati

Anggrek

Mawar

Flamboyan

= 50 orang

10
e. Histogram dan Poligon Frekuensi
Penyajian data yang dikelompokkan menurut distribusi frekuensi dapat
dinyatakan dengan grafik disebut histogram. Frekuensi biasanya dinyatakan
dengan sumbu tegak dan interval kelas dinyatakan dengan sumbu mendatar.
Contoh : Tabel nilai ulangan harian matematika kelas XII

Nilai Frekuensi
30 – 39 2
40 – 49 4
50 – 59 8
60 – 69 11
70 – 79 7
80 – 89 5
90 – 99 3
Total 40

Data tersebut dapat dinyatakan dengan histogram berikut


12
10
8
6
4
2
0

30 - 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 - 99
Nilai ulangan

Dari sebuah histogram, kita dapat membuat pologon frekuensi , yaitu garis-garis
yang menghubungkan setiap titik tenggah ats persegi panjang pada histogram.

160 – 164 165 – 169 170 – 174 175 – 179 180 – 184

Interval Kelas
Kita dapat pula membuat poligon untuk daftar distribusi frekuensi kumulatif yang
disebut poligon frekuensi kumulatif.
Untuk data tunggal, poligon diperoleh dengan menghubungkan frekuensi
kumulatif setiap nilai yang berturutan dengan satu garis lurus.

11
Contoh:
Data nilai ulangan matematika siswa yang disajikan dalam daftar distribusi
frekuensi kurang dari yang tertera pada Tabel 1.5 berikut.

Frekuensi kumulatif
Nilai Frekuensi Frekuensi
kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) kumulatif relatif

4 1 1 2,1%
5 3 4 8,3%
6 21 25 52,1%
7 19 44 91,7%
8 4 48 100%
Total 48

60
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10

Untuk data berkelompok, poligon diperoleh dengan menghubungkan frekuensi


kumulatif setiap titik tengah kelas yang berturutan dengan satu garis lurus.
Conroh : data nilai ulangan harian Matematika kelas XI

❖ Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari data nilai
ulangan harian matematika kelas XI

Frekuensi Frekuensi
Titik Frekuensi
Nilai kumulatif kumulatif
Tengah (𝒇𝒊 )
kurang dari lebih dari
30 – 39 34,5 2 2 40
40 – 49 44,5 4 6 37
50 – 59 54,5 8 14 32
60 – 69 64,5 11 25 25
70 – 79 74,5 7 32 14
80 – 89 84,5 5 37 6
90 – 99 94,5 3 40
Total 40

12
50

40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100

Frekuensi kumulatif kurang dari

50

40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100

Frekuensi kumulatif lebih dari

f. Ogif (kurva frekuensi kumulatif)


Bentuk kurva mulus dari garis poligon frekuensi kumulatif disebut ogif. Ada
dua macam ogif yaitu ogif positif yang diperoleh dari poligon frekuensi kumulatif
kurang dari dan ogif negatif yang diperoleh dari frekuensi kumulatif lebih dari.
Penyajian data dalam ogif positif dan negatif terlihat pada gambar berikut.

100

50

0
0 2 4 6 8 10

Frekuensi kumulatif kurang dari


50

0
0 20 40 60 80 100

Frekuensi kumulatif lebih dari

13
UKURAN PEMUSATAN DATA

1. Mean (Rataan)
Adalah rata-rata nilai data. Mean paling sering dijadikan ukuran pusat data kuantitatif.
a. Mean Data Tunggal
Mean (𝑥̅ ) data tunggal merupakan jumlah nilai semua data dibagi ukuran data tersebut.
Misalkan kita memiliki datan berukuran n dengan nilai-nilai 𝑥1 , 𝑥2 , … 𝑥𝑛 maka
1
𝑥̅ = (𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛 )
𝑛
𝑛
1
= ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
Contoh :
Misal ada 10 nilai matematika dari 10 siswa : 80,75,77,58,85,65,87,52,68,91. Tentukan
mean nilai ke 10 siswa tersebut.
Jawab:
80 + 75 + 77 + 58 + 85 + 65 + 87 + 52 + 68 + 91
𝑥̅ =
10
738
=
10
= 73,8

Mean data tunggal berbobot


Nilai Frekuensi
(𝒙𝒊 ) (𝒇𝒊 )
𝑥1 𝑓1
𝑥2 𝑓2
... ...
𝑥𝑘 𝑓𝑘
𝒌

Total ∑ 𝒇𝒊 = 𝒏
𝒊=𝟏

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖


𝑥̅ =
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑥1 𝑓1 + 𝑥2 𝑓2 + … + 𝑥𝑘 𝑓𝑘
=
𝑛
𝑘
1
= ∑ 𝑥𝑖 . 𝑓𝑖
𝑛
𝑖=1
Rataan (𝑥̅ ) untuk distribusi data tunggal berbobot adalah

𝑘
1
𝑥̅ = ∑ 𝑥𝑖 . 𝑓𝑖
𝑛
𝑖=1

14
Contoh:
Manajer sebuah restoran cepat saji menghitung waktu yang dibutuhkan karyawannya
untuk menyajikan makanan kepada pembeli. Dari 30 pengamatan diperoleh data waktu
(dalam detik) sebagai berikut.
55 50 50 40 48 48 62 55 50 55 48 40 48 50 50
45 48 60 62 60 48 48 50 42 40 42 44 38 38 38
Tentukan mean data tersebut.

Solusi :
Waktu Frekuensi 𝒙𝒊 𝒇 𝒊
(𝒙𝒊 ) (𝒇𝒊 )
38 3 114
40 3 120
42 2 84
44 1 44
45 1 45
48 7 336
50 6 300
55 3 165
60 2 120
62 2 124
Total 30 1.452

1.452
𝑥̅ = = 48,4
30

Jadi, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyajikan makanan cepat saji adalah 48,4
detik.
b. Mean data Berkelompok
Jika kita hanya mempunyai data berkelompok tanpa megetahui detail setiap data dalam
kelompok tersebut, maka mean ditentukan dari nilai titik tengah kelompok-kelompok
tersebut.
Maka mean (𝑥̅ ) data berkelompok dihitung sebagai berikut.
∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 𝑓𝑖
𝑥̅ = 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖
Dengan 𝑥𝑖 adalah nilai titik tengah kelas ke-i.
Contoh :
Tentukan rataan hitung dari data berkelompok berikut.
Nilai Frekuensi
1 – 50 4
51 – 100 7
101 – 150 10
151 – 200 16
201 – 250 30
251 – 300 13

15
Solusi :
Titik tengah (𝒙𝒊 ) Frekuensi 𝒙𝒊 𝒇 𝒊
Nilai
(𝒇𝒊 )
1 – 50 25,5 4 102
51 – 100 75,5 7 528,5
101 – 150 125,5 10 1.255
151 – 200 175,5 16 2.808
201 – 250 225,5 30 6.765
251 – 300 275,5 13 3.581,5
Total ∑ 𝒇𝒊 = 𝟖𝟎 ∑ 𝒙𝒊 𝒇𝒊 = 𝟏𝟓. 𝟎𝟒𝟎

∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 𝑓𝑖 15.040
𝑥̅ = 𝑘 = = 188
∑𝑖=1 𝑓𝑖 80
Jadi, meannya adalah 188.
2. Median
Median adalah nilai tengah data setelah diurutkan. Median untuk data tunggal berukuran
n dapat ditentukan dengan cara berikut.
1. Urutkan data
(𝑛+1)
2. – jika n ganjil, median adalah nilai dari datum ke - 2
n n
nilai dari datum ke− ( )+ datum ke− ( + 2)
2 2
- Jika n genap, median adalah 2

Contoh :
Carilah median dari data berikut: 14, 13, 11, 13, 16, 19, 20, 15, 20.
Solusi :
Data di atas diurutkaan seperti berikut.
11, 13, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 20 n=9

𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6 𝑥7 𝑥8 𝑥9

(𝑛+1)
Median = datum ke - 2
(9+1)
= datum ke - = datum ke-5
2
= 𝑥5 = 15.
Banyak data ganjil
Median untuk data berkelompok ditentukan sebagai berikut.
1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘
2
Median = 𝑏 + ( ).𝑖
𝑓𝑚

Dengan b = tepi bawah kelas median


n = ukuran data
𝑓𝑘𝑘 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
𝑓𝑚 = frekuensi dari kelas median
𝑖 = lebar kelas

16
Contoh
Tentukan median dari data yang dinyatakan dala daftar distribusi frekuensi berikut.

Berat badan (kg) Frekuensi


40 – 49 5
50 – 59 14
60 – 69 16
70 – 79 12
80 – 89 3

Solusi :
Ukuran data (n) = 50 (genap)
Berarti median terletak diantara datum ke-25 dan datum ke – 26.
Kedua datum terletak di kelas 60 – 69.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui : 𝑏 = 59,5, 𝑓𝑘𝑘 = 19, 𝑓𝑚 = 16, 𝑖 = 10.
Frekuensi kumulatif kurang
Berat badan (kg) Frekuensi
dari
40 – 49 5 5
50 – 59 14 19
60 – 69 16 35
70 – 79 12 47
80 – 89 3 50

1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘
Median = 𝑏 + (2 ).𝑖
𝑓𝑚

1
. 50 − 19
= 59,5 + (2 ) . 10
16

= 59,5 + 3,75
= 63, 25

3. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul yaitu nilai yang memiliki frekuensi
paling tinggi.
Pada data 4, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8 modusnya adalah 6, karena 6 muncul paling sering (3 kali)
dibandingkan nilai lainnya. Pada kasus distribusi frekuensi berkelompok, kelas yang
paling tinggi frekuensinya disebut kelas modus.
Pada data berkelompok, nilai modus dapat ditentukan sesuai rumus berikut.

𝑑1
Modus = 𝑏 + (𝑑 ).𝑖
1 + 𝑑2

17
dengan: b = tepi bawah kelas modus
𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
𝑖 = lebar kelas

Contoh:
Tentukan modus dari data yang dinyatakan dalam daftar distribusi frekuensi berikut
Berat badan (kg) Frekuensi
40 – 49 5
50 – 59 14
60 – 69 16
70 – 79 12
80 – 89 3

Solusi :
Berat badan (kg) Frekuensi
40 – 49 5
50 – 59 14
} → 𝑑1 = 16 − 14 = 2
60 – 69 16
70 – 79 12
} → kelas modus (frekuensi terbanyak)
80 – 89 3 } → 𝑑2 = 16 − 12 = 4

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui: 𝑏 = 59,5, 𝑑1 = 2, 𝑑2 = 4 dan i = 10


𝑑1
Modus = 𝑏 + (𝑑 ).𝑖
1 + 𝑑2
2
= 59,5 + ( ) . 10
2+ 4
= 59,5 + 3, 33
= 62, 83
Jadi, modus dari data di atas adalah 62, 83.

18
UKURAN PENYEBARAN DATA

1. Jangkauan
Jangkauan atau range dari sekumpulan data adalah selisih nilai data terbesar dan nilai data
terkecil.

Jangkauan (range) = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛

Semakin besar jangakauan maka penyebaran data semakin tinggi.


2. Simpangan Rata-rata
Simpangan (deviasi) rata-rata mencerminkan penyebaran tiap nilai datum terhadap
meannya.
a. Untuk data tunggal

𝑛
1
𝑆𝑅 = ∑|𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑛
𝑖=1

dengan n = ukuran data, 𝑥̅ = mean, dan 𝑥𝑖 = nilai datum ke-i.


b. Untuk data berkelompok

𝑘
1
𝑆𝑅 = ∑ 𝑓𝑖 |𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑛
𝑖=1

dengan n = ukuran data, 𝑥̅ = mean.


Contoh :
Tentukan simpangan rata-rata dari data pada tabel berikut.
Nilai Frekuensi
(𝒙𝒊 ) (𝒇𝒊 )
2 2
3 4
4 5
5 8
6 11
7 6
8 4

Solusi :
∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 𝑓𝑖
Mean 𝑥̅ =
𝑛
216
= = 5,4
40

19
Nilai Frekuensi 𝒙𝒊 . 𝒇 𝒊 ̅
𝒙 (𝒙𝒊 − 𝒙
̅) |𝒙𝒊 − 𝒙
̅| 𝒇𝒊 |𝒙𝒊 − 𝒙
̅|
(𝒙𝒊 ) (𝒇𝒊 )
2 2 4 -3,4 3,4 6,8
3 4 12 -2,4 2,4 9,6
4 5 20 -1,4 1,4 7
5 8 40 5,4 -0,4 0,4 3,2
6 11 66 0,6 0,6 6,6
7 6 42 1,6 1,6 9,6
8 4 32 2,6 2,6 10,4

𝑘
1
𝑆𝑅 = ∑ 𝑓𝑖 |𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑛
𝑖=1

1
= .53,2 = 1,33
40
3. Ragam dan Simpangan Baku
Ragam (𝑆 2 ) dari satu kelompok data 𝑥1 , 𝑥2 , … 𝑥𝑛 adalah rataan dari jumlah kuadrat
simpangan tiap datum, yaitu

𝑛
1
𝑆 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
2
𝑛
𝑖=1

Untuk mengatasi kesulitan menafsirkan ukuran penyebaran data yang dinyatakan oleh
satuan kuadrat, digunakan ukuran penyebaran data yang disebut simpangan baku.
Simpangan baku adalah akar ragam yaitu:

𝑛
1
𝑆 = √ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛
𝑖=1

Contoh:
Tentukan ragam dan simpangan baku dari satu kelompok data populasi berikut.
11 12 13 14 15 16 17 18
Solusi:
116
𝑥̅ = = 14,5
8
𝒙𝒊 𝒙𝒊 − ̅
𝒙 𝒙 )𝟐
(𝒙𝒊 − ̅

11 11 – 14,5 = -3,5 12,25


12 12 – 14,5 = -2,5 6,25

13 13 – 14,5 = -1,5 2,25

14 14 – 14,5 = -0,5 0,25

15 15 – 14,5 = 0,5 0,25

16 16 – 14,5 = 1,5 2,25

17 17 – 14,5 = 2,5 6,25

20
18 18 – 14,5 = 3,5 12,25
∑ 𝒙𝒊
̅)𝟐 = 𝟒𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙
= 𝟏𝟏𝟔

𝑛
1
𝑆 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
2
𝑛
𝑖=1
8
1
= ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
8
𝑖=1
42
= = 5,25
8

𝑆 = √5,25 = 2,3 (satu desimal)


Jadi, ragam 5,25 dan simpangan baku 2,3.
Jika data bukan bilangan bulat maka ada cara yang lebih mudah yaitu:

𝑛
1
𝑆 = ∑ 𝑥𝑖 2 − 𝑥̅ 2
2
𝑛
𝑖=1

4. Jangkauan Semi Interkuartil dan Jangkauan Persentil


Ukuran letak menunjukkan suatu ukuran yang membatasi data menjadi beberapa bagian.
Ukuran letak antara lain: kuartil, desil, dan persentil.
Kuartil
Kuartil membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak. Kuartil terbagi tiga, yaitu
kuarti bawah (𝑄1 ), kuartil tengah (𝑄2 ) atau median, dan kuarti atas (𝑄3 ).
a. Untuk Data Tunggal
Untuk menentukan 𝑄1 , 𝑄2 , dan 𝑄3 pada data tunggal yaitu misalkan 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … 𝑥𝑛 adalah
data berukuran n yang telah diurutkan. 𝑄𝑚 adalah kuartil yang dicari, dengan m = 1, 2, 3.
1
• Hitunglah 4 𝑛𝑚
1 1
• Jika 4 𝑛𝑚 merupakan bilangan bulat, misalkan r, maka 𝑄𝑚 = (𝑥𝑟 + 𝑥𝑟+1 ), yaitu 𝑄𝑚
2
terletak antara 𝑥𝑟 dan 𝑥𝑟+1
1
• Jika 4 𝑛𝑚 bukan bilangan bulat, tapi terletak antara bilangan bulat r dan r + 1, maka
𝑄𝑚 = 𝑥𝑟+1

21
Contoh:
Diketahui data terurut dari banyak novel yang dimiliki delapan siswa adalah sebagai
berikut:
4 6 7 7 10 12 13 18. Tentukan 𝑄1 , 𝑄2 , 𝑄3
Solusi :

4 6 7 7 10 12 13 18
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6 𝑥7 𝑥8

Ukuran data (n) = 8


4 6 7 7 10 12 13 18

𝑄1 𝑄2 𝑄3

➢ Menentukan 𝑄1
𝑄1 = 𝑋1(𝑛+1)
4
𝑄1 = 𝑋1(8+1) = 𝑋1(9) = 𝑋2,5
4 4
Berarti,kuartil 1 berada diantara datum ke-2 dan ke-3.karena berada diantara datum ke-2 dan
6+7
ke-3 maka kuartil 1 adalah =6,5
2
➢ Menentukan 𝑄2
𝑄2 = 𝑋1(𝑛+1)
2
𝑄2 = 𝑋1(8+1) = 𝑄2 = 𝑋1(9) 𝑄2 = 𝑋4,5
2 2
Berarti,kuartil 2 berada diantara datum ke-4 dan ke-5.karena berada diantara datum
7+10
ke-4 dan ke-5 maka kuartil 2 adalah =8,5
2
➢ Menentukan 𝑄3
𝑄3 = 𝑋3(𝑛+1)
4
𝑄3 = 𝑋3(8+1) 𝑄3 = 𝑋3(9) 𝑄3 = 𝑋27 𝑄3 = 6,7
4 4 4
Berarti,kuartil 2 berada diantara datum ke-6 dan ke-7.karena berada diantara datum
12+13
ke-6 dan ke-7 maka kuartil 2 adalah =12,5
2

b. Untuk Data Berkelompok


1
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠1
𝑄1 = 𝑏1 + (4 ) .𝑖
𝑓𝑄1

dengan 𝑏1 = tepi bawah kelas kuartil pertama


𝑓𝑘𝑘𝑠1 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas kuartil pertama
𝑓𝑄1 = frekuensi dari kelas kuartil pertama
𝑖 = lebar kelas

22
Dengan pengertian yang sama
3
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠3
𝑐 = 𝑏3 + (4 ) .𝑖
𝑓𝑄3

dengan 𝑏3 = tepi bawah kelas kuartil ketiga


𝑓𝑘𝑘𝑠3 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas kuartil ketiga
𝑓𝑄3 = frekuensi dari kelas kuartil ketiga
𝑖 = lebar kelas
Contoh:
Tentukan 𝑄1 , 𝑄2 dan 𝑄3 dari data berikut.
Berat badan (kg) Frekuensi
40 – 49 5
50 – 59 14
60 – 69 16
70 – 79 12
80 – 89 3
Total 50

Solusi:
Tabel di atas dilengkapi dengan frekuensi kumulatif berikut. Ukuran data (n) = 50.
Frekuensi kumulatif
Berat badan (kg) Frekuensi
kurang dari
40 – 49 5 5
50 – 59 14 19
60 – 69 16 35
}→ 𝑄1
70 – 79 12 47 }→ 𝑄2
80 – 89 3 50 }→ 𝑄3
Total 50
1
. (50) = 12,5 ⟹ 𝑄1 berkorespondensi dengan kelas 50 – 59
4
1
. (50) = 25 ⟹ 𝑄2 berkorespondensi dengan kelas 60 – 69
2
3
. (50) = 37,5 ⟹ 𝑄3 berkorespondensi dengan kelas 70 – 79
4

• Untuk kelas 𝑄1 (50 − 59), 𝑏1 = 49,5; 𝑓𝑘𝑘𝑠1 = 5; 𝑓𝑄1 = 14; 𝑘 = 10


1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘𝑠1 12,5−5
Maka 𝑄1 = 𝑏1 + (4 ) . 𝑘 = 49,5 + ( ) .10 = 54,86
𝑓 𝑄1 14

• Untuk kelas 𝑄2 (60 − 69), 𝑏2 = 59,5; 𝑓𝑘𝑘𝑠2 = 19; 𝑓𝑄2 = 16; 𝑘 = 10


1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘𝑠2 25−19
Maka 𝑄2 = 𝑏2 + (4 ) . 𝑘 = 59,5 + ( ) .10 = 63, 25
𝑓 𝑄2 16

• Untuk kelas 𝑄3 (70 − 79), 𝑏3 = 69,5; 𝑓𝑘𝑘𝑠3 = 35; 𝑓𝑄3 = 12; 𝑘 = 10


1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘𝑠3 25−19
4
Maka 𝑄3 = 𝑏3 + ( ) . 𝑘 = 59,5 + ( ) .10 = 63, 25
𝑓 𝑄3 16

23
Desil
Adalah datum yang membagi data terurut menjadi sepuluh bagian. Untuk membagi data
menjadi sepuluh bagian sama besar diperlukan sembilan sekat.
a. Untuk data tunggal
𝑚 (𝑛+1)
• Hitunglah 10
𝑚 (𝑛+1)
• Jika bilangan bulat, misalkan r, maka 𝐷𝑚 = 𝑥𝑟
10
𝑚 (𝑛+1)
• Jika bukan bilangan bulat, tapi terletak antara bilangan bulat r dan r + 1,
10
maka
𝑚(𝑛+1)
𝐷𝑚 = 𝑥𝑚 + ( − 𝑟) (𝑥𝑟+1 − 𝑥𝑟 )
10
Contoh:
Tentukan 𝐷1 dan 𝐷9 dari data berikut: 7 5 6 5 3 6 4 8 2 6 8 7
Solusi:
Data di atas setelah diurutkan menjadi:
2 3 4 5 5 6 6 6 7 7 8 8
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ n = 12
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6 𝑥7 𝑥8 𝑥9 𝑥10 𝑥11 𝑥12

1 (12+1)
𝐷1 terletak pada nilai urutan yang ke- = 1,3
10
Urutan 1,3 terletak antara bilangan bulat 1 dan 2, sehingga
𝐷1 = 𝑥1 + 0,3(𝑥2 − 𝑥1 ) = 2 + 0,3(1) = 2,3

9 (12+1)
𝐷9 terletak pada nilai urutan yang ke- = 11,7
10
Urutan 11,7 terletak antara bilangan bulat 11 dan 12, sehingga
𝐷9 = 𝑥11 + 0,7(𝑥12 − 𝑥11 ) = 8 + 0,7(8 − 8) = 8
b. Untuk Data Berkelompok
𝑚
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑑
𝐷𝑚 = 𝑏𝑚 + ( 10 ) .𝑖
𝑓𝐷𝑚

dengan 𝑚 = 1, 2, 3, … ,9
𝑏𝑚 = tepi bawah kelas desil ke-m
𝑛 = ukuran data
𝑓𝑘𝑘𝑠𝑑 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas desil ke-m
𝑓𝐷𝑚 = frekuensi kelas desil ke-m
𝑖 = lebar kelas

24
Persentil
Membagi data menjadi 100 bagian.
a. Untuk Data Tunggal
𝑚 (𝑛+1)
Menentukan persentil data tunggal sama seperti menentukan desil hanya saja diganti
10
𝑚 (𝑛+1)
dengan .
100
b. Untuk Data Berkelompok
𝑚
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝
𝑃𝑚 = 𝑏𝑚 + (100 ) .𝑖
𝑓𝑃𝑚

dengan 𝑚 = 1, 2, 3, … ,99
𝑏𝑚 = tepi bawah kelas persentil ke-m
𝑛 = ukuran data
𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas persentil ke-m
𝑓𝑃𝑚 = frekuensi kelas persentil ke-m
𝑖 = lebar kelas
Contoh :
Diberikan data berikut. Tentukan 𝐷9 dan 𝑃30 .

Berat badan (kg) Frekuensi


40 – 49 5
50 – 59 14
60 – 69 16
70 – 79 12
80 – 89 3
Total 50

Solusi:
Frekuensi kumulatif
Berat badan (kg) Frekuensi
kurang dari
40 – 49 5 5
}⟶ 𝑃30
50 – 59 14 19
60 – 69 16 35
70 – 79 12 47 }⟶ 𝐷9
80 – 89 3 50
Total 50

Ukuran data (𝑛) = 50


• Untuk 𝐷9
9
. 50 = 45, kelas 𝐷9 adalah 70 – 79, maka 𝑏9 = 69,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑑 = 35; 𝑓𝐷9 = 12, i = 10
10
maka:

25
9
. 50 − 35
𝐷9 = 𝑏9 + (10 ) .10
12
45 − 35
= 69,5 + ( ) . 10 = 77,83
12

• Untuk 𝑃30
30
. 50 = 15, kelas 𝑃30 adalah 50 – 59, maka 𝑏30 = 49,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = 5; 𝑓𝑃30 = 14, i = 10
100
maka:
30
. 50 − 5
𝑃30 = 𝑏30 + (100 ) .10
14
15 − 5
= 69,5 + ( ) . 10 = 56,64
14

Jangkauan Semi Interkuartil (Simpangan Kuartil)

Ukuran penyebaran yang melibatkan kuartil adalah jangkauan antar-kuartil atau hamparan
(H) dan simpangan kuartil atau jangkauan semi inter-kuartil (𝑄𝑑 ) yang dirumuskan sebagai
berikut.

𝐻 = 𝑄3 − 𝑄1
dan,
1 1
𝑄𝑑 = (𝑄3 − 𝑄1 ) = 𝐻
2 2

Contoh:
Tentukan jangkauan antar-kuartil dan simpangan kuartil data berikut.
1 1 2 3 5 6 8 8 100

Solusi:
Ukuran data (𝑛) = 50
• 𝑄1
1 9
𝑛= ⟹ 𝑄1 terletak antara 2 dan 3.
4 4
Jadi, 𝑄1 = datum ke-3 = 2.
• 𝑄2
2 2 9
𝑛= .9 = ⟹ 𝑄2 terletak antara 4 dan 5.
4 4 2
Jadi, 𝑄2 = datum ke-5 = 5.
• 𝑄3
3 3 27
𝑛= .9 = ⟹ 𝑄3 terletak antara 6 dan 7.
4 4 4
Jadi, 𝑄3 = datum ke-7 = 8.

26
Jangkauan antar-kuartil (H) = 𝑄3 − 𝑄1 = 8 − 2 = 6
1 1
Simpangan kuartil (𝑄3 ) = 𝐻= .6 = 3
2 2

Jangkauan Persentil
Jangkauan persentil (JP) suatu data dinyatakan sebagai berikut:

𝐽𝑃 = 𝑃90 − 𝑃10

Contoh:
Hitunglah jangkauan persentil dari data berikut.
Frekuensi Frekuensi kumulatif
Nilai
(𝑓𝑖 ) kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
55 – 59 7 7
60 – 64 12 19
65 – 69 23 42
70 – 74 21 63
75 – 79 18 81
80 – 84 10 91
85 – 89 8 99
90 – 94 1 100

Solusi:
Ukuran data (𝑛) = 100
• Untuk 𝑃10
10
. 100 = 10, kelas 𝑃10 adalah 60 – 64, maka 𝑏10 = 59,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = 7; 𝑓𝑃10 = 12, i = 5
100
maka:
10
. 100 − 7
𝑃10 = 𝑏10 + (100 ).5
12
10 − 7
= 59,5 + ( ) . 10 = 60,75
12

• Untuk 𝑃90
90
. 100 = 90, kelas 𝑃90 adalah 80 – 84, maka 𝑏90 = 79,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = 81; 𝑓𝑃90 = 10, i = 5
100
maka:
90
. 100 − 81
𝑃90 = 𝑏90 + (100 ).5
10
90 − 81
= 79,5 + ( ) . 5 = 84
10
Jadi, jangkauan persentilnya adalah
𝐽𝑃 = 𝑃90 − 𝑃10 = 84 − 60,75 = 23,25

27
NILAI STANDAR (Z-SCORE)

Angka baku dipergunakan untuk membandingkan posisi dua buah data atau lebih di dalam
kelompoknya masing-masing yang dirumuskan sebagai berikut.

𝑥 − 𝑥̅
𝑧=
𝑆
dengan 𝑧 = angka baku, 𝑥 = besar data, 𝑥̅ = mean, dan 𝑆 = standar deviasi/simpangan baku.

Contoh:
Nilai ujian matematika Delon adalah 85, rata-rata nilai matematika di kelasnya adalah76
dengan simpangan baku 9. Sedangkan nilai ujian pelajaran IPA adalah 90 dengan rata-rata
kelas 80 dan simpangan bakunya 15. Dalam pelajaran manakah Delon mendapat nilai yang
lebih baik?
Solusi:
𝑥 − 𝑥̅
𝑧=
𝑆
• Untuk nilai matematika
85− 76 9
𝑧= =9=1
9
• Untuk nilai IPA
90 − 80 10
𝑧= = = 0,67
15 15
Jadi, kedudukan nilai matematika Delon lebih baik daripada nilai IPAnya.

KOEFISIEN VARIASI
Adalah suatu bilangan yang menyatakan tingkat keragaman (variasi) data dalam suatu
kelompok.
Rumus:
𝑆
𝐾𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
Dengan 𝑆 = simpangan baku dan 𝑥̅ = mean.
Contoh:
Dari hasil tes matematika di suatu kelas diketahui bahwa:
• Pada sub kompetensi geometri: rata-ratanya 76 dengan simpangan baku 9
• Pada sub kompetensi statistika: rata-ratanya 80 dengan simpangan baku 15.
Sub kompetensi manakah yang bernilai lebih beragam?
Solusi:
• Untuk geometri:
𝑆
𝐾𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
9
= 𝑥 100%
76
= 11,8%

28
• Untuk statistika:
𝑆
𝐾𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
15
= 𝑥 100%
80
= 18,75%
Jadi, nilai tes statistika lebih bervariasi dibandingkan dengan geometri

29

Anda mungkin juga menyukai