Anda di halaman 1dari 84

Matematika

1 STATISTIKA
1.1 Pengertian Dasar Statistika
Statistika adalah cabang matematika yang berhubungan dengan
pendataan yang meliputi : pengumpulan data, penyajian data,
pengolahan data, dan pengambilan keputusan atau ramalan
tentang data.
Data (bentuk jarak dari datum) adalah keterangan atau informasi yang
diperoleh dari suatu pengamatan, berupa angka, lambang, atau sifat.
Ditinjau dari jenisnya, data dapat dibedakan menjadi:
1. Data Kumulatif, yaitu data yang bukan merupakan bilangan.
2. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa data bilangan.
Ditinjau dari cara mendapatkannya, data kuantitatif dapat di­
bedakan menjadi:
1. Data cacahan, yaitu data yang diperoleh dengan cara mencacah
atau menghitung.
2. Data ukuran, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Hasil kualisis dan pengolahan suatu data disebut statistik.
Statistik ini menunjukkan karakteristik data, misalnya data rata-rata,
median, modus dan sebagainya.
1.2 Pengumpulan Data
Ada beberapa cara pengumpulan data, di antaranya:
1. Dengan penelitian langsung di lapangan atau di laboratorium.
2. Dengan wawancara (interview)
3. Dengan angket (kuesioner)
4. Dengan studi literatur atau memanfaatkan data yang telah di­
kumpulkan oleh para peneliti terdahulu.
1.3 Penyajian Data
1.3.1 Piktogram (Diagram Lambang)
Cara menyajikan data yang cukup sederhana adalah menggunakan
piktogram, yaitu menyajikan data dalam bentuk simbol atau gambar.

1
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh:
Piktogram berikut menunjukkan banyaknya penduduk suatu kota
dari tahun 1980 sampai tahun 1985.

1.3.2 Diagram Lingkaran


Dalam menyajikan data dengan diagram lingkaran, lingkaran dibagi
menjadi juring-juring sesuai dengan data yang bersangkutan.
Contoh:
Diagram lingkaran berikut menyatakan lapangan pekerjaan penduduk
di suatu tempat.

2
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1.3.3 Diagram Batang


Dengan diagram ini, data disajikan dengan batang-batang yang
dilengkapi dengan skala kata yang jelas sehingga ukuran data dapat
dibaca pada diagram ini.
Contoh:
Peserta test masuk perguruan tinggi negeri dari tahun 1980 sampai
dengan 1984, disajikan seperti di bawah ini.

Tahun Pria Wanita


1980 125.000 30.000
1981 160.000 50.000
1982 190.000 75.000
1983 250.000 100.000

1984 275.000 125.000

Dalam bentuk diagram batang, data tersebut dapat disajikan sebagai


berikut:

1.3.4 Diagram Garis


Dengan diagram ini, data disajikan dalam grafik dengan cara meng­
hubungkan puncak-puncak diagram batang.

3
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Diagram garis untuk diagram batang tersebut di atas adalah sebagai


berikut:

1.3.5 Daftar Distribusi Frekuensi


Daftar distribusi frekuensi adalah suatu tabel yang menyatakan
keteraturan data yang telah dikelompokkan pada kelas-kelas beserta
frekuensi kelasnya.
Contoh:
Daftar distribusi frakuensi dari nilai ulangan Matematika 60 orang
siswa.

Nilai Jumlah Siswa


21 - 30 6
31 - 40 10
41 - 50 11
51 - 60 17
61 - 70 9
71 -80 7
1. Kelas
Data di atas terdiri dari 6 kelas
Kelas pertama berkisar antara 21 – 30
Kelas kedua berkisar antara 31 – 40
dan seterusnya

4
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2. Frekuensi
Frekuensi kelas pertama : f1 = 6
Frekuensi kelas kedua : f2 = 10
dan seterusnya
3. Batas Kelas
Batas kelas terdiri dari Batas Bawah (Bb) dan batas atas (Ba)
yang menyatakan nilai terkecil dan terbesar dari tiap kelas.
Kelas pertama : Bb = 21 ; Ba = 30
Kelas kedua : Bb = 31 ; Ba = 40
dan seterusnya
4. Tepi Kelas
Tepi kelas terdiri dari tepi bawah (Tb) dan tepi atas (Ta). Untuk
data yang dinyatakan dengan ketelitian sampai satu desimal,
tepi kelas ditentukan dengan :
Tb = Bb - 0,5
Ta = Ba + 0,5
Kelas pertama: Tb = 20,5 ; Ta = 30,5
Kelas kedua: Tb = 30,5 ; Ta = 40,5 dan seterusnya
5. Panjang Kelas
Panjang kelas didefinisikan sebagai :
P = Ta - Tb = Ba - Bb + 1
Untuk contoh di atas:
P = 30,5 - 20,5 = 10
6. Titik Tengah Kelas
Titik tengah kelas didefinisikan : X i = 12 (Bb + Ba)
Untuk contoh di atas : X1 = 12 (21 + 30) = 25,5
Titik tengah kelas pertama : X2 = 12 (31 + 40) = 35,5
Titik tengah kelas kedua :
dan seterusnya
1.3.6 Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram dan Poligon Frekuensi adalah grafik yang mecerminkan
distribusi frekuensi.
1. Sebuah histogram terdiri dari kumpulan batang-batang per­
segi panjang dengan alasannya menyatakan panjang kelas,
dan tingginya menyetakan frekuensi kelas.
2. Sebuah poligon frekuensi merupakan garis-garis patah yang
menghubungkan titik-titik tengah ujung batang histogram.

5
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Histogram dan Poligon Frekuensi untuk contoh di atas adalah:

1.3.7 Frekuensi Kumulatif


Frekuensi kumulatif ada dua macam yaitu:
Frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih dari.
• Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari), menyatakan
jumlah frekuensi semua nilai data yang kurang dari atau sama
dengan nilai tepi atas pada tiap kelas, dilambangkan dengan fk ≤.
• Frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari), menyatakan jumlah
frekuensi semua nilai data yang lebih dari dari atau sama dengan
nilai tepi bawah pada tiap kelas, dilambangkan dengan fk ≥.
Nilai Jumlah Siswa
21 - 30 6
31 - 40 10
41 - 50 11
51 - 60 17
61 - 70 9
71 -80 7

6
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1. Dari tabel di atas dapat dibuat tabel frekuensi kumulatif kurang


dari, yaitu:
Nilai ≤ Frekuensi Kumulatif
30.5 6
40.5 16
50.5 27
60.5 44
70.5 53
80.5 60
Catatan:
Untuk membuat ogif, biasanya dilengkapi dengan nilai ≤ 20,5
dengan frekuensi kumulatif 0.
2. Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel frekuensi kumulatif lebih
dari, yaitu:
Nilai ≥ Frekuensi Kumulatif
20.5 60
30.5 54
40.5 44
50.5 33
60.5 16
70.5 7
Catatan:
Untuk membuat ogifnya, biasanya dilengkapi dengan nilai ≥
80,5 dengan frekuensi kumulatif 0.
1.3.8 Ogif
Ogif adalah grafik yang mencerminkan distribusi frekuensi kumulatif.
Ogif untuk distribusi frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif
positif, sedangkan untuk distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
disebut ogif negatif.
Dari contoh di atas, kita dapat menggambarkan ogif positif maupun
negatif.

7
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1.3.8.1 Ogif Positif

1.3.8.2 Ogif Negatif

1.4 Statistik Deskriptif


1.4.1 Rataan Hitung (Mean)
1.4.1.1 Data Tunggal
Misalkan diketahui data : X1, X2, X3, ... Xn.
x : nilai rataan hitung
n : ukuran data (banyak data)
Rataan hitung didefinisikan dengan :
n

x1 + x2 + ... + xn
∑ xi
x= n = i =1
n

Contoh:
Tentukan rataan hitung dari : 4, 6, 7, 9, 10
Jawab :
x = 4 +6 +75+9 +10 = 365 = 7,2

8
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1.4.1.2 Data Berkelompok

Maka rataan hitung gabungan adalah :


n

f1 x1 + f2 x2 + ... + fn xn
∑ f1 . xi
x= f1 + f2 + ... + fn = i =1
n

∑ fi
i =1

Contoh :
Empat kelompok siswa masing-masing terdiri dari 10, 20, 30, dan
20 orang menymbang uang ke suatu yayasan penderita kantong
kering. Sumbangan rata-rata tiap kelompok masing-masing Rp
4.000,-; Rp 10.000,-; Rp 6.000,-; dan Rp 3.000,-. Berapa besar
sumbangan rata-rata tiap siswa keseluruhan ?
Jawab :
f1 = 10 ; x1 = 4.000 f3 = 30 ; x3 = 6.000
f2 = 20 ; x2 = 10.000 f4 = 20 ; x4 = 3.000

1.4.3 Distribusi Frekuensi

Dari perumusan di atas terlihat bahwa ada tiga cara menghitung


dari distribusi frekuensi masing-masing:
1. Dengan definisi langsung
2. Dengan rataan hitung sementara
3. Dengan pengkodean (coding)

9
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh: Tentukan rataan hitung dari :


Nilai Frekuensi Kumulatif
21 - 30 6
31 - 40 10
41 - 50 11
51 - 60 17

61 - 70 9

71 - 80 7

Jawab :
Nilai fi xi fi . xi di fi . di Ui fi . Ui
21 - 30 6 25,5
153 -30 -180 -3 -18
31 - 40 10 35,5
355 -20 -200 -2 -20
41 - 50 11 45,5
500,5 -10 -110 -1 -11
51 - 60 17 55'5
943'5 0 0 0 0
61 - 70 9 65,5
589,5 10 90 1 9
71 - 80 7 75,5
528,5 20 140 2 14
60 3070 -260 -26
1. Dengan definisi langsung :
x = ∑ i f i = 3070
f .x
60 = 51,2
∑i
= 55,5 – 4,3 = 51,2
2. Dengan rataan sementara :
x = x s + ∑ i f i = 55,5 + ( −60
f .d 260
)
∑i
3. Dengan pengkodean :

( )
x = xs + ∑ i f i P
f .U

∑i
= 55,5 + ( −6026 )10 = 55,5 − 4,3 = 51,2

10
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1.4.3 Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau data yang mem­
punyai frekuensi terbesar.
Contoh:
1. 3, 4, 4, 5; 5, 5, 6, 6, modusnya 5
2. 3, 4, 4, 5, 5, 6, 7, 8, modusnya 4 dan 6
3. 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 7, 8, modusnya 4, 5, dan 6
4. 3, 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, modusnya tidak ada
Data yang memiliki satu modus disebut unimodus, yang memiliki dua
modus disebut bimodus, dan yang memiliki lebih dari dua modus
disebut multimodus.
Modus untuk distribusi frekuensi dihitung dengan rumus :
Mo = L + ( )P
S1
S1 + S2

Mo : Modus
L : Tepi bawah kelas modus
Kelas modus
Adalah kelas yang frekuensinya terbesar :
S1: selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
S2: selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
P : panjang kelas
Contoh : Tentukan modus dari :

Nilai Frekuensi
21 - 30 6
31 - 40 10
41 - 50 11
51 - 60 17
61 - 70 9
71 - 80 7

Jawab : 51 - 60
L = 51 - 0,5 = 50,5
S1 = 17 - 11 = 6
S2 = 17 - 9 = 8
P = 60,5 - 50,5 = 10
Mo = L + ( )P
S1
S1 + S2

= 50,5 + ( 6 +6 8 )10 = 50,5 + 4,3 = 54,8

11
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1.4.4 Median dan Kuartil


Median membagi data yang telah diurutkan menjadi dua bagian,
sedangkan kuartil membagi data menjadi empat bagian.
Perhatikan bagian berikut:

Ada beberapa istilah lain yang perlu diketahui :


1. Statistik peringkat: yaitu data yang telah diurutkan
2. Statistik minimum: yaitu nilai data terkecil (Xmin)
3. Statistik maximum: yaitu nilai data terbesar (Xmax)
4. Statistik lima serangkai: yaitu nilai-nilai Xmin, Q1, Q2, Q3, dan
Xmax.
5. Jangkauan (range) : J = Xmax − Xmin
7. Jangkauan Semi Antar Kuartil (Simpangan Kuartil) :
Q + 1 (Q − Q )
d 2 3 1

8. Rataan Kuartil : RK = 12 (Q1 + Q3 )


9. Rataan Tiga : RT = 14 (Q1 + 2Q2 + Q3 )
Contoh:
Diketahui data:
3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 5, 12
Tentukan:
a. statistik peringkat
b. statistik minimum dan maksimum
c. median dan kuartil
d. rataan kuartil
e. rataan tiga
f. jangkauan
h. simpangan kuartil

12
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab
a. statistik peringkat : 3, 3, 4, 4, 4, 5, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12
b. statistik minimum dan maksimum : Xmin = 3, Xmax = 12
c. median dan kuartil:


Median: Q2 = 12 (7 + 7) = 7
Kuartil bawah: Q1 = 4, dan
Kuartil atas : Q3 = 8
d. rataan kuartil :
RK = 1 (Q + Q3 ) = 12 (4 + 8) = 6
2 1

e. rataan tiga :
RT = (Q + 2Q + Q ) = 1 (4 + 14 + 8) = 6,5
1 2 3 4

f. jangkauan : J = Xmax − Xmin = 12 − 3 = 9


h. simpangan kuartil : Qd = 12 (Q3 − Q1 ) = 12 (4) = 2
1.4.5 Median dan Kuartil untuk Distribusi Frekuensi
Jika jumlah frekuensi = n, maka :
1. Kuartil bawah adalah data ke 14 n

2. Kuartil tengah (median) adalah data ke:


Q2 = L2 + (
1 n −(
2
f2 )
∑ f )2 P

13
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. Kuartil atas adalah data ke :


Q3 = L3 + (
3
4 n −(
f3 )
∑f) P

Contoh: Tentukan : Q1, Q2, dan Q3 dari


Nilai Frekuensi
21 - 30 6
31 - 40 10
41 - 50 11
51 - 60 17
61 - 70 9
71 - 80 7
Jawab:
a.

b.

c.

14
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1.4.6 Desil dan Persentil


Desil adalah nilai yang membagi data yang telah diurutkan menjadi
sepuluh bagian yang sama.
Untuk data tunggal:
Desil ke i terletak pada urutan nilai ke : i (n+
10
1)
dengan i = 1, 2, 3, ..., 9
Jika urutan nilai yang diperoleh bukan merupakan bilangan asli,
maka perhitungan desil dilakukan dengan interpolasi.
Untuk distribusi frekuensi:
in
Desil ke i terletak pada urutan nilai ke : dengan i = 1, 2, 3, ..., 9

( )
10
in
10 −( ∑ f )i
Nilai desil ke i ditentukan dengan rumus : Di = Li + fi .c
i = 1, 2, 3, ..., 9
Di : desil ke i
Li : tepi bawah kelas yang memuat desil ke i
n : ukuran data

( f )i : jumlah frekuensi sebelum desil ke i
c : panjang kelas
Contoh:
1. Diketahui kumpulan data: 2,1 2,4 2,7 2,9 3,4 3,5 3,7 4,0 4,3
4,7 4,8 5,1 5,3 5,7
Tentukan :
a. desil ke lima
b. desil ke delapan
Jawab:
a. Desil ke 5 terletak pada urutan nilai ke : 5(1510+1) = 8 Jadi D5 = X8
= 3,7
b. Desil ke delapan D8 terletak pada urutan nilai ke 8(1510+1) = 12,8
Dengan interpolasi didapat:
D8 = X12 + 0,8 (X13 - X12)
= 4,8 + 0,8 (5,1 - 4,8) = 5,04
2. Diketahui tabel distribusi frekuensi :
Nilai Frekuensi
31 - 30 5
41 - 40 3
51 - 50 5
61 - 60 6
71 - 70 9

15
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

81 -80 8
91 - 100 4
Tentukan Desil ketiga D3!
Jawab :
Desil ketiga D3 terletak pada urutan nilai ke Kelas D3: kelas 51
– 60.

Persentil adalah nilai yang membagi data yang telah


diurutkan menjadi seratus bagian yang sama.
Karena persentil didefinisikan untuk data berukuran n ≥ 100,
maka umumnya data itu disajikan dalam daftar distribusi
frekuensi.
in
Persentil ke i terletak pada urutan nilai ke 100 dengan i =
1, 2, 3, ..., 99
Persentil ke i dapat dihitung dengan rumus :
Pi = Li + ( in
100 −(
fi
∑ f )i
)c
i = 1, 2, 3, ..., 99
Pi : persentil ke i
Li : tepi bawah kelas yang memuat persentil ke i
n : ukuran data

( f )i : jumlah frekuensi sebelum persentil ke i
fi : frekuensi kelas yang memuat persentil ke I
c : panjang kelas
Contoh :
Diketahui tabel distribusi frekuensi:
Nilai Frekuensi
150 - 30 6
155 - 40 19
160 - 50 40
165 - 60 27
170 - 70 8
100

16
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab:
n = 100
70(100)
P70 terletak pada urutan ke 100
Kelas P70 : 165 - 169

1.4.7 Simpangan Rata-rata


Untuk data tunggal : SR = 1n ∑ Xi − X
SR : simpangan rata-rata
n : ukuran data
Xi = data ke i
X : rataan hitung
Untuk distribusi frekuensi : SR = 1n ∑
fi Xi − X
fi : frekuensi kelas ke i
Xi : titik tengah kelas ke i
Contoh:
1. Tentukan simpangan rata-rata dari data :
4, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 9, 9
Jawab :
X = 4 + 5+ 5+6 +610+7+7+8 +9 +9 = 10
66
= 6,6

2. Tentukan simpangan rata-rata dari data :


Nilai Frekuensi
119 - 127 3
128 - 136 6
137 - 145 10
146 - 154 11
155 - 163 5
164 - 172 3
173 - 181 2
40

17
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab:

1.4.8 Ragam dan Simpangan Baku


Ragam (variansi) untuk data tunggal didefinisikan :
S 2 = 1n ∑ ( Xi − X )2
Sedangkan sipangan baku (deviasi baku) adalah :
S = S2 = 1
n ∑ (Xi − X ) 2

Untuk distribusi frekuensi :

18
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh:
1. Hitung ragam dan simpangan baku untuk data : 43, 46, 51, 51,
60, 66, 68
Jawab :

2. Hitung simpangan baku untuk data :


Nilai Frekuensi
50 - 54 4
55 - 59 8
60 - 64 14
65 - 69 35
70 - 74 27
75 - 79 9
80 - 84 3
Jawab:

19
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2 PELUANG
2.1 Kaidah Pencacahan
Apabila kejadian I dapat terjadi dengan n1 cara, kejadian II dengan
n-2 cara, kejadian III dengan n3 cara, dan seterusnya, maka gabungan
seluruh kejadian dapat terjadi dengan n1, n2, n3 ... cara.
Contoh :
Amir mempunyai baju, 4 celana dan 3 sepatu. Dengan berapa cara
Amir dapat memakai baju, celana dan sepatu bersamaan.
Jawab :
5(4)(3) = 60 cara.
2.2 Faktorial

n ! dibaca n faktorial.

Contoh : (a) 4 ! = 4 (3)(2)(1) = 24


(b) 5 ! = 5 (4)(3)(2)(1) = 120
(c) 10! = 10(9)(8)(7)............ !
= 10(9) = 90
8!= 8 (7)(6) .…............ !
2.3 Permutasi
Permutasi adalah susunan unsur-unsur dengan memperhatikan
urutannya.
2.3.1 Permutasi dengan unsur berbeda
Permutasi k unsur dari n unsur untuk k ≤ n adalah :

20
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh :
1. Tentukan banyak permutasi 2 huruf dari 4 huruf ABCD
Jawab :
4! 4!
P(4,2) = = = 4(3) = 12
(4 − 2)! 2!
kedua belas permutasi itu adalah : AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA,
CB, CD, DA, DB, DC.

2. Dari 7 orang akan dipilih panitia yang terdiri dari seorang


ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Ada berapa
susunan yang mungkin !
Jawab :
7! 7!
P(7,3) = = = 7(6)(5) = 210
(7 − 3)! 4!
2.3.2 Permutasi dengan beberapa unsur sama
Misalkan dari n unsur terdapat n1 unsur sama, n2 unsur sama, n3
unsur sama dan seterusnya, maka banyaknya permutasi adalah
Contoh :
Berapa banyak susunan huruf berbeda yang dapat dibentuk dari
Mississipi?

Jawab :
Terdapat 10 huruf dengan 4 huruf i, dan 4 huruf s, maka
10! 10.9.8.7.6.5.
P= = = 6300
4!4! 4.3.2.1
2.3.3 Permutasi siklis (melingkar)
Banyak cara penyusunan n objek yang berbeda disusun melingkar
adalah :

21
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh :
Tujuh orang duduk melingkari sebuah meja. Ada berapa cara mereka
duduk jika
a. urutannya bebas
b. dua orang harus selalu berdampingan
Jawab :
a. (7 – 1) ! = 6 ! = 6(5)(4)(3)(2)(1) = 720
b. Dua orang berdampingan dianggap seorang, sehingga ada 2! =
2 cara.
Dari 7 orang dianggap 6 orang jadi cara pengaturannya ada
(6 – 1) ! = 5 ! = 120 cara.
Banyak cara pengaturan yang diminta ada 2(120) = 240 cara.
2.4 Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur tanpa memperhatikan urutan­
nya.

sifat : n C r = n C n −r
Contoh :
1. Diketahui 10 titik yang tidak segaris. Ada berapa garis yang dapat
dibuat.
Jawab :
Garis dibuat melalui 2 titik, sehingga banyak garis ada :
10! 10.9
C (10,2) = = = 45 garis
8!2! 2.1
2. Diketahui himpunan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Ada berapa banyak
himpunan bagian dar A yang memuat unsur.
Jawab :
6! 6.5.4
C (6,3) = = = 20
3!3! 3.2.1
2.5 Teorema Binomial Newton

22
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2.6 Pengertian Peluang

P(A) = 0 ⇒ kejadian A mustahil


P(A) = 1 ⇒ kejadian A pasti

P(Ac) : peluang kejadian bukan A


Contoh :
1. Sebuah dadu bermata enam dilemparkan sekali. Berapa peluang
munculnya mata dadu.
a. bernomor bilangan genap
b. bernomor 7
c. bernomor bilangan asli kurang dari 7.
Jawab :
a. n(S) = 6
A = {2, 4, 6} ⇒ n(A) = 3
P(A) =
b. B = ∅ ⇒ n(B) = 0
n(A) 3 1
P(B) = = = = 0 (mustahil)
n(S) 6 2
c. C = {1,2,3,4,5,6}
n(C) = 6
n(C )
P(C) = = 1 (pasti)
n(S)
3
2. Peluang besok hujan . Berapa peluang besok tidak hujan.
Jawab : 5
3 2
P(A) = ⇒ P(Ac) = 1 – P(A) = .
5 5

23
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2.7 Frekuensi Harapan


F(A) : Frekuensi harapan kejadian A
n : Banyak percobaan
P(A) : Peluang kejadian A
Contoh :
Sebuah dadu dilempar 300 kali. Berapa frekuensi harapan
munculnya mata dadu bernomor bilangan prima.
Jawab :
n(S) = 6
A = {2, 3, 5} ⇒ n(A) = 3
n(A) 3 1
P(A) = = =
n(S) 6 2
n(A) 3 1
n = 300 ⇒ F(A) = n . P(A) = =300=( ) = 150
n(S) 6 2
2.8 Gabungan Dua Kejadian


P(A ∪ B) : kejadian A atau B
P(A ∩ B) : kejadian A dan B
Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya
bilangan ganjil dan B adalah kejadian munculnya bilangan
prima. Hitung peluang kejadian A atau B.
Jawab :
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ⇒ n (S) = 6
n(A) 3 1
A = {1, 3, 5} ⇒ n(A) = 3 ⇒ P(A) = =
n(S) 6 2
n(A) 3 1
B = {2, 3, 5} ⇒ n(B) = 3 ⇒ P(B) = =
n(S) 6 2
2 1
A ∩ B = (3, 5} ⇒ n(A ∩ B) = 2 ⇒ P(A ∩ B) = =
6 3
P(A U B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
1 1 1 2
= + − =
2 2 3 3

24
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2.9 Kejadian Saling Lepas


Kejadian A dan B disebut kejadian saling lepas jika A ∩ B = ∅ sehingga
berlaku :
P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
Contoh :
Pada pelemparan dua dau biru dan hitam bersama-sama, A adalah
kejadian munculnya mata dadu berjumlah 5 dan B adalah kejadian
munculnya mata dadu berjumlah 10. Hitunglah peluang kejadian
A dan B.
Jawab :
S = {(1, 1), (1, 2), (1,3), ... (6,5),(6,6)} ⇒ n (S) = 36
A = {(1, 4), (2, 3), (3,2), (4, 1)} ⇒ n(A) = 4
B = {(4, 6), (5, 5), (6, 4)} ⇒ n(B) = 3
A ∩ B = ∅ maka A dan B saling lepas
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) = nn((AS )) + nn((BS )) = 364 + 363 = 367

2.10 Kejadian Saling Bebas


Kejadian A dan B disebut saling bebas jika dan hanya jika
P(A ∩ B) = P(A).P(B)
Contoh :
Peluang siswa A dan B untuk lulus UMPTN masing-masing 0,6 dan
0,7. Hitung peluang :
a. A dan B lulus
b. A dan B tidak lulus
c. A lulus dan B tidak lulus
d. A tidak lulus dan B lulus
Jawab :
a. P(A ∩ B) = P(A) . P(B) = 0,6 (0,7) = 0,42
b. P(AC ∩ BC) = P(AC) . P(BC) = 0,4(0,3) = 0,12
c. P(A ∩ BC) = P(A) . P(BC) = 0,6(0,3) = 0,18
d. P(AC ∩ B) = P(AC) . P(B) = 0,4(0,7) = 0,28
2.11 Kejadian Bersyarat
Peluang munculnya kejadian A dengan syarat kejadian B telah muncul
adalah :
P(A ∩ B)
( )
P AB =
P(B)
, dengan P(B) ≠ 0

25
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh :
Sebuah dadu dilempar sekali, A kejadian munculnya bilangan genap
dan B kejadian munculnya bilangan prima. Berapa peluang kejadian
A kalau diketahui telah muncul kejadian B.
Jawab :
3
A = {2, 4, 6} ⇒ P(A) =
6
3
B = {2, 3, 5} ⇒ P(B) =
6
1
A ∩ B = {2} ⇒ P(A ∩ B) =
6
P (A ∩ B ) 6 1
( )
1
P AB = = =3
P(B) 3
6

3 TRIGONOMETRI
3.1 Kesamaan (Identitas) Trigonometri
3.1.1 Rumus hubungan antar fungsi
1. tanα = cos
sin x
x
2. cotα = cos x
sin x

3.1.2 Rumus komplementer


1. sinα = cos(90 - α )
2. cos α = sin(90 - α )
3. tanα = cot(90 - α )
4. cotα = tanα (90 - α )
3.1.3 Rumus Kuadrat
1. sin α + cos α = 1
2 2

2. tan α + 1 = sec α
2 2

3. cot2 α + 1 = csc2 α
3.1.4 Rumus Jumlah dan Selisih Sudut
1. sin(α + β ) = sinα cos β + cos α sin β
2. sin(α - β ) = sinα cos β - cos α sin β

26
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. cos(α + β ) = cos α cos β - sinα sin β


4. cos(α - β ) = cos α cos β + sinα sin β
α +tan β
5. tan(α + β ) = 1tan
-tanα tan β
α -tan β
6. tan(α - β ) = 1tan
+tanα tan β

3.1.5 Rumus Sudut Rangkap


1. sin2α = 2 sinα cos α
2. cos 2α = cos α - sin α
2 2

= 2 cos2 α - 1 = 1 - 2 sin2 α
3. tan2α = 12-tanα
tan2 α

3.1.6 Rumus jumlah dan selisih Sinus Cosinus


1. sinα + sin β
= 2 sin 12 (α + β )cos 12 (α - β )
2. sinα + sin β
= 2 cos (α + β )sin (α - β )
1
2
1
2

3. cos α + cos β
= 2 cos (α + β )cos (α - β )
1
2
1
2

4. cos α - cos β
= -2 sin 12 (α + β )sin 12 (α - β )
3.1.7 Rumus Perkalian Sinus Cosinus
1. 2sinα cos β
= sin(α + β ) + sin(α - β )
2. 2cos α sin β
= sin(α + β ) - sin(α - β )
3. 2cos α cos β
= cos(α + β ) + cos(α - β )
4. -2sinα sin β
= cos(α + β ) - cos(α - β )

27
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3.1.8 Rumus Segitiga

M : pusat lingkaran
S = 12 (a + b + c)
= setengah keliling ∆ABC
3.1.8.1 Aturan Sinus
a b c
= = = 2R
sinα sin β sinγ
3.1.8.2 Aturan Cosinus

3.1.8.3 Luas Segitiga

Contoh:
1. Hitung tanpa tabel nilai dari:
a. sin 15o
b. cos 15o
c. tan 15o
d. sin 75o
e. cos 75o
f. tan 75o

28
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab:
a. sin 15o = sin(45o – 30o)
= sin45o cos30o – coso45 sin 30o
= 12 2. 12 3 + 12 2 . 12
= 14 6 + 14 2
= 14 ( 6 + 2)
b. cos15o = cos (45o – 30o)
= cos45o cos30o + sin45o sin30o
= 12 2. 12 3 + 12 2 . 12
= 14 6 + 14 2
= 14 ( 6 + 2)
c. tan 15o = tan (45o – 30o)
= 1tan
 
45 -tan 30
+tan 45.tan 30
1- 1 3
= 1+1(31 3)
= 33+- 33 ( 33-- 33 )
3

= 9 -66 3
= 12-66 3
=2 - 3
d. sin75 = sin (45 – 30o)
o o

= sin45o cos30o + cos 45o sin30o


= 12 2. 12 3 + 12 2 . 12
= 14 6 + 14 4
= 14 ( 4 + 2)
e. cos 75o = cos (45o – 30o)
= cos 45o cos 30o – sin 45o sin 30o
= 12 2. 12 3 - 12 2. 12
= 14 6 - 14 2
= 14 ( 6 - 2)

29
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

f. tan 75o = tan (45o + 30o)


= 1tan
 
45 +tan 30
-tan 45.tan 30
1+ 1 3
= 1-1(31 3)
= 33+- 3
3
= ( 33+- 33 ) ( 33++ 33 )
3

2. Hitung nilai dari:


a. cos22 12
b. sin22 12
c. tan22 12
Jawab:
a. cos 45o

b. cos 45o

c.

30
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. Diketahui :
α dan β lancip dengan sinα = 35 dan cos β = 12
13
Hitung:

31
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

4. Diketahui tan x = 2 dengan x lancip.


Hitung : sin 2x dan cos 2x
Jawab :

5. Hitung nilai dari:

32
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6. Buktikan:


Bukti:
a.

b.

c.

d.

33
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

e.

f.

g.

3.2 Grafik Fungsi Trigonometri


3.2.1 Grafik y sin x, y = cos x, y = tan x
1. y sin x

2. y = cos x

34
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. y = tan x

Keterangan:
1. Fungsi y = sin x dan y = cos x mempunyai :
a. Periode 2π artinya :
sin (x + k.2π) = sin x
cos (x + k.2π) = sin x
k = bilangan bulat
b. Nilai maximum dari minimum untuk :
• y = sin x
y = minimum
= –1 untuk x = 32π + k.2π
y = maksimum
= 1 untuk x = π2 + k.2π
• y = cos x

y = minimum
= –1 untuk x = π + k.2π

y = maksimum
= 1 untuk x = k.2π
c. Daerah hasil : Rf {|y|–1 ≤ y ≤ 1}
2. Fungsi : y = tan x mempunyai :
a. Periode π artinya : tan(x + kπ ) = tan x
b. Asimptot tegak garisx : π2 + k.π
c. Daerah hasil : Rf {|y|–∞ < y < ∞}

35
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3.2.2 Grafik y = A sin kx dan y = A cos kx


Nilai minimum = -|A|
Nilai Maximum = |A|

Periode =
k
Grafik : y = A tan kx
π
Periode =
k
Contoh:
Lukis sketsa grafik:
a. y = 3 sin 2x
1
b. y = 2 cos x
2
c. y = 2 tan 3x
Jawab:
a. y = 3 sin 2x
y min = -3
y max = 3

periode =π
2

b. y = 2 cos ½x
y min = -2
y max = 2
periode = 1 2 = 4π

36
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

c. y = 2 tan 3x
π
periode
3

3.2.3 Pergeseran Grafik


Teorema:
Grafik fungsi y = f(x) digeser sejauh a satuan mendatar, dan b satuan
vertikal, menjadi : y - b = f (x - a)
y = f (x) 
a
→ y − b = f (x − a)
 
b

a > 0 : arah geser ke kanan


a < 0 : arah geser ke kiri
b > 0 : arah geser ke atas
b < 0 : arah geser ke bawah
Contoh:
Lukislah sketsa grafik : y = 2 sin(2 x - π2 )
Jawab:
y = 2 sin2(x - π4 )
y = sin2 x →
p 4 
y − 0 = 2sin2(x − p4 )
 
0

Berarti grafik : y = 2 sin(2 x - π2 ) didapat dengan menggeser grafik


y = 2 sin 2x sejauh π4 ke kanan.

37
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

4 LINGKARAN
4.1 Definisi
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik – titik yang berjarak sama
dari suatu titik tertentu. Titik tertentu disebut pusat dan jarak yang
sama disebut jari-jari (radius)

4.2 Persamaan lingkaran

Contoh :
1. Tentukan pusat dari jari-jari lingkaran
a) x2 + y2 = 25
b) (x – 3)2 + (y + 6)2 = 16
c) x2 + y2 – 6x + 8y – 11 = 0

38
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab
a) P (0,0) dan r = 5
b) P (3, -6) dan r = 4
c) P (3, -4) dan r 3 + (-4) - (11)
2 2

2. Tentukan persamaan lingkaran dengan


a) Pusat (0,0) jari-jari = 3
b) Pusat (-2,4) jari-jari = 2 5
c) Pusat (5, -6) dan menyinggung sumbu x
d) Pusat (-4, -7) dan menyinggung sumbu y
e) Pusat (-1,1) dan menyinggung garis 3x + 4y – 11 = 0
Jawab :
a) x2 + y2 = 9
b) (x + 2)2 + (y – 4)2 = 20
c)
r=6
(x – 5)2 + (y + 6)2 = 36


d) (x + 4)2 + (y + 7)2 = 16
e)

 
R =  3(−1) + 4(1) − 11  = 2
 32 + 42 
L ≡ (x + 1) + (y –1) = 4
2 2

4.3 Kedudukan titik terhadap lingkaran


L ≡ (x – a) + (y – b)2 = r2
Titik T(x1 , y1) terletak
(1) Pada lingkaran ⇔ (x1 – a)2 + (y1 – b)2 = r2
(2) Di luar lingkaran ⇔ (x1 – a)2 + (y1 – b)2 > r2

39
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

(3) Di dalam lingkaran ⇔ (x1 – a)2 + (y1 – b)2 < r2


Contoh :
Diketahui lingkaran L ≡ x2 + y2 – 8x – 2y – 8 = 0
Tentukan kedudukan titik-titik P(1,3); Q (7,5); dan R (9,2) ter­
hadap lingkaran.
Jawab :
a) P (1,3) ⇒ L (1,3) = 12 + 32 – 8 (1) –2(3) – 8 = -12
L (1,3) < 0 ⇒ P di dalam L
b) Q (7,5) ⇒ L (7,5) = 72 + 52 – 8(7) –2(5) – 8 = 0
L (7,5) = 0 ⇒ Q pada L
c) R (9,2) ⇒ L(9,2) = a2 + 22 – 8(9) –2(2) – 8 =1
L (9,2) > 0 ⇒ R di luar L
4.4 Kedudukan Garis terhadap lingkaran
Misal diketahui garis g ≡ y ≡ mx + n dan lingkaran L ≡ x2 + y2 + Ax
+ By + C = 0
Dari kedua persamaan didapat :
X2 + (mx + n)2 + (Ax + B(mx + n) + C = 0
Setelah dijabarkan akan terdapat persamaan kuadrat dalam X
misalkan :

Ada 3 kemungkinan kedudukan g terhadap L


(1) g memotong L di dua titik

(2) g menyinggung L

40
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

(3) g tidak memotong L

Contoh :
1. Tentukan kedudukan garis 3x + y + 3 = 0 terhadap lingkaran
x2 + y2 – 2y – 2 = 0
Jawab :
3x + y + 3 = 0 ⇒ y = -3x – 3
x2 + (-3x – 3)2 – 2x – 2 (-3x – 3) –2 = 0
x2 + gx2 + 18x + 9 – 2x + 6x + 6 – 2 = 0
10x2 + 22 x + 13 = 0
D = 222 – 4 (10) (13) = 0
D < 0 ⇒ garis tidak memotong dan tidak menyinggung
lingkaran.
2. Tentukan titik potong garis y = x – 4 dengan lingkaran x2 + y2
+ 12 = 0
Jawab :
x2 + (x – 4)2 – 8x – 2(x – 4) + 12 = 0
2x2 – 18x + 36 = 0 ⇒ x2 – 9x + 18 = 0
(x - 3) (x – 6 ) = 0
x = 3 atau x = 6
untuk x = 3 maka y = 3 – 4 = -1 ⇒ A (3, -1)
untuk x = 6 maka y = 6 – 4 = 2 ⇒ B (6,2)
3. Jika lingkaran x2 + y2 + 6y + C = 0 menyinggung garis x = 2
maka tentukan nilai C.
Jawab :
x = 2 ⇒ 4 + y2 + 12 + 6y + C = 0
y2 + 6y + C + 16 = 0
D = 0 ⇒ 36 – 4(1) (C + 16) = 0
9 – (C + 16) = 0 ⇒ C = 7

41
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

4.5 Garis singgung terhadap lingkaran


(1) Diketahui gradien = m

Contoh :
1. Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = 16
yang sejajar dengan garis y = 2x – 13
Jawab :

2. Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 – 2x


+ 4y – 4 = 0 yang tegak lurus 12x + 5y + 4 = 0
Jawab :

42
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

(2) Diketahui titik singgung (x1, y1)


Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran
1. x2 + y2 = 25 di titik (4, -3)
2. (x – 3)2 + (y + 1)2 = 25 di titik (7,2)
3. x2 + y2 + 4x – by – 27 = 0 di titik (4,1)
Jawab :
1. 4x – 3y = 0
2. (7 – 3) (x –3) + (2 + 1) (y + 1) = 25
4x + 3y – 34 = 0
3. 4x + y + 4 ( 2 + ½ x) – 6 ( ½ + ½ y ) – 27 = 0
3x – y – 11 = 0
(3) Garis singgung melalui titik di luar lingkaran


Misal g ≡ y = y1 = m (x – x1)
≡ y = mx – mx1 + y1

43
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Persamaan g disubstitusikan ke persamaan L di dapat persamaan


kuadrat dalam x.
Dari syarat D = 0 diperoleh dua nilai m
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung yang ditarik dari titik (-1,7)
kelingkaran x2 + y2 = 25
Jawab :
g ≡ y – 7 = m (x + 1) ⇒ y = mx + m = 7
disubstitusi ke x2 + y2 = 25 maka
x2 + (m x + m + 7)2 = 25
(m2 + 1) x2 + (2m2 + 14m) x + (m2 + 14m + 24) = 0
D = 0 ⇒ (2m2 + 14m)2 – 4 (m2 + 1) (m2 + 14 m + 24) = 0
Dari persamaan ini diperoleh m = - ¾ atau m = 4/3 sehingga
garis singgungnya ada dua buah yaitu :
Y = - ¾ x – ¾ + 7 dan y = 4/3 x + 4/3 + 7
3x + 4y – 25 = 0 dan 4x – 3y + 25 = 0

44
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

5 SUKU BANYAK
• Definisi
Suku banyak (polinom) memiliki bentuk umum :
anxn + an–1xn–1 + an–2xn–2 + .... +a1x + ao
n disebut derajat suku banyak an ≠ 0, karena jika an = 0 maka
derajat suku banyak menjadi n – 1 atau lebih kecil.
• Teorema sisa
- Jika suku banyak f(x) dibagi oleh x – a maka sisanya adalah
f(a).
- Jika suku banyak f(x) dibagi oleh ax + b maka sisanya adalah
f (− ab ).
- Suku banyak f(x) dibagi oleh g(x) maka sisanya adalah
f (a) − f (b) af (b) − bf (a)
dengan p = dan q =
a−b a−b
- Jika suku banyak f(x) dibagi oleh g(x) dan hasil baginya
adalah h(x) maka f(x) = g(x).h(x) + sisa
- derajat f(x) = derajat g(x) + derajat h(x).
- jika g(x) fungsi linear maka sisa berupa konstanta.
- jika g(x) fungsi kuadrat maka sisa berupa fungsi linear
atau konstanta.
- jika g(x) polinom berderajat n maka sisa merupakan
polinom dengan derajat maksimum n – 1.
• Teorema faktor
Jika f(x) suatu suku banyak, maka f(h) = 0 jika dan hanya jika
x – h merupakan faktor dari f(x)
• Menentukan akar-akar rasional suku bnayak
Jika f(x) suku banyak maka x – h faktor dari f(x) jika dan hanya
jika h adalah akar dari f(x) = 0
Algoritma menentukan akar-akar :
1. Jika ao = 0 maka x = 0 merupakan akar dari f(x) = 0 kemudian
bagilah kedua ruas dengan x, ulangi lagi langkah 1 jika ao ≠
0 lakukan langkah 2
2. Selidiki apakah jumlah koefisien-koefisien f(x) = 0
- Jika ya, maka x = 1 merupakan akar dari f(x) = 0,
kemudian bagilah suku banyak dengan x – 1 dan hasil
baginya kerjakan lagi memakai langkah 2.
- Jika tidak, lakukan langkah 3

45
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. Periksa apakah jumlah koefisien-koefisien berpangkat genap


sama dengan koefisien-koefisien berpangkat ganjil.
- Jika ya, maka x = −1 merupakan akar dari f(x) = 0,
kemudian bagilah suku banyak dengan x + 1 dan hasil
baginya kerjakan lagi memakai langkah 2.
- Jika tidak lakukan langkah 4.
4. Tentukan faktor-faktor dari |ao| (ao ≠ 0), lakukan langkah
coba-coba. Caranya jika p adalah faktor dari |ao| maka
bagilah suku banyak dengan x – p dan x + p. Jika f(p) = 0
maka p merupakan akar dari suku banyak.

6 RELASI DAN FUNGSI


6.1 Produk Cartesius
Definisi
misalkan A dan B himpunan tak kosong, maka produk Cartesius dari
A dan B adalah :
A x B = {(x , y) x ∈ A dan y ∈ B}
Sifat :
• A x B ≠ B x A
• Jika n(A) = n1 dan n(B) = n2, maka n(A x B) = n1 . n2
Catatan : n(A) artinya banyak elemen himpunan A.
Contoh :

6.2 Relasi
Misalkan A dan B himpunan tak kosong, maka relasi dari A ke B
adalah himpunan bagian dari A x B.

46
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Sifat :
Jika n(A) = n1 dan n(B) = n2, maka banyak relasi dari A ke B atau dari
B ke A ada.
Contoh : A = {x1, x2, x3}
B = {y1, y2, y3, y4}

6.3 Fungsi
Misalkan A dan B himpunan tak kosong, maka fungsi dari A ke B
adalah relasi yang memasangkan setiap elemen A dengan satu
elemen B.
Sifat:
Jika n(A) = n1 dan n(B) = n2, maka banyak fungsi yang dapat dibuat
dari A ke B ada n2n1 fungsi.
Contoh : A = {x1, x2, x3}
B = {y1, y2, y3, y4}
Fungsi dari A ke B di antaranya :
1. f = {(x1, y1), (x2, y2), (x3, y3)}
Diagram panah :

47
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6.3.1 Notasi, Domain, Kodomain, dan Range


Fungsi dari A ke B dinotasikan dengan f : A → B
Jika x ∈ A dan y ∈ B, maka :
f : x → y atau y = f(x)

Bentuk Y = f(x) disebut aturan fungsi, dalam hal ini x disebut variabel
bebas dan Y disebut variabel tak bebas, dapat pula dikatakan y
peta (bayangan) dari x.
1. Domain (Daerah asal) Fungsi

2. Kodomain (Daerah kawan)

3. Range (Daerah hasil)

48
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh:
1. Diketahui f : A → B dalam diagram panah


Jawab:
a. f(1) = 1; f(2) = 4; f(3) = 9; f(4) = 16
b. Df = {1, 2, 3, 4}
c. Kf = {1, 4, 9, 16, 25}
d. Rf = {1, 4, 9, 16}
e. Dapat dilihat bahwa fungsi tersebut mempunyai aturan
f(x) = x2.
2. Diketahui f(x) = x2 - 4x
Tentukan:
a) f(2) d) f(x + 1)
b) f(f(1)) e) f(f(x))
c) f(a) + f(-a) f) nilai α jika f(α-1) = 0
Jawab:
a. f(2) = 22 - 4(2) = 4 - 8 = -4
b. f(1) = 12 - 4(1) = 1 - 4 = -3
f(f(1)) = f(-3) = (-3)2 - 4(-3) = 9 + 12 = 21
c. f(a) + f(-a) = a2 - 4a + (-a)2 - 4(-a) = a2 - 4a + a2 + 4a =2a2
d. f(x + 1) = (x + 1)2 - 4(x +1) = x2 + 2x + 1 - 4x – 4 = x2 - 2x - 3
e. f(f(x)) = f(x)2 - 4f(x) = (x2 - 4x)2 - 4(x2 - 4x) = x4 - 8x3 + 12x2 + 16x
f. f(α - 1) = 0
(α - 1)2 - 4 (α - 1) = 0
α2 - 2α + 1 - 4α + 4 = 0
α2 - 6α + 5 = 0
(α - 1) (α - 5) = 0
α atau α = 5

49
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Karena n(A) = 3 dan n(B) = 4, maka banyak fungsi dari A ke B


ada 43 = 64 fungsi.
6.3.2 Fungsi Surjektif, Injektif, dan Bijektif
1. Fungsi Surjektif (Onto/Kepada)
Definisi:
- Fungsi f : A → B disebut fungsi surjektif jika dan hanya jika
Rf = B
- Fungsi f : A → B disebut fungsi into (ke dalam) jika dan hanya
jika R f ⊂ B dan R f ≠ B
Contoh :
1. Fungsi Surjektif :


2. Fungsi Into :

50
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2. Fungsi Injektif (Satu-satu)


Definisi :
Fungsi f : A → B disebut fungsi injektif jika dan hanya jika untuk
tiap x1, x2 ∈ A dan x1 ≠ x2 berlaku f(x1) ≠ f(X2).
Contoh :

Catatan:
Fungsi dengan aturan y = f(x) merupakan fungsi injektif apabila
x dinyatakan dalam y memiliki satu aturan.
Contoh:
manakah yang merupakan fungsi injektif?
1) f(x) = 2x – 5
2) f(x) = x2
3) f(x) = x3
Jawab :

3. Fungsi Bijektif (Satu-satu kepada) atau Korespondensi Satu-


satu.
Definisi :
Fungsi f : A → B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi
itu sekaligus merupakan fungsi surjektif dan fungsi injektif.
Contoh :

51
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

4. Fungsi Genap dan Ganjil


Definisi :
1. Fungsi y = f(x) disebut fungsi genap jika dan hanya jika f(-x)
= f(x).
2. Fungsi y = f(x) disebut fungsi ganjil jika dan hanya jika f(-x)
= - f(x).
Sifat :
1. Grafik fungsi genap simetris terhadap sumbu Y.
2. Grafik fungsi ganjil simetris terhadap titik (0, 0).
Contoh :
Genap atau ganjilkah fungsi berikut ini?
1) f(x) = x2
2) f(x) = sin x
3) f(x) = x3 – x2
Jawab :

y
f(x) = x2

x
(0, 0)

–π π

x
–2π (0, 0)
f(x) = sin x

3. f(x) = x3 - x2
f(-x) = (-x)3 - (-x)2 = -x3 - x2
-f(x) = -x3 + x2
Ternyata f(-x) ≠ f(x) ≠ -f(x)
Jadi f(x) bukan fungsi genap dan bukan pula fungsi ganjil.

52
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6.3.3 Berapa Fungsi Khusus


1. Fungsi Linier
Bentuk umum :

Grafik :
Berbentuk garis lurus dengan gradien m dan melalui titik (0, C)

Domain :

Range :

Hal Khusus :
1. Jika m = 0, maka y = f(x) = C disebut fungsi konstan (tetap).
Grafik :

2. Jika m = 1 dan C = 0, maka y = f(x) = x disebut fungsi identitas


(satuan).

53
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab :

2. Fungsi Kuadrat
Bentuk umum :

Grafik :
Bentuk parabola :

Koordinat titik puncak P (− 2ba , −D4 a ) ; Domain : Df = R;


Range:

Contoh:
Diketahui
Tentukan Rf jika:
1. Df = R
2. D f = {x −1 ≤ x ≤ 4}
3. D f = {x 2 ≤ x ≤ 6}

54
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab:

2.

3.

Sebagai latihan anda dipersilakan membuat sketsa grafik soal


di atas!
Fungsi Pecahan
Bentuk umum :

55
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Grafik :
Domain :

Range :
1. Fungsi Pecahan Linier :
Ubah y = QP ((xx)) menjadi x = RS ((yy )) maka, R f = {y S(y) ≠ 0}
2. Fungsi Pecahan Kuadrat :
Ubah y = QP ((xx)) menjadi persamaan kuadrat dalam x, yaitu ax2 +
bx + c = 0 kemudian gunakan syarat D ≥ 0.
Contoh :
Tentukan Df dan Rf dari fungsi :
1. f (x) = x −3
2 x +5

2. f (x) = x x−+x2−2
2

Jawab :
1.

2.

56
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6.3.4 Fungsi Irasional


Yang akan dipelajari adalah yang berbentuk:

Domain : D f = {x g(x) ≥ 0}
Range :
a. Jika g(x) linier, maka
b. Jika g(x) kuadrat, maka ubahlah : y = g(x) menjadi
y2 = g(x) ⇒ y2 – g(x) = 0
D ≥ 0 ..... (1) y ≥ 0 ..... (2)
Rf merupakan himpunan nilai y yang memenuhi (1) dan (2)
Contoh :
Tentukan Df dan Rf fungsi :
1. f (x) = 2 x − 6
2. f (x) = − x + 4 x
2

Jawab :
1.

2.

57
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6.3.5 Fungsi Modulus


Definisi :
 x jika x ≥ 0
Nilai mutlak dari bilangan real x adalah x = 
− x jika x ≤ 0
Fungsi yang memuat nilai mutlak disebut fungsi modulus.
Bentuk yang paling sederhana adalah :

6.3.6 Fungsi Tangga atau Fungsi Nilai Bulat Terbesar


Definisi :
Jika x bilangan real dan n bilangan bulat dengan n ≤ x < n + 1, maka,
 x  = n .
Ilustrasi :
2 ≤ x < 3 ⇒  x  = 2
Fungsi :
y = f (x) =  x  disebut fungsi tangga atau fungsi nilai bulat ter­
besar.
Domain : Df = R
Range : Rf = {y|y bulat}
Contoh :
Lukis grafik y = f (x) =  x  untuk -2 ≤ x < 3
Jawab :

58
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6.3.7 Operasi Aljabar pada Fungsi


Definisi:
Misalkan diketahui fungsi f(x) dan g(x), maka :
1. Jumlah fungsi f(x) dan g(x) ditulis : ( f + g)(x) = f (x) + g(x)
2. Selisih fungsi f(x) dengan g(x) ditulis : ( f − g)(x) = f (x) − g(x)
3. Hasil kali fungsi f(x) dengan konstanta C ditulis : (Cf )(x) = Cf (x)
4. Hasil bagi fungsi f(x) dengan g(x) ditulis : ( f .g)(x) = f (x).g(x)
5. ()
f
Hasil bagi fungsi f(x) dengan g(x) ditulis : g (x) = g ( x )
f (x)

Perpangkatan fungsi f(x) dengan n ditulis : f n (x) = {f (x)}


n
6.
Contoh :
Diketahui : fungsi f (x) = 1−x x dan g(x) = 1+x x
Tentukan :
()
Aturan fungsi (f + g); (f - g)(x); (f.g) (x) dan gf (x) beserta domain­­.
Jawab :

6.3.8 Fungsi Komposisi


Definisi :
Jika fungsi f dan g memenuhi R f ∩ Dg ≠ ∅ , maka terdapat fungsi
dari himpunan bagian Df ke himpunan bagian Rg yang dinamakan
komposisi dari g dan f, ditulis g  f (berarti f dilanjutkan g) dengan
aturan: (g  f )(x) = g( f (x)) .

59
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

{ }
Domain : Dg  f = x f (x) ∈ Dg ⊂ D f

Range : Rg  f = {z z = g(R ∩ D )}⊂ R


f g g

Sifat:
1. Tidak komutatif : f  g ≠ g  f
2. Assosiatif : ( f  g)  h = f  (g  h)
3. Terdapat unsur identitas yaitu fungsi identitas I(x) = x sehingga
( f  I) = (I  f ) = f
Contoh:
1. Diketahui fungsi f dan g dalam bentuk himpunan pasangan ter­
urut.
f = {(0,1),(2,4),(3, −1),(4,5)}
g = {(2,0),(1,2),(5,3),(6,7)}

Tentukan :
a. f  g b. g  f
Jawab :
a.

2. Diketahui : f (x) = x 2 − 1 dan g(x) = x + 2


Tentukan:
a) ( f  g)(x) c) ( f  f )(x)
b) (g  f )(x) d) (g  g)(x)
Jawab :

60
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

6.3.9 Fungsi Invers


Definisi:
Jika fungsi f : A → B diitentukan dengan aturan y = f(x), maka invers
dari f adalah f-1 : B → A dengan aturan x = f-1 (y).

f-1 bisa berupa fungsi atau relasi (bukan fungsi) Dalam hal f-1 berupa
fungsi maka f-1 dinamakan fungsi invers.
6.4 Teorema
1. f-1 berupa jika dan hanya jika f berupa fungsi bijektif (satu-satu
kepada)
2. Grafik fungsi f(x) dengan f-1 (x) simetris terhadap garis y = x
Sifat:


Contoh:
1. Diketahui f = {(−1,0),(1,2),(3,4),(5,4)}
Tentukan f −1 dan selidiki apakah f −1 fungsi ?
Jawab : f −1 = {(0, −1),(2,1),(4,3),(4,5)}
2. Diketahui f = {(−2,3),(−4,7),(0,9),(1,12)}
Tentukan f −1 dan selidiki apakah f −1 fungsi ?
Jawab: f = {(3,2),(7, −4),(9,0),(12,1)} bukan fungsi f −1 fungsi
−1

3. Tentukan f-1 (x) jika :

61
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

4. Diketahui f (x) = 2 x + 4 dan g(x) = x - 6


Tentukan :
a. ( f  g)−1 (x)
−1
b. (g  f ) (x)
Jawab :


5. Diketahui : ( f  g)(x) = x − 1 ; f (x) = 4 x + 2
2

Tentukan : g (x)!
Jawab :
( f  g)(x) = x 2 − 1
g(x) = f −1 (x)  (x 2 − 1)
= 14 (x − 2)  (x 2 − 1) = 14 (x 2 − 10 − 2  = 14 (x 2 − 3)
6. Diketahui : ( f  g)(x) = x 2 + 3 ; g(x) = x − 4
Tentukan : f(x)!
Jawab :
( f  g)(x) = x 2 + 3
f (x) = (x 2 + 3)  g −1 (x)
= (x 2 + 3)  (x + 4) = (x 2 + 3)2 + 3 = x 2 + 8 x + 19

62
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

7 LIMIT
7.1 Definisi (Secara Intuitif)
lim f (x) = L, artinya jika nilai x mendekati a, maka nilai f(x) mendekati
x →a
L.
7.2 Teorema

7.3 Bentuk Tak Tentu


Bentuk di dalam matematika ada 3 macam, yaitu :
1. Bentuk terdefinisi (tertentu) : yaitu bentuk yang nilainya ada
dan tertentu, misalnya: 63 , 40 .
2. Bentuk tak terdefinisi : yaitu bentuk yang tidak mempunyai
nilai, misalnya : 05 .
3. Bentuk tak tentu : yaitu bentuk yang nilainya sembarang, misal­­­

nya : 00 , ∞∞ , ∞ − ∞ ,1 .
Penting : Persoalan limit adalah mengubah bentuk tak tentu menjadi
bentuk tertentu.
7.4 Limit Fungsi Aljabar
Jika diketahui fungsi f(x) dan nilai f(a) terdefinisi, maka lim f (x) = f (a)
x →a
Contoh :
1. lim(x + 2 x) = (3 + 2(3)) = 9 + 6 = 15
2 2
x →3
2 2
2. lim 5 x + 7 = 5(0) + 7 = 7 = 0
x +x 0 +0 0
x →0

63
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Berikut ini akan dibahas limit Limit Fungsi Aljabar Bentuk Tak Tentu
yaitu : (00 , ∞∞ , ∞ − ∞ dan 1∞ ).
7.4.1 Bentuk ( 00 )
Limit ini dapat diselesaikan dengan memfaktorkan pembilang
dan penyebutnya, kemudian “mencoret” faktor yang sama, lalu
substitusikan nilai x = a.

Catatan :
1. Karena x→a, maka (x - a) ≠ 0 sehingga pembilang dan penyebut
boleh dibagi dengan (x - a)
2. Nilai limitnya ada dengan syarat : Q(a) ≠ 0
3. Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar, maka
sebelum difaktorkan dikalikan dulu dengan bentuk sekawannya.
Contoh :

7.4.2 Limit Bentuk ( ∞∞ )


Limit ini dapat diselesaikan dengan membagi pembilang dan
penyebut dengan variabel pangkat tertinggi, kemuadian digunakan
lim ax = 0 .
rumus : x→∞
Contoh:

64
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Kesimpulan :
m −1
jika f (x) = a0 x n + a1 x n −1 + ..... + an ; g(x) = b0 x + b1 x + ..... + bm
m

maka :

7.4.3 Limit Bentuk (∞ − ∞ )


Limit ini umumnya memuat bentuk akar :

Cara Penyelesaian :
1. Kalikan dengan bentuk sekawannya !


( f (x) + g(x)
lim f (x) − g(x) f ( x ) + g ( x ) = lim
x →∞ x →∞
) f ( x )− g ( x )
f (x) + g(x)

2. Bentuknya berubah menjadi ( ∞ ) ∞

3. Selesaikan seperti pada (2.4.2)


Contoh:

65
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Secara umum :
lim ax 2 + bx + c − px 2 + qx + r =
x →∞

1. 2b −aq jika a = p
2. ∞ jika a > p
3. -∞ jika a < p

1. lim 4 x 2 − 3x + 1 − 4 x 2 − 5x − 2 = −32−(4−5) = 24 = 12
x →∞

2. lim 4 x 2 + 7 x − 1 − 3x 2 + x − 8 = ∞
x →∞

3. lim 4 x 2 − 2 x + 3 − 5x 2 + 4 x − 7 = −∞
x →∞

7.5 Limit Fungsi Trigonometri


Teorema :
1. lim x = lim sin x = 1
sin x x
x →0 x →0

2. lim x = lim tan x = 1


tan x x
x →0 x →0
Untuk keperluan praktis teorema tersebut dapat dikembangkan
menjadi :
lim sinbxax = lim sinaxbx = lim tanbxax = lim tanaxbx = lim tan bx = lim tan bx = lim sin bx = b
tan ax sin ax tan ax a
x →0 x →0 x →0 x →0 x →0 x →0 x →0

Sepergi pada fungsi aljabar, maka pada fungsi trigonometri


juga berlaku bahwa jika f(a) terdefinisi, maka lim f (x) = f (a) :
x →a
Contoh :
1. lim
x →0
(sin2 x + cos x ) = sin0 + cos 0 = 0 + 1 = 1
sin 12 p − cos 12 p
2. lim1 2sin x + 3cos x = 2sin 1 p + 3cos 1 p = 2 + 0 = 2
sin x − cos x 1− 0 1
x→2p 2 2

Berikut ini akan dibahas limit Fungsi Trigonometri bentuk tak


tentu yaitu : ( 00 , ∞ − ∞ ,0.∞ ).

66
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

7.5.1 Limit Bentuk ( 00 )

7.5.2 Limit Bentuk (∞ − ∞ )


Limit bentuk (∞ − ∞ ) dapat diselesaikan dengan mengubahnya ke
bentuk ( 00 ).
Contoh :

7.5.3 Limit Bentuk (0.∞ )


Limit bentuk (0.∞ ) dapat diselesaikan dengan mengubahnya ke
bentuk ( 00 ) .
Contoh :

7.6 Kontinuitas dan Diskontinuitas Fungsi


Definisi :
Fungsi f(x) dikatakan kontinu (sinambung) di x = a jika dan hanya jika
lim f (x) = f (a) .
x →a
Dari definisi terlihat ada tiga syarat fungsi f(x) kontinu di x = a, yaitu :
1. f(a) terdefinisi (ada)
2. lim f (x) terdefinisi ada
x →a

3. lim f (x) = f (a)


x →a

Apabila satu di antara ketiga syarat itu tidak dipenuhi, maka fungsi
f(x) diskontinu (tak sinambung) di x =a.

67
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Perhatikan gambar berikut:

Contoh :
1. Tunjukkan bahwa fungsi f (x) = x 2 + x − 3 kontinu di x = 1
Jawab :

2
2. Selidiki apakah fungsi f (x) = xx −−39 kontinu di x = 3
Jawab:
2
f (3) = 33−−39 = 00 (tidak terdefinisi)
Karena f(3) tak terdefinisi, maka f(x) diskontinu di x = 3

68
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. Selidiki apakah fungsi


 xx −−24 , untuk x ≠ 2
2

f (x) =  kontinu di x = 2
 4, untuk x = 2
Jawab :

8 DIFFERENSIAL
8.1 Definisi
dy f ( x + h)− f ( x )
Turunan fungsi y = f (x) adalah : y ' = f '(x) = dx = lim
h→0
h
Contoh :
Tentukan f‘(x) dan f’(5) jika f(x) = x2 + 4x - 3
Jawab : f(x) = x2 + 4x - 3
8.2 Sifat
Apabila u dan v masing-masing fungsi dalam x maka berlaku sifat-
sifat berikut :
1. y = u + v ⇒ y1 = u1 + v1
2. y = u - v ⇒ y1 = u1 - v1 5.
3. y = u . v ⇒ y1 = u1 v + u v1
u1v −uv 1
4. y = v ⇒ y = v2
u 1

5. y = un ⇒ y1 = n.un-1. u1
8.3 Rumus Dasar Differensial
1. y = c (konstanta) ⇒ y1 = 0
2. y = c . xn ⇒ y1 = n . c xn-1
3. y = sin x ⇒ y1 = cos x
4. y = cos x ⇒ y1 = -sin x
5. y = tan x ⇒ y1 = sec2x
6. y = cot x ⇒ y1 = –csc2x
7. y = sec x ⇒ y1 = sec x . tan x
8. y = csc x ⇒ y1 = –csc x . cot x

69
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Catatan:
Untuk fungsi trigonometri jika sudut x diganti dengan u sebagai
fungsi dari x maka rumusnya menjadi;
3. y = sin u ⇒ y' = cos u . u'
4. y = cos u ⇒ y' = - sin u . u'
5. y = tan u ⇒ y' = sec2 u . u'
6. y = cot x ⇒ y' = - csc2 u . u'
7. y = sec u ⇒ y' = sec u . tan u . u'
8. y = csc u ⇒ y' = - csc u . cot u . u'
Contoh:
1. Tentukan turunan dari fungsi:
a) f (x) = x5 + 3x4 - 6x3 + 10x2 - 5x + 13
b) f (x) = x43 + 5 x − 32x + 1
c) f (x) = (x2 + 5x) (x3 - x2 + 1)
2
d) f (x) = 2 6x x+−45x
e) f (x) = ( 3x + 4)10
f) f (x) = x 2 − 4 x + 1
g) f (x) = 5 sin x + 6 cos x - 7 yan x
h) f (x) = x2 . cos x
i) f (x) = sin ( 6x + 7)
j) f (x) = cos (x2 - 3x)
k) f (x) = sin3 x
l) f (x) = cos4 (2x -7)
Jawab :

70
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2. Buktikan jika :
a. f (x) = sin xsin+ cos
x
x , maka f ( x ) = 1 + sin2 x
1 1

b. f (x) = sin x + cos x , maka f ( x ) = 1 + { f ( x )}


sin x − cos x 1

Bukti:
a. f (x) = sin xsin+ cos
x
x
Misal : u = sin x ⇒ u' = cos x
v = sin x + cos x ⇒ v1 = cos x - sin x
b. f ( x ) = sin
sin x − cos x
x + cos x

Misal u = sin x - cos x ⇒ u' = cos x + sin x


v = sin x + cos x ⇒ v' = cos x - sin x

71
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

8.4 Arti geometris dan fisis Turunan Pertama


Perhatikan gambar berikut :

Kesimpulan :
(1) f' (a) mempunyai arti geometris gradien garis singgung pada kurva
y = f(x) di titik dengan x = a
(2) f' (a) mempunyai arti fisis laju perubahan nilai fungsi f(x) terhadap
x di x = a
Contoh :
1. Tentukan gradien garis singgung pada kurva y = x3 - x2 + 4x di
titik dengan absis 5.
Jawab:
y = f (x) = x3 - x2 + 4x; f1 (x) = 3x2 - 2x + 4
f1 (5) = 3(5)2 - 2 (5) + 4 = 75 - 10 + 4 = 69
2. Misalkan jari-jari bola = r maka volume bola v = 43 π r 3 . Tentukan
laju perubahan volume terhadap jari-jari pada saat r = 2
Jawab :
v = f(r) = 43 π r 3 ; f1 (r) = 4πr2; f1 (2) = 4π (2)2 = 16π
8.5 Garis Singgung pada Kurva

72
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Catatan:
1. Garis l yang tegak lurus garis singgung g di titik singgung A
dinamakan garis normal.
2. Jika di ketahui garis g1 = y = m1 x + c1 ; g2 = y = m2x + c2
maka berlaku :
a) g1 // g2 ⇔ m1 = m2
b) g1 ⊥ g2 ⇔ m1 . m2 = -1

Contoh :
1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva.
a. y = x2 - 3x + 1 di titik (2, -1)
b. y = x3 + x2 di titik dengan absis 1
c. y = x2 + 4x - 1 yang sejajar garis y = 10x - 7
d. y = x2 - 6x yang tegak lurus garis x + 2y = 4
Jawab :
a) y = f (x) = x2 -3x + 1; f1 (x) = 2x – 3; m = f1 (2) = 2(2) - 3 = 1
g = y - (-1) = 1 (x -2); y = x – 3
b) y = f(x) = x3 + x2 ; x = 1 ⇒ y = f (1) = 13 + 12 = 2 ⇒ (1,2)
f1 (x) = 3x2 + 2x; m = f1 (1) = 3(1)2 + 2(1) = 5; g = y - 2 = 5
(x - 1) ; y = 5x - 3
c) y = f (x) = x2 + 4x –1; g // y = 10x - 7 ⇒ m = 10; f1 (x) = 2x
+ 4 = 10 ⇒ x = 3;
y = f (3) = 32 + 4(3) – 1= -4; g = y - (-4) = 10 ( x - 3); y = 10
x - 34
d) y = f(x) = x2 - 6x; g ⇒ x + 2y = 4 ⇒ m1 . m2 = -1; m1 (-) = -1
⇒ m1 = 2
f1 (x) = 2x - 6 = 2 ⇒ x = 4; y = f (4) = 42 - 6(4) = -8
g = y - (-8) = 2 (x - 4); y = 2x - 16
2. Tentukan persamaan garis normal pada kurva y = x3 + x2 - x
dititik dengan absis 2.
Jawab :
y = f (x) = x3 + x2 – x; x = 2 ⇒ y = f(2) = 23 + 22 - 2 = 10
Titik singgung (2, 10)
f1 (x) = 3x2 + 2x -1 gradien garis singgung g : m1 = f1(2)
= 3(2)2 + 2(2) –1 = 12 + 4 –1 = 15
Garis normal l ⊥ g ⇒ m1 . m2 = -1; 15 (m2) = -1 ⇒ m2 = - 151
Persamaan garis normal :
y - 10 = - 151 (x -2); 15y - 150 = - (x -2); 15y - 150 = -x + 2; x + 15
y - 152 = 0

73
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3. Garis yang menyinggung kurva y = 1+sincosx x dititik dengan absis π


2 .
Tentukan :
a. persamaan garis g
b. koordinat titik potong g dengan sumbu x
Jawab :

b. titik potong dengan sumbu x → y = 0 sehingga x = π2 + 1


→( π2 + 1, 0)

8.6 Fungsi Naik dan Fungsi Turun


Definisi :
Fungsi y = f(x) yang terdefinisi dalam interval I dikatakan :
1. naik jika untuk x1 < x2 pada I berlaku f (x1) < f (x2)
2. turun jika untuk x1 < x2 pada I berlaku f (x2) > f (x2)

Theorema :
1. Jika f‘(x) > 0 untuk tiap x ∈ I maka f(x) naik dalam interval I
2. Jika f‘(x) < 0 untuk tiap x ∈ I maka f(x) turun dalam interval I
3. Jika f‘(x) ≥ 0 untuk tiap x ∈ I maka f(x) tidak turun dalam interval I
4. Jika f‘(x) ≤ 0 untuk tiap x ∈ I maka f(x) tidak naik dalam interval I

74
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh :
1. Selidiki naik turunnya fungsi berikut :
a. f(x) = x3 - 3x2 - 9x + 7 d. f(x) = 13 x3 - 3x2 + 9x – 1
b. f(x) = x3 - x2 - 5x – 3 e. f(x) = - 13 x3 - 2x2 - 4x + 20
c. f(x) = -x3 - 2x2 - 6x + 8
Jawab :
a. f(x) = x3 - 3x2 - 9x + 7
f1(x) = 3x2 - 6x - 9 = 3 (x2 - 2x - 3) = 3(x- 3) ( x + 1)
Periksa tanda f1 (x) di sekitar x = 3 dan x = -1

f(x) naik pada interval x < -1 atau x > 3; f(x) turun interval
-1 < x < 3
b. f(x) = x3 - x + 5x – 3; f1 (x) = 3x2 - 2x + 5
f1 (x) tak dapat difaktorkan karena D < 0 dan a > 0 atau
f1 (x) selalu positif (definit positif), jadi f1 (x) selalu naik
untuk semua x real.
c. f (x) = -x3 + 2x2 - 6x + 8; f1 (x) = -3x2 + 4x - 6
f1 (x) tak dapat difaktorkan karena D < 0 dan a < 0 atau f1
(x) selalu negatif (definit negatif), jadi f (x) selalu turun
untuk semua x real.
d. f(x) = 13 x - 3x2 + 9x –1; f1 (x) = x2 - 6x + 9 = (x - 3)2 ≥ 0 f1 (x)
3

≥ 0 maka f (X) tidak turun untuk semua x real


e. f(x) = - 13 x 3 + 2x2 - 4x + 20
f1 (x) = -x2 + 4x – 4 = -x2 + 4x - 4 = - (x2 - 4x + 4) = - (x - 2)2 ≤ 0
f1 (x) ≤ 0 maka f(x) tidak naik untuk semua x real
2. Tentukan batas-batas nilai P supaya fungsi
3
f(x) = 13 x + 12 Px2 + px - 5 selalu naik untuk semua x real
Jawab :
3
f(x) = 13 x + 12 Px2 + Px – 5; f1 (x) = x2 + Px + P
Supaya f (x) selalu naik maka, f1 (x) > 0 untuk semua x real
(definit positif)
Syarat :
(1) a > 0 ⇒ 1 < 0 (terpenuhi)
(2) D < 0 ⇒ P2 - 4 (1) (P) < 0; P2 - 4 P < 0; P (P - 4) < 0

75
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

8.7 Nilai Stasioner


Definisi:
Jika fungsi y = f(x) kontinu dan diferensiable (dapat diturunkan) di x
= a dan f1(a) = 0 maka f(a) disebut nilai stasioner fungsi y = f(x).

Contoh :
Tentukan nilai stasioner dan titik stasioner dari fungsi
f(x) = 2x3 - 3x2 -12x + 4
Jawab :
f(x) = 2x3 - 3x2 -12x + 4 ; f1 (x) = 6x2 - 6 x - 12
f1 (x) = 0 ⇒ 6x2 - 6x - 12 = 0
x2 - x - 2 = 0; (x - 2) ( x + 1) = 0;
x1 = 2 ⇒ f(2) = 2(2)3 - 3 ( 2)2 - 12 (2) + 4 = -16
x2 = -1 ⇒ f(-1) = 2(-1)3 - 3 (-1)2 - 12 (-1) + 4 = 11
Nilai stasioner -16 dan 11
Titik stasioner (2, -16) dan (-1 , 11)
Jenis-jenis nilai stasioner
• Nilai Baik Maksimum

• Nilai Balik minimum

76
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

• Nilai Belok Horizontal

f(a) disebut nilai belok horizontal Jika tidak terjadi perubahan


tanda f1(x) disekitar x = a
Titik (a, f(a)) : disebut titik belok horizontal.
Kesimpulan :
Misalkan diketahui fungsi y = f (x)
1. Menentukan nilai stasioner : Selesaikan persamaan f1 (x) = 0,
misalkan di dapat x = a
2. Menentukan jenis stasioner : Periksa perubahan tanda f1 (x)
di sertai x = a
Contoh :
Tentukan nilai stasioner dan jenisnya untuk
1. f (x) = x3 + 3x2 - 9x + 3
2. f (x) = x4 - 4x3
Jawab :
1. f (x) = x3 + 3x2 - 9 x + 3; f' (x) = 3x2 + 6x – 9 = 3 (x2 +2x -3) =
3 (x + 3) (x -1)
f' (x) = 0 ⇒ 3 (x + 3) (x - 1) = 0
x1 = -3 ⇒ f ( -3) = (-3)3 + 3(-3)2 - 9 (-3) + 3 = 30
x2 = 1 ⇒ f (1) = (1)3 + 3(1)2 - 9 (1) + 3 = -2
Nilai stasioner 30 dan –2

77
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

f' (x) = 3 (x + 3) (x - 1)

2. f '(x) = x4 - 4x3 ; f'(x) = 4x3 - 12x2 = 4x2 (x - 3); f'(x) = 0 ⇒ 4x2 ( x - 3)


=0
x1 = 0 ⇒ f(0) = 04 – 4(0) 3 = 0
x2 = 3 ⇒ f(3) = 34 - 4( 3) 3 = -27
Nilai stasioner 0 dan -27
f' (x) = 4x2 (x - 3)

8.8 Turunan Kedua dan Pemakaiannya


Misalkan diketahui fungsi y = f (x) dengan turunan pertama f1 (x).
Dari turunan kedua, ketiga, dan seterusnya yang dilambangkan
dengan f ''(x), f'''(x) dan seterusnya.
Ilustrasi :
Turunan pertama : f' (x) = 3x2 + 8x - 5
Turunan kedua : f'' (x) = 6x + 8
Turuanan ketiga : f' ' ' (x) = 6
Turunan keempat : f'''' (x) = 0

78
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Turunan kedua dapat dipakai untuk menentukan jenis nilai stasioner


sebagai berikut.
Theorema :
Misalkan f (a) nilai stasioner fungsi y = f(x)
1. Jika f'' (a) < 0 maka f (a) nilai balik maksimum
2. Jika f'' (a) > 0 maka f (a) nilai balik minimum
3. Jika f'' (a) = 0 maka tak dapat disimpulkan tentang jenis f (a)
Perhatikan bahwa nilai belok horizontal tak dapat ditentukan dengan
turunan kedua.
Contoh :
Tentukan nilai stasioner dan jenisnya untuk : f (x) = x3 + 3x2 - 9x + 3
Jawab :
f (x) = x3 + 3x2 - 9x +3; f ' (x) = 3x2 + 6x – 9; f ' (x) = 0 ⇒ 3x2 + 6x - 9 = 0
x2 + 2x -3 = 0 ⇒ (x + 3) ( x - 1) = 0
x1 = -3 ⇒ f(-3) = (-3)3 + 3 (-3) - 9(-3) + 3 = 30
x2 = 1 ⇒ f(1) = (1) = (1)3 + 3(1)2 - 9(1) + 3 = -2
Nilai stasioner 30 dan -2
f '' (x) = 6x + 6
f '' (-3) = 6 (-3) + 6 = -12 < 0 ⇒ f (-3) = 30 nilai balik maksimum
f '' (1) = 6 (1) + 6 = 12 < 0 ⇒ f (1) = -2 nilai balik minimum
8.9 Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi dalam Interval Tertutup
Nilai maksimum dan minimum fungsi y = f(x) dalam interval tertutup
a ≤ x ≤ b ditentukan sebagai berikut.
1. Tentukan nilai stasioner (maksimum dan minimum) fungsi f (x)
dalam interval itu
2. Tentukan nilai f (a) dan f (b)
3. Nilai terbesar dari nilai-nilai itu merupakan nilai maksimum,
sedangkan nilai terkecil merupakan nilai minimum
Contoh :
Tentukan nilai maksimum dan nilai minimum fungsi f(x) = x2 - 4x dalam
interval.
1. -2 ≤ x ≤ 0
2. -2 ≤ x ≤ 4
3. 1 ≤ x ≤ 4
4. 3 ≤ x ≤ 4

79
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Jawab:
1. f(x) = x2 - 4x ; -2 ≤ x ≤ 0; f1 (x) = 2x - 4 = 0 ⇒ x = 2
x = 2 tidak dalam interval -2 ≤ x ≤ 0 maka, nilai stasioner tidak
ada
f(-2) = (-2)2 - 4 (-2) = 12
f(0) = 02 - 4 (0) = 0
Nilai maksimum f(-2) = 12
Nilai minimum f( 0) = 0
2. f(x) = x2 - 4x; -2 ≤ x ≤ 4; f1 (x) = 2 x -4 = 0 ⇒ x = 2
x = 2 dalam interval -2 ≤ x ≤ 4 maka, nilai stasioner
f(2) = 22 - 4 (2) = -4; f(-2) = (-2)2 - 4 (-2) = 12; f(4) = 42 - 4 (4) = 0
Nilai maksimum f(-2) = 12
Nilai minimum f(2) = -4
3. f(x) = x2 - 4x; 1 ≤ x ≤ 4
f1 (x) = 2x - 4 = 0 ⇒ x = 2
x = 2 dalam interval 1 ≤ x ≤ 4
maka nilai stasioner f (2) = 22 - 4(2) = -4
f(1) = 12 - 4(1) = -3
f(4) = 42 - 4(4) = 0
Nilai maksimum f (4) = 0
Nilai minimum f(2) = -4
4. f(x) = x2 - 4x ; 3 ≤ x ≤ 4
maka nilai stasioner tidak ada
f(3) = 32 - 4 (3) = -3
f(4) = 42 - 4 (4) = 0
Nilai minimum f(3) = -3
8.10 Soal-soal Fungsi Maksimum dan Minimum
1. Keliling suatu persegi panjang 100 cm.
Tentukan :
a. panjang dan lebar dari persegi panjang tersebut supaya
luasnya maksimum !
b. luas maksimum dari persegi panjang tersebut !
Jawab :
Misalkan panjang = p (cm) dan lebar (l cm)
a. Keliling: K = 2p + 2l
100 = 2p + 2l
50 = p + l ⇒ l = 50 – p

80
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Luas A = p . l ⇒ A = p(50 – p) = 50 – p2
Supaya A maksimum, maka dx = 0
dL

50 – 2p = 0 ⇒ p = 25 cm
l = 25 cm
b. Luas maksimum A = p . l
= (25) (25) cm2
= 625 cm2
2. Suatu perusahaan mempunyai x karyawan yang masing-masing
memperoleh gaji sebesar (150 x 2x2) rupiah. Tentukan jumlah
karyawan agar total gaji seluruh karyawan mencapai maksimum!
Jawab :
Jumlah gaji karyawan = x
Gaji masing-masing = (150 x – 2x2)
Gaji total G = x (150 x – 2x2)
Gaji total G = 150x2 – 2x3
dG
Supaya G maksimum, maka =0
dp
300x – 6x2 = 0 ⇒ 50x – x2 = 0
x(50 – x) = 0 atau x = 50
x = 0 (tidak memenuhi)
Jadi jumlah karyawan 50 orang.
3. Diketahui perkalian dua bilangan positif = 16
Tentukan bilangan-bilangan itu agar:
a. jumlahnya menjadi minimum
b. jumlah salah satu bilangan dengan kuadrat bilangan lainnya
menjadi minimum
Jawab :
a. Misalkan kedua bilangan itu x dan y
16
x . y = 16 ⇒ y =
x
K = x + y = x + 16x = x + 16 x −1

Supaya K minimum, maka dK = 0 ⇒ 1 − 16 x 2 = 0


⇒ 1 = 16 ⇒ x 2 = 16 dx
x2

81
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

x = -4 (tak memenuhi) atau x = 4


y = 164 = 4
Jadi kedua bilangan itu 4 dan 4
−2
b. L = x + y = x + ( 16x ) = x + 256 x
2 2

Supaya L minimum, maka dx dL


=0
Jadi kedua bilangan itu 8 dan 2
4. Tentukan nilai minimum dari kuadrat jarak titik P(0, 3) ke titik
Q yang terletak pada parabola!
Jawab:
Misalkan titik Q(x, y) = Q(x, x2 + 1)
jarak titik P(0, 3) ke titik Q(x, x2 + 1)
d = (x − 0)2 + (x 2 + 1 − 3)2 = x 4 − 3x 2 + 4
d 2 x 4 − 3x 2 + 4, misal d = L maka L = x − 3x + 4
2 4 2

dL
Supaya L minimum, maka =0
dx
x = 0 atau x = 2
2 3

untuk x = 0 ⇒ L = 0 − 3(0) + 4 = 4
4 2

untuk x 2 = 23 x 2 = 23 ⇒ L = ( 23 )2 − 3( 23 ) + 4 = 47
Jadi L minimum = 47
5. Sebuah bejana membentuk tabung tanpa tutup mempunyai
volume 125 cm3. Tentukan jari-jari lingkaran alas dan tinggi
tabung agar luas permukaan tabung minimum.
Jawab :
Misalkan jari-jari = r, tinggi = h, dan volume : v = πr2h
125 = ππr rhhÞ⇒ Þhh==π125
2 2 125
rπ2 r 2
Luas permukaan tabung : L = π r 2 + π rh
L = π r 2 + 2π r ( π125
r2
)
-1
L = π r 2 + 250
r = π r + 250r
2

dL
Supaya L minimum, maka =0
-2 dr
2π r - 250r = 0

82
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

125125
125 3 3 3125125125 5 55
π rππ=r r==2 Þ2⇒ ÞrÞ r=r =π=πÞπ Þ⇒
rÞ=r r= π=
=3π3125
3 125 =
π 3 =3 3
125
π rππr r 2
π ππ
125 125 5
h= = 25 = 3
πr π(3 2 )
2
π π

8.11 Menggambar Grafik Fungsi Aljabar


Untuk menggambar grafik fungsi (kurva) y = f (x) diperlukan hal-hal
berikut :
1. Titik potong dengan sumbu x (jika mudah ditetapkan)
2. Titik potong dengan sumbu y (jika mudah ditetapkan)
3. Titik stasioner dengan jenisnya
4. Interval di mana fungsi itu naik dan turun
5. Nilai y untuk x besar positif dan untuk x besar negatif.
Contoh :
1.

2. Titik potong dengan sumbu x


x = 0 ⇒ y = 0 – 9(0) = 0
Titik potong dengan sumbu y adalah (0, 0)
3.

83
Matematika
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

4. Naik turunnya fungsi :


+ – +

–√3 √3
f(x) naik pada interval x < –√3 dan x > √3
f(x) turun pada interval –√3 < x < √3

5. Untuk x → ∼ maka y → ∼

Untuk x → –∼ maka y → –∼
y
6√3 y = x2

x
–3 3

–6√3

84
Matematika

Anda mungkin juga menyukai