STATISTIKA
Pahami !
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Statistik dan Statistika.
Statistika berasal dari kata "status" (bahasa Yunani) yang berarti state/negara
(menurut Goltfried Achenwell). Perkataan statistika dalam bahasa Inggris dapat
berarti statistic atau statistics.
Pengertian statistik adalah kumpulan data yang berupa angka (misalnya statistic
penduduk ) atau metode pengumpulan dan analisa data.
Sedangkan ilmu statistika adalah kumpulan dari cara – cara dan aturan mengenai
pengumpulan data, penggolongan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data.
2. Pembagian Statistika.
Statistika dalam pengertian sebagai metode , dapat dibedakan menjadi 2 macam
yaitu :
a. Statistika Deskriptif (Deduktif)
yaitu kegiatan statistika yang berupa pengumpulan dan penyajian data.
Misalnya : distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral, ukuran penyebaran ,
korelasi & regresi.
b. Statistika Inferensial (Induktif)
yaitu kegiatan statistika lebih lanjut yang berupa penggunaan data untuk
peramalan/penarikan kesimpulan. Misalnya : teori probabilitas, distribusi
teoritis, sampel dan penafsiran.
B. PENYAJIAN DATA
Data yang telah dikumpulkan baik dari populasi maupun sampel untuk keperluan
laporan dan analisa. Selanjutnya perlu diatur , disusun, dan disajikan dalam
bentuk yang jelas dan baik. Pada garis besarnya ada 2 cara penyajian data yang
sering dipakai yaitu table (daftar) dan grafik (diagram).
Contoh – 1 :
Diberikan data nilai ulangan Matematika 100 siswa sebagai berikut :
41 48 66 71 78 49 49 47 44 75
57 59 65 41 61 56 61 78 56 60
61 63 64 77 75 60 48 56 58 73
56 72 66 63 69 65 58 76 68 40
42 63 56 70 56 67 56 51 61 48
48 56 71 54 60 70 50 41 47 69
60 58 60 73 60 54 47 58 77 63
71 65 69 60 65 60 51 55 63 59
63 60 67 65 49 62 52 43 54 54
73 60 58 66 60 66 71 56 62 78
Solusi :
Menentukan range
R = 78 – 40 = 38
Menentukan banyak kelas (k) menggunakan aturan Sturgess :
k = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 100
= 1 + (3,3 x 2)
= 1 + 6,6
= 7,6 8
Menentukan interval kelas
R 38
i= i= = 4,75 5
k 8
Menentukan batas – batas kelas
Kelas ke- Batas Bawah Batas Atas
1 40 44
2 45 49
3 50 54
4 55 59
5 60 64
6 65 69
7 70 74
8 75 79
6 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
Keterangan :
Pada Kelas – 1 ( 40 – 44 ) :
1. Panjang interval (p) = 5
2. Batas bawah kelas (BB) = 40
3. Batas atas kelas (BA) = 44
4. Tepi bawah kelas (TB) = BB – 0,5 = 40 – 0,5 = 39,5
5. Tepi atas kelas (TA) = BA + 0,5 = 44 + 0,5 = 44,5
7 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
Contoh – 2 :
Diberikan daftar distribusi frekuensi Nilai Ulangan Matematika
Nilai Frekuensi
40 – 44 7
45 – 49 10
50 – 54 8
55 – 59 18
60 – 64 24
65 – 69 15
70 – 74 10
75 – 79 8
Jumlah 100
Solusi :
Daftar Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Tepi kelas f.kum <
< 39,5 0
< 44,5 7
< 49,5 17
< 54,5 25
< 59,5 43
< 64,5 67
< 69,5 82
< 74,5 92
< 79,5 100
8 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
Maksud dan tujuan menyajikan data statistik dalam bentuk diagram /grafik adalah
agar lebih mudah dalam memberikan informasi secara visual. Penyajian data dalam
bentuk diagram / grafik sangat efektif untuk menyebarkan informasi baik melalui
media cetak maupun media elektronik.
Suatu data dapat disajikan dalam bentuk diagram / grafik , antara lain :
Contoh – 3 :
Contoh – 4 :
Berikut menyatakan gambaran perkiraan produksi tenaga listrik yang
menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar utama untuk
pembangkit tenaga listrik di Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan tahun
2010 (Kompas, 14 Oktober 2006).
10 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
Contoh – 5 :
Penelusuran tamatan sebuah sekolah menengah yang berjumlah 1000 orang,
diperoleh data sebagai berikut:
Contoh – 6 :
Diketahui daftar distribusi frekuensi berikut :
Nilai Frekuensi
31 – 40 2
41 – 50 3
51 – 60 5
61 – 70 14
71 – 80 24
81 – 90 20
91 – 100 12
Jumlah 80
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan histogram dan polygon
frekuensinya.
2.5. Ogive
Suatu grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif sebuah data disebut
dengan polygon frekuensi kumulatif. Jika polygon frekuensi kumulatif
dimuluskan maka diperoleh frekuensi kumulatif yang disebut dengan Ogive.
Ada 2 macam ogive yaitu :
a. Ogive Positif (ogive kurang dari)
b. Ogive Negatif (ogive lebih dari)
13 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
Contoh – 7 :
Diketahui daftar distribusi frekuensi berikut :
Nilai Frekuensi
31 – 40 2
41 – 50 3
51 – 60 5
61 – 70 14
71 – 80 24
81 – 90 20
91 – 100 12
Jumlah 80
Untuk dapat menyajikan bentuk ogive, maka terlebih dahulu harus disusun
tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih
dari.
Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Tepi kelas f.kum <
< 30,5 0
< 40,5 2
< 50,5 5
< 60,5 10
< 70,5 24
< 80,5 48
< 90,5 68
< 100,5 80
Dari tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dapat disajikan ogive
positif.
14 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
Dari tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dapat disajikan ogive
negatif.
LEMBAR KERJA – 1
Buatlah :
a. tabel distribusi frekuensi kumulatif
kurang dari dan lebih dari
b. ogive positif dan ogive negatif.
4. Suatu penelitian modal usaha kecil terhadap 100 perusahaan di wilayah tertentu
disajikan dalam tabel berikut :
Dari tabel di samping, tentukan :
a. Banyaknya kelas
b. Panjang interval kelas
c. Batas bawah tiap interval
d. Batas atas tiap interval
e. Titik tengah tiap interval
f. Tepi bawah tiap interval
g. Tepi atas tiap interval
h. Interval modal usaha yang paling
banyak dimiliki perusahaan
i. Banyaknya perusahaan yang memiliki
modal lebih dari 59,5 juta
j. Banyaknya perusahaan yang memilik
modal kurang dari 89,5 juta
16 | Seri Modul Pembelajaran Matematika Kelas XII SMKN 1 Kudus
5. Suhu minimum dan maksimum dalam bulan Januari 1995 di enam kota yaitu
Kudus(K), Jepara(J), Pati(P), Demak(D), Grobogan(G) dan Semarang(S) adalah
sbb ( suhu dalam oC ) :
Nama Kota K J P D G S
Suhu minimum 20 25 15 22 18 10
Suhu maksimum 35 40 30 32 43 45
8. Keuntungan sebuah perusahaan niaga dalam tempo 10 tahun dari tahun 1991 –
2000 ditunjukkan dengan table di bawah ini ( Laba dalam juta rupiah )
Tahun Laba
1991 2
1992 3
1993 3,5
1994 5
1995 7
1996 8
1997 7,5
1998 9
1999 10
2000 8