Dosen Pengampu :
Dr. Arnita, M.Si.
Ilmu Komputer-B
Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat dipaparkan
secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data
dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap.
Tabel frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang
sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram.
Sedangkan ukuran-ukuran deskriptif digunakan untuk menyatakan ciri lokasi pesebaran
peubah pengukuran.
A. TABEL FREKUENSI
Tabel frekuensi merupakan bentuk deskripsi paling umum yang digunakan untuk peubah
katagorik. Tabel ini menampilkan kategori-kategori yang muncul dalam gugus data beserta
frekuensinya masing – masing. Frekuensi relative atau persentase biasanya ditampilkan pada
tabel tersebut.
Cara membuat tabel frekuensi secara manual :
a) Mengumpulkan datanya
b) Mengurutkan datanya
c) Menghitung jangkauannya (Range)
d) Menentukan berapa banyak nya kelas (k)
e) Panjang Interval Kelasnya (i), dan
f) Menentukan batas bawah kelas pertama
Setelah data diurutkan, langkah berikutnya lagi adalah menentukan jangkauan atau sering
disebut dengan Range (R). Besarnya Range (R) dari data diatas dapat dihitung dengan proses,
yaitu :
nilai tertinggi – nilai terendah
82 – 65 = 17,
berarti Rangenya (R) = 17
Setelah Range (R) nya didapat maka dilanjutkan lagi dengan mencari banyaknya kelas
dengan menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 Log n
dimana:
k = banyaknyakelas
n = banyaknya data
dari rumus tersebut tinggal dimasukkan nilainya sehingga menjadi :
k = 1 + 3,3 Log 40
k = 1 + 5,3
k = 6,3
k = 6 (dibulatkan)
Selanjutnya, cari panjang kelas intervalnya dengan proses Range dibagi dengan banyaknya
kelas, sehingga hasilnya :
i = 17/6
i = 2,8
i = 3 (dibulatkan)
Selanjutnya menentukan batas bawah kelas pertamanya, kita ambil contoh nilai terendahnya
yang kita ambil. Kemudian disusun tabel frekuensinya seperti yang terlihat pada tabel 2.1
dibawah ini :
TABEL 2.1 Nilai test semester mata pelajaran Fisika
kelas Ic SMA PERSADA
(Data tunggal)
Nilai Turus Frekuensi
65 – 67 III 3
68 – 70 IIII I 6
71 – 73 IIII IIII II 12
74 – 76 IIII IIII III 13
77 – 79 IIII 4
80 – 82 II 2
Jumlah 40
Frekuensi Distribusi
Tabel frekuensi untuk peubah pengukuran secara khusus dinamakan sebaran frekuensi, atau
diketahui sebaran frekuensi memberi gambaran sebaran nilai-nilai pengamatan pada suatu
garis peubah atau pengelompokan data ke dalam beberapa kelas.
Hal itu biasanya terjadi saat dilakukannya penelitian atau survey sering terdapat hasil yang
jumlahnya cukup besar dan membingungkan sehingga untuk memudahkan pengolahan data
kita harus melakukan pengelompokan data menjadi bebarapa kelompok atau kelas.
Sebaran frekuensi umumnya berbentuk sebuah tabel. Dalam suatu tabel frekuensi (atau
sebaran frekuensi) dapat berisi informasi tentang jumlah atau disebut frekuensi, frekuensi
relatif, frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih dari. Frekuensi relative
kelas disajikan secara visual dalam bentuk histogram.
Keterangan :
Ø Sebaran frekuensi di atas terdiri atas 5 kelas.
Kelas I adalah data dengan bobot antara 7 kg sampai dengan 9 kg.
Kelas II adalah data dengan bobot antara 10 kg sampai dengan 12 kg.
Kelas III adalah data dengan bobot antara 13 kg sampai dengan 15 kg.
Kelas IV adalah data dengan bobot antara 16 kg sampai dengan 18 kg, dst.
Kelas V adalah data dengan bobot antara 19 kg sampai dengan 21 kg.
Ø Kolom (1)
Angka 7, 10, 13, 16, dan 19 disebut dengan Batas Bawah atau Lower Limit (LL)
Angka 9, 12, 15, 18, dan 21 disebut dengan Batas Atas atau Upper Limit (UL)
Ø Kolom (2)
Nilai tengah untuk masing-masing kelas, dicari menggunakan rumus :
Mi = (LLi + ULi) / 2 ; dengan i = kelas ke-
Ø Kolom (3)
Jumlah atau frekuensi untuk setiap kelas.
Ø Kolom (4)
Frekuensi relatif dari masing-masing kelas, didapatkan dengan menggunakan rumus :
fri = fi / n ; dengan n = jumlah data ; i = kelas ke-
Ø Kolom (5)
Frekuensi kumulatif kurang dari yaitu penjumlahan bertambah frekuensi dari setiap kelas,
didapatkan dengan rumus :
Ø Kolom (6)
Frekuensi kumulatif lebih dari yaitu pengurangan bertahap frekuensi dari total data untuk
setiap kelas, didapatkan dengan rumus:
Tabel 2.4 dan Gambar 2.2 berturut-turut menampilkan sebaran frekuensi dan histogram hasil
ujian komprehensif Statistika pada tahun pendidikan 2000/2001 sebagai contoh.
Sebaran frekuensi peubah pengukuran memberi gambaran persebaran data pada suatu
garis peubah kontinu, secara singkat tabel sebaran. Histogram menggambarkan sebaran
fekuensi visual. Dalam membuat tabel sebaran, persoalan sering timbul dalam menentukan
batas-batas kelas, karena batas-batas kelas yang berbeda akan memberikan gambaran yang
berbeda pula. Tidak ada ketentuan khusus dalam hal ini. Dalam prakteknya, batas-batas kelas
ditetapkan menurut keperluan tertentu sesuai dengan permasalahan yang dibicarakan.
B.. UKURAN - UKURAN DESKRIPTIF
Ukuran-ukuran deskriptif diperlukan untuk peubah pengukuran sebagai nilai rangkuman atas
nilai-nilai pengamatan yang ada. Ukuran deskriptif ini merupakan nilai atau ukuran yang
menggambarkan posisi nilai-nilai peubah dalam suatu garis peubah. Ukuran yang
menyatakan letak pusat secara umum dinamakan ukuran pemusatan dan ukuran yang
menyatakan posisi relative nilai-niali peubah terhadap nilai pusat tersebut dinamakan
persebaran.
a. Median
Median adalah suatu nilai setengah dari nilai-nilai peubah tersebut lebih tinggi darinya dan
setengah bagian lainnya lebih rendah. Median juga dikenal sebagai nilai yang terletak di
tengah dari data yang terurut. Pengertian lain median adalah nilai tengah setelah data terurut
naik.
Apabila banyak data adalah ganjil, maka median adalah nilai paling tengah dari data yang
sudah diurutkan atau mediannya merupakan nilai peubah yang ke (n+1)/2. (n=banyaknya
pengamatan) setelah nilai-nilai tersebut diurutkan. Apabila genap, median peubah adalah
rataan dari dua nilai peubah (data) yaitu datum yang ke [n/2] dan datum yang ke [(n+2)/2]
Contoh:
Diketahui data
7, 9, 8, 13, 12, 9, 6, 5
n=8
Data diurutkan terlebih dahulu dari yang kecil ke nilai yang besar, menjadi :
5 6 7 8 9 9 12 13
median = 8 + 9 = 8,5
b. Kuartil
Kuartil adalah nilai ukuran yang membagi data yang sudah terurut menjadi empat
bagian yang masing-masing terdiri dari 25% pengamtan.. Seperempat bagian pertama lebih
kecil dari Kuartil 1(K1), seperempat bagian antara Kuarti 1 dan Kuartil 2 (K2), seperempat
bagian antara Kuartil 2 dan ketiga (K3) dan seperempat bagian lagi lebih besar dari kuartil
ketiga.
Contoh suatu data terurut seperti berikut.
Data yang terdapat pada batas pengelompokan pertama disebut kuartil bawah (Q1), batas
pengelompokan kedua disebut kuartil tengah (Q2), dan batas pengelompokan ketiga disebut
kuartil atas (Q3).
1123334455678
Untuk menentukan nilai-nilai kuartil, kita tentukan nilai kuarti ltengah (Q2) terlebih dahulu.
Nilai Q2 adalah median dari data tersebut. Selanjutnya, seluruh data yang berada di sebelah
kiri Q2, digunakan untuk mencari Q1. Nilai Q1 adalah median dari data sebelah kiri Q2,
sedangkan Q3 adalah median dari seluruh data di sebelah kanan Q2. Selain dengan cara di
atas, nilai kuartil dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.
Q1 = data ke – i ( n + 1 )4
i = 1, 2, 3
n = Banyak data
Contoh Soal :
1. Diberikan data seperti di bawah ini :
5,4,6,7,8,8,6,4,8,6,4,6,6,7,5,5,3,4,6,6,8,7,8,7,5,4,9,10,5,6,7,6,4,5,7,7,4,8,7,6
Maka buatlah tabel frekuensi data tunggalnya!
Jawab :
Nilai Turus Frekuensi
3 I 1
4 IIIII II 7
5 IIIII I 6
6 IIIII IIIII 10
7 IIIII III 8
8 IIIII I 6
9 I 1
10 I 1
Total 40