MATEMATIKA
KELAS XII
UPW DAN PHT
DISUSUN OLEH :
1
STATISTIKA
2
A. Penyajian Data dalam bentuk Tabel dan Diagram
1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel (Daftar)
a. Tabel Baris Kolom
Contoh : Tabel 1. 1
Banyak Siswa Desa Suka Hati
Menurut Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin Tahun 2007/2008
Tingkat Jumlah Siswa Jumlah
Sekolah Laki-laki Perempuan Siswa
SD 687 875 1.562
SMP 592 859 1.451
SMA 576 542 1.118
SMK 216 227 443
Total 2.071 2.503 4.574
Jumlah ∑ 𝒇𝒊 = 𝟒𝟎
𝒊=𝟏
3
Data ulangan harian di atas dapat ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi
kelompok seperti pada Tabel 1.3 berikut:
Nilai Turus Frekuensi
30 – 39 || 2
40 – 49 |||| 4
50 – 59 |||| ||| 8
60 – 69 |||| |||| | 11
70 – 79 |||| || 7
80 – 89 |||| 5
90 - 99 ||| 3
𝟕
Jumlah ∑ 𝒇𝒊 = 𝟒𝟎
𝒊=𝟏
Dalam menyusun tabel distribusi frekuensi data kelompok, langkah- langkah yang
diperlukan adalah sebagai beikut:
1. Menentukan daerah jangkauan
Daerah jangkauan data disebut range atau rentang yaitu selisih antara data
terbesar (maksimum) dengan data terkecil (minimum).
𝑅 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
Keterangan :
R = range
𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 = datum terbesar
𝑥𝑚𝑖𝑛 = datum terkecil
2. Menentukan banyak kelas
Banyak kelas dapat ditentukan dengan Aturan Sturgess sebagai berikut:
𝑘 = 1 + 3,3 log 𝑛
Keterangan :
k = banyak kelas
𝑛 = banyak data
3. Menentukan lebar (panjang) kelas
Lebar kelas menyatakan banyaknya data yang termuat dalam masing-masing
kelas, dan lebar setiap kelas sama.
𝑅
𝑖=
𝑘
Keterangan :
i = lebar kelas
R = range
k = banyak kelas
4
4. Menentukan batas kelas
Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai ujung yang terdapat pada kelas dan
membatasi masing- masing kelas. Nilai ujung bawah (nilai terkecil dari kelas)
disebut batas bawah (lower class limits), dan nilai ujung atas (nilai terbesar dari
kelas) disebut batas atas (upper class limits).
5. Menentukan tepi kelas
Untuk data hasil pengukuran dengan ketelitian sampai satuan terdekat, tepi
kelasnya adalah sebagai berikut:
Secara umum, untuk data dengan tingkat ketelitian sampai 10𝑛 , tepi kelasnya
sebagai berikut:
1
Tepi bawah = batas bawah - 2 . 10𝑛
1
Tepi atas = batas atas - 2 . 10𝑛
1
Titik tengah kelas = 2 (batas bawah kelas + batas atas kelas)
Contoh :
Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok untuk data umur (tahun) dari 40
orang berikut:
27 34 54 57 3 12 14 29 30 9
35 20 39 28 33 26 22 50 25 1
33 27 21 4 10 24 53 19 20 7
43 40 37 18 36 25 56 46 19 47
Jawab :
Diketahui n = 40, 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 = 57 dan 𝑥𝑚𝑖𝑛 = 1
𝑅 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛 = 57 – 1 = 56
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 . 1,602
= 6, 287 ≈ 6
𝑅 56
Lebar kelas (i) = 𝑘 = = 9,33 ≈ 10
6
5
Daftar distribusi frekuensi berkelompoknya pada Tabel 1.4 sbb:
Titik tengah Frekuensi
Nilai Turus
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 )
1 – 10 5,5 |||| | 6
11 – 20 15,5 |||| || 7
21 – 30 25,5 ||||||||| 11
31 – 40 35,5 |||| ||| 8
41 – 50 45,5 |||| 4
51 – 60 55,5 |||| 4
Latihan
Buatlah tabel distribusi dari data berikut:
150 140 152 150 147 127 147 154 148 141
145 145 155 149 151 134 145 145 147 122
154 125 150 148 152 132 147 156 132 150
147 157 149 150 150 150 152 135 152 146
Kemudian tentukanlah nilaidari:
a. Titik tengah kelas kedua dan ketiga
b. Tepi kelas kedua dan ketiga
c. Batas kelas kedua dan ketiga
c. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data yang kurang dari atau sama dengan
nilai pada tiap kelas yang dilambangkan dengan 𝑓𝑘𝑘 .
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data yang lebih dari atau sama dengan
nilai pada tiap kelas yang dilambangkan dengan 𝑓𝑘𝑙 .
Persentase frekuensi kumulatif terhadap ukuran data disebut frekuensi kumulatif
relatif.
frekuensi kumulatif
Frekuensi kumulatif relatif = x 100 %
ukuran data
4 1 1 2,1%
5 3 4 8,3%
6
6 21 25 52,1%
7 19 44 91,7%
8 4 48 100%
Total 48
Kesimpulan dari data di atas adalah : banyak siswa yang mendapat nilai ≤ 4 ada 1
orang atau 2,1% dan seterusnya.
Data tersebut bisa juga disajikan dalam daftar distribusi frekuensi lebih dari seperti
pada Tabel 1.6 berikut.
Frekuensi kumulatif
Nilai Frekuensi Frekuensi
kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) kumulatif relatif
4 1 48 100%
5 3 47 97,9%
6 21 44 91,7%
7 19 23 47,9%
8 4 4 8,3%
Total 48
Kesimpulan : sebanyak 100% atau 48 siswa mendapat nilai lebih dari atau sama
dengan 4 dan seterusnya.
2) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Berkelompok
Frekuensi kumulatif kurang dari (𝑓𝑘𝑘 ) suatu data berkelompok menyatakan
jumlah frekuensi semua nilai data yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi
atas pada tiap kelas. Frekuensi kumulatif lebih dari (𝑓𝑘𝑙 ) dari data berkelompok
menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data yang lebih dari atau sama dengan
tepi bawah pada tiap kelas. Tepi atas kelas adalah batas atas kelas ditambah 0,5
sedangkan tepi bawah kelas adalah batas bawah kelas dikurangi 0,5.
Contoh : Nilai ulangan harian matematika siswa kelas XII pada Tabel 1.7 berikut.
Frekuensi Tepi Tepi
Nilai
(𝒇𝒊 ) Bawah Atas
30 – 39 2 29,5 39,5
40 – 49 4 39,5 49,5
50 – 59 8 49,5/ 59,5
60 – 69 11 59,5 69,5
70 – 79 7 69,5 79,5
80 – 89 5 79,5 89,5
90 – 99 3 89,5 99,5
Total 40
7
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dari data di atas seperti pada
Tabel 1.8 berikut.
❖ Daftar distribusi frekuensi kumulatif lebih dari dari data di atas seperti pada
Tabel 1.9 berikut.
8
Data di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang berikut.
30
20
10
0
2002 2003 2004 2005 2006
b. Diagram Lingkaran
Penyajian data statik yang dinyatakan dalam persen atau derajat dapat
menggunakan diagram lingkaran.
Contoh :
Buatlah diagram lingkaran dari data berikut.
Solusi :
Untuk menyajikan data dalam lingkaran. Tentukan sudutnya terlebih dahulu.
18
Sepak bola ⟹ 𝑥 360𝑜 = 144𝑜
45
6
Bola basket ⟹ 45 𝑥 360𝑜 = 48𝑜
12
Tenis ⟹ 𝑥 360𝑜 = 96𝑜
45
4
Renang ⟹ 𝑥 360𝑜 = 32𝑜
45
5
Voli ⟹ 𝑥 360𝑜 = 40𝑜
45
Diagram lingkarannya:
Diagram Lingkaran
Tenis
Sepak bola
Bola Voli
Renang
basket
9
c. Diagram Garis
Ada tiga langkah untuk membuat diagram garis, yaitu:
1. Letakkan data pada sumbu horisontal dengan jarak yang sama dan nilai
jumlah pada sumbu vertikal.
2. Tentukan nilai data yang bersesuaian.
3. Hubungkan dua data yang berdekatan dengan garis lurus..
Pada diagram garis sumbu X biasanya digunakan untuk satuan waktu,
sedangkan sumbu Y digunakan untuk frekuensi.
Contoh :
Hasil penjualan gula pasir Januari-Juli 2006
DIAGRAM GARIS
100
jumlah (ton)
50
0
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun. Jul.
Anggrek
Mawar
Flamboyan
= 50 orang
10
e. Histogram dan Poligon Frekuensi
Penyajian data yang dikelompokkan menurut distribusi frekuensi dapat
dinyatakan dengan grafik disebut histogram. Frekuensi biasanya dinyatakan
dengan sumbu tegak dan interval kelas dinyatakan dengan sumbu mendatar.
Contoh : Tabel nilai ulangan harian matematika kelas XII
Nilai Frekuensi
30 – 39 2
40 – 49 4
50 – 59 8
60 – 69 11
70 – 79 7
80 – 89 5
90 – 99 3
Total 40
30 - 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 - 99
Nilai ulangan
Dari sebuah histogram, kita dapat membuat pologon frekuensi , yaitu garis-garis
yang menghubungkan setiap titik tenggah ats persegi panjang pada histogram.
160 – 164 165 – 169 170 – 174 175 – 179 180 – 184
Interval Kelas
Kita dapat pula membuat poligon untuk daftar distribusi frekuensi kumulatif yang
disebut poligon frekuensi kumulatif.
Untuk data tunggal, poligon diperoleh dengan menghubungkan frekuensi
kumulatif setiap nilai yang berturutan dengan satu garis lurus.
11
Contoh:
Data nilai ulangan matematika siswa yang disajikan dalam daftar distribusi
frekuensi kurang dari yang tertera pada Tabel 1.5 berikut.
Frekuensi kumulatif
Nilai Frekuensi Frekuensi
kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
(𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) kumulatif relatif
4 1 1 2,1%
5 3 4 8,3%
6 21 25 52,1%
7 19 44 91,7%
8 4 48 100%
Total 48
60
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10
❖ Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari data nilai
ulangan harian matematika kelas XI
Frekuensi Frekuensi
Titik Frekuensi
Nilai kumulatif kumulatif
Tengah (𝒇𝒊 )
kurang dari lebih dari
30 – 39 34,5 2 2 40
40 – 49 44,5 4 6 37
50 – 59 54,5 8 14 32
60 – 69 64,5 11 25 25
70 – 79 74,5 7 32 14
80 – 89 84,5 5 37 6
90 – 99 94,5 3 40
Total 40
12
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
100
50
0
0 2 4 6 8 10
0
0 20 40 60 80 100
13
UKURAN PEMUSATAN DATA
1. Mean (Rataan)
Adalah rata-rata nilai data. Mean paling sering dijadikan ukuran pusat data kuantitatif.
a. Mean Data Tunggal
Mean (𝑥̅ ) data tunggal merupakan jumlah nilai semua data dibagi ukuran data tersebut.
Misalkan kita memiliki datan berukuran n dengan nilai-nilai 𝑥1 , 𝑥2 , … 𝑥𝑛 maka
1
𝑥̅ = (𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛 )
𝑛
𝑛
1
= ∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
Contoh :
Misal ada 10 nilai matematika dari 10 siswa : 80,75,77,58,85,65,87,52,68,91. Tentukan
mean nilai ke 10 siswa tersebut.
Jawab:
80 + 75 + 77 + 58 + 85 + 65 + 87 + 52 + 68 + 91
𝑥̅ =
10
738
=
10
= 73,8
Total ∑ 𝒇𝒊 = 𝒏
𝒊=𝟏
𝑘
1
𝑥̅ = ∑ 𝑥𝑖 . 𝑓𝑖
𝑛
𝑖=1
14
Contoh:
Manajer sebuah restoran cepat saji menghitung waktu yang dibutuhkan karyawannya
untuk menyajikan makanan kepada pembeli. Dari 30 pengamatan diperoleh data waktu
(dalam detik) sebagai berikut.
55 50 50 40 48 48 62 55 50 55 48 40 48 50 50
45 48 60 62 60 48 48 50 42 40 42 44 38 38 38
Tentukan mean data tersebut.
Solusi :
Waktu Frekuensi 𝒙𝒊 𝒇 𝒊
(𝒙𝒊 ) (𝒇𝒊 )
38 3 114
40 3 120
42 2 84
44 1 44
45 1 45
48 7 336
50 6 300
55 3 165
60 2 120
62 2 124
Total 30 1.452
1.452
𝑥̅ = = 48,4
30
Jadi, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyajikan makanan cepat saji adalah 48,4
detik.
b. Mean data Berkelompok
Jika kita hanya mempunyai data berkelompok tanpa megetahui detail setiap data dalam
kelompok tersebut, maka mean ditentukan dari nilai titik tengah kelompok-kelompok
tersebut.
Maka mean (𝑥̅ ) data berkelompok dihitung sebagai berikut.
∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 𝑓𝑖
𝑥̅ = 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖
Dengan 𝑥𝑖 adalah nilai titik tengah kelas ke-i.
Contoh :
Tentukan rataan hitung dari data berkelompok berikut.
Nilai Frekuensi
1 – 50 4
51 – 100 7
101 – 150 10
151 – 200 16
201 – 250 30
251 – 300 13
15
Solusi :
Titik tengah (𝒙𝒊 ) Frekuensi 𝒙𝒊 𝒇 𝒊
Nilai
(𝒇𝒊 )
1 – 50 25,5 4 102
51 – 100 75,5 7 528,5
101 – 150 125,5 10 1.255
151 – 200 175,5 16 2.808
201 – 250 225,5 30 6.765
251 – 300 275,5 13 3.581,5
Total ∑ 𝒇𝒊 = 𝟖𝟎 ∑ 𝒙𝒊 𝒇𝒊 = 𝟏𝟓. 𝟎𝟒𝟎
∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 𝑓𝑖 15.040
𝑥̅ = 𝑘 = = 188
∑𝑖=1 𝑓𝑖 80
Jadi, meannya adalah 188.
2. Median
Median adalah nilai tengah data setelah diurutkan. Median untuk data tunggal berukuran
n dapat ditentukan dengan cara berikut.
1. Urutkan data
(𝑛+1)
2. – jika n ganjil, median adalah nilai dari datum ke - 2
n n
nilai dari datum ke− ( )+ datum ke− ( + 2)
2 2
- Jika n genap, median adalah 2
Contoh :
Carilah median dari data berikut: 14, 13, 11, 13, 16, 19, 20, 15, 20.
Solusi :
Data di atas diurutkaan seperti berikut.
11, 13, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 20 n=9
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6 𝑥7 𝑥8 𝑥9
(𝑛+1)
Median = datum ke - 2
(9+1)
= datum ke - = datum ke-5
2
= 𝑥5 = 15.
Banyak data ganjil
Median untuk data berkelompok ditentukan sebagai berikut.
1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘
2
Median = 𝑏 + ( ).𝑖
𝑓𝑚
16
Contoh
Tentukan median dari data yang dinyatakan dala daftar distribusi frekuensi berikut.
Solusi :
Ukuran data (n) = 50 (genap)
Berarti median terletak diantara datum ke-25 dan datum ke – 26.
Kedua datum terletak di kelas 60 – 69.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui : 𝑏 = 59,5, 𝑓𝑘𝑘 = 19, 𝑓𝑚 = 16, 𝑖 = 10.
Frekuensi kumulatif kurang
Berat badan (kg) Frekuensi
dari
40 – 49 5 5
50 – 59 14 19
60 – 69 16 35
70 – 79 12 47
80 – 89 3 50
1
𝑛− 𝑓𝑘𝑘
Median = 𝑏 + (2 ).𝑖
𝑓𝑚
1
. 50 − 19
= 59,5 + (2 ) . 10
16
= 59,5 + 3,75
= 63, 25
3. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul yaitu nilai yang memiliki frekuensi
paling tinggi.
Pada data 4, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8 modusnya adalah 6, karena 6 muncul paling sering (3 kali)
dibandingkan nilai lainnya. Pada kasus distribusi frekuensi berkelompok, kelas yang
paling tinggi frekuensinya disebut kelas modus.
Pada data berkelompok, nilai modus dapat ditentukan sesuai rumus berikut.
𝑑1
Modus = 𝑏 + (𝑑 ).𝑖
1 + 𝑑2
17
dengan: b = tepi bawah kelas modus
𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
𝑖 = lebar kelas
Contoh:
Tentukan modus dari data yang dinyatakan dalam daftar distribusi frekuensi berikut
Berat badan (kg) Frekuensi
40 – 49 5
50 – 59 14
60 – 69 16
70 – 79 12
80 – 89 3
Solusi :
Berat badan (kg) Frekuensi
40 – 49 5
50 – 59 14
} → 𝑑1 = 16 − 14 = 2
60 – 69 16
70 – 79 12
} → kelas modus (frekuensi terbanyak)
80 – 89 3 } → 𝑑2 = 16 − 12 = 4
18
UKURAN PENYEBARAN DATA
1. Jangkauan
Jangkauan atau range dari sekumpulan data adalah selisih nilai data terbesar dan nilai data
terkecil.
𝑛
1
𝑆𝑅 = ∑|𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑛
𝑖=1
𝑘
1
𝑆𝑅 = ∑ 𝑓𝑖 |𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑛
𝑖=1
Solusi :
∑𝑘𝑖=1 𝑥𝑖 𝑓𝑖
Mean 𝑥̅ =
𝑛
216
= = 5,4
40
19
Nilai Frekuensi 𝒙𝒊 . 𝒇 𝒊 ̅
𝒙 (𝒙𝒊 − 𝒙
̅) |𝒙𝒊 − 𝒙
̅| 𝒇𝒊 |𝒙𝒊 − 𝒙
̅|
(𝒙𝒊 ) (𝒇𝒊 )
2 2 4 -3,4 3,4 6,8
3 4 12 -2,4 2,4 9,6
4 5 20 -1,4 1,4 7
5 8 40 5,4 -0,4 0,4 3,2
6 11 66 0,6 0,6 6,6
7 6 42 1,6 1,6 9,6
8 4 32 2,6 2,6 10,4
𝑘
1
𝑆𝑅 = ∑ 𝑓𝑖 |𝑥𝑖 − 𝑥̅ |
𝑛
𝑖=1
1
= .53,2 = 1,33
40
3. Ragam dan Simpangan Baku
Ragam (𝑆 2 ) dari satu kelompok data 𝑥1 , 𝑥2 , … 𝑥𝑛 adalah rataan dari jumlah kuadrat
simpangan tiap datum, yaitu
𝑛
1
𝑆 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
2
𝑛
𝑖=1
Untuk mengatasi kesulitan menafsirkan ukuran penyebaran data yang dinyatakan oleh
satuan kuadrat, digunakan ukuran penyebaran data yang disebut simpangan baku.
Simpangan baku adalah akar ragam yaitu:
𝑛
1
𝑆 = √ ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑛
𝑖=1
Contoh:
Tentukan ragam dan simpangan baku dari satu kelompok data populasi berikut.
11 12 13 14 15 16 17 18
Solusi:
116
𝑥̅ = = 14,5
8
𝒙𝒊 𝒙𝒊 − ̅
𝒙 𝒙 )𝟐
(𝒙𝒊 − ̅
20
18 18 – 14,5 = 3,5 12,25
∑ 𝒙𝒊
̅)𝟐 = 𝟒𝟐
∑(𝒙𝒊 − 𝒙
= 𝟏𝟏𝟔
𝑛
1
𝑆 = ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
2
𝑛
𝑖=1
8
1
= ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
8
𝑖=1
42
= = 5,25
8
𝑛
1
𝑆 = ∑ 𝑥𝑖 2 − 𝑥̅ 2
2
𝑛
𝑖=1
21
Contoh:
Diketahui data terurut dari banyak novel yang dimiliki delapan siswa adalah sebagai
berikut:
4 6 7 7 10 12 13 18. Tentukan 𝑄1 , 𝑄2 , 𝑄3
Solusi :
4 6 7 7 10 12 13 18
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6 𝑥7 𝑥8
𝑄1 𝑄2 𝑄3
➢ Menentukan 𝑄1
𝑄1 = 𝑋1(𝑛+1)
4
𝑄1 = 𝑋1(8+1) = 𝑋1(9) = 𝑋2,5
4 4
Berarti,kuartil 1 berada diantara datum ke-2 dan ke-3.karena berada diantara datum ke-2 dan
6+7
ke-3 maka kuartil 1 adalah =6,5
2
➢ Menentukan 𝑄2
𝑄2 = 𝑋1(𝑛+1)
2
𝑄2 = 𝑋1(8+1) = 𝑄2 = 𝑋1(9) 𝑄2 = 𝑋4,5
2 2
Berarti,kuartil 2 berada diantara datum ke-4 dan ke-5.karena berada diantara datum
7+10
ke-4 dan ke-5 maka kuartil 2 adalah =8,5
2
➢ Menentukan 𝑄3
𝑄3 = 𝑋3(𝑛+1)
4
𝑄3 = 𝑋3(8+1) 𝑄3 = 𝑋3(9) 𝑄3 = 𝑋27 𝑄3 = 6,7
4 4 4
Berarti,kuartil 2 berada diantara datum ke-6 dan ke-7.karena berada diantara datum
12+13
ke-6 dan ke-7 maka kuartil 2 adalah =12,5
2
22
Dengan pengertian yang sama
3
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠3
𝑐 = 𝑏3 + (4 ) .𝑖
𝑓𝑄3
Solusi:
Tabel di atas dilengkapi dengan frekuensi kumulatif berikut. Ukuran data (n) = 50.
Frekuensi kumulatif
Berat badan (kg) Frekuensi
kurang dari
40 – 49 5 5
50 – 59 14 19
60 – 69 16 35
}→ 𝑄1
70 – 79 12 47 }→ 𝑄2
80 – 89 3 50 }→ 𝑄3
Total 50
1
. (50) = 12,5 ⟹ 𝑄1 berkorespondensi dengan kelas 50 – 59
4
1
. (50) = 25 ⟹ 𝑄2 berkorespondensi dengan kelas 60 – 69
2
3
. (50) = 37,5 ⟹ 𝑄3 berkorespondensi dengan kelas 70 – 79
4
23
Desil
Adalah datum yang membagi data terurut menjadi sepuluh bagian. Untuk membagi data
menjadi sepuluh bagian sama besar diperlukan sembilan sekat.
a. Untuk data tunggal
𝑚 (𝑛+1)
• Hitunglah 10
𝑚 (𝑛+1)
• Jika bilangan bulat, misalkan r, maka 𝐷𝑚 = 𝑥𝑟
10
𝑚 (𝑛+1)
• Jika bukan bilangan bulat, tapi terletak antara bilangan bulat r dan r + 1,
10
maka
𝑚(𝑛+1)
𝐷𝑚 = 𝑥𝑚 + ( − 𝑟) (𝑥𝑟+1 − 𝑥𝑟 )
10
Contoh:
Tentukan 𝐷1 dan 𝐷9 dari data berikut: 7 5 6 5 3 6 4 8 2 6 8 7
Solusi:
Data di atas setelah diurutkan menjadi:
2 3 4 5 5 6 6 6 7 7 8 8
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ n = 12
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6 𝑥7 𝑥8 𝑥9 𝑥10 𝑥11 𝑥12
1 (12+1)
𝐷1 terletak pada nilai urutan yang ke- = 1,3
10
Urutan 1,3 terletak antara bilangan bulat 1 dan 2, sehingga
𝐷1 = 𝑥1 + 0,3(𝑥2 − 𝑥1 ) = 2 + 0,3(1) = 2,3
9 (12+1)
𝐷9 terletak pada nilai urutan yang ke- = 11,7
10
Urutan 11,7 terletak antara bilangan bulat 11 dan 12, sehingga
𝐷9 = 𝑥11 + 0,7(𝑥12 − 𝑥11 ) = 8 + 0,7(8 − 8) = 8
b. Untuk Data Berkelompok
𝑚
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑑
𝐷𝑚 = 𝑏𝑚 + ( 10 ) .𝑖
𝑓𝐷𝑚
dengan 𝑚 = 1, 2, 3, … ,9
𝑏𝑚 = tepi bawah kelas desil ke-m
𝑛 = ukuran data
𝑓𝑘𝑘𝑠𝑑 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas desil ke-m
𝑓𝐷𝑚 = frekuensi kelas desil ke-m
𝑖 = lebar kelas
24
Persentil
Membagi data menjadi 100 bagian.
a. Untuk Data Tunggal
𝑚 (𝑛+1)
Menentukan persentil data tunggal sama seperti menentukan desil hanya saja diganti
10
𝑚 (𝑛+1)
dengan .
100
b. Untuk Data Berkelompok
𝑚
𝑛 − 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝
𝑃𝑚 = 𝑏𝑚 + (100 ) .𝑖
𝑓𝑃𝑚
dengan 𝑚 = 1, 2, 3, … ,99
𝑏𝑚 = tepi bawah kelas persentil ke-m
𝑛 = ukuran data
𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas persentil ke-m
𝑓𝑃𝑚 = frekuensi kelas persentil ke-m
𝑖 = lebar kelas
Contoh :
Diberikan data berikut. Tentukan 𝐷9 dan 𝑃30 .
Solusi:
Frekuensi kumulatif
Berat badan (kg) Frekuensi
kurang dari
40 – 49 5 5
}⟶ 𝑃30
50 – 59 14 19
60 – 69 16 35
70 – 79 12 47 }⟶ 𝐷9
80 – 89 3 50
Total 50
25
9
. 50 − 35
𝐷9 = 𝑏9 + (10 ) .10
12
45 − 35
= 69,5 + ( ) . 10 = 77,83
12
• Untuk 𝑃30
30
. 50 = 15, kelas 𝑃30 adalah 50 – 59, maka 𝑏30 = 49,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = 5; 𝑓𝑃30 = 14, i = 10
100
maka:
30
. 50 − 5
𝑃30 = 𝑏30 + (100 ) .10
14
15 − 5
= 69,5 + ( ) . 10 = 56,64
14
Ukuran penyebaran yang melibatkan kuartil adalah jangkauan antar-kuartil atau hamparan
(H) dan simpangan kuartil atau jangkauan semi inter-kuartil (𝑄𝑑 ) yang dirumuskan sebagai
berikut.
𝐻 = 𝑄3 − 𝑄1
dan,
1 1
𝑄𝑑 = (𝑄3 − 𝑄1 ) = 𝐻
2 2
Contoh:
Tentukan jangkauan antar-kuartil dan simpangan kuartil data berikut.
1 1 2 3 5 6 8 8 100
Solusi:
Ukuran data (𝑛) = 50
• 𝑄1
1 9
𝑛= ⟹ 𝑄1 terletak antara 2 dan 3.
4 4
Jadi, 𝑄1 = datum ke-3 = 2.
• 𝑄2
2 2 9
𝑛= .9 = ⟹ 𝑄2 terletak antara 4 dan 5.
4 4 2
Jadi, 𝑄2 = datum ke-5 = 5.
• 𝑄3
3 3 27
𝑛= .9 = ⟹ 𝑄3 terletak antara 6 dan 7.
4 4 4
Jadi, 𝑄3 = datum ke-7 = 8.
26
Jangkauan antar-kuartil (H) = 𝑄3 − 𝑄1 = 8 − 2 = 6
1 1
Simpangan kuartil (𝑄3 ) = 𝐻= .6 = 3
2 2
Jangkauan Persentil
Jangkauan persentil (JP) suatu data dinyatakan sebagai berikut:
𝐽𝑃 = 𝑃90 − 𝑃10
Contoh:
Hitunglah jangkauan persentil dari data berikut.
Frekuensi Frekuensi kumulatif
Nilai
(𝑓𝑖 ) kurang dari (𝑓𝑘𝑘 )
55 – 59 7 7
60 – 64 12 19
65 – 69 23 42
70 – 74 21 63
75 – 79 18 81
80 – 84 10 91
85 – 89 8 99
90 – 94 1 100
Solusi:
Ukuran data (𝑛) = 100
• Untuk 𝑃10
10
. 100 = 10, kelas 𝑃10 adalah 60 – 64, maka 𝑏10 = 59,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = 7; 𝑓𝑃10 = 12, i = 5
100
maka:
10
. 100 − 7
𝑃10 = 𝑏10 + (100 ).5
12
10 − 7
= 59,5 + ( ) . 10 = 60,75
12
• Untuk 𝑃90
90
. 100 = 90, kelas 𝑃90 adalah 80 – 84, maka 𝑏90 = 79,5 ; 𝑓𝑘𝑘𝑠𝑝 = 81; 𝑓𝑃90 = 10, i = 5
100
maka:
90
. 100 − 81
𝑃90 = 𝑏90 + (100 ).5
10
90 − 81
= 79,5 + ( ) . 5 = 84
10
Jadi, jangkauan persentilnya adalah
𝐽𝑃 = 𝑃90 − 𝑃10 = 84 − 60,75 = 23,25
27
NILAI STANDAR (Z-SCORE)
Angka baku dipergunakan untuk membandingkan posisi dua buah data atau lebih di dalam
kelompoknya masing-masing yang dirumuskan sebagai berikut.
𝑥 − 𝑥̅
𝑧=
𝑆
dengan 𝑧 = angka baku, 𝑥 = besar data, 𝑥̅ = mean, dan 𝑆 = standar deviasi/simpangan baku.
Contoh:
Nilai ujian matematika Delon adalah 85, rata-rata nilai matematika di kelasnya adalah76
dengan simpangan baku 9. Sedangkan nilai ujian pelajaran IPA adalah 90 dengan rata-rata
kelas 80 dan simpangan bakunya 15. Dalam pelajaran manakah Delon mendapat nilai yang
lebih baik?
Solusi:
𝑥 − 𝑥̅
𝑧=
𝑆
• Untuk nilai matematika
85− 76 9
𝑧= =9=1
9
• Untuk nilai IPA
90 − 80 10
𝑧= = = 0,67
15 15
Jadi, kedudukan nilai matematika Delon lebih baik daripada nilai IPAnya.
KOEFISIEN VARIASI
Adalah suatu bilangan yang menyatakan tingkat keragaman (variasi) data dalam suatu
kelompok.
Rumus:
𝑆
𝐾𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
Dengan 𝑆 = simpangan baku dan 𝑥̅ = mean.
Contoh:
Dari hasil tes matematika di suatu kelas diketahui bahwa:
• Pada sub kompetensi geometri: rata-ratanya 76 dengan simpangan baku 9
• Pada sub kompetensi statistika: rata-ratanya 80 dengan simpangan baku 15.
Sub kompetensi manakah yang bernilai lebih beragam?
Solusi:
• Untuk geometri:
𝑆
𝐾𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
9
= 𝑥 100%
76
= 11,8%
28
• Untuk statistika:
𝑆
𝐾𝑉 = 𝑥 100%
𝑥̅
15
= 𝑥 100%
80
= 18,75%
Jadi, nilai tes statistika lebih bervariasi dibandingkan dengan geometri
29