Statistika
Peluang
Algoritma pembagian, Penggunaan Teorema sisa & Teorema Faktor, Akar-Akar Rasional dari
persamaan suku Banyak
Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan untuk Menentukan Karakteristik SUatu Fungsi, Teorema
L'Hopital
Statistika
1. Diagram Garis
Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan
pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan
contoh :
Berikut ini adalah tabel berat badan seorang bayi yang dipantau sejak lahir sampai berusia 9 bulan.
Penyelesaian :
2. Diagram Lingkaran
Kita ketahui bahwa besar sudut satu keliling adalah 360 0 dan luas lingkaran sebanding dengan sudut
pusatnya. Cara membuat diagram lingkaran adalah lingkaran dibagi menjadi beberapa juring lingkaran
yang luas proposional terhadap setiap banyaknya data untuk setiap bagian.
Contoh :
Berikut data ini adalah data hobi dari 1.200 siswa dari SMA Budi,
3|MATEMATIKA KELAS 11 SMA
Penyelesaian :
1. Diagram Batang
Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan
sama lebar dengan batang-batang terpisah.
Contoh :
4|MATEMATIKA KELAS 11 SMA
Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004 adalah
sebagai berikut.
Penyelesaian :
Dalam diagram batang daun, data yang terkumpul diurutkan lebih dulu dari data ukuran terkecil sampai
dengan ukuran yang terbesar. Diagram ini terdiri dari dua bagian, yaitu batang dan daun. Bagian batang
memuat angka puluhan dan bagian daun memuat angka satuan.
Contoh soal :
45 10 20 31 48 20 29 27 11 8
25 21 42 24 22 36 33 22 23 13
34 29 25 39 32 38 50 5
Penyelesaian :
Mula-mula kita buat diagram batang-daun di sebelah kiri kemudian membuat diagram batang-daun di
sebelah kanan agar data terurut.
5|MATEMATIKA KELAS 11 SMA
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan atau bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tabel distribusi frekuensi tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit sedangkan
Tabel distribusi frekuensi berkelompok biasa digunakan untuk menyusun data yang memiliki kuantitas
yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang.
5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6, 8,
7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6
contoh data hasil nilai pengerjaan tugas Matematika dari 40 siswa kelas XI berikut ini.
66 75 74 72 79 78 75 75 79 71
75 76 74 73 71 72 74 74 71 70
74 77 73 73 70 74 72 72 80 70
73 67 72 72 75 74 74 68 69 80
6|MATEMATIKA KELAS 11 SMA
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi berkelompok atau
distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut.
a. Interval kelas dari contoh diatas terdapat enam interval 65-67 (interval kelas pertama), 68-70
(interval kelas kedua)......80-82 (interval kelas keenam).
b. Batas kelas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80 merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan
angka 67, 70, 73, 76, 79 dan 82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.
c. Tepi kelas (Batas Nyata Kelas),untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tepi bawah kelas
kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.
d. Lebar kelas, untuk mencari lebar kelas = tepi atas – tepi bawah, jadi lebar kelas pada tabel diatas
adalah 67,5 – 64,5 = 3.
e. Titik Tengah , untuk mencari titik tengah = (batas atas + batas bawah). Dari tabel diatas :
dan seterusnya.
frekuensi relatif dari suatu data adalah dengan membandingkan frekuensi pada interval kelas itu
dengan banyak data dinyatakan dalam persen. Frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut.
Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud dengan frekuensi
kelas-kelas sebelumnya. Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu frekuensi kumulatif "kurang dari"
("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas) dan frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari"
diambil terhadap tepi bawah kelas).
Contoh :
Dari tabel data berkelompok, untuk interval kelas 74-76 (kelas 4),
hitunglah :
a. Frekuensi relatif
Penyelesaian :
b. Frekuensi kumulatif "kurang dari" untuk interval kelas 74 – 76 = 2+5+13 = 20 (Ada 20 nilai yang
kurang dari tepi atas kelas 76,5)
c. Frekuensi kumulatif "lebih dari" untuk interval kelas 74 – 76 = 4+2= 6 (Ada 6 nilai yang lebih dari
tepi bawah kelas 73,5)
Histogram merupakan diagram frekuensi bertangga yang bentuknya seperti diagram batang. Batang
yang berdekatan harus berimpit. Untuk pembuatan histogram, pada setiap interval kelas diperlukan
tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini digunakan untuk menentukan titik tengah kelas yang dapat ditulis
sebagai berikut.
Poligon frekuensi dapat dibuat dengan menghubungkan titik-titik tengah setiap puncak persegipanjang
dari histogram secara berurutan. Agar poligon "tertutup" maka sebelum kelas paling bawah dan setelah
kelas paling atas, masing-masing ditambah satu kelas.
8|MATEMATIKA KELAS 11 SMA
Contoh :
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribusi bergolong
seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligon frekuensi.
Penyelesaian :
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.
atau
atau
Contoh :
Penyelesaian :
= = = 6,05
Penyelesaian :
Rataan = = = 51
Median (Me)
Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me. Untuk data tunggal
dapat digunakan rumus :
Untuk n ganjil : Me =
Untuk n genap : Me =
10 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Me = b2 + c
Keterangan :
c = lebar kelas
N = banyaknya data
Contoh :
1.
Penyelesaian :
Me = = = =6
2.
Penyelesaian :
b2 = = 59,5
Maka Me = b2 + c
= 59,5 + 10
= 59,5 + 10
= 59,5 + 7,86
= 67,36
Modus (Mo)
Data yang paling sering muncul disebut modus. Misalnya, data hasil ulangan 10 orang siswa sebagai
berikut 7 4 6 5 7 8 5,5 7 6 7 Modus dari data itu adalah 7 sebab nilai yang paling sering muncul
adalah 7. Untuk data berkelompok menggunakan rumus sebagai berikut
Keterangan :
d1 = Selisih antara frekuensi dari kelas yang mengandung modus dan frekuensi dari kelas yang
mendahuluinya (sebelumnya).
d2 = Selisih antara frekuensi dari kelas yang mengandung modus dan frekuensi dari kelas
berikutnya
Contoh :
Penyelesaian :
12 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
L = 56 – 0,5 = 55,5 ; d1 = 20 – 10 = 10
d2 = 20 – 13 = 7; i = 7
Mo = L + i
= 5,5 + 7 = 59,62
Ukuran Letak
Kuartil (Q)
Kuartil adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
Letak Qi =
Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
N = banyak data
Qi = B b + p
Keterangan :
Jangkauan Quartil : JQ = Q3 - Q1
Jangkauan semi interkuartil : Qd = (Q3 - Q1)
Contoh :
13 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Penyelesaian :
= 6 + (6 - 6) = 6
Desil membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama besar. Jika data dibagi menjadi 100 bagian
yang sama, maka ukuran itu disebut persentil.
Keterangan:
Keterangan:
Contoh :
47, 33, 41, 37, 46, 43, 39, 36, 35, 42, 40, 39, 45
Penyelesaian :
Data setelah diurutkan menjadi 33, 35, 36, 37, 39, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46,47.
D5 = data ke-
14 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
= data ke- 7
= X7 = 40
Penyelesaian :
Ukuran Penyebaran
Jangkauan (Range)
Contoh :
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20
Penyelesaian :
= 20 - 3 = 17
Penyelesaian :
Jadi, R = 19 – 4 = 15.
Keterangan
n = ukuran data
= rataan hitung
Contoh :
12, 3, 11, 3, 4, 7, 5, 11
Penyelesaian :
= (12 + 3 + 1 + 3 + 4 + 7 + 5 + 1) = 7
SR =
= = 3,25
Simpangan Baku
Untuk menjelaskan penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan menggunakan deviasi standar atau
simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran.
untuk sampel
Untuk data yang tidak dikelompokkan ataupun data yang dikelompokkan, diperoleh nilai variansi (v)
dengan menggunakan rumus:
Contoh :
Dari 40 orang siswa diambil sampel 9 orang untuk diukur tinggi badannya, diperoleh data berikut:
Penyelesaian :
= 1494/9 = 166
S=
= = = 5,83
V = S2 = (5,83)2 = 33,99
17 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Peluang
Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi
Aturan Perkalian
Jika terdapat n buah tempat tersedia, dengan: K1 adalah banyak cara mengisi tempat pertama.; K2
adalah banyak cara mengisi tempat kedua setealh tempat pertama terisi,... dan seterusnya.; K 3 adalah
banyak cara mengisi tempat ke-n setelah (n-1) tempat tempat sebelumnya terisi, Maka banyak cara
mengisi n tempat yang tersedia itu secara keseluruhan adalah
Contoh :
Seorang ingin membuatkan plat nomor kendaraan yang terdiri dari 4 angka, padahal tersedia angka-
angka 1, 2, 3, 4, 5 dan dalam plat nomor itu tidak boleh ada angka yang sama. Berapa banyak plat
nomor dapat dibuat?
Penyelesaian :
Jadi, polisi itu dapat membuat plat nomor kendaraan sebanyak 5 × 4 × 3 × 2 = 120 plat nomor
kendaraan.
Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n.
n! = 1 x 2 x 3 x .... x (n – 2) x (n – 1) x n
Contoh :
3! = 3 x 2 x 1 = 6
3! X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 6 x 2=12
Permutasi
Contoh :
Berapakah banyak permutasi dari 2 huruf yang diambil dari 4 huruf-huruf A, B, C dan D !
Penyelesaian :
Hal ini merupakan permutasi dari 4 unsur ke dalam 2 unsur, sehingga banyak permutasi adalah
= = = 12
Untuk menghitung banyaknya permutasi jika ada unsur yang sama, Perhatikan contoh berikut.
Penyelesaian :
P= = = 15.120
c. Permutasi Siklis
Permutasi siklis adalah permutasi yang cara menyusunnya melingkar, sehingga banyaknya
menyusun n unsur yang berlainan dalam lingkaran ditulis:
Contoh :
Pada rapat pengurus OSIS SMA X dihadiri oleh 6 orang yang duduk mengelilingi sebuah meja
bundar. Berapakah susunan yang dapat terjadi?
Penyelesaian :
Kombinasi
Kombinasi k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda adalah suatu pilihan dari k unsur tanpa
memperhatikan urutannya (k ≤ n), dinotasikan dengan .
19 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Contoh :
1. Hitunglah
Penyelesaian :
= = = = 5 x 2 = 10
Penyelesaian :
= =
= = 4n + 5
n2 – n = 8n + 10
n2 – 9n – 10 = 0
(n – 10)(n + 1) = 0
n = 10 atau n = -1
Contoh :
sebuah dadu maka sisi-sisi sebuah dadu akan terlihat banyaknya titik ada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jadi
ruang sampelnya adalah {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Apabila kita melambungkan sebuah dadu sekali maka
kemungkinan angka yang muncul adalah 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Kita tidak dapat memastikan bahwa
angka 5 harus muncul atau angka 2 tidak muncul. Jadi kemungkinan munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5,
atau 6 dalam suatu kejadian adalah sama.
Contoh :
20 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Diketahui 3 buah mata uang logam mempunyai sisi angka (A) dan sisi gambar (G), dilempar sekali.
Jika P adalah kejadian muncul dua gambar dan Q adalah kejadian muncul tiga angka, nyatakan P
dan Q dalam bentuk himpunan.
Penyelesaian
Q = {AAA}
Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi pada suatu percobaan dengan ruang sampel S, di mana
setiap titik sampelnya mempunyai kemungkinan sama untuk muncul, maka peluang dari suatu kejadian
A ditulis sebagai berikut.
Keterangan :
Penyelesaian :
21 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Maka n(S) = 8
P(A) = =
P(A) = =
Jika Anda mengetahui bahwa suatu kejadian kemungkinan kecil terjadi maka peluangnya mendekati
nilai nol. Sebaliknya, jika peluang suatu kejadian yang kemungkinan besar dapat terjadi, peluangnya
mendekati nilai 1.
Contoh :
Penyelesaian :
1. Ikan hidup di darat merupakan suatu kemustahilan sehingga peluangnya sama dengan 0.
2. Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah merupakan suatu kepastian sehingga peluangnya
sama dengan 1.
3. Lumut tumbuh di daerah gurun merupakan suatu kemustahilan sehingga peluangnya sama dengan 0.
4. Muncul kartu as pada kartu remi bukan merupakan suatu kemustahilan dan bukan pula suatu
kepastian sehingga peluangnya di antara 0 dan 1, yaitu .
22 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Frekuensi harapan dari sejumlah kejadian merupakan banyaknya kejadian dikalikan dengan peluang
kejadian itu.
Keterangan :
n : banyak percobaan
Contoh :
Penyelesaian :
Kejadian Majemuk
Contoh :
1. Sebuah dadu didi enam dilemparkan sekal, berapakah peluang kejadian munculnya mata dadu angka
genap atau angka yang habis dibagi 3?
Penyelesaian :
Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6} dengan n(S) = 6, Misal A kejadian munculnya mata dadu angka
genap, dan B kejadian munculnya mata dadu angka yang habis dibagi 3, maka
Dengan rumus
= + + =
2. Dalam sebuah kantong terdapat 10 kartu, masing-masing diberi nomor yang berurutan, sebuah kartu
diambil dari dalam kantong secara acak, misal A adalah kejadian bahwa yang terambil kartu bernomor
genap dan B adalah kejadian terambil kartu bernomor prima ganjil. Tentukan peluang kejadian A atau B
!
Penyelesaian :
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
→ P(A) =
→ P(B) =
→ P(A B) = 0
A = {2, 4, 6, 8, 10}
B = {3, 5, 7}
P(A B) = {}
Dengan rumus
= + = =
Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu sekaligus. A adalah kejadian keluarnya dadu pertama angka 3 dan B
adalah kejadian keluarnya dadu kedua angka 5. Berapakah peluang terjadinya A, B, dan A B ?
24 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Penyelesaian :
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ….., (6, 6)}, n(S) = 36
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} , n(A) = 6
B = {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)} , n(B) = 6
P(A) = = =
P(B) = = =
Kejadian A dan kejadian B merupakan dua kejadian tidak saling bebas atau kejadian bersyarat apabila:
Contoh :
Dalam sebuah kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola putih. Jika sebuah bola diambil dalam kotak itu
berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian. Tentukan peluang yang terambil kedua-duanya
bola merah.
P(A) = ; P(B/A) =
= x = =
25 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Sebelum membahas rumus cosinus untuk jumlah dan selisih dua sudut, perlu kamu ingat kembali
pelajaran di kelas X. Dalam segitiga siku-siku ABC berlaku:
e. tan (A + B) =
f. tan (A – B) =
26 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Contoh :
1. Diketahui cos A = dan sin B = , sudut A dan B lancip. Hitunglah cos (A + B) dan cos (A – B).
Penyelesaian :
o cos (A + B) = cos A.cos B – sin A.sin B
= . - .
= - =-
o cos (A–B) = cos A.cos B + sin A.sin B
= . + .
= + =
2. Diketahui cos A = - dan sin B = , sudut A dan B tumpul. Hitunglah sin (A + B) dan
sin (A – B).
Penyelesaian :
o sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
= . (- ) + (- ) .
=- - =-
27 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
= . (- ) - (- ).
=- + =-
= = x
= =
= = -(2 + √3 )
c. tan 2A =
d. sin A =
e. cos A =
f. tan A =
g. tan A =
Contoh :
Penyelesaian :
= 2 . . √3 = √3
2. Jika sin = (di kuadran II), hitunglah sin 2 , maka kita peroleh cos = - dan tan = - .
28 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
c. tan A = = =2
Rumus-rumus perkalian sinus dan cosinus dalam jumlah atau selisih sinus atau cosinus.
Contoh :
Penyelesaian :
cos 75° cos 15° = (cos (75 + 15)o + cos (75 - 15)o)
= (0 + )=
e. tan a + tan b =
f. tan a - tan b =
Contoh :
= 2 . √2 . √3
= √6
b. cos 750 - cos 150 = -2 sin (750 + 150) sin (750 - 150)
= -2 . √2 .
= - √2
= -2√3
Lingkaran adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik
yang tetap
30 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Dari gambar di atas, titik O adalah pusat lingkaran. Titik A, B, C, D terletak pada lingkaran, maka OA
= OB = OC = OD adalah jari-jari lingkaran = r.
x2 + y2 = r2
(x – a)2 + (y – b)2 = r2
Bentuk umum persamaan lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0, pusat di (–A, –B) dan berjari-
jari
Contoh :
1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (0, 0) dengan panjang jari-jari 2√3 .
Penyelesaian :
Jari-jari r = 2√3. sehingga r2 = (2√3 )2 = 12. Jadi, persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dengan
jari-jari 2√3 adalah x2 + y2 = 12
Penyelesaian :
Persamaan lingkaran standar (x – a) 2 + (y – b)2 = r2. Untuk pusat (2,–1) dengan jari-jari 3√2
diperoleh
(x– 2)2 + (y – (-1))2 = (3√2)2 ↔ (x– 2)2 + (y + 1)2 = 18, jadi persamaan (x– 2)2 + (y + 1)2 = 18
3. Tentukan koordinat pusat dan panjang jari-jari lingkaran apabila diketahui persamaan lingkaran x2 +
y2 – 2x – 6y – 15 = 0
Penyelesaian :
maka diperoleh
2A = –2 2B = –6 C= –15
A = –1 B = –3
r= =
31 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
= = √25 = 5
a. Jika P (x1, y1) terletak di dalam lingkaran berlaku (x1 – a)2 + (y1 – b)2 < r2
b. Jika P (x1, y1) terletak pada lingkaran berlaku (x1 – a)2 + (y1 – b)2 = r2
c. Jika P (x1, y1) terletak di luar lingkaran berlaku (x1 – a)2 + (y1 – b)2 > r2
Contoh :
1. Tentukanlah posisi titik A(5, 1), B(4, –4), dan C(6, 3) terhadap lingkaran dengan persamaan x2 + y2 –
4x + 6y – 12 = 0.
Penyelesaian :
x2 + y2– 4x + 6y – 12 = 0
(x – 2)2 + (y + 3)2 – 12 = 13
(x – 2)2 + (y + 3)2 = 25
Penyelesaian :
x2 + y2 = 4 ↔ x2 + m2x2 + 4mx + 4 = 4
D = 16m2
Agar garis gmemotong lingkaran L di dua titik maka haruslah D > 0. Dengan demikian, 16m2 > 0
o m2 > 0
o m>0
Persamaan garis singgung yang melalui P(x1, y1) pada lingkaran x2 + y2 = r2 adalah x1x + y1y =
r2
Persamaan garis singgung yang Persamaan Lingkaran, Persamaan Garis Singgung Lingkaran
melalui P(x1, y1) pada lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = r2 adalah (x1 – a)(x – a) + (y1 – b) (y – b) =
r2
Persamaan garis singgung yang melalui P(x1, y1) pada lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By + C adalah
x1x + y1y + Ax1 + Ax + By1 + By + C = 0
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran(x – a)2 + (y – b)2 = r2 adalah y –
b = m (x – a) ± r
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
adalah y – b = m(x – a) ± r
Contoh :
Penyelesaian :
33 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
2. Tentukan persamaan garis singgung dengan gradien 2√2 pada lingkaran x2 + y2 = 16.
Penyelesaian :
m = 2√2
r2 = 16 ↔ r = 4
y = mx ± r
= 2√2 ± 4
= 2√2 ± 4
= 2√2 ± 4 √17
Suku banyak adalah suatu bentuk yang memuat variabel berpangkat. Suatu suku banyak berderajat n
dinyatakan dengan:
Contoh :
6x3 – 3x2 + 4x – 8 adalah suku banyak berderajat 3, dengan koefisien x3 adalah 6, koefisien x2 adalah –3,
koefisien x adalah 4, dan suku tetapnya –8.
Untuk menentukan nilai suku banyak dapat dilakukan dengan dua cara.
a. Cara substitusi
Contoh :
Hitunglah nilai suku banyak berikut ini untuk nilai x yang diberikan.
Penyelesaian :
34 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
f(3) = 2 . 33 + 4 . 32 – 18
= 2 . 27 + 4 . 9 – 18
= 54 + 36 – 18
f(3) = 72
a. Suku banyak f(x) dibagi (x – k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi dan f(x) sebagai sisa
pembagian, sedemikian hingga f(x) = (x – k) h(x) + f(k)
b. Suku banyak f(x) berderajat n jika dibagi oleh fungsi berderajat satu akan menghasilkan hasil bagi
berderajat (n – 1) dan sisa pembagian berbentuk konstanta.
Contoh :
Tentukan derajat dari hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak 2x3 + 4x2 – 18 dibagi x – 3 !
Penyelesaian :
b. Cara Horner
Dari penyelesaian tersebut diperoleh 2x2 + 10x + 30 sebagai hasil bagi berderajat 2 dan 72 sebagai
sisa pembagian.
Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear atau kuadrat
a. Suku banyak f(x) dibagi (ax + b) menghasilkan sebagai hasil bagi dan f (- ) sebagai sisa
b. Suku banyak f(x) dibagi ax2 + bx + c dan dapat difaktorkan menjadi (ax – p1)(x – p2) dapat ditulis f(x)
= (ax2 + bx + c) . h2(x) + [(ax – p1) . h1(p2) + f 1 ( ) di mana h2(x) merupakan hasil bagi dan (ax – p1)
h1(p2) + ( )
1. Teorema Sisa
a. Jika suku banyak f(x) dibagi (x – k), maka sisa pembaginya adalah f(k).
b. Jika suku banyak f(x) dibagi (ax + b), maka sisa pembaginya adalah f (- )
c. Jika suku banyak f(x) dibagi (x – a)(x – b), maka sisanya adalah px + q
Contoh :
Jika f(x) dibagi oleh x2 – 5x + 6 sisanya 2x + 1. Tentukan sisanya jika f(x) dibagi oleh x – 3.
Penyelesaian :
f(3) = 0 + 6 + 1
2. Teorema Faktor
Jika f(x) suatu suku banyak, maka (x – k) faktor dari f(x) jika dan hanya jika k akar Persamaan f(x) = 0.
Contoh :
Penyelesaian :
0 = –2 – 5 + 4 + p
0 = –3 + p
p=3
Jadi, p = 3.
Jika diketahui suatu suku banyak f(x) dan (x – a) adalah faktor dari f(x), maka a adalah akar dari
persamaan f(x) atau f(a) = 0.
o X1 + X 2 = -
o X1 . X2 =
o X1 +X2 +X3 = -
o X1 . X2 + X 2 . X3 + X 1 . X3 =
o X1 . X2 . X3 = -
o X1 +X2 +X3 + X4 = -
o X1 . X2 . X3 + X2 . X3. X4+ X3 . X4 . X1 + X4 . X1 . X2 =
o X1 . X2 + X 1 . X3 + X 1 . X4 + X 2 . X3 + X 2 . X4 + X 3 . X4 = -
o X1 . X2 . X3. X4= -
Contoh :
Jika salah satu akar dari suku banyak x3 + 4x2 + x – 6 = 0 adalah x = 1, tentukanlah akar-akar yang lain.
Penyelesaian :
37 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
x3 + 4x2 + x – 6 = 0
(x – 1)(x2 + 5x + 6) = 0
(x – 1)(x + 2) (x + 3) = 0
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau perkawanan atau korespondensi
dari anggota-anggota himpunan A ke anggota-anggota himpunan B.
Jika diketahui himpunan A = {0, 1, 2, 5}; B = {1, 2, 3, 4, 6}, maka relasi “satu kurangnya dari”
himpunan A ke himpunan B dapat disajikan dalam diagram panah, diagram Cartesius, himpunan
pasangan berurutan, dan dengan rumus.
a. Diagram panah
b. Diagram Cartesius
c. Himpunan berurutan
R = {(0, 1),(1,2),(2,3),(5,6)}
d. Dengan rumus
Fungsi
Fungsi ialah relasi dengan setiap unsur dari daerah asalnya dipasangkan dengan tepat satu unsur dari
daerah kawannya.
Sifat-sifat fungsi
Jika fungsi f : A B, setiap b B hanya mempunyai satu kawan saja di A, maka fungsi itu disebut
fungsi satu-satu atau injektif
Pada fungsi f : A B, setiap b B mempunyai kawan di A, maka f disebut fungsi surjektif atau
onto.
Suatu fungsi yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif atau korespondensi
satu-satu.
39 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Aljabar Fungsi
Contoh :
Penyelesaian :
= x + 2 + x2 – 4
= x2 + x – 2
Contoh :
Penyelesaian :
= x2 – 3x – (2x + 1)
= x2 – 3x – 2x – 1
= x2 – 5x – 1
Contoh :
Penyelesaian :
= (x – 5)(x2 + x)
= x3 + x2 – 5x2 – 5x
= x3 – 4x2 – 5x
Contoh :
40 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Penyelesaian :
( ) (x) =
= = =x-2
Fungsi Komposisi
Dari fungsi kita peroleh fungsi langsung memetakan himpunan A ke himpunan C. fungsi yang
langsung memetakan A ke C itu dapat dianggap sebagai fungsi tunggal yang diagramnya tampak
sebagai berikut.
Fungsi tunggal tersebut merupakan fungsi komposisi dan dilambangkan dengan g o f dibaca “fungsi g
bundaran f”. g o f adalah fungsi komposisi dengan f dikerjakan lebih dahulu daripada g.
Contoh :
41 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
a. Tentukan (g o f)(x).
b. Tentukan (f o g)(x).
Penyelesaian :
a. (g o f)(x) = g(f(x))
= g (2x - 1)
= (2x - 1)2 + 2
= 4x2 – 4x + 1 + 2
= 4x2 - 4x + 3
b. (f o g)(x) = f(g(x))
= f(x2 + 2)
= 2(x2 + 2) – 1
= 4x2 + 4 – 1
= 4x2 + 3
Fungsi Invers
Relasi R disebut fungsi invers f. Relasi R biasa dinotasikan dengan f -1 Apakah f -1 merupakan fungsi ?
ternyata bukan, mengapa? Sekarang perhatikan fungsi g berikut ini,
42 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Kita perhatikan kembali fungsi f dan g pada dua contoh dua diatas. Kenapa f –1 bukan fungsi tetapi g – 1
fungsi. Relasi f –1 bukan fungsi karena ada q elemen B yang mempunyai dua kawan yang berbeda, 3
dan 4 di dalam A. Hal ini disebabkan karena f fungsi yang tidak satu – satu.
Suatu fungsi f akan mempunyai invers, yaitu f –1 jika dan hanya jika fungsi f bijektif atau dalam
korespondensi satu-satu. Misalkan, f merupakan fungsi dari A ke B, maka f –1 merupakan fungsi invers f
jika berlaku (f –1 o f)(x) = x dan (f o f –1)(x) = x.
Jika fungsi inversnya ada, maka fungsi invers tersebut dapat dicari dengan dua cara:
Contoh :
Penyelesaian :
a. Misalkan y = f(x)
Y = 2x + 5
2x = y – 5
X=
f –1 =
43 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
f –1 (0) = =- ,
f –1 (2) = =- ,
f –1 (3). = = -1
Jika terdapat fungsi komposisi (g o f), maka (g o f) dapat dipandang sebagai suatu fungsi tunggal,
sehingga pada fungsi tersebut dapat dicari inversnya.
Pada gambar diatas, jika fungsi komposisi gof memetakan a A ke c C, maka fungsi invers dari g o f
yaitu (g o f) -1 memetakan c C kembali ke a A
Contoh :
Penyelesaian :
2x3 +1 = y → 2x3 = y - 1 → X3 = → X=
Jadi (g o f)-1(x) = X =
Pengertian Limit
Dalam matematika, limit merupakan nilai hampiran suatu variabel pada suatu bilangan real. Notasi :
44 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Contoh :
a. (2x - 4)
b. (x2 - 5x + 6)
Penyelesaian :
b. (x2 - 5x + 6) artinya jika x mendekati 4 maka (x2 – 5x + 6) akan mendekati (42 – 5.4 + 6) = 2.
Jadi, (x2 - 5x + 6) = 2.
Diketahui f(x) = 2x
Apabila nilai x makin besar, ternyata nilai f(x) makin lama makin kecil. Apabila x besar sekali atau x
mendekati tak berhingga, ditulis X → ∞ , maka nilai 2x akan mendekati nol, dikatakan limit dari 2x
untuk x mendekati tak berhingga adalah nol dan ditulis:
=0
Contoh :
Penyelesaian :
=
45 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
= = =0
Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu Fungsi Aljabar dan Trigonometri
Dari tabel terlihat jika nilai x diperbesar hingga mendekati 3, maka nilai f(x) mendekati 6, dikatakan
bahwa limit dari 2x untuk x mendekati 3 adalah 6 ditulis:
2x = 6
Menentukan limit dengan cara di atas ternyata lambat dan tidak efisien. Misalkan untuk
menyelesaikan f(x) , maka dapat dilakukan dengan cara yang lebih cepat dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
d. Jika f(a) = , maka nilai f(x), maka sederhana atau ubahlah lebih dahulu bentuk.
Contoh :
i. (5x + 7) = 5 (-2) + 7 = -3
ii. (2x2 - 3) = 2. 12 – 3 = 2 – 3 = -1
iii. = = = =∞
Contoh :
= 1 (sesuai rumus)
46 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan untuk Menentukan Karakteristik SUatu Fungsi, Teorema
L'Hopital
Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan
Contoh :
a. f(x) = 8
b. f(x) = x – 2
Penyelesaian :
a. f(x) = 8
b. f(x) = x – 2
f(x + h) = x + h – 2
f'(x) =
= = 1=1
y = , maka y' =
Contoh :
Penyelesaian :
f(x) = 3x2 + 7x
v = 7x → v' = 7 . 1 . x1 – 1 = 7x0 = 7 . 1 = 7
Contoh :
Penyelesaian :
y = x(5x + 3)
misal: u = x → u' = 1
v = 5x + 3 → v' = 5 + 0 = 5
y' = 5x + 3 + 5x
contoh :
1. f(x) = sin 3x
f'(x) = 3 cos 3x
2. f(x) = 5 sin ( x + 6)
48 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
f'(x) = 5 . cos ( x + 6)
= cos ( x + 6)
Contoh :
Tentukan gradien garis singgung dari fungsi f(x) = x3 – 3x2 di titik (–2, –20).
Penyelesaian :
f(x) = x3 – 3x2
f '(x) = 3x2 – 6x
f '(–2) = 12 + 12
= 24
Jadi, gradien garis singgung f(x) = x3 – 3x2 di titik (–2, –20) adalah m = 24
Fungsi f(x) dikatakan naik jika f '(x) > 0, dan fungsi f(x) dikatakan turun jika f '(x) < 0.
Contoh :
a. Naik
b. Turun
Penyelesaian :
f(x) = x2 – 4x → f '(x) = 2x – 4
f '(x) > 0
2x – 4 > 0
2x > 4
49 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
f '(x) < 0
2x – 4 < 0
2x < 4
x<2
Contoh :
Penyelesaian :
f(x) = x3 - x2 + 6x → f '(x) = x2 – 5x + 6
x2 – 5x + 6
(x – 3)(x – 2) = 0
x – 3 = 0 atau x – 2 = 0
x = 3 atau x = 2
x = 3 → y = f(x) = 4
x = 2 → y = f(x) = 4
o Untuk x = 3 nilai stasioner adalah 4 jenis minimum → titik stasioner minimum (3, 4 ).
Turunan Kedua
atau , atau
Contoh :
Penyelesaian :
f(x) = 2x4 – 5x
f '(x) = 8x3 – 5
f "(x) = 24x2
Teorema L'Hopital
Penggunaan turunan untuk menghitung bentuk-bentuk tak tentu limit fungsi dikenal sebagai Teorema
L'Hopital. Misal f(x) dan g(x) adalah fungsi-fungsi yang diferensiabel.
Jika g' ≠ 0 untuk setiap x ≠ a dan jika mempunyai bentuk atau pada x= a maka :
Contoh :
Penyelesaian :
= =5
=5 = =5
51 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Statistika
Penyajian Data
Peluang
Invers Fungsi
Limit Fungsi
Turunan / Diferensial
Statistika
Penyajian Data
Istilah - Istilah
Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram yang berdasarkan data kategori atau kelompok, misalnya menyajikan
jumlah penduduk di suatu daerah pada selang waktu tertentu.
Diagram Lingkaran
Bentuk penyajian data berupa lingkran yang di gunakan dengan tujuan untuk perbandingan.
Diagram Garis
Diagram garis digunakan untuk menyajikan kumpulan data yang diperoleh dari waktu ke waktu yang
berurutan.
Contoh :
b. Diagram Lingkaran
c. Diagram Garis
53 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Jawab :
a. Diagram Batang
b. Diagram Lingkaran
Sehingga :
c. Diagram Garis
Contoh :
80 30 50 70 70 70 40 80 90 50 80 90 70 70 60
60 60 70 50 60 60 60 70 60 60 80 80 80 60 70
Jawab :
Panjang Kelas
Dimana :
55 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Batas kelas bawah disesuaikan dengan nilai data yang terkecil, sedangkan batas kelas atas
disesuaikan.
Tepi kelas
Panjang kelas
Contoh
Sebuah data skor angket kegiatan berkemah siswa kelas XI program IPS adalah
50 89 88 88 65 75 82 57 61 68 75 71 48 57 62
80 75 80 75 72 75 71 79 81 79 75 64 74 68 82
Jawab :
48 50 57 57 61 62 64 65 68 68 71 71 72 74 75
75 75 75 75 75 79 79 80 80 81 82 82 88 88 89
= 89 – 48
= 41
k = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 4.8741
= 5.8741
Dibulatkan menjadi 7.
5. Batas bawah menggunkan nilai nilai terkecil dari dat, yaitu 48.
6. Sehingga dari perhitungan diatas didapat tabel distribusi frekuensi terkelompok sebagai berikut :
Contoh :
Dari tes TOEFL yang diikuti sebanyak lima kali, reva memperoleh skor 455, 512, 472, 498 dan 517.
Tentukan nilai rata-rata dari skor TOEFL yang diperoleh !
Jawab :
= 491,8
Contoh :
Jawab :
58 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Median
Nilai pengamatan yang berada di pertengahan dari sekelompok data yang telah diurutkan berdasarkan
besarnya.
Contoh :
Jawab :
2 3 4 4 4 5 5 6 7 9
Terdiri dari 10 data, sehingga nilai median berada pada data ke- 5 dan ke-6, yaitu 4 dan 5.
Segingga mediannya
= Median
Contoh :
Ukuran datanya adalah 50, maka terletak pada kelas interval 56-62, sehingga ;
= 56 - 0,5 = 55,5
= 20
= 13
p=7
= 59,7
Modus
Modus merupakan nilai yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi.
Contoh :
6 5 4 3 4 5 2 1 5 6 4 3 2 5 4 3 2 4 1 1
Jawab :
Mo = Modus
p = interval kelas
Contoh :
Jawab :
Dari kumpulan data diatas dapat diperoleh nilai modus terletak pada interval 56-62, sehingga didapat :
= 56 – 0.5 = 55.5
d1 = 20 – 10 = 10
d2 = 20 – 13 = 7
p =7
= 58,54
61 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data menjadi empat bagian data yang sama besar. Terdiri dari
kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3).
Qi = Kuartil ke-i
n = Banyak data
i = 1, 2, 3
Contoh :
65 28 90 70 45 37 45 65 70 85
Jawab :
23 37 45 45 65 65 70 70 85 90
= 37 + (45 - 37)
Q1 = 43
62 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
= 65 + (70 - 65)
= 67,5
Qi = Kuartil ke-i
p = kelas interval
i = 1, 2, 3
n = banyak data
Contoh :
Jawab :
Untuk Q1, terletak pada data ke-3, yaitu pada interval 70-79, sehingga = 70 - 0,5 = 69,5, maka
kuartil atasnya :
Q1 = + p= + 10 = 69,75
Untuk Q2, terletak pada data ke-4, yaitu pada interval 80-89, sehingga = 80 - 0,5 = 79,5, maka
kuartil bawahnya :
Q2 = + p= + 10 = 85
Desil
Desil adalah nilai pembatas yang mebagi data terurt menjadi sepuluh bagian yang sama, terdiri dari
sembilan jenis, dimulai dari desil pertama () hingga desil kesembilan ().
Letak desil :
Contoh :
7 9 12 12 12 16 18 21 21 22 23 23 23
28 28 29 32 33 34 35 35 35 35 38 39 40
Tentukan D1 dan D2 !
Jawab :
Maka :
Di = Kuartil ke-i
p = kelas interval
i = 1, 2, 3
64 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
n = banyak data
Contoh :
Jawab :
Untuk D4, terletak pada data ke-3, yaitu pada interval 70-79, sehingga = 70 - 0,5 = 69,5, maka :
D4 = + p = 69,5 + 10 = 73,5
Untuk D8, terletak pada data ke-4, yaitu pada interval 80-89, sehingga = 80 - 0,5 = 79,5, maka
kuartil bawahnya :
D8 = + p = 79,5 + 10 = 87,7
A. Jangkauan Data ( )
Merupakan selisih anatara nilai statistik maksimum dan nilai statistik minimum. Disebut juga range
data atau rentangan data.
B. Jangkauan Antarkuartil ( )
Selisih anatara nilai kuartil atas (Q3) dan kuartil bawah (Q1)
C. Jangkauan Semiinterkuartil ( )
D. Simpangan
1. Simpangan Rata-rata
o Data Tunggal
o Data Terkelompok
= Simpangan Rata-rata
= Rata-rata data
n = Banyak data
o Data Tunggal
Ragam :
Simpangan Baku :
o Data Kelompok
Ragam :
66 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Simpangan Baku :
Simpangan baku :
S = Simpangan baku
Contoh
1. Tentukan simpangan rata-rata, ragam dan simpangan baku dari data berikut :
17 21 25 25 34 40
Jawab :
= 27
= 6,667
Ragam
= 72,4
Simpangan Baku
= = 8,5
2. Tentukan simpangan rata-rata, ragam dan simpangan baku dari data berikut :
67 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Jawab :
= = = 44,25
Maka dapat kita hitung nilai simpangan rata-rata, ragam dan simpangan baku :
Simpangan rata-rata
= = = 4,525
Ragam
S2 = = = 28,685
Simpangan Baku
S= = = 5,36
Peluang
Merupakan suatu aturan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalah suatu
percobaan.
Contoh kasus :
Tersedia 3 buah kaos bewarna abu-abu, kuning dan putih, serta 2 buah celana bewarna hitam dan biru.
Maka tentukan banyak pasangan kaos dan celana yang mungkin terjadi !
Jawab :
Diagram Pohon
Berdasarkan diagram pohon diatas pasangan celana dan kaos memiliki enam kemungkinan, yaitu :
(b-a), (b-k), (b-p), (h-a), (h-k), (h-p).
Tabel Persilangan
Berdasarkan tabel persilangan diatas pasangan celana dan kaos memiliki enam kemungkinan, yaitu
: (b-a), (b-k), (b-p), (h-a), (h-k), (h-p).
Pasangan Berurutan
Dibuat seperti menggambarkan pasangan berurutan pada himpunan. untuk menentukan banyak
pasangan warna celana jeans dan kaos yang dapat disusun adalah dengan menggunakan aturan,
yaitu:
k2: banyak cara mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi
kn: banyak cara mengisi tempat ke-n setelah (n-1)tempat sebelumnya terisi.
69 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
k1 x k2 x k3 x ....... kn
Maka, untuk memilih pasangan warna celana jeans dan kaos seluruhnya ada 2 x 3 = 6 cara. Aturan
yang digunakan tersebut dikenal sebagai aturan pengisian tempat (filling slots).
B. Notasi Faktorial
Contoh :
4 ! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
4! × 3! = (4 x 3 × 2 × 1) × (3 × 2 × 1) = 24 × 6 = 144
= =4
Permutasian
Permutasi adalah susunan elemen-elemen dari suatu himpunan yang memperhatikan urutannya.
Permutasi k unsur atau objek dari unsur n yang tersedia, dengan memperhatikan urutan susunannya
dapat ditentukan dengan :
Contoh :
Jawab :
= = = = 5 x 4 = 20
2. Didalam sebuah kelas, akan dibentuk kepengurusan yang terdiri atas ketua, sekretaris, dan
bendahara. Berapa banyak cara 6 calon yang akan memperebutkan ketiga posisi tersebut ?
Jawab :
70 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Karena posisi yang diperebutkan masing-masing berbeda, kasus ini dapat dikerjakan dengan permutasi
3 unsur dari 6 unsur yang tersedia :
Permutasi n unsur, dengan k unsur yang sama dari n unsur itu (n ≥ k) adalah :
Untuk permutasi n unsur, dengan k1, k2, ...., dan kn unsur yang sama dari n unsur itu (n ≥ k 1 + k2 + .... +
kn) adalah :
Contoh :
1. Tentukan banyak susunan huruf yang dapat dibentuk dari unsur huruf-huruf pembentuk kata :
a. PANDA
b. PENDIDIKAN
Jawab :
a. PANDA
Maka :
P= = = = 5 x 4 x 3 = 20
b. PENDIDIKAN
Jadi :
P= =
= = 453.600
2. Misal terdapat 6 bendera dengan rincian 2 bendera berwarna merah, 3 bendera bewarna putih dan 1
bendera bewarna biru. Berapa banyak susunan yang dapat dibuta untuk menyusun bendera itu secara
berjajar ?
Jawab :
P= = = = 60 susunan
C. Permutasi Siklis
Misalkan terdapat unsur yang berbeda dalam susunan melingkar, banyak susunan dapat
ditentukan dengan permutasi siklis dengan aturan :
Contoh :
Sebanyak 6 orang mengadakan rapat. Mereka duduk menghadap sebuah meja bundar.
Berapa banyak cara mereka menempati kursi yang disusun melingkar itu?
Jawab:
Kombinasi
Karena banyak permutasi k unsur adalah k ! dan kombinasi tidak memerhatikan urutan maka setiap k !
permutasi merupakan satu kombinasi dari k unsur.
Contoh :
Jawab :
= = = = 15
2. Dari 10 orang yang mendaftar karyawan di suatu perusahaan, hanya akan diterima 6 orang sebagai
karyawan. Tentukan banyak cara untuk memilih keenam orang itu.
Jawab:
Pada kasus ini urutan orang yang diterima sebagai karyawan tidak diperhatikan. Jadi, kasus ini dapat
diartikan sebagai kombinasi 6 unsur dari 10 unsur yang tersedia.
= = = = 210 cara
A. Ruang Sampel
Ruang Sampel adalah himpunan semua kejadian yang mungkin diperoleh dari suatu percobaan,
dinotasikan dengan S.
1. Mendaftar
2. Diagram Pohon
3. Tabel
Contoh :
1. Tentukan ruang sampel dan banyak anggota ruang sampel dari pelemparan sebuah dadu !
Jawab :
Dadu berbentuk kubus dengan 6 sisi, sehingga kejadian yang mungkin dari pelemparan sebuah dadu
adalah munculnya mata dadu 1, 2, 3, 4, 5 atau 6, maka:
2. Tentukan ruang sampel dan banyak anggota dari ruang sampel pada percobaan pelemparan dua
buah mata uang !
Jawab :
Pada mata uang terdapat dua buah sisi, yaitu angka (A) dan gambar (G), dengan melakukan
pelemparan dua buah mata dadu secara bersama maka akan keluar pasangan, yaitu:
B. Kejadian
Contoh :
A. Definisi Peluang
Jika setiap anggota ruang sampel (S) mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul,
74 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Dimana :
Contoh :
Tentukan peluang munculnya mata dadu berangka ganjil pada pelemparan sebah dadu !
Jawab :
Maka :
Maka peluang munculnya mata dadu ganjil pada pelemparan sebuah dadu adalah 1/2 .
B. Kisaran Peluang
Jika kejadian A dalam ruang sampel S selalu terjadi, maka diperoleh n(A) = n(S) sehingga P (A) =
1.
Jika kejadian A dalam ruang sampel S tidak pernah terjadi, maka n(A) = 0 sehingga peluangnya
P(A) = 0. Oleh karena itu, nilai peluang terbatas pada 0 ≤ P (A) ≤ 1.
Fungsi harapan untuk suatu kejadian A pada suatu percobaan yang dilakukan n kali dinyatakan
sebagai :
Fh = n x P (A)
dimana :
Kejadian Majemuk
Peluang Komplemen Suatu Kejadian
P (Ac) = 1 - P(A)
dimana :
Contoh :
Tentukan peluang munculnya mata uang logam paling sedikit satu “angka” dalam percobaan
melambungkan empat mata uang loga sekaligus !
Jawab :
n (S) = 24 = 16
Kejadian paling sedikit satu “angka”, komplemennya adalah kejadian tanpa “angka”.
n (tanpa angka) = 1
= 1 - 1/16 = 15/16
Jika A dan B adalah dua kejadian yang tidak saling lepas berada dalam ruang sampel S, maka peluang
kejadian A U B ditentukan dengan :
Dimana
Contoh :
76 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Sebuah dadu sisi enam dilemparkan sekali, berpakah peluang kejadian munculnya mata dadu angka
genap atu angka yang habis dibagi 3 ?
Jawab :
Maka :
P(A B) = 1/6
Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas, maka peluang gabungan dua kejadian tersebut
ditentukan dengan :
Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu sebanyak satu kali, A adalah kejadian munculnya mata dadu < 3, dan B
adalah kejadian munculnya mata dadu ≥ 4. Carilah peluang kejadian munculnya mata dadu < 3 atau≥
4!
Jawab :
Misal :
Maka :
77 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Kejadian A dan B disebut dua kejadian yang saling bebas jika kejadian A tidak terpengaruh oleh
kejadian B atau kejadian B tidak terpengaruh oleh kejadian A.
Dimana :
Jika P(A B) ≠ P(A) x P(B), maka kejadian A dan B tidak saling bebas.
Kejadian bersyarat adalah kejadian munculnya suatu kejadian A jika disyaratkan kejadian munculnya
kejadian B terlebih dahulu.
Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi terlebih dulu ditentukan oleh :
Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi terlebih dulu ditentukan dengan :
Contoh :
Dua kubus bernomor dilempar secara bersama-sama. Jika jumlah angka yang
muncul dalam kedua kubus adalah 6, tentukan peluangnya bahwa salah satu kubus
muncul angka 2 !
Jawab :
Misalkan A adalah kejadian jumlah angka yang muncul dalam kedua kubus adalah
B = {(2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(2,5),(2,6),(1,2),(3,2),(4,2),(5,2),(6,2)}
78 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
A B = {(2,4), (4,2)}
Maka :
P (A|B) = = = 2/5
Fungsi merupakan suatu relasi yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu
anggota himpunan B.
Dinotasikan dengan :
Contoh 1 :
Jawab :
(x) = 3x + 4
Contoh 2 :
Jawab :
Misalkan x + 3 = y, maka x = y - 3,
79 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
(y) = 2 (y - 3) + 1
(y) = 2y - 6 + 1
(y) = 2y - 5
(x) = 2x -–5
Contoh 3:
a. ( + g) (x)
b. ( - g) (x)
c. ( x g) (x)
d. (x)
Jawab :
d. (x) = =
Fungsi Komposisi
Syarat Suatu fungsi dapat dikomposisikan jika daerah hasil dari adalah himpunan bagian dari daerah
asal g.
o g(x) = (g(x))
g o (x) = g( (x))
h o g o (x) = h (g( (x)))
Contoh :
a. o g(x)
b. g o (x)
c. h o g o (x)
d. h o g o (2)
Jawab :
a. o g(x) = (g(x))
o g(x) = 2(x2 + 1) - 1
o g(x) = 2x2 + 2 - 1
o g(x) = 2x2 + 1
b. g o (x) = g ( (x))
g o (x) = (2x)2 - 4x + 1 + 1
g o (x) = (2x)2 - 4x + 2
go (x) = (2x)2 - 4x + 2
sehingga :
h o g o (x) = (2x2 - 4x + 2) + 2
h o g o (x) = 2x2 - 4x + 4
d. h o g o (2) = 2 . 22 - 4 . 2 + 4
hogo (2) = 4
Invers Fungsi
Menentukan Invers suatu Fungsi
Invers fungsi merupakan hubungan kebalikan dari suatu fungsi. Maka dapat dituliskan :
Jika fungsi : A → B yang mempunyai peta (a) = b, maka invers adalah fungsi g :
B → A dengan peta g(b) = a
-1
Dapat dinyatakan dengan : g =
Suatu fungsi : A → B yang mempunyai fungsi invers -1 : B → A jika dan hanya jika
merupakan fungsi bijektif atau A dan B bekorespodensi satu-satu.
1.
1. Misalkan y = (x) .
2. Nyatakan x dalam y (x sebagai fungsi y).
3. Gantilah x dengan -1(y).
4. Gantilah y pada -1(y) dengan x untuk mendapatkan -1
(x).
Contoh :
Jawab :
a. Misalkan y = (x)
y = 2x + 5
2x = y - 5
x=
82 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
-1
(y) =
-1
b. (x) = maka :
-1(0) = =
-1(2) = =
-1(3) = =
-1
o (x) = ax + b (x) =
o (x) = -1(x) =
o (x) = alog(bx + c) -1(x) =
o (x) = abx+c -1(x) =
contoh
-1
1. Diketahui (x) = , x≠ , tentukanlah rumus !
Jawab :
Misalkan y = (x)
y=
x - 3 = y(2x + 1)
x - 3 = 2xy + y
x - 2xy = y + 3
x(1 - 2y) = y + 3
x=
-1
(y) =
-1
Jadi, rumus fungsi inversnya adalah (x) =
-1
b. Gambarlah grafik fungsi (x) dan (x)
Jawab :
a. Misalkan y = (x)
y = 2x + 6
2x = y - 6
x=
-1
(y) =
-1(x) =
Untuk (x) = 2x + 6
Untuk -1(x) =
Apabila terdapat fungsi (x), g(x), dan h(x), maka Fungsi invers apabila dikomposisikan menjadi :
84 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
o ( o g)-1 (x) = ( -1 o g-1) (x)
o (g o )-1 (x) = (g-1 o -1) (x)
o (h o g o )-1 (x) = (h-1 o g-1 o -1
) (x)
Contoh :
Diketahui fungsi dan fungsi g sebagai berikut : (x) = x + 3 dan g(x) = 2x - 1. Tentukalah fungsi
invers dari (g o )-1 (x) !
Jawab :
Menentukan (g o ) (x)
(g o ) (x) = g( (x))
(g o ) (x) = 2(x + 3) - 1
(g o ) (x) = 2x + 6 - 1
(g o ) (x) = 2x + 5
Misal y = 2x + 5
2x = y - 5
x=
---> (g o ) (x) =
85 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Limit Fungsi
Limit Fungsi Aljabar
Limit Fungsi Aljabar
Contoh 1:
Jawab :
limx→3 = limx→3
= limx→3 x + 2 = 3 + 2 = 5
Contoh 2 :
Jawab :
limx→2 = limx→2
= limx→2 = = 1/4
Dalam menentukan nilai limit suatu fungsi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Substitusi
Dengan mengganti nilai x pada fungsi sesuai dengan nilai x pendekatan limit.
Contoh :
1.
1. limx→3 2x - 8 = 2 . 3 - 8 = -2
2. limx→3 (x2 + 2x + 1) = 32 + 2 . 3 + 1 = 16
b. Faktorisasi
86 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Digunakan apabila menggunakan cara substitusi saja menghasilkan bilangan pecahan , yang
berarti bilangan tersebut tak terdefenisi.
Contoh :
o limx→4 = limx→4
= (x + 4) = 4 + 4 = 8
Digunakan saat bentuk fungsi berupa akar, yang bertujuan untuk menghilangkan bentuk akar
sehingga menjadi lebih sederhana.
o (x - a) bentuk sekawan dari (x + a)
o (√x - a) bentuk sekawan dari (√x + a)
o (√x - √y) bentuk sekawan dari (√x + √y)
Mengalikan dengan faktor sekawan juga digunakan untuk merasionalkan pecahan dengan
penyebut yang berbentuk akar. Kemudian agar nilai pecahannya tidak berubah pecahan semula
harus dikalikan dengan pecahan yang bernilai satu.
o
= x
= x
= x
Contoh :
= =
Contoh
a. =
= (x2 + 3x + 9)
= 32 + 3 . 3 + 9 = 27
= = =0
Teorema Limit
1. limx→c a = a
2. x=c
3. (x) = (c)
4. a . (x) = a . (x)
88 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Contoh
1. 10 = 10
2. 5x2 = 5 x2 = 5 . 12 = 5
= 3. x2 - 2x
= 3 . 42 - 2 . 4 = 48 - 8 = 40
4. =
= = 6/5
5. =
=
89 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
= = -1
Untuk limit dengan a bilangan real dengan bentuk bernilai ∞, karena 0 disini merupakan
bilangan dengan nilai yang sangat kecil.
Untuk limit mendekati tak hingga dengan bentuk limx→∞ , maka akan berlaku :
=∞
=0
contoh :
1. = 2/4 = 1/2
2. = 3/2
90 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
( )= ( )x
= = 0/2 = 0
Menggunakan Rumus
Untuk fungsi limit dengan bentuk berikut dapat diselesaikan menggunakan persamaan :
Contoh :
Tentukan ( - )!
Jawab :
( - )=
= . =
Limit fungsi merupakan dasar perhitungan dalam menentukan turuan atau diferensial suatu fungsi.
Turunan dari fungsi (x) adalah '(x). Fungsi '(x) dapat ditulis dalam bentuk limit fungsi yaitu :
Contoh :
Jawab :
= 2x + 0 = 2x
Turunan / Diferensial
Rumus :
1.
1. y=c → y' = 0
2. y=x → y' = 1
3. y = x → y' = n.xn-1
n
8. → y' =
Aturan rantai :
92 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
Contoh:
Jawab :
= 2u , =3
Contoh
Contoh :
1. (x) = 10
Maka :
2. (x) = 5x + 2
Maka :
3. (x) = 4x5
Maka :
4. (x) = x-3
Maka :
Maka :
Maka :
Maka :
v = ( ) → v' =
= + + +
= +
= + (menggunakan persamaan 7)
8. (x) =
Maka :
(x) = =
'(x) =
u = 2x2 - 1 → u' = 4x
v = 3x + 5 → v' = 3
'(x) =
Jika titik P(x1,y1) terletak pada kurva y = (x) persamaan garis singgung kurva melalui titik
P(x1,y1) adalah :
Sejajar → m1 = m2
Berpotongan → m1 ≠ m2
Tegak lurus → m1 . m2 = -1
Berimpit → m1 = m2
Contoh
Jawab :
m = y' = (x2 - 2x + 1) = 2x - 2
Jika x = 0, maka :
m = 2x - 2 = 2 . 0 - 2 = -2
y - y1 = m(x - x1)
y - 1 = -2(x - 0)
y - 1 = -2x
2x + y = 0
2. Tentukan persamaan garis singgung kurva (x) = x3 + 3x2 - 2x - 5, yang titik absisnya -2 !
Jawab :
95 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
y = (x) = x3 + 3x2 - 2x - 5
= -8 + 12 + 4 - 5
=3
y - y1 = m(x - x1)
y - 3 = (-2) (x - (-2))
y - 3 = -2x - 4
2x + y - 3 + 4 = 0
2x + y + 1 = 0
Contoh :
a. Fungsi Naik
b. Fungsi Turun
Jawab :
96 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
'(x) = ( x3 + 3x2 - 4)
= x2 + 8x
Maka :
x2 + 8x > 0
x(x + 8) > 0
x2 + 8x < 0
x(x + 8) < 0
-8 < x < 0
Titik Stasioner
Titik stasioner adalah titik tempat fungsi berhenti naik atau turun untuk sementara, yaitu mempunyai
gradien sama dengan nol. Atau biasa diesebut dengan titik balik maksimum atau minimum dari suatu
kurva.
Syarat stasioner :
Jenis-jenis stasioner :
Contoh
Jawab :
y' = 2x - 3
2x - 3 = 0
2x = 3
x = 3/2
Jawab :
y = x4 - x2 + 5 maka y' = x3 - x
x3 - x = 0
x(x2 - 1) = 0
x(x - 1)(x + 1) = 0
Maka x = 0, x = 1 dan x = -1
Jika :
Sehingga titik (0,5) merupakan titik stasioner maksimum, sedangkan titik (1, ) dan (-1, ) merupakan
titik stasioner minimum.
Berikut beberapa contoh penyelesaian kasus pada kehidupan sehari-hari menggunakan konsep
turunan :
1. Sebuah perusahaan ekspor dan impor memiliki x karyawan yang masing-masing memperoleh gaji
(180x - 3x2) ribu rupiah perbulan. Tentukan :
a. Berapa jumlah karyawan perusaaan tersebut agar total gaji seluruh karyawan maksimum ?
Jawab :
y' = 0
180 - 6x = 0
6x = 180
x= = 30
b. Jika total karyawan x = 30 orang, maka total gaji yang diberikan perusahaan untuk 30 orang adalah
:
y = 2700
2. Pertumbuhan produksi tepung terigu suatu perusahaan setelah berjalan selama t bulan adalah p(t)=
(400t - 5t2) ton. Tentukan produksi maksimum !
Jawab :
p'(t) = 0
400 - 10t = 0
400 = 10t
t = 40
100 | M A T E M A T I K A K E L A S 1 1 S M A
p = 8000
Jadi, perusahaan tepung tersebut menghasilkan produksi maksimum 8.000 ton tepung dalam waktu
40 bulan.
Turunan Kedua
Contoh :
Jawab :
(x) = x3 + 3x2 - 2x - 5
'(x) = 3x2 + 6x - 2
''(x) = 6x + 6